Organisasi sel naufal

65
Mekanisme Adaptasi Sel dr. Rhomadon Apdani, S.Ked STIKES YARSI PONTIANAK

description

ORGANISASI SEL BY : naufal aditya pontianak

Transcript of Organisasi sel naufal

Page 1: Organisasi sel   naufal

Mekanisme Adaptasi Sel

dr. Rhomadon Apdani, S.KedSTIKES YARSI PONTIANAK

Page 2: Organisasi sel   naufal

Pokok bahasan

Mekanisme adaptasi sel:1. Organisasi sel2. Modalitas cedera sel3. Sel yang diserang4. Perubahan morfologis pada sel yang cedera

sub-letal5. Klasifikasi patologik

Page 3: Organisasi sel   naufal

Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar yang hidup yakni sel sel dan tiap organ merupakan kelompok sel yang berbeda-beda yang saling menghubungkan satu sama lainnya oleh struktur penunjang interselular.

Page 4: Organisasi sel   naufal

• Tiap macam sel dapat beradaptasi secara khusus untuk membentuk suatu fungsi yang khas.

• Sel itu juga berkemampuan untuk berkembangbiak dan bila salah satu macam sel itu rusak oleh salah satu penyebab, maka sel-sel yang tertinggal seringkali membagi diri lagi terus menerus sampai jumlahnya mencukupi kembali.

Page 5: Organisasi sel   naufal

Definisi Sel

The cell is the basic structural and fungsinal unit of all living things.

Yaitu unit kehidupan , kesatuan lahiriah yang terkecil yang menunjukan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari tubuh manusia.

Page 6: Organisasi sel   naufal

• Kerusakan pada sel dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan, kerusakan jaringan dapat berlanjut kepada kerusakan organ dan kerusakan organ dapat berakhir pada kegagalan sistem tubuh dalam menjalankan fungsinya.

• Akibat yang fatal adalah kematian.

Page 7: Organisasi sel   naufal

Karakteristik mahluk hidup :

- bereproduksi- tumbuh- melakukan metabolisme- beradaptasi terhdp perubahan internal dan eksternal

Page 8: Organisasi sel   naufal

Struktur Sel

• Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yg dinamakan organel.

• Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma keduanya dipisahkan oleh membrane inti.

• Sitoplasma dipisahkan dgn cairan sekitarnya oleh membran sel .

• Berbagai zat yg membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma.

Page 9: Organisasi sel   naufal
Page 10: Organisasi sel   naufal
Page 11: Organisasi sel   naufal
Page 12: Organisasi sel   naufal
Page 13: Organisasi sel   naufal
Page 14: Organisasi sel   naufal

1. Membran Sel,

Terutama terdiri atas lipid dan protein, merupakan struktur elastis yg sangat tipis, penyaring selektif zat-zat tertentu, memberi bentuk sel tetapi melekatkannya pada sel lain.

Bahkan yang lebih penting membran sel bekerja sebagai pintu gerbang dari dan ke sel, memungkinkan hanya zat-zat tertentu saja lewat pada kedua jurusan dan bahkan secara aktif mengangkut beberapa zat secara selektif.

Page 15: Organisasi sel   naufal

2. Membran inti,

Merupakan dua membran yang saling mengelilingi. Pada kedua membrane yg bersatu merupakan tempat yang permeabel sehingga hampir semua zat yg larut dapat bergerak antara cairan inti dan sitoplasma.

Page 16: Organisasi sel   naufal

3. Retikulum endoplasma, tdd :

- RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa protein.- RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan enzimatik sel.

Page 17: Organisasi sel   naufal

4. Komplek golgi.Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE kemudian disekresikan.

5. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur organel sel yang terutama terdiri atas protein yang terlarut dalam cairan tersebut, elektrolit-elektrolit, glukosa, dan sedikit fosfolipid, kolesterol dan ester asam lemak. Juga mengandung banyak mikrofilamen yang terdiri atas protein fibrilar, sehingga terbentuklah bahan yang agak padat yang menyokong membrane sel.

Page 18: Organisasi sel   naufal

6. Mitokondria,

• adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam sel. Merupakan sumber tenaga dari sel karena dioksidasi berbagai zat makanan untuk menghasilkan tenaga pengerak bagi kegiatan-kegiatan lain dari sel, termasuk untuk katabolisme / pernafasan sel.

• Tanpa mitokondria maka sel-sel tidak mampu menyadap jumlah energy dari makanan dan oksigen, dan akibatnya fungsi-fungsi yang penting dari sel akan berhenti.

Page 19: Organisasi sel   naufal

7. Lisosom, adalah bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan merupakan organ pencernaan sel.8. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada pembelahan sel.9. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg disebut gen.10. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung banyak sekali RNA. Jumlah dapat satu atau lebih.

Page 20: Organisasi sel   naufal

Sistem Fungsional Sel• Sebuah sel agar dapat hidup dan bertumbuh

memperoleh bahan makanan melalui :1. Penelanan dan pencernaan oleh sel. Zat-zat dpt melewati membran dengan cara :- difusi : melalui pori-pori didalam membran sel.- transfort aktif : suatu mekanisme dimana sistem enzim dan protein pengangkut yang khusus akan mengangkut bahan-bahan melalui membrane. - endositosis , yaitu mekanisme membrane menelan cairan ekstra sel dan isinya. Tdd : fagositosis dan pinositosis.

Page 21: Organisasi sel   naufal

• Fagositosis penelanan partikel besar oleh sel seperti bakteri, partikel2 degeneratif jaringan. Fagositosis menelan sedikit cairan ekstra sel dan senyawa yg larut.

• Pinositosis berarti pembentukan vesikel-vesikel yang sangat kecil sekali yang mengisi cairan ekstraselular.

Page 22: Organisasi sel   naufal

2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria). Bahan-bahan utama darimana sel-sel itu dapat menyadap energy adalah oksigen dan bahan makanan (karbohidrat, protein, lemak).

Didalam sel, bahan makanan ini akan bereaksi secara kimiawi dengan oksigen dibawah pengaruh bermacam-macam enzim yang mengatur kecepatan reaksi dan menyalurkan energy yang dihasilkan.

Page 23: Organisasi sel   naufal

Semua reaksi oksidatif terjadi di dalam mitokondria, dan energIyang dilepaskan itu akan dipakai untuk membentuk ATP.

1 ATP menghasilkan 8000 kalori. ATP dipakai oleh seluruh sel untuk memperkuat atau memberi metabolisme di dalam sel.

Page 24: Organisasi sel   naufal

Modalitas Cedera Sel• Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang

selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yang merusak akan bereaksi :- Beradaptasi,- Jejas / cedera reversible- Kematian

Page 25: Organisasi sel   naufal

• Kerusakan sel dapat terjadi pada berbagai organel sel, tetapi yang paling sering mengalami kerusakan adalah :1. Membran sel2. Mitokondria3. Nukleus4. Sitoskeleton

Page 26: Organisasi sel   naufal

Penyebab Cedera Sel

• Sel dapat cedera akibat berbagai stressor. Cedera terjadi apabila stressor tersebut melebihi kapasitas adaptif sel.

• Stressor penyebab cedera sel antara lain :

Page 27: Organisasi sel   naufal

1. Hipoksia, akibat dari :• Hilangnya perbekalan darah karena gangguan

aliran darah serta gangguan kardiorespirasi

• Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. : anemia dan keracunan.

• Respon sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat keparahan hipoksia: sel-sel dapat menyesuaikan , terkena jejas, kematian.

Page 28: Organisasi sel   naufal

• Contoh :otot-otot hipoksia Penyempitan arteri femoralis skelet akan atropi. Atropi ini mencapai keseimbangan antara kebutuhan metabolik dan perbekalan oksigen yg tersedia. jejas atau Hipoksia yg lebih berat kematian sel.

Page 29: Organisasi sel   naufal

• 2. Bahan kimia (termasuk obat-obatan)Bahan kimia menyebabkan perubahan pd beberapa fungsi sel : permeabilitas selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim atau kofaktor.

• Racun menyebabkan kerusakan hebat pd sel dan kematian individu.

Page 30: Organisasi sel   naufal

• 3. Agen fisik- Trauma mekanik, yg dpt merusak sel dapat menyebabkan pergeseran organisasi organel intra sel .- Suhu rendah : ggn suplai darah, vasokontriksi - Suhu tinggi : membakar jaringan. - Perubahan mendadak tekanan atmosfir, menyebabkan ggn perbekalan darah untuk sel-sel individu yg berada dibawah tingginya gas-gas atmosfir terlarut dlm darah

Page 31: Organisasi sel   naufal

• . jika mendadak kembali tek. Atm ke tekanan normal zat-zat tersebut akan keluar dari larutan secara cepat dan menyumbat aliran darah terjebak dalam sirkulasi mikro membentuk gelembung2 jejas hipoksia .

Page 32: Organisasi sel   naufal

- Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yg ada di dalam sel atau karena ionisasi sel yg menghasilkan radikal “panas” yg secara sekunder bereaksi dgn komponen intrasel - Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan : luka bakar. Serta ggn jalur aritmi jantung konduksi saraf

Page 33: Organisasi sel   naufal

• 4. Agen mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia , jamur dan protozoa mengeluarkan eksotoksin Bakteri merusak sel-sel penjamu merangsang respon atau mengeluarkan endotoksin timbul reaksi peradangan. Timbul reaksi hipersensitivitas tehadap agen immunologi yg merusak sel.

Page 34: Organisasi sel   naufal

Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau streptococcus, gonore, sifilis, kolera dll.

setelah berada dalam sel Virus virus akan mewariskan gen-gen pada sel baru

DNA virus menyatu dgn DNA sel mengambil alih fungsi sel. RNA virus akan mengontrol fungsi sel.:

Contoh penyakit : ensefalitis, , campak jerman, rubella, poliomyelitis, hepatitis , dll

Page 35: Organisasi sel   naufal

• 5. Mekanisme ImunReaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada sel. Antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen. Antigen endogen (misal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.

Page 36: Organisasi sel   naufal

• 6. Gangguan genetikMutasi, dapat menyebabkan: mengurangi suatu enzim, kelangsungan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yg diketahui.7. Ketidakseimbangan Nutrisi- defisiensi protein-kalori- avitaminosis- aterosklerosis, obesitas- kelebihan kalori

8. Penuaan

Page 37: Organisasi sel   naufal

• Mekanisme Adaptasi Sel

1. Adaptasi Terhadap Peningkatan Beban Kerja Sel

• 2. Adaptasi Terhadap Penurunan Beban Kerja Sel

Berdasarkan 2 bagan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sel beradaptasi terhadap cedera ada 3 cara yaitu :1. Menambah atau mengurangi ukuran sel (hipertrofi dan atrofi).2. Menambah atau mengurangi jumlah sel (hiperplasia dan involusi).3. Merubah ukuran sel (metaplasia).

Page 38: Organisasi sel   naufal

Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.1. Atropio Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna dengan ukuran normal.o Merupakan bentuk reaksi adaptasi. Bila jumlah sel yg terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh berkurang atau mengalami atropi.

Page 39: Organisasi sel   naufal

• o Sifat : - fisiologik misalnya aging seluruh bagian tubuh tampak mengecil secara bertahap. proses patologik (pasca peradangan), misal keadaan kurus kering akibat marasmus dan kwashiorkor, emasiasi / inanisi (menderita penyakit berat), melemahnya fungsi pencernaan atau hilangnya nafsu makan - umum atau local.penurunan aktivitas endokrin dan pengaruhnya atas target sel dan target organ.

Page 40: Organisasi sel   naufal

• Penyebab atropi :- berkurangnya beban kerja- hilangnya persarafan- berkurangnya perbekalan darah- hilangnya rangsangan hormone

Page 41: Organisasi sel   naufal

2. HipertropiYaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuhUkuran sel jaringan atau organ yg menjadi lebih besar dari ukuran normalnya.Bersifat fisiologik dan patologik, umum atau lokal

Page 42: Organisasi sel   naufal

• Hipertropi dapat memberi variasi fungsional : jika yang sel parenkim yg membesar – meningkat.- menurun sel jika hipertropi akibat proliferasi unsur stroma atau substansi antar sel penurunan fungsi parenkim terdesak.- Normal -- > hipertropi murni jika terjadi pada jaringan atas sel permanent dan dipicu oleh pengangkatan fungsi.misal otot rangka pada binaragawan

Page 43: Organisasi sel   naufal

3. Hiperplasia

• Dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau keadaan kekurangan sekret atau produksi sel terkait.

• Hanya dapat terjadi pada populasi sel labil ( dalam kehidupan ada siklus sel periodic, sel epidermis, sel darah) . atau sel stabil (dalam keadaan tertentu masih mampu berproliferasi, misalnya : sel hati, sel epitel kelenjar.Tidak terjadi pada sel permanent (sel otot rangka, saraf dan jantung)

Page 44: Organisasi sel   naufal

5. MetaplasiaIalah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain :Misalnya sel epitel torak endoservik daerah perbatasan dgn epitel skuamosa, sel epitel bronchus perokok.

Page 45: Organisasi sel   naufal

6. Displasia• Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda dapat melngalami ganguan polarisasi pertumbuhan sel reserve, sehingga timbul keadaan yg disebut displasia.• Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat

• Jika jejas atau iritan dpt diatasi adaptasi dan displasia dapat normal kembali.• Tetapi jika keadaan displasia keganasan intra epithelial/insitu berat dan tdk ditanggulangi

Page 46: Organisasi sel   naufal

• 7. Degenerasi o Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai perubahan morfologik, akibat jejas non fatal pada sel.o Dalam sel jaringan terjadi : akumulasi cairan atau storage (penimbunan) zat dalam sel. perubahan morfologik terutama dlm sitoplasma. organel sel mengembung/bengkak.disebut Sitoplasma keruh atau granuler kasar degenerasi bengkak keru (claude swelling).

Page 47: Organisasi sel   naufal

• - Ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament mitokondria- Terbentuk fragmen-partikel yg mengandung unsur lipid dan protein (albumin) edema intrasel, disebut degenerasi albumin.- Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi pembengkakan vesikel , kemunduran akan tampak vakaula intra sel ini disebut degenarasi vakuoler atau hidrofik

Page 48: Organisasi sel   naufal

• o Kedua proses degenerasi tersebut masih reversible.o Reaksi sel terhadap jejas yang masih reversible disebut degenerasio Reaksi sel terhadap jejas yang ireversible menuju kematian disebut nekrosis

Page 49: Organisasi sel   naufal

8. Infiltrasi

Bentuk retrogresi dgn penimbunan metabolit sistemik pada sel normal (tdk mengalami jejas langsung jika melampaui batas maka sel akan pecah.) akan ditanggulangi oleh system makrofag.

Page 50: Organisasi sel   naufal

Pengaruh stimulus yang menyebabkan cedera pada sel :1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah satu reaksi metabolisme atau lebih di dalam sel2. Kelainan fungsi, (misal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau lainnya) kelainan kerusakan biokimia pada sel (Cedera fungsi). Tetapi tidak semua, jika sel banyak cedera, memiliki cadangan yg cukup sel tidak akan mengalami gangguan fungsi yg berarti.

Page 51: Organisasi sel   naufal

3. Perubahan morfologis sel yg menyertai kelainan biokimia dan kelainan fungsi.Tetapi saat ini masih ditemukan sel secara fungsional terganggu namun secara morfologis tidak memberikan petunjuk adanya kerusakan.

Page 52: Organisasi sel   naufal

4. Pengurangan massa atau penyusutanPengurangan ukuran sel jaringan atau organ disebut atropi (lebih kecil dari normal).5. Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang kurang kompleks).6. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit.7. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasi

Page 53: Organisasi sel   naufal

Jenis Cedera Sel

•Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel maka perubahan yang pertama kali terjadi adalah terjadinya kerusakan biokimiawi yang mengganggu proses metabolisme.

• Sel bisa tetap normal atau menunjukkan kelainan fungsi yang diikuti dengan perubahan morfologis.

Page 54: Organisasi sel   naufal

Gangguan fungsi tersebut bisa bersifat reversibel ataupun ireversibel sel tergantung dari mekanisme adaptasi sel. Cedera reversibel disebut juga cedera subletal dan cedera ireversibel disebut juga cedera letal.

Page 55: Organisasi sel   naufal

1. Cedera Subletal

Cedera subletal terjadi bila sebuah stimulus menyebabkan sel cedera dan menunjukkan perubahan morfologis tetapi sel tidak mati. Perubahan subletal ini bersifat reversibel dimana bila stimulusnya dihentikan maka sel akan kembali pulih seperti sebelumnya. Cedera subletal ini disebut juga proses degeneratif.

Page 56: Organisasi sel   naufal

Perubahan degeneratif cenderung melibatkan sitoplasma sel, sedangkan nucleus mempertahankan integritas sel selama sel tdk mengalami cedera letal.

Page 57: Organisasi sel   naufal

Bentuk perubahan degeneratif sel :

•1. pembengkakan sel

• Bentuk perubahan degeneratif yang paling sering terjadi adalah akumulasi cairan di dalam sel akibat gangguan mekanisme pengaturan cairan. Biasanya disebabkan karena berkurangnya energi yang digunakan pompa natrium untuk mengeluarkan natrium dari intrasel. Sitoplasma akan terlihat keruh dan kasar (degenerasi bengkak keruh).

Page 58: Organisasi sel   naufal

Gangguan metabolisme pembentukan energi dan Kerusakan membrane sel influk air ke peningkatan konsentrasi Na kemampuan memompa ion Na menurun pembengkakan sel.

Dalam sel Bengkak keruh, menggambarkan perubahan sel yang menunjukan keadaan setengah matang dan secara mikroskopik terlihat sitoplasmanya granular.

Page 59: Organisasi sel   naufal

Organel sel juga menyerap air yg tertimbun dalam pembengkakan mitokondria, pembesaran RE dll. sitoplasma Pada pemeriksaan mikroskopik akan tampak sitoplasma bervakuola. Ini disebut perubahan hidropik atau perubahan vacuolar.

Page 60: Organisasi sel   naufal

2. Penimbunan lipid intra sel

•Dapat juga terjadi degenerasi lebih berat yaitu degenerasi lemak atau infiltrasi lemak dimana terjadi penumpukan lemak intrasel sehingga inti terdesak ke pinggir. Jaringan akan bengkak dan bertambah berat dan terlihat kekuning-kuningan.

• Misalnya perlemakan hati (fatty liver) pada keadaan malnutrisi dan alkoholik.Secara mikroskopis, sitoplasma dari sel-sel yg terkena tampak bervakuola, vakoula berisi lipid.

Page 61: Organisasi sel   naufal

• Misal : pada hati banyak lipid yg tertimbun di dalam sel inti sel terdesak ke satu sisi dan sitoplasma diduduki oleh satu vakuola besar yg berisi lipid.

• Hati yang terserang hebat akan berwarna kuning cerah, jika disentuh terasa berlemak. Jenis perubahan ini disebut perubahan berlemak atau degenerasi lemak.

Page 62: Organisasi sel   naufal

2. Cedera Letal

Bila stimulus yang menyebabkan sel cedera cukup berat dan berlangsung lama serta melebihi kemampuan sel untuk beradaptasi maka akan menyebabkan kerusakan sel yang bersifat ireversibel (cedera sel) yang berlanjut kepada kematian sel.

Page 63: Organisasi sel   naufal

KALSIFIKASI PATOLOGIK

• Kalsifikasi : proses diletakannya (pengendapan) kalsium dalam jaringan pembentukan tulang (Kalsifikasi fisiologi)

• Kalsifikasi patologi merupakan proses yg sering, juga menyatakan pengendapan abnormal garam-garam kalsium, disertai sedikit besi, magnesium dan garam-garam mineral lainnya dalam jaringan

Page 64: Organisasi sel   naufal

Terjadi pada :• 1. Kalsifikasi metastatik : hiperkalsemi akibat hipertiroid, tumor tulang,

atrofi tulang, hipervitaminosis D, dll. Tanpa didahului kerusakan jaringan.

2. Kalsifikasi distropik : proses kalsifikasi pada jaringan yg telah mengalami kerusakan terlebih dahulu.Kerusakan dapat bersifat degenerasi atau nekrosis.Contoh lithopedion, bayi membatu pada janin yang mati dalam kandungan.

3. Kalsinosis, terjadi kalsifikasi pd jaringan yang tampak normal atau yang menunjukan kerusakan sitemik

Page 65: Organisasi sel   naufal

• 4. Pembentukan tulang heterotropik, meliputi 3 proses diatas disertai pergantian proses, dari kalsifikasi menjadi pembentukan tulang. Pembentukan tulang terjadi akibat depo kalsium abnormal yg dapat metaplasi kearah osteoblastik dan membentuk/merangsang sel fibroblast tulang.

•5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri, terjadi pada arteiosklerosis, ini termasuk kalsifikasi distropik.