ORGANISASI KEPOLISIAN

128
1 KOMBES POL Drs. FERDINAND WIBISONO, SH., M.Si

description

ORGANISASI KEPOLISIAN. KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. KOMBES POL Drs. FERDINAND WIBISONO, SH., M.Si. ILMU ORGANISASI ?. VISI MISI. TUGAS POKOK PERAN WEWENANG FUNGSI. PEMIMPIN (MANUSIA SDM). PENDAPAT PAKAR. POLRI. ILMU MANAJEMEN ?. PUAN MANAJERIAL. ILMU - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ORGANISASI KEPOLISIAN

Page 1: ORGANISASI KEPOLISIAN

1

KOMBES POL Drs. FERDINAND WIBISONO, SH., M.Si

Page 2: ORGANISASI KEPOLISIAN

2

ILMU

MANAJEMEN ?

ILMU

ADMINISTRASI ?

ILMU

ORGANISASI ?

PEMIMPIN

(MANUSIASDM)

POLRI

PUAN MANAJERIA

L

VISI MISI

PENDAPAT PAKAR

- TUGAS POKOK

- PERAN

- WEWENANG

- FUNGSI

SISTEM ADM NEGARA RI

SISTEM PERADILAN PIDANA RI

SISTEM HAN & KAM RI

Page 3: ORGANISASI KEPOLISIAN

3

POKOK2 KEBIJAKSANAANKIB IIPROG. 100 HRPROG. 1 THNPROG. 5 THN

TUPOK

VISI

MISI

PER UU AN MIND SET

UUD 1945 FALSAFAH KEPOLISIAN (TRI BRATA)

KUHAP BERPIKIR POSITIF

UU NO. 2 TH 2002

PRINSIP KEPOLISIAN

REN OR LAK DAL

MAN, MONEY, MATERIAL & METODE

INDIKATOR KEBERHASILAN

PARTISIPASI & DUKUNGAN MASYARAKAT

• PERCAYA• HORMAT• PATUH• RASA TURUT MEMILIKI

• CIPTAKAN RASA AMAN• KEADILAN• KEPUASAN• KEPASTIAN HUKUM• KATKAN TARAF HIDUP MASY

OUT PUT

• HARKAMTIBMAS

• GAKKUM

• PELINDUNG • PENGAYOM

• PELAYAN

OUT COME

• SITKONBANG• KAT SAJAH MASY

MNJ. WAKTUMNJ. PERSONILMNJ. KEUANGANMNJ. MATERIALMNJ. PENGAWASAN

ORGANISASI

PEMERINTAH

FUNGSI KEPOLISIAN

INTELIJEN BRIMOB

RESERSE POL AIR

SAMAPTA POL UDARA

LANTAS SATWA KEPOLISIAN

BIMMAS LABORATORIUM

IDENTIFIKASI

Page 4: ORGANISASI KEPOLISIAN

4

STABILISATOR,MEDIATOR,

KOORDINATOR TERPERCAYA

KEPALA KELUARGA

YG BAHAGIA

PANUTAN YG IDEAL

BAPAK PEMBIMBING

PIMPINAN /KOMANDAN

HANDALGURU YANG

MAHIRMANAJER TANGGUH

IPTEK

PERAN PEMIMPIN DI POLRI

Page 5: ORGANISASI KEPOLISIAN

PENGERTIAN ORGANISASI5

PFIFFNER & SHERWOOD : ORGANISASI ADLH POLA, JALAN, TMPT SEJUMLAH MANUSIA, …TURUT SERTA DLM SATU KOMPLEKSITAS TUGAS, MENGHUBUNGKAN DIRI SATU SAMA LAIN DLM KESADARAN PEMBENTUKAN & PENCAPAIAN TUJUAN BERSAMA YG DISEPAKATI DGN SISTEMATIS

BAKKE : ORGANISASI ADLH SUATU ALAT RASIONAL UTK MENCAPAI TUJUAN YG DITETAPKAN SEBELUMNYA, SBG KESATUAN YG DINASMIS & OPERASIONAL

ANDREW : MENYESUAIKAN DIRI SATU DGN YG LAIN THDP STIMULASI PARAMETER SISTEM YG BERKEMAMPUAN UTK MENCAPAI TUJUAN DIBERBAGAI KONDISI YG BERBEDA-BEDA

DWIGHT WALDO : ORGANISASI ADLH STRUKTUR ANTAR HUBUNGAN PRIBADI YG BERDASARKAN ATAS WEWENANG FORMAL DAN KEBIASAAN DI DLM SUATU SISTEM ADMINISTRASI

Drs. SLAMET WIYADI ATMOSUDARMO : 1) SUATU BENTUK HIMPUNAN ORG UTK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU 2) SUATU POLA STRUKTURAL UTK MELETAKKAN WEWENANG & TANGGUNG JAWAB DI DLM HIMPUNAN TSB 3) PERUMUSAN TUGAS2/KEWAJIBAN DR ORG2 YG TERGABUNG DLM HIMPUNAN, DGN SISTEM AGAR DPT MENCAPAI TUJUAN SECARA EFESIEN

Page 6: ORGANISASI KEPOLISIAN

PENGERTIAN MANAJEMEN

6

DWIGHT WALDO : MANAJEMEN ADLH SUATU RANGKAIAN TINDAKAN YG DIMAKSUDKAN UTK MENCAPAI HUBUNGAN KERJASAMA YG RASIONAL DLM SUATU SISTEM ADMINISTRASI

TERRY ADALAH CENDEKIAWAN MANAJEMEN YG PERTAMA YG MENYAJIKAN FUNGSI MANAJEMEN YG PALING MENDASAR & SEDERHANA YG TERDIRI DR PLANING (P)-PERENCANAAN, ORGANIZING (O)-PENGORGANISASIAN, ACTUATING (A)-PELAKSANAAN DAN CONTROL (C) - PENGAWASAN/PENGEDALIAN YG DIKENAL DGN SINGKATAN POAC

Page 7: ORGANISASI KEPOLISIAN

PENGERTIAN ADMINISTRASI

7

DWIGHT WALDO :

ADMINISTRASI ADLH ORGANISASI & MANAJEMEN DR MANUSIA & BENDA GUNA MENCAPAI TUJUAN

ADMINISTRASI ADLH SUATU SENI & ILMU TTG MANAJEMEN YG DIPERGUNAKAN UTK MENGATUR URUSAN2 PEMERINTAHAN

TIMBUL PERTANYAAN YG BERKISAR PD BEDA PENDAPAT TTG RUANG LINGKUP.

BESAR MANA ADMINISTRASI DAN ORGANISASI ?

Page 8: ORGANISASI KEPOLISIAN

1) INTI & EFESIENSI ORGANISASI

8

A) TIAP ORG HRS JLS BERTANGGUNGJAWAB PD 1 ORG ATASANB) TIAP ORG YG DIKENDALIKAN SEORANG ATASAN HRS DIBATASI OLEH ; PUAN

ATASAN, SIFAT DR PEKERJAAN, LUAS LINGKUP (LOKASI & JMLH SERTA JENIS PEKERJAAN)

C) TIAP TGS HRS JELAS WEWENANG & TANGGUNGJAWABNYAD) WEWENANG MEMERINTAH HRS DISERTAI TANGGUNGJAWAB

PENGAWASANNYAE) WEWENANG MENGUBAH PERINTAH/RENCANA ADA PD ORG YG

MENGELUARKAN PERINTAH/YG MENYETUJUI RENCANAF) KEPUTUSAN HRD DIDASARKAN PD KENYATAAN BKN ATAS DASAR ASUMSI &

PENDAPAT SAJAG) KOMUNIKASI HRS SECARA DISIPLIN DISALURKAN LEWAT JENJANG HIERARKI &

GARIS WEWENANGH) ORGANISASI HRS MEMBERIKAN KEBEBASAN PENUH DLM BERTINDAK DLM

BATAS WEWENANG & TANGGUNGJAWABI) NILAI DARI SATU ORGANISASI TDK TERLETAK PD BENTUK & SIFATNYA TETAPI

PD HASIL KARYANYA

Page 9: ORGANISASI KEPOLISIAN

2) TUJUAN ORGANISASI

9

A) SETIAP ORGANISASI HRS MEMPUNYAI TUJUAN YG PASTIB) SETIAP ORGANISASI HRS MENGHASILKAN KARYA TERBAIK DLM

BERUPAYA MERAIH TUJUAN ITUC) SEMUA GERAK & TINDAKAN HRS MENGARAH HNY PD SATU TITIK;

MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI SECARA OPTIMALD) TUJUAN HRS DISEPAKATI BERSAMA & DISETUJUI OLEH KEKUASAAN

TERTINGGI, DMN TIAP INDIVIDU PENDUKUNGNYA MENGETAHUI SECARA PERSIS PERAN & FUNGSINYA DLM ORGANISASI SECARA KESELURUHAN

E) PERLU ADANYA PENEKANAN BHW TUJUAN HRS DIPAHAMI & DICAMKAN OLEH SEMUA ORG, SEHINGGA TUJAUN ORGANISASI DIJIWAI SBG TUJUAN HIDUPNYA

Page 10: ORGANISASI KEPOLISIAN

3) INTI-INTI EFESIENSI MANAJEMEN

10

A) MEMBUAT SEMUA ORG MENGUASAI TGSNYA DGN INTENSIFB) MEMBERI PUAN PD SETIAP ORG UTK MAMPU

MERENCANAKAN/MERANCANG PELAKSANAAN TGS SECARA TERATUR, BAIK DAN BENAR

C) MEMBERI SEMANGAT, KEPERCAYAAN DIRI, MOTIVASI TINGGI, SERTA RASA TANGGUNGJAWAB PENUH

D) PEKERJAAN YG DITANGANI SETIAP ORG MEMBERIKAN HASIL SECARA TERPADU BENAR2 TERARAH PD PENCAPAIAN TUJUAN

E) MANAJEMEN YG BAIK & BENAR AKAN MEMBERI WIBAWA PD SEGENAP UNSUR PIMPINAN

Page 11: ORGANISASI KEPOLISIAN

4) INTI DARI ADM DLM ARTI LUAS & PEMIMPIN

11

A) PEMERINTAH DIBENTUK UTK MENGABDI PD RAKYATNYAB) KEKUATAN PEMERINTAH SEBAGIAN TERBESAR DITENTUKAN OLEH KUALITAS

PEGAWAINYA (TERMASUK POLRI-NYA)C) POLRI ADLH PENGEMBAN PEDOMAN HIDUP TRI BRATA (RASTRASEKOTTAMA)D) SEMUA UNSUR PIMPINAN HRS MELAKUKAN TGNYA SECARA EFESIEN &

MELAKUKAN WAS EFEKTIF MENGARAH PD PENCAPAIAN TUJUAN OPTIMAL, PENGEMBANGAN ORGANISASI & PARA PELAKSANA UTK MENJADI ABDI MASY YG SEMAKIN BAIK

E) ADM NEGARA YG BAIK ADLH FAKTOR PENENTU KEMAJUAN BANGSA & PEMBANGUNAN

F) UNSUR PEMIMPIN HRS MAMPU BERTINDAK SBG TELADAN, MENCIPTKAN PRESTASI TINGGI SEHINGGA MAMPU MENDAYAGUNAKAN SEMUA SUMBER DAYA ( MANUSIA, SOFT WARE, HARD WARE ) YG ADA PD KEWENANGANNYA DGN KEBERHASILAN YG TINGGI

Page 12: ORGANISASI KEPOLISIAN

12

Page 13: ORGANISASI KEPOLISIAN

13

Page 14: ORGANISASI KEPOLISIAN

14

Page 15: ORGANISASI KEPOLISIAN

1

FUNGSI, TUGAS DAN TUJUAN POLRI1. Fungsi Polri (Pasal 2 UU No. 2/2002)

2. Tugas Polri (Pasal 13 UU No. 2/2002)

3. Tujuan Polri (Pasal 4 UU No. 2/2002)

Salah Satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan penertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.b. Menegakan hukumc. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanankepada masyarakat.

Mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia.

Page 16: ORGANISASI KEPOLISIAN

2

PERANAN ETIKA POLRI DALAM PELAKSANAAN TUGAS POLRI UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN POLRI

Keberhasilan Lakgas Polri utk wujudkan tujuan Polri

SDM(SUBYEK)

Sumber Daya lain sbg

pendukung

Anggaran

Tersedianya Sarana dan Prasarana

materiil

Kuantitas

Kualitas

Penguasan keahlian

Penghayatan norma/nilai moral (Etika profesi Polri)

Perilaku Polri yg etis (pro-fesional dlm pelaksanaan

tugas

Terwujudnya tujuan Polri

Tata Tenteram

Karta raharja

Penguasaan keahlian dan penghayatan norma-norma nilai-nilai etika Polri sama-sama menentukan sejauhmana kadar

profesionalisme anggota Polri yang bersangkutan. Namun demikian dlm hal ini harus digaris bawahi bahwa etika

profesi adalah landasan /dasar untuk menanam dan menumbuh kembangkan profesionalisme Polri yang semakin menjadi tuntutan

masyarakat.

Page 17: ORGANISASI KEPOLISIAN

3

PERANAN ETIKA POLRI DALAM PELAKSANAAN TUGAS POLRI UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN POLRI

Keberhasilan Lakgas Polri utk wujudkan tujuan Polri

SDM(SUBYEK)

Sumber Daya lain sbg

pendukung

Anggaran

Tersedianya Sarana dan Prasarana

materiil

Kuantitas

Kualitas

Penguasan keahlian

Penghayatan norma/nilai moral (Etika profesi Polri)

Perilaku Polri yg etis (pro-fesional dlm pelaksanaan

tugas

Terwujudnya tujuan Polri

Tata Tenteram

Karta raharja

Penguasaan keahlian dan penghayatan norma-norma nilai-nilai etika Polri sama-sama menentukan sejauhmana kadar

profesionalisme anggota Polri yang bersangkutan. Namun demikian dlm hal ini harus digaris bawahi bahwa etika

profesi adalah landasan /dasar untuk menanam dan menumbuh kembangkan profesionalisme Polri yang semakin menjadi tuntutan

masyarakat.

Page 18: ORGANISASI KEPOLISIAN

4

WEWENANG POLRI

Dari aspek pro yustisia kewenangan Polri & tata cara pelaksanaannya bersumber dari hukum bukan dari sumber kekuasaan dan pelaksanaannya dipertanggungjawabkan pula kepada hukum, kewenangan Proyustisia bersifat fungsional terlepas dari hierarkhi birokrasi intern Polri maupun dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan demikian diberi otonomi kewenangan penegakan hukum, bebas dari intervensi atasan maupun intervensi dari luar Instansi.

Wewenang Polri UU

No. 2/2002

Psl. 15Ayat 1 : Kewenangan secara

umumAyat 2 : Sesuai UU

Perundang-undangan lainnya

Psl. 16Ayat (1)

Dibidang proses pidana antara lain penangkapan,

penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan, penghentian penyidikan,

mengadakan tindakan lain menurut hukum yg bertanggung jawab

Psl. 18Diskresi Kepolisian :Bertindak menurut

penilaiannya sendiri untuk kepentingan umum

Kewenangan yg sangat luas dan diberi wewenang pe-

langgaran HAM secara sah

Kewenangan yg mengandung potensi yg

besar utk disalahgunakan.

Dlm setiap tindakan Polri harus memegang teguh

azas keabsahan (ada dasar hukumnya), kebutuhan (hrs

sangat diperlukan), dan keseimbangan (kekuasaan

atau wewenang yg digunakan harus seimbang dgn beratnya pelanggaran

dan tujuan penegakan hukum yg akan dicapai)

NIlai Moral Anggota Polri:

Menjunjung tinggi hukum, kebenaran,

keadilan, kejujuran dan HAM

Menjaga kerahasaiaan

Mampu mengendalikan diri

Bertanggung jawab atas tindakannya dan

tindakan anak buahnya.

Page 19: ORGANISASI KEPOLISIAN

5

PENGGUNAAN SENJATA API

Penggunaan senjata api harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada antara lain :

1. Polri hanya boleh menggunakan kekuatan jika sungguh-sungguh diperlukan dan hanya sebatas yang dituntut untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 2. Pemakaian Senpi dianggap sebagai tindakan ekstrim, tidak boleh digunakan kecuali ketika tersangka melakukan perlawanan bersenjata atau membahayakan kehidupan orang lain. 3. Dalam pelaksanaan tugas sejauh mungkin dipilih cara yang tidak dapat menyakiti baru dipilih

penggunaan kekerasan dan senjata api apabila cara lain tidak mungkin berhasil dengan baik.

Karena itu bagi pemegang senjata api diberikan perhatian khusus kepada : 1. Isu-isu etika, penegakan hukum dan HAM. 2. Kemungkinan Penggunaan kekerasan dan Senpi termasuk penyelesaian sengketa secara

damai, bagaimana memahami prilaku masa, dan metoda-metoda pembujukan (persuation), perundingan (negosiation), dan penengahan (mediation).

Page 20: ORGANISASI KEPOLISIAN

6

TREND GANGGUAN KAMTIBMAS3. Pelaku :

a. Melibatkan sindikat Internasionalb. Mulai dari masyarakat awam sd pejabat tinggi negara

dan penguasa c. Melibatkan oknum TNI/Polri, dan oknum-oknum Instansi

Pemerintah termasuk Instansi Depag, P & K dan aparat penegak Gakkum

d. Melibatkan Institusi yang Independent yang anggota-anggota dipilih dan diyakini memiliki reputasi yang tidak diragukan lagi.

a. Apakah indikator ini dapat dianggap bahwa sekarang ini tidak hanya masih dalam krisis ekonomi saja tetapi juga mengalami krisis moral ?

b. Bagi anggota Polri : 1) Belum selesai satu masalah sudah timbul masalah lain

yang semuanya menuntut agar diselesaikan secepatnya sesuai tuntutan masyarakat. Semuanya itu menuntut anggota Polri pada umumnya harus bekerja keras

melebihi dari ukuran-ukuran yang normal sehingga dapat mempengaruhi secara negatif terhadap kejiwaan

anggota yang bertugas. Untuk itu anggota Polri dituntut memiliki semangat tinggi / pantang menyerah,dan senantiasa berupaya optimal menambah dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya. 2) Ini adalah tantangan sebagai konsekwensi memilih Polri sebagai medan pengabdiannya dan utamanya tantangan bagi anggota Polri yang dipercaya sebagai pimpinan kesatuan dari tingkat yang paling rendah sampai dengan Kapolri.

4. Keterangan :

1. FKK antara lain :a. Kemajuan tekhnologi b. Kemajuan perdagangan c. Kemajuan travelling d. Pertumbuhan penduduk yang tinggi e. Kesenjangan antara yang punya dan tidak punya f. Lapangan kerja yang terbatas / pengangguran yang tinggi

2. AF meningkat secara kwalitatif maupun kuantitatif antara lain :a. Skala Internasional

- Penyelundupan narkoba - Terorisme - Uang palsu - Money loundring - Kejahatan dengan menggunakan komputer - Hak cipta - Trans national crime

b. Skala Nasional - Gangguan keamanan - Kekerasan massal- Korupsi (tertinggi di dunia) - Terorisme - Premanisme - Kejahatan dengan kekerasan - Kejahatan perbankan - Narkotika - Uang palsu - Kemaksiatan - Penyelundupan - Pelanggaran hak cipta - Kejahatan ekonomi

Page 21: ORGANISASI KEPOLISIAN

7

MASYARAKAT1. Harapan masyarakat :

a. Polri mampu melaksanakan fungsi, tugas dan kewajibannya dengan baik, yakni menegakkan hukum, memelihara kamtibmas, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat sehingga masyarakat senantiasa merasa aman, tentram dan damai.

b. Tuntutan-tuntutan masyarakat tersebut menuntut agar perlindungan, pelayanan dan pengayoman masyarakat dengan segera, disini dan sekarang juga sering tanpa memperhatikan kondisi riel yang ada pada Polri.

2. Kritik masyarakat terhadap Polri

Kritik masyarakat terhadap Polri sering terlalu tajam dan pahit. Dalam hal ini Polri harus berpikir positif terhadap kritik-kritik masyarakat tersebut :

3 Kesadaran hukum masyarakat masih kurang

4. Partisipasi masyarakat

a. Tanggung jawab menegakkan hukum dan kamtibmas adalah tugas bersama (Polri dan masyarakat). b. Karena itu partisipasi masyarakat mutlak dibutuhkan dalam membina kamtibmas. c. Karena itu keberhasilan pelaksanaan tugas Polri sangat tergantung dari sejauh mana keberhasilan

Polri dalam membina kemitraan dengan masyarakat (community policing).

a. Kritik masyarakat adalah wajar sebagai kontrol masyarakat dalam negara demokrasi.b. Harus dianggap kepedulian masyarakat untuk memperbaiki Polisinya. c. Kalau kritik tersebut mengandung kebenaran harus ditindak lanjuti dengan mengadakan pembenahan.

5. Karena tugas Polisi pada hakekatnya adalah tugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat maka paradigma Polri harus berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Page 22: ORGANISASI KEPOLISIAN

8

NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA DEMOKRATIS (Psl 1 (2) UUD 1945)

CIRI-CIRI NEGARA DEMOKRATIS

Adanya pembagian kekuasaan

pemerintahan dipilih secara demokratis

Rule of Law

Memelihara agar

pelaksanaan pemilihan aman

dan lancar

Penghormatan HAM

Menegakkan hukum

Hakekat tugas Polri adalah menegakkan

HAM/melindungi HAM

Polri adalah Pilar Demokrasi

Polri yang kuat Mandiri & Profesional

Polri secara kelembagaan pisah dengan

Dep.Hankam/Mabes ABRI berdiri sendiri langsung dibawah Presiden RI

UU No. 2 / 2002 Anggaran &

Dukungan Polri meningkat

Kadar Demokrasi Indonesia

Reformasi supermasi hukum demokratisasi & HAM

DEMOKRASIINDONESIA ?

Negara demokrasi liberal

Negara Otoriter Polisi sebagai alat penguasa

200 negara demokrasi di dunia

Page 23: ORGANISASI KEPOLISIAN

9

NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM (Psl. 1 (3) UUD 1945) CIRI-CIRI NEGARA HUKUM

Kekuasaan dijalankan

sesuai dengan hukum positif

Kegiatan negara di

bawah kontrol

kekuasaan kehakiman yang efektif

UUD menjamin

HAM

Pembagian kekuasaan

POLRI

Semua tindakannya harus

berdasarkan hukum positif dan menjunjung tinggi

HAM

Sebagai penegak hukum Polri menindak

pelanggaran-pelanggaran

hukum yang terjadi

DILEMA YANG DIHADAPI POLRI

Banyak hukum dari Warisan Kolonial

Ada hukum yang tidak

sesuai dengan rasa keadilan masyarakat

Ada Undang-Undang yang belum sinkron

dengan peraturan perundang-

undangan yang lainnya.

Polri memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam Memahami betul situasi dilapangan Bijak dalam bertindak tetapi tetap bertanggung jawab

Page 24: ORGANISASI KEPOLISIAN

10

HAK AZASI MANUSIA (HAM)

1. HAM adalah salah satu Hak yang melekat secara kodrati pada manusia yang apabila hak itu tidak ada, tidak akan bisa hidup sebagai manusia.

2. Nilai-nilai HAM kita dapatkan pada : a. Pembukaan UUD 1945, dengan Pancasilanya. b. Undang-Undang No. 8 / 1981 tentang Hukum Acara Pidana. c. Undang-Undang No. 39 / 1999 tentang HAM. d. Undang-Undang No. 26 / 2000 tentang Peradilan HAM. e. Undang-Undang No. 5 / 1998 tentang Pengesahan Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan

atau penghukuman lain yang kejam tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia. f. Undang-Undang No. 2 / 2002 tentang Polri. g. Tribrata yang lahir juga karena pertimbangan HAM. h. Kode etik Polri.

3. Kenyataan-kenyataan dilapangan tingkah laku anggota Polri masih banyak yang belum sesuai dengan HAM sehingga menjadi fokus sorotan dari masyarakat.

4. Agar Polri mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menjadi pilar demokrasi yang kokoh, maka Polri senantiasa menjunjung tinggi HAM dalam pelaksanaan tugasnya yang tercermin dari perbuatan yang senantiasa etis menjunjung dan menghormati HAM.

5. Tugas Polri untuk menegakkan hukum dan memelihara Kamtibmas pada hakekatnya adalah tugas untuk menegakkan HAM itu sendiri.

Page 25: ORGANISASI KEPOLISIAN

11Era Reformasi : POLRI Profesional dan MandiriCiri-Ciri Pekerjaan Profesional

1. Menurut Buku Hukum Biru Jalan menuju kode jabatan Polisi.

3. Donald C. Whitlam.

a. Nama jabatan yang terlindungb. Pendidikan kejuruan sendiric. Perkumpulan jabatan sendirid. Mempunyai kode jabatan/ kode etik

a. Ketrampilan yang didasarkan atas pengetahuan teoritisb. Memperoleh pendidikan yang tinggi dan latihanc. Adanya organisasi profesi dan adanya kode etik profesid. Adanya nilai khusus diabadikan pada kemanusiaane. Hidup dari profesinya dan secara terus menerus berusaha meningkatkan keahlian dan ilmunya

sendiri

a. Menggunakan teori ilmu pengetahuan untuk pekerjaanb. Keahlianc. Pelayanan terbaik bagi pelanggannyad. Memiliki otonomi dan cara mengatur perilaku anggota profesie. Adanya organisasi Asosiasi profesif. Memiliki kode etikg. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya, bertanggung jawab penuh atas monopoli keahlian profesi

2. Ledge dan Exley.

Page 26: ORGANISASI KEPOLISIAN

12

POLRI MANDIRI

KEMANDIRIAN

Kemandirian struktural : telah tercapai dgn mandirinya Polri terpisah dari Mabes TNI dan

Dep. Han dan langsung berada di bawah Presiden

Kemandirian moral anggota Polri (???)

Untuk mandiri sebagai Penyidik

Untuk mandiri dalam mengambil tindakan Diskresi

Untuk mandiri untuk bersifat netral

Untuk mandiri berani menolak perintah atasan yg bertentangan dgn hukum

Untuk mandiri dalam mengambil langkah-langkah yg benar dan adil tanpa pengaruh harta, kedudukan, jabatan dan wanita

Kemandirian adalah kebanggan yg harus diiringi dgn tanggung jawab yg lebih besar dari kemandirian harus dapat diwujudkan secara konkrit di lapangan dlm wujud kinerja Polri yg lebih baik sehingga masyarakat lebih merasa dilindungi, dilayani dan diayomi oleh Polri. Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih bagus dari hari ini

Page 27: ORGANISASI KEPOLISIAN

13

Kemandirian Polri adalah otonomi dalam pelaksanaan tugas profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku wewenang dan tanggung jawabnya tanpa adanya campur tangan

lembaga lain

1. Indonesia adalah negara hukum yang demokratis yang ciri-cirinya adanya supremasi hukum dan dihormati serta dijunjung tingginya HAM. Tugas-tugas tersebut pada hakekatnya dipercayakan oleh Negara dan Bangsa untuk diemban oleh Polri sehingga Polri adalah pilar utama tegaknya negara demokratis berdasarkan hukum.

Polri harus mandiri karena :

2. Penyidikan adalah bagian integral dari Criminal Justice System karena itu harus mandiri sebagaimana Jaksa dan Hakim agar terdapat keadilan dalam penegakan hukum.

3. Polri mempunyai kewenangan diskresi.

4. Polri harus netral (Pasal 28 ayat 1 UU No. 2 / 2002).

5. Menurut kode etik profesi Polri dinyatakan setiap anggota Polri dibenarkan menolak perintah atasan yang melanggar norma hukum..

6. Tugas Polri menegakkan hukum dan memelihara Kamtibmas merupakan tugas yang strategis dengan kewenangan yang luas maka ada kecenderungan untuk adanya pihak-pihak yang ingin mengintervensi Polri untuk melindungi kepentingannya.

Page 28: ORGANISASI KEPOLISIAN

14

Tindakan Polri

Bentuk-bentuk

Tindakan

Preventif

Represif

Tindakan yg benar

Asas-asas umum

pelaksanaan tugas Polri

Preventif langsung

Preventif tdk langsung

Represif non yustisial

Represif yustisial

Benar secara hukum

Benar secara teknis

Benar secara moral

Benar secara sosiologis

Asas legalitas

Asas kewajiban

Asas Partisipasi

Asas Preventip

Asas Subsidiaritas

Asas Oportunitas

Page 29: ORGANISASI KEPOLISIAN

15

PERKEMBANGAN FUNGSI KEPOLISIAN SEJALAN DENGAN PERKEMBANGAN TYPE NEGARA

Type Negara Fungsi Kepolisian

I. Politiestaat : Negara kekuasaanPolisi merupakan machts aparat atau alat kekuasaan untuk menindas rakyat.

II. Librale Rechstaat : Pemerintah tidak turut campur tangan dalam kehidupan rakyat sehari-hari. Pemerintah hanya memberikan pertolongan, jika terdapat ancaman bahaya bagi rakyat. Dengan penuh kebebasan yang tidak diganggu oleh turut campur tangan pihak pemerintah, rakyat akan memperkembangkan sendiri kesejahteraannya sampai kepada taraf setinggi-tingginya. Type negara ini mendapat julukan negara jaga malam atau nachswaachter staat

Polisi bertindak hanya kalau ada permintaan dari rakyat karena terdapat bahaya atau ancaman bahaya.Polisi hanya sebagai penjaga malam

Page 30: ORGANISASI KEPOLISIAN

16

ETIKA PROFESI KEPOLISIANTYPE NEGARA

FUNGSI

TUGAS/KEWAJIBAN

WEWENANG

POLRI

INDIVIDU

PIMPINAN

ADM POLRI

MANA-JEMEN

KEPE-MIMPINAN

PENGAM-BILAN KEPU-

TUSAN

INTERNALISASI ETIKA PROFESI POLRI

KEMANDIRIAN & PROFESIONALISME

TINDAKAN ETIS

TEGAKNYA HUKUM TERWUJUDNYA

KAMTIBMAS

TATA TENTERAM KERTA RAHARJA

SITUASI LINGKUNGAN, HAM, DEMOKRATISASI, HUKUM, MASY.

DAN KETERBATASAN POLRI

Page 31: ORGANISASI KEPOLISIAN

17

ETIKA POLRIBAB – I HUBUNGAN ETIKA DENGAN PROFESI POLRI

BAB – III KEKHASAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB – IV SITUASI DAN KONDISI YANG DIHADAPI POLRI

1. LATAR BELAKANG2. PENGERTIAN ETIKA3. PERANAN ETIKA DALAM PELAKSANAAN TUGAS POLRI4. UNTUK APA ANGGOTA POLRI MEMPELAJARI ETIKA PROFESI POLRI5. SISTIMATIKA

1. TUGAS POLRI2. WEWENANG POLRI3. POLRI POLISI NASIONAL4. POLRI POLISI PEJUANG5. POLRI SIPIL BERUNIFORM DAN BERSENJATA

1. TREND GANGGUAN KAMTIBMAS2. MASYARAKAT3. DEMOKRATISASI, HUKUM DAN HAM4. ERA REFORMASI : POLRI PROFESIONAL DAN MANDIRI5. KETERBATASAN POLRI

BAB – II NILAI MORAL, NORMA MORAL, TEORI ETIKA DAN ETIKA KEWAJIBAN, ETIKA KEUTAMAAN, DAN ETOS KERJA

1. NILAI MORAL2. NORMA MORAL3. TEORI ETIKA4. ETIKA KEWAJIBAN, ETIKA KEUTAMAAN DAN ETOS KERJA

Page 32: ORGANISASI KEPOLISIAN

18

BAB – V TINDAKAN POLRI DAN ASAS-ASAS PELAKSANAAN TUGAS POLRI

BAB – VII PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. TINDAKAN POLRI2. BENTUK-BENTUK TINDAKAN POLRI3. TINDAKAN YANG BENAR4. ASAS-ASAS UMUM PELAKSANAAN TUGAS POLRI5. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENEGAKKAN HUKUM6. RAMBU-RAMBU / UKURAN TENTANG KEABSAHAN BEBERAPA TINDAKAN POLRI7. ASAS-ASAS MORAL POLRI8. ASAS-ASAS UMUM PENYELENGGARAAN NEGARA9. PRINSIP-PRINSIP UNIVERSAL PEMOLISIAN DEMOKRATIS

1. KEBEBASAN2. KEWAJIBAN3. HATI NURANI DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN4. TANGGUNG JAWAB

BAB – VI LANDASAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI

1. LANDASAN YURIDISA. UNDANG-UNDANG NO. 2 / 2002B. UNDANG-UNDANG NO. 8 / 1981C. UNDANG-UNDANG NO. 39 / 1999

2. LANDASAN KEBIJAKAN

Page 33: ORGANISASI KEPOLISIAN

19

BAB – VIII ETIKA DAN KODE ETIK PROFESI POLRI

1. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN2. KRONOLOGIS LAHIRNYA TRIBRATA SAMPAI DENGAN LAHIRNYA KODE ETIK

PROFESI POLRI3. SUMBER KODE ETIK POLRI

A. TRIBRATAB. CATUR PRASETYA

4. TRIBRATA5. CATUR PRASETYA6. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN TRIBRATA7. HUBUNGAN TRIBRATA DENGAN CATUR PRASETYA8. LAMBANG POLRI9. PEMAKNAAN BARU TRIBRATA10. PEMAKNAAN BARU CATUR PRASETYA11. KODE ETIK PROFESI POLRI12. INSTRUMEN-INSTRUMEN PBB13. INTERNALISASI ETIKA PROFESI POLRI

Page 34: ORGANISASI KEPOLISIAN

20

BAB – IHUBUNGAN ETIKA DAN PROFESI

KEPOLISIAN

Page 35: ORGANISASI KEPOLISIAN

21

LATAR BELAKANGProklamasi

Kemerdekaan RI17-8-1945

UUD 194518-8-1945

Pembukaan

Batangtubuh

Penjelasan

Tujuan Negara

Dasar Negara (Pancasila)

Psl 1 ayat (2)Kedaulatan ditangan rakyat

(Negara Demokrasi)

Sistim pemerintahan negara- Indonesia Negara Hukum

(Rechstaat)- Pemerintahan berdasarkan

sistim konstitusi

Pokok pikiran IV yg terkandung dlm pembukaan :

Negara berdasar atas Ketuhanan YME menurut

dasar kemanusiaan yg adil dan beradab

Indonesia Negara Demokrasi

berdasarkan hukum. Indonesia negara

hukum materiil

Mewajibkan pemerintah dan lain-lain

penyelenggara negara untuk memelihara Budi pekerti kemanusiaan yg

luhur dan memegang teguh cita-cita moral

rakyat yg luhur

Polri adalah alat negara yg bertugas :

memelihara kamtibmas,

penegak hukum yg menjunjung tinggi hukum,

HAM, transparansi dan

bertanggung jawab

Perilaku Polri berpedoman

pada etika profesi Polri yg dijiwai

Pancasila

Tindakan/ sikap

perilaku Polri berpedoman kepada etika

profesi Polri : Tri Brata sbg pedoman

hidup. Catur Prasetya

sbg pedoman

karya. Kode etik profesi

Polri yg merupakan kristalisasi dari nilai-nilai Tri

Brata dan Catur

PRasetya yg dijiwai oleh Pancasila

Indonesia Negara yg merdeka

Polri adalah abdi : Pelayan, pelindung

dan pengayom rakyat, masyarakat. Polri

bukan alat penguasa

Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

tgl 19 Agustus 1945

Ada 4 hal yg harus mendapat perhatian a.l. ttg

pimpinan Kepolisian

Supaya diperintahkan dgn petunjuk2 sikap baru terhadap rakyat

Harus ada peruba-han sikap polisi

sejalan dgn tuntutan negara merdeka

Page 36: ORGANISASI KEPOLISIAN

22

Penelitian Prof. Djoko Soetono SH tentang

perkembangan fungsi Kepolisian sejalan dg perkembangan type Negara di beberapa

Negara

TRI BRATA3 jalan menuju Polisi

yang ideal

1 Juli 1955

Tri Brata sbg Pedoman hidup

Panji-panji Polri Rastra

sewakotama

Polri adalah abdi utama negara dan bangsa :

pelayan, pelindung dan

pengayom masyarakat

Polri yg dipercaya

dan dicintai masya-rakat

Page 37: ORGANISASI KEPOLISIAN

23

UUD 1945

UUD RIS

UUD Sementara 1950

UUD / setelah amandemen

Psl 31 (1) sistim pendidikan yg meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dlm

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

Semua UUD menyatakan Indonesia

sebagai Negara Demokratis,

Negara Hukum

Era Orde Lama 1945 – 1966 Demokrasi Terpimpin

Era Orde Baru 1966 – 1998 Demokrasi Pancasila

Era Reformasi 1998 – skrng Kebangkitan Demokrasi

UU No. 28 thn 1999 ttg Penyelengara Negara yg bersih dan

bebas dari KKN diletakkan asas-asas umum penyelenggaraan

negara, asas tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum,

asas keterbukaan, asas proporsional, asas profesionalitas

dan asas akuntabilitas.

Semakin demokratis suatu negara semakin dituntut polisi yg

profeional dan mandiri

Polisi yg profesional dan mandiri

Reformasi Polri

Struktural Instrumental Kultural

Polri berdiri sendiri

dibawah Presiden

Perubahan UU Polri.

UU No. 2/2002 ttg Polri

Memperbaiki tingkah laku

Polri

Bab VPembinaan Profesi

Psl 31 Pejabat Polri harus mempunyai kemampuan

Profesi

Psl 32(1) Pembinaan

kemampuan melalui pembinaan etika

profesi dan pengembangan

pengetahuan teknis

Intake/ seleksi personil,

Lemdik dan kepemimpinan

atasan / komandan

Tingkah laku / sikap Polri yg profesional

dan mandiri

Page 38: ORGANISASI KEPOLISIAN

24

PENGERTIAN ETIKAMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (yang baru) :

Menurut K. Bertens :

Menurut Jenderal Kunarto

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (Ahlak)2. Kumpulan azas / nilai yang berkenaan dengan ahlak3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat

1. Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Sistem nilai)

2. Kumpulan azas atau nilai moral (kode etik)3. Ilmu tentang apa yang baik atau buruk sebagai hasil penelitian sistimatis & metodis (filsafat moral)

1. Etika adalah ilmu dan pengetahuan tentang perilaku manusia yang terkait dengan norma, nilai-nilai atau ukuran,buruk baiknya yang berlaku pada masyarakatnya

2. Etika kepolisian : Norma tentang perilaku Polisi untuk dijadikan pedoman dalam mewujudkan pelaksanaan tugas yang baik bagi penegakan hukum, ketertiban umum dan keamanan masyarakat.

3. Etika Polri adalah perilaku etis setiap anggota Polri dalam semua bentuk penugasan agar semua tugas dapat dilaksanakan secara baik sehingga terwujud kondisi keamanan serta ketertiban dengan derajat tinggi di lingkungan masyarakat Indonesia.

4. Kode etik adalah kumpulan inti-inti etika.

Page 39: ORGANISASI KEPOLISIAN

25

PENGERTIAN ETIKA YANG DIGUNAKAN DALAM NASKAH INI

1. Nilai dan norma moral yg dijadikan pedoman mengatur tingkah laku Etis anggota Polri dalam semua bentuk penugasan

2. Sbg. Etika yg diterapkan di lingkungan Polri merupakan cabang dari ilmu etika atau filsafat moral yg diterapkan dilingkungan Polri.

SEMUA TUGAS-TUGAS YG MENJADI

KEWAJIBANNYA DAPAT

DILAKSANAKAN SECARA BAIK

Page 40: ORGANISASI KEPOLISIAN

26

FUNGSI, TUGAS DAN TUJUAN POLRI1. Fungsi Polri (Pasal 2 UU No. 2/2002)

2. Tugas Polri (Pasal 13 UU No. 2/2002)

3. Tujuan Polri (Pasal 4 UU No. 2/2002)

Salah Satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan penertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.b. Menegakan hukumc. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanankepada masyarakat.

Mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia.

Page 41: ORGANISASI KEPOLISIAN

27

PERANAN ETIKA POLRI DALAM PELAKSANAAN TUGAS POLRI UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN POLRI

Keberhasilan Lakgas Polri utk wujudkan tujuan Polri

SDM(SUBYEK)

Sumber Daya lain sbg

pendukung

Anggaran

Tersedianya Sarana dan Prasarana

materiil

Kuantitas

Kualitas

Penguasan keahlian

Penghayatan norma/nilai moral (Etika profesi Polri)

Perilaku Polri yg etis (pro-fesional dlm pelaksanaan

tugas

Terwujudnya tujuan Polri

Tata Tenteram

Karta raharja

Penguasaan keahlian dan penghayatan norma-norma nilai-nilai etika Polri sama-sama menentukan sejauhmana kadar

profesionalisme anggota Polri yang bersangkutan. Namun demikian dlm hal ini harus digaris bawahi bahwa etika

profesi adalah landasan /dasar untuk menanam dan menumbuh kembangkan profesionalisme Polri yang semakin menjadi tuntutan

masyarakat.

Page 42: ORGANISASI KEPOLISIAN

28

UNTUK APA ANGGOTA POLRI MEMPELAJARI ETIKA PROFESI POLRI?

1. Meningkatkan pemahaman dan penghayatan bahwa Etika Polri adalah dasar untuk menanam dan menumbuh kembangkan profesionalisme Polri yang semakin menjadi tuntutan masyarakat.

2. Membantu meningkatkan kesadaran moral dan menjadi siap untuk mengambil keputusan etis yang tepat dan berbobot dalam pengabdiannya selaku anggota Polri.

3. Meningkatkan pemahaman dan penghayatan etika profesi sebagai pedoman moral yang berfungsi sebagai pengawas dan pengendali tingkah laku sebagai anggota Polri dalam pengabdiannya kepada negara dan bangsa Indonesia.

4. Bagi Perwira Polri dituntut untuk memahami dan menghayati etika profesi Polri secara mendalam karena :

a. Perwira harus memegang teguh kesetiaan dan ketaatan. Perwira adalah pemimpin yang menjadi suri tauladan dari bawahannya.

b. Keputusan-keputusan dari Perwira selaku pemimpin mempunyai dampak yang luas dan mendalam, menyangkut kehormatan dan martabat serta kebanggaan kesatuan yang dipimpinnya.

c. Sebagai Perwira dituntut keberanian untuk bertanggung jawab atas semua tindakannya termasuk tanggung jawab terhadap tindakan dari bawahannya.

Page 43: ORGANISASI KEPOLISIAN

29

BAB – IINILAI MORAL, NORMA MORAL, TEORI ETIKA DAN ETIKA KEWAJIBAN, ETIKA KEUTAMAAN

DAN ETOS KERJA

1. Nilai Moral

2. Norma Moral

3. Teori Etika

4. Etika Kewajiban, Etika Keutamaan dan Etos Kerja

Page 44: ORGANISASI KEPOLISIAN

30

ETIKANilai &Norma

moral

Menjadi pegangan

bagi seseorang / kelompok

Dalam mengatur tingkah lakunya

Tindakan etis

Berkaitan dengan apa yang baik dan buruk, yang boleh dan yang dilarang,

yang patut dan yang tidak patut dilakukan

Page 45: ORGANISASI KEPOLISIAN

31

Nilairelatif

intrinsik

ekonomi

estetika

moral

Nilai

harga

martabat

Ciri-ciri

Berkaitan dgn tanggung jawab

Berkaitan dengan hati nurani

Mewajibkan kewajiban moral tdk datang dari luar tetapi

berakar dlm kemanusiaan itu sendiri

Page 46: ORGANISASI KEPOLISIAN

32

Norma

Aturan/ kaidah yang dipakai sebagai tolok

ukur untuk menilai sesuatu

Norma moral

Norma agama

Norma kesopanan

Norma hukum

Norma moral menentukan apakah perilaku kita baik

atau buruk dari sudut moral

Sanksi : pelanggaran norma moral adalah keluar dari hati nurani berupa penyesalan

Generalisasi the golden rule of ethics hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana anda

sendiri ingin diperlakukan

Norma moral, norma yang tertinggi yang tidak bisa ditaklukkan pada norma lain, sebaliknya norma

moral menilai norma lain

Jika ada UU yang dianggap tidak etis, UU itu harus dihapus atau diubah. Apa arti UU kalau tidak

disertai moralitas

Sebaliknya moral membutuhkan hukum, moral akan mengawang-awang saja, kalau tdk diungkap-kan dan dlembagakan dlm masy

Page 47: ORGANISASI KEPOLISIAN

33

Dasar Nilai dan norma moral pada suatu kebudayaan

Adat / kebiasaan

Nilai-nilai dan norma moral bisa berubah

Apa yang dinilai baik hari ini, besok bisa

dinilai buruk

Sofistic – sofi

Kodrat

Nilai dan norma moral tidak bisa dirubah

Ada nilai-nilai dan norma moral yang tetap dan tidak

terubahkan

Socrates dan Plato menentang para sofis

Page 48: ORGANISASI KEPOLISIAN

34Teori-teori EtikaSistim Filsafat Moral

Teologis(Terarah pada tujuan)

DeontologisVdeon = Kewajiban

I. Kant W.D. RossHedonisme Eudonisme Utilitarisme

Aristoteles(341-270 SM)

Aristippos(433-355 SM)

Epikuros(341-270 SM) Klasik Aturan

Jeremy Bentham(1748-1832)

John Stuart Mill(1806-1873)

Stephan Toulmin

Richard B. Brandt

Tidak ada satu sistimpun yang sama sekali memuaskan. Disamping segi-segi yang menarik, setiap sistim ada kelemahannya juga. Hal itu berlaku juga untuk dua sistim yang paling berbobot dalam sejarah filsafat modern, Utilitarisme dan Deontologi. Karena itu dalam filsafat moral dewasa ini sebenarnya tidak ada lagi utilitarisme murni atau deontologi murni. Sekarang para filsuf berusaha menjadikan sintesis antara pendekatan utilitaristis dan pendekatan deontologis. Disamping itu mereka seringkali memanfaatkan unsur-unsur dari sistim-sistim lainnya khususnya Eudonisme Aristoteles.

Page 49: ORGANISASI KEPOLISIAN

35Learning Point dari teori-teori etika sistim filsafat moral

Kewajiban Pedoman Bertindak Tujuan

Kehendak baik

Bertindak karena

kewajiban

Pengendalian diri

Pola hidup sederhana

• Jalankan fungsi khas sebagai manusia yg baik/ akal budi atau ratio sebagai suatu sikap tetap. Berarti kegiatan2 rasionalnya harus dijalankan dengan disertai keutamaan intelektual dan keutamaan moral. Keutamaan intelektual akan menyempurnakan langsung rasio, dengan keutamaan moral, rasio akan menjalankan pilihan-pilihan yang perlu diadakan dalam hidup sehari-hari (profesional).

• Kegunaannya untuk masyarakat

Tugas yang menjadi kewajiban dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

Kesenangan

- Ada keseimbangan antara kesenangan badaniah dan rohaniah.- Tidak saja aktual saja tetapi juga kesenangan masa depan.- Ataraxia : ketenangan batin

Kebahagiaan

Bernilai guna / bermanfaat untuk kebahagiaan orang banyak

- The greatest happines of the greatest number (Benthorn)- Everybody to count for one, no body to count for more than one (John Stuart Rill)- Perbuatan baik secara moral bila sesuai dgn sistim aturan moral yg paling berguna bg suatu masyarakat

Kalau ada beberapa kewajiban yang tidak dapat dilaksanakan sekaligus dipilih kewajiban yang terpenting (pengambilan keputusan) tindakan yang etis / profesional.

Page 50: ORGANISASI KEPOLISIAN

36

Etika Profesi Polri

Etika Profesi

Polri

TBCPKEP

Etika Kewajiban

Angg. Polri

What should I do? Apa yg seharusnya saya perbuat sbg

anggota Polri

Etika Keutamaan

Angg. Polri

What kind of person should I be? Menjadi macam anggota Polri apa seharusnya saya

EthosPolri sbg Kesatuan

Menjadi / profesi bagaimana

seharusnya Polri

TB, CP, KEP

Dijadikan penyaring untuk ambil tindakan

oleh anggota Polri didalam menghadapi

permasalahan di lapangan

TB, CP, KEP

Dijadikan sifat keutamaan yg

merupakan kecenderungan tetap sikapnya oleh angg.

Polri

TB, CP, KEP

Menjadi sifat baik yang merupakan karakteristik

/ identitas / ciri khas Polri sbg kesatuan /

Profesi

Pebuatan anggota polri yg

baik

anggota polri yg

baik

Kesatuan/ Profesi polri yg

baik

Etika profesi Polri merupakan

landasan yg kokoh mem-

bangun Polri yg profesional dan

mandiri

Polri yg diper-

caya dan di cintai masya-rakat

ETIKA KEWAJIBAN, ETIKA KEUTAMAAN DAN ETOS KERJA

Page 51: ORGANISASI KEPOLISIAN

37

BAB – IIIKEKHASAN KEPOLISIAN RI

1. Tugas Polri

2. Wewenang Polri

3. Polri Polisi Nasional

4. Polri Polisi Pejuang

5. Polri : Civil beruniform dan bersenjata

Page 52: ORGANISASI KEPOLISIAN

38

TUGAS POLRI1. Berat dengan resiko Tinggi

2. Terhormat dan Mulia :

3. Membanggakan

a. Trend Kriminilitas yang meningkat dan tidak mengenal batas-batas negara.b. Ujung tombak penegakan hukumc. Menyidiktersangka anggota Polrid. Menyidik tersangka anggota TNI – tersangka pelaku tindak pidana umum (tergantung dari Undang-undang

yang baru yang akan menggantikan UU No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan militer)e. Resiko dengan mempertaruhkan nyawa “satu kaki di kuburan satu kaki di penjara”.

a. Tugas yang berat dengan resiko tinggi tersebut dipercayakan negara dan bangsa kepada Polrib. Tugas Polri pada hakekatnya tugas kemanusiaan yang melindungi HAM.c. Tugas Polri adalah tugas yang profesional yang membutuhkan keahlian dan memiliki kode etik profesi.

a. Untuk menjadi anggota Polri yang mengemban tugas berat serta mulia itu harus lulus dari seleksi dan menyelesaikan pendidikan pembentukan, kejuruan, keahlian.

b. Tugas Polri adalah tugas yang strategis karena penegakan tata/aturan dan memelihara ketentraman adalah syarat utama untuk mencapai dan menjamin terselenggaranya kesibukan kerja dalam pembangunan, mewujudkan masyarakat yang raharja, masyarakat yang sejahtera adil dan makmur

c. Kalau tugas yang berat dengan resiko yang tinggi tapi merupakan tugas yang terhormat dan mulia tersebut dapat dilaksanakan secara profesional akan merupakan kebanggaan karena pengabdiannya merupakan kontribusi mencapai masyarakat tata tenteram karta raharja.

4. Nilai moral yang dituntut terhadap anggota Polri : Tekad untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan rakyat / hukum melalui pengabdian yang terbaik, pantang menyerah, tidak terikat sesuatu dan rela berkorban.

Page 53: ORGANISASI KEPOLISIAN

39

WEWENANG POLRI

Dari aspek pro yustisia kewenangan Polri & tata cara pelaksanaannya bersumber dari hukum bukan dari sumber kekuasaan dan pelaksanaannya dipertanggungjawabkan pula kepada hukum, kewenangan Proyustisia bersifat fungsional terlepas dari hierarkhi birokrasi intern Polri maupun dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan demikian diberi otonomi kewenangan penegakan hukum, bebas dari intervensi atasan maupun intervensi dari luar Instansi.

Wewenang Polri UU

No. 2/2002

Psl. 15Ayat 1 : Kewenangan secara

umumAyat 2 : Sesuai UU

Perundang-undangan lainnya

Psl. 16Ayat (1)

Dibidang proses pidana antara lain penangkapan,

penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan, penghentian penyidikan,

mengadakan tindakan lain menurut hukum yg bertanggung jawab

Psl. 18Diskresi Kepolisian :Bertindak menurut

penilaiannya sendiri untuk kepentingan umum

Kewenangan yg sangat luas dan diberi wewenang pe-

langgaran HAM secara sah

Kewenangan yg mengandung potensi yg

besar utk disalahgunakan.

Dlm setiap tindakan Polri harus memegang teguh

azas keabsahan (ada dasar hukumnya), kebutuhan (hrs

sangat diperlukan), dan keseimbangan (kekuasaan

atau wewenang yg digunakan harus seimbang dgn beratnya pelanggaran

dan tujuan penegakan hukum yg akan dicapai)

NIlai Moral Anggota Polri:

Menjunjung tinggi hukum, kebenaran,

keadilan, kejujuran dan HAM

Menjaga kerahasaiaan

Mampu mengendalikan diri

Bertanggung jawab atas tindakannya dan

tindakan anak buahnya.

Page 54: ORGANISASI KEPOLISIAN

40

POLRI POLISI NASIONAL

Penetapan Pemerintah No. 11 s/d 2946Sejak 1 Juli 1946 Jawatan Kepolisian Negara Keluar dari Departemen Dalam Negeri dan menjadi Jawatan tersendiri

langsung di bawah Presiden, 1 Juli diperingati sebagai hari Bhayangkara.

Kecuali padaperiode RIS sejak 1 Juli 1946 sampai dengan sekarang walaupun sejak 1969 s/d 2000 Polri dibawah Mabes ABRI dan Dep. Hankam tetapi Polri adalah Polisi Nasional

Nilai-nilai moral yang seharusnya dimiliki Polri antara lain :Kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kecintaan terhadap konstitusi.Rasa senasib dan sepenanggungan dengan semua anggota Polri di seluruh Indonesia

Kesediaan untuk berkoordinasi

Pemimpin Polri yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang terpilih yang mampu memimpin Polri yang merupakan kesatuan yang besar dengan bentangan wilayah kepulauan yang luas.

Page 55: ORGANISASI KEPOLISIAN

41

POLRI POLISI PEJUANG

Semenjak lahirnya Polri adalah POLISI Pejuang bersama-sama angkatan perang dan rakyat pejuang. Hal ini tampak pada peranan Polri dalam merebut kekuasaan dari tangan Jepang, Peranan Polri dalam menghadapi sekutu dan Belanda, peranan Polri dalam menanggulangi agresi militer I dan II. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Polri adalah satu-satunya Instansi yang memegang senjata. Dengan menggunakan Polri sebagai modal kekuatan, disana sini Rakyat berhasil merampas senjata dari Jepang. Polri menyatakan diri sebagai combatan.

Nilai-nilai yang diwariskan :1. Kecintaan kepada Bangsa dan Negara. 2. Percaya pada kemampuan diri. 3. Tidak kenal menyerah / militansi yang tinggi tapi bukan militerisme. 4. Rela berkorban. 5. Tanpa pamrih.

Page 56: ORGANISASI KEPOLISIAN

42

POLRI ADALAH POLISI PEJUANG Pada periode masa tahun 1945 – 1950 dalam pengabdian Polri terhadap Negara dan Bangsa. Polri adalah Polisi Pejuang tampak pada peranan Polri dalam merebut kekuasaan di Jepang, peranan Polri dalam menghadapi sekutu dan Belanda, peranan Polri dalam menanggulangi operasi militer I & II. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 Polri salah satu Instansi yang memegang senjata api. Dengan menggunakan Polri sebagai modal kekuatan, disana sini rakyat berhasil merampas senjata api dari Jepang baik dengan jalan damai maupun dengan jalan kekerasan.

Selanjutnya fakta-fakta menyatakan bahwa Polri ikut serta secara aktif dalam merebut kekuasaan dari Tentara Jepang bahkan dibeberapa daerah mereka itu merupakan pelopor-pelopor utama yang militan baik didalam tindakan penurunan bendera Jepang menggantikan dengan Sang Merah Putih maupun dalam mengambil alih kekuasaan dari Tentara Jepang. Polri bersama-sama dengan TNI dan Badan-badan Perjuangan lainnya dengan persenjataan yang dapat direbut dari Jepang menyambut kedatangan tentara sekutu yang membawa NICA dengan pertempuran-pertempuran sengit yang terjadi diberbagai tempat diseluruh Indonesia yang menimbulkan korban pada kedua belah pihak. Misalnya di Surabaya, untuk menggempur Surabaya tentara Inggris mengerahkan seluruh kekuatannya baik di darat, dilaut maupun di udara.

Dalam penggempuran tersebut salah satu tempat yang menjadi sasaran musuh adalah Markas Besar Polisi Istimewa Surabaya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945.

Kesatuan-kesatuan Polisi Istimewa Karesidenan Surabaya beserta anggota-anggota Kepolisian yang bertugas di seksi-seksi Polisi diseluruh Kota Surabaya bersama-sama dengan pasukan-pasukan perjuangan lainnya melakukan perlawanan yang gigih terhadap pasukan tentara Sekutu. Tanggal 10 Nopember inilah dijadikan Hari Pahlawan, memang Polisi senantiasa menjadi penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat walaupun dalam keadaan perang sejarah menunjukan bahwa Polisi kita adalah Polisi yang dituntut pengabdiannya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan kita, kedaulatan negara dengan demikian Polisi kita adalah Polisi yang combatan.

Karena itu pada setiap Polri telah diwariskan untuk dimiliki nilai-nilai kejuangan : nilai-nilai untuk cinta akepada Negara Kesatuan Republik Indonesia percaya pada kemampuan sendiri, pantang menyerah, rela berkorban dalam pengabdiannya kepada Nusa dan Bangsa.

Page 57: ORGANISASI KEPOLISIAN

43

POLRI CIVIL : BERUNIFORM DAN BERSENJATA

TUGAS POLRI YG BERAT DGN RESIKO YG TINGGI

POLRI ADALAH SIPIL YG MENGGUNAKAN UNFORM DAN BERSENJATA TETAPI BUKAN ANGKATAN PERANG / MILITER

POLRI HARUS TUNDUK PADA HUKUM MAHIR MENGGUNAKAN HUKUM SBG SENJATANYA DIIKAT OLEH DISIPLIN DGN HIERARKHI YG JELAS DAN

KETAT MENJUNJUNG TINGGI HAM MEMPUNYAI ETIKA PROFESI

Page 58: ORGANISASI KEPOLISIAN

44

SERAGAM POLRI Mencerminkan Hirarkhi Kemampuan / keahlian Keabsahan wewenang dan tanggung jawab (Ta/Ba Polri tanda pangkatnya dipundak sama dgn Pa

menunjukkan semua anggota Polri mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri)

Tanggung jawab dikaitkan dengan jabatan yang dipangkunya

Bintang tiga mengartikan Tribrata sbg sumber kode etik profesi Polri

Perisai – Pelindung Obor – memberi penerangan Tiang – Pilar negara Tangkai Padi – kesejahteraan masyarakat Jumlah tangkai Padi dan Kapas menunjukkan

diangkatnya Kepala Kepolisian Negara tanggal 29 September 1945

Rastra Sewa Kottama – menunjukkan Brata pertama dari Tribrata / Polri sbg abdi utama Nusa dan Bangsa.

Menunjukkan Induk kesatuan dari anggota yang bersangkutan

Menunjukkan identitas Pribadi dari anggota

Tanda kehormatan yang diberikan negara atas pengabdiannya pada Negara dan Bangsa

TANDAPANGKAT

TANDAJABATAN

EMBLEM

INDUK SAT

NAMA

TANDA JASA

• DENGAN BERSERAGAM SETIAP ANGGOTA DIDORONG BERPENAMPILAN KOREK DAN BERTINGKAH LAKU ETIS

• DGN SERAGAM TANPA BICARA PENAMPILAN ANGGOTA PLRI DITENGAH MASYARAKAT TELAH MEMANCARKAN WIBAWA PETUGAS YG MEMBERIKAN DAMPAK PSICHOLOGIS KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT SEKITARNYA

• DENGAN SERAGAM MASYARAKAT CEPAT MENGETAHUI KEBERADAAN ANGGOTA POLRI

• SERAGAM ADALAH KEBANGGAN BAGI ANGGOTA

Page 59: ORGANISASI KEPOLISIAN

45

PENGGUNAAN SENJATA API

Penggunaan senjata api harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada antara lain :

1. Polri hanya boleh menggunakan kekuatan jika sungguh-sungguh diperlukan dan hanya sebatas yang dituntut untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 2. Pemakaian Senpi dianggap sebagai tindakan ekstrim, tidak boleh digunakan kecuali ketika tersangka melakukan perlawanan bersenjata atau membahayakan kehidupan orang lain. 3. Dalam pelaksanaan tugas sejauh mungkin dipilih cara yang tidak dapat menyakiti baru dipilih

penggunaan kekerasan dan senjata api apabila cara lain tidak mungkin berhasil dengan baik.

Karena itu bagi pemegang senjata api diberikan perhatian khusus kepada : 1. Isu-isu etika, penegakan hukum dan HAM. 2. Kemungkinan Penggunaan kekerasan dan Senpi termasuk penyelesaian sengketa secara

damai, bagaimana memahami prilaku masa, dan metoda-metoda pembujukan (persuation), perundingan (negosiation), dan penengahan (mediation).

Page 60: ORGANISASI KEPOLISIAN

46

UNTUK ITU SEORANG PETUGAS POLRI HARUS :

1. Lulus tes psikologi.

2. Menguasai ketentuan-ketentuan hukum / peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan senjata api termasuk pula kumpulan standard, panduan dan instrumen internasional dari PBB antara lain :

a. Pedoman tindak tanduk untuk para penegak hukum (code of conduct for law enforcement officials).

b. Prinsip-prinsip dasar penggunaan senjata api oleh petugas penegak hukum (basic principalsfor the use of force and fire arm by law enforcements officials).

3. Memiliki kemampuan pengendalian diri.

4. Menghormati dan menjunjung tinggi HAM.

5. Dilengkapi oleh Pimpinan kepada anggota yang bertugas berbagai senjata api dan amunisi yang memungkinkan penggunaan persenjataan / agar tidak mematikan / melukai.

Page 61: ORGANISASI KEPOLISIAN

47

BAB IVSITUASI DAN KONDISI YANG

DIHADAPI POLRI

1. TREND GANGGUAN KAMTIBMAS2. MASYARAKAT

3. DEMOKRATISASI, HUKUM dan HAM4. ERA REFORMASI : POLRI PROFESIONAL DAN MANDIRI

5. KETERBATASAN POLRI

Page 62: ORGANISASI KEPOLISIAN

48

TREND GANGGUAN KAMTIBMAS3. Pelaku :

a. Melibatkan sindikat Internasionalb. Mulai dari masyarakat awam sd pejabat tinggi negara

dan penguasa c. Melibatkan oknum TNI/Polri, dan oknum-oknum Instansi

Pemerintah termasuk Instansi Depag, P & K dan aparat penegak Gakkum

d. Melibatkan Institusi yang Independent yang anggota-anggota dipilih dan diyakini memiliki reputasi yang tidak diragukan lagi.

a. Apakah indikator ini dapat dianggap bahwa sekarang ini tidak hanya masih dalam krisis ekonomi saja tetapi juga mengalami krisis moral ?

b. Bagi anggota Polri : 1) Belum selesai satu masalah sudah timbul masalah lain

yang semuanya menuntut agar diselesaikan secepatnya sesuai tuntutan masyarakat. Semuanya itu menuntut anggota Polri pada umumnya harus bekerja keras

melebihi dari ukuran-ukuran yang normal sehingga dapat mempengaruhi secara negatif terhadap kejiwaan

anggota yang bertugas. Untuk itu anggota Polri dituntut memiliki semangat tinggi / pantang menyerah,dan senantiasa berupaya optimal menambah dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya. 2) Ini adalah tantangan sebagai konsekwensi memilih Polri sebagai medan pengabdiannya dan utamanya tantangan bagi anggota Polri yang dipercaya sebagai pimpinan kesatuan dari tingkat yang paling rendah sampai dengan Kapolri.

4. Keterangan :

1. FKK antara lain :a. Kemajuan tekhnologi b. Kemajuan perdagangan c. Kemajuan travelling d. Pertumbuhan penduduk yang tinggi e. Kesenjangan antara yang punya dan tidak punya f. Lapangan kerja yang terbatas / pengangguran yang tinggi

2. AF meningkat secara kwalitatif maupun kuantitatif antara lain :a. Skala Internasional

- Penyelundupan narkoba - Terorisme - Uang palsu - Money loundring - Kejahatan dengan menggunakan komputer - Hak cipta - Trans national crime

b. Skala Nasional - Gangguan keamanan - Kekerasan massal- Korupsi (tertinggi di dunia) - Terorisme - Premanisme - Kejahatan dengan kekerasan - Kejahatan perbankan - Narkotika - Uang palsu - Kemaksiatan - Penyelundupan - Pelanggaran hak cipta - Kejahatan ekonomi

Page 63: ORGANISASI KEPOLISIAN

49

MASYARAKAT1. Harapan masyarakat :

a. Polri mampu melaksanakan fungsi, tugas dan kewajibannya dengan baik, yakni menegakkan hukum, memelihara kamtibmas, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat sehingga masyarakat senantiasa merasa aman, tentram dan damai.

b. Tuntutan-tuntutan masyarakat tersebut menuntut agar perlindungan, pelayanan dan pengayoman masyarakat dengan segera, disini dan sekarang juga sering tanpa memperhatikan kondisi riel yang ada pada Polri.

2. Kritik masyarakat terhadap Polri

Kritik masyarakat terhadap Polri sering terlalu tajam dan pahit. Dalam hal ini Polri harus berpikir positif terhadap kritik-kritik masyarakat tersebut :

3 Kesadaran hukum masyarakat masih kurang

4. Partisipasi masyarakat

a. Tanggung jawab menegakkan hukum dan kamtibmas adalah tugas bersama (Polri dan masyarakat). b. Karena itu partisipasi masyarakat mutlak dibutuhkan dalam membina kamtibmas. c. Karena itu keberhasilan pelaksanaan tugas Polri sangat tergantung dari sejauh mana keberhasilan

Polri dalam membina kemitraan dengan masyarakat (community policing).

a. Kritik masyarakat adalah wajar sebagai kontrol masyarakat dalam negara demokrasi.b. Harus dianggap kepedulian masyarakat untuk memperbaiki Polisinya. c. Kalau kritik tersebut mengandung kebenaran harus ditindak lanjuti dengan mengadakan pembenahan.

5. Karena tugas Polisi pada hakekatnya adalah tugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat maka paradigma Polri harus berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Page 64: ORGANISASI KEPOLISIAN

50

NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA DEMOKRATIS (Psl 1 (2) UUD 1945)

CIRI-CIRI NEGARA DEMOKRATIS

Adanya pembagian kekuasaan

pemerintahan dipilih secara demokratis

Rule of Law

Memelihara agar

pelaksanaan pemilihan aman

dan lancar

Penghormatan HAM

Menegakkan hukum

Hakekat tugas Polri adalah menegakkan

HAM/melindungi HAM

Polri adalah Pilar Demokrasi

Polri yang kuat Mandiri & Profesional

Polri secara kelembagaan pisah dengan

Dep.Hankam/Mabes ABRI berdiri sendiri langsung dibawah Presiden RI

UU No. 2 / 2002 Anggaran &

Dukungan Polri meningkat

Kadar Demokrasi Indonesia

Reformasi supermasi hukum demokratisasi & HAM

DEMOKRASIINDONESIA ?

Negara demokrasi liberal

Negara Otoriter Polisi sebagai alat penguasa

200 negara demokrasi di dunia

Page 65: ORGANISASI KEPOLISIAN

51

NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM (Psl. 1 (3) UUD 1945) CIRI-CIRI NEGARA HUKUM

Kekuasaan dijalankan

sesuai dengan hukum positif

Kegiatan negara di

bawah kontrol

kekuasaan kehakiman yang efektif

UUD menjamin

HAM

Pembagian kekuasaan

POLRI

Semua tindakannya harus

berdasarkan hukum positif dan menjunjung tinggi

HAM

Sebagai penegak hukum Polri menindak

pelanggaran-pelanggaran

hukum yang terjadi

DILEMA YANG DIHADAPI POLRI

Banyak hukum dari Warisan Kolonial

Ada hukum yang tidak

sesuai dengan rasa keadilan masyarakat

Ada Undang-Undang yang belum sinkron

dengan peraturan perundang-

undangan yang lainnya.

Polri memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam Memahami betul situasi dilapangan Bijak dalam bertindak tetapi tetap bertanggung jawab

Page 66: ORGANISASI KEPOLISIAN

52

HAK AZASI MANUSIA (HAM)

1. HAM adalah salah satu Hak yang melekat secara kodrati pada manusia yang apabila hak itu tidak ada, tidak akan bisa hidup sebagai manusia.

2. Nilai-nilai HAM kita dapatkan pada : a. Pembukaan UUD 1945, dengan Pancasilanya. b. Undang-Undang No. 8 / 1981 tentang Hukum Acara Pidana. c. Undang-Undang No. 39 / 1999 tentang HAM. d. Undang-Undang No. 26 / 2000 tentang Peradilan HAM. e. Undang-Undang No. 5 / 1998 tentang Pengesahan Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan

atau penghukuman lain yang kejam tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia. f. Undang-Undang No. 2 / 2002 tentang Polri. g. Tribrata yang lahir juga karena pertimbangan HAM. h. Kode etik Polri.

3. Kenyataan-kenyataan dilapangan tingkah laku anggota Polri masih banyak yang belum sesuai dengan HAM sehingga menjadi fokus sorotan dari masyarakat.

4. Agar Polri mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menjadi pilar demokrasi yang kokoh, maka Polri senantiasa menjunjung tinggi HAM dalam pelaksanaan tugasnya yang tercermin dari perbuatan yang senantiasa etis menjunjung dan menghormati HAM.

5. Tugas Polri untuk menegakkan hukum dan memelihara Kamtibmas pada hakekatnya adalah tugas untuk menegakkan HAM itu sendiri.

Page 67: ORGANISASI KEPOLISIAN

53

6. Masalah-masalah yang dihadapi Polri dilapangan.

a. Masyarakat sering menuntut HAM untuk ditegakan tetapi mereka sendiri melakukan tindakan-tindakan yang melanggar HAM orang lain. Masyarakat banyak yang belum menyadari bahwa disamping mereka memiliki HAM, mereka juga memiliki kewajiban azasi manusia. Kebebasan azasi seseorang dibatasi oleh hak azasi orang lain. Dilapangan banyak dijumpai tindakan-tindakan masyarakat yang menghakimi sendiri dan melawan serta menentang petugas.

b. Sebagai akibat tuntutan yang tinggi masyarakat terhadap HAM, masyarakat menyoroti setiap tindak tanduk Polri, sehingga seolah-olah tindakan Polri semua salah, tindakan Polri tidak ada yang benar. Hal ini menimbulkan dampak ada kecenderungan dari anggota Polri ragu dalam melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini perlu dihayati semua anggota Polri bahwa tidak perlu ragu-ragu bertindak melaksanakan tugas sepanjang dalam penggunaan kekuasaan atau wewenang Polri senantiasa memegang azas legality, necesity, proporsionality serta etis.

c. Dalam Era globalisasi sekarang ini dimana mobilitas orang sekarang ini sangat tinggi maka setiap orang yang berada di yuridiksi Indonesia tidak hanya warga negara Indonesia tetapi juga warga negara asing harus tunduk pada hukum Indonesia, karena itu tuntutan untuk menjunjung tinggi HAM bukan hanya masyarakat Indonesia tetapi juga merupakan tuntutan dunia internasional, karena itu Polri dalam menegakkan hukum disamping landasan hukum positif yang ada juga memperhatikan ketentuan-ketentuan internasional dibidang HAM.

Page 68: ORGANISASI KEPOLISIAN

54Era Reformasi : POLRI Profesional dan MandiriCiri-Ciri Pekerjaan Profesional

1. Menurut Buku Hukum Biru Jalan menuju kode jabatan Polisi.

3. Donald C. Whitlam.

a. Nama jabatan yang terlindungb. Pendidikan kejuruan sendiric. Perkumpulan jabatan sendirid. Mempunyai kode jabatan/ kode etik

a. Ketrampilan yang didasarkan atas pengetahuan teoritisb. Memperoleh pendidikan yang tinggi dan latihanc. Adanya organisasi profesi dan adanya kode etik profesid. Adanya nilai khusus diabadikan pada kemanusiaane. Hidup dari profesinya dan secara terus menerus berusaha meningkatkan keahlian dan ilmunya

sendiri

a. Menggunakan teori ilmu pengetahuan untuk pekerjaanb. Keahlianc. Pelayanan terbaik bagi pelanggannyad. Memiliki otonomi dan cara mengatur perilaku anggota profesie. Adanya organisasi Asosiasi profesif. Memiliki kode etikg. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya, bertanggung jawab penuh atas monopoli keahlian profesi

2. Ledge dan Exley.

Page 69: ORGANISASI KEPOLISIAN

55

POLRI ADALAH KELOMPOK PEKERJAAN PROFESIONAL KARENA MEMENUHI KRITERIA :1. Polri adalah nama jabatan yang terlindung :

2. Polri memiliki pendidikan kejuruan, adapula pendidikan keahlian seperti PTIK serta ada juga pendidikan-pendidikan seperti : Selapa, Sespim Polri, Sespati Polri

3. Ada organisasi Asosiasi Profesi seperti : ISIK

4. Mempunyai kode etik profesi Polri

Jadi ciri-ciri yang dimiliki Polri telah memiliki ciri-ciri profesional seperti pada buku biru

- Orang hanya dapat mengatakan, bahwa ia adalah bhayangkara Polisi, Bintara Polisi, Perwira Polisi, jika memiliki ijazah Tamtama, Seba Polri, Secapa atau Akademi Polisi atau Pendidikan Perwira Sumber Sarjana (PPSS)

Agar memenuhi ciri-ciri profesional menurut Ledge Exley serta Donald C Whitlam perlu harus betul-betul dapat diwujudkan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan, ketaatan akan kode etik, meningkatkan Kebanggan profesi, bertanggung jawab penuh atas keahlian profesi, senantiasa secara terus menerus meningkatkan Keahlian serta ilmunya, meningkatkan control yang efektif terhadap tingkah laku anggota.

Page 70: ORGANISASI KEPOLISIAN

56

POLRI MANDIRI

KEMANDIRIAN

Kemandirian struktural : telah tercapai dgn mandirinya Polri terpisah dari Mabes TNI dan

Dep. Han dan langsung berada di bawah Presiden

Kemandirian moral anggota Polri (???)

Untuk mandiri sebagai Penyidik

Untuk mandiri dalam mengambil tindakan Diskresi

Untuk mandiri untuk bersifat netral

Untuk mandiri berani menolak perintah atasan yg bertentangan dgn hukum

Untuk mandiri dalam mengambil langkah-langkah yg benar dan adil tanpa pengaruh harta, kedudukan, jabatan dan wanita

Kemandirian adalah kebanggan yg harus diiringi dgn tanggung jawab yg lebih besar dari kemandirian harus dapat diwujudkan secara konkrit di lapangan dlm wujud kinerja Polri yg lebih baik sehingga masyarakat lebih merasa dilindungi, dilayani dan diayomi oleh Polri. Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih bagus dari hari ini

Page 71: ORGANISASI KEPOLISIAN

57

Kemandirian Polri adalah otonomi dalam pelaksanaan tugas profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku wewenang dan tanggung jawabnya tanpa adanya campur tangan

lembaga lain

1. Indonesia adalah negara hukum yang demokratis yang ciri-cirinya adanya supremasi hukum dan dihormati serta dijunjung tingginya HAM. Tugas-tugas tersebut pada hakekatnya dipercayakan oleh Negara dan Bangsa untuk diemban oleh Polri sehingga Polri adalah pilar utama tegaknya negara demokratis berdasarkan hukum.

Polri harus mandiri karena :

2. Penyidikan adalah bagian integral dari Criminal Justice System karena itu harus mandiri sebagaimana Jaksa dan Hakim agar terdapat keadilan dalam penegakan hukum.

3. Polri mempunyai kewenangan diskresi.

4. Polri harus netral (Pasal 28 ayat 1 UU No. 2 / 2002).

5. Menurut kode etik profesi Polri dinyatakan setiap anggota Polri dibenarkan menolak perintah atasan yang melanggar norma hukum..

6. Tugas Polri menegakkan hukum dan memelihara Kamtibmas merupakan tugas yang strategis dengan kewenangan yang luas maka ada kecenderungan untuk adanya pihak-pihak yang ingin mengintervensi Polri untuk melindungi kepentingannya.

Page 72: ORGANISASI KEPOLISIAN

58

KETERBATASAN POLRI1. Keterbatasan POLRI dan integrasi Polri dalam ABRI :

a. Personil 1) Jumlah personil kurang 2) Profesionalisme rendah

b. Anggota POLRI kecil akibat daripada metode operasi dimana operasi Kamtibmas merupakan sub sistim dari operasi Kamdagri. Operasi Kamtibmas sejajar dengan Operasi Terr, OPS Pur dan Operasi Intel. Semua bentuk Operasi itu dibawah Kodal Pangab, sedangkan Operasi Kepolisian hanya merupakan Operasi rutin yang tidak didukung dengan anggaran.

c. Saran dan prasarana serta Alut Polri sangat kecil.

2. Dengan adanya reformasi maka secara struktural Polri telah mandiri lepas dari Dephan / Mabes TNI, berdiri sendiri langsung di bawah Presiden serta anggaran dukungan untuk Polri sudah jauh meningkat.

3. Dalam kaitan ini Polri harus dapat menunjukan pengabdian karya nyata yang dirasakan oleh masyarakat semakin meningkat, kalau masih dirasakan adanya kekurangan harus dijadikan tantangan untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga walaupun masih ada keterbatasan Polri mampu mempersembahkan kinerja yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.

4. Dalam kaitan keterbatasan ini harus disadari : a. Keterbatasan sumber daya senantiasa dihadapi oleh semua organisasi b. Polri harus tahu persis apa yang dibutuhkan dan berapa yang dibutuhkan c. Senantiasa memanfaatkan sumber daya yang terbatas adanya secara optimal sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas. d. Berupaya memperjuangkan kepada atasan perlunya ada prioritas tambahan dukungan yang betul-betul diperlukan dengan alasan-alasan yang rasional untuk mendukung peningkatan kinerja Polri yang baik.

5. Untuk itu dituntut Polri yang efisien, efektif, membuat prioritas, hemat.

Page 73: ORGANISASI KEPOLISIAN

59

BAB VTINDAKAN POLRI DAN ASAS-ASAS

PELAKSANAAN TUGAS POLRI

1. TINDAKAN POLRI2. BENTUK-BENTUK TINDAKAN POLRI3. TINDAKAN YANG BENAR4. ASAS-ASAS UMUM PELAKSANAAN TUGAS POLRI5. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENEGAKKAN HUKUM6. RAMBU-RAMBU/UKURAN TENTANG KEABSAHAN

BEBERAPA TINDAKAN POLRI7. ASAS-ASAS MORAL POLRI8. ASAS-ASAS UMUM PENYELENGGARAAN NEGARA9. PRINSIP-PRINSIP UNIVERSAL PEMOLISIAN

DEMOKRATIS

Page 74: ORGANISASI KEPOLISIAN

60

Tindakan Polri

Bentuk-bentuk

Tindakan

Preventif

Represif

Tindakan yg benar

Asas-asas umum

pelaksanaan tugas Polri

Preventif langsung

Preventif tdk langsung

Represif non yustisial

Represif yustisial

Benar secara hukum

Benar secara teknis

Benar secara moral

Benar secara sosiologis

Asas legalitas

Asas kewajiban

Asas Partisipasi

Asas Preventip

Asas Subsidiaritas

Asas Oportunitas

Page 75: ORGANISASI KEPOLISIAN

61Prinsip-prinsip dasar

penegakkan hukum

legalitas

nesesitas

proporsionalitas

Rambu-rambu / ukuran

keabsahan beberapa

tindakan Polri

Keabasahan atas kewajiban umum kepolisian

Tindakan lain yg bertanggung jawab

Diskresi

Upaya paksa a.l.Pemanggilan, penangkapan, pemeriksaan,

penggeledahan, penahanan, penyitaan, penghentian penyidikan

noodzakelijk

zakelijk

dolmatig

evenridig

Vide pasal 5 dan 7 KUHAP

Vide UU No. 8 thn 1981 ttg KUHAP

Memperhatikan peraturan per-UU-an dan kode etik profesi Polri

Hanya dapat dilakukan dlm keadaan yg sangat perlu

Untuk kepentingan umum

Vide Pasal 18 UU No. 2 / th 2002

Page 76: ORGANISASI KEPOLISIAN

61

Asas-asas dan Norma moral Polri

Pedoman Hidup Tribrata

Lambang Polri

Pedoman Karya Catur Prasetya

Pemahaman Baru Tribrata

Pemaknaan Baru Catur Prasetya

Kode etik Profesi Polri

Asas-asas umum penyelenggaraan

negara

Asas kepastian hukum

Asas tertib penyelenggaraan Negara

Asas Kepentingan Umum

Asas Keterbukaan

Asas Proporsionalitas

Asas Profesionalitas

Asas Akuntabilitas

Page 77: ORGANISASI KEPOLISIAN

63

Prinsip-prinsip Universal Perpolisian Demokratis

Menurut David Bruce danRachel Neild

Menurut Kevin Cordy

Menurut Negara-negara Afrika

Page 78: ORGANISASI KEPOLISIAN

64

BAB VILANDASAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI

1. LANDASAN YURIDIS a. UNDANG-UNDANG NO. 2 / 2002b. UNDANG-UNDANG NO. 8 / 1981 c. UNDANG-UNDANG NO. 39 / 1999

2. LANDASAN KEBIJAKAN

Page 79: ORGANISASI KEPOLISIAN

65

LANDASAN YURIDIS

a. Undang-undang yang menjadi landasan Yuridis dalam pelaksanaan tugas Polri yang syarat dengan nilai-nilai moral yang harus dipedomani Polri : 1) Undang-Undang No. 2 / 2002 tentang Polri2) Undang-Undang No. 8 / 1981 tentang Hukum Acara Pidana 3) Undang-Undang No. 39 / 1999 tentang HAM 4) Berbagai Undang-Undang lainnya.

b. Undang-Undang No. 2 / 2002 tentang Polri1) Kemandirian dalam pelaksanaan tugas proyustitial 2) Lebih mengedepankan fungsi pelayanan dan perlindungan yang merupakan orientasi dari Polisi negara-negara modern3) Polisi tunduk pada peradilan umum 4) Ingin diwujudkan Polisi yang berwajah sipil, mandiri, profesional dan modern, bersih dan taat pada azas hukum. Ada Lembaga Komisi Nasional yang independent. 5) Azas-azas pelaksanaan tugas Polri6) Persyaratan untuk diangkat menjadi anggota Polri7) Sumpah yang diucapkan oleh anggota Polri untuk menjadi anggota Polri8) Bersifat netral 9) Memberikan landasan hukum adanya kode etik profesi Polri10) Bertindak berdasarkan norma hukum dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan serta menjunjungi tinggi HAM

Page 80: ORGANISASI KEPOLISIAN

66Etika Profesi Polri dan UU No. 2 / 2002

Kewajiban wewenangNilai/norma & landasan

pelaksanaan tugasPembinaan Profesi

Profesionalisme PolriTanggung

jawabTujuan

Wewenang umum psl.

15(1)

Wewenang sesuai pera-

turan per-UU-an lain nya psl

15(2)

Wewng dlm bid. proses pidana psl

16(1)

Wewenang diskusi psl 18(1) mem-perhatikan

peraturan per-UU-an & kode

etik

Menggunakan kewenangan sesuai per-

aturan per-UU-an

Kehndak baik utk melaksa-nakan apa yg

menjadi kewajiban

Tugas

Tugas Pokok Psl 13

Tugas-tugas Psl 14

Pasal 19(1) Bertindak berdasarkan hukum dan

mengindahkan norma agama, kesopanan,

kesusilaan serta menjunjung tinggi HAM

Pasal 19(2) mengutamakan pencegahan

Pasal 23 Lafal sumpah

Pasal 34(1) Kode Etik Profesi

Taat hukum,utamakan pencegahan, perhatikan norma-norma lain, junjung tinggi HAM,

pegang teguh sumpah

Psl 32(1) Pembinaa

n Etika Polri

Psl 32(1) Pengem-bangan

pengeta-huan dan pengalam

an di bidang teknis

kepolisi-an

Pembi-naan

Profesi/ Kemamp

uan Profesi Psl 31

Pembinaan Profesi meliputi pembinaan Etika Profesi dan pengembangan pengetahuan

dan pengalaman dibidang teknis kepolisian

Psl 8(2) Presiden

Psl 43 angka 2

Pidana

Psl 27(1) disiplin

Psl 35(1) sidang

komisi kode etik

Psl 10(1) 2(2)

tanggung jawab secara

hirarki

Pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas/

kewajiban

Tolak ukur kebrhsilan pelksnaan

tugas/kewajiban

Psl 4 Tujuan Polri

Page 81: ORGANISASI KEPOLISIAN

67

c. Undang-Undang No. 8 / 1981 tentang Hukum Acara Pidana 1) Azas praduga tak bersalah 2) Persamaan dimuka hukum 3) Hak pemberian bantuan hukum 4) Peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan 5) Upaya paksa harus dengan perintah tertulis6) Kesalahan, kekeliruan upaya paksa dapat diajukan ganti rugi, pra peradilan, atau tuntutan pidana.

d. Undang-Undang No. 39 / 1999 tentang HAM

Page 82: ORGANISASI KEPOLISIAN

68

LANDASAN KEBIJAKAN

a. Landasan kebijakan :1) Cita-cita nasional yang termuat dalam UUD 1945. 2) Indonesia negara demokratis yang berdasarkan hukum ( pasal 1 (1) dan pasal 1 (3) UUD 1945).

b. Fungsi dan tugas Polri :1) Dikaitkan dengan cita-cita nasional maka fungsi dan tugas Polri berkaitan dengan melindungi segenap bangsa Indonesia dan membantu melaksanakan ketertiban dunia. 2) Polri adalah pilar utama dari negara Indonesia merupakan negara demokratis yang berdasarkan

hukum. 3) Semuanya menuntut terwujudnya Polri yang kuat, mandiri dan profesional.

c. Kebijakan yang menyangkut Polri, karena itu semua kebijakan yang menyangkut Polri diarahkan untuk membangun Polri yang kuat, mandiri dan profesional agar dapat mengawal pelaksanaan demokrasi dan pencapaian cita-cita nasional.

Page 83: ORGANISASI KEPOLISIAN

69

d. Institusi-institusi yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang menyangkut tugas Polri adalah :1) DPR :

a) Membuat Undang-Undang b) Menetapkan Anggaran c) Persetujuan Kapolri yang akan diangkat oleh Presiden

2) Pemerintah / Presiden :a) Kebijakan yang menyangkut Polri b) Peraturan Pemerintah yang menyangkut pelaksanaan tugas Polri. c) Mengangkat Kapolri setelah mendapat persetujuan DPR.

3) Komisi Kepolisian Nasional : a) Menyarankan kebijakan yang menyangkut Polri kepada Presiden.b) Mengajukan saran calon Kapolri kepada Presiden.

4) Kapolri a) Kebijakan teknis Polri.b) Hubungan kerja dengan Badan, Lembaga serta instansi didalam dan luar negeri.

5) Kepala-kepala Kesatuan Polri : a) Menentukan kebijakan Kepala Kesatuan yang dianalisa berdasarkan SWOT dan kebijakan

atasan serta kebijakan instansi-instansi samping. b) Melakukan pengawasan dan pengendalian pembinaan etika profesi Polri yang merupakan

fungsi Komando.

Page 84: ORGANISASI KEPOLISIAN

70

BAB VIIIPENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. KEBEBASAN 2. KEWAJIBAN

3. HATI NURANI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

4. TANGGUNG JAWAB

Page 85: ORGANISASI KEPOLISIAN

71

KEBEBASAN

1. Kebebasan Struktural Dengan terpisahnya Polri dengan Dep. Hankam dan Mabes ABRI menjadi institusi yang berdiri sendiri yang langsung dibawah Presiden.

2. Kebebasan Individual a. Kebebasan yuridis :

Kewenangan yang diberikan Undang-Undang dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang.

b. Kebebasan fisik

c. Kebebasan psikologis

d. Kebebasan moral

e. Kebebasan eksistensial

Merupakan kebebasan tertinggi, kebebasan untuk tetap menjadi dirinya sendiri, dengan teguh memegang pendiriannya, karena hanya terikat pada kebenaran, kejujuran, keadilan tanpa terpengaruh dan atau mau dipengaruhi oleh intervensi dari manapun juga. Dia sungguh-sungguh berpikir bebas dan mandiri, ia berbuat baik bukan pengaruh orang lain tetapi keluar dari kesadarannya sendiri karena kewajibannyalah yang menuntut dia berbuat seperti itu.

Dalam pelaksanaan tugas Polri senantiasa dihadapkan pada ancaman-ancaman phisik, psikis dan ancaman moral, dihadapkan dengan godaan-godaan harta, jabatan, dalam bentuk penyanderaan, teror, godaan-godaan dan janji-janji. Untuk itu anggota Polri dituntut memiliki ketangguhan moral, dalam mengatasi segala bentuk ancaman dan godaan terhadap kebebasan anggota Polri.

Page 86: ORGANISASI KEPOLISIAN

72

KEWAJIBAN1. Tugas yang diberikan Undang-Undang kepada Polri menjadi kewajibannya untuk diselesaikan secara

baik. Tugas kewajiban yang berat dan beresiko tinggi tersebut maka perlu digaris bawahi pula bahwa anggota Polri mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri yaitu kewajiban untuk mempertahankan diri.

KEWAJIBAN POLRI - Thdp. Masy = tugas Polri- Thdp dirinya sendiri :

mempertahankan diri.

HAK POLRI - Berdasarkan azas plichmatigheid maka

kewajiban itu dijadikan dasar untuk melakukan tindakan-tindakan misalnya Diskresi Kepolisian

- Hak untuk melakukan upaya paksa agar hukum tetap tegak dan terwujudnya ketertiban dan keamanan

HAK MASYARAKAT - Untuk memperoleh perlindungan,

pelayanan dan pengayoman dari Polri sehingga merasa aman dan tentram.

KEWAJIBAN MASYARAKAT - Mentaati semua peraturan-peraturan hukum

termasuk mentaati hukum upaya paksa oleh Polri, sepanjang dilakukan sesuai ketentuan hukum

Page 87: ORGANISASI KEPOLISIAN

73

HATI NURANI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. HATI NURANI IALAH : PENGHAYATAN TENTANG BAIK ATAU BURUK BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAH LAKU KONKRIT KITA.

2. HATI NURANI MEMERINTAHKAN ATAU MELARANG KITA UNTUK MELAKUKAN SESUATU KINI DAN DISINI.

3. HATI NURANI MERUPAKAN INSTANSI YANG MENILAI DARI SEGI MORAL PERBUATAN-PERBUATAN YANG KITA LAKUKAN.

4. YANG MUTLAK DARI HATI NURANI ADALAH TUNTUTAN UNTUK TIDAK PERNAH MEYELEWENG DARI APA YANG KITA SADARI SEBAGAI KEWAJIBAN KITA.

5. HATI NURANI MENUNTUT TUNTUTAN MUTLAK UNTUK SELALU BERTINDAK BAIK,JUJUR,BENAR DAN ADIL.

6. TIDAK MENGIKUTI HATI NURANI BERARTI MENGHANCURKAN INTEGRITAS PRIBADI KITA DAN MENGHIANATI MARTABAT TERDALAM KITA.

Page 88: ORGANISASI KEPOLISIAN

74

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Bagi anggota Polri di lapangan yang dihadapkan pada masalah-

masalah yg timbul secara tiba-tiba dan harus diputus saat itu juga, maka hampir tidak ada waktu

untuk Pulta dan analisa data. Dia harus bertindak berdasarkan

penilaiannya sendiri memutuskan tindakan yang cepat dan tepat

Kesalahan pengambilan keputusan dilapangan walaupun pertama-tama kelihatannya kecil tetapi dapat berdampak luas dan

fatal

Anggota Polri terutama dilapangan mutlak dituntut untuk memiliki keberanian dan kemantapan

moral, dia tidak boleh ragu-ragu, dia harus tegas dan bertanggung jawab atas segala tindakannya

Kewajiban untuk selalu bertindak sesuai hati nurani, tentu tidak menjadi jaminan bahwa keputusan itu pasti benar.

Pada kenyataannya keputusan yang diambil bisa saja secara obyektif tidak benar, yang mungkin karena informasi/masukan yang tidak lengkap atau karena kita sebagai manusia biasa yang tidak ada yang sempurna

Tetapi keputusan yang salah itu tidak berarti keputusan tersebut secara moral salah juga

Keputusan yang diambil secara hati nurani itu merupakan identitas kemandirian moral kita

1. PUTABerbagai masukan, referensi,saran-saran/ pendapat orang lain

2. ANALISA- Alt. 1- Alt. ……- Alt. N.

3. PENGAMBILAN KEPUTUSANSesuai apa yang disadari oleh hati nurani sebagai kewajiban yang harus diambil.

Pada umumnya sejak awal hati nurani telah mempunyai

kecenderungan pemecahan masalah semua masukan-

masukan diolah oleh hati nurani sehingga dia mendapatkan pemecahan permasalahan

yang disadari sebagai kewajiban yang diambil

Page 89: ORGANISASI KEPOLISIAN

75

TANGGUNG JAWAB

1. Tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari kewajiban dan kebebasan yang dimiliki Polri. 2. Tanggung jawab tidak dapat dilimpahkan. 3. Yang dipertanggung jawabkan adalah semua perbuatan dengan segala akibatnya termasuk pula tidak

berbuat yang sebenarnya menjadi kewajibannya dengan segala akibatnya.4. Tanggung jawab :

a. Tanggung jawab individu :1) Tanggung jawab hukum :

a) Hukum disiplin b) Tuntutan pra peradilan c) Tuntutan perdata / ganti rugi d) Tuntutan PTUN e) Tuntutan pidana

2) Tanggung jawab moral a) Sidang kode etik b) Penyesalan

b. Tanggung jawab kolektif

Menyangkut nilai-nilai / norma-norma moral, maka tanggung jawab pada hakekatnya adalah tanggung jawab individu, tetapi kalau ada korban adalah baik kalau Komando membantu menolong, meringankan beban korban walaupun anggota yang berbuat belum tentu salah.

Secara moral adalah baik, kalau Komando berbuat demikian, lebih-lebih karena Polri adalah pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.

Page 90: ORGANISASI KEPOLISIAN

76

5. Walaupun secara moral yang bertanggung jawab adalah masing-masing individu atas tingkah laku yang diperbuat akan tetapi kalau kita mau jujur perlu pula dikaji apakah perbuatan / tingkah laku individu itu tidak ada korelasinya dengan suatu kebijakan yang tidak tepat? Karena itu kalau ada kasus-kasus besar yang terjadi walaupun berpangkal kepada kesalahan tingkah laku dilapangan perlu masing-masing mengkaji secara moral pejabat-pejabat yang mengeluarkan kebijakan terkait dengan kasus tersebut, mulai dari DPR, Presiden, Komisi Kepolisian Nasional, Kapolri, dan Kepala-kepala Kesatuan Polri.

Kalau memang ada kesalahan dalam kebijakan maka kepada masing-masing pejabat yang terkait secara moral juga dituntut untuk bertanggung jawab dan kalau memang ada kekeliruan yang harus dipertanggung jawabkan secara hukum maka pejabat-pejabat yang terkait tersebut juga dituntut berani mempertanggung jawabkan kebijakannya secara hukum.

Tanggung jawab adalah identitas dari orang yang memiliki kepribadian dengan moral yang tertinggi dan terhormat.

Page 91: ORGANISASI KEPOLISIAN

77

BAB VIIIETIKA DAN KODE ETIK PROFESI POLRI

1. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN

2. KRONOLOGIS LAHIRNYA TRIBRATA SAMPAI DENGAN LAHIRNYA KODE

ETIK PROFESI POLRI

3. SUMBER KODE ETIK POLRI

A. TRIBRATA

B. CATUR PRASETYA 45

4. TRIBRATA

5. CATUR PRASETYA

6. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN TRIBRATA

7. HUBUNGAN TRIBRATA DENGAN CATUR PRASETYA

8. LAMBANG POLRI

9. PEMAKNAAN BARU TRIBRATA

10. PEMAKNAAN BARU CATUR PRASETYA

11. KODE ETIK PROFESI POLRI

12. INSTRUMEN-INSTRUMEN PBB

13. INTERNALISASI ETIKA PROFESI POLRI

Page 92: ORGANISASI KEPOLISIAN

78

PENYIMPANGAN

ETIKAHATI NURANI

MASALAH

SALAH/BURUK

BENAR/BAIK

PENYIMPANGAN

PERBUATAN ETIS

TOLOK UKURPENYIMPANGAN

TIDAK HANYA PEMIKIRAN TETAPI JUGA RASA

SECARA UMUM PENYIMPANGAN2 / PELANGGARAN TERHADAP

HUKUM

DISIPLIN

KODE ETIK

PEDOMAN PERILAKU ANGGOTA POLRI

Page 93: ORGANISASI KEPOLISIAN

79

JENIS PENYIMPANGAN

RINGAN

BERAT

- WAKTU PEMERIKSAAN TIDAK TEPAT WAKTU/ TIDAK SESUAI DGN SURAT PANGGILAN (BERBAHAYA KALAU ADA KECENDERUNGAN DIANGGAP BIASA/ BUKAN MERUPAKAN PENYIMPANGAN

- .…………………

- .…………………

- TIDAK JUJUR, MELAKUKAN KEKERASAN DISKRIMINATIF

- MENERIMA HADIAH, PENAHANAN TIDAK SAH

- MENGGELAPKAN BARANG BUKTI

- .…………………

- .…………………

- PELANGGARAN HAM BERAT

UNTUK LEBIH MENDALAMI PENYIMPANGAN DAPAT DIBACA ANTARA LAIN :

1. HASIL TEMUAN PENELITIAN “MENYANGKUT PERILAKU KORUPSI POLISI”; PENELITIAN DILAKUKAN OLEH 147 MAHASISWA PTIK ANGKATAN 39 A DI 19 POLDA

2. HASIL PENELITIAN PTIK TAHUN 2002 TENTANG KINERJA POLRI PASCA POLRI MANDIRI

3. POLICE DEVIANCE (PENYIMPANGAN POLISI) OLEH THOMAS BARKER & DAVID L. CARTER

Page 94: ORGANISASI KEPOLISIAN

80

AKIBAT PENYIMPANGAN

1. TERUTAMA PELANGGARAN HAM DAPAT MEMICU KERUSUHAN YANG BISA BERKEMBANG DARI LOKAL MENJADI KERUSUHAN YANG BERSIFAT NASIONAL

2. TIDAK HANYA MENODAI NAMA BAIK POLRI TETAPI JUGA DAPAT MENGHANCURKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

3. DAPAT MERUSAK HUBUNGAN MASYARAKAT & POLRI, DAPAT MERUSAK C.J.S

4. KEEFEKTIFAN PENEGAKAN HUKUM BISA RUSAK

Page 95: ORGANISASI KEPOLISIAN

81

a. DIGALI SEJAK TH. 1952 OLEH SEKELOMPOK GURU BESAR PTIK

b. THN 1953, TRIBRATA PADA AWALNYA ADALAH PENGIKAT DISIPLIN UNIVERSITER PADA PTIK

c. PADA 3 MEI 1954 DIIKRARKAN OLEH DRS. SOEPARNO SOERIAATMADJA PADA WISUDA MAHASISWA PTIK ANGK. II ABIMANYU

d. PADA THN 1954 DIUSULKAN TRI BRATA TIDAK HANYA BERLAKU DI PTIK SAJA

e. TGL 1 JULI 1955 TRI BRATA DIIKRARKAN MENJADI PEDOMAN HIDUP POLRI, DIMANA PADA SAAT ITU JUGA PRESIDEN SOEKARNO MENYERAHKAN PANJI-PANJI POLRI

f. TRI BRATA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP PERLU DITEGAKKAN PULA SECARA TERHORMAT MAKA DIBENTUKLAH DEWAN KEHORMATAN DI BAWAH PIMPINAN KOMBES POL SOEBARKAH

KRONOLOGIS LAHIRNYA TRI BRATA S/D LAHIRNYA KODE ETIK PROFESI POLRI

1. TRIBRATA

2. PEDOMAN LANJUTAN TRI BRATA

PADA RAPAT KEPALA POLISI KOMISARIAT SELURUH INDONESIA DI BANDUNG, 5 S/D 7 MEI 1958, DISYAHKAN RUMUSAN TENTANG PEDOMAN LANJUTAN TRI BRATA (15 BUTIR)

3 CATUR PRASETYA ADALAH 4 SIFAT GAJAH MADA YANG BERASAL DARI TULISAN MPU PRAPANCA YG MELUKISKAN KEBESARAN GAJAH MADA SEBAGAI MAHAPATIH KERAJAAN MAJAPAHIT DALAM BUKUNYA NEGARA KERTAGAMA PADA TAHUN 1 365. PADA 1 JULI 1960 DALAM RANGKA KONFERENSI PARA KEPALA POLISI DI YOGYA SECARA RESMI CATUR PRASETYA DIJADIKAN PEDOMAN KARYA AKRI

4 SURAT KEPUTUSAN KAPOLRI NO. POL: SKEP/213/VII/1985 TANGGAL 1 JULI 1985 TENTANG KODE ETIK KEPOLISIAN POLRI.

Page 96: ORGANISASI KEPOLISIAN

82

5. KEPUTUSAN KAPOLRI NO.POL.: KEP/05/III/2001 TANGGAL 7 MARET 2001 TENTANG KODE ETIK PROFESI POLRI DAN KEPUTUSAN KAPOLRI NO.POL. : KEP/04/III/2001 TANGGAL 7 MARET 2001 TENTANG BUKU PETUNJUK ADMINISTRASI UMUM KODE ETIK PROFESI POLRI. KEPUTUSAN KAPOLRI INI SEBAGAI REALISASI PASAL 23 UU NO. 28 TAHUN 1997 DAN TAP MPR NO. VI/MPR/2000 TENTANG PEMISAHAN TNI DAN POLRI.

6 KEPUTUSAN KAPOLRI NO.POL : KEP/17/VI/2002 TANGGAL 24 JUNI 2002 TENTANG PEMAKNAAN BARU TRI BRATA.

7 KEPUTUSAN KAPOLRI NO. POL : KEP/32/VII/2003 TANGGAL 1 JULI 2003 TENTANG KODE ETIK PROFESI POLRI DAN KEPUTUSAN KAPOLRI NO. POL : KEP/33/VII/2003 TANGGAL 1 JULI 2003 TENTANG TATA CARA SIDANG KOMISI KODE ETIK POLRI.

8. KEPUTUSAN KAPOLRI NO. POL : KEP/39/IX/2004 TANGGAL 9 SEPTEMBER 2004 TENTANG PENGESAHAN PEMAKNAAN BARU CATUR PRASETYA.

9. PERATURAN KAPOLRI NO. POL : 7 TAHUN 2006 TANGGAL 1 JULI 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN PERATURAN KAPOLRI NO. POL : 8 TAHUN 2006 TANGGAL 1 JULI 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI KODE ETIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

Page 97: ORGANISASI KEPOLISIAN

83

SUMBER KODE ETIK PROFESI POLRIPASAL 34 AYAT (1) UU NO. 2/2002

TRIBRATA

PENJELASAN PASAL 34 AYAT (1)DALAM MELAKSANAKAN TUGAS ANGGOTA POLRI HARUS MENCERMINKAN KEPRIBADIAN

BHAYANGKARA NEGARA SEUTUHNYA YAITU : PEJUANG, PENGAWAL DAN PENGAYOM NEGARA REPUBLIK INDONESIA, HARUS MENGHAYATI & DIJIWAI OLEH ETIKA PROFESI POLRI YANG

TERCERMIN DALAM SIKAP DAN PERILAKUNYA

DIRUMUSKAN DALAM KODE ETIK PROFESI POLRI YANG MERUPAKAN KRISTALISASI NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM

CATUR PRASETYA

DILANDASI DAN DIJIWAI OLEH PANCASILA

Page 98: ORGANISASI KEPOLISIAN

84

TRI BRATA(3 JALAN MENUJU POLRI YANG IDEAL)

RUMUSAN TRI BRATA

1. De Politie is de eerste dienar van landen volk.

2. De Politie is de eerste burger van den staat.

3. De Politie is het self discipline organ van het volk De Politieis het geueten van het volk.

1. Polisi itu Rastra Sewakottama. Polisi itu abdi utama daripada nusa dan bangsa.

2. Polisi itu Nagara Yanottama. Polisi itu warga negara utama dari pada negara.

3. Polisi itu Yana Anucasana Dharma. Polisi itu wajib menjaga ketertiban pribadi dari pada rakyat.

Kami Polisi Indonesia• Berbakti kepada Nusa dan Bangsa dengan

penuh ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

• Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

• Senantiasa melindungi, mengayomi & melayani masyarakat dengan keihlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban.

BAHASA BELANDABAHASA SANSEKERTA

DAN INDONESIAPEMAKNAAN BARU TRI BRATA

DIUBAHPolisi adalah• Rastra Sewakottama, abdi utama dari pada nusa dan bangsa.• Nagara Yanottama, warga negara teladan dari pada negara. • Yana Anucasana Dharma wajib menjaga ketertiban pribadi dari pada rakyat.

Page 99: ORGANISASI KEPOLISIAN

85

TRI BRATA ADALAH KAUL/IKRAR YANG MERUPAKAN SUATU PERNYATAAN YANG LUHUR DARI JIWA SENDIRI KARENA TIDAK DAPAT MENYATAKAN LAIN DARI ITU. KAUL BUKAN SUMPAH KARENA SUMPAH MENGANDUNG UNSUR PAKSAAN DARI LUAR.

DIPERGUNAKAN BAHASA SANSEKERTA KARENA :SESUAI DENGAN SUASANA TRADISIONAL YANG HARUS DICIPTAKAN DALAM LINGKUNGAN SUATU PERGURUAN TINGGI. SEBAGAI LEMBAGA BERSEJARAH DIANGGAP LEBIH DAPAT MENYINARKAN PAMOR, SEBAGAIMANA DIHARAPKAN SUATU PERUMUSAN PEDOMAN HIDUP YANG AKAN DIJUNJUNG TINGGI.

MENURUT MAYJEN POL. SOEPARNO SOERIA ATMADJA LATAR BELAKANG TRI BRATA USAHA MENCARI PEDOMAN BAGI POLRI DALAM :

1. MENGHADAPI PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA DARI JAMAN PENJAJAHAN MENJADI NEGARA MERDEKA YANG MERUPAKAN NEGARA HUKUM YANG BERSIFAT MATERIAL (NEGARA HUKUM DALAM ARTI SOCIAL SERVICE STATE).

2. PERUBAHAN JAMAN MODERN YANG MENUNJUKKAN ADANYA PERUBAHAN DARI MASYARAKAT LAISER FAIRE KEPADA MASYARAKAT BERENCANA YANG DEMOKRATIS.

Page 100: ORGANISASI KEPOLISIAN

86

HUBUNGAN TRI BRATA DENGAN NEGARA HUKUM MATERIAL

CORAK POKOK NEGARA HUKUM MATERIAL

ADANYA HAM & KEWAJIBAN ASASI ANTARA LAIN

ADANYA JAMINAN TERSELENGGARANYA HAK-

HAK ASASI TSB

PERUBAHAN BUDAYA

HAK UNTUK MENDAPAT PERLINDUNGAN DARI NEGARA DAN MENDAPAT LINGKUNGAN KEBEBASAN PERORANGAN TERTENTU

HAK-HAK POLITIKHAK-HAK EKONOMIHAK-HAK SOSIALHAK-HAK KEBUDAYAAN

POLRI MELAKSANAKAN BINKAM DAN GAKKUM DENGAN TITIK BERAT PREVENTIF PADA HAKEKATNYA UNTUK MELINDUNGI HAM

PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM PEMERINTAHAN

PEMERINTAHAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

ADANYA PERADILAN ADMINISTRASI

DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POLRI HARUS BERDASARKAN HUKUM/UU & HARUS TUNDUK DAN TAAT SERTA PATUH PADA HUKUM

BRATA IIBRATA III BRATA I

TRI BRATA

PEMERINTAH MENYAJIKAN JASA-JASA BAGI KEPENTINGAN MASYARAKAT DI MANA PEJABAT-PEJABAT NEGARA BERKEDUDUKAN SEBAGAI ABDI DARI PADA KEPENTINGAN MASYARAKAT

POLRI SEBAGAI APARATUR NEGARA ADALAH ABDI NEGARA & BANGSA WAJIB MENYAJIKAN JASA-JASA, MELINDUNGI, MENGAYOMI & MELAYANI KEPENTINGAN MASYARAKAT

Page 101: ORGANISASI KEPOLISIAN

87

PERKEMBANGAN FUNGSI KEPOLISIAN SEJALAN DENGAN PERKEMBANGAN TYPE NEGARA

Type Negara Fungsi Kepolisian

I. Politiestaat : Negara kekuasaanPolisi merupakan machts aparat atau alat kekuasaan untuk menindas rakyat.

II. Librale Rechstaat : Pemerintah tidak turut campur tangan dalam kehidupan rakyat sehari-hari. Pemerintah hanya memberikan pertolongan, jika terdapat ancaman bahaya bagi rakyat. Dengan penuh kebebasan yang tidak diganggu oleh turut campur tangan pihak pemerintah, rakyat akan memperkembangkan sendiri kesejahteraannya sampai kepada taraf setinggi-tingginya. Type negara ini mendapat julukan negara jaga malam atau nachswaachter staat

Polisi bertindak hanya kalau ada permintaan dari rakyat karena terdapat bahaya atau ancaman bahaya.Polisi hanya sebagai penjaga malam

Page 102: ORGANISASI KEPOLISIAN

88

Tugas polisi lebih ditujukan kepada kegiatan untuk membantu hakim dan jaksa, yang menjadi penuntut umum dalam tiap sidang pengadilan. Jadi yang dipentingkan adalah untuk menyidik para pelanggar UU dan mengajukannya dihadapan jaksa dan sidang pengadilan atau tugas yustisillah yang diutamakan oleh Polisi.

III. Negara Hukum yang bersifat formil. Rakyat menghendaki lagi adanya turut campur

tangan pemerintah akan pengaturan kehidupan sehari-harI. Hanya campur tangan pemerintah harus diletakkan dahulu dalam undang-undang yang dibuat oleh para wakil dari rakyat. Diluar undang-undang pemerintah tidak diperbolehkan mengulurkan tangan membantu kehidupan sehari-hari daripada rakyat karena turut campur tanpa undang-undang dikhawatirkan akan kembalinya kesewenang-wenangan, siapa yang melanggar undang-undang, ia dihadapkan dimuka pengadilan, dimana hakim memberikan hukuman yang setimpal dengan kesalahan yang dibuat para terdakwa. Dalam negara hukum yang bersifat formil ini UU dan hakim menjadi soko gurunya.

Page 103: ORGANISASI KEPOLISIAN

89

Tugas polisi ditujukan kepada pelayanan kepada masyarakat yang setingi-tingginya. Apabila dalam tipe negara hukum yang bersifat formil, tindakan represif terhadap kejahatan sudah dianggap memadai, maka dalam negara hukum yang bersifat materiil tugas represif saja tidak mencukupi, namun yang lebih penting adalah-tudas-tugas preventif. Tugas polisi harus mengabdikan diri sebesar-besarnya kepada kepentingan rakyat / masyarakat.

IV. Materiil Rechtstaat atau social ethics atau welvaart staat.

Untuk mengurus dan mencukupi kebutuhan rakyat yang luas dan mendadak. Pihak eksekutif tidak dapat lagi menunggu keluarnya UU yang mengijinkannya untuk turut serta mengatur pemenuhan kebutuhan dikalangan masyarakat itu, sebab bila pengaturan terlambat maka akibatnya akan buruk sekali. Karena itu pihak legislatif terpaksa menyerahkan banyak diantara wewenang untuk mengatur kepada pihak eksekufit sehingga kedudukan eksekutif menonjol kemuka. Negara adalah publich dienst yang harus menyediakan servis yang sebesar-besarnya dan dengan waktu yang secepat-cepatnya kepada masyarakat.

Page 104: ORGANISASI KEPOLISIAN

90

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAHIRNYA TRI BRATA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP POLRI

1. DIBENTUKNYA PANITIA UU KEPOLISIAN NEGARA YANG MEMBUTUHKAN SUATU NOTA TENTANG PERKEMBANGAN TENTANG FUNGSI POLISI, UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA TENTANG KEDUDUKAN POLISI DALAM NEGARA YANG STAATS TYPENYA SEBAGAIMANA YANG DILETAKKAN DALAM PASAL 1 AYAT 1 UUDS TAHUN 1950 ADALAH DEMOKRATISCHE RECHTSTAAT (NEGARA DEMOKRATIS YANG BERDASARKAN HUKUM).

2. RAPAT DEWAN GURU BESAR PTIK TAHUN 1953 YANG AKAN MEWISUDA MAHASISWA PTIK ANGKATAN II YANG MEMBUTUHKAN KAUL UNTUK DIUCAPKAN.

3. PERMINTAAN DARI KEPALA POLISI PROPINSI PADA KONFERENSI DI AULA PTIK MEMINTA KEPADA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA AGAR SUPAYA TRI BRATA ITU TIDAK HANYA DIPAKAI SEBAGAI IKRAR DAN PEDOMAN HIDUP DARI KELUARGA PTIK SAJA TETAPI SUPAYA TRI BRATA DIPAKAI PULA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP DARI JAWATAN KEPOLISIAN NEGARA.

4. DIIKRARKAN TRI BRATA PADA 1 JULI 1955 SEBAGAI PEDOMAN HIDUP KEPOLISIAN NEGARA

Page 105: ORGANISASI KEPOLISIAN

91

ALASAN LAHIRNYA TRI BRATA

1. POLRI BELUM PUNYA PEDOMAN HIDUP SEBAGAIMANA TNI TELAH PUNYA SAPTA MARGA. 2. MASYARAKAT DALAM KEADAAN KRISIS 3. BELUM ADANYA INSTRUKSI BAGAIMANA POLISI HARUS BERTINDAK, MASIH HARUS

BERSANDARKAN PEDOMAN PENINGGALAN JAMAN HINDIA BELANDA & JAMAN JEPANG, SEHINGGA PERLU ADANYA PEDOMAN HIDUP.

TRI BRATA MERUPAKAN PEDOMAN HIDUP KEPOLISIAN

1. TRI BRATA MENGANDUNG AZAS-AZAS YANG BERGUNA SEBAGAI BATU UJIAN DALAM MEMPERKEMBANGKAN NORMA-NORMA, TETAPI TIDAK DAPAT DITERAPKAN KEPADA PERBUATAN DALAM KENYATAAN PRAKTEK YANG KONKRIT KARENA SIFATNYA TERLALU UMUM.

2. TRI BRATA ITU TIDAK MEMBERIKAN SUATU NORMA TETAPI DISERAHKAN KEPADA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA, UNTUK MENJELMAKAN SENDIRI. KALAU KITA BERHADAPAN DENGAN SUATU MASALAH BAGAIMANA TINDAKAN KITA, KALAU KITA MEMAHAMI SEBAGAI PEDOMAN, SEBAGAI CITA-CITA IALAH TRI BRATA MAKA CITA MENJADI BEGINSEL DAN BEGINSEL MENJADI GENERALE NORMA DAN GENERALE NORMA MENJADI CASUS ATAU CONCRETENORM. INI DISERAHKAN KEPADA ANGGOTA KEPOLISIAN.

3. TRI BRATA MENGANDUNG AZAS-AZAS YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN LUAS DENGAN SELURUH KEHIDUPAN KEPOLISIAN SEHARI-HARI.

Page 106: ORGANISASI KEPOLISIAN

92

TRI BRATA SEBAGAILOGOS, MITHOS DAN ETHOS

1. SEBAGAI LOGOS

TRI BRATA ADALAH HASIL KESIMPULAN PENYELIDIKAN ILMIAH DENGAN MENGGUNAKAN METHODE ILMIAH (METHODE FUNCTIONAL) DARI PERKEMBANGAN FUNGSI POLISI, SEJALAN DENGAN PERKEMBANGAN TYPE NEGARA SAMPAI MENCAPAI TYPE NEGARA HUKUM MATERIAL ATAU RECHTSTAAT DALAM ARTI SOSIAL ETIS. JADI TRI BRATA BUKAN SEBAGAI HASIL RENUNGAN TETAPI SEBAGAI HASIL PENYELIDIKAN ILMIAH, MENGGUNAKAN METHODE ILMIAH, DIPEROLEH DARI BERPIKIR TERTIB DAN BENAR SEHINGGA KESIMPULANNYA MERUPAKAN RUMUSAN YANG BENAR.

2. SEBAGAI MITHOS

TRI BRATA SEBAGAI MITHOS BERBEDA DENGAN MITHOS PADA UMUMNYA YANG TIDAK BERDASARKAN KENYATAAN, SEDANGKAN TRI BRATA ADALAH SUATU MITHOS YANG BERDASARKAN SUATU LOGOS, BERDASARKAN LOGISITERING SERTA RASIONALISATIE DARI PERKEMBANGAN FUNGSI POLISI. KARENA ITU PADA UMUMNYA MITHOS DIPERCAYA KEBENARANNYA YANG TIDAK USAH DIUJI LAGI TETAPI TRI BRATA DIPERCAYA KEBENARANNYA KARENA BERDASARKAN KENYATAAN SEBAGAI HASIL PENELITIAN ILMIAH DAN MENDALAM TENTANG PERKEMBANGAN FUNGSI KEPOLISIAN. TRI BRATA SEBAGAI JALAN YANG MERUPAKAN CAKUPAN TYPE IDEAL PERKEMBANGAN FUNGSI POLISI MAKA DARI LOGOS MENJADI MITHOS SERTA PEDOMAN HIDUP YANG BAIK, DARI KENYATAAN DAS SEIN MENJADI DAS SOLLEN. MITHOS BERTUJUAN UNTUK MENGGERAKKAN HINGGA ANGGOTA POLRI TERDORONG UNTUK BERTINDAK SEBAGAI APA YANG TELAH DITUNJUKKAN OLEH TRI BRATA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP ITU.

Page 107: ORGANISASI KEPOLISIAN

93

3. SEBAGAI ETHOS

LOGOS SEPERTI YANG TELAH DIJELASKAN MENJADI SUATU MITHOS YANG MENJADI / MERUPAKAN PEDOMAN HIDUP DARI SELURUH ANGGOTA POLRI YANG HARUS DITEPATI, MAKA MITHOS ITU MEMPENGARUHI LEVENSHOULDING DARI MANUSIA DAN DISINI JALAN MEMPENGARUHI DARI ANGGOTA POLRI LANTAS MENJADI SUATU ETHOS DARI KEPOLISIAN NEGARA. DARI ETHOS ITU MEMBERIKAN INSPIRASI DAN MEMBERIKAN SUATU ARHEIDSUREUGLE MENJAMIN BAHWA ANGGOTA POLISI MERASA BANGGA TERHADAP BEROEPSETHIEEKNYA SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM TRI BRATA.

Page 108: ORGANISASI KEPOLISIAN

108

ARTI BRATA I RASTRA SEWAKOTTAMA(ABDI UTAMA DARI PADA NUSA & BANGSA)

DALAM NEGARA HUKUM MATERIAL MAKA NEGARA/PEMERINTAH MENYAJIKAN JASA-JASA BAGI KEPENTINGAN RAKYAT/MASYARAKAT, DIMANA PEJABAT NEGARA BERKEDUDUKAN SEBAGAI ABDI DARI PADA NUSA DAN BANGSA SEBAGAI ABDI DARI PADA KEPENTINGAN MASYARAKAT.

POLISI SEBAGAI ORGAN DARI PADA NEGARA BERTUGAS UNTUK MELAYANI KEPENTINGAN MASYARAKAT, MENYANGKUT KETERTIBAN DAN KEAMANAN UMUM.

POLISI ADALAH ABDI UTAMA NUSA DAN BANGSA (UTAMA KARENA POLISI ADALAH APARATUR NEGARA YANG PALING PERTAMA/MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG PALING ERAT DENGAN MASYARAKAT, INGAT AZAS SUBSIDIARITAS).

DILIHAT DARI PENGERTIAN GEMEIN SCHAFT, NEGARA NASIONAL SEBAGAI MASYARAKAT GOTONG ROYONG YANG BERSIFAT SPONTANPARA ANGGOTA MASYARAKAT DIANGGAP ABDI YANG PENUH CINTA KEPADA TANAH AIR, SIAP SEDIA BERBHAKTI UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT TANPA PAMRIH, RELA BERKORBAN PANTANG MENYERAH.

ABDI MENGANDUNG MAKNA : MELINDUNGI, MENGAYOMI & MELAYANI KEPENTINGAN MASYARAKAT

DENGAN PENGABDIAN YANG SEBESAR-BESAR DIUSAHAKAN AGAR SUPAYA DAPAT DICEGAH SEGALA KEJAHATAN & PELANGGARAN, KETERTIBAN & KEAMANAN UMUM (MENGANDUNG AZAS PREVENTIF).

Page 109: ORGANISASI KEPOLISIAN

109

NILAI MORAL YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA

MELAYANI, MENGAYOMI, MELINDUNGI, PATRIOTISME, CINTA TANAH AIR, CINTA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, CINTA NUSA & BANGSA INDONESIA, RELA BERKORBAN, PANTANG MENYERAH, MENGUTAMAKAN PENCEGAHAN.

1. JOHN MOYLEN DALAM BUKUNYA DENGAN JUDUL “THE POLICE OF BRITAIN” MENYATAKAN : THE POLICEMAN IS WHAT HIS NAME DENOTES, THE COMMUNITYMAN, COUCERNED WITH THE GENERAL GOOD RULE AND GOVERNMENT OF AN ORGANIZED SOCIETY OR POLICY AND MAY PROVERLY BE CALLED UPON FOR MANY KIND OF SERVICE.JADI PEJABAT POLISI DISEBUT SEBAGAI ABDI MASYARAKAT (THE COMMUNITY MAN) YANG DAPAT DIPANGGIL UNTUK PELBAGAI KEPERLUAN FOR MANY KINDS OF SERVICE. KUTIPAN INI MERUPAKAN BUKTI BAHWA BRATA I TRI BRATA DIKUKUHKAN OLEH KEDUDUKAN POLISI DI INGGRIS.

2. PENJELASAN PROF. DJOKO SOETONO, SH DALAM KULIAH DI PTIK “TRI BRATA” SEBAGAI LOGOS, MITHOS DAN ETHOS MENYATAKAN : “MAKA POLISI SEBAGAI ORGAN DARI PADA RAKYAT, SEBAGAI HATI NURANI SELALU MEMPERINGATKAN RAKYAT, INI TINDAKAN KAMU SALAH, TETAPI KAMI ADALAH TIDAK DI ATAS KAMU, KAMI ADALAH SOCIALE INSTITUT KAMI ADALAH SEBAGAI WARGA NEGARA DARI PADA REPUBLIK INDONESIA.

CATATAN

Page 110: ORGANISASI KEPOLISIAN

110

SENDI ABDI UTAMA DIANGGAP SEBAGAI SENDI YANG PALING PENTING

DITARUH PADA URUTAN I DARI TRI

BRATA / JADI BRATA I DARI TRI BRATA

MENCAKUP SELURUH SENDI-SENDI LAINNYA /

DIMAKSUDKAN SEBAGAI PARS PROTOTO UNTUK

SELURUH TRI BRATA

MOTTO RASTRA SEWAKOTTAMA

DICANTUMKAN DALAM PANJI-PANJI POLRI

BUKTI SEJAK AWAL TELAH DILETAKKAN LANDASAN DALAM TRI BRATA BAHWA POLRI HARUS PERTAMA-TAMA MENGUTAMAKAN ORIENTASI PELAKSANAAN TUGASNYA ADALAH PELAYANAN, PERLINDUNGAN DAN PENGAYOMAN KEPADA MASYARAKAT.

Page 111: ORGANISASI KEPOLISIAN

111

ARTI BRATA IINAGARA YANOTTAMA : WARGA NEGARA TELADAN DARI PADA NEGARA

NEGARA DILIHAT DARI PENGERTIAN GESELLSCHAFT YANG BERSIFAT RASIONAL DIMANA NEGARA SEBAGAI ORGANISASI YANG TERSUSUN SECARA RASIONAL DIMANA ANGGOTA MASYARAKAT BERKEDUDUKAN SEBAGAI WARGA NEGARA YANG MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN.

SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK MAKA SENANTIASA MENJUNJUNG TINGGI KAEDAH-KAEDAH NEGARA.

POLISI ADALAH WARGA NEGARA TELADAN DARI PADA NEGARA : POLISI ADALAH ORANG YANG DIPERCAYA MENGEMBAN TUGAS UNTUK MENEGAKKAN HUKUM SUPAYA TIDAK TERJADI KRISIS KEWIBAWAAN MAKA PERTAMA-TAMA DITUNTUT PADA DIRINYA HARUS BERSIH TERLEBIH DAHULU DAN HARUS MENTAATI SEMUA KEWAJIBANNYA SEBAGAI WARGA NEGARA. KARENA ITU POLISI HARUS PERTAMA-TAMA MEMBERI CONTOH DAHULU, DIA DITUNTUT UNTUK MENJADI WARGA NEGARA UTAMA YANG BISA DIJADIKAN TELADAN OLEH MASYARAKAT.

JADI PENGERTIAN TELADAN / UTAMA DISINI BUKAN MERUPAKAN WARGA NEGARA KELAS SATU YANG MEMPUNYAI HAK LEBIH TINGGI DARI PADA WARGA NEGARA LAINNYA TETAPI WARGA NEGARA YANG HARUS BISA MEMBERIKAN TELADAN / CONTOH BAGI MASYARAKAT, SEHINGGA MENDORONG MASYARAKAT UNTUK MEMATUHI HUKUM.

Page 112: ORGANISASI KEPOLISIAN

112

PROF. DR. HOTMAN R. SIAHAAN PADA ORASI ILMIAH DIES NATALIS KE-59 PTIK YANG BERJUDUL PARADIGMA PERPOLISIAN KOMUNITAS MENGANTISIPASI KONFLIK SOSIAL PILKADA PADA HAL 41 MENYATAKAN :

ADA BEBERAPA PEMIKIRAN YANG MUNGKIN DAPAT DIPERTIMBANGKAN OLEH JAJARAN KEPOLISIAN MENGHADAPI POTENSI KONFLIK YANG MUNCUL DALAM PILKADA DISEANTERO NEGERI INI ANTARA LAIN : UNTUK MENIMBULKAN SOCIAL TRUST MASYARAKAT TERHADAP KINERJA APARAT KEPOLISIAN, JUGA INSTITUSI KEPOLISIAN, MAKA SELURUH JAJARAN

KEPOLISIAN DITUNTUT MENGEMBANGKAN DIRI MEREKA SEBAGAI MINORITAS KREATIF (CREATIVE MINORITY) DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN HAM, SERTA JUGA MAMPU MENEMPATKAN DIRI SEBAGAI TELADAN MORALITAS DALAM MASYARAKATNYA, DAN JUGA MEMBANGUN HUMAN RELATIONS DENGAN SEMUA LAPISAN MASYARAKAT/KHUSUSNYA DALAM KONTEKS PILKADA ADALAH PARA POLISI, DAN JUGA TOKOH AGAMA UNTUK MENUMBUHKAN CITRA POSITIP POLRI.

JADI BUKAN HANYA TELADAN DALAM MENTAATI HUKUM SAJA TETAPI LEBIH DARI PADAITU ADALAH TELADAN MORALITAS YANG TERCERMIN PADA PERILAKU ANGGOTA POLRI DALAM PELAKSANAAN FUNGSI DAN TUGAS POLRI SEBAGAI PELINDUNG, PELAYAN, PENGAYOM MASYARAKAT, SEBAGAI PENEGAK HUKUM DAN MEMELIHARA KAMTIBMAS.

NILAI-NILAI MORAL YANG TERKANDUNG : MENTAATI HUKUM / ATURAN-ATURAN YANG BERLAKU MENJUNJUNG TINGGI HAM DAN MENGINDAHKAN NORMA AGAMA, KESOPANAN, KESUSILAAN.

Page 113: ORGANISASI KEPOLISIAN

113

ARTI BRATA III YANA ANUCASANA DHARMA (WAJIB MENJAGA KETERTIBAN PRIBADI DARI PADA RAKYAT)

TATA TENTRAM KERTA RAHARJA

TUGAS POLISI

MEMELIHARA KAMTIBMAS

MENEGAKKAN HUKUM

TUGAS DAPAT DICAPAI KALAU ADA SELF DISIPLIN DARI MASYARAKAT, ADANYA KESADARAN BERKAIDAH DARI MASYARAKAT.

ADANYA KETERTIBAN PRIBADI DARI MASYARAKAT UNTUK MEMATUHI DAN MENTAATI HUKUM YANG PADA HAKEKATNYA TERGANTUNG DARI PADA HATI NURANI DARI PADA MASYARAKAT.

TUGAS POLISI ADALAH MENJAGA KETERTIBAN PRIBADI DARI PADA RAKYAT / MENJAGA HATI NURANI DARI PADA RAKYAT (POLISI ADALAH SELF DISIPLIN MASYARAKAT, POLISI ADALAH HATI NURANI DARI PADA MASYARAKAT)

NILAI MORAL YANG TERKANDUNG

KEWASPADAAN POLISI BERJAGA SEPANJANG WAKTU AGAR MASY.

TENTRAM (VIGILAT QUISCANT)

MENGUTAMAKAN TINDAKAN PREVENTIF

TINDAKAN BERDASARKAN HUKUM DAN JUNJUNG HAM

MENGAYOMI, MELINDUNGI DAN MELAYANI MASYARAKAT

Page 114: ORGANISASI KEPOLISIAN

114

TRI BRATABRATA I (Bhakti)

BRATA II (Dharma)

BRATA III (Waspada)

BHAKTI ADALAH PENGABDIAN YANG DILANDASI CINTA

DHARMA BANYAK ARTI KEBENARAN, HUKUMAN KEBAJIKAN & AGAMA

BERJAGA SEPANJANG WAKTU AGAR MASY. TENTRAM

PENGABDIAN SEORANG ABDI UNTUK MELAYANI, MELINDUNGI & MENGAYOMI MASYARAKAT SEMUANYA DILANDASI ATAS KECINTAAN KEPADA NEGARA, TANAH AIR, BANGSA/ MASYARAKAT

DALAM PELAKSANAAN TUGAS POLRI HARUS MENTAATI HUKUM, SEMUA TINDAKANNYA BERDASARKAN HUKUM DAN SENANTIASA MENJUNJUNG TINGGI/MEMBELA KEBENARAN DAN KEBAJIKAN YANG DILANDASI ATAS KEIMANAN DAN KETAQWAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, SEHINGGA BISA MENJADI TELADAN DIRI MASYARAKAT.

MEMONITOR PERKEMBANGAN SITUASI SEHINGGA DENGAN CEPAT DAPAT DIAMBIL LANGKAH YANG TEPAT AGAR SENANTIASA DAPAT DIJAGA KETERTIBAN PRIBADI DARI PADA MASYARAKAT DENGAN MENITIK BERATKAN LANGKAH PREVENTIF, LANGKAH REPRESIF HANYA KALAU DIPERLUKAN

RELA BERKORBAN, IHKLAS, TIDAK PAMRIH, SETIA, PANTANG MENYERAH, MENGUTAMAKAN PENCEGAHAN

PATUH PADA HUKUM, MENJUNJUNG TINGGI HAM, MEMBELA KEBENARAN/KEADILAN, KEBAJIKAN IMAN DAN TAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

SENANTIASA SIAP SIAGA, PREVENTIF

BHAKTI – DHARMA – WASPADA

Page 115: ORGANISASI KEPOLISIAN

115

CATUR PRASETYA CATUR PRASETYA CATUR PRASETYA

SIFAT-SIFAT YG MELAMBANGKAN KEBESARAN MAHA PATIH GAJAH MADA

PADA WAKTU ITU

BENTUK NEGARA KERAJAAN

KEDAULATAN ADA PADA RAJA

PASUKAN BHAYANGKARA

POLISI/ BHAYANGKARA

ALAT PENGUASA/ RAJA

MENJAGA KETENTRAMAN, KETERTIBAN, PENEGAKAN PERATURAN SEKALIGUS

PENGAWAL PRIBADI RAJA DAN NEGARA MAJAPAHIT

HARUS ADA PENYESUAIAN DALAM MEMBERI ARTI DARI PRASETYA-PRASETYA DARI CATUR PRASETYA

AMANAT PRESIDEN SOEKARNO KEPADA POLISI NEGARA UNTUK DIJADIKAN PEDOMAN KERJA

POLRI

SEKARANG

INDONESIA NEGARA

KESATUAN YANG

BERBENTUK REPUBLIK

KEDAULATAN ADA DI TANGAN RAKYAT/NEGARA DEMOKRATIS

YANG BERDASARKAN

HUKUM

POLRI BERDIRI SENDIRI LEPAS

DARI TNI

POLRI ADALAH ALAT NEGARA ABDI NUSA & BANGSA YANG BERTUGAS

MELAYANI, MELINDUNGI, MENGAYOMI, MEMELIHARA

KEAMANAN & KETERTIBAN SERTA MENEGAKKAN HUKUM

FUNGSI POLRI

FUNGSI KEAMANA

N

Page 116: ORGANISASI KEPOLISIAN

116

ARTI CATUR PRASETYA1. SATYA HAPRABU : SETIA KEPADA NEGARA DAN PIMPINANNYA, SETIA KEPADA NEGARA

KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, SETIA KEPADA BANGSA/RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PEMEGANG KEDAULATAN, SETIA KEPADA PEMERINTAH NEGARA, SETIA KEPADA WILAYAH NEGARA KESATUAN R.I., SERTA KEPADA PEMERINTAH NEGARA SUDAH TERMASUK KESETIAAN KEPADA KEPALA NEGARA / PIMPINAN NEGARA.

2. HANYAKEN MUSUH : MENGENYAHKAN MUSUH-MUSUH NEGARA DAN MASYARAKAT. MUSUH POLRI YANG HARUS DIHILANGKAN/DIBASMI ADALAH FKK, PH & AF BERUPA KEJAHATAN, PELANGGARAN DAN GANGGUAN KETERTIBAN DAN KEAMANAN MASYARAKAT. SEDANGKAN PELAKU KEJAHATAN, PELANGGARAN DAN GANGGUAN KAMTIBMAS ADALAH WARGA NEGARA ATAU MASYARAKAT YANG TERSESAT YANG HARUS DIBIMBING UNTUK BISA KEMBALI MENJADI WARGA MASYARAKAT YANG TAAT & PATUH HUKUM, SEBAGAI INDIVIDU MUSUH ANGGOTA POLRI ADA DI DALAM DIRINYA SENDIRI ADALAH NIAT UNTUK MELAKUKAN PENYIMPANGAN JUGA HARUS DIBASMI DENGAN SENANTIASA MEMELIHARA, MEMUPUK DAN MENUMBUH KEMBANGKAN INTERNALISASI NILAI-NILAI MORAL ETIKA PROFESI POLRI.

3. GINEUNG PRATIDINA : MENGAGUNGKAN NEGARA. ANGGOTA POLRI HARUS SENANTIASA MENGAGUNGKAN NEGARA MELALUI KERJA KERAS / RAME ING GAWE DALAM PENGABDIANNYA KEPADA NEGARA DAN BANGSA.

4. TAN SATRISNA : TIDAK TERIKAT TRISNA KEPADA SESUATU. MELAKSANAKAN TUGAS, TIDAK TERIKAT SESUATU SEPI ING PAMRIH, MELAKSANAKAN TUGAS KARENA PANGGILAN PENGABDIAN. KARENA KEWAJIBAN.

Page 117: ORGANISASI KEPOLISIAN

117

HUBUNGAN PANCA SILA DENGAN TRI BRATA

TRI

BRATA

I. ABDI UTAMA ADALAH GOTONG ROYONG DALAM ARTI SOLIDARISME

II. WARGANEGARA TELA DAN TOLONG MENOLONG

III. MENJAGA KETERTIBAN PRIBADI DARI PADA RAKYAT SELF DISIPLIN

MAU MEMBIKIN MASA MENJADI GEMENSCHAP

GOTONG ROYONG ADALAH INTI DARI MASYARAKAT YANG GEMENSCHAP

PANCA SILA DIPERAS MENJADI EKA SILA

JADI MENURUT PROF. DJOKO SOETONO, SH., MELIHAT HUBUNGAN PANCASILA DAN TRI BRATA SECARA UMUM YANG MENDASAR YAITU GOTONG ROYONG.

SILA-SILA PANCASILA TERPANCAR MENYINARI TRI BRATA DALAM WUJUD GOTONG ROYONG

Page 118: ORGANISASI KEPOLISIAN

118

HUBUNGAN PANCA SILA DAN TRI BRATA(MENURUT Drs. SOEPARNO SOERIA ATMADJA)

JIKA DIADAKAN TINJAUAN TENTANG ISI DARI PADA TRI BRATA MAKA DIDALAMNYA TERSIMPUL PULA SENDI-SENDI YANG TERDAPAT PADA PANCA SILA SEHINGGA TRI BRATA SEOLAH-OLAH MENDAPAT SINAR DARI PADA PANCA SILA

1. SILA III MENYINARI BRATA I & IIPADA BRATA I + II TERSIMPUL IDEA NEGARA NASIONAL / KEBANGSAAN SILA

KEBANGSAAN ADALAH SILA III DARI PANCA SILA

2. SILA II MENYINARI BRATA III & I

3. SILA IV MENYINARI BRATA II

4. SILA V MENYINARI BRATA II

5. SILA I MENYINARI BRATA I, II & III

CATATAN : SEBENARNYA SILA KE II MENYINARI PULA BRATA II

Page 119: ORGANISASI KEPOLISIAN

119

HUBUNGAN TRI BRATA DAN CATUR PRASETYA

TRI BRATA (Pedoman Hidup)

CATUR PRASETYA (Pedoman Karya)

TAMPAK LEMAH, KURANG TEGAS, TAPI JUSTRU DISANALAH BERSEMAYAM JIWA KESATRIA TANGGUH, MERUPAKAN KEKUATAN POTENSIAL DALAM MELAK-SANAKAN PENGABDIANNYA YANG MEMIHAK KEPADA RAKYAT, MEMIHAK KEPADA YANG LEMAH. KALAU TERSINGGUNG DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SELALU DIHADAPI DENGAN KEBESARAN JIWA & LAPANG DADA.

DENGAN CATUR PRASETYA TERUTAMA HANYAKEN MUSUH, TUGAS POLRI MENJADI DIPERTAJAM, DIPERTEGAS HANYAKEN MUSUH TIDAK BERARTI MEMBUNUH TETAPI YANG PENTING ADALAH MENIADAKAN KEGIATAN DARI PADA MUSUH DAN TETAP MENYELAMATKAN PELAKUNYA DENGAN MENGUTAMAKAN USAHA-USAHA SESUAI DENGAN HUKUM, SEIMBANG MENURUT KEPERLUANNYA.

TRI BRATA TIDAK BOLEH DICERAIKAN DARI CATUR PRASETYA :

OLEH KARENA SAKING BHAKTINYA, TERLALU DHARMANYA, TERLALU WASPADANYA MAKA TERJADI TIDAK HANYAKEN MUSUH DENGAN SECEPAT-CEPATNYA.

SEBALIKNYA JIKA HANYAKEN MUSUH DENGAN MENINGGALKAN TRI BRATA AKAN TERJADI EKSES / PELIARAN DI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS.

DALAM MENILAI MUSUH HARUS SELALU WASPADA SEHINGGA DAPAT DIAMBIL TINDAKAN / SIKAP YANG TEGAS

DI SAMPING DISIPLIN YANG KUAT (CATUR PRASETYA) HARUS ADA KETAHANAN MENTAL & MORAL YANG TINGGI BAHKAN BERSEDIA MATI SAHID/GUGUR DALAM MEDAN PENGABDIANNYA.

TRI BRATA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP BAGAIKAN PEMANCARAN HALUS DARI PADA PANCASILA, SELALU MEMBIMBING, MEMBERI PIMPINAN DAN PENGENDALIAN (BUKAN SEMANGAT LAHIR SAJA) DALAM MENGAMALKAN CATUR PRASETYA. .

DALAM HANYAKEN MUSUH TRI BRATA MEMBERI KETAHANAN DAN KEULETAN BATHIN MEMBERI JIWA POTENSIAL YANG MEMBAJA DAN GEMBLENGAN YANG MEMANCAR DARI KELUHURAN JIWA, PANCARAN HATI NURANI NAN BERSIH

Page 120: ORGANISASI KEPOLISIAN

120

LAMBANG POLRI

RASTRA SEWAKOTAMA : Abdi utama daripada Nusa dan Bangsa (Brata pertama dari Tri Brata) sekalugus pelindung dan pengayom rakyat.

Tidak bertindak dan bersikap sebagai penguasa.

New Modern Police Philosopy “Vigilat Quiescant” (kami berjaga sepanjang waktu agar masyarakat tentram).

PERISAI : Pelindung

TIANG dan OBOR : Penerang, pemyadaran hati nurani masyarakat

PANCARAN OBOR : 17 – 8 – 1945 : Polri berperan langsung pada proses kemerdekaan dan sebagai pernyataan tidak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan negara.

TANGKAI PADI dan KAPAS : Cita-cita bangsa masyarakat adil dan makmur, 20 september 1945 pelantikan Kepala Kepolisian Negara yang pertama.

TIGA BINTANG : TRI BRATA Pedoman Hidup Polri

WARNA KUNING KEEMASAAN : Kebesaran jiwa dan keagungan hati nurani anggota POLRI

WARNA HITAM : Keabadian, Sikap tenang dan mantap, selalu berpikir jernih, bersih dan tepat dalam mengambil keputusan.

Page 121: ORGANISASI KEPOLISIAN

121PEMAKNAAN BARU TRI BRATA

Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/17/VI/2002Tanggal 24 Juni 2003

LATAR BELAKANG

TUNTUTAN REFORMASI

PERLINDUNGAN HAM

SUPREMASI HUKUM

TUNTUTAN PELAKSANAAN

TUGAS POLRI YANG LEBIH PROFESIONAL

LANGKAH PERUBAHAN

ASPEK STRUKTURAL ASPEK INSTRUMENTAL ASPEK KULTURAL

PEMAKNAAN BARU TRI BRATA SEBAGAI FAKTOR STIMULUS BAGI TERCIPTANYA KULTUR POLISI YANG DIHARAPKAN

ASPEK KULTURAL DIHARAPKAN SELURUH ANGGOTA POLRI MAMPU

MENJAWAB TANTANGAN TUGAS YANG SEMAKIN KOMPLEK

TANPA MENINGGALKAN MAKNA-MAKNA TRI BRATA YG SUDAH DIKENAL SELAMA INI DAN TERBUKTI MAMPU MENGAWAL SEGENAP INSAN POLRI DALAM

PENGABDIANNYA KEPADA MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA

Page 122: ORGANISASI KEPOLISIAN

122

DASAR PEMIKIRAN

TRI BRATA

DIRUMUSKAN DALAM BAHASA SANSEKERTA

SARAT DENGAN FILSAFAT

SULIT DIMENGERTI / DIPAHAMI

DIPERLUKAN RUMUSAN DALAM BAHASA INDONESIA

YANG LEBIH SEDERHANA DAN MUDAH DIMENGERTI

ARTI TRI BRATA – 3 AZAS KEWAJIBAN

PEMAHAMAN BARU TRI BRATA

NILAI DASAR TRI BRATA • PAHAM KEBANGSAAN • KETUHANAN • PAHAM NEGARA HUKUM • PAHAM SOCIAL WELFARE STATE

NILAI TRI BRATA• BERBHAKTI • BERTAKWA • KEBENARAN • KEADILAN • KEMANUSIAAN • PEMAKNAAN PERAN SEBAGAI PELINDUNG,

PENGAYOM DAN PELAYAN MASYARAKAT • KEIKHLASAN

Page 123: ORGANISASI KEPOLISIAN

123

PEMAKNAAN BARU CATUR PRASETYA

SEBAGAIMANA TRI BRATA SIFAT CATUR PRASETYA YANG DITULIS DALAM BAHASA SANSEKERTA MENGUNDANG BANYAK PERTANYAAN TERMASUK PENGERTIANNYA DALAM BAHASA INDONESIA YANG SELAMA INI DAPAT

MENIMBULKAN BANYAK MAKNA DAN INTERPRETASI

TANPA MENGURANGI MAKNA DARI NASKAH ASLINYA DI SUSUNLAH PERUMUSAN DAN PEMAKNAAN CATUR PRASETYA YANG SARAT DENGAN

NILAI-NILAI FILOSOFI TETAPI MUDAH DIMENGERTI DAN DAPAT DIIMPLEMENTASIKAN.

MENIADAKAN SEGALA BENTUK GANGGUAN KEAMANAN DIRINCI ATAS 4 KANDUNGAN

MAKNA

PEMAKNAAN BARU CATRUR PRASETYA BERISI 16 KANDUNGAN MAKNA

(KEP. KAPOLRI NO. POL : KEP/39/VII/2004)

TGL. 1 JULI 2004

MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN JIWA RAGA, HARTA BENDA

DAN HAM DIRINCI DALAM 4 KANDUNGAN

MAKNA

MENJAMIN KEPASTIAN BERDASARKAN

HUKUM DIRINCI ATAS 4 KANDUNGAN MAKNA

MEMELIHARA PERASAAN TENTRAM DAN DAMAI DIRINCI ATAS 4 KANDUNGAN

MAKNA

Page 124: ORGANISASI KEPOLISIAN

124

KODE ETIK PROFESI POLRI TRI BRATA

PEDOMAN LANJUTAN TRI BRATA 7 MEI 58 EMBRIO DARI KODE ETIK POLRI

1 JULI 1960 CATUR PRASETYA

TRI BRATA + CATUR PRASETYA

KODE ETIK POLRI Surat Keputusan Kapolri No. Po : Skep/213/VII/1985 Tanggal 1 Juli

1985

KODE ETIK PROFESI POLRI Keputusan Kapolri No. Po : Kep/05/III/2001 Tanggal 7 Maret 2001

KODE ETIK PROFESI POLRI Keputusan Kapolri No. Po : Kep/32/VII/2003 Tanggal 1 Juli 2003

KODE ETIKA PROFESI POLRI Peraturan Kapolri No. Pol : 7 tahun 2006 Tanggal 1 Juli 2006

ETIKA PENGABDIAN ETIKA KELEMBAGAAN ETIKA KENEGARAAN

ETIKA KEPRIBADIAN ETIKA KENEGARAAN ETIKA KELEMBAGAAN ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT

Page 125: ORGANISASI KEPOLISIAN

125

PERUBAHAN/PENYESUAIANKODE ETIKA PROFESI

KODE ETIK TIDAK STATIS DISESUAIKAN/DISELARASKAN DENGAN PERUBAHAN/PERKEMBANGAN JAMAN DISESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN TUNTUTAN MASYARAKAT.

PERUBAHAN PERKEMBANGAN

JAMAN/TUNTUTAN MASYARAKAT

TERHADAP POLRI

KODE ETIK POLRI DIUBAH/

DISESUAIKAN

APANYA YANG DIUBAH

MENGAPA DIUBAH

BAGAIMANA PERUBAHANNYA

KODE ETIK

PROFESI YANG BARU

DIMENGERTI

DIPAHAMI

DIHAYATI

DIAMALKAN

TERCERMIN PADA TINGKAH LAKU POLRI YANG ETIS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PENGABDIANNYA

DISOSIALISASIKAN

Page 126: ORGANISASI KEPOLISIAN

126

PERUBAHAN KODE ETIK PROFESI SELAMA INI BELUM DAPAT DIRASAKAN SECARA CUKUP BERARTI UNTUK

MEMPERBAIKI/MENINGKATKAN TAMPILAN TINGKAH LAKU POLRI YANG ETIS DI LAPANGAN

PERUBAHAN KODE ETIK PROFESI YANG TERAKHIR PADA1 JULI 2006

TANTANGAN & MOMENTUM YANG BAIK UNTUK MENSOSIALISASIKAN KODE ETIK PROFESI INI SEHINGGA

BETUL-BETUL DAPAT DIMENGERTI, DIPAHAMI DAN DIHAYATI SERTA DIAMALKAN

TAMPILAN TINGKAH LAKU POLRI YANG ETIS / PROFESIONAL DI LAPANGAN

PARTISIPASI MASYARAKAT

CITRA POLRI

Page 127: ORGANISASI KEPOLISIAN

127

INSTRUMEN-INSTRUMEN PBB

MASYARAKAT SEMAKIN MAJU

SEMAKIN MAJU TATA CARA PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN KEJAHATAN

SEMAKIN MANUSIAWI DALAM MEMPERLAKUKAN PELAKU DAN

KORBAN KEJAHATAN

POLRI HARUS MENGERTI DAN MEMAHAMI STANDAR, PEDOMAN

DAN INSTRUMEN-INSTRUMEN PBB YANG BERKAITAN DENGAN

TUGAS POLRI BAIK YANG SUDAH DIRATIFIKASI/BELUM

PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN DENGAN

MENGADAKAN DAN MENINGKATKAN KERJASAMA NEGARA-NEGARA DI DUNIA

TIDAK MENGENAL BATAS NEGARA

ORGANIZED CRIME TRANSNATIONAL CRIME

PELAKU DAN KORBAN KEJAHATAN MELIBATKAN WARGA NEGARA ASING

TREND PERKEMBANGAN KEJAHATAN

DEKLARASI UNIVERSAL TENTANG HAM (THE INTERNATIONAL BILL OF HUMAN RIGHTS)

STANDAR ATURAN MINI MAL PERLAKUAN TERHADAP NARA PIDANA / STANDAR MINIMUM RULES FOR THE TREATMENT OF PRISIONER) DEKLARASI ANTI PENYIKSAAN DAN TINDAKAN ATAU HUKUMAN KEJAM, TIDAK MANUSIAWI ATAU MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA (DECLARATION AGINST TURTUNE AND OTHER CRUEL, IN HUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT)

PEDOMAN TINDAK TANDUK UNTUK PARA PENEGAK HUKUM (CODE OF CONDUCT FOR LAW ENFORCEMENT OFFICIALS)

PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGGUNAAN KEKERASAN DAN SENJATA API OLEH PETUGAS PENEGAK HUKUM (BASIC PRINCIPLES ON THE USE OF FORCE AND FIRE ARMS BY LAW ENFORCEMENT OFFICIALS)

Page 128: ORGANISASI KEPOLISIAN

128

INTERNALISASI ETIKA PROFESI POLRI

TAHAPAN LEARNING

MENGERTI

MEMAHAMI

MENGHAYATI

MENGAMALKAN

JALAN INTERNALISASI TUJUAN INTERNALISASI

1. SELEKSI : CALON YANG MEMPUNYAI STRUKTUR KEPRIBADIAN YANG BAIK, IMAN DAN TAKWA SERTA MEMILIKI INTELEK YANG BAIK.

2. PENDIDIKAN UTAMANYA PADA PENDIDIKAN PEMBENTUKAN : PENANAMAN NILAI-NILAI KODE ETIK PROFESI, BAHAN AJARAN, INSTRUKTUR, ALIN & ALONGINS YANG BAIK SERTA STAF & PIMPINAN YANG BERI CONTOH

3. DIPRAKTEK TUGAS LAPANGAN - PEMELIHARAAN, PEMUPUKAN DAN PENGEMBANGAN - MEMIMPIN YANG BAIK, PENGAWASAN, PELATIHAN, PEMBIMBINGAN, PEMBINAAN YANG

DILANDASI PEMBERIAN CONTOH/ TELADAN

- PEMBINAAN KARIER YANG ADIL, PEMBERIAN PENGHARGAAN & HUKUMAN YANG ADIL DAN BIJAK

1. ETIKA PROFESI POLRI SEBAGAI POLISINYA POLISI

2. TINGKAH LAKU SESUAI DENGAN APA YANG DIRASAKAN HATI NURANI SEBAGAI KEWAJIBAN

3. PENGAMALAN TINGKAH LAKU YANG ETIS DAN PROFESIONAL