Organis 36

32
Edisi 36 (Oktober-Desember 2014)

description

 

Transcript of Organis 36

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014)

Dari Redaksi,Makin populernya pangan organik yang dihasilkan oleh sistem pertanian organik

seharusnya membuka mata kita bahwa ada yang berubah di masyarakat. Pada saat ini satu dari empat orang Amerika mengonsumsi produk organik dan di Eropa

diperkirakan 1 diantara 2 orang Jerman mengonsumsi pangan organik. Di negara-negara itu, laju pertumbuhan pangan organik sangat luar biasa, yakni lebih dari 20

% setiap tahunnya dalam sepuluh tahun terakhir ini, dan hal tersebut membuat pertanian organik tumbuh sangat cepat dalam mengisi sektor ekonomi. Tren ini

membuktikan bahwa ada sesuatu yang dinilai baik oleh konsumen dan tentunya juga oleh petani. Hal ini tidak lepas dari sifat manusia yang selalu ingin memberi

yang terbaik untuk keluarganya.

Banyak konsumen khawatir akan keamanan produk pangan konvensional dimana pangan dihasilkan dari sistem pertanian yang sangat mengandalkan pada

pemberian pupuk kimia dan pestisida sintetis. Sistem pertanian ini sepertinya tidak akan berhasil tanpa adanya input pupuk dan pestisida dari luar. Ketergantungan

yang sangat besar pada pupuk dan pestisida dari luar ini menyebabkan harga pupuk

terjadi. Akibatnya petani sering gagal tanam atau bahkan mogok tanam karena tiadanya pupuk dan pestisida yang menjadi andalan mereka.

Pertanian organik sebenarnya bukan hanya produk yang tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Pertanian organik merupakan cara pengelolaan seluruh sistem

lingkungan dimana: menjaga kesuburan tanah tanpa pupuk buatan, mengontrol hama tanpa menggunakan bahan kimia, bibit makanan bebas dari rekayasa genetik,

mengelola ternak secara etis (tanpa antibiotik dan suntikan hormon) dan hanya menggunakan pakan organik, menjaga habitat satwa liar dan keanekaragaman habitat, menggunakan sumber daya berkelanjutan dan mengurangi polusi dan

limbah pembuangan dan menjaga proses produksi makanan seminimum mungkin.

Mengonsumsi makanan dengan kandungan pestisida setiap hari selama puluhan tahun akan membahayakan kesehatan manusia. Bahaya yang paling ditakutkan

akibat bahan pestisida adalah kerusakan yang terjadi pada bayi yang belum lahir. Penggunaan glyphosate telah dihubungkan dengan cacat bawaan pada ternak dan

penelitian menunjukkan bahwa anak yang terpapar pada organophosphate di dalam kandungan memiliki IQ yang lebih rendah di usia 7 tahun. Beberapa pestisida pada

makanan menyebabkan gangguan hormon endokrin yang merusak mekanisme hormon manusia.

Sementara itu hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh praktik pertanian organik terhadap keberlanjutan ekonomi petani yang telah terbukti positif, ternyata

menjadi alasan utama para petani untuk beralih dari pertanian konvensional menuju pertanian organik. Alasan kedua para petani mau bertani organik adalah aspek ekologi. Semua responden eksperimen dalam penelitian ini menyatakan bahwa

praktik pertanian organik berpengaruh positif terhadap keberlanjutan ekologi. Bagaimana alasan konsumen dan petani memilih pertanian dan produk organik?

Lalu apa manfaat mengembangkan pertanian organik dan mengonsumsi hasil panennya? Simak selengkapnya di edisi Organis kali ini.

diterbitkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI), sebuah organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, organisasi tani, koperasi, peneliti dan pihak swasta yang bergerak di bidang pertanian organik dan fairtrade.

RedaksiPenerbitAliansi Organis Indonesia (AOI)

Penanggung JawabDirektur Program AOI

Pemimpin RedaksiSri Nuryati

Redaksi PelaksanaAni Purwati

Staf RedaksiRasdi WangsaLidya Inawati

Desain Grafiswww.percetakanquantum.com

KeuanganEndang Priastuti

MarketingRizki Ratna A.

DistribusiIlyasa

Alamat RedaksiJl. Singasari Blok A1/2Cimanggu PermaiBogor, Jawa BaratTelp/Fax+62-251-8330434Emailorganicindonesia@organicindonesia.orgWebsitewww.organicindonesia.org

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014)

Foto SampulKonsumen memilih produk organik di Yoyakarta

FotoDok. AOI

Surat Pembaca

Isu Utama Mengapa Pilih Organik?

Haruskah Saya Konsumsi Organik?

Demi Keberlanjutan Ekonomi dan Ekologi, Yuk Bertani Organik

Daftar Isi

Jendela KonsultasiMakna dan Manfaat Mengonsumsi Organik

Penjaminan OrganisProduk Organik dengan PenjaminanKomunitas Menjanjikan

Profil

Agribisnis

4

5

8

11

28

30

25

21

14

15

18Sehat dengan Konsumsi dan Menanam Organik

Sehat dan Untung dengan Produk Organik

Info OrganisTengkawang, Buah Hutan yang Sangat Bermanfaat

Bijak di Rumah

Ragam

Sehat dengan Infused Water

Empon-Empon, Warisan Budaya Kaya Manfaat

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 3

surat pembaca

Ada banyak mata mengawasi produk dan jasa Anda.Promosikan produk dan jasa anda di majalah

Ingin Mendapat Majalah Organis Edisi Lama

Saya ingin mendapatkan majalah Organis edisi 26 sampai edisi yang terakhir. Apakah masih ada bila saya ingin membelinya masing-masing 1 exemplar, Bagaimana caranya?

Salam,

DavidJakarta

Redaksi,

Untuk majalah Organis mulai edisi 26 sampai edisi 35 (yang terbaru sekarang), masih ada. Untuk bisa membelinya, Bapak bisa mentransfer senilai:Rp 110.000,-,dengan perincian: Rp 10.000,- x 10 edisi +Rp 10.000,- (ongkos kirim Jakarta).Silakan transfer ke rekening:

Bank : BCANo. Rek. : 8720150035Nama : Justinus Indro Surono/ Ninthyas Ekawulandari

Ingin Bergabung dengan AOI

Kami adalah produsen minyak kelapa, VCO, dan jamu tradisional yang fokus pada makanan sehat dan organik. Kami juga pengguna dan hobi di bidang organik. Saat ini juga ingin menyebarluaskan makanan organik khususnya

produsen lokal. Mohon info agar bisa bergabung dengan AOI. Terima kasih. Salam, Annas Ahmad http://virgincoconutoil.asia Jakarta

Redaksi,

Bila ingin menjadi anggota AOI, silakan akses dan isi formulir permohonan keanggotaan AOI di link berikut ini: http://organicindonesia.org/web2/.

Ingin Produk Organik

yang sedang bergelut di budidaya sayuran daun organik, bilamana AOI kekurangan pasokan sayur organik, saya siap mensuplai. Saya berlokasi di Cipanas. Untuk saat ini saya produksi kangkung darat dan selada organik.

Salam,

Cipanas, Jawa Barat

Redaksi,

di Bogor membuka outlet bernama Outlet Pamor. Bapak bisa mengirimkan daftar produk apa saja yang dibudidayakan. Silakan kirim email ke [email protected]

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 4

Isu Utama

Pada tanggal 13-16 Oktober 2014 di Turki berlangsung perhelatan akbar yaitu

World Organic Congress yang diselenggarakan oleh IFOAM. Sebelumnya telah berlangsung satu seri pameran dan simposium produk pangan dan kosmetik organik (BIOFACH) di beberapa negara yang dimulai di Jerman pada bulan Februari 2014 dan selanjutnya di China dan negara lainnya. Perhelatan ini diikuti oleh ribuan petani, pengusaha, instansi pemerintah, dan organisasi dari ratusan negara serta dikunjungi puluhan atau bahkan ratusan ribu pengunjung. Ini menandakan pesatnya pertumbuhan pangan organik yang luar biasa di dunia.

Semakin populernya pangan organik yang dihasilkan oleh sistem pertanian organik seharusnya membuka mata kita bahwa ada yang berubah di masyarakat. Pada saat

ini satu dari empat orang Amerika mengonsumsi produk organik dan di Eropa diperkirakan 1 diantara 2 orang Jerman mengonsumsi pangan organik. Di negara-negara itu, laju pertumbuhan pangan organik sangat luar biasa, yakni lebih dari 20 % setiap tahunnya dalam sepuluh tahun terakhir ini, dan hal tersebut membuat pertanian organik tumbuh sangat cepat dalam mengisi sektor ekonomi. Tren ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang dinilai baik oleh konsumen dan tentunya juga oleh petani. Hal ini tidak lepas dari sifat manusia yang selalu ingin memberi yang terbaik untuk keluarganya.

Telah banyak dilaporkan mengenai kekhawatiran konsumen akan keamanan produk pangan konvensional dimana pangan dihasilkan dari sistem pertanian yang sangat mengandalkan pada pemberian pupuk kimia dan pestisida

Mengapa Pilih Organik?

sintetis. Sistem pertanian ini sepertinya tidak akan berhasil tanpa adanya input pupuk dan pestisida dari luar. Ketergantungan yang sangat besar pada pupuk dan pestisida dari luar ini menyebabkan harga pupuk

dan kelangkaan pupuk dan pestisida sering terjadi. Akibatnya petani sering gagal tanam atau bahkan mogok tanam karena tiadanya pupuk dan pestisida yang menjadi andalan mereka.

Penggunaan bahan kimia yang sedemikian tak terkontrol, karena sebagian besar petani belum mengerti akan praktik pertanian yang benar atau Good Agricultrual Practices/GAP, menyebabkan tanah, air dan lingkungan tercemar bahan bahan kimia dan produk pangan yang dihasilkannya mengandung residu kimia yang cukup tinggi. Sering tanah yang terus menerus dipupuk kimia menyebabkan tanah tidak mampu

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 5

Isu Utama

lagi meningkatkan kesuburannya karena sudah mengalami kejenuhan (leveling off) sehingga terjadi kemubadziran dan pemborosan uang petani untuk membeli pupuk dan pestisida tersebut. Di lain pihak hama dan penyakit semakin tahan terhadap pestisida dan menyebabkan petani menggunakan pestisida lebih banyak lagi bahkan menggunakan beberapa jenis pestisida. Akibatnya residu kimia yang terkandung dalam pangan semakin banyak. Petani sendiri dan keluarga juga banyak yang terpapar bahan kimia tersebut saat aplikasi di lapangan yang menyebabkan mereka sering mengalami gangguan kesehatan.

Organik Aman dan SehatTelah dilaporkan berbagai bahaya dan dampak negatif dari residu kimia yang terdapat pada bahan pangan mulai dari yang ringan sampai yang sangat berat. Memang dampak dari bahaya residu kimia tidak sedramatis dampak dari bahaya mikroba patogen yang sering memakan korban dalam waktu kurang dari 24 jam. Gejala dari bahaya kimia khususnya pestisida, baru dirasakan dalam waktu 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun atau bahkan setelah puluhan tahun. Namun dampaknya luar biasa karena dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia bahkan kecacatan seumur hidup. Dilaporkan residu pestisida

menyebabkan hipothyroidism yang menyebabkan lahirnya anak yang stunting (kuntet) dan terhambatnya gangguan intelegensia dan mental. Disinyalir tim sepakbola Indonesia yang tidak pernah bisa menang dalam kompetisi dunia karena lebih dari 30 persen pemain Timnas adalah stunting. Dilaporkan pula pestisida golongan antiandrogenik menyebabkan demasculinization dalam jangka waktu lama yang menyebabkan semakin banyaknya kaum bencong. Dampak lain dari bahaya pestisida adalah munculnya kanker, autis, keguguran spontan, dan masih banyak lagi. Kekhawatiran terhadap bahaya jangka panjang ini yang menyebabkan konsumen mulai beralih ke pangan organik karena diyakini pangan organik tidak menggunakan bahan kimia tersebut.

Konsumen juga semakin sadar akan tanggung jawabnya untuk turut menjaga lingkungan. Sistem pertanian konvensional diyakini menyebabkan banyak kerusakan terhadap lingkungan karena penggunakan bahan kimia yang sedemikian masif dan tak terkontrol. Hal lain yang menyebabkan konsumen beralih ke pangan organik adalah fairness (keadilan). Pertanian organik dinilai lebih adil terhadap petani karena petani dan keluarganya tidak dieksploitasi untuk menghasilkan pangan yang semurah-murahnya.

Pangan organik adalah pangan yang berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang menerapkan praktik-praktik manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian gulma, hama dan penyakit, melalui berbagai cara seperti daur ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan, pengolahan lahan dan penanaman serta penggunaan bahan hayati (SNI 2013). Sistem pertanian organik merupakan suatu sistem produksi yang mengabaikan atau meminimalkan penggunaan pupuk sintetis, pestisida, bahan-bahan pemercepat pertumbuhan dan bahan aditif lainnya. Untuk memaksimumkan tingkat produksi, sistem pertanian organik mengandalkan pada rotasi pemanenan, hasil residu, pupuk kandang, pupuk hijau, sampah dari pertanian organik dan memperhatikan aspek-aspek biologi pengontrolan hama untuk mempertahankan produktivitas tanah dan lembah serta mendukung nutrisi tumbuhan dan mengontrol serangga, tumbuhan liar dan hama lainnya (USDA).

Pada pertanian organik ada empat prinsip utama yang harus dipenuhi yaitu: (1) Prinsip Kesehatan: pertanian organik harus mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, kesehatan tanaman, hewan, dan manusia sebagai sesuatu yang utuh dan tak dapat dibagi; (2) Prinsip Ekologi: pertanian organik harus berdasarkan kepada siklus dan sistem ekologi yang hidup, bekerja dengannya, melampauinya dan membantu mempertahankannya; (3) Prinsip Keadilan: pertanian organik harus dibangun berdasarkan hubungan yang memastikan adanya kejujuran

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 6

Sulawesi Selatan

Foto

: AN

P

Isu Utama

dan keadilan dengan lingkungan umum dan peluang kehidupan; dan (4) Prinsip Perlindungan/Kepedulian: pertanian organik harus dikelola dalam cara yang penuh kehati-hatian dan bertanggungjawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraam generasi dan lingkungan sekarang dan masa datang.

Dari berbagai studi dan prinsip pertanian organik maka dapat disarikan bahwa pangan organik memberikan dampak yang sangat baik bagi petani dan konsumen karena sistem ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Produk pangan organik lebih aman, terutama aman dari bahaya kimia karena dalam sistem produksinya tidak diperkenankan menggunakan pupuk maupun pestisida kimia.

2. Produk pangan organik lebih menyehatkan. Hal ini disebabkan dengan sistem pertanian organik ternyata mampu menghasilkan pangan dengan kandungan komponen bioaktif yang lebih beragam dan untuk beberapa lebih tinggi kandungannya.

3. Produk pangan organik lebih bergizi. Hasil studi menunjukkan sebagian besar produk organik untuk beberapa vitamin dan mineral kandungannya lebih tinggi.

4. Dari segi organoleptik, pangan organik lebih baik terutama rasa. Beberapa produk organik mempunyai rasa lebih manis dan lebih kaya cita rasanya atau lebih pulen dan lebih harum.

5. Lebih tahan lama. Untuk beberapa produk tidak cepat basi atau cepat busuk

6. Mengonsumsi pangan organik turut menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini karena pangan organik dihasilkan dari sistem pertanian yang sangat bersahabat dengan lingkungan dan bahkan menjaga kelestariannya.

7. Lebih adil dan fair terhadap petani. Konsumen organik memberikan harga yang wajar sesuai dengan ongkos produksi bukan berdasarkan supply-demand.

8. Turut menghidupkan ekonomi desa/lokal. Dalam sistem pertanian organik semua sumber daya lokal dimanfaatkan, tidak ada yang terbuang percuma dan tidak ada yang namanya limbah karena semuanya bisa menjadi input produksi.

9. Turut menjaga kearifan lokal. Sistem pertanian organik membatasi input eksternal dan menggunakan teknologi yang sudah terbukti efektif secara turun temurun.

10. Turut membangun kemandirian bangsa dalam bidang ketahanan pangan dan energi. Hal ini disebabkan semua input termasuk benih mengandalkan kepada sumber daya lokal sehingga kawasan pertanian organik bisa menjadi kawasan mandiri pangan dan bahkan mandiri energi.

Itulah beberapa alasan mengapa pangan organik baik untuk petani dan konsumen. Hal terpenting dari sisi konsumen adalah bebasnya dari rasa khawatir karena adanya jaminan keamanan pangan dari produk organik dan mudah ditelusuri. Dengan membeli produk organik terutama yang dari produksi lokal maka ketergantungan pada produk impor yang tidak terjamin keamanannya dan susah ditelusur bisa dikurangi. Karena terjaminnya keamanan pangannya, konsumen berani membayar mahal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Di lain pihak petani tidak akan berani berbuat macam-macam demi menjaga kepercayaan dari konsumen. Di sinilah terbentuk “trust” (kepercayaan) di antara petani dan konsumen.(*)

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 7

Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan MAPORINAWakil Ketua Asosiasi Masyarkat Peduli Keamanan Pangan

Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat – Fakultas Ekologi Manusia IPB

menggunakan sumber daya berkelanjutan serta mengurangi polusi dan limbah pembuangan

menjaga proses produksi makanan seminimum mungkin

Pestisida, limbah pabrik, dan bahan makanan rekayasa genetik (GMO =

Mengonsumsi makanan dengan semprotan bahan kimia atau pestisida sesekali tentunya tidak akan membuat Anda sakit. Namun mengonsumsi makanan dengan kandungan pestisida setiap hari selama puluhan tahun akan membahayakan.

Bahaya yang paling ditakutkan akibat bahan pestisida adalah kerusakan

yang terjadi pada bayi yang belum lahir. Penggunaan

glyphosate telah dihubungkan dengan cacat bawaan pada ternak dan penelitian menunjukkan bahwa anak yang terpapar pada organophosphate di dalam kandungan memiliki IQ yang lebih rendah di usia 7 tahun. Beberapa pestisida pada makanan menyebabkan gangguan hormon endokrin yang merusak mekanisme hormon manusia. Ada yang mengasosiasilkan gagal sperma

Apa sebenarnya arti organik? Organik sebenarnya bukan hanya produk yang tidak

menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Organik merupakan cara pengelolaan seluruh sistem lingkungan dimana:

Haruskah SayaKonsumsi Organik?Oleh: Ruly Soewignjo M.Sc

Isu Utama

menjaga kesuburan tanah tanpa pupuk buatan

mengontrol hama tanpa menggunakan bahan kimia

bibit makanan bebas dari rekayasa genetik

mengelola ternak secara etis (tanpa antibiotik dan suntikan hormon) dan hanya menggunakan pakan organik

menjaga habitat satwa liar dan keanekaragaman habitat

Pestisidmakana

Mengonsempropestisidakan memengonkandungselamamemba

gdenpadmeterdiIQ7 tapadgangyanghormmen

y g

mengelola ternak secaraetis (tanpa antibiotik dan suntikan hormon) dan hanya menggunakan pakan organik

menjaga habitat satwa liar dan keanekaragaman habitat

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 8

Isu Utama

pada pria dan puberti awal pada remaja putri, serta timbulnya masalah perkembangan otak dan perilaku. Berbagai macam penelitian dari beberapa negara di seluruh dunia juga menunjukkan bahwa pestisida memicu timbulnya kanker, salah satu penyebab obesitas dan diabetes (akibat kerusakan hormon endokrinologi), dan peningkatan kasus parkinson dan autisme.

Di samping itu para penghuni atau petani yang tinggal di seputar pertanian dengan bahan pestisida, usianya lebih pendek dibandingkan dengan yang melakukan pertanian secara organik. Bahaya pencemaran logam berat baik dari limbah maupun pupuk sintetis juga ditakutkan menyebabkan kerusakan otak, kejang, gangguan mental dan penampilan pada anak, hipertensi, serangan jantung, gangguan belajar dan perilaku, serta mengganggu pertumbuhan anak.

Alasan lain untuk memilih bahan makanan organik adalah untuk menghindari bahan makanan dengan rekayasa genetik (GMO). Tumbuhan dan hewan yang dikembangbiakkan dengan genetika yang direkayasa, dalam beberapa kasus dengan cara mentransfer DNA dari satu spesies ke spesies lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa keamanan makanan rekayasa genetik sangat meragukan, dimana penelitian tes laboratorium hanya dilakukan beberapa bulan terhadap tikus. Tikus jantan maupun betina yang diberikan makanan GMO setiap hari memiliki masa hidup yang jauh lebih pendek akibat pertumbuhan tumor. Sedangkan tikus yang diberikan makanan GMO sesekali saja mengalami kerusakan organ liver dan ginjal.

Makanan yang rentan direkayasa genetikanya termasuk:

JagungMaizena, tepung-tepungan, minyak, karbohidrat, gluten, dan sirupPemanis seperti fruktosa, dekstrosa, dan glukosa

Kacang kedelaiTepung kedelai, lecithin, protein, isolate, dan

Minyak sayur dan protein sayurMinyak canola Minyak cottonseedGula dari beets

Apakah Makanan Organik lebih Sehat dan Baik untuk Lingkungan?

Banyak sekali kontroversi dari para ahli peneliti yang memperdebatkan bahwa kandungan nutrisi dari makanan organik dan non organik tidak jauh berbeda dan makanan organik tidak bisa dibuktikan lebih sehat dibandingkan makanan non organik. Secara ilmiah bahan makanan organik belum bisa dibuktikan lebih sehat dikarenakan tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap manusia dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu faktor kesehatan juga ditentukan oleh pola pikir dan gaya hidup yang dapat mempengaruhi faktor usia manusia.

Produk organik hanya memastikan bahwa pengolahan produk dari awal hingga ke tangan konsumen diolah secara alami sesuai dengan standar pertanian organik dan tidak

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 9

Isu Utama

terkontaminasi oleh zat tambahan asing yang berbahaya bagi tubuh manusia. Kandungan nutrisi dan hasil akhir sehatnya makanan tersebut juga dipengaruhi cara mengelola dan memasak makanan. Karena standar pengelolahan organik sangat diperhatikan dan diawasi dengan ketat, maka pencemaran terhadap lingkungan, hewan ternak, dan kesehatan manusia jauh lebih berkurang dan lebih baik untuk lingkungan dalam jangka waktu yang lama.

BAHAN ORGANIK NATURAL NON ORGANIK

Perasa buatan Tidak Ada Tidak Ada Mungkin Ada

Pewarna buatan Tidak Ada Tidak Ada Mungkin Ada

Bahan pengawet Tidak Ada Tidak Ada Mungkin Ada

Pupuk sintetis Tidak Ada Mungkin Ada Mungkin Ada

Pestisida Tidak Ada Mungkin Ada Mungkin Ada

Radiasi Ion Tidak Ada Mungkin Ada Mungkin Ada

GMO Tidak Ada Mungkin Ada Mungkin Ada

langsung dari harga asli pertumbuhan bahan pangan. Resiko gagal panen akibat cuaca sangat tinggi.Pertanian organik lebih kecil dibandingkan pertanian non organik sehingga tidak bisa mendapatkan keuntungan ekonomis seperti pertanian besar.Pertanian organik lebih berat karena metode seperti aplikasi pupuk kompos dan lahan anti

Bagaimanapun juga ketidakpastian mengenai efek dari pestisida terhadap kesehatan kita masih dicemaskan. Tidak seperti obat-obatan farmasi, penggunaan pestisida tidak diharuskan melewati percobaan keamanan manusia dan walaupun ada laporan mengenai efek samping dari obat, manusia tidak dapat mengetahui pestisida mana yang telah mereka konsumsi.

Oleh sebab itu, sebaiknya kita mengambil langkah dan pilihan yang paling aman. Penelitian menunjukkan bahwa fetus dan anak sangat rentan terhadap pestisida walau dalam kandungan yang sangat rendah. Sebaiknya anak-anak dan wanita yang hamil, sedikitnya berusaha untuk

menghindari pestisida sejauh mungkin.

Tumbuhan dan umbi-umbian berakar: kentang, wortel, bits, lobak, bawang Produk dengan kulit tipis: paprika, timun, apel, peach, anggur, lemon, dan seledriProduk susu: susu, yogurt, dan kejuSayuran berdaun: lettuce, bayam, kangkungProduk rentan GMO: jagung, kedelai, kecap, gulaBumbu: bahan penambah rasa, garam

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 10

Ruly Soewignjo M.ScAhli gizi D Natural

Alamat: Jl. Bukit Darmo Boulevard

Surabaya, Jawa TimurTelp. 031-7320018, 7348800

Apa Perbedaan antara Organik, Natural, dan Non Organik?

Mengapa Makanan Organik Mahal Pilihlah organik untuk bahan berikut:

Isu Utama

Hingga 2013 perkembangan pertanian organik perlahan kian meningkat. Data Statistik Pertanian Organik Indonesia (SPOI) 2013 yang diterbitkan

Aliansi Organis Indonesia (AOI) menunjukkan luas area organik di Indonesia tahun 2013 mencapai 220.300,62 Ha, meningkat 3,58% dari tahun 2012. Angka ini meliputi luas area pertanian organik dan panen liar.

Sementara itu luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar. Ini merupakan peluang untuk bisa mengembangkan pertanian organik dan meningkatkan luas lahan pertanian organik di Indonesia. Dari 75,5 juta hektar lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar 25,7 juta hektar yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik.

Kualitas dan luasan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur. Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti

ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.

Menurut Litbang Deptan, 2012 pun, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan komparatif antara lain: 1) masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, 2) teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.

Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu, komoditas-komoditas eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan. Produk kopi misalnya, Indonesia merupakan pengekspor terbesar kedua setelah Brasil, tetapi di pasar internasional kopi Indonesia tidak memiliki merek dagang. Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan.

Demi Keberlanjutan Ekonomi dan Ekologi……

Yuk Bertani Organik

Mengolah lahan secara organik di Kelompok Petani Organik Brenjonk, Mojokerto, Jawa Timur

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 11

Lalu, sebenarnya mengapa petani sebaiknya mengembangkan pertanian organik selain peluang luas lahan yang masih memungkinkan di Indonesia? Berdasarkan hasil penelitian Soeryo Adiwibowo dkk (Fakultas Ekologi Manusia, IPB, 2011), pengaruh praktik pertanian organik terhadap keberlanjutan ekonomi petani yang telah terbukti positif, ternyata menjadi alasan utama para petani untuk beralih dari pertanian konvensional menuju pertanian organik.

Alasan kedua para petani mau bertani organik selain karena aspek ekonomi, adalah aspek ekologi. Semua responden eksperimen dalam penelitian ini menyatakan bahwa praktik pertanian organik berpengaruh positif terhadap keberlanjutan ekologi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan tekstur tanah yang semakin gembur dan tingkat kesuburan tanah yang semakin tinggi setelah bertani organik. Selain itu, kualitas produk pertanian organik ternyata lebih baik daripada kualitas produk pertanian konvensional, misalnya: beras organik terbukti lebih tahan lama dan rasanya lebih enak dengan kandungan nutrisi lebih tinggi daripada beras konvensional.

Keuntungan praktik pertanian organik secara ekonomi dan ekologi inilah yang membuat para petani organik masih bertahan untuk terus melanjutkan praktik pertanian organik. Fakta tersebut diperkuat oleh pernyataan salah satu informan penelitian berinisial Bsr (laki-laki, 61 tahun), sebagai berikut:

“Kami mau bertani organik pada mulanya karena menguntungkan secara ekonomi. Biaya produksi lebih murah, harga jual produknya lebih tinggi. Jadi, ya untung Mas. Selain itu, pertanian organik ini bisa menggemburkan tanah, sehingga

tanah lebih subur daripada pas dulu saat saya dan beberapa teman masih menjalankan pertanian non organik. Penggunaan pupuk sintetik yang berlebihan ternyata membuat tanah kering, pecah-pecah dan lama-lama nggak subur lagi. Saya bilangnya pupuk sintetik lo ya, bukan pupuk kimia soalnya semua pupuk, baik organik atau non organik kan mengandung bahan-bahan kimia. Terus, saya bertani organik juga karena alasan kesehatan. Beras organik dan lahan organik kan lebih sehat Mas, soalnya nggak tercemar racun, daripada yang pertanian non organik. Memang susah sih bertani organik itu banyak sekali kendalanya, tapi saya masih mau bertahan karena beberapa keuntungan tadi dan peluang pasar organik masih terbuka lebar.”

Praktik pertanian organik yang berpengaruh positif secara

konvensional. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa total biaya input produksi rata-rata usahatani organik per 0,24 ha per musim lebih besar daripada usahatani konvensional. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya biaya tenaga kerja dan upah panen setelah petani menjalankan praktik pertanian organik.

Dari semua kategori biaya input produksi, biaya input terbesar berada pada biaya tenaga kerja dan upah panen pada kedua sistem usahatani. Meskipun biaya input produksi usahatani organik lebih besar daripada usahatani konvensional, tetapi jumlah penerimaan rata-rata usahatani organik per 0,24 hektar per musim ternyata jauh lebih besar dibandingkan usahatani konvensional. Demikian pula dengan keuntungan rata-rata usahatani per 0,24 hektar per musim yang jauh lebih besar usahatani organik daripada konvensional.

Isu Utama

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 12

Isu Utama

Analisis Finansial dalam penelitian tersebut diakhiri dengan menghitung nilai B/C Rasio pada kedua sistem usahatani. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai B/C Rasio usahatani organik sebesar 1,7 sedangkan nilai B/C Rasio usahatani konvensional hanya 0,9. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa usahatani organik layak secara ekonomi, sedangkan usahatani konvensional tidak layak secara ekonomi karena nilai B/C Rasionya kurang dari 1. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Paired Samples T-test yang

sebesar 0,000 dan nilai tersebut kurang dari 0,05 yang

usahatani sebelum dan sesudah organik, sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa praktik pertanian organik diduga berpengaruh positif secara

benar dan diterima.

Ada beberapa variabel yang menjadi perhatian utama apakah sistem pertanian tersebut dikategorikan sebagai pertanian organik atau bukan, yaitu: 1) Lahan pertanian harus dikonversi dari lahan non organik menjadi organik tanpa tercemar bahan kimia sintetik selama 3 tahun; 2) Menggunakan pupuk organik; 3) Menggunakan bibit padi varietas lokal; 4) Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida organik; 5) Lahan dan sumber air irigasi untuk pertanian organik harus dipisahkan dari pertanian konvensional.

Pertanian Organik Solusi Produksi yang Turun

Iwan, salah seorang pemerhati pertanian asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang sedang menularkan pengalaman suksesnya di NTB mengatakan, para petani perlu sikapi beberapa alasan kenapa harus menerapkan pertanian organik (mataramnews.com).

“Alasan menerapkan pertanian organik yaitu, ketahanan pangan mulai menghadapi banyak persoalan seperti berbagai persoalan lingkungan sudah mulai muncul”, kata Iwan seperti dikutip mataramnews.com.

Menurut dia, sejak beberapa tahun telah terjadi produksi yang menurun, artinya terjadi kejenuhan produktivitas (Levelling Off). Hal tersebut merupakan suatu petunjuk

sebabnya adalah kurangnya perawatan dan pelestarian sumber daya tanah, sehingga kesuburannya merosot baik

Mutu tanah pertanian ditentukan antara lain oleh kandungan bahan organik tanah seperti yang dikategorikan oleh Karama--2001, bahwa tanah dengan kategori buruk jika mengandung kurang dari 1% bahan organik, kategori kurang mengandung 1-2% bahan organik, kategori sedang mengandung 2-3% bahan organik dan kategori baik jika mengandung bahan organik 3-5%.

Tanah pertanian di Indonesia, menurut Iwan, dari barat sampai dengan timur mempunyai kandungan bahan organik, pH, KTK, ketersediaan hara N, P, K, Ca, Cu, Zn, S, Mo, dan Bo rendah sampai sangat rendah.

Hasil penelitian kurang lebih 65% luas sawah di Indonesia kandungan bahan organiknya kurang dari 1 %, artinya masuk dalam kategori buruk (Karama S., 2001).

Peran bahan organik pada umumnya mengandung unsur hara makro N, P dan K rendah tetapi mengandung unsur hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan bahan organik yaitu dapat

Bahan organik mampu mengikat air, memperbanyak ruang udara, mengikat metal berat atau racun, meningkatkan aktivitas dan manfaat mikro serta makroorganisme, memperbesar Kapasitas Tukar Kation dan meningkatkan

Kebiasaan para petani padi sawah dalam menangani jerami padi adalah dengan cara membakarnya. Padahal, jerami padi mengandung unsur N, P, K, S, Si, Ca dan Mg. Disamping itu, keuntungan pemanfaatan jerami padi dalam budidaya padi organik adalah tersedia langsung di lahan usaha tani.

Hasil penelitian di Cicurug Sukabumi, kata Iwan, pemberian jerami padi pada tanah sawah selama 6 musim tanam sebanyak 5 ton/ha/musim, dapat menghasilkan

dan P banyak sekali bahan organik di lahan sawah, seperti: Azolla,Crotalaria, Sesbania bahkan gulma pun dapat dijadikan sumber pupuk organik.

“Dalam usaha melestarikan produktivitas tanah dengan mengembalikan sisa panen dan menambah bahan organik tanah merupakan kebijakan dan tindakan utama. Bahan organik merupakan sumber utama energi untuk mikroba”, jelasnya.(*)

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 13

Edisi 36 (Oktober-November 2014) 14

Saat ini minat masyarakat pada produk organik mulai meningkat. Berikut ini beberapa alasan mengapa masyarakat memilih mengunsumsi produk organik:

Daniel Supriono (Redaksi Ahli Tanaman Padi Organik)Masyarakat memilih produk organik khususnya beras organik karena beberapa faktor yaitu lebih menyehatkan tubuh dalam hal menurunkan gula darah, menstabilkan tensi darah, mengurangi simbelit dan lain-lain; citra rasa yang lebih enak; nasi lebih awet dalam penyimpanan, menyelamatkan lingkungan dan mengangkat derajat petani dengan adanya peningkatan pendapatan.

Toto Himawan (Redaksi Ahli Hama dan Tanaman)Produk organik dihasilkan melalui proses pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Hal ini membuat produk organik bebas dari residu pestisida kimia sintetis yang berbahaya. Selain itu, beberapa kandungan nutrisi produk organik lebih bagus karena tidak rusak oleh perlakuan dengan pestisida kimia sintetis, seperti kandungan anti-oksidan produk organik lebih baik. Rasa

asli sayur organik juga bisa muncul (rasa asli ini berubah atau hilang atau hambar bila menggunakan bahan-bahan kimia sintetis). Lalu nasi dari beras organik tidak mudah basi dan sayur tidak mudah rusak karena menggunakan bahan-bahan alami

Jendela Konsultasi

Makna dan Manfaat Mengonsumsi Organik

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 14

Lahan pertanian organik Kelompok Petani Organik MPPO di Luwuk, Banggai Sulawesi Tengah

Penjaminan Organis

Apa yang kita makan, tentulah kita sendiri yang menentukan. Sebebas apapun yang kita makan, tentu saja makanan yang bermanfaat untuk

kesehatan dan kebutuhan tubuh selain yang kita suka. Nah… begitupun dengan makanan organik yang kita konsumsi. Dari manapun asal dan suplayernya, yang penting kita sebagai konsumen bisa tahu dan percaya bahwa makanan yang kita konsumsi itu adalah organik. Meski demikian, sebagai produsen pangan organik, petani dan distributor atau suplayer juga harus jujur dan bisa dipercaya akan kualitas organik dari produk yang dihasilkannya.

Itulah seharusnya keadaan yang kita harapkan, semua berjalan sesuai alur dan tanggung jawab masing-masing tanpa merugikan pihak lain. Namun seringkali keadaan tidak berjalan sesuai alurnya, adakalanya sifat tidak jujur dan bertanggung jawab dari pihak-pihak tertentu terjadi dan merugikan pihak lain. Adakalanya pihak-pihak tertentu menyebut produknya sebagai organik namun ternyata bukan alias palsu.

Mencegah terjadinya kecurangan pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memalsukan produk organik,

diakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional) ini bekerja

organik dari LSO ini lumayan tinggi dan mereka sulit

menjangkaunya. Selain itu, jangkauan pasar dari produk organik petani ini masih terbatas atau di lingkup dalam

ingin mendapatkan produk organik yang berkualitas. Ini tak lepas dari keinginan konsumen yang ingin harga produk organik berkualitas itu tetap terjangkau tanpa dibebani

produk organik.

Menjawab kebutuhan pasar dan konsumen ini, beberapa pihak pun berupaya untuk menemukan produk organik berkualitas yang terjamin dengan harga yang terjangkau. Seperti perusahaan jasa catering, PT. Baasithu Boga Services (BBS). Untuk memenuhi kebutuhan pangan karyawan perusahaan JGC di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, BBS memerlukan bahan baku berupa sayur, buah, ikan segar dan juga produk peternakan. Dari aspek potensi, sebenarnya kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh penduduk setempat. Seperti diketahui, penduduk di lokasi pabrik LNG, sebagian besar berprofesi sebagai nelayan atau petani/peternak. Namun disisi lain, BBS juga memiliki persyaratan-persyaratan tertentu, untuk bahan baku yang diterima.

Untuk meningkatkan mutu produk segar lokal, agar mampu memenuhi persyaratan PT. BBS, PT. JGS berkolaborasi dengan PT. BBS memberikan bantuan dalam bentuk kegiatan pemberdayaan kelompok tani/ternak/nelayan di Kecamatan Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan, dilaksanakan oleh Masyarakat Peduli Petani Organik (MPPO), yang merupakan kumpulan sosial dengan visi dan misi untuk

Produk Organik dengan PenjaminanKomunitas MenjanjikanKisah Kelompok Petani Organik MPPO, di Luwuk, Banggai Sulawesi Tengah bersama Nyoman Oke Tridjaja

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 15

Foto

: Nyo

man

Oke

Trid

jaja

meningkatkan kesejahteraan petani/peternak khususnya untuk produk organik.

Menurut Nyoman Oke Tridjaja dari MPPO, berperan sebagai pelaksana alam program pemberdayaan ini, MPPO juga sekaligus menjamin akan kualitas organik yang dihasilkan petani binaannya. “Yang di Luwuk ini memang kami melakukan penjaminan sayur organik, terhadap pemesan PT BBS selaku pengguna produk tersebut. Kami meminta kepada kelomok tani binaan tidak menggunakan pupuk kimia, tetapi membuat pupuknya sendiri dengan MOL,” jelasnya.

Hal ini sesuai dengan klausul dalam MPPO yang membina dan sekaligus menjamin produk organik yang dihasilkan. Berdasarkan rekaman pelaku yang dibina, luasan dan jumlah produksinya dengan tanggung jawab penuh oleh ketua dan anggota kelompok serta konsumer. Selain untuk PT BBS, buyer (pembeli) sayuran dan buah organik juga untuk hotel Patrajasa di Bali.

Berdasar pengalaman tersebut, Nyoman Oke Tridjaja percaya bahwa ke depan produk organik dengan penjaminan komunitas (PGS) mempunyai peluang untuk berkembang dan mendapat pasar juga. Meski saat ini Permentan No. 64 tahun 2013 tentang Pangan Organik belum mengakui penjaminan komunitas.

Potensi Kelompok Petani Organik di Luwuk

Dari tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan, pada dasarnya kelompok tani di daerah Luwuk, memiliki kemampuan dan keinginan untuk bekerja dalam kelompok, dalam hal untuk memasok bahan baku pangan segar

ke PT. BBS. Sementara itu dari aspek potensi lahan juga sangat mendukung kelompok tani, apabila diberi kesempatan untuk memasok bahan baku untuk PT. BBS. Beberapa kendala tentang kualitas, sejauh ini juga sudah dapat ditanggulangi melalui pelatihan, dan adanya bantuan freezer untuk ikan laut segar.

Meski demikian masih ada kendala yang agak serius pada aspek kelembagaan kelompok tani, sebagai pemasok. Untuk itu pada awal program, sesuai dengan permintaan PT. BBS, para pemasok perorangan yang telah mampu memberi pasokan kepada PT. BBS, diikutsertakan dalam program yaitu: Suparno dan Adek untuk sayur dan buah, Marwah untuk telur ayam dan Haji untuk pemasok ikan. Pengikutsertaan para pemasok dengan harapan anggota kelompok tani lainnya yang memproduksi sayur dan buah atau telur, mendapatkan informasi yang transparan

dapat diterima oleh PT. BBS.

Perkembangan selanjutnya setelah program berjalan hampir sebelas bulan, telah terlihat beberapa kemajuan

dengan beberapa kegiatan yang akan lebih meningkatkan kemampuan petani/peternak untuk menjadi pemasok di PT. Baasithu Boga Services (PT BBS).

Pada saat kunjungan untuk monitoring dan evaluasi tentang kemajuan dari pendampingan petani/peternak, beberapa jenis komoditas yang sebelumnya didatangkan dari Surabaya/Makasar saat ini telah dapat disediakan oleh penduduk lokal. Komoditas ini adalah komoditas daging ayam segar. Sampai pada bulan Agustus 2013, seluruh kebutuhan daging ayam segar masih didatangkan dari luar daerah, yaitu Surabaya atau Makasar, melalui

Penjaminan Organis

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 16

Foto

: Nyo

man

Oke

Trid

jaja

Foto

: Nyo

man

Oke

Trid

jaja

Penjaminan Organis

Supplier UD Listi. Namun pada bulan Desember 2013, sebagian (70 %) dari kebutuhan daging ayam segar (1.750 kg) tiap bulan telah dapat disediakan oleh pasar lokal.

Untuk komoditas sayur dan buah juga telah terlihat

mengeluti sayur dan buah adalah kelompok tani, yang berlokasi di Desa Bakung. Dari luasan areal yang ditanami sayur dan buah, telah terlihat penambahan jumlah areal secara nyata.

February tahun 2013, luasan areal yang ditanami sayur (tomat) hanya 200 m2. Lokasi tanam berada di tengah belukar, sehingga menyulitkan tim yang mencoba untuk

monitoring dan evaluasi pada bulan Desember 2013, luasan lahan yang antara lain ditanami tomat, cabai, terong, mentimun dan semangka madu mencapai 3000 m2. Terlihat perkembangan lahan hampir 15 kali lipat dibandingkan dengan luasan lahan pada saat survey dilakukan. Trend ini menunjukkan, potensi Luwuk sebagai pemasok lokal untuk seluruh bahan baku, yang diperlukan oleh catering, hotel maupun restoran hampir telah mampu dipenuhi.

Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki. Sampai saat ini kelompok tani belum sepenuhnya menyesuaikan jenis tanaman yang dibudidayakan dengan kebutuhan pasar, dalam hal iniPT. BBS. Sebagai contoh untuk buah-buahan, setiap harinya PT. BBS memerlukan buah pisang dan pepaya.

Namun justru buah pisang dan pepaya ini, sulit didapatkan dari petani. Masih perlu diperlancar aliran informasi dari pemasok, dalam hal ini anggota kelompok yang bertugas di bagian marketing kepada para anggota kelompok yang bertugas di bagian budidaya.

Peran pemasok sebagai marketing dari kelompok tani menjadi penting. Terdapat dua (2) peran penting dari pemasok, sebagai anggota kelompok, yang mencakup: Pertama, sebagai penyampai informasi tentang sayur dan buah yang diperlukan PT. BBS. Pemasok, merupakan tangan kelompok untuk berinteraksi dengan manajemen PT. BBS. Karena pemasoklah yang kontak langsung dengan manajemen PT. BBS. Apabila informasi kebutuhan sayur dan buah PT. BBS tidak sampai kepada anggota kelompok tani, anggota tidak dapat menanam sayur atau buah sesuai kebutuhan PT. BBS. Apabila kondisi ini terjadi, maka akan terdapat over supply untuk beberapa jenis sayuran, contoh: tomat.

Kedua, sebagai penyandang dana talangan. Sebagai supplier, sudah semestinya mampu membayar tunai kepada para anggota yang mensuply sayur atau buah, dengan harga yang layak. Akan tetapi, yang terjadi di lapangan adalah, apabila petani menginginkan harga yang layak (harga PT. BBS, setelah dikurangi keuntungan untuk supplier), petani harus bersedia menunggu pembayaran, sampai dengan order supplier cair dari PT.BBS. Apabila anggota ingin dibayar tunai, harus bersedia dibayar lebih murah dari harga yang seharusnya.(*)

Aktivitas pembelajaran dan pemberdayaan petani Luwuk

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 17

Edisi 36 (Oktober-November 2014) 18

Bagi masyarakat luas, kesehatan adalah yang utama. Banyak upaya masyarakat untuk bisa menjaga kesehatannya. Diantaranya dengan mengonsumsi

makanan sehat dan olahraga secara teratur. Dengan mengonsumsi makanan sehat, masyarakat berharap bisa mencegah masuknya paparan bahan-bahan berbahaya bagi tubuh. Makanan sehat tidak mengandung bahan-bahan kimia seperti perasa dan pemanis buatan serta dihasilkan melalui proses yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia sintetis.

Seperti pangan organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia sintetis (pupuk dan pestisida kimia sintetis) dalam prosesnya. Sebagian masyarakat mulai menyadari bahwa paparan berlebihan pada pestisida mampu menyebabkan gangguan kesehatan. Produk pangan konvensial yang non-organik dapat terkontaminasi oleh pestisida dan menyebabkan keracunan.

Demi alasan kesehatan ini juga, Prof. Dr. Ir. Hj. Andriani Eko Prihatiningrum, MS dan keluarga mengonsumsi produk organik sejak 1985. Tak tanggung-tanggung, produk organik yang dikonsumsinya bersama keluarga adalah hasil tanam sendiri dan orang tua di desa. Prof. Dr. Ir. Hj. Andriani Eko meyakini bahwa produk organik tidak banyak mengandung bahan kimia yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

“Hal itu karena proses penanamannya yang sama sekali tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia atau bahan kimia sintetis lainnya sehingga saya merasa lebih aman. Produk organik tidak tercemar atau mengandung bahan kimia yang menurut kesehatan sangat buruk efeknya bila tubuh kita terpapar,” ungkap wanita kelahiran 1961 ini

Karena amannya produk organik bila kita konsumsi, maka guru besar di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jawa Timur ini pun mengembangkan tanaman organik skala rumah dan menularkannya ke anak didik dan ibu-ibu PKK RT dan RW. Ibu 2 orang anak ini menanam sayur organik di sekitar rumahnya.

“Saya menanam sayur-sayuran di polibag yang tidak menggunakan pupuk kimia atau pestisida sama sekali.

Mengonsumsi produk organik adalah lebih menyehatkan dan mengembangkannya pun tidak sulit. Yang penting kita sabar dan mau berupaya keras serta telaten untuk melakukan usaha penanaman, perawatan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali.

Sehat dengan Konsumsidan Menanam Organik

Profil

Foto

. Dok

. Pro

f. D

r. Ir.

Hj.

And

riani

Eko

Prih

atin

ingr

um, M

S

Edisi 36 (Oktober-November 2014) 19

Disamping itu saya juga menanam beberapa buah secara tabulampot tanpa pupuk kimia dan pestisida kimia sintetis sama sekali,” papar Prof. Andriani.

Di sela kesibukannya juga, Prof. Andriani beternak ayam, kelinci dan ikan. Beliau pun memanfaatkan kotoran ternak tersebut menjadi pupuk dan menggunakan air kolam ikan yang keruh untuk menyiram tanaman.

Dengan mengonsumsi produk organik dan mengembangkan produk organik mandiri, banyak sekali

manfaat yang diperoleh, diantaranya tubuh keluarganya menjadi jarang sakit atau selalu sehat, dan keuangan keluarga menjadi hemat sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lain.

Tidak Mahal untuk Hasil yang Lebih Sehat

Bagi Prof. Andriani, mengonsumsi produk organik adalah lebih menyehatkan dan mengembangkannya pun tidak sulit. Yang penting kita sabar dan mau berupaya keras serta telaten untuk melakukan usaha penanaman, perawatan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali. Contohnya supaya tidak diserang hama, maka kita perlu melakukan monitoring yang rutin terhadap adanya hama, apabila kita jumpai ulat, kutu bulu putih, atau yang lainnya ya kita ambil secara mekanis.

Selain itu produk organik juga tidak mahal karena kita tidak dapat melihat secara langsung hasil dari pengaruh pupuk organik. Kalau kita melihat dari segi kesehatan tubuh, manfaat untuk menjaga lingkungan dari kerusakan, rasanya tidak terasa mahal apabila kita bandingkan dengan biaya pengobatan kita karena efek produk kimiawi yang bisa menyebabkan sakit kanker, jantung, ginjal dan lain sebagainya.

Harga produk organik pun wajar karena hasil produksi secara organik tidak bisa langsung cepat dan besar seperti penggunaan pupuk kimia sintetis. Hasil produksi tanam secara organik masih terbatas, tidak seperti hasil panen non-organik yang besar-besaran.

Lalu bagaimana agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati konsumsi produk organik dengan harga terjangkau? Pertama kali harus ada kebijakan pemerintah yang melindungi dan memberdayakan masyarakat terkait budidaya secara organik dan mengonsumsi bahan produk organik secara massal dan bertanggung

Profil

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 20

jawab. Pelaksanaannya melalui sosialisasi, pelatihan, pendampingan, pilot project, penganggaran, terintegrasi programnya antara pemerintah dengan perguruan tinggi dan masyarakat, monitoring dan evaluasi program tersebut serta pengembangan produk organik di sentra produksi organik.

“Pemerintah juga wajib menstabilkan harga produk organik yang seimbang, serasi dan berkeadilan antara produsen dan konsumen. Salah satu bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap para petani organik salah satunya seperti pemerintah daerah Batu, Jawa Timur yang mau mengganti kehilangan hasil pertanian petani dengan jumlah uang. Semoga hal itu bisa dicontoh oleh daerah yang lainnya,” tegas Prof. Andriani.

Selanjutnya yang penting juga adalah mensosialisakan kepada masyarakat akan pentingannya arti pangan sehat, melatih cara membuat pupuk dan pestisida organik dan bagaimana cara bertanam secara organik. Dan salah satu usaha yang sudah dilakukan oleh Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tempat beliau mengabdi adalah disediakan mata kuliah sistem pertanian organik dan biotek pupuk organik.

Sementara itu sebagai bentuk perhatian dan kepedulian dalam pertanian organik, Prof. Andriani juga mensosialisasikannya melalui ilmu kepada anak didik seperti penelitian skripsi yang diarahkan ke pertanian organik dan kepada masyarakat sekitar yang mau atau peduli kepada kesehatan dan lingkungan melalui kegiatan KKN. “Kami selalu memberi penyuluhan tentang pemanfaatan lahan sempit sekitar rumah dengan bertanam sayur dan buah secara organik,” jelas Prof. Andriani.(*)

Profil

Tanaman Organik Prof. Dr. Ir. Hj. Andriani Eko Prihatiningrum, MS

Untuk mendapat asupan gizi dan menjaga kesehatan tubuh, masyarakat

mengonsumsi bahan-bahan makanan yang berkualitas dan aman. Mereka pun berusaha mencari dan membelinya di tempat-tempat yang kita percaya, bahkan menanam sendiri. Dengan menanam sendiri, selain untuk dikonsumsi sendiri akhirnya bisa juga dijual.

Begitupun dengan Putro Santoso Kurniawan, dia berusaha berkebun dan menanam sendiri untuk mendapatkan bahan-bahan makanan asupan gizi tubuhnya. Pada awalnya Putro memang tertarik dengan

pun mulai bertani dengan niat untuk dimakan sendiri dulu.

“Namun saya melihat kenyataan bahwa kegiatan bertani ini pada

kenyataannya sangat berisiko terhadap kesehatan. Betapa saya melihat petani-petani setiap hari bergulat dengan zat-zat kimia beracun setiap hari,” ungkap Putro kepada Organis.

“Hal ini pasti membahayakan bagi petani itu sendiri maupun lingkungannya baik tanah, udara dan air. Selain itu produk yang dihasilkan

Sehat dan Untung dengan Produk Organik

Agribisnis

Lahan pertanian organik Putro Santoso Kurniawan

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 21

pasti juga mengandung racun kimia berbahaya. Dari situ saya mulai tertarik dengan ide bertani tanpa menggunakan input kimia sintetis atau pertanian organik,” lanjut ayah 2 orang anak ini.

2005, Putro mencoba menyewa tanah untuk bertani organik di Kampung Sawah Lega, Rt.3 Rw.4, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bagi pria kelahiran 1975 ini, kalau pertanian organik dipahami dan dipraktikkan secara benar pasti akan meningkatkan pendapatan petani. Pertanian organik tidak hanya dimaknai sebagai bertani tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Pertanian organik harus dimaknai secara menyeluruh sebagai sebuah sistem pertanian dengan

input luar rendah. Sebagai sebuah kesatuan sistem, hasil produksi harus bisa dipasarkan secara lebih dekat dengan konsumen sehingga akan banyak sekali memotong rantai perdagangan yang mengakibatkan biaya tinggi dan kulaitas menurun.

Untuk mendukung kegiatan bertani organiknya, Putro mengembangkan pertanian secara terpadu (terintegrasi) antara padi (sawah), sayur (kebun) dan sapi (ternak). Dengan cara ini Putro bisa mengatasi masalah baik kelangkaan maupun biaya bahan-bahan organik yang membebani biaya usaha taninya.

“Kotoran ternak sapi bisa diolah menjadi pupuk organik untuk tanaman organiknya. Urin sapipun bisa kita manfaatkan sebagai pestisida organik. Sedangkan jerami padi selalu saya fermentasi sehingga

bisa disimpan dalam waktu yang lama yang berarti saya tidak perlu mencari rumput untuk sapi,” ungkap Putro.

Dalam menanam sayuran, Putro lebih mengutamakan keanekaragaman jenis tanaman yang banyak daripada menanam monokultur untuk mengejar volume. Dengan cara ini Putro dapat menghasilkan beraneka jenis sayuran yang masing-masing tidak terlalu besar volumenya, namun volume ini menjadi besar setelah diakumulasikan dari banyak jenis sayur. Cara ini selain menguntungkan dalam sistem budidaya organik karena akan menekan peledakan satu jenis hama, juga memudahkannya dalam membangun pasar langsung.

Kondisi peternakan sapi yang terpadu dengan pertanian organik milik Putro Santosa

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 22

Atur Pendapatan dari Panen Produk Organik

Total luas lahan Putro saat ini 1,5 ha dengan jenis tanaman antara lain padi, kucai, bayam hijau, bayam merah, kangkung, caisim, kucai, daun gingseng, kalian, pokcoy, kacang panjang, buncis, timun dan cabai. Untuk pemasaran hasil penennya, Putro menggunakan beberapa bentuk antara lain konsumen langsung, kios sayur perumahan, tukang sayur dorong dan supplayer supermarket.

Dari hasil buminya tersebut, Putro mengatur pendapatannya dengan sayuran sebagai pendapatan harian, padi untuk pendapatan 3 bulanan dan ternak sebagai pendapatan tahunan. Untuk sayur daun setiap hari rata-rata 20 kg per item bisa memberi

penerimaan kurang lebihRp 400.000,-. Sedangkan padi rata-rata menghasilkan 1 ton beras per panen dengan nilai Rp 12.000.000,-. Untuk sapi Putro bisa menjual 12 ekor sapi setiap tahun, namun tidak semua sapi miliknya sendiri. Sapi tersebut sebagian adalah bagi hasil dengan orang lain sebagai pemilik sapi.

Bila melihat modal awal hingga perkembangan saat ini, Putro bisa merasakan adanya keuntungan yang

hasil dari ternak dan padi dari yang semula hanya sayur saja. Modal awal Putro sekitar 5 juta sudah berikut sewa lahan seluas 5000 m. Saat ini

luas lahannya 1,5 ha dengan sebagian lahan sudah dibeli.

Melihat hasil perkembangan hingga saat ini, menurut Putro prospek model agribisnis pertanian organik terpadu yang dikembangkannya sangat bagus. Namun yang menjadi hambatan utama dalam pengembangan pertanian ini bagi petani pada umumnya adalah kepemilikan lahan petani yang sangat kecil. Selain itu karena sistem pertanian organik ini sedang booming (merebak), banyak sekali pemain pasar yang tidak bertanggung jawab. Hal ini tentu akan merusak kepercayaan sistem pasar.(*)

Agribisnis

Putro Santoso diantara hasil panen sayur organiknya

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 23

Bahan yang perlu dipersiapkan:

1000 Kg jerami padi yang sudah kering 20-25 Lt Molase/Gula pasir yg dilarutkan 1 botol Suplemen Organik Cair 250-300 Lt air untuk melarutkan SOC dan

MOLASE/15Lt untuk jerami basah

Peralatan:

Terpal/Plastik/Gelaran Alat pemotong sabit atau sejenisnya atau bisa

menggunakan mesin pencacah jerami Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung

plastik

Cara Membuat:

Bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 25 cm ditumpuk Sediakan Terpal/Plastik/Gelaran

Larutkan tetes serta probiotik dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.Siapkan terpal plastik untuk alas mencampur antara jerami dengan campuran SOC,Molase dan air.

Jerami padi yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami kelihatan basah.

Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami ditutup ke dalam Terpal/Plastik/Gelaran sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat. Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul.

Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak kambing sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari tempat penyimpanan supaya ditutup kembali dengan rapat, terhindar dari genangan air, terhindar dari terik matahari dan air hujan

Cara memberi pakan:

Pemberian diberikan dua kali pagi dan sore dengan ukuran: bobot kambing x 3% pakan kering (jerami yang telah difermentasi).

Ditambah makan tambahan berupa katul yang baik (kualitas I) sebanyak 0,5 kg/ekor.(http://www.stokishcs.com)

Fermentasi Jerami untuk Makanan Ternak Sapi/Domba/Kambing

Proses fermentasi jerami menjadi pakan ternak

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 24

Tengkawang,Buah Hutan yang Sangat Bermanfaat

Info Organis

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 25

asyarakat di dalam dan sekitar hutan di Kalimatan memiliki ketergantungan dan hubungan yang erat dengan sumber daya hutan.

Mereka mendapatkan sesuatu dari hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan pangan, papan, pakaian dan obat-obatan. Hasil hutan yang mereka manfaatkan ini dapat berupa hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu dan jasa ekosistem.

Salah satu hasil hutan yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Kalimantan Barat adalah pohon tengkawang (Shorea . Hasil studi yang dilakukan oleh Riko, dkk (2013) menunjukkan bahwa nilai manfaat pohon tengkawang terdiri dari buah tengkawang (94,84%), kayu (5,12) dan damar/getah (0,04%). Nilai ekonomis yang diperoleh dalam pemanfaatan tengkawang per keluarga dapat mencapai nilai sebesar Rp 23.856.238/KK/panen.

Kegiatan pengumpulan biji tengkawang untuk dijual sudah lama dilakukan. Dari hasil diskusi bersama masyarakat pengumpul Tengkawang di Kapuas Hulu, ada beberapa satu desa yang memproduksi buah tengkawang kering (sudah disalai) saat panen raya mencapai ± 100 ton.

Pohon Tengkawang yang hidup di hutan tanpa ada perlakuan input luar, seperti pupuk. Hutan tropis yang menjadi habitat Tengkawang ini mampu menyediakan asupan makanan secara mandiri bagi pohon-pohon Tengkawang yang ada. Begitu pula pengolahan buahnya, semua perlakuan untuk menghasilkan buah kering ataupun diolah menjadi lemak, tidak menggunakan asupan bahan kimia khusus, sehingga hasilnya benar-benar alami dan organik.

Ciri-ciri Tengkawang

Tengkawang (Shorea stenoptera) dideskripsikan sebagai berikut: Spesies: Shorea stenoptera Burck. Nama Inggris: brown-illipe nuts, black illipe nuts, red meranti. Nama Indonesia: Meranti merah. Nama Lokal: Tengkawang Tayau (Kalimantan Barat), Tengkawang Tungkul (Kalimantan Barat). Deskripsi: Tinggi pohon Tengkawang Tungkul dapat mencapai 30 m dengan garis tengah sekitar 60 cm. Batang tegak, lurus, tidak berbanir. Permukaan batang berwarna abu-abu serta berbereak-bereak. Warna pepagan coklat muda. Tajuk lebat. Daun tunggal, tebal, kaku, besar, bulat panjang.

Info Organis

Buah tengkawang

Info Organis

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 26

Perbungaan bentuk mulai terdapat di ujung ranting atau di ketiak daun. Buahnya bundar telur, berbulu tebal, bersayap 5 (3 sayap besar, 2 sayap kecil). Distribusi/Penyebaran: Penyebaran di Kalimantan Barat. Habitat: Tengkawang tungkul/meranti merah yaitu pohon yang tumbuh subur di daerah hutan primer tanah rendah Kalimantan Barat dan Serawak. Di daerah tersebut tanahnya berpasir serta drainasenya kurang baik atau tumbuh juga di tanah alluvial. Perbanyakan: Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji, dengan waktu tunggu dari biji ditanam sampai dapat dipetik hasilnya kira-kira berjalan antara 8 -10 tahun. ( Soerianegara dan Lemmens,1996)

Status Konservasi Tengkawang

Pohon penghasil tengkawang merupakan tumbuhan yang memiliki peranan penting dari segi ekologi maupun ekonomi. Sehingga dari sisi manfaat, jenis-jenis ini memiliki prioritas konservasi. Vijay, 1998, Gunawan, 2003 dan Wahyudi dkk,

2010, mengemukakan bahwa dalam pemilihan jenis untuk konservasi dikenal istilah species kunci (key species). Species kunci yang berkaitan dengan pemanfaatannya, seperti (1) sebagai komoditas ekonomi yang penting seperti kayu, pangan, pakan ternak, serat dan obat-obatan (2) sumber genetik, (3) memiliki nilai budaya dan (4) bermanfaat dalam pengelolaan lingkungan. Dengan demikian pohon penghasil tengkawang memiliki alasan yang kuat untuk menjadi prioritas konservasi bagi kepentingan ekologi dan ekonomi.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-Jenis Tumbuhan Yang Dilindungi, maka pohon penghasil tengkawang merupakan salah satu jenis yang dilindungi. Namun di lain pihak, praktik pengelolaan hutan yang tidak memperhatikan aspek kelestarian sumber daya hutan telah mengakibatkan menurunnya luas hutan primer dan diduga akan

berakibat menurunnya biodiversitas genetik dan kemungkinan punahnya jenis pohon penghasil tengkawang.

Anonim (1990) dalam Wahyudi (2010) membagi meranti merah penghasil tengkawang yang dilindungi menjadi 12 jenis, yaitu: 1. Shorea stenopten Burck dan Shorea stenoptera Forma Ard. 2. Shorea gysberstianan. 3. Shorea pinanga. 4. Shorea compressa. 5. Shorea seminis V.S/. 6. Shorea martiniana. 7. Shorea mecistopteryx Rid/. 8. Shorea beccariana Burck. 9. Shorea micrantha Hk.f. 10. Shorea pa/embanica Miq. 11. Shorea/epidota BI. 12. Shorea singkawanica Miq.

Pemanfaatan Tengkawang

Biji tengkawang (bomeo iIIipe nut) merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang penting sebagai bahan baku lemak nabati. Karena sifatnya yang khas, lemak tengkawang berharga lebih tinggi dibanding minyak nabati lain sepertj minyak kelapa, dan digunakan

Edisi 36 (Oktober-November 2014) 27

Info OrganisInfo Organis

sebagai bahan pengganti minyak coklat, bahan lipstik, minyak makan dan bahan obat-obatan (Anggraeni dkk, 1995 dan Wahyudi dkk, 2010 ).

Lemak tengkawang, 3-100% dapat diintegrasikan ke Lipstick, balm bibir dan tubuh, krim, lotion, make-up dasar, kondisioner rambut dan sabun batangan atau bentuk lainnya.

Biji tengkawang merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang penting sebagai bahan baku lemak nabati. Karena sifatnya yang khas, lemak tengkawang berharga lebih tinggi dibanding minyak nabati lain seperti minyak kelapa, dan digunakan sebagai bahan pengganti minyak coklat, bahan lipstik, minyak makan dan bahan obat-obatan.

Pohon penghasil tengkawang di beberapa tempat di Kalimantan Barat

tidak berbuah setiap tahun. Secara periodik panen raya terjadi setelah musim kemarau yang kering, sekitar empat tahun sekali. Seperti halnya tahun 2014 ini, di beberapa tempat yang memiliki pohon tengkawang mengalami panen raya setelah beberapa tahun sebelumnya tidak berbuah. Penduduk asli di Kalimantan mengekstrak minyak dari biji tengkawang dan dijadikan sebagai lemak. Lemak yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, mentega, minyak goreng, kosmetika seperti lipstick dan balm. Bijinya bernilai tinggi yaitu sekitar US $2300-2700 per ton pada tahun 1980-an (Anonim, 1985b dalam Shiva and Jantan, 1998), dan pada musim panan raya Kalimantan dapat mengekspor 50.000 ton biji tengkawang (Wong Soon, 1988 dalam Shiva and Jantan, 1998).

Biji tengkawang setelah di selai

Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup. Manusia memerlukan air

dalam proses metabolismenya. Air yang biasa kita konsumsi ialah air putih yang bermanfaat bagi kesehatan karena dapat membantu menjaga kesehatan kulit, melancarkan sistem pencernaan, serta mencegah dehidrasi. Setiap hari kita diwajibkan untuk minum 2,5 liter air atau sekitar 8 gelas, tujuannya agar tubuh tidak kekurangan cairan dan mencegah rusaknya fungsi organ-organ tubuh.

Makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti sayu-sayuran dan buah-buahan juga memiliki kandungan air, namun tidak mencukupi jumlah yang dibutuhkan. Buah-buahan memiliki kadar air yang cukup tinggi, oleh karena itu banyak dari kita yang membuat minuman dari buah-buahan atau yang biasa kita kenal dengan juice yang merupakan

campuran dari buah-buahan dan air. Cara lain untuk mengonsumsi air putih dan buah-buahan adalah dengan cara mencampurkan potongan buah dan air yang dikenal dengan infused water.

Infused water merupakan campuran air putih dan potongan buah yang didiamkan selama 2 jam atau lebih dan disimpan di lemari pendingin untuk selanjutnya dapat diminum airnya. Minuman ini dapat menjadi alternatif bagi mereka yang tidak terlalu suka minum air putih karena rasanya yang tawar. Buah yang direndam selama 2 jam atau lebih dalam lemari pendingin akan mengeluarkan sari dari buah tersebut sehingga air yang akan diminum memiliki rasa dari campuran buah tersebut dan lebih menyegarkan, selain itu tidak adanya tambahan pemanis atau bahan aditif lainnya menjadikan minuman ini baik untuk diminum.

Manfaat infused waterInfused water memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita, selain mencukupi asupan air yang dibutuhkan tubuh, buah yang kita gunakan juga dapat membantu kita memenuhi kebutuhan vitamin asalkan kita tidak mencampurkan bahan lain ke dalam minuman ini seperti gula atau sirup. Dalam membuat infused water akan lebih baik jika kita benar-benar mendapatkan aroma yang keluar dari buah yang kita gunakan.

Air yang digunakan untuk membuat infused water haruslah air yang benar-benar matang, karena dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses perendaman, dengan air yang benar-benar matang maka air tersebut akan terbebas dari bakteri yang dapat mengganggu proses perendaman. Yang juga harus diperhatikan dalam pembuatan infused water, buah yang

Sehat dengan Infused Water

Bijak di Rumah

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 28

Oleh : Riski Nanda Arraisma

digunakan merupakan buah yang bertekstur tidak lembek, seperti pisang dan pepaya karena jenis buah ini akan hancur jika direndam terlalu lama. Buah-buahan yang digunakan dalam infused water sebaiknya buah yang memiliki rasa asam seperti anggur, lemon, jeruk, nanas, kiwi, belimbing, berry-berryan sehingga menghasilkan minuman dengan aroma yang menyegarkan. Selain buah-buahan tadi kita juga dapat menggunakan buah seperti apel, jambu, pear, serta berbagai sayuran dan daun-daunan seperti tomat, timun, wortel, serta daun mint dan teh hijau.

Manfaat infused water berdasarkan jenis buah, sayuran, daun-daunan yang digunakan, seperti nanas yang memiliki manfaat untuk metabolism tubuh, stroberri dan kiwi memiliki manfaat untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh, membantu

menurunkan kadar gula dalam darah, dan melancarkan sistem pencernaan. Lemon yang memiliki aroma khas merupakan sumber utama vitamin C yang dapat menjaga kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit. Daun teh dan daun mint memiliki manfaat untuk membakar lemak dalam tubuh. Sayur-sayuran seperti tomat memiliki manfaat untuk menjaga kelembapan kulit dan wortel yang mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Mengonsumsi infused water memang baik karena air dan kandungan nutrisi dalam buah dapat diserap oleh tubuh kita. (dari berbagai sumber)

Cara membuat infused water:1. Siapkan wadah yang dapat

ditutup rapat.

2. Siapkan buah, sayuran, daun-

Bijak di Rumah

daunan yang akan digunakan cuci menggunakan air mengalir, lalu potong-potong sesuai ukuran yang diinginkan, lalu masukan ke dalam wadah yang telah disediakan.

3. Isi wadah dengan air sampai semua bahan terendam, jika ingin menggunakan es batu takaran air dapat disesuaikan lalu tutup wadah dengan rapat.

4. Simpan di dalam lemari selama ± 2 jam, serta penyimpanan tidak boleh lenih dari 3-4 hari.

Riski Nanda Arraisma Mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Empon-Empon, Warisan Budaya Kaya Manfaat

mpon-empon bukanlah hal baru bagi kita. Sebagian besar masyarakat sejak jaman nenek moyang kita sudah menanam dan mengambil manfaatnya

terutama untuk kesehatan. Siapa yang tidak mau sehat dengan bahan lokal yang gampang dan murah? Karenanya empon-empon sebagai warisan budaya sudah sepatutnya kita kenal, kita jaga kelestariannya, dan kita ambil manfaatnya.

Olahan empon-empon secara tradisional banyak berupa minuman jamu seperti kunyit asam, beras kencur, mengkudu laos, ataupun jamu paitan. Minuman semacam ini sering ditemui pada pedagang jamu gendong atau saat kita buat sendiri di rumah. Perkembangan jaman dan budaya praktis membuat olahan jamu tradisional mulai ditinggalkan. Kebiasaan minum jamu tidak lagi dikenalkan oleh orang tua terhadap anak-anak jaman sekarang. Amat disayangkan jika warisan nenek moyang yang berharga ini lambat laun terkikis atau bahkan hilang.

Sebagai upaya pelestarian empon-empon serta memperkenalkannya kembali pada masyarakat, diperlukan inovasi olahan yang lebih praktis baik berupa minuman ataupun makanan siap saji. Contoh olahan empon-empon yang praktis antara lain berupa minuman siap minum yang dikemas dalam botol seperti kunyit asam, sinom, atau sari kunyit putih. Produk instan untuk minuman seduh yang dibuat dari sari jahe, temu lawak, atau temu mangga yang ditambah aroma rempah seperti cengkeh dan kayu manis kemudian diolah dalam bentuk kristal. Produk simplisia berupa empon-empon kering yang siap digunakan untuk jamu godhok (rebus). Simplisia dapat berupa rangkaian dari macam-macam rempah untuk minuman kesehatan seperti wedang secang, kobuk, serta wedang serai. Selain minuman, empon-empon juga dapat diolah menjadi makanan ringan yang memberi manfaat bagi kesehatan seperti produk manisan atau kue kering dengan campuran rempah.

Ragam

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 30

Manisan Empon-Empon Herba AsriDi Kota Jombang, Jawa Timur terdapat home industry herba asri yang mencoba membuat olahan empon-empon yang praktis dan bermanfaat. Produk yang dikembangkan berupa manisan herbal dari empon-empon yang terdiri dari tiga varian yakni manisan jahe, manisan kencur, dan manisan kunyit putih. Selain manisan ada juga simplisia yakni wedang secang dan wedang sere, serta minuman dalam botol berupa sari kunyit putih. Sebagai upaya untuk menjaga mutu produk, bahan empon-empon ditanam tanpa perlakuan kimia dan diproduksi tanpa tambahan bahan kimia seperti pengawet dan pewarna. Pengawet didapatkan dengan menambahkan gula aren atau gula pasir serta rempah seperti kayu manis dan asam jawa.

Untuk membuat manisan empon-empon, pertama kita siapkan bahan. Bahan dipilih yang bagus tidak rusak atau busuk kemudian dicuci sampai bersih. Selanjutnya rimpang dikupas dan tunas yang tumbuh dihilangkan. Pemotongan tunas dapat mengurangi rasa getir dari empon-empon. Setelah dicuci dan dikupas, rimpang kemudian diiris tipis-tipis. Terakhir irisan direbus dalam air gula. Gula yang digunakan dapat berupa gula aren atau gula pasir. Perebusan dilakukan dengan api kecil hingga air habis dan gula mengkristal kembali. Manisan kemudian ditimbang dan dikemas dalam kemasan botol plastik selai, sehingga praktis dibuka tutup dan dicemil isinya. Mudah dibawa bepergian untuk mencegah mual dan masuk angin. Cukup praktis untuk gantinya permen dan berkhasiat pula.

Melalui inovasi produk akan memberi nilai tambah bagi empon-empon. Bahan obat pun bisa diolah menjadi makanan ringan yang cukup disukai. Herba asri dalam membuat produknya sebagian besar dilakukan by order atau atas pesanan. Modal awalnya cukup murah, yakni sekitar Rp. 400.000 untuk pembelian bahan dan kemasan. Karena berbentuk home industry, modal tetap seperti peralatan dan tempat produksi tentunya adalah dapur kita sendiri. Setelah diolah menjadi manisa,n keuntungannya cukup menjajikan yakni sekitar 30-40%. Manisan empon-empon untuk saat ini bisa dibilang masih cukup ekslusif, penyukanya pun umumnya yang sudah terbiasa minum atau mengenal jamu. Jahe dan kencur sudah cukup familiar sehingga penyukanya cenderung lebih banyak. Produksi manisan empon-empon berkisar 25-30 kg per bulan. Dengan harga jual Rp.15.000,00 per botol, keuntungan yang diperoleh sekitar Rp. 800.0000 sampai 1 juta per bulan.

Pemasaran manisan dari empon-empon ini meliputi daerah Jawa Timur (Mojokerto, Jombang, Malang dan Surabaya), Bali, Bogor serta Jakarta melalui jaringan AOI serta kolega atau teman yang lain. Semoga melalui inovasi yang beragam, produk empon-empon akan tetap lestari.

Manfaat Empon-EmponEmpon-empon adalah istilah yang merupakan serapan dari Bahasa Jawa untuk rempah-rempah yang kebanyakan berasal dari rimpang atau umbi. Golongan empon-empon terdiri atas jahe ( ), kencur (Kaemferia galanga L.), kunyit ( Linn), temu lawak ( Roxb.), temu ireng (aeruginosa Roxb.), temu putih ( ), temu mangga ( Val.), dan masih banyak jenis yang lain.

Selain dikenal sebagai tanaman obat, empon-empon juga akrab digunakan sebagai bumbu masak yang memberi cita rasa dan aroma yang khas pada masakan tradisional. Sebagai obat, jangan ditanya lagi empon-empon dikenal ampuh sejak jaman dulu. Jahe selain menghangatkan badan, dapat juga meningkatkan stamina serta memperbaiki pencernaan. Kunyit diyakini sebagai

lawak diyakini memperbaiki fungsi hati, sedang kencur dapat mencegah masuk angin dan batuk. Adapun kunyit putih baik temu mangga ataupun temu putih keduanya kaya akan anti oksidan sehingga diyakini dapat mencegah kanker, tumor, memperlancar haid serta baik untuk kewanitaan.

Ragam

Edisi 36 (Oktober-Desember 2014) 31

Hermi HendartiE-mail: [email protected]

Alamat: Jln. KH Wahab Hasbullah 64Jombang, Jawa Timur