Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

59
Organ dan Sitem Pencernaan Manusia Andreino Adythia Pause NIM : 10.2010.020 Kelompok : A4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Barat Alamat Korespondensi : Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11470 [email protected] Pendahuluan Setiap orang di dunia, bahkan setiap harinya, kadang tidak pernah melewati kegiatan ini, yaitu makan dan minum. Tidak ada orang yang tidak makan ataupun minum dalam kegiatan sehari-harinya,kecuali orang yang sedang diet, dan itupun dia pasti melakukan kegiatan ini,walaupun porsinya lebih sedikit dari yang seharusnya. Dengan kegiatan ini juga, kita bisa mendapatkan energi untuk setiap harinya. Tapi bagaimanakah makisme kerja dari sitem pencernaan kita,dan bagaimanakah makanan yang kita makan bisa di serap oleh tubuh kita? Di Page | 1

Transcript of Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Page 1: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Organ dan Sitem Pencernaan ManusiaAndreino Adythia Pause

NIM : 10.2010.020

Kelompok : A4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Barat

Alamat Korespondensi : Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11470

[email protected]

Pendahuluan

Setiap orang di dunia, bahkan setiap harinya, kadang tidak pernah melewati kegiatan

ini, yaitu makan dan minum. Tidak ada orang yang tidak makan ataupun minum dalam

kegiatan sehari-harinya,kecuali orang yang sedang diet, dan itupun dia pasti melakukan

kegiatan ini,walaupun porsinya lebih sedikit dari yang seharusnya. Dengan kegiatan ini juga,

kita bisa mendapatkan energi untuk setiap harinya. Tapi bagaimanakah makisme kerja dari

sitem pencernaan kita,dan bagaimanakah makanan yang kita makan bisa di serap oleh

tubuh kita? Di ulasan berikut akan kita bahas bagaimana kerja dari sistem pencernaan tubuh

manusia

Page | 1

Page 2: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Rongga Mulut

Rongga mulut merupakan pintu masuk

yang mengawali sistem pencernaan. Secara

makroskopik rongga mulut disusun oleh

bibir, langit-langit atau palatum yang

menjadi atap lengkung rongga mulut, lidah,

serta gigi (lihat gambar 1). Rongga mulut

dilapisi epitel berlapis gepeng, dengan

lapisan tanduk atau tanpa lapisan tanduk,

bergantung pada daerahnya.2,3 Gambar 1. Rongga Mulut.4

Untuk daerah bibir, secara mikroskopik di bagi menjadi tiga area yaitu area cutanea

yang memiliki ciri-ciri sesuai dengan kulit pada permukaan tubuh, kemudian berlanjut pada

area intermedia atau area merah bibir yang mengandung banyak kapiler darah. Area dalam

bibir atau area mukosa bibir merupakan area terdalam dari bibir yang mengandung kelenjar

dan otot lurik yang dapat membantu pergerakan dari bibir tersebut.

Bagian langit-langit rongga mulut terdiri dari bagian yang keras terdiri dari tulang atau

yang dikenal sebagai palatum durum. Serta bagian langit-langit yang lunak yang dikenal

sebagai palatum mole. Lidah yang menjadi dasar rongga mulut merupakan suatu struktur

berotot yang ditutupi oleh tonjolan-tonjolan yang dikenal sebagai papila. Pada lidah

terdapat 4 jenis papila, yaitu papila filiformis yang berbentuk kerucut lancip, papila

fungiformis yang ukurannya lebih besar, papila sirkumvalata yang jauh lebih besar daripada

kedua papila sebelumnya dan terletak pada satu alur yaitu sulcus terminalis berjumlah

sekitar 8 - 12 buah. Jenis terakhir adalah papila foliata yang kurang berkembang pada

manusia (lihat gambar 2).

Page | 2

Page 3: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Gambar 2. Lidah.4

Struktur terakhir yang menyusun rongga mulut adalah gigi, fungsi gigi adalah untuk

memotong, merobek, dan menggerus makanan yang masuk kedalam tubuh agar menjadi

substansi yang lebih halus sebelum dilanjutkan ke saluran pencernaan berikutnya. 2,5

Selain terjadi proses penghalusan

makanan, pada rongga mulut makanan yang

masuk ke dalam rongga mulut akan di lumasi

oleh liur yang dihasilkan oleh kelenjar-

kelenjar liur pada rongga mulut yaitu

kelenjar parotis, kelenjar submandibularis,

dan kelenjar sublingualis (lihat gambar 3).

Masing-masing kelenjar ini menghasilkan

sekret yang berfungsi untuk melumasi

makanan serta berfungsi untuk proteksi.2

Gambar 3. Kelenjar Air Liur4

Oesophagus

Makanan yang telah melewati rongga mulut selanjutnya akan diteruskan kedalam

saluran pencernaan untuk dicerna lebih lanjut agar dapat diserap oleh tubuh sebagai nutrisi

dan sumber energi tubuh. Bagian saluran pencernaan yang pertama dilalui makanan yang

telah melewati rongga mulut adalah oesophagus. Oesophagus ini merupakan saluran

berotot yang berfungsi meneruskan makanan dari rongga mulut ke lambung.2

Oesophagus masuk ke rongga abdomen melalui lubang yang terdapat pada

diaphragma kemudian masuk ke gaster. Nervus vagus sinistra dan dextra masing-masing

terletak pada permukaan anterior dan posterior oesophagus. Organ ini dipendarahi oleh

cabang-cabang dari arteri gastrica sinistra. Sedangkan pembuluh baliknya di alirkan ke vena

gastrica sinistra, cabang dari vena porta dan dipersarafi oleh nervus vagus pada bagian

Page | 3

Page 4: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Kelenjar Oesophageal

anterior maupun posteriornya serta cabang-cabang simpatis pars thoracalis truncus

symphaticus.1

Oesophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada lapisan

submukosa terdapat kelompok-kelompok kecil kelenjar pensekresi mukus, yaitu kelenjar

esofagus dengan sekret yang memudahkan transport makanan dan melindungi mukosa

oesophagus (lihat gambar 4).

Gambar 4. Oesophagus.4

Lapisan otot oesophagus pada terdiri dari sel-sel otot polos; di bagian tengah terdapat

campuran otot polos dan otot rangka dan di ujung proksimal, hanya terdapat sel-sel otot

rangka. Secara anatomi tidak terdapat sphincter pada ujung bawah oesophagus. Namun

lapisan sirkular otot polos pada daerah ini berperan secara fisiologis sebagai sebuah

sphincter.

Gaster

Merupakan perluasan organ berongga yang terletak di antara oesophagus dan usus

halus. Gaster (lambung) merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan

mempunyai tuga fungsi : (a) menyimpan makanan, (b) mencampur makanan dengan getah

lambung untuk membentuk chymus yang setengah cair; dan (c) mengatur kecepatan

Page | 4

Page 5: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

pengiriman chymus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorpsi yang efisien dapat

berlangsung.

Gaster terletak di bagian

atas abdomen, terbentang dari

permukaan bawah arcus costalis

sinistra sampai regio epigastrica

dan umbilicalis. Secara kasar

gaster berbentuk huruf J dan

mempunyai dua lubang, ostium

cardiacum dan ostium

pyloricum; dua curvatura,

curvatura major dan curvatura

minor; dan dua dinding, facies

anterior dan facies posterior

(lihat gambar 6).

Gambar 5. Gaster

http://rasyaogi.blogspot.com/2011/05/

anatomi-dan-fisologi-lambung.html

Curvatura minor membentuk pinggir kanan gaster dan terbetang dari ostium

cardiacum sampai pylorus. Curvatura minor digantung pada hepar oleh omentum minus.

Curvatura major jauh lebih panjang dibandingkan dengan curvatura minor dan terbentang

dari sisi kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus, dan sepanjang pinggir kiri gaster

sampai ke pylorus. Omentum majus membentang dari bagian bawah curvatura major

hingga ke colon transversum.

Ostium cardiacum merupakan tempat oesophagus masuk ke gaster. Walaupun secara

anatomis tidak ada sphincter, tetapi terdapat mekanisme fisiologis yang mencegha

regurgitasi isi lambung ke dalam oesophagus. Ostium pyloricum dibentuk oleh canalis

pyloricus yang panjangnya sekitar 1 inchi. M. Sphinter pyloricum mengatur kecepatan

pengeluaran isi gaster ke duodenum.1

Page | 5

Page 6: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Lambung merupakan organ campuran eksokrin-endokrin, yang mencerna makanan

dan mensekresikan hormon. Secara umum, lambung memperlihatkan 4 daerah yaitu kardia,

fundus, korpus dan pilorus. Karena struktur bagian fundus dan korpus identik secara

mikroskopik, hanya 3 daerah yang dapat dikenali secara histologis. Mukosa dan submukosa

lambung yang kosong memperlihatkan lipatan-lipatan memanjang yang dikenal sebagai

rugae.

Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia

dengan kedalaman yang bervariasi, dan membentuk sumur-sumur lambung (foveola

gastrika). Epitel yang menutupi permukaan dan melapisi lekukan-lekukan tersebut adalah

epitel selapis silindris, dan semua selnya menyekresikan mukus alkalis.

Bila mukus dilepaskan dari sel-sel ini, mukus akan membentuk lapisan gel tebal yang

melindungi sel-sel tersebut dari pengaruh asam yang disekresi oleh lambung. Ke dalam

sumur ini, dicurahkan isi kelenjar tubular bercabang (kardiak, korpus, dan pilorus) yang khas

untuk setiap bagian lambung. Lamina propia lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang

disusupi oleh sel otot polos dan sel limfoid. Yang memisahkan mukosa dari submukosa di

bawahnya adalah selapis sel otot polos, yaitu muskularis mukosa.

Kardia lambung adalah suatu pita melingkar yang sempit dengan lebar 1,5-3 cm, pada

batas antara esofagus dan lambung. Mukosanya mengandung kelenjar kardia tubular

simpleks atau bercabang. Bagian terminal kelenjar-kelenjar ini sering bergelung, dengan

lumen yang besar. Kebanyakan sel sekresinya menghasilkan mukus dan lisozim (suatu enzim

yang menyerang dinding bakteri), namun beberapa sel penghasil HCl juga dapat dijumpai.

Fundus dan korpus lambung padaLamina propia fundus dan korpus dipenuhi kelenjar

gaster (fundus) tubular bercabang, dan 3 sampai 7 buah kelenjar tersebut mencurahkan

isinya kedalam dasar foveola gastrika. Distribusi sel-sel epitel dalam kelenjar gastrik tidak

merata. Bagian leher kelenjar mengandung sel-sel induk (stem cell), sel mukus leher

(mucous neck cell), dan sel parietal (oxyntic cell); dasar kelenjar mengandung sel parietal,

sel zimogen (chief cell), dan sel enteroendokrin.

Sel-sel induk (stem cell) memperlihatkan banyak gambaran mitosis, dan sebagian sel

bergerak ke atas menggantikan sel-sel foveola dan sel mukosa permukaan, yang mempunyai

Page | 6

Page 7: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

waktu pergantian 4-7 hari. Sel anak lainnya bermigrasi lebih dalam ke kelenjar dan

berdiferensiasi menjadi sel mukosa leher, sel parietal, sel zimogen dan sel enteroendokrin.

Kecepatan pergantian sel ini jauh lebih lambat daripada kecepatan pergantian sel mukosa

permukaan.

Sel mukosa leher (mucous neck cell) terdapat berkelompk atau sendiri-sendiri di antara

sel-sel parietal di bagian leher kelenjar gaster. Sekresi mukusnya agak berbeda dari sekresi

mukus yang berasal dari sekresi mukus yang berasal dari sel mukosa permukaan. Bentuknya

tidak teratur, dengan inti di dasar sel dan granul sekresi di dekat permukaan apikal.

Sel parietal (oxyntic cell) terutama berada di separuh atas kelenjar gaster, sel ini

sedikit sekali dijumpai di bagian dasar sel. Bentuknya bulat atau berbentuk piramid, dengan

satu inti bulat di tengah dan sitoplasma yang sangat eosinofilik. Sel parietal menyekresikan

HCl (sebenarnya berupa H+ dan Cl-, sedikit elektrolit lain dan faktor-faktor intrinsik gaster.

Ion H+ berasal dari pemecahan H2CO3, yang dihasilkan oleh kerja karbonat anhidrase.

Aktivitas sekresi sel-sel parietal diawali oleh berbagai mekanisme. Salah satu mekanisme

adalah melalui ujung saraf kolinergik (stimuliasi parasimpatis). Histamin dan suatu

polipeptida yang disebut gastrin, yang disekresi ke dalam mukosa lambung, dengan kuat

menstimulasi produksi HCl. Gastrin juga memiliki efek trofik pada mukosa lambung, yang

menstimulasi pertumbuhan.

Sel zimogen (chief cell) terutama banyak terdapat di bagian bawah kelenjar tubular

dan memiliki semua ciri sel penghasil dan pengekspor protein. Granul di dalam

sitoplasmanya mengandung enzim pepsinogen yang tidak aktif. Prekursor pepsinogen ini

dengan cepat di konversi menjadi enzim proteolitik pepsin yang sangat aktif setelah

dibebaskan ke dalam lingkungan lambung yang asam. Terdapat 7 pepsin yang berbeda di

dalam getah lambung manusia, yang merupakan endoproteinase aspartat dengan spesifitas

keaktifan yang relatif tinggi pada pH < 5. Pada manusia, sel zimogen juga menghasilkan

enzim lipase.

Sel enteroendokrin dijumpai dekat dasar kelenjar gaster. Di dalam fundus gaster, 5-

hidroksitriptamin (serotonin) adalah salah satu produk sekresinya yang utama. Produk lain

dari sel enteroendokrin di lambung diantaranya adalah Sel A yang menghasilkan hormon

glukagon dengan fungsi untuk glikogenesis hati. Sel G pada pilorus menghasilkan hormon

Page | 7

Page 8: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Gambar 6. Perdarahan Gaster

gastrin yang berfungsi menstimulasi sekresi asam lambung. Kemudian Sel D yang terdapat

pda pilorus dan pada duodenum menghasilkan somatostatin dengan fungsi menghambat

lokal sel endokrin lain.

Pilorus lambung (dalam bahasa latin yang berarti panjang gerbang) memiliki foveola

gastrika dalam, yaitu tempat muara kelenjar pilorus tubular bercabang. Di bandingkan

dengan kelenjar di bagian kardia, kelenjar pilorus memiliki foveola yang lebih dalam dan

bagian sekresi bergelung yang lebih pendek. Kelenjar ini menyekresikan mukus dan cukup

banyak enzim lisozim.

Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat padat yang mengandung pembuluh

darah dan pembuluh limfe; lapisan ini di susupi oleh sel-sel limfoid, makrofag, dan sel mast.

Lapisan muskularis terdiri atas serabut otot polos yang tersusun dalam 3 arah utama.

Lapisan luar tersusun longitudinal, lapisan tengah tersusun sirkular, dan lapisan dalam

tersusun oblik. Di pilorus, lapisan tengah sangat menebal membentuk sfingter pilorus.

Lambung dilapisi oleh selapis tipis serosa.3

Gaster di perdarahi oleh

cabang truncus coeliacus yang

merupakan salah satu cabang dari

a. Mesenterica Superior (lihat

gambar 6). Yang pertama adalah

a. gastrica sinistra yang berasal

langsung dari truncus coeliacus.

Arteri ini berjalan ke atas dan kiri

untuk mencapai oesophagus dan

kemudian berjalan turun

sepanjang curvatura minor gaster.

Arteria gastrica sinistra mendarahi

sepertiga bawah oesophagus dan

bagian kanan atas gaster.

Page | 8

Page 9: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Arteri Gastrica dextra berasal dari arteri hepatica communis pada pinggir atas pylorus

dan berjalan ke kiri sepanjang curvatura minor. Arteri ini memperdarahi bagian kanan

bawah gaster. Arteri gastrica breves berasal dari arteri lienalis pada hilum lienale dan

berjalan di depan di dalam ligamentum gastrosplenicum untuk mendarahi fundus. Arteri

gastroomentalis sinistra berasal dari arteri areri splenica pada hilum lienale dan berjalan ke

depan di dalam ligamentum gastrolienale untuk mendarahi gaster sepanjang bagian atas

curvatura major. Dan arteri yang terakhir adalah a. gastroomentalis dextra yang berasal

dari arteri gastroduodenalis yang merupakan cabang hepatica communis. Arteri ini berjalan

ke kiri dan mendarahi gaster sepanjang bagian bawah curvatura major.

Vena-vena ini mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan

dextra langsung bermuara ke vena porta hepatis. Vena gastrica breves dan vena

gastroomentalis sinistra bermura ke dalam vena lienlais. Vena gastroomentalis dextra

bermuara ke dalam vena mesenterica superior.

Persarafan pada gaster termasuk persarafan otonom yang melibatkan serabut-serabut

simpatis yang berasal dari plexus coeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus

vagus dextra dan sinistra. Serabut simpatis membawa serabut-serabut rasa nyeri, sedangkan

serabut parasimpatis nervus vagus membawa serat secremotoris untuk glandula gastricae

dan serabut motoris untuk tunica muscularis gaster. Musculus sphinter pyloricus menerima

serbut motoris dari sistem simpatis dan serabut inhibitor dari nervus vagus.1

Intestinum Tenue (Usus Halus)

Intestinum tenue merupakan bagian yang terpanjang dari saluran pencernaan dan

terbentang dari pylorus pada gaster sampai junctura ileocaecalis. Sebagian besar

pencernaan dan absorpsi makanan berlangsung di dalam intestinum tenue. Intestinum

tenue terbagi atas tigabagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Segmen-segmen

tersebut memiliki banyak kemiripan ciri dan akan di bahas bersama-sama.

Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inchi (25 cm)

yang merupakan organ penghubuung gaster dengan jejenum. Duodenum adalah organ

penting karena merupakan tempat muara dari ductus choleduchus dan ductus panceraticus.

Duodenum dibagi menjadi empat bagian yaitu pars superior duodenum (1), pars

Page | 9

Page 10: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Gambar 7. Bagian-bagian duodeum

http://medicinembbs.blogspot.com/2011/03/alimentary-system.html

descendens duodenum (2), kira-kira

pertengahan kearah bawah, pada margo

medialis, ductus choleducus dan ductus

pancreaticus menembus dinding duodenum.

Kedua ductus ini bergabung untuk

membentuk ampula hepatopancreatica yang

akan bermuara pada papila duodeni major.

Ductus pancreaticus acessorius,

bermuara ke dalam duodenum sedikit lebih

tinggi, yaitu pada papila duodeni minor. Bagian lain dari duodenum adalah pars horizontalis

duodenum (3) dan pars ascendens duodenum (4) (lihat gambar 7).

Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis

superior, cabang arteri gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria

pancreaticoduodenalis inferior cabang dari arteri mesenterica superior. Vena

pancreaticoduodenalis bermuara ke vena porta hepatika, sedangkan vena

pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal

dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus

superior.

Jejenum dan ileum panjangnya kira-kira 6 m. Dua per lima bagian atas merupakan

jejenum dan sisanya adalah ileum. Masin-masing bagian memiliki gambaran yang berbeda,

tetapi terdapat perubahan yang bertahap dari bagian yang satu dengan bagian yang lain.

Jejenum dimulai pada junctura duodenojejunales dan ileum berakhir pada junctura

ileocaecalis.

Pada orang hidup, jejenum dapat dibedakna dari ileum berdasarkan gambaran berikut

ini.

a. Lengkung-lengkung jejenum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis dibawah sisi

kiri mesocolon trasnversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis

dan di dalam pelvis.

Page | 10

Page 11: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

b. Jejenum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan dengan

ileum. Dinding jejenum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen pada

tunica mucosa, plica sircular lebih besar, lebih banyak dan tersusun lebih rapat pada

jejnum; seedangkan pada bagian atas ileum plica circular lebih kecil dan lebih jarang;

dan dibagian bawah ileum tidak terdapat plica circulares.

c. Pembuluh darah mesenterium jejenum hanya membentuk satu atau dua arcade

dengan cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue.

Ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau lebih

arcade.

d. Kelompok jaringan limfoid (lempeng peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian

bawah sepanjang pinggir antimesenterica.

Pembuluh darah arteri yang mendarahi jejenum dan ileum bearsal dari cabang-cabang

arteri mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal bersal dari sisi kiri arteri dan berjalan

di dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis satu

dengan yang lainnya untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian terbawah ileum

diperdarahi juga oleh arteri ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteri

mesenterica superior dan mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior. Saraf-saraf

berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus mesentericus superior.1

Bagian-bagian intestinum tenue secara mikroskopik dijelaskan sebagai berikut.

Membran mukosa

Bila dilihat dengan mata telanjang, permukaan usus halus memperlihatkan lipatan-

lipatan permanen, yaitu plika sirkularis (katup kerckringi), yang terdiri atas mukosa dan

submukosa, dengan bentuk semilunar, sirkular, atau spiral. Plika ini paling berkembang di

jejenum dan karenanya menjadi ciri khas jejenum. Plika tersebut bukanlah ciri khas dari

duodenum atau illeum, meskipun struktur ini berada di kedua tempat tersebut.

Vili intestinalis merupakan penonjolan atau pertumbuhan mukosa (epitel dan lamina

propia) sepanjang 0,5 sampai 1,5 mm ke dalam lumen usus halus. Di duodenum, vili ini

berbentuk daun, dan berangsur-angsur berubah bentuk menyerupai jari saat tiba di ileum.

Page | 11

Page 12: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Diantara vili terdapat muara kecil dari kelenjar tubular simpleks yang disebut kelenjar

intestinal atau kelenjar Liberkuhn. Epitel vili menyatu dengan epitel kelenjar. Kelenjar

intestinal mengandung sel induk, sedikit sel absorptif, sel goblet, sel Paneth, dan sel

enteroendokrin.

Sel absorptif adalah sel silindris tinggi, masing-masing dengan inti lonjong di bagian

basal sel. Di apeks sel terdapat lapisan homogen yang disebut brush border. Dengan

mikroskop elektron, brush border ini terlihat sebagai lapisan mikrovili padat. Mikrovili

mempunyai fungi fisiologis penting dalam memperluas daerah kontak antara permukaan

usus denga nutrien. Adanya plika, vili, dan mikrovili sangat menambah luas permukaan usus

yaitu ciri penting sautu organ tempat berlangsungnya absorpsi yang intensif. Plika-plika ini

memperluas permukaan sebesar 3 kali, vili memperluasnya 10 kali, dan mikrovili

memperluasnya 20 kali. Secara keseluruhan, strukur ini memperluas permukaan usus

sebanyak 600 kali, yang membentuk total luas permukaan sebesar 200 m2.

Fungsi yang lebih penting dari sel silindris intestnal adalah penyerapan molekul

nutrien yang dihasilkan proses pencernaan. Disakaridase dan peptidase yang disekresi sel

absorptfi dan terikat pada mikrovili brush border, menghidrolisis disakarida dan asam amino

yang mudah diserap melalui transport aktif sekunder. Pencernaan lipid terutama terjadi

sebagai akibat kerja lipase pankreas dan empedu. Pada manusia, kebanyakan absorpsi lipid

terjadi di duodenum dan jejenum bagian atas.

Sel-sel goblet tersebar di antara sel absorptif. Sel-sel ini tidak banyak terdapat di

duodenum dan jumlahnya bertambah ke arah illeum. Sel-sel ini menghasilkan suatu

glikoprotein asam dari jenis musin yang terhidrasi dan membentuk ikatan silang untuk

membentuk mukus, dengan fungsi utama melindungi dan melumasi lapisan usus.

Sel Paneth di bagian basal kelenjar intestinal aalah sel eksokrin dengan granul sekresi

di sitoplasma apikal. Pada sel ini ditemukan lisozim yang merupakan suatu enzim yang

mencerna dinding sel beberapa bakteri. Sel M (microfold) adalah sel epitel khusus yang

menutupi folikel limfoid di plaque Peyeri.

Lamina Propria sampai Serosa

Page | 12

Page 13: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Lamina propria usus halus terdiri atas jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah,

pembuluh limfe, serabut saraf, dan sel-sel otot polos. Lamina propria menembus pusat vili

usus, yang membawa serta pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, dan sel-sel otot

polos. Sel-sel otot polos menimbulkan pergerakan ritmik di vili, yang penting untuk proses

penyerapan.

Lapisan submukosa mengandung, di bagian awal duodenum, kelompok kelenjar

tubular bergelung yang bermuara ke dalam kelenjar intestinal. Inilah kelenjar duodenum

(atau kelenjar Brunner). Sel-selnya berasal dari sel-sel mukosa. Produk sekresinya sangat

bersifat basa (pH 8,1 – 9,3). Produk tersebut berfungsi melindungi membran mukosa

duodenum terhadap efek asam dari getah lambung dan memberikan isi usus pH yang

optimal utuk kerja enzim pankreas.

Lamina propria dan submukosa usus halus mengandung agregat nodul limfoid yang

dikenal sebagai plaque Peyeri (lihat gambar 8). Kebanyakan diantaranya berada pada

illeum. Sebagai pengganti sel absorptif, epitel penutupnya terdiri atas sel M. Lapisan

muskularis berkembang baik di usus, yang terdiri atas lapisan sirkular dalam dan longitudinal

luar.

Gambar 8. Duodenum dan Ileum.4

Pembuluh dan Saraf

Page | 13

Page 14: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Pembuluh darah yang memberi makan usus dan memindahkan produk pencernaan

yang diserap, menembus lapisan muskularis dan membentuk pleksus besar di dalam

submukosa. Dari submukosa, cabang-cabangnya meluas melalui muskularis mukosa dan

lamina propria dan memasuki vili. Setiap vilus menerima, sesuai ukurannya, satu atau lebih

cabang pembuluh yang membentuk jalinan kapiler tepat dibawah epitelnya. Pada ujung

vilus, muncul satu atau lebih venula dari kapiler ini dan berjalan dalam arah berlawanan,

sampai bertemu vena pleksus submukosa. Pembuluh limfe usus berawal sebagai saluran

buntu di pusat vilus. Kapiler ini (lakteal) berjalan kedaerah lamina propria diatas muskularis

mukosa, tempat kapiler ini membentuk pleksus. Dari tempat tersebut, lakteal menuju

submukosa dan mengelilingi nodul limfoid. Lakteal beranastomosis berulang kali dan

meninggalkan usus bersama pembuluh darah. Kapiler ini terutama penting untuk absorpsi

lipid karena sirkulasi darah tidak mudah “menerima” lipoprotein yang dihasilkan sel silindris

tinggi selama proses ini berlangsung. Persarafan usus di bentuk oleh komponen intrinsik dan

komponen ekstrinsik.2

Intestinum Crassum

Intestinum crassum terbentang dari illeum sampai anus. Intestinum crassum terbagi

menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon

descendens, dan colon sigmoideum. Fungsi utama intestinum crassum adalah mengabsorpsi

air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidakk dicerna sampai dapat dikeluarkan dari

tubuh sebagai feces.

Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan

intestinum crassum. Caecum merupakan kantung buntu yang terletak pada fossa ilica

dextra. Caecum sering terisi gas dan dapat di raba melalui dinding anterior abdomen pada

orang hidup. Pars terminlis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan

caecum dengan colon ascendens. Appendix juga bermuara pada caecum melalui lubang

yang terdapat di bawah dan di belakang ostium ileale. Caecum di pendarahi oleh arteri

ileocolica cabang dari arteri mesenterica superior. Appendix yang bermuara pada caecum

merupak suatu organ sempit yang mengandung banyak jaringan limfoid. Organ ini di

perdarahi oleh arteri appendiculares yang merupakan cabang dari arteri ileocolica.

Page | 14

Page 15: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Colon ascendens membentang ke atas dari caecum hingga flexura colli dextra dan

melanjutkan menjadi colon transversum. Bagian colon ini di perdarahi oleh arteri ileocolica

dan arteri colica dextra yang merupakan cabang arteri mesenterica superior. Bagian colon

ini dilanjutkan menjadi colon transversum mulai dari flexura colli dextra hingga flexura colli

sinistra berjalan menyilang abdomen. Untuk perdarahannya pada 2/3 bagian proximal di

perdarahi oleh arteri colica media cabang arteri mesenterica superior sedangkan 1/3 bagian

distalnya diperdarahi oleh arteri colica sinistra cabang dari arteri mesenterica inferior.

Colon descendens berjalan ke bawah dari flexura colli sinistra sampai pinggir pelvis,

dan disini colon descendens melanjutkan diri sebagai colon sigmoideum. Kedua colon ini di

perdarahi oleh arteri colica sinistra dan arteriae sigmoidea yang merupakan cabang dari

arteri mesenterica inferior.1

Intestinum crassum terdiri atas membran mukosa tanpa adanya lipatan kecuali pada

bagian distalnya (rektum). Vili usus tidak dijumpai pada bagian usus ini. kelenjar usus

berukuran panjang dan ditandai dengan banyaknya sel goblet dan sel absorptif dan sedikit

sel enteroendokrin. Sel absorptifnya berbentuk silindris dengan mikrovili pendek dan tak

teratur. Usus besar disesuaikan dengan fungsi utamanya yaitu absorpsi air, pembentukan

massa tinja, dan produksi mukus. Di dalam lamina propia, banyak dijumpai sel limfoid dan

nodul yang seringkali menyebar sampai ke submukosa. Banyaknya jaringan limfoid ini

berkaitan dengan banyaknya bakteri di dalam usus besar. Muskularisnya terdiri atas berkas-

berkas longitudinal dan sirkular. Lapisan ini berbeda dari lapisan muskularis usus halus

karena serabut lapisan longitudinal luarnya mengelompok dalam 3 pita longitudinal yang

disebut taenia coli. Pada colon bagain intraperitoneal, lapisan/tunika serosa di tandai

dengan adanya tonjolan kecil yang terdiri atas jaringan lemak, yaitu apendiks epiploika.2

Setelah melalui intestinum crassum, sisa proses pencernaan akan menuju rectum dan

anus untuk dikeluarkan dalam bentuk feces.

Organ Tambahan Sistem Pencernaan

Hepar

Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banayk fungsi.

Tiga fungsi dasar hepar yaitu, (1) membentuk dan mensekresikan empedu, (2) berperan

Page | 15

Page 16: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

terhadap banyak metabolisme yang berhubungan dengan karbohidrat, lemak, dan

protein, dan (3) menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang

masuk ke dalam darah dari lumen intestinum. Hepar dapat dibagi menjadi dua lobus, yaitu

lobus hepatis dexter yang besar dan lobus hepatis sinister yang kecil oleh ligamentum

peritoneale, ligamentum falciforme. Lobus hepatis dexter terbagi lagi menjadi lobus

quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissura ligamenti teretis, vena

cava inferior, dan fissura ligamenti venosi. Hepar memiliki facies diaphragmatica yang

menghadap ke diaphrgama dan facies visceralis yang mengarah pada organ-organ visceral

tubuh lainnya. Oleh sebab itu pada hepar terdapat bebeapa jejas atau cetakan organ viseral

lain (lihat gambar 9).

Gambar 9. Hepar

http://memetmulyadi.wordpress.com/2010/01/20/sistem-ekskresi-pada-manusia/

Porta Hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada facies visceralis, dan terletak di antara

lobus caudatus dan lobus quadratus . pada tempat ini terdapat ductus hepaticus dexter dan

sinister, ramus dexter dan sinister arteri hepatica propia, vena porta hepatis, serta serabut-

serabut simpatis dan parasimpatis. Disini terdapat beberapa kelenjar limfe hepar.

Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus

bermuara ke venae hepaticae. Di dalam ruangan antara lobulus-lobulus terdapat canalis

hepatis yang berisi cabang-cabang arteri hepatica, vena porta hepatis, dan sebuah cabang

Page | 16

Page 17: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

ductus choleducus (trias hepatis). Darah arteri dan vena berjalan di antara sel-sel hepar

melalui sinusoid dan di alirkan ke vena centralis.

Beberapa ligamentum terdapat pada hepar diantaranya adalah ligamentum

falciforme, yang merupakan lipat ganda peritoneum, berjalan ke atas dari umbilicus ke

hepar. Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas berbentuk bulan sabit dan mengandung

ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilicalis. Ligamentum falciforme

berjalan ke permukaan anterior dan kemudian ke permukaan anterior dan kemudian ke

permukaan superior hepar dan akhirnya membelah menjadi dua lapis. Lapis kanan

membentuk lapisan atas ligamentum coronarium; lapisan kiri membentuk lapisan atas

ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal sebagai

ligamentum triangulare dextrum.

Hepar mendapatkan perdarahan dari arteri hepatica propria, cabang truncus

coeliacus, berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke

dalam porta hepatis. Vena porta hepatis bercabang dua menjadi ramus dexter dan sinister

yang masuk porta hepatis di belakang arteri. Vena hepaticae muncul dari pars posterior

hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior. Pembuluh-pembuluh darah yang

mengalirkan darah ke hepar adalah arteri hepatica propria (30%) dan vena porta hepatis

(70%). Arteri hepatica propria membawa darah yang kaya akan oksigen dan vena porta

membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang diabsorpsi dari tractus

gastrointestinal. Darah vena dan arteri ini dialirkan ke vena sentralis masing-masing lobuli

hepatis melalui sinusoid hepar. Vena sentralis mengalirkan darah ke vena hepatica sinistra

dan dextra, dan vena-vena ini meninggalkan pars posterior hepar dan bermuara langsung ke

dalam vena cava inferior.

Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar, disimpan, dan dipekatkan di dalam vesica

fellea, kemudian dikeluarkan ke duodenum. Ductus biliaris hepatis terdiri dari ductus

hepaticus dexter dan sinister, ductus hepaticus communis, ductus choleducus, vesica

fellea, dan ductus cysticus.

Cabang-cabang interlobularis ductus choleducus terkecil terdapat di dalam canalis

hepatis; cabang-cabang ini saling berhubungan satu dengan yang lain dan secara bertahap

Page | 17

Page 18: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

membentuk saluran yang lebih besar, sehingga akhirnya pada porta hepatis membentuk

ductus hepaticus dexter dan sinister.

Vesica Fellea1

Mempunyai kemampuan untuk menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan

menyimpannya, serta memekatkan empedu dengan cara mengabsorpsi air. Untuk

mempermudah deskripsinya, vesica fellea di bagi menjadi 3 bagian yaitu fundus, corpus dan

collum. Organ ini di perdarahi oleh a. cystica cabang arteri hepatica dextra.

Pancreas1

Pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar

menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis

karbohidrat, protein dan lemak. Bagian endokrin kelenjar yaitu pulau-pulau Langerhans

menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang mempunyai peranan penting dalam

metabolisme karbohidrat. Pankreas terbagi menjadi beberapa bagian yaitu caput pancreas,

collum pencrea, corpus pancreas, dan cauda pancreas.

Proses Pencernaan Makanan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air,

dan elektrolit dari makanan yang kita makanke dalam lingkungan internal tubuh. Makan

yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian di gunakan oleh sel dalam

menghasilkan ATP untuk menjalankan bebagai aktivitas bergantung-energi,misalnya

transportasi aktif, kontraksi,sintesis, dan sekresi.

Dalam mencerna makanan, ada empat tahapan/ empat proses yang dilakukan untuk

mencerna makanan.3

Motilitas

Page | 18

Page 19: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan. Seperti otot polos vaskuler; otot polos di dinding saluran pencernaan terus

menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal dengan tonus. Tonus ini

penting untuk mempertahankan tekanan agar tekanan pada saluran pencernan tetap, serta

untuk mencegah saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami

distensi(peregangan).

Terhadap aktivitas tonik yang terus menerus tersebut, terjadi juga dua jneis dasar

pencernaan: gerakan profulsif (mendorong), dan gerkan mencampur. Gerakan profulsif

adalh gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan

kecepatan yang berbeda-beda, dengan laju propulsi bergantung pada fungsi yang

dilaksanakan oleh seiap regio saluran pencernaan: yaitu makanan bergerak maju dalam

suatu segmen dengan kecepatan yang bagi segmen tersebut “melaksanakn tugasnya”.

Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan

dengan getah pencernaan, gerakan tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua,

gerakan tersebut mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian usus ke

permukaan penyerapan saluran pencernaan. Pergerakan suatu bahan melintasi saluran

pencernaan sebagian besar terjadi akibat kontraksi otot otot polos di dalam dinding organ-

organ pencernaan, dengan pengecualian bahwa motilitas di kedua ujung saluran --- mulut

sampai di bagian awal esofagus dan sfingter anus eksternus di akhir--- melibatkkan aktivitas

otot rangka dan bukan di otot polos. Dengan demikian aktivitas mengunyah, menelan dab=n

defekasi memiliki komponene volunter karena otot-otot rangka berada di bawah kontrol

kesadaran, sedangkan motilitas yang dilakukan oleh saluran pencernaan lainnya, di kontrol

oleh mekanisme involunter yang kompleks.

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh

kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk

sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan

konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam

empedu, atau mukus. Sel-sel sekretorik mengekstrasi dari plasma sejumlah besar air dan

Page | 19

Page 20: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

bahan-bahan mentah yang penting untuk menghasilkan produk sekretorik mereka. Sekresi

getah pencernaan memerlukan energi, baik untuk transpor aktif sebagian bahan mentah ke

dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh Retikullum Endoplasma.

Pencernaan

Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari strukturnya kompleks

diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang da[at diserap oleh enzim-enzim yang

diproduksi didalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi

makanan kaya-energi; karbohidrat, protein dan lemak. Tetapi molekul ini termasuk molekul

besar yang tidak mampu di cerna menembus membran plasma utuh untuk diserap dari

lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Proses pencernaan menguraikan

molekul-molekul makanan besar ini menjadi molekul nutrien yang lebih kecil yang dapat di

serap.

Penyerapan

Pencernaan di selesaikan dan sebagian penyerapan terjdai di usus halus. Melalui

proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap di hasilkan dari proses

penyerapan tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen

saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.

Saluran pencernaan terdiri dari saluran pencernaan di tambah dengan organ-organ

pencernaan tambahan. Organ-organ pencernaan tambahan adalah kelenjar liur, pankreas

eksokrin, dan sistem empedu, yang terdiri dari hati dan kandung empedu. Organ-organ

eksokrin ini terletak di luar dinding saluran pencernaan dan menyalurkan sekresi mereka

melalui duktus ke dalam lumen saluran pencernaan. Mereka berasal dari pembentukan

kantung-kantung saluran pencernaan embrionik dan mempertahankan hubungan dengan

saluran pencernaan melalui duktus-duktus yang terbentuk

Mulut

Page | 20

Page 21: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Pintu masuk ke saluran pencernaan adalah melaui mulut atau rongga oral. Lubang

berbentuk bibir berotot, yang membantu memperoleh, mengarahkan, dan menampung

makanan di mulut. Bibir juga mempunyai fungsi non-pencernaan, yaitu penting untuk

berbicara dan sebagai reseptor sensorik. Selanjutnya juga ada lidah, yang membentuk dasar

rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara volunter. Pergerakan lidah juga

berperan penting untuk berbicara. Di daerah mulut, juga terdapat faring, yang merupakan

rongga di belakang tenggorokan. Rongga itu merupakan saluran bersama untuk sistem

pencernaan dan sistem respirasi.

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi, atau mengunyah,

motilitas mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan, penggilingan dan pencampuran

makanan yang masuk oleh gigi. Gigi atas dan bawah yang biasanya tepat (pas) satu sama

lain. Hal ini juga memungkinkan makan digiling dan di hancurkan di antara kedua

permukaan. Apabila gigi tidak membentuk membentuk kontak yang semestinya satu sama

lain, tugas memotong dan menggiling tidak dapat dilakukan dengan sempurna. Maloklusi ini

biasanya terjdai akibat kelainan posisi gigi dan sering di sebabkan oleh terlalu banyaknya gigi

bagi tempat di rahang atau ketidakcocokan pertemuan kedua rahang.

Tujuan mengunyah adalah (1) menggiling dan memecah makan menadi potongan-

potongan yang lebih kecil untu memudahkan proses menelan; (2) untuk mencampur

makanan dengan air liur; dan (3) untuk merangsang papil pengecap. Yang terkhir ini tidak

saja menimbulkan sensasi rasa yang menyenangkan, tetapi juga secara refleks memicu

sekresi saliva, lambung, pankreas, dan empedu sebagai persiapan untuk menyambut

kedatangan makanan. Tindakan mengunyah itu sendiri, dapat bersoifat volunter, tetapi

sebagian besar proses mengunyah ketika makan merupakan suatu refleks ritmik yang di

timbulkan oleh pengaktifan otot rangka pada rahang, bibir, pipi, danlidah sebagai respons

terhadap tekanan makanan ke jaringan mulut.

Selanjutnya, ada juga cairan yang membantu proses pencernaan di mulut, yaitu saliva

(air liur). Saliva ini terdiri dari 99,5% H2O serta 0,5% protein elektrolit. Protein air liur

terpenting─ amilase, mukus,dan lisozim─ menentukan fungsi saliva sebagai berikut:

Air liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu

enzim yang memecah ppolisakarida menjadi disakarida.

Page | 21

Page 22: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel

makanan, sehingga mereka saling menyatu, serta dengan menghasilkan

pelumasan karena adanya mukus, yang kental dan licin

Air liur juga memilikki efek anti bakteri melalui efek ganda─ pertama oleh lisozim,

suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan abkteri tertentu, dan kedua

dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber

makanan

Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil

pengecap, karena hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan

reseptor papil pengecap

Membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah

Berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan

mulut dan gigi

Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makan seta asam yang di

hasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu karies (lubang) gigi.

Pencernaan di mulut melibatkan hdrolisi polisakarida menjdai di sakarida oleh

amilase. Namun sebagian besar pencernaan yang dilakukan oleh enzim ini berlangsung di

korpus lambung setelah massa makanan dan air liur telah tertelan asam menyebabkan

amilase tidak aktif, tetapi di bagian tengah massa yang belum di capai oleh asam lambung,

enzim ini masih bekerja selama beberapa jam lagi. Di mulut tidak terjadi penyerapan

makanan.

Faring dan Esofagus

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan, atau

deglutition. Sebagian besar dari kita beranggapan bahwa menelan hanyalah tindakan

memindahkan makanan dari rongga mulut ke esofagus. Namun menelan sebenarnya

mengacu pada keseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut melalui esofagus ke

dalam lambung. Menelan dimulai ketika bolus secara sengaja di dorong oleh lidah ke bagian

belakang mulut menuju faring.

Page | 22

Page 23: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian

mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara

refleks mengaktifkan serangkaian oto yang terlibat dalam proses menelan. Menelan

merupakan suatu contoh refleks all-or-none yang terprogram secara sekuensial dengan

berbagai respons dipicu dalam suatu rangkaian waktu spesifik; jadi sejumlah aktivitas yang

terkoordinasi di picu dalam pola teratur selama periode waktu tertentu untuk melaksanakan

tindakan menelan.

Proses menelan itu sendiri di bagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Tahap

orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari mulut melalui

faring dan masuk ke esofagus. Saat masuk faring sewaktu menelan, bolus harus di arahkan

ke dalam esofagus dan dicegah unutk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan

faring. Dengan kata lain makanan harus di cegah untuk kembali ke mulut, masuk ke saluran

hidung, dan masuk ke trakea. Semua aktivitas yang terjadi, terkoordinasi seperti berikut ini

Makanan di cegah kembali ke mulut selama menelan oleh posisi lidah menekan

langit-langit keras.

Uvula terangkat dan tersangkut di bagian tenggorokan, sehingga saluran hidung

tertutup dari faring dan makanan tidak masuk hidung.

Makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan

erat pita suara melintasi lubang laring, atau glotis. Kntraks otot-otot laring

menyebabkan pita suara merapat, sehingga pintu masuk glotis tertutup. Selain

itu,bollus menyebabkan epiglotis tertekan ke belakang menutupi glotis yang yang

menambah proteksi untuk mencegah makanan masuk dalam saluran pernapasan.

Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong

bolus ke dalam esofagus.

Tahap esofagus menelan berlangsung. Pusat menelan memulai gelombang peristaltik

primer yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya

melewati esofagus ke lambung. Peristalsis mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot

polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan,

mendorong bolus depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui

Page | 23

Page 24: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

esofagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi, jadi makanan dapat di

dorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik

berlangsung sekitar lima sampai sembilan detik untuk mencapai bagian bawah esofagus.

Gaster

Lambung melakukan beberapa fungsi. Fungsi terpenting adalah menyimpan makanan

yang masuk sampai di salurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk

pencernaan dan penyerapan yang optimal. Makanan yang di konsumsi hanya beberapa

menit memerlukan waktu beberapa jam untuk dicerna dan diserap. Karena usus halus

merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan, lambung perlu menyimpan

makanan dan menyalurkannya sedikit demi sedikit ke duodenum dengan kecepatan yang

tidak melebihi kapasitas usus. Fungsi kedua lambung adalah adalah untuk mengsekresikan

asam hidroklorida (HCL) dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein. Akhirnya

melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang masuk dan di haluskan dan di campur

dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran kental yang di sebut kimus.

Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengandung jaringan eksokrin dan

endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik

seperti anggur yang membentuk kantung atau asinus yang berhubungan dengan duktus dan

akhirnya bermuara ke duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pualu-pulau

jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau langerhans (islets of langerhans) yang terbesar di

seluruh pankreas. Hormon terpenting yang disekresikan oleh pulau-pulau langerhans adalah

insulin dan glukagon . Pankreas endokrin dan eksokrin tidak mempunyai kesamaan kecuali

menempati lokasi yang sama.

Enzim pankreas

Enzim pankreas disintesis oleh retikulum endoplasma dan kompleks golgi sel asinus,

dan kemudian disimpan di dalam granula zymogen dan dikeluarkan melalui proses

eksositosis bila diperlukan. Sel asinus mengeluarkan 3 jenis enzim pankreas yang mampu

Page | 24

Page 25: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

mencerna ketiga kategori makanan. Enzim-enzim pankreas tersebut penting karena mereka

mampu mencernakan semua makanan secara sempurna tanpa bantuan sekresi pencernaan

lain. Ketiga jenis enzim pankreas tersebut adalah enzim proteolitik yang berperan dalam

pencernaan protein, amilase pankreas yang berperan dalam pencernaan karbohidrat

dengan cara yang serupa dengan amilase liur, dan lipase pankreas satu-satunya enzim yang

penting dalam pencernaan lemak.

Hati

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini penting bagi

sistem pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan fungsi lain

mencakup hal-hal yang berikut:

Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak dan protein)

setelah penyerapan di aluran pencernaan.

Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing

lainnya.

Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein yang penting untuk pembekuan

darah serta untuk mengankut hormon tiroid, steroid, dan kolestrol dalam darah.

Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin

Pengaktifan vitamin D yang dilaksanankan oleh hati bersama dengan ginjal.

Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang berkat adanya makrofag

residen.

Eksresi kolestrol dan bilirubun

Walaupun fungsinya sangat beragam, spesialisasi sel di hati sangat sedikit. Tiap sel hati

atau hepatosit mampu melaksanakan tugas metabolik seperti di atas kecuali aktivitas

fagositik yang dilaksanakan oleh makrofagresiden atau lebih dikenali sebagai sel kupffer.

Specialisasi berlangsung di organel-organel yang sangat berkembang di dalam hepatosit.

Untuk melaksanankan berbagai tugas tersebut, hati secara anatomis tersusun sedemikian

rupa sehingga setiap hepaotsit dapat berkontak langsung dengan darah dari dua sumber:

darah vena yang langsung dari saluran pencernaan, dan darah arteri yang datang dari aorta.

darah vena memasuki hati melalui hubungan vaskular yang khas dan kompleks yang dikenal

sebagai sistem porta hati.

Page | 25

Page 26: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Lobulus-lobulus hati dipisahkan oleh pembuluh vaskuler dan empedu.

Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagai lobulus, yaitu susunan

heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena central. Di tepi luar setiap potongan

lobulus terdapat 3 pembuluh : cabang arteri hepatika, vena porta, dan duktus biliaris. Darah

dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta tersebut mengalir dari perifer lobulus ke

dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinosoid. Sinusoid terdapat antara barisan sel-sel

hati ke vena sentral. Sel-sel kupffer melapisi bagian dalam sinusoid dan menghancurkan sel

darah merah yang usang serta bakteri yang lewat bersama darah.

Vena sentral dari semua lobulus hati menyatu untuk membentuk vena hepatika yang

menyalurkan darah keluar dari hati. Terdapat sebuah saluran tipis penyalur empedu,

kanalikulus biliaris yang berjalan di antara sel-sel di dalam setiap lempeng hati. Hepatosit

secara terus menerus mengeluarkan empedu ke dalam saluran tipis tersebut yang

mengangkutnya ke duktus biliaris di perifer lobulus. Duktus biliaris dari berbagai lobulus

menyatu untuk membentuk duktus biliaris komunis yang menyalurkan empedu dari hati ke

duodenum. Setiap hepatosit berkontak dengan sinusoid di satu sisi dan dengan kanalikulus

biliaris di sisi lain. 2,6

Empedu

Sekresi empedu

Empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan ke kandung empedu diantara waktu

makan. Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter oddi, yang mencegah

empedu memasuki duodenum, kecuali selam ingesti makanan. Apabila sfingter tertutup,

sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati akan dibelokkan ke dalam kandung

empedu, suatu struktur kecil berbetuk mirip kantung yang melekat dibawah tapi tidak

berhubungan langsung dengan hati. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di dalam

kandung empedu di antar waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke dalam

duodenum akibat kombinasi efek pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi

empedu oleh hati.

Page | 26

Page 27: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Empedu terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NaHCO3 pankreas

serta beberapa konstituent organik termasuk garam-garam empedu, kolestrol, lesitin, dan

bilirubin. Konstituen organik berasal dari aktivitas hepatosit, sedangkan air, NaHCO3, dan

garam anorganik lain ditambah oleh sel-sel duktus. Walaupun tidak mengandung enzim

pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak

terutama melalui aktivitas garam empedu.

Garam empedu adalah turunan kolestrol. Secara aktif disekresikan ke dalam empedu

dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut

serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebaguan besar garam empedu

direabsorbsi ke dalam darah oleh mekanisme transport aktif khusus yang ada di ileum

terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini, garam-garam empedu dikembalikan

melalui sistem porta hepatika ke hati yang kembali mensekresikan mereka ke dalam

empedu. Pendaurulangan garam-garam empedu (dan sebagian konstituen empedu lain)

antara usus halus dan hati ini disebut sebagai “ sirkulasi enterohepatik”.

Jumlah total garam empedu di dalam tubuh rata-rata adalah 3 sampai 4gram, namun

dalam 1 kali makan, garam empedu yang disalurkan ke duodenum mencapai 3-15gram.

Jelaslah bahwa garam empedu harus didaur ulang beberapa kali sehari. Biasanya hanya

sekitar 5% dari garam empedu yang disekresikan oleh hati lolos melalui tinja setiap harinya.

Garam empedu yang hialng tersebut diganti dengan garam empedu baru yang disintesis

oleh hati. Dengan demikian, jumlah simpanan garam empedu dipertahankan konstan.

Fungsi utama garam empedu

Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek deterjen (emulsifiksi) dan

mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasi mereka dalam pembentukan misel.

Kedua fungsi ini terkait dengan stuktur garam empedu.

Usus halus

Page | 27

Page 28: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Usus halus adalah tempat berlangsungnya senagian besar pencernaan dan

penyerapan. Setelah isi lumen meninggalkan usus halus, tidak terjadi lagi pencernaan

walaupun usus besar dapat menyerap sejumlah jecil garam dan air. Usus halus adalah suatu

saluran dengan panjang sekitar 6,3m dengan diameter kecil 2,5cm. Usus ini berada dalam

keadaan bergelung di dalam rongga abdomen dan terentang dari lambung sampai usus

besar. Usus halus dibagai 3 segmen: duodemum 20 cm, jejunum 2,5 m, dan ileum 3,6 m.

Motilitas Segmentasi

Merupakan metode motilitas utama usus halus, mencampur dan mendorong kimus

secara perlahan. Segmentasi terdiri dari kontraksi bebentuk cincin yang beosilasi (ocillating)

otot polos sirkuler di sepanjang usus halus: di antara segmen-segmen yang berkontraksi

terdapat daerah-daerah yang yang berisi bolus kecil kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul

setiap beberapa sentimeter membagi usus halus menjadi segmen-segmen seperti rantai

sosis. Cincin-cincin kontraktil ini tidak menyapu ke seluruh panjang usus seperti yang

dilakukan oleh gelombang peristaltik. Segmen-segmen yang berkontraksi setelah jeda

singkat, melemas dan kontraksi bebentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula

melemas.

Kontraksi-kontraksi baru tersebut mendorong kimus di segmen yang yang semula

lemas dalam dua arah ke daerah disebelahnya yang sekarang melemas. Dengan demikian,

segmen yang baru melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkontraksi di depan

dan di belakangnya. Segera setelah itu, daerah yang berkontraksi dan melemas kembali

bertukar. Dengan cara ini, kimus dihancurkan, dikocok, dan dicampur secara merata.

Pencampuran ini memiliki fungsi ganda yaitu mencampurkan kimus dengan getah

pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus halus dan memajankan seluruh kimus

ke permukaan absorptif mukosa usus halus.

Segmentasi tidak saja menyebabkan percampuran kimus tetapi juga merupakan faktor

utama yang mendorong kimus secara pelahan melewati usus halus. Ini terjadi karena kimus

berjalan kedepan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus

Page | 28

Page 29: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

halus. Sel-sel pemacu di duodenum mengalami depolarisai spontan yang lebih cepat

dibandingkan dengan sel-sel yang serupa di saluran bagian akhir.

Peristaltik (mendorong)

Proses mendorong kimus di usus halus berlangsung sangat lambat dengan kecepatan

rata-rata 1cm/menit. Namun pada kasus diare infeksi yang berat, peristaltaik dapat berlaku

dengan cepat dan kuat disebut desakan peristaltik (peristaltic rush). Hal ini dicetuskan oleh

refleks saraf ekstrinsik ke ganglia sistem saraf otonom dan batang otak yang kemudian

kembali ke usus, serta peningkatan refleks pleksus mienterikus secara langsung. Kontrol

perstaltik terjadi melalui saraf dan hormonal. Pleksus mienterikus menyebabkan aktivitas

peristaltik sangat meningkat setelah makan. Hormon gastrin, cck, insulin, dan seratonin

akan meningkatkan motilitas usus halus sedangkan hormon sekretin dan glukagon

menurunkan motilitas usus.

Motilitas Diantara Waktu Makan

Jika sebagian besar makanan sudah diserap, kontraksi segmental berhenti dan

digantikan oleh migrating motility complex (kompleks motilitas migratif atau intestinal

housekeeper) yang berlangsung diantara waktu makan. Motilitas diantara waktu makan ini

berupa gelombang-gelombang peristaltik repetitif lambat yang berjalan singkat ke arah

ujung usus sebelum lenyap. Gelombang berawal di lambung dan bermigrasi ke bawah ke

usus halus. Gelombang peristaltik singkat ini memerlukan waktu sekitar 100-150 menit

untuk akhirnya bermigrasi dari lambung ke bahagian akhir usus halus dengan setiap

kontraksi menyapu semua sisi makanan sebelumnya bersama dengan debris mukosa dan

bakteri ke arah kolon.

Ini penting untuk mencegah penggumpulan zat-zat tersebut dalam traktus

gastrointestinal bagian atas. Setelah akhir usus halus dicapai, siklus kembali dimulai dan

diulang sampai makan berikutnya. Diperkirakan bahwa hormon motilin yang keberadaanya

belum dapat dipastikan mungkin berperan mengatur kompleks motilitas migratif. Sewaktu

Page | 29

Page 30: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

makanan berikutnya datang, aktivitas segmental kembali dicetuskan dan kompleks motilitas

migratif berhenti.

Sekresi usus halus

Setiap hari, kalenjar-kalenjar eksokrin yang terletak di mukosa usus halus

mengeluarkan sekitar 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang dikenal sebagi sukus

enterikus ke dalam lumen. Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan ke dalam getah

usus ini. Usus halus tidak mensisntesis enzim pencernaan, tetapi enzim-enzim pencernaan

bekerja di dalam sel di batas sel-sel epitel yang melapisis bagian dalam lumen dan tidak

disekresikan langsung ke dalam lumen.

Sekresi mukus oleh kelenjer brunner menghasilkan proteksi dan lubrikasi. Selain itu,

sekresi encer ini menghasikan banyak H2O untuk turut serta dalam pencernaan makanan

secara enzimatik. Pencernaan yang melibatkan hidrolisis, pemutusan ikatan melalui reaksi

dengan H2O akan berlangsung secara efisien apabila semua reaktan berada dalam larutan.

Getah pencernaan sebenarnya disekresi oleh kripta liberkhunn. Kripta terletak di antara vili.

Permukaan kripta dan vili tertutup oleh epitel yang terdiri dari 2 jenis sel, sel goblet untuk

sekresi mukus, dan sel enterosit untuk sekresi air dan elektrolit. Selain itu, enterosit mukosa

mengandung enzim peptidase, sukrase, maltase, isomaltase, laktase dan juga lipase

intestinum. Siklus hidup sel epitel usus adalah sekitar 3 hari. Sel epitel vili akan digantikan

oleh sel epitel di dalam kripta yang terus bermitosis.

Pengaturan Sekresi Usus Halus

Sekresi usus halus dipengaruhi oleh pengaturan perangsangan setempat dan juga

pengaturan hormonal. Peransangan setempat melibatkan peningkatan aktivitas saraf

enterik yang berhubungan dengan motilitas dan juga respon terhadapa adanya kimus dalam

usus. Pengaturan hormonal pula melibatkan hormon cck dan sekretin. Pengaturan sekresi

Page | 30

Page 31: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

usus halus sebenarnya belum difahami secara jelas. Rangsangan paling kuat terhadap

sekresi tampaknya adalah stimulasi lokal kimus pada mukosa usus halus.

Pencernaan Di Lumen Usus Halus

Pencernaan di lumen usus halus dilaksanankan oleh enzim-enzim pankreas dan

pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim pankreas,

lemak direduksi secara sempurna menjadi satuan-satuan monogliserida dan asam lemak

bebas yang dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan

beberapa asam amino sedangkan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan beberapa

monosakarida. Dengan demikian, pencernaan lemak selesai dalam lumen usus halus, tetapi

pencernaan protein dan karbohidrat belum.

Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus, terbentuk tonjolan-tonjolan seperti

rambut yang diperkuat oleh aktin dan disebut sebagai brush border. Brush border ini

mengandung 3 kategori enzim:

1. Enterokinase yang mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen

2. Disakaridase (sukrase, maltase, laktase), yang menyelesaikan pencernaan

karbohidrat dengan meghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida

penyusunnya.

3. Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen peptida kecil menjadi komponen-

komponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai. Dengan demikian,

pencernaan karbohidrat dan protein diselesaikan di dalam brush border sel.

Penyerapan Usus Halus

Semua produk pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak serta sebagian besar

elektrolit, vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus tanpa pandang

bulu. Biasanya, hanya penyerapan kalsium dan besi yang disesuaikan dengan kebutuhan

tubuh. Dengan demikian, semakin banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak yang

Page | 31

Page 32: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

akan dicerna dan diserap. Sebagian besar penyerapan berlangsung di duodenum dan

jejunum, sangat sedikit yang berlangsung di ileum. Bukan karena ileum tidak memiliki

kemampuan menyerap, tapi sebagian besar penyerapan telah selesai sebelum isi usus

mencapai ileum. Pada kenyataannya, sekitar 50% dari usus halus dapat diangkat tanpa

banyak mengganggu penyerapan degan satu pengecualian. Jika ileum terminal diangkat,

penyerapan vitamin B12 dan garam empedu akan terganggu karena mekanisme transportasi

khusus untuk kedua zat tersebut hanya ada di daerah ini. Semua bahan lain dapat diserap di

seluruh usus halus.

Mukosa yang melapisi lumen usus halus beradaptasi sempurna untuk melaksanakan

fungsi absorptifnya karena luas permukaannya yang sangat besar dan sel-sel epitel di

lapisan ini memiliki berbagai mekanisme transportasi khusus. modifikasi khusus mukosa

usus halus sangat meningkatkan jumlah permukaan yang tersedia untuk penyerapan.

Permukaan dalam usus halus membuat lipatan sirkuler dan meningkatkan luas permukaan 3

kali lipat. Dari permukaan yang berlipat-lipat ini, muncul tonjolan yang dikenal sebagi vilus

yang meningkatkan luas permukaan 10 kali lipat.

Permukaan setiap vilus dilapisi oleh sel epitel yang kadang-kadang diselingi oleh sel

mukosa. Dari permukaan luminal sel-sel epitel ini juga muncul tonjolan-tonjolan seperti

rambut yang dikenal sebagi mikrovili atau brush border yang meningkatkan luas permukaan

20 kali lipat. Setiap sel epitel memiliki 3000-6000 mikrovilus yang hanya dapat dilihat

dengan mikroskop elektron. Di dalam brush border inilah enzim-enzim usus halus

melaksanakan fungsi mereka.

Penyerapan air

Penyerapan air terjadi melalui difusi (osmosis). Sebagian besar penyerapan air di

saluran pencernaan bergantung pada pembawaan aktif yang memompa Na+ ke dalam ruang

lateral sehingga tercipta daerah dengan tekanan osmotik tinggi di antara sel-sel. Tekanan

osmotik lokal yang tinggi ini menginduksi perpindahan air dari lumen menembus sel menuju

ke ruang lateral. Air yang masuk ke ruang lateral menurunkan tekanan osmotik tetapi

meningkatkan tekanan hidrostatik. Akibatnya, air terdorong dari lateral ke interior vilus

Page | 32

Page 33: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

tempat zat ini kemudian diserap oleh jaringan kapiler. Sementara itu, lebih banyak Na+ yang

dipompa keruang lateral untuk mendorong penyerapan lebih banyak air.

Penyerapan garam dan air

Natrium dapat diserap baik secara pasif maupun aktif. Jika gradien elektrokimia

mendorong perpindahan Na+ dari lumen ke dalam darah, difusi pasif Na+ dapat terjadi

diantara sel-sel epitel melalui taut erat yang bocor. Perpindahan Na+ menembus sel

memerlukan energi. Natrium dapat secara pasif masuk sendiri ke sel epitel di permukaan

luminal atau dapat dikontransportasikan bersama glukosa atau asam amino. Natrium

kemudian secara aktif dipompa keluar sel di batas basolateral ke dalam ruang lateral antara

sel-sel yang tidak terdapat taut erat. Dari sini. Na+ akhirnya berdifusi ke dalam kapiler.

Sebagian na juga diserap bersama dengan ion kalsium.Na yang disekresikan ke usus sekitar

20-30 gram perhari dan masukan makanan 5-8 gram perhari. Penyerapan oleh usus halus

menyerap kira-kira 25-35gram perhari dan kurang dari 0.5% yang hilang dalam feses. Na

penting dalam penyerapan karbohidrat dan protein. Penyerapan ion Na ditingkatkan oleh

aldosteron.3

Penyerapan karbohidrat

Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk

disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terdapat dalam brush border

usus halus selanjutnya menguraikan disakarida ini menjadi satuan monosakarida yang dapat

diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transport

aktis sekunder, sementara pembawa kotranspor di batas luminal mengangkut monosakarida

dan Na+ dari lumen ke dalam interioe sel usus halus. Operasi pembawa kotranspor ini, yang

tidak secara langsung menggunakan energi, bergantung pada gradien konsentrasi Na+ yang

diciptakan oleh pompa Na+-k+ basolateral yang memerlukan energi. Glukosa dan galaktosa

setelah dikumpulkan di dalam sel oleh kotranspor, keluar dari sel mengikut penurunan

gradien konsentrasi untuk masuk ke darah di dalam vilus. Fruktosa diserap ke dalam darah

semata-mata melalui difusi terfasilitasi.

Penyerapan protein

Page | 33

Page 34: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Penyerapan protein tidak saja protein dari makanan, tapi protein endogen (dari dalam

tubuh) yang masuk ke lumen saluran pencernaan dari 3 sumber berikut juga turut dicerna:

1. Enzim pencernaan yang semuanya adalah protein yang telah disekresikan ke dalam

lumen

2. Protein di dalam sel yang lepas dari vilus ke dalam lumen selama proses pertukaran

mukosa

3. Sejumlah kecil protein plasma yang dalam keadaan normal bocor dari kapiler ke

dalam lumen saluran pencernaan.

Tiap hari, dari ketiga sumber ini, sekitar 20-40 g protein endogen masuk ke dalam

lumen. Jumlah ini dapat mencapai lebih dari separuh protein yang disajikan ke usus halus

untuk dicerna dan diserap. Semua protein endogen harus dicerna dan diserap bersama

protein makanan untuk mencegah pengurangan simpanan protein tubuh. Asam amino yang

diserap daru makanan dan protein endogen digunakan untuk mensintesis protein baru di

tubuh.3,5

Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam benyuk asam

amino dan beberapa fragmen peptida kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus

melalui transportasi aktif sekunder, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa.

Dengan demikian, glukosa, galaktosa, dan asam amino semuanya memperoleh “tumpangan

gratis” dari transportasi Na+ yang menggunakan energi. Peptida-peptida kecil masuk melalui

bantuan pembawa-pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen-konstituen asam amino

oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel. Seperti monosakarida,

asam amino masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Dengan demikian, penyerapan produk akhir pencernaan karbohidrat dan protein

melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan

pengeluaran energi serta kotransportasi Na+ , dan kemudian kedua jenis produk akhir

tersebut diserap ke dalam darah.3,5

Page | 34

Page 35: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Penyerapan lemak

Karena tidak larut dalam air, lemak harus menjalani serangkaian transformasi agar

dapat dicerna dan diserap. Lemak dalam makanan yang berada dalam bentuk trigliserida

diemulsifikasi oleh efek deterjen garam empedu. Emulsi lemak ini mencegah penyatuan

butir-butir lemak sehingga luas permukaan yang dapat diserang oleh lipase pankreas

meningkat. Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.

Produk-produk yang tidak larut air ini diangkut dalam misel yang larut air, yang dibentuk

oleh garam empedu dan konstituen-konstituen empedu lainnya ke permukaan luminal sel

epitel usus halus. Setelah meninggalkan misel dan berdifusi secara pasif melalui membran

luminal, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi trigliserida di sel

epitel. Trigliserda-trigliserida ini menyatu dan dibungkus oleh satu lapisan lipoprotein untuk

membentuk kilomikron yang larut air. Kilomikron kemudiannya dikeluarkan melalui mebran

basal sel secara eksositosis. Kilomikron tidak dapat menembus membran basal kapiler,

sehingga mereka masuk ke dalam pembuluh limfe yaitu lakteal pusat.3,5

Penyerapan vitamin

Vitamin larut air diserap secara pasif bersama air, sedangkan vitamin larut lemak

diangkut dalam misel dan diserap secara pasif bersama dengan produk akhir pencernaan

lemak. Penyerapan sebagian vitamin juga dapat dilakukan oleh pembawa bila diperlukan.

Vitamin B12 bersifat unik, yaitu pembawa vitamin ini harus berikatan dengan faktor intrinsik

lambung agar dapat diserap di ileum terminal oleh mekanisme transportasi khusus.4,5

Penyerapan besi dan kalsium

Penyerapan besi dan kalsium mungkin tidak lengkap karena penyerapan tersebut

bergantung pada kebutuhan tubuh. Besi essensial untuk pembentukan hemoglobin. Asupan

besi normal adalah sekitar 15-20 mg/hari. Namun seorang pria biasanya hanya menyerap

0,5-1,0 mg/hari ke dalam darah sedangkan wanita sedikit lebih banyak 1.0-1,5 mg/hari.

Page | 35

Page 36: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

(wanita memerlukan lebih banyak besi karena adanya pengeluaran besi secara periodik

melalui darah haid). Terdapat 2 langkah utama penyerapan besi, (1) penyerapan besi dari

lumen kedalam sel epitel usus dan (2) penyerapan besi dari sel epitel ke dalam darah.

Besi secara aktif dipindahkan dari lumen ke dalam sel epitel. Wanita memiliki tempat

transportasi aktif untuk besi sekitar 4 kali lebih banyak dari pria. Seberapa banyak besi yang

masuk akan diserap oleh sel epitel bergantung pada jenis besi yang dikonsumsi (besi fero Fe+

+ lebih mudah diserap daripada besi feri Fe+++), dan adanya zat-zat lain dalam lumen yang

dapat meningkatkan atau mengurangkan penyerapan besi. Sebagai contoh, asam askorbat

(vitaminC) meningkatkan penyerapan besi terutama dengan mereduksi besi feri menjadi

fero. Fosfat dan oksalat di pihak lain berikatan dengan besi untuk membentuk garam besi

tidak larut yang tidak dapat diserap.

Setelah penyerapan aktif ke dalam sel epitel usus, besi mempunyai dua kemungkinan:

1. Besi yang segera dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah akan diserap ke

dalam darah untuk disalurkan ke sum-sum tulang. Di dalam darah, besi diangkut

oleh protein plasma yang dikenal sebagai transferin. Hormon yang

bertanggungjawab merangsang pembentukan sel darah merah, eritropoeitin

diperkirakan meningkatkan penyerapan besi dari sel usus ke dalam darah. Besi

yang diserap kemudian digunakan untuk sistesis hemoglobin bagi sel darah merah

baru.

2. Besi yang tidak segera digunakan disimpan di sel epitel dalam bentuk garnular

yang disebut feritin, yang tidak dapat diserap ke dalam darah. Jika kadar besi

dalam darah terlalu tinggi, kelebihan dari darah dapat dipindahkan ke dalam

bentuk feritin di epitel usus yang tidak dapat diserap. Besi yang disimpan sebagai

feritin akan keluar melalui feses dalam tiga hari sewaktu sel-sel epitel yang

mengandung granula ini terlepas selama proses regenerasi mukosa. Besi dalam

julah besar di feses akan menyebabkan feses berwarna gelap hampir hitam.

Page | 36

Page 37: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Jumlah kalsium yang diserap juga diatur. Penyerapan Ca++ . penyerapan Ca++ sebagian

dilaksanakan melalui proses difusi pasif, tapi sebagian besar oleh transportasi aktif. Vitamin

D sangat merangsang transportasi aktif tersebut. Vitamin D dapat melaksanakan efek ini

hanya setelah ia diaktifkan di hati dan ginjal, suatu proses yang ditingkatkan oleh hormon

paratiroid. Sekresi hormon paratiroid secara seimbang akan meningkat sebagai respons

terhadap penurunan konsentrasi Ca++ dalam darah. Dalam keadaan normal, dari sekitar

1.000 mg Ca++ yang rata-rata dikonsumsi perhari, hanya sekitar 2/3 yang diserap di usus

halus dan sisanya keluar melalui feses.

Hasil Penyerapan

Sebagian besar nutrien yang diserap segera disalurkan ke hati untuk diolah. Venula-

venula yang meninggalkan vilus usus halus, bersama dengan pembuluh lain yang berasal

dari sisa saluran pencernaan lainnya mengalirkan isisnya ke vena porta yang mengangkut

darah ke hati. Oleh karena itu, apapun yang diserap ke dalam kapiler saluran pencernaan

pertama-tama harus melewati pabrik biokimia hati sebelum masuk ke sirkulasi umum.

Dengan demikian, produk-produk pencernaan karbohidrat dan protein sert elektrolit dan air

disalurkan ke dalam hati tempat banyak dari produk tersebut diolah secara metabolik.

Selain itu, bahan-bahan yang merugikan yang mungkin terserap akan didetoksifikasi oleh

hati sebelum bahan-bahan tersebut memiliki akses ke sirkulasi umum. Setelah melewati

sirkulasi porta, darah vena dari sistem pencernaan disalurkan ke vena kava dan dikembalikn

ke jantung untk didistribusikn ke seluruh tubuh mengangkut glukosa dan asam amino untuk

digunakan oleh jaringan.

Lemak yang tidak dapat menembus kapiler usus diserap oleh lakteal pusat dan masuk

ke sistem limfe sehingga tidak melewati sistem porta hati. Kontraksi vilus, yang diperkirakan

dilakukan oleh mukosa muskularis, secara periodis menekan lakteal pusat dan “memeras”

limfe keluar dari pembuluh tersegut. Peningkatan kontraksi vilus diketahui berlangsung

setelah makan dan mungkin diperantarai oleh suatu hormon dari mukosa duodenum,

vilikinin. Pembuluh-pembuluh limfe akhirnya menyatu untuk membentuk duktus torasikus ,

Page | 37

Page 38: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

sebuah pembuluh limfe besar yang menyalurkan isinya ke dalam sistem vena di dalam dada.

Melalui cara ini, lemak akhirnya memiliki akses ke sistem sirkulasi. Lemak yang diserap

diangkut oleh sirkulasi sitemik ke hati dari jaringan lain tubuh. Dengan demikian, hati tetap

memiliki kesempatan untuk mengolah lemak yang diserap, tetapi setelah lemak diencerkan

terlebih dahulu oleh darah dalam sistem sirkulasi umum.

Usus besar

Usus besar terdiri dari dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Sekum membentuk

kantung kantung buntu di bawah taut antar usus halus dan usus besar di katup iliosekum.

Tonjolan kecil mirip jari di dasar sekum adalah apendiks, jaringan limfoid yang mengandung

limfosit. Kolon, yang membentuk sebagian besar usus besar, tidak bergelung-gelung seperti

usus halus, tetapi terdiri dari bagian yang relatif lurus kolon ascendens, kolon transversus,

dan kolon descendens.bagian akhir kolon descendens membentuk huruf S yaitu kolon

sigmoid, dan kemudian berbentuk lurus yang disebut rektum.

Dalam keadaan normal, kolon menerima sekitar 500ml kimus dari usus setiap hari.

Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah selesai di usus halus, isi usus yang

disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (isalnya selulosa),

komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Kolon mengekstraksi air dan garam

dari isi lumennya. Apa yang tersisa untuk dieliminasi dikenal sebagi feses(tinja). Fungsi

utama usus besar adalah untuk menyimpan bahan ini sebelum defikasi.

Selulosa dan bahan- bahan lainnya dalam makanan yang tidak dapat dicerna

membentuk sebagian besar feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja

secara teratur karena berperan menentukan volume isi kolon.

Motilitas usus besar

Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan

fungsi kolon sebagi tempat absiorbsi dan penyimpanan. Metode motilitas utama yang

Page | 38

Page 39: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

digunakan oleh kolon adalah kontraksi haurta yang dimulai oleh ritmisitas otonom sel-sel

otot polos kolon. Kontraksi-kontraksi ini yang menyebabkan usus besar membentuk haustra

serupa dengan segmentasi di usus halus, tetapi berlangsung lebih jarang yaitu dengan

interval interval antara dua kontraksi haustra mungkin mencapai 30 menit. Letak kantung

haustra secara bertahap berubah sewaktu segmen-segmen yang semula melemas untuk

membentuk kantung secara perlahan berkontraksi, sementara bagian yang semula

berkontraksi melemas untuk membentuk kantung baru. Gerakan ini bersifat non propulsif.

Gerakan haustra secara perlahan mengaduk isi kolon melalui gerakan maju mundur yang

menyebabkan isis kolon terpajan ke mukosa absorptif. Kontraksi haustra umumna dikontrol

oleh refleks-refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik.

Karena gerakan kolon tersebut lambat, bakteri memiliki cukup waktu untuk tumbuh

dan menumpuk di usus besar. Sebaliknya di usus halus isi lumennya bergerak cukup cepat

sehingga bakteri sulit tumbuh. Tidak semua bakteri termakan dapat dihancurkan oleh

lisozim air liur dan HCl lambung , sehingga bakteri yang dapat bertahan hidup dapat tumbuh

subur di usus besar. Sebagian besar mikro-organisme di kolon tidak berbahaya apabila

berada di lokasi ini.

Tiga sampai empat kali sehari, umumnya setelah makan, terjadi peningkatan nyata

motilitas yaitu terjadi kontrasksi simultan segmen-segmen besar di kolon ascendens dan

transversum, sehingga dalam beberapa detik feses terdororng sepertiga sampai tiga

perempat dari panjang kolon. Kontralsi-kontraksi masif yang diberi nama gerakan massa

(mass movement) ini mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar tempat isi tersebut

disimpan sampai terjadi defikasi.

Sewaktu makanan masuk ke lambung, terjadi gerakan massa di kolon yang terutama

disebabkan oleh refleks gastrokolon, yang diperantarai oleh gastrin dari lambung ke kolon

dan oleh saraf otonom ekstrinsik. Pada banyak orang, refleks ini paling jelas setelah

makanan pertama pagi hari (sarapan) dan sering diikuti oleh keinginan kuat untuk buang air

Page | 39

Page 40: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

besar. Dengan demikian, sewaktu makanan msuk ke sistem pencernaan, akan terpicu

refleks-refleks untuk memindahkan isi yang sudah ada ke bagian saluran cerna yang lebih

distal dan memberi jalan bagi makanan baru tersebut. Refleks gastroileum memindahkan isi

usus halus yang tersisa ke dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke

dalam rektum yang memicu refleks defikasi. Selain itu, gerakan massa juga dapat

ditimbulkan oleh perangsangan kuat saraf parasimpatis atau peregangan yang berlebihan

pada satu segmen kolon.3

Sekresi usus besar

Sekresi usus besar bersifat protektif alami. Usus besar tidak mensekresikan enzim

pencernaan apapun. Hal tersebut tidak diperlukan karena pencernaan teala selesai sebelum

kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdi dari larutan mukus alkalis (HCO3- ) yang fungsinya

untuk melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawai atau mekanis. Mukus

menghasilkan pelumasan untuk memudahkan feses lewat sedangkan HCO3- menetralkan

asam-asam iritan yang dihasilkan oleh fernentasi lokal bakteri. Melalui perantaraan refleks-

refleks pendek dan persarafan parasimpatis, sekresi meningkat sebagai respons terhadap

rangsangan mekanis dan kimiawi terhadap mukosa kolon. Di dalam usus besar tidak terjadi

pencernaan terhadap sebagian selulosa dan menggunakannya untuk kepentingan

metabolisme mereka sendiri.

Penyerapan usus besar

Sebagian penyerapan terjadi dalam kolon tapi tidak dalam tingkatan yang sama

dengan yang terjadi di usus halus. Karean permukaan luminal kolon relatif halus, luas

permukaan penyerapannya relatif lebih sempit. Selain itu, di mukosa kolon tidak terdapat

mekanisme transportasi khusus untuk menyerap glukosa dan asam aminoseperti di usus

halus. Jika usus halus, karena mengalami peningkatan motilitas menyalurkan isisnya ke

dalam kolon sebelum penyerapan nutrien selesai, kolon tidak mampu menyerap bahan-

bahan tersebut dan semuanya akan keluar melalui diare.

Page | 40

Page 41: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

Kolon dalam keadaan normal menyerap sebagian garam dan air. Natrium adalah zat

yang paling aktif diserap, Cl mengikuti secara pasif penurunan gradien listrik, dan H2O

mengikuti secara osmosis. Bakteri di kolon mensintesis sebagian vitamin yang dapat diserap

oleh kolon tapi dalam keadaan noermal jumlahnya tidak bermakna kecuali pada kasus

vitamin K.

Dengan penyerapan garam dan air, terbentuk massa fese yang padat. Dari 500ml

bahan yang masuk ke dalam kolon setiap harinya, kolon dalam keadaan normal menyerap

sekitar 350ml, meninggalkan 150 gram feses untuk disalurkan keluar tubuh setiap hari.

Bahan feses ini biasanya terdiri dari 100g air, dan 50 g bahan padat yang terdiri dari

selulosa, bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil garam. Produk-produk sisa utama yang

dieksresikan di feses adalah bilirubin. Konstituen feses lainnya adalah residue makanan yang

tidak diserap dan bakteri-bakteri.

Kesimpulan

Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang bekerja di dalam tubuh, dan

tugasnya adalah untuk menghasilkan energi yang di dapatkan atau diperoleh dari makanan

yang kita makan. Semua makanan yang masuk melalui mulut, pada akhirnya akan keluar

melalui anus, tetapi sebelum itu makanan akan di proses dalam tubuh, semua unsur baik

karbohidrat, protein dan lemak di serap untuk aktivitas sehari-hari.

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa Kedokteran. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2006. 207-48

2. Janqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. 10th ed. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2007. h. 278-333

3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2001. h. 538-84

4. Sumbayak EM. Sistem Digestivus-1. Jakarta : FK Ukrida. 2011.

Page | 41

Page 42: Organ Dan Sitem Pencernaan Manusia

5. Eroschenko VP. Atlas Histologi di fiore. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2003. h. 147-214

6. Sumardjo D. Pengantar Kimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009. h. 22.

Page | 42