ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

75
1 UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 1997 NO. 21 TAHUN 1997 tentang BEA PEROLEHAN HAK ATAS BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN TANAH DAN BANGUNAN Sebagaimana telah Diubah dengan UNDANG-UNDANG NO.20 TAHUN 2000 UNDANG-UNDANG NO.20 TAHUN 2000 disampaikan pada : Property Law Training, Property Law Training, Jakarta 9 Jakarta 9 Agustus 2006 Agustus 2006 Maizar Anwar Direktur PBB & BPHTB-Ditjen Pajak

description

UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 1997 tentang BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN Sebagaimana telah Diubah dengan UNDANG-UNDANG NO.20 TAHUN 2000 disampaikan pada : Property Law Training, Jakarta 9 Agustus 2006 Maizar Anwar Direktur PBB & BPHTB-Ditjen Pajak. Objek Pajak : harta tetap - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Page 1: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

1

UNDANG-UNDANGUNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 1997NO. 21 TAHUN 1997tentang

BEA PEROLEHAN HAK ATASBEA PEROLEHAN HAK ATASTANAH DAN BANGUNANTANAH DAN BANGUNANSebagaimana telah Diubah dengan UNDANG-UNDANG NO.20 TAHUN 2000UNDANG-UNDANG NO.20 TAHUN 2000

disampaikan pada :

Property Law Training, Property Law Training, Jakarta 9 Agustus Jakarta 9 Agustus 20062006

Maizar AnwarDirektur PBB & BPHTB-Ditjen Pajak

Page 2: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

22

OORDONANSI BEA BALIK NAMARDONANSI BEA BALIK NAMAStbl. 1924 No. 291Stbl. 1924 No. 291

Objeknya Objeknya terbatasterbatas pada hak-hak atas pada hak-hak atas tanah dengan titel hukum barattanah dengan titel hukum barat

kecuali : Hak Agraris Eigendom Hak Agraris Eigendom (Pasal 51 ayat 7 Ind. Staatsregeling)(Pasal 51 ayat 7 Ind. Staatsregeling)

Objek Pajak :harta tetap

(hak-hak kebendaan atas tanah, yang pemindahan haknya dilakukan dengan

akta)

Dipungut antara lain atas

pemindahan hak atas harta tetap

termasuk pewarisan dan hibah wasiat

Page 3: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

33

UUPAUU No. 5/1960

(tidak mengenal hak-haksebagaimana dimaksud

dalam Ordonansi 1924 / 291)

Ordonansi1924 / 291

(Objek pajaknya terbataspada hak-hak atas tanahdengan titel hukum barat)

Tidak dapat dipungut sejak th. 1961 s/d sekarang

UU BPHTBUU BPHTB

Page 4: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

4

UUPAUUPAUU No. 5/1960UU No. 5/1960

PP 10/1961 yang telah diganti dgn PP 24/1997(Peraturan pelaksanaan UUPA)

Hak-hak atas tanah dengan titel hukum barat dihapus

Ordonansi BBN 1924 No. 291 atas tanah tidak dapat dipungut

UU BPHTBUU BPHTB

Page 5: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

55

Memenuhi kebutuhan dasar untuk papan

Komoditasstrategis

Alat investasi ygmenguntungkan

kontribusi kepada Negara dengan membayar BPHTB

keuntungan ekonomis bagi yangmemperoleh hak atas tanah

Dasar Pemungutan BPHTBDasar Pemungutan BPHTB

TanahTanah

Page 6: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

66

Prinsip-prinsip yang diaturPrinsip-prinsip yang diaturdalam UU BPHTBdalam UU BPHTB

Pemenuhan kewajiban berdasarkan sistem “Self Assessment”. Tarif sebesar 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak

(NPOPKP). Pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak dan pejabat-pejabat umum

yang melanggar ketentuan atau tidak melaksanakan kewajibannya.

Penerimaan BPHTB merupakan penerimaan Negara yang Penerimaan BPHTB merupakan penerimaan Negara yang seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah.seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

Semua pungutan atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan di luar ketentuan UU ini tidak diperkenankan.

Page 7: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

77

OBJEK PAJAKOBJEK PAJAKPasal 2

Pemindahan Hak Pemberian Hak Baru

PEROLEHAN HAKATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Page 8: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

88

Jenis Perolehan Hak atas Tanah dan/atau BangunanJenis Perolehan Hak atas Tanah dan/atau BangunanPasal 2 ayat (2)

Pemindahan Hak, karena :

jual beli; tukar-menukar;

hibah; hibah wasiat; 5. waris

pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya;

pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;

penunjukan pembeli dalam lelang;

putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap10. penggabungan usaha 12. pemekaran usaha11. peleburan usaha 13. hadiah.

Pemberian Hak Baru, karena : kelanjutan pelepasan hak; di luar pelepasan hak.

Page 9: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

99

hak milik hak guna usaha hak guna bangunan hak pakai hak milik atas satuan

rumah susun hak pengelolaan

Jenis hak-hak atas tanahJenis hak-hak atas tanahPasal 2 ayat (3)Pasal 2 ayat (3)

Diatur dalamUU Rumah Susun(UU No. 16 / 1985)

Diatur dlm UUPA(UU No. 5 / 1960)

Diatur dlm PP No. 48 Tahun 1983

Page 10: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1010

Objek PajakObjek Pajakyang tidak dikenakan BPHTByang tidak dikenakan BPHTB

Pasal 3 ayat (1)

Objek Pajak yang diperoleh : Perwakilan diplomatik (asas timbal balik) Negara untuk kepentingan umum Badan / perwakilan organisasi internasional orang pribadi/badan karena konversi hak / perbuatan

hukum lain tanpa perubahan nama karena wakaf untuk kepentingan ibadah

Page 11: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1111

OP yang diperoleh karena waris, hibah wasiat dan pemberian hak pengelolaan diatur dengan PP

Pasal 3 ayat (2)

saat pewaris meninggal dunia pada hakikatnya telah terjadi pemindahan hak dari pewaris kepada ahli waris

mengingat ahli waris memperoleh hak secara cuma-cuma, maka adalah wajar apabila perolehan hak karena waris termasuk objek pajak

hibah wasiat merupakan penetapan wasiat yg khusus yg berlaku pada saat pemberi wasiat meninggal dunia

pada umumnya penerima hibah wasiat adalah orang pribadi yg masih dalam hubungan keluarga yg tidak mampu atau badan sebagai penghargaan

Pengenaan BPHTB karenawaris dan hibah wasiat,

(PP 111 Thn 2000)

hak pengelolaan merupakan hak menguasai dari negara atas tanah yang sebagian kewenangannya dilimpahkan kepada pemegang haknya

Pengenaan BPHTB karenaPemberian hak pengelolaan

(PP 112 Thn 2000)

Page 12: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

1212

SUBJEK PAJAKSUBJEK PAJAK (Pasal 4)(Pasal 4) ““Orang pribadi atau badan yang Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan”atau bangunan”

dikenakan kewajiban membayar pajak

Wajib Pajak

Page 13: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1313

TARIF PAJAKTARIF PAJAKPasal 5Pasal 5

Tarif Tunggal

5%

Untuk kesederhanaan dan kemudahanpenghitungan pajak

Page 14: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1414

DASAR PENGENAANDASAR PENGENAANPasal 6Pasal 6

Nilai Perolehan Objek Pajak(NPOP)

Harga Transaksi Nilai Pasar

NJOP PBB

Apabila NPOP tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP

PBB

- jual beli- penunjukan pembeli dlm lelang

- tukar-menukar- hibah- pemberian hak baru, dll

Page 15: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1515

Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)Pajak (NPOPTKP)

P a s a l 7

Dapat diubah dengan PPDapat diubah dengan PP

Ditetapkan secara regional oleh Kakanwil DJPdengan mempertimbangkan pendapat Pemda dan

perkembangan perekonomian daerah

paling banyakRp 60.000.000,00

untuk lainnya

paling banyakRp 300.000.000,00

untuk waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi

dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus

satu derajat ke atas atau ke bawah, termasuk suami/istri

Page 16: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1616

BPHTB = ( NPOP - NPOPTKP ) x Tarif

a t a u

bila NJOP digunakan sebagai dasar pengenaan :

BPHTB = ( NJOP - NPOPTKP ) x Tarif

Cara Penghitungan PajakCara Penghitungan PajakPasal 8

Page 17: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1717

Saat Pajak Terutang ( Pasal 9 ) jual beli tukar-menukar hibah pemasukan dlm perseroan/ badan

hukum lainnya pemisahan hak yang mengakibatkan

peralihan hadiah penggabungan usaha peleburan usaha pemekaran usaha

lelang

putusan hakim

waris hibah wasiat

pemberian hak baru sbg kelanjutan pelepasan hak & di luar pelepasan hak

sejak tgl dibuatdan ditandatanganinya

akta

sejak tgl diterbitkannyasurat keputusanpemberian hak

sejak tgl pendaftaran hak

sejak tgl putusan pengadilan yg tetap

sejak tgl penunjukanpemenang lelang

Page 18: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1818

TEMPAT TERUTANG PAJAK

Pasal 9 ayat 2

Di Wilayah:1. Kabupaten2. Kota3. Propinsi

Yang meliputi letak tanahdan atau bangunan

Page 19: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

1919

PEMBAYARAN PAJAK TERUTANG ( Pasal 10 )

Wajib Pajak wajib membayar pajak

yang terutang dengan tidak mendasarkan pada adanya

surat ketetapan

Dibayar ke Kas Negara melalui Kantor Pos dan

atau Bank BUMN atau Bank BUMD atau tempat

pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan

Page 20: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2020

Surat Ketetapan BPHTB Kurang BayarSurat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar( SKBKB )( SKBKB )

Pasal 11Dalam jk. waktu5 tahun

berdasarkan hasilpemeriksaan/

keterangan lain

pajakkurangdibayar

SKBKB

+ bunga 2% / bln.maks. 24 bln

sejak saat pajak terutang s.d.

diterbitkan SKBKB

WAJIB PAJAK

Dasar penagihan(Pasal 14)

FISKUS

Page 21: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2121

Surat Ketetapan BPHTBSurat Ketetapan BPHTBKurang Bayar Tambahan ( SKBKBT )Kurang Bayar Tambahan ( SKBKBT )

Pasal 12

Dalam jk. waktu5 tahun

berdasarkan hasilpemeriksaan

WAJIB PAJAK

Dasar penagihan(Pasal 14)

FISKUS

SKBKB

NOVUM

+ kenaikan 100%kecuali WP melapor

sebelumpemeriksaan

SKBKBT

Page 22: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2222

menagih sanksi adm.berupa bunga dan/ataudenda

Surat Tagihan BPHTB ( STB )Surat Tagihan BPHTB ( STB )Pasal 13

STBDJP

DJP

menagih pajak yangtidak/kurang dibayar

menagih pajak yangkurang dibayar karenasalah tulis/hitungpada SSB

+ bunga2% / bln.

maks 24 blnsejak saat

pajakterutang

Page 23: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2323

K E B E R A T A NK E B E R A T A NPasal 16Pasal 16

WAJIB PAJAK

SKBKB

SKBKBT

SKBLB

SKBN

maks 3 blnsejak diteri-manya skp

DIRJEN PAJAK

maks12 bln

KEPUTUSAN- Ditolak- Diterima- Menambah

(Pasal 17)

Page 24: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2424

B a n d i n gB a n d i n gPasal 18Pasal 18

SuratSurat

KeputusanKeputusan

KeberatanKeberatan

WAJIB PAJAK(Menolak)

BADAN PENGADILANPAJAK

maks. 3 bln sejakSK Keberatan

diterima

Banding

WAJIB PAJAK(Menerima)

Apabila SK Keberatan menambahjumlah pajak terutang

(merupakan dasar penagihan)Pasal 14

PEMBAYARAN

Page 25: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2525

KEBERATAN/BANDINGYANG DITERIMA

Pasal 19

Keberatan

Banding

diterima

kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan Banding

Page 26: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2626

Atas permohonan WP, pengurangan pajak

dapat diberikan karena :

Kondisi WP yang ada hubungannya dengan sebab-sebab tertentu

PENGURANGANPENGURANGANPasal 20

Kondisi tertentu WPyang ada hubungannya

dengan OP

Tanah dan atau bangunan yang digunakan untuk kepentingan sosial atau pendidikan yang semata-mata

tidak untuk mencari keuntungan

Page 27: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2727

Pengembalian Kelebihan PembayaranPasal 21

dilakukan pemeriksaan(Pasal 22)

SKBLB+ bunga 2%/bln

apabila pengembalianlewat 2 bln (Ps. 22)

SKBNSKBLB

+ bunga 2%/blnmaks. 24 bln.

(Pasal 19)

karena Keberatan/ Banding yang

dikabulkan sebagian atau seluruhnya

karena permohonan WP,antara lain dalam hal:- kelebihan bayar- terlanjur bayar tetapi

perolehan haknya batal

karena pengajuan pengurangan yang

diterima

SKBLB

Page 28: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2828

BPHTB merupakan pajak pusat yang hasilnya dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan imbangan 20% untuk Pemerintah Pusat 80% untuk Pemerintah Daerah.

Bagian penerimaan Pemerintah Pusat dibagikan kepada seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota secara merata.

80% bagian penerimaan Pemerintah Daerah dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah Propinsi dan 80% untuk Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pembagian Hasil PenerimaanPembagian Hasil PenerimaanPasal 23

PropKab/Kt

Page 29: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

2929

Ketentuan Bagi PejabatPasal 24

PPAT/Notaris/Pejabat LelangKakan Pertanahan Kab/Kota

BuktiPem-

bayaranBPHTB

Syarat :

- Penandatanganan Akta/ Risalah Lelang

- Pendaftaran hak/peralihan hak

Sanksi (Pasal 26):PPAT/Notaris/Pejabat lelang = Denda Rp 7,5 jutaKakan Pertanahan Kab/Kota = PP 30/1980

Page 30: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3030

Tgl. 10

Kewajiban Melapor Bagi PejabatPasal 25

Pembuatan Akta/ Risalah Lelang

Bulan ini Bulan berikutnya

Batas waktu pelaporankepada Ditjen Pajak

Sanksi (Pasal 26):Lewat waktu denda Rp250 ribuuntuk setiap laporan

PPAT/Notaris/Kepala KLN

Page 31: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3131

Ordonansi BBN Stbl. 1924 No. 291 beserta perubahannya,sepanjang mengenai pungutan BBN atas pemindahan

harta tetap yang berupa tanah dan/atau bangunan

dinyatakan tidak berlaku

Dengan berlakunya UU BPHTB(1 Januari 1998)

Ketentuan PenutupKetentuan PenutupPasal 27Pasal 27

Ketentuan pengenaan pajak atas aktapendaftaran dan pemindahan kapal

berdasar Ordonansi BBN Stbl. 1924 No. 291

masih tetap berlaku

Ditunda menjadiTgl 1 Juli 1998

Page 32: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3232

Pasal 27A

Terhadap hal-hal yang tidak diatur dalam UU BPHTB, berlaku ketentuan dalam UU KUP.

Dengan berlakunya UU No 20 Th 2000, peraturan pelaksanaan yang telah ada di bidang BPHTB berdasarkan UU No 21 Tahun 1997 tentang BPHTB tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru.

Page 33: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3333

PERATURAN PELAKSANAAN UU BPHTB

NoPERATURAN

PELAKSANAAN TENTANG

PELAKSANAAN ATAS UU NO.20 TH

2000

1 PP Nomor 34 Tahun 1997

Pelaporan atau pemberitahuan perolehan hak atas tanah dan atau bangunan

Pasal 25

2 Kep.Menkeu Nomor 636/KMK.04/2000

Tata cara pelaporan atau pemberitahuan perolehan hak atas tanah dan bangunan

Pasal 25

3 SKB Meneg Agraria/Ka BPN dan Dirjen Pajak

Laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT dan pemberitahuan bulanan Kakan Pertanahan Kab/Kota

Pasal 25

4 PP Nomor 111 Tahun 2000

Pengenaan BPHTB Karena Waris dan Hibah Wasiat

Pasal 3 ayat (2)

5 PP Nomor 112 Tahun 2000

Pengenaan BPHTB Karena Pemberian Hak Pengelolaan

Pasal 3 ayat (2)

6 PP Nomor 113 Tahun 2000

Penentuan Besarnya NPOPTKP BPHTB Pasal 7 ayat (2)

7 Kep.Menkeu Nomor 516/KMK.04/2000

Tata Cara Penentuan Besarnya NPOPTKP BPHTB Pasal 7 ayat (2)

Page 34: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3434

PERATURAN PELAKSANAAN UU BPHTBNo

PERATURAN PELAKSANAAN

TENTANGPELAKSANAAN ATAS

UU NO.20 TH 2000

9 Kep.Menkeu Nomor 561/KMK.03/2004

(pengganti Kep. Menkeu Nomor 87/KMK.03/2002)

Pemberian Pengurangan BPHTB Pasal 20 ayat (2)

10 Kep.Menkeu Nomor 517/KMK.04/2000

Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran BPHTB

Pasal 10 ayat (2) dan

ayat (3)

11 Per.Menkeu Nomor 32/PMK.03/2005

Tata Cara Pembagian Hasil Penerimaan BPHTB antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Pasal 23 ayat (3)

12 SKB Dirjen Anggaran dan Dirjen Pajak

Tata Cara Pembagian dan Penyaluran Penerimaan BPHTB Bagian Pemerintah Pusat

Pasal 23 ayat (3)

13 Kep.Menkeu Nomor 514/KMK.04/2000

Pencabutan KMK No.637/KMK.04/1997 tentang Tata Cara Pengenaan BPHTB karena Hibah Wasiat

Pasal 3 ayat (2)

14 Kep.Menkeu Nomor 515/KMK.04/2000

Pencabutan KMK No.638/KMK.04/1997 tentang Tata Cara Pengenaan BPHTB karena Pemberian Hak Pengelolaan

Pasal 3 ayat (2)

Page 35: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3535

PERATURAN PEMERINTAHPERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 34 TAHUN 1997NOMOR 34 TAHUN 1997

TENTANGTENTANG

PELAPORAN ATAU PEMBERITAHUANPELAPORAN ATAU PEMBERITAHUANPEROLEHAN HAK ATAS TANAHPEROLEHAN HAK ATAS TANAH

DAN ATAU BANGUNANDAN ATAU BANGUNAN

Page 36: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3636

Kepala KantorPertanahan Kab/Kota

PPAT/Notaris

Kepala Kantor Lelang/ Pejabat Lelang

PELAPORANPELAPORAN PEMBERITAHUANPEMBERITAHUAN

Pemindahan HakPemindahan Hak Pemberian Hak BaruPemberian Hak Baru

kepada Kepala Kantor Pelayanan PBB yang wilayah kerjanya meliputi letak tanah dan atau bangunan

(paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya)

kepada Kepala Kantor Pelayanan PBB yang wilayah kerjanya meliputi letak tanah dan atau bangunan

(paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya)

PELAPORAN ATAU PEMBERITAHUANPELAPORAN ATAU PEMBERITAHUAN

Page 37: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3737

Isi LaporanIsi Laporanatau Pemberitahuanatau Pemberitahuan

Laporan atau pemberitahuan sekurang-kurangnya memuat :u nomor dan tanggal akta/Risalah Lelang/surat keputusan

pemberian hak;u status hak;u letak tanah dan atau bangunan;u luas tanah dan bangunan;u nomor dan tahun SPPT PBB;u NJOP PBBu harga transaksi atau nilai pasar;u nama dan alamat pihak yang mengalihkan

dan yang memperoleh hak;u tanggal dan jumlah setoran

Page 38: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3838

TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABATKMK Nomor 636/KMK.04/1997

KP PBB yang wilayah kerjanya meliputi letak tanah dan bangunan

Wajib menyampaikan laporan bulanan disertai fotokopi Surat Setoran BPHTB (SSB)

Page 39: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

3939

Diberikan oleh :

Badan Pertanahan Nasional/Kanwil BPN

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH KARENA PEMBERIAN HAK BARU

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

Tidak melalui :

PPAT atau Kantor Lelang

Memberitahukan ke Kepala Kantor Pajak Bumi dan Bangunan

Dengan disertai bukti SSB

Page 40: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4040

Disampaikan paling lambat tanggal 10bulan berikutnya

atauPemberitahuan

Page 41: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4141

v Penyeragaman jenis dan bentuk laporan pembuatan akta oleh PPAT dan pemberitahuan bulanan Kakan Pertanahan

v Laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT menggunakan formulir khusus (telah ditentukan)

v Laporan bulanan PPAT disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada Ka Kantor Pertanahan, Kakanwil BPN, Ka KPPBB, Ka KPP

v Instruksi kepada Kepala KPPBB dan KPPv Instruksi kepada Kepala Kantor Pertanahan Kab/Kotav Instruksi kepada Kepala Kanwil BPN

Laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT dan pemberitahuan bulanan Kakan Pertanahan Kab/Kota

SKB 2 TAHUN 1998 / KEP-179/PJ./1998

POKOK-POKOK YANG DIATUR :

Page 42: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4242

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 111 TAHUN 2000NOMOR 111 TAHUN 2000

TENTANGTENTANG

PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAKPENGENAAN BEA PEROLEHAN HAKATAS TANAH DAN BANGUNANATAS TANAH DAN BANGUNAN

KARENA WARIS DAN HIBAH WASIATKARENA WARIS DAN HIBAH WASIAT

hiba

h

was

iat

waris

Page 43: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4343

Perolehan hak karenaPerolehan hak karenaWARIS dan WARIS dan HIBAH WASIATHIBAH WASIAT

Perolehan hak karena waris adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh ahli waris dari pewaris, yang berlaku setelah pewaris

meninggal dunia

Perolehan hak karena hibah wasiat adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan dari pemberi hibah

wasiat, yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia

Page 44: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4444

Perolehan hak karena waris dan hibah wasiat dikenakan sebesar 50% dari BPHTB yang seharusnya terutang.

Pengenaan Pengenaan

50 %

Page 45: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4545

Saat terutang BPHTB karena waris dan hibah wasiat adalah sejak yang bersangkutan mendaftarkan perolehan haknya ke Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota berdasarkan :

PENDAFTARAN

Saat TerutangSaat Terutang

ü Putusan Hakim/Penetapan Hakim/Ketua Pengadilan ttg pembagian waris

ü Akta PPAT ttg hibah oleh pelaksana wasiat a.n. pemberi hibah wasiat

ü Akta pembagian waris

Page 46: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4646

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 112 TAHUN 2000NOMOR 112 TAHUN 2000

TENTANGTENTANG

PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAKPENGENAAN BEA PEROLEHAN HAKATAS TANAH DAN BANGUNANATAS TANAH DAN BANGUNAN

KARENA PEMBERIAN HAK PENGELOLAANKARENA PEMBERIAN HAK PENGELOLAAN

SKHakPengelolaan

Page 47: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4747

HAK PENGELOLAANHAK PENGELOLAAN

dalah hak menguasai dari Negara atas tanah yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya untuk :

u merencakan peruntukan dan penggunaan tanah;u menggunakan tanah untuk keperluan pelaksanaan

tugasnya;u menyerahkan bagian-bagian tanah tersebut kepada

pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

A

Page 48: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4848

- Departemen,- Departemen,- Lembaga Pemerintah Non- Lembaga Pemerintah Non Departemen,Departemen,- Pemda Prop dan Kab/Kota- Pemda Prop dan Kab/Kota- Lembaga Pemerintah lainnya, dan- Lembaga Pemerintah lainnya, dan- PERUM Perumnas- PERUM Perumnas

Pihak-pihakPihak-pihaklainnyalainnya

0%0% 50%50%

dari BPHTB yang seharusnya terutangdari BPHTB yang seharusnya terutang

Besarnya BPHTBBesarnya BPHTBatas perolehan hak atas tanah dan atau atas perolehan hak atas tanah dan atau

bangunan karena pemberian hak pengelolaan yg bangunan karena pemberian hak pengelolaan yg diterima oleh :diterima oleh :

Page 49: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

4949

Saat terutangnya BPHTB atas perolehan hakSaat terutangnya BPHTB atas perolehan hakatas tanah dan atau bangunanatas tanah dan atau bangunankarena pemberian hak pengelolaankarena pemberian hak pengelolaan

Sejak tanggal ditandatangani dan

diterbitkannya surat keputusan

pemberian hak pengelolaan sesuai dengan peraturan

perundang-undanganyang berlaku

SKHak

Pengelolaan

Page 50: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5050

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 113 TAHUN 2000NOMOR 113 TAHUN 2000

TENTANGTENTANG

PENENTUAN BESARNYA NILAI PEROLEHAN PENENTUAN BESARNYA NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK

BEA PEROLEHAN HAKBEA PEROLEHAN HAKATAS TANAH DAN BANGUNANATAS TANAH DAN BANGUNAN

Page 51: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5151

NPOPTKPditetapkan secara regional

Rp300.000.000,00

Besarnya ditetapkanpaling banyak :

Rp60.000.000,00

dalam hal perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri

dalam hal lainnya.

Page 52: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5252

Besarnya NPOPTKP ditetapkan oleh Kepala Besarnya NPOPTKP ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pajak atas nama Menteri Kantor Wilayah Ditjen Pajak atas nama Menteri Keuangan untuk setiap Kabupaten/Kota Keuangan untuk setiap Kabupaten/Kota dengan memperhatikan usulan Pemerintah Daerahdengan memperhatikan usulan Pemerintah Daerah

NPOPTKP dapat diubah dengan mempertimbangkan

perkembangan perekonomian regional

Page 53: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5353

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 561/KMK.03/2004NOMOR 561/KMK.03/2004

TENTANGTENTANG

PEMBERIAN PENGURANGANPEMBERIAN PENGURANGANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAHBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH

DAN BANGUNANDAN BANGUNAN

JO. Peraturan Dirjen Pajak-16/PJ/2005JO. Peraturan Dirjen Pajak-16/PJ/2005

Page 54: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5454

Dapat diberikan pengurangan BPHTB dalam hal :

§ Kondisi tertentu WP yang ada hubungannya dengan OP

§ Kondisi WP yang ada hubungannya dengan sebab-sebab tertentu

§ Penggunaan untuk kepentingan sosial atau pendidikan

PANTI ASUHAN

Page 55: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5555

No.

Dalam hal YaituBesarnya

pengurangan

a. Kondisi tertentu Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan Objek Pajak

1. WP orang pribadi, memperoleh hak baru melalui program pemerintah di bidang pertanahan, tidak mampu secara ekonomis

75%

2. WP badan, memperoleh hak baru selain hak pengelolaan, telah menguasai tanah dan atau bangunan secara fisik > 20 th, dibuktikan dg surat pernyataan WP dan keterangan dari Pejabat Pemda setempat

50%

3. WP orang pribadi memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan RS, RSS, dan Rumah Susun Sederhana diperoleh langsung dari pengembang dan dibayar secara angsuran

25%

4. WP orang pribadi menerima hibah dari orang pribadi yang mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah

50%

Besarnya pengurangan BPHTB :

Page 56: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5656

No Dalam hal YaituBesarnya

pengurangan

b. Kondisi Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan sebab-sebab tertentu

1. WP yang memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah Nilai Jual Objek Pajak

50%

2. WP yang memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti atas tanah yang dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan umum

50%

3. WP yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter yang berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasional sehingga WP harus melakukan restrukturisasi usaha dan atau utang usaha sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah

75%

4. WP Bank Mandiri yang memperoleh hak atas tanah yang berasal dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Ekspor Impor dalam rangkaian proses penggabungan usaha (merger)

100%

Page 57: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5757

No

Dalam hal YaituBesarnya

pengurangan

b. Kondisi Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan sebab-sebab tertentu

5. WP Badan yang melakukan Penggabungan Usaha (merger) atau Peleburan Usaha (konsolidasi) dengan atau tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi dan telah memperoleh keputusan persetujuan penggabungan atau peleburan usaha dari Direktur Jenderal Pajak

50%

6. WP yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan yang tidak berfungsi lagi seperti semula disebabkan bencana alam atau sebab-sebab lainnya seperti kebakaran, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, dan huru-hara yang terjadi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak penandatanganan akta

50%

7. WP orang pribadi Veteran, PNS, TNI, POLRI, pensiunan PNS, purnawirawan TNI, purnawirawan POLRI atau janda/duda-nya yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan rumah dinas pemerintah

75%

Page 58: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5858

No Dalam hal YaituBesarnya

pengurangan

b. Kondisi Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan sebab-sebab tertentu

8. WP KORPRI yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan dalam rangka pengadaan perumahan bagi anggota KORPRI/PNS

100%

9. WP Badan anak perusahaan dari perusahaan asuransi dan reasuransi yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan yang berasal dari perusahaan induknya selaku pemegang saham tunggal tunggal sebagai kelanjutan dari pelaksanaan KMK tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi

50%

Tambahan dalam KMK-561/KMK.03/2004

Page 59: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

5959

No Dalam halBesarnya

pengurangan

c. Tanah dan atau bangunan digunakan untuk kepentingan sosial atau pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan, antara lain untuk panti asuhan, panti jompo, rumah yatim piatu, sekolah yang tidak ditujukan mencari keuntungan, rumah sakit swasta institusi pelayanan sosial masyarakat

50%

Page 60: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6060

Wajib Pajak

Dapat menghitung sendiri besar

pengurangan BPHTB sebelum melakukan

pembayaran dan membayar BPHTB

terutang sebesar perhitungan setelah

pengurangan

Wajib mengajukan permohonan pengurangan

BPHTB

Page 61: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6161

Siapa Yang berwenang memberikan Keputusan Pemberian Pengurangan BPHTB ???

-WP Badan terkena dampak krisis ekonomi dan moneter;

-WP Bank Mandiri; dan

-WP Badan melakukan merger/konsolidasi

lainnya

Dirjen Pajak a.n. Menteri Keuangan

BPHTB terutang > Rp5 milyar

Rp2,5 milyar < BPHTB

terutang < Rp5 milyar

Kakanwil DJP a.n. Menteri Keuangan

BPHTB terutang <

Rp2,5 milyar

Kepala KP PBB a.n. Menteri Keuangan

bagi bagi

Page 62: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6262

WPWPPERMOHONAN PENGURANGAN BPHTBPERMOHONAN PENGURANGAN BPHTBSelain :- dampak krisis ekonomi dan moneterSelain :- dampak krisis ekonomi dan moneter - Bank Mandiri- Bank Mandiri - merger/konsolidasi- merger/konsolidasi

- Tertulis

- Dalam bahasa Indonesia

- Disertai alasan-alasan yang jelas

- Melampirkan:a. Fotokopi lembar 1 SSB;

b. Fotokopi SPPT PBB tahun terutang BPHTB

c. Fotokopi Akta/Risalah Lelang/Keputusan Pemberian Hak Baru/Putusan Hakim/Sertifikat Hak atas tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun/Dokumen lain;

d. Fotokopi KTP/SIM/Paspor/KK/identitas lain;

e. Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa/Ket. Lain yg terkait

Kepala Kantor Pelayanan PBBKepala Kantor Pelayanan PBB1paling lama paling lama 3 bulan3 bulan sejak saat terutang BPHTB sejak saat terutang BPHTB

Page 63: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6363

WPWPPERMOHONAN PENGURANGAN BPHTBPERMOHONAN PENGURANGAN BPHTBDalam hal : - dampak krisis ekonomi dan moneterDalam hal : - dampak krisis ekonomi dan moneter - Bank Mandiri- Bank Mandiri - penggabungan usaha (merger)- penggabungan usaha (merger)

- WP Badan menguasai secara fisik > 20 tahun- WP Badan menguasai secara fisik > 20 tahun- Tertulis

- Dalam bahasa Indonesia

- Disertai alasan-alasan yang jelas

- Melampirkan:a. SSB;

b. Fotokopi Akta Penggabungan Usaha/Akta PPAT untuk penggabungan usaha yang didahului dengan mengadakan likuidasi/keputusan BPPN atau bukti bahwa telah disetujui oleh pemerintah untuk restrukturisasi usaha dan atau utang usaha.

c. Dokumen lain yg harus dipenuhi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Direktur Jenderal PajakDirektur Jenderal Pajak2paling lama paling lama 3 bulan3 bulan sejak saat pembayaran sejak saat pembayaran

Page 64: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6464

Permohonan pengurangan

BPHTB

Yang tidak memenuhi syarat-syarat

Tidak dianggap sebagai surat permohonan

pengurangan sehingga tidak dapat

dipertimbangkan

Page 65: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6565

Keputusan Pemberian Pengurangan BPHTB

Harus diberikan dalam waktu paling lama 3 bulan (untuk Kepala KP PBB), 6 bulan (untuk Dirjen Pajak) sejak tanggal diterima permohonan pengurangan BPHTB

Jika tidak

Permohonan WP dianggap

dikabulkan

dapat berupa:

Mengabulkan seluruhnya

Mengabulkan sebagian

menolak

Page 66: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6666

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANKEPUTUSAN MENTERI KEUANGANNOMOR 517/KMK.04/2000NOMOR 517/KMK.04/2000

TENTANGTENTANG

PENUNJUKAN TEMPAT DAN TATA CARA PENUNJUKAN TEMPAT DAN TATA CARA PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS

TANAH DAN BANGUNANTANAH DAN BANGUNAN

Page 67: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6767

TATA CARA PEMBAYARAN

TEMPAT PEMBAYARAN (BANK/KANTOR POS PERSEPSI)

Melimpahkan saldo penerimaan setiap hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila Jumat libur ke BO III

membagi saldo penerimaan setiap hari Rabu atau hari kerja berikutnya apabila Rabu libur

pusat

propinsi

Kab/kota

BANKOPERASIONAL III

SSB (bentuk ditetapkan Dirjen Pajak)

WP

Page 68: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6868

TEMPAT PEMBAYARAN : KANTOR POS/BANK (BUMN/BUMD)/TEMPAT PEMBAYARAN LAIN YANG DITUNJUK

OLEH MENKEU UNTUK MENERIMA PEMBAYARAN/PENYETORAN BPHTB DAN MELIMPAHKAN SALDO PENERIMAAN TSB KE BANK OPERASIONAL III

BANK OPERASIONAL III :BANK (BUMN/BUMD) YANG DITUNJUK OLEH MENKEU UNTUK MENERIMA PEMINDAHBUKUAN SALDO PENERIMAAN BPHTB DAN MEMBAGI SALDO

PENERIMAAN TSB KE INSTANSI YANG BERHAK

Tempat pembayaran dan BO III ditunjuk oleh Dirjen Anggaran (pelimpahan wewenang dari Menkeu) atas usulan Dirjen Pajak

Page 69: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

6969

SANKSI

Tempat pembayaran/BO III yang terlambat/tidak membagi/tidak memindahbukukan saldo penerimaan sebagaimana ditentukan dikenakan denda administrasi berupa denda 3% per bulan dari saldo yang terlambat/tidak dibagi/tidak dipindahbukukan

Dirjen PBn a/n Menkeu MEMBERI PERINGATAN ke Tempat Pembayaran/BO III yang melanggar ketentuan3 x peringatan, penunjukan DICABUT

PENGAWASAN dilakukan oleh Dirjen Pajak, Dirjen Perbendaharaan dan Gubernur BI

Page 70: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

7070

PERATURAN MENTERI KEUANGANPERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 32/PMK.03/2005NOMOR 32/PMK.03/2005

TENTANGTENTANG

TATA CARA PEMBAGIAN HASIL PENERIMAANTATA CARA PEMBAGIAN HASIL PENERIMAANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAHBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH

DAN BANGUNANDAN BANGUNANANTARA PEMERINTAH PUSATANTARA PEMERINTAH PUSAT

DAN DAERAHDAN DAERAH

Page 71: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

7171

harus disetor seluruhnya ke Kas Negara

HASIL PENERIMAAN BPHTB MERUPAKAN HASIL PENERIMAAN BPHTB MERUPAKAN PENERIMAAN NEGARAPENERIMAAN NEGARA

HASIL PENERIMAAN BPHTB MERUPAKAN HASIL PENERIMAAN BPHTB MERUPAKAN PENERIMAAN NEGARAPENERIMAAN NEGARA

20 %20 % PENERIMAAN PEMERINTAH

PUSAT

80 %80 % PENERIMAAN

DAERAH

Page 72: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

7272

merupakan pendapatan Daerah dan setiap tahun anggaran dicantumkan dalam APBD

PENERIMAAN PEMERINTAH DAERAHPENERIMAAN PEMERINTAH DAERAH( 80% )( 80% )

PENERIMAAN PEMERINTAH DAERAHPENERIMAAN PEMERINTAH DAERAH( 80% )( 80% )

20 %20 % PEMERINTAH

PROPINSIybs

80 %80 % PEMERINTAH

KAB/KOTA

ybs

Page 73: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

7373

PENERIMAAN PEMERINTAH PUSATPENERIMAAN PEMERINTAH PUSAT( 20% )( 20% )

PENERIMAAN PEMERINTAH PUSATPENERIMAAN PEMERINTAH PUSAT( 20% )( 20% )

Dibagikan kepada seluruh Kabupaten/KotaDibagikan kepada seluruh Kabupaten/Kota

Page 74: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal PajakJenderal Pajak

7474

Perkembangan Penerimaan BPHTB

1998/1999 Rp. 0,309 T

2004 Rp. 3,182 T

2005 Rp. 3,214 T (APBN)

2002 Rp. 1,648 T

2003 Rp. 2,1 T

Page 75: ORDONANSI BEA BALIK NAMA Stbl. 1924 No. 291

7575

******TERIMA KASIH******