Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar...

14
Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi, FEB UGM UC UGM, 27 Mei 2015

Transcript of Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar...

Page 1: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Optimisme, Kerja Keras danKonsistensi

Denni P. Purbasari

Departemen Ilmu Ekonomi, FEB UGM

UC UGM, 27 Mei 2015

Page 2: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Referensi

• ASEAN and World Bank. ASEAN Integration Monitoring Report. 2013.

• Bank Indonesia. Neraca Pembayaran Indonesia. Beberapa kuartal.

• Bustami, Gusmardi. Kesiapan Indonesia Menghadapi MEA. 12 Mei 2015.

• CSIS. Dampak FTA di Indonesia: Studi dan hasil survey perspektif bisnis2013.

• McKinsey Global Institute. Global flows in a digital age: How trade, finance, people, and data connect the world economy. April 2014.

• McKinsey&Company. Indonesia Maritime Strategy Reform. 2014

• World Bank. East Asia Pacific at Work. Employment, Enterprise, and Well-being. 2014.

Page 3: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

3

expanding to

Eastern Europe

expanding to

Latin America

Main Regional and Bilateral FTAs NAFTAPopulation: 445 millionGDP: US$15.857 trillion

EUPopulation: 491 millionGDP: US$ 14.38 trillion

CHINA Population: 1.330 billion GDP PPP: US$ 6.991 trillion

JAPANPopulation: 127 million GDP PPP: US$ 4.29 trillion

ASEANPopulation: 575.5 millionGDP: US$ 3.431 billion

FTA Canada – Chile 1997FTA : Chile – Mexico 1999FTA : USA – Chile 2004FTA : USA – Singapore 2004FTA : USA – Australia 2005FTA : Mexico – Japan 2005FTA : Chile – Brunei – NZ –Singapore 2006

MERCOSURArgentina, Brazil, Paraguay, Uruguay

FTAA(by 2005)

under negotiation

NAFTAU.S.A.,

Canada,Mexico

SAPTABangladesh, Bhutan, India,

Maldives,Nepal, Pakistan, Sri Lanka

China - ASEAN FTA

ASEAN-Japan Comprehensive Economic

Partnership (AJCEP)

Japan-Korea FTA(under negotiation)

Japan-Mexico EPA(signed agreement)

Japan’s Bilaterals:•Japan-Singapore EPA •Japan-Philippines EPA•Japan-Thailand EPA•Japan-Malaysia EPA•Japan-Indonesia EPA

AFTAIndonesia, Malaysia, Philippines,

Singapore, Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar,

Cambodia

India - ASEAN FTA

EU-MEXICO FTA

EU27 countries

ACP-EUCountries in Africa and

the Caribbean (approx. 70 countries)

Japan-Mexico

EPA(signed agreement)

Japan-Korea-China FTA (under negotiation)

Australia-New Zealand-ASEAN FTA

Korea - ASEAN FTA

Trans Pacific Partnership (TPP)

Trans Atlantic Trade and Investment

Partnership (TTPP) Regional Comprehensive Economic Partnership (ASEAN + 6)

Sumber:Bustami, 2015

Page 4: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Regional Architecture

4

Sumber: dfat.go.au

Negosiasi TPP hampirselesai dengan disetujuinya

Fast Track negotiating authority oleh US Senate

Jumat lalu (22/5).

Sumber:Bustami, 2015

Page 5: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Dasar Pembentukan:• Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic

Cooperation• KTT ke-9 ASEAN di Bali, 2003• KTT ke-10 ASEAN di Vientiene, 2004

Blue Print:• ASEAN Economic Ministers Meeting (AEM) di Kuala Lumpur, 2006• KTT ke-12 ASEAN - Declaration on the Acceleration of the Establishment of an

ASEAN Community by 2015• KTT ASEAN Ke-13 - Blueprint for the ASEAN Economic Community (AEC Blueprint) 5

Free flow of goods

SINGLE MARKET AND

PRODUCTION BASE

Free flow of

services

Free flow of

investment

Freer flow of

capital

Free flow of skilled

labor

Priority Integration

Sectors

Food, Agriculture and

Forestry

Integration into the

Global Economy

Coherent

Approach towards

External Economic

Relations

Enhanced

participation in

global supply

networks

EQUITABLE

ECONOMIC

DEVELOPMENT

Initiative for

ASEAN Integration

(IAI)

SME development

COMPETITIVE

ECONOMIC

REGION

Competition policy

Intellectual

Property Rights

Infrastructure

development

Taxation

e-Commerce

Consumer

Protection

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

Strategic Schedule

AEC 2015

Sumber:Bustami, 2015

Page 6: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Perdagangan barang

• Di sektor barang tidak akan terjadi kejutan karenapenurunan tarif berproses sejak 1992 & bagi ASEAN-6 kewajiban penghapusan tarif diselesaikan 1 Januari 2010

• ASEAN-6: > 99,2% tarif bea masuk = 0% sejak Jan 2010

• ASEAN-4: > 99% tarif bea masuk = 0% tahun 2015

• Indonesia menempatkan 9 pos tarif beras dan 7 pos tarifgula dalam Highly Sensitive List (HSL).

• Pembahasan MRA produk karet, otomotif, makananolahan, obat tradisional, masih berlangsung.

• Kesepakatan tarif dibarengi kerjasama fasilitasi: Single Window, koordinasi pabean, simplifikasi Certificate of Origin dll; perluasan regional supply chain seperti di sektor otomotif

AEC 2015 tetap mewajiban barang impor memenuhiseluruh aturan/kebijakan terkait: prosedur impor;kesesuaian standard & persyaratan teknis (SNI); labelling;sertifikasi kelayakan produk; karantina; dsb.

Country Percentage of Total Tariffs

0% >0% Other

Brunei D. 99.27 - 0.73

INA 98.87 0.17 0.96

MAL 98.74 0.59 0.66

PHIL 98.62 1.11 0.27

SIN 100 - -

THA 99.85 - -

ASEAN6 99.20 0.35 0.45

CAM 59.64 40.36 -

LAO 78.73 20.36 0.91

MYN 79.66 19.69 0.65

VN 72.24 25.77 1.99

ASEAN4 72.57 26.55 0.89

ASEAN 88.96 10.42 0.62Sumber: Bustami, 2015

Page 7: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Tujuan: menciptakan prosedur dan mekanismeakreditasi untuk mencapai kesamaan/kesetaraanserta mengakui perbedaan antar negara dalam halpendidikan dan latihan, pengalaman, sertapersyaratan lisensi untuk praktek profesi.

Secara umum ada 5 komponen dasar yang tertuangdalam MRA yaitu:1) Definisi: dijelaskan pengertian mengenai praktisi

profesional pada suatu sub-sektor jasa tertentu.2) Ketentuan Pengakuan: terdapat 6 kriteria yang

disediakan dalam kerangka MRA yaitu pendidikan, ujian, registrasi dan pemberian lisensi, pengalaman pendidikan profesional lanjutan dan kode etik (professional conduct).

3) Mekanisme Pengakuan: otoritas regulator profesional, sebagai mekanisme pengakuan mengacu pada badan yang diberikan wewenang.

4) Ketentuan penyelesaian sengketa.5) Capacity building.

ASEAN MUTUAL RECOGNITION ARRANGEMENT (ASEAN MRA)

7

No MRA Tempat dan Penandatanganan

1 MRA on Engineering Services

Kuala Lumpur, 9 Desember 2005

2 MRA on Nursing Services Cebu, Filipina, 8 Desember 2006

3 MRA on Architectural Services

Singapura, 19 November 2007

4 Framework Arrangement for Mutual Recognition on Surveying Qualification

Hanoi, Vietnam, 9 Januari 2009

5 MRA on Tourism Professional

Hanoi, Vietnam, 9 Januari 2009

6 MRA on Accountancy Services

Cha-am, Thailand, 26 Februari 2009

7 MRA on Medical Practitioners

Cha-am, Thailand, 26 Februari 2009

8 MRA on Dental Practitioners

Cha-am, Thailand, 26 Februari 2009

Sumber: Bustami, 2015

Page 8: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Konteks ekonomi saat ini

• Indonesia: 252 juta penduduk, 44 juta di antaranya “kelas menengah” dengan total konsumsi Rp1.000 triliun pada 2014.

• Tersebar di 13.000 pulau.• Jawa menghasilkan 57% PDB disusul Sumatera 23%.• Share tradables dalam PDB: 44%. • Pendidikan pekerja: PT (10%), SMA (30%), SMP (15%), SD (45%).• Pekerja: 70% informal (underpaid, underemployment)• PDB per kapita Rp42 juta; 28 juta miskin, 68 juta “rentan”. • Inflasi “barang orang miskin” lebih tinggi daripada inflasi CPI.• Ketimpangan pendapatan: 20% penduduk terkaya mendapatkan 49% kue

pendapatan nasional.

Page 9: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Target yang ingin dicapai (RPJMN)

• Pertumbuhan: 5.8% (2015) menjadi 8.0% (2019)

• Pertumbuhan konsumsi dan investasi rerata: 5.7% dan 10.2%

• Pertumbuhan ekspor dan impor barang dan jasa rerata: 8.3% dan 8.9%

• Pertumbuhan ekspor dan impor non-migas: 14% dan 12% pada 2019

• Pertumbuhan industri dan perdagangan rerata: 7.4%

• Inflasi turun: 3.5% pada 2019

• Kemiskinan turun: 7-8% pada 2019

• Pengangguran turun: 4-5% pada 2019

Apapun strategi yang diambil dalam konteks MEA harus koheren dengantarget-target ini.

Page 10: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Pertanyaan dasar

“Apakah kita ingin tertinggal di era baru perdagangan dunia, atau kitakita mau keep pace dengan perubahan yang cepat dalam arus global

ini dan beradaptasi?”

• Indonesia terlalu besar untuk melindungi segelintir produsen.

• Indonesia harus survive 50 atau 100 tahun ke depan.

• Transformasi tak dapat dielakkan dan harus dilakukan.

Page 11: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Pelaku

• Pebisnis• Apakah perusahaan kita bisa menjadi bagian dari global supply chain?• Apakah perusahaan kita bisa menjadi sumber dari inovasi dan partnerships?• Produk, harga dan pasar terus berevolusi

• Individu-individu• Apakah Indonesia bisa menjadi suppliers dari talents atau skilled workers?• Konsumen yang cerdas• Pekerja yang terampil: pendidikan, kerja keras, sikap positif

• Pemerintah• Enabler melalui investasi, regulasi, dan insentif untuk capture opportunities• Address costs bagi mereka yang terhimpit dalam proses transisi

Page 12: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Menang dalam MEA 2015

• Strategi #1: ubah mindset

• Perubahan mindset terefleksi dalam:• Bahasa atau komunikasi: melawan pesimisme dan inferioritas

• Tarif sudah rendah sejak 2010• What to expect to change and how to best respond

• Pemahaman: trade surplus bukan tujuan• Kesejahteraan rakyat• Intertemporal• Global, bukan bilateral atau regional

• Kebijakan: koherensi, konsistensi (patience)• Tindakan: shortrun, longrun; broad, spesific• Hasil: ada kemajuan, kegagalan, pembelajaran

Page 13: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Strategi #2: Main Ofensif

• Within dan outside the borders:• Sosialisasi: TAHU, MAMPU, MAU

• Trade promotion dan marketing (termasuk tourism)

• Partnership, M&A dengan perusahaan di negara asing

• Training dan Technical assistance dengan memanfaatkan digital technology

• Kawasan industri

• Tujuan:• Meningkatkan ekspor barang dan jasa

Page 14: Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensilib.ugm.ac.id/download/materi kegiatan/2015/seminar samcor...Optimisme, Kerja Keras dan Konsistensi Denni P. Purbasari Departemen Ilmu Ekonomi,

Strategi #3: Main Defensif

• Within the border: • Meningkatkan FDI darimana saja, dimana saja, untuk memproduksi apa saja• Mendorong peningkatan produksi dalam negeri (#firms, #products, #kualitas,

yang membutuhkan skills, technology, infrastruktur, business environment…)• Meningkatkan konektivitas ekonomi dalam negeri• Mengurangi biaya logistik• Mendorong bisnis ritel dan kawasan industri

• Tujuan:• Tap peluang pasar dalam negeri sebanyak mungkin sehingga penetrasi

produk final yang diimpor tidak terlalu besar.• Meningkatkan kapasitas produktif di dalam negeri.