OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup...

37
phe.pertamina.com Energizing Asia Edisi Januari - Maret 2018 PERTAMINA HULU ENERGI OPTIMASI PORTOFOLIO PHE COVER STORY Pengembangan Proyek Berbasis Nilai Keekonomian h. 6 WAWANCARA Selain Profit, PHE Dituntut Menjaga Arus Kas h. 30 LEISURE Ateng Membuat Kopi Gayo Kian Mentereng h. 54

Transcript of OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup...

Page 1: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

phe.pertamina.com

Energizing Asia

Edisi Januari - Maret 2018PERTAMINA HULU ENERGI

OPTIMASIPORTOFOLIO

PHECOVER STORYPengembangan Proyek Berbasis Nilai Keekonomianh. 6

WAWANCARASelain Profit, PHE Dituntut Menjaga Arus Kas h. 30

LEISUREAteng Membuat Kopi Gayo Kian Mentereng h. 54

Page 2: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Setelah menutup 2017 dengan sejumlah prestasi, mulai

dari juara umum Upstream Innovation and Improvement

Award 2017, menyabet tiga emas Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang

positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh signifikan,

tahun ini PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menghadapi

tantangan berat. Tidak hanya mempertahankan, namun

juga bagaimana meningkatkan prestasi yang dicapai tahun

lalu. Tantangan ini akan dihadapi seluruh pekerja beserta

empat direksi baru yang ditetapkan dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) Februari 2018, mendampingi

Direktur Utama R Gunung Sardjono Hadi. Keempat direksi

baru PHE itu adalah Abdul Mutalib Masdar, Afif Saifudin,

Ekariza, dan Huddie Dewanto.

Dari Redaksi

VP Relations

Menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia.

Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi secara profesional dan berdaya laba tinggi serta memberikan nilai tambah bagi stakeholders.

VISI

MISI

Ifki Sukarya, Pemimpin Redaksi

VISI & MISI PHE

BANGKITKANENERGI NEGERI

PENGARAH Aji Prayudi PEMIMPIN REDAKSI Ifki Sukarya WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Iwan Ridwan Faizal, Ekhsan Nulhakim REDAKTUR PELAKSANA Ardianti, Widya Gustiani KOORDINATOR LIPUTAN Aditya Julianto TIM REDAKSI Widya Gustiani, Ardianti, Aditya Julianto LAYOUTER & ILLUSTRATOR Syaiful A.FOTOGRAFER Novian Kusmana, Indra Yudistira SIRKULASI Novian Kusmana, Indra Yudistira KONTRIBUTOR Hanna Prabandari, Mira Tyas Annisa, Indriyani Rasyid, Miswar, Teuku Fachrizal, Afriyandi, Kurniawan Adi Cahyono, Ludmila Savarina.

Melalui Shared Service Organization atau SSO dan PHE

One System, PHE mempunyai modal awal menghadapi

tantangan yang dihadapi. PHE telah ditetapkan PT

Pertamina (Persero) untuk mengelola sejumlah blok

terminasi, yakni Blok Tuban, Ogan Komering, NSO dan

Southeast Sumatera (SES) yang akan dikelola dengan

menggunakan skema kontrak bagi hasil gross split. Skema

yang mengharuskan efisiensi di semua lini.

Itulah yang menjadi bahasan cover story Energia PHE

edisi Januari-Maret 2018. Kami mengulas langkah-langkah

yang dilakukan PHE, khususnya direksi baru menghadapi

sejumlah tantangan yang dihadapi, termasuk visi misi

mereka. Serta bagaimana kiat perusahaan beradaptasi

dengan gross split.

Memasuki 2018, Energia PHE ikut berbenah. Tidak hanya

jumlah halaman, rubrikasi pun ditambah untuk lebih men-

dekatkan diri dengan pekerja. Rubrik sosok, hobi, dan

komunitas menjadi upaya kami untuk memberikan informasi

yang lebih luas dan komphensif di lingkungan PHE.

Tidak hanya membahas seputar operasional dan pekerjaan

sehari-hari, juga aktivitas keseharian pekerja. Hal ini ten-

tu bertujuan menjadikan Energia PHE menjadi sarana

informasi dan komunikasi di lingkungan PHE.

Pada rubrik sosok, kami menampilkan Manajer Eksplorasi

PHE WMO Jayanti Anggraini. Geologis perempuan yang

sukses berkarir, namun tetap dekat dengan keluarga. Di

rubrik hobi, Sendy Nurulita yang memiliki hobi bermain

gitar, kami tampilkan. Pekerja PHE dari divisi treasury ini

tergabung dalam grup band Pertamina (Persero), Anomali.

Untuk rubrik komunitas, kami mengusung, PHE Runner

yang rutin berlatih di lintasan lari di Kompleks GOR Ra-

gunan setiap Selasa dan Jumat.

Selamat membaca.

ALAMAT REDAKSI PT Pertamina Hulu Energi, PHE Tower Lantai 11Jl. TB Simatupang Kav.99, Jakarta Selatan 12520Telp. (+62) 21 2954 7056 / 7337Email: [email protected]

Page 3: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY HOBI

LEISURE

CSR LOCAL HERO PERISTIWA

WAWANCARA HR & GA

INOVASI

SOSOK KOMUNITAS

Pengembangan Proyek Berbasis Nilai Keekonomian

Inovasi Tahun Lalu Tak Lagi Bisa Dijual

FIrNawaTI LaBIhIAnak Hebat Berasal dari Ibu yang Baik dan Cerdas

PhE Sabet Best of The Best aPQa 2018

SENDY NUrULITa

ateng Membuat Kopi Gayo Kian Mentereng

Saat Djenggo Berbagi Inovasi hingga ke Dubai

Give Your Best while Doing Your work

Selain Profit, PhE Dituntut Menjaga arus Kas

Shared Service Organization PhE

Berlari Menjalinharmoni

6

50

5434

42

3038

46Konsekuensi Gross Split, Semua Harus Terukur

Gitaris dan Pencipta Lagu Putri Mantan Penyanyi

JAYANTI ANGGRAINI, Manajer Eksplorasi PHE WMO

Membudayakan Standardisasi, Kecepatan, dan Efisiensi

PHE Siak Tajak Sumur Kumis-2

PHE Raih Silver Winner di Ajang InMA 2018

PHE NSO Bidik Cadangan Migas Lepas Pantai Aceh

PHE WMO Tunjukkan Keunggulan Pengelolaan Lingkungan

PHE ONWJ Pasang Anjungan SPA di Lapangan SP

Alih Kelola Lancar, OSES Siap Berkontribusi Optimal

DAFTAR ISI

58 62 66

4 5

Page 4: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Foto

: Dok

. PH

E

Kondisi ini menjadi tantangan manajemen baru

PHE. Sekadar diketahui, pada Senin (6/2), PHE

menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) yang dipimpin oleh Syamsu

Alam, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), yang

juga merupakan Komisaris Utama PHE. Selain

mempertahankan R Gunung Sardjono Hadi

sebagai Direktur Utama PHE, Pertamina juga

menunjuk empat direktur baru PHE. Selain Huddie,

Abdul Mutalib, dan Huddie Dewanto, ditunjuk pula

Ekariza, mantan General Manager PT Pertamina

EP Asset II, yang dipercaya sebagai Direktur

Operasi dan Produksi PHE.

“Kami berharap direksi baru segera bekerja sama

dengan baik dan bersinergi di level internal PHE

maupun secara korporasi,” ujar Syamsu Alam.

Syamsu berharap direksi baru PHE diharapkan

dapat terus fokus dalam mengelola perusahaan,

termasuk mengurangi risiko dan meningkatkan

pemanfaatan aset agar menciptakan value creation

yang berdampak bagi kemajuan perusahaan serta

bersinergi sebagai satu kesatuan tim Pertamina.

Manajemen baru PHE inilah yang harus

merealisasikan target pada Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) PHE 2018. Dari sisi

operasi, produksi minyak 70,41 ribu barel per hari

(MBOPD) dan 771 juta standar kaki kubik per hari

(MMSCFD) gas menjadi target PHE. Target tersebut

lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu,

yakni 69,3 MBOPD minyak dan 723,5 MMSCFD

gas.

Seiring dengan peningkatan target produksi,

kinerja keuangan 2018 diproyeksikan akan lebih

tinggi dibandingkan 2017. Pada RKAP 2018, PHE

menargetkan pendapatan US$1,97 miliar, lebih

tinggi dibandingkan 2017 sebesar US$1,77 miliar

yang kemudian direvisi menjadi US$1,89 miliar.

Lantai dua Gedung PHE Tower di Jalan TB

Simatupang, Jakarta Selatan pada Jumat

(23/3) pagi lain dari biasanya. Sekitar

30-an wartawan dari berbagai media

massa cetak, online, dan elektronik—mayoritas

berasal dari media arus utama (mainstream)--

berada di salah satu ruangan seluas 400 meter

persegi. Para jurnalis itu duduk di bagian Utara dan

Selatan. Sementara di bagian Barat duduk jajaran

manajemen PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak

usaha PT Pertamina (Persero).

Saat itu, manajemen PHE menggelar Press Briefing

terkait kinerja PHE sepanjang 2017 dan proyeksi

2018. Manajemen PHE diwakili oleh tiga orang

direktur, yaitu Direktur Keuangan dan Dukungan

Bisnis Huddie Dewanto, Direktur Pengembangan

Afif Saifudin, dan Direktur Eksplorasi Abdul Mutalib

Masdar. Tampak pula Vice President Relations/

Corporate Secretary PHE Aji Prayudi serta Media

and Relations Manager PHE Ifki Sukarya.

Banyak hal dipaparkan board of director

(BOD) PHE kepada para jurnalis. Intinya,

sepanjang tahun lalu, PHE mencatatkan kinerja

produksi dan finansial positif. Karena itu, tugas

berat manajemen dan karyawan PHE tahun ini

adalah mempertahankan dan meningkatkan

kinerja tersebut. Dua faktor yang akan

mendukung kinerja PHE pada 2018 adalah harga

minyak yang diproyeksikan masih cenderung

meningkat dan masuknya blok-blok habis kontrak

(terminasi).

Di sisi lain, penerapan skema kontrak bagi hasil

(production sharing contract/PSC) gross split

untuk di blok-blok terminasi yang akan dikelola

PHE menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, saat

bersamaan PHE juga menghadapi tantangan untuk

meningkatkan cadangan migas melalui kegiatan

eksplorasi.

COVER STORY

Dua faktor yang akan mendukung kinerja PHE tahun

ini adalah harga minyak yang

diproyeksikan masih cenderung

meningkat dan masuknya blok-

blok habis kontrak (terminasi).

PENGEMBANGAN PROYEK BERBASIS NILAI KEEKONOMIAN 7

Page 5: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Sementara itu, laba bersih dipatok US$211,62

juta, lebih besar dibandingkan target RKAP 2017

sebesar US$170 juta.

Sepanjang 2017, PHE membukukan pendapatan

US$1,99 miliar, naik 30% dibandingkan 2016

sebesar US$1,53 miliar. Adapun laba bersih naik

31% dari US$191,02 juta pada 2016 menjadi

US$250,88 juta pada tahun lalu.

Target pendapatan dan laba bersih PHE 2018

saat ini masih berdasarkan asumsi harga minyak

sebesar US$48 per barel atau sama dengan

asumsi dalam RKAP 2017. Faktanya, harga minyak

saat ini jauh di atas asumsi.

Menurut Huddie, kemungkinan besar target

pendapatan dan laba bersih PHE akan ditinjau

ulang seiring dengan revisi asumsi harga minyak.

Harga jual rata-rata (average selling price) minyak

sepanjang 2018 kemungkinan sekitar US$50-

US$55 per barel.

Sebetulnya, lanjut Huddie, peningkatan pendapatan

dan profit itu diharapkan lebih ke produksi karena

asumsi harganya sama. Secara budget to budget

sama, namun secara aktual sudah diatas.

“Kemungkinan besar ditinjau ulang. Otomatis

kalau harga naik (asumsi harga minyak), laba juga.

Volume dikali harga. Kemungkinan kalau terjadi,

laba juga direvisi,” ungkap Huddie.

Ekariza, Direktur Operasi dan Produksi PHE,

menambahkan produksi PHE masih ditunjang dari

PHE Offshore North West Java (ONWJ) yang harus

terus dijaga produksi minyaknya. Selain itu, seiring

masuknya sejumlah blok terminasi, PHE juga

akan mengandalkan Offshore Southeast Sumatera

(OSES).

COVER STORY

2017

176

335

118

166

561

69

4.780,39

2.068,35

2.712,44

240,23

1.999,08

53 Blok

1.235

1.754

Orang

Pegawai PHE

Total Kewajiban

Minyak

Minyak

Gas

Gas

Migas

Migas

Total Ekuitas

Pekerja Lain

BSCF

MBO

MBOE

MMBO

BSCF

MMBOE

Wilayah Kerja

Juta dolar AS

SaTUaN

Jumlah Pekerja

Jumlah area Operasi

Pendapatan

Laba

Total aset

Total Kapitalisasi

Total Lifting

Cadangan Terbukti

2016

43

142

18

160

568

62

4.908,39

1.940,34

2.968,05

191,02

1.533,13

53 Blok

51

501

2015

36

127

15

152

505

65

5.170,56

1.749,03

3.421,53

204,11

1.782,13

52 Blok

51

496

Ikhtisar Data Kinerja PT Pertamina hulu Energi

1

2

3

4

6

5

7

8

Sumber: PT Pertamina Hulu Energi

“OSES, kami baru mulai

September (alih kelola) 2017.

Kalau disetahunkan produksinya

sekitar 13.900 BOPD, lalu dari

PHE WMO (West Madura

Offshore) 4.800 BOPD. Kami

juga harus menjaga produksi-

produksi blok non operator. Kalau

non operator sekitar 10 ribuan

BOPD,” ujar Ekariza.

Gas paling besar di ONWJ

dan dari Joint Operating Body

Pertamina Medco EP Tomori

Sulawesi sekitar 140 juta kaki

kubik per hari (MMSCFD). Di luar

itu, pasokan gas juga datang dari

North Sumatera Offshore (NSO)-

North Sumatera B (NSB) dan

WMO di atas 100 MMSCFD.

“Empat besar itu ONWJ, NSO-

NSB, Tomori, dan WMO. OSES

yang mulai September 2018 akan

ikut berkontribusi sekitar 50-an

MMSCFD,” katanya.

Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM) Ignasius Jonan

telah menerbitkan Keputusan

Menteri yang menetapkan

pembagian hak partisipasi di

delapan blok terminasi, termasuk

OSES. Untuk OSES, Pertamina

melalui PHE, akan mendapatkan

hak partisipasi sebesar 70,55%,

badan usaha lainnya 19,45%,

dan badan usaha milik daerah

(BUMD) sebesar 10%.

Selain OSES, PHE juga akan

mengelola tiga blok terminasi. Foto

: Dok

. PH

E

8

Page 6: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

2D (km) 3.9503D (km2) 320

A Survei Seismik

}}

FPengelolaan Lingkungan3 PrOPEr EmasPHE West Madura Offshore (WMO)PHE Offshore North West Java (ONWJ)JOB Pertamina Talisman Jambi Merang

}}}

Pengeboran }

}

Pengeboran Eksplorasi 8 sumur (3 conventional, 5 unconventional)Pengeboran Pengembangan 11 sumur (8 operator, 3 non-operator)

B

Tambahan 2C

}}

}

Minyak 264,8 MMBOGas 1.462,7 BSCFMigas 517,2 MMBOE

C Tambahan P1

}}

}

Minyak 118,3 MMBOGas 335,3 BSCFMigas 176,2 MMBOE

D

JPengelolaan Sumber Daya ManusiaI Finansial

Harga rerata minyak US$ 50,79 per barelHarga rerata gas US$ 6,04 per MMSCFPendapatan usaha US$1.999,08 jutaLaba setelah pajak US$ 250,88 jutaLaba bersih/laba komprehensif US$250,88 jutaLaba per saham US$ 1,25EBITDA US$1.172,07 jutaBiaya Produksi: US$9,95/BOE

}

}

}

}

}}

}}

38.262 jam pelatihan karyawanJuara presenter terbaik dalam Pertamina EOR Meeting (PEM) 2017PHE meraih penghargaan 7 Platinum dan 1 Gold dalam Annual Pertamina Quality Award (AQPA) 2017 dan penghargaan The Best Quality BoardBest of The Best Upstream Inovation and Improvement Award (UIIA), Malang, 2017

}}

}

}

QhSSE

}

}G

34,5 juta jam kerja selamat. Nihil kecelakaan kerja fatalPC Djenggo dalam kategori Kaizen-Continual Improvement & Innovation Symposium Competition 2017 (CIISC), Dubai, Uni Emirat Arab

Produksi dan Lifting

} }} }} }

EProduksi harian Minyak: 69,3 MBOPDGas: 723,5 MMSCFDMigas: 194,3 MBOEPD

Lifting harian Minyak: 69,1 MBOPDGas: 561 MMSCFDMigas: 166 MBOEPD

HPenghargaan TOP Leader on CSR Communitment kepada Direktur Utama PHE pada ajang TOP CSR oleh Indonesia CSR Society, Komite Nasional Kebijakan Governance dan Business News IndonesiaJuara TOP CSR 2017 kategori Sektor Energi, diselenggarakan oleh Indonesia CSR Society, Komite Nasional Kebijakan Governance dan Business News IndonesiaThe Best Community Involvement & Development (CID) Implementation-Annual Pertamina Subsidiary Awards (APSA) 2017Dua local hero PHE Group mitra binaan PHE ONWJ dan Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, meraih penghargaan anugerah local hero Pertamina Awards 2017

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

PEnCAPAIAn PHE 2017

Sumber: PHE Townhall Meeting 2018

}

}

}

}

NSO yang sebelumnya telah diambil alih dari Exxon

pada 2016, pengelolaannya akan dilanjutkan PHE

dengan hak partisipasi 90%. Sisanya, 10% akan

dikuasai BUMD.

Dua lainnya adalah Blok Tuban dan Ogan

Komering. Di Tuban, PHE akan menguasai 78,75%

hak partisipasi, 11,25% badan usaha lain dan

10% BUMD. Untuk Ogan Komering, PHE akan

mendapat hak partisipasi 75%, 15% badan usaha

lain dan 10% BUMD.

Hingga saat ini PHE masih mengandalkan blok-

blok eksisting, seperti Siak, Kampar, NSO-NSB,

dan Tomori.

Menurut Ekariza, prioritas di direktorat produksi dan

operasi PHE adalah mempertahankan produksi

sumur-sumur eksisting yang akan mengalami

penurunan (decline). Untuk itu, pengeboran

menjadi suatu keharusan.

Selain rencana pengeboran sumur pengembangan

di ONWJ dan NSO-NSB, pengeboran juga

dilakukan di sumur eksplorasi.

“Nanti kami lihat akan dikembangkan ke mana hasil

eksplorasi itu. Tapi ada beberapa yang potensial

seperti di Simenggaris, tapi belum komersial. Ada

juga PJBG (perjanjian jual beli gas) dengan PLN.

Ini yang kami kejar,” ungkap dia.

Tantangan PHE adalah melakukan perencanaan

dengan baik. Setelah membuat perencanaan, berikutnya

adalah mengeksekusi rencana tersebut. Untuk itu, perlu

manajemen risiko. “Ketika terjadi sesuatu harus segera

dilakukan mitigasi risiko,” ujar Ekariza.

Menurut Eka, tantangan ke depan di era terminasi

adalah penerapan skema kontrak bagi hasil (PSC)

gross split. Perusahaan harus melakukan operasi

yang efektif dan efisiensi pembiayaan, namun tidak

melupakan masalah safety.

Salah satu fasilitas produksi PhE

Foto

: Dok

. PH

E

10 11

Page 7: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

“Seperti mobil, kita ingin efisien, tapi beli ban

vulkanisir. Ini tidak safety. Kami harus tetap

menjaga kualitas,” tegas Eka.

Tantangan lainnya adalah bagaimana mengajak

tim untuk melakukan perencanaan yang baik,

mengeksekusi secara tepat, tepat waktu dan

kualitas lalu efektivitas dan efisiensi pembiayaan.

“Ujung-ujungnya produksi kita harus makin

meningkat, apalagi dengan harga minyak sekarang

yang cukup baik. Meningkatkan produksi tidak

seperti membalikkan telapak tangan, TECOP

istilah saya, technical, economical, commercial,

organizational and political.Itu harus dijalankan

oleh kawan-kawan,” katanya.

PHE tahun ini juga telah memulai beberapa

aktivitas pengembangan. Salah satunya adalah

pengembangan Lapangan SP di Blok ONWJ.

“Kami harapkan dari proyek ini bisa mendapatkan

gas sekitar 30 MMCFD, sekitar September 2018

onstream,” kata Afif.

Selain itu, ada juga proyek pengembangan di

lapangan Bravo dan Lima di ONWJ. Dari dua

lapangan itu, PHE berharap bisa mendapat

tambahan produksi minyak 2.700 BOPD per tahun.

Tahun ini, karena tidak penuh setahun, produksi

yang diharapkan sebesar 1.200 BOPD.

“Proyek pengembangan lain yang dieksekusi tahun

ini ada 21 sumur pengembangan dan 34 sumur

work over. Ini tidak hanya kami sebagai operator,

namun juga ada sembilan WK penyertaan yang

PHE ikut serta disitu,” ungkap Afif.

EKSPLOraSI MaSSIFTahun lalu, PHE menemukan cadangan 2C

sebesar 517,21 MMBOE yang salah satunya

berasal dari aktivitas pengeboran Sumur Parang-1,

Blok Nunukan yang menyumbang temuan

cadangan sebesar 143 MMBOE. PHE juga

berhasil mendapat tambahan cadangan P1

sebesar 176,17 MMBOE dari aktivitas di PHE

ONWJ, PHE Siak dan PHE WMO.

Eksplorasi massif menjadi pilihan untuk mem-

backup penurunan produksi alamiah (natural

decline) yang tajam dan harus diantispasi.

Jika eksplorasi tidak dilakukan secara

berkesinambungan, akan bahaya. Untuk

sustain saja susah, apalagi growth.

Inilah gambaran yang diungkapkan Abdul

Mutalib Masdar, Direktur Eksplorasi PHE,

untuk menunjukkan kondisi cadangan

migas yang dikelola PHE dan rencananya

membawahi direktorat eksplorasi yang baru

diemban sejak Februari 2018. Mutalib sebelumnya

merupakan General Manager PHE Randugunting

sejak 2013.

Guna mendukung rencana eksplorasi 2018, PHE

mengalokasikan dana US$170 juta untuk mengebor

di 12 sumur eksplorasi. PHE fokus mengebor di

empat wilayah. NSO/NSB, KK ESK ONWJ, Siak,

dan WMO. Tiga sumur dibor di NSO/NSB dan Siak

merupakan alihan (carry over) dari tahun sebelumnya.

Target pengeboran untuk NSO. NSO saat diambil

alih Pertamina dari Exxon mobil tidak ada kegiatan

eksplorasi untuk mengganti produksi. Untuk itu,

NSO menjadi target prioritas dengan rencana

mengebor tiga sumur agar bisa sustain.

Selain empat area itu, PHE juga memberikan

perhatian khusus pada Nunukan, Parang yang

masuk dalam lima besar potensi gas terbesar di

dunia dengan 221 MMBOE.

“Itu harus segera dikembangkan supaya bisa

memenuhi pasokan energi di Kalimantan Utara,”

kata Abdul.

Kegiatan pengeboran eksplorasi di PhE Nunukan sumur Parang-1

Pada 2017, PHE mencatat penemuan cadangan

2C sebesar 517,21 MMBOE. Salah satunya berasal

dari aktivitas pengeboran Sumur Parang-1, Blok

Nunukan yang menyumbang temuan cadangan 143

MMBOE. PHE juga berhasil mendapat cadangan

P1 sebesar 176,17 MMBOE dari aktivitas di PHE

ONWJ, Siak dan WMO.

Untuk penambahan cadangan, PHE pada 2018

telah melakukan pengeboran N-7 di PHE WMO,

SES-1 di JOB Pertamina Medco Simenggaris,

Karunia-1 di PHE ABAR, dan Kumis-2 di PHE Siak.

WMO pada sekitar empat tahun ke depan

diproyeksikan mengalami penurunan produksi

sehingga harus segera dilakukan usaha intensif

eksplorasi guna menggantikan migas yang

diproduksi. Sedangkan Siak Kampar, sejak

diserahkan ke Pertamina, belum pernah dilakukan

pengeboran eksplorasi sehingga turun terus secara

alami.

Mutalib mengatakan laju penurunan produksi di

masing-masing lapangan bervariasi–sekitar 20%-

30%–dan cenderung tajam penurunannya pada

empat hingga sembilan tahun ke depan.

Mengantisipasi hal tersebut, PHE mendorong

pengeboran eksplorasi yang selektif. Untuk

mendukung pengeboran survei-survei seismik, lalu

studi komprehensif potensi subsurface PHE itu

sangat besar sehingga perlu studi yang komprehensif.

“Jadi eksplorasi massif dan intensif, target jelas

tidak hanya pengeboran tapi juga hasilnya punya

value harus segera dimonetisasi tapi juga berpikir

2C itu segera dikembangkan. Jadi harus semua

dilakukan,” ungkap dia.

Rencana PHE untuk eksplorasi secara massif tentu

juga harus selektif karena skema kontrak bagi hasil

(production sharing contract/PSC) gross split akan

membebankan risiko sepenuhnya ke kontraktor.

PHE pun melakukan selektif prioritas. Semua terukur

harus mempunyai return dan tidak bisa asal pilih jadi

proyek. Yang dilakukan sudah melewati kajian detail,

termasuk subsurface baru, dan prospek siap bor.

“Jadi massif bukan berarti jor-joran, tapi terukur dan

itu ada basisnya, based on economic value. Tidak

asal ngebor karena menyangkut company’s return,”

katanya. Foto

: Dok

. PH

E

12 13

Page 8: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

Pengeboran selektif mau tidak mau harus

dilakukan seiring dengan perubahan

skema kontrak bagi hasil (production

sharing contract/PSC) dari cost recovery

menjadi gross split. Setelah menjadi yang pertama

menjalankan skema gross split melalui PHE

Offshore North West Java (ONWJ), tahun ini empat

wilayah kerja (WK) habis kontrak (terminasi) yang

ditugaskan ke PHE juga akan menggunakan skema

gross split. Keempat blok tersebut adalah Tuban,

Ogan Komering, North Sumatera Offshore (NSO),

dan Southeast Sumatera (SES).  

Abdul Mutalib Masdar, Direktur Eksplorasi PHE,

mengatakan gross split masih baru di ONWJ

sehingga tidak bisa disimpulkan instrumen tersebut

efektif atau tidak. Logika berpikir risiko kembali

kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS)

sebagai pelaksana menyebabkan proyek harus

bisa memberikan return cepat. Karena itu strategi

portofolio harus diubah. “Jika dengan cost recovery

belanja apapun bisa diganti, berbeda dengan gross

split. Konsekuensinya, proyek-proyek eksplorasi

harus dilakukan secara terpilih setelah melewati

kajian dalam,” katanya.

Berkaca pada ONWJ, PHE tetap melakukan evaluasi

yang tentu tidak memerlukan biaya besar. Tidak

hanya pengeboran, juga strategi PHE mematangkan

prospek itu yang tidak perlu biaya besar.

“Selektif tetap akan dilakukan, sama seperti

sekarang di PHE ONWJ. Gross split membuat kami

lebih selektif. Karena menyangkut return, risiko

dipegang PHE ONWJ,” katanya.

Menurut Mutalib, semua minyak yang diproduksikan

harus digantikan. Dan itu hanya bisa dilakukan

dengan kegiatan eksplorasi. Namun, aktivitas itu

tidak dilakukan secara jor-joran. Untuk itu, PHE

jangan hanya berdiam diri, harus ada inovasi dan

segala macam.

Mutalib mengakui, penerapan skema bagi hasil

melalui gross split, memaksa KKKS untuk efisien

pada semua proses bisnis. Pasalnya, semua risiko

yang menanggung kontraktor atau operator. Tidak

bisa leha-leha, namun harus disiplin anggaran dan

waktu. “Harus on time on return. Itu harus real, kami

coba terapkan pada metodenya,” kata dia.

KONSEKuENSI GROSS SPLIT, SEMUA HARUS TERUKUR

Foto

: Dok

. PH

E

15

Page 9: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

Penerapan gross split di ONWJ yang telah berjalan

satu tahun sebenarnya sudah bisa memberikan

gambaran efektivitas penerapan skema gross

split.  Sejatinya, ada atau tidak ada gross split

operasi migas harus dijalankan dengan efektif dan

efisien. Hanya saja yang berbeda dari kedua skema

kontrak tersebut terletak pada mekanisme risiko. 

“Jika cost recovery risiko dibagi antara operator

dan pemerintah, sekarang dengan gross split risiko

seluruhnya ditanggung operator,” kata Mutalib.  

Prinsip satu barel minyak harus bisa digantikan

dengan penemuan satu barel cadangan merupakan

target minimal. PHE saat ini justru menetapkan

target tiga kali lipat. “Saya targetkan tiga kali

lipat supaya aman, supaya bisa growth. Kalau

satu banding satu cuma survive, makanya harus

progresif,” katanya.

Untuk itu eksplorasi intensif harus massif dan

terukur. Bila tidak ada usaha apa pun, produksi

akan turun terus. “Nah, bagaimana untuk

menaikkan yang tadi deltanya turun, usaha yang

bisa dilakukan adalah dengan eksplorasi,” ujar dia. 

Bila hanya mengharapkan gain atau perbaikan

fasilitas produksi Pertamina yang rata-rata sudah

tua, 30 tahun, kualitas produksi akan turun. Jika

mengharapkan gain, tentu

tidak akan bertahan lama.

Paling tidak hanya 5% dari

perbaikan fasilitas, kalau

sustain temuan cadangan

dalam bentuk 2C harus

digiatkan. “Syukur-syukur

bisa growth lagi, jadi tidak

hanya flat seperti sekarang,”

ujarnya.

Tim PHE kini bergerak

mengidentifikasi dan sudah

mempunyai kandidat big fish. Ada beberapa yang

dianggap masih ada di Jawa dan Sumatera itu

sudah dikelompokkan. Ada di Jawa Timur dan

Kalimantan yang coba didorong karena pilihannya

cuma itu.

Penemuan big fish diharapkan bisa menghasilkan

cadangan, tidak cuma secara size tapi juga value.

Artinya nilai komersial tinggi, misalnya monetisasi

gampang lalu bisa dieksploitasi dengan cepat dan

bisa diuangkan. 

“Kalau temuan besar tapi tidak bisa dieksploitasi

karena fasilitas produk yang jauh, misalnya kami

kembangkan lagi, itu membutuhkan investasi lagi.

Jadi big fish tidak hanya volume tapi juga value, ke

depan bisa dimonetisasi,” ungkap dia.

Definisi big fish secara normatif relatif, tapi

Pertamina mengambil 30 MMBOE. Selama

ini kesepakatan tidak langsung, kalau big fish

range-nya 30 MMBOE-50 MMBOE. Pasalnya,

untuk mencari diatas 30 MMBOE susah dan

hanya bisa dilakukan jika perusahaan memiliki

tim yang mempunya kompetensi, kecepatan, dan

kemampuan tinggi untuk mengelola subsurface.

“Ada juga tim lain percepatan proyek dan bisnis,

semua kontrol dipercepat. Supaya nanti pemilihan

prioritas proyek jelas, semua

tidak menjadi asal-asalan.

Konsekuensi gross split ya

begitu, semua harus terukur,”

ungkap Mutalib. 

Huddie Dewanto, Direktur

Keuangan dan Dukungan

Bisnis PHE, mengatakan

tujuan akhir dari penerapan

skema gross split adalah

efisiensi. Ini sejatinya bukan

hal baru dan statis. PHE

menurut Huddie selalu diskusi dengan pemerintah,

berbagai negosiasi harus terus dilakukan.

“Namanya split itu negosiasi. Gross split tidak

ada masalah, namun yang masalah ada term and

condition-nya,” ungkap Huddie. 

Menurut dia, risiko tentu ada kalkulasinya. Ini yang

berpengaruh terhadap split. Ada risiko yang bisa

diperhitungkan, namun ada juga risiko yang tidak

bisa diprediksi. “Itulah negosiasi yang kami lakukan

dengan pemerintah sehingga bisa menggambarkan

dalam gross split,” katanya. 

Seiring masuknya blok-blok terminasi dengan

menggunakan skema gross split menuntut

PHE beroperasi lebih efisien. Dengan demikian

profesionalisme juga harus meningkat. “Kegiatan-

kegiatan nonproduktif bisa dikurangi, biaya

overhead juga bisa dikurangi,” katanya. 

Menurut Afif Saifudin, Direktur Pengembangan PHE,

gross split maupun cost recovery pada dasarnya

sama. Bedanya pada perolehan split yang diperoleh

dan juga efisiensi yang jadi tantangan.

 

“Kalau bicara gross split, pemerintah kan tidak mau

tahu kamu menjalankannya pakai mobil kijang atau

mercy. Beda dengan cost recovery.  Istilah gross

split, nyeplitnya itu di gross. Artinya biaya itu akan

menjadi risiko kita sendiri, inilah yang harus lebih

efisien,” ungkap dia.  

Afif menambahkan competitiveness itu cost

leadership. Kalau tidak kompetitif, pilihannya mau

sustain atau tidak. Eksplorasi harus berpikir uang

hilang, jangan berpikir uang akan kembali. Artinya,

harus berpikir pada saat melakukan eksplorasi

akan ada uang yang hilang, yang dijaga dalam

development adalah OTOBOSOR (on Time, on

Budget, on Scope, on Return). 

“Pada awal proyek diajukan, kita harus yakin

bahwa layak untuk pengembangan. Tantangan di

pengembangan itu how to implemented technology

yang low cost,” kata Afif.

Salah satu strategi yang diterapkan PHE yang

memiliki 53 wilayah kerja, dibuat clustering mana

yang bisa dimonetisasi.  Strategi inilah ke depan

yang harus dievaluasi mendalam. “Teman-teman

masih memetakan potensi-potensi itu. Ujungnya

kan end buyer yang penting,” tandas Afif. Foto

: Dok

. PH

E

“Big fish

tidak hanya

volume

tapi juga

value.”

16 17

Page 10: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

diserahkan ke PT Pertamina (Persero). Pertamina

kemudian memutuskan empat blok di antaranya

dikelola PHE, yakni OSES, Ogan Komering, Tuban

dan North Sumatera Offshore (NSO).

Alfi Rusin, Ketua Tim Alih Kelola Offshore

Southeast Sumatera (OSES), mengatakan berbeda

dengan blok terminasi lainnya, OSES sebelumnya

dikelola perusahaan lain di luar Pertamina. Dengan

begitu, OSES perlu ditangani sedemikian rupa,

apalagi produksinya besar.

“Pak Menteri (Menteri ESDM Ignasius Jonan-

Red) mewanti-wanti masih banyak wilayah kerja

lain. Kemarin dari SKK Migas juga bilang, kalau

produksi turun, kami enggak kasih lagi WK lain,”

kata Alfi.

SES Ltd menguasai 65,54% hak partisipasi

sekaligus menjadi operator. Sisanya, dikuasai

PT Saka Energi Sumatera 8,9% dan KUFPEC

Indonesia (SES) BV sebesar 5%.

Pasca kontrak yang berakhir pada September

2018, Pertamina melalui PHE telah ditugaskan

untuk mengelola blok OSES. Pada Kepmen yang

diterbitkan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM), PHE yang menjadi operator juga

akan menguasai 70,55% hak partisipasi. Sisanya,

dikuasai badan usaha eksisting yang berminat

19,45% dan BUMD sebesar 10%.

Menurut Alfi, masalah blok terminasi tidak sekadar

tentang mengalihkan pengelolaan ke Pertamina.

Pembicaraan intensif dengan CNOOC sebagai Foto

: Dok

. PH

E; T

atan

Agu

s Ru

stan

di

ALIH KELOLA LANCAR, OSES SIAP BERKONTRIBUSI OPTIMAL

aLFI rUSIN, Ketua Tim Alih Kelola Offshore Southeast Sumatera (OSES)

19

Blok Offshore Southeast Sumatera

(OSES) akan mulai berkontribusi

maksimal bagi PT Pertamina Hulu Energi

(PHE) pada tahun ini. Pengelolaan

blok yang saat ini dikelola CNOOC SES Ltd bakal

beralih ke PHE mulai Oktober 2018.

OSES merupakan satu dari delapan blok habis

kontrak (terminasi) tahun ini yang pengelolaan

Berdasarkan laporan keuangan PHE 2017,

kontribusi OSES terhadap produksi migas PHE

sebesar 11.476 barrel oil equivalent per day

(BOEPD). Produksi tersebut mencakup minyak

6.491 barel per hari (BOPD) dan gas sebanyak 29

juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Kontribusi produksi migas PHE di OSES berasal

dari penguasaan 20,55% hak partisipasi. CNOOC

Page 11: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

operator saat ini telah dilakukan terhadap hampir

semua isu untuk memastikan proses alih kelola

bisa berjalan lancar. Selanjutnya, Pertamina fokus

untuk menjalankan strategi agar produksi tidak

turun.

“Jadi pas 6 September 2018 itu seperti tidak ada

kejadian apa-apa. Jadi semua berjalan seolah-

olah tidak terjadi apa-apa. Itu key success proses

ini. Produksi tidak turun, aktivitas berjalan seperti

biasa, itu target team yang dibentuk,” kata Alfi.

PHE telah membentuk sejumlah tim, seperti untuk

membahas aset OSES. Semua tim melakukan

diskusi intensif terhadap isu-isu kritikal agar saat

alih kelola semua kebutuhan, terutama operasional

dan jasa-jasa kontrak dari CNOOC ke PHE, sudah

ada semua. Untuk kelancaran proses ini, Satuan

Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu

Minyak dan Gas (SKK Migas) pun dilibatkan . “Kami

juga dibantu BOD (board of director) PHE, jadi so

far tidak ada kendala. Saya optimistis ini berjalan

lancar,” kata Alfi.

Ekariza, Direktur Operasi dan Produksi PHE,

mengatakan PHE telah bekerja sama dengan

operator eksisting agar alih kelola blok-blok

terminasi bisa berjalan mulus.

“Seperti di OSES kami selalu melakukan meeting.

Kami sudah menyiapkan diri ambil alih. Jadi ketika

diambil alih, kami sudah siap. Kami juga selalu

komunikasi dengan SKK Migas,” kata dia.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan PHE

OSES bersama PT GHJ SES Indonesia akan

mengelola Blok OSES. Jumlah komitmen investasi

sebesar US$130 juta untuk membiayai kegiatan

studi GGRP/flow unit, enhanced oil recovery

(EOR), water injection coversion, work over, seismic

3D/4D, infill drilling, field reactivation dan EOR pilot.

MENJaGa KEPErCaYaaNDari sisi operasional, PHE telah memiliki detail

sumur yang akan akan dieksekusi. Bahkan,

perencanaan sumur sudah sampai 2019. “Jadi

two step ahead, kami masuk ke RKAP 2019 yang

dikoordinasikan dengan PPRM dan Pertamina.

Pokoknya jangan sampai produksi turun, karena

akan bikin semua kecewa. Masalah kepercayaan

harus dijaga, agar negara percaya Pertamina layak

terima semua WK,” kata Alfi.

Jika dari sisi manajemen operasional, Alfi optimistis

tidak ada masalah signifikan, berbeda dari sisi

teknis operasi, terutama dari faktor usia lapangan

yang sudah tua. Isu-isu teknis sudah diidentifikasi,

seperti di subsurface yang menyangkut fasilitas.

“Kuncinya itu subsurface, perencanaan sumur,

eksekutor, lalu fasilitas jangan sampai shutdown,”

katanya.

Menurut Alfi, yang disebut sebagai target

mempertahankan produksi bukan berarti produksi

pasca diambil alih Pertamina sama dengan

produksi sebelum diambil alih. Produksi menurun

sesuai dengan decline rate, bisa disebut sebagai

berhasil mempertahankan produksi. Jika produksi

mampu dipertahankan pada tahun-tahun ke depan,

maka itu artinya produksi meningkat.

“Jadi, kalau produksi tetap, itu sebuah prestasi.

Sekarang produksi antara 30-31 ribu bph, itu yang

harus kami jaga,” ungkap Alfi.

Dia menambahkan kendala yang akan dihadapi PHE

pasca alih kelola adalah sumur-sumur yang ada saat

ini oleh operator saat ini hanya mereparasi. Untuk

itu, saat diambil alih ada lapisan-lapisan sumur yang

harus dibuka untuk meningkatkan produksi.

Langkah ini perlu proses administrasi, mulai

dari PHE, Pertamina hingga ke SKK Migas.

Masalahnya, CNOOC sebelumnya tidak pernah

melakukan hal tersebut. “Kami anggap potensi,

tapi secara administrasi ada syarat yang harus

dipenuhi. SKK Migas dan Pertamina sudah ready,

tinggal tim kami menentukan nanti yang mana yang

didahulukan,” kata dia.

CNOOC selama ini menjaga produksi sumur-sumur

repair dengan mengoperasikan sekitar 400 pompa

(electric submersible pumps). Inilah salah satu

keunggulan CNOOC dalam mengelola operasi dari

keseluruhan pompa tersebut.

“Untuk urusan pompa ini, expert ya di Indonesia,

CNOOC. Makanya saya tawari ke PHE, pembinaan

SDM. Expert disitu very welcome saya tawari.

Bukan pompanya, tapi bagaimana me-manage 400

sumur semuanya pompa yang jenisnya macam-

macam sesuai karakteristik sumur,” ungkap Alfi.

Dengan sistem yang dijalankan CNOOC di OSES,

ongkos produksi sumur relatif kecil. Namun, yang

mahal justru pada fasilitasnya. Inilah yang kemudian

oleh tim alih kelola PHE dibuat program efisiensi.

“Nah ini yang kami mau runut, mana yang bisa

diefisiensikan. Kami sudah presentasikan ke direksi

untuk lakukan studi. Proyeksi kami dalam delapan

tahun bisa efisien US$200 juta,” kata Alfi.

Untuk masalah sumber daya manusia (SDM),

skema yang dilakukan merujuk pada alih kelola

Blok Mahakam, antara PT Total EP Indonesie ke

Pertamina. Pekerja yang mengelola OSES akan

beralih status dari CNOOC ke PHE. Namun tentu

hal itu akan disesuaikan dengan kebutuhan dan

skema gross split yang menuntut efisiensi.

“Ya pokoknya seperti Mahakam, yang penting

produksi bisa terjaga,” kata Alfi.

Dengan skema gross split juga menuntut

Pertamina, khususnya PHE melakukan efisiensi

dalam mengelola Blok OSES. PHE sendiri

telah menyiapkan tiga tahap dalam mengelola

OSES. Pertama, tahap alih kelola. Kedua,

fokus bagaimana setelah dikelola Pertamina

memberikan value bagi perusahaan. Serta menjaga

kepercayaan pemerintah bahwa Pertamina bisa

mengelola blok terminasi dan mempertahankan

produksinya.

“Tahap ketiga, revenue efisiensi, mencari apa yang

bisa dibuat lagi untuk efisiensi,” kata Alfi.

Kegiatan monitoring instrumen di platform PHE untuk menjaga kinerja aman dan selamat.

Foto

: Dok

. PH

E

20 21

Page 12: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

22 23

Satu saya ingin bicara PHE

overall bicara eksplorasi.

Kami ingin kinerja eksplorasi

excellence. Saya mau 300% rule

of time. Kami ganti satu barel

harusnya 300 sampai 500% atau

3x hingga 5x lipat. Harusnya

begitu kalau bicara target teknis.

Yang paling penting masalah

culture kami harus bergerak

cepat. Value para pekerja juga

kami perbaiki ke depan karena

kalau kondisi sekarang saja

akan shortage untuk menangani

masalah-masalah sekarang.

Teknikal subsurface gap

cukup besar. Ini jadi prioritas

perusahaan.

Masalah people kami punya

aset besar, tapi yang mengelola

evaluasi terbatas. Nah, itu repot

juga. Jadi, harus betul-betul

clear itu. Kemudian proses bisnis

karena kan tidak hanya bicara

dengan PHE, tapi juga dengan

partner.

Untuk eksplorasi, harus

mengubah mindset bahwa

eksplorasi tidak long term gain.

Itu harus diubah. Itu misi saya

bahwa kami harus menjadi

value generator. Jadi, kami

tidak bicara lagi berapa tahun

lagi (cadangan), justru harus

berpikir bagaimana temuan ini

harus segera mengubah menjadi

sesuatu. Kalau selama ini ketemu

cadangan sekarang dan baru

empat tahun lagi dimanfaatkan

itu jadi kemana-mana.

Jadi mindset dari longterm

strategy, kalau menurut saya

harus segera kita putar jadi

value generator. Kita bicaranya

itu limit term, jangan terlalu

panjang. Jadi setelah temuan,

2-3 tahun itu bisa langsung di-

develop. Selama ini di atas 5-10

tahun harusnya dikoreksi. Itu

butuh energi tidak sedikit, butuh

komitmen semua stakeholder.

Orang-orang eksplorasi harus

jadi key driver. Kalau key driver

lamban kan jadi begerak lambat.

Saya sudah bilang value akan

kelihatan kalau jadi key driver.

Harus berlari kencang, jangan

lari di tempat.

aBDUL MUTaLIB MaSDar,

Direktur Eksplorasi

“Temuan Cadangan

Harus Segera

Di-develop”

BIODATATempat/Tanggal Lahir: Pangkal Pinang, 24 Mei 1966

Pendidikan: Jurusan Geofisika, Institut

Teknologi Bandung

Karir: • Area Manager, Asia

Overseas Asset,

International Venture of

PHE (2009-2011)

• Senior Asset Manager,

Asia-Australia Overseas

Asset (2010-2013)

• General Manager

Randugunting (2013-2017)

• Direktur Eksplorasi

(Februari 2018-Sekarang)

Page 13: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

24 25

Visi perusahaan sebagai

world class company harus

ada milestone-nya. Pada 2025,

kita menjadi 9 top dari Asian

untuk produksi. Di dalam misi

perusahaan disebutkan untuk

menjalankan bisnis oil and gas

tentunya sebagai operator ada

portfolio profesional, sehingga

bisa memberikan nilai tambah

kepada stakeholder.

Kami tidak bicara satu aset, jadi

how to maximize asset value.

Sustainability perusahaan

itu adalah dari bagaimana

mengelola value asset. Kalau

masih ada aset dan semakin

tinggi, itu bisa segar. Tapi

kalau asetnya zero sampai ada

impairment itu karena asetnya

turun.

Kalau ada temuan, meski sedikit

maka tugas dan misi Direktorat

Pengembangan adalah

bagaimana temuan tersebut

termonetisasi, dan mencari

teknologi yang low cost. Cost

leadership bisa membantu.

Pada saat harga minyak turun

kalau tidak leader di cost, bisa

hancur.

Competitiveness kami di cost

leadership. Kalau tidak kompetitif

tinggal Anda mau sustain atau

enggak. Eksplorasi itu kami

harus berpikir uang hilang,

jangan berpikir uang akan

kembali. Artinya harus berpikir

pada saat melakukan eksplorasi

ada uang yang hilang.

Yang kami jaga dalam

development adalah OTOBOSOR

(on Time, on Budget, on Scope,

on Return). Pada awal proyek di

purpose, kami harus yakin bahwa

layak untuk pengembangan.

Tantangan di pengembangan

itu how to implemented

technology yang low cost. Salah

satu strategi yang diterapkan

itu, karena ada 53 WK, kami

clustering mana yang bisa

dimonetisasi. Ini strategi ke

depan, seperti itu. Perlu evaluasi

mendalam.

Teman-teman masih me-mapping

potensi-potensi itu. Karena ujung-

ujungnya end buyer yang penting.

Kalau nanggung industri susah,

karena dia kan investasi untuk

jangka panjang.

Membuat LNG itu kan untuk

transportasi, membuat gas

dari LNG kan perlu uang, lalu

regasifikasi. Berbeda dengan

gas pipa atau CNG, ada

keterbatasan, jarak dan volume.

Ini yang meng-compare, mana

yang lebih efisien. LNG itu

kan fleksibilitasnya bisa dijual

keluar.

aFIF SaIFUDIN, Direktur Pengembangan

“Memaksimalkan Asset Value”

BIODATATempat/Tanggal Lahir: Sidoarjo, 27 Oktober 1964

Pendidikan: Jurusan Teknik Kimia,

Institut Teknologi Surabaya

Karir: • General Manager JOB

Pertamina-PetroChina

Salawati (2009-2013)

• VP Operation &

Production PHE (2013-

2017)

• VP Production Asset

Management (2017-

2018)

• Direktur Pengembangan

(Februari

2018-sekarang)

Page 14: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

26 27

Misi saya fokus pada

empat hal. Pertama,

utamakan keselamatan kerja

dan perlindungan lingkungan.

Kedua, meningkatkan produksi

migas dengan cara melakukan

pengeboran, work over, well

service. Selanjutnya, menjaga

kehandalan fasilitas produksi untuk

bisa mengelola, mengolah migas

dan diproses. Hasil proses itu yang

kemudian dikirim ke konsumen.

Itulah yang menjadi uang.

Ketiga, selesaikan masalah

sosial dan gangguan keamanan.

Masalah sosial dan gangguan

keamanan bisa mempengaruhi

produksi migas, salah satu

contoh kalau ada gangguan rig

kita tidak bisa moving, khususnya

di darat, on shore. Lalu

gangguan keamanan lainnya,

seperti masalah illegal tapping

atau digesek dan dirusak. Dan

keempat, efektivitas dan efisiensi

dibidang pembiayaan.

Keempat hal itu ujung-ujungnya

bagaimana kami mendapatkan

laba. Bisa dikatakan pada

2017 laba PHE meningkat dari

US$191 juta menjadi US$251

juta, ini kelihatan dari sisi

produksi meningkat dan dari sisi

efektif pembiayaan juga bagus.

Nah pada 2018 kami ingin

mencoba ini lagi. Paling penting

dari keempat fokus tadi, tidak

ada artinya produksi migas

besar tapi banyak terjadi

insiden-insiden. Itu yang

paling utama. Saya juga minta

kepada para mitra tiga hal, satu

utamakan keselamatan kerja,

kedua kualitas kerja, ketiga tepat

waktu.

Dari ketiga hal itu, mari kita

bekerja dengan konsep seperti

yang diminta Dirut Pertamina,

jujur, tulus dan amanah. Tapi

saya minta satu hal lagi supaya

jangan lupa ibadah, berdoa dan

bersyukur apa yang sudah kita

dapatkan. Itu yang saya ingin

ajak sebagai direktur operasi dan

produksi.

Saya minta kepada para

GM untuk konsen juga pada

masalah keamanan karena

bisa mengganggu kegiatan

operasional. Kalau di

offshore tidak terlalu kelihatan

sekali, karena di offshore itu

paling banyak gangguan

cuaca.

Misi saya tetap bagaimana PHE

menjadi world class company

dan mencapai target dari

sisi operasi. Misi sesuai dari

arahan PT Pertamina (Persero).

Saya ajak teman-teman untuk

komunikasi dengan baik,

bersama kita bisa.

EKarIza, Direktur Operasi dan Produksi

“Fokus pada

Empat Hal”

BIODATATempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 23 September 1964

Pendidikan: Jurusan Teknik

Pertambangan, universitas

Sriwijaya

Karir: • Manager Business

Support di Prabumulih

(2009-2011)

• Manager Perencanaan

dan Anggaran (2011-

2013)

• Planning, Portfolio and

Budgeting Manager

(2013)

• Pendopo Field Manager

(2013-2015)

• Asset 2 General

Manager Pertamina EP

(2015-2017)

• Direktur Operasi dan

Produksi (Februari 2018

– Sekarang)

Page 15: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

COVER STORY

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

28 29

Saya ingin melihat PHE

secara finansial lebih

independen. Artinya, dia bisa

berkembang dengan kemampuan

sendiri. Ke depan, kami bisa full

cycle. Kontribusi  PHE ke persero

bisa lebih meningkat. Efisiensi,

capex lebih hati-hati. 

PHE adalah perusahaan

portfolio sehingga harus melihat

keseimbangan antara aset-aset

dari segi cadangan, sehingga bisa

menghasilkan cash flow untuk

growth. Kami bisa dikembangkan

sendiri. Tentu dari persero juga

fokusnya bisa lebih luas. Di sana

juga kan kebutuhan untuk kilang

lebih besar, sehingga hulunya

bisa lebih mandiri. Dengan

kontribusi yang lebih besar tentu

menjadi harapan kami semua. 

Walaupun kita belum full cycle,

tapi harus kita bisa seolah-

olah menjadi perusahaan full

cycle.  Apakah bisa mandiri?

Tentu bisa. Contoh di PIEP,

sudah di-mapping jadi anak

perusahaan yang akan

mandiri, baik secara capex

maupun investasi. Jadi kita bisa

membiayai unuk jangka panjang

sendiri, tidak lagi ke persero. Itu

sudah dimungkinkan. Tentu itu

arahnya kesana. Apalagi hulu

kan yang berkontribusi, bukan

menggantungkan pada persero.

PHE kan perusahaan portfolio.

Jadi, kami harus lebih berhati-

hati dalam menanamkan

investasi. Karena kegagalan

investasi akan berpengaruh pada

growth perusahaan. Analisis

bisnis lebih komprehensif tidak

hanya sekadar tambahan

cadangan dan produksi. Tapi juga

bagaimana terkait finansialnya.

Tentu tidak bisa dalam satu

dua hari, harus ada persiapan

yang harus dilakukan. Ini

bukan kesalahan PHE, tapi

karena policy-nya begitu. Kalau

mau merubah tentu kondisi

dan struktur yang ada harus

dipersiapkan lebih dulu.

Pembiayaan bisa minjam,

sehingga performace tidak

tergantung. Kami ingin

menyumbang ke persero,

sehingga bisa tetap growth.

Kontribusi PHE ke persero tentu

tidak bisa dibanding dengan

anak perusahaan lain. Kontribusi

besar tentu masih dari EP. PHE

kan sama dengan pemain lain,

ya tergantung kondisi. Portfolio

kami banyak, tentu ini tantangan

besar. Portofolio yang besar

membutuhkan analisa dari masing-

masing aset. Jadi bagaimana

memprioritaskan dari masing-

masing aset. Cadangan, produksi,

dan financial. Jadi challenging. Tapi

risiko juga lebih tersebar.

hUDDIE DEwaNTO, Direktur Keuangan dan

Dukungan Bisnis

“Targetkan Finansial

yang Lebih Independen”

BIODATATempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 11 Desember 1963

Pendidikan: • Jurusan Ekonomi

Akuntansi, universitas

Gadjah Mada

• Jurusan Ekonomi

Akuntansi, Cast

Western Resert

university

Karir: • Manajer Pendanaan

Pertamina (2007)

• Manager Corporate

Financing Pertamina

(2011)

• Vice President

Financing

(2011-2013)

• Director Finance and

Commercial PIEP

(2016-2017)

• Direktur Keuangan

dan Dukungan

Bisnis PHE (Februari

2018-sekarang)

Page 16: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

habis kontrak (terminasi) dengan

menggunakan skema bagi hasil

(production sharing contract/

PSC) gross split. Skema yang

sama telah diterapkan di Blok

Offshore North West Java

(ONWJ) yang juga dikelola

perseroan.

Untuk mengetahui program kerja

dan strategi manajemen baru

PHE pada 2018 dan tahun-

tahun mendatang, Energia PHE Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

WAWAnCARA

tambahan blok terminasi dengan

skema gross split. Tentunya kami

bicara itu, pengadaan barang

dan jasa. Konteks gross split itu

efisiensi.

apakah gross split akan jadi

fokus utama PhE ke depan?

Kami mempunyai portofolio

dan telah disampaikan ke

Pertamina bagaimana posisinya.

Kami sekarang mengelola 57

anak perusahaan (AP), 53

komitmen, kita lakukan. Seperti

bicara PHE One System

dan SSO, artinya siapapun

yang duduk di situ sebagai

BOD tidak perlu melakukan

perubahan signifikan. Bicara

strategi operasional, terjadi

dinamisasi. Pada 2016 ada 10

langkah, 2017 tambah menjadi

12, dan 2018 apakah ada yang

perlu diangkat sehingga kami

mencari tantangan dan problem

lain. Misalnya WK, kami dapat

mewawancarai Gunung di ruang

kerjanya di lantai 25 PHE Tower,

Senin (2/4). Berikut petikannya:

rUPS telah menetapkan empat

direksi baru PhE. apakah

masuknya direksi baru akan

membawa perubahan strategi

PhE ke depan?

Tidak ada perubahan strategi.

Saya masuk PHE 2015 dan

membangun sistem. Kalau

sistem sudah sepakat dan

PT Pertamina Hulu Energi

(PHE) memasuki 2018

dengan jajaran direksi

baru, kecuali direktur utama yang

tetap dijabat R Gunung Sardjono

Hadi. Empat direksi baru

dikukuhkan pada Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS)

pada Februari 2018, yaitu

Ekariza, Direktur Operasi dan

Produksi; Afif Saifudin, Direktur

Pengembangan; Abdul Mutalib

Masdar, Direktur Eksplorasi;

dan Huddie Dewanto, Direktur

Keuangan dan Dukungan Bisnis

mendampingi Gunung.

Sejumlah tantangan telah

menanti manajemen baru PHE,

baik dari sisi operasi maupun

keuangan. Apalagi PHE juga

akan mengelola empat blok

r GUNUNG SarDJONO haDI, Direktur utama PHE

30 31

Selain PRofit, PHE DITUNTUT MENjAGA ARUS KAS

Page 17: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

blok di antaranya kami kelola.

Tentu kedepan kami tidak akan

sebesar itu, saya mencoba

mengevaluasi, kira-kira mana

yang bisa didrop sehingga

secara bertahap mungkin dari

57 menjadi 30-an AP saja. Dari

30 AP nanti kami lihat lagi,

mana blok yang mempunyai

low impact, medium dan high

impact. Itu nanti kami screen lagi

sehingga suatu ketika mungkin

kami tidak perlu memaksakan diri

menjadi operator kalau misalkan

blok tersebut memberikan

dampak rendah. Ini yang perlu

kami lihat. Arah gross split kan

semua cost di kita sehingga

sebetulnya berbicara partnership

itu kewenangan kami.

Maksudnya, anda

akan memangkas alur

birokrasinya?

Iya, kalau bicara partnership dan

lain-lain itu, bicara kewenangan

persero (Pertamina).Tapi kami

bisa memberikan rekomendasi.

Dalam waktu dekat, kami

akan duduk bersama dengan

persero menentukan sikap

seperti apa PHE ke depan.

Untuk wilayah kerja terminasi

atau yang belum gross split

sehingga bisa fokus resources

kami juga lebih optimal. Jangan

sampai kami mengurusi

yang memberikan kontribusi

tidak maksimal.  Kami juga

sampaikan ke persero, persero

memberikan guidance tertulis

bahwa PHE diharapkan menjadi

operator dengan porsi minimal

51%. Di situlah pentingnya

mengapa kami bisa lihat secara

komperehensif. Kami dituntut

bisa menjaga arus kas (cash

flow), selain mendapatkan profit.

Itu perlu strategi khusus terkait

pengelolaan wilayah kerja,

apakah teknikal divestasi, apa

perlu divestasi sehingga kami

mempunyai uang dan dipakai

untuk membiayai investasi

kedepan supaya lebih maju.

Dari 57 aP, nanti tinggal 30.

Sisanya mau dillepas?

Sebagian memang CBM

(coalbed methane) kami sudah

melakukan maksimal, ternyata

sampai saat ini keekonomian

komersial belum masuk. Secara

teknikal teknologi juga belum

ditemukan teknologi yang murah

sehingga kami akan mencoba 

melepas 13 WK di CBM.

Sebagian kami akan selesaikan

firm comitment, setelah itu akan

kami kembalikan ke pemerintah.

Termasuk melepas blok

terminasi?

Iya, seperti South Jambi.

Mungkin kami akan lepas

karena belum ada kepastian

Corridor kami menjadi operator

dan di sana juga tidak terlalu

menarik secara teknokomersial

sehingga kami akan lepas.

Kami juga melihat lapangan lain

yang sekiranya dari sisi based

case, mid case, dan high case

mempunyai peluang tidak.

Kapan pelepasan anak

perusahaan akan dimulai?

Sebetulnya kami sudah

sampaikan itu tahun lalu,

mengenai portofolio. Kembali

lagi, strategi kewenangan

divestasi, kemudian partnership di

Pertamina di direktorat hulu. Saya

berharap bisa segera diskusi

dengan Pertamina biar lebih enak.

apakah itu semua akibat

masalah pembiayaan di

direktorat hulu persero yang

makin ketat?

Kami sebenarnya sudah

merencanakan sebelumnya.

Karakter bisnis PHE berbeda

dengan PEP (PT Pertamina EP).

Di sini kami hybrid, kombinasi

antara investment operasional

holding dan strategic holding.

Investment holding investasi

mana yang memberikan

backbone, operasional holding

kami bicara operasional ada

operator dan nonoperator.

Persero sudah mempunyai

wacana, mereka mengharapkan

setiap anak perusahaan bisa

tidak, full cycle? Kami sudah

buat simulasi, bicara operasional

yes, kami bisa. Tapi kalau bicara

growing, kami akan kesulitan

karena PHE posisinya punya

utang karena setiap ada akuisisi,

semua dibebankan kepada kami,

jadi utang kami. Pada 2016, utang

PHE ke persero US$1 miliar.

Pada 2018 berkurang US$300

juta. Seandainya kami tidak

punya utang dan bisa selektif,

kami bisa full cycle. Namun, ini

masih berupa wacana.

Jadi dengan full cycle, semua

pembiayaan harus dipikirkan

sendiri oleh PhE?

Waktu saya sampaikan ke

persero, kalau kami dituntut

full cycle, pertama bisa tidak

kami mencoba debt to equity

swap utang-utang kami menjadi

penyertaan. Kedua, kami boleh

melakukan divestasi. Misalnya

kami pegang 80%, uang masuk

ke PHE. Ketiga, kami betul--betul

melakukan kegiatan bersifat

selected lebih rasional sehingga

investasi yang membutuhkan

waktu panjang,return lama, kami

hold. Keempat, ini tidak mudah,

yaitu IPO. Kalau empat syarat

itu bisa disetujui, kami siap.

Itu belum diajukan, hanya saya

sampaikan secara verbal. Kalau

misalkan resmi, ya saya juga

siap.

Kapan itu dilaksanakan?

Bergantung pada kapan persero

menghendaki. Sebetulnya akan

lebih memperkuat kami dalam

menghadapi tantangan kedepan,

sesuai aspirasi persero supaya

kami tetap growing. Kalau satu

saja (syarat) disetujui, kami

tetap harus lakukan selected

investasi. Berikutnya, project

financing, itu tidak mudah, tapi

sebenarnya menjadi salah satu

solusi. Kalau persero minta

disegerakan, ya kami segerakan.

Pada 2015 dan 2016 cash flow

operasional PHE positif. DER

(debt to equity ratio) kami masih

belum tinggi, masih di bawah

ambang batas, cuma kembali

lagi kalau seandainya persero

tidak bisa menggelontorkan dana

kepada kami, pindahkan dulu ke

tempat lain atau kami dikasih

sehat dulu. Kalau empat syarat

tadi disetujui.

Laba bersih PhE 2017 terbilang

besar, naik signifikan. Itu kan

bisa digunakan?

Dalam RUPS kami minta dividen

0, supaya US$261 juta profit bisa

kami pakai untuk pengembangan

investasi,  tapi belum disetujui.

Itu ada di RUPS persero nanti

keputusannya.

Kalau itu disetujui PhE akan

kuat dong?

Sedikit banyak lumayan juga.

Tapi begini, sebetulnya kantong

kiri kanan. Meskipun kami dapat

dividen segitu pun paling tidak

mengurangi utang jangka pendek

ke persero. Bukan berarti kami

tak punya utang, masih punya.

Kecuali utangnya ditiadakan,

dividen 0, fleksibitas kami lebih

baik. Foto

: Dok

. PH

E

WAWAnCARA

32 33

Page 18: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

dari petroleum engineer. Semua

anggota tim yang berasal dari

divisi yang berbeda-beda itu

kemudian menjadi satu tim

dengan tujuan meningkatkan

produksi melalui proyek PHE-40

LOQRA.

Jika pada ajang Continous

Improvement Program (CIP)

PHE menyabet peringkat Gold,

pada tingkat Direktorat Hulu

Rahman dan Yohanes H. Empat

anggota tim Djenggo lainnya,

Priyo Prabowo, Mohamad

Bisri, Saroha Gultom, dan Rudi

Kurniawan berhalangan hadir.

Konsep yang diajukan untuk

menjadi inovasi sebenarnya

merupakan pekerjaan rutin dari

masing-masing anggota tim. Dwi

berasal dari petrofisika, Pandu

dari reservoir dan Johannes

menemukan ternyata masih

ada potensi lapisan lain yang

bisa diproduksikan. Namanya

LL 1 dan LL 3. Itu yang kami

bawa mulai dari tingkat PHE,

kemudian hulu Pertamina,

hingga Pertamina di level APQA,”

ungkap Dwi Arifman, Ketua Tim

Djenggo kepada Energia PHE.

Saat itu, dia didampingi dua

anggota tim Djenggo, Pandu

InOVASI

November 2017. Perjuangan

mereka tidak bertangan hampa.

Tim ini meraih juara ke-3

Kategori Kaizen pada ajang

tersebut.

Tim yang terbentuk pada 1 Juni

2015 tersebut mulai melakukan

uji coba di Lapangan PHE-

40 pada 2015. Metode yang

digunakan diberi nama LOQRA-

low quality Approach. “Kami bisa

SAAT DjENGGO Berbagi INOVASI Hingga KE DUBAI

Berawal dari tugas

menemukan lapisan baru

yang bisa diproduksi

pada lapisan reservoir membawa

tujuh pekerja PT Pertamina Hulu

Energi West Madura Offshore

(PHE WMO) yang tergabung

dalam Tim PC-Prove Djenggo ke

hajatan Continual Improvement

and Innovation Symposium and

Competition (CIISC) di Dubai,

Uni Emirat Arab pada 9-15

PC-Prove Djenggo dibentuk pada 1 Juni 2015.

34 35

Page 19: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

PT Pertamina (Persero) dan

Annual Pertamina Quality Award

(APQA) 2017, Djenggo menyabet

Platinum. Djenggo pun masuk

tiga besar untuk APQA dan

menjadi salah satu dari lima tim

Pertamina yang dikirim ke Dubai.

“Yang presentasi itu hanya kami,

tim Jenggo dan tim Crocker yang

diwakili dari tim Pertamina EP.

Alhamdulillah kami masuk nomor

tiga kategori Kaizen,” kata Dwi.

Menurut Pandu, Kaizen

merupakan filosofi dari

Jepang yang berhubungan

dengan quality. Pertamina

memang berkiblat ke Jepang

untuk urusan ini. Kaizen yang

merupakan filsafat Jepang

dalam bahasa Indonesia bisa

diartikan sebagai perbaikan yang

berkesinambungan.

“Contohnya di PHE itu ada

Sheitsu, Sheiton, itu salah satu

dari filosofi Kaizen. Dari filosofi

itulah, SOP-SOP yang berkaitan

dengan quality management

diimplementasikan,” ungkap

Pandu.

Yohannes menambahkan

perjalanan ke Dubai

sebenarnya merupakan ajang

sharing inovasi agar terobosan

tersebut dapat diaplikasikan.

Inovasi dari Tim Djenggo dalam

improvement menghasilkan

uang US$111 juta atau sekitar

Rp2,8 triliun.

“Yang penting dari perjalanan

kami adalah seberapa besar

manfaat untuk perusahaan.

Kalau ke Dubai itu sebenarnya

lebih ke sharing keberhasilan

kami dengan negara-negara lain,”

kata dia.

Menurut Yohannes, awalnya Tim

Djenggo mempunyai konsep.

Setelah matang, konsep

di-chalenge, termasuk oleh

Satuan Kerja Khusus Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak

dan Gas (SKK Migas). Setelah

diajukan untuk menjadi teori,

perlu dana untuk mengujinya.

Untuk menguji teori tersebut tidak

murah, apalagi jika dilakukan

pada lapangan offshore. Tiga kali

diuji coba dan berhasil. “Karena

lapangan offshore tentunya

bukan sesuatu yang murah,

hingga US$500 ribu. Kalau

dirupiahkan banyak,” katanya.

Selain dukungan dana untuk

menguji teori yang diajukan,

Tim Djenggo juga merasakan

dukungan moral manajemen

PHE. Bahkan, pada saat

di Dubai, Direktur Utama

Gunung Sardjono Hadi pun ikut

mendampingi.

“Beliau sampai jam 12 malam

menemani kami untuk latihan,

karena besoknya akan

presentasi. Dukungannya luar

biasa,” kata Johannes.

Pandu menyebut semangat dari

ajang-ajang inovasi yang diikuti

Tim Djenggo maupun tim-tim lain

di Pertamina adalah semangat

untuk saling berbagi. Artinya

kalau ke hulu untuk perusahaan

hulu, kalau ke Pertamina

skalanya nasional, jika ke Dubai

maka menjadi ajang berbagi di

tingkat internasional. “Kami harus

bisa bagaimana caranya diakui

oleh dunia,” tukasnya.

Setelah dari Dubai, Tim

Djenggo dikumpulkan kembali

supaya metode yang sudah

berhasil dilakukan di level

WMO bisa diaplikasikan ke

anak perusahaan PHE lainnya,

sehingga ada kesempatan

metode yang sudah digunakan

WMO diaplikasikan ke tempat

lain.

“Artinya dari pihak manajemen

sudah memberikan jalan

bagaimana metode yang sudah

kami rintis di anak perusahaan

ini bisa diduplikasikan atau

replikasikan di perusahaan-

perusahaan lain,” kata Dwi.

Inovasi untuk mencari

potensi-potensi baru seakan

menjadi suatu keharusan,

apalagi di Blok WMO yang jika

tanpa usaha apapun cadangan

migas yang dimiliki akan habis

dalam kurun waktu empat tahun

ke depan.

Menurut Dwi, inovasi Tim

Djenggo tentu berpengaruh

bagi WMO. Jika empat tahun

cadangan habis, maka inovasi

Djenggo akan menambah umur

operasi dari perusahaan itu

dengan cadangan produksi.

“Bisa ditingkatkan secara

masive, tapi tentu tidak serta

merta digunakan. Karena

kan hubungannya dengan

subsurface bawah tanah, ada

uncertainty ataupun perbedaan-

perbedaan bawah tanahnya,”

tandas Dwi.

Ujicoba metode LOQra oleh PC-Prove Djenggo di platform PhE-40 PhE wMO

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

InOVASI

36 37

Page 20: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

HR & GA

Shared Service

Organization (SSO)

yang sudah mulai

diimplementasikan sejak awal

2017 (masa transisi) dan

diimplementasikan secara

penuh sejak September 2017

pada holding dan 10 anak

usaha Pertamina Hulu Energi

(PHE), khususnya untuk fungsi

pendukung, mempunyai tiga

tujuan utama yaitu standardisasi,

kecepatan, dan efisiensi,

yang kemudian diharapkan

hal tersebut secara bertahap

akan menjadi budaya kerja di

lingkungan PHE.

Dalam mengelola bisnis migas

dimana tingkat ketidakpastian

industrinya sangat tinggi dan

kondisi PHE yang terdiri dari

berbagai anak perusahaan dari

berbagai latar belakang yang

bervariasi, SSO merupakan

sarana yang tepat untuk

menjawab kebutuhan bisnis dan

kondisi yang ada tersebut.

Dengan SSO, sharing resources

dari berbagai anak perusahaan

yang sebelumnya cenderung

berjalan masing-masing, saat ini

dapat berjalan secara terintegrasi

sehingga didapatkan efisiensi

dan optimasi dari penggunaan

resources yang tidak hanya dari

segi manpower namun juga dari

hal-hal lainnya seperti fasilitas,

proses, peralatan, kontrak, dan

sebagainya. Contohnya dalam

pengelolaan kendaraan dinas

SHARED SERVICE ORGANIZATION PHE

MEMBUDAYAKAN STANDARDISASI, KECEPATAN, DAN EFISIENSI

Vice President hrD and Ga PhE Muhammad Denis

38 39

Page 21: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

perusahaan dari segi kontrak dan

utilisasi unit menjadi lebih optimal

dan efisien, demikian juga

halnya dengan gedung, fasilitas

kantor, office services, kontrak

manpower, material, dan lain-

lain. Pengelolaan hal-hal tersebut

ditunjang dengan suatu Sistem

Tata Kerja (STK) yang standard

untuk semua fungsi dan anak

perusahaan di PHE, sehingga

prosesnya akan menjadi lebih

jelas, konsisten, dan sustain.

Penyusunan dan pengembangan

STK untuk mendukung jalannya

proses bisnis di era SSO ini

terus berjalan dan dievaluasi

secara berkala untuk lebih dapat

meningkatkan lagi efektivitas

dan kecepatan layanan kepada

para stakeholders sesuai dengan

koridor ketentuan dan aturan

yang berlaku.

Muhammad Denis, Vice

President Human Resources and

General Affair PHE, saat ditemui

PHE Energia di ruang kerjanya,

menerangkan bahwa dalam

perjalanannya sejak diluncurkan

dari awal tahun lalu hingga saat

ini SSO telah berjalan ke arah

yang tepat sesuai dengan tujuan

awal pembentukan SSO.

Saat ini fungsi SSO masih

terus secara konsisten

melakukan evaluasi dan upaya-

upaya perbaikan untuk lebih

dapat meningkatkan proses

dan layanan kepada para

stakeholders guna mendukung

pencapaian target-target

perusahaan secara lebih

optimal, efektif, dan efisien,

seperti upaya penyempurnaan

proses bisnis dan STK yang

sudah ada. Serta upaya

pengembangan sistem aplikasi

yang bertujuan untuk dapat lebih

meningkatkan lagi efektivitas dan

kecepatan proses dan layanan.

Perilaku-perilaku positif yang

muncul dari implementasi SSO

yang mendukung standardisasi,

kecepatan, dan efisiensi

diharapkan akan menjadi budaya

di perusahaan.

“Pertanyaannya kemudian,

apakah implementasi SSO saat

ini sudah mencapai hal-hal

sebagaimana yang diharapkan,

seperti halnya efisiensi?

Tentunya untuk tahap awal belum

terlihat secara signifikan berapa

besar efisiensi dan penghematan

yang sudah dilakukan,” kata

Denis.

Seiring dengan berjalannya

waktu dan implementasi

terhadap SSO yang dilakukan

secara konsisten serta diiringi

dengan evaluasi dan perbaikan-

perbaikan terhadap hal-hal

yang diperlukan, maka efisiensi,

kecepatan, dan standardisasi

tersebut akan lebih terlihat nyata.

Dalam tahap-tahap awal

implementasi SSO dimana

semua pihak masih dalam

proses transisi dan adaptasi

dari keadaan dan proses

bisnis sebelumnya, memang

ada beberapa konflik dan

kendala yang muncul dalam

pelaksanaannya, karena terjadi

perubahan peran, tugas,

tanggung jawab serta serta

proses yang dilakukan oleh

masing-masing pihak yang

terlibat dalam bisnis dan operasi

perusahaan. Hal tersebut

suatu hal yang lumrah untuk

suatu perubahan, apalagi yang

skalanya besar seperti SSO ini.

Yang diperlukan disini adalah

komunikasi dan koordinasi intens

dari semua pihak serta sikap

positif dan komitmen penuh

dari semuanya yang dilakukan

secara konsisten untuk memberi

masukan dan dukungan dalam

rangka penyempurnaan dan

perbaikan terhadap hal-hal yang

diperlukan dalam implementasi

SSO guna memberi manfaat

yang sebesarnya bagi

perusahaan dan semua pihak.

Allan Maulana Atmaja, Culture

and Change Management

Assistant Manager PHE,

menambahkan SSO dengan

tagline “Satu Langkah Maju PHE”

yang merupakan salah satu

bagian dari proses continuous

improvement Perusahaan untuk

mencapai target perusahaan.

Tiga tujuan SSO, menurut Allan,

merepresentasikan aktifitas budaya

perusahaan 6C yang menjadi

dasar fondasi perusahaan.

“Sebagai contoh Seperti efisiensi,

itu merupakan bagian tata nilai

6C yaitu Clean, Competitive dan

Commercial yang salah satu

perilakunya,” kata Allan.

Pekerja dituntut dapat

membangun budaya sadar

biaya dan menciptakan nilai

tambah dengan orientasi

komersial serta dapat mengambil

keputusan berdasarkan

prinsip-prinsip bisnis yang

sehat. Bila kaitannya dengan

standarisasi dan kecepatan

itu berhubungan dengan

tata nilai 6C yaitu Customer

Focus dan Capable yang

salah satu perilakunya adalah

Pekerja dituntut mempunyai

prosfesional dan memiliki talenta

dalam melakukan pekerjaan

di organisasi SSO serta

orientasinya dapat memenuhi

kepentingan dan komitmen

memberikan pelayanan yang

terbaik pada pelanggan eksternal

maupun internal (antar fungsi).

Selain itu nilai tambah lain dari

implementasi SSO adalah terjadinya

proses transfer knowledge dan

pembelajaran antar satu sama lain

yang dapat saling memperkaya

dan memperkuat pengetahuan

dan kemampuan manpower yang

ada sehingga dapat dihasilkan

suatu proses dan output yang lebih

optimal, efektif, dan efisien lagi.

Hal lain yang dilakukan pada

saat implementasi SSO adalah

penerapan MoC (Management of

Change), seperti penerapan Job

Handover, yang bertujuan untuk

mendukung dan memastikan

semua pihak yang terlibat dapat

melewati proses perubahan

dalam implementasi SSO ini

secara baik dan lancar. Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

HR & GA

40 41

Page 22: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Foto

: Dok

. PH

E

SOSOK

Foto-foto keluarga dan

pajangan penghargaan

terpampang di dinding

sebuah ruangan berukuran

sekitar 24 meter persegi di

lantai 18 PHE Tower di Jalan TB

Simatupang, Jakarta Selatan, di

pengujung Maret 2018. Jayanti

Anggraini, perempuan pemilik

ruangan tersebut, bersama anak

keduanya, seorang laki-laki,

sengaja menyambangi ruang

kerjanya untuk bertemu dengan

tim PHE Energia. Padahal

perempuan tinggi semampai

berparas manis itu tengah cuti

pasca melahirkan dua bulan lalu.

Jayanti Anggraini adalah Manajer

Eksplorasi PT Pertamina

Hulu Energi West Madura

Offshore (WMO), anak usaha

PT Pertamina Hulu Energi.

Penampilannya sederhana, tapi

tetap elegan dan fashionable.

Baju batik dan celana panjang

warna senada dengan kerudung

pashmina membalut tubuhnya.

Pembawaannya ramah, supel

dan murah senyum. Saat ditemui

PHE Energia, gaya bicara Jayanti

santai, sopan, beretika, dan tidak

pasif untuk bercerita.

Jayanti adalah geologist tangguh

dan berprestasi yang dimiliki

PHE. Tidak hanya piawai

menemukan sumber cadangan

minyak dan gas bumi baru,

namun juga sukses membina

JaYaNTI aNGGraINI, Manajer Eksplorasi PHE WMO

Give Your Best While Doing Your Work

42 43

Page 23: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

rumah tangga. Sebelum

bergabung di PHE sejak 2014,

Jayanti sempat ditempatkan

di Upstream Bussiness

Development (UBD) PT

Pertamina (Persero) mulai 2009.

Setelah dua tahun bergabung

di tim eksplorasi PHE, Jayanti

dipercaya menduduki jabatan

sebagai Manajer Eksplorasi

PHE Abar Anggursi di Jawa

Barat setelah sebelumnya

beliau menjabat sebagai Chief

Geologist di tempat yang

sama. PHE bertindak selaku

operator dengan hak partisipasi

atau Participating Interest (PI)

100% pada kedua blok migas

tersebut, yaitu Blok Abar dan

Blok Anggursi. “Kedua blok ini

merupakan wilayah kerja migas

offshore yang terletak di utara

Blok ONWJ,” ujar Jayanti.

Menurut dia, pada 2016 PHE

Abar dan PHE Anggursi memulai

tahapan pengelolaan dengan

kegiatan eksplorasi berupa studi

G&G dan survei seismik laut 2D

dengan panjang lintasan 1.990

km di blok Abar, dan 1.960 km di

blok Anggursi untuk menemukan

cadangan migas baru.

“Saya juga sempat ikut naik

ke kapal seismic pada saat

kegiatan seismic laut tersebut

berlangsung, dimana salah satu

hasil kegiatan seismic tersebut

adalah untuk mendukung

analisa yang dilakukan untuk

pengeboran sumur di Blok Abar

yang dilakukan pada Kuartal

IV 2017, yang Alhamdulillah

discovery berkat rahmat Allah

dan kerja keras teman-teman

PHE Abar semua”, katanya.

Setelah sukses menemukan

cadangan baru, Jayanti kembali

dipercaya menjadi manajer

eksplorasi di anak perusahaan

(AP) PHE WMO. Dengan

mengusung filosofi bahwa tidak

ada yang tidak mungkin jika kita

mau terus belajar, berusaha

dan berdoa, perempuan tiga

anak ini berusaha memberikan

yang terbaik bagi perusahaan.

Meski dalam keadaan hamil

saat pertama kali dipindahkan

ke PHE WMO, Jayanti berusaha

agar tetap dapat memberikan

kontribusi yang maksimal dan

bermanfaat bagi perusahaan.

Dengan kondisi WMO yang

terus menurun produksinya,

tentunya kegiatan eksplorasi

menjadi critical point untuk dapat

menemukan cadangan migas

yang baru bagi kelangsungan

produksi PHE WMO. Jayanti

dan timnya yang terdiri dari

kurang lebih 15 orang, berusaha

menciptakan harapan besar

dengan eksplorasi untuk

menemukan sesuatu yang baru.

Di awal tahun 2018, dibuatlah

strategi untuk 3-5 tahun ke

depan, dimana untuk tahun 2018

ini ada kurang lebih 12 proyek

yang harus digarap bersama oleh

tim eksplorasi PHE WMO.

“Sehingga meskipun saya cuti,

karena sudah ada kesepakatan

kerja yang akan dilakukan di

2018, maka tim saya tetap jalan.

Sebenarnya yang menjadi salah

satu constrain di PHE WMO

itu adalah area eksplorasinya

sudah sangat kecil karena

sudah merupakan sisa hasil

relinquishment, jadi kami coba

going deeper di area yang sama

tapi ke formasi yang lebih dalam.

Selain itu kami juga mencoba

untuk melihat potensi ke area

selatan wilayah Blok PHE WMO.

Kami mau coba seismik. Ini

sedang kami godok analisanya,”

ujar Geolog lulusan Universitas

Gadjah Mada dan Master

Geofisika Reservoir Universitas

Indonesia.

MIMPI BESar

Sebagai seorang Geolog,

Jayanti bermimpi menemukan

cadangan hidrokarbon yang

besar bagi Pertamina. Ini tentu

saja membuat Jayanti terus

berupaya menggali potensi migas

di Wilayah Kerja manapun dia

ditempatkan. Di Wilayah Kerja

WMO yang tergolong sudah

well explore, sasaran eksplorasi

selanjutnya pun diarahkan ke

lapisan batuan reservoir yang

lebih dalam yaitu Formasi

Ngimbang.  

“Bisa atau tidaknya ekplorasi

going deeper tersebut

mencapai keberhasilan

menemukan hidrokarbon,

harus terus digali dan dianalisa

berdasarkan semua data yang

ada. Sebenarnya kita bisa

memutuskan ada atau tidaknya

itu berdasarkan data. Semakin

banyak data yang ada maka

akan semakin realistis. Kalau

ditanya masih ada atau enggak

potensi hidrokarbon di area

WMO, saya akan jawab masih

selalu ada yang tertinggal. Masih

ada potensinya,” katanya.

Dunia kerja yang dinamis

menuntut Jayanti untuk

selalu open mind dan terus

belajar karena ilmu itu luas

dan tidak ada habisnya. 

Menurutnya kesombongan

dan ketidakpahaman-lah yang

menjadikan seseorang  statis

dan merasa sudah pintar.

Energi positif dalam lingkungan

bekerja, suasana kerja yang

menyenangkan dengan saling

mendukung satu sama lain

sehingga semua tim kerja dapat

tumbuh besar bersama-sama

dalam mencapai keberhasilan,

selalu mewarnai aktivitas Jayanti

dalam bekerja.

Menurut dia, profesi geo-scientist

membutuhkan kerja sama tim

yang kuat. Karena itu, mottonya

dalam bekerja bersama tim

adalah play, learn, and growth

together. “Saya selalu mengajak

team yang bekerja bersama

saya untuk mencintai apa yang

mereka lakukan dengan cara

give your best while doing your

work. Kalau kita bekerja dengan

baik, tulus dan ikhlas, Insya Allah

hasilnya juga akan baik dan

bermanfaat bagi perusahaan

dan masyarakat serta membawa

kebahagiaan bagi diri sendiri

dan keluarga,” katanya. 

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

Jayanti bersama anaknya di ruang kerjanya PhE Tower

SOSOK

“Play, learn, and grow together”

44 45

Page 24: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

komunitas yang diberikan oleh

karyawan PHE Group yang hobi

lari. “Hampir tiga tahun komunitas

lari PHE ini terbentuk, kebetulan

Coach Takkas yang kami minta

melatih. Beliau juga seorang

atlet,” ujar Alda Frisia, juru bicara

PHE Running Club, yang juga

karyawan bagian relations PHE.

Takkas mengaku mulai melatih

kayawan PHE Group yang hobi

lari sejak April 2016. Mereka

rutin berlatih di lintasan lari di

Kompleks GOR Ragunan setiap

Selasa dan Jumat. “Latihan

sengaja dilakukan di luar jam

kerja agar tidak mengganggu

pekerjaan,” kata Takkas yang

berprofesi sebagai prajurit di Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

KOMUnITAS

PHE dengan moto bersama, yaitu

Healthy for Life Style,” kata Alda.

Berlari dalam komunitas seperti

PHE Running Club berbeda

dengan lari secara perorangan,

sendiri-sendiri. Menurut Takkas

ada perbedaan khusus latihan

lari bersama komunitas dan

lari sendiri. Selain mengurangi

kejenuhan, lari bersama

komunitas juga lazimnya ada

pelatih yang akan membimbing/

membina. “Kami juga menerapkan

disiplin. Bagi yang jarang latihan

atau sering terlambat, kami

beri sanksi dengan lari keliling

lapangan bersama,” jelas dia.

Alda mengakui, lari bersama

dalam komunitas memiliki makna

sangat penting. Dengan komunitas

kita dapat saling bertukar pikiran

mengenai hobi lari, mulai dari

peralatan lari, teknik lari maupun

event-event race yang akan

datang. “Kita saling memotivasi/

memberikan semangat satu sama

lain terutama apabila salah satu

dari tim ada yang ikut kejuaraan,”

katanya.

Ada sejumlah kejuaraan yang

pernah diikuti oleh personel

PHE Running Club antara lain

Maybank Bali Marathon, Jogja

Marathon, dan New York Marathon

serta Amsterdam Marathon.

Yang terakhir ini melibatkan John

Ivmand, anggota PHE Running

Club. Event lari berskala global

lainnya yang diikuti adalah

Valencia HM, Pittsburgh Marathon,

penanganan (treatment) tiap

individu berbeda. “Kami punya

tiga jenis latihan setiap kali

berlatih, yaitu untuk penguatan,

interval endurance divariasi, dan

kecepatan,” ujarnya.

PEMBENTUKaN KOMUNITaS

Menurut Alda, awal pembentukan

komunitas lari di PHE adalah dari

lari bareng di Kebun Binatang

Ragunan. Awalnya, komunitas ini

dari PHE Offshore North West

Java (ONWJ) dan kemudian

meluas ke PHE Nunukan dan

PHE secara keseluruhan.

“Karena makin intensnya latihan

dan semakin bertambahnya

peminat dari kegiatan lari ini,

pada 2016, dengan bimbingan

Pak Made I Sukrajaya dan Pak

Halomoan Gultom, teman-teman

sepakat mengajukan cabang

BAPOR Lari ini ke PHE ONWJ,”

ujarnya.

Dan gayung pun rupanya

bersambut. Karyawan sangat

antusias dan banyak yang

mengikuti kegiatan lari ini,

bahkan komunitas ini sempat

membuat perlombaan internal

lari yang diikuti oleh internal

karyawan PHE. Peserta

yang ikut sangat banyak.

Mereka mendukung olahraga

ini karena tak memerlukan

banyak keahlian, tapi lebih

mengandalkan biomekanik

tubuh dan aerobic atau stamina.

“Tujuan pembentukan komunitas

ini, adalah untuk mendukung

kegiatan olahraga bagi karyawan

Brigade Infanteri Mekanis 1

Pengaman Ibu Kota/Jaya Sakti.

Saat pertama melatih, Takkas

memberi tes kepada seluruh

pelari. Pertama, seluruh pelari

diminta lari sprint 100 meter

dan dicatat perolehan waktunya

masing-masing. Kedua, pelari

disuruh berlari 400 meter atau

satu keliling lapangan. Waktu

yang diperoleh masing-masing

pelari juga dicatat. Terakhir,

Takkas meminta para pelari

berlari selama 15 menit untuk

mengetahui berapa jauh

jarak tempuh yang diperoleh

seorang pelari. Dari sana,

Takkas membuat program yang

cocok untuk mereka karena

di gelanggang olahraga yang

merupakan Pusat Pendidikan

dan Latihan Pelajar (PPLP)

DKI Jakarta tersebut. Pada

jarak sekian ratus meter, para

pelari itu diminta berlari dengan

kecepatan sedang. Pada jarak

sekian puluh meter, pelari

diminta sprint. Setelah itu lari

ringan atau jogging. “Intervalnya

harus divariasikan, antara lari

cepat dan lari biasa,” ujar Takkas

kepada PHE Energia.

Takkas adalah pelatih (coach)

bagi lebih dari 30 orang

karyawan PT Pertamina Hulu

Energi (PHE) dan anak usaha

yang tergabung dalam PHE

Running Club. Ini adalah nama

BERLARI Menjalin HARMONI

Rintik hujan membasahi

lintasan lari Kompleks

Gelanggang Olahraga

Ragunan, Jakarta Selatan pada

Selasa (6/3) sore menjelang

malam. Belasan orang,

mayoritas mengenakan kaos

biru-hijau dengan tulisan “Eco

Run” di dada-- salah seorang

di antaranya perempuan—

tak kehilangan semangat.

Mereka bahkan sangat antusias

menjalankan instruksi Takkas

Halomoan Sianipar.

Pria berperawakan atletis dengan

tinggi badan sekitar 175 cm dan

bobot 61 kg itu memberikan

instruksi kepada mereka untuk

mengitari lintasan lari sintetis

46 47

Page 25: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Paris de Senart Marathon,

Tokyo Marathon, dan Hongkong

Marathon. Semua event ini

diikuti oleh Hanto, juga anggota

komunitas PHE Running Club.

Ke depan, menurut Alda, ada

beberapa rencana yang disiapkan

oleh komunitas PHE Running

Club. Pertama, mengikuti secara

bersama event marathon baik

yang bertempat di Indonesia

atau yang berskala internasional.

Kedua, mempertajam pencapaian

waktu masing-masing anggota

untuk kategori 5K, 10K, 21 K/

Half dan Full Marathon. Ketiga,

memperbaiki form lari yang baik

dan benar para anggota agar

mencegah cedera dan membuat

lari menjadi lebih fun dan

effortless. Keempat, membuat

event Funrun internal PHE untuk

menyampaikan pesan pentingnya

membina pola hidup sehat untuk

mendukung program kerja HSSE

PHE. Terakhir, mendukung acara-

acara lari internal PHE Group.

Terkait anggota komunitas PHE

Running Club yang ikut lomba

(race), Takkas mengatakan,

dirinya melakukan penanganan

khusus. Pelari tersebut diberikan

penanganan khusus program

yang berbeda sesuai dengan

target yang akan dicapai. Di luar

itu, ada kerja sama dari sang

pelari untuk mengambil inisiatif

sendiri dengan menambah latihan

dengan coach di luar jadwal

latihan PHE Running Club.

“Metode latihannya untuk

ketahanan. Contohnya lari jogging

straight 30 menit dan untuk

kecepatan lari 120 meterX 10

speed variasi, dan lain-lain,” ujar

Takkas yang pernah juara satu

“Duathlon World Series Powerman

Indonesia” kategori Individual

Short Male pada Februari 2017

dan juara dua lari “CC 5Km

Almameter Run” di Menteng,

Jakarta Pusat pada April 2017.

Perdana Pramoeji Sjamoen

(36), karyawan PHE dari

fungsi Planning Project and

Risk Management, mengakui

peran Takkas sangat penting

dalam memotivasi dan juga

memperbaiki cara berlari

anggota PHE Running Club.

Perdana, yang memiliki tinggi

186 cm dan berat badan 88

kg dan biasa memakai sepatu

lari Nike nomor 45, itu mulai

bergabung di komunitas ini pada

2016.

Perdana merasakan manfaat

keberadaan seorang pelatih lari.

“Latihannya bervariasi. Coach

tahu bersis program apa yang

harus dijalani supaya kita ada

kemajuan,” ujar Perdana yang

mengaku aktif berlatih lari.

Dia mencontohkan, saat pertama

kali dites, catatan waktu untuk 100

meter adalah 12 detik. Sementara

untuk 200 meter 42 detik dan 400

meter 1 menit 50 detik. Saat ini

catatan waktu Perdana untuk 100

meter adalah 11 detik, 200 meter

33 detik, dan 400 meter 1 menit

30 detik. “ Perbaikan catatan

waktu itu juga berkat dukungan

coach dan teman-teman di

komunitas ini,” ujarnya.

Muhammad Yusuf, karyawan

PHE dari bagian ICT Security,

ikut mengamini. Pria dengan

tinggi badan 171 cm dan berat

68 yang biasa mengenakan

sepatu Hoka One nomor 44 ini

bergabung di PHE Running Club

pada 2016. Dia bergabung di

komunitas PHE Running Club

bukan untuk prestasi. Maklumlah,

olahraga (lari) agar bisa hidup

sehat, bisa belajar lari yang

benar karena dibimbing pelatih

yang profesional.

“Komunitas ini kan wadah untuk

saling akrab sesama karyawan

PHE yang punya hobi lari.

Banyak pelari yang bagus, lucu,

dan saling support satu sama

lain, termasuk ikut lomba. Ada

yang ikut race 5 KM dan 10 KM,”

ujarnya.

PHE Running Club adalah salah

satu komunitas lari yang ada di

Tanah Air. Komunitas ini dibangun

sebagai perwujudan dari budaya

hidup sehat. Sama seperti

menjalani aktivitas hobi lainnya

seperti blogging dan youtuber,

dalam melakukan olahraga lari pun

akan menjadi lebih bersemangat

jika kita tergabung dalam sebuah

komunitas lari. Dengan bergabung

pada komunitas lari, membuat kita

bisa menemukan banyak orang

yang senantiasa menjadi motivator

bagi kita untuk terus dan terus

melakukan aktvitas tersebut tanpa

ada rasa malas. Dan juga dengan

ikut dalam sebuah komunitas,

kita akan tahu trik dan tips dalam

membagi waktu antara olahraga

dan kewajiban kita dalam bekerja.

Happy Running. Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

PhE running Club berlatih di GOr ragunan setiap Selasa dan Jumat sore selepas pulang kerja

Sebelum aktivitas lari dimulai, disarankan untuk pemanasan dahulu

NILAI POSITIF LARI

1Menurunkan Berat Badan

2Membuat Bahagia

3Melepaskan

Stres

5Menurunkan

risiko Kanker

6Tidur Lebih

Nyenyak

7Memperpanjang

Umur

4Baik untuk

Mental

KOMUnITAS

48 49

Page 26: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

HOBI

pertama pemberian ayahnya.

Gitar itu dibeli dipinggir jalan

seharga Rp 100 ribu.

“Gitar Yamaha palsu. Mamah

sampai kesal. Mamah bilang

suara gitar itu jelek sekali. Suatu

saat mamah membanting gitar

itu. Saya baru dibelikan gitar baru

oleh papah saat kelas dua SMP,”

ujar Sendy mengenang.

Ayah Sendy sebenarnya

melarang anaknya bermain

musik. Mereka ingin anaknya

fokus belajar. Tapi, Sendy

bergeming. Dia ngotot ingin

belajar main gitar kendati secara

otodidak. Sendy pun membeli

buku soal gitar dan serius berlatih.

Aktivitas ini dilakoni sepulang

sekolah atau saat malam hari.

“Kunci-kunci yang gampang,

1-2 hari saya langsung bisa.

Kalau kunci gantung, bisanya

seminggu. Kalau lagu-lagu

gampang cuma 1-2 hari, tapi

untuk sampai mahir memang

perlu beberapa bulan,” ujarnya.

Sendy mengaku pertama kali

naik panggung saat pentas

seni (Pensi) kelulusan siswa

kelas III SMP. Saat itu main lagu

rohani, Pagi Ramadhan dari

Rida Sita Dewi, lalu lagunya

Natlie Imbruglia, Torn. Saat itu

per kelas harus menampilkan

perwakilan untuk ikut Pensi.

“Saya diiringi sama personel

band yang lain. Karena saat itu

warna merah merek Corona yang

dibelinya di Jepang setahun lalu.

Sayang, dara kelahiran Jakarta,

31 Desember 1989 itu tak tuntas

menyanyikan lagu tersebut.

“Lupa lagi. Perlu waktu sekitar

tiga bulan untuk bisa mahir

memainkan lagu itu,” ujarnya

kepada PHE Energia dengan

senyum merekah.

Sendy Nurulita! Begitulah

nama lengkap sulung dari

tiga bersaudara ini. Dia adalah

karyawan divisi treasury PT

Pertamina Hulu Energi (PHE),

anak usaha PT Pertamina

(Persero) di sektor hulu minyak

dan gas bumi. Awalnya, pada

pertengahan 2013, Sendy

berkantor di Menara Standard

Chartered Lantai 18 bersama PHE

Randu Gunting, anak usaha PHE.

Namun, sejak penerapan Shared

Service Organization (SSO),

Sendy dipindahkan ke kantor

pusat PHE per September 2017.

“Saya ditempatkan finance

treasury bagian East, meliputi

PHE WMO-PHE Nunukan-

PHE Randu Gunting-PHE Abar

Anggursi, dan Unconventional

Hydrocarbon sebagai cash and

bank officer,” katanya .

Sendy adalah salah satu

karyawan PHE yang memiliki

hobi menyanyi serta bermain

gitar. Dia mulai belajar gitar saat

duduk di kelas 1 SMP Al Azhar

Kemang Pratama, Bekasi. Gitar

it’s a damn cold nighttrying to figure out this lifeWon’t you take me by the handtake me somewhere newi don’t know who you areBut i, i’m with you

Seraya duduk di kursi,

wanita berwajah cantik

itu menyanyikan lagu “I’m

With You” di sebuah ruangan di

lantai 11 Gedung PHE Tower,

Jalan TB Simatupang, Jakarta

Selatan, Kamis ( 29/3). Tak

sekadar melantunkan lagu yang

didendangkan Avril Lavigne,

wanita yang saat itu membalut

tubuhnya dengan busana serba

hitam itu juga mengiringinya

dengan petikan headless string

acoustic guitar. Dia begitu

lembut memetik senar gitar kecil

Biodata SENDY NURULITA

Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 31 Desember 1989

Pekerjaan: Karyawan PHE Treasury East

Orang Tua: Wawan Hernawan (Ayah) dan Rita Mustamsikin (Ibu)

Saudara Kandung: 1.Viera Meita (Mahasiswa Program Studi Biologi ITB)2. Nabila Rizky (SMAN 8 Bandung)

Pendidikan: Sarjana Komunikasi Telkom university, Bandung

Hobi: Menyanyi, bermain gitar, menciptakan lagu, dan bermain basket

SENDY NURULITA

GITARIS dan PENCIPTA lagu PUTRI MANTAN PENYANYI

50 51

Page 27: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

pertama kali naik panggung,

pada saat mau melodian

jari saya sempat kaku, tapi

Alhamdulillah bisa,” katanya.

Saat duduk di bangku SMA–

saat itu bersekolah di SMAN 5

Bandung– Sendy mengaku main

gitar untuk dinikmati pribadi.

Bahkan, dia pun mulai membuat

lagu. Sebanyak 35 lagu sudah

ditulisnya. Lagu pertama yang

dibuatnya berjudul “Di Sini Sendiri”.

Dari mana Sendy dapat ide

menulis lagu? “Kadang kalau ada

ide, muncul dadakan, langsung

saya tulis. Misalnya dicatat di HP,”

ujarnya.

Sendy menjelaskan, bila satu lagu

itu enak, dia terpacu membuat

lagu yang lebih enak. Dia ingin

membuat lagu versi sendiri. “Lagu

pertama sebenarnya SD sudah

saya buat, tapi namanya SD, tidak

terlalu serius, ya,” katanya.

Dia merasa paling produktif

membuat lagu saat kuliah di

Telkom University, Bandung. Itu

pun hanya untuk kesenangan

pribadi. Sendy sering sharing

ke teman-temannya. Bahkan,

ada beberapa temannya yang

menawarkan lagu ciptaan Sendy

dipublikasikan. Tapi, Sendy punya

prinsip bahwa dia tidak terlalu

ingin mengejar karir di musik.

Sendy mulai mentas (manggung)

saat kuliah. Beberapa kali dia

tampil bersama grup band

kampus di Bandung Raya.

Sempat bergabung dengan grup

band Fakultas Hukum Universitas

Padjadjaran, bahkan sempat

rekaman. Dia pernah menjadi

backing vokal band D’Masiv

pada album persiapan pada 2012

dengan judul lagu Nyaman, Aku

dan Kamu Tuhan Yang Tahu. Pada

tahun yang sama, dia sempat

ikut dalam band Indie Bandung ,

Band Sarasvati, sebagai backing

vocal bersama sang vokalis,

Risa Saraswati dan keyboardist

Yura Yunita yang kini menjadi

soundtrack Film Danur.

“Setelah saya bekerja, saya

sempat juga jadi juara di tingkat

Pertamina Pusat pada 2014

saat acara Pertamina Got

Talent. Saat itu baru juara dua.

Setahun berikutnya ikutan

lagi. Alhamdulillah juara satu,”

katanya.

Setelah ikut acara tersebut,

Sendy mengaku kerap dipanggil

bila ada acara, termasuk

jamming session di studio band

kantor pusat Pertamina bersama

Direktur Utama Pertamina Elia

Massa Manik. Terakhir, Sendy

tampil di Java Jazz bersama

Anomali Band (salah satu

band karyawan Pertamina).

Kesempatan manggung tersebut

tak lepas berkat arahan Dirut

Pertamina di Java Jazz.

Di luar itu, Sendy juga bergabung

bersama grup band Anomali. Ini

adalah band Pertamina. Sendy

jadi vokalis bersama kawannya,

Mike Luis Apono. Personel

band Anomali terdiri atas Adit

dari Sekretaris Perusahaan

Persero-bassis, Aji dari HR

Persero, Fahriz Persero, Luis

dari Pertamina Shipping, Yudis

HR Persero, dan Catur dari HR

Persero, serta Sony dan Seno.

Juga dari Persero.

Sendy juga aktif di Perta Band.

Dia bergabung di band ini pada

2016 saat peluncuran studio.

Perta Band beranggotakan

362 orang karyawan anak-

anak usaha Pertamina. Selain

jadi vokalis, Sendy juga

tetap bermain gitar. Menurut

dia, bermain gitar sangat

menghilangkan stres, bisa

menggambarkan diri sendiri.

“Kalau ingin mengungkapkan

sesuatu tapi tidak bisa

diungkapkan bisa disalurkan

lewat main gitar,” katanya.

Satu cita-cita Sendy yang belum

kesampaian adalah membuat

album. Namun, pembuatan

album terhambat karena wanita

yang juga hobi olahraga bola

basket itu juga kerja kantoran.

“Tapi pelan-pelan saja saya

lakukan. Kemarin saya sudah

rekama satu lagu judulnya

Ibunda. Saya buat juga beberapa

jingle untuk Pertamina Lubricant,

Pertamina Internal Audit,”

katanya.

Bakat wanita berzodiak Capricorn

dalam bernyanyi, bahkan

ditambah dengan bermain gitar

dan menulis lagu, sepertinya

ada turunan dari orang tuanya.

Maklum, Rita Mustamsikin,

ibunya, adalah penyanyi pop

cukup terkenal di pengujung

1970-an hingga pertengahan

1980-an. Rita adalah mantan

personel Elfa’s Singers

yang didirikan oleh musisi

asal Bandung, Elfa Secioria

(almarhum).

Rita berada dalam komposisi

Elfa’s Singers kali pertama

dibentuk, yaitu Agus Wisman,

Arifin Yudhanegara, Kusnadi

Majid, Nana Suryana Fatah,

Poppy Saban, Ine Suherman,

dan Elly Jayusman. Grup

ini mengisi acara semacam

“Telerama” dan “Candra Kirana”

di TVRI. “Biarlah Sayang” adalah

salah satu lagu popular ciptaan

Rinto Harahap yang dilantunkan

oleh ibu Sendy, seorang pituin

Buah Batu, Bandung.

Rita mengaku bangga karena

darah seni menurun pada

anaknya. Rita pun memberikan

support pada anaknya. “Saya

juga memberi motivasi dan

juga doa, nasihat serta selalu

mengingatkan agar dia tidak

pernah lupa pada Allah SWT,”

ujarnya.

Kebanggaan Rita makin

memuncak saat Sendy

membuktikan diri piawai menulis

lagu, melebihi mamahnya. Kendati

penyanyi, Rita tak memiliki

kemampuan menulis lagu. “Saya

suka lagu Ibunda yang Sendy

tulis. Kata Sendy, lagu itu khusus

dibuat untuk saya yang telah

membesarkan dan mendoakannya

hingga kini,” jelas Rita.

Doa dan nasihat seorang

ibu, itulah barangkali yang

membuat Sendy Nurulita

tetap bisa menjalani hobinya:

bermain gitar plus menulis lagu.

Secara otodidak pula. Sebuah

kemampuan yang tak dimiliki

banyak orang!

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

“kalau ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa diungkapkan bisa disalurkan lewat main gitar.”

HOBI

52 53

Sendy Nurulita adalah anak sulung mantan penyanyi pop di era 1980-an, rita Mustamsikin

Page 28: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

yang berbentuk kerucut dalam

alat penyaring, lalu disirami air

panas dari teko leher angsa

dengan gerakan melingkar. Tetes

demi tetes, air kopi keluar dari

saringan dan disimpan dalam

sebuah wadah.

“Ini kopi Aceh, salah satu kopi

terbaik di Indonesia dan di dunia.

Lembut, kaya rasa, dan tidak ada

Empat bungkus biji kopi

dan beberapa toples

berisi bubuk kopi aceh

berikut alat meraciknya, tampak

di salah satu sisi di ruangan

berukuran sekitar 15 meter

persegi pada pagi nan cerah di

minggu pertama Maret 2018.

Seorang pria berkemaja putih

lengan panjang dan celemek

yang menutup bagian depan

badannya, mulai menyiapkan

sejumlah alat untuk meracik

kopi secara manual atau manual

brewing. Diambilnya belasan

biji kopi, digerusnya kopi itu

menggunakan alat penggiling

(grinding) otomatis selama

beberapa menit. Selepas itu,

pria berkacamata dengan postur Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

ATENG MEMBUAT KoPi Gayo KIAN MenteRenG

kopi dari Aceh. “Kopi Ateng (Aceh

Tengah) jenis arabika paling enak

rasanya,” ujarnya.

Made Masda mengakui, kopi

Aceh jenis arabika memang

paling yess rasanya bagi

penikmat kopi. Kopi ini memiliki

rasa asam dan ada sedikit rasa

buah. “Rasanya lebih kaya, lebih

variatif. Beda dengan kopi jenis

robusta yang pahit. Pantas bila

harga kopi arabika lebih mahal

daripada robusta,” ujar Made.

Erly Fitrianti, Market Intelligence,

Supply Chain PHE, juga

penyuka kopi Aceh. Juru bicara

komunitas penyuka kopi PHE ini

paling suka kopi jenis arabika

Aceh Gayo wine. Kopi asal

Negeri Serambi Mekah itu dinilai

sangat enak dan cocok untuk

semua kondisi. “Kopi Gayo

termasuk jenis kopi arabika di

pasar dunia, termasuk kelas kopi

premium,” ujarnya.

Menurut dia, kopi asal Ateng,

khususnya kopi Gayo termasuk

fenomenal di masyarakat. Bukan

hanya dikenal di Nusantara, juga

di mancanegara. “Petani kopi ini

memiliki banyak inovasi karena

ada beragam jenis kopi yang

dihasilkan, seperti Gayo Wine,

Gayo Honey, Gayo Takengon,

dan lain-lain,” ujar Erly.

Kualitas dan citarasa varietas

kopi Gayo cukup terkenal,

bukan hanya di Nusantara, juga

ke mancangeara. Kopi Gayo

Masda, Services Procurement

Business Support Senior

Analyst, Services Procurement

PHE. Namun, Rudy memiliki

pengalaman lebih banyak soal

dunia icip-icip kopi. Architecture,

Strategy & Security Assistant

Manager, ICT Governance &

Compliance PHE ini paham betul

berbagai karakter dan jenis kopi

di Indonesia, dan yang terutama

rasa pahit,” ujar Rudy kepada

Energia PHE.

Rudy adalah salah satu

barista senior di lingkungan

PHE selain dua kawannya di

komunitas penikmat kopi PHE,

yaitu Syahrizal Hamdi, Service

Procurement Project & Drilling

Offshore Analyst, Services

Procurement PHE dan Made

LEISURE

jangkung itu membaui bubuk

kopi.

Proses berikutnya, pria yang

belakangan diketahui adalah

Rudy Wicaksono, seorang barista

dari komunitas penyuka kopi PT

Pertamina Hulu Energi (PHE),

mulai meracik kopi.

Bubuk kopi diletakkan di alat

penyaring dan kertas filter

55

Page 29: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

juga pernah meraih peringkat

tertinggi pada Lelang Special

Kopi Indonesia pada 2010.

Enam tahun lalu, kopi jenis

arabika Gayo, menjadi kopi

termahal di dunia, mengalahkan

produsen terbesar dunia, Brazil

dalam pameran kopi dunia yang

diselenggarakan organisasi

Specialty Coffee Association of

America (SCAA) di Portland,

Oregon Convention Center,

Amerika Serikat. Perhelatan

akbar itu diikuti produsen kopi

dan ikutannya dari seluruh

dunia, khususnya dari kawasan

tropis, seperti Amerika Latin,

Afrika, dan Asia. Dan sampai

saat ini hasil kopi dari Tanah

Gayo masih tetap yang terbesar

di kawasan Asia.

Menurut Rudy, kopi Aceh

berasal dari Belanda yang

dibawa seorang pengusaha

Belanda pada abad ke-17 lewat

Batavia dan masuk ke Aceh dan

dikembangkan di Dataran Tinggi

Gayo, daerah perbukitan lembah

dengan ketinggian di atas

1.250 meter di atas permukaan

laut. Lokasinya berada di

sekitar Danau Laut Tawar

dan lereng lima pegunungan,

yaitu Peutsago, Bateekubelie,

Geureudong, Leuser, dan

Abongabong. Kopi dari Dataran

Tinggi Gayo di pasaran dikenal

dengan nama Gayo, Takengon,

Gajah Mountain, dan Laut Tawar.

Daerah yang terletak di

jantung Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam (NAD)

ini penyumbang lahan kopi

arabika terbesar di Indnesia.

Kebun Percobaan Gayo Balai

Pengkajian teknologi Pertanian

Aceh mencatat, luas kebun

kopi di sana mencapai 101.316

hektare, atau 31,5% dari total

luas kebun kopi arabika di Tanah

Air. Kopi jenis arabika merupakan

spesies pertama yang

dibudidayakan untuk minuman

kopi di Ethiopia. Spesies ini

memiliki kandungan kafein

0,8-1,4% dan cocok ditanam di

lokasi beriklim kering dengan

elevasi 700-1.700 meter di atas

permukaan laut karena rentan

terkena penyakit karat daun,

yang kerap menyerang tanaman

dataran rendah.

Kabupaten Bener Meriah

menempati posisi pertama

dengan luas 48 ribu hektare.

Sementara posisi kedua dan

ketiga dididuki oleh Kabupaten

Aceh Tengah dan Gayo Lues

yang mencapai 46 ribu hektare

dan 7.000 hektare. Sementara

di dua daerah lain di NAD, yaitu

di Kabupaten Pidie (terutama

wilayah Tangse dan Geumpang)

serta Kabupaten Aceh Barat,

masyarakat lebih menyukai

mengembangkan kopi robusta.

“Aceh yang mempunyai kondisi

alam yang subur, ditambah cuaca

yang mendukung, telah membuat

tanaman kopi Aceh tumbuh

menjadi komoditas yang bermutu

tinggi dan menguntungkan. Ini

potensi yang sangat besar, selain

agribisnis juga untuk agriwisata,”

ujar Rudy.

Menurut Rudy, kopi arabika

terbaik di Ateng sangat

bergantung pada hutan yang

alami. Jika iklim semakin panas

karena kerusakan hutan, diyakini

kualitas kopi akan menurun.

Bahkan, diperkirakan tanaman

kopi akan mati karena suhu

cuaca yang tinggi. “Faktor lain

yang memengaruhi rasa adalah

metode pengolahan setelah

biji kopi dipetik, disangrai, dan

metode penyimpanannya. Ini

tampak di kopi Aceh,” ujarnya.

Menurut dia, Indonesia saat ini

merupakan negara penghasil

kopi spesialiti terbesar di dunia.

Kopi spesialiti memiliki harga

yang jauh lebih mahal daripada

kopi lainnya. Hal ini disebabkan

tingginya kualitas kopi, baik

secara fisik maupun cita rasa

sehingga perusahaan pengecer

memasarkan kopi sesuai nama

daerah penghasil kopi (single

origin) dan adanya sertifikasi

produk. Beberapa kopi spesialiti

yang diproduksi di Indonesia

adalah Gayo Coffee Aceh,

Mandheling Coffe Sumatera

Utara, Java Coffee Jawa Timur,

serta Toraja dan Kalosi Cofee

Sulawesi Selatan, Bajawa Cofee

dari Flores, dan sebagainya.

“Kopi-kopi tersebut memiliki cita

rasa yang unik dan khas serta

berbeda suatu asal geografis

dengan daerah asal lainnya,”

ujarnya.

Menurut dia, perkebunan

dan industri kopi akan terus

tumbuh subur di Tanah Air

seiring dengan tradisi ngopi

masyarakat yang semakin

menental dalam kehidupan

sehari-hari. Dia berharap

produktivitas dan kualitas

mendapatkan perhatian

serius oleh seluruh pelaku

industri kopi Indonesia dalam

budi daya dan pasca panen

dengan inovasi pemasaran

yang cerdas, peluasan lahan,

produktivitas tinggi dan

kualitas yang baik untuk

keberhasilan agribisnis

komoditas dunia. Dan Aceh

Tengah atau Ateng telah

membuktikan. Kopi Gayo

arabika yang dihasilkan, kini

telah mendunia.

Petani sedang memanen kopi

Foto

: (ki

ri) c

inta

cofe

e.co

m; T

atan

Agu

s Ru

stan

di

LEISURE

KOPI ENAK ACEH

Lokasi: Danau Laut Tawar serta Pegunungan Peutsago, Beatekuebelie, Geureudong, Leuser, dan Abongabong

ketinggian: 1.100-1.300 meter di atas permukaan laut

Varietas: Bergendal, gayo 1, Gayo 2, BP 542A, C50, Catimor Jaluk, PBB 5799, 5288

karakter spesifik: Strong fragrance, complex flavor, high acidity, high body, high balance, mid, fruity, salty, nice, syrup, high sweetness

karakter tambahan: Herbal, green, dan grassy

Sumber: Wawancara Rudy Wicaksono, dan diolah dari beberapa sumber

56 57

Page 30: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

menyampaikan agenda ini

merupakan kesempatan

yang baik bagi PHE WMO

maupun PKT untuk berbagi

pengalaman. Program CSR

unggulan PHE WMO “Sinergi

Bahari” terdiri dari Program Si

Komo Pasir (Aksi Konservasi

Mangrove Berbasis Pesisir) di

Taman Pendidikan Mangrove

(TPM) Desa Labuhan, Program

Merubah Limbah Jadi Berkah &

Kampung Hijau Sumber Rejeki

di Desa Sidorukun, Gresik, serta

Program Air Bersih Berkelanjutan

- HIPPAM Sumber Barokah di

Desa Bandangdajah, Bangkalan.

“Dengan berbagi pengalaman

tujuannya agar ada perbaikan Foto

: Dok

. PH

E

CSR

kinerja perusahaan untuk

program lingkungan di sekitar

operasi dan pemberdayaan

masyarakat. “Kalau Emas

itu sudah cenderung ke

masyarakatnya, jadi harus kuat

di lingkungannya dulu. Sekarang

program CSR alat ukurnya apa

sih di Indonesia? Belum ada.

Nah, PROPER ini bisa jadi alat

ukur. Melalui PROPER sudah

terlihat detail anak perusahaan

(AP) sudah sampai mana

kinerjanya,” kata dia.

Dia menuturkan program

CSR PHE pada tahun ini

diarahkan untuk pemberdayaan

masyarakat, bukan lagi charity,

membuat infrastruktur sederhana

dan sejenisnya. Industri ekstraktif

pada suatu masa akan habis

namun masyarakat sekitar akan

tetap berada di sana. Maka,

masyarakat yang selama ini

menikmati bantuan perusahaan

harus berdaya, terutama dari sisi

ekonomi.

PHE menjadikan PROPER

sebagai salah satu Key

Performace Index (KPI) bagi

manajemen AP. Direksi meminta

tiap AP meneken komitmen

target pencapaian PROPER. Dari

sisi perencanaan, Pertamina dan

PHE membantu AP menyalurkan

dana program pemberdayaan

masyarakat. “AP-AP kan punya

dana program sendiri yakni PPO

(Program Penunjang Operasi).

Tapi, d isisi lain persero tahun

ini sudah menyetujui anggaran

kegiatan operasi eksplorasi

dan produksi di Blok West

Madura Offshore (PHE WMO),

Blok Offshore North West Java

(PHE ONWJ), dan di Blok

Jambi Merang (JOB Pertamina

Talisman Jambi Merang/JOB

PTJM).

President Director PT PHE,

R Gunung Sardjono Hadi,

menegaskan, capaian ini

didukung oleh kegiatan

pengembangan masyarakat

unggulan di ketiga blok

tersebut. Dalam perspektif ke

depan, PHE diharapkan dapat

terus melaksanakan program

konservasi energi sumber daya

alam dan keanekaragaman

hayati, serta upaya-upaya

yang nyata untuk pengurangan

emisi dan peningkatan program

pengembangan masyarakat.

Menurut Agus Sudaryanto, Pjs

Manager CSR PHE, PROPER

salah satu tools guna mengukur

dan inovasi bidang CSR,”

tegasnya.

PHE menjadi tempat yang

pantas untuk menjadi rujukan

dalam program pemberdayaan

masyarakat seiring dengan

kesuksesan anak perusahaan

PT Pertamina (Persero) tersebut

meraih peringkat Emas untuk

INOVASI TAHUN LALU tak lagi BISA DIjUAL

ke Bangkalan. Penyebabnya,

seperti dituturkan Yulius Nur,

Komisaris PT PKT, adalah

keberhasilan PHE WMO

mempertahankan PROPER

EMAS pada 2017 dan sejumlah

prestasi lain di bidang CSR

menarik minatnya dan tim

untuk belajar, serta melihat

secara langsung aplikasinya

di masyarakat. “Mengingat

karakteristik komunitas PHE

WMO dan PKT pada dasarnya

memiliki kesamaan, yaitu

masyarakat pesisir,” katanya.

Manager Media & Relations

PHE Ifki Sukarya, yang

menyambut para tamu,

58 59

Sebuah pantun berbunyi:

Anak kepiting didalam

bubu, Bubu terbuat

dari bambu. Sungguh penting

namanya ilmu, mengubah

dunia menjadi maju, tampaknya

sangat pas menggambarkan

kerelaan Dewan Komisaris

dan manajemen PT Pupuk

Kalimantan Timur (PKT)

mengunjungi Taman Pendidikan

Mangrove (TPM) Desa Labuhan,

Madura, yang dibina PT

Pertamina Hulu Energi West

Madura Offshore (PHE WMO),

pertengahan Februari lalu.

Tentu bukan tanpa alasan

rombongan PT PKT mau datang

Page 31: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

sekitar Rp7 miliar. Masing-

masing AP yang dapat Emas

dapat di atas Rp1 miliar,”

terangnya.

Perencanaan CSR juga

dipertajam lewat penguatan

capacity building semua AP.

Mereka melakukan kunjungan

ke AP yang unggul, terutama

yang sudah mendapatkan

PROPER Emas, untuk

berbagi pengalaman dalam

penyusunan program CSR.

“Kita akan mereplikasi apa yang

sudah berhasil ke AP lain. Tapi

tergantung dari kondisi, situasi,

geografis, karakter masayaratnya.

Kemairn kami ambil kunjungan

ke hutan mangrove WMO.

Program itu kuncinya pelaksana

di lapangan, berlanjut atau

tidaknya tergantung stakeholder

di lapangan,” tegasnya.

Setelah perencanaan, peran PHE

pada tahun ini adalah monitoring

secara berkala. Monitoring ada

dua tipikal. Pertama, monitoring

yang dilakukan tim CSR di tiap

AP. Tipikal kedua, monitoring

lapangan untuk memastikan

program dilakukan sesuai

rencana dan target waktu.

“Pertengahan tahun ini akan ada

workshop untuk mengetahui

pencapaian program PROPER.

Setelah itu, peran kami adalah

mendampingi Dewan PROPER,”

ungkapnya.

Agus mengakui persaingan

untuk masuk ke klaster PROPER

Emas pada tahun ini cukup berat

karena hanya 25% dari ribuan

perusahaan. Anak perusahaan

Pertamina yang sebelumnya

meraih PROPER Hijau sudah

memiliki strategi untuk masuk

klaster Emas. “Tapi, PROPER

bukan ultimate goal-nya CSR,

hanya sebagai alat ukur saja

supaya perusahaan taat, strategi

untuk pendekatan ke masyarakat.

Perusahaan jangan membuat

pagar tembok yang tinggi, harus

merangkul masyarakat untuk

ikut menjaga. Nah, strateginya

dengan CSR,” bebernya.

Sebenarnya, tutur Agus,

dalam melaksanakan program

CSR, secara geografis PHE

diuntungkan karena wilayah

operasi perusahaan bersentuhan

dengan masyarakat penerima

manfaat yang rentan terhadap

bencana, kesehatan, ekonomi,

dan lain-lain. Masyarakat pesisir

sering terkena banjir dan

kesulitan ekonomi pada masa

paceklik. Ada juga yang jauh ke

perdalaman seperti di Jambi

Merang. “Target di PROPER

adalah mampu mengentaskan

masyarakat rentan,” katanya.

Pada 2018, sambung Agus, tiga

AP yang sudah meraih Emas

akan terus dipantau, terutama

penerapan inovasinya harus

berbeda. “Inovasi yang sudah

dilakukan tahun lalu, tidak bisa

dijual lagi tahun ini,” tandasnya.

Program CSR yang bagus

bukan jaminan bakal diterima

masyarakat. Menurut Agus,

para local hero adalah kunci

yang menjadi sosok penggerak

program di lapangan. “Kalau

perusahaan belum punya local

hero, tidak mungkin itu. Melalui

local hero inilah cara komunikasi

dengan masyarakat sekitar.

Mereka tidak asal dipilih, tetapi

dihasilkan lewat dokumen social

mapping,” bebernya.

Salah satu yang dapat Emas

adalah program milik PHE

ONWJ di Cilamaya, Karawang.

Lahan milik Perum Perhutani di

sana dulu tandus dan menjadi

tempat pencurian pipa-pipa

Pertamina. Masyarakat di sekitar

merupakan nelayan perahu kecil.

PHE merangkul 22 kelompok

masyarakat di sana. Ada 12

sekolah yang gabung dengan

komunitas lingkungan. “Wilayah

itu kini bukan hanya menjadi

ekowisata tapi sebagai pusat

pendidikan lingkungan,” katanya.

Pada tahun ini, kata Agus, PHE

ONWJ memiliki rencana keren

membangun mangrove harbour

front di ujung sungai. “Ini inovasi

baru. Jarak dari sungai ke laut

sekitar 1 kilometer,” katanya.

Untuk PHE WMO, pada tahun

ini akan mengembangkan

inovasi Rumah Garam. Program

ini berangkat dari isu impor

garam yang selama ini ramai

diberitakan. Madura penghasil

garam nomor satu di Indonesia.

“Mudah-mudahan Indonesia

tidak perlu impor garam lagi,”

harapnya.

Sementara di Jambi Merang, tutur

Agus, programnya cenderung

menguatkan sektor pertanian

bagi Suku Anak Dalam dari

sebelumnya fokus ke pendidikan.

“Akan dibuat suatu wadah tempat

tinggal tetap, karena Suku Anak

Dalam kan nomaden. Tahun lalu,

dilaksanakan Program Sekolah

Cinta Bumi, tahun ini penguatan

di ekonominya,” jelasnya.

Ada enam dimensi pengukuran

dalam keberhasilan

pemberdayaan masyarakat

yang digunakan PHE yakni

confidence bahwa program

ini mampu membuahkan

perubahan, memiliki sistem,

keberlanjutan dan kemandirian,

influence atau ketok tular,

inklusif, dan kesetaraan

gender.

Pasca kegiatan PROPER,

PHE berencana membangun

community base security. PHE

ONWJ sudah berhasil. Tahun

lalu, ada pipa bocor, gelembung

gas keluar. Masyarakat lapor,

mengirimkan foto dan titik

koordinatnya. “Bayangkan

kalau tidak ada laporan, berapa

kerugian kami? Masyarakat di

sekitar ONWJ merasa sudah

terbantu, jadi merasa balas

budi dengan melapor kejadian-

kejadian,” katanya.

Selanjutnya, PHE akan

mewujudkan creating share

value (CSV) dimana program

pemberdayaan masyarakat

harus masuk ke supply chain

perusahaan. Misalnya, OWNJ

apabila membutuhkan beras,

pasokannya dari masyarakat

sekitar. Lalu, anak jalanan

di Tanjung Priok mengolah

sampah yang berasal dari

perusahaan menjadi suvenir

yang dibeli kembali oleh PHE.

Adapun di WMO ada katering

pepaya kalifornia. “Kalau di

Jambi Merang ,CSV keliatannya

belum, tapi akan masuk ke sana,”

katanya. Foto

: Dok

. PH

E

Salah satu kegiatan CSr Pertamina hulu Energi

CSR

60 61

Page 32: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Foto

: Dok

. PH

E

LOCAL HERO

mengentaskan anak-anak buta

aksara itulah yang menyuntikkan

semangatnya untuk tidak

menyerah dan terus melakukan

pendekatan.

“Salah satu cara yang saya

lakukan untuk mengentaskan

buta aksara adalah

mengajarakan cara baru

yang mudah dicerna melalui

permainan dan pelajaran

keterampilan atau menggambar,”

jelas istri dari Ishak ini.

Menurut Firna, sejak awal, tidak

semua ibu yang diajak dalam

kegiatan Rumah Pemberdayaan

Ibu dan Anak (RPIA) menolak.

Ada juga yang langsung

merespons, tetapi jumlahnya

tidak banyak. Namun dengan

keteguhan dan konsistensi yang

dilakukannya, setelah program

berjalan sekitar 1 hingga 2 tahun,

respons dan antusiasme warga

terus meningkat.

Kaum ibu memang menjadi

pintu masuk dari program

RPIA. Lulusan Universitas

Muhammadiyah di Luwuk ini

percaya, kecerdasan masyarakat

bermula dari kecerdasan dan

kebaikan kaum perempuannya.

Ibu, merupakan orang yang

cukup berpengaruh  dalam

keluarga baik kepada suami

maupun kepada anak-anaknya.

“Ibu sebagai pendidik atau

pengayom anak-anak. Jika

Namun, Firna tak pernah

berhenti melakukan silaturrahim,

menyambangi rumah ke rumah,

mengikuti berbagai kegiatan

dan aktivitas yang dilaksanakan

di kampung tersebut. Sesekali

dia membawakan buah tangan,

berbagi rezeki meski sedikit.

Cara ini ternyata bisa melunakan

hati mereka, membuka mata

hati mereka untuk menerimnya

menjadi bagian dari masyarakat

setempat.

Firna sadar, masih banyak anak

di daerah tersebut yang duduk di

kelas 5-6 Sekolah Dasar, tetapi

belum melek huruf, belum bisa

membaca. Semangat untuk

program pemberdayaan ibu dan

anak dan hasil nyata yang sudah

tampak, banyak warga yang

mendukung. Pada tahap awal,

butuh usaha yang lebih.

Ibu dari Hanzholah Alfaiz

Djaelani ini bercerita, mayoritas

warga kampung Sinorang

Bajo berasal dari suku Bajo.

Sementara dia berasal dari Suku

Muna. Ada semacam penolakan

dari warga, khususnya kaum ibu,

karena dia bukan berasal dari

kelompok yang sesuku dengan

mereka.

Firna tak patah arang. Dia

terus melakukan pendekatan.

ANAK HEBAT BeRaSal DARI IBU yanG BAIK DAN CERDAS

FIrNawaTI LaBIhI

Ini adalah pendekatan yang

dilakukan Firnawati kepada para

ibu di kampung tersebut. Tetapi

sebenarnya tujuan utamnya bukan

hanya kepada kaum ibu saja.

Anak anak juga adalah sasaran

utamanya. Jika sudah mampu

merangkul orang tua, khususnya

ibu mereka, untuk merangkul dan

mengajak anak anak tidak terlalu

kesulitan. Dengan pendekatan

yang tidak berjarak, memudahkan

Firnawati menyampaikan pesan

dan mengajak mereka terlibat

dalam kegiatan pemberdayaan ibu

dan anak.

Saat ini, setelah lebih dari lima

tahun Firnawati menjalankan

Sekitar lima tahun lalu

hampir setiap hari,

Firnawati Labihi terus

bergerak menyambangi rumah

rumah warga di Kampung

Sinorang Bajo, Desa Sinorang,

Kecamatan Batui Selatan,

Kabupaten Banggai, Sulawesi

Tengah. Jika ada kegiatan majlis

Taklim, perempuan kelahiran 22

Maret 1982 ini pun ikut serta,

aktif dalam pertemuan warga dan

bahkan tak segan turun tangan

membantu jika ada hajatan yang

digelar warga.

62 63

Page 33: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

ibunya baik, Insya Allah anak-

anak juga akan baik. Seorang

ibu yang baik juga akan memilih

kata kata yang baik dan

membawa pengaruh yang baik

bagi lingkungannya,” kata guru

honorer ini lagi.

Keterlibatan Firnawati

Labihi  dalam program RPIA,

berawal dari informasi yang

disampaikan oleh dosennya

di Universitas Muhammadiyah

Luwuk, tentang kegiatan anak-

anak di Pantai Bajo. Kampus

tempatnya menyelesaikan kuliah

tersebut menjalin kerjasama

dengan Joint Operating Body

(JOB) Tomori, dalam kegiatan

penanaman pohon bakau. Dia

tertarik dengan informasi yang

disampaikan sang dosen.  

Mulailah dia terlibat dalam

kegiatan tersebut. Bertemu

dan berinteraksi dengan

teman-teman dari JOB Tomori.

Sejak itu pula dia tidak pernah

melewatkan setiap kegiatan

yang dilakukan. Secara pribadi,

dia mengaku menyukai dunia

anak-anak. Tak heran, saat ada

program RPIA, dia pun antusias

dan tertarik ikut serta.

Proses panjang penuh

perjuangan serta konsistensi

Firna dalam menjalankan tugas

membuahkan hasil setimpal.

Selain jumlah kunjungan ke RPIA

yang terus meningkat, berbagai

inovasi program dan kegiatan

dilakukan. Misalnya melalui

kegiatan NUTANAK (nutrisi

anak) dan kegiatan menabung.

Kegiatan yang dia rancang

tersebut disokong sepenuhnya

oleh JOB Tomori dan juga PT

Pertamina Hulu Energi.

Sejak kegiatan ini bergulir, PHE

menurut Firnawati memberikan

dukungan berupa penyediaan

tempat dan lokasi rumah

pemberdayaan ibu dan anak

kemudian juga menyediakan

sarana dan prasarana edukasi

berupa buku buku bacaan anak.

Dari sarana yang tersedia,

kini kegiatan di RPIA sudah

mengalami peningkatan dan

jenisnya beragam. Untuk anak

anak usia PAUD misalnya,

kegiatannya lebih berfokus pada

permainan dengan berbagai

jenis permainan. Untuk usia

Sekolah Dasar, kegiatan

belajar membaca, mengaji,

membaca buku cerita bersama

serta kegiatan membaca puisi. 

Sementara untuk tingkat SMP

dan SMA, mulai dari kegiatan

belajar komputer, kreativitas

atau keterampilan membuat

bross, bunga serta pemanfaatan

limbah koran menjadi bahan

kreasi seperti tempat tisu,

tempat pensil, tempat permen

dan sebagainya. “Alhamdulillah

sekarang ada suami yang ikut

bantu mengajarkan anak-anak

komputer,” ujarnya.

Dia bersyukur bahwa kerjasama

dengan PHE sejak awal, tidak

mengalami kendala. Dukungan

terus diberikan setiap tahun.

Tahun ini, perempuan murah

senyum ini mengatakan akan

ada tambahan dukungan berupa

pembuatan etalase RPIA

berbarengan dengan tambahan

buku bacaan anak. Selain itu ada

bantuan dari PHE berupa lokasi

bermain anak berupa luncuran,

ayunan, jungkitan dan juga

akuarium air laut.  

 “Saya mengharapkan  ke depan

program program pemberdayaan

ibu dan anak ini terus berlanjut,

bahkan lebih ditingkatkan, lebih

spesifik pada pembentukan

karakter anak yang terpadu,”

katanya.

Tahun ini, menurut Firna, ada

beberapa program baru yang

disiapkan antara lain pembuatan

dan pelaksanaan kurikulum untuk

edukasi anak-anak, program

peningkatan kualitas untuk

ibu ibu, berupa peningkatan

pengetahuan ibu tentang pola

asuh anak yang baik. Dengan

makin baiknya pola asuh anak,

akan meningkatkan pengetahuan

dan perilaku hidup sehat dalam

keluarga.

AYO MENABUNG

Hal lain yang menarik dari

kegiatan di RPIA yang dimotori

oleh Firnawati adalah Gerakan

Ayo Menabung. Kegiatan ini

berawal dari keprihatinanannya

terhadap kondisi di lapangan.

Uang koin tidak lagi diminati

oleh anak-anak. “Alasan mereka,

uang koin tidak lagi bisa dipakai

sebagai alat transaksi. Pemilik

warung tidak lagi menerima uang

koin,” ujarnya.

Dari sanalah kemudian lahir ide,

uang koin yang dianggap tidak

bernilai itu kemudian ditabung

dan nanti ditukarkan ke pihak

bank. Anak-anak merespon

baik. Kaleng-kaleng bekas

dikumpulkan, dilukis dengan

aneka warna digunakan sebagai

saran menyimpan koin.

Prosesnya, anak anak datang

menabung setiap hari di RPIA,

masing-masing anak memiliki

kaleng atau botol tabungan.

Program yang berasal dari

masukan karyawan JOB Tomori

tersebut, akan difokuskan selama

setahun. Tabungan yang dimulai

pada Juli 2017 akan dbuka pada

Juli 2018.

Dia mengaku sudah menjalin

kerjasama dengan bank.

Kerjasama itu bukan hanya untuk

penukaran koin  semata, tetapi

memberikan edukasi kepada

anak anak dan orangtua untuk

menabung sebagian uang

mereka di bank. Anak-anak

tidak hanya menabung uang

koin, tetapi juga menabung uang

kertas. Saat ini uang koin sudah

susah dicari, berbeda dengan

sebelumnya.

“Sejauh ini, sudah ada 47 anak

yang ikut aktif menabung dengan

jumlah tabungan lebih dari satu

kaleng atau botol yang terdiri

dari uang koin maupun kertas.

Menariknya, bukan hanya anak-

anak, ibu ibu mereka pun turut

serta menabung,” katanya.

Selain pada persoalan koin,

ada juga aspek sosial lainnya

yang kerap terjadi di ibu ibu istri

nelayan. Banyak diantara mereka

yang terjerat “sangkakala” atau

rentenir kampung. “Program

menabung ini, secara tidak

langsung ingin menghilangkan

ketergantungan mereka pada

sangkakala,” katanya. Foto

: Dok

. PH

E

Firnawati Labihi ikut mencerdaskan bangsa dengan kegiatan membaca untuk anak-anak

LOCAL HERO “Alhamdulillah sekarang ada suami yang ikut bantu mengajarkan anak-anak komputer.”

64 65

Page 34: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

PT Pertamina Hulu Energi

(PHE), anak usaha

PT Pertamina (Persero)

memperoleh gelar best of the

best dalam gelaran Annual

Pertamina Quality Award 2018

pada Rabu (14/3) setelah

memborong lima gelar kategori

sekaligus. PHE menjadi juara

untuk kategori Best Continous

Improvement Program (CIP),

Best Prove CIP yang diraih PC

Prove Joker, Best FT Prove CIP

diraih FT Prove Durian Nambo,

dan Best I Prove CIP diraih I Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

(PHE ONWJ), anak usaha

PT Pertamina Hulu Energi

(PHE) pada awal Maret 2018

memasang Anjungan SPA

di Lapangan SP di dekat

kompleks Bravo Flowstation,

perairan utara Subang, Jawa

Barat. Siswantoro M Prasodjo,

General Manager PHE ONWJ,

mengatakan tahap fabrikasi

Anjungan SPA yang dimulai

sejak Agustus 2017 itu telah

selesai dan pada Senin (26/2)

dilanjutkan seremoni Sail Away

Anjungan SPA di Handil-1 Yard,

Kutai Kertanegara, Kalimantan

Timur. Sebelum pemasangan

anjungan, dilakukan

pemasangan pipa penyalur

bawah laut sepanjang 11,3 km.

Pipa bawah laut tersebut akan

digunakan untuk menyalurkan

produksi gas dari Anjungan

SPA ke fasilitas Bravo Flow

produksi rata-rata 200-300

BOPD untuk Blok Siak yang

memiliki target produksi minyak

bumi sebesar 1.805 BOPD pada

2018. “Kami mengutamakan

keselamatan dan menjunjung

tinggi Zero LTI, Zero Fatality

untuk dibudayakan di setiap lini

aktivitas kegiatan operasi dengan

tenaga kerja sepenuhnya dari

dalam negeri,” katanya.

PT Pertamina Hulu Energi

Offshore North West Java

sumur eksplorasi Sumur Kumis-2

diharapkan dapat menemukan

cadangan prospek baru yang

ekonomis dan komersial.

PHE Siak akan melakukan

pengeboran akhir sedalam 900

kaki dengan estimasi pekerjaan

selama 27 hari untuk pencarian

minyak sebagai target utama. Tim

Eksplorasi PHE Siak sebelumnya

telah melakukan rangkaian kajian

ulang dan reinterpretasi data

secara matang menggunakan

teknologi untuk menemukan

struktur prospek cadangan migas

ini.

Nana Heriana, General Manager

PHE Siak, mengatakan sumur

eksplorasi Kumis-2 diperkirakan

memiliki cadangan terambil

sebanyak 2,10 MMBO, dan

diharapkan dapat menambahkan

PERISTIWA

Prove Barez serta gelar best

Innovation Expo CIP.

Gunung Sardjono Hadi, Direktur

Utama PHE, menyatakan

bangga dengan manajemen

perusahaan yang mampu

memberikan kontribusi terbaik

sepanjang kegiatan 2017 dan

terus berinovasi sehingga bisa

mendapatkan hasil maksimal

dalam APQA 2018. “ Ini semua

hasil pekerja seluruh PHE

semoga bisa dipertahankan

untuk tahun depan,” kata

Gunung.

Pada APQ Awards 2018 terdapat

3.051 risalah inovasi berhasil

diselesaikan sepanjang 2017,

sebanyak 140 CIP lolos di tingkat

korporat, yang diikuti unit bisnis,

unit operasi atau region, dan

anak usaha Pertamina.

Fajar Harry Sampurno, Deputi

Bidang Pertambangan,

Industri Strategis, dan Media

Kementerian Badan Usaha

Milik Negara, mengatakan

tantangan Pertamina ke depan

akan semakin berat, sementara

ekspektasi dari pemangku

kepentingan juga akan terus

meningkat. Kementerian BUMN

akan terus mendukung kebijakan

direksi Pertamina dalam

melakukan perbaikan dan inovasi

sebagai salah satu program

mendukung keberhasilan

pencapaian kualitas strategis

Pertamina.

PT Pertamina Hulu

Energi (PHE) melalui

anak usahanya PHE Siak

merealisasikan tajak (Spud-In)

sumur eksplorasi Kumis-2 di

Kecamatan Kunto Darussalam,

Rokan Hulu, Riau, pada Kamis

(1/3). Sumur Kumis-2 adalah

salah satu target pengeboran

eksplorasi 2018 untuk mencari

cadangan minyak dan gas

nasional. Abdul Mutalib Masdar,

Direktur Eksplorasi PHE,

mengatakan melalui pengeboran

PhE Sabet Best of The Best aPQa 2018

PhE Siak Tajak Sumur Kumis-2

Berfoto bersama manajemen dan karyawan PhE Siak setelah sukses tajak sumur Kumis-2

PhE ONwJ Pasang anjungan SPa di Lapangan SP

66 67

Page 35: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Station untuk diproses sebelum

dijual.

Keputusan PHE ONWJ

memanfaatkan fasilitas yang

telah ada untuk pemrosesan

produksi gas dari Lapangan

SP lebih ekonomis daripada

membangun fasilitas

pemrosesan baru. Proyek

senilai US$92,7 juta tersebut

direncanakan mulai berproduksi

September 2018 dengan

produksi puncak diproyeksikan

30 MMSCFD.

“Produksi dari Lapangan SP

akan digunakan seluruhnya

untuk kepentingan dalam

negeri sehingga dapat menjadi

pendorong roda perekonomian

industri-industri di sekitar

wilayah kerja PHE ONWJ,” kata

Siswantoro. Tahun ini, PHE

ONWJ menargetkan produksi

minyak 32.300 barel perhari

dan produksi minyak 123,5

MMSCFD.

PT Pertamina Hulu Energi

West Madura Offshore

(PHE WMO), anak usaha PT

Pertamian Hulu Energi (PHE),

berkomitmen menunjukkan

keunggulan sehingga mampu

melindungi dan mengelola

lingkungan wilayah kerja

dengan baik secara konsisten.

Apalagi, PHE WMO dalam tiga

tahun berturut memperoleh

penghargaan PROPER Emas

dari Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan tiga tahun

secara berturut.  

Tak heran bila manajemen

PHE WMO menginisiasi

penandatanganan Traktat

Komitmen Bersama. Hal yang

dicakup dalam traktat tersebut

adalah pelaksanaan budaya

kerja aman, pengelolaan

sampah/limbah dengan 3R

(Reduce, Reuse, Recycle) dalam

mendukung Gerakan Bebas

Sampah Nasional, efisiensi

energi, penurunan pencemaran

udara dan konservasi air, pola

hidup sehat dan peduli dengan

kesehatan sesama pekerja, serta

menjaga keamanan data dan

area di seluruh wilayah kerja

PHE WMO.

Untuk mempertahankan

dan meningkatkan komitmen

unggul dalam pengelolaan

lingkungan hidup, fungsi HSSE

PHE WMO pada Rabu (21/3)

menyelenggarakan Town Hall

Meeting dengan subtopik “Let’s

Save Our Ocean”. Kuncoro

Kukuh, General Manager

PHE WMO, menjabarkan

capaian kinerja PHE WMO

2017 serta memberikan arahan

kepada pekerjanya. Menurut

Kukuh, pekerja WMO harus

membudayakan kerja efektif

dan efisiensi dalam menunjang

kegiatan peningkatan produksi

agar profit perusahaan dapat

tercapai sehingga kinerja

terbaik akan memberikan imbal

balik yang terbaik pula pada

pekerjanya.

PT Pertamina Hulu Energi

(PHE) melalui Majalah

Energia PHE edisi Desember

2017 memperoleh Silver Winner

kategori The Best of Private

Company Inhouse Magazine

pada Indonesia Inhouse

Magazine Award (InMA) 2018

yang diselenggarakan oleh

Serikat Perusahaan Pers (SPS)

di ajang The 7th InMA di Padang,

Sumatera Barat, Rabu (7/2).

Majalah Energia PHE edisi

Desember 2017 mengangkat

laporan utama tentang

prestasi PHE menyabet tiga

emas Peringkat Program

Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan (PROPER) 2017

dari Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan. Majalah

edisi tersebut juga membahas

masalah alihkelola blok minyak

dan gas yang habis kontrak

(terminasi).

Foto

: Tat

an A

gus

Rust

andi

Pemasangan rig SPa di lapangan SP di PhE ONwJ

Manajer relations PhE Ifki Sukarya menerima penghargaan silver winner di ajang InMa 2018

PhE wMO Tunjukkan Keunggulan Pengelolaan Lingkungan

PhE raih Silver winner di ajang InMa 2018

PERISTIWA

68 69

Page 36: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Ifki Sukarya, Internal Media

and Relation Manager PHE,

berharap Majalah Energia

PHE ke depan harus lebih

baik dari berbagai aspek

pengelolaan InMA khususnya

dalam pengelolaan, proses, dan

hasilnya. Majalah Energia PHE

akan selalu mendapat perbaikan

dari sisi konten dan rubrikasi,

termasuk memberikan porsi yang

lebih banyak kepada karyawan

PHE dalam pemberitaan.

PT Pertamina Hulu Energi

North Sumatera Offshore

(PHE NSO), kontraktor kontrak

kerja sama di bawah koordinasi

dan supervisi Satuan Kerja

Khusus Pelaksana Kegiatan

Usaha Hulu Minyak dan

Gas Bumi (SKK Migas)

mendapat persetujuan untuk

melakukan pengeboran tiga

sumur eksplorasi lepas pantai

yang berlokasi 60 mil di atas

pesisir Aceh Timur, Nanggroe

Aceh Darussalam.

Adi Harianto, General Manager

PHE NSO,  mengatakan PHE

NSO siap menerima tantangan

melakukan pengeboran tiga

sumur dengan kedalaman

laut lebih dari 100 meter dan

kedalaman sumur sekitar 2.000

meter dengan penuh tanggung

jawab dan harapan besar,

sebagai komitmen untuk menjaga

ketahanan energi nasional.

Pengeboran tiga sumur

eksplorasi dilakukan setelah

melalui tahapan studi Geofisika-

Geologi-Reservoir (GG&R) dan

proses funnelling di internal

Pertamina. Pada tahap awal,

pada 21 Februari 2018 PHE NSO

memulai Geohazard and Seabed

Survey di lokasi tersebut.

Sony Cahyono, Subsurface

& Operasi Manager PHE

NSO, menjelaskan, survei ini

dilakukan selama 15 hari dengan

tujuan mengetahui kondisi

dasar laut dan potensi bahaya

pengeboran di lapisan atas dari

tiga lokasi yang direncanakan

dibor tersebut sehingga dapat

dibuatkan program mitigasi agar

pengeboran dapat dilaksanakan

dengan aman dan lancar.

rig lepas pantai di PhE NSO

PhE NSO Bidik Cadangan Migas Lepas Pantai aceh

PERISTIWA

70

VP Relations

BERDIRI untuk NEGERI

Community Involvement & Development

Page 37: OPTIMASI - phe.pertamina.comphe.pertamina.com/Upload/File/d4828843-abfd-45d5-b...Lingkungan Hidup (PROPER), kinerja produksi migas yang positif hingga kinerja keuangan yang tumbuh

Tata nilai PHE

Bangkitkanenergi negeri

PT Pertamina Hulu EnergiJl. Letjen TB. Simatupang Kav. 99 Jakarta 12520T: +62 21 2954 7000 phe.pertamina.com

6C CLEAN (BERSIH)Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

COMPETITIVE (KOMPETITIF)Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

CONFIDENT (PERCAYA DIRI)Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

COMMERCIAL (KOMERSIL)Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

CAPABLE (BERKEMAMPUAN)Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun riset dan pengembangan.