OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell,...

113
OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA (HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC WOUND HEALING DENGAN ZAT AKTIF PIROKSIKAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Gracia Elwy Nona Sanjivany NIM : 138114064 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell,...

Page 1: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA

(HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC

WOUND HEALING DENGAN ZAT AKTIF PIROKSIKAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Gracia Elwy Nona Sanjivany

NIM : 138114064

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

i

HALAMAN JUDUL

OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA

(HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC

WOUND HEALING DENGAN ZAT AKTIF PIROKSIKAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Gracia Elwy Nona Sanjivany

NIM : 138114064

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Action is the foundational key to all success”

- Pablo Picasso -

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus sumber kekuatan dan pengharapanku, serta Bunda Maria bunda

pendengar, penolong, dan penghantar permohonanku

Papa & mama yang senantiasa mendukungku, serta kakak & adikku yang selalu

menyayangiku

Teman-teman yang tiada henti menjadi penghibur, penyemangat, dan teman belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih yang telah memberikan

rahmat dan anugerah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Optimasi Konsentrasi Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) Sebagai Polimer

Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound Healing Dengan Zat Aktif Piroksikam”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi. Diharapkan juga dapat menjadi

tambahan pengetahuan bagi para pembaca tentang formulasi hydrocolloid matrix

piroksikam sebagai sediaan penyembuh luka diabetik.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka

dengan penuh syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan ilmu, waktu, semangat dan masukan untuk penyelesaian

penelitian ini.

3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang

bersedia memberikan saran dan perbaikan yang membangun dalam

penelitian ini.

4. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang bersedia

memberikan saran dan perbaikan yang membangun dalam penelitian

ini.

5. Bapak Enade Istyastono, Ph.D., Apt. dan Bapak Florentinus Dika Octa

Riswanto, M.Sc. yang bersedia memberikan masukan dalam penelitian

ini.

6. Bapak Yohanes Ratijo yang telah banyak meluangkan waktu untuk

membantu penelitian ini.

7. PT. Erela dan PT. Dexa Medica selaku perusahaan industri farmasi

yang telah membantu pengadaan bahan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

viii

8. DP2M Dikti yang telah memberikan Grant penelitian untuk mendukung

sebagian pendanaan penelitian berdasar kontrak Surat Perjanjian

Pelaksanaan Hibah No.010/HB/LIT/III/2016 tanggal 15 Maret 2016.

9. Keluarga penulis yang telah memberikan semangat, doa, dan kasih.

10. Dipta, Fidelia, dan Ryan yang menjadi rekan berjuang bersama; Tim

Scarless Wound Healing atas kerjasama dan dinamika selama

penelitian berlangsung, Yogi yang selalu memberi semangat dan

masukan; Rere, Ajeng, Tasha, Milla, Eta, Lia, Noni, Tama, Kevin,

Ellin, Fenny, Herna, Rency, Lala, Asti yang menjadi tempat saling

berbagi dan mendukung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini.

Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan selamat membaca.

Yogyakarta, 18 Januari 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

ix

OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA

(HPMC) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC

WOUND HEALING DENGAN ZAT AKTIF PIROKSIKAM

Gracia Elwy Nona Sanjivany

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, Indonesia.

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRAK

Peningkatan enzim MMP-9 secara berlebihan pada penderita diabetes

mellitus menjadi penyebab utama terjadinya komplikasi ulkus kaki diabetik.

Piroksikam memiliki aktivitas penghambatan enzim MMP-9 diduga mampu

mempercepat penyembuhan ulkus kaki diabetik. Hydrocolloid dressing

direkomendasikan untuk pengobatan ulkus kaki diabetik. HPMC digunakan

sebagai polimer untuk mengontrol pelepasan zat aktif. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui konsentrasi HPMC yang optimal sebagai polimer hydrocolloid

diabetic wound healing matrix. Karakteristik fisikokimia dievaluasi. Formula

optimal diaplikasikan setiap 24 jam pada luka eksisi tikus jantan terinduksi dan

tidak terinduksi aloksan. Persen penutupan luka dihitung hingga 100% dan

dilanjutkan uji histopatologi. Hasil evaluasi sediaan dan penutupan luka dianalisis

menggunakan software R pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan analisis

statistik, F2 adalah formula optimal karena memiliki DE360 paling besar

(53,05±8,894%), kemampuan menyerap lembab yang besar (19,96±1,228% dan

4,5x10-4±6x10-5 g/jam), persen kandungan obat (81,568±15,867%), stabil pada suhu

37oC (84,258±4,093%), serta terdapat perbedaan antara lama waktu penyembuhan

antarluka pada kelompok tikus normal dan diabetes (p-value <0,05). Hasil uji

histopatologi menunjukkan hydrocolloid matrix dengan zat aktif piroksikam

memberikan kualitas penyembuhan luka diabetik yang baik.

Kata kunci: diabetic wound healing, HPMC, hydrocolloid matrix, piroksikam

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

x

ABSTRACT

Excess elevation of MMP-9 enzyme in people with diabetes is the main

cause of diabetic foot ulcer complications. Piroxicam which has inhibitory activity

of the MMP-9 enzyme allegedly able to accelerate the healing of diabetic foot

ulcers. Hydrocolloid dressings are recommended for the treatment of diabetic foot

ulcers. HPMC is used as polymer to control the release of active substances. This

study aims to determine the optimal concentration of HPMC as polymer in

hydrocolloid matrix diabetic wound healing. Physicochemical characterizations

were evaluated. The optimal formula was applied every 24 hours in the wound

excision of male rats induced and not induced with alloxan. The wound closure

percentage was calculated up to 100% and continued with histopathology test. The

results of the evaluation and the wound closure was analyzed using R software with

a 95% confidence level. Based on statistical analysis, F2 was the optimal formula

because of its highest DE360 (53,05±8,894%), highest moisture absorption ability

(19,96±1,228% and 4,5x10-4±6x10-5 g/h), drug content (81,568±15,867%), stable in

37oC (84,258±4,093%), and difference between the length of wound healing in

normal and diabetic rats group (p-value <0,05). Histopathology test results showed

that piroxicam hydrocolloid matrix provide good quality for the diabetic wound

healing.

Keywords: diabetic wound healing, HPMC, hydrocolloid matrix, piroxicam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................... vi

PRAKATA ......................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

ABSTRACT ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

PENDAHULUAN............................................................................................... 1

METODE PENELITIAN .................................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 6

KESIMPULAN ................................................................................................... 13

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

LAMPIRAN ........................................................................................................ 16

BIOGAFI PENULIS ........................................................................................... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula hydrocolloid matrix .............................................................. 3

Tabel II. Hasil Evaluasi Sediaan dan Uji Stabilitas ........................................... 10

Tabel III. Hasil Uji Iritasi Kulit Dermal Akut pada Kelinci ............................... 11

Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Histopatologi dan Lama Waktu Penyembuhan

Luka Mencapai 100% ......................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Uji Sterilitas.............................................................................. 6

Gambar 2. Kurva Hubungan %Pelepasan Obat Kumulatif dengan Waktu ......... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal Penelitian ................................................................... 17

Lampiran 2. Ethical Clearance Penelitian.................................................... 36

Lampiran 3. Certificate of Analysis Bahan Penelitian .................................. 38

Lampiran 4. Pembuatan Sediaan .................................................................. 40

Lampiran 5. Karakteristik Sediaan ............................................................... 41

Lampiran 6. Verifikasi Metode Analisis ...................................................... 44

Lampiran 7. Stabilitas Fisikokimia Sediaan ................................................. 47

Lampiran 8. Data Profil Pelepasan Obat ...................................................... 63

Lampiran 9. Data Uji Iritasi Akut Dermal pada Kelinci .............................. 65

Lampiran 10. Data Uji Aktivitas Sediaan ....................................................... 67

Lampiran 11. Hasil Uji Histopatologi ............................................................ 68

Lampiran 12. Hasil Analisis Statistik ............................................................. 70

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

1

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus merupakan kondisi hiperglikemia di mana tubuh tidak dapat

memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif

(International Diabetes Federation, 2015). Apabila hal ini tidak dikelola dengan baik dapat

menimbulkan berbagai komplikasi kronis yaitu salah satunya ulkus kaki diabetik yang rentan

terhadap infeksi dan amputasi kaki (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Komplikasi kejadian

ulkus kaki diabetik di Indonesia mencapai 15% dari seluruh penderita DM dengan angka

amputasi 23,5% (Utami et al., 2014).

Menurut Hamed et al. (2014), proses penyembuhan luka pada kulit orang normal

terjadi dalam 4 fase, yaitu koagulasi, inflamasi, proliferasi, dan remodelling. Namun pada

penderita diabetes, proses penyembuhan luka mengalami gangguan akibat

ketidakseimbangan akumulasi komponen matriks ekstraseluler dengan MMPs (Lobmann et

al., 2002). Cairan luka pada penderita diabetes mengandung sejumlah besar MMP-9 yang

dapat mendegradasi dan merombak matriks ekstraseluler sehingga menghambat

penyembuhan luka (Zhang et al., 2015).

Dalam penelitian ini, ulkus kaki diabetik yang dimaksudkan adalah luka kronis

dengan sedikit hingga banyak eksudat sehingga hydrocolloid dressing dipilih sebagai bentuk

sediaan penutup luka sekaligus penghantar obat. Penelitian ini berkaitan dengan pembuatan

hydrocolloid matrix untuk pengobatan lokal ulkus kaki diabetik yang mengandung zat aktif

piroksikam. Piroksikam diduga mampu mempercepat penyembuhan ulkus kaki diabetik

karena mekanismenya yang dapat menurunkan jumlah MMP-9 (Mazumder et al., 2014).

Piroksikam memiliki bobot molekul sebesar 331,35 g/mol dan titik leleh sebesar 198-200oC

(DrugBank, 2013), serta memiliki nilai pKa 5,3 dan pKb 1,86 (Abdulkarim et al., 2010).

Piroksikam termasuk dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas II dengan

kelarutan dalam air sebesar 23 mg/L (Mirza et al., 2010, DrugBank, 2013).

Polimer hidrofilik menjadi faktor kritis formulasi hydrocolloid karena berfungsi

sebagai matriks pembawa obat yang mengatur pelepasan obat, menentukan sifat dan

stabilitas fisikokimia sediaan. Dalam penelitian ini, hidroksipropil metilselulosa (HPMC)

dipilih sebagai polimer karena bersifat tidak beracun dan kompatibel dengan berbagai

macam bahan obat ataupun eksipien (Rowe et al., 2009). Beberapa fungsi HPMC sebagai

bioadhesive material, agen pelepasan terkontrol dan agen penstabil, dapat mendukung

sistem penghantaran obat dalam hydrocolloid. Selain itu, HPMC merupakan pembentuk film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

2

yang baik pada range 2-20% (Rowe et al., 2009). Fungsi HPMC ini didukung oleh penelitian

Liu et al. (2014) yang melaporkan bahwa HPMC sebagai sistem matriks wound dressing

mampu menghasilkan penghantaran obat yang larut maupun sukar larut air secara terkontrol.

Konsentrasi HPMC dioptimasi dalam 3 tingkat yang berbeda untuk mengetahui

pengaruhnya terhadap karakteristik sediaan. Formula hydrocolloid matrix piroksikam

dengan karakteristik terbaik dipilih untuk uji aktivitas penyembuhannya terhadap luka eksisi

pada kulit tikus diabetes yang diinduksi aloksan maupun kulit tikus normal. Hipotesis

penelitian ini adalah meningkatnya konsentrasi HPMC mempengaruhi sifat fisikokimia

hydrocolloid matrix piroksikam; dan pada konsentrasi HPMC tertentu menghasilkan

formula hydrocolloid matrix piroksikam yang optimal sehingga dapat mempercepat

penyembuhan luka pada tikus putih galur Wistar yang menderita diabetes.

METODE PENELITIAN

Bahan dalam penelitian ini meliputi piroksikam (Nantong Jinghua),

HPMC/hypromellose 2910 (Shin-Etsu), propilen glikol, gliserol, aseton, metanol (Merck),

nutrient agar (Oxoid), dinatrium hidrogen fosfat, kalium dihidrogen fosfat, natrium klorida,

akuades, krim depilatori (Reckitt Bensckiser), etil asetat, aloksan monohidrat (Sigma), etanol

70%, ketamin 10%, formalin 10% (Aldrich), heparin, test kit Glucose GOD FS (Diasys,

Germany), akuabides steril, darah subjek uji, aluminium foil, dan plastic wrap.

Alat yang digunakan antara lain timbangan analitik (Ohaus), alat-alat gelas (Pyrex),

cawan porselen, termometer, batang pengaduk, stirrer, hotplate magnetic stirrer, jangka

sorong, spuit injeksi, skalpel, tube eppendorf, sentrifugator, MicroLab-200 (Merck),

mikropipet (Socorex), biopsy punch 5 mm, pH analyzer (Ohaus), autoklaf, oven, climatic

chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex

(Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe BH-2 (Olympus Corp., Jepang).

Subjek uji penelitian yaitu 3 ekor kelinci albino jantan berusia 8-9 bulan dengan

berat badan 1,8-2,2 kg dari Peternakan Kelinci Seyegan, DIY dan 6 ekor tikus putih jantan

berusia 2 bulan dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dengan

berat badan 150-180 g. Seluruh prosedur pengujian dengan hewan uji telah disetujui oleh

Komisi Etik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pembuatan hydrocolloid matrix piroksikam

Formula yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Tabel I. Variasi HPMC

(8,75%; 11% dan 13,25%) pada campuran B dilarutkan dalam akuades sambil diaduk dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

3

stirrer pada suhu 40°C hingga terbentuk gel. Kemudian campuran A disiapkan dan

ditambahkan ke dalam gel HPMC lalu diaduk dengan stirrer hingga homogen. Setelah itu

gliserol ditambahkan ke dalam campuran tersebut. Campuran akhir kemudian dituang ke

tabung reaksi bertutup sebanyak 12,5 gram, lalu disterilisasi menggunakan autoklaf pada

suhu 115oC selama 15 menit. Setelah itu campuran dipindahkan ke dalam cawan petri secara

aseptis di dalam kabinet LAF, dilanjutkan dengan pengeringan dalam oven pada suhu 45°C

selama 2 hari. Hydrocolloid matrix yang terbentuk kemudian dipotong dengan diameter 1

cm, disimpan dalam aluminium foil pada wadah plastik berisi silika gel, dan digunakan

dalam seluruh pengujian.

Uji sterilitas Sediaan ditempelkan ke media nutrient agar dalam cawan petri. Tiap petri

kemudian dibungkus plastic wrap dan diinkubasi terbalik dalam LAF selama 24 jam.

Evaluasi karakteristik sediaan

Uji organoleptis Pengamatan pada warna, kejernihan dan kehalusan dari sediaan yang telah

dibuat (Shirsand et al., 2012).

Uji keseragaman bobot Sebanyak 10 sediaan masing-masing formula satu persatu ditimbang

dan dihitung rata-rata bobot sediaan (British Pharmacopoeia, 1993).

Tabel I. Formula hydrocolloid matrix

Formula BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

Cam

pura

n A

Piroksikam - - - 0,175 g 0,175 g 0,175 g

Aseton 6,887 g 6,887 g 6,887 g 6,887 g 6,887 g 6,887 g

Propilen glikol 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g 7,8 g

Cam

pura

n B

HPMC 4,375 g 5,5 g 6,625 g 4,375 g 5,5 g 6,625 g

Gliserol 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g 3,78 g

Akuades ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g

Keterangan: BF1 (basis formula 1); BF2 (basis formula 2); BF3 (basis formula 3); F1 (formula 1); F2 (formula

2); F3 (formula 3)

Uji ketebalan Ketebalan sediaan dihitung pada 5 titik berbeda (keempat sudut dan bagian

tengah) dengan jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya (El-gendy et al., 2009).

Uji folding endurance Setiap formula sediaan dilipat secara berulang pada posisi yang sama

hingga rusak. Jumlah pengulangan pelipatan tanpa merusak sediaan merupakan nilai dari

ketahanan pelipatan (Shirsand et al., 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

4

Uji pH larutan sediaan Setiap formula sediaan direndam dalam 20 mL akuades pada suhu

37oC selama 24 jam, kemudian pH larutan tersebut diukur dengan pH meter (British

Pharmacopoeia, 1993).

Uji moisture content Sebanyak 5 sediaan masing-masing formula dikondisikan dalam

sebuah desikator berisi silika selama 24 jam. Setelah itu masing-masing sediaan ditimbang

sampai didapatkan bobot yang tetap (Toshkhani et al., 2013).

Uji moisture absorption Sebanyak 5 sediaan masing-masing formula ditimbang, kemudian

diletakkan dalam climatic chamber dengan RH 85% pada suhu 28oC selama 24 jam. Setelah

itu, sediaan diambil dan ditimbang kembali (Toshkhani et al., 2013).

Uji keseragaman kandungan obat Sebanyak 5 hydrocolloid matrix masing-masing formula

dilarutkan dalam 15 mL metanol dan 35 mL PBS pH 6,4. Kemudian absorbansi larutan

diukur pada panjang gelombang 354 nm menggunakan spektrofotometer UV (Shirsand et

al., 2012).

Uji pelepasan obat secara in vitro Uji pelepasan piroksikam dari sediaan dilakukan

menggunakan Franz Diffusion Cell pada suhu 36,5 ± 1oC. Sebanyak 15 mL campuran

metanol-PBS pH 6,4 dimasukkan pada sel difusi sebagai kompartemen aseptor. Membran

Millipore 0,45 mm sebelumnya direndam dalam larutan aseptor selama 1 jam, kemudian

hydrocolloid matrix dipasang pada sel difusi. Pada menit ke-

15,30,45,60,90,120,180,240,300, dan 360 kompartemen aseptor disampling dan diukur

absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 354 nm. Kadar obat

ditentukan dengan plot kurva baku piroksikam. Nilai dissolution efficiency dihitung sampai

menit ke-360 (Pudyastuti et al., 2014).

Uji stabilitas hydrocolloid matrix piroksikam Setiap formula sediaan yang mengandung

piroksikam disimpan dalam paparan suhu 37°C dan 45°C selama 4 minggu. Analisis fisik

dan kandungan obat pada sediaan dilakukan setiap akhir minggu (Amjad et al., 2011).

Uji iritasi akut dermal Punggung tiga ekor kelinci dicukur 24 jam sebelum pengujian. Dalam

satu punggung diaplikasikan 1 kontrol positif etil asetat, 1 kontrol negatif dan 3 basis

hydrocolloid matrix yang ditutup plester hypafix selama 4 jam. Pengamatan dilakukan pada

jam ke-1, 24, 48 dan 72 jam terhadap eritema dan udema yang terjadi pada kulit yang

terpapar sampel. Lalu dihitung indeks iritasi primer masing-masing (BPOM, 2014).

Pemilihan formula optimal Dipilih formula yang memiliki profil pelepasan obat tertinggi,

memiliki kemampuan penyerapan lembab yang tinggi, kandungan obat yang besar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

5

seragam, karakteristik sifat fisikokima yang baik, serta stabil dalam penyimpanan

berdasarkan nilai p-value.

Uji aktivitas hydrocolloid diabetic wound healing matrix

Perlakuan pada tikus Enam ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok perlakuan terdiri dari 3 ekor tikus diabetes dengan kadar gula darah > 250 mg/dL

dan kelompok kontrol terdiri dari 3 ekor tikus tidak diabetes. Tikus diabetes diperoleh

dengan menginjeksi aloksan monohidrat 5% secara intraperitoneal dengan dosis 150

mg/kgBB selama 3 hari. Setiap tikus dianestesi dengan injeksi ketamin 10% pada dosis 80

mg/kgBB secara intramuscular. Pada tiap tikus diberi 5 luka eksisi menggunakan biopsy

punch berdiameter 5 mm. Luka dibuat pada punggung tikus yang sudah dicukur 48 jam

sebelumnya. Kelima luka eksisi pada 1 ekor tikus diberi perlakuan berbeda, yaitu: kontrol

tanpa perlakuan, 2 basis dari formula optimal, dan 2 formula optimal. Penggantian sediaan

dilakukan setiap 24 jam sampai luka menutup 100%. Setelah luka sembuh, tikus dieuthanasia

dengan injeksi ketamin dosis 100 mg/kgBB. Kulit punggung diambil dengan ukuran 2x2 cm

dan disimpan dalam pot berisi formalin 10%.

Uji histopatologi – pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE) Pengecatan dengan Hematoxylin

Eosin dilakukan pada sampel jaringan kulit tikus, kemudian diamati histopatologinya secara

mikroskopis menggunakan mikroskop cahaya Olympus tipe BH-2 yang terhubung dengan

kamera Optilab v.2.1 (Micronos, Indonesia).

Tata cara analisis hasil

Analisis kuantitatif

Moisture content (%) = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑥 100% (Toshkhani et al., 2013).

Moisture absorption (%) = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 100% (Toshkhani et al., 2013).

DE360 (%) = 𝑦𝑑𝑡

𝑦100𝑡 𝑥 100% (Fudholi, 2013).

Wound Closure (%) = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑘𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒0 − 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑘𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑛

𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑘𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒0 𝑥 100% (Thu et al., 2012).

Data keseragaman bobot, moisture content, moisture absorption, kandungan obat, pelepasan

obat, stabilitas sediaan, dan persen wound closure dianalisis secara statistik menggunakan

software R i.386 3.2.5 dengan taraf kepercayaan 95%.

Analisis kualitatif Pengamatan preparat histopatologi memberikan perbandingan

mikroskopis antara struktur kulit dari penyembuhan luka eksisi tikus normal dan diabetes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Formulasi hydrocolloid diabetic wound healing matrix

Hydrocolloid matrix dibuat menggunakan teknik solvent casting. Hasil orientasi

pembuatan sediaan menjadi dasar penentuan 3 tingkat konsentrasi HPMC, yaitu 8,75% (F1),

11% (F2), dan 13,25% (F3). Sediaan matriks matriks tanpa obat yang dihasilkan berwarna

bening kekuningan, jernih dan halus, sedangkan matriks mengandung obat berwarna kuning,

jernih, dan halus, namun piroksikam tidak terdispersi merata dalam matriks, terlihat dari

terbentuknya kristal obat. Menurut Hansen and Qu (2015), piroksikam merupakan senyawa

kristal polimorfi dimana ada 2 faktor yang mempengaruhi pembentukannya, yaitu

konsentrasi awal piroksikam (solute consentration) dan suhu. Hal ini sesuai dengan kondisi

percobaan, yaitu konsentrasi larutan piroksikam-aseton sebesar 2% dimana sudah melewati

ambang kelarutan obat (jenuh) sehingga memicu terbentuknya kristal, serta suhu

pengeringan piroksikam sebesar 45oC mendukung pembentukan kristal.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 1. Hasil Uji Steritilas

Keterangan: (O) lokasi sediaan; (a) F1, (b) F2, (c) F3), dan (d) BF1; BF2; BF3

Uji sterilitas dilakukan untuk mengetahui apakah formulasi yang dibuat dengan

metode sterilisasi akhir mampu menghasilkan hydrocolloid matrix yang steril. Sediaan

diabetic wound harus memenuhi persyaratan sterilitas supaya tidak menimbulkan infeksi

pada luka diabetes. Hasil uji sterilitas menunjukkan bahwa keenam sediaan ini steril dengan

tidak ditemukan adanya pertumbuhan mikroorganisme pada cawan petri (Gambar 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

7

Uji keseragaman bobot

Persen CV keenam formula sediaan dihitung untuk mengetahui keseragaman bobot

masing-masing. Hasil perhitungan diperoleh CV BF1, BF2, BF3, F1, F2, dan F3 berturut-

turut sebesar 6,15%, 6,22%, 6,98%, 5,40%, 5,08%, dan 7,47% (Tabel II). Seluruh CV

sediaan memenuhi kriteria seragam, yaitu CV bobot sediaan tidak lebih dari 10% (British

Pharmacopoeia, 1993).

Uji ketebalan

Ketebalan keenam sediaan memiliki rentang antara 0,50±0,000 mm – 0,77±0,027

mm (Tabel II). Rentang ketebalan ini termasuk dalam kriteria ideal ketebalan matriks

menurut Thu et al. (2012). Adanya rentang ketebalan matriks yang dihasilkan berkaitan

dengan kandungan air di dalam matriks tersebut. Matriks yang lebih tebal memiliki

kandungan air yang lebih banyak dibandingkan matriks yang lebih tipis.

Uji folding endurance

Sediaan yang dihasilkan memiliki frekuensi ketahanan pelipatan pada rentang 60-86

untuk kelompok basis dan rentang 23-25 untuk kelompok formula (Tabel II). Ketahanan F1,

F2, dan F3 (matriks mengandung obat) lebih rendah dibandingkan BF1, BF2, dan BF3

(matriks tanpa obat). Hal ini disebabkan oleh matriks yang mengandung obat memiliki

tekstur seperti jelly sehingga lebih rapuh dibandingkan matriks tanpa obat.

Uji pH larutan sediaan

Hasil pengujian ini diperoleh nilai pH BF1, BF2, BF3, F1, F2, dan F3 berturut-turut

sebesar 6,8, 6,88, 6,94, 6,91, 6,97, dan 6,94 (Tabel II). Hasil ini menunjukkan sediaan yang

dilarutkan dalam air pada suhu yang sesuai dengan kondisi tubuh menghasilkan pH yang

dapat diterima kulit.

Uji moisture content

Nilai persen moisture content pada BF2 >BF1 >BF3 (untuk kelompok basis) dan F2

>F1>F3 (untuk kelompok formula) (Tabel II). Hasil ini tidak sesuai dengan teori dimana

seharusnya peningkatan persen moisture content matriks berhubungan dengan peningkatan

konsentrasi HPMC dalam formula. Semakin besar konsentrasi HPMC, molekul HPMC yang

terbentuk dalam matriks semakin besar sehingga memperlambat penguapan air dari dalam

matriks selama proses pengeringan, akibatnya kandungan air semakin banyak (Pudyastuti et

al., 2014). Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh kondisi penyimpanan dalam desikator

dimana kemampuan silika untuk menyerap lembab dari sediaan tidak dikendalikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

8

Uji moisture absorption

Nilai persen moisture absorption pada BF1 >BF2 > BF3 (untuk kelompok basis) dan

F1> F2> F3 (untuk kelompok formula) (Tabel II). Hasil ini sesuai dengan teori dimana

peningkatan konsentrasi HPMC akan meningkatkan nilai persen moisture content. Oleh

karena semakin banyak lembab yang terkandung, kemampuan matriks untuk menyerap

lembab berkurang akibatnya nilai persen moisture absorption semakin kecil. Kemampuan

penyerapan lembab sediaan juga dapat diukur dari kecepatan penyerapan lembabnya. Nilai

ini menggambarkan seberapa cepat sediaan mampu menyerap lembab per waktu. Kecepatan

penyerapan lembab tertinggi terdapat pada BF2, yaitu 6,3x10-4±2x10-5 g/jam (untuk kelompok

basis) dan F1, yaitu 4,8x10-4±7x10-5 g/jam (untuk kelompok formula).

Uji keseragaman kandungan obat

Rerata jumlah piroksikam yang ditemukan dalam F1 dan F3 sebesar 0,566±0,079 mg

dan 0,513±0,110 mg dari total 0,669 mg, sedangkan dalam F2 sebesar 0,566±0,068 dari total

0,694 mg, serta %CV F1, F2 dan F3 secara berturutan sebesar 13,9, 19,4% dan 13,2%. Nilai

%CV yang besar menunjukkan bahwa kandungan obat dalam sediaan tidak seragam. Selain

itu, rentang persen kandungan obat dalam ketiga formula sebesar 76,739±10,149% -

84,585±11,780% (Tabel II). Persen kandungan obat ketiga formula tidak memenuhi

persyaratan kandungan obat menurut British Pharmacopoeia (2009), dimana kandungan

piroksikam pada sediaan topikal sebesar 95-105%. Hal ini disebabkan oleh distribusi

kandungan obat yang tidak homogen dalam matriks.

Uji pelepasan obat secara in vitro

Persen dissolution efficiency pada menit ke-360 tertinggi dihasilkan oleh F2

(53,05±8,894%) (Tabel II). Peningkatan konsentrasi HPMC menghambat pelepasan

piroksikam karena adanya peningkatan viskositas HPMC menyebabkan matriks semakin

rapat sehingga menghalangi masuknya pelarut ke dalam matriks (Pudyastuti et al., 2014).

F2 ditemukan memiliki profil pelepasan obat tertinggi karena pada konsentrasi HPMC11%

ukuran matriks yang terbentuk pada formula ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu rapat,

sehingga pelarut tidak terhalangi masuk dan dapat melarutkan piroksikam. Namun secara

keseluruhan, tidak maksimalnya jumlah piroksikam yang terlepas dari matriks F1, F2, dan

F3 disebabkan oleh adanya kristal obat yang tertinggal pada membran dan sukar larut dalam

medium. Akibatnya pelepasan yang dihasilkan pun tidak terlalu besar. Selain itu ukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

9

sediaan (diameter 1 cm) menjadi kelemahan metode ini, karena hasil disolusinya belum

mewakili keseluruhan jumlah obat yang dimasukkan dalam pembuatan sediaan.

Uji stabilitas hydrocolloid matrix piroksikam

Perubahan organoleptis, sifat fisik dan sifat kimia sediaan diamati selama 1 bulan.

Parameter kristis yang menjadi pertimbangan stabilitas adalah kandungan obat dalam

matriks. Berdasarkan analisis statistik, penyimpanan sediaan pada suhu 37oC dan 45oC

menghasilkan kandungan obat dalam F1 dan F2 yang stabil (p-value >0,05), namun tidak

stabil untuk kandungan obat dalam F3 (p-value <0,05). Organoleptis sediaan pada

penyimpanan suhu 37oC cenderung lebih baik bila dibandingkan pada penyimpanan suhu

45oC. Sediaan yang menjadi lebih keras pada suhu tinggi berpengaruh pada jumlah

kandungan air dalam sediaan menjadi lebih sedikit dan kemampuannya menyerap lembab

menjadi turun. Hal ini berhubungan dengan pengaruh suhu tinggi menyebabkan sediaan

mengalami pengeringan, sehingga air dalam sediaan menguap dan menyebabkan matriks

menjadi lebih rigid. Parameter stabilitas persen moisture content dan persen moisture

absorption dapat dijadikan pertimbangan pengemasan sediaan selama penyimpanan.

Uji iritasi akut dermal

Pengujian potensi iritasi kulit sediaan penyembuh luka merupakan uji yang sangat

penting untuk mengetahui apakah basis hydrocolloid matrix menimbulkan iritasi. BF1, BF2,

dan BF3 memiliki nilai indeks iritasi primer sebesar 0,0 sehingga ketiganya termasuk dalam

kategori tidak mengiritasi kulit (ISO 10993-10, 2002). Skor penilaian uji ini dapat dilihat

pada Tabel III. Uji iritasi mengacu pada penelitian Shirsand et al. (2012) yang hanya

menggunakan basis tanpa obat. Pengujian ini tidak dilakukan terhadap sediaan yang

mengandung obat karena piroksikam merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid sehingga

tidak menimbulkan iritasi kulit, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Udegbunam et al. (2012) bahwa injeksi intramuskuler piroksikam tidak menimbulkan iritasi.

Pemilihan Formula Optimal

Berdasarkan hasil evaluasi sediaan, hydrocolloid matrix piroksikam F2 dipilih

menjadi formula optimal karena memiliki nilai DE360 paling besar (53,05±8,894%),

kemampuan menyerap lembab yang besar (19,96±1,228% dan 4,5x10-4±6x10-5 g/jam),

kandungan obat sebesar 81,568±15,867%, serta stabil pada suhu 37oC (84,258±4,093%). Formula

ini kemudian diuji aktivitas penyembuhannya terhadap luka eksisi pada tikus jantan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

10

Tab

el I

I. H

asil

Evalu

asi S

edia

an d

an U

ji S

tabil

itas

Ket

eran

gan:

*)

n=

10

; **)

n=

5;

***)

n=

3;

a=

dat

a st

abil

itas

min

ggu k

e-4 s

uhu 3

7oC

; b

= d

ata

stab

ilit

as m

inggu k

e-4 s

uhu 4

5oC

Fo

rmu

la

Bo

bot

sed

iaan

(%C

V)*

Ket

ebala

n

(mm

)**

Rer

ata±

SD

Fre

kuensi

peli

pat

an

pH

%M

ois

ture

Conte

nt

**

Rer

ata±

SD

Mois

ture

Abso

rpti

on

K

andu

ngan O

bat

%D

E360 *

**

Rer

ata±

SD

%

Rer

ata±

SD

Kec

epat

an

(g/j

am

)

Rer

ata±

SD

mg

Rer

ata±

SD

%

Rer

ata±

SD

BF

1

6,1

5

0,7

0,0

27

60

6,9

8

7,3

0,4

58

21,7

1,0

77

5,3

x10

-4±

6x10

-5

- -

-

BF

2

6,2

2

0,7

0,0

27

86

6,8

8

9,0

5,6

53

19,9

1,4

74

6,3

x10

-4±

2x10

-5

- -

-

BF

3

6,9

8

0,6

0,0

00

70

6,9

4

6,4

0,6

65

18,8

0,5

75

5,2

x10

-4±

1x10

-4

- -

-

F1

5,4

0

0,5

0,0

00

25

6,9

1

5,8

1,1

60

20,4

1,8

51

4,8

x10

-4±

7x10

-5

0,5

66±

0,0

79

84,5

85

±11,7

80

42,6

3,1

93

15,8

6a

0,4

0,0

27

a

20

a

7,1

a

6,7

0,6

43

a

7,5

1,5

96

a

0,4

31

±0,0

83

a

64,3

65

±12,3

82

a

10,7

0b

0,5

0,0

00

b

102

b

6,9

b

10,8

3,6

43

b

8,0

0,8

99

b

0,5

17±

0,0

13

b

77,2

97

±1,8

88

b

F2

5,0

8

0,5

0,0

00

25

6,9

7

6,1

1,2

01

19,9

1,2

28

4,5

x10

-4±

6x10

-5

0,5

66±

0,1

10

81,5

68

±15,8

67

53,0

8,8

94

6,5

1a

0,5

0,0

00

a

27

a

7,1

a

7,1

0,3

95

a

10,0

1,2

46

a

0,5

85

±0,0

28

a

84,2

58

±4,0

93

a

15,1

9b

0,4

0,0

00

b

83

b

6,9

b

1,3

0,8

20

b

4,0

1,0

67

b

0,4

31±

0,0

61

b

62,0

76

±8,8

60

b

F3

7,4

7

0,5

0,0

00

23

6,9

4

5,1

0,3

95

17,5

0,8

01

3,4

x10

-4±

1x10

-5

0,5

13±

0,0

68

76,7

39

±10,1

49

42,9

5,1

56

7,0

9a

0,4

0,0

27

a

28

a

7,1

a

4,7

0,7

10

a

9,2

1,7

15

a

0,4

05

±0,0

31

a

60,5

20

±4,5

73

a

4,6

2b

0,5

0,0

00

b

100

b

6,9

b

1,6

1,1

49

b

3,8

1,0

84

b

0,4

12±

0,0

31

b

61,6

36

±4,5

66

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

11

Gambar 2. Kurva Hubungan %Pelepasan Obat Kumulatif dengan Waktu

Tabel III. Hasil Uji Iritasi Kulit Dermal Akut pada Kelinci

Sediaan Kelinci ke- Total

Indeks Iritasi Primer Kesimpulan Eritema Udem

BF1

1 0 0

0,0 Tidak mengiritasi 2 0 0

3 0 0

BF2

1 0 0

0,0 Tidak mengiritasi 2 0 0

3 0 0

BF3

1 0 0

0,0 Tidak mengiritasi 2 0 0

3 0 0

Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Diabetik

Hasil analisis statistik uji ANAVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

signifikan rata-rata lama waktu penyembuhan luka mencapai 100% antara kontrol, BF2, dan

F2, baik dalam kelompok tikus diabetes dan kelompok tikus normal (p-value <0,05).

Berdasarkan analisis Post Hoc, F2 pada tikus diabetes berbeda signifikan dengan kontrol

diabetes dan F2 pada tikus normal berbeda signifikan dengan kontrol normal (p-value

<0,05).

Uji Histopatologi

Pengujian ini bertujuan untuk melihat kualitas penyembuhan luka yang diberi

hydrocolloid matrix piroksikam sekaligus untuk membandingkan struktur kulit baru antara

luka diabetik dengan luka normal. Hasil uji histopatologi ditunjukkan dalam Tabel V.

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis, luka kontrol pada tikus normal maupun tikus

0

10

20

30

40

50

60

70

0 100 200 300 400

% P

elep

asan

Obat

Kum

ula

tif

Waktu (menit)

F1

F2

F3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

12

diabetes menunjukkan bahwa keduanya masih dalam fase proliferasi. Sedangkan luka yang

diobati BF2 pada tikus normal ataupun tikus diabetes memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan luka kontrol masing-masing, hal ini ditandai dengan sudah tercapainya tahap

awal fase remodelling. Sementara penyembuhan luka tikus normal yang diobati dengan F2

telah mencapai fase remodeling, ditandai dengan serat kolagen yang lebih teratur dan rapat

dibandingkan pada luka tikus diabetes yang diobati dengan F2. Hal ini terjadi karena

ekspresi berlebih MMP-9 pada luka tikus diabetes menyebabkan proses penyembuhan luka

berjalan lebih lambat dibandingkan tikus normal. Akibatnya, fase penyembuhan luka F2

tikus diabetes masih berada pada tahap awal fase remodeling. Luka yang diobati dengan

hydrocolloid matrix piroksikam menunjukkan struktur jaringan yang lebih baik dan serat

kolagen yang jauh lebih rapat dibandingkan dengan luka kontrol dan luka yang diobati

dengan basis hydrocolloid matrix. Hasil histopatologi ini menunjukkan bahwa hydrocolloid

matrix piroksikam mampu menghasilkan penyembuhan luka dengan kualitas yang baik.

Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Histopatologi dan Lama Waktu Penyembuhan Luka Mencapai 100%

Tikus normal Tikus diabetes

Struktur kulit tikus lengkap (tanpa jaringan granulasi karena tidak mengalami proses luka)

Kontrol: serat kolagen mulai terbentuk, jaringan

granulasi masih luas, jaringan ikat mulai merapat,

terdapat pembuluh darah menunjukkan proses

penyembuhan luka mencapai fase proliferasi

Kontrol: serat kolagen mulai terbentuk, jaringan

granulasi masih luas, jaringan ikat masih renggang,

dan terdapat pembuluh darah menunjukkan proses

penyembuhan luka mencapai fase proliferasi

Lama Waktu Penyembuhan Luka Mencapai 100%

yaitu 15±1 hari Lama Waktu Penyembuhan Luka Mencapai 100%

yaitu 17±1 hari

3

2 1

5 4

1

2 4

5

5 4

3

1

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

13

Tikus normal Tikus diabetes

BF2: serat kolagen mulai terbentuk, jaringan

granulasi masih luas, jaringan ikat telah terbentuk

dan menyatu namun belum rapat dan lapisan

epidermis telah sempurna, menunjukkan proses

penyembuhan luka mencapai tahap awal fase

remodelling

BF2: serat kolagen mulai rapat, jaringan granulasi

tersisa sedikit, lapisan epidermis telah sempurna,

jaringan ikat mulai terbentuk, dan pemulihan

morfologi jaringan semakin mendekati kulit normal

menunjukkan proses penyembuhan luka mencapai

tahap awal fase remodelling

Lama Waktu Penyembuhan Luka Mencapai 100%

yaitu 14±0 hari Lama Waktu Penyembuhan Luka Mencapai 100%

yaitu 15±0 hari

F2: serat kolagen teratur dan rapat, jaringan granulasi

tersisa sedikit, jaringan ikat telah terbentuk dan

menyatu namun belum rapat, dan lapisan epidermis

terbentuk sempurna menunjukkan proses

penyembuhan luka mencapai fase remodelling

F2: serat kolagen cukup teratur tetapi kurang rapat,

jaringan granulasi tersisa sedikit, lapisan epidermis

telah sempurna, jaringan ikat mulai terbentuk, dan

terdapat pembuluh darah menunjukkan proses

penyembuhan luka mencapai tahap awal fase

remodelling

Lama Waktu Penyembuhan Luka Mencapai 100%

yaitu 13±0 hari Lama Waktu Penyembuhan Luka Mencapai 100%

yaitu 13±2 hari

Keterangan: 1=lapisan epidermis; 2=jaringan granulasi; 3=serat kolagen; 4=pembuluh darah; 5=jaringan ikat

KESIMPULAN

Hasil analisis statistika evaluasi sediaan menunjukkan ada perbedaan sifat dan

stabilitas fisikokimia yang bermakna antara konsentrasi HPMC 8,75%, 11%, dan 13,25%.

Konsentrasi optimal HPMC yang memberikan karakteristik fisikokimia terbaik adalah 11%.

Berdasarkan analisis statistik kecepatan penyembuhan luka diabetik, terdapat perbedaan

signifikan rata-rata kecepatan penyembuhan luka antara pengobatan F2 dengan kontrol tikus

normal maupun kontrol tikus diabetes. Uji histopatologi membuktikan hydrocolloid matrix

piroksikam menghasilkan kualitas jaringan kulit baru yang baik.

1 2

3

5

1

3

4

5

4

1 2

3

5

1

2

3

5

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

14

Saran untuk penelitian selanjutnya, dilakukan optimasi konsentrasi larutan obat

piroksikam, dikembangkan hydrocolloid matrix piroksikam dengan diameter yang lebih

besar, penambahan plasticizer (dibutil ftalat), penurunan suhu pengeringan dalam suhu

kamar selama 24 jam dilanjutkan pada suhu 45oC, pengujian moisture content dilakukan

dalam climatic chamber serta pengemasan dalam aluminium foil yang rapat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih ditujukan kepada Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. dan

Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc. yang bersedia memberikan masukan, PT.

Dexa Medica yang membantu pengadaan bahan penelitian, serta DP2M Dikti yang telah

memberikan Grant Penelitian untuk mendukung pendanaan sebagian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim, M., Abdullah, G., Chitneni, M., Salman, I., Ameer, O., Yam, M., Mahdi, E.,

Sattar, M., Basri, M., and Noor, A., 2010. Topical Piroxicam In Vitro Release and In

Vivo Anti-inflammatory and Analgesic Effects from Palm Oil Esters-Based

Nanocream. International Journal of Nanomedicine, 5, 915–924.

Amjad, M., Ehtheshamuddin, M., Chand, S., Hanifa, Sabreesh, M., Asia, R., and Kumar,

G.S., 2011. Formulation and Evaluation of Transdermal Patches of Atenolol. ARPB, 1

(2), 109–110.

BPOM RI, 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 17 (Juni), 65-72.

British Pharmacopoeia, 2009. British Pharmacopoeia. London: The Stationery Office.

British Pharmacopoeia, 1993. British Pharmacopoeia Addendum. London: Her Majesty’s Stationery Office.

DrugBank, 2013. Piroxicam [online], http://www.drugbank.ca/drugs/DB00554/ diakses 25

Juni 2016.

El-gendy, N.A., Abdelbary, G.A., El-komy, M.H., and Saafan, A.E., 2009. Design and

Evaluation of a Bioadhesive Patch for Topical Delivery of Gentamicin Sulphate.

Current Drug Delivery, 6 (1), 50–57.

Fudholi, A., 2013. Disolusi dan Pelepasan Obat in vitro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamed, S., Bennett, C.L., Demiot, C., Ullmann, Y., Teot, L., and Desmoulière, A., 2014.

Erythropoietin, a novel repurposed drug: An innovative treatment for wound healing in

patients with diabetes mellitus. Wound Repair and Regeneration, 22 (1), 23–33.

Hansen, T.B., and Qu, H., 2015. Formation of Piroxicam Polymorphism in Solution

Crystallization: Effect and Interplay of Operation Parameter. Crystal Growth & Design,

15, 4694-4700.

International Diabetes Federation, 2015. IDF Diabetes Atlas, Seventh Edition. Belgium:

International Diabetes Federation.

International Standard ISO 10993-10, 2002. Biological Evaluation of Medical Devices, Part

10 – Test for Irritation and delayed-type hypersensitivity, Second Edition.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

15

Kementerian Kesehatan RI, 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta Selatan: Pusat Data

dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Liu, H., Chaw, J., Shih, Y., and Huang, C., 2014. Designed Hydrocolloid Interpenetrating

Polymeric Networks for Clinical Applications of Novel Drug-Carrying Matrix Systems

Using Tris ( 6-isocyanatohexyl ) Isocyanurate and Hydroxypropylmethylcellulose. Bio-

Medical Materials and Engineering, 24 (2014), 2065–2072.

Lobmann, R., Ambrosch, A., Schultz, G., Waldmann, K., Schiweck, S., and Lehnert, H.,

2002. Expression of matrix-metalloproteinases and their inhibitors in the wounds of

diabetic and non-diabetic patients. Diabetologia, 45 (7), 1011–1016.

Mazumder, M.K., Bhattacharya, P., and Borah, A., 2014. Inhibition of matrix

metalloproteinase-2 and 9 by Piroxicam confer neuroprotection in cerebral ischemia:

An in silico evaluation of the hypothesis. Medical Hypotheses, 83 (6), 697–701.

Mirza, S., Miroshnyk, I., Habib, M.J., and Brausch, J.F., 2010. Enhanced Dissolution and

Oral Bioavailability of Piroxicam Formulations : Modulating Effect of Phospholipids.

Pharmaceutics, 2, 339–350.

Pudyastuti, B., Nugroho, A. K., and Martono, S., 2014. Formulasi Matriks Transdermal

Pentagamavunon-0 dengan Kombinasi Polimer PVP K30 dan Hidroksipropil

Metilselulosa. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 11 (2), 44-49.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients,

Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press.

Shirsand, S.B., Ladhane, G.M., Prathap, S., and Prakash, P.., 2012. Design and Evaluation

of Matrix Type of Transdermal Patches of Methotrexate. RGUHS J Pharm Sci, 2 (4),

58–65.

Thu, H.E., Zulfakar, M.H., and Ng, S.F., 2012. Alginate Based Bilayer Hydrocolloid Films

as Potential Slow-Release Modern Wound Dressing. International Journal of

Pharmaceutics, 434 (1-2), 375–383.

Toshkhani, S., Shilakari, G., and Asthana, A., 2013. Advancements in Wound Healing

Biodegradable Dermal Patch Formulation Designing. Inventi Rapid: Pharm Tech, 2013

(3), 1–11.

Udegbunam, R.I., Agu, N.N., and Udegbunam, S.O., 2012. Efficacy of Piroxicam on Acute

Pain Induced by Full Thickness Excision Wounds in Rats, 6 (23), 1668–1674.

Utami, D.T., Karim, D., and Agrina, 2014. Fakftor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Hidup Pasien Diabetes Melitus dengn Ulkus Diabetikum. Jom Psik, 1 (2), 1–7.

Zhang, Y., George, J., Li, Y., Olufade, R., and Zhao, X., 2015. Matrix Metalloproteinase-9

Expression Is Enhanced in Renal Parietal Epithelial Cells of Zucker Diabetic Fatty Rats

and Is Induced by Albumin in In Vitro Primary Parietal Cell Culture. Plos One, 10 (4),

1–20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

16

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

17

Lampiran 1. Proposal Penelitian

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat

memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara

efektif. Hal ini menyebabkan hiperglikemia, apabila tidak dikelola dengan

baik akan menimbulkan berbagai komplikasi kronis yang dapat

mengakibatkan kematian (International Diabetes Federation 2015). Salah satu

komplikasi tersebut adalah ulkus kaki diabetik yang rentan terhadap infeksi

dan amputasi kaki (Kementrian Kesehatan RI 2014). Risiko amputasi

penderita DM 15-40 kali lebih besar dibandingkan bukan penderita (Decroli

et al. 2008).

Indonesia menduduki peringkat keempat dari sepuluh negara dengan

jumlah penderita DM terbesar di dunia (Mihardja et al. 2014). Laporan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 memaparkan bahwa 6,9%

masyarakat Indonesia usia 15 tahun ke atas menderita DM (Kementrian

Kesehatan RI 2014). Adapun komplikasi kejadian ulkus kaki diabetik di

Indonesia mencapai 15% dari seluruh penderita DM dengan angka amputasi

23,5% dan angka mortalitas 32,5% (Utami et al. 2014).

Matrixmetalloproteinase-9 (MMP-9) bertanggung jawab terhadap

perombakan matriks ekstraseluler dalam reorganisasi jaringan. Meningkatnya

jumlah MMP-9 hingga 14 kali lipat pada penderita DM mengakibatkan proses

penyembuhan luka berjalan lebih lambat dibandingkan bukan penderita. Oleh

karena itu, penghambatan MMP-9 diharapkan mampu mempercepat proses

penyembuhan luka pada penderita DM (Lobmann et al. 2002).

Piroksikam merupakan obat golongan Non-steroidal Anti

Inflammatory Drugs (NSAIDs) yang diindikasikan untuk rheumatoid

arthritis dan osteoarthritis. Dalam penelitian Udegbunam et al. (2012),

piroksikam dikembangkan sebagai salah satu obat yang menekan rasa sakit

dan mempercepat penyembuhan luka eksisi full thickness pada tikus. Divadi

(2015) juga melaporkan bahwa piroksikam memiliki aktivitas anti-inflamasi

dan penyembuhan luka pada tikus. Selain sebagai agen anti-inflamasi,

Mazumder et al. (2014) melaporkan bahwa piroksikam mampu menghambat

dan menurunkan regulasi MMP-9. Dengan demikian, mekanisme piroksikam

tersebut berpotensi dikembangkan sebagai obat yang menekan rasa sakit dan

mempercepat penyembuhan luka ulkus kaki diabetik pasien DM.

Dalam tata layanan ulkus kaki diabetik, penutupan luka menggunakan

wound dressing sangat dibutuhkan. Beberapa pilihan yang dapat digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

18

adalah gauze, foams, hidrogel, silver dressing, dan hydrocolloid. Masing-

masing wound dressing memberikan cara kerja yang berbeda-beda sehingga

penggunaannya pun disesuaikan dengan tipe dan kondisi ulkus yang terjadi

(Shai and Maibach 2005). Dalam penelitian ini, ulkus diabetik yang

dimaksudkan adalah luka kronis yang mengeluarkan sedikit hingga banyak

eksudat, sehingga dibutuhkan wound dressing yang mampu melembabkan

lingkungan luka dan menyerap eksudat luka.

Hydrocolloid dressing merupakan sediaan penutup luka berupa

partikel koloid dalam lapisan pembentuk gel hidrofilik yang dilekatkan pada

semipermeable film atau foam backing. Hydrocolloid banyak dipilih karena

kemampuannya dalam menyeimbangkan kelembaban lingkungan luka,

menyerap eksudat, memfasilitasi autolisis debridement, melindungi dari

invasi bakteri, dan mengurangi rasa sakit. Bahkan, sediaan ini

direkomendasikan sebagai penutup luka primer ulkus tahap I, II dan III.

Keuntungan dari sediaan ini yaitu dapat memudahkan penggunaan oleh

pasien dan menghemat biaya perawatan luka karena penggantiannya setiap 3-

7 hari (Fletcher et al. 2011). Maka, penelitian ini berkaitan dengan pembuatan

hydrocolloid untuk pengobatan lokal ulkus kaki diabetik yang mengandung

zat aktif piroksikam sebagai penekan rasa sakit dan penyembuh luka diabetik

(Fletcher et al. 2011, Hamed et al. 2014).

Pembentuk gel (polimer) hidrofilik merupakan faktor kritis dalam

formulasi hydrocolloid karena mempengaruhi karakteristik sediaan yang

dihasilkan. Bahan tersebut berfungsi sebagai matriks pembawa obat yang

mengatur pelepasan obat, menentukan sifat dan stabilitas fisikokimia sediaan.

Dalam penelitian ini, hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dipilih sebagai

polimer karena fungsinya sebagai pembentuk film yang baik pada range 2-

20% (Rowe et al. 2009). Adanya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil pada

HPMC dengan gugus karbonil pada piroksikam juga meningkatkan disolusi

piroksikam (Jug et al. 2004). Fungsi HPMC ini didukung oleh penelitian Liu

et al. (2014) yang melaporkan bahwa HPMC sebagai sistem matriks wound

dressing mampu menghasilkan penghantaran obat yang larut maupun sukar

larut air secara terkontrol. Selain itu, HPMC juga berfungsi sebagai agen

penstabil (Rowe et al. 2009).

Konsentrasi HPMC dioptimasi dalam 3 tingkat yang berbeda untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik fisikokima, profil disolusi

piroksikam, dan stabilitas fisikokima sediaan. Formula hydrocolloid matrix

piroksikam dengan karakteristik terbaik dipilih untuk uji aktivitas

penyembuhannya terhadap luka eksisi pada kelompok tikus diabetes yang

diinduksi aloksan maupun kelompok tikus yang tidak diinduksi aloksan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

19

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap sifat

dan stabilitas fisikokimia hydrocolloid matrix diabetic wound healing

piroksikam?

1.2.2. Berapa konsentrasi HPMC yang optimal sebagai polimer hydrocolloid

matrix diabetic wound healing piroksikam?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap sifat

dan stabilitas fisikokimia hydrocolloid matrix diabetic wound healing

piroksikam.

1.3.2. Mengetahui konsentrasi HPMC yang optimal sebagai polimer

hydrocolloid matrix diabetic wound healing piroksikam.

1.4. Urgensi Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan sediaan hydrocolloid

piroksikam yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada

penderita DM sehingga mengurangi angka kejadian amputasi akibat ulkus

kaki diabetik.

1.5. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu

kefarmasian di Indonesia, terutama berkaitan dengan pengembangan potensi

sediaan hydrocolloid piroksikam sebagai diabetic wound healing.

1.6. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu mengetahui

konsentrasi HPMC yang optimal serta pengaruhnya terhadap sifat dan

stabilitas fisikokimia hydrocolloid matrix diabetic wound healing piroksikam.

1.7. Manfaat Penelitian

1.7.1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui konsentrasi

HPMC yang optimal dalam pembuatan hydrocolloid matrix diabetic

wound healing piroksikam dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian

berikutnya.

1.7.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan secara ilmiah

daya penyembuhan luka diabetik oleh piroksikam dalam formulasi

hydrocolloid matrix diabetic wound healing yang optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

20

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyembuhan Luka Normal

Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomi normal. Luka

dikategorikan sebagai luka akut dan luka kronis berdasarkan lamanya waktu

penyembuhan. Luka akut adalah luka dengan proses penyembuhan sesuai

jalur penyembuhan luka normal dan berlangsung dalam 8-12 minggu,

sedangkan luka kronis adalah luka dengan proses penyembuhan yang tidak

sesuai jalur penyembuhan luka normal dan berlangsung lebih dari 12 minggu

(Boateng et al. 2008).

Proses penyembuhan luka pada orang normal terjadi dalam empat

fase, yaitu koagulasi; inflamasi; proliferasi; dan remodelling. Fase koagulasi

dimulai segera setelah terjadi luka yaitu ketika platelet mengagregasi luka

untuk memfasilitasi pembentukan benang fibrin yang diubah menjadi matriks

sementara dengan bergabungnya fibronectin. Agregat platelet akan

mensekresi mediator khusus untuk memanggil makrofag dan fibroblast ke

lokasi luka. Fase inflamasi ditandai dengan keluarnya neutrofil dan makrofag

dari pembuluh darah menuju lokasi luka untuk fagositosis jaringan yang rusak

dan mikroorganisme oportunistik. Sitokin proinflamasi akan merekrut sel

inflamasi ke lokasi luka dan menginduksi migrasi sel untuk fase selanjutnya

(Hamed et al. 2014).

Fase proliferasi meliputi epitelisasi, fibroplasia, angiogenesis, dan

kontraksi. Fase ini diawali saat fase inflamasi berlangsung dan berakhir ketika

jaringan granulasi terbentuk pada luka. Growth factor yang disekresikan oleh

makrofag di lokasi luka, merangsang angiogenesis dengan menginduksi

pertumbuhan dan proliferasi sel endotelium. Pembentukan jaringan granulasi

memungkinkan terjadinya epitelisasi dan penutupan luka terbuka. Fase

remodelling meliputi pengakhiran proses inflamasi dan scarforming,

pemulihan morfologi jaringan normal, dan reorganisasi matriks kolagen

sepanjang garis ketegangan kulit. Pada saat yang sama, sel-sel yang tidak lagi

diperlukan untuk penyembuhan luka dihilangkan dengan apoptosis (Hamed

et al. 2014).

2.2. Penyembuhan Luka Diabetik

Salah satu penyebab tertundanya proses penyembuhan luka pada

penderita diabetes adalah ketidakseimbangan akumulasi komponen matriks

ekstraseluler dengan MMPs dan TIMPs (Lobmann et al. 2002). MMP-9

adalah kelompok enzim zinc-dependent proteinase dengan aktivitas

proteolitik terhadap matriks ekstraselular. MMP-9 dikenal sebagai anti-

fibrosis karena kemampuannya untuk mendegradasi dan merombak matriks

ekstraseluler (Zhang et al. 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

21

MMP-9 yang jumlahnya berlebih pada penderita DM disebabkan oleh

meningkatnya produksi radikal bebas dengan mekanisme reaksi redoks akibat

keadaan hiperglikemia. Disfungsi endothelial NO synthase bersama dengan

aktivasi NADPH-dependent oxidase bertanggung jawab dalam peningkatan

produksi superoksida di jaringan pembuluh darah. Mekanisme stres oksidatif

yang diinduksi glukosa menaikkan regulasi transkripsi dan aktivitas MMP-9

di sel endotel yang dapat mempengaruhi perkembangan lesi aterosklerotik

(Uemura et al. 2001).

Penundaan penyembuhan luka diabetes juga disebabkan oleh

meningkatnya apoptosis, berkurangnya angiogenesis, dan menurunnya re-

organisasi jaringan oleh serat kolagen (Asai et al. 2012). Kolagen merupakan

salah satu komponen matriks ekstraseluler yang berfungsi untuk memberikan

kekuatan dan integritas pada jaringan (Enoch and Leaper 2007). Jumlah

MMP-9 yang berlebih mengakibatkan berkurangnya jumlah kolagen sehingga

memperlambat proses penyembuhan luka (Lobmann et al. 2002).

2.3. Ulkus Kaki Diabetik

Ulkus kaki diabetik terjadi karena adanya faktor kelainan metabolik

pada penderita DM, seperti penyakit arteri perifer dan aterosklerosis

(makroangiopati), neuropati, mikroangiopati, dan berkurangnya pertahanan

terhadap infeksi (Shai and Maibach 2005). Ulkus kaki diabetik

dideskripsikan berdasarkan ukuran, kedalaman, kenampakan dan letaknya.

Terdapat 2 macam sistem klasifikasi ulkus kaki diabetik yang sering

digunakan, yaitu Wagner Ulcer Classification System (tabel 1) dan University

of Texas Wound Classification System (tabel 2).

Tabel 1. Wagner Ulcer Classification System

Grade Lesion

1 Superficial diabetic ulcer

2 Ulcer extension involving ligament, tendon, joint capsule, or

fascia with no abscess or osteomyelitis

3 Deep ulcer with abscess or osteomyelitis

4 Gangrene to portion of forefoot

5 Extensive gangrene of foot

Tabel 2. University of Texas Wound Classification System

Stages Description

A No infection or ischemia

B Infection present

C Ischemia present

D Infection and ischemia present

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

22

Grading Description

0 Epithelialized wound

1 Superficial wound

2 Wound penetrates to tendon or capsule

3 Wound penetrates to bone or joint

(Clayton and Elasy 2009).

Neuropati perifer menjadi faktor risiko utama yang mempengaruhi

ulserasi kaki melalui dampaknya terhadap gangguan saraf sensorik, motorik

dan otonom (Leung 2007, Chadwick et al. 2013). Gangguan sensorik disadari

saat pasien mengeluhkan kaki kehilangan sensasi atau merasa kebas. Rasa

kebas menyebabkan trauma yang terjadi pada pasien DM seringkali tidak

diketahui. Gangguan motorik menyebabkan atrofi otot, deformitas kaki,

perubahan biomekanika kaki dan distribusi tekanan kaki terganggu sehingga

meningkatkan kejadian ulkus kaki. Gangguan otonom menyebabkan kaki

mengalami penurunan ekskresi keringat sehingga kulit kaki menjadi kering

dan mudah terbentuk fissura. Saat terjadi mikrotrauma keadaan kaki yang

mudah retak meningkatkan risiko ulkus kaki diabetik (Chadwick et al. 2013).

Ulkus kaki diabetik karena penyakit arteri perifer muncul di

ekstremitas bawah, biasanya pada sisi lateral atau pretibial kaki, punggung

kaki, atau area malleolar. Mikroangiopati diabetes ditandai dengan penebalan

membran basal dan peningkatan permeabilitas kapiler. Perubahan iskemik

(bersama-sama dengan mikroangiopati) menyebabkan kerusakan tambahan

pada kulit, sehingga meningkatkan kemungkinan ulserasi (Shai and Maibach

2005). Selain itu, penurunan respon sistem kekebalan tubuh penderita DM

terutama penurunan kemampuan kemotaksis perekrutan sel inflamasi ke

dalam jaringan luka dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri (Leung 2007).

2.4. Piroksikam

Gambar 1. Struktur Molekul Piroksikam

(Pal et al. 2009).

Piroksikam (Gambar 1) adalah obat anti-inflamasi non steroid yang

digunakan dalam pengobatan rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan

gangguan inflamasi lainnya (Pal et al. 2009). Siklooksigenase (COX)

merupakan suatu enzim kunci proinflamasi yang mengonversi asam

arakidonat menjadi prostaglandin. Prostaglandin berkontribusi terhadap rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

23

sakit dan berbagai penyakit inflamasi (Chiong et al. 2013). Selain itu,

prostaglandin juga dapat meningkatkan regulasi dari MMP-9 dengan

menginduksi ekspresi dan sekresi dari MMP-9 (Yen et al. 2008).

Penelitian oleh Campione et al. (2015) membuktikan bahwa

piroksikam mampu menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2 melalui

pembentukan ikatan hidrogen residu Serin530 dan Tirosin355 (pada COX-1)

dan ikatan hidrogen dengan residu Tirosin355 dan residu Arginin120 (pada

COX-2) (Gambar 2). Terhambatnya aktivitas siklooksigenase mengurangi

pembentukan prostaglandin sehingga dapat mengurangi level MMP-9 (Yen

et al. 2008, Campione et al. 2015). Penurunan jumlah MMP-9 ini didukung

oleh penelitian Mazumder et al. (2014) yang melaporkan bahwa piroksikam

secara in sillico mampu menekan regulasi MMP-9 dengan interaksi ikatan

hidrogen dengan residu Prolin421 (Gambar 3).

Gambar 2. Interaksi Piroksikam dengan COX-1 (A) dan COX-2 (B)

(Campione et al. 2015).

Gambar 3. Interaksi Piroksikam dengan MMP-9

(Mazumder et al. 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

24

Piroksikam memiliki bobot molekul sebesar 331,35 g/mol dan titik

leleh sebesar 198-200oC (DrugBank 2013), serta memiliki nilai pKa 5,3 dan

pKb 1,86 sehingga memungkinkan piroksikam bertindak sebagai obat

zwitterionic pada nilai pH tertentu (Abdulkarim et al. 2010) Kelarutan

piroksikam dalam etanol sebesar 5 mg/mL (Santa Cruz Biotechnology 2016).

Sebagai asam lemah, piroksikam dapat terionisasi pada pH 7,4. Piroksikam

memiliki nilai logP sebesar 3,06 (DrugBank 2013). Berdasarkan sifat-sifat

kimia tersebut, piroksikam termasuk dalam Biopharmaceutics Classification

System (BCS) kelas II dimana absorpsi obat dibatasi oleh kecepatan disolusi

karena kelarutannya dalam air rendah, yaitu 23 mg/L (Mirza et al. 2010,

DrugBank 2013). Piroksikam memiliki nilai LD50 dermal dan oral berturut-

turut pada tikus sebesar >5000 mg/kg dan 216 mg/kg (United State

Pharmacopeial 2013), sedangkan nilai ED50 topikal piroksikam pada manusia

sebesar 5 mg (Juel-Friis et al. 2014).

2.5. Sediaan Penyembuh Luka

Wound dressing adalah penggunaan beragam bahan untuk melindungi

luka (Food and Drug Association 2009). Tujuan dari wound dressing adalah

untuk mempromosikan penyembuhan luka dalam waktu sesingkat mungkin,

dengan rasa sakit minimal, dan harus terjadi dalam lingkungan fisiologis yang

kondusif untuk perbaikan jaringan dan regenerasi (Esimone et al. 2008). Pada

luka kronis seperti ulkus diabetik, fase inflamasi berkepanjangan seringkali

menghambat fase proliferasi. Oleh karena itu, kunci untuk penyembuhan luka

kronis bukan hanya menyeimbangkan tingkat kelembaban di area luka, tetapi

juga eksekusi senyawa-senyawa di eksudat luka kronis yang menghambat

penyembuhan luka (Okan et al. 2007).

Sediaan penyembuh luka dikatakan ideal dalam penggunaannya

apabila sediaan tersebut dapat melindungi luka dari invasi bakteri, mencegah

dehidrasi, menyerap eksudat luka dan mempercepat penyembuhan luka (Sun

et al. 2011). Selain itu, sediaan penyembuh luka yang ideal harus mampu

memelihara lingkungan luka secara seimbang, memungkinkan terjadinya

pertukaran udara dan uap air, serta mengurangi rasa sakit. Sediaan

penyembuh luka untuk ulkus kaki diabetik harus memperhatikan beberapa

hal, antara lain kenyamanan, kesesuaian, fleksibilitas apabila digunakan di

area kaki; kemudahan untuk dihilangkan sehingga tidak menimbulkan trauma

baru; kemudahan penggunaan oleh pasien; efektivitas, dan biaya relatif murah

(Chadwick et al. 2013).

2.6. Hydrocolloid

Hydrocolloid dressing terbuat dari lapisan bahan pembentuk gel yang

melekat pada semipermeable film atau foam (Fletcher et al. 2011). Ketika

hydrocolloid dressing diaplikasikan pada permukaan ulkus, terjadi interaksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

25

antara substansi hydrocolloid dan cairan ulkus menghasilkan massa agar-agar

berwarna kuning. Substansi hydrocolloid mengabsorpsi bahan nekrotik dan

cairan ulkus, sedangkan massa agar-agar ini berkontribusi pada pembentukan

lingkungan yang lembab, memfasilitasi autolisis debridement, pembentukan

jaringan granulasi, dan epitelisasi. Adanya massa agar-agar melindungi

jaringan granulasi dan epitel baru ketika hydrocolloid dressing dilepas atau

diganti (Shai and Maibach 2005).

Hydrocolloid dressing diganti setiap 3-7 hari. Hal ini bertujuan untuk

menghindari kerusakan kulit sekitar ketika melepas perekat (Fletcher et al.

2011). Dalam kasus tertentu, frekuensi penggantian dressing bergantung pada

penampakan ulkus. Apabila ulkus tidak bersih, perlu dilakukan pengawasan

dan penggantian dressing setiap 48 jam bahkan 24 jam (Shai and Maibach

2005).

Hydrocolloid dressing mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:

a. Menciptakan lingkungan luka yang lembab untuk

mempromosikan angiogenesis, meningkatkan jumlah fibroblas,

menstimulasi produksi jaringan granulasi, dan meningkatkan

jumlah sintesis kolagen;

b. Melembutkan dan merehidrasi jaringan nekrosis supaya terjadi

autolisis debridement;

c. Sifat adhesif dan anti-air hydrocolloid berfungsi sebagai barrier

terhadap bakteri, virus, dan kontaminasi senyawa asing;

d. Sifat licin dari backing mengurangi koefisien friksi sehingga

melindungi kulit regenerasi;

e. Pembentukan gel selama penyembuhan luka memudahkan

penggantian sediaan tanpa meninggalkan trauma dan melindungi

ujung saraf nyeri sehingga mengurangi rasa sakit pada luka

(Fletcher et al. 2011).

2.7. Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC)

Gambar 4. Struktur Molekul HPMC

(Rowe et al. 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

26

HPMC (Gambar 4) banyak digunakan sebagai polimer dalam

formulasi sediaan topikal karena sifatnya yang tidak beracun, tidak

mengiritasi, dan kompatibel dengan berbagai macam bahan obat ataupun

eksipien. Beberapa fungsi HPMC sebagai bioadhesive material, agen

pelepasan terkontrol dan agen penstabil, dapat mendukung sistem

penghantaran obat dalam hydrocolloid. Selain itu, HPMC juga berfungsi

sebagai dissolution enhancer sehingga dapat meningkatkan disolusi obat-

obatan dengan kelarutan dalam air yang buruk, seperti piroksikam. HPMC

dengan konsentrasi 2-20% mempunyai fungsi sebagai pembentuk film (Rowe

et al. 2009).

2.8. Landasan Teori

Luka kronis pada penderita DM mengakibatkan banyaknya jumlah

prostaglandin yang disintesis. Prostaglandin merupakan salah satu mediator

inflamasi yang menginduksi MMP-9. Piroksikam sebagai inhibitor non-

selektif terhadap siklooksigenase mampu menghambat sintesis prostaglandin.

Selain itu, secara in silico piroksikam juga mampu menghambat secara

langsung aktivitas enzim MMP-9.

Hydrocolloid dressing merupakan sediaan pembalut luka yang

direkomendasikan untuk penyembuhan ulkus karena kemampuannya dalam

menyeimbangkan kelembaban lingkungan luka, menyerap eksudat,

memfasilitasi autolisis debridement, melindungi dari invasi bakteri, dan

mengurangi rasa sakit. Hydrocolloid memudahkan pasien dalam

penggunaannya dan menghemat biaya perawatan luka. Piroksikam yang

diformulasikan ke dalam hydrocolloid dapat mempercepat penyembuhan luka

pada penderita DM.

HPMC berfungsi sebagai bahan pembentuk gel hidrofilik yang

mengontrol pelepasan zat aktif. Selain itu, fungsinya sebagai bahan bioadhesif

dan agen penstabil dapat meningkatkan kualitas sediaan. Oleh karena itu,

penggunaan HPMC sebagai pembentuk matriks hydrocolloid piroksikam

dapat memberikan karakteristik sediaan yang dikehendaki, sehingga akan

diperoleh formula optimal sebagai diabetic wound healing.

2.9. Hipotesis

2.9.1. Meningkatnya konsentrasi HPMC mempengaruhi sifat fisikokomia

hydrocolloid matrix diabetic wound healing piroksikam.

2.9.2. Pada konsentrasi HPMC tertentu menghasilkan formula hydrocolloid

matrix diabetic wound healing piroksikam yang optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

27

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Optimasi Konsentrasi Hidroksipropil

Metilselulosa (HPMC) sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound

Healing dengan Zat Aktif Piroksikam” ini termasuk penelitian eksperimental

murni.

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas: variasi konsentrasi HPMC sebagai polimer

hydrocolloid matrix diabetic wound healing piroksikam.

b. Variabel tergantung: sifat dan stabilitas fisikokimia hydrocolloid

matrix diabetic wound healing.

c. Variabel pengacau:

1) Variabel pengacau terkendali: produsen obat dan bahan

kimia untuk formula hydrocolloid matrix, prosedur

pembuatan dan pengujian sediaan, kondisi penyimpanan

sediaan, serta wadah penyimpanan sediaan.

2) Variabel pengacau tak terkendali: suhu dan kelembaban

udara ruangan selama pembuatan dan pengujian sediaan.

3.2.2. Definisi Operasional

a. Hydrocolloid matrix piroksikam: sediaan yang mengandung

HPMC, aseton, propilen glikol, gliserol, dan akuades sebagai basis

yang ditambahkan zat aktif piroksikam lalu dibentuk hydrocolloid

matrix.

b. HPMC: polimer yang ditambahkan ke dalam hydrocolloid matrix

piroksikam dengan 3 konsentrasi berbeda yaitu 8,75%%, 11% dan

13,25%.

c. Sifat fisikokimia hydrocolloid matrix piroksikam: parameter

kualitas fisik sediaan yang meliputi organoleptis, keseragaman

bobot sediaan, ketebalan sediaan, pH, persen moisture content,

persen moisture absorption, folding endurance, keseragaman

kandungan obat dalam sediaan, pelepasan obat dari sediaan, dan

iritabilitas sediaan.

d. Stabilitas fisikokimia sediaan: parameter kestabilan hydrocolloid

matrix piroksikam meliputi perubahan fisik dan kandungan obat

setelah diberi perlakuan suhu yang berbeda selama penyimpanan.

e. Sterilitas hydrocolloid matrix piroksikam: uji mikrobiologi yang

menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat steril.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

28

f. Organoleptis: uji penampakan fisik hydrocolloid matrix piroksikam

yang memiliki warna seragam, jernih, dan halus.

g. Keseragaman bobot sediaan: uji terkait variasi bobot hydrocolloid

matrix piroksikam yang menunjukkan hasil homogen dengan nilai

CV <10%.

h. Ketebalan sediaan: uji terkait variasi ketebalan hydrocolloid matrix

piroksikam yang menunjukkan hasil homogen dengan target

ketebalan 0,5 mm.

i. pH larutan sediaan: uji terkait pH larutan hydrocolloid matrix

piroksikam yang berada pada range pH 4-7 atau kurang dari 7,6.

j. Persen moisture content: uji terkait penyerapan kelembaban oleh

hydrocolloid matrix piroksikam sampai mencapai titik jenuh.

Formula dengan nilai persen moisture content terendah

dipertimbangkan sebagai formula optimal.

k. Persen moisture absorption: uji terkait kandungan lembab yang

terdapat dalam sediaan hydrocolloid matrix piroksikam. Formula

dengan nilai persen moisture absorption tertinggi dipertimbangkan

sebagai formula optimal.

l. Folding endurance sediaan: uji untuk mengetahui fleksibilitas

hydrocolloid matrix piroksikam ditunjukkan oleh formula dengan

nilai ketahanan pelipatan sampai 300 kali.

m. Keseragaman kandungan obat: uji untuk mengetahui keseragaman

dan dispersi obat dalam sediaan, ditunjukkan dengan nilai

%recovery yang seragam.

n. Pelepasan obat dari hydrocolloid matrix piroksikam: uji untuk

mengetahui pelepasan obat dari sediaan, ditunjukkan oleh formula

optimal dengan nilai dissolution efficieny tertinggi.

o. Iritabilitas sediaan: uji untuk mengetahui bahwa sediaan tidak

mengiritasi kulit yang ditunjukkan dengan nilai indeks iritasi

primer <0,5.

p. Formula optimal sediaan: hydrocolloid matrix piroksikam yang

memenuhi kriteria semua sifat dan stabilitas fisikokimia.

q. Tikus putih galur Wistar jantan terinduksi aloksan: merupakan tikus

putih galur Wistar jantan yang menderita diabetes dengan kadar

glukosa darah >250 mg/dL akibat diinduksi aloksan sebanyak 150

mg/kgBB.

r. Uji aktivitas hydrocolloid matrix piroksikam: uji yang

menunjukkan bahwa sediaan memiliki aktivitas diabetic wound

healing, dilihat dari penyembuhan luka dengan nilai wound closure

100% dan kecepatan waktu penyembuhan pada luka eksisi tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

29

diabetes setelah diaplikasikan sediaan hydrocolloid matrix

piroksikam dibandingkan dengan tikus yang tidak diinduksi

aloksan dan diberi perlakuan yang sama dengan tikus diabetes.

s. Uji histopatologi: pengamatan morfologi kulit bekas luka dan kulit

tikus kontrol secara mikroskopik menggunakan mikroskop cahaya

dengan bantuan zat pewarna.

3.3. Subjek dan Bahan Penelitian

3.3.1. Subjek Penelitian

a. Populasi: tikus putih galur Wistar jantan yang terinduksi aloksan,

dan yang tidak terinduksi aloksan, serta kelinci albino jantan.

b. Sampel: masing-masing 3 ekor tikus putih galur Wistar jantan yang

terinduksi aloksan dan yang tidak terinduksi aloksan dengan berat

badan 150-180 g, serta 3 ekor kelinci albino jantan dengan berat

badan 1,8-2,2 kg.

3.3.2. Bahan Penelitian

Piroksikam, aseton, HPMC, propilen glikol, gliserol, akuades,

metanol, larutan PBS pH 6,4, aloksan monohidrat, WFI, test kit

Glucose GOD FS, krim depilatori, etil asetat, kapas, etanol 70%,

ketamin, NaCl saline, kassa steril, hypavix, Nutrient Agar, formalin

10%, larutan Harris Hematoxylin, larutan acid alkohol, larutan

ammonium, larutan stok Eosin alkohol 1%, dan larutan working Eosin.

3.4. Alat Penelitian

Timbangan analitik (Ohaus), alat-alat gelas (Pyrex), cawan porselen,

termometer, batang pengaduk, hotplate magnetic stirrer, stirrer, jangka

sorong, pipet tetes, spuit injeksi, skalpel, tube eppendorf, sentrifugator,

MicroLab-200 (Merck), mikropipet (Socorex), tabung reaksi, aluminium foil,

plastic wrap, autoklaf, oven, climatic chamber, kabinet LAF, cawan petri,

Franz diffusion cell, spektrofotometer UV, pinset, gunting, biopsy punch 5 mm,

kaca objek dan kaca penutup, plastic wrap, kaca bundar, vortex (Wilten), dan

mikroskop cahaya Olympus tipe BH-2 (Olympus Corp., Jepang).

3.5. Skema Kerja Penelitian

Sterilisasi ruangan, alat dan bahan

Pembuatan hydrocolloid matrix

diabetic wound healing piroksikam

Uji sterilitas

Uji sifat dan stabilitas

fisikokimia

Uji aktivitas formula optimal

Analisis hasil dan penulisan laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

30

3.6. Tata Cara Penelitian

3.6.1. Sterilisasi Ruang, Alat, dan Bahan

Kabinet LAF dibersihkan dengan menggunakan etanol 70%

kemudian lampu UV dinyalakan selama 24 jam. Proses ini dilakukan

sebelum proses pembuatan hydrocolloid matrix piroksikam. Kemudian

dilanjutkan proses sterilisasi cawan petri dan tabung reaksi bertutup

dengan cara sterilisasi panas kering menggunakan oven pada suhu

180oC selama 1 jam. Setelah itu oven yang digunakan untuk

pengeringan campuran gel disterilisasi menggunakan etanol 70%.

3.6.2. Pembuatan hydrocolloid matrix diabetic wound healing piroksikam

Dasar dari pemilihan formula dalam penelitian ini adalah

formula hydrocolloid film oleh Thu et al. (2012) sebagai berikut:

Tabel 3. Formula Hydrocolloid Film

Formula Hydrocolloid Film

Ibuprofen 5 g

Sodium alginate 6 g

Propylene glycol 15 mL

Etanol 5 mL

Gliserol 6 mL

Akuades 74 mL

Modifikasi formula yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. Formula Hydrocolloid Modifikasi

Formula BF1 BF2 BF3 F1 F2 F3

Campuran

A

Piroksikam - - - 0,175 0,175 0,175

Aseton 6,887 6,887 6,887 6,887 6,887 6,887

PG 7,8 7,8 7,8 7,8 7,8 7,8

Campuran

B

HPMC 4,375 5,5 6,625 4,375 5,5 6,625

Gliserol 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78

Akuades ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50

HPMC pada campuran B dilarutkan dalam akuades sambil

diaduk dengan stirrer pada suhu 40°C hingga terbentuk gel. Kemudian

campuran A disiapkan dan ditambahkan ke dalam gel HPMC lalu

diaduk dengan stirrer hingga homogen. Setelah itu gliserol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

31

ditambahkan ke dalam campuran tersebut. Campuran akhir kemudian

dituang ke tabung reaksi bertutup sebanyak 12,5 gram, lalu disterilisasi

menggunakan autoklaf pada suhu 115oC selama 15 menit. Setelah itu

campuran dipindahkan ke dalam caawan petri secara aseptis,

dilanjutkan dengan pengeringan dalam oven pada suhu 45°C selama 2

hari. Hydrocolloid matrix yang terbentuk kemudian dibuat dalam

diameter 1 cm dan digunakan dalam seluruh pengujian (Thu et al.

2012).

3.6.2. Uji Sterilitas

Kabinet LAF dibersihkan dengan menggunakan etanol 70%

kemudian lampu UV dinyalakan selama 24 jam. Proses ini dilakukan

sebelum pengujian sterilitas hydrocolloid matrix piroksikam. Peralatan

yang akan digunakan juga disterilkan sebelumnya menggunakan

autoklaf pada 121oC selama 15 menit. Nutrient Agar (Oxoid) sebanyak

21 gram ditambah 750 mL akuades diaduk homogen dengan batang

pengaduk. Media dipanaskan dengan hotplate magnetic stirrer sampai

tercampur homogen. Media dituangkan ke dalam tabung reaksi

masing-masing sebanyak 15 mL, kemudian seluruh media dalam

tabung reaksi disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit dengan

tekanan 1 kgf/cm2 dan suhu 121oC. Media yang telah steril kemudian

dituang ke cawan petri dan dibiarkan memadat. Hydrocolloid matrix

piroksikam disiapkan, kemasannya dibersihkan dengan menggunakan

alkohol 70%. Hydrocolloid matrix piroksikam diambil dari wadah

penyimpanannya secara aseptis dekat nyala bunsen, kemudian

ditempelkan pada permukaan media agar. Tiap petri diberi label dan

dibungkus plastic wrap, lalu diinkubasi terbalik dalam LAF selama 24

jam.

3.6.3. Uji Organoleptis

Dilakukan dengan mengamati dan meneliti warna, kejernihan

dan kehalusan dari hydrocolloid matrix piroksikam yang telah dibuat

(Shirsand et al. 2012).

3.6.4. Uji Keseragaman Bobot

Sebanyak 10 hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm

dari masing-masing formula satu persatu ditimbang dan dihitung rata-

rata bobot sediaan (British Pharmacopoeia 1993).

3.6.5. Uji Ketebalan

Ketebalan hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm

dihitung pada 5 titik berbeda (keempat sudut dan bagian tengah)

dengan jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya (El-gendy et al.

2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

32

3.6.6. Uji pH Larutan Sediaan

Setiap formula hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1

cm direndam dalam 20 mL akuades pada suhu 36,5oC- 37,5oC selama

24 jam, kemudian pH larutan tersebut diukur dengan pH meter (British

Pharmacopoeia 1993).

3.6.7. Uji Persentase Moisture Content

Setiap hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm

dikondisikan dalam sebuah desikator berisi silika selama 24 jam.

Setelah itu masing-masing hydrocolloid matrix ditimbang sampai

didapatkan bobot yang tetap dan konstan (Toshkhani et al. 2013).

3.6.8. Uji Persentase Moisture Absorption

Setiap hydrocolloid matrix piroksikam berukuran 1x1 cm yang

sudah diuji moisture content-nya diletakkan dalam climatic chamber

dengan RH 85% pada suhu 28oC. Sediaan kemudian diambil dan

ditimbang kembali (Toshkhani et al. 2013).

3.6.9. Uji Ketahanan Pelipatan (Folding Endurance)

Hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm dilipat

secara berulang pada posisi yang sama hingga rusak. Jumlah

pengulangan pelipatan tanpa merusak sediaan merupakan nilai dari

ketahanan pelipatan (Shirsand et al. 2012).

3.6.10. Pembuatan Kurva Baku Piroksikam

Sebanyak 20 mg piroksikam ditimbang seksama, dimasukkan

ke dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dalam 15 mL metanol.

Kemudian ditambah dengan PBS pH 6,4 untuk memperoleh

konsentrasi 200 µg/mL. Dari larutan stok tersebut diambil 10 mL dan

dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu dilarutkan dengan

pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 20 µg/mL. Dari

larutan intermediet tersebut, diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; 8,0;

dan 9,0 mL, dipindahkan ke dalam labu takar 10 mL dan dilarutkan

dengan pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10,

12, 14, 16, 18 µg/mL. Panjang gelombang maksimal ditentukan dari

larutan intermediet (konsentrasi 20 µg/mL) yang dibaca menggunakan

spektrofotometer UV pada rentang 200-400 nm. Kemudian seluruh

larutan seri dianalisis pada panjang gelombang maksimal (Garg et al.

2014).

3.6.11. Uji Keseragaman Kandungan Obat dalam Patch

Sebanyak 5 hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm

dari masing-masing formula dilarutkan dalam 15 mL metanol dan 35

mL PBS pH 6,4. Kemudian absorbansi larutan diukur pada panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

33

gelombang 354 nm menggunakan spektrofotometer UV. Blanko yang

digunakan sebagai pembanding adalah metanol (Shirsand et al. 2012).

3.6.12. Uji Pelepasan Obat secara In Vitro

Uji pelepasan piroksikam dari sediaan dilakukan menggunakan

Franz Diffusion Cell pada suhu 36.5 ± 1oC. Sebanyak 15 mL campuran

metanol-PBS pH 6,4 dimasukkan pada sel difusi sebagai kompartemen

aseptor. Membran Millipore 0,45 mm sebelumnya direndam dalam

larutan aseptor selama 1 jam, kemudian hydrocolloid matrix dipasang

pada sel difusi. Pada menit ke-15,30,45,60,90,120,180,240,300, dan

360 kompartemen aseptor disampling dan diukur absorbansinya

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 354 nm. Kadar obat

ditentukan dengan plot kurva baku piroksikam. Nilai dissolution

efficiency dihitung sampai menit ke-360. (Pudyastuti dkk., 2014).

3.6.13. Uji Stabilitas Hydrocolloid Matrix Piroksikam

Setiap formula hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1

cm disimpan dalam paparan suhu 37°C dan 45°C selama 4 minggu.

Analisis fisik dan analisis kandungan obat pada hydrocolloid matrix

dilakukan setiap akhir minggu (Amjad et al. 2011).

3.6.14. Uji Iritasi Kulit

Punggung tiga ekor kelinci dicukur 24 jam sebelum pengujian.

Dalam satu punggung diaplikasikan 1 kontrol positif etil asetat, 1

kontrol kassa steril dan 3 basis hydrocolloid matrix yang ditutup plester

hypavix selama 4 jam. Pengamatan dilakukan pada jam ke-1, 24, 48

dan 72 jam terhadap eritema dan udema yang terjadi pada kulit yang

terpapar sampel. (Shirsand et al. 2012).

3.6.15. Uji Aktivitas Hydrocolloid Matrix Piroksikam

Enam ekor tikus putih jantan umur 2-3 bulan dengan berat 150-

180 gram dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan terdiri

dari 3 ekor tikus diabetes dengan kadar gula darah > 250 mg/dL dan

kelompok kontrol terdiri dari 3 ekor tikus tidak diabetes. Tikus diabetes

diperoleh dengan menginjeksi aloksan monohidrat 5% secara

intraperitoneal dengan dosis 150 mg/kgBB. Setiap tikus dianestesi

dengan injeksi ketamin 10% pada dosis 80 mg/kgBB secara

intramuscular. Pada tiap tikus diberikan 5 luka eksisi menggunakan

biopsy punch berdiameter 5 mm. Luka dibuat pada punggung tikus

yang sudah dicukur 48 jam sebelumnya. Kelima luka eksisi pada 1 ekor

tikus diberi perlakuan berbeda, yaitu: kontrol tanpa perlakuan, basis

hydrocolloid matrix (HPMC), basis hydrocolloid matrix (PVP),

hydrocolloid matrix (HPMC) piroksikam, dan hydrocolloid matrix

(PVP) piroksikam. Penggantian sediaan dilakukan setiap 24 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

34

sampai luka menutup. Setelah luka sembuh, tikus dieuthanasia dengan

injeksi ketamin dengan dosis 100 mg/kgBB. Kulit punggung diambil

dengan ukuran 2x2 cm dan disimpan dalam pot berisi formalin 10%.

Gambar 5. Pola Perlakuan Luka pada Punggung 2 Kelompok Tikus

Tabel 5. Keterangan Pola Luka pada Punggung 2 Kelompok Tikus

Keterangan Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

a Kontrol HM (PVP)

Pxm

HM (HPMC)

Pxm

b Basis HM

(HPMC) Kontrol

HM (PVP)

Pxm

c Basis HM

(PVP)

Basis HM

(HPMC) Kontrol

d HM (HPMC)

Pxm

Basis HM

(PVP)

Basis HM

(HPMC)

e HM (PVP)

Pxm

HM (HPMC)

Pxm

Basis HM

(PVP)

3.6.16. Uji Histopatologi – Pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE)

a. Trimming. Pemotongan tipis jaringan dengan skalpel.

b. Dehidrasi. Dilakukan untuk mengeluarkan air yang terkandung

dalam jaringan dengan menggunakan reagen pembersih, lalu

dilakukan impregnasi (penetrasi parafin ke dalam jaringan).

c. Embedding dan cutting. Jaringan yang sudah didehidrasi diletakkan

di atas sebuah balok kayu (embedding) sebagai alas pemotongan

jaringan dengan pisau mikrotom (cutting).

d. Staining. Rangkaian pewarnaannya adalah sebagai berikut: xylol I

(5 menit); xylol II (5 menit); xylol III (5 menit); alkohol absolut I

(5 menit); alkohol absolut II (5 menit); akuades (1 menit); Harris

Hematoxylin (20 menit); akuades (1 menit); acid alkohol (2-3

celupan); akuades (1 menit); akuades (15 menit); eosin (2 menit);

alkohol 96% I (3 menit); alkohol 96% II (3 menit); alkohol absolut

III (3 menit); alkohol absolut IV (3 menit); xylol IV (5 menit); dan

xylol V (5 menit).

c

b a e

d

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

35

e. Mounting. Menutup kaca objek dengan kaca penutup

f. Pembacaan slide dengan mikroskop. Pengamatan histopatologi

dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya (Olympus tipe

BH-2, Olympus Corp., Jepang).

3.6.17. Tata Cara Analisis Hasil

Persentase moisture content:

Moisture content (%) = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑥 100%

Persentase moisture absorption:

Moisture absorption (%) = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 100%

Dissolution Efficiency:

𝐷𝐸(%) =𝑦𝑑𝑡

𝑦100. 𝑡𝑥 100

Kecepatan penyembuhan luka pada tikus:

Wound closure (%) = area luka pada hari ke − 0 − area luka pada hari ke − n

area luka pada hari ke − 0 x100%

Data sifat fisik dan stabilitas sediaan yang diperoleh, dihitung

rata-rata dan standar deviasinya. Kemudian data hasil tiap uji

pengukuran diuji statistik menggunakan software R i.386 3.2.5 dengan

taraf kepercayaan 95%. Nilai p-value < 0,05 menunjukkan adanya

perbedaan signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

36

Lampiran 2. Ethical Clearence Penelitian

Ethical Clearance Penggunaan Hewan Coba Tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

37

Ethical Clearance Penggunaan Hewan Coba Kelinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

38

Lampiran 3. Certificate of Analysis Bahan Penelitian

Certificate of Analysis Working Standard Piroksikam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

39

Certificate of Analysis HPMC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

40

Lampiran 4. Pembuatan Sediaan

Hasil orientasi: diperoleh bobot kering sediaan 3,5 gram.

Piroksikam yang dibutuhkan = 5% x bobot kering sediaan

= 5% x 3,5 g

= 0,175 g

Konsentrasi larutan piroksikam = 2%

Volume aseton yang dibutuhkan = 0.175 𝑔

2 𝑔𝑥 100 𝑚𝑙

= 8,75 ml

Dosis Piroksikam dalam Sediaan

Formula 1

Diameter petri 9,5 cm (2 buah) dan 9,0 cm (1 buah)

Luas lingkaran petri (cm2) 68,488

Luas lingkaran sediaan (cm2) 0,786

Jumlah piroksikam yang dimasukkan (mg) 175

Dosis (mg) 0,669

Formula 2

Diameter petri 9,5 cm (1 buah) dan 9,0 cm (2 buah)

Luas lingkaran petri (cm2) 66,065

Luas lingkaran sediaan cm2) 0,786

Jumlah piroksikam yang dimasukkan (mg) 175

Dosis (mg) 0,694

Formula 3

Diameter petri 9,5 cm (2 buah) dan 9,0 cm (1 buah)

Luas lingkaran petri (cm2) 68,488

Luas lingkaran sediaan cm2) 0,786

Jumlah piroksikam yang dimasukkan (mg) 175

Dosis (mg) 0,669

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

41

Lampiran 5. Karakteristik Sediaan

Organoleptis, sterilitas, pH, elastisitas

Formula Warna Kejernihan Kehalusan Sterilitas pH Frekuensi

pelipatan

B F1 Bening

kekuningan Jernih Halus Steril 6,98 60

B F2 Bening

kekuningan Jernih Halus Steril 6,88 86

B F3 Bening

kekuningan Jernih Halus Steril 6,94 70

F1 Kuning Jernih,

terdispersi Halus Steril 6,91 25

F2 Kuning Jernih,

terdispersi Halus Steril 6,97 25

F3 Kuning Jernih,

terdispersi Halus Steril 6,94 23

Ketebalan sediaan

Formu-

la

Titik

ke-1

(mm)

Titik

ke-2

(mm)

Titik

ke-3

(mm)

Titik

ke-4

(mm)

Titik

ke-5

(mm)

Rerata

(mm) SD

CV

(%)

BF1 0,80 0,75 0,75 0,75 0,80 0,77 0,274 3,557

BF2 0,75 0,70 0,70 0,70 0,75 0,72 0,274 3,804

BF3 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,000 0,000

F1 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,000 0,000

F2 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,000 0,000

F3 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,000 0,000

Keseragaman Bobot

BF1 (g) BF2 (g) BF3 (g) F1 (g) F2 (g) F3 (g)

R1 0,0671 0,0611 0,0511 0,0535 0,0543 0,0422

R2 0,0655 0,0552 0,0509 0,0523 0,0541 0,0416

R3 0,0669 0,0598 0,0508 0,0493 0,0498 0,0434

R4 0,0698 0,0631 0,0521 0,0526 0,0544 0,0485

R5 0,0638 0,0596 0,0575 0,0521 0,0540 0,0531

R6 0,0598 0,0579 0,0586 0,0539 0,0548 0,0440

R7 0,0661 0,0526 0,0593 0,0530 0,0485 0,0467

R8 0,0595 0,0558 0,0575 0,0485 0,0567 0,0465

R9 0,0599 0,0633 0,0599 0,0505 0,0500 0,0480

R10 0,0589 0,0628 0,0587 0,0587 0,0549 0,0470

Rerata 0,0637 0,0591 0,0556 0,0524 0,0532 0,0461

SD 0,0039 0,0037 0,0039 0,0028 0,0027 0,0034

CV (%) 6,15 6,22 6,98 5,40 5,08 7,47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

42

Persen moisture content

BF1 (g) BF2 (g) BF3 (g) F1 (g) F2 (g) F3 (g)

R1 7,14 6,33 5,76 6,43 7,17 5,04

R2 7,79 7,10 6,05 6,77 7,09 4,96

R3 7,79 5,81 7,10 3,85 5,04 4,67

R4 6,91 6,82 7,23 6,04 6,9 5,27

R5 6,87 19,11 6,14 6,25 4,71 5,73

Rerata 7,30 9,04 6,46 5,86 6,18 5,13

SD 0,458 5,653 0,665 1,16 1,201 0,395

CV (%) 6,27 62,571 10,303 19,775 19,426 7,693

Persen moisture absorption

BF1 (g) BF2 (g) BF3 (g) F1 (g) F2 (g) F3 (g)

R1 22,56 21,38 19,42 19,28 20,72 18,2

R2 22,34 18,39 18,16 21,62 19,16 17,67

R3 21,46 21,66 19,47 20,28 20,70 18,26

R4 22,37 19,05 18,49 22,84 18,20 17,09

R5 19,97 19,24 18,92 18,16 21,04 16,36

Rerata 21,74 19,94 18,89 20,43 19,96 17,52

SD 1,077 1,474 0,575 1,851 1,228 0,801

CV (%) 4,955 7,392 3,042 9,056 6,15 4,573

Kecepatan moisture absorption

BF1

(g/jam)

BF2

(g/jam)

BF3

(g/jam)

F1

(g/jam)

F2

(g/jam)

F3

(g/jam)

R1 5,0x10-4 6,3x10-4 4,5x10-4 4,9x10-4 4,3x10-4 3,5x10-4

R2 4,5x10-4 6,6x10-4 6,0 x10-4 4,8x10-4 4,2x10-4 3,4x10-4

R3 5,6x10-4 6,2x10-4 4,0 x10-4 4,8x10-4 5,0x10-4 3,6x10-4

R4 6,2x10-4 6,2x10-4 4,8 x10-4 5,8x10-4 3,6x10-4 3,4x10-4

R5 5,1x10-4 6,1x10-4 6,5 x10-4 3,9x10-4 5,2x10-4 3,3x10-4

Rerata 5,3x10-4 6,3x10-4 5,2 x10-4 4,8x10-4 4,5x10-4 3,4x10-4

SD 6,4x10-5 1,8x10-5 1,1x10-4 6,9x10-5 6,3x10-5 9,6x10-6

CV (%) 12,11 2,94 20,60 14,32 14,22 2,79

Keseragaman Kandungan Obat

Formula Q (mg) Rerata

(mg) SD

Recovery

(%)

Rerata

(%) SD CV (%)

F1.1 0,467

0,566 0,079

69,792

84,585 11,780 13,9 F1.2 0,507 75,839

F1.3 0,602 89,950

F1.4 0,665 99,408

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

43

F1.5 0,588 87,934

F2.1 0,460

0,566 0,110

66,232

81,568 15,867 19,4

F2.2 0,433 62,345

F2.3 0,648 93,436

F2.4 0,635 91,493

F2.5 0,655 94,333

F3.1 0,502

0,513 0,068

75,064

76,739 10,149 13,2

F3.2 0,447 66,846

F3.3 0,450 67,311

F3.4 0,577 86,228

F3.5 0,590 88,244

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

44

Lampiran 6. Verifikasi Metode Analisis

Kurva Kalibrasi Piroksikam dalam PBS pH 6,4

No.seri Konsentrasi (µg/mL) Rerata absorbansi ± SD (Abs) n=3 CV (%)

1 0,2 0,009 ± 0,001 11,1

2 0,4 0,018 ± 0,003 13,7

3 0,6 0,034 ± 0,001 2,9

4 0,8 0,039 ± 0,001 1,5

5 1,0 0,045 ± 0,001 1,3

6 1,2 0,058 ± 0,001 1,0

7 1,4 0,067 ± 0,001 0,9

8 1,6 0,076 ± 0,001 0,8

9 1,8 0,084 ± 0,001 0,7

10 2 0,100 ± 0,001 1,2

11 4 0,194 ± 0,006 2,8

12 6 0,294 ± 0,004 1,3

13 8 0,388 ± 0,003 0,8

14 10 0,485 ± 0,009 1,8

15 12 0,587 ± 0,004 0,7

16 14 0,680 ± 0,007 1,0

17 16 0,779 ± 0,005 0,6

18 18 0,865 ± 0,004 0,5

19 20 0,957 ± 0,011 1,1

Kurva Kalibrasi Piroksikam dalam PBS pH 6,4

y = 0.0482x + 0.0009R² = 0.9998

0.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

1.200

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0

Ab

sorb

ansi

(A

bs)

Konsentrasi (µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

45

Linearitas dan Sensitivitas

Parameter Nilai

λ max (nm) 354

Rentang linearitas (µg/ml) 0,2 – 20

Slope 0,0009

Intercept 0,0482

Correlation coefficient (R2) 0,9998

LOD (µg/ml) 0,0897

LOQ (µg/ml) 0,2719

Penetapan Kadar

Formula

Rerata Kadar

Terukur (µg/mL)

n=6

Rerata Kadar

Teoritis (µg/mL) Akurasi (%) SD

F1 12,198 13,38 91,164 1,857

F2 12,219 13,88 88,030 1,754

F3 11,434 13,38 85,453 0,700

Presisi Metode

Interd

ay

Replikasi ke- Rerata kadar

terukur (µg/ml)

Rerata

Recovery (%) SD

CV

(%)

Tanpa

adisi

1

3,757 98,30 0,315 0,32 2

3

Adisi

2

µg/ml

1

5,735 96,36 1,198 1,24 2

3

Adisi

4

µg/ml

1

7,588 94,51 1,667 1,76 2

3

Adisi

6

µg/ml

1

9,476 94,47 1,706 1,81 2

3

Interd

ay

Hari ke- Rerata kadar

terukur (µg/ml)

Rerata

Recovery (%) SD

CV

(%)

Tanpa

adisi

1

3,757 98,30 0,315 0,32 2

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

46

Adisi

2

µg/ml

1

5,735 96,36 1,198 1,24 2

3

Adisi

4

µg/ml

1

7,588 94,51 1,667 1,76 2

3

Adisi

6

µg/ml

1

9,476 94,47 1,706 1,81 2

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

47

Lampiran 7. Stabilitas Fisikokimia Sediaan

Formula 1 pada suhu 37oC

a. Organoleptis, pH, elastisitas, dan ketebalan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Organoleptis

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

pH 7,0 6,9 7,2 7,1

Folding

endurance 16 25 10 20

Ketebalan

(mm) 0,40±0,00 0,50±0,00 0,50±0,00 0,49±0,02

b. Keseragaman bobot

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

R1 0,0279 0,0287 0,0378 0,0411

R2 0,0385 0,0291 0,0367 0,0439

R3 0,0459 0,0369 0,0431 0,0347

R4 0,0382 0,0357 0,0437 0,0298

R5 0,0401 0,0275 0,0405 0,0258

R6 0,0314 0,0368 0,0411 0,0351

R7 0,0467 0,0385 0,0337 0,0346

R8 0,0439 0,0286 0,0464 0,0365

R9 0,0285 0,0335 0,0451 0,0313

R10 0,0335 0,0328 0,0476 0,0298

Rerata 0,0375 0,0328 0,0416 0,0343

SD 0,0069 0,0041 0,0045 0,0054

CV (%) 18,47 12,46 10,77 15,86

c. Persen moisture content dan moisture absorption

Minggu

ke- %MC Rerata SD

CV

(%) %MA Rerata SD

CV

(%)

1

2,45

3,22 0,009 0,269

14,69

17,28 1,74 10,08

4,94 17,53

3,97 18,83

2,80 16,54

1,96 18,83

2 10,53 10,50 1,083 10,319 14,29 14,43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

48

11,11 14,73

1,92 13,33 10,05 16,36

8,97 15,49

11,83 11,29

3

6,67

5,59 1,66 29,686

18,77

18,82 1,76 9,337

6,62 19,34

6,68 17,51

5,08 21,48

2,88 17,00

4

6,29

6,72 0,64 9,57

5,66

7,56 1,60 21,11

7,53 6,09

7,24 8,85

6,57 8,06

5,99 9,15

d. Kecepatan moisture absorption

Minggu

ke-

Replikasi

ke-

Kecepatan

MA (g/jam) Rerata SD

CV

(%)

1

R1 1,8x10-4

2,9x10-4 7,4x10-5 25,66

R2 3,0x10-4

R3 3,8x10-4

R4 2,7x10-4

R5 3,2x10-4

2

R1 2,4x10-4

2,4x10-4 4,2x10-5 17,62

R2 2,5x10-4

R3 2,9x10-4

R4 2,4x10-4

R5 1,8x10-4

3

R1 3,2x10-4

3,2x10-4 5,0x10-5 15,82

R2 3,2x10-4

R3 3,2x10-4

R4 3,9x10-4

R5 2,5x10-4

4

R1 7,5x10-5

1,0x10-4 2,9x10-5 28,28

R2 7,1x10-5

R3 1,4x10-4

R4 1,1x10-4

R5 1,2x10-4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

49

e. Kandungan obat

Minggu

ke-

Q

(mg)

Rerata

(mg) SD

Recovery

(%)

Rerata

(%) SD

CV

(%)

1

R1 0,613

0,532 0,091

91,655

79,468 13,53 17.0

R2 0,522 78,010

R3 0,613 91,655

R4 0,393 58,783

R5 0,517 77,235

2

R1 0,669

0,518 0,142

100,029

77,359 21,26 27.5

R2 0,387 57,852

R3 0,395 59,093

R4 0,670 100,184

R5 0,466 69,637

3

R1 0,543

0,512 0,070

81,111

76,584 10,44 13.6

R2 0,397 59,403

R3 0,554 82,817

R4 0,571 85,298

R5 0,497 74,289

4

R1 0,530

0,431 0,083

79,251

64,365 12,38 19.2

R2 0,506 75,684

R3 0,404 60,333

R4 0,351 52,425

R5 0,362 54,131

Formula 2 pada suhu 37oC

a. Organoleptis, pH, elastisitas, dan ketebalan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Organoleptis

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

pH 7,1 6,9 7,2 7,1

Folding

endurance 23

28 13 27

Ketebalan

(mm) 0,60±0,00 0,50±0,00 0,58±0,03 0,58±0,03

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

50

b. Keseragaman bobot

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

R1 0,0343 0,0377 0,0529 0,0502

R2 0,0332 0,0423 0,0453 0,0587

R3 0,0300 0,0420 0,0519 0,0575

R4 0,0519 0,0397 0,0488 0,0581

R5 0,0309 0,0303 0,0568 0,0563

R6 0,0489 0,0469 0,0525 0,0501

R7 0,0519 0,0472 0,0502 0,0497

R8 0,0465 0,0377 0,0573 0,0526

R9 0,0415 0,0469 0,0540 0,0542

R10 0,0387 0,0503 0,0547 0,0519

Rerata 0,0408 0,0421 0,0524 0,0539

SD 0,0086 0,0060 0,0037 0,0035

CV (%) 21,064 14,232 6,961 6,510

c. Persen moisture content dan moisture absorption

Minggu

ke- %MC Rerata SD

CV

(%) %MA Rerata SD

CV

(%)

1

2,56

2,01 0,013 0,647

13,64

15,28 1,74 11,39

1,48 16,32

0,99 14,19

3,71 17,81

1,31 14,43

2

10,66

7,78 2,064 26,526

12,80

14,29 1,81 12,646

7,03 15,69

5,02 11,91

8,50 15,29

7,71 15,78

3

2,79

3,93 1,09 27,644

20,60

19,03 2,08 10,933

5,29 19,71

2,98 19,68

3,85 19,78

4,74 15,37

4

7,55

7,12 0,39 5,55

8,29

10,06 1,25 12,38

7,39 10,54

6,75 10,32

7,23 11,64

6,65 9,53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

51

d. Kecepatan moisture absorption

Minggu

ke-

Replikasi

ke-

Kecepatan

MA (g/jam) Rerata SD CV (%)

1

R1 2,0x10-4

2,4x10-4 9,2x10-5 38,81

R2 2,3x10-4

R3 1,8x10-4

R4 4,0x10-4

R5 1,8x10-4

2

R1 2,3x10-4

2,6x10-4 7,3x10-5 28,60

R2 2,8x10-4

R3 1,6x10-4

R4 2,6x10-4

R5 3,6x10-4

3

R1 4,0x10-4

4,1x10-4 4,6x10-5 11,28

R2 4,5x10-4

R3 4,1x10-4

R4 4,5x10-4

R5 3,4x10-4

4

R1 1,9x10-4

2,3x10-4 3,2x10-5 13,70

R2 2,4x10-4

R3 2,3x10-4

R4 2,8x10-4

R5 2,2x10-4

e. Kandungan obat

Minggu

ke-

Q

(mg)

Rerata

(mg) SD

Recovery

(%)

Rerata

(%) SD

CV

(%)

1

R1 0,502

0,536 0,075

72,360

77,293 10,75 13,9

R2 0,439 63,242

R3 0,569 81,926

R4 0,533 76,844

R5 0,639 92,090

2

R1 0,515

0,552 0,040

74,154

79,595 5,75 7,2

R2 0,534 76,994

R3 0,523 75,349

R4 0,603 86,859

R5 0,587 84,617

3 R1 0,590

0,585 0,042 85,065

84,318 6,09 7,2 R2 0,633 91,194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

52

R3 0,519 74,752

R4 0,579 83,421

R5 0,605 87,158

4

R1 0,536

0,585 0,028

77,293

84,258 4,09 4,9

R2 0,607 87,457

R3 0,590 85,065

R4 0,586 84,467

R5 0,604 87,008

Formula 3 pada suhu 37oC

a. Organoleptis, pH, elastisitas, dan ketebalan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Organoleptis

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus

pH 7,2 6,9 7,2 7,1

Folding

endurance 28 34 15 28

Ketebalan

(mm) 0,50±0,00 0,45±0,00 0,47±0,03 0,48±0,03

b. Keseragaman bobot

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

R1 0,0426 0,0343 0,0325 0,0411

R2 0,0350 0,0405 0,0431 0,0480

R3 0,0348 0,0425 0,0324 0,0483

R4 0,0347 0,0386 0,0403 0,0421

R5 0,0415 0,0363 0,0377 0,0409

R6 0,0419 0,0440 0,0375 0,0438

R7 0,0415 0,0433 0,0347 0,0434

R8 0,0365 0,0462 0,0397 0,0412

R9 0,0347 0,0349 0,0415 0,0458

R10 0,0420 0,0377 0,0399 0,0394

Rerata 0,0385 0,0398 0,0379 0,0434

SD 0,0036 0,0041 0,0037 0,0031

CV (%) 9,3776 10,2832 9,7402 7,0877

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

53

c. Persen moisture content dan moisture absorption

Minggu

ke- %MC Rerata SD

CV

(%) %MA Rerata SD

CV

(%)

1

0,70

1,50 0,006 0,424

17,02

14,50 1,80 12,38

1,41 15,49

2,25 12,36

0,57 14,04

2,58 13,62

2

6,79

7,28 0,600 8,248

15,22

15,79 0,67 4,252

6,99 16,39

7,40 15,05

6,93 15,73

8,27 16,55

3

0,31

0,55 0,35 64,140

20,25

17,13 2,00 11,65

5

0,31 17,54

1,05 16,01

0,79 16,93

0,29 14,94

4

5,08

4,71 0,71 15,09

7,39

9,29 1,71 18,46

5,10 8,58

5,24 9,83

3,51 11,94

4,60 8,72

d. Kecepatan moisture absorption

Minggu

ke-

Replikasi

ke-

Kecepatan

MA (g/jam) Rerata SD

CV

(%)

1

R1 3,0x10-4

2,3x10-4 4,6x10-5 19,83

R2 2,3x10-4

R3 1,8x10-4

R4 2,0x10-4

R5 2,4x10-4

2

R1 2,3x10-4

2,6x10-4 2,3x10-5 9,05

R2 2,8x10-4

R3 2,5x10-4

R4 2,5x10-4

R5 2,8x10-4

3 R1 2,8x10-4

2,5x10-4 2,3x10-5 9,35 R2 2,4x10-4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

54

R3 2,5x10-4

R4 2,7x10-4

R5 2,2x10-4

4

R1 1,3x10-4

1,7x10-4 3,2x10-5 19,06

R2 1,5x10-4

R3 1,9x10-4

R4 2,1x10-4

R5 1,5x10-4

e. Kandungan obat

Minggu

ke-

Q

(mg)

Rerata

(mg) SD

Recovery

(%)

Rerata

(%) SD

CV

(%)

1

R1 0,595

0,523 0,088

88,864

78,196 13,18 16,8

R2 0,591 88,399

R3 0,575 85,918

R4 0,414 61,884

R5 0,441 65,916

2

R1 0,445

0,457 0,023

66,536

68,334 3,46 5,1

R2 0,435 64,985

R3 0,487 72,738

R4 0,477 71,343

R5 0,442 66,071

3

R1 0,398

0,444 0,087

59,558

66,412 13,00 19,6

R2 0,415 62,039

R3 0,438 65,450

R4 0,376 56,147

R5 0,595 88,864

4

R1 0,381

0,405 0,031

56,922

60,520 4,57 7,6

R2 0,407 60,799

R3 0,381 56,922

R4 0,401 59,868

R5 0,455 68,086

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

55

Formula 1 pada suhu 45oC

a. Organoleptis, pH, elastisitas, dan ketebalan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Organoleptis

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, kering

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, kering

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, keras

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, keras

pH 6,9 7,0 7,0 6,9

Folding

endurance 16 44 115 102

Ketebalan

(mm) 0,50±0,00 0,50±0,00 0,54±0,05 0,55±0,00

b. Keseragaman bobot

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

R1 0,0445 0,0379 0,0348 0,0327

R2 0,0421 0,0295 0,0361 0,0323

R3 0,0447 0,0334 0,0352 0,0363

R4 0,0384 0,027 0,0374 0,0379

R5 0,0417 0,0262 0,0283 0,0349

R6 0,0369 0,0338 0,0395 0,0305

R7 0,0323 0,0347 0,0315 0,0263

R8 0,0397 0,0328 0,0330 0,0311

R9 0,0383 0,0332 0,0374 0,0355

R10 0,0342 0,0376 0,0382 0,0372

Rerata 0,03928 0,03261 0,0351 0,0335

SD 0,0041168 0,0039709 0,0034 0,0036

CV (%) 10,48 12,18 9,69 10,70

c. Persen moisture content dan moisture absorption

Minggu

ke- %MC Rerata SD

CV

(%) %MA Rerata SD

CV

(%)

1

7,29

7,76 1,088 14,026

10,00

11,39 1,437 12,620

8,28 10,02

8,96 13,44

8,13 11,72

6,13 11,76

2 22,86

14,44 8,265 57,251 16,40

15,56 0,561 3,604 1,50 15,02

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

56

14,52 15,84

13,10 15,17

20,19 15,38

3

11,95

11,58 0,976 8,431

10,98

10,37 0,669 6,446

12,41 10,77

11,63 9,62

12,00 10,82

9,91 9,67

4

10,41

10,84 3,643 33,598

9,32

8,04 0,899 11,182

10,28 8,33

5,28 7,45

14,33 8,14

13,92 6,96

d. Kecepatan moisture absorption

Minggu

ke-

Replikasi

ke-

Kecepatan

MA (g/jam) Rerata SD

CV

(%)

1

R1 2,0x10-4

2,1x10-4 3,4x10-5 16,02

R2 1,9x10-4

R3 2,8x10-4

R4 2,0x10-4

R5 2,0x10-4

2

R1 3,0x10-4

2,3x10-4 4,8x10-5 20,80

R2 2,1x10-4

R3 2,0x10-4

R4 1,8x10-4

R5 2,7x10-4

3

R1 1,9x10-4

1,8x10-4 9,0x10-6 4,90

R2 1,9x10-4

R3 1,8x10-4

R4 1,9x10-4

R5 1,7x10-4

4

R1 1,4x10-4

1,1x10-4 2,4x10-5 21,86

R2 1,3x10-4

R3 1,0x10-4

R4 1,0x10-4

R5 7,9x10-5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

57

e. Kandungan obat

Minggu

ke-

Q

(mg)

Rerata

(mg) SD

Recovery

(%)

Rerata

(%) SD

CV

(%)

1

R1 0,437

0,373 0,048

65,295

55,775 7,15 12,8

R2 0,350 52,270

R3 0,346 51,650

R4 0,410 61,264

R5 0,324 48,394

2

R1 0,412

0,389 0,022

61,574

58,194 3,35 5,7

R2 0,405 60,488

R3 0,398 59,558

R4 0,371 55,527

R5 0,360 53,821

3

R1 0,468

0,445 0,067

69,947

66,505 10,09 15,17

R2 0,528 78,941

R3 0,342 51,185

R4 0,432 64,520

R5 0,454 67,931

4

R1 0,516

0,517 0,013

77,080

77,297 1,89 2,4

R2 0,515 76,925

R3 0,500 74,754

R4 0,535 80,026

R5 0,520 77,700

Formula 2 pada suhu 45oC

a. Organoleptis, pH, elastisitas, dan ketebalan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Organoleptis

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, kering

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, kering

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, keras

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, keras

pH 6,9 7,0 7,0 6,9

Folding

endurance 17 40 47 83

Ketebalan

(mm) 0,50±0,00 0,50±0,00 0,50±0,00 0,50±0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

58

b. Keseragaman bobot

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

R1 0,0616 0,0494 0,0276 0,0273

R2 0,0533 0,0432 0,0264 0,0305

R3 0,0599 0,0478 0,0308 0,0290

R4 0,0591 0,0475 0,0256 0,0360

R5 0,0545 0,0529 0,0269 0,0292

R6 0,0554 0,0436 0,0311 0,0259

R7 0,0544 0,0489 0,0365 0,0290

R8 0,0606 0,0525 0,0398 0,0249

R9 0,0564 0,0532 0,0347 0,0268

R10 0,0509 0,0438 0,0314 0,0249

Rerata 0,05661 0,04828 0,0311 0,0292

SD 0,0035316 0,0038531 0,0047 0,0044

CV (%) 6,24 7,98 15,18 15,19

c. Persen moisture content dan moisture absorption

Minggu

ke- %MC Rerata SD

CV

(%) %MA Rerata SD

CV

(%)

1

21,27

14,77 4,795 32,473

11,82

12,46 1,224 9,827

17,67 11,03

9,18 12,13

11,69 13,15

14,02 14,18

2

22,16

21,17 5,783 27,310

13,33

14,84 1,134 7,642

18,71 14,29

12,52 16,39

25,72 14,99

26,76 15,22

3

9,06

8,67 0,692 7,977

8,48

8,38 0,815 9,728

8,98 6,98

9,13 8,90

7,47 8,53

8,72 9,01

4

2,50

1,30 0,820 63,163

5,71

4,05 1,067 26,360

0,39 3,49

1,22 3,25

0,75 4,51

1,63 3,27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

59

d. Kecepatan moisture absorption

Minggu

ke-

Replikasi

ke-

Kecepatan

MA (g/jam) Rerata SD

CV

(%)

1

R1 3,3x10-4

3,3x10-4 3,3x10-5 9,95

R2 3,0x10-4

R3 3,1x10-4

R4 3,4x10-4

R5 3,9x10-4

2

R1 3,1x10-4

3,6x10-4 2,8x10-5 7,93

R2 3,5x10-4

R3 3,7x10-4

R4 3,7x10-4

R5 3,8x10-4

3

R1 1,2x10-4

1,3x10-4 1,8x10-5 13,60

R2 1,2x10-4

R3 1,6x10-4

R4 1,3x10-4

R5 1,3x10-4

4

R1 6,7x10-5

4,4x10-5 1,4x10-5 32,41

R2 3,8x10-5

R3 3,3x10-5

R4 5,0x10-5

R5 3,3x10-5

e. Kandungan obat

Minggu

ke-

Q

(mg)

Rerata

(mg) SD

Recovery

(%)

Rerata

(%) SD

CV

(%)

1

R1 0,674

0,645 0,033

97,173

92,957 4,69 5,0

R2 0,672 96,874

R3 0,624 89,848

R4 0,600 86,410

R5 0,656 94,482

2

R1 0,477

0,521 0,035

68,773

75,110 5,10 6,8

R2 0,564 81,328

R3 0,550 79,236

R4 0,509 73,406

R5 0,505 72,808

3 R1 0,377

0,431 0,122 54,274

62,076 17,53 28,2 R2 0,648 93,436

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

60

R3 0,378 54,423

R4 0,377 54,274

R5 0,375 53,975

4

R1 0,471

0,431 0,061

67,876

62,076 8,86 14,3

R2 0,385 55,470

R3 0,520 74,901

R4 0,388 55,918

R5 0,390 56,217

Formula 3 pada suhu 45oC

a. Organoleptis, pH, elastisitas, dan ketebalan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Organoleptis

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, kering

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, kering

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, keras

Kuning,

jernih,

terdispersi,

halus, keras

pH 6,9 7,0 7,0 6,9

Folding

endurance 33 35 138 100

Ketebalan

(mm) 0,50±0,00 0,50±0,00 0,50±0,00 0,50±0,00

b. Keseragaman bobot

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

R1 0,0402 0,0351 0,0338 0,0391

R2 0,0393 0,0379 0,0338 0,0344

R3 0,0373 0,041 0,0355 0,0337

R4 0,0371 0,0399 0,0356 0,0340

R5 0,0408 0,0399 0,0334 0,0361

R6 0,0363 0,0373 0,0353 0,0357

R7 0,0408 0,0348 0,0319 0,0347

R8 0,0405 0,033 0,0343 0,0357

R9 0,0349 0,04 0,0313 0,0366

R10 0,039 0,0456 0,0318 0,0340

Rerata 0,03862 0,03845 0,0337 0,0354

SD 0,0020927 0,0036531 0,0016 0,0016

CV (%) 5,42 9,50 4,69 4,62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

61

c. Persen moisture content dan moisture absorption

Minggu

ke- %MC Rerata SD

CV

(%) %MA Rerata SD

CV

(%)

1

9,45

6,90 2,294 33,248

11,29

12,39 1,066 8,606

4,85 14,03

8,62 12,32

4,22 12,66

7,36 11,64

2

21,30

13,05 9,604 73,568

11,88

13,85 1,797 12,980

0,53 13,00

12,08 13,20

7,64 14,58

23,72 16,56

3

6,58

7,39 0,979 13,254

5,26

5,52 0,674 12,196

8,72 6,41

7,99 5,51

6,37 5,84

7,30 4,59

4

3,10

1,66 1,149 69,369

4,23

3,86 1,084 28,105

1,17 4,99

2,58 4,58

1,14 3,13

0,29 2,36

d. Kecepatan moisture absorption

Minggu

ke-

Replikasi

ke-

Kecepatan

MA (g/jam) Rerata SD

CV

(%)

1

R1 2,0x10-4

2,1x10-4 1,2x10-5 5,53

R2 2,3x10-4

R3 2,1x10-4

R4 2,0x10-4

R5 2,0x10-4

2

R1 2,2x10-4

2,4x10-4 5,8x10-5 23,82

R2 2,0x10-4

R3 2,0x10-4

R4 2,6x10-4

R5 3,4x10-4

3 R1 8,3x10-5

8,7x10-5 1,2x10-5 14,18 R2 1,0x10-4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

62

R3 8,3x10-5

R4 9,2x10-5

R5 7,1x10-5

4

R1 6,2x10-5

5,6x10-5 1,6x10-5 28,22

R2 7,1x10-5

R3 6,7x10-5

R4 4,6x10-5

R5 3,3x10-5

e. Kandungan obat

Minggu

ke-

Q

(mg)

Rerata

(mg) SD

Recovery

(%)

Rerata

(%) SD

CV

(%)

1

R1 0,377

0,386 0,020

56,302

57,759 3,03 5,2

R2 0,412 61,574

R3 0,391 58,473

R4 0,358 53,511

R5 0,394 58,938

2

R1 0,424

0,415 0,013

63,435

62,070 1,96 3,2

R2 0,393 58,783

R3 0,422 63,124

R4 0,423 63,280

R5 0,413 61,729

3

R1 0,352

0,375 0,014

52,580

56,116 2,10 3,7

R2 0,381 56,922

R3 0,375 55,992

R4 0,382 57,077

R5 0,388 58,008

4

R1 0,455

0,412 0,031

68,086

61,636 4,57 7,4

R2 0,381 56,922

R3 0,401 59,868

R4 0,393 58,783

R5 0,432 64,530

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

63

Lampiran 8. Data Profil Pelepasan Obat

Persen Pelepasan Obat

Form

ula

1

Menit

ke-

Drug Release (%) Rata-rata

DR (%) SD

R1 R2 R3

15 5,540 7,401 5,819 6,254 1,003

30 11,115 17,008 9,627 12,583 3,903

45 14,117 22,753 13,256 16,709 5,253

60 22,777 27,483 17,110 22,457 5,194

90 33,446 36,664 26,515 32,208 5,186

120 45,340 49,596 38,339 44,425 5,684

180 52,078 55,722 48,737 52,179 3,494

240 54,312 56,227 51,885 54,141 2,176

300 56,933 56,538 52,932 55,468 2,204

360 56,197 58,539 55,600 56,779 1,553

Form

ula

2

15 8,610 6,098 8,517 7,742 1,424

30 18,233 13,488 27,707 19,809 7,239

45 34,476 21,567 32,832 29,625 7,027

60 51,331 27,483 39,896 39,570 11,927

90 65,602 46,293 44,921 52,272 11,565

120 70,845 38,572 51,635 53,684 16,234

180 73,214 63,157 52,877 63,083 10,169

240 74,324 63,344 55,079 64,249 9,654

300 74,852 63,934 53,119 63,968 10,867

360 75,232 64,493 55,065 64,930 10,091

Form

ula

3

15 14,053 14,053 8,843 12,316 3,008

30 31,002 23,233 19,109 24,448 6,039

45 27,545 34,204 25,583 29,111 4,519

60 36,810 40,842 31,158 36,270 4,864

90 50,216 45,564 38,331 44,703 5,989

120 52,473 47,813 40,425 46,904 6,075

180 53,334 50,024 42,224 48,527 5,704

240 54,110 50,172 42,442 48,908 5,936

300 53,374 51,142 42,877 49,131 5,530

360 54,003 51,693 43,893 49,863 5,297

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

64

Persen Dissolution Efficiency

Formula %DE360

Rerata SD R1 R2 R3

F1 42,949 45,743 39,372 42,688 3,193

F2 63,241 49,098 46,826 53,055 8,894

F3 47,080 44,543 37,156 42,926 5,156

Kurva Hubungan %Pelepasan Obat Kumulatif dengan Waktu

Penentuan Kinetika Obat

Formula Konstanta Difusi (D) Orde 0 Orde 1

Higuchi

Model

Rerata±SD r r r

F1 0,3421±0,0479 0,9083 0,9322 0,9626

F2 0,5914±0,1496 0,8349 0,8811 0,9165

F3 0,4141±0,0231 0,7769 0,8053 0,8715

0

10

20

30

40

50

60

70

0 100 200 300 400

% P

elep

asan

Obat

Kum

ula

tif

Waktu (menit)

F1

F2

F3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

65

Lampiran 9. Hasil Uji Iritasi Akut Dermal pada Kelinci

Jam ke- Kelinci

ke-

Skor Eritema

Etil asetat Kassa+hypafix BF1 BF2 BF3

1

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

24

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

48

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

72

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

Jam ke- Kelinci

ke-

Skor Udem

Etil asetat Kassa+hypafix BF1 BF2 BF3

1

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

24

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

48

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

72

1 2 0 0 0 0

2 3 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

66

Hasil Uji Iritasi Akut Dermal Kelinci 1

Hasil Uji Iritasi Akut Dermal Kelinci 2

Hasil Uji Iritasi Akut Dermal Kelinci 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

67

Lampiran 10. Hasil Uji Aktivitas Sediaan

Persen wound closure pada tikus diabetes

Persen wound closure pada tikus normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

68

Lampiran 11. Hasil Uji Histopatologi

Struktur Kulit Tikus Normal

Struktur Kulit Baru Luka Kontrol Tikus Diabetes

Struktur Kulit Baru Luka Tikus Diabetes Diobati BF2

Struktur Kulit Baru Luka Tikus Diabetes Diobati F2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

69

Struktur Kulit Baru Luka Kontrol Tikus Normal

Struktur Kulit Baru Luka Tikus Normal Diobati BF2

Struktur Kulit Baru Luka Tikus Normal Diobati F2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

70

Lampiran 12. Hasil Analisis Statistik

1. Keseragaman Bobot Basis

a. Data

b. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

data: KB_basis$Basis.F1..g.

P = 10.4. p-value = 0.01545

data: KB_basis$Basis.F2..g.

P = 2. p-value = 0.5724

data: KB_basis$Basis.F3..g.

P = 11.6. p-value = 0.008887

c. Uji homogenitas data Levene Test

> leveneTest(values~ind,KB_basis2,center=mean)

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 0.2978 0.7449

27

d. Uji ANAVA

> summary(aov(values~ind,KB_basis2,center=mean))

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)

Ind 2 0.0003294 1.647e-04 1 1.23 0.000282 ***

Residuals 27 0.0003958 1.466e-05

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

p value <0.05. H1 diterima. Kesimpulannya. pada taraf kepercayaan 95%.

keseragaman bobot BF1 berbeda dengan keseragaman bobot BF2 dan BF3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

71

e. Post hoc

> TukeyHSD(aov(values~ind,data=KB_basis2))

Tukey multiple comparisons of means

95% family-wise confidence level

Fit: aov(formula = values ~ ind, data = KB_basis2)

$ind

diff lwr upr p adj

Basis.F2..g.-Basis.F1..g. -0.00461 -0.008855533 -0.0003644669 0.0312925

Basis.F3..g.-Basis.F1..g. -0.00809 -0.012335533 -0.0038444669 0.0001835

Basis.F3..g.-Basis.F2..g. -0.00348 -0.007725533 0.0007655331 0.1237506

2. Keseragaman Bobot Formula

a. Data

b. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

data: KB_formula$F1..g.

P = 2. p-value = 0.5724

data: KB_formula$F2..g.

P = 6.8. p-value = 0.07855

data: KB_formula$F3..g.

P = 3.2. p-value = 0.3618

c. Uji homogenitas

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 0.4166 0.6634

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

72

27

d. Uji ANAVA

> summary(aov(values~ind,KB_formula2,center=mean))

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)

ind 2 0.0003013 1.507e-04 16.63 1.96e-05 ***

Residuals 27 0.0002446 9.060e-06

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

p value <0.05. H1 diterima. Kesimpulannya, pada taraf kepercayaan 95%

keseragaman bobot F3 berbeda dengan keseragaman bobot F2 dan F3.

e. Post hoc

> TukeyHSD(aov(values~ind,data=KB_formula2))

Tukey multiple comparisons of means

95% family-wise confidence level

Fit: aov(formula = values ~ ind, data = KB_formula2)

$ind

diff lwr upr p adj

F2..g.-F1..g. 0.00071 -0.002627346 0.004047346 0.8586102

F3..g.-F1..g. -0.00634 -0.009677346 -0.003002654 0.0001907

F3..g.-F2..g. -0.00705 -0.010387346 -0.003712654 0.0000466

3. Moisture Content Basis

a. Data

b. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

data: MC_basis$BF1

P = 2.2. p-value = 0.138

data: MC_basis$BF2

P = 8.6. p-value = 0.003362

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

73

data: MC_basis$BF3

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji homogenitas

> leveneTest(values~ind,MC_basis2,center=mean)

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 5.3885 0.02138 *

12

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

d. Uji Kruskal Wallis

> kruskal.test(values~ind,MC_basis2)

Kruskal-Wallis rank sum test

data: values by ind

Kruskal-Wallis chi-squared = 2.8652. df = 2. p-value = 0.2387

p value >0.05. H1 ditolak. Kesimpulannya, pada taraf kepercayaan 95%

moisture content BF1 = moisture content BF2 = moisture content BF3.

4. Moisture Content Formula

a. Data

b. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

data: MC_formula$F1

P = 3.8. p-value = 0.05125

data: MC_formula$F2

P = 2.2. p-value = 0.138

data: MC_formula$F3

P = 0.6. p-value = 0.4386

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

74

c. Uji homogenitas

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 3.3648 0.06917 .

12

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

d. Uji ANAVA

> summary(aov(values~ind,data=MC_formula2))

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)

ind 2 2.893 1.4464 1.472 0.268

Residuals 12 11.792 0.9827

p value >0.05. H1 ditolak. Kesimpulannya, pada taraf kepercayaan 95%

moisture content F1 = moisture content F2 = moisture content F3.

5. Moisture Absorption Basis

a. Data

b. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

data: MA_basis$BF1

P = 0.6. p-value = 0.4386

data: MA_basis$BF2

P = 2.2. p-value = 0.138

data: MA_basis$BF3

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji homogenitas

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 .2077 0.04124 *

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

75

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1x ‘ ’ 1

d. Uji Kruskal Wallis

Kruskal-Wallis rank sum test

data: values by ind

Kruskal-Wallis chi-squared = 7.98. df = 2. p-value = 0.0185

p-value <0.05. H1 diterima. Kesimpulannya, pada taraf kepercayaan 95%

moisture absorption BF1 ≠ moisture absorption BF3.

e. Post hoc

> var.test(MA_basis$BF1,MA_basis$BF2)

F test to compare two variances

data: MA_basis$BF1 and MA_basis$BF2

F = 0.53239. num df = 4. denom df = 4. p-value = 0.5565

> t.test(MA_basis$BF1,MA_basis$BF2,var.equal=T)

Two Sample t-test

data: MA_basis$BF1 and MA_basis$BF2

t = 2.1977. df = 8. p-value = 0.05921

> var.test(MA_basis$BF1,MA_basis$BF3)

F test to compare two variances

data: MA_basis$BF1 and MA_basis$BF3

F = 3.5395. num df = 4. denom df = 4. p-value = 0.2484

> t.test(MA_basis$BF1,MA_basis$BF3,var.equal=T)

Two Sample t-test

data: MA_basis$BF1 and MA_basis$BF3

t = 5.2208. df = 8. p-value = 0.0008018

> var.test(MA_basis$BF2,MA_basis$BF3)

F test to compare two variances

data: MA_basis$BF2 and MA_basis$BF3

F = 6.6484. num df = 4. denom df = 4. p-value = 0.09363

> t.test(MA_basis$BF2,MA_basis$BF3,var.equal=T)

Two Sample t-test

data: MA_basis$BF2 and MA_basis$BF3

t = 1.4857. df = 8. p-value = 0.1757

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

76

6. Moisture Absorption Formula

a. Data

b. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

data: MA_formula$F1

P = 0.6. p-value = 0.4386

data: MA_formula$F2

P = 0.6. p-value = 0.4386

data: MA_formula$F3

P = 0.6. p-value = 0.4386

c. Uji homogenitas

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 2.0389 0.1729

12

d. Uji ANAVA

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)

ind 2 24.57 12.285 6.607 0.0116 *

Residuals 12 22.31 1.859

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

p-value <0.05. H1 diterima. Kesimpulannya, pada taraf kepercayaan 95%

moisture absorption BF3 ≠ dengan moisture absorption BF1 dan moisture

absorption BF2.

e. Post hoc

Tukey multiple comparisons of means

95% family-wise confidence level

Fit: aov(formula = values ~ ind, data = MA_formula2)

$ind

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

77

diff lwr upr p adj

F2-F1 -0.472 -2.772866 1.828866 0.8497709

F3-F1 -2.920 -5.220866 -0.619134 0.0138699

F3-F2 -2.448 -4.748866 -0.147134 0.0369792

7. Drug Content

a. Data

b. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

data: DC$F1

P = 2.2. p-value = 0.138

data: DC$F2

P = 2.2. p-value = 0.138

data: DC$F3

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji homogenitas

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 2.6444 0.1118

12

d. Uji ANAVA

>summary(aov(values~ind,data=DC2))

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)

ind 2 0.00929 0.004647 0.608 0.56

Residuals 12 0.09166 0.007639

p-value >0.05 H1 ditolak. Kesimpulannya, pada taraf kepercayaan 95%

kandungan obat F1 = kandungan obat F2 = kandungan obat F3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

78

8. Uji % Pelepasan Obat

1. Data

2. Uji normalitas

Pearson chi-square normality test

> pearson.test(DE360$F1)

Pearson chi-square normality test

data: DE360$F1

P = 1. p-value = 0.3173

> pearson.test(DE360$F2)

Pearson chi-square normality test

data: DE360$F2

P = 1. p-value = 0.3173

> pearson.test(DE360$F3)

Pearson chi-square normality test

data: DE360$F3

P = 1. p-value = 0.3173

3. Uji homogenitas

> leveneTest(values~ind,DE3602,center=mean)

Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean)

Df F value Pr(>F)

group 2 2.8204 0.1369

6

4. Uji ANAVA

> summary(aov(values~ind,DE3602,center=mean))

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)

ind 2 210.1 105.06 2.72 0.144

Residuals 6 231.8 38.63

p-value >0.05. H1 ditolak. Kesimpulannya, pada taraf kepercayaan 95%

persen DE360 F1 = persen DE360 F2 = persen DE360 F3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

79

9. Uji Stabilitas

Suhu 37oC Suhu 45oC

Keseragaman Bobot F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=KB37F1$M4-

KB37F1$M0

> selisih

[1] -0.0124 -0.0084 -0.0146 -

0.0228 -0.0263 -0.0188 -0.0184 -

0.0120 -0.0192

[10] -0.0289

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 4.4. p-value = 0.2214

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -8.8044. df = 9. p-value =

1.022e-05

p value <0.05. H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

keseragaman bobot F1 pada suhu

37oC minggu ke-4 ≠ dengan

Keseragaman Bobot F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=KB45F1$M4-

KB45F1$M0

> selisih

[1] -0.0208 -0.0200 -0.0130 -

0.0147 -0.0172 -0.0234 -0.0267 -

0.0174 -0.0150

[10] -0.0215

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 0.8. p-value = 0.8495

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -13.992. df = 9. p-value =

2.06e-07

p value <0.05. H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

keseragaman bobot F1 pada suhu

45oC minggu ke-4 ≠ dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

80

keseragaman bobot F1 pada

minggu ke-0.

keseragaman bobot F1 pada

minggu ke-0.

Keseragaman Bobot F2

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=KB37F2$M4-

KB37F2$M0

> selisih

[1] -0.0132 -0.0102 -0.0151 -

0.0246 -0.0282 -0.0197 -0.0139 -

0.0202 -0.0187

[10] -0.0251

d. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 3.2. p-value = 0.3618

e. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -10.221. df = 9. p-value =

2.982e-06

p value <0.05. H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

keseragaman bobot F2 pada suhu

37oC minggu ke-4 ≠ dengan

Keseragaman Bobot F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=KB45F2$M4-

KB45F2$M0

> selisih

[1] -0.0270 -0.0236 -0.0208 -

0.0184 -0.0248 -0.0289 -0.0195 -

0.0318 -0.0232

[10] -0.0300

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 3.2. p-value = 0.3618

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -17.217. df = 9. p-value =

3.389e-08

p value <0.05. H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

keseragaman bobot F2 pada suhu

45oC minggu ke-4 ≠ dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

81

keseragaman bobot F2 pada

minggu ke-0.

keseragaman bobot F2 pada

minggu ke-0.

Keseragaman Bobot F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=KB37F3$M4-

KB37F3$M0

> selisih

[1] -0.0011 0.0064 0.0049 -

0.0064 -0.0122 -0.0002 -0.0033 -

0.0053 -0.0022

[10] -0.0076

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2. p-value = 0.5724

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -1.5181. df = 9. p-value =

0.1633

p value >0.05. H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

keseragaman bobot F3 pada suhu

Keseragaman Bobot F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=KB45F3$M4-

KB45F3$M0

> selisih

[1] -0.0031 -0.0072 -0.0097 -

0.0145 -0.0170 -0.0083 -0.0120 -

0.0108 -0.0114

[10] -0.0130

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2. p-value = 0.5724

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -8.6292. df = 9. p-value =

1.203e-05

p value <0.05. H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

keseragaman bobot F3 pada suhu

45oC minggu ke-4 ≠ dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

82

37oC minggu ke-4 = keseragaman

bobot F3 minggu ke-0.

keseragaman bobot F3 pada

minggu ke-0.

MOISTURE CONTENT F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=MC371$MC4-

MC371$MC0

> selisih

[1] -0.14 0.76 3.39 0.53 -0.26

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 3.8. p-value = 0.05125

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = 1.2924. df = 4. p-value = 0.2658

p value >0.05. H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MC

F1 pada suhu 37oC minggu ke-4 =

MC F1 minggu ke-0.

MOISTURE CONTENT F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih4=MC451$MC4-

C451$MC0

> selisih4

[1] 3.98 3.51 1.43 8.29 7.67

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = 3.8189. df = 4. p-value =

0.0188

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MC

F1 pada suhu 45oC minggu ke-4 ≠

dengan MC F1 minggu ke-0.

MOISTURE CONTENT F2

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

MOISTURE CONTENT F2

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

83

>selisih=MC372$MC4-

MC372$MC0

> selisih

[1] 0.38 0.30 1.71 0.33 1.94

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = 2.5423. df = 4. p-value =

0.06383

p value >0.05. H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MC

F2 pada suhu 37oC minggu ke-4 =

MC F2 minggu ke-0.

>selisih4=MC452$MC4-

C452$MC0

> selisih4

[1] -4.67 -6.70 -3.82 -6.15 -3.08

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -7.1496. df = 4. p-value =

0.002025

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MC

F2 pada suhu 45oC minggu ke-4 ≠

dengan MC F2 minggu ke-0.

MOISTURE CONTENT F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=MC373$MC4-

MC373$MC0

MOISTURE CONTENT F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih4=MC453$MC4-

C453$MC0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

84

> selisih

[1] 0.04 0.14 0.57 -1.76 -1.13

b. Uji normalitas

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -0.9813. df = 4. p-value = 0.382

p value >0.05. H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MC

F3 pada suhu 37oC minggu ke-4 =

MC F3 minggu ke-0.

> selisih4

[1] -1.94 -3.79 -2.09 -4.13 -5.44

b. uji normalitas

> pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 2.2. p-value = 0.138

c. uji t berpasangan

> t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -5.2843. df = 4. p-value =

0.006152

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MC

F3 pada suhu 45oC minggu ke-4 ≠

dengan MC F3 minggu ke-0.

MOISTURE ABSORPTION F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih4=MA371$MA4-

A371$MA0

> selisih4

[1] -13.62 -15.53 -11.43 -14.78 -

9.01

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 0.6. p-value = 0.4386

MOISTURE ABSORPTION F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih4=MA451$MA4-

A451$MA0

> selisih4

[1] -9.96 -13.29 -12.83 -14.70 -

11.20

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 0.6. p-value = 0.4386

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

85

c. Uji t berpasangan

>t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -10.83. df = 4. p-value =

0.0004124

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MA

F1 pada suhu 37oC minggu ke-4 ≠

dengan MA F1 minggu ke-0.

c. Uji t berpasangan

>t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -14.999. df = 4. p-value =

0.0001151

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MA

F1 pada suhu 45oC minggu ke-4 ≠

dengan MA F1 minggu ke-0.

MOISTURE ABSORPTION F2

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih4=MA372$MA4-

A372$MA0

> selisih4

[1] -12.43 -8.62 -10.38 -6.56 -

11.51

b. Uji normalitas

pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 0.6. p-value = 0.4386

c. t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -9.4355. df = 4. p-value =

0.0007035

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

MOISTURE ABSORPTION F2

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=MA452$MA4-

MA452$MA0

> selisih

[1] -15.01 -15.67 -17.45 -13.69 -

17.77

b. Uji normalitas

pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2.2. p-value = 0.138

c. t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -20.877. df = 4. p-value =

3.111e-05

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

86

kepercayaan 95%, stabilitas MA

F2 pada suhu 37oC minggu ke-4 ≠

dengan MA F2 minggu ke-0.

kepercayaan 95%, stabilitas MA

F2 pada suhu 45oC minggu ke-4 ≠

dengan MA F2 minggu ke-0.

MOISTURE ABSORPTION F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih4=MA373$MA4-

A373$MA0

> selisih4

[1] -10.81 -9.09 -8.43 -5.15 -7.64

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 0.6. p-value = 0.4386

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -8.8501. df = 4. p-value =

0.0009001

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MA

F3 pada suhu 37oC minggu ke-4 ≠

dengan MA F3 minggu ke-0.

MOISTURE ABSORPTION F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=MA453$MA4-

MA453$MA0

> selisih

[1] -13.97 -12.68 -13.68 -13.96 -

14.00

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 8.6. p-value = 0.003362

c. Uji Wilcoxon

> wilcox.test(selisih)

Wilcoxon signed rank test

data: selisih

V = 0. p-value = 0.0625

p value >0.05 H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas MA

F3 pada suhu 45oC minggu ke-4 =

MA F3 minggu ke-0.

DRUG CONTENT F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

DRUG CONTENT F1

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

87

>selisih4=DC371$DC4-

DC371$DC0

> selisih4

[1] 0.063 -0.001 -0.198 -0.314 -

0.226

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

>t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -1.8983. df = 4. p-value =

0.1305

p value >0.05 H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

kandungan obat F1 pada suhu

37oC minggu ke-4 = kandungan

obat F1 minggu ke-0.

>selisih=DC451$DC4-

DC451$DC0

> selisih

[1] 0.049 0.008 -0.102 -0.130 -

0.068

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

>t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -1.4463. df = 4. p-value =

0.2216

p value >0.05 H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

kandungan obat F1 pada suhu

45oC minggu ke-4 = kandungan

obat F1 minggu ke-0.

DRUG CONTENT F2

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

DRUG CONTENT F2

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

88

>selisih4=DC372$DC4-

DC372$DC0

> selisih4

[1] 0.076 0.174 -0.058 -0.049 -

0.051

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 0.6. p-value = 0.4386

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = 0.3981. df = 4. p-value = 0.7109

p value >0.05 H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

kandungan obat F2 pada suhu

37oC minggu ke-4 = kandungan

obat F2 minggu ke-0.

>selisih=DC452$DC4-

DC452$DC0

> selisih

[1] 0.011 -0.048 -0.128 -0.247 -

0.265

b. Uji normalitas

>pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -2.5062. df = 4. p-value =

0.06633

p value >0.05 H1 ditolak.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

kandungan obat F2 pada suhu

45oC minggu ke-4 = kandungan

obat F2 minggu ke-0.

DRUG CONTENT F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih4=DC373$DC4-

DC373$DC0

> selisih4

[1] -0.121 -0.040 -0.069 -0.176 -

0.135

b. Uji normalitas

DRUG CONTENT F3

Minggu 0 Minggu 4

a. Data

>selisih=DC453$DC4-

DC453$DC0

> selisih

[1] -0.047 -0.066 -0.049 -0.184 -

0.158

b. Uji normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

89

> pearson.test(selisih4)

Pearson chi-square normality test

data: selisih4

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih4)

One Sample t-test

data: selisih4

t = -4.4799. df = 4. p-value =

0.01099

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

kandungan obat F3 pada suhu

37oC minggu ke-4 ≠ dengan

kandungan obat F3 minggu ke-0.

> pearson.test(selisih)

Pearson chi-square normality test

data: selisih

P = 2.2. p-value = 0.138

c. Uji t berpasangan

> t.test(selisih)

One Sample t-test

data: selisih

t = -3.4592. df = 4. p-value =

0.02584

p value <0.05 H1 diterima.

Kesimpulannya: pada taraf

kepercayaan 95%, stabilitas

kandungan obat F3 pada suhu

37oC minggu ke-4 ≠ dengan

kandungan obat F3 minggu ke-0.

10. Uji aktivitas

10.1. Tikus Diabetes

a. Data

b. Uji normalitas

> pearson.test(tikusdiabetes$kontrol)

data: tikusdiabetes$kontrol

P = 3.6667. p-value = 0.05551

> pearson.test(tikusdiabetes$BF2)

data: tikusdiabetes$BF2

P = 3. p-value = 0.08326

> pearson.test(tikusdiabetes$F2)

data: tikusdiabetes$F2

P = 3.6667. p-value = 0.05551

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

90

c. Uji homogenitas

d. Uji Kruskal Wallis

p value <0.05. H1 diterima. Kesimpulannya: pada taraf kepercayaan

95% terdapat perbedaan rata-rata kecepatan penyembuhan luka

diabetik oleh F2, BF2, dan kontrol.

e. Pos hoc

> var.test(tikusdiabetes$kontrol,tikusdiabetes$BF2)

F test to compare two variances

data: tikusdiabetes$kontrol and tikusdiabetes$BF2

F = Inf. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(tikusdiabetes$kontrol,tikusdiabetes$BF2)

Welch Two Sample t-test

data: tikusdiabetes$kontrol and tikusdiabetes$BF2

t = 5. df = 2. p-value = 0.03775

> var.test(tikusdiabetes$kontrol,tikusdiabetes$F2)

F test to compare two variances

data: tikusdiabetes$kontrol and tikusdiabetes$F2

F = 0.11111. num df = 2. denom df = 2. p-value = 0.2

> t.test(tikusdiabetes$kontrol,tikusdiabetes$F2,var.equal=T)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

91

Two Sample t-test

data: tikusdiabetes$kontrol and tikusdiabetes$F2

t = 3.4785. df = 4. p-value = 0.02539

> var.test(tikusdiabetes$BF2,tikusdiabetes$F2)

F test to compare two variances

data: tikusdiabetes$BF2 and tikusdiabetes$F2

F = 0. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(tikusdiabetes$BF2,tikusdiabetes$F2)

Welch Two Sample t-test

data: tikusdiabetes$BF2 and tikusdiabetes$F2

t = 2. df = 2. p-value = 0.1835

Analisis statistik Nilai p-value Kesimpulan

Kelompok 1 Kelompok 2

Kontrol diabet BF2 diabet 0,03775 Berbeda signifikan

Kontrol diabet F2 diabet 0,02539 Berbeda signifikan

BF2 diabet F2 diabet 0,1835 Tidak berbeda

signifikan

10.2. Tikus Non-diabetes

a. Data

b. Uji normalitas

> pearson.test(tikusnormal$kontrol)

Pearson chi-square normality test

data: tikusnormal$kontrol

P = 3.6667. p-value = 0.05551

> pearson.test(tikusnormal$BF2)

Pearson chi-square normality test

data: tikusnormal$BF2

P = 3. p-value = 0.08326

> pearson.test(tikusnormal$F2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

92

Pearson chi-square normality test

data: tikusnormal$F2

P = 3. p-value = 0.08326

c. Uji homogenitas

d. Uji Kruskal Wallis

p value <0.05. H1 diterima. Kesimpulannya: pada taraf kepercayaan

95% ada perbedaan rata-rata kecepatan penyembuhan luka normal

oleh F2, BF2, dan kontrol.

e. Post hoc

> var.test(tikusnormal$kontrol,tikusnormal$BF2)

F test to compare two variances

data: tikusnormal$kontrol and tikusnormal$BF2

F = Inf. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(tikusnormal$kontrol,tikusnormal$BF2)

Welch Two Sample t-test

data: tikusnormal$kontrol and tikusnormal$BF2

t = 2. df = 2. p-value = 0.1835

> var.test(tikusnormal$kontrol,tikusnormal$F2)

F test to compare two variances

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

93

data: tikusnormal$kontrol and tikusnormal$F2

F = Inf. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(tikusnormal$kontrol,tikusnormal$F2)

Welch Two Sample t-test

data: tikusnormal$kontrol and tikusnormal$F2

t = 5. df = 2. p-value = 0.03775

> var.test(tikusnormal$BF2,tikusnormal$F2)

F test to compare two variances

data: tikusnormal$BF2 and tikusnormal$F2

F = NaN. num df = 2. denom df = 2. p-value = NA

> t.test(tikusnormal$BF2,tikusnormal$F2)

Error in t.test.default (tikusnormal$BF2. tikusnormal$F2): data are

essentially constant

Analisis statistik Nilai p-value Kesimpulan

Kelompok 1 Kelompok 2

Kontrol normal BF2 normal 0,1835 Tidak berbeda

signifikan

Kontrol normal F2 normal 0,03775 Berbeda signifikan

BF2 normal F2 normal NA -

10.3. Keseluruhan data tikus diabetes dan tikus normal

a. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

94

b. Uji homogenitas

c. Uji Kruskal Wallis

p value <0.05. H1 diterima. Kesimpulannya: pada taraf kepercayaan

95% ada perbedaan rata-rata kecepatan penyembuhan luka tikus

diabetes dengan kecepatan penyembuhan luka tikus normal.

d. Post hoc

> var.test(WH$kontroldiabet,WH$kontrolnormal)

F test to compare two variances

F = 1. num df = 2. denom df = 2. p-value = 1

> t.test(WH$kontroldiabet,WH$kontrolnormal,var.equal=T)

Two Sample t-test

t = 4.2426. df = 4. p-value = 0.01324

> var.test(WH$kontroldiabet,WH$BF2normal)

F test to compare two variances

F = Inf. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

95

> t.test(WH$kontroldiabet,WH$BF2normal)

Welch Two Sample t-test

t = 8. df = 2. p-value = 0.01527

> var.test(WH$kontroldiabet,WH$F2normal)

F test to compare two variances

F = Inf. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(WH$kontroldiabet,WH$F2normal)

Welch Two Sample t-test

t = 11. df = 2. p-value = 0.008163

> var.test(WH$BF2diabet,WH$kontrolnormal)

F test to compare two variances

F = 0. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(WH$BF2diabet,WH$kontrolnormal)

Welch Two Sample t-test

t = 1. df = 2. p-value = 0.4226

> var.test(WH$F2diabet,WH$kontrolnormal)

F test to compare two variances

F = 9. num df = 2. denom df = 2. p-value = 0.2

> t.test(WH$F2diabet,WH$kontrolnormal,var.equal=T)

Two Sample t-test

t = -1.5811. df = 4. p-value = 0.189

> var.test(WH$BF2diabet,WH$BF2normal)

F test to compare two variances

F = NaN. num df = 2. denom df = 2. p-value = NA

> t.test(WH$BF2diabet,WH$BF2normal)

Error in t.test.default(WH$BF2diabet. WH$BF2normal) : data are

essentially constant

> var.test(WH$BF2diabet,WH$F2normal)

F test to compare two variances

F = NaN. num df = 2. denom df = 2. p-value = NA

> t.test(WH$BF2diabet,WH$F2normal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

96

Error in t.test.default(WH$BF2diabet. WH$F2normal) : data are

essentially constant

> var.test(WH$F2diabet,WH$BF2normal)

F test to compare two variances

F = Inf. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(WH$F2diabet,WH$BF2normal)

Welch Two Sample t-test

t = -1. df = 2. p-value = 0.4226

> var.test(WH$F2diabet,WH$F2normal)

F test to compare two variances

F = Inf. num df = 2. denom df = 2. p-value < 2.2e-16

> t.test(WH$F2diabet,WH$F2normal)

Welch Two Sample t-test

t = 0. df = 2. p-value = 1

Analisis statistik Nilai p-value Kesimpulan

Kelompok 1 Kelompok 2

Kontrol diabet BF2 diabet 0,03775 Berbeda signifikan

Kontrol diabet F2 diabet 0,02539 Berbeda signifikan

BF2 diabet F2 diabet 0,1835 Tidak berbeda

signifikan

Kontrol normal BF2 normal 0,1835 Tidak berbeda

signifikan

Kontrol normal F2 normal 0,03775 Berbeda signifikan

BF2 normal F2 normal NA -

Kontrol diabet Kontrol normal 0,01324 Berbeda signifikan

Kontrol diabet BF2 normal 0,01527 Berbeda signifikan

Kontrol diabet F2 normal 0,008163 Berbeda signifikan

BF2 diabet Kontrol normal 0,4226 Tidak berbeda

signifikan

F2 diabet Kontrol normal 0,189 Tidak berbeda

signifikan

BF2 diabet BF2 normal NA -

BF2 diabet F2 normal NA -

F2 diabet BF2 normal 0,4226 Tidak berbeda

signifikan

F2 diabet F2 normal 1 Tidak berbeda

signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

97

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

a b c

d e f

Hydrocolloid matrix: (a) F1, (b) F2, (c) F3, (d) BF1, (e) BF2, dan (f) BF3

Uji pH larutan sediaan Uji iritasi sediaan pada kelinci 1

Uji iritasi sediaan pada kelinci 2 Uji iritasi sediaan pada kelinci 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: OPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL ... - core.ac.uk · chamber, kabinet LAF, Franz diffusion cell, spektrofotometer UV (Shimadzu), vortex (Wilten), dan mikroskop cahaya Olympus tipe

98

BIOGRAFI PENULIS

Gracia Elwy Nona Sanjivany dilahirkan di

Surakarta, 3 September 1995 oleh pasangan suami-istri

bernama Mikael Eko Prihardono dan Anastasia Tiwik Dwi

Irianti. Penulis skripsi berjudul “Optimasi Konsentrasi

Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) sebagai Polimer

Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound Healing dengan Zat

Aktif Piroksikam” ini merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD

Pangudi Luhur 3 Surakarta pada tahun 2007. Kemudian, penulis melanjutkan

pendidikan menengah pertama di SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Surakarta pada

tahun 2007 hingga 2010. Setelah itu penulis menempuh pendidikan menengah atas

di sekolah berasrama SMA Van Lith Muntilan dan mengambil jurusan IPA selama

3 tahun. Lalu pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan mengambil minat Farmasi

Sains dan Teknologi.

Penulis cukup aktif dalam kegiatan di dalam dan di luar Kampus, baik

kepanitiaan maupun organisasi. Pada tahun 2015, penulis menjadi delegasi Jaringan

Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) Komisariat Universitas Sanata Dharma

dalam Pra Kongres Mahasiswa Kesehatan Indonesia (Pra-KMKI) IX di Jember.

Selain itu penulis juga merupakan Beswan Djarum angkatan 31 yang menjadi

penerima Djarum Beasiswa Plus periode 2015/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI