OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

57
i OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO MENGGUNAKAN METODE KONTROL DAYA SIKLUS INTEGRAL DAN MODULASI LEBAR PULSA Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Oleh Amirul Mahmud NIM.5301415002 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Transcript of OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

Page 1: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

i

OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO

MENGGUNAKAN METODE KONTROL DAYA SIKLUS

INTEGRAL DAN MODULASI LEBAR PULSA

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

Amirul Mahmud

NIM.5301415002

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

ii

Page 3: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

iii

Page 4: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

iv

Page 5: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al-Insyirah:6)

2. Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu

sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu) (Q.S. Asy-

Syura:30)

3. Selemah-lemah manusia ialah orang yang tak mau mencari sahabat dan orang

yang lebih lemah dari itu adalah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah

dicari (Ali bin Abi Thalib)

4. Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value

(Albert Einstein)

5. You have to endure caterpillars if you want to see butterflies (Antoine de Saint)

6. There are two ways you can go with pain. You can let it destroy you or you can

use it as fuel to drive you. (Taylor Swift)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ayah, Ibu, dan Adik tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa restu;

2. Seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungan;

3. Para guru dan dosen yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu;

4. Sahabat-sahabat tercinta yang telah banyak membantu;

5. Teman-teman seperjuangan Jurusan Teknik Elektro yang telah banyak

menemani dan memberikan bantuan; serta

6. Teman-teman penghuni Kos Violet yang telah menemani dan membantu.

Page 6: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

vi

RINGKASAN

Amirul Mahmud. 2020. Optimasi Daya Aplikator Gelombang Mikro Menggunakan Metode Kontrol Daya Siklus Integral dan Modulasi Lebar Pulsa. Dr.-ing Dhidik Prastiyanto, S.T.,M.T. Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang

Optimasi pemanasan karbon aktif menggunakan aplikator gelombang mikro dipengaruhi oleh daya. Oleh karena itu, perlu dirancang sistem pengontrol daya yang dapat mengatur daya aplikator. Sistem pengontrol daya yang telah dirancang pada penelitian terdahulu menggunakan metode kontrol arus anode, metode kontrol fase, dan metode burst mode. Metode-metode tersebut masih memiliki beberapa kelemahan, yaitu bentuk gelombang keluaran yang kurang baik yang dapat merusak transformator, magnetron, dan komponen lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pengontrol daya yang memiliki performa lebih baik dari metode-metode tersebut.

Metode kontrol daya yang diusulkan dalam penelitian ini adalah metode kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa. Metode ini dilakukan dengan memberikan sinyal kontrol PWM untuk menentukan waktu on-off magnetron. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan osiloskop dan hasilnya akan dianalisis untuk mengetahui performa dari metode yang diusulkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kontrol daya yang diusulkan memiliki performa yang baik dalam mengontrol tegangan catu filamen dan tegangan catu anode magnetron dengan switching loss masing-masing sebesar 0,67% dan 0,83% serta kesalahan daya sebesar 0,74%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode yang diusulkan bekerja paling optimal pada daya 100% atau 900 W dengan nilai switching loss sebesar 0% dan kesalahan daya sebesar 0%.

Kata kunci: Metode kontrol siklus integral, PWM, switching loss, optimasi daya

Page 7: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Optimasi Daya Aplikator Gelombang Mikro Menggunakan Metode Kontrol Daya

Siklus Integral dan Modulasi Lebar Pulsa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan

Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada

Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaatnya di

yaumil akhir nanti, Amiin.

Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

3. Ir. Ulfah Mediaty Arief M.T., IPM selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Universitas Negeri Semarang.

4. Dr.-ing Dhidik Prastiyanto, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing yang dengan

penuh kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran

kepada penulis.

5. Dra. Dwi Purwanti, A.hT., M.S. dan Arimaz Hangga, S.T., M.T. selaku dosen

penguji skripsi yang telah memberikan saran, tanggapan, dan bimbingan yang

berharga untuk perbaikan skripsi ini.

6. Dr. Widi Astuti, S.T., M.T., Lambang Setyo Utomo, A.Md., dan Arlinto, S.T.,

M.Si. yang telah banyak memberikan bantuan selama kegiatan penelitian di

laboratorium.

Page 8: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

viii

7. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Teknik Elektro yang telah banyak

memberikan bimbingan dan bantuan selama ini.

8. Keluarga tercinta, terutama Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dukungan,

doa, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro 2015 yang telah membantu selama

kuliah.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta

memberikan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skipsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan penelitian dan ilmu

pengetahuan.

Semarang, 12 Februari 2020

Penulis

Amirul Mahmud

Page 9: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………. ii

PENGESAHAN…………………………………………………………………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN…..………………………………………………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………. v

RINGKASAN…………………..………………………………………………. vi

PRAKATA………………………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. xiii

DAFTAR TABEL….……………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN.…………………………………………………………. xvi

BAB I PENDAHULUAN.………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang...……………………………………………………………. 1

1.2 Identifikasi Masalah...………………………………………………………. 5

1.3 Pembatasan Masalah..………………………………………………………. 6

1.4 Perumusan Masalah...………………………………………………………. 6

1.5 Tujuan………....……………………………………………………………. 7

1.6 Manfaat………....……………………………………………………………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI..……………………. 9

2.1 Kajian Pustaka...……………………………………………………………. 9

Page 10: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

x

2.2 Landasan Teori…......………………………………………………………. 12

2.2.1 Medan Elektromagnetik..…………………………………………………. 12

2.2.1.1 Medan Listrik………...…………………………………………………. 12

2.2.1.2 Medan Magnet..……...…………………………………………………. 13

2.2.1.3 Teori Terjadinya Gelombang Elektromagnetik..…….…………………. 14

2.2.1.4 Spektrum Gelombang Elektromagnetik..………………………………. 16

2.2.2 Gelombang Mikro...………………………………………………………. 17

2.2.3 Pemanasan dengan Gelombang Mikro (Microwave Heating)…........……. 18

2.2.3.1 Sumber Gelombang Mikro………………………………...…........……. 21

2.2.3.2 Saluran Transmisi…………………..……………………...…........……. 23

2.2.3.3 Aplikator Gelombang Mikro……………………….……...…........……. 24

2.2.4 Interaksi Gelombang Mikro dengan Material..……………………………. 24

2.2.5 Daya Gelombang Mikro……………………..……………………………. 26

2.2.6 Teknik Kontrol Daya Siklus Integral dan Modulasi Lebar Pulsa..……….. 27

2.2.7 Triode Alternating Current (TRIAC)………..……………………………. 29

2.2.8 IC MOC3041…………………...…………………………………………. 31

2.2.9 Karbon Aktif (Activated Carbon)…………………………………………. 31

BAB III METODE PENELITIAN.………………………………………………. 33

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..……………………………………………. 33

3.2 Alat dan Bahan Penelitian…………….....……….…………………………. 33

3.3 Metode Penelitian...……………....……………………….…………………. 34

3.4 Desain Penelitian...……………....……….……………….…………………. 37

Page 11: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

xi

3.4.1 Diagram Blok Sistem Pengontrol Daya..….………………………………. 37

3.4.2 Rangkaian Sistem Pengontrol Daya..….…….……………………………. 38

3.4.3 Pemilihan Komponen Sistem Pengontrol Daya..….………………………. 39

3.4.4 Rangkaian Catu Daya Magnetron……..….………………………………. 41

3.4.5 Penentuan Nilai Variasi Daya..….………………………..………………. 42

3.4.6 Penentuan Frekuensi Sinyal PWM……..….………………………………. 43

3.4.7 Penentuan Duty Cycle Sinyal PWM……….………………………………. 43

3.4.8 Desain Pengujian…………………….....….………………………………. 44

3.5 Parameter Penelitian...……………....……….………………………………. 44

3.6 Teknik Pengumpulan Data.………....……….………………………………. 45

3.7 Teknik Analisis Data...……………....……....………………………………. 46

3.7.1 Analisis Kesalahan……...…………………………………………………. 47

3.7.2 Analisis Switching Loss……………………..………………………………. 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..………………………………………. 48

4.1 Hasil Pengujian dan Analisis Sinyal Kontrol PWM..………………………. 48

4.1.1 Analisis Kesalahan Frekuensi..………......…….…………………………. 48

4.1.2 Analisis Kesalahan Duty Cycle..………....…….…………………………. 49

4.1.3 Analisis Switching Loss Sinyal PWM.......…….…………………………. 50

4.2 Hasil Pengujian dan Analisis Sinyal Tegangan TRIAC....…………………. 51

4.3 Hasil Pengujian dan Analisis Metode Kontrol Daya Siklus Integral dan Modulasi Lebar Pulsa....………………………………………………………... 54

4.3.1 Perbandingan Hasil Pengujian dengan Teori….…………………………. 54

4.3.2 Analisis Switching Loss Tegangan Catu Filamen……………........……… 55

Page 12: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

xii

4.3.3 Analisis Switching Loss Tegangan Catu Anode……………….......……… 58

4.3.4 Analisis Kesalahan Daya…………….....……….………..………………. 59

4.3.5 Analisis Kesalahan Gelombang Sinusoidal.…….………..………………. 60

4.4 Pembahasan…………….…………….....……….…………………………. 62

BAB V PENUTUP..……………....…………...……………….………………. 66

5.1 Kesimpulan...……………...……………………….………………………. 66

5.2 Saran...……………....……….……..………………………………………. 67

DAFTAR PUSTAKA..……………....…………...……………..………………. 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN..………....…………...……………..………………. 75

Page 13: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Medan Listrik yang Ditimbulkan oleh Muatan Listrik.……………. 13

Gambar 2.2 Medan Magnet yang Ditimbulkan oleh Magnet Permanen..………. 13

Gambar 2.3 Gelombang Elektromagnetik…………………... …………………. 15

Gambar 2.4 Mekanisme Pemanasan Dengan Gelombang Mikro ………………. 20

Gambar 2.5 Bentuk Fisik Magnetron ……………………………..……………. 21

Gambar 2.6 Diagram Skematik Magnetron ..……………………..……………. 22

Gambar 2.7 Diagram Aplikator Gelombang Mikro………………….…..……. 24

Gambar 2.8 Kombinasi Teknik Kontrol Siklus Integral dan PWM ...…………. 28

Gambar 2.9 Struktur dan Simbol TRIAC ………………………..……………. 29

Gambar 2.10 Kurva Karakteristik TRIAC ..……………………..……………. 30

Gambar 2.11 Bentuk Fisik dan Diagram Skematik IC MOC3041..……………. 31

Gambar 3.1 Metode Penelitian Eksperimen One-Shot Case Study .……………. 34

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ……………………………..……………. 36

Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem Pengontrol Daya …..………...……………. 37

Gambar 3.4 Rangkaian Sistem Pengontrol Daya.…………………..……….…. 38

Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya Magnetron ……………….…..……………. 41

Gambar 4.1 Hasil Sinyal Kontrol PWM untuk Beberapa Daya………..………. 48

Gambar 4.2 Sinyal Tegangan TRIAC Saat Bekerja ……………………………. 52

Gambar 4.3 Bentuk Gelombang Tegangan TRIAC untuk Beberapa Daya …....... 53

Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Pengujian Kontrol Daya……………….…...…. 55

Page 14: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

xiv

Gambar 4.5 Bentuk Gelombang Tegangan Catu Filamen untuk Beberapa Daya ……………….…..………………………………………………………… 56

Gambar 4.6 Bentuk Gelombang Tegangan Catu Anode untuk Beberapa Daya… 58

Gambar 4.7 Perbandingan Gelombang Sinusoidal Hasil Pengukuran dengan Gelombang Sinusoidal Acuan ................................................................................ 61

Gambar 4.8 Perbandingan Bentuk Gelombang yang Dihasilkan dengan Kim et al. (2016) .................................................................................................... 63

Gambar 4.9 Perbandingan Bentuk Gelombang yang Dihasilkan dengan Korkua et al. (2016) ............................................................................................... 64

Page 15: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.………………………………………….. 10

Tabel 2.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik………………………..……. 17

Tabel 3.1 Alat Penelitian ………………………………………………………. 33

Tabel 3.2 Bahan Penelitian ……………………………………………………. 34

Tabel 3.3 Spesifikasi Magnetron Tipe 2M219J.……………………….………. 42

Tabel 3.4 Rancangan Variasi Nilai Daya ……………………………………… 42

Tabel 3.5 Rancangan Nilai Duty Cycle …………………………...……………. 44

Tabel 3.6 Desain Pengujian Sistem Pengontrol Daya ………………...…..……. 44

Tabel 3.7 Pengumpulan Data …………………...……………………………… 45

Tabel 3.8 Teknik Analisis Data …………………...……………………………. 46

Tabel 4.1 Analisis Kesalahan Frekuensi Sinyal PWM ………………………….. 49

Tabel 4.2 Analisis Kesalahan Duty Cycle …………………..…...…………….. 50

Tabel 4.3 Analisis Switching Loss Sinyal PWM …………………....…………. 51

Tabel 4.4 Analisis Switching Loss TRIAC …………………...………………... 54

Tabel 4.5 Analisis Switching Loss Tegangan Catu Filamen …………………..... 57

Tabel 4.6 Analisis Switching Loss Tegangan Catu Anode …………………....... 59

Tabel 4.7 Analisis Daya Keluaran Metode Kontrol Siklus Integral dan PWM … 60

Tabel 4.8 Analisis Kesalahan Gelombang Sinusoidal…………………..………. 62

Page 16: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Datasheet TRIAC BTA16.………………..………………………. 75

Lampiran 2 Datasheet IC MOC3041 ………………………………………….. 80

Lampiran 3 Desain Layout PCB ………………………………………………. 86

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian.……………………….……………….…. 87

Page 17: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara agraris, jumlah limbah biomassa di Indonesia sangat

melimpah (Putra dkk., 2016). Sumber energi dari limbah biomassa memiliki

keuntungan antara lain dapat dimanfaatkan secara lestari karena dapat diperbarui

(Mirmanto dkk., 2017). Saat ini limbah biomassa dipilih sebagai bahan baku

pembuatan karbon aktif karena murah, dapat diperbarui, dan tersedia melimpah di

alam (Mourão et al., 2011). Selain itu, limbah biomassa memiliki kandungan

karbon yang tinggi sehingga sangat menjanjikan untuk dijadikan karbon aktif

dengan karakteristik yang diinginkan (Hesas et al., 2013). Beberapa jenis limbah

biomassa yang sudah pernah diteliti untuk membuat karbon aktif antara lain jerami

padi (Mashhadi et al., 2016), kulit kacang (Georgin et al., 2016 dan Wu et al., 2015),

akar jamur (Cheng et al., 2016), dan kulit delima (Ahmad et al., 2014). Dengan

demikian, pembuatan karbon aktif dari limbah biomassa memiliki keuntungan

ganda: dari sisi ekonomis biaya lebih murah dan dari sisi lingkungan dapat

mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah biomassa (Ferrera-lorenzo et

al., 2014).

Secara umum, ada dua cara yang dapat digunakan untuk memproduksi

karbon aktif, yaitu pemanasan konvensional (pemanasan termal) dan pemanasan

dengan gelombang mikro (Hesas et al., 2013). Pada pemanasan konvensional,

Page 18: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

2

energi dihasilkan melalui proses konduksi dan konveksi, sedangkan pada

pemanasan dengan gelombang mikro, energi dihasilkan dari proses rotasi dipol dan

konduksi ionik dalam partikel (Ahmed dan Theydan, 2014). Pada pemanasan

konvensional, energi dihasilkan oleh furnace elektrik (Ferrera-lorenzo et al., 2014)

sehingga distribusi suhu yang seragam sulit diperoleh untuk bentuk dan ukuran

sampel yang bervariasi (Ahmed dan Theydan, 2014). Selain itu, pemanasan

konvensional membutuhkan energi yang besar dan waktu pemanasan yang lama

(Alslaibi et al., 2012). Sementara itu, pada pemanasan dengan gelombang mikro

energi elektromagnetik ditransmisikan pada kecepatan cahaya dan dapat

didisipasikan secara selektif pada lokasi yang diinginkan sehingga proses

pemanasan lebih cepat (Sturm et al., 2014). Pemanasan dengan gelombang mikro

juga bersifat internal dan volumetrik sehingga waktu proses lebih pendek, energi

yang dibutuhkan lebih rendah, dan ukuran pori lebih seragam (Ao et al., 2018).

Selain itu, karbon aktif yang diproses dengan gelombang mikro memiliki dampak

terhadap lingkungan yang lebih rendah dari karbon aktif yang diproses dengan

pemanasan konvensional (Yi et al., 2013). Keuntungan lainnya adalah karbon aktif

yang dibuat dengan gelombang mikro dapat didaur ulang berkali-kali tanpa

merusak strukturnya, justru dapat meningkatkan luas permukaannya (Ania et al.,

2004).

Walaupun pemanasan dengan gelombang mikro memiliki banyak kelebihan

dibanding pemanasan konvensional, untuk mencapai pemanasan yang optimal

bukanlah hal yang mudah. Optimasi pemanasan dengan gelombang mikro salah

satunya dipengaruhi oleh daya gelombang mikro (Mekonnen et al., 2018).

Page 19: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

3

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh daya gelombang

mikro terhadap kualitas karbon aktif yang dihasilkan. Cheng et al. (2016)

melakukan penelitian terkait pengaruh daya terhadap kualitas karbon aktif yang

dibuat dari limbah akar jamur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa daya

optimal dicapai pada 800 W dengan kualitas karbon aktif yang paling baik.

Berikutnya, Reis et al. (2016) membuat karbon aktif dari lumpur limbah kota dan

hasil optimal diperoleh pada daya 980 W. Pada tahun yang sama, Duan et al. (2016)

mengolah limbah katun menjadi karbon aktif menggunakan aplikator gelombang

mikro dan hasil optimal dicapai pada daya 640 W. Berdasarkan hasil-hasil tersebut,

dapat disimpulkan bahwa daya optimal untuk masing-masing limbah berbeda.

Mengingat banyaknya penelitian terkait pengaruh daya gelombang mikro terhadap

kualitas karbon aktif, maka diperlukan suatu sistem pengontrol daya agar daya

gelombang mikro dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan tersebut.

Penelitian mengenai perancangan sistem pengontrol daya untuk aplikator

gelombang mikro sudah banyak dilakukan. Heggannavar (2015) merancang sistem

pengontrol daya untuk magnetron dengan daya 1200 W menggunakan metode

kontrol arus anode. Pengontrolan dilakukan dengan menggunakan thyristor dan

mikrokontroler. Sistem yang dirancang tidak dilengkapi dengan rangkaian zero

crossing detector. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem pengontrol daya

yang dirancang dapat mengirim daya ke beban dengan toleransi atau kesalahan

sebesar 2%.

Page 20: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

4

Kim et al. (2016) merancang sistem pengontrol daya magnetron untuk

mengendalikan lampu plasma sulfur menggunakan metode burst mode dan zero

voltage switching. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem yang dirancang

bekerja dengan baik dengan efisiensi maksimum sebesar 96,44% pada daya 400 W.

Pada tahun yang sama, Korkua et al. (2016) merancang sistem pengontrol daya

magnetron untuk sistem pengeringan menggunakan metode kontrol fase otomatis

berdasarkan suhu yang dilengkapi dengan zero crossing detector. Perancangan

menggunakan TRIAC dan Arduino Mega untuk mengontrol daya magnetron.

Bentuk gelombang arus yang dihasilkan pada penelitian Kim et al. (2016) masih

kurang bagus karena masih terdapat lonjakan arus yang cukup tajam seperti gigi

gergaji. Sementara itu, bentuk gelombang tegangan yang dihasilkan pada penelitian

Korkua et al. (2016) juga masih kurang bagus karena gelombang sinus yang

dihasilkan tidak terpotong dengan baik.

Berikutnya, Merwe dan Swardt (2017) merancang sistem pengontrol daya

magnetron dengan metode kontrol fase TRIAC yang dilengkapi dengan zero

crossing detector. Penelitian dilakukan dengan mengatur sudut tunda penyalaan

TRIAC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang dirancang menghasilkan

peningkatan dalam hal respon waktu dan resolusi daya. Namun, hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa semakin besar sudut penyalaan, semakin menurun respon

waktu menjadi lebih lambat. Selain itu, masih terdapat sinyal harmonik yang

dihasilkan yang dapat mengganggu komponen-komponen catu daya magnetron.

Page 21: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

5

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pengontrol daya magnetron

yang akan digunakan untuk pemanasan karbon aktif dari limbah biomassa. Metode

yang digunakan adalah kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa.

Dalam implementasinya, sistem pengontrol daya dilengkapi dengan zero crossing

detector agar proses switching dapat dilakukan secara tepat saat tegangan berada

pada titik nol. Sinyal PWM dibangkitkan oleh mikrokontroler agar mudah dalam

aplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi beberapa kelemahan dari hasil

penelitian sebelumnya. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sistem

pengontrol daya yang optimal dengan kesalahan yang lebih kecil dari hasil

penelitian sebelumnya dan bentuk gelombang yang lebih baik. Dengan demikian,

diharapkan proses pemanasan karbon aktif dengan aplikator gelombang mikro

dapat berjalan dengan lebih optimal.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan

sebagai berikut.

1. Optimasi pemanasan gelombang mikro dipengaruhi oleh daya sehingga

diperlukan adanya sistem pengontrol daya untuk mengetahui pengaruh

tersebut.

2. Optimasi pemanasan karbon aktif menggunakan gelombang mikro dari

berbagai jenis limbah terjadi pada daya yang berbeda-beda sehingga perlu

adanya variasi daya aplikator.

Page 22: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

6

3. Sistem pengontrol daya yang dirancang pada penelitian sebelumnya masih

memiliki kesalahan sebesar 2% dan bentuk gelombang yang dihasilkan

masih kurang baik sehingga perlu dirancang sistem pengontrol daya yang

memiliki performa lebih baik.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat berfokus pada tujuan yang akan dicapai, diperlukan

pembatasan masalah sebagai berikut.

1. Pengontrolan daya magnetron menggunakan metode kontrol daya siklus

integral dan modulasi lebar pulsa.

2. Sistem pengontrol daya yang dirancang memiliki enam variasi daya, yaitu

50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%.

3. Sistem pengontrol daya yang dirancang diaplikasikan pada tegangan

masukan 220 V dan dapat mengalirkan arus maksimum sebesar 16 A.

4. Sinyal kontrol PWM yang digunakan memiliki frekuensi 5 Hz.

5. Analisis hasil penelitian hanya berfokus pada kesalahan switching dengan

meniadakan pembahasan mengenai harmonik dan efisiensi.

1.4 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana performa sinyal kontrol PWM yang dihasilkan oleh sistem

pengontrol daya?

Page 23: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

7

2. Bagaimana performa sistem pengontrol daya magnetron menggunakan

metode kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa?

3. Berapa daya optimal yang dapat dikontrol oleh sistem pengontrol daya

menggunakan metode kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa?

1.5 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui performa sinyal kontrol PWM yang dihasilkan oleh sistem

pengontrol daya.

2. Mengetahui performa sistem pengontrol daya magnetron menggunakan

metode kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa.

3. Mengetahui daya optimal yang dapat dikontrol oleh sistem pengontrol daya

menggunakan metode kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa.

1.6 Manfaat

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Melakukan inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk memudahkan

penelitian terkait optimasi pemanasan karbon aktif dari berbagai jenis

limbah biomassa.

Page 24: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

8

2. Menciptakan sistem pengontrol daya yang dapat diterapkan pada aplikator

gelombang mikro.

3. Memperkaya hasil penelitian di bidang teknik elektro yang dapat dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 25: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian tentang optimasi daya pemanasan karbon aktif dari limbah

biomassa menggunakan aplikator gelombang mikro sudah banyak dilakukan.

Beberapa penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al.

(2016), Reis et al. (2016), dan Duan et al. (2016).

Cheng et al. (2016) mengolah akar jamur menjadi karbon aktif

menggunakan gelombang mikro dan aktivasi asam fitat. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui pengaruh daya radiasi gelombang mikro terhadap pori-pori karbon aktif

yang terbentuk. Pemanasan sampel dilakukan selama 15 menit dengan variasi daya

gelombang mikro 600 W, 700 W, dan 800 W. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

karbon aktif yang terbentuk memiliki luas permukaan maksimum sebesar 1024

m2/g pada daya 800 watt.

Berikutnya, Reis et al. (2016) melakukan penelitian untuk membandingkan

proses pembuatan karbon aktif dari lumpur limbah menggunakan metode

pemanasan konvensional dan pemanasan gelombang mikro. Hasil optimal untuk

pemanasan konvensional diperoleh pada suhu 500℃ dan waktu pemanasan 15

menit. Pemanasan dengan gelombang mikro dilakukan pada daya 700 W, 840 W,

dan 980 W. Hasil optimal diperoleh pada daya 980 W dan waktu pemanasan 12

menit.

Page 26: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

10

Pada tahun yang sama, Duan et al. (2016) melakukan penelitian terkait

pemanasan karbon aktif dari katun dengan gelombang mikro. Pemanasan dilakukan

dengan daya 320 W, 480 W, 640 W, 800 W, dan 960 W. Karbon aktif yang

dihasilkan memiliki luas permukaan maksimum 1370 m2/g dan volume pori total

0,98 cm3. Hasil tersebut dicapai dengan pemanasan selama 10 menit pada daya 640

W dengan konsentrasi asam fosfat 50%. Karbon aktif tersebut kemudian diuji untuk

mengadsorpsi methylene blue (MB). Hasil pengujian menunjukkan bahwa karbon

aktif yang dihasilkan memiliki kapasitas adsorpsi 476 mg/g.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Jenis Limbah

Biomassa

Kondisi Optimal

Daya

(watt)

Waktu pemanasan

(menit)

Cheng et al. (2016) Akar jamur 800 15

Reis et al. (2016) Lumpur limbah kota 980 12

Duan et al. (2016) Kapas medis 640 10

Berdasarkan Tabel 2.1, penelitian-penelitian tersebut juga mengungkapkan

bahwa proses pemanasan karbon aktif yang optimal dicapai pada kondisi yang

berbeda-beda bergantung pada jenis limbah yang digunakan. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pengontrol daya yang dapat

diterapkan pada aplikator gelombang mikro. Dengan demikian, aplikator

gelombang mikro dapat digunakan untuk optimasi proses pemanasan karbon aktif

dari berbagai jenis limbah biomassa.

Page 27: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

11

Penelitian mengenai perancangan sistem pengontrol daya untuk aplikator

gelombang mikro sudah banyak dilakukan. Heggannavar (2015) merancang sistem

pengontrol daya magnetron berdaya 1200 W dengan metode kontrol arus anode.

Sistem pengontrol daya dilengkapi dengan menggunakan thyristor dan

mikrokontroler. Namun, sistem yang dirancang tidak dilengkapi dengan rangkaian

zero crossing detector. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem pengontrol

daya yang dirancang dapat mengirim daya ke beban dengan toleransi atau kesalahan

sebesar 2%.

Kim et al. (2016) merancang sistem pengontrol daya magnetron untuk

mengendalikan lampu plasma sulfur. Metode kontrol daya yang digunakan adalah

burst mode dan zero voltage switching. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem

yang dirancang bekerja dengan baik dengan efisiensi sebesar 96,44% pada daya

400 W dan 95,67% pada daya 200 W. Pada tahun yang sama, Korkua et al. (2016)

merancang sistem pengontrol daya magnetron untuk sistem pengeringan. Metode

kontrol daya yang digunakan adalah metode kontrol fase otomatis berdasarkan suhu

yang dilengkapi dengan zero crossing detector. Perancangan dilengkapi dengan

TRIAC dan Arduino Mega untuk mengontrol daya magnetron. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa sistem yang dirancang dapat bekerja dengan baik. Namun,

bentuk gelombang arus yang dihasilkan kurang halus dan masih terdapat lonjakan

arus yang cukup besar dan tajam.

Berikutnya, Merwe dan Swardt (2017) merancang sistem pengontrol daya

magnetron dengan metode kontrol fase TRIAC yang dilengkapi dengan zero

crossing detector. Penelitian dilakukan dengan mengatur sudut tunda penyalaan

Page 28: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

12

TRIAC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang dirancang menghasilkan

peningkatan dalam hal respon waktu dan resolusi daya. Namun, hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa semakin besar sudut penyalaan, semakin menurun respon

waktu. Selain itu, masih terdapat sinyal harmonik yang dihasilkan yang dapat

mengganggu catu daya magnetron.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pengontrol daya magnetron

yang akan digunakan untuk pemanasan karbon aktif dari limbah biomassa. Metode

yang digunakan adalah kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa.

Dalam implementasinya, sistem pengontrol daya dilengkapi dengan zero crossing

detector agar proses switching dapat dilakukan secara tepat saat tegangan berada

pada titik nol. Sinyal PWM dibangkitkan oleh mikrokontroler agar mudah dalam

aplikasinya. Sistem pengontrol daya yang dirancang diharapkan untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan penelitian sebelumnya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Medan Elektromagnetik

2.2.1.1 Medan Listrik

Medan listrik adalah daerah atau ruang di sekitar muatan listrik yang masih

dipengaruhi oleh gaya listrik. Medan listrik umumnya digambarkan sebagai garis-

garis gaya yang mewakili lintasan yang ditempuh oleh partikel muatan yang

bergerak karena gaya listrik (Meredith, 1998). Gambar 2.1 menunjukkan medan

Page 29: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

13

listrik yang ditimbulkan oleh muatan listrik listrik positif dan negatif. Medan listrik

berbentuk radial dan arahnya keluar dari muatan positif dan menuju muatan negatif.

Sumber: (Rediansyah et al., 2015)

Gambar 2.1 Medan Listrik yang Ditimbulkan oleh Muatan Listrik

2.2.1.2 Medan Magnet

Sumber: (Meram dan Onen, 2019)

Gambar 2.2 Medan Magnet yang Ditimbulkan oleh Magnet Permanen

Medan magnet adalah daerah atau ruang di sekitar magnet yang masih

dipengaruhi oleh gaya magnet. Medan magnet umumnya digambarkan sebagai

garis-garis gaya magnet. Gambar 2.2 menunjukkan medan magnet yang

Page 30: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

14

ditimbulkan oleh suatu magnet permanen. Medan magnet membentuk sirkuit

tertutup dan arahnya keluar dari kutub utara dan menuju kutub selatan.

2.2.1.3 Teori Terjadinya Gelombang Elektromagnetik

Hukum-hukum yang mendasari terjadinya gelombang elektromagnetik

adalah sebagai berikut.

1. Hukum Coulomb dan Hukum Gauss menyatakan bahwa muatan listrik statis

dapat menimbulkan medan listrik di sekitarnya.

2. Hukum Ampere dan Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa muatan listrik

yang bergerak (arus listrik) akan menimbulkan medan magnet di sekitarnya.

3. Hukum Faraday menyatakan bahwa medan magnet yang berubah-ubah

terhadap waktu akan menghasilkan medan listrik yang berubah-ubah pula.

4. Hipotesis Maxwell menyatakan bahwa jika medan magnet yang berubah-

ubah dapat menimbulkan medan listrik yang berubah-ubah, maka ada

kemungkinan sebaliknya, yaitu medan listrik yang berubah-ubah dapat

menimbulkan medan magnet yang berubah pula. Hipotesis Maxwell

dirumuskan dalam empat buah persamaan matematis berikut.

∇ × � = ��

�� (1)

∇ × � = ��

��+ � (2)

∇ ∙ � = 0 (3)

Page 31: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

15

∇ ∙ � = � (4)

Dengan E merupakan vektor medan listrik, H merupakan vektor medan

magnet, D merupakan vektor kerapatan fluks listrik, B merupakan vektor

kerapatan fluks magnet, I merupakan vektor kerapatan arus, dan ρ

merupakan kerapatan muatan.

Maxwell juga merumuskan kecepatan gelombang elektromagnetik yang

besarnya diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya c = 3 x 108 m/s. Hal

ini dibuktikan oleh Hertz pada tahun 1887 melalui percobaan dan diperoleh

hasil bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik tepat sama dengan

kecepatan cahaya, yaitu sebesar 3 x 108 m/s.

Sumber: (Geiger, 2004)

Gambar 2.3 Gelombang Elektromagnetik

Page 32: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

16

Gambar 2.3 menunjukkan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari

medan listrik dan medan magnet. Proses terjadinya gelombang elektromagnetik

dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Muatan listrik menimbulkan medan listrik di sekitarnya dengan arah radial.

2. Ketika muatan listrik digerakkan, maka medan listrik yang arahnya radial

akan membentuk sirkuit tertutup sehingga timbul medan magnet.

3. Selanjutnya, medan magnet yang membentuk sirkuit tertutup akan kembali

terbuka sehingga timbul medan listrik.

4. Proses perubahan medan listrik menjadi medan magnet dan sebaliknya

berlangsung secara terus menerus dan saling timbal balik sehingga

terbentuk medan listrik dan medan magnet sinusoidal yang merambat ke

segala arah dengan arah saling tegak lurus.

5. Proses perambatan medan listrik dan medan magnet menghasilkan

gelombang elektromagnetik.

2.2.1.4 Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik terdiri dari beberapa jenis yang disebut dengan

spektrum gelombang elektromagnetik. Tabel 2.2 menunjukkan spektrum

gelombang elektromagnetik berdasarkan frekuensi dan panjang gelombang.

Page 33: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

17

Tabel 2.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik

No. Spektrum Panjang Gelombang (m) Frekuensi (Hz)

1 Sinar Gamma 10-14 – 10-10 3 x 1018 – 3 x

2 Sinar X 10-12 – 10-8 3 x 1016 – 3 x

3 Sinar Ultraviolet 10-8 – 0,4 x 10-6 7,5 x 1014 – 3 x

4 Cahaya Tampak 0,4 x 10-6 – 0,7 x 10-6 4,3 x 1014 – 7,5 x

5 Sinar Inframerah 0,7 x 10-6 – 3 x 10-3 1011 – 4,3 x 1014

6 Gelombang Mikro 3 x 10-4 – 1 3 x 108 – 1012

7 Gelombang Radio 10-2 – 105 3 x 103 – 3 x 1010

Sumber: (DeRoos et al., 1993)

2.2.2 Gelombang Mikro

Gelombang mikro (microwave) termasuk salah satu spektrum gelombang

elektromagnetik. Gelombang mikro adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik

dalam bentuk penyebaran energi dalam vakum dengan kondisi material tidak

bergerak (Aguilar-reynosa et al., 2017). Gelombang mikro memiliki panjang

gelombang 1 milimeter hingga 1 meter dengan frekuensi 0,3 GHz – 300 GHz

(Salazar-gonzález et al., 2012). Frekuensi yang paling umum digunakan untuk

pemanasan dengan gelombang mikro adalah 0,915 GHz dan 2,45 GHz (Thostenson

dan Chou, 1999). Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik yang

terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus (Mishra dan

Sharma, 2016). Ketika gelombang mikro bertemu dengan suatu medium,

gelombang tersebut dapat dipantulkan, diserap, ditransmisikan, ataupun kombinasi

dari ketiganya (Sun et al., 2016).

Page 34: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

18

2.2.3 Pemanasan dengan Gelombang Mikro (Microwave Heating)

Pemanasan dengan gelombang mikro (microwave heating) adalah suatu

proses ketika energi elektromagnetik masuk ke dalam produk yang dipanaskan

dalam bentuk gelombang elektromagnetik dan diubah menjadi panas ketika di

dalam produk (Imenokhoyev et al., 2013). Pemanasan dengan gelombang mikro

menggunakan energi dari gelombang elektromagnetik yang dapat digunakan untuk

memanaskan material dielektrik (Bradshaw et al., 1998). Pemanasan dengan

gelombang mikro berbeda dengan pemanasan konvensional dalam hal bahwa panas

dapat secara langsung diarahkan ke material tanpa memanaskan udara di sekitarnya

(Imenokhoyev et al., 2013). Energi gelombang mikro dikirim secara langsung ke

material melalui interaksi molekul dengan medan elektromagnetik (Sun et al.,

2016).

Pemanasan dengan gelombang mikro sudah banyak digunakan dalam

pembuatan karbon aktif. Pemanasan dengan gelombang mikro memerlukan waktu

sepuluh kali lebih cepat dibanding proses pemanasan lainnya sehingga konsumsi

energi dapat berkurang (Decareau dan Peterson, 1986). Teknologi ini merupakan

salah satu metode alternatif untuk pemanasan konvensional dan sudah digunakan

secara luas di berbagai bidang karena efisiensi dan kemudahan dalam

penggunaannya (Rodriguez-jasso et al., 2013). Gelombang mikro yang digunakan

untuk pemanasan biasanya memiliki rentang frekuensi 2,4 GHz – 2,4853 GHz.

Jangkauan frekuensi tersebut sudah dapat menghasilkan pemanasan yang homogen

dan efisien (Aguilar-reynosa et al., 2017).

Page 35: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

19

Pemanasan dengan gelombang mikro sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat

dielektrik material karena material dielektrik dapat terpolarisasi oleh medan listrik

dan juga memiliki interaksi elektromagnetik yang baik (Stuerga, 2006). Selain sifat-

sifat dielektrik, parameter lain yang dapat mempengaruhi penyerapan dan transfer

gelombang mikro untuk mencapai pemanasan yang seragam antara lain komposisi

kimia, penyebaran panas, konduktivitas panas, ukuran partikel, dan massa jenis

material (Chandrasekaran et al., 2013 dan Lyng et al., 2014).

Pemanasan dengan gelombang mikro memiliki beberapa keunggulan

sebagai berikut.

1. Perpindahan panas lebih cepat dan waktu reaksi lebih singkat (Farag et al.,

2012).

2. Pemanasan bersifat dielektrik, volumetrik, dan selektif karena pemanasan

dikhususkan untuk molekul-molekul yang memiliki dipol (Binner et al.,

2014).

3. Energi pemanasan lebih efisien sehingga biaya juga lebih efektif (Lin et al.,

2014).

4. Tidak ada kontak langsung antara material yang dipanasi dengan sumber

panas sehingga dapat mencegah pemanasan berlebih pada permukaan

material (Xie et al., 1999).

5. Ramah lingkungan (Cheng et al., 2011).

Sementara itu, kelemahan utama pemanasan dengan gelombang mikro adalah

distribusi daya yang tidak merata pada material yang tidak homogen dalam hal

Page 36: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

20

komposisi, geometri, dan ukuran sehingga menyebabkan pemanasan berlebih

(Aguilar-reynosa et al., 2017).

Menurut Aguilar-reynosa et al. (2017), perambatan panas dalam proses

pemanasan dengan gelombang mikro dilakukan melalui dua cara seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.4. Kedua cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Sumber: (Aguilar-reynosa et al., 2017)

Gambar 2.4 Mekanisme Pemanasan Dengan Gelombang Mikro

1. Konduksi ionik terjadi ketika terdapat ion-ion bebas atau spesi ionik dan

molekul-molekul berorientasi akibat gerakan ion yang dihasilkan dalam medan

listrik sehingga menyebabkan pemanasan yang cepat. Jika larutan lebih rapat,

maka terjadi lebih banyak getaran sehingga lebih banyak energi kinetik yang

diubah menjadi panas.

Page 37: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

21

2. Rotasi dipol yang mengacu pada suatu interaksi ketika molekul-molekul polar

mencoba untuk menyelaraskan diri dengan perubahan medan listrik.

Pergerakan tersebut menyebabkan gesekan antarmolekul dan kemudian

mengirim energi panas sebagai hasil dari rotasi molekul.

Menurut Thostenson dan Chou (1999), sistem pemanasan dengan

gelombang mikro memiliki tiga bagian utama, yaitu sumber gelombang mikro,

saluran transmisi, dan aplikator. Sumber gelombang mikro menghasilkan radiasi

elektromagnetik, saluran transmisi mengirimkan energi elektromagnetik dari

sumber ke aplikator, sedangkan aplikator merupakan tempat terjadinya penyerapan

dan pemantulan energi elektromagnetik oleh material.

2.2.3.1 Sumber Gelombang Mikro

Sumber: (Gimersky dan Ernst, 2015)

Gambar 2.5 Bentuk Fisik Magnetron

Menurut Thostenson dan Chou (1999), sumber gelombang mikro umumnya

berupa tabung vakum. Tabung vakum yang sudah digunakan untuk pemanasan

Page 38: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

22

dengan gelombang mikro antara lain magnetron, travelling wave tubes (TWT), dan

klystron. Magnetron dengan bentuk fisik seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5

adalah sumber gelombang mikro yang efisien dan reliabel. Tabung magnetron

menggunakan struktur resonansi untuk menghasilkan medan elektromagnetik

sehingga hanya mampu menghasilkan medan elektromagnetik dengan frekuensi

yang tetap. Sementara itu, TWT dapat digunakan untuk menghasilkan frekuensi

gelombang mikro yang bervariasi.

Sumber: (Meredith, 1998)

Gambar 2.6 Diagram Skematik Magnetron

Dalam tabung vakum, anode memiliki potensial yang lebih tinggi dari

katode. Perbedaan potensial tersebut menghasilkan medan listrik yang kuat, dan

katode dipanaskan untuk melepaskan elektron valensi. Saat dilepaskan dari katode,

Page 39: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

23

elektron akan dipercepat terhadap katode oleh medan listrik. Diagram skematik dari

magnetron ditunjukkan pada Gambar 2.6. Dalam suatu magnetron, magnet

eksternal digunakan untuk menghasilkan medan magnet yang tegak lurus dengan

medan listrik. Medan magnet akan menghasilkan gaya pada elektron sehingga

elektron dipercepat ke anode. Gaya tersebut menyebabkan elektron bergerak dalam

lintasan spiral sehingga membentuk perputaran awan elektron. Ketika elektron

melewati rongga-rongga resonan (resonant cavities), rongga-rongga (cavities)

tersebut akan menghasilkan osilasi pada awan elektron dengan frekuensi yang

bergantung pada ukuran cavities. Energi elektromagnetik digabung dari salah satu

resonant cavities ke saluran transmisi melalui kabel koaksial atau waveguide.

3.2.3.2 Saluran Transmisi

Menurut Thostenson dan Chou (1999), saluran transmisi berfungsi untuk

menghubungkan energi dari sumber gelombang mikro dengan aplikator. Dalam

sistem daya rendah, saluran transmisi menggunakan kabel koaksial yang serupa

dengan kabel televisi. Pada frekuensi dan daya tinggi, rugi daya yang timbul pada

kabel koaksial cukup signifikan sehingga kurang efektif. Pada pemanasan

gelombang mikro dengan frekuensi tinggi, waveguide sering digunakan sebagai

saluran transmisi. Waveguide berupa tabung berongga sebagai tempat menyebarnya

gelombang elektromagnetik. Penyebaran gelombang mikro dalam waveguide dapat

terjadi dalam dua mode, yaitu mode transverse electric (TE) dan mode transverse

magnetic (TM).

Page 40: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

24

2.2.3.3 Aplikator Gelombang Mikro

Aplikator gelombang mikro adalah tempat terjadinya pemantulan dan

penyerapan gelombang mikro oleh material. Gambar 2.7 menunjukkan diagram

aplikator gelombang mikro.

Sumber: (Aguilar-reynosa et al., 2017)

Gambar 2.7 Diagram Aplikator Gelombang Mikro

2.2.4 Interaksi Gelombang Mikro dengan Material

Interaksi antara gelombang mikro dengan material terjadi melalui proses

polarisasi dan konduksi (Clark dan Sutton, 1996). Polarisasi melibatkan

perpindahan muatan dalam waktu singkat melalui pembentukan dan rotasi dipol

elektrik, sedangkan konduksi memerlukan perpindahan muatan dalam waktu yang

lebih lama. Pada kondisi tertentu, proses polarisasi dan konduksi tidak dapat

Page 41: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

25

dipisahkan satu sama lain dan bekerja bersama dalam menghasilkan panas (Sun et

al., 2016).

Menurut Thostenson dan Chou (1999), sifat-sifat dielektrik material

menentukan pengaruh medan elektromagnetik terhadap material yang dipanaskan.

Sifat dielektrik atau permitivitas adalah kemampuan material dielektrik untuk

menyimpan energi elektrostatik dalam medan magnet (Aguilar-reynosa et al.,

2017). Sifat dielektrik material dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks dengan

persamaan

�∗ = �� − ��" (5)

dengan ԑ’ adalah konstanta dielektrik dan ԑ” adalah rugi dielektrik. Konstanta

dielektrik (dielectric constant) adalah kemampuan molekul untuk terpolarisasi oleh

suatu medan listrik dan juga untuk menyimpan energi listrik; bagian ini merupakan

bagian nyata dari sifat-sifat dielektrik dalam bentuk kompleks (Aguilar-reynosa et

al., 2017). Sementara itu, rugi dielektrik (dielectric loss) adalah jumlah energi yang

hilang dari material untuk didisipasikan menjadi panas ketika berinteraksi dengan

gelombang mikro; bagian ini merupakan bagian imajiner dari sifat-sifat dielektrik

dalam bentuk kompleks (Aguilar-reynosa et al., 2017). Semakin rendah rugi

dielektrik, kemampuan material untuk menyerap gelombang mikro semakin kecil

(Zhao et al., 2010 dan Motasemi et al., 2014). Rugi dielektrik berkurang ketika

temperatur meningkat (Ayappa, 1997).

Page 42: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

26

Bentuk lain yang umum untuk menyatakan sifat-sifat dielektrik adalah loss

tangent atau faktor disipasi (Aguilar-reynosa et al., 2017) yang dinyatakan dalam

persaman

Tan δ =�"

�� (6)

Faktor disipasi atau tangen rugi dielektrik adalah perbandingan antara rugi

dielektrik dengan konstanta dielektrik. Parameter ini digunakan untuk

mendeskripsikan kapasitas material yang dipanaskan dengan gelombang mikro

(Aguilar-reynosa et al., 2017). Berdasarkan faktor disipasi, material dapat

diklasifikasikan menjadi tiga kategori sebagai berikut (Aguilar-reynosa et al.,

2017).

1. Material konduktif, memiliki nilai tan δ < 0 dan tidak dapat ditembus oleh

gelombang mikro; contohnya logam.

2. Material nonkonduktor, memiliki nilai tan δ = 0,1-0,5 dan rugi dielektrik

yang rendah, cocok untuk dijadikan reaktor gelombang mikro; contohnya

teflon.

3. Material dielektrik, memiliki nilai tan δ > 0,5 dan dapat menyerap

gelombang mikro sehingga sangat ideal digunakan dalam pemanasan

dengan gelombang mikro; contohnya air.

2.2.5 Daya Gelombang Mikro

Persamaan dasar daya gelombang mikro dinyatakan sebagai berikut

(Gerling, 1987):

Page 43: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

27

�� = �� + �� + �� (7)

Daya yang dihasilkan oleh magnetron (Pg) sama dengan jumlah daya yang

dipantulkan balik ke magnetron (PR), daya yang diserap oleh aplikator (Pa), dan

daya yang dikirim ke beban atau material yang dipanaskan di dalam aplikator (Pd).

Daya yang dipantulkan balik ke magnetron bergantung pada jumlah beban atau

material yang dipanaskan. Semakin banyak beban, semakin sedikit daya yang

dipantulkan balik ke magnetron, dan juga sebaliknya. Daya yang diserap oleh

aplikator disebabkan oleh timbulnya arus listrik pada permukaan logam dinding

aplikator. Daya yang dikirim ke beban atau material bergantung pada ukuran dan

penempatan material di dalam aplikator.

Menurut Thostenson dan Chou (1999), jika medan listrik dianggap seragam

pada material yang dipanaskan, daya yang diserap tiap satuan volume ditentukan

oleh persamaan

� = 2���"�� (8)

dengan P adalah daya yang diserap tiap satuan volume, f adalah frekuensi

gelombang mikro, ԑ” adalah rugi dielektrik, dan E adalah medan listrik.

2.2.6 Teknik Kontrol Daya Siklus Integral dan Modulasi Lebar Pulsa

Teknik kontrol daya dengan siklus integral sudah digunakan secara luas

untuk mengontrol daya AC karena dapat menghilangkan interferensi frekuensi

radio (McCarthy dan Danesh, 1978). Teknik ini dilakukan dengan mengatur waktu

on dan off dari sumber sehingga diperoleh daya rata-rata yang dibutuhkan oleh

Page 44: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

28

beban (Nigim dan Heydt, 2002). Menurut McCharty dan Danesh (1978), daya rata-

rata yang diterima beban ditentukan dengan

����� =��

����� (9)

dengan NC adalah jumlah setengah gelombang saat konduksi (on), N adalah jumlah

total setengah gelombang, dan Pmax adalah daya maksimum.

Sumber: (Nigim dan Heydt, 2002)

Gambar 2.8 Kombinasi Teknik Kontrol Siklus Integral dan PWM

Modulasi lebar pulsa atau Pulse Width Modulation (PWM) digunakan untuk

mengatur waktu on dan off dengan menggunakan mikrokontroler. PWM adalah

serangkaian pulsa yang memiliki frekuensi dan magnitudo tetap dan lebar pulsa

yang dapat diatur (Yu et al., 1997). Keuntungan PWM antara lain proses switching

(perubahan kondisi on dan off) dapat dilakukan secara presisi dan meminimalkan

Page 45: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

29

gangguan sinyal harmonik (Nigim dan Heydt, 2002). Keuntungan lainnya antara

lain mudah diterapkan dan dikontrol, kompatibel dengan mikroprosessor yang saat

ini terus berkembang, dan daya disipasi yang rendah (Yu et al., 1997). Kombinasi

teknik kontrol siklus integral dan PWM dapat menghasilkan gelombang keluaran

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10. Berdasarkan Gambar 2.10, dapat diketahui

bahwa metode kontrol siklus integral menghasilkan keluaran berupa gelombang

sinusoidal secara utuh. Hal ini berbeda dengan metode kontrol fase yang

menghasilkan gelombang sinusoidal yang terpotong. Gelombang sinusoidal yang

tidak sempurna dapat menyebabkan kerusakan komponen sehingga memperpendek

umur komponen tersebut (Sadati et al., 2008).

2.2.7 Triode Alternating Current (TRIAC)

Sumber: (Singh dan Khanchandani, 2008)

Gambar 2.9 Struktur dan Simbol TRIAC

Page 46: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

30

Gambar 2.9 menunjukkan struktur dan simbol TRIAC. Menurut Singh &

Khanchandani (2008), TRIAC terdiri dari dua buah thyristor yang dihubungkan

secara paralel dan berlawanan arah. TRIAC memiliki tiga buah terminal, yaitu main

terminal MT1, MT2, dan gate G. Terminal MT1 adalah titik referensi untuk

pengukuran tegangan dan arus pada terminal G dan MT2.

Gambar 2.10 menunjukkan kurva karakteristik TRIAC. Kurva karakteristik

tersebut berdasarkan pada terminal MT1 sebagai titik referensi. Kuadran pertama

adalah daerah di mana MT2 positif dan MT1 negatif. Sebaliknya, kuadran ketiga

merupakan daerah di mana MT1 positif dan MT2 negatif. Tegangan puncak yang

diberikan ke TRIAC dalam kedua arah harus lebih kecil dari tegangan breakover

untuk mempertahankan kontrol dari G. TRIAC dapat dipicu dengan memberikan

arus G positif maupun negatif yang mempertahankan terminal MT2 pada potensial

positif atau negatif. Pemicuan dapat diberikan dalam bentuk gelombang searah

maupun bolak-balik.

Sumber: (Singh dan Khanchandani, 2008)

Gambar 2.10 Kurva Karakteristik TRIAC

Page 47: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

31

2.2.8 IC MOC3041

Gambar 2.11 menunjukkan bentuk fisik dan diagram skematik dari IC

MOC3041. IC MOC3041 terdiri dari dioda inframerah yang terhubung secara optik

dengan sebuah detektor yang berfungsi sebagai zero voltage detector untuk

mengendalikan TRIAC (Motorola, 1995). Bagian dioda inframerah adalah terminal

1 dan 2 yang masing-masing bertindak sebagai anode dan katode. Terminal 4 dan

6 merupakan output yang akan dihubungkan dengan TRIAC.

Sumber: (Motorola, 1995)

Gambar 2.11 Bentuk Fisik dan Diagram Skematik IC MOC3041

2.2.9 Karbon Aktif (Activated Carbon)

Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya

adsorpsinya dengan proses aktivasi (Idrus dkk., 2013). Pada proses aktivasi terjadi

penghilangan hidrogen, gas, dan air dari permukaan karbon sehingga terbentuk

pori-pori baru akibat pengikisan atom karbon melalui proses oksidasi atau

pemanasan. Karbon aktif umumnya mempunyai luas permukaan pori yang sangat

Page 48: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

32

besar, berkisar 300 – 2000 m2/g (Danarto dan T., 2008). Luas permukaan yang besar

ini disebabkan karena karbon mempunyai struktur permukaan yang berongga,

sehingga mempunyai kemampuan menyerap gas atau zat yang berada dalam larutan

(Janowska et al., 1991).

Berdasarkan diameter porinya, karbon aktif dapat dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu makropori, mesopori, dan mikropori (McDougall, 1991). Karbon aktif

makropori memiliki diameter pori lebih dari 50 nm, karbon aktif mesopori memiliki

diameter pori 2 nm – 50 nm, sedangkan karbon aktif mikropori memiliki diameter

pori kurang dari 2 nm (Danarto dan T., 2008).

Proses pembuatan karbon aktif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu dehidrasi,

karbonisasi, dan aktivasi (Danarto dan T., 2008). Pada tahap dehidrasi, bahan baku

dipanaskan sampai suhunya mencapai 105 ℃ untuk menghilangkan kandungan air.

Tahap karbonisasi merupakan proses pirolisis, yaitu proses dekomposisi termal

pada suhu 600 – 1100 ℃. Selama proses ini, unsur-unsur selain karbon seperti

hidrogen dan oksigen dibebaskan dalam bentuk gas. Pada proses aktivasi, ukuran

pori karbon aktif bertambah besar karena hidrokarbon yang menyumbat pori-pori

terbebaskan. Proses aktivasi dapat dilakukan secara fisika maupun kimia. Aktivasi

secara fisika dilakukan dengan mengalirkan uap atau udara pada suhu 800 – 1000

℃, sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bahan baku pada

bahan kimia seperti HCl, NaCl, dan sebagainya.

Page 49: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

66

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut.

4. Sinyal kontrol PWM yang dihasilkan bekerja dengan baik dengan rata-rata

kesalahan frekuensi sebesar 0%, rata-rata kesalahan duty cycle sebesar

0,15%, dan rata-rata switching loss sebesar 0,1%.

5. Metode kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa yang

dirancang hasilnya sesuai dengan teori dan memiliki performa yang cukup

baik. Metode tersebut bekerja dengan baik dalam mengontrol tegangan catu

filamen dan tegangan catu anode magnetron dengan switching loss masing-

masing sebesar 0,67% dan 0,83%. Selain itu, metode tersebut dapat

mengontrol daya magnetron dengan baik dengan kesalahan daya sebesar

0,74%.

6. Metode kontrol daya siklus integral dan modulasi lebar pulsa yang

dirancang dapat bekerja paling optimal pada daya 100% atau 900 W dengan

nilai switching loss sebesar 0% dan kesalahan daya sebesar 0%.

Page 50: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

67

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menyadari bahwa

hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Berikut ini saran dari

penulis untuk perbaikan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian

ini.

1. Nilai kesalahan pengontrol daya perlu dikurangi agar nilainya mendekati

0%, baik dengan mengembangkan metode kontrol daya yang sama dengan

penelitian ini maupun menggunakan metode kontrol daya yang lain.

2. Dalam penelitian ini tidak dibahas gangguan harmonik dan efisiensi

sehingga untuk penelitian berikutnya perlu mempertimbangkan gangguan

harmonik dan efisiensi tersebut agar daya yang diberikan ke magnetron

lebih optimal.

Page 51: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

68

DAFTAR PUSTAKA

Aguilar-reynosa, A., Romaní, A., Rodríguez-jasso, R. M., Aguilar, C. N., Garrote,

G., & Ruiz, H. A. (2017). Microwave Heating Processing as Alternative of

Pretreatment in Second- Generation Biorefinery : An Overview. Energy

Conversion and Management, 136, 50–65.

https://doi.org/10.1016/j.enconman.2017.01.004

Ahmad, A. M., Azreen, N., Puad, A., & Solomon, O. (2014). Kinetic , equilibrium

and thermodynamic studies of synthetic dye removal using pomegranate peel

activated carbon prepared by microwave-induced KOH activation. Water

Resources and Industry, 6, 18–35. https://doi.org/10.1016/j.wri.2014.06.002

Ahmed, M. J., & Theydan, S. K. (2014). Optimization of Microwave Preparation

Conditions for Activated Carbon from Albizia lebbeck Seed Pods for

Methylene Blue Dye Adsorption. Journal of Analytical and Applied Pyrolysis,

105, 199–208. https://doi.org/10.1016/j.jaap.2013.11.005

Alslaibi, T., Abustan, I., Azmeir, M., & Foul, A. A. (2012). Review : Comparison

of agricultural by-products activated carbon production methods using surface

area response. Awam International Conference on Civil Engineering, 528–

538.

Ania, C. O., Menendez, J. A., Parra, J. B., & Pis, J. J. (2004). Microwave-induced

regeneration of activated carbons polluted with phenol: A comparison with

conventional thermal regeneration. Carbon, 42, 1383–1387.

https://doi.org/10.1016/j.carbon.2004.01.010

Ao, W., Fu, J., Mao, X., Kang, Q., Ran, C., Liu, Y., & Zhang, H. (2018). Microwave

assisted preparation of activated carbon from biomass : A review. Renewable

and Sustainable Energy Reviews, 92, 958–979.

https://doi.org/10.1016/j.rser.2018.04.051

Ayappa, K. G. (1997). Modelling Transport Processes During Microwave Heating:

A Review. Reviews in Chemical Engineering, 13(2), 1–69.

Binner, E. R., Robinson, J. P., Silvester, S. A., Kingman, S. W., & Lester, E. H.

(2014). Investigation into the mechanisms by which microwave heating

enhances separation of water-in-oil emulsions. FUEL, 116, 516–521.

https://doi.org/10.1016/j.fuel.2013.08.042

Page 52: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

69

Bradshaw, S. M., Wyk, E. J. Van, & Swardt, J. . B. de. (1998). Microwave heating

principles and the application to the regeneration of granular activated carbon.

Journal of The South African Institute of Mining and Metallurgy, 201–212.

Chandrasekaran, S., Ramanathan, S., & Basak, T. (2013). Microwave food

processing — A review. Food Research International, 52(1), 243–261.

https://doi.org/10.1016/j.foodres.2013.02.033

Cheng, C., Liu, H., Dai, P., Shen, X., Zhang, J., Zhao, T., & Zhu, Z. (2016).

Microwave-assisted preparation and characterization of mesoporous activated

carbon from mushroom roots by phytic acid ( C 6 H 18 O 24 P 6 ) activation.

Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers, 67, 532–537.

https://doi.org/10.1016/j.jtice.2016.08.032

Cheng, S. F., L., M. N., & Chuah, C. H. (2011). Microwave pretreatment : A clean

and dry method for palm oil production. Industrial Crops & Products, 34(1),

967–971. https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2011.03.002

Cheng, W. M. (2004). Microwave Power Control Strategies on the Drying Process.

McGill University.

Clark, D. E., & Sutton, W. H. (1996). Microwave Processing of Materials. Chicago.

Danarto, Y. C., & T., S. (2008). Pengaruh Aktivasi Karbon dari Sekam Padi pada

Proses Adsorpsi Logam Cr(VI). Ekuilibrium, 7(1), 13–16.

Decareau, R. V., & Peterson, R. A. (1986). Microwave processing and engineering.

WILEY-VCH Verlag GMBh.

DeRoos, B. G., Wilson, G., Lyon, F., & Pope, W. S. (1993). Technical Survey and

Evaluation of Underwater Sensors and Remotely Operated Vehicles.

Columbus.

Duan, X., Srinivasakannan, C., Wang, X., Wang, F., & Liu, X. (2016). Synthesis of

activated carbon fibers from cotton by microwave induced H3PO4 activation.

Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers, 0, 1–8.

https://doi.org/10.1016/j.jtice.2016.10.036

Faharuddin, A., & Wibisana, G. (2012). Simulasi Kualitas Daya Saluran Distribusi

Sekunder Perumahan. Jurnal Nasional Teknik Elektro, 1(1), 42–50.

Farag, S., Sobhy, A., Akyel, C., Doucet, J., & Chaouki, J. (2012). Temperature

profile prediction within selected materials heated by microwaves at 2.45

GHz. Applied Thermal Engineering, 36, 360–369.

Page 53: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

70

https://doi.org/10.1016/j.applthermaleng.2011.10.049

Ferrera-lorenzo, N., Fuente, E., Suarez-ruiz, I., & Ruiz, B. (2014). KOH activated

carbon from conventional and microwave heating system of a macroalgae

waste from the Agar – Agar industry. Fuel Processing Technology, 121, 25–

31. https://doi.org/10.1016/j.fuproc.2013.12.017

Geiger, C. A. (2004). An introduction to spectroscopic methods in the mineral

sciences and geochemistry. EMU Notes in Mineralogy, 6(1), 1–42.

Georgin, J., Dotto, L. G., Mazutti, A. M., & Foletto, L. E. (2016). Preparation of

activated carbon from peanut shell by conventional pyrolysis and microwave

irradiation-pyrolysis to remove organic dyes from aqueous solutions. Journal

of Environmental Chemical Engineering, 4(1), 266–275.

https://doi.org/10.1016/j.jece.2015.11.018

Gerling, J. E. (1987). Microwave Oven Power : A Technical Review. Journal of

Microwave Power and Electromagnetic Energy, 22(4), 199–207.

https://doi.org/10.1080/08327823.1987.11688024

Gimersky, M., & Ernst, M. (2015). Modeling of large microwave cavities for

industrial and scientific applications.

Heggannavar, M. (2015). Power Supply Design for Magnetron Power Source from

Single Phase Supply. International Conference on Energy Systems and

Applications, 546–551.

Hesas, R. H., Arami-niya, A., Daud, W. M. A. W., & Sahu, J. N. (2013). Preparation

of granular activated carbon from oil palm shell by microwave-induced

chemical activation : Optimisation using surface response methodology.

Chemical Engineering Research and Design, 1–10.

https://doi.org/10.1016/j.cherd.2013.06.004

Idrus, R., Lapanporo, B. P., & Putra, Y. S. (2013). Pengaruh Suhu Aktivasi

Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa. Prisma

Fisika, I(1), 50–55.

Imenokhoyev, I., Windsheimer, H., Waitz, R., Kintsel, N., & Linn, H. (2013).

Microwave Heating Technology: Potentials and Limits. Process Engineering,

90(4), 41–49.

Janowska, H., Swiatkwoski, A., & Choma, J. (1991). Activated Carbon. Chycheste:

Ellis Horwood Ltd.

Page 54: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

71

Kim, M., Choi, W., Jeong, I., Park, H., & Park, K. (2016). New Driving Method of

Magnetron Power Supply for Sulfur Plasma Lamp. IEEE Transactions on

Industrial Electronics, 1–9. https://doi.org/10.1109/TIE.2016.2565441

Korkua, S. K., Member, I., Chandhaket, S., Thinsurat, K., & Pornbandit, K. (2016).

Design of Automatic Phase-controlled Converter based on Temperature for

Microwave Drying System. IEEE, 1–6.

Lin, Y., Chen, S., Wu, T., Yang, P., Jhang, S., & Lin, J. (2014). Energy-saving and

rapid transesterification of jatropha oil using a microwave heating system with

ionic liquid catalyst. Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers,

0, 1–7. https://doi.org/10.1016/j.jtice.2014.11.014

Lyng, J. G., Arimi, J. M., Scully, M., & Marra, F. (2014). The influence of

compositional changes in reconstituted potato flakes on thermal and dielectric

properties and temperatures following microwave heating. Journal of Food

Engineering, 124, 133–142. https://doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2013.09.032

Mangkuatmodjo, S. (2015). Statistik Deskriptif. Jakarta: Rineka Cipta.

Mashhadi, S., Javadian, H., Ghasemi, M., Saleh, T. A., & Gupta, V. K. (2016).

Microwave-induced H2SO4 activation of activated carbon derived from rice

agricultural wastes for sorption of methylene blue from aqueous solution.

Desalination and Water Treatment, 1–14.

https://doi.org/10.1080/19443994.2015.1119737

McCarthy, E. P., & Danesh, J. (1978). A Novel Method of Direct Digital Integral-

Cycle Power Control. IEEE Transactions on Industrial Electronics and

Control Instrumentation, 25(2).

McDougall, G. J. (1991). The Physical Nature and Manufacture of Activated

Carbon. Journal of The South African Institute of Mining and Metallurgy,

91(4), 109–120.

Mekonnen, S. A., Yenikaya, S., Yenikaya, G., & Yılmaz, G. (2018). Effects of

Dielectric Properties of the Material located inside Multimode Applicator on

Microwave Efficiency. Advances in Science, Technology, and Engineering

Systems Journal, 3(3), 61–66.

Meram, A., & Onen, U. (2019). Vibration analysis of a novel magnetic-viscous

nonlinear passive isolator via finite element simulation. Turkish Journal of

Electrical Engineering & Computer Sciences, 27, 2309–2320.

https://doi.org/10.3906/elk-1807-195

Page 55: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

72

Meredith, R. (1998). Engineers’ Handbook of Industrial Microwave Heating.

London: The Institution of Electrical Engineers.

Merwe, J. P. Van der, & Swardt, J. B. de. (2017). Power Control of a Domestic

Microwave Oven. IEEE Africon 2017 Proceedings, 574–578.

Mirmanto, Mulyanto, A., & Hidayatullah, L. R. (2017). Hubungan ketinggian dan

diameter lubang udara tungku pembakaran biomassa dan efisiensi tungku.

Jurnal Teknik Mesin, 6(4), 225–230. https://doi.org/10.22441/jtm.v6i4.2048

Mishra, R. R., & Sharma, A. K. (2016). Microwave – material interaction

phenomena : Heating mechanisms , challenges and opportunities in material

processing. Composites: Part A, 81, 78–97.

https://doi.org/10.1016/j.compositesa.2015.10.035

Motasemi, F., Afzal, M. T., Salema, A. A., Mouris, J., & Hutcheon, R. M. (2014).

Microwave dielectric characterization of switchgrass for bioenergy and

biofuel. Fuel, 124, 151–157. https://doi.org/10.1016/j.fuel.2014.01.085

Motorola. (1995). 6-Pin DIP Zero-Cross Optoisolators Triac Driver Output

MOC3041. Tokyo.

Mourão, P. A. M., Laginhas, C., Custódio, F., Nabais, J. M. V., Carrott, P. J. M., &

Carrott, M. M. L. R. (2011). Influence of oxidation process on the adsorption

capacity of activated carbons from lignocellulosic precursors. Fuel Processing

Technology, 92(2), 241–246. https://doi.org/10.1016/j.fuproc.2010.04.013

Nigim, K. A., & Heydt, G. T. (2002). Power quality improvement using integral-

PWM control in an AC / AC voltage converter. Electric Power System

Research, 63, 65–71.

Nugroho, F. C. (2017). Penggunaan Filter Pasif untuk Mereduksi Harmonisa

Akibat Pemakaian Mesin Las Listrik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Onyango, J. P., & Plews, A. M. (1987). A Textbook of Basic Statistics. Nairobi: East

African Educational Publisher.

Putra, A. D., Yusuf, I., & Gani, U. A. (2016). Studi Potensi Limbah Biomassa

Kelapa Sawit Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Di PT

Perkebunan Nusantara XIII PKS Parindu. Pontianak.

Rediansyah, H., Khairurrijal, & Viridi, S. (2015). Static electric field mapping using

a mosquito racket and baby oil. Physics Education, 50(6), 690–693.

https://doi.org/10.1088/0031-9120/50/6/690

Page 56: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

73

Reis, S. G. dos, Wilhelm, M., Canuto, T., Silva, D. A., Rezwan, K., Hoffmann, C.,

… Souza, U. de. (2016). The use of design of experiments for the evaluation

of the production of surface rich activated carbon from sewage sludge via

microwave and conventional pyrolysis. Applied Thermal Engineering, 93,

590–597. https://doi.org/10.1016/j.applthermaleng.2015.09.035

Rodriguez-jasso, R. M., Mussatto, S. I., Pastrana, L., Aguilar, C. N., & Teixeira, J.

A. (2013). Chemical composition and antioxidant activity of sulphated

polysaccharides extracted from Fucus vesiculosus using different

hydrothermal processes. https://doi.org/10.2478/s11696-013-0430-9

Sadati, S., Tahani, A., Jafari, M., & Dorgahi, M. (2008). Derating of Transformers

unde Non-Sinusoidal Loads. IEEE 11th International Conference on

Optimization of Electrical and Electronic Equipment, 263–268. Brasov,

Romania.

Salazar-gonzález, C., Martin-gonzales, M. F. S., Lopez-malo, A., & Sosa-morales,

M. E. (2012). Recent Studies Related to Microwave Processing of Fluid Foods.

Food Bioprocess Technol, 5, 31–46. https://doi.org/10.1007/s11947-011-

0639-y

Singh, M. D., & Khanchandani, K. B. (2008). Power Electronics (2nd ed.). New

Delhi: McGrwa-Hill.

Sjaferial, A., Penangsang, O., & Riawan, D. C. (2015). Peredaman Resonansi

Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan Industri Menggunakan Filter Hybrid

Dengan Konduktansi Variable. Jurnal Teknik ITS, 4(1), 181–186.

Stuerga, D. (2006). Microwave – Material Interactions and Dielectric Properties ,

Key Ingredients for Mastery of Chemical Microwave Processes. In A. Loupy

(Ed.), Microwave in Organic Synthesis (2nd ed., pp. 1–61). Weinheim:

WILEY-VCH Verlag GMBh.

Sturm, G. S. J., Verweij, M. D., Stankiewicz, A. I., & Stefanidis, G. D. (2014).

Microwaves and microreactors : Design challenges and remedies. Chemical

Engineering Journal, 243, 147–158. https://doi.org/10.1016/j.cej.2013.12.088

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sun, J., Wang, W., & Yue, Q. (2016). Review on Microwave-Matter Interaction

Fundamentals and Efficient Microwave-Associated Heating Strategies.

Materials, 9(231), 1–25. https://doi.org/10.3390/ma9040231

Thostenson, E. T., & Chou, T. W. (1999). Microwave processing : fundamentals

Page 57: OPTIMASI DAYA APLIKATOR GELOMBANG MIKRO …

74

and applications. Composites, 30, 1055–1071.

Wu, M., Li, R., He, X., Zhang, H., Sui, W., & Tan, M. (2015). Microwave-assisted

preparation of peanut shell-based activated carbons and their use in

electrochemical capacitors. New Carbon Materials, 30(1), 86–91.

https://doi.org/10.1016/S1872-5805(15)60178-0

Xie, Z., Yang, J., Huang, X., & Huang, Y. (1999). Microwave Processing and

Properties of Ceramics with Different Dielectric Loss. Journal of European

Ceramic Society, 19, 381–387.

Yi, H., Li, F., Ning, P., Tang, X., Peng, J., Li, Y., & Deng, H. (2013). Adsorption

separation of CO2 , CH4 , and N2 on microwave activated carbon. Chemical

Engineering Journal, 215–216, 635–642.

https://doi.org/10.1016/j.cej.2012.11.050

Yu, Z., Mohammed, A., & Panahi, I. (1997). A Review of Three PWM Techniques.

Proceedings of the American Control Conference, 257–261. Albuquerque.

Zhao, X., Zhou, Y., Zheng, G., & Liu, D. (2010). Microwave Pretreatment of

Substrates for Cellulase Production by Solid-State Fermentation. Appl

Biochem Biotechnol, 160, 1557–1571. https://doi.org/10.1007/s12010-009-

8640-x