Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber Energi...protein nya, sorgum digolongkan menjadi...

4
Trouw Add Science Technical Buletin | 2017 Mengapa Sorgum Sorgum memiliki nilai nutrisi yang mirip jika dibandingkan dengan jagung. Nilai energi Sorgum diketahui lebih rendah dibandingkan dengan jagung (sorgum 3212-3288 kkal, jagung 3350kkal), akan tetapi sorgum memiliki nilai protein kasar yang tinggi (sorgum 8.8-11%, jagung 8.5%). Walaupun kandungan Lysine dan Methionine pada sorgum lebih rendah dibandingkan jagung, akan tetapi sorgum memiliki kecernaan protein kasar yang lebih baik dibandingkan jagung (sorgum 99%, jagung 81%), percobaan ini dilakukan pada kecernaan pada broiler (Ravindran et al., 2005 cit. Sorghum in Poultry Production Feeding Guide by Scott Beyer). Sorgum yang berprotein tinggi (11%), cenderung memiliki kandungan lemak yang rendah, sehingga kandungan energinya lebih rendah (lihat tabel 1). Sorgum bisa menjadi salah satu alternatif sumber energi seperti jagung. Terlebih pada saat terjadi kelangkaan suplai diluar musim panen, ataupun pada saat terjadi fluktuasi harga akibat kebijakan pemerintah yang belum stabil dalam pembatasan kuota impor. Sorgum dalam formulasi bisa digunakan sebagai pengganti total kebutuhan jagung dalam pakan, namun dengan memperhatikan kekurangannya, salah satunya adanya tanin. Pengaruh adanya tanin terhadap ketersediaan nutrisi dapat diatasi dengan suplementasi enzim. Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber Energi Oleh Rakhmad Syahriadi - Nutritionist Trouw Nutrition Indonesia Sorgum merupakan tanaman sereal nomor dua yang digunakan oleh peternak broiler, kalkun, dan ayam di Amerika Serikat (United States) dan termasuk dalam urutan nomor lima terpenting setelah gandum, padi, jagung dan barley. (Bryden et al., 2009 cit. Issa, 2009). Dalam klasifikasi tanaman, sorgum termasuk dalam keluarga padi-padian (Poaceae) sehingga dapat digunakan dalam formulasi pakan ternak sebagai sumber energi sekaligus protein. Berdasarkan level protein nya, sorgum digolongkan menjadi 2 jenis yaitu 8% dan 10%. Sedangkan berdasarkan penggolongan warna nya, sorgum dibedakan menjadi Red Sorghum dan White Sorghum. Perbedaan warna ini menunjukkan kadar tanin sebagai anti nutrisi dari sorgum. | 1 EDISI 16 | JANUARI 2017 Tabel 1. Komposisi sorgum dan jagung pada pakan unggas Sorgum, Sorgum, Corn 8-10 % Protein more than 10 % Protein Dry Ma er (%) 87 88 89 Men (kcal/ kg) 3288 3212 3350 TMEn (kcal/kg) 3376 3470 Protein (%) 8,8 11 8,5 Ether Extract (%) 2,9 2,6 3,8 Linoleic Acid (%) 1,13 0,82 2,2 Crude Fiber (%) 2,3 2,3 2,2 Total Calcium (%) 0,04 0,04 0,02 Non-Phytate Phosphorus (%) 0,3 0,32 0,28 Phosphorus (%) 0,08 (NRC, 1994)

Transcript of Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber Energi...protein nya, sorgum digolongkan menjadi...

Page 1: Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber Energi...protein nya, sorgum digolongkan menjadi 2 jenis yaitu 8% dan 10%. Sedangkan berdasarkan penggolongan warna nya, sorgum

Trouw Add ScienceTechnical Buletin | 2016

Trouw Add ScienceTechnical Buletin | 2017

Mengapa Sorgum

Sorgum memiliki nilai nutrisi yang mirip jika dibandingkan dengan jagung. Nilai energi Sorgum diketahui lebih rendah dibandingkan dengan jagung (sorgum 3212-3288 kkal, jagung 3350kkal), akan tetapi sorgum memiliki nilai protein kasar yang tinggi (sorgum 8.8-11%, jagung 8.5%).

Walaupun kandungan Lysine dan Methionine pada sorgum lebih rendah dibandingkan jagung, akan tetapi sorgum memiliki kecernaan protein kasar yang lebih baik dibandingkan jagung (sorgum 99%, jagung 81%), percobaan ini dilakukan pada kecernaan pada broiler (Ravindran et al., 2005 cit. Sorghum in Poultry Production Feeding Guide by Scott Beyer).

Sorgum yang berprotein tinggi (11%), cenderung memiliki kandungan lemak yang rendah, sehingga kandungan energinya lebih rendah (lihat tabel 1). Sorgum bisa menjadi salah satu alternatif sumber energi seperti jagung. Terlebih

pada saat terjadi kelangkaan suplai diluar musim panen, ataupun pada saat terjadi fluktuasi harga akibat kebijakan pemerintah yang belum stabil dalam pembatasan kuota impor. Sorgum dalam formulasi bisa digunakan sebagai pengganti total kebutuhan jagung dalam pakan, namun dengan memperhatikan kekurangannya, salah satunya adanya tanin. Pengaruh adanya tanin terhadap ketersediaan nutrisi dapat diatasi dengan suplementasi enzim.

Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber EnergiOleh Rakhmad Syahriadi - Nutritionist Trouw Nutrition Indonesia

Sorgum merupakan tanaman sereal nomor dua yang digunakan oleh peternak broiler, kalkun, dan ayam di Amerika Serikat (United States) dan termasuk dalam urutan nomor lima terpenting setelah gandum, padi, jagung dan barley. (Bryden et al., 2009 cit. Issa, 2009). Dalam klasifikasi tanaman, sorgum termasuk dalam keluarga padi-padian (Poaceae) sehingga dapat digunakan dalam formulasi pakan ternak sebagai sumber energi sekaligus protein. Berdasarkan level protein nya, sorgum digolongkan menjadi 2 jenis yaitu 8% dan 10%. Sedangkan berdasarkan penggolongan warna nya, sorgum dibedakan menjadi Red Sorghum dan White Sorghum. Perbedaan warna ini menunjukkan kadar tanin sebagai anti nutrisi dari sorgum.

|1

EDISI 16 | JANUARI 2017

Tabel 1. Komposisi sorgum dan jagung pada pakan unggasSorgum, Sorgum, Corn

8-10 % Protein more than 10 % ProteinDry Ma er (%) 87 88 89Men (kcal/ kg) 3288 3212 3350TMEn (kcal/kg) 3376 3470Protein (%) 8,8 11 8,5Ether Extract (%) 2,9 2,6 3,8Linoleic Acid (%) 1,13 0,82 2,2Crude Fiber (%) 2,3 2,3 2,2Total Calcium (%) 0,04 0,04 0,02Non-Phytate Phosphorus (%) 0,3 0,32 0,28Phosphorus (%) 0,08

(NRC, 1994)

Page 2: Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber Energi...protein nya, sorgum digolongkan menjadi 2 jenis yaitu 8% dan 10%. Sedangkan berdasarkan penggolongan warna nya, sorgum

Trouw Add Science | Januari 2017

Sorgum Dalam Formulasi

Sorgum yang diimport dari Amerika Serikat, merupakan sorgum yang sudah mengalami perbaikan mutu, dalam hal ini adalah perbaikan kadar tanin. Tanin dalam Sorgum diketahui dapat menyebabkan penurunan nilai nutrisi. Adanya tanin ini menjadi pertimbangan tersendiri dalam penyusunan ransum pakan ternak.

Tanin dalam Sorgum mengikat protein, selulosa, hemiselulosa, pektin, dan pitat. Tanin akan menyebabkan perubahan performance seperti penurunan hen day, berat telur, dan warna yolk, serta penurunan kecernaan asam amino, hal tersebut akan terjadi ketika di dalam ransum terdapat diatas level 2% tanin (Gualtieri and Rapaccini, 1990 cit. Issa, 2009). Namun demikian, dengan penambahan enzim (baik enzim NSP maupun phytase) akan mengurangi efek tersebut. Penambahan enzim yang terdiri atas pectinase, a-glucanase, serta hemiselulase (contoh : enzim Econase XT) akan meningkatkan ketersediaan nutrisi pada sorgum.

Secara umum penggunaan enzim tersebut pada ransum berbasis sorgum akan meningkatkan ketersediaan asam amino sekitar 3% dan energi 6%. Selain itu adanya penambahan enzim juga mengurangi efek negatif dari viskositas, serta mengurangi dampak negatif dari adanya anti nutrisi seperti tannin (Sorghum in Poultry Production Feeding Guide by Scott Beyer).

Batas kandungan tannin 0.3% dilaporkan tidak akan mempengaruhi performance ternak (Issa, 2009). Pemilihan White Sorghum atau Red Sorghum, juga menjadi pertimbangan tersendiri, kandungan tanin tercermin dari perbedaan kedua jenis sorgum tersebut, yaitu Red Sorghum menggambarkan lebih banyak memiliki tanin dibandingkan White Sorghum.

Sorgum sebagai bahan baku alternatif sumber energi telah diketahui memiliki nilai ekonomis dalam formulasi. Namun demikian bahan baku pakan alternatif seperti sorgum dengan kandungan tanin yang cukup tinggi dapat menimbulkan isu terhadap turunnya nilai kecernaan dan berdampak pada metabolisme yang kurang optimal. Hal ini juga menjadi ketakutan tersendiri yang dialami oleh peternak. Oleh sebab itu, adanya aditif pakan selain vitamin, mineral, asam amino tertentu dan juga enzim, sangat diperlukan. Dengan adanya suplementasi aditif diharapkan mampu menyelesaikan masalah tersebut.

Solusi Lengkap

Peternak saat ini masih dihadapkan pada permasalahan bahan baku mulai dari kelangkaan suplai diluar musim panen sampai fluktuasi harga yang tidak stabil akibat kebijakan pemerintah dalam pembatasan kuota impor, serta masih ada ketakutan pada saat menggunakan alternatif bahan baku. Dalam usaha optimalisasi penggunaan bahan baku alternatif memerlukan adanya aditif dalam ransumnya. Sudah tentu setiap peternak mengharapkan produksi yang stabil tanpa mempengaruhi perform produksi pada saat menggunakan bahan baku alternatif. Pada umumnya bahan baku alternatif memiliki faktor anti nutrisi yang menyebabkan bahan baku alternatif tidak berfungsi optimal. Dengan demikian suplementasi seperti vitamin, mineral, enzim diperlukan pada saat menggunakan bahan baku alternatif. Adanya suplementasi aditif diharapkan mampu memecahkan permasalahan kelangkaan suplai bahan baku serta memberikan solusi atas ketakutan peternak dalam menggunakan bahan baku alternatif.

|2

(NRC, 1994)

Tabel 2. Komposisi amino acid pada sorgum dan jagung

Sorgum, Sorgum,

8-10 % Proteinmore than 10 %

ProteinDry Matter (%) 87,5 88,0 88,0Protein (%) 9,10 11,0 8,50Arginine (%) 0,35 0,35 0,38Glycine (%) 0,31 0,32 0,33Serine (%) 0,40 0,45 0,37Histidine (%) 0,22 0,23 0,23Isoluesin (%) 0,35 0,43 0,29Leucine (%) 1,14 1,37 1,00Lysine (%) 0,21 0,22 0,26Methionine (%) 0,16 0,15 0,18Cystine (%) 0,17 0,11 0,18Phenylalanine (%) 0,47 0,52 0,38Tyrosine (%) 0,34 0,17 0,30Threonine (%) 0,29 0,33 0,29Tryptophan (%) 0,08 0,09 0,06Valine (%) 0,11 0,54 0,40

Corn

Page 3: Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber Energi...protein nya, sorgum digolongkan menjadi 2 jenis yaitu 8% dan 10%. Sedangkan berdasarkan penggolongan warna nya, sorgum

Trouw Add Science | Januari 2017

Suplementasi aditif akan jauh lebih mudah apabila tersedia dalam satu sediaan komplet. Hal tersebut merupakan solusi yang tepat pada saat menggunakan bahan baku alternatif. Maxcare merupakan solusi premix lengkap campuran antara vitamin, mineral, enzim, asam amino dan aditif lain yang diperlukan oleh ternak. Maxcare telah menyediakan semua bahan baku mikro esensial dalam campuran yang homogen . Adanya solusi tersebut diharapkan akan membantu peternak self-mixing dalam menghadapi ketakutan penggunaan bahan baku alternatif, seperti penggunaan sorgum dalam ransum pakan, serta memenuhi kebutuhan mikro esensial dengan aplikasi yang sangat mudah.

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:

Rakhmad Syahriadi - Nutritionist TN Indonesia ([email protected])

|3

DisclaimerThis information should not be distributed to other parties than yourself without prior written approval of the author. Furthermore no legal or other rights can be obtained from this information. The content has been verified independently and is only intended for information purposes. The receiver is responsible for his own verification of this information using independent sources. The author of this document can not be held liable for any damage or loss arising directly or indirectly out of the use of information supplied.

TAS016- TNINDO/NL/012017

TROUW ADD SCIENCE dipersembahkan oleh:

MasterLab Asia and Trouw Nutrition IndonesiaMM 2100 Industrial Town • Jl. Selayar Blok A 3-2

Cikarang Barat • Bekasi, 17530 • IndonesiaPhone: +62 21 89983325 • Fax: +62 21 8998 3326

www.trouwnutrition.co.id • www.nutreco.comtrouwnutritionindonesia

Page 4: Optimalisasi Sorgum Sebagai Bahan Alternatif Sumber Energi...protein nya, sorgum digolongkan menjadi 2 jenis yaitu 8% dan 10%. Sedangkan berdasarkan penggolongan warna nya, sorgum

Trouw Add Science | Januari 2017