Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ......

166
8llS2iw OPTIMALISASI PENINGKATAN PENDAPATAN PAJAK RESTORAN DI KOTA DEPOK MOCHAMAD ADAM HAMDANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Transcript of Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ......

Page 1: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

8llS2iw OPTIMALISASI PENINGKATAN PENDAPATAN

PAJAK RESTORAN DI KOTA DEPOK

MOCHAMAD ADAM HAMDANI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Page 2: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir "Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok" adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua informasi yang berasal atau disebutkan dalam teks dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, September 2007

Mochamad Adam Hamdani

Page 3: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

ABSTRAK

MOCHAMAD ADAM HAMDANI. Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok. Dibimbing oleh SUTARA HENDRAKUSUMAATMADJA sebagai ketua dan DEDI BUDIMAN HAKIM sebagai anggota komisi pembimbing.

Perkembangan restoran di Kota Depok dipengaruhi oleh pembangunan di Kota Depok dan faktor geografis strategis berbatasan dengan ibukota Jakarta. Berkembangnya jasa usaha restoran di Kota Depok membuat Pemerintah Kota Depok menerbitkan Peraturan Daerah nomor 2 tahun 2002 tentang Pajak Restoran. Adanya legalitas tersebut pemerintah daerah berhak dan mempunyai wewenang untuk memungut pajak restoran. Namun ternyata masih terdapat pengelola restoran yang belum menjadi wajib pajak restoran, sehingga masih terdapat potensi target dan realisasi yang dapat dioptimalkan. Selama ini proses penentuan target hanya berdasarkan atas pengalaman dan data tahun sebelumnya.

Data kajian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei / wawancara kepada pihak pemerintah daerah sebagai penyelenggara pajak restoran dan pihak pengelola restoran sebagai obyek pajak restoran. Pemilihan responden dari pemerintah daerah menggunakan sampel secara sengaja (purposive sanzpling) dan kepada pihak pengelola restoran menggunakan random sampling dengan acak berlapis (stratfied sampling) dua tahapan, yaitu tahapan berdasarkan status pajak (WP dan Non WP) dan tahapan berdasarkan wilayah (Margonda, Cinere dan Cibubur). Data sekunder berasal dari pemerintah daerah khususnya Dipenda, Bapeda dan BPS serta beberapa literatur.

Hasil kajian ini mengungkapkan permasalahan dari pihak pemerintah daerah adalah keterbatasan kemampuan dalam penentuan perencanaan target, subyek, obyek dan wajib pajak, adanya keterbatasan sarana prasarana penunjang penyelenggaraan pajak restoran, supremasi hukum belum dapat diterapkan sepenuhnya, kurangnya kualitas dan kuantitas SDM, keterbatasan anggaran dan masih adanya wilayah administratif yang belum tergali secara optimal. Permasalahan dari pihak pengelola restoran adalah kurangnya sosialisasi dan penyuluhan mengenai Peraturan Daerah Pajak Restoran dan adanya persepsi masib kurang dirasakan pelayanan pajak restoran yang baik / maksimal oleh pengelola restoran.

Rancangan program yang dapat dilakukan untuk optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di Kota Depok adalah : (1) Menciptakan kemampuan manajemen yang maksimal dan penataan birokrasi dalam penyelenggaraan pajak restoran, (2) Meningkatkan sosialisasi, survei dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pajak restoran, (3) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait, dan (4) Mewujudkan manajemen pelayanan publik dengan kemudahan askes, peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta masyarakat.

Page 4: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

@ Hak Cipta rnilik IPB, tahun 2007 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

I . Dilarang nzengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sunzber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilnziah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kpenfingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumurnkan dun nzemperbanyak sebagian atau seluruh kavya

tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Page 5: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

OPTIMALISASI PENINGKATAN PENDAPATAN PAJAK RESTORAN DI KOTA DEPOK

MOCHAMAD ADAM HAMDANI

Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 6: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Judul Tugas Akhir : Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

Nama Mochamad Adam Hamdani NIM A 153044055

Disetujui

Komisi Pembimbing

1r.Sutara Hendrakusumaatmadia.M.Sc. Dr.Ir.Dedi Budiman HAE~.M.EC.

K e t u a A n g g o t a

Diketahui

<..- ,*,,..y""b Ketua Program Studi Magister

st,55, :. - Manajemen Pembangunan Daerah;e:*;:&

Tanggal Ujian : 14 September 2007 Tanggal Lulus : 2 3 JAN 2008

Page 7: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

PRAKATA

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Kajian Pembangunan Daerah dengan judul "Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok".

Terima kasih penulis disampaikan kepada Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. Dedi Buditnan Hakim, M.Ec selaku anggota komisi pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh dosen dan pimpinan serta pengelola Magister Manajemen Pembangunan Daerah Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh mahasiswa Magister Pembangunan Daerah khususnya angkatan lima yane telah hprjl~ang &_n_

memberi motivasi bersama. Orang tua tercinta dan keluarga besar yang telah banyak mendorong, menyemangati dan memberikan perhatiannya sampai selesainya kuliah ini, diucapkan terima kasih tak terhingga.

Terima kasih diucapkan kepada Diah Pusporini beserta keluarga yang selalu memberi semangat dan perhatiannya. Kepada teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, diucapkan terima kasih.

Semua koreksi serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat Penulis harapkan. Besar harapan Penulis agar kajian ini dapat betmanfaat bagi semua pihak.

Bogor, September 2007

Mocharnad Adam Hamdaizi

Page 8: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Subang tanggal 14 Maret 1980 yang merupakan anak tunggal dari pasangan Abdul Hamid dan Rosida.

Pendidikan sekolah dasar di SDN Pengadilan 111 Kota Bogor, lulus tahun 1992. Sekolah menengah lanjutan di SMPN 5 Kota Bogor, lulus tahun 1995. Sekolah menengah atas di SMUN 2 Kota Bogor, lulus tahun 1998. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) pada tahun 2003 dari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Indonesia. Pada tahun 2005 melanjutkan studi pascasarjana di Magister Profesional Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, lulus tahun 2007.

Penulis menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 2003 dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil tahun 2005 di Pemerintah Kota Depok. Penulis saat ini bekerja pada Dinas Pertanian Kota Depok.

Page 9: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DAFTAR IS1

Halaman

..................................................................... DAFTAR TABEL xi .................................................................. DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... xv

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................. 1

.............................................................. 1.2 Perumusan Masalah 7 . . 1.3 Tujuan dan Manfaat Kaj~an ................................................. 9

TINJAUAN PUSTAKA ................................................ Otonomi dan Pemerintahan Daerah

Pendapatan Asli Daerah ........................................................... . . . ...................................................................................... Definls~ Pajak . . . 2.3.1. Unsur dan Clr~ Pajak ......................................................... 2.3.2. Pajak Daerah ............................................................ 2.3.3. Subyek, Obyek dan Wajib Pajak Restoran .............................. Efektifitas dan Efisiensi .......................................................... Persepsi ............................................................................................... 2.5.1. Tingkat Kepuasan ...................................................................... 2.5.2. Tingkat Kepentingan Konsumen .............................................. Teknik Sampling ................................................................................

..................................................................................... Tahapan Input Tahapan Pencocokan Strategi ............................................................. 2.7.1. Matriks SWOT .......................................................................... 2.7.2. Matriks SPACE ......................................................................... 2.7.3. Matriks IE (Internal-Eksternal) ................................................. Tahapan Keputusan Shategi ...............................................................

METODE KAJIAN . . Kerangka Pemikiran Kaj~an ................................................................. Obyek dan Waktu Kajian .................................................................... . . Wilayah Kajlan .................................................................................... Karakteristik Wilayah Kajian Restoran ............................................... Jenis dan Sumber Data Kajian ............................................................. . . Penetapan Responden Kaj~an .............................................................. Metode Pengolahan Data .................................................................... Metode Perancangan Program ............................................................

IV GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK . . 4.1 Kota Depok Berdir~ ......................................................................... 41 4.2 Letak Geografis ............................................................................. 41 4.3 Iklim ............................................................................................... 43

Page 10: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Pemeriniahan ....................................................................................... 44 Kependudukan ..................................................................................... 44 Pemukiman ......................................................................................... 45 Kesehatan ............................................................................................ 45 Pendidikan ........................................................................................... 46 Transportasi ......................................................................................... 47

................................... Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah 48

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................... Analisis Potensi Penerimaan Pajak Restoran

5.1 . 1. Karakteristik Responden Restoran ............................................. ................................................. 5.1.2. Jenis Restoran Menurut Omzet

5.1.3. Perkiraan Potensi Pajak Restoran .............................................. 5.1.4. Efektivitas Pajak Restoran di Kota Depok ................................ 5.1.5. Efisiensi Pajak Restoran di Kota Depok ................................... Manajemen Kinerja PAD Sektor Pajak Restoran ............................... 5.2.1. Perencanaan (Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran) ........... 5.2.2. Penentuan Besarnya Target PAD Pajak Restoran ................... 5.2.3. Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran .................................

............. 5.2.4. Pengawasan Pencapaian Target PAD Pajak Restoran 5.2.5. Evaluasi Pencapaian Target PAD Pajak Restoran .................... Persepsi Pengelola Restoran Terhadap Pajak Restoran ...................... 5.3 . 1. Persepsi Pertanyaan Sama Kuesioner WP dan Nan WP ........... . . 5.3.2. Persepsi Waj~b Pajak ................................................................. 5.3.3. Persepsi Non Wajib Pajak ......................................................... 5.3.4. Persepsi WP dan Nan WP Berdasarkan Wilayah .....................

RANCANGAN PROGRAM OPTIMALISASI PENINGKATAN PENDAPATAN PAJAK RESTORAN DI KOTA DEPOK Identifikasi Masalah .................................................................. 6.1 . 1 Pemerintah Daerah ......................................................... 6.1.2. Obyek dan Subyek Pajak Restoran ....................................... Tahapan Input Strategi ............................................................ 6.2.1. Analisis Evaluasi Faktor Internal/Ekstemal (Matriks

IFE 1 EFE) Optimalsasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran ...........................................................................

Tahap Pencocokan Altematif Strategi ................................................. 6.3.1 Analisis SWOT Optimalisasi Peningkatan Pendapatan

Pajak Restoran ........................................................................... 6.3.2. Matriks SPACE (Strategic Position and Action

................................................................................. Evaluation) 6.3.3. Matriks Internal-Ekstemal (IE) Optimalisasi

Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok .......... Tahap Keputusan Strategi ................................................................... Rancangan Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok ......................................................................

Page 11: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Halaman

VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 7.1 Kesimpulan ................................................................................... 108 .. 7.2 Rekomendasi Keb~jakan ...................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 112 LAMPIRAN ..................................................................................................... 115

Page 12: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DAFTAR TABEL

Nom or Halaman

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Depok Tahun 2000- 2006 ...................................................................................... Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pajak Daerah di Kota Depok Tahun 2000-2006 ................................................... Laiu Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok Tahun 2001- "

2005 ................................................................................. Perbandingan Pajak Restoran di Kota Depok Antara Target dan Realisasi Tahun 2000-2006 ................................................ Perbandingan Jumlah Restoran WP dengan Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2003-2006 ........................................................... Persentase Pengelompokan Berdasarkan Wilayah Kajian di - . . Kota Depok I ahun 2006 ................................................................... I'ersentese I'enjielompokan Derdasarkan Status Pajak di Kota -

............................................................................. Depok Tahun 2006 ............................................................ Penilaian Skala Likert

Metode Perhitungan Bobot Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Terbuka dan Pertanyaan Tertutup yang Jawabannya

......................................................... Bisa Lebih dari Satu Karakteristik Responden Restoran di Wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur Kota Depok Tahun 2006 ............................................................................ Tipe Restoran Menurut Omzet Wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur Kota Depok Tahun 2006 ................................................................................. Potensi Omzet Pendapatan Restoran Menurut Survei WP

................................ dan Non WP di Kota Depok Tahun 2006 Potensi Omzet Restoran Berdasarkan WP dan Non WP di Wilayah Survei Kajian Tahun 2006 ....................................... Potensi Omzet Restoran WP Kota Depok Tahun 2006 ................ Potensi Omzet Restoran Nan WP di Kota Depok Tahun 2006 ....... Potensi Omzet Restoran di Kota Depok Tahun 2006 .................. Perbandingan Target, Realisasi dan Potensi Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2006 ............................................................ Efektivitas Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2003-2006 ......... Efisiensi Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2003-2006 ........... Range Keterlibatan Pemerintah Daerah ...................................... Range Persepsi Pemerintah Daerah ....................................... Kriteria dalam Melakukan Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok ........................................................ Kriteria dalam Kendala Melakukan Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok ................................................... Keterlibatan Beberapa Pihak dalam Melakukan Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok .....................................

Page 13: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Nomor Hal

25 Persepsi Responden terhadap Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok ................................................................................

26 Kriteria Kendala dalam Penentuan Besarnya Target Pajak Restoran di Kota Depok .............................................................

27 Keterlibatan Beberapa Pihak dalam Penentuan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok .............................................

28 Kriteria Kendala dalam Melakukan Penetapan Target Pajak Restoran di Kota Depok ...............................................................

29 Keterlibatan Beberapa Pihak dalam Pelaksanaan PAD Pajak Restoran di Kota Depok .........................................................

30 Usaha yang Ditempuh dalarn Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok ....................................................................

31 Kriteria Kendala dalam Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok .....................................................................

32 Keterlibatan Beberapa Pihak dalarn Pengawasan Pelaksanaan PAD Pajak Restoran di Kota Depok ..................................................

33 Persepsi Responden terhadap Pengawasan Kinerja PAD Pajak Restoran di Kota Depok ....................................................................

34 Hambatan dalam Pengawasan Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok .....................................................................

35 Usaha yang Ditempuh dalam Evaluasi Pajak Restoran di Kota Depok .................................................................................................

36 Keterlibatan Beberapa Pihak dalam Evaluasi Kinerja Pajak Restoran di Kota Depok .....................................................................

37 Hambatan dalarn Evaluasi Kinerja PAD Pajak Restoran di Kota Depok ........................................................................................

38 Range Persepsi Pertanyaan Sama Kuesioner WP dan Non WP ..............................................................................................

39 Persepsi WP dan Non WP untuk Pertanyaan Membayar Pajak di Kota Depok ....................................................................................

40 Persepsi WP dan Non WP untuk Pertanyaan Kesediaan ..................................... Melnbayar Pajak Sesuai dengan Pendapatan

41 Persepsi WP dan Non WP untuk Pertanyaan Sosialisasi tentang Pajak Restoran di Kota Depok .......................................

42. Persepsi WP dan Non WP untuk Pertanyaan Pemberian ................... Reward dan Punishment Pajak Restoran di Kota Depok

43 Persepsi WP dan Non WP Restoran Pertanyaan Cara Pembayaran Pajak Restoran di Kota Depok ..................................

44 Range Persepsi Kuesioner WP ............................................. 45 Persepsi WP Restoran Pertanyaan Pembayaran Pajak Restoran

pada Waktunya di Kota Depok ............................................. 46 Persepsi WP Restoran Pertanyaan Pelayanan Pemungutan

Pajak Restoran di Kota Depok ............................................. 47 Persepsi WP Restoran Pertanyaan Persentase Pajak Restoran

sesuai Omzet Restoran di Kota Depok ...................................

Page 14: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Nomor Halaman

Persepsi WP Restoran Pertanyaan Merevisi Perda No. 2 Tahun ............................................................. 2002 Kota Depok

....................................... Range Persepsi Kuesioner Nan WP Persepsi Nan WP Restoran Pertanyaan Kesediaan menjadi WP

......................................................................... di Kota Depok Range Persepsi WP dan Nan WP Berdasarkan Jalan

.................................................................... Margonda Raya Range Persepsi WP dan Non WP Berdasarkan

............................................................ Jalan Raya Cinere Range Persepsi WP dan Non WP Berdasarkan

......................................................... Jalan Akses Cibubur Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Membayar Pajak

..................................................................... di Kota Depok Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Kesediaan Membayar Pajak sesuai dengan Pendapatan di Kota Depok ......................... Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Sosialisasi tentang

............................................. Pajak Restoran di Kota Depok Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Pemberian Reward dan Punishment Pajak Restoran di Kota Depok ............................. Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Cara Pernbayaran

............................................. Pajak Restoran di Kota Depok Matriks IFE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok ........................................................ Matriks EFE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok .................................................................... Matriks SWOT Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok .................................................................... Variabel Penyusun Matriks SPACE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok .............................. Faktor Penyusun Matriks SPACE Opti~nalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok ......................................... Rekomendasi Strategi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok ...........................................................................

Page 15: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DAFTAR GAMBAR

Nomer Halaman

I Kerangka Pemikiran Kajian Optimalisasi Peningkatan Pendapatan .............................................................. Pajak Restoran di Kota Depok 30

...................................................................... 2 Peta Kota Depok 42 3 Matriks SPACE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak

Restoran di Kota Depok ................................................................... 103 4 Matriks IE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak

Restoran di Kota Depok ....................................................................... 104

Page 16: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Kuesioner Pemda (Tahap I) ............................................... Kuesioner Pemda (Tahap 11) ............................................. Matriks EFIIEFE .................................................................... Matriks QSP ................................................................ Kuesioner Non Wajib Pajak .............................................. Kuesioner Wajib Pajak .................................................... Data Restoran .............................................................. Data Survei Restoran ......................................................

Page 17: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Depok resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki

pemerintahan dengan kewenangan otonomi daerah beserta perangkat

kelengkapannya sejak ditingkatkannya status Depok dari Kota Administratif

(wilayah Kabupaten Bogor) menjadi Kota melalui penerbitan UU Republik

Indonesia No. 15 tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat I1

Cilegon dan Kotamadya Daerah Tingkat I1 Depok. Peningkatan status ini telah

menjadi faktor penentu dominan dalam memacu laju pertumbuhan ekonomi,

pengembangan kawasan dan dinamika sosial politik di Kota Depok.

Seiring dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-undang tersebut,

maka kegiatan pembangunan di Kota Depok akan semakin meningkat yang berarti

dana yang harus dihimpun oleh Pemerintah Kota Depok harus semakin besar.

Untuk mendukung kegiatan dan keberhasilan pembangunan, diperlukan

penggalian serta pengembangan daerah dan sumber-sumber pembiayaan potensial

guna menunjang akselerasi pembangunan untuk mencukupi semua kebutuhan

rumah tangga daerah.

Kota Depok sebagai daerah yang diarahkan sebagai penyangga dan

penyeimbang (buyer city and counter magnet) Ibukota Jakarta, tumbuh sebagai

pusat aktivitas sosial ekonomi regional serta lokal yang sangat potensial dan

prospektif. Kota Depok juga dikembangkan sebagai kawasan pennukiman bagi

penduduk yang bekerja di wilayah Ibukota Jakarta, sehingga mendorong arus

mobilitas penduduk dan kegiatan ekonomi ke wilayah Kota Depok.

Page 18: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Salah satu faktor penunjang keberhasilan penyelenggaraan pe~nerintah

daerah adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seoptimal rnungkin,

sehingga pemerintah daerah dapat mengurangi ketergantungan dari subsidi

pemerintah pusat. Oleh karena itu, penggalian dan pengembangan sumber-sumber

dana perlu dilakukan, misalnya dengan melakukan optimalisasi pajak daerah

sebagai salah satu sektor strategis dan penting untuk peningkatan pendapatan

daerah.

Sumber pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,

dan lain-lain hasil usaha daerah yang sah. Dari keernpat komponen tersebut,

komponen pajak daerah merupakan sumber pendapatan yang paling utama di

Kota Depok, seperti pada Tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Realisasi PAD Kota Depok Tahun 2000-2006

Yang Sah Tahun

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Depok, 2007.

Berdasarkan Tabel 1 terlihat peningkatan PAD dari sektor pajak daerah

Pajak Daerah

dan menunjukan realisasi pendapatan pajak daerah yang diperoleh selalu menjadi

Retribusi Daerah

Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Page 19: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

mayoritas penerimaan PAD Kota Depok. Penerimaan realisasi PAD sektor pajak

daerah ini dari tahun ke tahun selalu meningkat dan realisasi yang didapatkan

tersebut kemungkinan masih berada di bawah potensi yang sebenarnya.

Instansi yang menghimpun Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak

restoran adalah Dinas Pendapatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16

Tahun 2003 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Kota

Depok, tugas Dinas Pendapatan Daerah adalah melaksanakan kewenangan

desentralisasi di bidang pendapatan. Sedangkan fungsinya meliputi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan.

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang

pendapatan.

c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas di bidang pendapatan.

d. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

Saat ini sumber hukum pajak daerah di Kota Depok mengacu pada

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2001 tentang

Pajak Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pajak Hotel,

Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Restoran dan Pajak Parkir. Beberapa jenis

pajak daerah yang memungkinan untuk dikembangkan serta dioptimalkan

pendapatannya adalah pajak restoran, karena di Kota Depok banyak terdapat

restoran serta foodcourt yang berada di pusat perbelanjaan tersebar di wilayah

Kota Depok.

Sejak tahun 2002 Peinerintah Kota Depok mengeluarkan regulasi yang

tertuang pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran.

Page 20: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Adanya Perda tersebut merupakan legalitas untuk mengatur pajak restoran di Kota

Depok dengan harapan akan mendapatkan dan meningkatkan pendapatan pajak

restoran di Kota Depok yang sesuai dengan peraturan. Pajak restoran di Kota

Depok ini mempunyai realisasi kontribusi pajak restoran terhadap pajak daerah di

Kota Depok yang sangat besar, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pajak Daerah di Kota Depok Tahun 2000-2006

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Depok, 2007.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa penerimaan pajak restoran selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Khusus untuk tahun 2006 persentase kontribusi

pajak restoran kepada pajak daerah mengalami penurunan ha1 ini karena adanya

Pajak Penerangan Jalan (PPI) yang secara otomatis langsung dimasukkan ke

dalam rekening bulanan pelanggan PLN sebagai pajak daerah.

Melihat dari sisi PDRB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Depok dari

tabun 2001-2005 terdapat kenaikan pada sektor tersier subsektor restoran, ha1 ini

menandakan adanya peningkatan kegiatan ekonomi pada su-bsektor restoran,

seiring semakin berkembangnya restoran di Kota Depok. Sub-sektor ini mencakup

kegiatan usaha penyediaan makanan dan minuman yang umumnya dikonsumsi di

teinpat penjualan (restoran), untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 21: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok Tahun 2001-2005

KeIompok Sektor I Sub Sektor 12001 12002 12003 12004 / 2005 A. Primer 1 3.04 1 3.58 1 2.23 1 4.24 / 4.70

0 1. Pertanian 02. Pertambangan Dan Penggalian

B. Sekunder 03. lndustri Pengolahan 04. Listrik, Gas Dan Air Minum 05. BangunanIKonstruksi

C. Tersier 06. Perdagangan, Hotel dan Restoran 07. Pengangkutan Dan Komunikasi 08. Bank & Lembaga Keuanean Lainnva - - 09. Jasa-Jasa 1 4.77 1 5.21 1 4.78 1 4.83 / 3.94

PDRB KOTA DEPOK ( 5.89 1 6.10 1 6.29 1 6.41 1 6.93 Sumber : Bepeda Kota Depok, 2006.

Kegiatan ekonomi restoran di Kota Depok mengalami peningkatan yang

baik dari tahun ke tahunnya dengan diiringi peningkatan konsumsi masyarakat

akan pemenuhan kebutuhan makan dan minum, dengan membaiknya ekonomi

sektor restoran ini berdarnpak kepada realisasi pendapatan pajak restoran di Kota

Depok pada tahun 2000-2006 yang selalu melebihi target. Perkembangan Kota

Depok banyak dipengaruhi oleh posisi stmtegi yang berbatasan langsung dengan

Ibukota Jakarta.

Tabel 4. Perbandingan Pajak Restoran di Kota Depok Antara Target dan Realisasi Tahun 2000-2006

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Depok, 2007

Page 22: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Pada Tabel 4 menggambarkan bahwa antara target dan realisasi pajak

restoran terdapat peningkatan yang merupakan potensi baik untuk pajak restoran

di Kota Depok sebagai sumber pendapatan bagi kas daerah. Perbandingan jumlah

restoran dengan pajak restoran yang terdata pada tahun 2003-2006 di Dinas

Pendapatan Kota Depok dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan Jumlah Restoran WP dengan Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2003-2006

No

Jumlab Restoran

(wp) Target (Rp)

I I I I I Surnber : Dinas Pendapatan Kota Depok, 2007.

Tahun

Realiasasi (Rp)

Tabel 5 menggambarkan bahwa perbandingan jumlah restoran (WP) selalu

ekivalen dengan target dan realisasi pajak restoran. Hal ini merupakan tantangan

bagi pemerintah untuk terus berupaya meningkatkan dan mengoptimalkan

pendapatan pajak restoran. Menurut sumber dari Dinas Pendapatan Daerah,

selama ini indikasi dalam penetapan target pajak restoran masih di bawah

realiasasi yang sebenamya dan hanya berdasarkan pengalaman dari tahun

sebelumnya, rendahnya realisasi ini disebabkan keterbatasan seperti personil di

lapangan dan kurangnya sarana dan prasarana penunjang.

2003

157

7.425.000.000

8.050.825.039

2004

183

9.025.000.000

9.391.544.747

2005

208

10.478.000.000

2006

229

11.885.599.918

11.976.613.529 12.864.057.723

Page 23: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Data dan informasi tersebut menunjukkan bahwa penetapan target

kemungkinan masih berada di bawah potensi yang sebenarnya walaupun dari segi

pencapaian realisasi selalu melebihi dari target dari tahun ke tahunnya. Dugaan ini

patut ditanggapi karena sampai saat ini belum ada sinkronisasi data akurat yang

dimiliki oleh pemerintah kota dengan realita di lapangan yang menunjukkan

besarnya potensi wajib pajak restoran. Berdasarkan fenomena tersebut yang

menjadi pertanyaan utama dalam kajian ini adalah "bagaimana optimalisasi

peningkatan pendapatan pajak restoran di Kota Depok sehingga dapat

meningkatkan penerimaan daerah agar dapat membiayai penyelenggaraan

pembangunan dan pemerintahan?".

1.2. Perurnusan Masalah

Kegiatan pembangunan yang cukup pesat di Kota Depok membutuhkan

biaya besar yang harus dipenuhi dari penerimaan daerah agar dapat membiayai

sendiri pembangunannya sendiri tanpa harus bergantung kepada pemerintah

propinsi dan pemerintah pusat. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Depok harus

lebih kreatif dalam menggali dan mengembangkan potensi daerahnya, karena

sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, pemerintah daerah mempunyai keleluasaan yang lebih luas dalam

penanganan masalah pemerintah di tingkat lokal dan penyelesaian pernasalahan

daerah.

Pemerintah Kota Depok mempunyai kewenangan membuat kebijakan

untuk mengatur perpajakan restoran seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah

Kota Depok Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran. Sesuai Peraturan

Page 24: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Daerah tersebut, pajak restoran disetorkan kepada Pemerintah Kota Depok

sebesar 10 % dari omzet pendapatan restoran. Adanya Peraturan Daerah tersebut

diharapkan para pengelola restoran dapat dengan sadar membayar pajak

restorannya sesuai dengan omzet yang mereka dapatkan. Namun tidak semua

pengelola restoran menjadi wajib pajak (WP) karena para pengelola seringkali

tidak melaporkan usaha restorannya sehingga pemerintah kota sulit untuk

melakukan pendataan dan pemungutan pajak. Berdasarkan realita tersebut,

bagaimana menganalisis potensi penerimaan pajak restoran di Kota Depok?.

Pajak daerah merupakan pungutan atau iuran wajib yang dilakukan

seseorang atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendataan wajib pajak pada sektor restoran dan penetapan target haruslah

dilakukan dengan baik, mulai dari menginventarisasi potensi, pelaksanaan yang

diikuti dengan pengawasan dan evaluasi. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh

pihak pemerintah daerah sebagai pibak yang dapat memungut dan mengelola

pajak. Namun pada kenyataan, tahapan tersebut sepertinya belum maksimal

dilaksanakan oleb Pemerintah Kota Depok. Untuk itu, perlu dikaji bagamaimana

manajemen penyelenggaraan pajak restoran yang dilakukan oleh pemerintah

daerah?.

Jumlah restoran yang berada di Kota Depok sangatlab banyak,

berdasarkan survei yang dilakukan terdapat 215 restoran yang tersebar di Jalan

Margonda Raya, Jalan Raya Cinere dan Jalan Akses Cibubur namun hanya 142

pengelola restoran yang sudah menjadi WP dan sisanya sebanyak 73 pengelola

restoran masih belum menjadi WP. Berdasarkan sumei tersebut masih ada sekitar

Page 25: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

34% restoran di ketiga kawasan tersebut yang berpotensi untuk dijadikan WP

sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak restoran sebagai komponen PAD

Kota Depok. Untuk itu, bagaimana persepsi para pengelola restoran tentang

adanya pajak restoran di Kota Depok?.

Secara umum, rencana strategis sangat bermanfaat dalam pencapaian

optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di Kota Depok terutama

untuk mendapatkan wajib pajak (WP) yang baru sebagai bentuk partipasi

masyarakat pengelola restoran dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.

Sejalan dengan banyaknya restoran yang belum menjadi WP dan adanya kendala

dari pihak Pemerintah Kota Depok dalam penyelenggaraan pajak restoran maka

permasalahan spesifik selanjutnya adalah bagaimana strategi dalam optimalisasi

peningkatan pendapatan dari pajak restoran di Kota Depok?.

1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian

Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian adalah :

1. Menganalisis potensi penerimaan pajak restoran

2. Mengkaji manajemen penyelenggaraan pajak restoran yang

dilaksanakan oleh pemerintah dearah.

3. Menganalisis persepsi pengelola restoran terhadap pajak restoran.

4. Menyusun strategi optimalisasi peningkatan pendapatan pajak

restoran di Kota Depok.

Page 26: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Manfaat kajian yang diharapkan adalah :

1 . Sebagai bahan kajian dalam upaya pertimbangan dan

penyempurnaan strategi pemerintah untuk optimalisasi

peningkatan pendapatan pajak restoran di Kota Depok.

2. Mernberikan gambaran yang diharapkan mampu menjadi bahan

referensi bagi penelitian selanjutnya.

Page 27: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Otonomi dan Pemerintahan Daerah

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, diberlakukannya otonomi daerah membuka peluang kepada daerah utuk

mengurus dirinya dengan lebii leluasa sekaligus tantangan dalam menggali potensi

sumber daya yang ada di daerahnya. Penggalian potensi sumber daya daerah dalam

membiayai dirinya menjadi sesuatu yang hams dilakukan, sehingga optimalisasi

sumber penerimaan daerah khususnya PAD perlu diupayakan. Meskipun upaya saat

ini telah dilakukan, akan tetapi perlu dibuat langkah-langkah strategis guna

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, dalam penyelenggaraan

otonomi daerah diperlukan wewenang clan kemampuan menggali sumber-sumber

keuangan sendiri untuk mendukung pemerintahan dan pembangunan di daerah. Adapun

sumber-sumber keuangan daerah di antaranya adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, Pinjaman Daerah dan lain-lain pendapatan yang sah.

Undang-undang tersebut menyatakan pembangunan daerah sebagai bagian

integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi

daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi

peningkatan demokrasi dan kinerja daerah. Pada akhirnya, pembangunan daerah

diiarapkan dapat meningkatkan kesejahteraan inasyarakat menuju masyarakat madani

yang bebas korupsi, kolusi clan nepotisme. Penyelenggaraan pemerintalian daerah

Page 28: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

sebagai sub-sistem pemerintahan negam dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna

dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakatnya.

Keberhasilan otonomi daerah tidak dapat dilepaskan dari kemampuan daerah di

bidang keuangan yang mempakan salah satu indikator penting guna mengukur tingkat

otonomi suatu daerah. Menumt Kaho (1997), untuk menjalankan fungsi pemerintahan

faktor keuangan me~p?Ikan suatu ha1 yang sangat penting, karena hampir tidak ada

kegiatan pemerintahan yang tidak membutuhkan biaya.

Menurut Soetrisno (1 98 1) prinsip penyelenggaraan pemerintah daerah

adalah :

1. Pelaksanaan pemberian otonomi kepada daerah harus menunjang

aspirasi perjuangan rakyat, yakni memperkokoh Negara Kesatuan dan

inempertinggi tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya,

2. Pemberian otonomi kepada daerah hams mempakan otonomi yang nyata

dan bertanggung jawab,

3. Azas desentralisasi dilaksanakan bersama-sama dengan azas tugas

pembantuan,

4. Pemberian otonomi kepada daerah mengutamakan aspek-aspek keserasian

(harmoni) disamping pendemokrasian,

5. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah untuk meningkatkan daya guna

(efisiensi) dan hasil guna (efektivitas) penyelenggaraan pemerintah daerah,

temtama dalam pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan terhadap

masyarakat serta meningkatkan p e m b i i kestabilan politik dan kesatuan

bangsa.

Page 29: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

2.2. Pendapatan Asli Daerah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antam

Pemerintah Pusat dan Daerah, menyebutkan bahwa sumber-sumber penerimaan daerah

dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah adalah dari Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah sebagai surnber pembiayaan berasal dari daerah sendiri,

yang terdiri atas hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milk

daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah, diharapkan dapat menjadi penyangga utama dalam

membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan di daerah. Semakii banyak kebutuhan

yang dapat dibiayai melalui Pendapatan Asli Daerah, menunjukkan semakin tinggi

kualitas otonomi suatu daerah, yang ditandai dengan kemandirian

pengelolaan keuangan.

Cara untuk meningkatkan PAD menurut Widayat (1994) melalui

peningkatan penerimaan semua sumber PAD agar mendekati atau bahkan

sama dengan penerimaan potensialnya. Selanjutnya dikatakan bahwa secara

umum ada dua cara untuk mengupayakan peningkatan PAD sehingga

maksimal, yaitu dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi

dengan cara menghitung potensi seakurat mungkin, maka target penerimaan

bisa mendekati potensinya. Cara ektensifikasi dilakukan dengan mengadakan

penggalian sumber-sumber obyek retribusi atau pajak atau dengan menjaring

wajib pajak baru.

Page 30: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

23. Definiii Pajak

Menurut Soemitro (1977) yang dikutip oleh Sumyar (2003) pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor

pemerintah) berdasarkan Undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran umum. Pajak sebagai peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada

kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya dipergunakan

untuk publik saving yang merupakan sumber utama pembiayaan publik invesment.

2.3.1. Unsur dan Ciri Pajak

Menurut Soemitro (1987) yang dikutip oleh Sumyar (2003) dari berbagai

definisi pajak tersebut dapat diketahui adanya unsur dan ciri-ciri pajak. Unsur adalah

sesuatu yang mutlak hams ada, agar sesuatu itu ada. Sedangkan yang dimaksud

dengan ciri adalah tanda-tanda yang dapat diterima oleh panca indera.

Adapun unsur pajak adalah :

a. Undang-undang pajak yang mendasari,

b. penguasa pernungut pajak,

c. subyek pajak,

d. obyek pajak,

e. masyarakat 1 kepentingan umum,

f. surat ketetapan pajak (bersifat fakultatif).

Page 31: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Ciri-ciri pajak adalah :

a. dapat berupa pajak langsung atau pajak tidak langsung,

b. dapat dipungut sekaligus atau berulang-ulang,

c. dapat dipaksakan,

d. tanpa ada imbalan yang secara langsung dapat ditunjuk,

e. untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke dalam kas negara,

f. dapat digunakan sebagai alat pendorong atau alat penghamhat,

g. dapat dikenakan atas orang atau barang.

2.3.2. Pajak Daerah

Menurut Sumyar (2003) pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh

orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

daerah. Adapun yang dimaksud dengan daerah adalah daerah otonom, yaitu

daerah yang berhak dan berwenang mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri.

Daerah otonoin terdiri atas Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat 11.

Dengan keluarnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah, maka tidak dikenal lagi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat 11. Sekarang

digantikan dengan sebutan daerah Propinsi dan daerah Kabupaten 1 Kota.

Berkaitan dengan perubahan tersebut maka pajak daerah dapat digolongkan menjadi

pajak daerah propinsi dan pajak daerah kabupaten 1 kota.

Page 32: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Ruang lingkup pajak daerah hanya terbatas pada obyek yang belum

dikcnakan pajak pusat (pajak negara). Sebagai contoh, pajak penghasilan tidak

boleh dipungut daerah karena sudah dipungut oleh pusat. Sebaliknya negara tidak

boleh memungut pajak yang sudah dipungut oleh daerah. Selain itu, terdapat

ketentuan bahwa pajak dari daerah yang lebih rendah tingkatannya tidak boleh

memasuki obyek pajak dari daerah yang lebih tinggi tingkatannya.

Undang-undang pajak daerah menetapkan ketentuan-ketentuan pokok

yang memberikan pedoman kebijakan dan arahan bagi daerah dalam pelaksanaan

pernungutan pajak daerah. Menurut Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, jenis

pajak propinsi dan pajak kabupaten 1 kota adalah :

1. Pajak Propinsi terdiri atas :

a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bennotor

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

Pemukaan

2. Pajak Kabupaten 1 Kota terdiri atas :

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran,

c. Pajak Hiburan,

d. Pajak Reklame,

e. Pajak Penerangan Jalan,

f. Pajak Pengambilan clan Pengolahan Bahan Galian Golongan C,

Page 33: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

g. PajakParkir

Ditinjau dari segi fungsi, obyek dan penggunaannya maka terdapat perbedaan

antara pajak-pajak pusat dengan pajak-pajak daerah, yaitu :

1. Perbedaan dari segi fungsinya.

Menurut fungsinya pajak pusat digunakan sebagai alat untuk

melaksanakan kebijaksanaan. Misalnya berfungsi sebagai sarana untuk

menahan atau mengurangi keluar masuknya orang atau barang dari atau ke

dalam negara. Misalnya pajak bangsa asing (PBA) dan pajak barang. Untuk

mencegah masuknya orang atau barang dari luar negeri, maka pajak-pajak ini

hams dinaikkan tarifnya (dengan tarif tinggi). Sedangkan pajak daerah

lnempunyai fungsi yang bertolak belakang, karena berdasarkan Pasal 14

ayat (2) Peraturan Pajak Daerah menetapkan bahwa pajak-pajak daerah tidak

boleh menghambat atau menntangi keluar masuknya peilgangkutan barang 1

orang dari atau ke dalam suatu daerah.

2. Perbedaan dari segi obyeknya.

Obyek pemungutan pajak pusat relatif tidak terbatas, sedangkan obyek-obyek

yang dapat diienakan pajak daerah terbatas jumlahnya. Maksudnya obyek

yang telah dijadikan sumber bagi pemungutan pajak pusat tidak boleh

dipergunakan lagi sebagai sumber bagi pemungutan pajak daerah.

2.3.3. Subyek, Obyek dan Wajib Pajak Restoran

Menurut Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 yang dimaksud subyek pajak

restoran adalah orang pribadi atau badan (konsumen) yang melakukan pembayaran

Page 34: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

kepada restoran. Sedangkan yang menjadi obyek pajak adalah restoran yang telah

menarik pajak kepada konsumen pada saat konsumen membayar makanan dan

minuman pada restoran tersebut. Wajib pajak restoran adalah pemilik restoran yang

wajib membayarkan pajak dari konsumen kepada pemerintah daerah, dimana

kewajiban tersebut dimiliki oleh pemilik, pengelola atau kuasa pada nunah makan

tersebut.

2.4. Efektivitas dan Efisiensi

Menurut Wiratmo (2001) indikator kinerja keuangan daerah yang biasa

digunakan sebagai dasar untuk menggali potensi penerimaan daerah adalah

efektifitas, efisiensi dan elastisitas. Efektivitas mengukur hubungan antara realisasi

hasil pungut suatu pajak dengan potensi pajak yang bersangkutan, misalnya

adalah realisasi penerimaan pajak daerah dengan potensi pajak daerah. Asumsi yang

digunakan dalam indikator ini adalah semua wajib pajak membayar pajak yang

menjadi kewajibannya pada tahun berjalan, dan membayar semua pajak yang

terhutang.

Menurut Jones (1995) yang dikutip oleh Sutarso (2004) efektivitas

menunjukan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan sehingga

efektivitas hanya berkepentingan dengan pengeluaran. Menurut Suadi (1997) yang

dikutip oleh Sutarso (2004) efektivitas adalah perbandingan antara pengeluaran

dan tujuan oleh karenanya suatu tujuan hams dinyatakan secara spesifik dan rinci

sehingga pengukuran efektivitas dapat lebih bermanfaat dan bermakna.

Page 35: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Indikator lain yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan daerah

adalah efisiensi. Pendekatan efisiensi diperlukan untuk mengukur bagian dari

retribusi yang digunakan untuk menutup biaya pungutan yang bersangkutan.

Tingkat efisiensi akan besar bila biaya untuk merealisasikan penerimaan

ditekan serendah mungkin.

2.5. Persepsi

Persepsi menurut Walgito (2003) merupakan suatu proses yang didahului

oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak

berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut ditemskan dan proses selanjutnya

merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses

penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses

persepsi.

Menurut Moskowitz clan Orgel (1969) seperti dikutip oleh Walgito (2003)

persepsi mempakan proses integrasi dalam diri individu terhadap stimulus yang

diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu mempakan

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga

merupakan sesuatu yang berarti, dan mempakan respon yang integrated dalam diri

individu. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu

menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan,

teliiga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat

Page 36: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan, yang kesemuanya

merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu.

Menumt Osley seperti dikutip oleh Hernawati (1997) karakteristik penting

dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang dapat mempengamhi persepsi adalah :

1 . Faktor ciri khas dari obyek stimulasi yang terdiri atas nilai, arti, familiaritas

dan intensitas,

2. Faktor pribadi, termasuk didalamnya ciri khas individu, seperti taraf

kecerdasan, latar belakang kultural, tninat dan emosionalitasnya,

3. Faktor pengamh kelompok, artinya respon orang lain dapat memberi arah ke

suatu tingkah laku yang sesuai.

2.5.1. Tingkat Kepuasan

Pengertian kepuasan (satisfaction) menurut Irawan (2002) adalah kata dari

bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to

do atau melakukan. Jadi, sesuatu ha1 yang bisa memuaskan adalah ha1 yang sanggup

memberikan sesuatu yang dicari pengguna atau konsumen sampai pada tingkatan

cukup.

Dalam konteks consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan

dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunaka~i

prod~tk atau jasa. Salah satu difinisinya, seperti dikemukakan oleh Oliver seperti

dikutip oleh Irawan (2002) kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa

produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat

pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.

Page 37: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Kepuasan dibagi dibagi dua macam yaitu kepuasan fungsional dan

kepuasan psikologikal. Kepuasan fungsional diperoleh dari fungsi suatu produk

yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan psikologikal mempakan kepuasan yang

diperoleh dari atribut fisik tidak benvujud dari produk, seperti kualitas pelayanan.

2.5.2. Tingkat Kepentingan Konsumen

Pada tingkat kepentingan konsumen ini, pendekatan konsep consumer

behaviour dapat dijadikan dasar pandangan untuk menerapkan variabel-

variabel yang dapat diidentifikasikan untuk memenuhi kepuasan konsumen, yang

dalam ha1 ini berhubungan erat dengan tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa.

Tingkat kepentingan konsumen didefinisikan sebagai keyakinan konsumen sebelum

mencoba atau membeli suatu produk jasa yang akan dijadikannya standar acuan

dalarn menilai kine j a produk / jasa tersebut.

Menurut Rangkuti (2002) kepuasan konsumen khususnya jasa dapat diukur

dengan membandingkan tingkat kepentingan konsumen terhadap kinerja yang

dirasakan. Kepentingan konsumen erat kaitannya dengan penilaian kualitas jasa.

Kualitas jasa didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi

tingkat kepentingan konsumen. Jenis kualitas jasa adalah sebagai berikut : (1).

kualitas teknik (outcome), yaitu kualitas hasil ke ja penyampaian jasa itu sendiri,

dan (2). kualitas pelayanan (process), yaitu kualitas cara penyarnpaian jasa tersebut.

Page 38: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Kriteria umum atau standar yang menentukan kualitas suatu jasa adalah :

1. Ketanggapan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu konsumen

dan ketersediaan untuk melayani konsumen dengan balk.

2. Kehandalan (realibilip), yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Empati (emphaty), yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian secara

individual kepada konsumen, memahami kebutuhan konsumen, serta

mudah untuk dihubungi.

4. Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan petugas serta sifatnya

yang dapat dipercaya sehingga konsumen terbebas dari resiko.

5. Bukti langsung (tangibles), ineliputi fasilitas fisik, perlengkapan karyawan

dan sarana komunikasi.

2.6. Teknik Sampling

Menurut Usman (1995) sampel ialah sebagian anggota populasi yang

diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik

sampling. Teknik sampling berguna agar : (1) mereduksi anggota populasi menjadi

anggota sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan

terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan, (2) lebih teliti menghitung yang

sedikit daripada yang banyak, dan (3) menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Teknik sampling bertingkat (shafzj?ed sampling) disebut juga dengan istilah

teknik sampling berlapis, berjenjang, dan petala. Teknik ini digunakan apabila

populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat.

Page 39: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu, teknik ini akan semakin baik

jika dilengkapi dengan penggunaan proporsional, sehingga setiap tingkat diwakili

oleh jumlah yang sebanding.

2.7. Tahapan Input

Menurut David (2002) pada tahap input yang digunakan adalah matriks

EFIIEFE. Matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan mengevaluasi

informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah,

hukum, teknologi dan persaingan. Matriks EFI merupakan alat perumusan yang

meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang

fungsional dari suatu usaha dan matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali

dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang tersebut.

Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subyektif

dalam tahap awal mulai dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil

dalam matriks input menyangkut kepentingan relatif dari faktor-faktor ekternal dan

internal membuat ahli strategi menghasilkan dan mengevaluasi strategi secara

efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu diperlukan dalam menetapkan

pembobotan dan penilaian yang tepat.

2.8. Tahapan Pencocokan Strategi

2.8.1. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opporturtities-Threats)

Analisis SWOT menurut David (2002) adalah cara melakukan identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisa ini

Page 40: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

berdasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities) yang secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats) sehingga diharapkan mampu untuk

menyeimbangkan kondisi internal, yaitu kekuatan dan kelemahan dengan kondisi

eksternal yaitu peluang dan ancaman yang ada, kemudian diimplikasikan dalam

matriks SWOT, untuk mendapatkan strategi terbaik (the best solution).

Berkembangnya konsep analisis SWOT, sangat membantu untuk mengenali

berbagai kondisi dan atau posisi organisasi dalam kondisi lingkungan usaha secara

terpadu, sekaligus membantu memperkirakan ancaman maupun peluang yang

mungkin terjadi dalam kurun waktu mendatang. Saat ini konsep itu masih

digunakan, namun teknik analisisnya sudah dikembangkan dan kombinasikan dengan

memakai berbagai model atau teknologi analisis kuantitatif, sehingga hasilnya

menjadi lebih komprehensif dan terfokus serta mampu menunjukan kondisi riil.

Hasil analisisnya juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengenali upaya-upaya

yang mungkin dilakukan, dalam rangka kapitalisasi kekuatan yang telah dan akan

dimiliki organisasi bersangkutan, di samping untuk digunakan dalam

mengendalikan proses pertumbuhan dan arah gerak organisasi melalui upaya

menekan kelemahan yang ditemukan.

2.8.2. Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)

Menurut David (2002) matriks SPACE mempakan matriks sebagai alat

pencocokan, yang terdiri atas empat kuadran yang menunjukan apakah strategi

agresif, konservatif, defentif atau bersaing yang paling cocok dipakai untuk sebuah

Page 41: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

organisasi.. Sumbu matriks SPACE menggambarkan dua dimensi internal (kekuatan

keuangan [FS, financial strenght] dan keunggulan bersaing [CA, competitive

advantage] dan dua dimensi ekstemal stabilitas lingkungan [ES, environmental

stabili@] serta kekuatan industri [IS, industry strength]).

Vektor penunjuk arah yang berkaitan dengan setiap profil menyarankan

tipe strategi untuk dijalankan: agresif, konservatif, defensif, atau bersaing. Kalau

vektor penunjuk arah dari sebuah organisasi berada di kuadran agresif (kuadran

kanan atas) dari matriks SPACE, organisasi itu berada dalam posisi yang baik

sekali untuk menggunakan kekuatan intematnya untuk (1) memanfaatkan peluang

ekstemal, (2) mengatasi kelemahan internal, dan (3) menghindari ancaman

eksternal. Oleh karena itu, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan

produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal, diversifikasi

konglomerat, diversifikasi konsentrik, diversifikasi horisontal, atau strategi

kombinasi dari semua yang layak, tergantung pada lingkungan spesifik yang

dihadapi perusahaan tersebut.

Vektor penunjuk arah mungkin muncul dalam kuadran konservatif (kuadran

di kiri atas) dari Matriks SPACE, yang tersirat tetap dekat pada kompetensi dasar

organisasi dan jangan mengambil risiko berlebihan. Strategi konservatif paling

sering dite~nui adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengeinbangan produk,

dan diversifikasi konsentrik. Vektor penunjuk arah mungkin terletak di kiri bawah

atau kuadran defensif dari Matriks SPACE, yang menyarankan bahwa organisasi

hams memfokuskan pada memperbaiki kelemahan internal dan menghindari

ancaman ekstemal. Straregi defensif termasuk penghematan, divestasi, likuidasi. dan

Page 42: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

diversifikasi konsentrik. Akhirnya, vektor penunjuk arah dapat terletak di kanan

bawah atau kuadran bersaing dari Matriks SPACE menunjukan shtegi bersaing. Strategi

bersaing termasuk integritas ke belakang, ke depan dan horisontal.

2.8.3. Matriks IE (Internal-Eksternal)

Matriks IE menurut David (2002) didasarkan pada dua diinensi kunci yaitu

total EFI yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada

sumbu-y. Dari total nilai yang diberi bobot setiap divisi Matriks IE ditingkat

korporasi dapat disusun. Pada sumbu-x Matriks IE, total nilai EFI yang diberi

bobot dari 1,O sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai dari 2,O

sampai 2,99 dianggap sedang; dan nilai 3,O sampai 4,O kuat. Demikian pulan pada

sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot 1,O sampai 1,99 dianggap rendah; nilai

2,O sampai 2,99 sedang; dan 3,O sampai 4,O tinggi.

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang meinpunyai dampak

strategi berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, 11, atau IV dapat disebut

tumbub dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke

depan, dan integrasi horisontal) mungkin paling tetap untuk semua divisi ini. Kedua,

divisi yang masuk dalam sel 111, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi

pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua

strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. Ketiga divisi yang

masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi. Organisasi yang

Page 43: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

sukses dapat mencapai portofolio bisnis yang diposisikan dalarn atau di sekitar sel I

dalam Matriks IE.

2.9. Tahap Keputusan Strategi

Menurut David (2002) QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi altematif

secara obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan

internal yang dikenali sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan strategi yang

lain, QSPM memerlukan penilaian intuitif yang baik.

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan pada

sejauh mana faktor-faktor sukses kritis eksternal dan internal dimanfaatkan atau

diperbaiki. Daya tarik relatif dari setiap strategi dalam satu set alternatif dihitung

dengan menetapkan dampak kumulatif dari setiap faktor sukses kritis eksternal dan

internal. Berapapun jumlah set strategi altematif dapat dimasukkan dalam QSPM,

dan dalam berapapun jumlah strategi dapat menyusun suatu set, tetapi hanya

strategi dalam set tertentu dievaluasi relatif terhadap yang lain.

Page 44: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

111. METODE KAJIAN

3.1. Kerangka Pernikiran Kajian

Bergulirnya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berusaha meraih

pendapatan daerah yang tinggi guna menjamin kelangsungan penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan daerahnya. Pemerintah Kota Depok berupaya

menggali potensi peneri~naan daerah untuk meningkatkan kemampuan fiskal

Pemerintah Kota Depok dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan

yang berlaku.

Kota Depok sebagai daerah yang diarahkan sebagai penyangga dan

penyeimbang (bufer city and counter magnet) Ibukota Jakarta, tumbuh sebagai

pusat aktivitas sosial ekonomi regional serta lokal yang sangat potensial dan

prospektif. Kota Depok juga dikembangkan sebagai wilayah permukiman bagi

penduduk yang bekerja di wilayah DKI Jakarta, sehingga mendorong arus

mobilitas penduduk dan kegiatan ekonomi ke Kota Depok.

Banyaknya masyarakat yang mempunyai tempat tinggal di wilayah Kota

Depok dan semakin maraknya pusat perbelanjaan mengakibatkan peningkatan

konsumsi masyarakat akan pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman.

Menurut PRDB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Depok pada sektor tersier

sub-sektor restoran terdapat peningkatan persentase menurut harga konstan tahun

2000 untuk tahun ke tahunnya, ha1 ini berarti faktor kegiatan ekonomi dari sub-

sektor restoran mengalami kenaikan.

Dinamika tersebut berpengaruh positif terhadap perkembangan Kota

Depok secara umum dan khususnya perkembangan jasa usaha restoran di wilayah

Page 45: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Kota Depok, sehingga kegiatan ekonomi tersebut semakin baik dan berprospek

baik yang tentunya akan berpengaruh kepada pihak pemerintah daerah untuk

mendapatkan pemasukan daerah dari sektor restoran di Kota Depok. Mengingat

perlunya landasan hukum untuk mengatur regulasi dan penegakan hukum dalam

rangka memperoleh pendapatan dari jasa usaha restoran, maka Pemerintah Kota

Depok menerbitkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2 tahun 2002 tentang

Pajak Restoran.

Ternyata belum semua pengelola restoran di Kota Depok dapat

menyumbang untuk biaya pembangunan, walaupun saat ini pajak restoran

mempunyai kontribusi besar kepada pajak daerah namun sebenarnya

pemasukannya masih di bawah potensi yang ad& karena berdasarkan survei

lapangan masih banyak restoran yang masih Non WP.

Melihat ha1 tersebut, Pemerintah Kota Depok perlu melakukan

pembenahan I perbaikan penyelenggaraan pajak restoran, seperti pentingnya

mempunyai data obyek dan subyek pajak restoran yang valid dan terinci sesuai

dengan potensi dan realisasi yang riil di wilayah Kota Depok. Adanya

pembenahan I perbaikan manajeman penyelenggaraan pajak restoran tersebut

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui optimalisasi

peningkatan pendapatan pajak restoran di Kota Depok.

Kajian optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restroran di Kota Depok

ini dituangkan dalam suatu strategis kajian. Penyusunan rancangan strategis ini

dimaksudkan untuk memberikan arah bagi pemerintah daerah guna

mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak daerah khususnya pajak restoran.

Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut :

Page 46: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Kebutuhan masyarakat @epok dan sekitar) akan pemenuhan makanan dan minuman

Kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa restoran

Pemerintah Daerah Perda No. 2 Tahun 2002

I Restoran WP I I Restoran Non WP I

Penerimaan Pajak Restoran Potensi Pajak Restoran 1 i Pajak Restoran

Target dan Realisasi Pajak Restoran

Strategi Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kajian Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

3.2. Objek dan Waktu Kajian

a. Objek kajian adalah pajak restoran berserta komponen yang

mempengaruhinya.

b. Waktu kajian berlangsung pada bulan Nopember 2006 sampai Januari 2007.

Page 47: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

3.3. Wilayah Kajian

Wilayah kajian adalah- restoran di wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan

Raya Cinere dan Jalan Akses Cibubur (Trans Yogi) serta Dinas Pendapatan Kota

Depok dan instansi terkait.

3.4. Karakteristik Wilayah Kajian Restoran

Jalan Margonda Raya, Jalan Raya Cinere dan Jalan Akses Cibubur yang

menjadi obyek kajian mempunyai karakteristik yang sama yaitu sebagai wilayah

perdagangan, jasa, wisata kuliner, perkantoran, pemukiman, pendidikan dan jalan

akses dari / menuju Kota Depok. Ketiga wilayah tersebut menurut survei dan data

Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tempat restoran terbanyak di Kota Depok

yang diharapkan dapat mewakili restoran yang ada di Kota Depok.

3.5. Jenis dan Sumber Data Kajian

Ada dua jenis data yang dipergunakan dalam kajian ini yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara / survei terhadap pihak

pemerintah daerah sebagai pelaksana 1 penyelenggara pajak restoran dan pihak

pengelola restoran sebagai obyek pajak restoran.

Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi seperti dari Dinas

Pendapatan, Bapeda dan BPS serta beberapa literatur, hasil kajian sejenis dan

informasi lainnya berhubungan dengan topik kajian.

Tahapan pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Observasi langsung di lapangan pada obyek kajian untuk mengetahui

secara langsung kegiatan ekonomi pada sektor restoran di Kota Depok,

Page 48: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden
Page 49: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

2. Kapala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi dan Pelaporan Dinas

Pendapatan.

3. Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Ekonomi Bapeda

4. Kepala Sub Bidang Pajak dan Retribusi Daerah Bawasda.

5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Anggaran Bagian Keuangan Setda

6. Kepala Sub Bagian Evaluasi Kinerja Bagian Organisasi Setda

7. Kasie Jasa dan Sarana Wisata Kanparsenibud

8. Satu orang anggota DPRD Kota Depok dari Panitia Anggaran.

b. Responden Restoran

Data primer didapat dengan random sampling menggunakan

metode survei acak berlapis (stratified sanzpling) dengan dua tahapan.

Tahap pertama berdasarkan pengelompokan wilayah (Jalan Margonda

Ray& Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur) dan tahap kedua didasarkan

pada pengelompokan status WP dan Non WP. Penggunaan metode ini

disebabkan keragaman yang ada dalam tiap lapisan kecil, sedangkan

keragaman yang ada pada antar lapisan besar.

Survei tahap pertama (berdasarkan wilayah) dilakukan pada

restoran yang berada di wilayah Jalan Margonda Raya (22,95%), Jalan

Cinere (25,49%) dan Jalan Akses Cibubur (26,19%), sedangkan untuk data

sekunder jumlah restoran diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah.

Persentase perbandingan jumlah restoran didapat dari data Dinas

Pendapatan dan data survei berdasarkan wilayah kajian.

Page 50: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 6. Persentase Pengelompokan Restoran Berdasarkan Wilayah Kajian di Kota Depok Tahun 2006

Cinere

Jalan Margonda Raya

Status

WP Nan WP Total

.. - I -- , I --."" Non WP 23 6 26.09 Total 51 13 25.49

Status

Cibubur

Jumlah Restoran

89 33 122

I Jumlah Survei I Restoran

Yo

Status Restoran I Jumlah Survei / YO I

WP I 38 I 7 I 7q nn

Jumlah Survei

16 12 28

Total suwei tahap kedua herdasarkan status pajak diambil jumlah

total sampel sebanyak 52 restoran yang terdiri atas WP dan Nan WP.

Persentase tersebut oleh pengkaji dianggap mewakili dari golongan WP

dan Non WP di Kota Depok.

%

17.98 36.36 22.95

Tabel 7. Persentase Pengelompokan Berdasarkan Status Pajak di Kota Depok Tahun 2006

WP Nan WP Total

Sumber : Data Primer (diolah)

25 17 42

7 4 11

28.00 23.53 26.19

Status

WP Nan WP

Total Sumber : Data Primer (diolah)

Jumlah Restoran

142 73

215

Julnlah Survei

30 22 52

Yo

21.13 30.14 24.19

Page 51: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

3.7. Metode Pengolahan Data

Data primer dan se'kunder yang didapat kemudian diolah dan dianalisis

untuk mendapatkan rekomendasi sebagai strategi kebijakan pemerintah daerah

dalam optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di Kota Depok. Untuk

mendapatkan strategi tersebut terdapat tahapan yang harus dilakukan, yaitu :

a. Perkiraan Potensi Pajak Restoran

Pada kajian ini disinggung mengenai potensi pajak restoran di Kota

Depok, dengan menggunakan persamaan 1 formula matematis untuk

mengukur potensi pajak restoran menurut Soelarno (1993) yang dikutip

oleh Astabrata (2002), yaitu :

P P B R = S x D x O x T O x P r

PPBR = omzet restoran S = jumlah tempat duduk D = jumlah hari 0 = jam buka TO = turn over (penggantian) Pr = price (harga)

b. Efektivitas

Efektivitas digunakan untuk mengukur upaya pemungutan pajak

restoran yang dilakukan pemerintah daerah. Rumus efektivitas yang

digunakan :

realisasipajakrestoran Efekfivitas = X100%

t arg etpajakrestoran

Tingginya nilai efektivitas pajak restoran menunjukan tingginya upaya

pemungutan pajak restoran yang dilakukan pemerintah daerah.

Page 52: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

c. Efisiensi

Efisiensi digunakan untuk mengukur besamya biaya yang

dibutuhkan untuk menarik 1 mengumpulkan pajak restoran. Rumus

efisiensi yang digunakan adalah :

Semakin kecil rasio efisiensi mengandung arti bahwa kinerja pemerintah

daerah untuk pemungutan pajak restoran semakin baik, begitupun

sebaliknya.

d. Persepsi

Metode analisis persepsi digunakan untuk mengetahui persepsi

pihak pengelola restoran dan pihak pemerintah daerah tentang pajak

restoran dengan menggunakan skala Likert. Mengukur persepsi responden,

setiap pertanyaan diberikan lima alternatif penilaian. Skala ini

dikembangkan oleh Likert (1932) yang dikutip oleh Usman (1995)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang suatu fenomena, yang telah ditetapkan secara

spesifik oleh pengkaji, dan selanjutnya disebut variabel kajian. Kajian

dengan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan

sangat negatif. Penilaian skala Likert 5 tingkat yang meliputi gradasi

penilaian, simbol dan bobot dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 53: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 8. Penilaian Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk jawaban tertutup dan pengambilan

kesimpulan penilaian dilakukan dengan menginterpretasikan total nilai

yang didapat dengan skala penilaian yang telah ditentukan, yakni :

Keterangan Sangat Setuju

Setuju Netral

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

range kelas = [(an) - (bxd I

a = nilai tertinggi untuk pembobotan (5) b = nilai terendah untuk pembobotan (1)

Simbol SS S N TS STS

n = jumlah responden t = banyak tingkatan (5)

Bobot 5 4 3 2 1

Seperti yang dikutip dari Syamsurizal (2004) untuk kuesioner dengan

jawaban terbuka, jawaban akan direkapitulasi dan dicari unsur jawaban yang

sama, kemudian akan diranking. Perhitungan bobot jawaban responden terhadap

pertanyaan terbuka dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Metode Perhitungan Bobot Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Terbuka dan Pertanyaan yang Jawabannya Bisa Lebih Dari Satu

Page 54: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

dimana :

A,B, ..., H = kriteria yang disebutkan responden 1,2, ..., 5 = responden Xn = jumlah jawaban yang disebutkan responden Z = jumlah X

3.8. Metode Perancangan Program

Metode perancangan program digunakan untuk mengetahui hasil kajian

melalui pembahasan hasil kajian yang dilandasi pada tinjauan pustaka. Metode

perancangan ini diarahkan untuk meningkatkan peran aktif pemerintah daerah

sebagai penyelenggara pajak restoran dan peran serta masyarakat dalam ha1 ini

pengelola restoran.

Kajian ini dibuat untuk merangkum segala pennasalahan dalam

penyelenggaraan pajak restoran dengan memperhitungkan sektor potensi pajak

dan peran serta masyarakat dalam berpartisipasi membiayai pembangunan daerah

melalui pembayaran pajak. Langkah selanjutnya adalah penyusunan strategis

yang diperlukan guna memperoleh solusi untuk optimalisasi peningkatan

pendapatan pajak restoran di Kota Depok.

Metode perancangan program menggunakan analisa internal dan eksternal

(matriks IFE dan EFE) untuk penentuan faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi pendapatan pajak restoran. Faktor internal dan eksternal tersebut

kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan matrik IFE (Internal Factor

Evaluation) dan Matrik EFE (External Factor Evaluation) sehingga didapat hasil

urutan prioritas meliputi kekuatan, keleinahan, peluang dan ancaman yang

mempengaruhi optimalisasi peningkatan pajak restoran.

Page 55: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tahap selanjutnya adalah menyusun atau mengembangkan alternatif-

alternatif strategi. Fonnulasi alternatif strategi yang disusun didasarkan pada

pemikiran untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang yang secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Penyusunan alternatif strategi

tersebut dilakukan melalui matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,

Threats), meliputi strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.

Input strategi yang digunakan pada matriks SWOT berasal atas responden

pemerintah daerah sebagai pihak internal yang kemudian digabungkan dengan

pihak responden restoran sebagai pihak eksternal. Hasil penggabungan tersebut

diharapkan menghasilkan alternatif strategi yang bermanfaat bagi kedua belah

pihak.

a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan kinerja pihak pemerintah daerah dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi WO ( Weaeaknesses-Opportunities)

Strategi dalam menggunakan peluang yang dimiliki pemerintah daerah

untuk mengatasi kelemahan yang ada.

c. Strategi ST (Strengths-Threats)

Strategi ini diterapkan berdasarkan kekuatan yang ada dengan cara

meminimalkan ancaman.

d. Strategi WT ( Weaknesses-Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defentif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Page 56: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tahap berikutnya adalah evaluasi menggunakan matriks Strategic Position

and Action Evaluafion (SPACE). Matriks ini berguna untuk mencocokan

alternatif strategi yang dihasilkan. Matriks SPACE terdiri atas kerangka kerja

empat kuadran yang menunjukan apakah strategi yang dihasilkan bersifat agresif,

konservatif, defensif, atau bersaing paling cocok untuk suatu organisasi. Sumbu

Matriks SPACE menggambarkan dua dimensi internal (kekuatan [FS, financial

strengfh] dan keunggulan bersaing [CA, competitive advantage]) dan dua dimensi

ekternal (stabilitas lingkungan [ES, environmental stabilily] dan kekuatan industri

[IS, industry strength] ). Tahap terakhir adalah QSPM (Quantitative Strategic

Planning Matrix). Tahap ini merupakan tahap keputusan strategi yang akan

dilakukan oleh sebuah organisasi, berdasarkan alternatif solusi yang didapat dari

matriks EFIIIFE, analisis SWOT, dan Matriks SPACE. Matriks QSP menentukan

daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan sejauhmana faktor-faktor

sukses kritis eksternal dan internal dimanfaatkan atau diperbaiki.

Langkah-langkah yang digunakan dalam metode perancangan program

optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran meliputi :

1. Melakukan analisis komponen penerimaan pajak restoran.

2. Menghitung perkiraan omzet dan potensi pajak restoran

3. Menghitung efektivitas dan efisiensi pajak restoran

4. Mengkaji manajemen penyelenggaraan pajak restoran

5 . Menganalisis persepsi pemilik restoran dan pemerintah daerah tentang

pajak restoran.

6 . Menyusun rekomendasi dan strategi mengenai optimalisasi peningkatan

pendapatan pajak restoran.

Page 57: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK

4.1. Kota Depok Berdiri

Berawal dari sebuah kecamatan yang berada di bawah Kewedanaan

Parung Kabupaten Bogor yang meliputi 21 desa. Mulai tahun 1976 perumahan

dibangun dan berkembang terus yang pada akhirnya pada tahun 1981 pemerintah

membentuk Kota Administratif Depok yang peresmiannnya pada tanggal 18

Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri RI saat itu yaitu H. Amir Machmud.

Selama 17 tahun menjadi Kota Administratif, akhirnya Kota Depok

memisahkan dari Pemerintahan Kabupaten Bogor dan terbentuk berdasarkan

Undang-undang Nornor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah

Tingkat I1 Depok dan Kotamadya Cilegon pada tanggal 27 April 1999.

4.2. Letak Geografis

Berdasarkan kondisi geografis Kota Depok yang dilihat secara topografis,

terletak pada koordinat 6O19'00" - 6°28'00" Lintang Selatan dan 106°43'00"-

106°55'30" Bujur Timur, dengan luas wilayah 200,29 km2 (Gambar 2). Batas-

batas wilayah administrasinya adalah :

- Sebelah Utara : berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kecamatan Ciputat

Kabupaten Tangerang

- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Bojong Gede dan

Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor

- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sindur dan

Kecamatan Parung Kabupaten Bogor

Page 58: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

- Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten

Bogor dan Kecamatan Pondok Gede Kabupaten Bekasi.

- r'LhGixl

Gambar 2. Peta Kota Depok Tahun 2006

Kondisi wilayah bagian utara umumnya berupa dataran rendah, sedangkan

di wilayah bagian selatan umumnya merupakan daerah perbukitan dengan

ketinggian 40-140 meter di atas permukaan laut dengan kerniringan lereng antara

2-15 %. Penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan lereng wilayah dengan

kemiringan lereng antara 8-15 % tersebar dari barat ke timur. Wilayah dengan

kelniringan lereng lebih dari 15 % terdapat di sepanjang sungai Cikeas, Ciliwung

dan bagian selatan sungai Angke

Kemiringan lereng antara 8-15 % potensial untuk pengembangan

perkotaan dan pertanian, sedangkan kemiringan lereng yang lebih besar dari 15 %

potensial untuk dijadikan sebagai benteng alarn yang berguna untuk memperkuat

Page 59: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

pondasi. Di samping itu, perbedaan kemiringan lereng juga bermanfaat untuk

sistem drainase. Pennasalahan yang muncul akibat topografi Kota Depok adalah

karena adanya perbedaan kemiringan lereng menyebabkan terjadinya genangan

atau banjir, bila penangannya tidak dilakukan secara terpadu.

4.3. Iklim

Wilayah Kota Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan

perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim,

secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan

antara Oktober-Maret.

Temperatur : 24,3-33 derajat Celsius

Kelembaban rata-rata : 82 %

Penguapan rata-rata : 3,9 mmlth

e Kecepatan angin rata-rata : 3,3 knot

Penyinaran matahari rata-rata : 49,s %

. Jumlah curah hujan : 2684 mmlth

. Jumlah hari hujan : 222 hariltahun

Iklim Kota Depok yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan

pertanian ditambah dengan kadar curah hujan yang kontinu di sepanjang tahun.

Pennasalahan mendasar walaupun di satu sisi di dukung oleh iklim tropis yang

baik yaitu alokasi tata guna lahan yang harus mempertimbangkan sektor lain

temtama lahan hijau dan permukiman

Page 60: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

4.4. Pemerintahan

Jumlah kecamatiin sampai tahun 2006 yang ada di Kota Depok terdiri atas

6 Kecamatan dan 63 kelurahan dengan 801 RW dan 4.200 RT. Kecamatan

tersebut adalah Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran

Mas, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Limo dan Kecamatan Sawangan.

Kecamatan Sawangan memiliki jumlah kelurahan terbesar yakni sebanyak 14

kelurahan diikuti oleh Kecamatan Cimanggis sebanyak 13 kelurahan sedangkan

Kecamatan Beji memiliki jumlah kelurahan terkecil yakni sebanyak 6 kelurahan

dan Kecamatan Limo sebanyak 8 kelurahan. Untuk Kecamatan Sukrnajaya dan

Kecamatan Pancoran Mas memiliki jumlah kelurahan yang sama yakni 11

kelurahan.

4.5. Kependudukan

Dilihat dari segi demografis jumlah penduduk di Kota Depok berdasarkan

data BPS, pada tahun 2000 adalah 973.036 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-

rata adalah 4.858 jiwaflan2. Pada tahun 2001 jumlah penduduk adalah 1.204.684

jiwa dengan kepadatan penduduk 6.015 jiwa/km2. Pada tahun 2002 jumlah

penduduk adalah 1.247.233 jiwa dengan kepadatan penduduk 6.227 jiwa/km2.

Pada tahun 2003 jumlah penduduk adalah 1.335.734 jiwa dengan kepadatan

penduduk 6.669 jiwakm2. Pada tahun 2004 jumlah penduduk adalah 1.369.461

jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata adalah 6.837 jiwa/km2. Pada tahun

2005 jumlah penduduk di Kota Depok adalah 1.374.522 jiwa.

Migrasi yang terjadi di Kota Depok dari tahun 2000-2004 memiliki

perpindahan yang cukup signifikan. Pada tahun 2000 jumlah pendatang yakni

Page 61: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

sebanyak 52.383 orang sedangkan jumlah yang melakukan migrasi keluar

sebanyak 8.892 orang. Pada tahun 2001 jumlah pendatang ydkni sebanyak 7.066

orang dengan jumlah penduduk yang bermigrasi keluar sebanyak 2.721 orang.

Pada tahun 2002 jumlah pendatang sebanyak 9.418 orang dan jumlah emigrasi

sebanyak 2.753 orang. Pada tahun 2003 jumlah pendatang adalah 19.950 orang

sedangkan jumlah penduduk yang keluar adalah 7.419 orang. Pada tahun 2004

jumlah penduduk yang datang yakni 11.899 orang sedangkan penduduk yang

keluar adalah 4.503 orang.

4.6. Permukiman

Kondisi pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Depok

mencapai 10.968 Ha (54,76 %) dari keseluruhan luas wilayah di Depok 20.029

Ha. Hal ini, mengakibatkan peningkatan tuntutan kebutuhan fasilitas dan utilitas

perumahan dan permukiman, dimana kondisi lingkungan dan perumahan yang ada

belum tertata dengan baik. Hanya 40 % yang sudah tertata dengan baik sedangkan

60 % masih belum tertata dengan baik.

4.7. Kesehatan

Untuk menangani masalah kesehatan di Kota Depok, pemerintah

membangun sarana rumah sakit (RSUD) yang rencananya beroperasi akhir tahun

2007 dan sarana kesehatan lainnya berupa Puskesmas. Puskesmas terbanyak

berada di Kecamatan Cimanggis. Kondisi lingkungan di Kota Depok dalaln

kaitannya dengan ketersediaan sarana air bersih dan janban keluarga mengalami

kenaikan dari tahun 2000 sampai tahun 2003, natnun mengalami penurunan

Page 62: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

kembali pada tahun 2004. Rumah dengan sarana air bersih pada tahun 2000

berjumlah 140,815. Meningkat menjadi 176,561 pada tahun 2001 dan 199,863

pada tahun 2002. Tahun 2003 terus meningkat menjadi 207,794, namun

jumlahnya menurun menjadi 202,811 pada tahun 2004. Jumlah rumah dengan

ketersediaan jamban keluarga paling banyak terdapat pada tahun 2003 sejulnlah

206,589.

4.8. Pendidikan

Di bidang pendidikan dalam berpartisipasi sekolah untuk anak berumur 7-

12 tahun yang bersekolah paling banyak tahun 2001 yaitu 127,566 orang. Tahun

2003 jumlah anak umur 13-15 tahun paling banyak berjutnlah 69,256 orang dan

yang bersekolah paling banyak pada tahun 2004 berjumlah 54,038 orang. Tahun

2003, anak umur 16-18 tahun paling banyak berjumlah 81,486 orang dan yang

bersekolah paling banyak pada tahun 2000 berjumlah 61,254 orang.

Untuk anak yang mengalami putus sekolah (drop out / DO), bervariasi di

tiap tingkatannya, pada tingkat SD jumlah anak yang DO paling banyak tahun

2000, sejumlah 270 anak. Untuk tingkat SLTP, jumlah anak yang DO paling

banyak tahun 2000, yaitu 364 anak. Begitu juga di tingkat SLTA, jumlah anak

yang DO paling banyak tahun 2000, yaitu 277 orang.

Dalam pelaksanaan pendidikan, salah satu sarana yang diperlukan adalah

bangunan sekolah. Jumlah sekolah tingkat SD yang ada di Kota Depok paling

banyak terdapat di Kecamatan Limo. Tahun 2000 ada 110 sekolah, tahun 2001

ada 115 sekolah, tahun 2002 ada 117 sekolah, dan tahun 2003-2004 ada 118

sekolah. Di tingkat SLTP jumlah sekolah terbanyak terdapat di Kecamatan

Page 63: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Pancoran Mas. Di tahun 2000 ada 40 sekolah, tahun 200 1-2002 ada 44 sekolah,

tahun 2003 ada 46 sekolah dan tahun 2004 ada 50 sekolah. Jumlah sekolah pada

tingkat SLTA yang paling banyak juga berada di Kecamatan Pancoran Mas. Pada

tahun 2000 ada 35 sekolah, tahun 2001 terdapat 38 sekolah, tahun 2002 terdapat

40 sekolah, tahun 2003 terdapat 41 sekolah, dan tahun 2004 terdapat 42 sekolah.

Selain sekolah, Kota Depok juga memiliki fasilitas Pendidikan Non-

Formal berupa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Pada tahun 2000,

tidak semua kecamatan memiliki PKBM. Yang memiliki sebuah PKBM adalah

Kecamatan Sawangan, Kecamatan Sukmajaya, dan Kecamatan Cimanggis. Tahun

2001 hampir seluruh Kecamatan memiliki sebuah PKBM, kecuali Kecamatan

Beji. Tahun 2002 semua Kecamatan memiliki PKBM, dan yang paling banyak

memiliki PKBM adalah Kecamatan Sawangan sejumlah 3 PKBM. Tahun 2003-

2004 PKBM terbanyak sejumlah 3 PKBM terdapat di Kecamatan Sawangan,

Kecamatan Sukmajaya, dan Kecamatan Cimanggis.

4.9. Transportasi

Transportasi di Kota Depok masih bersifat regional dan komuter (Jakarta

dan Bogor) baik melaloi jalan raya maupun jalan baja 1 rel. Pusat tarikan

pejalanan yang cukup besar adalah menuju DKI Jakarta dengan bangkitan

pejalanan terbesar berasal dari wilayah permukiman. Sarana transportasi

angkutan jalan dalam kota sampai tahun 2005 sebanyak 12 rute angkutan Kota

Depok, sedangkan untuk luar kota ke Jakarta sebanyak 11 trayek bus besar dan 8

trayek bus sedang, sedangkan antar kota lainnya sebanyak 5 trayek bus

Page 64: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

4.10. Stuktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah

Struktur or@nisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Depok disusun

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2003 Tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah. Shuktur organisasi Dinas Pendapatan Kota Depok

terdiri atas Kepala Dinas, Bagian Tata Usaha, Bidang Pendataan dan Pengolahan

Data, Bidang Penetapan dan Pembukuan, Bidang Penagihan dan Penerimaan

Lain-lain, Bidang Pengembangan dan Pengendalian Operasional, UPTD, dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 l'ahun 2003 Tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah, tugas Dinas Pendapatan

Kota Depok adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang

pendapatan. Sedangkan fungsinya dari Dinas Pendapatan meliputi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang

pendapatan

c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas di bidang pendapatan

d. Pengelolaan urusan ketatausahaan

Page 65: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Potensi Penerimaan Pajak Restoran

5.1.1. Karakteristik Responden Restoran

Survei random sampling yang dilakukan meliputi tiga wilayah yang dapat

mewakili dalam pengambilan data restoran di Kota Depok. Adapun karakteristik

responden restoran menggambarkan dan membandingkan ketiga wilayah survei,

baik yang sudah menjadi WP maupun belum menjadi WP yang diolah

berdasarkan hasil data primer dan data sekunder. Adapun karakteristik yang

didapatkan adalah :

a. Wajib Pajak (WP)

WP pada wilayah Jalan Margonda Raya lebih banyak dari WP di wilayah

Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur. Hal ini, dikarenakan wilayah Jalan

Margonda Raya merupakan jantung aktivitas Kota Depok yang terdapat

beberapa pusat perbelanjaan besar dan banyaknya restoran yang hampir

merata di sepanjang Jalan Margonda Raya.

b. Non Wajib Pajak (Non WP)

Nan WP pada wilayah Jalan Margonda Raya lebih banyak daripada

wilayah Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur. Hal ini, dikarenakan Jalan

Margonda Raya merupakan jantung aktivitas Kota Depok yang terdapat

beberapa pusat perbelanjaan besar dan banyaknya restoran yang hampir

merata disepanjang Jalan Margonda Raya.

Page 66: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

c. Wajib Pajak dan Nan Wajib Pajak

Terdapat banyak restoran di wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere

dan Jalan Akses Cibubur, baik yang sudah jadi WP maupun Nan WP yang

merupakan potensi baik untuk peningkatan pendapatan pajak restoran.

d. Wajib Pajak Survei

Pada wilayah Jalan Margonda Raya terdapat WP lebih banyak

daripada wilayah Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur. Hal ini, terlihat

dari data Dipenda, banyaknya WP tersebut membuat pajak restoran

menjadi penyumbang utama pajak daerah di Kota Depok.

e. Nan Wajib Pajak Survei

Polensi Nan WP di wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere dan Jalan

Akses Cibubur merupakan potensi baik dan bilamana Non WP tersebut

dapat menjadi WP maka akan meningkatkan pendapatan pajak restoran

dengan siginifikan.

f. Survei Wilayah Pajak

Survei dilaksanakan pada wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere

dan Jalan Akses Cibubur: karena ketiga wilayah tersebut memiliki

karakteristik hampir sama dan terdapat banyak restoran yang dapat

mewakili populasi restoran di Kota Depok.

g. Survei Status Pajak

Status pajak dibagi dalam dua status yaitu Wajib Pajak dan Nan Wajib

Pajak. Wajib Pajak sudah terdaftar dan mempunyai Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) dan Nan WP yaitu belum terdaftar dan belum

mempunyai NPWP.

Page 67: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

h. Jenis Kelalnin

Menurut survei bahwa pengelola restoran yang berjenis kelamin laki-laki

lebih banyak daripada perempuan. Hal ini, kemungkinan masih adanya

anggapan bahwa laki-laki dapat lebih bebas bergerak daripada perempuan.

I. Umur

Pengelola restoran lebih banyak yang berumur antara 20 - 30 tahun. Hal

ini, agar terlihat menarik dan terlihat energik.

j. Pendidikan

Jenjang pendidikan pengelola restoran rata-rata sampai SMA. Namum,

untuk restoran dengan tipe waralaba atau modem rata-rata berasal dari

jenjang pendidikan Diploma dan S1.

k. Tipe Restoran

Tipe restoran pada survei ini lebih banyak berasal dari tipe tradisional,

seperti bakso, pempek, restoran sunda atau restoran padang. Sedangkan

pada tipe modem atau fast food seperti restoran dengan konsep open

kitchen.

1. Status Badan Hukum

Status badan hukum ini diberikan oleh Notaris dengan syarat-syarat

tertentu seperti perizinan yang harus dipenuhi dan mempunyai NPWP.

Adanya status hukum ini berdampak kepada pendapatan pajak restoran,

karena seharusnya yang dapat ditarik pajaknya yaitu restoran yang sudah

mempunyai status hukum yang berlaku.

Untuk lebih jelas mengenai karakteristik responden pada Kajian

Pembangunan Daerah ini, dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 68: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 10. Karakteristik Responden Restoran di Wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur Kota Depok Tahun 2006

WP dan Non WP

Non WP Survei

Wilayah Pajak Survei

Sumber : Data Primer dan Data Sekunder (diolah)

5.1.2. Jenis Restoran Menurut Omzet

Survei dilakukan tidak hanya mengetahui bagaimana karakteristik dan

persepsi pengelola restoran, tetapi juga untuk mengetahui perkiraan omzet yang

didapatkan para pengelola restoran di wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere

Page 69: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

dan Jalan Akses Cibubur. Adanya perkiraan omzet tersebut untuk mengetahui

pengaruh kepada pajak restoran yang didapatkan pemerintah daerah.

Tabel 11. Tipe Restoran Menurut Omzet Wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur Kota Depok Tahun 2006

Jenis Restoran Kecil

Menengah

Berdasarkan Tabel 11 tipe restoran dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe kecil

dengan olnzet kurang dari 300 juta rupiah, tipe menengah dengan omzet antara

300 juta sampai dengan 700 juta rupiah dan tipe besar dengan omzet lebih dari

700 juta. Adanya pembagian tipe restoran ini untuk lebih memudahkan pihak

pernungut pajak mengetahui perkiraan omzet pajak restoran di Kota Depok

walaupun gambaran omzet ini hanyalah dari restoran yang WP ataupun Non WP

yang disurvei. Restoran yang mempunyai andil besar dalam perolehan pajak

restoran ini rata-rata berasal restoran dengan konsep modem.

Besar

5.1.3. Perkiraan Potensi Pajak Restoran

Perkiraan potensi pajak restoran yang sehamsnya diperoleh Pemerintah

Kota Depok didapat dari hasil survei kepada pihak pengelola restoran di wilayah

Jalan Margonda Raya, Jalan Cinere dan Jalan Akses Cibubur dengan cara

perhitungan dari omzet yang diperoleh restoran. Perkiraan omzet restoran tersebut

kemudian diolah dengan motode / formula matematis Soelamo (1993) yang

dikutip oleh Astabrata (2002). Menggunakan data restoran menurut survei dan

Perkiraan Omzet / Tahun (Rp) < 300.000.000

300.000.000 - 700.000.000 > 700.000.000 2 1 1 40,39 1

Sumber : Data Primer (diolah)

Jnmlah 6 25

yo

11,53 48,08

Page 70: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

data Dinas Pendapan Daerah yang pada tahun 2006, maka potensi pajak restoran

dapat dihitung sebagai berikut :

1. Jumlah tempat duduk restoran WP adalah 1864 kursi dan Non WP adalah

466 kursi.

2. Asumsi jumlah hari dalam satu tahun adalah 330 hari dengan terdapat satu

bulan libur dalam satu tahun.

3. Jumlah jam buka rata-rata restoran per-hari adalah 12 jam

4. Masa pergantian pengunjung dengan asumsi adalah 1 x 1 jam.

5. Kunjungan ramai, 100 % ternpat duduk terisi adalah 4 jam.

6. Kunjungan sepi, 5 % tempat duduk terisi adalah 8 jam

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan perkiraan

potensi pajak di Kota Depok adalah :

a. Menghitung omzet restoran survei.

OR WP = ( S x D x P h x T O x P r ) + ( S x D x R h x T O x P r )

=(1864x330x(4x100%)xRp15000)+

( 1864 x 330 x (8 x 5%) xRp 15000 )

= Rp 40.597.920.000,-

ORNonWP = ( S x D x P h x T O x P r ) + ( S x D x R h x T O x P r )

= ( 466 x 330 x (4 x 100%) x Rp 15000 ) +

( 466 x 330 x (8 x 5%) xRp 15000 )

= Rp 10.747.400.000,-

OR Survei = (OR WP) + (OR Non WP)

= Rp 40.597.920.000 + Rp 10.747.400.000

= Rp 50.747.400.000,-

Page 71: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Omzet pendapatan restoran di wilayah survei yang dilakukan,

terlihat bahwa Kota Depok menyimpan potensi yang sangat baik dalam

meningkatkan pendapatan pajak restoran yang tercermin dari besarnya

omzet restoran yang dihitung dari restoran yang disurvei, untuk lebih jelas

dapat melihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Potensi Omzet Pendapatan Restoran Menurut Sumei WP dan Non WP di Kota Depok Tahun 2006

b. Menghitung potensi omzet restoran berdasarkan tiga wilayah survei kajian.

Setelah mengetahui omzet pendapatan restoran yang disumei, maka tahap

berikutnya adalah melihat bagaimana potensi omzet pendapatan restoran

di wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Raya Cinere dan Jalan Akses

Cibubur. Adapun Tabel 13 menggambarkan perolehan ornzet pendapatan

restoran berdasarkan WP dan Non WP pada tiga wilayah kajian.

Tabel 13. Potensi Omzet Restoran Berdasarkan WP dan Non WP di Wilayah Survei Kajian Tahun 2006

Jumlah Survei 52

50.747.400.000 Sumber : Data Primer (diolah)

Nan WP 22

10.149.480.000

Uraian Restoran

Jumlah Omzet (RP)

- Sumber : Data Primer (diolah)

WP 30

40.597.920.000

Non WP 73

33.677.820.000

Jralan ~es toran

'~---'ah Omzet (Rni

WP 142

192.163.488.000

Page 72: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

c. Menghitung potensi omzet restoran WP tingkat kota.

Potensi omzet WP dihitung dari WP survei sebanyak 30 restoran dengan

perolehan Rp 40.597.920.000,OO yang dikonversi kepada jumlah total di

tiga wilayah survei sebanyak 142 restoran dengan perolehan

Rp192.163.488.000,OO. Selanjutnya adalah menghitung WP kota sebanyak

229 restoran (data Dipenda) dan didapatkan perolehan

Rp 232.761.408.000,OO. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Potensi Omzet Restoran WP Kota Depok Tahun 2006

(RP) Sumber : Data Primer (diolah)

Uraian

Restoran Jumlah Omzet

d. Menghitung potensi omzet restoran Non WP tingkat kota.

Perhitungan potensi olnzet Non WP untuk tingkat kota dimulai dari

potensi Non WP survei sebanyak 22 restoran dengan perolehan

Rp 10.149.480.000,00 yang kemudian dikonversikan ke potensi tiga

wilayah suwei sebanyak 73 restoran dengan perolehan potensi

Rp 33.677.820.000,OO. Selanjutnya adalah menghit~mg Non WP kota

dengan asumsi sebanyak 119 restoran (menggunakan persentase yang

sama pada persentase WP kota) dan didapatkan potensi sebanyak

Rp 43.827.300.000,OO. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 15.

WP Survei

30

40.597.920.000

Tiga Wilayah 142

192.163.488.000

Kota 229

232.761.408.000

Page 73: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 15. Potensi Omzet Restoran Non WP Kota Depok Tahun 2006

e. Menghitung seluruh omzet restoran tingkat kota

Uraian

Restoran Jumlah

Omzet (Rp)

Pada tahapan ini didapatkan perkiraan potensi omzet restoran untuk

tingkat Kota Depok herdasarkan oinzet WP dan omzet Non WP. Potensi

ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana sebenarnya perolehan omzet

Sumber : Data Primer (diolah)

Non WP

restoran di Kota Depok yang mendekati kenyataannya (Tabel 16).

Tabel 16. Potensi Omzet Restoran di Kota Depok Tahun 2006

Asumsi Kota 119

43.827.300.000

Survei 22

10.149.480.000

Tiga Wilayah 73

33.677.820.000

f. Menghitung Potensi Pajak Restoran di Kota Depok

Menurut Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran di

Kota Depok dikatakan bahwa pajak restoran berasal dari 10 % omzet

pendapatan yang diperoleh restoran. Adapun rumus pajak restoran di Kota

Depok adalah :

PPh.R = Tarif Pajak x OR

- - 10 % x Rp 276.588.708.000,-

= Rp 27.658.870 800,-

Uraian WP

Non WP Tingkat Kota

Omzet Restoran (Rp) 232.761.408.000 43.827.300.000

276.588.708.000 Sumber : Data Primer (diolah)

Page 74: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

g. Perbandingan antara target, realisasi dan potensi pajak restoran di Kota

Depok.

Pajak restoran di Kota Depok merupakan jasa usaha yang berpotensi baik,

dimana berkembangnya restoran, baik yang tradisional maupun yang

modern. Namun, perkembangan restoran di Kota Depok ini kurang dapat

diakomodir sebagai sumber pendapatan utama pajak daerah, padahal bila

pihak pemerintah daerah daerah dapat lebih melakukan intensifikasi dan

ekstensifikasi pajak restoran akan berpengaruh positif terhadap

pendapatan daerah.

Tabel 17. Perbandingan Target, Realisasi dan Potensi Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2006

Pajak Restoran Kota Depok Tahun 2006 I

I Sumber : Data Primer (diolah) dan Data Dipenda, 2007.

Target (Rp)

11.885.599.918

Dilihat dari Tabel 17 menggambarkan bahwa target yang ditetapkan oleh

pihak pemerintah daerah dapat terlampaui oleh realisasi yang didapatkan

pada tahun 2006, begitupun untuk tahun-tahun sebelumnya. Namun, bila

penyelenggaraan pajak restoran ini dikelola dengan baik dan benar,

setidaknya perkiraan potensi yang telah dihitung tersebut diharapkan

mendekati potensi di lapangan yang sebenamya. Berarti pada tahun 2006

Pemerintah Kota Depok mengalami kehilangan pajak restoran sebesar

Rp 14.794.813.077,OO.

Realisasi (Rp)

12.864.057.723

Perkiraan Potensi Pajak (Rp)

27.658.870 800

Page 75: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

5.1.4. Efektivitas Pajak Restoran di Kota Depok

Efektivitas penerimaan pajak restoran pada tahun 2003 - 2006 dapat

diketahui dan dibandingkan untuk mengetahui bagaimana kinerja Pemerintah

Kota Depok dalam memungut pajak restoran. Tingginya nilai efektivitas pajak

restoran menunjukan tingginya upaya pemungutan pajak restoran yang dilakukan

pemerintah daerah seperti yang terlihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Efektivitas Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2003-2006

Target (Rp) Realisasi (Rp) Naik(Turun) I Tahun / (dalam jutaan) Realisasi jutaan) O-

Sumbcr : Dinas Pendapatan Kota Depok tahun 2003-2006 (data diolah)

Pada Tabel 18 terlihat bagaimana kinerja Pemerintah Kota Depok dalam

merealisasikan pajak restoran termasuk baik, ditandai dengan penerimaan realisasi

pajak yang selalu melebihi dari target yang ditetapkan dari tahun ke tahunnya. Hal

tersebut diperlihatkan dari rasio efektivitas yang mampu melebihi 100 persen.

Namun bila dilihat dari potensi di lapangan bahwa penetapan target pajak restoran

di Kota Depok masih dapat ditingkatkan, sehingga dapat lebih menyumbangkan

pendapatan kepada kas daerah.

5.1.5. Efisiensi Pajak Restoran di Kota Depok

Tingkat efisiensi dinyatakan dalam persentase adalah perbandingan antara

penerimaan (input) dengan upah perangsang (output). Persentase efisiensi pajak

Page 76: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

restoran pada tahun 2003 - 2006 termasuk baik. Namun bila dilihat dari potensi di

lapangan bahwa penetapan target pajak restoran di Kota Depok masih dapat

ditingkatkan, sehingga lebih menyumbangkan penerimaan pendapatan kepada kas

daerah. Untuk lebih jelas berapa efisiensi yang didapatkan oleh pihak

penyelenggara pajak restoran, dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Efisiensi Pajak Restoran di Kota Depok Tahun 2003-2006

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Depok tahun 2003-2006 (data diolah)

Efisiensi pajak restoran di Kota Depok pada tahun 2003 - 2006 relatif

tidak mengalami perubahan yang signifikan, ha1 ini karena peningkatan jumlah

obyek pajak berpengaruh kepada peningkatan biaya pemungutan (upah

perangsang) yang diberikan oleh penyelenggara pajak restoran Oipenda).

Semakin kecil rasio efisiensi mengandung arti bahwa kinerja pemerintah daerah

untuk pemungutan pajak restoran semakin baik.

5.2. Manajemen Kinerja PAD Sektor Pajak Restoran

Menurut Syamsurizal (2004) pada umumnya manajeman dalam

penyelenggaraan Pendapatan Asli Daerah, meliputi perencanaan (potensi dan

penentuan), pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kineja PAD (pajak restoran).

Page 77: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tahapan tersebut seharusnya mendapatkan hasil yang optimal dalam memperoleh

pendapatan pajak restoran, namun karena berbagai keterbatasan yang dialami oleh

Pemerintah Kota Depok pada akhirnya pendapatannya masih belum optimal.

Pada kuesioner kepada pemerintah daerah didapatkan persepsi bagaimana

kinerja penyelenggaraan pajak restoran di Kota Depok dilaksanakan mulai dari

perencanaan sampai kepada evaluasi. Acuan penilaian keterlibatan pihak

pemerintah daerah sebagai pihak penyelenggaran pajak restoran adalah sebagai

berikut :

Tabel 20. Range Keterlibatan Pemerintah Daerah

I N = 8 Range = 6,4

Dari Tabel 20 terlihat bahwa keterlibatan pemerintah daerah menurut

-

Tingkat = 5

responden yang terbentuk terdiri atas tingkatan yang sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi dan sangat tinggi. Hal ini dapat menggambarkan bagaimana

persepsi para responden mengenai keterlibatan Walikota, DPRD, Dipenda,

Bapeda dan Bagian Keuangan terhadap penyelenggaraan pajak restoran di Kota

Depok.

Survei kepada responden tidak banya mengetahui bagaimana penilaian

responden terhadap keterlibatan pemerintah daerah tetapi juga terdapat penilaian

persepsi terhadap penyelenggaraan pajak restoran di Kota Depok. Adapun range

Tingkatan Skala

Page 78: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

persepsi responden terhadap penyelenggaraan pajak restoran adalah sebagai

berikut :

Tabel 21. Range Persepsi Pemerintah Daerah

I N = 8 Range = 8 " " 6 " D L

Tingkatan Skala

Tidak Realistik Realistik 24 sld

Sumber : Data Primer (diolah)

Dari Tabel 21 terlihat bahwa persepsi responden yang terbentuk untuk

penyelengaraan pajak restoran terdiri atas sangat tidak realistik, tidak realistik,

realistik dan sangat realistik. Adanya penilaian persepsi ini diharapkan menjadi

gambaran bagaimana penyelenggaraan pajak restoran dilaksanakan oleh

pemerintah daerah.

5.2.1. Perencanaan (Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran)

Kriteria manajemen perencanaan untuk pendataan potensi PAD pajak

restoran yang diperoleh dari kuesioner didapatkan jawaban terbanyak yaitu data

subyek dan obyek pajak yang kurang akurat, adanya kesadaran masyarakat yang

masih kurang, dasar hukum pajak yang masih belum diterapkan dengan baik, dan

adanya keterbatasan kemampuan petugas sehingga potensi dan realisasi belum

sesuai dengan kenyataan sebenamya.

Page 79: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 5.22. Kriteria Dalam Melakukan Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam penentuan pendataan

potensi PAD pajak restoran yang diperoleh dari responden yaitu kurangnya data

akurat karena kurang ditunjang sarana dan prasarana yang memadai serta

rendahnya kesadaran masyarakat dan keterbatasan kemampuan analisis dalam

pendataan obyek pajak restoran oleh pihak pemerintah daerah. Diharapkan dengan

mengetahui bagaimana kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Depok dalam

upaya peningkatan pendapatan pajak restoran ini diharapkan dapat menjadi acuan

dan wacana untuk mendapatkan jalan keluar atau solusi yang terbaik. Untuk lebih

jelas dapat melihat pada Tabel 23.

Page 80: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 23. Kriteria Dalam Kendala Melakukan Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok

/ No 1 Kriteria Kendala I Frekuensi Jawaban Responden I %

6 1 Koc 7 ( Kemampl

I

I ' - -% kurang akurat 7 33

- Sumber : Data Primer (diolah)

rat lemah

Pihak yang terlibat dalam penentuan potensi target PAD pajak restoran

adalah DPRD, Walikota, Bapeda, Dipenda dan Bagian Keuangan. Berdasarkan

survei, keterlibatan Dipenda sangat tinggi karena yang melakukan penetapan

potensi target, Walikota keterlibatannya tinggi karena yang menyampaikan

pencapaian target PAD, sedangkan DPRD keterlibatannya sedang karena sebatas

membahas penentuan target PAD. Bapeda dan Bagian Keuangan mempunyai

peranan yang sedang dalam penentuan potensi PAD pajak restoran.

I

2 3 4 5

1

Tabel 24. Keterlibatan Beberapa Pihak Dalam Melakukan Pendataan Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok

5

:umber : Data Primer (diolah)

uati

Apa Kesadaran masy. kurang Biaya pendataan besar Sarana kurang

brdinasi sulit lan analisis lemah

Total

5 0 4 1 3

24 0 19 5 14

100

Page 81: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Dalam proses pendataan potensi PAD pajak restoran di Kota Depok,

persepsi responden pemerintah daerah menurut survei adalah realistik dan hanya

satu orang saja yang menjawab sangat tidak realistik. Adanya persepsi satu orang

yang mengatakan tidak realisitik dalam potensi pajak restoran menggambarkan

bahwa sebenarnya target potensi pajak restoran di Kota Depok masih jauh dari

harapan atau kenyataan yang sebenarnya.

Tabel 25. Persepsi Responden Terhadap Potensi PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Kesimpulan persepsi responden yang didapatkan dalam potensi PAD

pajak restoran adalah realistik. Persepsi tersebut diharapkan dapat mewakili

pihak-pihak yang terkait dalam penetapan potensi pajak restoran.

Penilaian Responden

Persepsi

5.2.2. Penentuan Besarnya Target PAD Pajak Restoran

Penentuan besarnya target PAD pajak restoran, menurut responden

terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh pihak pemerintah daerah.

Adanya kriteria kendala tersebut diharapkan dapat membantu penyelenggara

pajak restoran dalam mengatasi masalah penetapan target pajak restoran

(Tabel 26).

Sumber : Data Primer (diolah)

Frekuensi Jawaban Responden

Persepsi Range

26

Sangat Realistik

I

Kategori Tigkat Persepsi

Realistik

Realistik

4

Tidak Realistik

2

Sangat Tidak Realistik

1

Page 82: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 26. Kriteria Kendala Dalam Penentuan Besarnya Target Pajak Restoran di Kota Depok

No Kriteria Kendala 1 Subyek dan obvek oaiak I X I 18 2 Dasar h 3 Kemampuan 4 Kesadal 5 PC&----:

6 Ti

Berdasarkan responden terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam

penentuan besamya target PAD adalah kurang validnya data subjek dan objek

pajak sehingga perhitungan potensi dan realisasi menjadi sulit dilakukan. Selain

itu, masih terdapat anggapan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjadi

wajib pajak, serta kurang penerapan hukum Perda dan keterbatasan kemampuan

petugas dalam penentuan targat potensi pajak restoran.

Tabel 27. Keterlibatan Beberapa Pihak Dalam Penentuan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Page 83: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Pada Tabel 27 menggambarkan keterlibatan Dipenda sangat tinggi dalam

penentuan target pajak restoran, karena Dipenda berkewajiban menentukan

besarnya target pajak restoran. Walikota mempunyai keterlibatan yang cukup

tinggi, karena berkewajiban meningkatkan PAD daerah untuk membiayai

penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan. Sedangkan untuk DPRD,

Bapeda dan Bagian Keuangan mempunyai keterlibatan sedang dalam penetapan

target pajak restoran.

Tabel 28. Kriteria Kendala Dalam Melakukan Penetapan Target Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 28 menggambarkan kendala terbesar yang dihadapi dalam

melakukan penetapan target pajak restoran adalah penegakkan hukum yang tidak

tegas, diikuti adanya pesepsi masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk

menjadi wajib pajak termasuk kurangnya perhatian pihak perusahaan (swasta)

Page 84: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

serta belum memadainya sistem pengumpulan data dan informasi pelaksanaan

merupakan kendala lain yang dihadapi pemerintah daerah dalam melakukan

penetapan target pajak restoran.

5.2.3. Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran

Survei kepada responden pemerintah daerah dapat mengetahui bagaimana

keterlibatan beberapa pihak dalam pelaksanaan target PAD pajak restoran.

Keterlibatan pihak seperti DPRD, Walikota, Bapeda, Dipenda dan Bagian

Keuangan ini sebagai pihak yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan

pajak restoran di Kota Depok.

Tabel 29. Keterlibatan Beberapa Pihak Dalam Pelaksanaan PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 29 menggambarkan bagaimana pelaksanaan

pencapaian target PAD pajak restoran, dimana responden menganggap bahwa

Dipenda memegang keterlibatan yang sangat tinggi karena Dipenda bertugas

untuk lnemungut pajak sesuai target yang telah ditetapkan. Sedangkan pihak

Walikota, Bapeda, DPRD dan Bagian Keuangan memegang peranan sedang.

Page 85: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Adapun untuk usaha yang ditempuh pemerintah daerah dalam pelaksanaan target

PAD pajak restoran terdiri atas beberapa kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Usaha Yang Ditempuh Dalam Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok

I I I , 1 Mengadakan penyuluhan atau sosialisasi 1 7 o

Memberikan teguran dan sanksi kepada wajib pajak yang tidak membayar pajak Mendata obyek dan wajib pajak seinaksimal

3

4

Sumber : Data l'rimer (diolah)

8

D

J

6

Berdasarkan Tabel 30, terlihat bahwa usaha yang ditempuh pemerintah

daerah dalam pelaksanaan target PAD pajak restoran adalah melakukan pendataan

objek dan wajib pajak seakurat mungkin, yang diikuti dengan penerapan Perda

secara benar serta evaluasi terhadap kebijakan PAD secara periodik. Sosialisasi

atau penyuluhan Perda perlu juga dilakukan untuk ineningkatkan kesadaran

masyarakat untuk menjadi wajib pajak. Selain itu, kemampuan dan

11

1 1 ~ ~

mungkin Meningkatkan kemampuan aparatur Pemda Memungut langsung ke obyek pajak oleh petugas Mendukung penggalian potensi pajak daerah Melakukan pembinaan lepada wajib pajak

0

7 .i

I I

9 7

2

7

7

9

o

Page 86: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

profesionalisme aparatur pemda dalam pemungutan serta pendataan wajib pajak

perlu juga dibenahi untuk mendukung pelaksanaan target PAD pajak restoran.

Berbagai kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan target PAD pajak

restoran di Kota Depok menurut hasil survei dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Kriteria Kendala Dalam Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 31 menggambarkan bahwa kendala utama yang dirasakan dalam

pelaksanaan target PAD pajak restoran adalah kurangnya sarana dan prasarana

penunjang serta rendahnya kesadaran masyarakat menjadi wajib pajak dan

membayar pajaknya sesuai ketentuan. Belum terdatanya semua potensi yang ada,

termasuk adanya wajib pajak yang tidak melaporkan usahanya dan kurang

jujumya wajib pajak dalam membayar pajaknya merupakan kendala yang

dihadapi karena kurangnya sosialisasi Perda dan lemahnya pengawasan serta

penegakkanhukum.

Page 87: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

5.2.4. Pengawasan Pencapaian Target PAD Pajak Restoran

Dalam pengawasan pelaksanaan pencapaian target PAD pajak restoran ini

dilakukan dengan dua macam pengawasan, yakni pengawasan internal d i Dinas

Pendapatan Daerah dan pengawasan eksternal oleh Badan Pengawas Daerah.

Badan Pengawas Daerah biasanya melakukan pengawasan regular kepada Dinas

Pendapatan yang selanjutnya melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Walikota.

Pihak-pihak yang berperan serta dalam pengawasan pencapaian target PAD pajak

restoran dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Keterlibatan Beberapa Pihak Dalam Pengawasan Pelaksanaan PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Surnber : Data Primer (diolah)

Dari Tabel 32 terlihat bahwa Dinas Pendapatan Daerah memegang

peranan yang sangat tinggi dalam melakukan pengawasan pelaksaan PAD pajak

restoran. Sedangkan untuk peran Walikota yang keterlibatannya tinggi dalam

pengawasan pelaksanaan PAD pajak restoran disusul oleh DPRD, Bapeda,

Bawasda dan Bagian Keuangan keterlibatannya sedang dalam pengawasan.

Mengenai penilaian responden terhadap pengawasan pelaksanaan PAD pajak

restoran dapat dilihat pada Tabel 33.

Page 88: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabe133. Persepsi Responden Terhadap Pengawasan Kinerja PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Tabel 33 menggambarkan persepsi yang diharapkan dapat mewakili pihak-

pihak terkait dalam ha1 pengawasan PAD pajak restoran. Kesimpulan persepsi

Penilaian Responden

Persepsi

responden yang didapat dalam ha1 pengawasan pelaksanaan pajak restoran adalah

Sumber : Data Primer (diolah)

Range Persepsi

26

realistik. Walaupun penerimaan PAD pajak restoran selalu dapat melampaui dari

Katagori

Persepsi

Realistik

Frekuensi Jawaban Responden

target yang ditetapkan, bukan berarti tidak terdapat kendala dalam pengawasan

pelaksanaan PAD pajak restoran. Kendala yang dihadapi dalam pengawasan

Sangat Tidak

Realistik

0

pelaksanaan target PAD pajak retoran dapat dilihat pada Tabel 34.

Tidak Realistik

4

Sangat Realistik

2

Tabel 34. Hambatan Dalam Pengawasan Pelaksanaan Target PAD Pajak Restoran di Kota Depok

2

Sedang

0

No

1

,

2 Kesadaran masvarakat masih rendah 5

Jawaban (Orang)

5

Kendala Pengawasan

Kurangnya data subyek dan obyek pungut

Total

% 13

5 6 7 8 9

1 100 1

Transportasi Sanksi lelnah Instansi kurang efektif Administrasi dan pelaporan belum baik Tidak sepenuhnya tarif pajak diberlakukan

2 5 5 4 4

Sumber : Data Primer (diolah)

5 13 13 10 10

Page 89: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Dari Tabel 34, terlihat bahwa kendala utama dalam pengawasan untuk

pencapaian target cukup banyak yaitu kurangnya data subyek &an obyek pungut,

kesadaran masyarakat yang lemah. Selain itu, masih kurangnya SDM dalam

menguasai pajak restoran, lemahnya pelaksanaan sanksi Perda, instansi bekerja

kurang efektif serta masih terdapat data yang kurang maksimal diterima oleh

Dipenda.

5.2.5. Evaluasi Pencapaian Target PAD Pajalc Restoran

Tahap terakhir dalam manajemen kinerja PAD pajak restoran adalah

tahap evaluasi 1 menqukur kinerja PAD pajak restoran yang telah dilaksanakan.

Adanya gambaran mengenai evaluasi pelaksanaan target PAD pajak restoran ini

diharapkan dapat memperbaiki dalam pelaksanaan untuk tahun anggaran

berikutnya (Tabel 35).

Tabel 35. Usaha yang Ditempuh Dalam Evaluasi Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 35 didapat kriteria yang dianggap penting dalam

evaluasi pencapaian target adalah perlunya survei dan penelitian mengenai potensi

Page 90: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

dan pelaksanaan pajak restoran, perlunya koordinasi antar SKPD. Selain itu untuk

membiayai evaluasi pelaksanaan ini diperlukan biaya operasional yang harus

dikeluarkan dalam menunjang aktivitas.

Tabel 36. Keterlibatan Beberapa Pihak Dalam Evaluasi Kinerja Pajak Restoran di Kota Depok

Sumbcr : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 36 terlihat bahwa pihak yang sangat tinggi

keterlibatannya dalam evaluasi kinerja PAD pajak restoran adalah pihak Dipenda,

Bapeda dan Walikota, sedangkan untuk DPRD, Bawasda dan Bagian Keuangan

mempunyai peran yang tinggi dalam evaluasi pengukuran kinerja PAD pajak

restoran. Keterlibatan Dipenda dalam evaluasi sangatlah tinggi karena merupakan

pihak penyelenggara pajak mulai dari tahap penetapan potensi dan target sampai

kepada pelaksanaan.

Evaluasi terhadap pelaksanaan pemungutan pajak terutama pajak restoran

secara periodik harus dilakukan unuk mengetahui capaian kinerja yang telah

dilakukan. Berbagai kendala yang dibadapi dalam evaluasi kinerja optimalisasi

PAD pajak restoran dapat dilihat pada Tabel 37.

Page 91: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 37. Hambatan Dalam Evaluasi Kinerja PAD Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 37 menggambarkan bahwa kendala yang dianggap paling menonjol

dalam evaluasi adalah sulitnya mengetahui potensi riil obyek pajak karena belum

akuratnya data dan kurangnya survei serta penelitian objek pajak. Kemampuan

analisis tentang pajak serta komponennya yang masih lemah merupakan kendala

untuk menentukan capaian target pada tahun berikutnya. Rendahnya kemampuan

SDM, kurangnya sarana prasarana analisa dan belum adanya ukuran standar

kinerja merupakan salah satu kendala dalam evaluasi kinerja PAD pajak restoran.

5.3. Persepsi Pengelola Restoran Terhadap Pajak Restoran

Persepsi pengelola restoran di Kota Depok dalam kajian ini berguna untuk

mengetahui bagaimana pemahaman, pengertian dan interpretasinya terhadap hal-

ha1 yang berkaitan dengan pajak restoran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota

Depok. Adanya persepsi pengelola restoran diharapkan juga memberikan

gambaran kepada pemerintah daerah sebagai pihak penyelenggara pajak restoran.

Page 92: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

5.3.1. Persepsi Pertanyaan S a n ~ a Kuesioner WP dan Non WP

Survei kepada pengelola restoran berguna untuk mengetahui persepsi

bagaimana dan keinginan pengelola restoran terhadap penyelenggaraan pajak

restoran yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Tabel 38 adalah sebagai acuan

untuk penilaian bagaimana persepsi yang terbentuk mulai dari persepsi sangat

tidak penting, tidak penting, ragu-ragu, penting dan sangat penting dalam

menjawab pertanyaan yang dilaksanakan kepada pengelola restoran WP dan Non

WP di Kota Depok.

Tabel 38. Range Persepsi Pertanyaan Sama Kuesioner WP dan Non WP

I N = 52 Range = 41,6

Sangat Tidak Penting Tidak Penting 93,6 sld 135,2

135,2 sld 176,8 Penting 176,8 sld 218,4 Sangat Penting

Sumber : Data Primer (diolah)

- Tingkat = 5

Pada survei ini dapat diketahui bagaimana persepsi pengelola restoran

mengenai pembayaran pajak restoran. Hal ini, diperlukan oleh pihak

penyelenggara pajak restoran untuk mengetahui bagaimana keinginan pengelola

restoran di Kota Depok, sehingga mendapatkan infomasi yang akurat dari

pengelola restoran.

Tingkatan Skala

Page 93: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 39. Persepsi WP dan Non WP Restoran Pertanyaan Meinbayar Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 39 terlihat bahwa hampir seluruh pengelola restoran

menyatakan bahwa partisipasi dari pengelola restoran untuk membayar pajak

restoran adalah penting. Dalam ha1 ini tidak terdapat perbedaan jawaban antara

yang wajib pajak dan non wajib pajak. Kesediaan para pengelola restoran untuk

membayar pajak restoran sesuai dengan omzet pendapatannya dapat dilihat pada

Tabel 40.

Tabel 40. Persepsi WP dan Non WP Restoran Pertanyaan Kesediaan Membayar Pajak Sesuai Dengan Pendapatan

Su~nber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 40 menggambarkan hampir semua pengelola restoran

di Kota Depok menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam membayar pajak

Page 94: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

sesuai dengan omzet yang diperoleh. Persepsi tersebut tidak membedakan dalam

menjawab antara status WP maupun Non WP.

Belum terdatanya potensi pajak restoran secara optimal dikarenakan

masyarakat belum paham dan mengerti pentingnya pembayaran pajak terhadap

pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus melakukan

sosialisasi Perda tentang pajak restoran termasuk pelaksanaan sanksi hukum yang

tegas dan jelas bila masyarakat melakukan pelanggaran. Sosialisasi tersebut

hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan sasaran yang tepat

sehingga efisien dan efektif.

Tabel 41. Persepsi WP dan Non WP Restoran Pertanyaan Sosialisasi Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 41 terlihat bahwa sebagian besar pengelola restoran

menyatakan perlunya sosialisasi tentang pajak restoran kepada seluruh pengelola

restoran di Kota Depok sehingga mereka mengetahui apa yang rnenjadi

kewajibannya dan memahami sanksi hukum yang akan dikenakan bila terdapat

pelanggaran.

Adanya penilaian penghargaan dan hukuman kepada pengelola restoran

dalam ha1 membayar pajak restoran oleh pemerintah daerah merupakan salah satu

Page 95: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

usaha untuk lebih meningkatkan pendapatan pajak restoran. Persepsi para

pengelola restoran terhadap pemberian reward dan punishment dalam pelaksanaan

pemungutan pajak restoran dapat dilihat pada Tabel 42.

Tabel 42. Persepsi WP dan Non WP Restoran Pertanyaan Pemberian Reward dan Punishment Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 42 terlihat perbedaan persepsi untuk pemberian

punishment dan reward. Wajib pajak ada yang menyatakan setuju tetapi tidak

sedikit yang menolaknya. Bila dikalkulasi secara keseluruhan, para WP

menyatakan ragu-ragu untuk pemberian punishment dan reward. Sedangkan untuk

Non WP, persentase yang menyatakan setuju lebih besar dibandingkan yang tidak

setuju. Tapi secara umum, kesimpulan yang didapatkan adalah lebih kearah yang

ragu-ragu untuk pemberian reward dan punishment untuk pajak restoran, karena

mengangap bahwa pajak restoran merupakan sesuatu kewajiban pengelola

restoran kepada pihak pemerintah sebagai masyarakat yang taat pajak.

Pemerintah Daerah Kota Depok memberikan beberapa pilihan sistem

pembayaran agar lebih memudahkan para pelaku dunia usaha rumah makan untuk

menyetorkan pajak restorannya. Tanggapan para pelaku usaha restoran

berdasarkan hasil survei dapat diiihat pada Tabel 43.

Page 96: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 43. Persepsi WP dan Non WP Restoran Pertanyaan Cara Pembayaran Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 43 terlihat para pengusaha berkecenderungan untuk

membayar pajaknya sendiri ke Dipenda atau transfer melalui Bank Jabar. Tetapi

jika dilihat berdasarkan status WP dan Nan WP, maka WP lebih cenderung

membayarkan pajak dengan transfer melalui Bank Jabar. Sedangkan Nan WP

lebih memilih dengan membayar tunai ke Dipenda. Pemilihan sistem pembayaran

tersebut dipilih berdasarkan kemudahan akses dari tempat usaha.

5.3.2. Persepsi Wajib Pajak

Survei kepada pengelola restoran WP berguna untuk mengetahui dan

menggali persepsi bagaimana dan keinginan pengelola restoran WP terhadap

penyelenggaraan pajak restoran yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah.

Tabel 44 adalah sebagai acuan untuk penilaian bagaimana persepsi restoran WP

yang terbentuk mulai dari persepsi sangat tidak penting, tidak penting, ragu-ragu,

penting dan sangat penting dalam menjawab pertanyaan yang dilakukan kepada

pengelola restoran WP di Kota Depok.

Page 97: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 44. Range Persepsi Kuesioner WP

Dalam ketertiban waktu pembayaran pajak restoran ini, para pengelola

N = 30 Range = 24 Tingkat = 5

restoran yang sudah menjadi WP diberikan waktu sesuai dengan ketentuan yang

Tingkatan Sangat Tidak Penting Tidak Penting Ragu-ragu Penting Sangat Penting

berlaku. Persepsi pengelola restoran WP terhadap waktu pembayaran sesuai

Skala

30 sld 54

54 sld 78 78 sld 102

102 sld 126 126 sld 150

ketentuan yang berlaku dapat dilihat pada Tabel 45.

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 45. Persepsi WP Restoran Pertanyaan Pembayaran Pajak Restoran Pada Waktunya di Kota Depok

Tabel 45 menggambarkan bagaimana para restoran bersedia membayar

pajak sesuai pada waktunya, tidak ada keragatnan dalam kasus ini, semua

responden ini menjawab bersedia. Pemerintah daerah dituntut untuk lebih

memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak hanya mengatnbil pajaknya saja.

Katagori Tingkat Persepsi

Bersedia Sumber : Data Primer (diolah)

Range Persepsi

120

Status Pajak

WP

Frekuensi Jawaban Responden Sangat Tidak

Bersedia 0

Sangat Bersedia

0 30

Ragu- ragu

0

Tidak Bersedia

0

Page 98: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Persepsi pengelola restoran WP tentang pelayanan pemungutan pajak daerah di

Kota Depok dapat dilihat pada Tabel 46.

Tabe146. Persepsi WP Restoran Pertanyaan Pelayanan Pemungutan Pajak Restoran di Kota Depok

Berdasarkan Tabel 46 terlihat bahwa anggapan pelayanan yang berbeda,

sebagian pengelola restoran ada yang menyatakan sudah baik, tetapi tidak sedikit

yang menyatakan tidak baik dalam pelayanan pemungutan pajak restoran,

sehingga didapatkan persepsi yang ragu-ragu dalam ha1 pelayanan pajak restoran.

Hal ini, dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah bagaimana dalam

pelayanannya sehingga dapat diperbaiki untuk masa mendatang.

Berdasarkan Perda, pajak restoran sifatnya wajib diterapkan bagi pengelola

restoran. Persepsi para pelaku dunia usaha yang sudah menjadi WP terhadap

pembayaran sesuai persentase pajak restoran dari omzet dapat dilihat pada

Tabel 47.

Status Pajak

WP

Tabel 47. Persepsi WP Restoran Pertanyaan Persentase Pajak Restoran Sesuai Oinzet Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Frekuensi Jawaban Responden

Slam Pajak

WF

Range Persepsi

88

Sailgat Baik

I

Katagori Tingkat Persepsi Ragu- ragu -

Sumber : Data Primer (diolah)

Baik

10

Frekuensi Jawaban Responden

Perrepsi

74

Sangat Memberatkan

0

Katagori Tingkat Perrepsi

Tidak Memberatkan

Tidak Baik

0

Ragu- ragu

5

Memberatken

7

Tidak Baik

14

Ragu- ragu

0

Tidsk Membemtkan

23

sangat Tidak

Memberatkan

0

Page 99: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Pada Tabel 47 menggambarkan bahwa hampir semua responden

menjawab tidak memberatkan dan masih dalam batas kewajaran untuk

membayarkan pajak restoran sesuai dengan Perda Pajak Restoran, karena

sebenarnya pembayaran pajak tersebut dibebankan kepada konsumen selaku

pengguna jasa 1 layanan restoran. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Pajak Restoran di Kota Depok sudah 5 (tahun) dijalankan oleh pemerintah daerah,

untuk itu bagaimana persepsi para WP restoran mengenai apakah masih relevan

atau tidaknya pelaksanaan Perda tersebut.

Tabel 48. Persepsi WP Restoran Pertanyaan Merevisi Perda No. 2 Tahun 2002 Kota Depok

Pada Tabel 48 terlihat sebagian besar dari pengelola restoran masih ragu-

ragu apakah perlu atau tidaknya peraturan tersebut direvisi, tetapi mereka masih

ada beranggapan tidak perlu dirubah. Dalam pertanyaan tersebut dihasilkan

kesimpulan ragu-ragu untuk dilakukan perubahan Perda No. 2 Tahun 2002,

karena sebenarnya masih banyak para pengelola restoran yang kurang paham

tentang Perda No. 2 Tahun 2002.

Status Pajak

WP

Sumber : Data Primer (diolah)

Frekuensi Jawaban Responden Range Persepsi

85

Sangat Perlu

0

Katagori Tingkat Persepsi

Ragu-ragu

Perlu

12

Ragu- ragu

1

Tidak Perlu

17

Sangat Tidak Perlu

0

Page 100: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

5.3.3. Persepsi Non Wajib Pajak

Survei kepada pengeiola restoran Non WP berguna untuk mengetahui dan

menggali persepsi bagaimana dan keinginan pengelola restoran Non WP terhadap

penyelenggaraan pajak restoran yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah.

Tabel 49 adalah sebagai acuan untuk penilaian bagai~nana persepsi restoran Non

WP yang terbentuk mulai dari persepsi sangat tidak penting, tidak penting, ragu-

ragu, penting dan sangat penting dalam menjawab pertanyaan yang dilakukan

kepada pengelola restoran Non WP di Kota Depok.

Tabel 49. Range Persepsi Kuesioner Non WP

I N = 22 Range = 17.6 1

Peningkatan penerimaan pajak restoran dituntut untuk lebih baik lagi di

tahun yang akan datang, namun masih ada pula obyek 1 subyek pajak yang belum

memberikan kontribusinya kepada pemerintah daerah. Untuk itu, diperlukan

infomasi apakah Non WP bersedia menjadi WP ataukah tidak. Kebersediaan para

pengelola restoran yang belum menjadi WP untuk menjadi WP dapat dilihat pada

Tabel 50.

- Tingkat = 5

Tingkatan Sangat Tidak Penting -- Tidak Penting Ragu-ragu Penting Sangat Penting

Skala

22 sld 39,6

39,6 sld 57,2 57,2 sld 74,8 74,8 sld 92,4 92,4 sld 110

Sumber : Data Primer (diolah)

Page 101: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 50. Persepsi Non WP Restoran Pertanyaan Kebersediaan Menjadi WP di Kota Depok

Dari Tabel 50 terlihat bahwa sebagian besar dari pengelola restoran Non

WP bersedia menjadi WP, ha1 ini menjadikan peluang untuk meningkatkan

penerimaan PAD pajak restoran di Kota Depok. Untuk kesimpulan mengenai

kebersediaan membayar pajak sesuai omzet yang didapat oleh para pengelola

restoran di Kota Depok itu, hampir seluruhnya menjawab bersedia untuk

membayar pajak 10% dari omzetnya dan ini merupakan nilai kesanggupan untuk

membayar pajak restoran.

Status Pajak

Non WP

5.3.4 Persepsi WP dan Non WP Berdasarkan Wilayah

Karakteristik antara wilayah Jalan Margonda Raya, Jalan Raya Cinere dan

Jalan Akses Cibubur yang menjadi tempat kajian adalah relatif sama. Survei

dilakukan pada ketiga tempat kajian ini untuk lebih mengetahui pandangan,

pengertian dan interpretasi para WP dan Non WP restoran mengenai pajak

restoran yang diterapkan di Kota Depok berdasarkan wilayah kajian. Acuan

penilaian persepsi para pengeiola restoran berdasarkan wilayah Jalan Margonda

Raya terdapat pada Tabel 5 1.

Sumber : Data Primer (diolah)

Frekuensi Jawaban Responden Range

Persepsi

82

Katagori Tingkat Persepsi

Bersedia

Sangat Bersedia ragu

0

Bersedia

19

Tidak Bersedia

3

Sangat Tidak

Bersedia

0

Page 102: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 5 1. Range Persepsi WP dan Nan WP Berdasarkan Jalan Margonda Raya

Tabel 5 1 menggambarkan acuan untuk penilaian bagaimana persepsi

yang terbentuk mulai dari persepsi sangat tidak penting, tidak penting, ragu-ragu,

penting dan sangat penting dalam menjawab pertanyaan yang dilaksanakan

kepada pengelola restoran WP dan Nan WP untuk wilayah Jalan Margonda Raya.

Sedangkan untuk menjawab pertanyaan kepada WP dan Nan WP restoran di

wilayah Jalan Cinere terdapat pada Tabel 52.

N = 27 Range = 21,6 Tingkat = 5

Tabel 52. Range Persepsi WP dan Nan WP Berdasarkan Jalan Cinere

Tingkatan Sangat Tidak Penting Tidak Penting Ragu-ragu Penting Sangat Penting

Skala

27 sld 48,6

48,6 sld 70,2 70,2 s/d 91,8 91,8 s/d 1 13,4 113,4 sld 135

Tabel 52 menggambarkan acuan untuk penilaian bagaimana persepsi

Sumber : Data Primer (diolah)

N = 13 Range = 10,4 Tingkat = 5

yang terbentuk mulai dari persepsi sangat tidak penting, tidak penting, ragu-ragu,

Tingkatan Sangat Tidak Penting Tidak Penting Ragu-ragu Penting Sangat Penting

Skala

13 sld 23,4

23,4 sld 33,8 33,s sld 44,2 44,2 sld 54,6 54,6 sld 65

Sumber : Data Primer (diolah)

Page 103: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

penting dan sangat penting dalam menjawab pertanyaan yang dilaksanakan

kepada pengelola restoran WP dan Non WP untuk wilayah Jalan Raya Cinere.

Acuan jawaban pertanyaan kepada WP dan Nan WP restoran di wilayah

Jalan Akses Cibubur terdapat pada Tabel 53 yang menggambarkan acuan untuk

penilaian bagaimana persepsi yang terbentuk mulai dari persepsi sangat tidak

penting, tidak penting, ragu-ragu, penting dan sangat penting dalam menjawab

pertanyaan yang dilaksanakan kepada pengelola restoran WP dan Non WP untuk

wilayah Jalan Akses Cibubur.

Tabel 53. Range Persepsi WP dan Non WP Berdasarkan Wilayah Jalan Akses Cibubur

Partisipasi pengelola restoran di Kota Depok dalam membayar pajak

restoran berdasarkan wilayah terlihat bahwa hampir seluruh para pengelola

restoran menyatakan bahwa partisipasi dari pengelola restoran penting karena

dapat menambah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah yang digunakan

untuk pembangunan daerah. Dalam ha1 ini tidak terdapat perbedaan berdasarkan

wilayah obyek pajak restoran.

- Tingkat = 5

Tingkatan Sangat Tidak Penting Tidak Penting Ragu-ragu Penting Sangat Penting

Skala

10 s/d 18

18 sld 26 26 sld 34 34 s/d 42 42 sld 50

Sumber : Data Primer (diolah)

Page 104: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 54. Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Membayar Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Kesediaan para pengelola restoran membayar pajak restoran sesuai dengan

pendapatannya hampir semua pengelola restoran menyatakan bersedia untuk

berpartisipasi dalam membayar pajak sesuai dengan omzet yang diperoleh, tanpa

dipengaruhi oleh wilayah obyek pajak. Karena para pengelola restoran menyadari

bahwa sebenamya yang membayar pajak tersebut adalah para pembeli atas

pelayanan restoran yang diberikan.

Tabel 55. Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Kesediaan Membayar Pajak Sesuai Dengan Pendapatan di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Page 105: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Pemerintah daerah berupaya meningkatkan penerimaan PAD pajak daerah

khususnya pajak restoran dengan melakukan berbagai cara salhh satunya dengan

sosialisasi. Persepsi para pengelola restoran mengenai sosialisasi pajak restoran

dapat dilihat pada Tabel 56.

Tabel 56. Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Sosialisasi Tentang Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 56 menggambarkan bahwa sebagian besar pengelola restoran

menyatakan perlunya sosialisasi mengenai pajak restoran. Pemberian reward dan

punishment ditengarai dapat mengoptimalkan pembayaran serta pemasukan pajak

restoran.

Pada kuesioner pemberian reward dan punishment terlihat kesirnpulan

yang didapat lebih kearah ragu-ragu untuk wilayah Jalan Margonda Raya dan

Jalan Akses Cibubur. Tetapi khusus Jalan Cinere lebih cenderung ke arah setuju

dengan pemberian reward dan punishment, namun secara keseluruhan bila

dihitung maka akan terdapat persepsi yang ragu-ragu untuk pemberian reward and

punishment untuk pajak restoran di Kota Depok (Tabel 57).

Page 106: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 57. Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Pemberian Reward dan Punishment Pajak Restoran di Kota Depok

Status Pajak

Jalan

Pemerintah Daerah Kota Depok memberikan beberapa pilihan untuk

sistem pembayaran agar lebih memudahkan para pelaku dunia usaha restoran

untuk menyetorkan pajak restorannya Upaya tersebut sebagai salah satu cara

untuk meningkatkan pelayanan kepada para pengelola restoran di Kota Depok.

Margonda Raya

Cinere

Cibubur

Total

Tabel 58. Persepsi Berdasarkan Wilayah Pertanyaan Cara Pembayaran Pajak Restoran di Kota Depok

Sumber : Data Primer (diolah)

Frekuensi Jawaban Responden

Sumber : Data Primer (diolah)

0 0

1

1

Range Persepsi Sangat

Setuju

Katagori Tingkat Persepsi

10 12

5

27

Setuju

6 1

2

9

Ragu- ragu

12 0

3

15

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

0 0

0

0

82 51

37

170

Ragu- ragu

Setuju Ragu- ragu

Ragu- ragu

Page 107: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Berdasarkan Tabel 58 terlihat bahwa para pengelola restoran di Jalan

Margonda Raya memilih untuk menggunakan cara langsung tunai ke Dipenda,

transfer melalui Bank Jabar dan melalui petugas pemungut. Di Jalan Cinere, para

pengelola restoran memilih menggunakan cara transfer melalui Bank Jabar dan

langsung tunai ke Dipenda. Sedangkan untuk wilayah Jalan Cibubur lebih

menggunakan cara langsung tunai ke Dipenda. Mereka yang memilih pembayaran

langsung ke Dipenda atau transfer melalui Bank Jabar disebabkan karena adanya

faktor jarak wilayah.

Page 108: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

VI. RANCANGAN PROGRAM OPTIMALISASI PENINGKATAN PENDAPATAN

PAJAK RESTORAN DI KOTA DEPOK

6.1. Identifikasi Masalah

Identifikasi yang didapatkan berasal atas pihak pemerintah daerah sebagai

penyelenggaran pajak restoran dan pihak restoran sebagai obyek dan subyek

pajak. Adanya identifikasi ini untuk memudahkan bagaimana strategi yang nanti

digunakan untuk memecahkan masalah dalam optimalisasi pajak restoran.

6.1.1. Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil pembahasan untuk responden pemerintah daerah

didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Keterbatasan kemampuan pemerintah daerah untuk perencanaan dan

penentuan potensi subjek dan objek pajak yang akurat.

2. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan

pengumpulan dan pengelolaan pajak restoran.

3. Persepsi pemerintah daerah menganggap peran serta masyarakat masih

kurang dalam pajak restoran.

4. Peraturan Daerah tentang pajak restoran belum sepenuhnya dapat

diterapkan.

5. Kualitas dan kuantitas SDM dalam penyelenggaraan pajak restoran masih

terbatas.

Page 109: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

6.1.2. Obyek dan Subyek Pajak Restoran

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengamatan' untuk responden

pengelola restoran didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dalam

pemahaman pajak restoran berikut peraturannya.

2. Pengelola restoran masih belum merasakan pelayanan pajak restoran yang

maksimal dari penyelenggara pajak restoran.

6.2. Tahapan Input Strategi

6.2.1. Analisis Evaluasi Faktor Internal 1 Eksternal (Matriks IFE/EIi%)

Optimalisasi Peningkatan Pendapatan PajakRestoran.

Identifikasi masalah dari pihak pemerintah daerah dan pihak pengelola

restoran dapat dituangkan dalam sebuah matriks IFE 1 EFE yang dapat membantu

sebagai solusi altematif strategi yang akan dibuat dalam optimalisasi peningkatan

pendapatan pajak restoran. Penilaian keterkaitan identifikasi pada matriks IFE /

EFE ini dilakukan dengan cara pembobotan, pemberian rating dan adanya skor /

nilai yang berpengaruh kepada kekuatan, kelemahan, peluang ataupun ancaman

yan terdapat pada Kajian Pembangunan Daerah ini.

Page 110: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Tabel 59. Matriks IFE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

No.

pajak restoran Adanya Perda No. 2 Tahun 2022 tentang Paiak Retnran

0.147 4 0.534

Eksistensi Pemerintah Daerah Kota Depok dalam ha1 ini Dinas Pendapatan sebagai penyelenggara pajak restoran Konsistensi pemerintah daerah dalam peningkatan pendapatan

4 Dukungan oar! AYBU u. 1 3 ~ - . - - -. - . . . - . . -. . -. - - -. -. - __I 0.1471 U.3 11

5 SDM di bidang pajak restoran .. . . - . - . . . - . . . -. - . .. . . .. H 4 1 0.534 1

Faktor Strategis Internal

Kekuatan

Surnber : Data Primer (diolah)

0.152

0.147

Matriks IFE (Internal Facfor Evaluation) menggambarkan berbagai

Bobot

faktor internal yang terdapat pada sebuah organisasi, sehingga dapat membuat

4

4

keputusan alternatif strategi solusi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

Rating

0.571

0.534

Matriks IFE mempunyai nilai yang dibobot antara nilai 0,O (tidak penting) sampai

Skor

2.743

dengan 1,O (terpenting), dengan nilai ratinglperingkat antara nilai 1 (kelernahan

utama) sampai dengan nilai 4 (kekuatan utama) dengan jumlah skor rata-rata 2,5.

Page 111: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Pada matriks IFE yang telah didapatkan ini mempunyai jumlah skor 3,143. Hal ini

menunjukan bahwa dalam kajian ini kekuatan internal secara keseluruhan

memiliki posisi yang kuat karena mempunyai nilailskor diatas rata-rata angka 2,5.

Tabel 60. Matriks EFE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok.

1

2

Matriks EFE (External Factor Evaluation) menggambarkan apa dan

Jumlah

bagaimana faktor eksternal yang terdapat pada sebuah organisasi, sehingga dapat

Ancaman

Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pajak restoran Adanya persepsi pelayanan pajak restoran belum maksimal dirasakan pengelola restoran

membuat keputusan alternatif strategi solusi agar organisasi dapat bejalan

Sumber : Data Primer (diolah)

1.00

dengan baik. Matriks EFE mempunyai nilai yang dibobot antara nilai 0,O (tidak

0.10

0.09

2.978

penting) sampai dengan 1,O (terpenting), bobot menunjukan kepentingan relatif

dari faktor tersebut agar dapat berhasil dalam organisasi dengan baik. Nilai

2

2

0.376

0.20

0.18

Page 112: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

ratinglperingkat dalam EFE antara nilai 1 (ancaman otama) sampai dengan nilai 4

(peluang utama) dengan jumlah skor 2,s.

Pada matriks EFE yang telah didapatkan ini mempunyai jumlah skor 2,978

yang mempunyai nilailskor di atas rata-rata angka 2,s. Hal ini, menunjukan bahwa

dalam kajian ini kekuatan eksternal ini memiliki posisi yang kuat karena dapat

memanfaatkan peluang dan meminimalkan pengaruh negatif dari kekuatan

eksternal.

6.3. Tahap Pencocokan Alternatif Strategi

Tahapan ini digunakan untuk mencocokan altematif strategi yang akan

digunakan untuk memperoleh evaluasi strategi yang sesuai dengan pokok

permasalahan menggunakan Matriks SWOT, Matriks SPACE, dan Matriks IE.

Adanya tahapan ini memberikan gambaran bagaimana kecocokan strategi yang

akan diterapkan dalam Kajian Pembangunan Daerah ini.

6.3.1. Analisis SWOT Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak

Restoran

Pada strategi optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran

ditemukan berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

berpengaruh terhadap peran dan perkembangan pelaksanaan kegiatan. Berikut ini

adalah rumusan strategi yang dihasilkan dari analisis internal dan eksternal, yaitu :

a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Kekuatan yang dimiliki untuk optimalisasi peningkatan pendapatan pajak

restoran adalah adanya eksistensi pemerintah daerah dalam ha1 ini Dinas

Pendapatan sebagai penyelenggara pajak restoran. Selain itu, adanya konsistensi

Page 113: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan pajak restoran, adanya Perda

No. 2 Tahun 2002 tentang pajak restoran, adanya dukungan dari APBD dan

terdapat SDM di bidang pajak restoran.

Peluang yang dimiliki dalam optimalisasi peningkatan pendapatan pajak

restoran adalah adanya kebersediaan pengelola restoran menjadi WP dan

membayar sesuai dengan ketentuan. Adanya potensi dan kontribusi pajak restoran

yang besar, terdapat investasi jasa restoran yang tumbuh berkembang di Kota

Depok, masih adanya wilayah adminishatif yang belum tergali dengan maksimal

dan adanya posisi geografis strategis berbatasan dengan ibukota Jakarta.

b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Kelemahan yang ada pada optimalisasi peningkatan pendapatan pajak

restoran adalah keterbatasan pemerintah Kota Depok dalam perencanaan potensi

subyek dan obyek pajak restoran, masih adanya variasi kemampuan SDM dalam

penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak restoran.

Selain itu, masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penunjang pengumpulan

dan masih kurangnya intensitas dalam sosialisasi dan penyuluhan.

Peluang yang dimiliki dalam optimalisasi peningkatan pendapatan pajak

restoran adalah adanya kebersediaan pengelola restoran menjadi WP dan

membayar sesuai dengan ketentuan. Adanya potensi dan kontribusi pajak restoran

yang besar, terdapat investasi jasa restoran yang tumbuh berkembang di Kota

Depok, masih adanya wilayah administratif yang belum tergali dengan maksimal

dan adanya posisi geografis strategis berbatasan dengan ibukota Jakarta.

Page 114: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

c. Strategi ST (Sirengihs-Threats )

Kekuatan yang dimiliki untuk optimalisasi peningkatan pendapatan pajak

restoran adalah adanya eksistensi pemerintah daerah dalam ha1 ini Dinas

Pendapatan sebagai penyelenggara pajak restoran. Selain itu, adanya konsistensi

pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan pajak restoran, adanya Perda

No. 2 Tahun 2002 tentang pajak restoran, adanya dukungan dari APBD dan

terdapat SDM di bidang pajak restoran.

Ancaman yang terdapat pada optimalisasi peningkatan pedapatan pajak

restoran adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pajak restoran.

Selain itu, adanya persepsi pelayanan pajak restoran belum maksimal dirasakan

pengelola restoran.

d. Strategi WT ( Weaknesses-Threats)

Kelemahan yang ada pada optimalisasi peningkatan pendapatan pajak

restoran adalah keterbatasan pemerintah Kota Depok dalam perencanaan potensi

subyek dan obyek pajak restoran, masih adanya variasi kemampuan SDM dalam

penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak restoran.

Selain itu, masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penunjang peng~~mpulan

dan masih kurangnya intensitas dafam sosialisasi dan penyuluhan.

Ancaman yang terdapat pada optimalisasi peningkatan pedapatan pajak

restoran adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pajak restoran.

Selain itu, adanya persepsi pelayanan pajak restoran belum maksimal dirasakan

pengelola restoran.

Page 115: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

membayar sesuai dengan ketentuan.

2. Potensi don kontribusi

Tabel 61. Matriks SWOT Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

pajak restoran yong besar

3. Investasi jasn restoran Nmbuh berkembane di - Kota Depok

4. Masih adanva wilavah

Kelemahan (Weaknesses)

1. Ketcrbatasan Pcmerintah Kota Depok dalam percncanaan potensi subyek dan obyek pajak resloran

2. Masih ada variasi kemampuan SDM dalam penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak restoran.

3.Tcrbatasnya sarana dan prasarana dalam penunjang pengumpulan dan pengelolaan pajak restomn

4. Kurangnya intensilas dalam sosialisasi dan penyuluhan

Strategi Menanggulaogi Kelemahan Dengan

hlcmanfaatkan Peluang (W-0)

1. M e m a n f a a h perkembangan jasa restomn sebagai potensi wajib oaiak yang taat. (WI.W2,W3,W4,

IFE Internal Factor

Evaluation

External Factor Evaluation

Peluang (Opportunities) '

1. Kebcnediaan pcngelola rcstoran menjadi WP dan

administratif yang belum tergali dengan

Kekuatan (Strengths)

1. Eksistensi Pemcrintah Daerah Kota Dcpok dalam hal ini Dinas Pendapatan sebagai pcnyelcnggara pajak restoran.

2. Konsistensi Pemerintah Daerah dalam peningkalan pendapatan pajak restoran.

3. Adanya Perda No.2 Tahun 2002 tentang pajak restoran

4. Dukungan dari APED 5. SDM di bidang pajak restoran

Strategi Memakai Kekuatan Untuk Memanfaatkan Peluang (S-0)

1. Menciptakan kemampuan manajemen yang maksimal dan oenataan birokrasi dalam

maksimal. 5. Posisi geografis

strategis berbatasan dengan ibukota Jakarta

Pendapatan di tiap Kantor Kecamatan untuk mcmudahkan oelavanan. ~s1,i2,~~,~4,~~,o1,o2,o~,o4)

3. Mcmberikan kebiiakan lrhusus berupa kcringan& untuk tidak dipungut sementara waktu bagi investor restoran yang barn berdiri. (Sl,S2,S3,01,02,03)

4. Memberikan penghargaan kepada

sarana pmarana dalam penyelenggaraan PAD pajak restoran. (Wl,W2,W3,W4,02.04)

3. Meningkatkan sosialisasi, suwei dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pajak restoran (W1,W2,W3,W4,0l,O2.03,04)

1. Masih kwangnya pemahaman masyarakat tentang pajak restomn.

2. Adanya persepsi pelayanan pajak rcstoran belum maksimal dirasakan pcngelola rcstoran.

Sumber : Data Primer ( d i ~

I I

1. Meninakakan koordinasi dan I 1.Mewuiudkan manaieman

Ancaman (Threats)

kerjas&a antar instansi terkait pelay&an publik den@ (SI,S2,S3,S4,S5,Tl) kemudahan akses, peningkatan

2. Peneazkkan su~remasi hukum dan I kualitas nelavanandan oeran sena

Strategi Memakai Kekuatan Uotuk Rlengatasi Anesman (S-T)

- memberikm pengerlian mengenai pajak restoran (Sl,S2,S3,S4,SS,TI,T2)

Strategi Memperkecil Kelemahan dao Mcngatasi Ancaman (W-T)

masyarakat (W~,W~,W~,TI ,TZ) 2. Sinkronisasi data antar instansi

terkait agar mempunyai data base yang valid dan terinci. (WI,W2,W3,Tl)

Pada Tabel 61 terlihat bahwa strategi yang berguna untuk menggambarkan

peluang dan ancaman ekstemal yang dihadapi dalam peningkatan pendapatan

Page 116: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

pajak restoran yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan pada Pemerintah

Kota Depok adalan sebagai berikut :

1. Menciptakan kemampuan manajemen yang maksimal dan penataan

birokrasi dalam penyelenggaraan pajak restroan.

2. Membuka penvakilan Dinas Pendapatan di tiap Kantor Kecamatan untuk

memudahkan pelayanan.

3. Memberikan kebijakan khusus berupa keringanan untuk tidak dipungut

sementara waktu bagi investor restoran yang baru berdiri.

4. Memberikan penghargaan kepada wajib pajak restoran yang membayar

sesuai dengan ketentuan.

5. Memanfaatkan perkembangan jasa restoran sebagai potensi wajib pajak

yang taat.

6 . Penambaban kualitas dan kuantitas SDM serta perbaikan sarana prasarana

dalam penyelenggaraan PAD pajak restoran.

7. Meningkatkan sosialisasi, survei dan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai pajak restoran

8. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instasi terkait

9. Penegakkan supremasi hukum d m memberikan pengertian mengenai

pajak restoran

10. Mewujudkan manajeman pelayanan publik dengan kemudahan akses,

peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta masyarakat.

11. Sinkronisasi data antar instansi terkait agar mempunyai data base yang

valid d m terinci.

Page 117: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

6.3.2. Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)

Matriks SPACE merupakan matriks sebagai alat pencocokan, yang terdiri

atas empat kuadran yang menunjukan apakah strategi agresif, konservatif, defentif

atau bersaing. Pencocokan ini berguna untuk sebuah organisasi, dalam ha1 ini

pada Dinas Pendapatan Daerah sebagai penyelenggara pajak restoran.

Tabel 62. Variabcl Penyusunan Matriks SPACE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

dengan ketentuan.

2. Investasi jasa restoran tumbuh berkembang di Kota Depok 3. Masih adanya wilayah adminishatif yang belum tergali deng

Sumber : Data Primer (diolah)

Sumbu Matriks SPACE mengga~nbarkan dua dimensi internal (kekuatan

keuangan PS , financial strength] dan keunggulan bersaing [CA, competitive

advantage] dan dua dimensi ekstemal stabilitas lingkungan [ES, Environmental

stability] dan kekuatan industri [IS, industry strength]). Untuk nilai dimensi FS

dan IS diberi nilai mulai +I (terburuk) sampai +6 (terbaik) dari masing-masing

Page 118: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

variabel dan untuk nilai dimensi ES dan CA diberi nilai -1 (terbaik) sarnpai -6

(terburuk). Setelah didapatkan hasil dan nilai per variabel untuk faktor penyusun

CA, FS, ES dan IS, maka tahap berikutnya adalah mengetahui nilai rata-rata per

variabel tersebut, sebagai berikut :

Tabel63. Faktor Penyusun Mahiks SPACE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

Kesimpulan yang didapatkan diperoleh dari perhitungan rata-rata faktor

Faktor Penyusun Matriks SPACE 1. Keunggulan Kompetitif (CA) 2. Kekuatan Finansial (FS) 3. Stabilitas Lingkungan (ES) 4. Kekuatan Industri (IS)

penyusun Matriks SPACE adalah

Koordinat vektor penunjuk arah sumbu x (CAMS) = (-1) + (5) = 4

Sumber : Data Primer (diolah)

Jumlah Nilai -2 18 -9 20

- Koordinat vektor penunjuk arah sumbu y (FS&ES) = (6) + (-3) = 3

Nilai Rata-rata -1 6 -3 5

Setelah didapatkan hasil perhitungan koordinat berdasarkan faktor-faktor

penyusun Matriks SPACE tersebut, diperoleh gambar Matriks SPACE terletak

pada koordinat (4,3), dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 119: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Gambar 3. Matriks SPACE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

Pada Gambar 3 terlihat bahwa kesimpulan bahwa strategi yang dihasilkan

oleh matriks SPACE ini adalah strategi dalam tipe strategi agresif. Pemerintah

daerah berupaya melakukan perbaikan rnanajeman penyelenggaraan pajak

restoran, melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak restoran dan penerapan

sanksi hukum Perda dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dan sarana

prasarana sehingga tercipta pelayanannya kualitas pelayanan prima seiring

peningkatan pemaharnan masyarakat mengenai pajak restoran.

Page 120: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

6.3.3. Matriks Internal-Eksternal (IE) Optimalisasi Peningkatan

Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang

diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu y.

Pada sumbu x matriks IE, total nilai IFE yang diberi bobot 1,O sampai dengan

1,99 menunjukan posisi internal yang lemah, nilai 2,00 sampai 2,99 dianggap

sedang, dan nilai 3,O sampai 4,O kuat. Demikian juga pada sumbu y total nilai

EFE yang diberi bobot 1,O sampai 1,99 dianggap rendah, nilai 2,00 sampai 2,99

sedang dan nilai 3,00 sampai 4,00 tinggi.

Dari Tabel 61 dan Tabel 62 tentang Matirks IFEEFE didapatkan nilai total

IFE adalah 3,14, ha1 ini menunjukan posisi internal yang kuat dan untuk nilai total

EFE adalah 2,89 ha1 ini menunjukan posisi eksternal yang sedang.

Total Nilai IFE

Kuat Sedang Lemah

3,OO-4,OO 2,OO-2,99 1,OO-1,99

4,O 3,O 7.8 1,O

.- Sedang 4

Gambar 4. Matriks IE Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

Page 121: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Gambar 4 memperlihatkan nilai tumbuh dan bina yang terdapat pada sel

empat. Pada strategi ini diharapkan untuk dapat melakukan intensifikasi

maksudnya dengan cara menghitung potensi seakurat mungkin, maka target

penerimaan bisa mendekati potensinya dan melakukan penetrasi pasar dengan

maksud bagaimana pajak restoran ini dapat diterima masyarakat khususnya

pemilik atau pengelola restoran.

6.4. Tahap Keputusan Strategi

Tahap keputusan ini menggunakan matriks QSP, selain untuk membuat

peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas dan rnenetapkan daya tarik

relatif dari tindakan alternatif layak. QSPM yang digunakan dalam kajian ini

menggunakan input dari matriks IFEIEFE, Analisis SPACE, dan ~ a t r i k s IE.

QSPM adalah alat untuk memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi

strategi aiternatif secara obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk

sukses ektemal dan internal. Secara konsep QSPM menentukan daya tarik dari

berbagai strategi berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor secara kritis

ekstemal dan internal dimanfaatkan atau diperbaiki.

6.5. Rancangan Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak

Restoran di Kota Depok

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan

amanat Undang-undang bahwa pemerintah daerah harus dapat mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pernbantuan, diarahkan untuk mempercepat tenvujudnya kesejahteraan

Page 122: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip

demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adanya pemasukan dari pajak restoran diharapkan dapat bermanfaat untuk

meningkatkan kemampuan dalam pembiayaan pembangunan, mendorong laju

pembangunan daerah serta mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Depok dan untuk

lebih menggali potensi pajak restoran yang belum terkelola secara optimal, maka

diperlukan penguasaan program secara hersama dan terpadu dari semua

stakeholders yang terkait baik dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat

pengguna restoran pada umumnya. Adapun prioritas program strategi yang

didapatkan adalah :

1 . Menciptakan kemampuan manajemen yang maksimal dan penataan

birokrasi dalam penyelenggaraan pajak restoran (TAS = 6,907)

2. Meningkatkan sosialisasi, survei dan penyuluhan kepada masyarakat

~nengenai pajak restoran. (TAS = 6,665)

3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait. (TAS =

6,661)

4. Mewujudkan manajemen pelayanan publik dengan kemudahan askes,

peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta masyarakat. (TAS = 6,658)

Dari keempat rancangan prioritas strategi yang didapatkan tersebut apabila

dilaksanakan dengan terpadu, terintegrasi dan sistematis akan menciptakan

optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran. Keempat ha1 tersebut

Page 123: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

merupakan strategi untuk tumbuh dan bina dengan memanfaatkan kekuatan yang

dimiliki, peluang yang ada dengan mengatasi kelemahan internal dan menghindari

ancaman ekstemal, dimana kebijakan atau kegiatan yang telah berjalan selama ini

untuk terus dikembangkan dan dibina sebagai solusi untuk meningkatkan

pendapatan pajak restoran di Kota Depok.

Page 124: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian mengenai optimalisasi peningkatan pendapatan

pajak restoran di Kota Depok , terdapat beberapa kesimpulan yaitu :

1. Secara umum penerimaan pajak restoran di Kota Depok selalu melebihi

target yang ditetapkan, namun penetapan target tersebut belum dapat

inenggambarkan perkembangan restoran yang sesungguhnya dan

penetapan pajak restoran mengacu kepada pendapatan dari tahun

sebelumnya. Hasil s u ~ e i yang dilakukan terdapat tiga tipe restoran yaitu

restoran tipe kecil, tipe menengah dan tipe besar. Perkiraan potensi

pendapatan pajak restoran untuk tahun 2006 yang seharusnya didapatkan

ilu sebesar Rp 27.658.870.800,OO dari realisasi yang diperoleh sebesar

Rp 12.864.057.723,OO. Terjadinya selisih jumlah pajak restoran antara

potensi dengan realisasi ini mengakibatkan Pemerintah Kota Depok

kehilangan Rp 14.794.813.077,OO pada tahun 2006.

2. Berdasarkan persepsi pengelola restoran untuk dapat berpartisipasi dalam

optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran adalah penting dengan

bersedia menjadi wajib pajak dan mernbayar pajak sebesar 10% dari omzet

yang diperoleh. Pengelola restoran berharap lebih sering diadakan

sosiatisasi dan penyuluhan tentang Perda pajak restoran dan

mengharapkan pemerintah daerah dapat meningkatkan pelayanannya. Cara

pembayaran pajak restoran hampir semua pengelola restoran

menginginkan pembayaran langsung tunai ke loket Dinas Pendapatan

Page 125: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Daerah dengan alternatif pembayaran melalui Bank Jabar sebagai kas

daerah yang ditunjuk pemerintah daerah.

3. Manajemen penyelenggaraan pajak restoran dalam ha1 ini Dinas

Pendapatan belum mempunyai database yang akurat dan terinci tentang

obyek dan subyek pajak restoran, ha1 ini karena belum sepenuhnya

dilakukan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait, sehingga

potensi yang ada belum tergali secara maksimal. Pemerintah daerah juga

masih mempunyai keterbatasan dalam penentuan potensi / target,

penegakkan hukum Peraturan Daerah, sosialisasi dan penyuluhan

Peraturan Daerah, kurangnya sarana prasarana penunjang penyelenggaraan

pajak restoran, terbatasnya jumlah aparatur dan adanya variasi

kemampuan SDM pajak restoran. Dinas Pendapatan mempunyai andil

yang sangat besar dalam penentuan potensi / target, pelaksanaan, evaluasi

sampai kepada pengawasan intern pelaksanaan pajak restoran.

4. Rancangan program strategi yang didapatkan untuk optimalisasi

peningkatan pendapatan pajak restoran meliputi :

a. Menciptakan kemampuan manajemen yang maksimal dan

penataan birokrasi dalarn penyelenggaraan pajak restoran

b. Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai pajak restoran.

c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait.

d. Mewujudkan manajemen pelayanan publik dengan kemudahan

askes, peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta

masyarakat.

Page 126: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

7.2. Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan hasil pembahasan analisa dalam optimalisasi peningkatan

pendapatan pajak restoran di Kota Depok, didapatkan kebijakan meliputi :

1. Diperlukan koordinasi dan kerjasama secara berkala antar instansi terkait

yang menangani jasa 1 usaha restoran karena pemerintah daerah harus

mempunyai data yang valid dan terinci mengenai obyek, subyek atau

wajib pajak restoran seiring perkembangan dunia usaha restoran di Kota

Depok. Diharapkan dengan mempunyai data tersebut dapat menjadi dasar

untuk penentuan potensi target yang sesuai realisasi sebenarnya dengan

meningkatkan peran serta masyarakat.

2. Pemerintah Daerah Kota Depok khususnya Dinas Pendapatan diharapkan

mempunyai program untuk menciptakan manajemen pelayanan publik

sebagai penyelenggaraan pajak restoran dengan menerapkan budaya good

governance. Selain itu, Pemerintah Daerah hams meningkatkan

pengetahuan dan wawasan SDM baik melalui program formal maupun

informal dengan didukung oleh APBD serta adanya penambahan sarana

prasarana penunjang penyelenggaraan pajak restoran.

3. Adanya persepsi positif dari pengelola restoran tentang pajak restoran

inerupakan suatu peluang yang harus ditanggapi dengan baik dan serius

untuk meningkatkan pendapatan pajak restoran dengan memberikan

pelayanan prima kepada para pengelola restoran, selain itu untuk

menambah pengetahuan para pengelola restoran perlu dilakukan

sosialisasi dan penyuluhan yang efektif mengenai perpajakan restoran

secara periodik.

Page 127: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

4. Dalam peningkatan penerimaan pajak restoran di Kota Depok ini

sebaiknya Pemerintah Kota Depok perlu mempertimbangkan

rekomendasikan dari hasil kajian ini, yaitu :

Tabel 64. Rekomendasi Kebijakan Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok

Uraian Strategi I Menciptakan kemampuan manajemen yang maksimal dan penataan

I birokrasi dalam penyelenggaraan pajak reitoran. Kendala I Budaya kerja ; variasi kemampuan SDM ; jumlah SDM terbatas ; sarana

. . - diiinginkan I efektif. Strategi I Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai

Solusi

Hasil yang

dan prasarana terbatas. Komitmen dari pimpinan ; perbaikan organisasi ; terdapat standarisasi kinerja manajemen ; dukungan APBD Peningkatan mutu manajemen dan adanya tupoksi organisasi yang lebih

I belum dapat dilaks&akansup~emasi hukum ~ e i d a . Solusi 1 FGD lingkup Dipenda ; lebih sering melakukan survei lapangan,

/ pajak restoran.

pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat secara periodik APBD ; adanya ketegasan ~ i h a k ~emerintah daerah dalam

Kendala

- I penerapan Perda. Hasil yang I Masyarakat Lerbina dan paham tentang pajak restonn dan terdapat sebuah

Terbatasnya anggaran ; terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM ; terbatasnya sarana penunjang ; masih kurang kesadaran masyarakat :

renrang pd.iak dacr3h khususnyu p~j&r~~turan. koordinasi {In ker.l~sama antar keeaoisun masine-masine - - - " I kurangnya ioordinasi dan kerjasama antar instansi. '

Solusi I FGD antar SKPD ; melakukan koordinasi dan keriasama antar instansi :

Hasil yang diiinginkan Strategi

, - , -~~~~ . ~~~~~~~~

ccxnawn unluk mendekatkm dalarn pclnynnan kepada mns)ankat. Ilasil )ang .4d;nya inswnsi satu awp Jdam hiding pelabawn. terda~ar scbuab situs

adanya sistem online antar instansi termasuk dengan Bank Jabar ; dukungan APBD. Terdapat sinkronisasi data yang cepat, akurat, terinci, dan terbaru.

Mewujudkan manajemen pelayanan publik dengan kemudahan askes.

Kendala Solusi

peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta masyarakat. Budaya kerja ; variasi kemampuan SDM ; kesadaran masyarakat kurang. Komitmen dari pimpinan ; perbaiki manajemen pelayanan ; dukungan APBD : membuka ~envakilan Dinenda atau vane seienis di tian kantnr

diiinginkan informasi tentang pajak yang d a p c 'diakses kasya;akat luas dan terciptanya pelayanan prima kepada masyarakat.

Page 128: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DAFTAR PUSTAKA

Astabrata, D.Gede. 2002. Analisa Tentang Peranan Pajak Hotel dun Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Badung. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Bapeda dan BPS Kota Depok. 2005. Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok Menzrrut Lapangan Usaha 2000-2004. Bapeda dan BPS Kota Depok.

Bapeda Kota Depok. 2007. Kota Depok Dalam Angka 2006. Bapeda Kota Depok.

Bhirawa HA. 2002. Pelahanaan Penagihan Aktif Pajak Hotel dun Restoran (Studi Kasus di Dinas Pendapatan DKI Jakarla). Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

David, R. Fred. 2002. Manajemen Strategis : Konsep. PT. Ikrar Mandiri Jakarta.

Deka Mandiri. 2006. Kumpulan Peraturan Keuangan Daerah. Deka Mandiri Jakarta.

Departemen Dalam Negeri. 2001. Peraturan Pernerintah Republik Indonesia Nonzor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah. Dapartemen Dalam Negeri.

Dinas Pendapatan Kota Depok. 2005. Sosialisasi Pajak Daerah. Dinas Pendapatan Kota Depok.

. 2007. Laporan Realisasi Pendapatan Kota Depok Tahun 2000-2006. Dinas Pendapatan Kota Depok.

Hernawati DT. 1997. Pendekatan Multikzrltural Untuk Penyempurnaan Kur-ikulum Nasional. Makalah pada Seminar Pengembangan Kurikulum (tidak dipublikasikan).

Irawan, Handi. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Kaho JR. 1997. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. PT. Raja Gratondo. Cetakan Keempat. Jakarta

Kanparsenibud Kota Depok. 2004. Prosedur Perijinan Usaha Jasa dun Sarana Pariwisata. Kanparsenibud Kota Depok.

Koirudin. 2005. Sketsa Kebijakan Desenlralisasi Di Indonesia. Averroes Press Malang.

Page 129: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Lestary, L. Kaena. 2004. Kajian Tentang Aspirasi dun Persepsi Mahasiswa TPB- IPB Terhadap Program Multi Budaya - CUM - Asrama TPB-IPB. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Nasution S. 2006. Metode Research (Penelitian Ilnziah). Bumi Aksara Jakarta.

Pemerintah Kota Depok. 1999. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Sistem Dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah Dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain. Dapartemen Dalam Negeri.

. 2002. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Restoran dun Pajak Parkir. Pemerintah Kota Depok.

,2005. Program Pendanaan Kotnpetisi (PPK) Akselerasi Pencapaian IPM 80 Jmva Barat Pada Tahun 2010 : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kota Depok Dalatn Menunjang Pencapaian IPM Jmva Barat. Proposal Evaluasi Diri. Pemerintah Kota Depok.

Rahman, Abdul. 2005. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam Kerangka Pelakranaan Otonomi Daerah di Kabupaten Palalowan. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21). Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

. 2002. Measuring Consumer Satisfaction : Teknik Mengukur dun Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Penerbit PI'. Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Soelamo, Slamet. 1993. Administrasi Pendapatan Daerah.

Soetrisno. 1987. Dasar-dasar Ilmu Keuangan Negara. BPFE UGM Yogyakarta.

Sumyar. 2003. Dasar-dasar Hukum Pajak dan Perpajakan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Sutarso, Eko. 2004. Prospek Pengelolaan Retribusi Kebersihan Di Kota Pekanbaru Propinsi Riau. Sekolah Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Syamsurizal. 2004. Sfrategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Kerangka Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kabupaten Indragiri Hilir. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Page 130: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Usman H, Akbar PS. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara Jakarta.

Walgito, Bimo. 2003. Pengatar Psikologi Umum. Penerbit Andi Yogyakarta.

Widayat, Wahyu. 1994. Maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah Sebagai Kekuatan Ekonomi Daerah. Jurnal Akuntansi dan Manajemen edisi September 1994.

Wiratmo, Masykur. 2001. Manajemen Penggalian Potensi Penerimaan Daerah. Makalah disampaikan pada Workshop Manajemen Perencanaan Penerimaan Daerah, Kerjasama antara SIAGA Project dan STIE Kerjasama Yogyakarta.

Page 131: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden
Page 132: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMDA (Tahap I)

KAJIAN PEMBANGUNAN DAERAH OPTIMALISASI PENTNGKATAN PENDAPATAN PAJAK RESTORAN DI

KOTA DEPOK

Unit Kerja Responden :

POTENSI PAD

1. Menurut Anda, kriteria apa saja yang diperlukan dalam menentukan besarnya potensi PAD?. (Beri tanda V pada pilihan jawaban Anda, boleh menjawab lebih dari satu jawaban).

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Pemda dalam menentukan potensi PAD?

Page 133: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

3. Sejauh mana keterlibatan pihak-pihak di bawah ini dalam penentuan besarnya potensi PAD di Kota Depok?

Instansi

4. Bagaimana persepsi Anda mengenai potensi PAD di Kota Depok? A. Sangat realistik C. Tidak realistik B. Realistik D. Sangat tidak realistik

. . . . . - -. . "" , . DPRD

't I UIp"1lU" I I I I I

PENENTUAh' BESARNYA TARGET PAD

Sangat Tinmi

2 3

5

2. Sejauh mana keterlibatan pihak-pihak di bawah ini dalam penentuan besarnya target PAD di Kota Depok?

Tinggi Sedang

Walikota Bapeda n:.....3.

Bagian Ke,,nn*nn

Rendah Sangat Rendah

Page 134: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

PELAKSANAAN TARGET PAD

7 8

9

10

Luasnya wilayah Peran Pemda masih lemah Penegakkan sanksi lemah Sistem pengumpulan informasi data masih bclum memadai

1. Sejauh mana keterlibatan pihak-pihak berikut ini dalam usaha pencapaian target PAD?

17 18

19

1 2 3

No

4 5

C

Tinggi

DPRD Walikota Bapeda Dipenda Bagian Keuangan

Instansi Sangat Tinorri

Sedang z ... 66. -.-..--.a

Rendah Sangat R ~ n A a h

Page 135: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

2. Usaha-usaha apasaja yang ditempuh dalam mencapai target PAD?

3. Kendala-kendala apasaja yang dijumpai dalam pelaksanaan target?

12 13 14 15

Studi banding ke daerah lain yang lebih tinggi PAD-nya Lainnya .... ...

Jawaban No 1 2 3

Kendala Pelaksanaan Target Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang Kemampuan dan pengetahuan tenaga pemungut yang

Page 136: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

PENGAWASAN PENCAPAIAN TARGET PAD

1 . Sejauh mana keterlibatan pihak-pihak berikut ini dalam pengawasan pencapaian target PAD?

I No I Instansi I Sangat I Tinggi / Sedang I Rendah I Sangat I

- I Keuangan I 2. Bagaimana persepsi Anda terhadap efektifitas pengawasan dalam

pencapain target PAD?. a. Sangat realistik C. Tidak realistik b. Realistik D. Sangat tidak realistik

3. Kendala apasaja yang dihadapi dalam pengawasan pencapaian target PAD?.

No - I 2

~ c n d a i a I'engawasan - - - - --- - -. . . -. . . .- . . . ~ a w a b a n i Kurangnya data subyek dan obyek pungut Kesadaran masyaraka~ masih rendah .... ..

3 4 5

SDM kurang menguasai tentang pajak Data yang diterima kurang maksimal Transportasi

6 7 8 9 10 3 ,

Sanksi lemah Instansi kurang efektif Administrasi dan pelaporan belum baik Tidak sepenuhnya tarif pajak diberlakukan

Page 137: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PAD

1. Menurut Anda, kriteria apa' saja yang digunakan dalam mengevaluasi/mengukur kinerja PAD?

2. Siapakah pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi pencapaian PAD?

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PAD

1. Menurut Anda. kriter mengevaluasi/mengukur kinerja PAD?

No Kriteria Evaluasi Kinerja PAD I Jawaban 1 Perlu adanya koordinas' -*+-, Q K D n I

3 4 1 rjlaya operaslonar 5 1 Sulitnya menoana

.

3. Kendala apa saja yang dihadapi dalarn evaluasi pencapaian target pajak daerah?

Page 138: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

4. Faktor-faktor apasaja yang menyebabkan realiasi di bawah target yang telah ditetapkan? a. b. C.

d. e.

5. Tindakan apasaja yang diambil jika realiasasi PAD di bawah target yang telah ditetapkan? a. b. C.

d. e.

6. Jika tidak pernah, faktor-faktor apasaja yang menyebabkan realiasasi PAD selalu dapat mencapai target yang telah ditetapkan? a. b. C.

d. e.

Page 139: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 2. KUESIONER PEMDA (Tahap 11)

KAJIAN PEMBANGUNAN DAERAH OPTIMALISASI PENINGKATAN PENDAPATAN PAJAK RESTORAN DI

KOTA DEPOK

Unit Kerja Responden

Penentuan Rating

Nilai 1 1 2 I 3 I 4

No.

1

Faktor Startegis Internal

Kekuatan Eksistensi Pemerintah Daerah Kota Depok dalam ha1 ini Dinas Pendapatan sebagai penyelenggara

2

Keterangan : Tingkat Nilai 1. Kelemahan utama 2. Kelemahan kecil 3. Kekuatan kecil 4. Kekuatan utama

pajak restoran Konsistensi pemerintah daerah dalam peningkatan pendapatan pajak restoran Adanya Perda No. 2 Tahun 2022 tentang Pajak Restoran

4 5

Dukungan dari APBD SDM di bidang pajak restoran

I

I

Page 140: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Yenentuan Rating

Keterangan : Tingkat Nilai : 1. Superior 2. Diatas rata-rata 3. Rata-rata 4. Jelek

2

Ancaman Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pajak restoran Adanya persepsi pelayanan pajak restoran belum maksimal dirasakan pengelola restoran

Page 141: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 3. MATRIKS EFIIEFE

a. Pembobotan IFE

Penentuan Tingkat Rating

4

Kota Depok dalam perencanaan potensi subyek dan obyek pajak restoran Masih adanya variasi kemampuan SDM dalam penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak restoran Terbatasanya sarana dan prasarana dalam penunjang penyelenggaraan pajak restoran Kurangnya intensitas dalam sosialisasi dan penyuluhan

Dukungan dari APBD

SDM di bidang pajak restoran Keiemahan Keterbatasan Pemerintah

5 3 0 0

4 4 0 0

3 5 0 0

2 6 0 0

0 0 2 6

0 0 3 5

8

8

8

8

Total

8

8

1

2

2

2 25

4

4

O'OS6

0'06'

0'066

0.07'

O ' lS2

0.077

0.091

0.107

0.124

0.571

0.534

Page 142: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

b. Matriks IFE

a Perda No. 2 Tahun 2022

1

2

3

4

subyek dan obyek pajak restoran Masih adanya variasi kemampuan SDM dalam penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak restoran Terbatasanya sarana dan prasarana dalam penunjang penyelenggaraan pajak restoran Kurangnya intensitas dalam sosialisasi dan penyuluhan Jumlah

0.056

0.061

0.066

0.071 1.00

1

2

2

2

0.077

0.091

0.107

0.124 3.143

Page 143: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

c. Pembobotan EFE

Penentuan Tingkat Rating

Page 144: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

d. Matriks EFE

WP dan membayar sesuai dengan -

ketentuan 0.17 Potensi dan kontribusi pajak restoran yang

No.

. - . - besar 0.16 Investasi iasa restoran tumbuh bcrkcmbang di Kota Ilepok I 0.16 . . . . .. - . . ... Masih adanvawilavah administrasi vanE

Faktor Startegis Eksternal Peluang Kebersediaan venaelola restoran meniadi

Bobot

1

. -

2 1 restoran

Rating

2

0.09 1 2 1 0.18

Skor 2.60

0.20 tentang pajak restoran Adanya persepsi pelayanan pajak restoran belum maksimal dirasakan pengelola

0.10

2.978 I Jumlah 1.00 1

Page 145: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 4. MATRZKS QSP

7

8

9

10

11

12

l3

l 4

15

16

dalam perencanaan potensi subyek dan obyek pajak restoran Masih ada variasi kemarnpuan SDM dalam penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak restoran Terbatasnya sarana dan prasarana dalam penunjang pengumpulan dan pengelolaan pajak restoran Kurangnya intensitas dalarn sosialisasi dan penyuluhan

Peluang (Opportunity) Kebersediaan pemilik rumah makan menjadi WP dan membayar sesuai dengan ketentuan Potensi dan kontribusi pajak restoran yang besar Investasi jasa rumah makan tumbuh berkembang di Kota Depok

Masih adanya wilayah ad~ninistratif yang belum tergali dengan maksimal

Posisi geografis strategis berbatasar~ dengan ibukota Jakarta

Ancaman (Threat) Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pajak restoran Adanya persepsi pelayanan pajak restoran belum maksimal dirasakan pengelola restoran

Jumlah Nilai Daya Tarik (TAS)

0.061

0.066

0.071

0.17

0.16

0.16

0.16

0.16

O.l

0.09

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

0.183

0.198

0.213

0.510

0.640

0.480

0.480

0.480

0.300

0.270

6.907

Page 146: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Matriks QSPM (lanjutan)

11

12

13

14

Ancaman

15

16

0.16

0.16

0.16

0.16

0.1

0.09

3

3

4

3

3

3

0.480

0.480

0.640

0.480

0.300

0.270

6.470

3

3

2

2

3

3

0.480

0.480

0.320

0.320

0.300

0.270

6.079

3

3

3

3

3

3

0.480

0.480

0.480

0.480

0.300

0.270

6.323

Page 147: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Matriks QSPM (lanjutan)

0.168

0.183

0.198

0.284

0.5 10

0.640

0.480

0.480

0.320

0.300

0.270

6.665

3

4

4

4

3

3

2

3

2

2

3

6

7

8

9

Peluang

10

11

12

13

14

Ancaman

15

16

3

2

2

3

3

4

3

3

4

3

3

0.056

0.061

0.066

0.071

0.17

0.16

0.16

0.16

0.16

0.1

0.09

0.168

0.244

0.264

0.284

0.510

0.480

0.320

0.480

0.320

0.200

0.270

6.525

0.168

0.122

0.132

0.2 13

0.510

0.640

0.480

0.480

0.640

0.300

0.270

6.493

3

3

3

4

3

4

3

3

2

3

3

Page 148: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

Matriks QSPM (lanjutan)

Strategi

Kekuatan

1

2

3 4 5

Kelemahan

6

7

8

9

Peluang 10

11

12

13

14

Ancaman 15

16

Bobot

0.152

0.147

0.147 0.152 0.147

0.056

0.061

0.066

0.071

0.17

0.16

0.16

0.16

0.16

0.1

0.09

Strategi

AS

4

4

4 4 3

3

3

3

3

4

3

3

2

2

3

3

,

9 TAS

0.609

0.589

0.589 0.609 0.442

0.168

0.183

0.198

0.213

0.680

0.480

0.480

0.320

0.320

0.300

0.270

6.450

Strategi

AS

4

4

4 4 3

3

4

3

3

3

4

3

3

2

3

3

Strategi

AS

4

4

4 4 4

3

3

3

4

3

3

3

3

2

3

3

,

8

TAS

0.609

0.589

0.589 0.609 0.442

0.168

0.244

0.198

0.213

0.510

0.640

0.480

0.480

0.320

0.300

0.270

6.661

10 TAS

0.609

0.589

0.589 0.609 0.589

0.168

0.183

0.198

0.284

0.5 10

0.480

0.480

0.480

0.320

0.300

0.270

6.658

Strategi

AS

4

4

4 3 3

3

3

3

3

4

3

3

3

3

3

2

,

11

TAS

0.609

0.589

0.589 0.457 0.442

0.168

0.183

0.198

0.213

0.680

0.480

0.480

0.480

0.480

0.300

0.180

6.527

Page 149: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 5. KUESIONER NON WAJIB PAJAK

BAGIAN A

DATA RESPONDEN

A. Pemilik I Pengelola

1. Nama

2. Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan)

3. Umur tahun.

4. Tingkat Pendidikan terakhir pemilik/pengelola :

(SLTP / SLTA / Diploma / S1/ S2 / S3 )

5. Lama menetap di Depok : tahun

Restoran I Rumah Makan

Nama Restoran

Alamat Restoran

Lama Restoran ini Berdiri

Jumlah tempat duduk buah

Jam kunjungan ramai jamihari

Jam kunjungan tidak ramai jadhari

Jumlah kunjungan ramai orandjam

Jurnlah kunjungan tidak ramai orandjam

Jumlah hari ramai dalarn seminggu : hari

Type rumah makan : (Fastfood / Tradisional)

Jenis makanan yang dijual

Jumlah pekerja orang

Status kepemilikan : Pribadi / Persekutuan (WaralabaNon Waralaba)

Status penggunaan gedung : ( Sendiri / Sewa I Pinjam )

Status badan hukum : (Tidak Ada / Ada : .................................... 1

Page 150: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

BAGIAN B

DAFTAR PERTANYAAN

1 . Menurut Anda apakah partisipasi pengusaha restoran untuk membayar pajak

dalam peningkatan PAD kota itu penting ?

a. sangat penting c. ragu-ragu e. sangat tidak penting

b. penting d. tidak penting

Apa alasan anda menjawab demikian?

2. Apakah Anda bersedia menjadi wajib pajak ?

a. sangat bersedia c. ragu-ragu e. sangat tidak bersedia

b. bersedia d. tidak bersedia

Apa alasan anda menjawab demikian?

3. Apakah Anda bersedia membayar pajak restordrumah makan dari

pendapatan yang diperoleh ?.

a. sangat bersedia c. ragu-ragu e. sangat tidak bersedia

b. bersedia d. tidak bersedia

Apa alasan anda menjawab demikian?

4. Berapakah kira-kira kesanggupan membayar wajib pajak restoran?.

5. Apakah Pemerintah Daerah perlu mengadakan sosialisasi secara

berkesinambungan terhadap masyarakat mengenai pajak daerah?.

a. sangat perlu c. ragu-ragu e. sangat tidak perlu

b. perlu d. tidak perlu

Apa alasan anda menjawab demikian?

Page 151: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

6. Setujukah Anda jika Pemerintah Daerah memberikan reward dan

punishment kapada para wajib pajak?.

a. sangat setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju

b. setuju d. tidak setuju

Apa alasan anda menjawab demikian?

7. Bila Anda nanti sudah sebagai menjadi wajib pajak bagaimana metode

pembayaran pajak yang diinginkan ?

- Langsung tunai dibayar sendiri ke Dipenda

- Melalui petugas pernungut pajak yang datang ke restoran Anda

- Melalui transfer melalui Bank Jabar

- Melalui online internet

- Atau : .......................................................

Page 152: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 6. KUESIONER WAJIB PAJAK

BAGIAN A

DATA RESPONDEN

B. Pemilik I Pemgelola

6. Nama

7. Jenis Kelamin : (Laki-laki I Perempuan)

8. Umur tahun.

9. Tingkat Pendidikan terakhir pemiliWpenge1oia :

(SD / SLTP I SLTA / Diploma / S 1 / S2 I S3)

10. Lama menetap di Depok : tahun

B. Restoran I Rumall Makan

16. Nama Restoran

17. Alamat Restoran

18. Lama Restoran ini berdiri

19. Jumlah tempat duduk buah

20. Jam kunjungan ramai jamhari

21. Jam kunjungan tidak ramai jamlhari

22. Jumlah kunjungan ramai orangljam

23. Jumlah kunjungan tidak ramai orangljam

24. Jumlah hari ramai dalam seminggu : hari

25. Harga rata-ratalporsi : Rp. Iporsi

26. Type rumah makan : (Fastfood I Tradisional)

27. Jenis makanan yang dijual

28. Jumlah peke j a orang

29. Status kepemilikan : Pribadi / Persekutuan (WaralabaINon Waralaba)

30. Status penggunaan gedung : ( Sendiri / Sewa 1 Pinjam )

3 1. Status Badan Hukum : (Tidak Ada / Ada : .................................... 1

Page 153: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

BAGIAN B

DAFTAR PERTANYAAN

1. Menurut Anda apakah partisipasi pengusaha restoran untuk membayar pajak

dalam peningkatan PAD kota itu penting ?

a. sangat penting c. ragu-ragu e. sangat tidak penting

b. penting d. tidak penting

Apa alasan anda menjawab demikian ?

2. Apakah Anda bersedia membayarkan pajak restoranlrumah makan sesuai

dengan tenggat waktu penagihan?

a. sangat bersedia c. ragu-ragu e. sangat tidak bersedia

b. bersedia d. tidak bersedia

Apa alasan anda menjawab demikian?

3. Apakah Anda bersedia meinbayar pajak restoradrumah makan sesuai

pendapatan yang diperoleh ?.

a. sangat bersedia c. ragu-ragu e. sangat tidak bersedia

b. bersedia d. tidak bersedia

Apa alasan anda menjawab demikian?

4. Bagaimana pelayanan pemungut pajak dalam ha1 ini Pemerintah Daerah

selama ini kepada Saudara sebagai wajib pajak ?

a. sangat tidak baik c. ragu-rap e. sangat baik

b. tidak baik d. baik

Apa alasan anda menjawab demikian ?

Page 154: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

5 . Tingkat pajak daerah untuk pajak restoran adalah 10 % dari jumlah total

pendapatan pengusaha restoran, apakah Anda rasa cukup memberatkan ?.

a. sangat memberatkan c. ragu-ragu e. sangat tidak

memberatkan

b. memberatkan d. tidak

memberatkan

Apa alasan anda menjawab demikian ?

6. Apakah Perda No. 2 tahun 2002 tentang pajak daerah termasuk pajak

restoran perlu direvisi secara signifikan ?

a. sangat perlu c. ragu-ragu e. sangat tidak tahu

b. perlu d. tidak tahu

Apa alasan anda menjawab demikian ?

7. Apakah Pemerintah Daerah perlu mengadakan sosialisasi secara

berkesinambungan terhadap masyarakat mengenai pajak daerah?.

a. sangat perlu c. ragu-ragu e. sangat tidak perlu

b. perlu d. tidak perlu

Apa alasan anda menjawab demikian ?

8. Setujukah Anda jika Pemerintah Daerah memberikan reward dan

punishment kapada para wajib pajak?.

a. sangat setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju

b. setuju d. tidak setuju

Apa alasan anda menjawab demikian ?

Page 155: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

9. Menurut Anda sebagai wajib pajak bagaimana metode pembayaran pajak

yang diinginkan ?

- Langsung tunai dibayar sendiri ke Dipenda

- Melalui petugas pemungut pajak yang datang ke restoran Anda

- Melalui transfer melalui Bank Jabar

- Melalui online internet

- Atau :

Page 156: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 7. DATA RESTORAN

=us Menara Group

-. . . . . . . . . . . . . . . . . . - . . . . .

20 21

22 23 24 25 26

Warung Bu Yanti RM Minanz Jaya Starbuck Coffce RM Soto Betawi Roti Boy Bakmie Mall Sarirnande

36 37 38 39 40

Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya

Hoasan Ayam Bakar Wong Solo -- Simpang Raya Barra Di Cafil Es Teler 77 Grarnedia

WP WP WP WP WP WP WP

Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya

survei survei survei

WP WP -- W WP WP

survei

Page 157: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN (lanjutan)

I ' i u ~ ~ l u r Pcsona Khay:ing~n TIC. Ilonald hloll , , , ,. .... . Jalnn Margonda f<o)%.._- Rhl. Oepok Kuring . . . . ...

79 ( RM. Cie Mie Malang I Jalan Margonda Raya 80 1 Dunkin Donuts Gramedia Jalan Margonda Raya 1 WP 1

Page 158: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN (lanjutan)

114 115 116

Corner Steak San Bakery Warung Shubuh

Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya Jalan Margonda Raya

NWP NWP NWP suwei

Page 159: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN (lanjutan)

Page 160: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN (lanjutan)

Jalan Akses Cibubur

Jalan Akses Cibubur

Jalan Akses Cibubur

183 184 185 186

RM. Family Resto Mc. Donald Hot CMM & Rollics RM. Mang Kabayan

Jalan Akses Cibubur Jalan Akses Cibubur Jalan Akses Cibubur Jalan Akses Cibubur

WP WP WP WP suwei

Page 161: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

LAMPIRAN 8. DATA RESTORAN WILAYAH KAJIAN

Page 162: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN WILAYAH KAJIAN (lanjutan)

Page 163: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN WILAYAI-I KAJIAN (lanjutan)

SARlMANDE 6 1 3 0 0 1 7 1 7 BAS0 RAHAYU 1 1 1 1.5 I 68 1 l 7 RM. CIBLUK / I 1 0.25 1 IS0 1 3 1 9

Page 164: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN WILAYAI-I U J I A N (lanjutan)

Jml Org ,mlOrliSepi HargoraIa2 type Rsunai YR dibcli RM

Page 165: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN WLLAYAH KAJIAN (lanjutan)

Page 166: Optimalisasi peningkatan pendapatan pajak restoran di kota ... · Pemilihan responden dari ... Abdul Hamid dan Rosida. Pendidikan sekolah dasar di SDN ... Bobot Jawaban Responden

DATA RESTORAN WILAYAH KAJIAN (lanjutan)

pempek P ~ I ~ ~ ~ ~ ~ ~ hsli 378 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 / 3 1 Amma Bakery I 1 2 1 2 1 2 1 I I 1 2 1 I Z / I I wmg satc solo ~ n * h%in I 1 3 1 4 1 4 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 3