OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV...

122
OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : RIFA’ATUL AMALIA HELMY A14104030 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV...

Page 1: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI

SAYURAN SEGAR

DI CV X, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT

Oleh :

RIFA’ATUL AMALIA HELMY

A14104030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

RINGKASAN

RIFA’ATUL AMALIA HELMY. Optimalisasi Pengadaan dan Distribusi

Sayuran Segar di CV X, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan

DWI RACHMINA.

Hortikultura adalah salah satu subsektor pertanian yang saat ini

diperhatikan pemerintah. Salah satu produk hortikultura adalah sayuran dengan

nilai PDB yang terus meningkat rata-rata sebesar 9,1 persen dari tahun 2005-2006.

Dari segi jumlah, produksi sayuran juga terus meningkat dari tahun 2005-2006

sebesar 4,67 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan luas areal panen sayuran

dan kebutuhan sayuran untuk dikonsumsi sebagai sumber vitamin dan mineral.

Pada perkembangannya, peningkatan kebutuhan sayuran tidak hanya dari segi

kuantitas, kualitas, dan kontinuitas saja, namun juga dari segi varietas sehingga

menurut konsumen yang mengkonsumsinya dapat dibedakan menjadi sayuran

konvensional dan eksklusif. Khusus sayuran eksklusif umumnya hanya dijual di

pasar-pasar modern. Permintaan di masyarakat akan ragam sayuran menjadi

peluang bagi pasar-pasar modern yang mencoba menyediakan beragam sayuran,

dari sayuran konvensional hingga eksklusif. Kebutuhan masyarakat dan gaya

hidup yang semakin konsumtif menyebabkan semakin menjamurnya pasar-pasar

modern di Indonesia. Pada kegiatan operasinya, pasar-pasar modern tersebut

tentunya membutuhkan pasokan sayur dengan kuantitas yang cukup, kualitas yang

baik, dan kekontinuitasan. Kebutuhan sayuran pasar-pasar modern ini tentunya

tidak dapat dipenuhi oleh petani secara individu. Situasi inilah yang mendorong

tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

CV X adalah salah satu perusahaan distributor yang mendistribusikan

sayuran segar ke pasar-pasar modern. Proporsi biaya terbesar pada perusahaan ini

adalah adalah biaya pengadaan dan distribusi sayuran. Semakin banyaknya

pesaing dari waktu ke waktu, membuat perusahaan harus lebih memperhatikan

kembali efisiensi pengadaan dan distribusi sayuran agar eksistensi perusahaan

dalam bisnis sayuran dapat dipertahankan. Usaha distribusi produk sayur ini

memiliki risiko cukup besar karena kualitas menjadi aspek penting sedangkan di

sisi lain produk sayur tersebut memiliki sifat yang mudah rusak. Selain itu,

produksinya yang tergantung alam membuat kelebihan atau kekurangan pasokan

sering menjadi masalah. Untuk membatasi ruang lingkup, maka objek analisis

pada penelitian ini adalah komoditi-komoditi yang menjadi kunci jalannya operasi

perusahaan, yaitu kelompok fast moving product. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisis optimalisasi pengadaan dan distribusi sayuran segar kelompok

fast moving berdasarkan pola pengadaan dan distribusi serta struktur biayanya

sehingga akan dilihat apakah terjadi penghematan biaya yang akan meningkatkan

keuntungan perusahaan atau justru sebaliknya.

Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2008 di CV X,

Bandung, Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data primer untuk mengetahui

pola pengadaan dan distribusi CV X serta data sekunder untuk mengetahui

struktur biaya pengadaan dan distribusi perusahaan tahun 2007. Selain itu, data

juga digunakan untuk membuat model optimalisasi yang kemudian diolah dengan

Page 3: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

metode Linear Programming. Model optimalisasi yang digunakan adalah model

transportasi untuk kedua puluh sayuran fast moving yang dibagi ke dalam lima

model menurut kelompok jenis sayurannya. Model transportasi nantinya dibuat

dalam bentuk persamaan linier yang diselesaikan dengan menggunakan bantuan

komputer, menggunakan software LINDO (Liniear Interactive Discrete

Optimizer). Fungsi tujuan dalam model transportasi ini adalah minimisasi biaya

pengadaan dan distribusi dengan kendala jumlah penawaran sayuran segar

berdasarkan kelompok pemasok perusahaan serta kendala jumlah permintaan

pelanggan perusahaan berdasarkan jalur-jalur distribusinya.

Kegiatan pengadaan dan distribusi pada CV X dimulai dari pengadaan

bahan baku sayuran segar dari pemasok perusahaan, yaitu petani, petani

pengumpul, bandar, dan pedagang pasar. Sayuran yang sudah masuk ke gudang

kemudian diproses lebih lanjut, seperti pembersihan, penyortiran, pengkelasan,

pengemasan, pelabelan, dan pengepakan. Selanjutnya sayuran segar siap untuk

didistribusikan ke toko-toko pelanggan, yaitu Carrefour dan Hypermart yang

dibagi ke dalam delapan jalur distribusi di wilayah Jakarta dan Bandung. Struktur

biaya pengadaan perusahaan terdiri dari biaya pembelian bahan baku sayuran

segar, biaya penyusutan, biaya pengangkutan produk ke gudang perusahaan, biaya

pengemasan langsung, dan biaya administrasi umum. Biaya pembelian bahan

baku mengambil proporsi terbesar pada struktur biaya pengadaan perusahaan,

yaitu rata-rata sebesar 83,27 persen setiap bulannya. Biaya pengadaan terbesar

terjadi saat bulan puasa dan moment Hari Raya Idul Fitri, yaitu pada tahun 2007

terjadi pada bulan Oktober sebesar Rp 1.298.264.594,16 diikuti bulan September

sebesar Rp 859.858.643,06. Biaya pengadaan perusahaan juga akan besar ketika

musim penghujan berkepanjangan karena permintaan sayuran dari pelanggan akan

naik. Pada tahun 2007, terjadi pada bulan Januari sebesar Rp 738.636.213,87.

Jika dilihat dari struktur biaya distribusinya, struktur biaya distribusi

perusahaan terdiri dari biaya pengemasan tidak langsung, biaya transportasi, biaya

tolakan, dan biaya potongan penjualan. Proporsi biaya terbesar pada total biaya

distribusi adalah biaya potongan penjualan dengan rata-rata 45,68 persen dan

biaya transportasi sebesar 41.48 persen. Biaya distribusi terbesar terjadi pada

moment bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri, yaitu pada bulan Oktober, sebesar

Rp 523.801.964,87 dan bulan September sebesar Rp 321.886.522,54. Biaya

distribusi perusahaan juga besar ketika musim penghujan berkepanjangan, yaitu

pada tahun 2007 terjadi pada bulan Januari Rp 251.472.229,91.

Hasil optimalisasi kedua puluh produk fast moving menunjukkan bahwa

manajemen pengadaan dan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik.

Hal ini terlihat dari hasil biaya pengadaan dan aktualnya yang hampir mendekati

optimal. Kondisi ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan oleh perusahaan.

Secara umum kelompok sayuran yang memiliki peluang penghematan biaya

adalah kelompok garnish vegetables (timun lokal, tomat A, dan tomat B). Hasil

analisis LINDO dapat memberikan komposisi pengadaan dan distibusi yang

seharusnya dilakukan agar dapat meminimisasi biaya pengadaan dan distribusinya

serta merekomendasikan berapa besar alokasi produk fast moving serta pusat

pengadaan mana saja yang akan menyalurkan produk tersebut ke jalur-jalur

distribusi. Sedangkan hasil analisis rugi laba setelah diadakan optimalisasi pada

kelompok fast moving menunjukkan adanya kenaikan jumlah laba yang sangat

kecil yang dapat diterima perusahaan.

Page 4: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI

SAYURAN SEGAR

DI CV X, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT

Oleh :

RIFA’ATUL AMALIA HELMY

A14104030

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 5: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Judul : Optimalisasi Pengadaan dan Distribusi Sayuran Segar di

CV X, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Nama : Rifa’atul Amalia Helmy

NRP : A14104030

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Ir. Dwi Rachmina, M.Si

NIP 131 918 503

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP 131 124 019

Tanggal Lulus :

Page 6: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG

BERJUDUL “OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI

SAYURAN SEGAR DI CV X, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT”

ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK

APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER

INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG

DITERBITKAN MAUPUN TIDAK DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN

TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM

DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR SKRIPSI INI.

Bogor, Agustus 2008

Rifa’atul Amalia Helmy

A14104030

Page 7: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Optimalisasi Pengadaan dan Distribusi Sayuran Segar di CV X, Kabupaten

Bandung, Jawa Barat”. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi

pengadaan dan distribusi sayuran segar kelompok fast moving perusahaan

berdasarkan pola pengadaan dan distribusi serta struktur biayanya. Hasil analisis

ini dapat digunakan perusahaan sebagai rekomendasi yang dapat digunakan

perusahaan dalam menjalankan kegiatan pengadaan dan distribusi perusahaan

sehingga dapat mengefisienkan biaya dan meningkatkan keuntungan yang

diterima perusahaan.

Penulis telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyusun skripsi ini.

Namun, penulis menyadari bahwa masih ada berbagai kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap bahwa skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2008

Penulis

Page 8: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang, 28 Januari 1986 dari pasangan Bapak

Muhammad Nidzom Helmy dan Ibu Marsiyem, BSc. Penulis merupakan putri

ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menjalani pendidikan di sekolah dasar tahun

1992 sampai dengan tahun 1998 di SDN Patukangan 01, Kecamatan Kendal,

Kabupaten Kendal. Selanjutnya meneruskan pendidikan lanjutan tingkat pertama

dari tahun 1998 sampai tahun 2001 di SLTPN 2 Kendal. Pada tahun 2001 sampai

dengan 2004 penulis melanjutkan ke SMUN 1 Kendal.

Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai

mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian

(FAPERTA). Selama belajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), penulis aktif dalam

berbagai organisasi antara lain Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket (UKMB),

Koperasi Mahasiswa (KOPMA), Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) dan Forum Komunikasi Mahasiswa

Bahurekso Kendal.

Page 9: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,

penulis dibantu oleh beberapa pihak. Karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat

berarti bagi penulisan skripsi ini.

2. Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku dosen penguji utama yang telah bersedia menguji

dan memberikan masukan, kritik dan ilmu yang bermanfaat untuk perbaikan

penulisan skripsi ini.

3. Anita Primaswari, SP.MSi selaku dosen penguji wakil departemen yang telah

mengoreksi kekurangan dalam penulisan ini dan menyempurnakan penulisan

skripsi ini.

4. Ibu Eva Yolynda Aviny, SP.MM yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk memberi masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi saya.

5. Dosen dan staf penunjang Program Studi Manajemen Agribisnis atas ilmu dan

bantuan yang diberikan

6. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Muhammad Nidzom Helmy dan

Ibunda Marsiyem, kakak-kakakku tersayang Dian Vitta Agustina dan

Muhammad Rifyal Helmy, kakak iparku Hendra dan keponakanku yang lucu

Uti dan Dik Nita atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, dukungan dan

semangat yang tercurah tiada henti kepada penulis.

7. Angga Febryacitta dan keluarga atas doa, nasehat, masukan, dan bantuannya

kepada penulis selama proses pembuatan skripsi.

8. Bapak Ir. Rivani, Bapak Sudiya, Bapak Nanang, Bapak Dion, Bapak Deny,

Kang Asep, Kang Cucu, Bu Meta, Bu Mira serta seluruh pihak CV X. Terima

kasih atas bantuannya selama proses pengambilan data, semoga hasil

penelitian ini dapat berguna untuk kemajuan perusahaan.

9. Teman-teman di DR-C15 terima kasih atas dukungan dan masukannya pada

penulis selama pembuatan skripsi.

Page 10: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

10. Dina, Chika, Silmy, dan teman-teman AGB’41 terima kasih atas saran,

dukungan dan semangatnya pada penulis.

11. Dini Vidya yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dalam

membuat tampilan power point presentasi dengan cantik.

12. Kakak kelasku Mas Bondan, Bapak Kost “Koko”, teman-teman kost di

Bandung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas

bantuannya selama proses pengambilan data di Lembang, teman-teman

UNPADJ (Tamara, Ryan, Dede) dan teman-teman Ekstensi IPB (Mbak Iil dan

Mbak Wukir) atas bantuan dan kerjasamanya dalam pengambilan data di

perusahaan, sukses selalu untuk kalian.

13. Teman-teman satu bimbingan Nurani, Fandy, Saut, dan Nurhadi yang telah

memberikan masukan dan dukungannya.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dengan ikhlas dan sukarela yang

tidak dapat dicantumkan semuanya. Terima kasih banyak.

Page 11: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

DDAAFFTTAARR IISSII

Halaman

DAFTAR TABEL....................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................

vi

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah................................................................... 9

1.3. Tujuan Penelitian....................................................................... 11

1.4. Kegunaan Penelitian..................................................................

12

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran Sayuran.................................................................... 13

2.2. Penelitian Terdahulu..................................................................

17

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis..................................................... 22

3.1.1. Permintaan dan Penawaran............................................ 22

3.1.2. Pengadaan...................................................................... 23

3.1.3. Distribusi........................................................................ 23

3.1.4. Optimalisasi................................................................... 24

3.1.5. Model-Model Matematis Optimalisasi

Berkendala……………………………………………

26

3.1.5.1. Pemrograman Linier........................................ 26

3.1.5.2 Fungsi Langrangian......................................... 26

3.1.5.3. Pemrograman Integer....................................... 26

3.1.5.4. Goal Programming.......................................... 27

3.1.5.5. Pemrograman Dinamis.................................... 27

3.1.5.6 Pemrograman Non Linier................................ 28

3.1.6 Pemrograman Linier...................................................... 28

3.1.6.1. Konsep Dasar Pemrograman Linier................. 28

3.1.6.2. Analisis Pasca-Optimal……............................ 31

3.1.6.3. Analisis Sensitivitas......................................... 31

3.1.7 Model Transportasi........................................................ 32

3.1.8 Analisis Rugi Laba........................................................ 35

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional..............................................

35

Page 12: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 39

4.2. Sumber dan Jenis Data............................................................... 39

4.3. Metode Pengumpulan Data........................................................ 40

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data...................................... 40

4.5. Penentuan Biaya........................................................................ 42

4.5.1. Penentuan Biaya Pengadaan.......................................... 42

4.5.2. Penentuan Biaya Distribusi............................................ 44

4.6. Analisis Model........................................................................... 45

4.6.1. Fungsi Tujuan................................................................ 45

4.6.2. Fungsi Kendala.............................................................. 47

4.7. Analisis Rugi Laba.................................................................... 49

4.8. Batasan Operasional…………………………………….......... 50

4.9. Keterbatasan Penelitian............................................................. 50

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan........................................... 52

5.2. Gambaran Unit Bisnis Perusahaan............................................ 54

5.3. Lokasi Perusahaan..................................................................... 54

5.4. Struktur Organisasi.................................................................... 55

VI AKTIVITAS SERTA BIAYA PENGADAAN DAN

DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR KELOMPOK FAST

MOVING

6.1. Aktivitas Pengadaan Sayuran.................................................... 57

6.1.1. Tahap Purchasing.......................................................... 57

6.1.2. Tahap Processing........................................................... 61

6.2. Aktivitas Distribusi Sayuran...................................................... 64

6.3. Struktur Biaya Pengadaan dan Distribusi.................................. 66

6.3.1. Biaya Pengadaan Sayuran Segar.................................... 66

6.3.2. Biaya Distribusi Sayuran Segar.....................................

72

VII OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI

7.1. Analisis Model Optimalisasi...................................................... 75

7.2. Perbandingan Biaya Aktual dan Optimal.................................. 77

7.3. Komposisi Pengadaan dan Distribusi Optimal.......................... 85

7.4. Analisis Rugi Laba....................................................................

90

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan................................................................................ 94

8.2. Saran..........................................................................................

96

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 97

ii

Page 13: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Distribusi Persentase PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha, 2003-2007....................................................................

1

2. Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Indonesia, 2004-2006.................. 2

3. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian Atas Dasar

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Subsektor Lapangan Usaha

Pertanian, 2003-2007................................................................................

3

4. Perkembangan PDB dan Produksi Hortikultura Tahun 2005-2006.........

4

5. Perkembangan Luas Panen Komoditas Hortikultura Tahun 2005-2006..

5

6. Konsumsi 10 Sayuran Tertinggi Rata-Rata per Minggu Pada Daerah

Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2007.......................................................

6

7. Persentase Jumlah Pasar Modern pada Pasar Secara Keseluruhan dan

Laju Pertumbuhannya Tahun 2006...........................................................

7

8. Model Permasalahan Transportasi............................................................

33

9. Model Permasalahan Transportasi Dengan Variabel Dummy.................

34

10. Total Biaya Pengadaan Sayuran Segar Kelompok Fast Moving CV X

Tahun 2007……………………………………………………………...

68

11. Proporsi Masing-Masing Biaya Pada Struktur Biaya Pengadaan

Sayuran Segar Kelompok Fast Moving CV X Tahun 2007……………

69

12. Total Biaya Distribusi Sayuran Segar Kelompok Fast Moving CV X

Tahun 2007……………………………………………………………...

72

13. Proporsi Masing-Masing Biaya Pada Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Segar Kelompok Fast Moving CV X Tahun 2007……………………...

73

14. Penghematan Biaya Hasil Optimalisasi Kelompok Fast Moving CV X

per Bulan Tahun 2007…………………………………………………..

78

15. Perbandingan Biaya Aktual Dan Optimal Untuk Masing-Masing Model

CV X Tahun 2007……………………………………………………….

81

Page 14: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

16. Persentase Penghematan Biaya Masing-Masing Model di CV X per

Bulan Tahun 2007……………………………………………………….

83

17. Laba Total Perusahaan Untuk Dua Puluh Komoditi Fast Moving

Selama Tahun 2007 Pada Kondisi Aktual……………………………...

91

18. Laba Total Perusahaan Untuk Dua Puluh Komoditi Fast Moving

Selama Tahun 2007 Pada Kondisi Optimal……………………………..

92

19. Peningkatan Laba Untuk Dua Puluh Komoditi Fast Moving Selama

Tahun 2007 Berdasarkan Hasil Optimalisasi…………………………...

93

iv

Page 15: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Saluran Pemasaran Sayuran Segar (Kohls dan Uhl, 2002).................... 16

2. Kerangka Operasional............................................................................. 38

Page 16: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita Seminggu Menurut

Jenis Makanan Sayuran Tahun 2007..................................................

99

2. Kelompok Sayuran Eksklusif dan Konvensional di CV X

101

3. Total order kirim harian CV X per 31 Desember 2007......................

102

4. Daftar Istilah Sayuran Kelompok Fast Moving Product CV X……..

104

5. Jumlah Pasokan Kelompok Fast Moving Product Bulan Desember

Tahun 2007..........................................................................................

105

6. Peta Lokasi Toko –Toko Pelanggan atau Daerah Jalur Distribusi

CV X ...................................................................................................

106

7. Denah Perusahaan CV X ....................................................................

108

8. Struktur Organisasi CV X ...................................................................

109

9. Biaya-Biaya Pengadaan dan Distribusi Untuk Seluruh Komoditi

CV X per Bulan Tahun 2007...............................................................

110

10. Struktur Biaya Pengadaan Sayuran Kelompok Fast Moving CV X

Bulan Januari dan Februari..................................................................

111

11. Struktur Biaya Pengadaan Sayuran Kelompok Fast Moving CV X

Bulan Maret dan April.........................................................................

112

12. Struktur Biaya Pengadaan Sayuran Kelompok Fast Moving CV X

Bulan Mei dan Juni..............................................................................

113

13. Struktur Biaya Pengadaan Sayuran Kelompok Fast Moving CV X

Bulan Juli dan Agustus........................................................................

114

14. Struktur Biaya Pengadaan Sayuran Kelompok Fast Moving CV X

Bulan September dan Oktober.............................................................

115

15. Struktur Biaya Pengadaan Sayuran Kelompok Fast Moving CV X

Bulan November dan Desember..........................................................

116

Page 17: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

16. Biaya Kemasan per Kg Dua Puluh Sayuran Fast Moving CV X…… 117

17. Biaya Distribusi dan Persentase Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Januari dan Februari................

118

18. Biaya Distribusi dan Persentase Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Maret dan April.......................

119

19. Biaya Distribusi dan Persentase Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Mei dan Juni............................

120

20. Biaya Distribusi dan Persentase Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Juli dan Agustus......................

121

21. Biaya Distribusi dan Persentase Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan September dan Oktober...........

122

22. Biaya Distribusi dan Persentase Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan November dan Desember........

123

23. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Januari, 2007…………………

124

24. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Februari, 2007………………..

125

25. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Maret, 2007…………..………………………..

126

26. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan April Tahun 2007………........

127

27. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Mei Tahun 2007………….….

128

28. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Juni Tahun 2007………….….

129

29. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Juli Tahun 2007………….…

130

30. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Agustus Tahun 2007…………

131

vii

Page 18: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

31. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan September Tahun 2007………

132

32. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Oktober Tahun 2007…………

133

33. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan November Tahun 2007………

134

34. Biaya Pengadaan dan Distribusi Rata-Rata per Kg Sayuran Segar

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Desember Tahun 2007………

135

35. Model Optimalisasi Sayuran Segar Kelompok Fast Moving CV X

Bulan Januari Tahun 2007…………………………………………...

136

36. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Januari Tahun 2007…………………………

140

37. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Februari Tahun 2007…………………………

144

38. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Maret Tahun 2007……………………………

148

39. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan April Tahun 2007……………………………

152

40. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Mei Tahun 2007………………………………

156

41. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Juni Tahun 2007………………………………

160

42. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Juli Tahun 2007………………………………

164

43. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Agustus Tahun 2007…………………………

168

44. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan September Tahun 2007………………………

172

45. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Oktober Tahun 2007…………………………

176

viii

Page 19: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

46. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan November Tahun 2007………………………

180

47. Komposisi Aktual dan Optimal Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Desember Tahun 2007………………………...

184

48. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Januari Tahun 2007…………………………..

188

49. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Januari Tahun 2007…………………………..

189

50. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan yang

Diperbolehkan Bulan Januari Tahun 2007………………………......

190

51. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Januari Tahun 2007…………

193

52. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Januari Tahun 2007………….

194

53. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Februari Tahun 2007…………………………

195

54. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Februari Tahun 2007………………………..

196

55. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan Februari Tahun 2007………………………

197

56. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Februari Tahun 2007………

200

57. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Februari Tahun 2007………

201

58. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Maret Tahun 2007……………………………

202

59. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Maret Tahun 2007……………………………

203

60. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan yang

Diperbolehkan Bulan Maret Tahun 2007………….………………..

204

ix

Page 20: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

61. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Maret Tahun 2007……...…...

207

62. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Maret Tahun 2007…………...

208

63. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan April Tahun 2007…………………………….

209

64. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan April Tahun 2007…………………………….

210

65. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan April Tahun 2007………….………………...

211

66. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan April Tahun 2007……...……

214

67. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan April Tahun 2007……………

215

68. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Mei Tahun 2007……………………...………

216

69. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Mei Tahun 2007……………………………...

217

70. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan Mei Tahun 2007……………….……………

218

71. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Mei Tahun 2007……...…...

221

72. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Mei Tahun 2007………...…

222

73. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Juni Tahun 2007……………………...………

223

74. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Juni Tahun 2007……………………………...

224

75. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan Juni Tahun 2007……………….……………

225

x

Page 21: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

76. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Juni Tahun 2007……...…...

228

77. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Juni Tahun 2007………...…

229

78. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Juli Tahun 2007……………………...……….

230

79. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Juli Tahun 2007………………………………

231

80. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan Juli Tahun 2007……………….……………

232

81. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Juli Tahun 2007……...…...…

235

82. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Juli Tahun 2007………...……

236

83. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok

Fast Moving CV X Bulan Agustus Tahun 2007…………………….

237

84. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Agustus Tahun 2007………………………...

238

85. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan Agustus Tahun 2007……………….………...

239

86. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Agustus Tahun 2007……...

242

87. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Agustus Tahun 2007………...

243

88. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan September Tahun 2007……………………….

244

89. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan September Tahun 2007……………………….

245

90. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan September Tahun 2007……………….……

246

xi

Page 22: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

91. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan September Tahun 2007……...

249

92. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan September Tahun 2007……

250

93. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Oktober Tahun 2007………………………….

251

94. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Oktober Tahun 2007………………….………

252

95. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan Oktober Tahun 2007………….……….……

253

96. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Oktober Tahun 2007…….......

256

97. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Oktober Tahun 2007………...

257

98. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan November Tahun 2007……………………….

258

99. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok

Fast Moving CV X Bulan November Tahun 2007………………….

259

100. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan November Tahun 2007………….……….…

260

101. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan November Tahun 2007……...

263

102. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan November Tahun 2007……...

264

103. Nilai Dual Price Kendala Permintaan Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Desember Tahun 2007……………………….

265

104. Nilai Dual Price Kendala Penawaran Sayuran Segar Kelompok Fast

Moving CV X Bulan Desember Tahun 2007………………………

266

105. Kisaran Perubahan Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Yang

Diperbolehkan Bulan Desember Tahun 2007………………….…

267

xii

Page 23: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Halaman

106. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Permintaan Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Desember Tahun 2007……..

270

107. Analisis Sensitivitas Nilai RHS Kendala Penawaran Sayuran

Kelompok Fast Moving CV X Bulan Desember Tahun 2007……...

271

108. Harga Jual Rata-Rata Sayuran Segar Kelompok Fast Moving CV X

Tahun 2007 (Rp)……………………………………………………

272

109. Penerimaan CV X Dari Dua Puluh Komoditi Fast Moving Bulan

Januari dan Februari Tahun 2007……………………………………

273

110. Penerimaan CV X Dari Dua Puluh Komoditi Fast Moving Bulan

Maret dan April Tahun 2007……………………………………

274

111. Penerimaan CV X Dari Dua Puluh Komoditi Fast Moving Bulan

Mei dan Juni Tahun 2007……………………………………

275

112. Penerimaan CV X Dari Dua Puluh Komoditi Fast Moving Bulan

Juli dan Agustus Tahun 2007……………………………………

276

113. Penerimaan CV X Dari Dua Puluh Komoditi Fast Moving Bulan

September dan Oktober Tahun 2007………………………………

277

114. Penerimaan CV X Dari Dua Puluh Komoditi Fast Moving Bulan

November dan Desember Tahun 2007………………………………

278

xiii

Page 24: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia terus berupaya meningkatkan pembangunan di sektor pertanian.

Sektor pertanian menjadi salah satu penggerak perekonomian Indonesia

sebagaimana tercermin dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB). Terlihat pada Tabel 1, kontribusi pertanian, peternakan, kehutanan, dan

perikanan terhadap PDB nasional dalam lima tahun terakhir sekitar 13-15 persen.

Tabel 1. Distribusi Persentase PDB atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha, 2003-2007

Keterangan : *) Data sementara

**) Data sangat sementara

Sumber : Badan Pusat Statistik-Jakarta, 2008 (diolah)

Lapangan Usaha

(Sektor)

Persentase Kontribusi PDB (%)

Rata-Rata

Laju

Pertumbuhan

Kontribusi

PDB/Tahun

(%) 2003 2004 2005 2006

* 2007

**

Pertanian, peternakan,

kehutanan, dan perikanan 15,2 14,3 13,1 13,0 13,8 -2,3

Pertambangan dan

penggalian 8,3 8,9 11,1 11,0 11,1 7,5

Industri pengolahan 28,3 28,1 27,4 27,5 27,0 -1,3

Listrik, gas, dan air

bersih 1,0 1,0 1,0 0,9 0,9 -1,1

Konstruksi/bangunan 6,2 6,6 7,0 7,5 7,7 5,9

Perdagangan, hotel, dan

restoran 16,6 16,1 15,6 15,0 14,9 -2,6

Pengangkutan dan

komunikasi 5,9 6,2 6,5 6,9 6,7 3,7

Keuangan, persewaan,

dan jasa perusahaan 8,6 8,5 8,3 8,1 7,7 -2,5

Jasa-jasa 9,9 10,3 10,0 10,1 10,1 1,0

Produk Domestik Bruto 100 100 100 100 100

Non migas 91,4 90,7 88,6 88,9 89,5 -0,5

Page 25: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Walaupun nilai pertanian cenderung mengalami penurunan dari tahun

2003 sampai tahun 2006, namun nilainya masih tergolong besar karena kontribusi

pertanian tetap pada urutan ketiga setelah industri pengolahan dengan kontribusi

sekitar 27-28 persen dan perdagangan, hotel dan restoran yang menyumbang 14-

16 persen. Namun, pada tahun 2007 kontribusi pertanian mulai meningkat

kembali hingga 13,8 persen.

Sektor pertanian menjadi salah satu penggerak perekonomian Indonesia

selain dilihat dari kontribusinya terhadap PDB juga dilihat dari peranannya dalam

mengatasi masalah pengangguran di Indonesia dan kontribusinya terhadap

perolehan devisa/perdagangan (Jiaravanon, 2007). Berdasarkan Tabel 2, pada

periode tahun 2004-2006, dari tahun ke tahun neraca perdagangan sektor

pertanian mengalami surplus dengan peningkatan rata-rata 35,37 persen per tahun.

Tabel 2. Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Indonesia, 2004-2006

Sumber : Departemen Pertanian, 2007 (diolah)

No Subsektor

2004 2005 2006 Rata-Rata Laju

Pertumbuhan

(%) Nilai (juta

USD)

Nilai (juta

USD)

Nilai (juta

USD)

1 Tanaman Pangan

Ekspor 274 287 264 -1,63

Impor 2.423 2.115 2.568 4,35

Neraca -2.149 -1.828 -2.304 5,55

2 Hotikultura

Ekspor 177 228 237 16,38

Impor 345 367 527 24,99

Neraca -168 -139 -290 45,69

3 Perkebunan

Ekspor 9.107 10.673 13.972 24,05

Impor 1.323 1.533 1.675 12,57

Neraca 7.784 9.140 12.297 25,98

4 Peternakan

Ekspor 329 397 389 9,33

Impor 936 1.122 1.190 12,97

Neraca -607 -725 -801 14,96

Pertanian

Ekspor 9.887 11.585 14.862 22,73

Impor 5.027 5.137 5.960 9,10

Neraca 4.860 6.448 8.902 35,37

2

Page 26: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Surplus neraca perdagangan sektor pertanian salah satunya disebabkan

oleh meningkatnya nilai ekspor produk pertanian. Pada Tabel 2 dapat dilihat nilai

ekspor pertanian Indonesia terus mengalami peningkatan pada tahun 2004-2006,

yaitu sebesar 9.887 juta USD pada tahun 2004 hingga mencapai 14.862 juta USD

pada tahun 2006.

Salah satu subsektor pertanian yang menjadi perhatian masyarakat dan

pemerintah adalah hortikultura. Pada PDB pertanian, sektor hortikultura yang

termasuk ke dalam tanaman bahan makanan menempati urutan pertama di atas

tanaman perkebunan dan perikanan. Sumbangan tanaman bahan makanan, yaitu

tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDB pertanian sekitar 6-7 persen

selama kurun waktu 5 tahun ke belakang. Kemudian diikuti oleh perikanan sekitar

2 persen dan tanaman perkebunan sekitar 1-2 persen (Tabel 3).

Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Subsektor Lapangan Usaha Pertanian, 2003-

2007

Keterangan : *) Data sementara

**) Data sangat sementara

Sumber : Badan Statistik Indonesia-Jakarta, 2008 (diolah)

Periode

Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian

(%) Rata-Rata Laju

Pertumbuhan Distribusi

PDB Pertanian/Tahun

(%) 2003 2004 2005 2006* 2007**

Lapangan Usaha

Pertanian

15,19 14,34 13,13 12,97 13,83 -2,2

Tanaman Bahan

Makanan / Food

Crops

7,83 7,21 6,54 6,42 6,78 -3,4

Tanaman

Perkebunan / Non-

Food Crops

2,32 2,16 2,03 1,90 2,13 -1,8

Peternakan dan

Hasil-hasilnya /

Livestock and Its

Product

1,86 1,77 1,59 1,53 1,57 -4,0

Kehutanan / Forestry

0,91 0,88 0,81 0,90 0,90 -0,1

Perikanan / Fishery

2,27 2,31 2,15 2,23 2,45 2,1

3

Page 27: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Subsektor hortikultura mencakup tanaman sayuran, tanaman buah-buahan,

tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. Fokus dalam penelitian ini adalah produk

hortikutura sayuran. Dilihat dari sisi ekonomi makro, sayuran menjadi produk

hortikultura yang penting karena kontribusinya terhadap PDB hortikultura

menempati urutan kedua setelah buah-buahan (Tabel 4).

Tabel 4. Perkembangan PDB dan Produksi Hortikultura Tahun 2005-2006

Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura dan Departemen Pertanian, 2007

(diolah)

Secara jumlah, produksi sayuran pada tahun 2005 sebesar 9,10 juta ton.

Nilai ini di bawah produksi buah-buahan sebesar 14,79 ton. Pada tahun 2006

terjadi peningkatan produksi sayuran, yaitu sebesar 425.476 ton atau sekitar 4,67

persen (Tabel 4). Salah satu penyebab peningkatan produksi sayuran ini adalah

akibat pertambahan luas areal panen. Peningkatan luas areal panen sayuran

menempati urutan ke dua setelah tanaman biofarmaka, yaitu sebesar 6,68 persen.

Pada tahun 2005, luas areal panen sayuran sebesar 944.695 Ha dan meningkat

menjadi 1.007.839 Ha pada tahun 2006 (Tabel 5). Jika dilihat kembali pada Tabel

Kelompok Komoditas Satuan

Tahun Persentase

Peningkatan

(%) 2005 2006

PDB

Buah-buahan (Milyar Rp) 31.694 35.448 11,8

Sayuran (Milyar Rp) 22.630 24.694 9,1

Tanaman Biofarmaka (Milyar Rp) 2.806 3.762 34,1

Tanaman Hias (Milyar Rp) 4.662 4.734 1,5

Produksi

Buah-buahan Ton 14.786.599 16.171.130 9,36

Sayuran Ton 9.101.987 9.527.463 4,67

Tanaman Biofarmaka Ton 342.389 447.558 30,72

Tanaman Hias Tangkai 173.240.364 166.645.684 -3,81

4

Page 28: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

4, besarnya peningkatan luas panen sayuran ini tidak sebanding dengan

peningkatan produksi sayuran karena peningkatan produksi sayuran hanya

menempati urutan ketiga setelah tanaman biofarmaka dan buah-buahan. Hal ini

disebabkan adanya kebijakan pengembangan sayuran yang memang lebih

ditekankan pada keseimbangan antara pasokan dan permintaan serta peningkatan

kualitas produksi sehingga tidak terjadi fluktuasi harga (Bahar, 2007).

Tabel 5. Luas Panen Hortikultura Menurut Kelompok Komoditas, 2005-2006

Sumber : Departemen Pertanian, 2007 (diolah)

Peningkatan luas areal panen ini harus terus dikembangkan seiring dengan

kebutuhan sayuran untuk dikonsumsi sebagai sumber vitamin, mineral, serat,

antioksidan, dan energi manusia. Konsumsi rata-rata per minggu sepuluh sayuran

paling banyak dikonsumsi di perkotaan dan pedesaan dapat dilihat pada Tabel 6

dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

Kelompok Komoditas Satuan

Luas Panen Laju

Pertumbuhan

(%) 2005 2006

Buah-buahan Ha 717.428 728.218 1,50

Sayuran Ha 944.695 1.007.839 6,68

Tanaman Biofarmaka Ha 18.859 23.533 24,78

Tanaman Hias Tangkai Ha 1.479 620 -58,08

5

Page 29: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Tabel 6. Konsumsi 10 Sayuran Tertinggi Rata-Rata per Minggu pada Daerah

Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2007

Sumber : Badan Pusat Statistik-Jakarta (2007)

Pada perkembangannya, permintaan sayuran di masyarakat tidak hanya

dalam hal kuantitas, kualitas, dan kontinuitas, namun juga ragam atau jenis dari

sayuran tersebut. Keragaman sayuran yang ada di pasar saat ini dapat

dikelompokkan menurut tingkat masyarakat yang mengkonsumsinya, yaitu sayur-

sayuran konvensional dan eksklusif. Sayur-sayuran konvensional adalah jenis

sayuran yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat baik masyarakat kelas bawah,

menengah, hingga atas. Sedangkan sayur-sayuran eksklusif adalah jenis sayuran

yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat tingkat menengah ke atas. Berbeda

dengan sayur-sayuran tradisional yang dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional,

sayuran eksklusif umumnya hanya dijumpai di pasar-pasar modern. Beberapa

contoh sayuran konvensional dan eksklusif dapat dilihat pada Lampiran 2.

Permintaan akan sayur-sayuran eksklusif ini tidak hanya dari kelompok

rumah tangga saja namun juga dari kelompok hotel dan restoran. Meningkatnya

permintaan di masyarakat akan ragam varietas ini menjadi peluang bisnis yang

besar bagi pasar-pasar modern. Pasar-pasar modern terus berupaya menyediakan

beragam kebutuhan sayuran di masyarakat, baik sayuran konvensional maupun

No Perkotaan Pedesaan

Sayuran Jumlah (kg) Sayuran Jumlah (kg)

1 Kangkung 0,095 Daun ketela pohon 0,132

2 Bayam 0,086 Kangkung 0,095

3 Kacang panjang 0,060 Bayam 0,086

4 Bawang merah 0,060 Kacang panjang 0,086

5 Terong 0,052 Terong 0,081

6 Daun ketela pohon 0,048 Bawang merah 0,056

7 Tomat sayur 0,046 Mentimun 0,042

8 Mentimun 0,039 Kol/kubis 0,040

9 Wortel 0,031 Pepaya muda 0,035

10 Bawang putih 0,031 Tomat sayur 0,034

6

Page 30: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

eksklusif. Semua produk sayuran yang disediakan oleh pasar modern tersebut

tentunya dikemas dengan penampilan yang menarik. Pertumbuhan pasar modern

seperti terlihat pada Tabel 7 turut mendukung ketersediaan produk sayuran.

Pesatnya pertumbuhan pasar modern ini juga dipicu oleh gaya hidup masyarakat

sekarang yang sangat konsumtif. Rata-rata pertumbuhan pasar modern di

Indonesia mencapai rata-rata 14,6 persen per tahun (Tabel 7).

Tabel 7. Persentase Jumlah Pasar Modern pada Pasar secara Keseluruhan dan

Laju Pertumbuhannya Tahun 2006

Sumber : AC Nielsen dalam Suryadharma (2007)

Pasar-pasar modern tersebut dalam menjalankan usahanya tentu

membutuhkan pasokan sayuran dengan kuantitas yang cukup, kualitas yang baik,

dan kontinuitas. Sejauh ini kebutuhan sayuran pasar-pasar modern tersebut tidak

dapat dipenuhi oleh petani secara individu. Petani harus membentuk suatu

kelompok tani kemudian menjualnya ke para pengumpul besar. Situasi inilah

yang mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Perusahaan distributor ini membeli sayuran dari berbagai kelompok tani kemudian

mengklasifikasikan sayuran berdasarkan kualitasnya dan mengemasnya sebelum

dikirimkan ke pasar-pasar modern. Peran perusahaan distributor sayuran dalam

hal ini sebagai jembatan penghubung antara petani dengan pasar modern. Salah

satu perusahaan distributor sayuran di Indonesia adalah CV X yang terletak di

Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Jenis Pasar

Modern Satuan

Jumlah Gerai Laju Pertumbuhan

(% per tahun) 2005 2006

Minimarket unit 6.465 7.476 15

Supermarket unit 1.141 1.277 12

Hypermarket unit 83 97 17

Rata-rata laju pertumbuhan per tahun 14,6

7

Page 31: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Penulis melakukan pemilihan CV X sebagai lokasi penelitian secara

purposive. Hal ini didasari karena sistem kerjasama antara perusahaan dengan

pelanggan dan pemasok yang menarik untuk diteliti. Kerjasama yang dilakukan

perusahaan dengan pihak pelanggan didasarkan perjanjian tertulis (tendor

agreement) yang berisi tentang kesediaan CV X sebagai pemasok dan target nilai

penjualan sayuran yang seharusnya dikirim ke pelanggan setiap hari untuk periode

setahun. Perjanjian setahun ini sebagai catatan prestasi CV X bagi pelanggan.

Ketika kinerja CV X selama menjadi pemasok pelanggan dapat mencapai bahkan

melebihi target nilai penjualan yang ditetapkan maka pelanggan akan menambah

nilai penjualan tersebut pada perjanjian tahun berikutnya. Selain perjanjian nilai

penjualan setahun tersebut juga terdapat perjanjian tertulis yang berisi kontrak

harga mingguan yang dapat berubah setiap harinya. Sedangkan perjanjian yang

berisi kemampuan CV X memasok sayuran ke pelanggan dari segi kuantitas tidak

dilakukan oleh CV X dengan pelanggannya. Padahal pada umumnya perjanjian

yang dilakukan antara perusahaan distributor dengan pasar modern berisi baik dari

segi harga maupun kemampuan perusahaan memasok sayuran dari segi kuantitas.

Dari sisi pengadaan sayuran, sistem kerjasama antara CV X dengan

pemasok lebih bersifat kepercayaan karena tidak ada perjanjian tertulis antara

perusahaan dengan pemasok. Hingga saat ini, sistem kerjasama yang dibangun

perusahaan baik dengan pelanggan maupun pemasok, mampu membuat

perusahaan tetap bertahan. Namun, situasi persaingan perusahaan distributor

produk pertanian segar yang terus meningkat medorong perusahaan harus lebih

memperhatikan kembali efisiensi pengadaan dan distribusi sayuran agar CV X

mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis.

8

Page 32: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu lembaga pemasaran tingkat shipping points market adalah CV

X yang bergerak dalam usaha pengadaan dan distribusi sayuran segar. Perusahaan

ini terletak di Kabupaten Bandung yang juga merupakan daerah sentra sayuran.

Kegiatan perusahaan ini adalah mendistribusikan berbagai macam sayuran

berkualitas baik konvensional maupun eksklusif ke konsumen-konsumennya.

yaitu pasar-pasar modern. Fokus penelitian ini hanya pada dua puluh komoditi

sayuran segar yang termasuk ke dalam kelompok komoditi unggulan CV X atau

disebut fast moving product. Hal ini dikarenakan komoditi-komoditi inilah yang

menjadi kunci operasi perusahaan dengan rata-rata jumlah pengiriman jenis

komoditi tersebut lebih dari 100 kg per hari (Lampiran 3).

Istilah kunci operasi menunjukkan bahwa komoditi-komoditi inilah yang

menentukan pendapatan dan keberlanjutan usaha distribusi sayuran segar

perusahaan. Risiko yang mungkin dapat terjadi pada perusahaan ketika

perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan akan komoditi-komoditi

tersebut adalah pelanggan dapat berpindah ke perusahaan distributor lain. Kondisi

inilah yang sangat dihindari oleh perusahaan. Karena itu penelitian ini lebih

berfokus pada kelompok fast moving product. Secara rinci daftar istilah produk-

produk yang termasuk ke dalam kelompok ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

Bagi perusahaan distributor, proporsi biaya terbesar pada keseluruhan

biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya pengadaan dan distribusi

sayuran. Biaya pengadaan meliputi biaya pembelian per satuan produk, biaya

penyusutan, transportasi ke gudang perusahaan atau biaya pengumpulan, biaya

pengemasan langsung, dan biaya administrasi. Sedangkan biaya distribusi adalah

9

Page 33: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

biaya pengepakan atau biaya kemasan tak langsung, biaya pengangkutan produk

ke pasar-pasar modern, biaya tolakan atau reject, dan biaya potongan penjualan.

Karena itu efisiensi biaya pengadaan dan distribusi berperan penting agar

perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis.

Usaha distribusi sayuran seperti CV X ini memiliki risiko cukup besar

karena kualitas produk menjadi aspek penting dalam pemasarannya. Padahal

seperti kita ketahui produk sayuran memiliki sifat yang mudah rusak dan cepat

busuk. Selain itu, karena produksinya tergantung oleh alam maka sering sekali

terjadi kelebihan atau kekurangan pasokan dari supplier. Kelebihan maupun

kekurangan pasokan (supply) menjadi kendala CV X dalam mendistribusikan

sayuran segar. Ketika supply sayuran dari petani kurang maka sebagai alternatif

perusahaan akan mengambil sayuran dari pasar-pasar induk. Jika pasokan dari

pasar induk tetap tidak dapat memenuhi permintaan konsumen (pasar modern),

maka perusahaan akan mengalami kerugian bahkan perusahaan dapat kehilangan

pelanggannya. Sedangkan ketika supply dari petani berlebih, maka perusahaan

juga akan mengalami kerugian karena harus menjualnya di pasar-pasar tradisional

dengan harga lebih murah bahkan membuangnya mengingat produk sayuran

bersifat perishable atau mudah rusak (Lampiran 5). Kekurangan maupun

kelebihan yang sering dialami oleh perusahaan, selain disebabkan oleh produksi

sayur yang bergantung pada alam juga disebabkan oleh sistem kerjasama antara

perusahaan dengan pihak pasar modern yang hanya berupa perjanjian kerja

setahun berisi nilai penjualan sayuran dan kontrak harga mingguan, namun tidak

untuk kuantitas sayuran yang diminta pelanggan. Padahal seharusnya dalam

hubungan antara pasar modern dan perusahaan distributor sebaiknya

10

Page 34: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

menggunakan kontrak kerja sama mingguan atau bulanan baik dari segi harga

maupun kuantitas. Tidak adanya kontrak tertulis berisi tentang kuantitas sayur

yang diminta pelanggan membuat perusahaan juga tidak menggunakan kontrak

tertulis dengan pemasoknya. Kerja sama yang dibangun antara perusahaan dengan

pemasok (supplier) hanya dengan sistem kepercayaan.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut menimbulkan pertanyaan

tentang bagaimana pola pengadaan dan distribusi sayuran kelompok fast moving

product CV X dan bagaimana struktur biaya pengadaan dan distribusi pada

sayuran-sayuran tersebut. Sedangkan permasalahan kelebihan dan kekurangan

pasokan sayuran fast moving product yang sering dialami CV X dan sangat

berpengaruh pada biaya serta keuntungan menimbulkan pertanyaan tentang

apakah komposisi pengadaan dan distribusi sayuran segar pada CV X sudah

optimal sehingga biaya yang efisien dapat dicapai dan keuntungan dapat

dimaksimalkan.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan. penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui pola pengadaan dan distribusi sayuran segar kelompok fast

moving product CV X.

2. Menganalisa struktur biaya pengadaan dan distribusi sayuran segar kelompok

fast moving product pada CV X.

3. Menganalisa komposisi pengadaan dan distribusi sayuran segar pada CV X

yang optimal.

11

Page 35: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

4. Menganalisa perbandingan keuntungan dari komposisi pengadaan dan

distribusi sayuran segar kelompok fast moving product CV X pada kondisi

aktual dan optimal.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna untuk perusahaan distributor sayuran

segar CV X dalam mengambil kebijakan dan penentuan komposisi pengadaan dan

distribusi yang optimal dalam upaya memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Bagi kalangan akademis. penelitian ini diharapkan dapat menjadi pustaka untuk

melakukan penelitian lebih lanjut distribusi sayuran segar.

12

Page 36: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran Sayuran

Sayuran sebagai salah satu produk hortikultura dapat digolongkan menjadi

jenis sayuran komersial dan non komersial. Dalam hal ini komersial berarti

diminati oleh masyarakat meskipun harganya rendah atau karena harganya tinggi

atau berpeluang untuk dijadikan produk ekspor (Rahardi, Rony, dan Asiani,

1993). Untuk dapat mengembangkan bisnis sayuran, maka sistem pemasaran

menjadi salah satu hal penting yang tidak dapat diabaikan. Beberapa hal yang

mempengaruhi sistem pemasaran sayuran menurut Kohls dan Uhl (2002) adalah

sebagai berikut :

1. perishability (tidak tahan lama / mudah rusak)

Sayuran adalah produk yang bersifat highly perishable atau sangat mudah

rusak. Kualitas dari sayuran akan terus menurun dari awal panen hingga proses

pemasaran terjadi. Dalam proses pemasarannya, sedikitnya 10% nilai dari sayuran

tersebut hilang. Hal tersebut disebabkan oleh penyimpanan dan penanganan yang

buruk, sayuran yang busuk, kelengkapan untuk meningkatkan penampilan yang

justru merusak sayuran, penanganan yang tidak hati-hati oleh penjual eceran, dan

pencurian. Sifat mudah rusak pada sayuran ini, nantinya akan berpengaruh pada

harga produk.

2. price / quantity risks (risiko harga atau jumlah)

Produk sayuran yang mudah rusak dan proses produksi yang bergantung

pada kondisi alam menghambat pasokan sayuran untuk memenuhi permintaan

pasar. Hal inilah yang menjadi pokok permasalahan risiko jumlah dan harga

Page 37: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

sayuran yang tinggi. Periode produksi yang cukup lama dan tingginya biaya

penanganan panen produk juga berimplikasi pada harga sayuran.

3. seasonality (musiman)

Kebanyakan sayuran memiliki produksi musiman dan pola permintaan

yang mempengaruhi pemasaran. Hal ini menyebabkan pasokan yang tidak

menentu untuk memenuhi permintaan. Pada saat-saat tertentu, beberapa sayuran

jumlahnya sangat terbatas sehingga kebutuhan pasar tidak terpenuhi secara

optimal dan harga sayur menjadi tinggi. Pada saat lain, hal yang mungkin terjadi

adalah melimpahnya jumlah panen yang menyebabkan harga sayuran tersebut

turun.

4. alternative product forms and markets (alternatif produk dan pasar)

Ada beberapa altenatif pasar untuk produk sayuran menurut bentuk

pasarnya (segar, beku, kaleng, kering), menurut waktu pada negara-negara empat

musim (gugur, semi, panas, dingin), dan menurut geografis (lokal dan luar

negeri). Peluang alternatif pasar ini membuat saluran pemasaran sayur yang

kompleks sehingga berpengaruh pada biaya pemasarannya (biaya proses

penanganan, transportasi, dll) dan harga pada masing-masing pasar. Di sisi lain,

ada beberapa keuntungan dari berbagai jenis pasar sayuran, yaitu pada

pengembangan industri pasar sayurannya. Hal ini merupakan peluang investasi

bagi para produsen, perusahaan-perusahaan swasta, dan para mitranya untuk

mengembangkan produk baru dan program-program promosi untuk meningkatkan

penjualan dan harga produk. Selain itu proses pemasaran juga memberikan

peluang diferensiasi yang sangat potensial pada sayuran, misalnya melalui merek

(brands) atau kemasannya (packaging).

14

Page 38: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

5. bulky (meruah)

Sifat sayuran yang mudah busuk, salah satunya disebabkan oleh

kandungan air di dalamnya yang merupakan komponen utama sayuran sehingga

menyebabkan sayuran bersifat meruah atau bulky dan nilai per unit komoditinya

rendah. Hal ini berpengaruh pada tingginya biaya pengangkutan karena produk

harus tetap dalam keadaan segar hingga sampai ke tangan konsumen. Pemilihan

jarak lokasi pemasaran dengan daerah produksi sangat penting untuk mencapai

efisiensi biaya transportasi.

6. geographic specialization of production (produksi menurut geografis)

Sayuran diproduksi oleh semua negara, namun beberapa negara

mendominasi produksi sayur-sayuran tertentu. Masalah yang timbul adalah

saluran distribusi yang panjang dan kompleks. Hal ini berimplikasi pada rasa

sayuran dan dapat meningkatkan biaya transportasi.

Terdapat tiga pasar dasar dalam pemasaran sayuran, yaitu : (1) shipping

points market, (2) wholesale market, (3) dan retail markets. Shipping point market

berlokasi di dekat sentra produksi. Tujuan pasar ini adalah mengumpulkan produk

sayuran dari beberapa petani, menangani proses pasca panen produk sayuran

(termasuk di dalamnya pembersihan, pemisahan, pengkelasan, pengemasan, dan

penyimpanan), dan mengalokasikan ke pasar-pasar. Terdapat beberapa bentuk

perusahaan pengumpul, seperti packers (perusahaan pengepak), shippers

(perusahaan pengangkutan), agents (agen), brokers (pedagang perantara), dan

buying offices. Wholesale market atau pasar grosiran biasanya terdapat di daerah

dengan populasi penduduk yang tinggi. Mereka melalui saluran distribusi yang

panjang, yaitu dari pedagang pengumpul, kemudian memecahnya menjadi unit

15

Page 39: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

yang lebih kecil (smaller lots), dan menjualnya ke perusahaan-perusahaan retail

(pasar-pasar modern). Pada akhirnya perusahaan-perusahaan retail menjualnya ke

tangan konsumen. Pada kenyataannya, mekanisme saluran distribusi sayuran tidak

hanya terpatok pada sistem yang sudah dijelaskan di atas, penjualan langsung dari

petani ke konsumen tetap mungkin terjadi. Untuk lebih lengkapnya, saluran

pemasaran produk sayuran menurut Kohls dan Uhl (2002) dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Saluran Pemasaran Sayuran Segar (Kohls dan Uhl, 2002)

konsumen

Jalur

lain

pasar petani

Toko-toko makanan :

retail, supermarket,

pasar-pasar sayuran

Perusahaan Jasa

Makanan : restoran

institusi

Pasar Terminal Grosiran:

Pedagang grosir, orang

suruhan, penerima, agen,

pedagang perantara

Pusat Distribusi

Retail-Pasar Grosir

Perusahaan Pengumpul :

koperasi, petani-perusahaan

pengepak, assamblers, agen dan

pedagang perantara, kantor-kantor

pembelian

Petani Sayuran

Ekspor

16

Page 40: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

2.2. Penelitian Terdahulu

Analisis permasalahan optimalisasi telah banyak dilakukan. Berbagai

metode dan model matematika juga telah banyak digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan optimalisasi tersebut. Beberapa contoh penelitian optimalitas

dengan berbagai model penyelesaian metamatika adalah sebagai berikut : Analisis

optimalitas tipe kemasan produk sayuran segar pada salah satu perusahaan

pengemasan di Lembah Salinas, Propinsi Monterey, California oleh Ruiz dan

Ahern (2004). Penelitian ini menggunakan model pemrograman linier integer

untuk mencari biaya proses pengemasan dan tipe kemasan optimal dari komoditi

sayuran segar utama perusahaan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan

keuntungan. Hasilnya, model pemrograman linier integer mampu menghasilkan

suatu peningkatan pendapatan bersih perusahaan dibandingkan dengan rencana

pengemasan tradisional yang selama ini diterapkan perusahaan.

Penelitian optimalisasi lain dilakukan oleh Gakpo, Tsephe, Nwonmu, dan

Vijoen (2005) pada kasus pengalokasian air irigasi di bawah kapasitas terbagi di

Afrika Selatan dengan kendala ketersediaan air yang sangat terbatas di negara

tersebut. Penelitian ini menggunakan model analisis pemrograman linier dinamis

stokastik (Stochastic Dynamic Programming atau SDP) sebagai pengembangan

model pemrograman linier pada penelitian-penelitian sebelumnya yang tidak

menggunakan kemungkinan perubahan jumlah air irigasi pada setiap musim

berdasarkan kondisi yang berlaku di awal musim. SDP memilki kapasitas untuk

mengintegrasikan permintaan dan persediaan air, menggunakan faktor-faktor

hidrological sebagai pertimbangan yang membantu para petani dan pemerintah

dalam mengambil keputusan dengan mudah dalam jangka pendek, menengah,

17

Page 41: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

maupun panjang. Hasilnya model SDP dapat menjadi suatu alat serbaguna untuk

pengalokasian air yang yang optimal di bawah kondisi-kondisi stokastik dalam

suatu pertanian dengan irigasi dan sistem usaha campuran. Hasil SDP

menunjukkan bahwa pendapatan meningkat dengan peningkatan isi dari suatu

kapasitas terbagi namun nilai marginal produk berkurang dengan peningkatan

persediaan air. Dengan kata lain masalah pengirigasian optimal untuk

meningkatkan produk pertanian dengan tetap menjaga kelestarian air

terselesaikan.

Grove (2006) menganalisis suatu keputusan jadwal irigasi defisit yang

optimal untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya air yang terbatas

di Afrika Selatan dengan mengambil wilayah sampel di Vaalharts. Penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan suatu model optimisasi yang akan

memungkinkan pembuat keputusan dengan pilihan resiko spesifik

mengoptimalkan keputusan pada berapa banyak yang ditanam dan berapa banyak

air yang diambil dari persediaan yang digunakan untuk irigasi. Hasilnya

pemrograman non-linier dapat mengoptimalkan hubungan antara area yang diairi,

kondisi-kondisi persediaan air dan sejumlah dan pemilihan waktu aplikasi air.

Penelitian ini mengembangkan suatu model pemrograman non-linier yang

mengikuti The Direct Expected Maximisation Non-Linear Programming (DEMP)

yang diperkenalkan oleh Boisvert dan Mccari (1990). Hasil dengan jelas

menunjukkan pentingnya ketersediaan sumber daya dengan memakai jadwal

irigasi.

Optimalisasi untuk masalah-masalah pengadaan dan distribusi juga telah

banyak dilakukan, seperti penelitian Thamrin (2003) yang menganalisis

18

Page 42: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

optimalisasi pengadaan bahan baku pada Pabrik Kelapa Sawit, PT. Pekebunan

Nusantara V, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Dengan menggunakan program linier

dapat diketahui kombinasi pengadaan bahan baku yang optimal dari berbagai

sumber yang ada, yaitu kebun sendiri, kebun seinduk, titip olah, dan pembelian

sehingga keuntungan maksimal dapat tercapai. Penelitian serupa dilakukan untuk

menganalisis optimalisasi pasokan sayuran di Sentul Farm, Bogor oleh Melasih

(2005). Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemrograman linier perusahaan

dapat memperoleh kombinasi optimal pasokan jenis sayuran berdasarkan cara

pengadaannya untuk memaksimalkan keuntungan. Hasil optimal menunjukkan

jumlah pasokan optimal yang dihasilkan lebih tinggi 11.83 persen dibandingkan

dengan aktual dan tingkat keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal lebih

besar 13.87 persen dibandingkan dengan keuntungan aktual Selain itu dengan

pemrograman linier juga dapat menganalisis penggunaan sumber daya yang

optimal melalui analisis dualnya.

Busra (2005) melakukan penelitian masalah distribusi dan penyimpanan

persediaan karkas karkas ayam broiler pada PT. Fast Food Indonesia, Tbk di

Wilayah Jabotabek Penelitian ini dimodelkan dalam permasalahan transhipment

yang merupakan salah satu bentuk khusus pemrograman linier untuk mendapatkan

tingkat biaya minimum dari kombinasi jumlah yang didistribusikan ke outlet

dengan tingkat persediaan karkas yang disimpan per periode bulanan. Model

transhipment dengan notasi berdasarkan arah perpindahan karkas dari masing-

masing node dibuat dengan menggunakan data dari time series dengan periode

bulanan dari penawaran gudang dan kebutuhan outlet selama satu tahun. Hasilnya

menunjukkan bahwa semua aktivitas pengadaan persediaan pada PT. Fast Food

19

Page 43: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Indonesia, Tbk menggunakan metode yang telah dikelola dengan baik. Hasil

olahan optimal, yaitu kombinasi jumlah yang didistribusikan dan jumlah yang

disimpan mendapatkan biaya minimum persediaan sebesar Rp 147,974,200.00

yang ditampilkan pada bagian analisis primalnya. Model transhipment untuk

aktivitas distribusi dan penyimpanan mendekati aktualnya, sehingga untuk

aktivitas distribusinya hanya terjadi penyimpangan relatif kecil.

Septiati (2002) menganalisis kegiatan pengadaan dan distribusi produk

buah-buahan segar di PT. Moenaputra Nusantara Jakarta. Penelitian ini

menggunakan program linier model transportasi untuk menganalisis optmalisasi

pengadaan dan disribusi produk buah-buahan segar dari pemasok perusahaan

(petani, pedagang pengumpul, pasar induk) ke kelompok-kelompok pelanggan

perusahaan (pengecer, grosir, dan hotel). Hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan

pengadaan dan distribusi buah-buahan segar yang dilakukan oleh perusahaan

sudah mendekati optimal. Hasil optimal menunjukkan terdapat penghematan

biaya sebesar Rp 1,343,136.00 pada semester satu dan Rp 6,978,295.00 pada

semester dua.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, permasalahan-

permasalahan optimalisasi dapat dianalisis dengan baik dengan menggunakan

pemrograman linier maupun beberapa model pengembangan pemrograman linier

lainnya. Sedangkan optimalisasi untuk permasalahan-permasalahan pengadaan

dan distribusi sebelumnya, konsep pemrograman linier mampu memberikan hasil

yang optimal. Pemrograman linier adalah salah satu alat kuantitatif yang mudah

cara penyelesaiannya dan memiliki keunggulan dalam hal efisiensi penggunaan

waktu, biaya, dan perolehan informasi. Perbedaan penelitian ini dibandingkan

20

Page 44: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

dengan penelitian optimalisasi pengadaan atau distribusi sebelumnya, yaitu

terletak pada fungsi tujuannya yang berusaha menggabungkan dua aspek, yaitu

minimalisasi biaya pengadaan dan minimalisasi biaya distribusi produk sayuran

segar. Sayuran yang menjadi objek analisis berjumlah dua puluh sayuran

unggulan perusahaan yang kemudian dibagi-bagi menjadi lima kelompok sayuran

agar dapat dilihat biaya kelompok sayuran mana yang menjadi sumber inefisiensi

perusahaan. Pemasok perusahaan yang berjumlah lebih dari satu pemasok

dikelompokkan menjadi empat kelompok pemasok, sedangkan tujuan distribusi

perusahaan atau pelanggan perusahaan yang hanya berasal dari satu kelompok,

yaitu pasar modern (ritel) dibagi berdasarkan jalur-jalur pendistribusiannya.

21

Page 45: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Permintaan dan Penawaran

Permintaan dan penawaran memegang peranan penting dalam pergerakan

tataniaga pertanian. Permintaan adalah jumlah komoditas yang akan dibeli atau

diminta konsumen, sedangkan penawaran adalah jumlah yang akan dijual oleh

perusahaan. Seorang produsen hortikultura harus memperhatikan tingkat

kebutuhan atau konsumsi dan kemampuan membeli dari konsumennya agar dapat

merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi. Hal ini didukung oleh teori

ekonomi mikro menurut Lipsey (1995) bahwa permintaan terhadap suatu

komoditas X dapat dirumuskan sebagai berikut : QD = D (T, Ý, N, Y

*, p, pj ), j=1,

2, 3,.., dengan QD adalah jumlah komoditi yang diminta, T adalah selera, Ý adalah

pendapatan rumah tangga rata-rata, N adalah jumlah penduduk, Y*

adalah

disposible income, p adalah harga komoditi tersebut, dan pj adalah harga komoditi

lain yang ke-j.

Dalam hal penawaran, produsen hortikultura, yaitu petani akan

menanggapi permintaan yang ada di tingkat konsumennya. Menurut teori mikro

ekonomi, fungsi penawaran suatu komoditas X dapat dirumuskan sebagai berikut:

QS = S (G, X, p,wi), i = 1,2,3,…, dengan Q

S adalah kuantitas komoditi yang

ditawarkan, G adalah tujuan produsen, X adalah teknologi, p adalah harga

komoditi itu sendiri, wi adalah harga input yang ke-i).

Page 46: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

3.1.2. Pengadaan

Pengadaan adalah salah satu bagian dari tataniaga pertanian hortikultura.

Pengadaan menjadi kunci pada tahap awal tataniaga pertanian. Bagi perusahaan

distributor, baik dalam ukuran grosir maupun pengecer, pengadaan produk

menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena menyangkut kelancaran

proses pendistribusian produk ke tangan konsumen. Pengadaan produk dapat

diposisikan sebagai jumlah penawaran produk ditawarkan oleh produsen, dalam

hal ini adalah petani hortikultura. Menurut Heizer dan Render (2005), sebagian

besar perusahaan menghabiskan lebih dari 50 persen hasil penjualannya pada

pengadaan atau pembelian bahan baku produk. Tingginya persentase biaya

pengadaan pada suatu perusahaan mengakibatkan hubungan dengan para pemasok

harus terus ditingkatkan secara terintegrasi dan untuk jangka waktu yang panjang.

3.1.3. Distribusi

Menurut Rahardi, Palungkun, dan Budiarti (1993), distribusi menekankan

bagaiamana suatu produksi dapat sampai ke tangan konsumen sehingga pada

umumnya, distribusi didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan yang berhubungan

dengan pemindahan hak milik produk dari tangan produsen ke tangan konsumen.

Dalam tataniaga pertanian, produk yang didistribusikan tentunya adalah produk

pertanian. Pada proses pemindahan hak milik tersebut, selain melibatkan pihak

produsen (petani) dan konsumen juga melibatkan lembaga-lembaga pemasaran

yang terkait di dalamnya, seperti pedagang besar (grosiran), broker, perusahaan

distributor, dan pedagang pengecer.

23

Page 47: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

3.1.4. Optimalisasi

Secara umum optimalisasi adalah serangkaian proses untuk untuk

mendapatkan hasil terbaik pada situasi tertentu (Nasendi dan Anwar, 1985).

Situasi pengambilan keputusan selalu dijumpai dalam proses manajemen suatu

perusahaan. Dalam proses pengambilan keputusan, manajer akan menghadapi

masalah kriteria tujuan, keterbatasan sumberdaya, dan alternatif keputusan.

Karena itu, perusahaan harus menyusun suatu rencana strategi untuk

mengoptimalkan hasil yang dicapai (Herjanto, 2006).

Tahap optimal pengambilan keputusan dapat juga disebut kriteria tujuan.

Secara umum, terdapat dua kriteria mendasar dalam teori optimalisasi, yaitu

1. Maksimisasi, yaitu mengalokasikan atau menggunakan input-input tertentu

untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Maksimisasi keuntungan ini

dapat dilihat baik dari segi laba, sistem kerja yang efektif (rancangan

penugasan), maksimisasi pangsa pasar dan lokasi perusahaan.

2. Minimalisasi, yaitu menghasilkan tingkat output dengan menggunakan input

(biaya) yang paling minimal. Minimalisasi dapat berupa minimalisasi

penggunaan sumber daya, biaya distribusi, biaya persediaan, biaya

pengendalian mutu, jumlah tenaga kerja, waktu proses pelayanan, dan

fasilitas perusahaan.

Jangka waktu kriteria tujuan tersebut dapat bersifat jangka pendek maupun jangka

panjang. Dalam penelitian optimalisasi pengadaan dan distribusi ini, kriteria

tujuan yang sesuai adalah minimisasi biaya pengadaan dan distribusi produk

sayuran. Hasil yang dicapai nantinya akan digunakan untuk membandingkan

24

Page 48: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

keuntungan pada hasil optimal dengan keuntungan aktual sehingga diperlukan

suatu analisis rugi/laba.

Secara garis besar, jenis persoalan optimalisasi terbagi menjadi dua, yaitu

optimalisasi tanpa kendala dan optimalisasi dengan kendala. Pada optimalisasi

tanpa kendala, semua faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan

diabaikan sehingga tidak ada batasan-batasan untuk berbagai pilihan yang tersedia

dalam menentukan nilai maksimum atau minimum. Namun, teori ekonomi akan

selalu menuntut adanya kendala-kendala sebagai batasan-batasan untuk

memastikan bahwa persamaan matematika menyesuaikan kenyataan ekonomi.

Karena itu, kendala yang tidak dibatasi diatur dengan ketentuan derivatif parsial

pertamanya sama dengan nol (Doll and Orazem, 1984). Sedangkan optimalisasi

dengan kendala memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada untuk

menentukan nilai maksimum atau minimumnya.

Pencapaian keputusan optimal dapat diselesaikan dengan pembuatan

model keputusan atau model optimalisasi. Model optimalisasi adalah suatu alat

untuk meringkaskan sebuah masalah keputusan dengan cara yang memungkinkan

identifikasi dan evaluasi yang sistematis terhadap semua alternatif keputusan

suatu masalah. Keputusan akhir didapat dengan memilih alternatif yang dinilai

terbaik dari semua pilihan sehingga tercapailah pemecahan yang optimum.

Menurut Taha (1996), model yang digunakan dalam pengambilan keputusan dapat

dikelompokkan menjadi model simulasi, model matematis, dan model heuristik.

25

Page 49: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

3.1.5. Model-Model Matematis Optimalisasi Berkendala

3.1.5.1. Pemrograman Linier

Pemrograman linier adalah teknik pengambilan keputusan untuk

mengalokasikan sumber daya yang terbatas atau langka hingga mencapai suatu

kriteria tertentu yang teroptimasi (maksimum atau minimum). Teknik ini

dikembangkan oleh LV. Kantorovich, seorang ahli matematika dari Rusia, pada

tahun 1939. Pemecahan masalah dalam pemrograman linier dapat menggunakan

beberapa teknik, seperti aljabar, grafik untuk kasus-kasus sederhana, hingga

metode simpleks untuk kasus dengan komplektisitas tinggi.

3.1.5.2. Fungsi Langrangian

Metode fungsi langrangian adalah metode yang digunakan untuk

memecahkan masalah optimalisasi dengan menggunakan metode kalkulus.

Perbedaan metode langrangian dengan program linier adalah solusinya yang

hanya akan bersifat positif, sedangkan pada program linier solusinya dapat

bersifat positif maupun negatif. Perbedaan lain terletak pada keefektifannya,

penyelesaian optimasi dengan metode langrangian pada kasus lebih dari satu

produk hanya dapat dilakukan satu per satu sedangkan pada program linier,

penyelesaian untuk kasus lebih dari satu produk dapat dilakukan secara bersama-

sama.

3.1.5.3. Pemrograman Integer

Model pemrograman integer adalah model dengan kendala dan fungsi

tujuan yang sama dengan pemrograman linier, perbedaannya terletak pada

beberapa atau semua variabelnya yang memiliki nilai-nilai integer (bulat) atau

diskrit. Menurut Render, Stair, dan Hanna (2003), pemrograman integer lebih sulit

26

Page 50: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

untuk dipecahkan dibandingkan dengan LP. Walaupun beberapa algoritma telah

digunakan untuk menyelesaikannya, namun belum ditemukan metode yang

sepenuhnya andal dari sudut pandang perhitungan, terutama ketika jumlah

variabel integer meningkat. Jika masalah LP dengan ratusan bahkan ribuan

variabel dapat diselesaikan dengan sejumlah waktu yang wajar, tidak demikian

pada pemrograman integer.

3.1.5.4. Goal Programming

Lingkungan bisnis yang berkembang saat ini mengakibatkan tujuan suatu

perusahaan tidak hanya satu (maksimisasi keuntungan atau minimalisasi biaya).

Sering kali selain ingin memaksimalkan keuntungan, perusahaan juga ingin

memaksimalkan pangsa pasarnya, mempertahankan tenaga kerjanya, memiliki

manajemen ekologi yang baik, dan tujuan-tujuan non-ekonomi lainnya. Oleh

karena itu, dikembangkan suatu teknik yang dapat menyelesaikan masalah dengan

tujuan lebih dari satu, yaitu goal programming. Teknik ini pada dasarnya adalah

pengembangan dari program linier, perbedaannya terletak pada fungsi tujuannya.

Selain untuk memaksimalkan atau meminimalkan fungsi tujuan secara langsung,

goal programming juga berusaha untuk meminimalkan deviasi diantara tujuan-

tujuan tersebut.

3.1.5.5. Pemrograman Dinamis

Pemrograman dinamis adalah prosedur matematis yang dirancang untuk

memperbaiki efisiensi perhitungan masalah pemrograman matematis tertentu

dengan menguraikannya menjadi bagian-bagian masalah yang lebih kecil

sehingga perhitungannya lebih sederhana. Pada umumnya, teknik ini menjawab

masalah dalam tahap-tahap, dengan setiap tahap meliputi tepat satu variabel

27

Page 51: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

optimisasi. Perhitungan di tahap yang berbeda dihubungkan melalui perhitungan

rekursif dengan cara menghasilkan pemecahan optimal yang mugkin bagi seluruh

masalah.

3.1.5.6. Pemrograman Non-Linier

Model matematika, seperti pemrograman linier, pemrograman integer,

goal programming dan pemrograman dinamis adalah model matematika dengan

fungsi tujuan linier. Pada beberapa kasus akan dijumpai fungsi tujuan dan

beberapa atau sebagian kendalanya dalam bentuk non-linier. Oleh karena itu

dikembangkan model matematika untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu

dengan pemrograman non-linier. Kekurangan dari program non-linier ini adalah

kita tidak dapat selalu menemukan solusi optimalnya. Program non-linier adalah

model analisis yang paling sulit.

3.1.6. Pemrograman Linier

3.1.6.1. Konsep Dasar Pemrograman Linier

Salah satu alat teknik untuk memecahkan masalah optimalisasi berkendala

adalah dengan pemrograman linier (linear programming). Linear programming

sering digunakan dalam kegiatan produksi dan operasi karena membantu para

manajer untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk mendapatkan hasil

yang optimal. Menurut teori produksi Buffa dan Sarin (1996), pemrograman linier

sering digunakan saat berusaha mengalokasikan sumber daya yang terbatas atau

langka hingga mencapai suatu kriteria tertentu yang teroptimasi (maksimum atau

minimum) di tengah-tengah persaingan antarperusahaan sejenis. Dalam model-

model linier harus digunakan pernyataan atau rumusan matematika linier. Secara

28

Page 52: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

sederhana, model matematika linier tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

- Memaksimalkan

a. Fungsi tujuan : Z = c1x1 + c2x2 + … + cjxj

b. Batasan : a11x1 + a21x2 + … + a1jxj b1

a21x1 + a22x2 + … + a2jxj b2

am1x1 + am2x2 + … + aijxj bi dan

x1 0 , x2 …, xj 0

- Meminimalkan

a. Fungsi tujuan : Z = c1x1 + c2x2 + … + cjxj

b. Batasan : a11x1 + a21x2 + … + a1jxj b1

a21x1 + a22x2 + … + a2jxj b2

am1x1 + am2x2 +… + aijxj bi dan

x1 0 , x2 …, xj 0

dimana :

Z = nilai optimal dari fungsi tujuan

cj = kenaikan pada Z yang akan dihasilkan dari setiap kenaikan satu

unit pada xj

xj = variabel keputusan atau tingkat aktivitas ke-j

aij = jumlah sumber daya i untuk menghasilkan setiap unit kegiatan j

bi = jumlah sumber daya i atau kendala ke-i

Beberapa asumsi yang ada pada linear programming menurut Buffa dan

Sarin dinyatakan sebagai berikut :

1. kepastian (certainty)

Artinya, semua parameter model (nilai-nilai cj, bi, dan aij) diketahui konstan.

Kenyataan yang sesungguhnya tidak dapat diketahui secara persis semua

nilai-nilai parameter tersebut. Kepastian stabilitas hasil yang diperoleh dapat

29

Page 53: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

ditentukan dengan analisis sensitivitas.

2. proporsionalitas (proporsionality)

Fungsi tujuan maupun pemakaian sumber daya proporsional dengan tingkat

kegiatan yang dilakukan.

3. aditivitas (additivity).

Asumsi ini mensyaratkan bahwa untuk setiap kegiatan tertentu (x1, x2, …, xj),

nilai total fungsi tujuan Z dan pemakaian total dari setiap sumber daya sama

dengan penggunaan sumber daya di setiap kegiatan yang dilakukan.

4. divisibilitas (divisibility)

Setiap kegiatan dalam pemrogaman linier dapat mengambil sembarang nilai

fraksional atau pecahan.

Menurut Herjanto (2006), pemecahan masalah dalam pemrograman linier

dapat menggunakan beberapa teknik, seperti aljabar, grafik, maupun simpleks.

Permasalahan linear programming model dua variabel dapat diselesaikan dengan

menggunakan cara aljabar atau grafis. Sedangkan permasalahan yang

menggunakan banyak variabel dan batasan diselesaikan dengan metode simpleks

atau bantuan komputer melalui software-software, seperti LINDO. Beberapa

kelebihan dari pemrograman linier menurut Nasendi dan anwar (1985) adalah

sebagai berikut :

1. Persoalan yang akan dikaji telah difokuskan secara terarah dan baik.

2. Pendekatan yang digunakan dalam analisis pogram linier sangat sistematis

dan didasarkan pada metode ilmiah mulai dari tahap pengumpulan data,

identifikasi persoalan hingga penyusunan model dan analisis hasil-hasilnya.

3. Sifat program linier yang kaku mengakibatkan rumusan persoalan yang yang

30

Page 54: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

diselesaikan dengan alat analisis linear programming dengan mudah dapat

dirumuskan secara cepat dan tegas. Ketegasan tujuan yang ingin dicapai

disebut dengan fungsi tujuan dengan batasan-batasan untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan secara jelas disebut fungsi kendala.

3.1.6.2. Analisis Pasca-Optimal

Setelah diketahui solusi optimal dari suau permasalahan, penting bagi

suatu perusahaan melakukan analisis pasca-optimalitas dan analisis sensitivitas.

Beberapa istilah dalam analisis pasca-optimalitas adalah sebagai berikut :

1. reduced cost

Reduced cost untuk suatu variabel menunjukkan jumlah nilai fungsi suatu

tujuan akan berkurang jika 1 unit variabel itu ditambahkan dalam keputusan.

2. sumber daya langka

Suatu sumber daya disebut langka/terbatas, jika variabel slack/surplus yang

berhubungan dengan sumber daya itu bernilai nol pada solusi optimal.

3. harga bayangan

Harga bayangan (shadow price, dual price, unit worth) dari suatu sumber

daya i menunjukkan nilai marginal dari sumber daya itu, yaitu kontribusi

setiap unit sumber daya i terhadap fungsi tujuan Z.

3.1.6.3. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas, menurut Herjanto (2006) adalah penyelidikan

pengaruh perubahan nilai parameter (aij, bi, dan cj) terhadap solusi optimal.

Analisis sensitivitas dilakukan untuk menutupi kekurangan dalam pemrograman

linier, yaitu parameter-parameter yang secara implisit diasumsikan tepat dan pasti

padahal dalam kenyataannya jarang sekali ditemukan parameter yang tepat.

31

Page 55: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Analisis sensitivitas adalah suatu analisis yang memproyeksikan seberapa banyak

suatu solusi mungkin berubah jika ada perubahan pada variabel atau data input

(Heizer dan Render, 2005).

3.1.7. Model Transportasi

Model transportasi merupakan salah satu bentuk khusus pemrograman

linier. Taha (1996) secara sederhana mendefinisikan model transportasi sebagai

suatu rencana transportasi suatu barang dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan.

Data dalam model ini mencakup :

1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap tujuan

2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan

Menurut Herjanto (2006), model transportasi digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan

produk yang sama ke tempat-tempat tujuan secara optimal. Distribusi dilakukan

sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tujuan dapat dipenuhi dari

beberapa tempat asal. Masing-masing tempat asal atau sumber tersebut dapat

memiliki kapasitas atau permintaan yang berbeda. Alokasi ini tentunya dengan

mempertimbangkan biaya pengangkutan yang bervariasi karena jarak dan kondisi

antarlokasi yang berbeda.

Secara umum, model dalam permasalahan transportasi dapat digambarkan

dalam suatu tabel yang menunjukkan sisi penawaran (asal) dan sisi permintaan

(tujuan), kapasitas penawaran dan jumlah permintaan, serta biaya transportasi dari

masing-masing sumber ke masing-masing tujuan (Herjanto, 2006) seperti tampak

pada Tabel 8.

32

Page 56: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Tabel 8. Model Permasalahan Transportasi

Dalam bentuk matematika, permasalahan transportasi tersebut dirumuskan

sebagai berikut :

Minimumkan Z =

dengan batasan

untuk semua i dan j

Dimana :

Z = biaya total transportasi

Xij = jumlah barang yang harus diangkut dari i ke j

cij = biaya angkut barang per unit dari i ke j

si = banyaknya barang yang tersedia di tempat asal (sumber)

dj = banyaknya permintaan barang di tempat tujuan

m = jumlah tempat asal (sumber)

n = jumlah tempat tujuan

Model transportasi yang baik adalah model transportasi berimbang, artinya

permintaan sama dengan penawaran seperti digambarkan pada model transportasi

Tujuan

Asal T1 T2 T3

Kapasitas

Penawaran

A1 C11

X11

C12

X12

C13

X13 s1

A2 C21

X21

C22

X22

C23

X23 s2

A3 C31

X31

C32

X32

C33

X33 s3

Jumlah

Permintaan d1 d2 d3

33

Page 57: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

di atas. Namun, dalam kehidupan nyata sering kali ditemui jumlah permintaan

yang tidak seimbang dengan jumlah penawarannya. Agar dapat seimbang maka

harus dimasukkan variabel semu yang disebut variabel dummy sehingga tabel

transportasi dengan tambahan variabel dummy yang dapat digambarkan seperti

pada Tabel 9.

Tabel 9. Tabel Model Permasalahan Transportasi Dengan Variabel Dummy

Tabel 9 adalah tabel permasalahan transportasi dengan situasi terdapat

kelebihan penawaran sehingga dibuat permintaan yang jumlahnya sama dengan

kelebihan tesebut (ddunmmy) dengan menciptakan dummy tujuan. Sebaliknya, jika

permintaan lebih besar dibandingkan dengan penawaran, maka dummy asal

(sumber) dibuat untuk sejumlah kelebihan permintaan tersebut. Untuk

menyelesaikan model transportasi tidak berimbang ini, dibutuhkan informasi

biaya unit tranportasi dari sebuah dummy tujuan atau dummy asal. Karena

sebenarnya daerah tujuan atau daerah asal tersebut tidak ada dengan kata lain

pengiriman atau penerimaan fisik tidak terjadi maka biaya transportasinya adalah

nol. Tetapi, dengan cara yang berbeda kita dapat mengatakan bahwa biaya

penyimpanan untuk kelebihan penawaran setiap unit atau biaya penalti yang

dibayarkan untuk setiap permintaan yang tidak dipenuhi dapat dijadikan sebagai

biaya transportasi.

Tujuan

Asal T1 T2 T3

dummy

tujuan Kapasitas Penawaran

A1 C11

X11

C12

X12

C13

X13

0

X1d s1

A2 C21

X21

C22

X22

C23

X23

0

X2d s2

A3 C31

X31

C32

X32

C33

X33

0

X3d s3

Jumlah

Permintaan d1 d2 d3 ddunmmy

34

Page 58: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

3.1.8. Analisis Rugi/Laba

Analisis rugi/laba dari kegiatan operasi dibutuhkan oleh suatu perusahaan

untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja perusahaan apakah perusahaan

tersebut memperoleh keuntungan atau sebaliknya mengalami kerugian. Analisis

rugi/laba dapat diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total biaya.

Penerimaan adalah jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil

penjualannya, sedangkan biaya adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi atau produksinya.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Terdapat tiga pasar dasar dalam pemasaran menurut Kohls dan Uhl

(2002), yaitu shipping points market, wholesale market, retail markets. CV X

termasuk ke dalam perusahaan yang bergerak di shipping point market.

Perusahaan ini mengumpulkan sayuran segar dari para produsen kemudian

melakukan proses pasca panen dan msndistribusikannya ke pasar-pasar modern.

Permintaan konsumen dalam tataniaga sayuran saat ini, tidak hanya terbatas pada

kuantitas, kualitas, dan kontinuitas saja tetapi juga pada keragaman sayuran

sehingga jika dikelompokkan menurut tingkat konsumennya, terdapat jenis

sayuran konvensional dan eksklusif.

Sayuran konvensional adalah jenis sayuran yang biasa dikonsumsi oleh

masyarakat sehari-hari baik dari kalangan tingkat bawah, menengah hingga atas.

Sedangkan sayuran eksklusif umumnya hanya dikonsumsi oleh masyarakat

tingkat atas. Permintaan sayuran eksklusif tidak hanya dari kelompok rumah

tangga saja, namun juga hotel dan restoran. Meningkatnya permintaan akan ragam

35

Page 59: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

sayuran ini memberikan peluang bagi pasar modern untuk menyediakan

kebutuhan konsumen akan kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan varietas. Hal inilah

yang menyebabkan perusahaan-perusahaan distributor sejenis CV X menjadi

berkembang. Untuk menghadapi situasi persaingan ini, perusahaan X harus dapat

mengefisienkan biaya operasinya, yaitu biaya pengadaan dan biaya distribusi

produk sayuran segar.

Biaya operasi perusahaan tidak terlepas dari permintaan dan penawaran

sayuran segar. Dari sisi penawaran, perusahaan mengandalkan pasokan dari para

pemasok. Proses pengadaan sayuran ini tentu berimplikasi pada biaya operasi

perusahaan. Oleh karena itu, harus diidentifikasi pola dan stuktur biaya pengadaan

pasokan sayur, dilihat dari sumber pasokan, jenis sayuran, prosedur pembelian,

hingga pengangkutan produk sayuran ke gudang perusahaan. Tahap selanjutnya

adalah proses penanganan pasca panen. Proses ini meliputi kegiatan pembersihan,

sortasi, grading, penyimpanan, sampai pengemasan dan pengepakan produk.

Kegiatan penanganan adalah kegiatan penting dalam menentukan kualitas produk

perusahaan. Untuk itu perlu diidentifikasi proses penanganan dan biaya yang

dikeluarkan dalam proses tersebut.

Dari sisi permintaan, konsumen perusahaan adalah pasar-pasar modern,

seperti Carefour dan Hypermart. Hal yang harus diidentifikasi adalah pola dan

biaya distribusi produk ke pasar-pasar modern tersebut. Kegiatan ini diidentifikasi

menurut jalur pendistribusian, proses pembelian, pengangkutan produk sayuran ke

pelanggan, dan kriteria permintaan konsumen. Dengan tingkat persaingan

perusahaan yang semakin tinggi, perusahaan harus dapat mengefisiensikan biaya

pengadaan dan distribusinya sehingga dicapai biaya operasi yang minimal. Salah

36

Page 60: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

satu cara untuk meminimalisasi biaya adalah dengan merumuskan suatu model

pengadaan dan distribusi sehingga didapatkan komposisi pengadaan dan distribusi

yang optimal. Model pengadaan dan distribusi yang optimal tersebut didapatkan

setelah mengidentifikasi biaya pengadaan dan distribusi. Model yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah model transportasi yang merupakan bentuk

khusus dari pemrograman linier. Penggunaan pemrograman linier dilakukan

karena telah banyak digunakan pada penelitian-penelitian optimalisasi

sebelumnya dan mampu menjawab permasalahan optimalisasi dengan baik,

khususnya masalah pengoptimalan dengan satu tujuan. Dari hasil analisis

komposisi pengadaan dan distribusi optimal ini dapat menjawab permasalahan

kelebihan/kekurangan supply yang berpengaruh pada biaya dan keuntungan yang

selama ini dialami perusahaan.

Penelitian ini hanya berfokus pada komoditi-komoditi yang termasuk

dalam kelompok fast moving product, yaitu komoditi-komoditi yang menjadi

kunci operasi perusahaan. Adapun tahapan operasional yang akan dilakukan

dalam penelitian ini ditunjukkan pada bagan kerangka operasional berikut

(Gambar 2) :

37

Page 61: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Gambar 2. Kerangka Operasional

Gambar 2. Kerangka Operasional

PENAWARAN OPERASI

PERUSAHAAN PERMINTAAN

- Sumber pasokan

- Jenis sayuran berdasarkan

varietas

- Prosedur

pemesanan/pembelian

- Pengangkutan produk ke

gudang

- Pengadaan

- Kegiatan Penanganan Sayuran

terdiri dari proses pembersihan,

sortasi, grading, pengemasan,

pelabelan, dan pengepakan

- Distribusi

- Jalur distribusi

- Proses penjualan

- Pengangkutan produk

- Permintaan sesuai standar

konsumen

PEMASO

K

KONSUME

N

EFISIENSI BIAYA / MINIMALISASI BIAYA

KEUNTUNGAN MAKSIMAL / OPTIMAL

38

Page 62: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

IV. METODE PENELITIAN

4 .1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV X yang berlokasi di Jln. Panorama

No.54, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan

pertimbangan perusahaan ini adalah salah satu perusahaan distributor sayuran

segar dengan prospek perkembangan yang baik namun memiliki masalah dalam

pengoptimalan pasokan dan distribusi sayuran segar. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Februari-Maret, 2008.

4 .2. Jenis dan Sumber Data

Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan CV X sebagai unit

analisis dari usaha peningkatan nilai tambah penditribusian sayuran segar dalam

kualitas dan kemasan yang berkualitas di Bandung. Data yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan pada data primer dan data sekunder. Data primer yang

dikumpulkan meliputi sejarah dan gambaran umum perusahaan, serta pola

pengadaan sayuran, proses penanganan hingga pendistribusian perusahaan. Data

primer yang dibutuhkan ini diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas pengadaan,

penanganan, dan distribusi serta wawancara dengan pihak perusahaan. Sedangkan

data sekunder yang dikumpulkan adalah data harian tahun 2007 yang diperoleh

dari bagian purchasing, keuangan dan administrasi operasional perusahaan,

meliputi sumber pasokan sayur, jumlah yang dipasok, harga beli sayuran,

komponen dan biaya-biaya pengadaan hingga distribusi sayuran perusahaan,

besarnya jumlah permintaan sayuran pelanggan, dan harga jual produk sayur ke

Page 63: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

pelanggan. Data sekunder lain untuk mendukung penelitian diperoleh dari

berbagai studi kepustakaan, seperti data BPS (Badan Pusat Statistik), internet,

buku dan literatur-literatur lain yang relevan.

4 .3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer yang dibutuhkan dilakukan dengan teknik

pengamatan langsung terhadap aktivitas pengadaan, penanganan, dan distribusi

sayuran dalam perusahaan. Selain itu data diperkuat dengan hasil wawancara

untuk mendapatkan jawaban spontan tentang kondisi lapangan. Wawancara

membantu untuk mengumpulkan informasi tentang hal yang lebih mendalam

dengan memodifikasi pertanyaan sesuai dengan kondisinya. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan teknik formal, yaitu menyiapkan daftar

pertanyaan terlebih dahulu kepada beberapa pihak yang terkait dengan bagian

operasional perusahaan. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka lebih

memperlengkap data yang dikumpulkan.

4 .4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara kualitiatif dan kuantitatif. Data kualitatif

dilakukan untuk menggambarkan keadaaan umum perusahaan dan

mendiskripsikan pola pengadaan, penanganan, dan distribusi sayuran segar.

Pengolahan secara kuantitatif akan dilakukan untuk menganalisis struktur biaya

pengadaan dan distrbusi perusahaan, jumlah pasokan atau penawaran pemasok

menurut kelompoknya, dan jumlah order atau permintaan konsumen perusahaan

setiap harinya. Data tersebut kemudian dihitung dalam periode bulanan selama

40

Page 64: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

tahun 2007 dengan menggunakan program excel.

Pengolahan data juga digunakan untuk mengetahui komposisi pengadaan

dan distribusi yang optimal sehingga didapatkan biaya minimum pola pengadaan

dan distribusi perusahaan dari setiap sumber pasokan ke konsumen perusahaan.

Data yang diperoleh diolah dengan teknik pemrograman linier yang dirumuskan

menjadi model transportasi. Dari data time series dengan periode bulanan dibuat

tabel total jumlah penawaran dan total permintaan dari masing-masing pemasok

dan tempat tujuan. Kemudian data diolah dengan menggunakan program LINDO

(Linear Interactive Discrete Optimizer) yang merupakan salah satu program

komputer yang dapat membantu pemecahan optimal dengan metode simpleks.

Pengerjaan LINDO terdiri atas input fungsi tujuan dan fungsi kendala dan

penyelesaian optimal sebagai outputnya. Deskripsi dari output akan digambarkan

untuk menjelaskan kembali hasil output LINDO secara kualitatif. Input berupa

fungsi tujuan dan kendala dimasukkan ke dalam program linier. Setelah itu akan

ditampilkan penyelesaian optimal sebagai hasil dari pengolahan LINDO, yang

terdiri dari nilai penyelesaian optimal jika variabel-variabel optimal dimasukkan

ke dalam fungsi tujuan, nilai variabel optimal itu sendiri, dan kendala pada

kondisi optimal. Hasil output LINDO juga menampilkan istilah reduced cost yang

menunjukkan jumlah dimana nilai fungsi tujuan akan berkurang jika 1 unit

variabel itu ditambahkan dalam keputusan atau penurunan nilai fungsi tujuan yang

harus ditambahkan agar variabel bernilai positif. Ketika nilai variabel keputusan

masih bernilai positif maka reduced cost sama dengan nol. Namun, ketika nilai

variabel keputusan bernilai kurang dari satu maka akan bernilai positif lebih dari

satu.

41

Page 65: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Istilah lain yang akan ditemukan dalam output LINDO adalah slack atau

surplus. Jika variabel slack atau surplus yang berhubungan dengan suatu

sumberdaya bernilai nol pada solusi optimal, berarti kapasitas sumberdaya

tersebut habis terpakai atau dengan istilah lain sumberdaya tersebut jumlahnya

terbatas (langka). Karena sumberdaya tersebut menentukan terbentuknya nilai

optimal, maka dapat disebut sebagai kendala aktif.

Sedangkan istilah dual prices menunjukkan nilai marginal dari sumber

daya itu, yaitu kontribusi setiap unit sumber daya i terhadap fungsi tujuan Z atau

besarnya kenaikan nilai tujuan sebagai akibat dari kenaikan satu unit kapasitas

kendala aktif. Interval perubahan kapasitas kendala aktif agar nilai dual prices-nya

valid atau tidak berubah dapat dilihat pada Right Hand Side Ranges. Selain itu

pada Objective Coeficient Ranges juga terdapat istilah allowable increase dan

allowable decrease, yaitu batas nilai optimal perusahaan akan bertambah atau

berkurang dengan jumlah perubahan (bertambah atau berkurang) dikalikan

dengan dual pricenya.

4 .5. Penentuan Biaya

4.5.1. Penentuan Biaya Pengadaan

Pengadaan adalah kunci tahap awal aktivitas pendistribusian produk bagi

suatu perusahaan distributor. Aktivitas pengadaan dilakukan perusahaan untuk

memasok produk yang diminta oleh pelanggan. Biaya yang muncul akibat adanya

aktivitas pengadaan adalah biaya pembelian per satuan produk, biaya penyusutan,

dan biaya pengangkutan produk ke gudang perusahaan atau biaya pengumpulan.

Setelah sampai di perusahaan, produk sayuran tersebut melalui proses penanganan

42

Page 66: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

pasca panen, seperti pembersihan, sortasi, grading, penyimpanan sampai

pengemasan dan pengepakan. Aktivitas-aktivitas proses penanganan tersebut

tentunya juga menimbulkan biaya. Untuk memudahkan perhitungan minimalisasi

biaya transportasi, maka pada penelitian ini biaya penanganan produk dimasukkan

dalam biaya pengadaan produk, kecuali untuk aktivitas pengemasan tidak

langsung atau pengepakan. Aktivitas pengepakan akan dikelompokkan ke dalam

biaya distribusi perusahaan karena aktivitas pengepakan adalah proses

penanganan yang bertujuan untuk memudahkan proses pendistribusian produk.

Selain itu yang juga termasuk ke dalam kelompok biaya pengadaan adalah biaya

administrasi dan umum. Biaya administrasi dan umum yang didapat merupakan

biaya administrasi secara keseluruhan, meliputi administrasi pembelian bahan

baku, gaji karyawan gudang, gaji sopir pengumpulan, biaya listrik dan air, biaya

sewa gudang dan kantor, gaji staf kantor, gaji sopir dan tim expedisi, serta

administrasi toko. Biaya administrasi dan umum dimasukkan ke dalam kelompok

biaya pengadaan tidak ke dalam kelompok biaya distribusi karena sebagian besar

komponen biaya administrasi dan umum tersebut adalah biaya administrasi untuk

kegiatan pengadaan produk. Jadi biaya pengadaan produk adalah biaya yang

dikeluarkan selama aktivitas pengadaan produk dari sumber pengadaan sampai

produk tersebut telah dikemas secara langsung dan siap untuk didistribusikan ke

konsumen atau pelanggan perusahaan. Definisi dari masing-masing biaya adalah

sebagai berikut :

1. Biaya pembelian adalah biaya untuk melakukan pembelian bahan baku yang

besarnya sebesar harga beli produk sayuran dari para pemasok.

43

Page 67: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

2. Biaya penyusutan adalah biaya yang timbul akibat penyusutan produk

sayuran segar baik kualitas maupun kuantitas dalam kegiatan pengadaan

sayuran segar dari para pemasok ke gudang perusahaan.

3. Biaya pengumpulan adalah biaya yang muncul ketika perusahaan mencari

dan menjemput bahan baku sayuran segar dari pemasok.

4. Biaya administrasi umum adalah biaya yang meliputi adminstrasi pembelian

bahan baku, gaji karyawan gudang, gaji sopir pengumpulan, gaji staf kantor

perusahaan, gaji sopir dan tim expedisi, biaya listrik dan air, biaya sewa

kantor dan gudang, serta administrasi toko.

5. Biaya pengemasan langsung adalah biaya yang berhubungan dengan

pengemasan langsung produk sayuran.

4.5.2. Penentuan Biaya Distribusi

Kegiatan distribusi produk sayuran adalah kegiatan pemindahan hak milik

produk dari produsen ke konsumen. Kegiatan ini selain melibatkan produsen dan

konsumen juga melibatkan lembaga-lembaga pemasaran terkait. Jadi biaya

distribusi dalam penelitian ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

mengangkut produk sayuran dari CV X ke konsumen atau pelanggan perusahaan,

seperti biaya kemasan tak langsung atau pengepakan, biaya transportasi, biaya

tolakan atau reject, dan potongan penjualan. Sedangkan biaya administrasi toko

serta gaji tim expedisi dan sopir distribusi sudah termasuk ke dalam biaya

administrasi umum di atas. Karena sistem jual ke kelompok pelanggan perusahaan

adalah sistem jual putus, maka risiko yang timbul setelah penyerahan produk

ditanggung sepenuhnya oleh supermarket atau hypermarket tersebut. Definisi

44

Page 68: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya distribusi adalah sebagai berikut :

1. Biaya pengepakan produk sayuran adalah biaya kemasan tidak langsung,

seperti kontainer-kontainer plastik yang biasa digunakan untuk mengangkut

produk dari perusahaan ke konsumen atau pelanggan perusahaan, yaitu pasar-

pasar modern

2. Biaya transportasi adalah biaya pengangkutan satu unit produk sayuran dari

perusahaan menuju ke toko-toko pelanggan dalam hal ini Carrefour dan

Hypermart yang dikelompokkan ke dalam delapan jalur pendistribusian.

3. Biaya tolakan atau reject toko adalah biaya yang harus ditanggung oleh

perusahaan akibat adanya tolakan dari toko karena produk tersebut tidak

sesuai standar toko atau akibat adanya keterlambatan kedatangan produk

tersebut dan biaya karena adanya penyusutan produk selama dalam

perjalanan.

4. Potongan penjualan meliputi biaya rabat dan biaya promosi sesuai dengan

kesepakatan kontrak antara perusahaan dengan pihak Carrefour dan

Hypermart.

4 .6. Analisis Model

4.6.1. Fungsi Tujuan

Penelitian ini memiliki fungsi tujuan untuk meminimalkan biaya

transportasi pengadaaan dan distribusi produk sayuran segar dari pemasok ke

toko-toko pelanggan CV X. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data

periode harian yang dihitung sehingga menjadi bentuk periode bulanan, meliputi

jumlah penawaran yang dikirim dari sumber pasokan ke perusahaan maupun dari

45

Page 69: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

perusahaan ke toko-toko pelanggan. Kondisi tersebut dimodelkan dalam bentuk

model transportasi untuk kedua puluh macam sayur kelompok fast moving

product per periode penawaran dan permintaan. Keduapuluh produk sayuran

tersebut akan dikelompokkan berdasarkan kelompok jenisnya, sehingga model

optimalisasi dirumuskan menjadi 5 model, yaitu model leaf vegetables yang

terdiri dari caisim, selada kepala, daun bawang besar A dan daun bawang besar B.

Pada pengelompokkan produk sayurannya, perusahaan sebenarnya memasukkan

selada kepala ke dalam jenis sayuran lettuce dan daun bawang besar ke dalam

jenis sayuran herb, namun untuk menyederhanakannya sayuran jenis lettuce dan

herb digabung dengan jenis leaf vegetables yang dalam hal ini adalah caisim.

Model kedua adalah model root vegetables yang terdiri dari wortel, kentang A dan

kentang B, kemudian diikuti oleh model garnish vegetables yang terdiri dari

timun lokal, tomat A dan tomat B, model cabbage yang terdiri dari kol putih,

brokoli A, brokoli B, kembang kol A, kembang kol B, dan sawi putih, serta model

spices yang terdiri dari cabe keriting A, cabe keriting B, cabe merah A, dan cabe

merah B. Pengelompokkan keduapuluh sayuran fast moving tersebut juga

disebabkan karena terbatasnya alat analisis yang digunakan (LINDO) yang hanya

dapat menampung 120 kendala dalam satu model serta agar dapat melihat

kelompok mana yang komposisinya kurang efisien dibandingkan yang lain. Biaya

yang ditanggung oleh perusahaan dalam model transportasi ini mencakup biaya

pengadaan dan biaya distribusi produk sayuran dari sumber ke pasokan ke tempat

tujuan. Besarnya biaya ditentukan oleh kuantitas yang dipasok dan didistribusikan

dalam setiap periode. Oleh karena itu jumlah yang dipasok dan yang

didistribusikan menjadi variabel keputusan dalam fungsi tujuan, dan biaya dari

46

Page 70: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

setiap aktivitas (pengadaan dan distrbusi) dijadikan sebagai koefisien fungsi

tujuan.

Model transportasi yang meminimumkan total biaya pengadaan dan

distribusi untuk periode bulanan dapat diformulasikan sebagai berikut :

Fungsi tujuan :

Dimana :

Z = biaya pengadaan dan distribusi produk sayuran yang diminimumkan

Cnij = biaya pengadaan dan distribusi per unit produk sayuran segar yang

dipasarkan dari sumber pengadaan i ke tempat tujuan j (Rp/kg)

Xnij = jumlah sayuran yang akan dipasarkan oleh perusahaan dari sumber

pengadaan i ke tempat tujuan j (kg)

n = jenis sayuran

i = sumber pasokan

j = tempat tujuan

4.6.2. Fungsi Kendala

Kendala-kendala yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Jumlah sayuran segar yang dikirim dari sumber pasokan ke tempat tujuan

harus lebih kecil atau sama dengan jumlah penawaran sayuran segar dari

sumber pasokan (kendala penawaran).

2. Jumlah sayuran segar yang diterima pelanggan harus lebih besar atau sama

dengan jumlah permintaan pelanggan tersebut (kendala permintaan).

3. Variabel-variabel keputusan non-negativitas.

47

Page 71: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Kendala :

Xnij 0

i=1,2,3,4

j = 1,2,3,4,5,6,7,8

n = 1,2,3,…20

Keduapuluh sayuran fast moving product yang sumber pengadaannya

berasal dari lebih dari satu pemasok ini, nantinya akan dicari alternatif atau

komposisi terbaik dari kegiatan pengadaan dan distribusinya. Dalam penelitian

ini, sumber pengadaan disederhanakan menjadi empat jenis pemasok, yaitu petani

(P), petani pengumpul (PP), bandar (B), dan pasar (PS), sedangkan tempat tujuan

distribusi yang terdiri dari 26 toko Carrefour dan 15 toko Hypermart

dikelompokkan ke dalam jalur-jalur distribusi CV X sebagai berikut :

Jalur 1 : Carrefour ITC BSD, Permata Hijau, Ambassador, Taman mini,

Bluemall, HPM kebon kacang, dan HPM Serpong

Jalur 2 : Carrefour Cikokol, Kramat jati, HPM Karawaci, HPM Metropolis

Jalur 3 : Carrefour Cibinong, ITC Depok, HPM Cibubur, HPM Depok,

HPM Belanova

Jalur 4 : Carrefour Taman Palem, Ratu Plaza, Duta merlin,

HPM Gajah mada, HPM Daan mogot

48

Page 72: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Jalur 5 : Carrefour Cempaka putih, Pluit, Cempaka Mas, MT Haryono,

Mangga dua, Kelapa Gading, HPM Kelapa Gading

Jalur 6 : Carrefour Cakung, HPM Cibitung

Jalur 7 : Carrefour Ciledug, Lebak Bulus, Puri Indah,

HPM Cikarang, Grandmall

Jalur 8 : Carrefour Mollis, Kircon, Braga, Sukajadi, HPM MTC, HPM BIP

Lokasi toko-toko Carrefour dan Hypermart pada Jalur 1 sampai jalur 7 berada di

wilayah Jakarta sedangkan jalur 8 berada di wilayah Bandung. Lokasi dari setiap

toko atau daerah jalur distribusi di Jakarta dapat dilihat pada peta wilayah Jakarta

pada Lampiran 6.

4 .7. Analisis Rugi-Laba

Analisis rugi/laba dilakukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan

atau kerugian yang dialami oleh perusahaan secara aktual pada tahun 2007 untuk

kedua puluh komoditi sayuran segar fast moving. Keuntungan atau kerugian

tersebut diperoleh dari selisih penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dari komposisi pengadaan dan distribusi aktualnya, dalam hal ini

adalah proporsi biaya terbesar, yaitu biaya pengadaan dan distribusi produk. Biaya

yang dikeluarkan CV X seperti sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya terdiri

dari biaya pengadaan dan distribusi produk. Biaya pengadaan dan distribusi ini

dihitung per kg untuk masing-masing poduk sayuran segar setiap bulannya

dengan menjumlahkan biaya yang dikeluarkan dari pengadaannya atau harga beli

produk hingga didistribusikan ke masing-masing jalur distribusi. Keseluruhan

biaya aktual kelompok fast moving perusahaan dikalikan dengan komposisi aktual

49

Page 73: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

jumlah pengiriman produk dari setiap pemasok ke jalur distribusi. Selanjutnya

analisis rugi/laba juga dilakukan pada komposisi hasil optimalisasi dan akan

dilihat apakah biaya yang diperoleh dari hasil optimalisasi akan lebih efisien dan

meningkatkan keuntungan atau justru sebaliknya.

4 .8. Batasan Operasional

Batasan-batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kedua puluh sayuran fast moving berasal lebih dari satu pemasok, yaitu

petani, petani pengumpul, bandar dan pedagang pasar. Sedangkan tujuan

distribusi ditetapkan menjadi delapan jalur distribusi di wilayah Jakarta dan

Bandung. Kombinasi kelompok pemasok yang memasok dan jalur distribusi

yang meminta sayuran dapat berubah setiap bulannya.

2. Jumlah sayuran fast moving yang dipasok maupun didistribusikan telah

dikonversi ke dalam satuan kg.

3. Model transportasi yang digunakan adalah balanced transportation atau

jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran.

4. Dalam model transportasi ditetapkan bahwa semua variabel adalah linier

sedangkan pada kenyataannya tidak semua variabel linier, seperti biaya dan

keuntungan.

4 .9. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat batasan penelitian yang digunakan untuk

menyederhanakan masalah, yaitu data aktual komposisi pengadaan dan distribusi

50

Page 74: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

perusahaan yang akan dibandingkan dengan komposisi pengadaan dan distibusi

optimal didapatkan dari proporsi pasokan dari masing-masing kelompok

pemasok. Asumsi yang digunakan adalah pasokan sayuran dari berbagai pemasok

perusahaan memiliki standar kualitas yang relatif sama serta karakteristik dan

spesifikasi kualitas sayuran yang dikirim ke semua toko pelanggan juga relatif

sama.

51

Page 75: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

V. GAMBARAN PERUSAHAAN

5 .1. Sejarah Perkembangan Perusahaan

CV X dirintis sejak tahun 1994 oleh alumni Fakultas Pertanian Universitas

Padjajaran, Bandung, yaitu Ahmad Rivani dan Trisnaran. Keinginan untuk

memiliki usaha sendiri dan tidak bergantung pada orang lain menjadi tekad yang

kuat untuk memulai usaha pasokan sayur-mayur ini. Pada awal berdiri, CV X

memasok Restoran Kintamani sebagai konsumen awalnya hingga akhirnya

memperluas pasarnya dengan dipercaya sebagai pemasok PT. Matahari Putra

Prima di Jabotabek dan Jawa Barat.

Pada tahun 1997, CV X bergabung dengan salah satu perusahaan besar di

Jakarta, yaitu Triple A sebagai usaha untuk memperbesar modal kerja dan

menjaring pasar yang lebih potensial. Bersama Tripel A, perusahaan berhasil

mendapat proyek sebagai pemasok utama salah satu hypermart terbesar di dunia

di bawah perusahaan Amerika, yaitu Wallmart. Bekerjasama dengan Wallmart

merupakan kemajuan bagi perusahaan untuk mendapatkan omzet penjualan yang

lebih besar. Pada saat itu perusahaan memutuskan untuk memfokuskan usahanya

melayani Wallmart dan mengalihkan pelanggan supermarket ke pemasok lain

dengan alasan untuk memaksimalkan pelayaannya. Namun kerjasama dengan

Wallmart ini tidak bertahan lama sesuai harapan karena Wallmart yang menjadi

konsumen tunggal dan kunci keuangan perusahaan menjadi salah satu korban

kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Akibat peristiwa tersebut, CV X harus

menghentikan kegiatan operasionalnya bahkan Triple A memutuskan untuk tutup

karena menganggap risiko investasi di bidang pertanian sangatlah besar.

Page 76: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Seiring dengan krisis moneter tahun 1998, muncul pemain baru pasar

modern di Indonesia, yaitu Carrefour. Berbekal pengalaman sebelumnya, CV X

menetapkan Carrefour sebagai target marketingnya. Perusahaan akhirnya berhasil

memulai usahanya kembali dengan pangsa pasar Carrefour, Continent dan

Matahari. Perkembangan Carrefour yang cukup pesat dan bergabungnya

Continent ke dalam Group Carrefour membuat perusahaan mengubah target

pasarnya dan memutuskan untuk fokus melayani Carrefour pada tahun 2000.

Selain itu CV X juga bekerjasama dengan Carrefour dalam mewujudkan proyek

bersama membangun rantai pasokan sejak dari produsen hingga ke ritel, yaitu

proyek penanaman brokoli dan cabe merah keriting di desa Cijanggel, Lembang,

namun proyek tersebut tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan adanya persaingan

yang kuat dengan beberapa hypermart baru yang bermunculan di Indonesia yang

membuat pihak ritel harus lebih fokus pada persaingan harga tanpa harus

memikirkan rantai pasokan dari produsen.

Perubahan kebijaksaaan dari Carrefour tersebut mendorong perusahaan

untuk mancari alternatif pasar baru agar omzet perusahaan tetap terjaga bahkan

meningkat. Sehingga tahun 2002 perusahaan bekerjasama dengan Yogya

Department Store untuk memasok buah-buahan, dan dengan supermarket Club

Store pada tahun 2003 untuk memasok sayuran dan buah, dan beberapa

hypermart-hypermart yang baru beroperasi. Kerjasama dengan ClubStore tidak

bertahan lama sehingga hingga tahun 2007, pelanggan CV X hanya terdiri dari

toko-toko Carrefour dan Hypermart. Pada tahun 2008 ini, perusahaan memulai

kerjasamanya dengan swalayan Makro di Jakarta dan baru-baru ini perusahaan

memiliki anak cabang, yaitu Amarta Bizma yang melayani permintaan dari

53

Page 77: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

konsumen restoran, hotel, dan rumah sakit.

5 .2. Gambaran Unit Bisnis Perusahaan

Sejak berdiri pada tahun 1994, CV X tetap konsisten sebagai pemasok

sayuran segar. Saat ini perusahaan memasok sekitar 127 item sayuran untuk para

pelanggannya, terutama Carrefour dan Hypermart dengan produk sayuran yang

running setiap hari sekitar 100 item dan beberapa jenis bumbu dapur (empon-

emponan). Seiring perkembangannya, perusahaaan juga memasok buah-buahan,

seperti nanas, alpukat, sawo, mangga, manggis dan semangka baby black; ikan;

bahkan bunga pada saat-saat tertentu, seperti hari valentine. Untuk item-item,

seperti buah, ikan, dan bunga hanya dipasok oleh perusahaan jika ada permintaan

dari toko dan pihak perusahaan menyanggupinya. Namun, komoditi utama CV X

tetap sayuran segar.

5 .3. Lokasi Perusahaan

CV X berlokasi di Kabupaten Bandung, tepatnya di Jl. Panorama No.54,

Desa Kayu Ambon, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini sangat

tepat untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan melihat daerah Bandung

adalah salah satu sentra produk pertanian, khususnya sayuran. Perusahaan

memiliki kantor utama serta gudang untuk proses penanganan sayuran sebelum

dikirim ke pelanggan (Lampiran 7). Gudang yang dimiliki dapat dikategorikan

menjadi dua, yaitu gudang basah dan gudang kering, sedangkan gudang untuk

produk buah-buahan berada di lokasi lain. Selain itu, perusahaan juga

menyediakan penginapan bagi tim ekspedisi (tim pengantar barang di toko-toko)

54

Page 78: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

di Jakarta untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan.

5 .4. Struktur Organisasi

Dari awal pertama berdiri, CV X memiliki visi dan misi yang jelas untuk

membawa dunia pertanian ke dalam era modernisasi dan globalisasi. Visi

perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian, sedangkan

misi perusahaan adalah sebagai berikut :

Mengadakan produk pertanian yang berkualitas dan berkesinambungan sesuai

kebutuhan toko,

Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas pelayanan untuk

meningkatkan toko dan konsumen,

Mengembangkan sistem agribisnis melalui pola kemitraan dan kerjasama

dengan para petani, petani-supplier, dan toko.

Struktur organisasi di CV X sendiri terdiri dari direktur yang dipegang

oleh Bapak Ahmad Rivani yang didampingi oleh Corporate Secretary (Lampiran

8). Di bawahnya terbagi menjadi Divisi Operasional dan Divisi Finance dan

Administration yang dipegang oleh seorang general manajer. Divisi Operasional

didukung oleh 5 orang staf Subdivisi Administrasi Operasional, 6 orang staf

Subdivisi Purchasing, 14 orang Subdivisi Processing, 7 orang staf Subdivisi

Distribusi And Marketing, dan Subdivisi Research And Development. Masing-

masing subdivisi dipimpin oleh seorang manajer. Sedangkan Divisi Keuangan

dan Administrasi saat ini terbagi menjadi dua subdivisi, yaitu Subdivisi Finance

and Accounting dengan 5 orang staf pelaksana dan Subdivisi Personalia dan

Umum dengan 12 orang staf. Masing-masing subdivisi dipimpin oleh seorang

55

Page 79: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

manajer. Untuk melakukan kegiatan operasionalnya dari pengadaan barang

hingga distribusi, sampai Desember 2007 perusahaan memiliki 66 buruh yang

bekerja di gudang dengan upah harian, terdiri dari pria dan wanita dengan lulusan

dari SD hingga SLTA. Jumlah karyawan ini masih ada kemungkinan untuk

bertambah. Selain itu, terdapat 13 sopir yang bertugas dalam pengadaan beberapa

produk yang harus dijemput dari supplier dan pendistribusian produk serta 37

orang yang tergabung dalam tim ekspedisi yang bertugas dalam pengiriman

produk ke toko-toko pelanggan.

56

Page 80: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

VI. AKTIVITAS SERTA BIAYA PENGADAAN DAN DISTRIBUSI

SAYURAN SEGAR KELOMPOK FAST MOVING

7.1. Aktivitas Pengadaan Sayuran

Pengadaan sayuran dalam hal ini mencakup aktivitas pembelian hingga

penanganan sebelum didistribusikan. Aktivitas pengadaan adalah tahap awal

kegiatan operasional perusahaan dengan unit bisnis distribusi ini. Proses

pengadaan sayuran dilakukan oleh bagian purchasing dan processing.

6.1.1. Tahap Purchasing

Tahap purchasing atau pembelian diawali dengan pemesanan produk

sayuran ke beberapa supplier atau pemasok. Pemasok perusahaan secara umum,

terdiri dari petani, petani pengumpul (kelompok tani), pedagang pengumpul

(bandar), dan pedagang pasar. Khusus untuk pasokan dari pasar hanya dilakukan

jika pasokan sayur dari ketiga pemasok lainnya tidak dapat memenuhi permintaan

toko, namun untuk beberapa komoditi pemasok dari pedagang pasar menjadi

pemasok tetap CV X karena belum ada petani yang dapat memasok produk-

produk tersebut secara kontinyu. Pemasok atau supplier CV X berasal dari hampir

seluruh sentra pertanian di Jawa Barat, seperti Lembang, Garut, Pangalengan,

Cianjur, Sumedang, dll tergantung jenis produk sayurannya.

Beberapa daerah memiliki spesifikasi mayoritas sayuran yang dipasok,

seperti tomat biasanya dari Garut kemudian brokoli, selada, dan kembang kol

banyak diambil dari Lembang. Hal ini disebabkan sayuran tersebut banyak

diproduksi pada daerah-daerah tersebut. Selain berasal dari sentra pertanian di

Jawa Barat, terkadang perusahaan juga harus mencari ke pemasok di luar Jawa

Page 81: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

barat untuk memenuhi permintaan pelanggan, seperti kentang dari Daerah Dieng,

Jawa tengah. Ketika upaya untuk mencari pemasok sayur masih belum cukup

memenuhi permintaan toko, perusahaan biasanya membeli produk sayuran

tersebut dari pedagang di pasar, yaitu Pasar Andir dan Caringin, Bandung dengan

konsekuensi harga yang lebih mahal dibandingkan dengan pemasok petani, petani

pengumpul atau pedagang pengumpul.

Secara umum, jenis sayuran yang dipasok oleh CV X dapat dikategorikan

menjadi dua, yaitu :

1. Fast moving product

Fast moving product adalah produk-produk sayuran yang dapat dikatakan

sebagai produk unggulan CV X. Produk-produk fast moving tersebut dapat

dikatakan kunci operasi perusahaan. Hal ini bukan karena margin labanya yang

besar namun karena jumlah produk yang diminta oleh pelanggan setiap harinya

cukup besar, selain itu harga untuk beberapa produk fast moving cukup

berfluktuasi. Produk-produk yang termasuk dalam kategori ini kurang lebih ada

13 jenis, seperti caisim, selada kepala (lettuce), daun bawang besar, kentang,

wortel, timun lokal, tomat, kembang kol, brokoli, kol putih, sawi putih, dan cabe

merah (cabe merah keriting dan cabe merah besar). Ketiga belas jenis di atas jika

diuraikan menurut gradenya menjadi dua puluh macam sayuran, yaitu sebagai

berikut caisim, selada kepala (lettuce), daun bawang besar A dan B, kentang A

dan B, wortel, timun lokal, tomat A dan B, kembang kol A dan B, brokoli A dan

B, kol putih, sawi putih, cabe keriting A dan B, cabe merah besar A dan B.

58

Page 82: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

2. Slow moving product

Produk sayuran dapat dikategorikan sebagai slow moving product di CV X

jika permintaan sayuran tersebut relatif kecil setiap harinya dan dari segi harga

juga tidak terlalu berfluktuasi. Termasuk ke dalam kategori ini adalah bayam,

kangkung, daun bawang, labu siam, nangka muda, tauge, buncis, dll. Biasanya

permintaan toko untuk jenis sayuran ini kurang lebih di bawah 100 kg per hari

bahkan di bawah 50 kg.

Fokus penelitian ini adalah produk unggulan perusahaan, yaitu dua puluh

macam sayuran kelompok fast moving product. Prosedur pembelian sayuran-

sayuran tersebut seperti halnya dengan produk lain diawali dengan diterimanya

order masing-masing toko. Produk yang diorder oleh toko biasanya dikirim lewat

faximili dan telepon, kemudian dicatat dalam form pembagian order harian baru

dilakukan tahap selanjutnya, yaitu pemesanan produk kepada para pemasok.

Kegiatan pemesanan produk yang meliputi perjanjian tidak tertulis tentang

kesanggupan menjadi pemasok dan negoisasi harga biasanya dilakukan lewat

telepon. Kegiatan negoisasi atau tawar-menawar harga dengan pemasok dilakukan

sejak hari Senin dan berlaku dari hari Rabu hingga Selasa minggu depannya. Jadi

tingkat harga yang berlaku adalah tingkat harga mingguan untuk semua produk

sayuran, kecuali produk-produk tertentu, seperti cabe, tomat, dan kentang. Hal ini

disebabkan karena harga produk-produk tersebut sangat berfluktuasi.

Pemasok-pemasok produk fast moving dapat dikelompokkan menjadi

petani, petani pengumpul atau kelompok tani, pedagang pengumpul atau bandar,

dan pedagang pasar. Masing-masing komoditi ada yang dipasok hanya dari satu

kelompok pemasok, misal petani atau petani pengumpul saja, namun ada juga

59

Page 83: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

yang dipasok lebih dari satu pemasok. Di setiap periode bulan, pemasok untuk

beberapa komoditi dapat berubah-ubah. Pemasok kontinyu dari produk caisim,

selada kepala, daun bawang besar, wortel, timun lokal, kembang kol, brokoli, kol

putih, sawi putih berasal dari petani dan petani pengumpul. Jika pasokan dari

pemasok kontinyu tidak dapat memenuhi order konsumen, pihak purchasing akan

berusaha mencari produk di pasar. Sedangkan untuk produk kentang, tomat, cabe

keriting dan cabe merah pemasok yang kontinyu dapat berasal dari petani, petani

pengumpul, bandar atau pedagang pasar. Pada produk kentang, cabe keriting, dan

cabe merah pedagang pasar dapat menjadi pemasok tetap bahkan pemasok

tunggal ketika pasokan dari kelompok pemasok lain sulit untuk didapatkan dan

tidak kontinyu. Di sini terlihat CV X memprioritaskan kekontinyuan pasokan

sayur dari pemasok, karena hal tersebut penting untuk menjaga kualitas layanan

perusahaan ke konsumen-konsumennya.

Tahap selanjutnya setelah terjadi kesepakatan sebagai pemasok CV X

adalah kegiatan pengumpulan sayuran segar ke gudang perusahaan untuk diolah

lebih lanjut. Proses pengumpulan bahan baku sayuran segar di CV X dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu diantar atau dijemput bergantung pada

kesepakatan antara pemasok dan pihak perusahaan. Beberapa pemasok ada yang

meminta perusahaan untuk mengambil sendiri sayuran segarnya, sedangkan

beberapa yang lain lebih memilih untuk mengantarkan sendiri produknya ke CV

X. Produk sayuran segar dari pemasok sebagian besar datang pada sore hingga

malam hari. Namun, ada juga yang datang pada pagi hingga siang hari. Sayuran

yang telah masuk ke gudang perusahaan akan diterima oleh bagian receiving

60

Page 84: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

gudang untuk ditimbang kemudian masuk ke bagian processing untuk ditangani

lebih lanjut.

6.1.2. Tahap Processing

Pada tahap processing, sayuran diproses lebih lanjut, seperti pembersihan,

sortasi, grading, penimbangan, pengemasan, pelabelan, dan pengepakan produk.

Pembersihan produk dilakukan pada komoditi-komoditi tertentu, seperti kentang

yang biasanya belum melalui tahap pembersihan dari pemasok. Kegiatan

pembersihan dilakukan di gudang basah perusahaan. Selanjutnya dilakukan proses

sortasi dan grading, yaitu pemilihan dan pengkelasan sayuran menurut

kualitasnya, seperti daun bawang besar dibedakan menjadi daun bawang besar A

dan daun bawang besar B, kentang menjadi kentang A dan kentang B, begitu juga

tomat, kembang kol, brokoli, cabe keriting, dan cabe merah. Menurut manajer

processing CV X, produk sayuran segar yang datang ke gudang perusahaan

sebagian besar sudah sesuai standar perusahaan. Hal ini dikarenakan pemasok

biasanya sudah lama menjalin kerjasama dengan pihak CV X. Jadi proses sortasi

dan grading sebenarnya sudah dilakukan sejak di tingkat petani dan pedagang.

Terdapat tiga sistem pembelian CV X dengan pemasoknya yang terkait dengan

proses penyortiran, yaitu :

1. Pembelian datang, yaitu barang disortir dan dinota di bagian penerimaan.

Pada sistem ini, penyusutan barang karena penyortiran di bagian pengemasan

menjadi tanggungan CV X. Oleh karena itu penyortiran yang dilakukan untuk

barang datang harus dimaksimalkan.

61

Page 85: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

2. Pembelian jadi, yaitu barang disortir dan dinota di bagian pengemasan.

Dalam hal ini biaya penyusutan yang ditanggung oleh CV X dapat

diminimalkan, karena barang yang tidak sesuai standar perusahaan akan

dikembalikan ke pemasoknya.

3. Pembelian palasi, yaitu pemasok memberikan kelebihan kuantitas barang

untuk kemungkinan terjadinya penyusutan.

Ketiga sistem di atas sudah disepakati sejak awal baik oleh pihak

perusahaan maupun pemasok. Adapun tujuan dilakukannya sortasi dan grading

adalah sebagai berikut :

1. Memisahkan hasil panen yang baik dengan yang kurang baik, tidak

mengalami kerusakan fisik, dan terlihat menarik serta sesuai dengan kualitas

yang telah ditetapkan

2. Mendapatkan buah yang memiliki keseragaman baik dalam ukuran maupun

kualitasnya

3. Mempermudah penyusunan dalam kemasan

4. Mempermudah perhitungan dan mempermudah pembeli untuk mendapatkan

sayuran yang sesuai dengan keinginannya

5. Mendapatkan harga yang tinggi di pasaran

Pada proses grading (pengkelasan) sayuran, perusahaan berusaha

menyesuaikan dengan keinginan konsumennya. Standar antara konsumen

Carrefour dan Hypermart tidaklah sama, biasanya standar toko-toko Carrefour

lebih tinggi dibanding Hypermart. Namun, secara umum standar kedua retail

tersebut sama.

62

Page 86: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Tahap penanganan selanjutnya adalah pengemasan. Setelah melalui sortasi

dan grading, sayuran ditimbang sesuai dengan kemasannya. Pada prakteknya,

pengemasan produk sayur di CV X dapat dibedakan menjadi :

1. Pengemasan langsung, yaitu pengemasan yang berhubungan langsung dengan

produk. Bahan kemasan yang digunakan berupa plastik, plastik wrapping,

polynet (jaring), tisue, dan selotip. Plastik digunakan pada produk kentang,

tomat, cabe keriting, dan cabe merah besar. Plastik wrapping digunakan pada

produk timun lokal, kembang kol, kol putih, dan sawi putih. Bahan kemasan

polynet (jaring) digunakan untuk produk wortel dan kentang. Sedangkan tisue

dan selotip biasanya digunakan untuk kol putih, kembang kol, brokoli, dan

untuk mengikat daun bawang besar serta caisim. Berat perkemasan ini

bervariasi menurut permintaan konsumen, mulai dari 125 gram hingga 2 kg.

2. Pengemasan tak langsung, yaitu pengemasan pada saat pengiriman dari

gudang perusahaan ke konsumen atau disebut juga pengepakan. Fungsi dari

kemasan tidak langsung ini adalah melindungi produk sayur dari kerusakan

dan memudahkan pengaturan dalam pendistribusian. Bahan pengemas ini

dapat berupa kontainer-kontainer plastik.

Proses pengemasan langsung bertujuan untuk memberikan perlindungan

langsung kepada produk sayur, menambah daya tarik, dan meningkatkan harga

jual atau nilai ekonomi produk sayur yang akan dipasarkan. Proses pengemasan

langsung kemudian dilanjutkan dengan pelabelan yang disesuaikan dengan toko

pelanggan apakah Carrefour atau Hypermart. Setelah itu, sayuran dipak agar

memudahkan proses pendistribusian dan akhirnya siap untuk dibagi berdasarkan

permintaan toko-toko pelanggan.

63

Page 87: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

7.2. Aktivitas Distribusi Sayuran

Sebagai perusahaan distributor sayuran segar, CV X termasuk salah satu

perusahaan distributor yang besar di Bandung. Hal ini terbukti dengan jumlah

toko-toko pelanggan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pelanggan CV

X pada tahun 2007 meliputi Carrefour dan Hypermart dengan jumlah toko

Carrefour yang dipasok kurang lebih berjumlah 26 toko dan Hypermart kurang

lebih 15 toko.

Sehari sebelum pengiriman produk sayuran, perusahaan menerima order

toko melalui faximili atau telepon. Pada umumnya pesanan yang diterima

sebelumnya, sudah diawali dengan negoisasi harga yang dilakukan seminggu

sekali dan dapat berubah setiap harinya. Order kemudian diterima dan dicatat oleh

bagian gudang sehingga mereka tahu berapa jumlah sayur yang harus

dipersiapkan untuk dikirim. Pencatatan order dilakukan berdasarkan nama toko

pelanggan, lokasi, produk sayur yang diminta, dan volume pesanan.

Kegiatan distribusi adalah kegiatan pengiriman produk yang telah dikemas

secara langsung untuk didistribusikan ke toko-toko pelanggan. Kegiatan distribusi

CV X dilakukan oleh bagian distribusi perusahaan. Bagian distribusi dapat

dikatakan sebagai penyimpul semua bagian dari bagian purchasing hingga

processing. Tugas inti distribusi adalah mengantarkan barang yang telah diolah di

gudang ke toko-toko pelanggan. Syarat yang harus diperhatikan oleh petugas

pengantaran barang adalah PO atau faktur order, surat jalan, dan produk itu

sendiri. Setelah ketiga syarat tersebut terpenuhi, maka sayuran siap untuk

diangkut dan diantar dengan menggunakan armada distribusi milik perusahaan.

Armada distribusi tersebut berupa empat buah mobil engkel dan sebuah mobil

64

Page 88: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

double. Selain itu perusahaan juga menyewa dua buah mobil double untuk

memaksimalkan pengiriman sayur. Tiap armada melayani beberapa pelanggan

berdasarkan lokasi atau jalur distribusinya dan volume pesanan. Jalur distribusi

perusahaan terbagi ke dalam delapan jalur, yaitu tujuh jalur di wilayah Jakarta dan

satu jalur ke wilayah Bandung. Secara rinci pembagian jalur tersebut adalah

sebagai berikut :

Jalur 1 : Carrefour ITC BSD, Permata Hijau, Ambassador, Taman mini,

Bluemall, HPM kebon kacang, dan HPM Serpong

Jalur 2 : Carrefour Cikokol, Kramat jati, HPM Karawaci, HPM Metropolis

Jalur 3 : Carrefour Cibinong, ITC Depok, HPM Cibubur, HPM Depok,

HPM Belanova

Jalur 4 : Carrefour Taman Palem, Ratu Plaza, Duta merlin, HPM Gajah mada,

HPM Daan mogot

Jalur 5 : Carrefour Cempaka putih, Pluit, Cempaka Mas, MT Haryono,

Mangga dua, Kelapa Gading, HPM Kelapa Gading

Jalur 6 : Carrefour Cakung, HPM Cibitung

Jalur 7 : Carrefour Ciledug, Lebak Bulus, Puri Indah,HPM Cikarang, Grandmall

Jalur 8 : Carrefour Mollis, Kircon, Braga, Sukajadi, HPM MTC, HPM BIP

Petugas distribusi yang bertugas mengantarkan barang ke toko-toko

pelanggan berdasarkan jalur distribusinya selain sopir adalah tim ekspedisi. Tim

ekspedisi adalah orang yang bertugas mengurus administrasi dan bernegoisasi

dengan pihak toko. Salah satu usaha untuk mempermudah dan mengefisienkan

pekerjaan, perusahaan menyediakan tempat tinggal atau kost-kostan untuk tim

ekspedisi di wilayah Jakarta. Agar jumlah yang diterima oleh toko sesuai degan

65

Page 89: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

surat jalan perusahaan, maka petugas distribusi membawa kertas yang disebut cek

quantity. Manfaat dari cek quantity adalah mengetahui berapa jumlah tolakan,

salah turun barang, kurang order, pemotongan timbangan, atau jumlah susut di

jalan. Produk sayur yang tidak diterima oleh toko atau yang disebut dengan

wastage akan dibawa kembali ke gudang perusahaan untuk diproses lebih lanjut.

Jika jumlah tolakan sangat berlebih biasanya perusahaan akan menjualnya ke

pasar dengan harga yang lebih murah. Oleh karena itu perusahaan terus berupaya

meminimalkan jumlah wastage sehingga kerugian yang dialami juga dapat

diminimalkan.

Petugas distribusi (sopir dan tim ekspedisi) dalam menjalankan tugas

pengantaran barang dan sebagai upaya meminimalkan wastage memiliki motto

distribusi yang harus selalu diingat, dipahami, dan dijalankan oleh, yaitu ”Cepat,

Tepat, dan Lugas”. ”Cepat” dalam hal pengantaran atau pengiriman barang

dibandingkan dengan distributor lain, ”Tepat” berarti apa yang dikirimkan sesuai

dengan permintaan toko tersebut, dan ”Lugas” dalam bernegosiasi dengan pihak

toko untuk meminimalkan wastage.

7.3. Struktur Biaya Pengadaan dan Distribusi

6.3.1. Biaya Pengadaan Sayuran Segar

Biaya pengadaan sayuran segar CV X dalam penelitian ini adalah biaya-

biaya yang dikeluarkan sejak pembelian bahan baku hingga tahap pengemasan

langsung sayuran, terdiri dari biaya pembelian bahan baku, biaya penyusutan,

biaya pengumpulan, biaya kemasan langsung, dan biaya administrasi. Biaya

pembelian dihitung berdasarkan harga beli dari masing-masing kelompok

66

Page 90: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

pemasok. Biaya penyusutan dihitung berdasarkan jumlah barang susut karena

proses pengangkutan atau penyortiran, sedangkan biaya pengumpulan dihitung

berdasarkan persentase antara harga beli dengan nilai pembelian bahan baku

secara keseluruhan terhadap biaya pengumpulan yang dikeluarkan oleh

perusahaan setiap bulannya dan juga berdasarkan perjanjian antara pemasok

dengan pihak perusahaan apakah produk sayuran tersebut diantar oleh pemasok

sendiri atau dijemput oleh perusahaan. Biaya pembelian bahan baku dan biaya

pengumpulan yang dikeluarkan untuk seluruh komoditi setiap bulannya dapat

dilihat pada Lampiran 9.

Biaya kemasan langsung dibebankan kepada produk sayur yang

membutuhkan pengemasan langsung sedangkan biaya administrasi dihitung

berdasarkan persentase nilai penjualan sayuran tersebut terhadap biaya

administrasi. Biaya administrasi di sini adalah biaya administrasi secara umum

mencakup gaji karyawan gudang, gaji sopir pengumpulan, gaji staf kantor

perusahaan, gaji sopir dan tim expedisi, biaya listrik dan air, biaya sewa kantor

dan gudang, serta administrasi toko. Struktur biaya pengadaan dua puluh komoditi

unggulan perusahaan pada bulan Januari hingga Desember dapat dilihat pada

Tabel 10, sedangkan rincian biaya per komoditinya dapat dilihat pada Lampiran

10-15.

Pada Tabel 10 terlihat bahwa biaya pengadaan terbesar ada di bulan

Oktober, yaitu Rp 1.298.264.594,16 dan diikuti oleh bulan September sebesar Rp

859.858.643,06. Besarnya biaya pengadaan pada dua bulan tersebut karena

adanya moment Hari Raya Idul Fitri dan bulan puasa sehingga kebutuhan kedua

puluh sayuran tersebut cukup besar dengan harga jual yang naik pada seminggu

67

Page 91: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

sebelum puasa, seminggu sebelum lebaran dan seminggu setelah lebaran.

Fenomena biaya pengadaan yang cukup besar juga terjadi pada bulan Januari yang

mencapai Rp 738.636.213,87. Hal ini lebih disebabkan pada bulan tersebut terjadi

musim penghujan bahkan Kota Jakarta sempat tergenang banjir sehingga pasar-

pasar tradisional tidak beroperasi. Konsekuensinya banyak konsumen yang

membeli kebutuhan sayurannya di pasar-pasar modern seperti Carrefour dan

Hypermart.

Tabel 10. Total Biaya Pengadaan Sayuran Segar Kelompok Fast Moving CV X

Tahun 2007

Besarnya proporsi masing-masing komponen biaya pada struktur biaya

pengadaan sayuran segar setiap bulannya di CV X dapat dilihat di Tabel 11

dengan rincian proporsi atau persentase masing-masing biaya per komoditi fast

moving dapat dilihat pada Lampiran 10-15. Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa

komponen biaya pengadaan terbesar adalah biaya pembelian bahan baku dengan

proporsi rata-rata sebesar 83,27 persen dari total biaya pengadaan setiap bulannya.

Besarnya biaya pembelian bergantung pada jumlah dan harga beli produk sayuran

tersebut. Harga beli per satuan produk berbeda menurut kelompok pemasoknya.

No Bulan Total Biaya Pengadaan (Rp)

1 Januari 738.636.213,87

2 Februari 689.443.210,06

3 Maret 611.619.941,41

4 April 602.396.809,29

5 Mei 612.701.950,26

6 Juni 536.279.687,55

7 Juli 702.024.853,55

8 Agustus 596.022.418,19

9 September 859.858.643,06

10 Oktober 1.298.264.594,16

11 November 526.865.410,68

12 Desember 558.578.281,42

68

Page 92: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Secara umum, harga beli dari kelompok petani dan petani pengumpul lebih murah

dibandingkan dengan kelompok bandar dan pasar. Hal itu karena rantai pemasaran

yang dilalui oleh bandar dan pasar induk lebih panjang dibandingkan dengan

petani atau petani pengumpul.

Tabel 11. Proporsi Masing-Masing Biaya pada Struktur Biaya Pengadaan Sayuran

Segar Kelompok Fast Moving CV X Tahun 2007

Biaya penyusutan dalam struktur biaya pengadaan sayuran segar CV X

mengambil proporsi rata-rata sebesar 2,64 persen. Biaya penyusutan produk

disebabkan oleh proses penyortiran dan susut angin atau kerusakan-kerusakan

akibat proses penyimpanan di gudang. Perlu diperhatikan bahwa proses

penyimpanan pada perusahaan sayuran segar ini hanya untuk produk-prduk

tertentu seperti kentang, wortel, dan umbi-umbian lain yang dapat disimpan

kurang lebih selama 1-2 hari.

Biaya pengumpulan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

mencari atau mengambil produk sayuran segarnya. Biaya pengumpulan ini tidak

memakan proporsi yang cukup besar, hanya sekitar 0,33-0,58 persen setiap

No Bulan

Biaya

B.Baku

(%)

Biaya

Penyusutan

(%)

Biaya

Pengumpulan

(%)

Biaya

Kemasan

(%)

Biaya

Administrasi

(%)

1 Januari 86,55 2,28 0,46 1,25 9,45

2 Februari 83,07 1,98 0,46 1,42 13,06

3 Maret 83,74 3,18 0,33 2,24 10,51

4 April 84,46 2,43 0,40 2,03 10,68

5 Mei 83,83 2,87 0,45 1,82 11,03

6 Juni 82,89 2,80 0,58 2,08 11,65

7 Juli 83,42 1,77 0,42 1,88 12,50

8 Agustus 82,36 2,27 0,45 1,93 12,99

9 September 82,48 2,69 0,58 1,14 13,11

10 Oktober 81,75 2,89 0,39 0,86 14,11

11 November 80,88 3,27 0,57 1,81 13,47

12 Desember 83,76 3,19 0,45 2,13 10,48

Rata-Rata Biaya 83.27 2,64 0,46 1,72 11,92

69

Page 93: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

bulannya karena sebagian besar pemasok lebih memilih untuk mengantar sendiri

produk sayuran segarnya ke gudang perusahaan dengan biaya pengantaran yang

telah dibebankan ke harga beli produk. Hal itu menyebabkan harga beli produk

berbeda-beda meskipun dari kelompok pemasok yang sama.

Biaya kemasan langsung adalah biaya yang dibebankan pada sayur-

sayuran yang membutuhkan pengemasan langsung. Beberapa komoditi fast

moving perusahaan dapat dikelompokkan menurut grade-nya, yaitu A dan B.

Perusahaan dalam mendistribusikan produk-produk tersebut menyesuaikan

permintaan pelanggan. Produk yang termasuk ke dalam grade A, seperti kentang

A, tomat A, cabe keriting A, dan cabe merah A biasanya tidak memerlukan

pengemasan langsung. Produk-produk tersebut dijual dengan cara digelar

sehingga biaya pengemasan untuk produk tersebut adalah nol. Sedangkan produk

kentang B, tomat B, cabe keriting B, dan cabe merah B memerlukan pengemasan

langsung dari bahan plastik atau polynet. Begitu juga dengan produk wortel dan

timun lokal, pengemasan dilakukan sesuai permintaan pelanggan, yaitu digelar,

dikemas menggunakan plastik atau polynet, atau di-wrapping.

Pada produk selada kepala dan kol putih terdapat perbedaan kemasan

antara Carrefour dengan Hypermart. Pelanggan Hypermart menginginkan produk

selada kepala dan kol putih dikemas dengan bahan plastik wrapping, sedangkan

Carrefour menginginkan kol putih tidak dikemas secara langsung atau digelar dan

selada kepala dikemas dengan menggunakan tissue dan selotip. Produk sawi putih

untuk pelanggan Carrefour ada yang digelar ada juga yang dikemas menggunakan

plastik wrapping. Sedangkan jenis caisim dan daun bawang besar pengemasannya

dilakukan dengan cara diikat. Biaya kemasan per kg yang dibebankan pada setiap

70

Page 94: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

produk dan pengelompokkan produk menurut kemasannya dapat dilihat pada

Lampiran 16. Biaya kemasan secara keseluruhan rata-rata sebesar 1,72 persen.

Biaya pengemasan terbesar terjadi pada bulan Maret, yaitu 2,24 persen dari total

biaya pengadaan pada bulan tersebut. Hal ini disebabkan banyaknya permintaan

produk sayur dengan kemasan langsung, seperti kentang B, tomat B, brokoli B,

cabe keriting B, dan cabe merah B. Sebaliknya biaya pengemasan terkecil terjadi

pada bulan Oktober, yaitu rata-rata hanya sebesar 0,86 persen dari total biaya

pengadaan pada bulan Oktober. Hal itu terjadi karena masyarakat lebih memilih

membeli komoditi-komoditi yang digelar dibanding dalam bentuk kemasan pada

bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Biaya administrasi perusahaan adalah biaya administrasi umum untuk

keseluruhan kegiatan operasi perusahaan dari pengadaan hingga distribusi. Untuk

memudahkan perhitungan maka biaya administrasi umum dimasukkan ke dalam

kelompok biaya pengadaan karena komponen utama biaya administrasi di sini

sebagian besar untuk kegiatan pengadaan produk sayuran segar. Biaya

administrasi dihitung berdasarkan persentase nilai penjualan terhadap biaya

administrasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya administrasi perusahaan

setiap bulannya dapat dilihat pada Lampiran 9. Secara keseluruhan, jumlah biaya

administrasi adalah 11,92 persen dari total biaya pengadaannya.

6.3.2. Biaya Distribusi Sayuran Segar

Biaya distribusi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

mendistribusikan produk sayuran segar yang telah dikemas secara langsung dan

siap untuk dibagikan ke toko-toko pelanggan. Total biaya distribusi sayuran segar

71

Page 95: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

fast moving di CV X setiap bulannya pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 12

dan secara rinci biaya distribusi untuk masing-masing komoditi dapat dilihat pada

Lampiran 17-22. Pada Tabel 12 dapat dilihat biaya distribusi terbesar yang

dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2007 adalah Rp 523.801.964,87 yang

terjadi pada bulan Oktober diikuti oleh bulan September, yaitu sebesar Rp

321.886.522,54 dan bulan Januari sebesar Rp 251.472.229,91. Besarnya biaya

pada bulan September dan Oktober dikarenakan bulan puasa dan adanya moment

Hari Raya Idul Fitri, sedangkan pada bulan Januari lebih disebabkan adanya

musibah banjir di kota Jakarta yang menyebabkan pasar-pasar tradisional tidak

dapat beroperasi sehingga konsumen beralih ke pasar-pasar modern untuk

memenuhi kebutuhan sayuran.

Tabel 12. Total Biaya Distribusi Sayuran Segar Kelompok Fast Moving CV X

Tahun 2007

Besarnya proporsi masing-masing komponen biaya pada struktur biaya

distribusi sayuran segar setiap bulannya di CV X dapat dilihat pada Tabel 13

dengan rincian proporsi atau persentase masing-masing biaya ditribusi per

komoditi fast moving dapat dilihat pada Lampiran 17-22. Struktur biaya distribusi

No Bulan Total Biaya Distribusi (Rp)

1 Januari 251.472.229,91

2 Februari 246.622.290,80

3 Maret 240.796.129,96

4 April 236.415.142,24

5 Mei 221.434.513,72

6 Juni 198.892.290,34

7 Juli 233.139.824,80

8 Agustus 205.808.332,43

9 September 321.886.522,54

10 Oktober 523.801.964,87

11 November 224.232.812,20

12 Desember 221.803.569,73

72

Page 96: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

sayuran segar di CV X terdiri dari biaya kemasan tidak langsung, biaya

transportasi, biaya tolakan, dan biaya potongan penjualan. Biaya penanganan

kemasan tidak langsung tidak dikelompokkan ke dalam biaya pengadaan, hal ini

disebabkan karena kemasan tidak langsung adalah proses penanganan yang

bertujuan untuk memudahkan proses pendistribusian sehingga biaya kemasan

tidak langsung atau pengepakan dimasukkan ke dalam kelompok biaya distribusi.

Biaya kemasan tidak langsung atau biaya pengepakan dihitung

berdasarkan nilai penyusutan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut produk

sayuran segar ke toko-toko pelanggan, yaitu berupa kontainer-kontainer. Besarnya

biaya pengepakan ini rata-rata sekitar 0,87 persen dari total biaya distribusi

perusahaan.

Tabel 13. Proporsi Masing-Masing Biaya pada Struktur Biaya Distribusi Sayuran

Segar Kelompok Fast Moving CV X Tahun 2007

Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut satu

unit produk sayuran segar dari gudang perusahaan menuju ke toko-toko

No Bulan B.Kemasan Tak B.Transportasi B.Tolakan B.Potongan

Langsung (%) (%) (%) Penjualan (%)

1 Januari 0,92 38,21 11,47 49,40

2 Februari 0,77 36,42 15,09 47,72

3 Maret 0,74 36,54 15,97 46,75

4 April 0,77 37,23 16,72 45,29

5 Mei 1,00 41,17 9,94 47,90

6 Juni 1,12 42,71 9,42 46,76

7 Juli 1,11 44,46 5,00 49,44

8 Agustus 1,15 45,86 5,74 47,24

9 September 0,59 44,40 10,27 44,75

10 Oktober 0,42 43,55 12,17 43,86

11 November 0,93 43,35 16,63 39,08

12 Desember 0,95 43,87 15,21 39,97

Rata-Rata Biaya 0.87 41,48 11,97 45,68

73

Page 97: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

pelanggan, yaitu Carrefour dan Hypermart. Biaya transportasi dihitung

berdasarkan jalur-jalur pendistribusiannya. Biaya transportasi rata-rata secara

keseluruhan sebesar 41,48 persen dari total biaya distribusi. Biaya transportasi

yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya dapat dilihat pada Lampiran 9.

Kelompok biaya distribusi lain adalah biaya tolakan atau reject, yaitu

biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena adanya tolakan dari toko

pelanggan. Tolakan toko dalam hal ini bisa terjadi karena produk tidak sesuai

standar mutu toko, keterlambatan perusahaan dalam mengirimkan produk sayur

ke toko-toko pelanggan, kesalahan penurunan barang, dan akibat adanya

penyusutan produk sayuran segar selama perjalanan. Biaya reject yang harus

ditanggung oleh perusahaan selama tahun 2007 rata-rata sebesar 11,97 persen.

Besarnya biaya reject dapat ini sebaiknya terus dikurangi karena jumlah barang

tolakan berpengaruh pada optimalisasi biaya pengadaan dan distribusi perusahaan.

Biaya lain yang juga harus diperhitungkan dalam proses distribusi adalah

biaya potongan penjualan, yaitu biaya rabat atau biaya promosi. Besarnya biaya

potongan penjualan ini merupakan hasil negosiasi perusahaan dengan pihak toko

pelanggan. Besarnya biaya potongan penjualan untuk setiap komoditi fast moving

didekati dengan menghitung persentase harga jual produk terhadap nilai penjualan

secara keseluruhan dikali dengan biaya potongan penjualan yang dikeluarkan oleh

perusahaan secara keseluruhan. Besarnya biaya potongan penjualan yang

dikeluarkan oleh perusahaan selama setahun untuk seluruh komoditi dapat dilihat

pada Lampiran 9. Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya potongan

penjualan setiap bulannya cukup besar, yaitu mencapai 45,68 persen dari total

biaya distribusi.

74

Page 98: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

VII. OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI

SAYURAN SEGAR KELOMPOK FAST MOVING

7.1. Analisis Model Optimalisasi

Kegiatan operasi perusahaan secara umum adalah mendistribusikan

produk-produk sayuran segar yang berkualitas ke toko-toko pelanggan, yaitu

Carrefour dan Hypermart. Secara keseluruhan proporsi terbesar biaya operasi

perusahaan adalah biaya pengadaan dan distribusi. Penelitian ini berupaya

membuat suatu model optimalisasi yang dapat mengefisiensikan biaya pengadaan

dan distribusi perusahaan sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Model optimalisasi yang digunakan adalah model transportasi yang merupakan

bentuk khusus dari program linier.

Pada penelitian ini dianalisis kegiatan harian perusahaan, yaitu pengadaan

dan distribusi sayuran segar berkualitas untuk periode tahun 2007 yang dibuat per

bulan. Objek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah komoditi-komoditi fast

moving, yaitu caisim, selada kepala, daun bawang besar A dan B, kentang A dan

B, wortel, timun lokal, tomat A dan B, kol putih, brokoli A dan B, kembang kol A

dan B, sawi putih, cabe keriting A dan B, cabe merah besar A dan B. Model yang

dibuat dalam penelitian ada 5 model dengan alasan adanya keterbatasan dari alat

analisis yang digunakan, yaitu LINDO yang hanya dapat menampung 120 kendala

dalam satu model, selain itu juga bertujuan agar dapat dilihat kelompok sayuran

mana yang kurang efisien dibanding kelompok lain.

Kelima model tersebut yang pertama adalah model leaf vegetables yang

terdiri dari caisim, selada kepala, daun bawang besar A dan daun bawang besar B.

Page 99: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Pada pengelompokkan produk sayuran di lapangan, perusahaan sebenarnya

memasukkan selada kepala ke dalam jenis sayuran lettuce dan daun bawang besar

ke dalam jenis sayuran herb, namun untuk menyederhanakannya sayuran jenis

lettuce dan herb digabung dengan jenis leaf vegetables yang dalam penelitian ini

adalah caisim. Model kedua adalah model root vegetables yang terdiri dari wortel,

kentang A dan kentang B, kemudian diikuti oleh model garnish vegetables yang

terdiri dari timun lokal, tomat A dan tomat B, model cabbage yang terdiri dari kol

putih, brokoli A, brokoli B, kembang kol A, kembang kol B, dan sawi putih, serta

model spices yang terdiri dari cabe keriting A, cabe keriting B, cabe merah A, dan

cabe merah B. Notasi yang digunakan untuk keduapuluh sayuran tersebut adalah

caisim (C), selada kepala (SLD), daun bawang besar A (DBA), daun bawang

besar B (DBB), kentang A (KTA), kentang B (KTB), wortel (W), timun lokal

(TMN), tomat A (TMA), tomat B (TMB), kol putih (KOL), brokoli A (BRA),

brokoli B (BRB), kembang kol A (KKA), kembang kol B (KKB), sawi putih

(SW), cabe keriting A (CKA), cabe keriting B (CKB), cabe merah A (CMA), cabe

merah B (CMB). Data harian yang telah diolah secara manual selanjutnya

ditabulasikan menurut kelompok pemasok untuk data jumlah penawaran produk

dan menurut jalur pendistribusian untuk data jumlah permintaan produk.

Koefisien fungsi tujuan untuk aktivitas pengadaan dan distribusi ini adalah

biaya pengadaan dan distribusi per kg untuk masing-masing sayuran dari

kelompok pemasok ke masing-masing jalur distribusi (Lampiran 23-34). Biaya

yang dimasukkan ke dalam model adalah biaya yang berubah setiap periodenya.

Biaya rata-rata yang digunakan adalah penjumlahan biaya yang dikeluarkan per

kg untuk setiap sayuran mengingat harga beli maupun harga jual produk sayuran

76

Page 100: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

dapat berfluktuasi setiap harinya. Jumlah penawaran dari pemasok dan jumlah

permintaan dari pelanggan menjadi kendala atau sumber daya yang membatasi

aktivitas perusahaan.

Kendala penawaran dibuat agar dapat mempertahankan pelanggan

sehingga jumlah penawaran atau pasokan dari pemasok minimal harus memenuhi

permintaan pelanggan. Nilai ruas kanan dari kendala penawaran adalah jumlah

sayuran yang dapat dipasok oleh masing-masing pemasok untuk periode bulan

Januari hingga Desember tahun 2007. Notasi yang digunakan untuk pemasok

adalah P untuk petani, PP untuk petani pengumpul, pedagang pengumpul atau

bandar dengan B, dan pedagang pasar dengan PS. Sedangkan kendala permintaan

dibuat agar diketahui jumlah yang dapat diserap oleh pelanggan pada setiap jalur

distribusi. Nilai permintaan didapatkan dari jumlah permintaan dari masing-

masing jalur distribusi untuk setiap produk sayuran. Setiap jalur akan dinotasikan

sebagai berikut jalur satu dinotasikan dengan J1, jalur 2 dengan J2, jalur 3 dengan

J3, jalur 4 dengan J4, jalur 5 dengan J5, jalur 6 dengan J6, jalur 7 dengan J7, dan

jalur 8 dengan J8.

7.2. Perbandingan Biaya Aktual dan Optimal

Fungsi tujuan yang hendak dicapai adalah minimisasi biaya pengadaan dan

distribusi produk sayuran segar perusahaan yang diwakili oleh dua puluh sayuran

kelompok fast moving. Minimisasi biaya pengadaan dan distribusi dapat dicapai

dengan komposisi pengadaan dari kelompok-kelompok pemasok dan

pendistribusiannya ke jalur-jalur toko pelanggan yang optimal. Komposisi

pengadaan dan distribusi yang optimal dapat dilihat dari hasil olahan LINDO

77

Page 101: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

dengan dasar model transportasi seperti pada contoh di Lampiran 35. Dari hasil

LINDO dapat diperoleh berapa besarnya alokasi produk sayuran segar dari pusat

pengadaannya ke tujuannya. Dalam hal ini adalah bagaimana pengambilan

keputusan tentang pusat pengadaan mana saja yang akan menyalurkan produk

sayuran segar tersebut ke jalur-jalur distribusi.

Hasil analisis model yang dilakukan dapat dilihat bahwa biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan sudah mendekati kondisi optimalnya, artinya

manajemen pengadaan dan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik.

Walaupun begitu masih ada kemungkinan perusahaan untuk mengefisiensikan

biaya. Hasil penghematan biaya dari analisis model selama tahun 2007 dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Penghematan Biaya Hasil Optimalisasi Kelompok Fast Moving CV X

per Bulan Tahun 2007

Periode Aktual

(Rp)

Optimal

(Rp)

Penghematan Biaya

(Rp)

Januari 885.790.857 885.786.480 4.377

Februari 829.948.634 829.939.690 8.944

Maret 748.650.564 748.642.130 8.434

April 733.573.474 733.563.100 10.374

Mei 739.175.773 739.165.670 10.103

Juni 647.768.044 647.758.900 9.144

Juli 838.288.839 838.278.100 10.739

Agustus 711.168.082 711.162.640 5.442

September 1.033.630.434 1.033.627.400 3.034

Oktober 1.580.246.285 1.580.239.700 6.585

November 640.353.790 640.348.160 5.630

Desember 672.539.817 672.533.000 6.817

Rata-rata penghematan 89.622

Pada Tabel 14, dapat dilihat penghematan biaya yang terbesar terjadi pada

bulan Juli dengan penghematan sebesar Rp 10.739 dari biaya aktualnya diikuti

bulan April sebesar Rp 10.374 kemudian bulan Mei Rp 10.103. Sedangkan bulan-

78

Page 102: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

bulan yang dapat dikatakan sudah efisien terjadi pada bulan September, yaitu

sebesar Rp 3.034 dan bulan Januari Rp 4.377. Secara total setahun, penghematan

biaya yang dapat dilakukan sebesar Rp 89.622. Rata-rata penghematan per bulan

yang dapat dilakukan perusahaan selama tahun 2007 sangatlah kecil. Selisih yang

sangat kecil antara biaya aktual dan optimal tersebut menggambarkan perusahaan

sudah baik dalam melakukan manajemen pengadaan dan distribusinya.

Sistem kerjasama antara perusahaan dengan pelanggan maupun pemasok

membuat perusahaan lebih selektif dan berhati-hati dalam melakukan operasi

pengadaan dan distribusi, mulai dari pemilihan pemasok hingga jalur

pendistribusiannya. Beberapa hal baik dari sisi pengadaan maupun pendistribusian

sayuran harus diperhatikan oleh perusahaan agar hasil optimal tersebut dapat

dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dalam hal pengadaan bahan baku sayuran,

perusahaan harus selektif dalam memilih pemasok yang akan memasok sayuran

segar ke CV X. Pemasok yang bekerja sama dengan CV X bukan hanya dipilih

berdasarkan harga pokok pemasok yang lebih murah saja, namun juga

berdasarkan kemampuan pemasok untuk memasok sayuran secara kontinyu.

Kondisi ini penting bagi kelancaran operasi pengadaan dan distribusi sayuran

perusahaan. Selain itu, CV X sebaiknya memilih pemasok yang sudah mengetahui

dan memahami standar kualitas sayuran yang diminta perusahaan agar beban

biaya penyusutan yang ditanggung oleh perusahaan tidak terlalu besar. Sejauh ini,

perusahaan sudah cukup baik dalam mengelola biaya penyusutan sayuran. Seperti

yang telah dijelaskan pada Tabel 11, beban biaya penyusutan yang ditanggung

perusahaan per bulannya pada tahun 2007 cukup kecil, yaitu rata-rata sekitar 2,64

persen. Hal ini karena sebagian besar pemasok telah lama menjalin kerjasama

79

Page 103: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

dengan perusahaan sehingga cukup mengetahui standar kualitas sayuran yang

diinginkan CV X. Di samping itu, sistem pembelian datang, jadi dan palasi cukup

membantu perusahaan menekan beban biaya penyusutan.

Dilihat dari sisi permintaan pelanggan perusahaan, ketatnya sistem kualitas

dari pihak pelanggan mengharuskan perusahaan lebih memperhatikan kembali

proses penyortiran sayuran di bagian processing agar beban biaya akibat jumlah

tolakan toko (wastage) dapat ditekan. Kinerja tim distribusi perusahaan sebaiknya

terus ditingkatkan agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat

mengakibatkan besarnya jumlah tolakan toko. Tabel 14 adalah hasil penghematan

biaya secara keseluruhan sedangkan hasil optimalisasi untuk masing-masing

model sayuran dapat dilihat pada Tabel 15. Salah satu tujuan pengelompokkan

sayuran ke dalam lima model berdasarkan jenisnya adalah agar dapat diketahui

kelompok sayuran mana yang belum cukup efisien dibandingkan dengan

kelompok sayuran lain. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ternyata

penghematan biaya kelompok garnish vegetables setiap bulannya lebih besar

dibandingkan dengan biaya kelompok lainnya. Sayuran yang termasuk ke dalam

kelompok ini adalah timun lokal, tomat A, dan tomat B.

80

Page 104: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Tabel 16. Perbandingan Biaya Aktual Dan Optimal Untuk Masing-Masing Model CV X Tahun 2007

Bulan Kelompok

komoditi

Aktual (Rp) Optimal (Rp) Penghematan

Biaya

Bulan Kelompok komoditi Aktual (Rp) Optimal (Rp) Penghematan

Biaya

Januari Leaf vegetables 89.489.080 89.487.180 1.900 Juli Leaf vegetables 113.158.791 113.158.500 291

Root vegetables 145.980.670 145.980.600 70 Root vegetables 170.356.598 170.356.200 398

Garnish vegetables 224.824.455 224.822.400 2.055 Garnish vegetables 227.274.635 227.267.900 6.735

Cabbage 236.235.904 236.235.800 104 Cabbage 211.841.596 211.839.200 2.396

Spices 189.260.749 189.260.500 249 Spices 115.657.219 115.656.300 919

Februari Leaf vegetables 83.466.002 83.465.390 612 Agustus Leaf vegetables 100.441.435 100.439.900 1.535

Root vegetables 118.062.640 118.062.000 640 Root vegetables 147.106.295 147.105.900 395

Garnish vegetables 291.088.268 291.081.600 6.668 Garnish vegetables 201.538.301 201.535.800 2.501

Cabbage 182.056.768 182.056.300 468 Cabbage 175.354.880 175.354.100 780

Spices 155.274.957 155.274.400 557 Spices 86.727.171 86.726.940 231

Maret Leaf vegetables 90.084.235 90.084.130 105 September Leaf vegetables 146.382.510 146.382.000 510

Root vegetables 119.061.350 119.058.900 2.450 Root vegetables 219.043.922 219.043.600 322

Garnish vegetables 179.915.450 179.910.300 5.150 Garnish vegetables 267.000.754 266.999.400 1.354

Cabbage 182.140.195 182.139.500 695 Cabbage 223.427.864 223.427.400 464

Spices 177.449.335 177.449.300 35 Spices 177.775.385 177.775.000 385

April Leaf vegetables 102.162.181 102.162.100 81 Oktober Leaf vegetables 251.335.483 251.334.600 883

Root vegetables 98.783.541 98.780.900 2.641 Root vegetables 340.323.158 340.321.000 2.158

Garnish vegetables 244.305.836 244.298.600 7.236 Garnish vegetables 387.194.381 387.193.200 1.181

Cabbage 167.349.125 167.348.900 225 Cabbage 336.546.414 336.544.300 2.114

Spices 120.972.791 120.972.600 191 Spices 264.846.849 264.846.600 249

Mei Leaf vegetables 104.158.661 104.156.500 2.161 November Leaf vegetables 84.887.974 84.886.600 1.374

Root vegetables 125.400.278 125.399.300 978 Root vegetables 103.991.578 103.991.500 78

Garnish vegetables 216.065.789 216.059.700 6.089 Garnish vegetables 186.853.447 186.851.000 2.447

Cabbage 216.070.266 216.069.900 366 Cabbage 173.260.763 173.259.200 1.563

Spices 77.480.779 77.480.270 509 Spices 91.360.029 91.359.860 169

Juni Leaf vegetables 87.282.813 87.282.510 303 Desember Leaf vegetables 99.870.615 99.869.700 915

Root vegetables 117.237.364 117.236.400 964 Root vegetables 125.207.295 125.205.300 1.995

Garnish vegetables 179.126.631 179.118.900 7.731 Garnish vegetables 173.336.128 173.332.400 3.728

Cabbage 179.256.745 179.256.600 145 Cabbage 168.420.495 168.420.400 95

Spices 84.864.491 84.864.490 1 Spices 105.705.284 105.705.200 84

81

Page 105: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Seperti terlihat pada Tabel 15, pada bulan Januari penghematan yang dapat

dilakukan pada kelompok garnish sebesar Rp 2.055. Nilai ini paling besar jika

dibandingkan dengan kelompok lain, seperti leaf vegetables dengan penghematan

sebesar Rp 1.900; root vegetables yang hanya sebesar Rp 70; kelompok cabbage

sebesar Rp 104; maupun kelompok spices sebesar Rp 249. Sedangkan jika dilihat

dari persentase penghematan biaya masing-masing model maka besar

penghematan untuk kelompok garnish ini 47,0 persen dari total keseluruhan biaya

yang dapat dihemat untuk kelompok fast moving. Secara lengkap persentase

penghematan biaya masing-masing model hasil optimalisasi dapat dilihat pada

Tabel 16.

Pada bulan-bulan lain besarnya penghematan biaya yang dapat dilakukan

oleh kelompok garnish vegetables ini adalah sebagai berikut: bulan Agustus 46,0

persen, bulan September 44,6 persen, dan bulan November 43,5 persen. Pada

beberapa bulan, proporsi penghematan biaya yang dapat dilakukan untuk

kelompok ini mencapai lebih dari setengah penghematan total, seperti pada bulan

Februari mencapai 74,6 persen, bulan Maret 61,1 persen, bulan April 69,8 persen,

bulan Mei 60,3 persen, bulan Juni 84,6 persen, bulan Juli 62,7 persen, dan bulan

Desember 54,7 persen. Sedangkan pada bulan Oktober, jumlah penghematan

biaya untuk masing-masing kelompok cukup merata, yaitu kelompok leaf

vegetables sebesar 13,4 persen; root vegetables sebesar 32,8 persen; garnish

vegetables sebesar 17,9 persen; cabbage sebesar 32,1 persen; dan spices sebesar

3,8 persen.

82

Page 106: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Tabel 16. Persentase Penghematan Biaya Masing-Masing Model di CV X per

Bulan Tahun 2007

Bulan Kelompok

komoditi

Penghematan

Biaya (%) Bulan

Kelompok

komoditi

Penghematan

Biaya (%)

Januari Leaf vegetables 43,4 Juli Leaf vegetables 2,7

Root vegetables 1,6

Root vegetables 3,7

Garnish vegetables 47,0

Garnish vegetables 62,7

Cabbage 2,4

Cabbage 22,3

Spices 5,7 Spices 8,6

Total 100,0

Total 100,0

Februari Leaf vegetables 6,8 Agustus Leaf vegetables 28,2

Root vegetables 7,2

Root vegetables 7,3

Garnish vegetables 74,6

Garnish vegetables 46,0

Cabbage 5,2

Cabbage 14,3

Spices 6,2 Spices 4,2

Total 100,0

Total 100,0

Maret Leaf vegetables 1,2 September Leaf vegetables 16,8

Root vegetables 29,0

Root vegetables 10,6

Garnish vegetables 61,1

Garnish vegetables 44,6

Cabbage 8,2

Cabbage 15,3

Spices 0,4 Spices 12,7

Total 100,0

Total 100,0

April Leaf vegetables 0,8 Oktober Leaf vegetables 13,4

Root vegetables 25,5

Root vegetables 32,8

Garnish vegetables 69,8

Garnish vegetables 17,9

Cabbage 2,2

Cabbage 32,1

Spices 1,8 Spices 3,8

Total 100,0

Total 100,0

Mei Leaf vegetables 21,4 November Leaf vegetables 24,4

Root vegetables 9,7

Root vegetables 1,4

Garnish vegetables 60,3

Garnish vegetables 43,5

Cabbage 3,6

Cabbage 27,8

Spices 5,0 Spices 3,0

Total 100,0

Total 100,0

Juni Leaf vegetables 3,3 Desember Leaf vegetables 13,4

Root vegetables 10,5

Root vegetables 29,3

Garnish vegetables 84,6

Garnish vegetables 54,7

Cabbage 1,6

Cabbage 1,4

Spices 0,01 Spices 1,2

Total 100,0

Total 100,0

83

Page 107: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Biaya kelompok garnish memiliki peluang untuk dilakukan penghematan

yang lebih besar dibandingkan dengan biaya kelompok lain. Besarnya

penghematan yang dapat dilakukan pada biaya kelompok garnish menunjukkan

bahwa sebaiknya perusahaan lebih memberi perhatian lebih pada kelompok ini,

khususnya tomat karena produk tersebut memiliki jumlah permintaan yang besar

setiap harinya dengan harga yang cukup berfluktuatif. Besarnya jumlah

permintaan toko akan produk tomat dengan harga yang berfluktuatif dapat juga

diartikan besarnya proporsi nilai penjualan tomat terhadap nilai penjualan produk

CV X secara keseluruhan. Karena itu, efisiensi biaya pengadaan dan distribusi

kelompok garnish penting untuk diperhatikan.

Salah satu yang menyebabkan biaya kelompok garnish berpeluang untuk

dilakukan penghematan lebih besar jika dibandingkan dengan yang biaya

kelompok lain adalah karena sumber pemasok untuk produk-produk garnish,

khususnya tomat secara umum diambil dari 4 kelompok pemasok, yaitu petani,

petani pengumpul, bandar, dan pedagang pasar. Jumlah permintaan tomat yang

cukup besar setiap bulannya membuat perusahaan harus berupaya mencari

pasokan semaksimal mungkin agar permintaan pelanggan dapat terpenuhi dan

salah satunya dengan mencari pasokan dari berbagai kelompok pemasok. Sebagai

akibatnya, komposisi pengadaan dan distribusinya perusahaan menjadi kurang

efisien dan pada akhirnya menyebabkan peluang penghematan biaya yang dapat

dilakukan menjadi lebih besar dibandingkan dengan kelompok lain yang mungkin

hanya dipasok dari satu sumber pasokan.

Selama tahun 2007, penghematan biaya kelompok garnish selalu lebih

besar dibanding kelompok lain, kecuali pada bulan Oktober. Pada bulan ini,

84

Page 108: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

penghematan biaya pada kelompok garnish tidak terlalu mendominasi karena

permintaan untuk kelompok-kelompok fast moving selain garnish pada bulan

puasa dan moment Lebaran cukup besar sehingga perusahaan harus mencari

pemasok yang lebih banyak untuk menyediakan bahan baku. Karena itu,

kemungkinan ketidakefisiensian perusahaan dalam mendistribusikan produk fast

moving selain garnish dari sumber pasokan mana untuk dikirim ke jalur distribusi

mana juga cukup besar. Bukan hanya dari segi pemasok saja yang harus

diperhatikan agar kelompok garnish dapat lebih efisien biaya pengadaan dan

distribusinya, proses penyortiran dalam gudang juga harus diperhatikan. Besarnya

jumlah produk garnish, khususnya tomat membuat proses penyortiran di gudang

harus lebih hati-hati agar jumlah tolakan toko untuk produk garnish tidak besar.

7.3. Komposisi Pengadaan dan Distribusi Optimal

Dari hasil analisis data dapat ditunjukkan pula komposisi pengadaan dan

distribusi optimal yang dapat dilakukan oleh perusahaan (Lampiran 36-47).

Secara umum pendistribusian hasil analisis optimal menyarankan bahwa jalur-

jalur dengan biaya transportasi lebih murah atau rata-rata sama, seperti jalur 1, 2,

3, 4, 7 dan 8 lebih diutamakan untuk dipasok dari pemasok yang harga belinya

lebih murah, kemudian untuk jalur yang terjauh, yaitu jalur 5 dipasok dari

pemasok lain yang biaya pengadaannya lebih tinggi atau dipasok dari dua

pemasok. Pada kasus produk yang hanya dipasok dari satu kelompok pemasok,

komposisi pasokannya kurang lebih sama dengan komposisi aktualnya.

Seperti terlihat pada Lampiran 42, pada Bulan Juli untuk produk timun

lokal, pengiriman dari petani, yaitu sebesar 136,5 kg sebaiknya disalurkan ke jalur

7 semua dan sisa permintaan pada jalur 7 dipenuhi dari pasar. Pasokan timun lokal

85

Page 109: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

dari petani pengumpul disarankan didistribusikan untuk jalur 1 sebesar 64 persen

dan sisanya untuk memenuhi permintaan jalur 2 dan 8. Sedangkan jalur yang

disarankan dipenuhi dari pedagang pasar saja adalah jalur 3, 4, dan 5. Pada

produk tomat A, sebagian besar jalur, yaitu jalur 1, 3, 4, 5, 6, dan 8 permintaannya

dipasok dari pemasok petani semua. Hal ini karena pasokan tomat A petani pada

bulan Juli cukup besar, yaitu sekitar 82 persen dai total pasokan tomat A.

Sedangkan pasokan dari petani pengumpul disarankan untuk memenuhi

permintaan jalur 1, 8, dan sebagian permintaan jalur 2. Pasokan dari pasar

sebaiknya digunakan untuk memenuhi permintaan jalur 2 saja.

Pada produk tomat B, jalur-jalur yang disarankan dipasok dari sumber

petani saja adalah jalur 1, 4, dan 6. Sedangkan jalur 2 , 3, dan 8 sebaiknya dipasok

dari sumber petani pengumpul saja. Pada jalur 5 dan 7 sebaiknya dikombinasikan

dari dua pemasok, yaitu petani pengumpul dan pasar pada jalur 5 kemudian petani

dan petani pengumpul pada jalur 7. Pada produk-produk lain komposisi aktualnya

dapat dikatakan sudah mendekati optimalnya, hal ini dapat dilihat pada selisih

biaya pada kondisi aktual dan optimalnya yang hanya terpaut sangat kecil.

Meskipun demikian, hasil analisis data dapat menjadi rekomendasi agar

perusahaan lebih memperhatikan pola komposisi pengadaan dan distribusinya.

Selain hasil komposisi jumlah optimal pengiriman produk, hasil analisis

data juga disertai dengan nilai reduce cost (Lampiran 48-107). Istilah reduced cost

menunjukkan jumlah dimana nilai fungsi tujuan akan berkurang jika 1 unit

variabel itu ditambahkan dalam keputusan atau penurunan nilai fungsi tujuan yang

harus ditambahkan agar variabel bernilai positif atau dapat dikatakan jika nilai

reduce cost-nya selain nol, dipaksa untuk didistribusikan maka akan menambah

86

Page 110: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

biaya pengadaan dan distribusinya sebesar nilai reduce cost-nya. Seperti terlihat

pada Lampiran 75, periode bulan Juni, untuk produk sawi putih, jika perusahaan

mengirimkan produk dari petani pengumpul ke jalur 6 maka akan menambah

biaya sebesar Rp 3.407. Keputusan perusahaan untuk tidak memenuhi permintaan

jalur 6 sudah tepat, karena permintaan jalur 6 untuk produk sawi putih pada

bulan tersebut sangat kecil, yaitu hanya sebesar 20 kg saja atau 0,2 persen dari

permintaan pelanggan di semua jalur.

Pada pola pengadaan dan distribusi yang optimal selama tahun 2007,

secara keseluruhan kapasitas supply dan demand habis dipergunakan. Hal ini

terlihat pada data kolom slack atau surplusnya yang bernilai 0, seperti contoh pada

nilai dual price kendala permintaan bulan Januari (Lampiran 48). Istilah slack

atau surplus digunakan sebagai penanda sisa atau kelebihan kapasitas yang akan

terjadi pada nilai variabel optimalnya. Nilai slack atau surplus 0 menunjukkan

bahwa seluruh kapasitas habis dipergunakan dan tidak ada sisa. Jika nilai slack

atau surplus tidak 0 maka terdapat kelebihan atau kekurangan kapasitas pada

variabel tersebut. Kendala dengan nilai slack atau surplus 0 dikatakan sebagai

kendala aktif, yaitu kendala yang menentukan terbentuknya variabel optimal.

Pada lampiran analisis senstivitas juga dapat dilihat kolom dual price yang

menunjukkan nilai marginal dari sumberdaya yang menjadi kendala, yaitu kendala

permintaan dan penawaran. Jika nilai dual pricenya tidak nol, maka penambahan

atau pengurangan sumber daya tersebut akan mempengaruhi efisiensi biaya. Pada

kendala permintaan sayuran, jika permintaan pada setiap jalur bertambah satu

satuan sedangkan jumlah penawaran dari pemasok tetap, maka situasi ini akan

menambah biaya pengadaan dan distribusi totalnya sebesar nilai dual price

87

Page 111: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

tersebut. Secara keseluruhan sepanjang tahun 2007, nilai dual price dari produk

sayuran segar yang didistribusikan ke jalur-jalur distribusi menunjukkan nilai

yang negatif, artinya terdapat tekanan pada kendala permintaan yang dapat

mengakibatkan terjadinya inefisiensi biaya. Sedangkan secara umum pada kendala

penawarannya, nilai dual price yang menunjukkan positif adalah petani dan petani

pengumpul. Hal ini menunjukkan bahwa sumber pasokan tersebut memiliki nilai

ekonomis sehingga masih dapat diminimumkan biayanya. Oleh karena itu,

sumber pasokan dari petani dan petani pengumpul sebaiknya terus ditingkatkan.

Sedangkan sumber pasokan dari pasar sebaiknya dikurangi kontribusinya.

Hasil output alat analisis data juga menunjukkan analisis sensitivitas yang

berguna untuk mengetahui toleransi perubahan nilai-nilai pada model yang tidak

mengubah nilai optimal dari fungsi tujuan dan komposisi variabel optimal.

Tingkat sensitivitas yang dihasilkan dinyatakan dalam wilayah kepekaan dengan

nilai batasan tertentu. Pada analisis sensitivitas fungsi tujuan, dapat dilihat interval

perubahan nilai-nilai koefisien fungsi tujuan yang tidak akan mengubah hasil

kombinasi optimal awal dengan syarat peningkatan atau penurunan nilai koefisien

fungsi tujuan tersebut tetap berada pada selang sensitivitas tersebut dengan

parameter lain dianggap konstan. Selang perubahan pada tabel kisaran perubahan

nilai koefisien fungsi tujuan yang diperbolehkan tersebut mengacu pada biaya

pengadaan dan distribusi per kg untuk masing-masing produk sayuran setiap

periodenya.

Sebagai contoh pada bulan Januari (Lampiran 50), produk caisim dari

petani ke jalur 1 dapat diartikan bahwa jika biaya pengadaan dan distribusi

dinaikkan lebih dari Rp 411 maka jumlah yang akan didistribusikan akan berubah

88

Page 112: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

dari kombinasi optimal awal, sedangkan batas penurunan yang diijinkan sama

dengan biaya aktualnya. Pada produk-produk lain batas kenaikan atau penurunan

bernilai infinity, hal ini dapat dikatakan biaya pengadaan dan distribusi yang tidak

peka karena tidak ada batasan kenaikan atau penurunan biaya pengadaan dan

distribusi yang dapat mengubah hasil optimal.

Pada analisis sensitivitas right hand side (RHS) dapat diketahui

peningkatan yang diijinkan (allowable increase) dan penurunan yang diijinkan

(allowable decrease) untuk jumlah permintaan pada kendala permintaan dan

jumlah pasokan untuk kendala penawaran. Selang yang sempit antara allowable

increase dan allowable decrease menunjukkan nilai kepekaan yang tertinggi

untuk mengubah hasil komposisi optimal melalui perubahan nilai pada sisi

sebelah kanan fungsi kendala (kendala permintaan dan penawaran). Besarnya

peningkatan atau penurunan ketersediaan sumber daya dapat digunakan untuk

menentukan batas atas dan batas bawah dari interval perubahan yang tidak

mengubah nilai dual pricenya.

Nilai batas atas atau allowable increase adalah jumlah sumberdaya

maksimum yang ditolerir, didapatkan dari jumlah peningkatan yang diijinkan

dengan kapasitas kendala sekarang. Sedangkan batas bawah atau allowable

decrease adalah jumlah sumberdaya minimum yang ditolerir, didapatkan dari

selisih ketersediaan sumberdaya sekarang dengan penurunan sumberdaya yang

diijinkan. Besarnya perubahan nilai kapasitas kendala ini (jumlah permintaan dan

penawaran) akan sebanding dengan kontribusi yang diterima dari nilai dual

pricenya, selama masih dalam batasan yang diijinkan. Sebagai contoh pada bulan

Januari untuk kendala permintaan, selang paling sempit ditunjukkan oleh

89

Page 113: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

permintaan jalur 3 akan produk daun bawang besar B (Lampiran 51). Nilai

allowable increase pada data bernilai 0, artinya tidak boleh ada penambahan

permintaan dari jalur 3 jika tidak ingin terjadi perubahan pada kombinasi optimal

awal. Namun, jumlah permintaan dari jalur 3 tidak boleh turun sebesar lebih dari

12 atau sama dengan tidak ada permintaan dari jalur tersebut agar kombinasi

optimal awal tetap.

Analisis sensitivitas RHS untuk kendala permintaan secara keseluruhan

menunjukkan selang kepekaan yang relatif pendek sehingga kepekaannya sangat

tinggi. Hal ini terlihat dari batasan kenaikan yang sama dengan kondisi optimal

dan batasan penurunan pada nilai-nilai tertentu. Sedangkan analisis sensitivitas

RHS untuk kendala penawarannya atau pengadaannya secara keseluruhan

menunjukkan bahwa pemasok petani memiliki selang kepekaan yang relatif

pendek terutama dengan batasan penurunan yang sama dengan kondisi

optimalnya. Sedangkan kenaikannya pada batasan tertentu. Pada pemasok pasar

sering ditemukan batasan kenaikan yang tak terbatas atau infinity dan batasan

penurunan sama dengan kondisi optimalnya.

7.4. Analisis Rugi Laba

Analisis rugi/laba dilakukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan atau

kerugian yang dialami oleh perusahaan secara aktual dan setelah dilakukannya

optimalisasi untuk periode tahun 2007 pada kedua puluh komoditi sayuran segar fast

moving. Jumlah penerimaan perusahaan didapat dari harga jual produk dikali jumlah

produk yang dikirimkan ke toko-toko pelanggan. Harga jual yang digunakan adalah harga

jual rata-rata untuk setiap produk fast moving setiap bulannya. Daftar harga jual rata-rata

selama tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 108 sedangkan penerimaan perusahaan

90

Page 114: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

untuk masing-masing komoditi fast moving perusahaan per bulan selama tahun 2007

dapat dilihat pada Lampiran 109-114. Biaya aktual yang dihitung di sini adalah biaya

pengadaan dan distribusi produk sayuran segar rata-rata per kg yang dikalikan dengan

jumlah pengiriman produk dari setiap pemasok ke jalur distrbusi pada komposisi

pengadaan dan distribusi aktual (Lampiran 36-47). Sedangkan biaya optimal didapatkan

dari hasil analisis LINDO.

Berikut adalah analisis rugi/laba dari perusahaan pada kondisi aktual dan optimal.

Pada Tabel 17, dapat dilihat keuntungan total yang diperoleh perusahaan pada kondisi

aktual untuk dua puluh komoditi yang dianalisis. Keuntungan terbesar diperoleh pada

bulan Oktober, yaitu sebesar Rp 532.179.816,00. Hal ini disebabkan pada bulan tersebut

perusahaan menerima banyak permintaan sayuran, terutama saat minggu-minggu

menjelang Lebaran dan setelah Lebaran.

Tabel 17. Laba Total Perusahaan untuk Dua Puluh Komoditi Fast Moving Selama

Tahun 2007 pada Kondisi Aktual

Laba aktual perusahaan pada Tabel 17 jika dibandingkan dengan laba yang

diperoleh dari hasil analisis LINDO (Tabel 18) maka akan terlihat besarnya

peningkatan laba yang didapatkan perusahaan yang besarnya sama dengan

Periode Penerimaan (Rp) Biaya Pengadaan dan

Distribusi Aktual (Rp)

Laba Aktual

Perusahaan (Rp)

Januari 1.114.481.729 885.790.857 228.690.872

Februari 1.058.584.050 829.948.634 228.635.416

Maret 1.008.292.236 748.650.564 259.641.671

April 971.230.344 733.573.474 237.656.870

Mei 955.383.113 739.175.773 216.207.340

Juni 833.042.237 647.768.044 185.274.193

Juli 1.049.300.372 838.288.839 211.011.533

Agustus 898.530.362 711.168.082 187.362.280

September 1.318.292.506 1.033.630.434 284.662.073

Oktober 2.112.426.101 1.580.246.285 532.179.816

November 832.985.418 640.353.790 192.631.628

Desember 897.128.717 672.539.817 224.588.900

91

Page 115: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

penghematan biaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan setelah dilakukan

optimalisasi seperti pada Tabel 14. Peningkatan laba yang diperoleh perusahaan

dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 19.

Tabel 18. Laba Total Perusahaan untuk Dua Puluh Komoditi Fast Moving Selama

Tahun 2007 pada Kondisi Optimal

Pada Tabel 19 terlihat bahwa hasil optimalisasi menunjukkan peningkatan

keuntungan terbesar terjadi pada bulan Juli sebesar Rp 10.739 kemudian diikuti bulan

April sebesar Rp 10.374 dan bulan Mei sebesar Rp 10.103. Adanya peningkatan

keuntungan yang sangat kecil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya terus

mempertahankan kondisi optimal ini dan melakukan penyesuaian-penyesuaian jika

kondisi berubah. Komposisi pengadaan dan distribusi sebaiknyan terus diperhatikan

perusahaan agar dapat mengefisiensikan biayanya sehingga kerugian akibat kekurangan

atau kelebihan pasokan dapat tertutupi dan keuntungan yang maksimal dapat tercapai.

Keuntungan yang maksimal menunjukkan kinerja perusahaan yang optimal sehingga

perusahaan dapat terus berkembang dan bertahan dalam situasi persaingan

antarperusahaan sejenis yang meningkat.

Periode Penerimaan (Rp) Biaya Pengadaan dan

Distribusi Optimal (Rp)

Laba Optimal

Perusahaan (Rp)

Januari 1.114.481.729 885.786.480 228.695.249

Februari 1.058.584.050 829.939.690 228.644.360

Maret 1.008.292.236 748.642.130 259.650.106

April 971.230.344 733.563.100 237.667.244

Mei 955.383.113 739.165.670 216.217.443

Juni 833.042.237 647.758.900 185.283.337

Juli 1.049.300.372 838.278.100 211.022.272

Agustus 898.530.362 711.162.640 187.367.722

September 1.318.292.506 1.033.627.400 284.665.106

Oktober 2.112.426.101 1.580.239.700 532.186.401

November 832.985.418 640.348.160 192.637.258

Desember 897.128.717 672.533.000 224.595.717

92

Page 116: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Tabel 19. Peningkatan Laba untuk Dua Puluh Komoditi Fast Moving Selama

Tahun 2007 Berdasarkan Hasil Optimalisasi

Periode Keuntungan Aktual

(Rp)

Keuntungan Optimal

(Rp)

Peningkatan Laba

(Rp)

Januari 228.690.872 228.695.249 4.377

Februari 228.635.416 228.644.360 8.944

Maret 259.641.671 259.650.106 8.434

April 237.656.870 237.667.244 10.374

Mei 216.207.340 216.217.443 10.103

Juni 185.274.193 185.283.337 9.144

Juli 211.011.533 211.022.272 10.739

Agustus 187.362.280 187.367.722 5.442

September 284.662.073 284.665.106 3.034

Oktober 532.179.816 532.186.401 6.585

November 192.631.628 192.637.258 5.630

Desember 224.588.900 224.595.717 6.817

93

Page 117: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan pengadaan dan distribusi yang dilakukan oleh CV X adalah kegiatan

yang dimulai pengadaan bahan baku dari pemasok perusahaan, yang terdiri

dari petani, petani pengumpul, bandar, dan pedagang pasar. Sayuran yang

telah terkumpul di gudang perusahaan diproses lebih lanjut, melalui tahap

pembersihan, penyortiran, pengkelasan, pengemasan, pelabelan, dan

pengepakan. Sayuran yang telah dipak kemudian didistribusikan ke toko-toko

pelanggan, yaitu Carrefour dan Hypermart yang dikelompokkan menurut

jalur-jalur distribusinya.

2. Struktur biaya pengadaan perusahaan terdiri dari biaya pembelian bahan baku

sayuran segar, biaya penyusutan, biaya pengumpulan produk ke gudang

perusahaan, biaya pengemasan, dan biaya administrasi umum. Biaya

pembelian bahan baku terbesar terjadi pada saat bulan puasa dan moment Hari

Raya Idul Fitri, yaitu pada tahun 2007 terjadi pada bulan Oktober diikuti bulan

September. Biaya pengadaan perusahaan juga besar ketika musim hujan

berkepanjangan yang menyebabkan Jakarta terkena banjir, yaitu pada bulan

Januari. Dilihat dari proporsi masing-masing biaya, biaya pembelian bahan

baku mengambil proporsi terbesar pada struktur biaya pengadaan perusahaan,

yaitu rata-rata sebesar 83,27 persen.

Page 118: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

3. Struktur biaya distribusi perusahaan terdiri dari biaya pengemasan tidak

langsung, biaya transportasi, biaya tolakan, dan biaya potongan penjualan.

Biaya distribusi terbesar terjadi pada moment bulan puasa dan Hari Raya Idul

Fitri yang pada tahun 2007 terjadi pada bulan Oktober dan bulan September.

Biaya distribusi perusahaan juga akan besar ketika musim penghujan

berkepanjangan yang mengakibatkan Jakarta terendam banjir. Pada kondisi

demikian permintaan sayuran dari pelanggan (pasar modern) akan naik. Pada

tahun 2007, kondisi ini terjadi pada bulan Januari. Proporsi masing-masing

biaya terbesar pada total biaya distribusi adalah biaya potongan penjualan

mengambil bagian rata-rata 45,68 persen dan biaya transportasi sebesar 41,48

persen.

4. Hasil optimalisasi dua puluh produk fast moving perusahaan menunjukkan

bahwa manajemen pengadaan dan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan

sudah baik. Hal ini terlihat dari hasil biaya pengadaan dan aktualnya yang

hampir mendekati biaya optimalnya. Hasil optimalisasi menunjukkan bahwa

efisiensi biaya yang dapat dilakukan perusahaan pada tahun 2007 sangatlah

kecil, yaitu Rp 89.622. Angka yang sangat kecil tersebut menunjukkan bahwa

perusahaan sebaiknya mempertahankan kondisi tersebut dan melakukan

penyesuaian-penyesuaian jika kondisi berubah. Secara umum biaya kelompok

sayuran yang memiliki peluang penghematan terbesar adalah biaya kelompok

garnish vegetables (timun lokal, tomat A, dan tomat B).

5. Hasil analisis LINDO dapat memberikan komposisi pengadaan dan distibusi

yang seharusnya dilakukan agar dapat meminimisasi biaya pengadaan dan

distribusinya. Selain itu hasil komposisi optimal dapat merekomendasikan

95

Page 119: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

berapa besar alokasi produk fast moving serta pusat pengadaan mana saja yang

akan menyalurkan produk tersebut ke jalur-jalur distribusi.

6. Hasil analisis rugi laba menunjukkan adanya kenaikan jumlah keuntungan

sangat kecil yang dapat diterima perusahaan dari hasil optimalisasi yang

dilakukan pada kelompok fast moving.

8.2. SARAN

Hasil optimalisasi menunjukkan bahwa kondisi manajemen biaya

pengadaan dan distribusi perusahaan sudah baik. Walaupun demikian ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dan diwaspadai oleh perusahaan, yaitu :

1. Periode yang seharusnya diwaspadai oleh perusahaan adalah saat terjadi

moment puasa dan Hari Raya Idul Fitri karena pada bulan-bulan tersebut

biaya yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan lain.

Kondisi lain yang harus diwaspadai adalah ketika musim penghujan

berkepanjangan mulai melanda kota Jakarta karena permintaan pelanggan

akan naik sehingga biaya pengadaan dan distribusi perusahaan juga naik.

2. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan kembali produk-produk unggulan

dari kelompok garnish, khususnya tomat karena jumlah permintaan dan

pengiriman produk dari kelompok ini yang cukup besar setiap harinya dapat

membuat ketidakoptimalan biaya pengadaan dan distribusi perusahaan.

3. Perusahaan sebaiknya terus berupaya untuk mengurangi jumlah wastage atau

barang tolakan karena besarnya jumlah tolakan akan sangat berpengaruh pada

ketidakefisienan komposisi pengadaan dan distribusi optimal perusahaan.

96

Page 120: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

DAFTAR PUSTAKA

Aprido, B. 2005. Optimalisasi Distribusi dan Penyimpanan Persediaan Karkas

Ayam Broiler pada PT. Fast Food Indonesia, Tbk. [Skripsi]. Program

Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2008. Indikator Ekonomi (Buletin Statistik Bulanan, Maret

2008). BPS, Jakarta.

__________________. 2007. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia

2007. BPS, Jakarta.

Bahar, Y.H. 2007. “Keberhasilan dan Kinerja Agribisnis Hortikultura Tahun

2006”. http://www.deptan.hortikultura.go.id [diakses 12 November 2007].

Buffa, E.S. dan Rakesh K.S. 1996. Manajemen Operasi/Produksi Modern. Edisi

kedelapan. Ir. Agus Maulana MSM [Penerjemah]. Binarupa Aksara,

Jakarta.

Departemen Pertanian. 2007. Buletin Ekspor Impor Komoditas Pertanian. Pusat

Data dan Informasi Departemen Pertanian, Jakarta.

__________________. 2007. Statistik Pertanian. Pusat Data dan Informasi

Departemen Pertanian, Jakarta.

Doll, P. J dan Orazem, F. 1984. Production Economics Theory with Aplication.

Second Edition. Jhon Wiley and Sons, Canada.

Gakpo, E., J. Tsephe, F. Nwonmu, dan M. Vijoen. 2005. “Application Of

Stochastic Dynamic Programming (SDP) For The Optimal Allocation Of

Irrigation Water Under Capacity Sharing Arrangements”. Journal

Agrekon, Vol 44, No 4.

Grové, B. 2006. “Stochastic Efficiency Optimisation of Alternative Agricultural

Water Use Strategies”. Journal Agrekon, Vol 45, No 4.

Heizer, J. dan Barry R. 2005. Operation Management. Setyoningsih dan Almahdy

[penerjemah]. Salemba Empat, Jakarta.

Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Edisi 3. PT. Gramedia, Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2007. http://www.hortikultura.deptan.go.id

[diakses 11 Maret 2008]

Page 121: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Jiaravanon, S. 2007. “Masa Depan Agribisnis Indonesia, Perspektif seorang

Praktisi”. Orasi Ilmiah. Bogor.

Kohls, R.L. dan Joseph N.U. 2002. Marketing of Agricultural Products. Ninth

Edition. Prentice Hall, New Jearsey.

Lipsey, R.G, Paul N.C, Douglas D.P, Peter O.S. 1995. Pengantar Mikro Ekonomi.

Jilid I. Binarupa Aksara, Jakarta.

Melasih, E. 2005. Optimalisasi Pasokan Sayuran di Sentul Farm. [Skripsi].

Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Nasendi, B.D. dan Affendi A. 1985. Program Linier dan Variasinya. PT

Gramedia, Jakarta.

Rahardi, Rony, dan Asiani. 1993. Agribisnis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Render, B; Ralph M.S, Jr; Michael E.H. 2003. Quantative Analysis for

Management. Eight Edition. Pearson Education International, Inc, New

Jearsey.

Ruiz, J. and Jim A. 2004. “Optimal Fresh-produce Packaging: Cost/production

Analysis of Packing Styles in the Salinas Valley”. Journal of Food

Distribution Research, 35(1).

Septiati, N. 2002. Optimalisasi Pengadaan dan Distribusi Produk Buah-Buahan

Segar di PT. Moenaputera Nusantara, Jakarta. [Skripsi]. Program Studi

Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Suryadharma. 2007. “Pasar Modern Ibarat David Melawan Goliath”.

http://www.suarakaryaonline.com. [diakses tanggal 12 November 2007]

Taha, H.A. 1996. Riset Operasi. Jilid Satu. Binarupa Aksara, Jakarta.

Thamrin, M. 2003. Perencanaan Optimalisasi Pengadaan Bahan Baku pada

Pabrik Kelapa Sawit (Studi Kasus Kegiatan Peremajaan PT. Perkebunan

Nusantara V, Sei Rokan, Kabupaten Rokan Hulu, Riau) [Skripsi].

Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

98

Page 122: OPTIMALISASI PENGADAAN DAN DISTRIBUSI SAYURAN SEGAR DI CV X…repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/23129/A2008_Rifa... · tumbuhnya perusahaan-perusahaan distributor sayuran.

Lampiran