OPTIMALISASI INVESTASI DANA HAJI MENGGUNAKAN...

134
OPTIMALISASI INVESTASI DANA HAJI MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: SOPIATUNNIQMAH 11160860000035 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of OPTIMALISASI INVESTASI DANA HAJI MENGGUNAKAN...

  • OPTIMALISASI INVESTASI DANA HAJI MENGGUNAKAN SINGLE

    INDEX MODEL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh:

    SOPIATUNNIQMAH

    11160860000035

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H / 2020 M

  • ii

    OPTIMALISASI INVESTASI DANA HAJI MENGGUNAKAN SINGLE

    INDEX MODEL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh

    Sopiatunniqmah

    NIM: 11160860000035

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si.

    NIP. 197701222003121001 NIDN. 2010088001

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2020 M

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Hari ini Jumat Tanggal 8 November Tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah

    dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasisawa:

    1. Nama : Sopiatunniqmah 2. NIM : 11160860000035 3. Jurusan : Ekonomi Syariah 4. Judul Skripsi : Optimalisasi Investasi Dana Haji Menggunakan Single

    Index Model pada Badan Pengelola Keuangan Haji

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

    mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

    melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 24 Juli 2019

    1. Dr. Sofyan Rizal, M.Si. ( ) NIP. 197604302011011002 Penguji I

    2. Dwi Nur’aini Ihsan, MM. ( ) NIP. 197710212014112001 Penguji II

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini Kamis 9 Juli 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

    1. Nama : SOPIATUNNIQMAH

    2. NIM : 11160860000035

    3. Jurusan : Ekonomi Syariah

    4. Judul Skripsi : Optimalisasi Investasi Dana Haji Menggunakan Single

    Index Model pada Badan Pengelola Keuangan Haji

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

    atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 9 Juli 2020

    1. Dwi Nur’aini Ihsan, SE., MM (________________)

    NIP. 197710212014112001 Ketua

    2. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M. Si (________________)

    NIP. 197701222003121001 Pembimbing I

    3. RR. Tini Anggraeni, M. Si (________________)

    NIDN. 2010088001 Pembimbing II

    4. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS., M. Sc., Ph. D (________________)

    NIP. 196106241985121001 Penguji Ahli

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini

    Nama : Sopiatunniqmah

    NIM : 11160860000035

    Jurusan : Ekonomi Syariah

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

    atau tanpa izin pemilik karya.

    4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas karya

    ini.

    Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

    melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

    ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

    dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, Mei 2020

    Yang Menyatakan

    Sopiatunniqmah

  • vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. Identitas Diri

    1. Nama : Sopiatunniqmah

    2. Tempat & Tanggal Lahir : Bogor, 1 Januari 1999

    3. Alamat : Jalan Raya Sadeng No. 108 RT

    01/02 Kec. Leuwisadeng, Kabupaten

    Bogor

    4. Nomor HP : 0858 6317 3813

    5. Email : [email protected]

    II. Pendidikan

    1. TK Al-Khoeriyah Sadeng : 2003 – 2004

    2. MIN 1 Bogor : 2004 – 2010

    3. MTsN 2 Bogor : 2010 – 2013

    4. SMAN 1 Leuwiliang : 2013 – 2016

    5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2016 – 2020

    III. Pengalaman Organisasi

    1. Pengurus Departemen Hubungan Antar Lembaga HMJ Ekonomi

    Syariah FEB UIN Jakarta (2017)

    2. Pengurus Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa

    DEMA FEB UIN Jakarta (2018)

    3. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Suba Masa di Desa Kampung

    Sawah, Bogor (2019)

    mailto:[email protected]

  • vii

    ABSTRACT

    This study aims to analyze the formation and the measurement performance

    of the optimal portfolio of hajj fund investment instruments which is managed by

    The Hajj Financial Management Agency (BPKH). This study uses secondary data.

    The optimal portfolio formation uses the Single Index Model and the measurement

    of optimal portfolio performance uses the Sharpe Index, Jensen Index, and Treynor

    Index which is helped by Microsoft Excel and SPSS. The sample of this study

    consists of eight different investment instruments during 2019 with purposive

    sampling as a determining sampling method.

    The result of this study shows that only five decent instruments that become

    an optimal portfolio candidate that is SDHI DAU, SDHI, RDST, Corporate Sukuk,

    and SBSN USD from the eight investment instruments which is formed by BPKH in

    the investment sector. All of the instruments shows good performance in one

    optimal portfolio that has been formed.

    Keywords: Optimal Portfolio, Single Index Model, Sharpe Index, Jensen Index,

    Treynor Index.

  • viii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan dan pengukuran

    kinerja portofolio optimal dari instrumen investasi dana haji yang dikelola oleh

    Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Data yang digunakan merupakan data

    sekunder dan metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal yaitu

    Single Index Model. Pengukuran kinerja portofolio optimal menggunakan Indeks

    Sharpe, Indeks Jensen, dan Indeks Treynor dengan bantuan program Microsoft

    Excel dan SPSS. Sampel penelitian ini terdiri dari delapan instrumen investasi yang

    berbeda selama Tahun 2019 dengan purposive sampling sebagai metode penentuan

    sampel.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat lima instrumen yang

    layak menjadi kandidat portofolio optimal yaitu SDHI DAU, SDHI, RDST, Sukuk

    Korporasi, dan SBSN USD dari delapan instrumen investasi yang dibentuk oleh

    BPKH dalam sektor investasi. Kelima instrumen menunjukkan kinerja yang baik

    dalam satu portofolio optimal yang telah terbentuk.

    Kata Kunci: Portofolio Optimal, Single Index Model, Indeks Sharpe, Indeks

    Jensen, Indeks Treynor.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan atas rahmat

    dan hidayah yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada penulis selama proses

    penyusunan skripsi ini yang berjudul “Optimalisasi Investasi Dana Haji

    Menggunakan Single Index Model pada Badan Pengelola Keuangan Haji”.

    Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad

    SAW, beserta keluarga dan para sahabat yang telah menuntun manusia dari zaman

    kebodohan hingga zaman peradaban yang terang benderang.

    Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam

    menyelesaikan masa studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    (S.E) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta, dan sebagai wujud tertulis pengamalan ilmu semasa kuliah

    yang diterima oleh penulis.

    Penulis menyadari bahwa banyak orang-orang di sekitar penulis yang ikut

    terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Dukungan berupa semangat dan doa yang selama ini dipanjatkan, sangat berarti

    bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala., yang selalu melimpahkan nikmat sehat,

    iman, dan islam sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan sebaik-

    baiknya skripsi ini.

    2. Ibunda Farida Husin Thalib dan Ayahanda Usup Supriadi yang

    senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan berupa moril

    maupun materil selama ini tanpa henti. Kakak dan adik penulis, yang

    selalu menjadi tempat berkeluh kesah penulis selama penulisan skripsi

    ini.

  • x

    3. Bapak Prof. Dr. Amilin, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Ibu Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M. Si, selaku Dosen Pembimbing

    skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberi arahan, evaluasi,

    dan masukan di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    6. Ibu RR. Tini Anggraeni, S.T., M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi

    yang telah meluangkan waktu untuk memberi arahan, evaluasi, dan

    masukan di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    7. Ibu Endra Kasni Laila Yuda, S. Ag., M. Si., selaku dosen pembimbing

    akademik.

    8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama masa

    perkuliahan telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan

    berharga kepada penulis.

    9. Badan Pengelola Keuangan Haji, terutama Divisi Treasury dan

    Pengendalian Keuangan di Bidang Keuangan, atas kesempatan yang

    diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada instansi ini

    dengan lingkungan yang nyaman.

    10. Sahabat yang sejak awal jumpa hingga saat ini masih saling mendukung

    dan mendoakan, serta teman berjuang dalam mengerjakan tugas akhir

    ini.

    11. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2016,

    semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan kelak kita semua bisa

    dipertemukan kembali dalam keadaan sukses.

    12. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga kebaikan mereka semua mendapat balasan berlipat ganda dari

    Allah SWT.

  • xi

    Hasil penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Di dalamnya

    masih terdapat banyak sekali kekurangan sehubungan dengan keterbatasan

    pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, segala

    bentuk saran dan masukan dari berbagai pihak serta kritik yang membangun, sangat

    penulis harapkan demi penulisan dan pengetahuan yang lebih baik.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Jakarta, April 2020

    Sopiatunniqmah

    NIM 11160860000035

  • xii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi

    ABSTRACT ..................................................................................................... vii

    ABSTRAK ....................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

    BAB I .................................................................................................................. 1

    PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

    BAB II .............................................................................................................. 14

    TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 14

    A. Teori –teori Terkait dengan Penelitian ..................................................... 14

    1. Konsep Tentang Optimalisasi .............................................................. 14

    2. Investasi .............................................................................................. 15

    3. Konsep Tingkat Pengembalian (Return) dan Risiko (Risk) Investasi .... 16

    4. Teori Portofolio ................................................................................... 21

    5. Return Portofolio ................................................................................. 25

    6. Risiko Portofolio.................................................................................. 26

  • xiii

    7. Teori Single Index Model .................................................................... 27

    8. Pengukuran Kinerja Porotoflio ............................................................. 28

    9. Instrumen Investasi Dana Haji ............................................................. 30

    10. Dana BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) ................................ 44

    11. Dana Abadi Umat (DAU) .................................................................... 47

    B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 47

    C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 56

    BAB III ............................................................................................................. 57

    METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 57

    A. Populasi dan Sampel ............................................................................... 57

    B. Sumber Data ........................................................................................... 58

    C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 59

    D. Metode Analisis Data .............................................................................. 61

    E. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 74

    BAB IV ............................................................................................................. 77

    TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 77

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 77

    B. Temuan Hasil Penelitian .......................................................................... 78

    12. Indeks Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUABS) ................................ 78

    13. Return Investasi ................................................................................... 79

    C. Pembahasan ............................................................................................ 81

    1. Statistik Deskriptif .................................................................................. 81

    2. Menghitung Actual Return, Expected Return, dan Standar Deviasi tiap

    Instrumen Investasi ..................................................................................... 88

    3. Menghitung Actual Return, Expected Return, dan Standar Deviasi Pasar 91

    4. Menghitung Alpha (α), Beta (β), dan Variance Error (σ2) tiap Instrumen

    Investasi ..................................................................................................... 92

    5. Mencari Risk Free Rate ........................................................................... 94

    6. Menghitung Excess Return to Beta (ERB) .............................................. 95

  • xiv

    7. Menghitung Cut Off Point (C*) ............................................................... 96

    8. Menghitung Bobot tiap Instrumen Investasi (Wi) .................................... 98

    9. Menghitung Expected Return dan Standar Deviasi Portofolio................ 101

    10. Menghitung Kinerja Portofolio............................................................ 102

    BAB V ............................................................................................................. 105

    SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 105

    A. Simpulan ............................................................................................... 105

    B. Saran ..................................................................................................... 106

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Instrumen Penempatan Keuangan BPKH per Oktober 2019 (Dalam

    Jutaan Rupiah) ..................................................................................................... 7

    Tabel 2.1. Penyaluran dan Sumber Penyaluran Nilai Manfaat 2018 .................... 80

    Tabel 2.2. Besaran BPIH dari Tahun 2009-2019 ................................................ 44

    Tabel 2.3. Besaran BPIH 2019 per Embarkasi .................................................... 46

    Tabel 3.1. Notasi Imbal Hasil Tiap Instrumen .................................................... 60

    Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 74

    Tabel 4.1. Pasar Uang Antar Bank Syariah Selama 12 Bulan Periode 2019 ........ 79

    Tabel 4.2. Statistik Deskriptif SDHI DAU ......................................................... 82

    Tabel 4.3. Statistik Deskriptif SDHI ................................................................... 83

    Tabel 4.4. Statistik Deskriptif SBSN – PBS ....................................................... 83

    Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Sukuk Korporasi ................................................. 84

    Tabel 4.6. Statistik Deskriptif RDPUS ............................................................... 85

    Tabel 4.7. Statistik Deskriptif RDST .................................................................. 86

    Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Penyertaan Saham BMI ....................................... 87

    Tabel 4.9. Statistik Deskriptif SBSN USD ......................................................... 87

    Tabel 4.10. Expected Return dan Standar Deviasi Individual Instrumen Investasi

    .......................................................................................................................... 89

    Tabel 4.11. Expected Return dan Standar Deviasi Pasar ..................................... 91

    Tabel 4.12. Alpha (α), Beta (β), dan Variance Error (σei2) tiap Instrumen

    Investasi............................................................................................................. 92

    Tabel 4.13. Excess Return to Beta (ERB) ........................................................... 95

    Menghitung Cut Off Point (C*) .......................................................................... 96

    Tabel 4.15. Bobot Masing-masing Instrumen Investasi ...................................... 99

  • xvi

    Tabel 4.16. Instrumen Penempatan Dana Portofolio Optimal (Dalam Jutaan

    Rupiah) ............................................................................................................ 100

    Tabel 4.17. Expected Return dan Standar Deviasi Portofolio ............................ 101

    Tabel 4.18. Penilaian Kinerja Portofolio........................................................... 103

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Komposisi Instrumen Investasi Dana Haji yang ditempatkan oleh

    BPKH ................................................................................................................ 8

    Gambar 4.1 Bobot Tiap Instrumen Investasi ..................................................... 96

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Risk Free Rate Periode 2019 ........................................................ 112

    Lampiran 2: Return Investasi (Excess Return) .................................................. 113

    Lampiran 3: Statistik Deskriptif ....................................................................... 114

    Lampiran 4: Hasil Hitung A, B, C Tiap Instrumen Investasi ............................. 115

    Lampiran 5: Zi, Wi, α, β, dan σ Portofolio Investasi Optimal ........................... 116

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Investasi sangat erat kaitannya dengan istilah “jangan tempatkan

    seluruh telur yang dimiliki dalam satu keranjang”. Jika keranjang yang

    digunakan untuk menampung seluruh telur itu jatuh, maka telur yang ada di

    dalam keranjang tersebut akan pecah seluruhnya sehingga menyebabkan

    kerugian. Untuk menghindari hal tersebut, lebih baik jika telur-telur di

    tempatkan pada keranjang yang berbeda. Sama halnya dengan investasi.

    Investor lebih baik untuk menempatkan modal yang dimilikinya ke berbagai

    instrumen investasi yang berbeda seperti deposito, saham, emas, dan

    instrumen lainnya.

    Secara garis besar, investasi dapat diartikan sebagai suatu usaha

    menanamkan modal dan komitmen yang dilakukan saat ini atas modal

    tersebut dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.

    Penanaman modal atau investasi yang dilakukan saat ini merupakan bentuk

    pengorbanan kekayaan agar mendapatkan keuntungan yang lebih banyak di

    masa depan dengan adanya tingkat risiko tertentu. Investasi menghadirkan

    berbagai jenis pilihan yang berbeda, baik dalam aset riil yang investasinya

    terdapat dalam bentuk properti, emas, dan karya seni, maupun dalam bentuk

    finansial seperti saham, obligasi, dan derivatif. Risiko dan tingkat

    keuntungan (return) dalam setiap instrumen investasi tersebut tentunya

    berbeda.

  • 2

    Risiko dan return memiliki pola hubungan yang searah. Artinya,

    bahwa semakin besar risiko yang berani diambil oleh investor maka akan

    menghasilkan return yang diharapkan semakin besar pula, atau lebih

    dikenal dengan istilah high risk, high return.

    Dalam mengelola keuangan haji di Indonesia, pemerintah

    diharuskan menggunakan investasi berdasarkan prinsip Islam di mana

    dalam instrumen investasi khususnya menggunakan sistem bagi hasil serta

    mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan tingkat risiko yang rendah

    bahkan yang mendekati bebas risiko.

    Saat ini, pengelolaan keuangan haji telah diserahkan kepada Badan

    Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang melanjutkan tanggung jawab

    pengelolaan keuangan haji yang sebelumnya dikelola oleh Kementrian

    Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

    Sedangkan saat ini Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

    lebih banyak terlibat pada manajemen dan operasional penyelenggaraan

    ibadah haji dan umrah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat

    menyadari akan pentingnya pengelolaan dana haji sehingga harus diberikan

    perhatian khusus dengan cara mendirikan lembaga yang berdiri independen

    agar dapat secara langsung mengelola keuangan haji.

    Pada tahun 2014 melalui Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014

    telah ditetapkan bahwasanya pengelolaan keuangan haji diserahkan kepada

    Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). BPKH adalah lembaga negara

    yang bertugas mengelola dan mengembangkan dana haji dalam sistem

  • 3

    keuangan berdasarkan prinsip syariah yang bersifat kooperatif dan dengan

    karakter khusus. Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor

    34 Tahun 2014, BPKH bersifat mandiri dan bertanggung jawab secara

    langsung kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Agama.

    Proses pembentukan hingga beroperasinya BPKH relatif panjang.

    BPKH baru beroperasi secara resmi pada pertengahan tahun 2017. Hal ini

    dikarenakan setelah BPKH terbentuk dan ditetapkan melalui Keputusan

    Presiden, keuangan yang ada di Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah

    harus diaudit terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

    Setelah itu masih harus dilakukan audit lagi oleh Badan Pengawasan

    Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPKH dirikan berdasarkan pada

    amanat Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

    Keuangan, BPKH sebagai lembaga negara eksekutor dan regulator

    seharusnya sudah berdiri sejak undang-undang ini diterbitkan. Tetapi

    lembaga keuangan haji ini baru didirikan pada tanggal 26 Juli 2017.

    Walaupun terdapat masa transisi yang cukup panjang, pemerintah

    memastikan selama masa peralihan dari Ditjen PHU ke BPKH, operasional

    keuangan haji tidak terganggu.

    Beroperasi berdasarkan undang-undang tersendiri (lex specialis)

    untuk mengemban layanan umum. Status tersebut diperlukan karena BPKH

    adalah lembaga negara pengelola keuangan haji secara khusus dengan

    sumber dana dari jemaah haji yang terdiri dari Biaya Penyelenggaraan

    Ibadah Haji (BPIH) atau sumber penerimaan jemaah haji dalam bentuk

  • 4

    lainnya, tetapi tetap beroperasi dengan prinsip akuntabel, transparansi, dan

    profesional yang ditetapkan dalam sistem keuangan berdasarkan prinsip

    syariah.

    Berdasarkan laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan Haji

    (BPKH), jumlah jemaah haji tunggu sampai dengan tahun 2018 telah

    mencapai sekitar 4,04 juta untuk jemaah haji reguler dan 91 ribu untuk

    jemaah haji khusus dengan jumlah rata-rata jemaah haji yang mendaftar

    sebanyak 500.000 orang per tahun, sedangkan kuota haji tahunan Indonesia

    hanya sebanyak 221.000 orang. Dana setoran awal yang terkumpul dari

    Penyelenggaraan Ibadah Haji (PIH) setiap tahunnya mengalami

    peningkatan sehingga aset yang dimiliki oleh BPKH setiap tahunnya

    meningkat pula. Berdasar pada data Kementrian Agama, disebutkan bahwa

    saldo dana setoran awal pada Juli 2017 mencapai Rp98 Triliun dan

    sedangkan pada tahun 2019 mencapai Rp113 Triliun dan per Mei 2020

    sudah lebih dari Rp135 Triliun.

    Pemerintah telah menetapkan setoran awal Biaya Penyelengggaraan

    Ibadah Haji (BPIH) untuk setiap calon jemaah haji reguler adalah sebesar

    Rp25.000.000 yang disetorkan kepada Bank Penerima Setoran Biaya

    Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS – BPIH) dan BPIH khusus sebesar

    $4.000 yang disetorkan kepada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK)

    yakni agen travel yang ditunjuk Kementrian Agama RI. Sedangkan untuk

    keseluruhan biaya yang diharuskan perjemaah haji reguler bisa mencapai

    Rp70.000.000 dan untuk jemaah haji khusus adalah $8.000. dana yang

  • 5

    kurang mencapai setengahnya ini disubsidi oleh pemerintah melalui nilai

    manfaat yang diperoleh dari penempatan dana haji di bank maupun investasi

    yang dilakukan oleh pengelola keuangan haji yang telah dibentuk melalui

    perundang-undangan.

    Undang – undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

    Keuangan Haji pasal 24 ayat (a) menyebutkan bahwa BPKH sebagai

    pengelola dana haji dalam melaksanakan tugasnya berwenang untuk

    menempatkan dan menginvestasikan keuangan haji sesuai dengan prinsip

    syariah, kehati-hatian, keamanan, dan nilai manfaat; dan pasal 24 ayat (b)

    menyebutkan keuangan haji dapat juga ditempatkan atau diinvestasikan

    dengan melakukan kerja sama dengan lembaga lain dalam rangka

    pengelolaan keuangan haji.

    Selain itu, BPKH berkewajiban terkait peningkatan nilai manfaat

    dana jemaah haji itu hanya bisa dicapai melalui pengelolaan keuangan yang

    efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

    Dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan tentang pengelolaan

    keuangan haji yang dilakukan dalam bentuk investasi yang nilai manfaatnya

    digunakan untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji,

    rasionalitas, dan efisiensi BPKH, juga untuk kemaslahatan umat Islam.

    Diharapkan nilai manfaat atau imbal hasil yang didapat dari hasil investasi

    menghasilkan keuntungan yang signifikan agar dapat meningkatkan

    kualitas pelayanan dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji. Keuntungan

  • 6

    ini berupa subsidi biaya pemondokan selama berada di tanah suci, biaya

    perjalanan haji di tanah suci, dan lain-lain. (Primadhany, 2017)

    Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

    Keuangan Haji Pasal 48 Ayat (1) menyebutkan bahwa penempatan dan/atau

    investasi Keuangan Haji dapat dilakukan dalam bentuk produk perbankan,

    surat berharga, emas, investasi langsung dan investasi lainnya. Pasal (2)

    menjelaskan bahwa penempatan dan/atau investasi Keuangan Haji

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan prinsip

    syariah dengan mempertimbangkan aspek keamanan, kehati-hatian, nilai

    manfaat, dan likuiditas. Adapun yang dimaksud dengan aspek keamanan

    adalah mengantisipasi adanya risiko kerugian pengelolaan keuangan haji

    untuk menjamin pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji, sehingga

    pengelolaan atas keuangan haji yang harus dilakukan dengan

    mengedepankan aspek keamanan. Selain itu, aspek lain yang harus

    dipertimbangkan dalam melakukan investasi adalah aspek risiko gagal

    bayar, reputasi, pasar, dan operasional.

    BPKH secara garis besar menempatkan asetnya dalam beberapa

    instrumen investasi yang diantaranya adalah deposito, sukuk, reksa dana,

    dan penyertaan saham. Beberapa instrumen investasi tersebut menghasilkan

    kombinasi yang membentuk portofolio tujuan investasi BPKH. Berikut

    tabel yang menunjukkan penyebaran aset yang dikelola BPKH ke berbagai

    instrumen penempatan.

  • 7

    Tabel 1.1. Instrumen Penempatan Keuangan BPKH per Oktober 2019

    (Dalam Jutaan Rupiah)

    Liquidity Level

    Total

    % Komposisi

    IDR

    I Kas/Setara Kas 368.667 0,32%

    i Kas - -

    ii Giro 103.599 0,09%

    iii Tabungan 265.068 0,23%

    II Penempatan 48.969.623 42,96%

    i Deposito 48.969.623 42,96%

    III Investasi 64.638.448 56,71%

    i SDHI DAU 3.230.890 2,83%

    ii SDHI 26.750.000 23,47%

    iii SBSN-PBS 10.702.416 9,39%

    iv Sukuk Korporasi 2.543.000 2,23%

    v RDPUS 1.137.944 1,00%

    vi RDST 20.249.889 17,77%

    vii Penyertaan Saham BMI 24.309 0,02%

    Total 113.976.738 100%

    Sumber: Divisi Treasury dan Pengendalian Keuangan Badan Pengelola

    Keuangan Haji, 2019

    Berdasarkan tabel di atas, BPKH menempatkan aset yang

    dikelolanya terbagi menjadi tiga instrumen yakni kas/setara kas,

    penempatan (di Bank melalui deposito syariah), dan investasi. Karena aset

  • 8

    yang dikelola oleh BPKH adalah amanah umat, yakni adalah titipan dari

    calon jemaah haji di seluruh Indonesia, maka dalam pengelolaannya dalam

    memperoleh nilai manfaat haruslah yang memiliki risiko rendah, bahkan

    menuju free risk walaupun dalam prinsip investasi adalah low risk low

    return, BPKH tidak mungkin memilih instrumen investasi yang memiliki

    high risk walaupun high return karena dana yang dikelolanya adalah

    amanah atau titipan dari calon jemaah haji.

    Instrumen terbesar dana yang ditempatkan oleh BPKH adalah di

    bidang investasi yakni sebesar 56,71%, bidang penempatan sebesar 42,96%,

    dan untuk kas/setara kas sebesar 0,32%. Instrumen penempatan pada bank

    berbasis syariah yang hingga saat ini menjadi pilihan BPKH adalah deposito

    berjangka syariah, karena instrumen ini mendekati free risk. Sedangkan

    untuk instrumen investasi diantaranya adalah SDHI DAU (Sukuk Dana Haji

    Indonesia Dana Abadi Umat), SDHI (Sukuk Dana Haji Indonesia), SBSN –

    PBS (Surat Berharga Syariah Negara – Project Based Sukuk), Sukuk

    Korporasi, RDPUS (Reksa Dana Pasar Uang Syariah), RDST (Reksa Dana

    Syariah Terproteksi), dan Penyertaan Saham Bank Muamalat Indonesia

    (BMI), dengan komposisi sebagai berikut.

    Gambar 1.1 Komposisi Instrumen Investasi Dana Haji yang

    ditempatkan oleh BPKH (Dalam Jutaan Rupiah)

  • 9

    Sumber: BPKH, Data Diolah

    Berdasarkan gambar di atas, instrumen investasi terbanyak

    ditempatkan pada SDHI dengan komposisi sebesar 41,384%, RDST sebesar

    31,328%, SBSN – PBS sebesar 16,557%, SDHI DAU sebesar 4, 998%,

    Sukuk Korporasi sebesar 3,934%, RDPUS sebesar 1,760%, dan yang

    terkecil adalah Penyertaan Saham BMI dengan komposisi sebesar 0,038%

    dari total dana investasi yang ditempatkan BPKH yakni senilai

    Rp64.638.448.000.000.

    Setiap instrumen tentunya memiliki tingkat pengembalian dan risiko

    yang beragam. Oleh karenanya, diperlukan diverisifikasi pada berbagai

    instrumen investasi yang terbentuk pada satu portofolio. Menyadari dana

    yang ditempatkan untuk investasi sangat besar jumlahnya, maka diperlukan

    pembentukan portofolio investasi yang optimal. Portofolio optimal

    0.000%5.000%10.000%15.000%20.000%25.000%30.000%35.000%40.000%45.000%

    -

    5,000,000

    10,000,000

    15,000,000

    20,000,000

    25,000,000

    30,000,000

    Nominal Komposisi

  • 10

    berisikan instrumen-instrumen investasi yang akan memberikan return yang

    tinggi diimbangi dengan risiko tertentu.

    Harry Markowitz (1952) mengembangkan sebuah model yang dapat

    digunakan dalam menentukan pilihan portofolio pada suatu periode dengan

    tingkat risiko tertentu untuk meningkatkan keuntungan yang diharapkan

    (expected return). Memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dengan

    meminimalkan risiko yang didefinisikan dengan varian dari imbal hasil

    merupakan tujuan terbentuknya model Markowitz. Pada tahun 1963, teori

    model Markowitz dikembangkan oleh William Sharpe dengan analisis yang

    dikenal dengan single index model. Menurut Septyanto (2014), model

    analisis yang diperkenalkan oleh William Sharpe ini merupakan bentuk

    penyederhanaan dari teori model Markowitz. Single index model

    memperkecil input analisis teori portofolio dan mengurangi jumlah variabel

    yang perlu dihitung, serta dapat digunakan ntuk menghitung return

    ekspektasi dan risiko portofolio. Pada penelitian ini menggunakan metode

    analisis single index model karena dapat digunakan untuk menghitung

    return ekspektasi dan risiko portofolio, selain itu metode single index model

    perhitungannya lebih sederhana dari model Markowitz. (Adiningrum, 2016)

    Penentuan kombinasi proporsi investasi pada beberapa jenis

    investasi yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal

    melalui nilai manfaat yang akan dirasakan jemaah haji merupakan fokus

    pada penelitian ini. Tingkat imbal hasil (return) yang diperoleh dan risiko

    (risk) yang akan dihadapi merupakan hal penting untuk menentukan

  • 11

    keputusan alokasi aset investasi. Keputusan penentuan alokasi aset investasi

    untuk memperoleh portofolio terbaik antara risiko dan imbal hasil harus

    diperhatikan oleh para manajer portofolio investasi. Menurut Tandelilin

    (2017) pilihan investasi berkaitan dengan penentuan dan seleksi kelas-kelas

    aset investasi dalam keputusan alokasi aset. Keputusan alokasi aset juga

    berkaitan dengan beberapa bagian dari keseluruhan dana milik investor

    yang akan diinvestasikan dalam kelas aset tersebut.

    BPKH menghadapi keterbatasan dalam berinvestasi karena adanya

    pembatasan oleh pemerintah mengenai instrumen investasi. Pengukuran

    tingkat optimasi komposisi portofolio investasi akual BPKH diperlukan

    untuk mengatasi keterbatasan tersebut.

    Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan di atas, maka

    penulis tertarik untuk mengangkat tema tersebut ke dalam bentuk skripsi

    “Optimaliasi Investasi Dana Haji Menggunakan Single Index Model

    pada Badan Pengelola Keuangan Haji”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah yang diangkat

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimanakah deskripsi portofolio investasi dana haji pada Badan

    Pengelola Keuangan Haji?

    2. Bagaimanakah komposisi portofolio optimal dana haji yang dibentuk

    menggunakan Single Index Model?

  • 12

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah:

    1. Untuk menganalisis deskripsi portofolio investasi dana haji pada Badan

    Pengelola Keuangan Haji.

    2. Untuk menganalisis komposisi portofolio optimal dana haji yang

    dibentuk menggunakan Single Index Model.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Penulis

    Hasil penelitian akan menjadi pembelajaran dan menambah ilmu

    serta wawasan yang lebih luas mengenai pengelolaan dana haji yang

    dilakukan oleh BPKH melalui instrumen investasi haji dan

    optimalisasinya.

    2. Bagi Akademisi

    Diharapkan mampu memberikan kontribusi teoritis dan dapat

    berguna bagi pengembangan pengetahuan mengenai optimalisasi

    investasi dana haji.

    3. Bagi Praktisi

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

    seluruh lapisan masyarakat umum dan khususnya bagi calon jemaah haji

    tentang pengelolaan dana haji yang telah disetorkan dapat dikelola

    dengan baik dan optimal oleh pemerintah melalui BPKH sehingga

    terciptanya rasa aman dan percaya kepada pemerintah. Selain itu, agar

  • 13

    dapat memberikan perhatian khusus dan pengawasan terhadap kinerja

    BPKH mengingat yang dikelola adalah amanah dari para calon jemaah

    haji.

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori – Teori Terkait dengan Penelitian

    1. Konsep Tentang Optimalisasi

    Optimal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang tertinggi,

    terbaik, dan paling menguntungkan. Sedangkan optimalisasi adalah upaya

    pengoptimalan yang artinya proses, cara, dan perbuatan yang menjadikan paling

    baik.

    Optimalisasi adalah proses untuk mencari solusi yang terbaik, tidak selalu

    harus keuntungan yang paling tinggi. Jika tujuan pengoptimalan adalah

    memaksimumkan keuntungan maka nilai yang paling tinggi bisa dicapai, atau

    jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan biaya, maka tidak selalu biaya

    yang paling kecil yang bisa ditekan. (Siringringo, 2005)

    Dapat disimpulkan bahwa optimalisasi ini menunjukkan bahwa dalam

    mencari solusi yang terbaik dalam suatu maslaah tertentu tidak selalu melibatkan

    keuntungan paling tinggi yang akan dicapai tetapi bagaimana meminimukan

    biaya-biaya yang ada, agar masalah tersebut dapat dikelola dengan baik dan

    optimal. Optimalisasi adalah suatu proses dalam melakukan perbuatan/pekerjaan

    dan bernilai paling baik dengan cara melakukan perencanaan yang matang serta

    dikerjakan dengan baik.

  • 15

    2. Investasi

    1. Pengertian Investasi

    Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana

    yang dilakukan dengan harapan agar memeperoleh keuntungan di masa

    mendatang, dengan penempatan yang dilakukan di masa sekarang.

    Investasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua, pertama yaitu

    investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar uang, misalnya

    berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang,

    dan lainnya atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham,

    obligasi, warrant, opsi, dan lainnya. Sedangkan jenis investasi yang

    kedua yaitu investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk

    pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,

    pembukaan perkebunan, dan lainnya. (Halim, 2015)

    2. Jenis Investasi

    a. Investasi Langsung

    Membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di

    pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar

    turunan (derivative market) merupakan jenis investasi yakni investasi

    langsung. Selain itu, membeli aktiva keuangan yang tidak dapat

    diperjual-belikan juga merupakan investasi langsung. Biasanya bank

    komersial yang menyediakan aktiva keuangan yang tidak dapat

    diperjualbelikan. Seluruh aktiva tersebut beragam dapat berupa

    sertifikat deposito atau tabungan di bank. (Hartono, 2017)

  • 16

    b. Investasi Tidak Langsung

    Jenis investasi ini dilakukan dengan cara pembelian surat

    berharga dari perusahaan investasi, yakni perusahaan yang

    menawarkan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik

    dan diinvestasikan ke dalam portofolionya menggunakan dana yang

    diperoleh dari hasil penjualan tersebut. Ini berarti bahwa perusahaan

    investasi membentuk portofolio investasinya sendiri yang diharapkan

    portofolionya optimal. Portofolio investasi perusahaan ini nantinya

    dijual secara eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya.

    (Hartono, 2017)

    3. Konsep Tingkat Pengembalian (Return) dan Risiko (Risk) Investasi

    a. Tingkat Pengembalian (Return)

    Dalam berinvestasi, tujuan utama para investor adalah

    memaksimalkan return yang didapat dengan mempertimbangkan besaran

    risiko yang harus diterimanya. Return merupakan imbalan atas keberanian

    investor dalam menanggung risiko atas investasi yang telah diambilnya.

    Selain itu, dengan adanya return maka para investor akan termotivasi

    dalam berinvestasi. Menurut Brigham dan Houston (2006), return atau

    tingkat pengembalian dihitung melalui selisih antara jumlah yang diterima

    dan jumlah yang telah diinvestasikan, lalu dibagi dengan jumlah yang

    diinvestasikan.

  • 17

    Return realisasian atau yang biasa disebut return aktual dan return

    ekspektasian adalah dua jenis return yang ada pada saham atau investasi.

    Return yang dihitung berdasarkan data historis adalah return realisasian

    sedangkan return ekspektasian adalah return yang diharapkan akan

    diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return realisasian atau return

    aktual berguna sebagai dasar pengukuran untuk return ekspektasian dan

    risiko di masa mendatang. (Jogiyanto, 2009)

    Return realisasian atau return aktual dapat dihitung menggunakan

    rumus berikut. (Brigham dan Houston, 2006)

    𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 (𝑅) = 𝑃1 − 𝑃0

    𝑃0

    Keterangan:

    P1 = Harga untuk periode t

    P0 = Harga untuk periode t-1

    Sedangkan return ekspektasian atau tingkat keuntungan yang

    diharapkan dapat dihitung menggunakan rumus berikut. (Husnan, 2005)

    E(Ri) = ∑ 𝑃𝑖𝑗 𝑥 𝑅𝑖𝑗𝑛𝑗=1

    Keterangan:

    E(Ri) = Return ekspektasian dari investasi i

  • 18

    Pij = Probabilitas memperoleh tingkat keuntungan pada investasi i

    Rij = Tingkat keuntungan pada investasi i

    n = Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi

    Dalam keuangan haji, return atau imbal hasil lebih dikenal

    dengan istilah nilai manfaat. Nilai manfaat merupakan imbal hasil yang

    didapatkan oleh BPKH sebagai pengelola keuangan haji atas seluruh

    instrumen investasi yang berasal dari direct cost jemaah haji. Menurut

    Abimanyu (2018), saat ini nilai manfaat dana haji telah menunjukkan

    kemajuan yang cukup pesat. Adapun kegunaan dari nilai manfaat adalah

    sebagai sumber indirect cost yang dapat memenuhi total biaya yang

    diperlukan setiap calon jemaah haji yang telah mendaftar. Selain itu, nilai

    manfaat juga berguna untuk biaya operasional BPKH.

    a. Risiko (Risk)

    Risiko merupakan perbedaan yang kemungkinan terjadi antara

    return realisasian yang diterima dengan return ekspektasian. Dalam

    berinvestasi, berbagai kemungkinan dapat terjadi. Apabila return

    realisasi yang diterima lebih tinggi atau sama dengan return

    ekspektasinya, maka dapat dikatakan investor akan mengalami

    keuntungan. Sebaliknya apabila return realisasi lebih rendah dari return

    ekspektasi atau bahkan terjadi kemungkinan tidak kembalinya dana yang

    diinvestasikan pada suatu instrumen investasi, maka investor tersebut

  • 19

    mengalami kerugian. Oleh karenanya, perlu ada tingkat risiko untuk

    mengukur setiap kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Dengan

    kata lain, risiko adalah kemungkinan yang terdiri dari berbagai faktor

    yang dapat menyebabkan dana tidak kembali atau mengalami kerugian

    dalam suatu investasi.

    Setiap instrumen yang termasuk ke dalam kategori investasi,

    dapat dipastikan memiliki risiko. Karena investasi dan risiko merupakan

    satu kesatuan yang sudah melekat. Besar kecilnya risiko dalam

    berinvestasi ditentukan dari hasil yang diharapkan. Semakin besar hasil

    atau return yang diharapkan, maka akan mengandung risiko yang besar

    pula di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan pemahaman yang lebih

    akan risiko yang berkaitan dengan alternatif investasi yang terdiri dari

    risiko likuiditas, hasil yang tidak pasti, hasil yang dapat hilang, nilai

    investasi yang turun hingga risiko hilangnya modal dalam investasi

    tersebut.

    Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009

    Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 4 Ayat

    (1) yang berbunyi: risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 2

    mencakup:

    a. Risiko Kredit, adalah risiko yang terjadi karena dalam memenuhi

    kewajiban kepada bank debitur dan/atau pihak lain mengalami

    kegagalan bayar.

  • 20

    b. Risiko Pasar, adalah risiko yang terjadi akibat perubahan secara

    keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga

    option pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk

    transaksi derivatif.

    c. Risiko Likuiditas, adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk

    memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus

    kas dan/atau dari aset likuid kerjualitas tinggi yang dapat digunakan,

    tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

    d. Risiko Operasional, risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak

    berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,

    dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempegaruhi

    operasional bank.

    e. Risiko Hukum, adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau

    kelemahan aspek yuridis.

    f. Risiko Reputasi, adalah risiko akibat menurunnya tingkat

    kepercayaan stakehoder yang bersumber dari persepsi negatif

    terhadap bank.

    g. Risiko Stratejik, adalah risiko suatu keputusan stratejik serta

    kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis akibat

    ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan.

    h. Risiko Kepatuhan, adalah risiko yang terjadi akibat peraturan

    perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku tidak dipatuhi

    dan/atau tidak dilaksanakan oleh bank.

  • 21

    Dalam pengukurannya, risiko dapat diukur melalui nilai standar

    deviasi, berikut persamaannya. (Fakhruddin dan Hadianto, 2001)

    σi = ∑[𝑅𝑖𝑗− 𝐸 (𝑅𝑖)]2

    𝑛

    𝑀

    𝑗=1

    Keterangan:

    Rij = Tingkat pengembalian aktual pada investasi i

    E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan pada investasi i

    N = Jumlah periode yang mungkin terjadi

    4. Teori Portofolio

    Gabungan atau kombinasi atau sekumpulan aset, baik berupa

    aset riil (real assets) maupun aset finansial (financial assets) yang

    dimiliki oleh investor disebut portofolio (Halim, 2015). Dalam

    menentukan portofolio, investor harus cerdas dan selektif. Investasi

    harus ditempatkan pada instrumen yang berbeda untuk meminimalisir

    risik, sehingga diperlukan diversifikasi instrumen investasi. Apabila

    seorang investor menanamkan modalnya di pasar modal, maka investor

    tersebut harus menentukan saham mana saja yang harus dipilhnya

    karena akan lebih baik jika sahamnya terdiversifikasi.

    Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi belum

    yang terbaik. Portofolio yang efisien belum tentu merupakan portofolio

  • 22

    optimal. Faktor yang baik antara return yang diharapkan atau faktor

    risikonya, hanya salah satu faktor yang dimiliki oleh portofolio efisien,

    belum terbaik keduanya. Sedangkan portofolio optimal merupakan

    portofolio yang memiliki kombinasi faktor return yang diharapkan dan

    faktor risiko yang terbaik (Tania, 2019).

    Langkah-langkah dalam menentukan investasi portofolio adalah

    sebagai berikut. (Husnan, 2005)

    a. Menentukan Kebijakan Investasi

    Investor harus menentukan tujuannya dalam

    berinvestasi dan menentukan seberapa besar investasi yang

    akan ditanam sebagai tahap awal dalam kegiatan investasi.

    Investor tidak bisa mengatakan bahwa tujuan utamanya

    dalam berinvestasi adalah mencari keuntungan yang

    sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang akan

    dihadapinya. Hal ini disebabkan oleh adanya korelasi antara

    keuntungan (return) dan risiko yang diperoleh dalam

    berinvestasi. Jadi, dalam berinvestasi harus dinyatakan

    tujuannya baik dalam mencari keuntungan maupun risiko.

    b. Analisis Sekuritas

    Analisis sekuritas adalah analisis yang dilakukan

    terhadap masing-masing sekuritas dalam portofolio yang

    dibentuk. Pada perkembangannya, ada dua pendapat

    mengenai analisis sekuritas, yaitu sebagai berikut.

  • 23

    1) Pendapat pertama menyatakan bahwa sekuritas itu bisa

    saja harganya salah (mispriced), bisa saja harganya

    terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Analisis ini

    bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan tersebut pada

    masing-masing sekuritas. Ada dua cara yang bisa

    dilakukan untuk menganalisis sekuritas, yakni analisis

    fundamental dan analisis teknikal. Pada analisis

    fundamental, investor dapat melakukan serangkaian

    pencarian informasi mengenai sekuritas yang diterbitkan

    oleh bursa efek maupun emiten.

    2) Pasar modal sangat efisien merupakan pendapat yang

    dinyatakan oleh pendapat kedua. Frekuensi risiko yang

    berani diambil investor atau investor yang bersedia

    menanggung risiko yang tinggi akan memilih sekuritas

    yang berisiko tinggi pula, menjadi dasar dalam peralihan

    sekuritas. Jadi, pendapat ini lebih mengukur pada

    seberapa besar risiko yang berani ditanggung oleh

    investor untuk mendapatkan keuntungan yang

    diinginkan.

    c. Pembentukan Portofolio

    Pada tahap ini portofolio akan dibentuk dengan

    serangkaian keputusan sekuritas mana saja yang akan

    diambil oleh investor dan berapa banyak proporsi dana yang

  • 24

    akan ditanam pada setiap sekuritas tersebut. Investor

    melakukan diversifikasi atau memilih sekuritas yang

    berbeda dengan tujuan untuk meminimalisir risiko yang

    ditanggung. Preferensi risiko, status pajak, dan pola

    kebutuhan kas merupakan faktor yang menjadi pemilihan

    sekuritas untuk portofolio.

    d. Merevisi Portofolio

    Perubahan terhadap portofolio kemungkinan saja

    dapat terjadi pada tahap ini. Karena jika portofolio yang

    telah dibentuk setelah dijalankan ternyata tidak lagi sesuai

    dengan preferensi risiko investor atau tidak lagi optimal,

    maka investor dapat melakukan perubahan portofolio

    dengan merubah sekuritas-sekuritas penyusunnya.

    e. Mengevaluasi Kinerja Portofolio

    Pada tahap ini, tingkat keuntungan yang diperoleh

    maupun risiko yang ditanggung perlu untuk diberikan

    penilaian sebagai bentuk pegukuran kinerja portofolio.

    Portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi

    dari portofolio yang lainnya belum tentu merupakan

    portofolio yang optimal karena faktor risiko merupakan

    faktor yang menjadi pertimbangan selain hanya keuntungan.

  • 25

    5. Return Portofolio

    Investor seringkali melakukan kombinasi sekuritas atau

    diversifikasi portofolio. Diversifikasi portofolio merupakan

    sekumpulan instrumen investasi yang terdiri dari sekuritas yang

    berbeda. Hal ini dikarenakan investor sebaiknya tidak menempatkan

    seluruh dana yang dimilikinya dalam satu wadah investasi saja untuk

    mengurangi risiko yang akan ditanggung.

    Portofolio yang dibentuk perlu dihitung tingkat keuntungan

    yang diharapkan dan standar deviasi tiap instrumen investasi yang

    menyusunnya. Untuk menghitung tingkat keuntungan yang

    diharapkan dari portofolio yang dibentuk sangatlah mudah yaitu

    hanya dengan mencari rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan

    yang diharapkan dari tiap instrumen investasi yang menyusunnya

    seperti rumus berikut. (Husnan, 2005)

    E(Rp) = ΣXi E(Ri)

    Keterangan:

    E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio

    Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada investasi i

    E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi i

  • 26

    6. Risiko Portofolio

    Pada umumnya risiko dibagi menjadi dua, yakni risiko

    sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic

    risk). Perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, akan

    mempengaruhi variabilitas tingkat pengembalian suatu investasi,

    merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui risiko.

    Dalam pengukurannya, variabel Beta (β) dapat digunakan sebagai

    nilai ukur risiko sistematis. Sedangkan risiko tidak sistematis hanya

    ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu sehingga dapat

    dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. (Tandelilin, 2010)

    Varians portofolio adalah kuadrat dari standar deviasi, rumus

    umunya sebagai berikut.

    σp2 = ∑ Xi𝑛𝑖−1

    2𝜎𝑖2 + ∑ ∑ 𝑋𝑖𝑋𝑗𝜎𝑖𝑗𝑛𝑗=1

    𝑛𝑖=1

    Keterangan:

    σp2 = varians portofolio

    σi2 = varians investasi i

    σij = kovarians investasi i dan investasi j

    Adanya unsur korelasi antara tingkat keuntungan dari tiap

    sekuritas yang membentuk portofolio, membuat perhitungan risiko

  • 27

    portofolio atau standar deviasi tingkat keuntungan portofolio menjadi

    agak rumit. (Husnan, 2005)

    7. Teori Single Index Model

    Dalam menentukan portofolio optimal, investor dapat

    menggunakan metode Markowitz atau metode SIM (Single Index

    Model). Metode SIM merupakan analisis yang dikembangkan pada

    tahun 1963 oleh William Sharpe. Single index model adalah bentuk

    penyederhanaan dari metode perhitungan Markowitz yang mampu

    mereduksi jumlah variabel yang perlu dihitung dan memperkecil input

    analisis teori portofolio. Selain itu, metode single index model dapat

    digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dan risiko

    portofolio. Menurut Jogiyanto (2008), dalam menentukan portofolio

    optimal, apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio

    optimal tersebut atau tidak, akan lebih mudah jika didasarkan pada

    sebuah angka. Angka tersebut merupakan sebuah rasio antara ekses

    return dengan beta (excess return to beta ratio).

    Portofolio optimal hanya berisikan aktiva-aktiva yang

    mempunyai nilai ERB (Excess Return to Beta) yang tinggi. Aktiva-

    aktiva tersebut harus memiliki nilai ERB yang lebih besar atau sama

    dengan nilai pada titik pembatas atau Cut Off Point. Nilai ERB yang

    kurang dari titik pembatas tersebut, maka tidak akan dimasukkan ke

    dalam portofolio optimal. Setelah mengetahui instrumen apa saja yang

  • 28

    masuk ke dalam portofolio optimal, selanjutnya adalah menentukan

    proporsi dana untuk masing-masing instrumen tersebut.

    8. Pengukuran Kinerja Porotoflio

    Konsep pengukuran kinerja portofolio dikembangkan pada akhir

    tahun 1960-an yang dipelopori oleh William Sharpe, Treynor, dan

    Michael Jensen. Capital Market merupakan konsep yang menjadi dasar

    dari konsep pengukuran kinerja portofolio. Composite (risk-adjusted)

    Measure of Portfolio Performance adalah istilah lain yang dikenal pada

    ketiga pengukuran ini. (Samsul, 2006)

    a. Model Sharpe

    Sharpe berpendapat bahwa cara memprediksi kinerja

    portofolio di masa yang akan datang dapat menggunakan dua

    ukuran, yaitu dengan menghitung tingkat pengembalian yang

    diharapkan (expected return portfolio) dan nilai risiko dari

    prediksi variabilitas (predicted variability of risk) yang

    direfleksikan sebagai standar deviasi dan menghubungkan

    antara besarnya tingkat pengembalian dan besarnya risiko

    portofolio. Model Sharpe dapat dihitung melalui persamaan

    berikut. (Samsul, 2006)

    R/Vs = 𝐸(𝑅𝑝)−𝑅𝑓

    𝜎𝑝

  • 29

    Keterangan:

    R/Vs = Reward to Variability Ratio Model Sharpe

    E(Rp) = Nilai rata-rata tingkat pengembalian portofolio

    Rf = Tingkat bunga bebas risiko

    σp = Standar deviasi portofolio sebagai tolak ukur risiko

    b. Model Jensen

    Pendapat yang dikemukakan Jensen adalah hasil

    pengembalian yang dimaksud yakni tingkat pengembalian rata-

    rata portofolio (Rp) masa lalu sedangkan tingkat minimum

    pengembalian adalah pengembalian yang diharapkan. Dimana

    CAPM (Capital Asset Pricing Model) merupakan rumus yang

    digunakan oleh Jensen dalam modelnya, persamaannya sebagai

    berikut. (Samsul, 2006)

    E(Ri) = Rf + βi (Rm – Rf)

    Keterangan:

    E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk investasi

    i

    Rf = Tingkat bunga bebas risiko

    βi = Koefisien Beta atau risiko sistematis untuk investasi i

    Rm = Tingkat pengembalian pasar

  • 30

    c. Model Treynor

    Treynor berpendapat bahwa dalam mengukur kinerja

    portofolio adalah dengan dengan menggunakan rata-rata

    pengembalian masa lalu sebagai pengembalian yang diharapkan

    dan menggunakan koefisien beta sebagai tolak ukur risiko.

    Model Treynor dapat dinyatakan melalui persamaan berikut.

    (Samsul, 2006)

    R/Vt = 𝐸(𝑅𝑝)−𝑅𝑓

    𝛽𝑝

    Keterangan:

    R/Vt = Reward to Variability Ratio Treynor’s Model

    E(Rp) = Rata-rata pengembalian portofolio

    Rf = Tingkat bunga bebas risiko

    βp = Beta portofolio sebagai tolak ukur risiko

    9. Instrumen Investasi Dana Haji

    a. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara)

    Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008, Surat

    Berharga Syariah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat

    disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang

  • 31

    diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, baik dalam mata uang

    rupiah maupun valuta asing sebagai bukti atas bagian penyertaan

    terhadap aset SBSN. Tujuan dari penerbitan SBSN menurut undang-

    undang tersebut adalah untuk membiayai proyek-proyek pemerintah

    dan juga membiayai APBN. Hal ini berarti bahwa SBSN diterbitkan

    untuk bisa digunakan sebagai pembiayaan proyek-proyek tertentu

    yang dilaksanakan oleh Pemerintah secara khusus, dan pembiayaan

    APBN untuk menutup defisit anggaran secara umum.

    Hingga saat ini, sudah tujuh jenis SBSN yang diterbitkan

    oleh pemerintah yaitu sebagai berikut. (Nopijantoro, 2017)

    1) Islamic Fixed Rate (IFR)

    IFR pertama kali diterbitkan pada tahun 2008 dengan

    menggunakan metode bookbuilding di pasar dalam

    negeri. IFR merupakan jenis sukuk negara yang dijual

    melalui proses lelang dan penempatan langsung (private

    placement) kepada investor institusi/korporasi institusi.

    Sukuk Negara seri IFR memiliki masa jatuh tempo lebih

    dari satu tahun. Penerbitan IFR dilakukan dengan metode

    lelang yang dilaksanakan secara berkala setiap bulannya

    atau secara reguler semenjak tahun 2009. Kemudian

    setelah tahun 2011, sukuk jenis ini tidak diterbitkan lagi,

    dan diterbitkanlah seri Project Based Sukuk (PBS)

  • 32

    sebagai gantinya dan memiliki fitur yang relatif sama

    dengan seri IFR.

    2) Sukuk Ritel

    Sukuk Ritel atau Sukri diterbitkan pertama kali tahun

    2009, dengan dua skema ijarah yakni ijarah sale and

    lease back dan ijarah asset to be leased. Sukuk Ritel

    adalah sukuk negara yang pembeliannya melalui agen-

    agen penjual yang telah ditunjuk, sebagai instrumen

    investasi bagi Warga Negara Indonesia (WNI)

    noninstitusi atau nonkorporasi. Sukri dapat dibeli dengan

    nilai minimal lima juta rupiah dan maksimal lima miliar

    rupiah. Kupon pada jenis sukuk ini bersifat fixed rate,

    yang dibayarkan setiap bulan dan dapat diperjualbelikan.

    3) Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI)

    Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) pertama kali

    diterbitkan pada bulan Mei 2009. SDHI adalah seri

    SBSN yang diterbitkan dengan metode penempatan

    langsung (private placement) pada dana haji maupun

    Dana Abadi Umat (DAU) melalui SDHI DAU

    berdasarkan kesepakatan bersama (Memorandum of

    Understanding/MoU) antara Kementrian Keuangan dan

    Kementrian Agama tahun 2009. SBSN seri ini tidak

    dapat diperdagangkan karena dikhususkan untuk dana

  • 33

    haji dan DAU. Jasa layanan haji merupakan underlying

    asset yang digunakan pada SDHI berupa jasa

    penerbangan (flight), makanan (catering), dan

    pemondokan (housing).

    SDHI sebenarnya diterbitkan untuk membantu

    Badan Pengelola Keuangan Haji dalam memberikan

    alternatif investasi yang aman dan menguntungkan.

    Selain itu, membantu dalam hal transparansi penempatan

    dana haji yang selama ini sering mendapat sorotan

    masyarakat.

    Akad yang digunakan pada SDHI adalah akad ijarah

    al khadamat. Berdasar pada Organisasi Akuntansi dan

    Audit untuk Lembaga Keuangan Islam (AAOIFI) Sharia

    Standard Nomor 17, jenis sukuk ini menggunakan

    underlying asset berupa jasa yang akan tersedia di masa

    depan (certificates of ownership of describe future

    service).

    4) Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS)

    Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS)

    pertama kali diterbitkan pada tanggal 4 Agustus 2011,

    dilaksanakan oleh Kementrian Keuangan melalui lelang

    secara reguler pada penerbitan tahun selanjutnya. SPSN

    adalah SBSN yang memiliki jangka waktu jatuh tempo

  • 34

    hanya sampai dengan 12 bulan, sehingga SPSN bisa juga

    disebut sebagai SBSN dalam jangka pendek.

    5) Project Based Sukuk (PBS)

    PBS diterbitkan pertama kali tahun 2012 sebagai

    ganti SBSN seri Islamic Fix Rate (IFR) dan memiliki

    fitur yang relatif sama dari seri tersebut. PBS adalah

    pembiayaan kegiatan atau proyek yang dilaksanakan

    oleh Kementrian/Lembaga melalui sumber pendanaan

    melalui penerbitan SBSN. PBS dijual kepada investor

    yang berasal dari institusi atau korporasi, baik melalui

    mekanisme penempatan secara langsung (private

    placement) maupun melalui mekanisme lelang.

    Metode penerbitan SBSN – PBS tentunya

    menggunakan sistem syariah karena merupakan bagian

    dari jenis SBSN. Hanya saja terdapat perbedaan antara

    SBSN PBS dengan SBSN non PBS yakni pada

    penggunaan dana atau pemanfaatan dana dari hasil

    diterbitkannya SBSN. SBSN non PBS diterbitkan untuk

    digunakan pada pembiayaan APBN secara umum

    (general financing), untuk menutup defisit anggaran

    khususnya, sedangkan SBSN – PBS dalam

    penerbitannya digunakan untuk membiayai proyek atau

    kegiatan tertentu yang dilaksanakan oleh

  • 35

    Kementrian/Lembaga. Sehingga dana hasil penerbitan

    SBSN – PBS tidak dapat digunakan untuk tujuan lain

    selain untuk membiayai proyek yang telah ditentukan

    dalam APBN karena dana perolehan itu langsung di-

    earmark atau dikhususkan untuk membiayai proyek

    tersebut. (Nopijantoro, 2017)

    Berdasarkan jenisnya, SBSN – PBS dibagi menjadi

    dua.

    a) Project underlying sukuk.

    Pengalokasian pada APBN tahun anggaran

    yang sedang berjalan merupakan dasar dari

    transaksi SBSN – PBS, dengan menggunakan

    proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang

    dilaksanakan oleh K/L. Proyek-proyek yang

    dibiayai dengan rupiah murni yang berasal dari

    penerimaan pajak serta digunakan untuk

    pembangunan fisik yang umumnya digolongkan

    dalam jenis belanja modal merupakan proyek-

    proyek yang dipilih sebagai underlying asset

    pada sukuk seri ini. Mekanisme pembiayaannya

    adalah dengan cara menggunakan sumber dana

    rupiah murni terlebih dahulu untuk membangun

    proyek tersebut, kemudian setelah SBSN – PBS

  • 36

    diterbitkan, rupiah murni yang telah terpakai

    akan diganti dengan dana hasil penerbitan sukuk

    ini. Dengan kata lain, dana yang telah

    dikeluarkan (revolving) akan diganti oleh dana

    hasil penerbitan (proceeds). (Hariyanto, 2017)

    b) Project financing sukuk

    Sama dengan mekanisme APBN, penerbitan

    sukuk negara yang akan membiayai proyek

    infrastruktur juga melalui Badan Pembangunan

    Nasional (Bappenas) yang diusulkan oleh

    Kementrian/Lembaga dan diusulkan ke

    Kementrian Keuangan untuk selanjutnya

    diusulkan dalam UU APBN tahun bersangkutan.

    Sumber pembiayaan proyek pada sukuk ini

    dibuat semata-mata hanya bersumber dari SBSN

    (earmarked) karena proyek infrastruktur hanya

    dapat dibiayai melalui penerbitan Sukuk Negara

    setelah proyek tersebut tercatat dalam dokumen

    APBN.

    6) Sukuk Tabungan

    Penerbitan pertama sukuk seri ini adalah pada bulan

    Agustus 2016. Sukuk Tabungan merupakan sukuk seri

    sukuk ritel yang diterbitkan untuk dijual kepada investor

  • 37

    atau pembeli individu atau noninstitusi yang

    bersyaratkan harus Warga Negara Indonesia (WNI).

    Berbeda dengan sukuk ritel, sukuk tabungan dapat dibeli

    dengan minimum pembelian lebih rendah senilai dua juta

    rupiah sehingga lebih terjangkau.

    7) Sukuk Valas (Global Sukuk)

    Sukuk Valas atau global sukuk diterbitkan pertama

    kali pada tahun 2016 di pasar internasional dalam mata

    uang USD. Sukuk Valas adalah sukuk negara yang

    menggunakan mata uang atau valuta asing dalam

    penerbitannya di pasar internasional sebagai pasar

    perdana. Sukuk negara jenis ini dapat diperdagangkan

    (tradable) dengan tingkat imbal hasil (yield) yang

    diberikan pada sukuk ini bersifat tetap.

    Pada penelitian ini instrumen sukuk negara yang menjadi

    instrumen investasi BPKH diantaranya adalah SBSN – PBS, SDHI,

    dan Sukuk Valas atau SBSN USD.

    b. Sukuk Korporasi

    Menurut Otoritas Jasa Keuangan, Sukuk Korporasi adalah

    instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip

    syariah. Sedangkan sukuk korporasi menurut laman resmi PT Bursa

    Efek Indonesia adalah sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan, baik

  • 38

    perusahaan swasta maupun Badan Umum Milik Negara (BUMN),

    berdasarkan peraturan OJK No. 18/POJK.04/2005 tentang

    penerbitan dan persyaratan sukuk.

    Aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk yang diterbitkan oleh

    pihak korporasi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah di

    Pasar Modal yang terdiri atas:

    1. Aset berwujud tertentu.

    2. Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada

    maupun yang akan ada.

    3. Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada.

    4. Aset proyek tertentu.

    5. Kegiatan investasi yang telah ditentukan.

    Berikut beberapa kriteria perusahaan dalam menerbitkan sukuk.

    (Hamid, 2009)

    1. Kegiatan usaha utama (core business) yang halal tidak

    bertentangan dengan subtansi Fatwa No. 20/DSN-

    MUI/IV/2001. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa jenis

    kegiatan usaha yang termasuk ke dalam usaha yang

    bertentangan dengan syariah Islam diantaranya sebagai

    berikut.

    a. Kegiatan yang didalamnya terdapat unsur perjudian dan

    permainan yang tergolong judi atau perdagangan

    terlarang.

  • 39

    b. Kegiatan memproduksi, mendistribusikan, dan

    memperdagangkan makanan dan minuman haram.

    Contohnya adalah produsen yang memproduksi

    minuman beralkohol, tidak akan lolos seleksi karena

    usahanya mengandung unsur haram yakni mengandung

    alkohol.

    c. Kegiatan memproduksi, mendistribusikan dana atau

    menyediakan barang atau jasa yang dapat merusak moral

    dan memiliki sifat yang mudharat. Contoh yang

    termasuk ke dalam kategori ini adalah produsen rokok.

    Walaupun dalam pengoperasiannya menghasilkan laba

    dan memiliki nilai kapitalisasi saham yang besar, namun

    produsen ini tidak akan lolos dalam segi syariah karena

    tergolong usaha produksi barang yang memiliki sifat

    mudharat.

    2. Peringkat investasi dengan grade:

    a. Fundamental usaha yang dimiliki harus kuat

    b. Fundamental keuangan yang dimiliki harus kuat

    c. Di mata publik memiliki citra yang baik

    3. Apabila termasuk ke dalam komponen Jakarta Islamic Index

    (JII) maka akan menambah keuntungan.

    c. Reksa Dana Syariah

  • 40

    Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

    19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana

    Syariah, Pasal 1 Ayat (1) Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal

    dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak

    bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pasal 1 Ayat

    (3) Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk adalah Reksa Dana Syariah

    yang melakukan investasi pada satu atau lebih Sukuk dengan

    komposisi paling sedikit 85% (delapan puluh lima persen) dari Nilai

    Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah diinvestasikan pada Sukuk yang

    ditawarkan di Indonesia melalui Penawaran Umum, Surat Berharga

    Syariah Negara, dan/atau surat berharga komersial syariah yang

    jatuh temponya 1 (satu) tahun atau lebih dan masuk kategori layak

    investasi serta dimasukkan dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga

    Penyimpanan dan Penyelesaian oleh penerbit surat berharga

    komersial syariah.

    Menurut Seri Literasi Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa

    Keuangan, Manajer Investasi (MI) perlu melakukan pembersihan

    (cleansing) Reksa Dana Syariah untuk kekayaan atas Reksa Dana

    Syariah dari unsur non-halal. Hal ini karena Reksa Dana Syariah

    dimungkinkan tidak lagi memenuhi kriteria syariah. Penyesuaian

    portofolio Reksa Dana Syariah saham ketika mulai berlaku

    efektifnya Daftar Efek Syariah terbaru adalah maksud dari

  • 41

    pembersihan kekayaan Reksa Dana Syariah dari unsur non halal.

    Saham yang tidak termasuk di Daftar Efek Syariah dalam portofolio

    Reksa Dana Syariah, maka saham tersebut harus dikeluarkan dari

    portofolio Reksa Dana Syariah.

    Sedangkan berdasarkan jenisnya, menurut undang-undang di

    atas pasal 3, Reksa Dana Syariah dapat berupa:

    a. Reksa Dana Syariah Pasar Uang

    b. Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap

    c. Reksa Dana Syariah Saham

    d. Reksa Dana Syariah Campuran

    e. Reksa Dana Syariah Terproteksi

    f. Reksa Dana Syariah Indeks

    g. Reksa Dana Syariah Berbasis Efek Syaria Luar Negeri

    h. Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk

    i. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi

    Kolketif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di

    Bursa

    j. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi

    Kolektif Penyertaan Terbatas

    Reksa Dana Syariah dalam memberikan tingkat pengembalian

    sama halnya dengan prinsip dalam berinvestasi yakni semakin tinggi

    tingkat pengembalian suatu jenis reksa dana syariah, maka akan

    memberikan semakin tinggi pula tingkat risiko yang akan

  • 42

    didapatkan. Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa

    Keuangan, Reksa Dana Syariah yang memiliki tingkat

    pengembalian yang paling rendah adalah jenis Reksa Dana Syariah

    Pasar Uang, sedangkan Reksa Dana Syariah yang memberikan

    tingkat pengembalian paling tinggi adalah jenis Reksa Dana Syariah

    Saham.

    Kegiatan dalam Reksa Dana Syariah menggunakan

    mekanisme dengan akad Wakalah bil Ujrah. Wakalah bil Ujrah

    adalah akad yang dilakukan oleh investor dengan memberikan kuasa

    kepada manajer investasi dan bank kustodian untuk mengelola

    investasinya, sehingga manajer investasi dan bank kustodian akan

    mendapatkan fee/ujrah atas pegelolaan investasi yang dititipkan oleh

    investor.

    Dalam penelitian ini, jenis reksa dana yang menjadi objek

    penelitian hanya Reksa Dana Syariah Terproteksi dan Reksa Dana

    Syariah Pasar Uang.

    d. Penyertaan Saham BMI (Bank Muamalat Indonesia)

    Mengutip laman resmi PT Bursa Efek Indonesia, saham

    syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan

    dengan prinsip syariah di Pasar Modal. Definisi saham dalam

    konteks saham syariah merujuk kepada definisi saham pada

    umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan

  • 43

    OJK lainnya. Pertama, Peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017

    Tentang kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah harus dipenuhi

    kriterianya oleh saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi

    saham syariah. Kedua, adalah Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2015

    dimana saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten

    atau perusahaan publik syariah harus memenuhi aturan tersebut.

    Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama di

    Indonesia yang berdiri pada tanggal 1 November 1991. Pendirian

    Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia

    (MUI), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan

    pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari

    Pemerintah Republik Indonesia. Diketahui sudah sejak tahun 1998

    Kementrian Agama yang pada saat itu masih sebagai lembaga

    pengelola haji telah mengucurkan dana haji dan dana abadi umat

    dalam penyertaan saham Bank Muamalat. Walaupun penyertaan

    saham yang ada di Bank Muamalat merupakan kepemilikan

    minoritas.

    Berdasarkan laporan keuangan akhir tahun 2016, BPKH

    yang saat itu dinamai Badan Pengelola Dana ONHI (Ongkos Naik

    Haji Indonesia) masih tercantum sebagai pemegang saham Bank

    Muamalat dengan presentase sebesar 1,03%. Akan tetapi

    berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat satu tahun

    setelahnya yakni per September 2017 hingga saat ini, nama tersebut

  • 44

    sudah tidak tercantum dalam komposisi pemegang saham Bank

    Muamalat karena kepemilikan yang dibeli atas dana haji dan DAU

    telah terdilusi.

    10. Dana BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji)

    a. Pengertian BPIH

    Menurut Undang-Undang No. 34 Tahun 2014, Biaya

    Penyelenggaraan Ibadah Haji yang selanjutnya disingkat BPIH

    adalah sejumlah dana yang harus dibayar oleh warga negara yang

    akan menunaikan ibadah haji.

    b. Besaran BPIH Selama 10 Tahun Terakhir

    Besarnya BPIH bervariasi setiap tahunnya sesuai dengan

    fluktuasi nilai tukar valuta asing dan kondisi perekonomian. Karena

    sebelum tahun 2015, setoran BPIH menggunakan mata uang dollar

    Amerika.

    Tabel 2.2. Besaran BPIH dari Tahun 2009-2019

    Tahun BPIH*) Dasar Penetapan Keterangan

    2009 3.423 USD Keppres No. 41/2009 Kurs Jual

    BI

    Berjalan**)

    2010 3.342 USD Keppres No. 51/2010

    2011 3.533 USD Keppres No. 51/2011

  • 45

    2012 3.612 USD Keppres No. 81/2012

    2013 3.528 USD Keppres No. 31/2013

    2014 3.216 USD Keppres No. 49/2014

    2015 2.717 USD Keppres No. 64/2015

    2016 Rp 34.641.000 Keppres No. 21/2016

    Kurs

    Rupiah***)

    2017 Rp 34.890.312 Keppres No. 8/2017

    2018 Rp 35.235.602 Keppres No. 7/2018

    2019 Rp 35.235.602 Keppres No. 8/2019

    Sumber: haji.kemenag.go.id, diolah.

    Keterangan:

    *) Nilai rata-rata pembayaran BPIH.

    **) Sebelum 2015, penetapan nilai pembayaran BPIH dalam rupiah

    menunggu kurs jual BI berjalan yang setiap harinya keluar pada

    pukul 10.00 WIB. Jadi pelunasan BPIH fluktuatif tergantung hari

    pembayaran.

    ***) 2016, nilai pembayaran BPIH dalam rupiah sudah ditetapkan

    dalam Keppres No. 21/2016. Jamaah haji yang berhak melunasi

    membayar dengan nilai kurs rupiah yang sama.

    Berdasarkan tabel di atas, besaran BPIH tahun 2019 tidak

    mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu masih sebesar Rp

    35.235.602. Hal ini disebabkan salah satunya karena asumsi mata

    uang rupiah yang menguat atas mata uang asing, terutama mata uang

  • 46

    Amerika (USD) dan mata uang Saudi Arabia Riyal (SAR). Akan

    tetapi besaran BPIH tersebut merupakan rata-rata BPIH dari tiap

    daerah. Adapun untuk besaran BPIH setiap daerah berbeda-beda.

    Tabel 2.3. Besaran BPIH 2019 per Embarkasi

    No Embarkasi Besaran BPIH

    1 Aceh Rp30.881.010,00

    2 Medan Rp31.730.375,00

    3 Batam Rp32.306.450,00

    4 Padang Rp32.918.065,00

    5 Palembang Rp33.429.575,00

    6 Jakarta (Pondok Gede) Rp34.987.280,00

    7 Jakarta (Bekasi) Rp34.987.280,00

    8 Solo Rp36.429.275,00

    9 Surabaya Rp36.586.945,00

    10 Banjarmasin Rp37.885.084,00

    11 Balikpapan Rp38.259.345,00

    12 Lombok Rp38.454.405,00

    13 Makasssar Rp39.207.741,00

    Sumber: haji.kemenag.go.id

    Embarkasi Aceh, menjadi daerah yang menetapkan BPIH

    paling rendah dibandingkan dengan daerah lainnya yakni sebesar

    Rp30.881.010,00 karena paling dekat ke Arab Saudi. Sebaliknya

  • 47

    biaya haji paling tinggi berada di embarkasi Makassar dengan

    besaran BPIH Rp39.207.741,00 karena wilayahnya yang paling jauh

    dengan Arab Saudi.

    11. Dana Abadi Umat (DAU)

    Menurut Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2014 Pasal 1

    Ayat 3, Dana Abadi Umat yang selanjutnya disingkat DAU adalah

    sejumlah dana yang sebelum berlakunya Undang-Undang ini

    diperoleh dari hasil pengembangan DAU dan/atau sisa biaya

    operasional penyelenggaraan ibadah haji serta sumber lain yang

    halal dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    Pada dasarnya DAU berasal dari hasil pengembangan atau

    efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haji. Hasil pengembangan

    atau nilai manfaat dari DAU ditempatkan dan/atau diinvestasikan

    pada instrumen dengan profil risiko atau yang memiliki tingkat

    risiko yang rendah. Sedangkan hasil pengembangan atau nilai

    manfaat DAU digunakan sebagai sumber pendanaan bagi kegiatan

    kemaslahatan umat Islam.

    B. Penelitian Terdahulu

    No Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

  • 48

    1 Optimal

    Portfolio

    Construction

    (A Case Study

    of LQ45 in

    Indonesia

    Stock

    Exchange)

    Dhea Ayu

    Pratiwi dan

    Irni Yunita

    (2013)

    Portofolio optimal yang

    terbentuk dengan

    menggunakan single

    index model berisi enam

    kombinasi saham,

    sedangkan dengan

    menggunakan model

    korelasi konstan berisi

    delapan saham.

    Penurunan return yang

    terjadi pada suatu saham

    dalam portofolio dapat

    diatasi dengan

    peningkatan saham lain

    dalam portofolio.

    Portofolio yang dibangun

    dengan menggunakan

    SIM memiliki kinerja

    yang lebih baik

    dibandingkan dengan

    portofolio yang dibentuk

    dengan menggunakan

    model korelasi konstan.

    Metode

    Penelitian

    Objek

    Penelitian

  • 49

    Jadi, portofolio yang

    dibentuk dengan model

    SIM secara otomatis

    menjadi rekomendasi dari

    penulis untuk investor

    dalam menentukan

    portofolio optimal

    investasi.

    2 A

    Comparative

    Study of Hajj

    Fund

    Management

    Institution in

    Malaysia,

    Indonesia,

    and Maldives

    Aishath

    Muneeza,

    dkk. (2018)

    Dibandingkan antara

    Malaysia, Indonesia, dan

    Maladewa, pengelolaan

    dana haji yakni melalui

    Lembaga Tabung Haji

    Malaysia lah yang lebih

    unggul. Karena Tabung

    Haji memiliki portofolio

    investasi yang lebih

    canggih, bervariasi

    produk perbankannya,

    sukuk, ekuitas, dan usaha

    kecil. Sedangkan

    Indonesia dan Maladewa

    Objek

    Penelitian

    Metode

    Penelitian

  • 50

    masih sedikit

    instrumennya.

    3 Management

    of Hajj Funds

    in Indonesia

    Endang

    Jumali

    (2018)

    Ketentuan mengenai

    pengisian dan

    penandatanganan kontrak

    wakalah diatur dalam

    perjanjian kerjasama

    antara Direktorat Jendral

    Penyelenggaraan Haji

    dan Umrah Kementrian

    Agama dengan Bank

    Penerima Setoran BPIH

    (BPS-BPIH). Dalam

    bentuk kontrak wakalah,

    para calon jemaah haji

    sebagai muwakkil

    memberikan wewenang

    kepada BPKH sebagai

    wakil, untuk menerima

    dan mengelola dana

    setoran awal BPIH yang

    telah disetor calon jemaah

    haji melalui BPS sesuai

    Objek

    Penelitian

    Metode

    Penelitian

  • 51

    dengan hukum dan

    peraturan yang berlaku.

    Penerapan kontrak

    wakalah juga diatur

    ketika keuangan haji

    dikelola BPKH.

    4 Optimalisasi

    Portofolio

    Investasi

    Program

    Tunjangan

    Hari Tua

    (THT) pada

    PT Taspen

    (Persero)

    Oktavianus

    Oki Bagus

    Krisnawan

    (2019)

    Perhitungan portofolio

    optimal melalui metode

    efficient frontier

    Markowitz menunjukkan

    komposisi 100 persen

    obligasi. Melalui

    penyesuaian terkait

    dengan regulasi tentang

    komposisi investasi,

    kombinasi portofolio

    optimal tercapai dengan

    komposisi 10% deposito,

    80% obligasi, dan 10%

    saham.

    Metode

    penelitian

    Model

    Penelitian

    dan Objek

    Penelitian

    5 Aplikasi

    Single Index

    Model dalam

    Atika Lusi

    Tania

    (2019)

    Dari 45 saham dalam

    LQ45 diperoleh 13 saham

    Metode

    Penelitian

    Objek

    Penelitian

  • 52

    Pembentukan

    Portofolio

    Optimal

    Saham LQ45

    pada Bursa

    Efek

    Indonesia

    optimal yang akan dibeli

    oleh investor.

    6 Analisis

    Metode

    Single Index

    Model dala

    Pembentukan

    Portofolio

    Optimal

    untuk

    Menurunkan

    Risiko

    Investasi

    (Studi pada

    Perusahaan

    yang

    Terdaftar

    dalam Indeks

    Ninik

    Jayanti, dkk

    (2017)

    Dari 15 sampel penelitian

    yang berasal dari IDX30,

    menghasilkan 4 kandidat

    saham yang membentuk

    portofolio optimal.

    Metode

    Penelitian

    Objek

    Penelitian

  • 53

    IDX30

    Periode

    Agustus

    2013-Juli

    2016)

    7 Penggunaan

    Metode

    Single Index

    Model dalam

    Menentukan

    Portofolio

    Optimal

    Tahun 2012-

    2015 (Studi

    pada Saham-

    Saham yang

    Terdaftar

    dalam Index

    IDX30 di

    Bursa Efek

    Indonesia

    Periode

    Februari 2012

    Tri Ratna

    Adiningrum

    , Raden

    Rustam

    Hidayat,

    dan Sri

    Sulasmiyati

    (2016)

    Besar proporsi dana

    masing-masing saham

    pembentuk portofolio

    pada tahun 2012 adalah

    PGAS (26,60%), INDF

    (44,13%), CPIN

    (10,80%), INTP

    (10,70%), SMGR

    (7,77%). Tahun 2013

    adalah UNVR (65,41%),

    INDF (34,59%). Tahun

    2014 adalah BBCA

    (14,74%), BBNI

    (29,54%), GGRM

    (8,84%), PGAS

    (35,88%), BBRI (9,65%),

    BMRI (1,36%). Tahun

    2015 hanya ada satu

    Metode

    Penelitian

    Objek

    Penelitian

  • 54

    – Agustus

    2015)

    perusahaan yaitu UNVR

    sehingga proporsi

    d