Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa (Studi Empiris Pada...

5
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa (Studi Empiris Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2016) Oleh: Lovita Ivan Hidayatullah NIM: O100160030 Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya yang sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler, dan pembinaan siswa/mahasiswa (bimbingan dan konseling) 1 . Bahasan pendidikan bermutu, selain dari mampu mengintegrasikan tiga bidang diatas. Dalam mata kuliah TQM dan Penjaminan Mutu pendidikan, pernah dibahas juga terkait konsep mutu pendidikan yang bagus yaitu bagaimana pendidikan harus mampu memiliki serta mengintegrasikan: (1) struktur & isi kurikulum; (2) kebijakan kelembagaan; (3) kualifikasi staff guru; (4) iklim dan kultur akademik; (5) standarisasi proses & mutu; (6) dukungan komunitas; (7) jaminan pembiyaan; dan (8) dukungan institusional 2 . Dalam tulisan ini akan dibahas terkait aspek iklim dan kultur akademik yang penekanannya lebih kepada pembinaan mahasiswa dalam sukses studi (belajarnya). Bagaimana seorang pendidik harus mampu menciptakan iklim (culture) semangat belajar dalam sukses studi bagi siswa/ mahasiswanya. Dalam kaitannya tersebut, tulisan ini akan fokus pada semangat optimalisasi fungsi pembimbing akademik bagi sukses studi mahasiswa FAI UMS tahun 2016. Yang dimana tugas utama layanan bimbingan akademik di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta dan yang dilaksanakan oleh Dosen Pembimbing Akademik (DPA), memiliki 5 tugas dan kewajiban, antara lain: (1) Membantu mahasiswa 1 Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2011. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm. 5. 2 Seminar/ Kuliah TQM dan Penjaminan Mutu pendidikan, Oleh Dr. Eko Supriyanto, M.Pd. pada hari/ tanggal: Jum’at, 30 September 2016. Pukul 13.00-17.00 WIB

Transcript of Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa (Studi Empiris Pada...

Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa (Studi Empiris Pada Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2016)

Oleh: Lovita Ivan HidayatullahNIM: O100160030

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya yang sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler, dan pembinaan siswa/mahasiswa (bimbingan dan konseling)1.

Bahasan pendidikan bermutu, selain dari mampu mengintegrasikan tiga bidang diatas. Dalam mata kuliah TQM dan Penjaminan Mutu pendidikan, pernah dibahas juga terkait konsep mutu pendidikan yang bagus yaitu bagaimana pendidikan harus mampu memiliki serta mengintegrasikan: (1) struktur & isi kurikulum; (2) kebijakan kelembagaan; (3) kualifikasi staff guru; (4) iklim dan kultur akademik; (5) standarisasi proses & mutu; (6) dukungan komunitas; (7) jaminan pembiyaan; dan (8) dukungan institusional2.

Dalam tulisan ini akan dibahas terkait aspek iklim dan kultur akademik yang penekanannya lebih kepada pembinaan mahasiswa dalam sukses studi (belajarnya). Bagaimana seorang pendidik harus mampu menciptakan iklim (culture) semangat belajar dalam sukses studi bagi siswa/ mahasiswanya. Dalam kaitannya tersebut, tulisan ini akan fokus pada semangat optimalisasi fungsi pembimbing akademik bagi sukses studi mahasiswa FAI UMS tahun 2016. Yang dimana tugas utama layanan bimbingan akademik di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta dan yang dilaksanakan oleh Dosen Pembimbing Akademik (DPA), memiliki 5 tugas dan kewajiban, antara lain: (1) Membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi dan memberikan pertimbangan dalam memilih mata kuliah yang diambil pada semester yang akan ditempuh; (2) memberikan pertimbangan tentang jumlah SKS yang akan diambil dengan mempertimbangkan IP semester sebelumnya; (3) mengarahkan dan membimbing mahasiswa dalam melakukan aktifitas akademiknya; (4) membantu menyelesaikan persoalan akademik mahasiswa yang dibimbing; (5) berkonsultasi pada pimpinan program studi/fakultas jika mahasiswa yang dibimbing tidak mencapai prestasi akademik minimal dan menyampaikan laporan jika mahasiswa yang dibimbing telah menyelesaikan studi3.

Alasan utama kenapa akan dibahas iklim dan kultur akademik (pembinaan siswa) adalah karena masih banyak sekolah yang mengabaikan empat hal pokok dalam proses pendidikan. Pertama, peranan struktur bahan, dan bagaimana hal tersebut menjadi pusat kegiatan belajar. Hal ini menjadi sangat penting dalam proses penyusunan dan

1 Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2011. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm. 5.

2 Seminar/ Kuliah TQM dan Penjaminan Mutu pendidikan, Oleh Dr. Eko Supriyanto, M.Pd. pada hari/ tanggal: Jum’at, 30 September 2016. Pukul 13.00-17.00 WIB

3Tim Penyusun. 2011. Buku Pedoman 2011/2012 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. UMS; Surakart. Hlm. 34.

pengembangan kurikulum yaitu bagaimana struktur bahan tersebut dapat memberikan pengertian kepada siswa tentang struktur mendasar terhadap tiap mata pelajarannya (kondisi belajar yang efektif dan mendukung perkembangannya). Kedua, proses belajar yang menekankan pada aspek berpikir intuitif. Ketiga, masalah kesiapan (readness) dalam belajar. Keempat, dorongan (motivasi) untuk belajar (learning motives) serta bagaimana membangkitkan motif tersebut4.

Sebagaimana kita ketahui usia mahasiswa, untuk strata 1 (S1) umumnya sekitar 18-24 tahun, mereka berada pada masa remaja akhir dan dewasa awal, atau berada di antara keduanya yakni masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa (Hurlock, 1980). Dua tinjauan terhadap kondisi ideal dan aktual mahasiswa tersebut, yang menjadi dasar pemikiran mengembangkan model bimbingan/ pembinaan dalam mengoptimalkan sukses studi, dapat dilihat dari dua faktor yang menjadi fokus perhatian, yaitu (1) faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam individu seperti kemampuan intelektual, motivasi, perasaan dan keadaan pribadi secara keseluruhan; (2) faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar individu, seperti kurangnya dorongan dosen bagi mahasiswa untuk belajar, evaluasi dengan memberikan sistem nilai yang murah, kemampuan ekonomi mahasiswa yang kurang untuk membeli buku-buku dan perlengkapan lainnya5.

Mahasiswa dengan segala daya semangat dan daya kritisnya mereka (potensi yang dimilikinya), masuk perguruan tinggi telah membawa bekal-bekal tertentu, baik dalam hal kemampuan intelektual, keadaan pribadi, maupun keadaan yang melatarbelakangi kehidupan mahasiswa tersebut. Dengan memasuki perguruan tinggi, maka sebenarnya mahasiswa akan menghadapi situasi yang berbeda dengan situasi di sekolah sebelumnya. Dengan hal ini, para mahasiswa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan segala aktifitas yang ada di perguruan tinggi tersebut.

Dalam merealisasikan tuntutan tersebut, maka mereka dituntut secara mandiri mengembangkan potensi yang dimilikinya serta mereka juga dituntut untuk bisa mengatasi hambatan dan problema yang ada di perguruan tinggi. Bagi mereka yang mampu dengan sendirinya dapat memecahkan masalahnya, itu bukan merupakan suatu hal yang menjadi persoalan, akan tetapi, bagi mereka yang tidak mampu menyelesaikannya dengan sendiri, maka akan dibutuhkan bantuan orang lain, yang dalam hal ini adalah bimbingan dari para dosen, yang itu dilakukan secara sistematik dengan selalu berpegang pada prinsip “Tut Wuri Handayani”6 serta al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan landasan ideal bagi penerapan bimbingan Islami.

Menurut Lusikooy (1983: 17) menyebutkan tujuan bimbingan akademik di perguruan tinggi adalah: (1) agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dirinya sendiri serta mampu menyebutkan tujuan yang ingin dicapai melalui kemandirian belajar di perguruan tinggi; (2) agar dapat mengetahui masalah dalam studi dan mengambil keputusan yang menguntungkan dirinya dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia; (3) dapat menyalurkan kemampuan sesuai dengan bidang studi yang

4 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Bandung: Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm. 129.

5 Nurhayati, Eti, Dr. 2011. Bimbingan Konseling & Psikoterapi Inovatifi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 3-6.

6 Juntika Nurihsan, Achmad. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Hlm. 27.

dipilihnya; (4) mempunyai kemampuan untuk mengatasi berbagai macam tantangan sekarang maupun yang akan datang dengan memiliki emosi yang stabil; (5) membantu mereka mengetahui dan memahami berbagai tugas serta peraturan perguruan tinggi tempat mereka belajar7.

Layanan yang berorientasi pada learning motives (motivasi belajar), menurut Schunk, et al., (2010) disebutkan bahwa ”Motivation is the process whereby goal-diirected activity is instigated and sustained” (motivasi merupakan proses melalui kegiatan pencapaian tujuan yang telah mendorong dan berkelanjutan)8. Oleh sebab itu, tugas pendidik di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta selain mengadakan pembelajaran, juga dituntut dapat menyediakan layanan bimbingan yang berorientasi pada learning motives (bimbingan akademik) guna membantu mahasiswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik9.

Road Map

Daftar Pustaka

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Bandung: Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Seminar/ Kuliah TQM dan Penjaminan Mutu pendidikan, Oleh Dr. Eko Supriyanto, M.Pd. pada hari/ tanggal: Jum’at, 30 September 2016. Pukul 13.00-17.00 WIB

Tim Penyusun. 2011. Buku Pedoman 2011/2012 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. UMS; Surakart. Hlm. 34.

Usman, Husaini. Manejemen (Teori, Praktek, Riset Pendidikan) Edisi 4. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Juntika Nurihsan, Achmad. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Lusikooy. 1983. Bimbingan & Penyuluhan di Perguruan Tinggi. Nurhayati, Eti, Dr. 2011. Bimbingan Konseling & Psikoterapi Inovatifi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2011. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Willis, Sofyan S. 2011. Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

7Lusikooy. 1983. Bimbingan & Penyuluhan di Perguruan Tinggi. Hlm. 17.8Usman, Husaini. Manejemen (Teori, Praktek, Riset Pendidikan) Edisi 4. Jakarta: PT Bumi

Aksara. Hlm. 275. 9 Willis, Sofyan S. 2011. Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta, hlm. 11.

SOP Bimbingan AKademik

Gambar 1. Road Map Rencana Penelitian

OUTPUT

Hasil Studi

INPUT

Perguruan Tinggi / UMS Teori Bimbingan Akademik &

Learning Motives

L

Implementasi

DPA

Mahasiswa