Opini

3
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN YANG KITA HARAPKAN ITU... Emirza Nur Wicaksono, S.Ked (FK Universitas Islam Sultan Agung 2010) Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, pelayanan kesehtan adalah hak setiap warga, negara bertanggung jawab dalam menyediakan fasilitas kesehatan. Di negara kita, kebutuhan akan penyelenggaraan pelayanan kesehatan semakin meningkat, seiring diberlakukannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Peningkatan kebutuhan teRumah Sakitebut diantaranya rumah sakit, dan diikuti meningkatnya keebutuhan tenaga kesehatan, khususnya Dokter. Sampai tahun 2015, Indonesia masih kekurangan 50 ribu dokter. Institusi pendidikan kedokteran (fakultas kedokteran) merupakan produsen tenaga dokter yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan dokter baik secara kualitas maupun kuantitas. Kuantitas yang cukup dan kualitas yang baik dihasilkan oleh sistem pendidikan yang baik, yang dapat menjawab tantangan dan tuntutan kompetensi dokter, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Oleh karenanya sistem pendidikan kedokteran memerlukan Rumah Sakit Pendidikan sebagai wahana pendidikan. Karena di rumah sakit pendidikanlah dokter muda dapat terjun langsung menggali pengalaman dalam menangani berbagai macam penyakit. Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang menjalankan pendidikan dan penelitian secara terpadu dibidang kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan profesi lain. Sesuai amanat UU No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, setiap fakultas kedokteran WAJIB memiliki Rumah Sakit Pendidikan. Rumah sakit pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran. Dengan rumah sakit pendidikan yang baik dan ideal maka kedepan output yang dihasilkanpun akan baik pula. Oleh karenanya rumah sakit pendidikan mutlak harus memenuhi peRumah Sakityaratan, standar, dan kriteria yang ditetapkan

description

qwewe3r

Transcript of Opini

Page 1: Opini

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN YANG KITA HARAPKAN ITU...

Emirza Nur Wicaksono, S.Ked (FK Universitas Islam Sultan Agung 2010)

Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, pelayanan kesehtan adalah hak setiap warga, negara bertanggung jawab dalam menyediakan fasilitas kesehatan. Di negara kita, kebutuhan akan penyelenggaraan pelayanan kesehatan semakin meningkat, seiring diberlakukannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Peningkatan kebutuhan teRumah Sakitebut diantaranya rumah sakit, dan diikuti meningkatnya keebutuhan tenaga kesehatan, khususnya Dokter. Sampai tahun 2015, Indonesia masih kekurangan 50 ribu dokter.

Institusi pendidikan kedokteran (fakultas kedokteran) merupakan produsen tenaga dokter yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan dokter baik secara kualitas maupun kuantitas. Kuantitas yang cukup dan kualitas yang baik dihasilkan oleh sistem pendidikan yang baik, yang dapat menjawab tantangan dan tuntutan kompetensi dokter, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Oleh karenanya sistem pendidikan kedokteran memerlukan Rumah Sakit Pendidikan sebagai wahana pendidikan. Karena di rumah sakit pendidikanlah dokter muda dapat terjun langsung menggali pengalaman dalam menangani berbagai macam penyakit.

Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang menjalankan pendidikan dan penelitian secara terpadu dibidang kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan profesi lain. Sesuai amanat UU No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, setiap fakultas kedokteran WAJIB memiliki Rumah Sakit Pendidikan.

Rumah sakit pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran. Dengan rumah sakit pendidikan yang baik dan ideal maka kedepan output yang dihasilkanpun akan baik pula. Oleh karenanya rumah sakit pendidikan mutlak harus memenuhi peRumah Sakityaratan, standar, dan kriteria yang ditetapkan

Indonesia saat ini memiliki 75 fakultas kedokteran. Ada 400 rumah sakit yang digunakan sebagai wahana pendidikan profesi dokter. Dari jumlah teRumah Sakitebut baru 52 Rumah sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang sesuai standar. Banyak kendala yang dihadapi fakultas kedokteran dalam membangun dan mengembangkan rumah sakit pendidikan yang sesuai standar di institusinya, salah satunya masalah keuangan, karena dana yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah sakit teRumah Sakitebut sangatlah besar. Selain itu rumah sakit pendidikan harus memiliki akses dan jejaring supaya rumah sakit pendidikan teRumah Sakitebut terpelihara.

Ada beberapa pekerjaan rumah untuk pemerintah dan institusi pendidikan kedokteran yang harus diselesaikan terkait masalah rumah sakit pendidikan. Dari pengamatan saya sebagai dokter muda (koass), banyak sekali perbedaan kualitas hasil didikan di beberapa rumah sakit yang digunakan untuk wahana pendidikan. Hal ini ditengarai oleh variasi pembibingan atau supervisi, fasilitas yang ada seperti ruang diskusi dan mini lab, lemahnya kordinasi antar bagian di beberapa Rumah Sakit Pendidikan

Page 2: Opini

dengan pihak fakultas untuk menstandarisasi pendidikan klinik, belum adanya integrasi antara pendidikan dan pelayanan, dan belum banyak rumah sakit yang ideal untuk pendidikan dokter muda.

Kebanyakan, model Rumah Sakit Pendidikan saat ini merupakan rumah sakit rujukan tingkat teRumah Sakitier sehingga para dokter muda seringkali kesulitan mendapatkan kasus sesuai kompetensinya. Kasus yang ada sebagian besar merupakan kasus-kasus rujukan sehingga tidak tepat lagi sebagai tempat pendidikan untuk dokter layanan primer, melainkan tempat pendidikan untuk residen. Karenanya, dokter muda seringkali hanya sebagai pengamat saja. Oleh karenanya mungkin perlu pendirian fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan di daerah terpencil yang setara rumah sakit rujukan tingkat sekunder setelah puskesmas seiring banyaknya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, dan banyak kasus yang terkendala untuk dirujuk. Sehingga, dengan adanya rumah sakit pendidikan didaerah terpencil, dokter muda memiliki banyak kesempatan dan pengalaman dalam menangani kasus yang sesuai dengan kompetensinya.

Di lapangan banyak juga rumah sakit pendidikan, khususnya rumah sakit swasta yang kurang memberikan kesempatan luas kepada dokter muda untuk melakukan penanganan pasien secara komprehensif dari

awal sampai terapi, hanya sebatas anamnesis dan pemeriksaan tanda vital saja. Hal ini akan berakibat terganggunya pengembangan kompetensi interprofesionalitas dalam pelayanan dan pendidikan. Karena rumah sakit swasta masih berorientasi pada kebutuhan pelayanan, seolah menganggap bahwa fungsi pendidikan mengganggu pelayanan di rumah sakit.

Saat ini sudah ada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Rumah Sakit Pendidikan dan Pedoman Rumah Sakit Perguran Tinggi yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti Kemendikbud tahun 2013. Keduanya mengatur tentang standarisasi rumah sakit pendidikan untuk melengkapi UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan UU No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.

Kualitas lulusan dokter tak lepas dari kualitas pendidikan selama menimba ilmu di Rumah Sakit. Bagi dokter muda yang beruntung maka akan memperoleh pengalaman klinik yang banyak dan sesuai kompetensinya, namun disisi lain, banyak pula yang kurang mendapatkan kompetensi klinik yang memadai dan sesuai kompetensi yang diharapkan, oleh karena itu rumah sakit yang terlibat dalam pendidikan harus memenuhi standar dan kriteria yang ditetapkan sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pendidikan yang berkualitas. Semoga bermanfaat.