open building

15
KAJIAN OPEN BUILDING DAN KETERKAITANNYA DENGAN SUSTAINABLE ARCHITECTURE ARSITEKTUR BERKELANJUTAN PROGRAM PASCASARJANA BIDANG KEAHLIAN PERANCANGAN ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA 3213207006 Studi Kasus: MULTIFUNK, Amsterdam

Transcript of open building

KAJIAN OPEN BUILDING DAN KETERKAITANNYA DENGAN SUSTAINABLE

ARCHITECTURE

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

PROGRAM PASCASARJANABIDANG KEAHLIAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA2014

ANA ZIYADATUL HUSNA 3213207006

Studi Kasus: MULTIFUNK, Amsterdam

PENGERTIAN OPEN BUILDING

We should not to forecast what will happen, but try to make provisions for the

unforeseen (HABRAKEN, 1961).

Open building dikonsepkan sebagai sejumlah ide yang berbeda yang terkait

dengan merancang lingkungan (Habraken, 2010)

Open building adalah suatu cara atau pendekatan untuk menciptakan dan

menghasilkan sebuah lingkungan yang berorientasi terhadap

penggunanya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa keputusan desain

yang diambil akan memberikan dampak yang baik untuk masa

depan karena direnacanakan berdasarkan pada perubahan dan

stabilitas.Open building berbeda dengan bangunan konvensional pada umumnya. Hal ini

dikarenakan pada open building mempertimbangkan perubahan

kebutuhan penghuninya di masa depan. Selain itu, perubahan

lain yang harus ditangani dalam perancangan open building antara lain faktor

lingkungan yang dimanis seperti thermal, akustik, pencahayaan, dan

kinerja bangunan

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

Habraken menyarankan dalam perencanaan dan perancangan suatu open building

hendaknya mengenalkan perbedaan levels dalam proses merancang

bangunan, support and infill, mengacu pada ketersediaan material lokal

(urban fabric), dan fit-out bangunan tersebut . Open building dapat

didefinisikan sebagai pengembalian hierarki yang berubah-ubah,

seperti pergantian lantai dan dinding internal bangunan yang

dapat dipindahkan. Pada konsep open building ini juga memungkinkan

perpindahan kamar mandi dan dapur sehingga dalam

perencanaan perpipaan harus sudah dipertimbangkan pada

tahap awal perancangan sehingga perpindahan kedua fungsi ruang

tersebut dapat terjadi. Dalam penerapan open building ke dalam bangunan juga

memungkinkan adanya perubahan pada elemen lantai dan dinding

eksterior bangunan pada masa mendatang..

Oleh karena itu, konsep open

building juga memperhatikan

perubahan fasade bangunan

di masa depan, layout di

sebuah bangunan multi-unit

dan melibatkan penghuni di

dalam

mendesain hunian mereka

sendiri.

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

PENGERTIAN OPEN BUILDING

Open Building merupakan salah satu jawaban pragmatis untuk

keterikatan teknis bangunan yang telah dihasilkan dari

penambahan-penambahan ruang, dalam jangka waktu

yang lama, dan sistem teknis yang baru

Open Building dapat dinyatakan sebagai care, responsibility and

technology pada lingkungan binaan sehingga dalam

penerapan konsep open building diharapkan seseorang akan lebih peduli terhadap lingkungan binaannya untuk menciptakan sebuah lingkungan yang

lebih aman dan nyaman. Oleh karena itu, sebuah lingkungan binaan

diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab penghuninya

untuk kebutuhan masa depan

PENGERTIAN OPEN BUILDING

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

Pendekatan Open Building juga mengakui bahwa dalam desain bangunan

merupakan sebuah proses kolaboratif yang melibatkan banyak peserta dengan

beragam latar belakang. Dengan demikian, dalam proses pengambilan keputusan

desain bangunan menjadi suatu yang kompleks untuk menyeimbangkan

kepentingan yang berbeda dari pihak pihak yang terkait. Selain itu, juga

melibatkan pengguna bangunan dalam pengambilan keputusan dalam setiap

prosesnya. Oleh karena itu, penerapan open building di dalam bangunan akan

mempunyai nilai yang lebih dan keberlanjutan untuk masa depan

Pada gambar di atas menjelaskan bahwa dalam open building seorang developer

atau pengembang hanya menyediakan base buildingnya saja yang antara lain

meliputi struktur, utilitas, sirkulasi,dan transportasi untuk ditawarkan kepada

penghuninya. Kemudian pengguna bangunan dapat menyusun layout dan tatanan

interior di dalam ruangan menyesuaikan dengan kebutuhannya dan bersifat lebih

fleksibel

PENGERTIAN OPEN BUILDING

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

Dalam penerapannya Open building membedakan levels of decision

making pada prosesnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:

, levels of decision making selalu merujuk kepada bagian-bagian dalam

bangunan yang dihubungkan pada masa konstruksi dan transformasi ruang yang

menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.:

Open building merupakan konsep multi-facetted dengan solusi tehnikal, organisasi,

dan finansial untuk membangun lingkungan yang dapat beradaptasi dengan

perubahan kebutuhan. Dalam penerapan open building dalam perancangan

didukung oleh pengguna, industri konstruksi, dan restruktur dari proses

pembangunan

Berdasarkan pada gambar di atas, dalam levels of decision making terdiri dari tiga

level yaitu: tissue, support and infill. Tissue sebagai bagian dari town

fabric yang merupakan level yang tertinggi dalam tingkatan ini. Sedangkan infill

merupakan level terendah pada tingkatan ini. Selain itu, juga perubahan tipologi

open building dari kelompok kepada individu yang paling kecil

PENGERTIAN OPEN BUILDING

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

Dalam Open Building juga terdapat aspek DIMENSION, POSITION dan

INTERFACE yag menjadi salah satu prasyarat dari open building.

MODULAR CO-ORDINATION pada open building dilatarbelakangi

oleh tingginya aktivitas dalam industri bangunan akibat perang dunia ke II

sehingga memunculkan ide gagasan untuk efisiensi di dalam industri konstruksi.

Berikut merupakan contoh penerapan konsep modular co-ordination yang

dikeluarkan oleh SAR (foundation for Architectural Research)

Design sequence of space plan, material plan, construction detail and product design according to the rules of modular co-ordination (NEN

2883).

PENGERTIAN OPEN BUILDING

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

BUILDING NODE dalam open building bertujuan untuk mengembangkan

aturan menjadi bagian bangunan yang sistematis dalam indrustri bangunan.

Building node ini juga tidak lepas dari ketersediaan material, cara

memproduksinya, dan cara pemasangannya sehingga dapat mengatasi

permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi pada masa konstruksi.

FORMAL DESCRIPTION dalam open building merupakan suatu label

untuk menunjukkan keunikan dari bagian-bagian pada bangunan. Seperti gambar

di atas dimana M menurpakan material, V merupakan shape, dan O yang

merupakan part. Label M seperti proses concretenya in situ, Label V seperti

kayu, bata, batu, marmers, sedangkan label O seperti material pabrikasi

SYSTEMS AND SUB-SYSTEMS dalam

open building ini berkaitan dengan sistem atap,

fasade dan fit-out yang dapat dikembangkan lagi

menjadi lebih fleksibel.

MATURA dalam open building berkaitan dengan

sistem jaringan utilitas seperti kelistrikan dan

instalisnya di dalam bangunan dengan menggunakan

metode infill seperti ditunjukkan gambar di samping

PENGERTIAN OPEN BUILDING

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

Berdasarkan urain di atas dan merujuk pada John Habraken, konsep OPEN

BUILDING disimpulkan menjadi:

The idea of distinct levels of work in the built environment, such as those

represented by 'support’ or ‘base building’ or ‘core and shell’, and 'infill' or

‘fit-out’ or ‘tenant work’. Urban design and architecture also represent two

levels of action.

The idea that users / inhabitants may make design decisions in their sphere of control, as well as professionals

The idea that, more generally, designing is a process with multiple participants, among whom are different kinds of professionals

The idea that the interface between technical systems allows the replacement of one system with another performing the same function – as with different fit-out systems capable of being installed in a specific base building

Ide gagasan yang membedakan level intervensi di dalam lingkungan binaan

seperti support,base building ,core and shell, infill, fitout.

Ide gagasan bahwa pengguna atau penghuni mempunyai peran untuk membuat

keputusan desain seperti seorang profesional

Ide gagasan bahwa merancang merupakan sebuah proses yang melibatkan

banyak partisipan dan profesional yang dengan latar belakang yang berbeda

Ide gagasan bahwa memungkinkan pergantian satu sistem dengan sistem yang

lainnya untuk fungsi yang sama

The idea that built environment is in constant transformation, and that, as a consequence, change must be recognized and understood;

Ide gagasan bahwa dalam membangun lingkungan merupakan tranformasi yang

konstan dan perubahannya harus dapat dipahami

The idea that built environment is the product of an ongoing, never ending design process in which environment transforms part by part

Ide gagasan bahwa membangun lingkungan merupakan produk yang terus

berjalan, proses desain yang tidak pernah berakhir, di mana lingkungan mengubah

bagian demi bagian.

PENGERTIAN OPEN BUILDING

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

HUBUNGAN OPEN BUILDING DG KEBERLANJUTAN

SUSTAINABLE atau keberlanjutan merupakan tujuan utama yang ingin

dicapai dalam penerapan konsep open building di dalam bangunan. Keberlanjutan

dalam penerapannya hanya dapat diwujudkan dengan wawasan yang berakar dari

interaksi antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya.

OPEN BUILDING dalam perapannya yang mengutamakan kebutuhan

penggunanya dan memenuhi kebutuhan perubahan dari pengguna maupun

dengan faktor lingkungan yang ada di sekitar bangunan akan menghasilkan desain

ruang yang dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama untuk keberlanjutan

bangunannya tersebut.

Open building merupakan gagasan bahwa merancang merupakan proses

yang terus berjalan dan tidak pernah berhenti mengikuti perkembangan dan pola

kebutuhan penggunanya

OPEN BUILDING

GREEN BUILDING

BIOCLI-MATIC

SMART BUILDING

ZERO ENERGY

BUILDING

SUSTAINABLE

ARCHITECTURE

Konsep Open building merupakan bagian dari sustainable seperti green

building, bioclimatic, biophilic, dan lain sebagainya. Sedangkan sustainable

merupakan payung besar yang mewadahi konsep-konsep tersebut. Seperti ilustrasi

di bawah ini

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

CASE STUDY OF OPEN BUILDING

PROFIL BANGUNAN

Nama : MULTIFUNK

Lokasi : Stadsdeel Zeeburg- IJburg, Amsterdam

Arsitek : ANA Architecten

Tahun : 2001-2006

Luas : 3400 m2

Fungsi : fleksibel dapat berubah-ubah menjadi perumahan, perkantoran, atau

bangunan komersil

MULTIFUNK merupakan salah satu bangunan yang menerapkan konsep open

building di dalam bangunannya. MULTIFUNK mempunyai fungsi bangunan yang

fleksibel dapat berubah-ubah menyesuaikan dengan kebutuhannya di masa

mendatang. Latar belakang pengembangan konsep open building pada bangunan

ini adalah pengembangan lokasi Steigereiland sebagai kota baru di Amsterdam

yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan perkantoran.

MULTIFUNK merupakan kompleks bangunan yang terdiri dari beberapa bagian

bangunan koridor yang panjang dan mempunyai 5 lantai dan teras yang

menghubungkan antar ruang

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

KAJIAN OPEN BUILDING PADA MULTIFUNK

Levels of decision making dalam open

building pada bangunan MULTIFUNK ini

dimulai dari perencanaan bangunan

MULTIFUNK di kawasan Stadsdeel

Zeeburg- IJburg, Amsterdam yang

berkembang menjadi kota industri yang

baru. Bangunan MULTIFUNK sebagai

bagian dari perkembangan urban desain

yang berfungsi mewadahi kebutuhan

kota. Oleh karena itu, tatanan dari

bangunan dan perletakkannya

menyesuaikan dengan land use serta

peraturan yang ada.

Perkembangan kota Ijburg sebagai kota baru berpengaruh pada perencaan fungsi

bangunan MULTIFUNK yang dapat berubah-ubah fungsi menyesuaikan kebutuhan

dari penggunanya. Dalam perencanaannya bangunan ini dapat berubah menjadi

tempat tinggal, perkantoran, dan fungsi komersil lainnya. Kemudian levels of

decision making selanjutnya adalah blok-blok bangunan MULTIFUNK yang terdiri

dari 5 lantai dengan dinding interior yang tidak permanen dan dapat diubah-ubah

sehingga dari pihak developer hanya menyediakan base building yang nantinya

keputusan desain layout ruangan menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya,

jaringan utilitas, sirkulasi, pencahayaan alami dan buatan.

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

KAJIAN OPEN BUILDING PADA MULTIFUNK

Kemudian dari blok-blok bangunan MULTIFUNK tersebut layout ruangan diatur oleh

penggunanya. Akan tetapi pada bangunan ini pihak pengembang memberikan

beberapa alternatif desain layout ruangan tempat tinggal seperti ditunjukkan oleh

gambar di atas. Alternatif desain ini meliputi ruangan dengan ukuran yang besar

dan yang kecil menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Dari kedua

kelompok alternatif tersebut pengembang juga memberikan beberapa alternatif

lainnya yang dapat dipilih oleh pengguna. Dalam levels of decision making pada

bangunan ini terdapat aspek support dan infill serta sistem modular-modular yang

membentuk bangunan dan ruangannya.

Pada gambar di atas merupakan serangkaian sistem modular dan infill pada

bangunan MULTIFUNK yang menerapkan sistem open building. Bagian-bagian

tersebut menjadi pendukung (support) bangunan yang menjadi satu kesatuan dan

dapat berubah-ubah menyesuaikan dengan fungsi dan penggunanya. Dalam

penerapan open building pada bangunan MULTIFUNK ini, pihak pengembang dapat

menghemat 5% dari biaya konstruksi dan keuntungan dengan fungsi pada jangka

panjangnya.

KAJIAN OPEN BUILDING PADA MULTIFUNK

Bangunan MULTIFUNK ini selain mewadahi perubahan fungsi berdasarkan

penggunanya juga mewadahi perubahan dari faktor lingkungan misalnya

pencahayaan alami. Pencahayaan alami pada bangunan ini berasal dari bukaan-

bukaan bangunan yang berada di tampak bangunan dan atap bangunan sehingga

ruangan akan senantiasa mendapatkan pencahayaan alami.

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

FORMAL DESCRIPTION pada bangunan meliputi material, shape, dan part. material

pada bangunan ini menggunakan proses in situ dan pabrikasi. Perpaduan

penggunaan material beton dengan finishing cat dan bukaan dari bahan alumunium

dan kaca memberikan kesan bangunan yang kokoh dan merespon terhadap

perubahan fungsi dan iklim setempat. Sedangkan untuk ruangan-ruangan

menggunakan partisi yang tidak permanen sebagai support bangunan dan sebagai

sistem dan sub system yang dapat dikembangkan lagi utuk fungsi yang berbeda.

KAJIAN OPEN BUILDING PADA MULTIFUNK

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2014 ANA ZIYADATUL HUSNA

Koridor-koridor di dalam bangunan juga berfungsi sebagai masuknya pencahayaan

alami ke dalam ruangan dan memberikan privasi antar blok. Sistem perpipaan di

bangunan ini disembunyikan dibalik dinding-dinding seperti yang terlihat pada

gambar di atas. Selain itu, terdapat beberapa lantai yang dapat dibuka untuk

mengantisipasi perletakkan tangga ketika terjadi perubahan fungsi pada bangunan

ini. Oleh karena itu, ketika terjadi perubahan fungsi bangunan, biaya yang

dikeluarkan dapat diminimalisir.

Penerapan open building pada bangunan

MULTIFUNK ini lebih kepada elemen interior

bangunan, sirkulasi, jaringan perpipaan, dan

utilitas