OPAK hari 1

8
Semoga limpahan rahmat dan ka- sih sayang senantiasa mengiringi lang- kah kita bersama. Karena dengan rah- mat dan kasih sayang-Nyalah buletin edisi technical meeting ini dapat terbit. Gaung OPAK 202 kembali terdengar kencang ketika para mahasiswa baru ber- bondong-bondong penuh semangat mengi- kuti setiap acara di dalamnya. Technical Meeting adalah langkah awal bagi maha- siswa baru untuk menjalani sekian ban- yak proses yang kalian tempuh selanjutnya. Dalam buletin ini tersaji hal-hal yang terjadi saat pelaksanaan technical meet- ing. Mulai dari keterlambatan dimulainya acara, modul yang juga terlambat dibagi- kan, hingga banyak peserta yang terpaksa berdiri karena kurangnya tempat duduk un- tuk menunggu kejelasan kelompok mereka. Namun kami adalah manusia yang tak luput dari salah dan lupa, terucap maaf bila terdapat kata yang tak berkenan dalam pe- nyampaian nanti. Semoga sajian yang tak se- berapa ini dapat bermanfaat bagi pembaca. SALAM SEMANGAT!! SALAM SEMANGAT!! SUSUNAN REDAKSI BULETIN SOEARA PENA EDISI OPAK TA- HUN 2012 Diterbitkan oleh: LPM aL-Millah STAIN Ponorogo Pelindung: Ketua STAIN Ponorogo Pimpinan Umum: Dewi Zubaidatul K.H Pimpinan Redaksi: Romdhoni Faiz Penanggung Jawab Harian: Fajrin Editor: Imam R Layouter: Ma’arif Staff Redaksi: Faiz, Fajrin, Dewi, Isronika, Cahyani, Arum, Choki, Alwi, Hesti, Lia, Luluk, Alifatul, Roif, Ma’arif Alamat Redaksi: Jl. Pramuka 56 Ronowijayan,Siman, Ponorogo. E-mail : [email protected] Contact Person : Faiz (085735807057)

description

Buletin ini adalah edisi khusus dari LPM al-Millah dalam rangka mengawal berjalannya proses Orientasi Mahasiswa baru pada tiap tahunnya.

Transcript of OPAK hari 1

Page 1: OPAK hari 1

Semoga limpahan rahmat dan ka-sih sayang senantiasa mengiringi lang-kah kita bersama. Karena dengan rah-mat dan kasih sayang-Nyalah buletin edisi technical meeting ini dapat terbit.

Gaung OPAK 20�2 kembali terdengar kencang ketika para mahasiswa baru ber-bondong-bondong penuh semangat mengi-kuti setiap acara di dalamnya. Technical Meeting adalah langkah awal bagi maha-siswa baru untuk menjalani sekian ban-yak proses yang kalian tempuh selanjutnya.

Dalam buletin ini tersaji hal-hal yang terjadi saat pelaksanaan technical meet-ing. Mulai dari keterlambatan dimulainya acara, modul yang juga terlambat dibagi-kan, hingga banyak peserta yang terpaksa berdiri karena kurangnya tempat duduk un-tuk menunggu kejelasan kelompok mereka.

Namun kami adalah manusia yang tak luput dari salah dan lupa, terucap maaf bila terdapat kata yang tak berkenan dalam pe-nyampaian nanti. Semoga sajian yang tak se-berapa ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

SALAM SEMANGAT!!

SALAM SEMANGAT!!

SUSUNAN REDAKSI BULETIN SOEARA PENA EDISI OPAK TA-

HUN 2012

Diterbitkan oleh:LPM aL-Millah STAIN Ponorogo

Pelindung:Ketua STAIN Ponorogo

Pimpinan Umum:Dewi Zubaidatul K.HPimpinan Redaksi:

Romdhoni FaizPenanggung Jawab Harian:

FajrinEditor:Imam R

Layouter:Ma’arif

Staff Redaksi:Faiz, Fajrin, Dewi, Isronika, Cahyani, Arum, Choki, Alwi, Hesti, Lia, Luluk,

Alifatul, Roif, Ma’arifAlamat Redaksi:

Jl. Pramuka �56 Ronowijayan,Siman, Ponorogo.

E-mail : [email protected] Person :

Faiz (085735807057)

Page 2: OPAK hari 1

2

Agenda tahunan kampus hijau dalam rangka menyambut kehadiran mahasiswa baru edisi tahun ini akan segera dim-ulai. Technical meeting meru-pakan agenda awal yang dilak-sanakan hari ini, Senin 27 Agustus 20�2. Kegiatan yang dijadwal-kan akan dimulai pukul 8 pagi ini ternyata molor hampir satu jam. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan pani-tia pelaksanaan TM (Technical Meeting) tahun ini. Banyak pa-nitia yang datang terlambat melebihi para peserta sehingga membuat acara molor dari jadwal sebenarnya. Bahkan

teknis acara pun menjadi berantakan. Hal ini dibuktikan dengan rumitnya

proses pemba-gian kelompok. Ditambah lagi pembagian ke-lompok yang dilakukan di indoor juga membuat sua-sana makin ti-dak kondusif, mengingat ban-yaknya jumlah mahasiswa baru yang diterima pada tahun ini. Praktis, tempat yang tak men-cukupi untuk m e n a m p u n g mahasiswa baru secara keselu-ruhan. Hingga

para mahasiswa baru (MABA) terse-but tampak sangat bosan menung-gu nama mereka disebutkan satu per

HITAM-PUTIH TECHNICAL MEETING OPAK

Menurut mahasiswa baru prodi TI yang tidak ingin disebut namanya, alangkah baiknya jika pembagian kelompok OPAK ini ditempel di mading atau di pintu masuk Graha Watoe Dhakon sehingga tidak me-merlukan waktu yang lama untuk menunggu nama satu per satu dise-butkan panitia. Jadi, mahasiswa di-tuntut untuk aktif mencari kelompok mereka sendiri. Akan tetapi menurut keterangan panitia kesekretariatan, meskipun pembagian kelompok di tempel di mading atau pun di pintu masuk Graha, mahasiswa baru juga akan mengalami kesulitan bahkan kebingungan karena tetap ada be-berapa mahasiswa baru yang belum

melakukan registrasi.

BERITA

Page 3: OPAK hari 1

3

satu oleh panitia, hal ini tentu juga menghabiskan waktu cukup lama.

Menurut mahasiswa baru prodi TI yang tidak ingin disebut namanya, al-angkah baiknya jika pembagian kelom-pok OPAK ini ditempel di mading atau di pintu masuk Graha Watoe Dhakon sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk menunggu nama satu per satu disebutkan panitia. Jadi, mahasiswa dituntut untuk aktif mencari kelompok mereka sendiri. Akan tetapi menurut keterangan panitia kesekretariatan, meskipun pembagian kelompok di tem-pel di mading atau pun di pintu masuk Graha, mahasiswa baru juga akan men-galami kesulitan bahkan kebingungan karena tetap ada beberapa mahasiswa baru yang belum melakukan registrasi.

Selanjutnya mengenai perlengaka-pan OPAK yang harus dibawa besok, mahasiswa baru yang mengaku ber-prodi Tafsir Hadis mengalami kebin-gungan akan salah satu perlengka-pan yang harus dibawa yaitu TAS. Ujarnya,” kami bingung harus mem-bawa tas dengan model seperti apa sedangkan panitia tidak menjelaskan-nya”. Dia juga mengatakan bahwa pa-nitia Technical Meeting hari ini kurang bisa me-manage waktu dengan baik.

Selain itu tidak sedikit mahasiswa baru tidak mendapatkan tempat duduk

karena kursi yang ada tidak mencukupi. Tidak sedikit yang masih berdiri hing-ga pembagian kelompok usai. Namun pada pertengahan pembagian kelom-pok, akhirnya panitia berusaha menam-bah kursi untuk para mahasiswa baru.

Menurut salah satu panitia dari seksi Dekorasi dan Dokumentasi (DekDok), kurangnya penyediaan kur-si disebabkan karena kurangnya konfir-masi antara seksi kegiatan dan DekDok. Dari seksi Dekdok sendiri yang aktif mengerjakan tugas hanya 6 orang. Hal itu membuat ketidaksinambungan tu-gas yang harus dikerjakan. Kursi yang disiapkan oleh panitia kurang lebih 850-an, sedangkan jumlah mahasiswa baru yang terdaftar kurang lebih �0�5 orang. Pada akhirnya, panitia me-nambah jumlah kursi yang tersedia di dalam Graha Watoe Dhakon tempat di-mana Technical Meeting berlangsung.

Kritik yang dilontarkan oleh salah satu panitia DekDok ini adalah meminta semua ketua dari masing-masing seksi mengkoordinir agar masing-masing anggotanya aktif dalam menjalankan tugas sehingga panitia lebih kompak. Sedangkan saran yang dilontarkan,” Jangan sampai membuat mahasiswa baru terlantar karena kelamaan duduk, molornya acara, dan lain sebagainya”.

BERITA

Page 4: OPAK hari 1

(Senin. 27/08) Sejak pagi, Graha Watoe Dhakon penuh sesak oleh ma-hasiswa baru dengan acara Technical Meeting OPAK 20�2. Acara yang dia-gendakan panitia OPAK saat itu ternya-ta mendapat respon positif, terbukti dengan terlihatnya antusiasme yang tinggi dari para peserta terhadap agen-da tahunan ini. Acara yang dalam agen-da terjadwalkan dimulai pukul 08.00 WIB baru dimulai satu jam kemudian.

Acara yang dimulai pada pukul 09.00 WIB tersebut sebenarnya me-miliki enam berita acara sebagaimana yang diagendakan dalam jadwal. Pem-bagian kelompok sebagai acara inti sendiri memakan waktu sekitar dua setengah jam. Sehingga ada agenda yang tak dapat terlaksana hari itu, yaitu pembagian modul. Sebenarnya pemba-giannya dijadwalkan bersamaan den-gan pembagian peserta dan sebelum pengumuman atribut perlengkapan.

Mahasiswa-mahasiswa baru seak-an tidak menyadari tentang keterlam-batan pembagian modul. Tetap tenang di tempat duduk mereka. Tak ada yang meminta konfirmasi maupun com-plain terhadap panitia pelaksana atas semua fasilitas yang seharusnya su-

dah diterima, seperti modul. Sebagian dari mereka tidak tahu-menahu tentang pembagian modul, bahkan beberapa hanya bermodalkan manut dan takut. Mereka hanya mengikuti acara tanpa mengetahui jadwal acaranya. “Sangat disayangkan keterlambatan pembagian modul, padahal dengan adanya modul tersebut pada hari ini akan lebih mem-bantu”, keluh Mar’atus Sholihah salah seorang mahasiswi baru. Dengan ad-anya modul peserta dapat mengetahui kegiatan secara keseluruhan dan dapat menjadi bahan rujukan ketika menemui kesulitan OPAK, tambah mahasiswi prodi tadris bahasa inggris tersebut.

Hal ini diakui oleh salah satu pa-nitia bagian kesekretariatan bahwasan-nya panitia juga terlibat atas keterlam-batan modul, mulai dari pengumpulan data per devisi untuk selayang pandang ditambah materi baru dari Himpunan Mahasiswa Progam Studi (HMPS).

Di samping itu, mepetnya waktu dengan lebaran dianggap sebagai penye-babnya. “Dari restand-nya memberi libur lebaran pada karyawan sehingga pem-buatan modul terhambat, ini pun sudah dipercepat”, ungkap mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) tersebut.

Modul telat, mahasiswa tenang???

BERITA

Page 5: OPAK hari 1

5

Modul untuk TM kali ini diang-gap belum begitu penting, mungkin untuk dua atau tiga hari ke depan baru dipergunakan. Mengingat isi modul dapat disampaikan secara berkala, sambil jalan. Sebagai panitia yang bertanggung jawab atas tersedianya modul, panitia kesekretariatan beru-paya tidak menjadikan keterlambatan modul ini sebagai penghambat ber-

langsungnya serangkaian acara OPAK.Panitia juga mengusahakan pe-

nyampaian panduan dan peraturan le-wat lisan di depan para peserta sebe-lum modul dibagikan. Namun, semua itu akan dapat terlaksana jika ada koordinasi yang baik antara panitia dan peserta. Meskipun banyak keter-lambatan, berharap acara tetap jalan.

Modul TELAT....

Kumpul TM juga TELAT....

Panitia datang juga TELAT...

Kayanya ini memang OPAK edisi TELAT...

WARNING : Telat masih akan berlanjut hingga beberapa hari mendatang.

BERITA

Page 6: OPAK hari 1

6

Aktivitas-aktivitas manusia terkadang menuntut kita untuk melakukan suatu pe-maknaan atau interpretasi terhadapnya. Salah satu dari aktivitas tersebut diantaran-ya adalah aktivitas berbudaya. Kebudayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil kegiatan dan pen-ciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Pengertian lain dari kebudayaan, menurut Kamus Encarta, adalah kepercayaan, ke-biasaan, latihan, dan perilaku sosial dari orang-orang atau bangsa tertentu. Meru-juk pada pengertian yang terakhir, yang mendefinisikan budaya sebagai kebiasaan dan perilaku sosial dari bangsa tertentu, dapat kita simpulkan bahwa budaya dalam hal ini tidak melulu sebagai suatu aktivitas yang positif, karena terkadang sering timbul kebiasaan-kebiasaan atau perilaku-perilaku sosial dari suatu masyarakat tertentu yang negatif, yang akhirnya menjadikannya seb-agai suatu kebudayaan bagi bangsa tersebut.

Dalam hal ini, budaya-budaya negatif seperti budaya telat dapat kita analisis leb-ih lanjut menggunakan teori Pierce. Sesuai dengan Charles Sander Pierce kemukakan dalam trikotomi semiotika nya, bahwa tanda pada dasarnya bersifat representatif yaitu tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain (something that repre-sents something else). Proses pemaknaan

tanda pada Peirce mengikuti hubungan an-tara tiga titik yaitu Ground/Representamen (R) - Object (O) - Interpretant (I). R adalah bagian tanda yang dapat dipersepsi secara fisik atau mental, yang merujuk pada ses-uatu yang diwakili olehnya (O). Kemudian I adalah bagian dari proses yang menafsir-kan hubungan antara R dan O. Oleh karena itu bagi Pierce, tanda tidak hanya repre-sentatif, tetapi juga interpretatif. Sehing-ga timbul ruang relasi, yaitu suatu wadah penginterpretasian baik bagi subjek pengin-terpretasi maupun objek yang diinterpretasi.

Budaya telat misalnya, merupakan se-buah Ground/ Representament atau tanda dasar yang dapat dipersepsi secara fisik yang merujuk pada sesuatu yang diwakilin-ya, dalam hal ini yang diwakilinya adalah diri pribadi nya sendiri yang merupakan sebuah objek (O). proses keterlambatan ini pun nantinya akan menghasilkan in-terpretasi (I) bagi orang-orang yang meli-hatnya. Ketika seseorang terlambat datang ke sekolah atau tempat bekerja, maka dia telah mempersepsikan keterlambatannya tersebut dengan dirinya sendiri. Orang-orang yang berada disekitarnya yang me-lihat proses keterlambatannya tersebut akan menilai/ menginterpretasi bahwa orang tersebut mungkin kesiangan bangun tidur, atau mungkin ada sesuatu hal yang menghambatnya diperjalanan, seperti ke-

“Budaya Telat Sebagai Simbol Identitas Masyarakat Indonesia”

ARTIKEL

Page 7: OPAK hari 1

7

celakaan, tidak dapat angkutan umum, dan berpuluh interpretasi lainnya. Oleh karena itu, aktivitas terlambat ini selain merep-resentasikan diri si subjek yang terlam-bat juga menjadi proses menginterpretasi.

Jika proses keterlambatan ini hanya dilakukan sesekali saja, maka aktivitas ini tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas berbudaya. Tetapi kenyataan dilapangan sekarang menyebutkan bahwa, aktivitas terlambat ke sekolah, ke tempat bekerja, untuk menghadiri suatu pertemuan, ter-lambat melakukan ibadah, dan terlambat dalam segala hal lainnya yang mungkin kita pun pernah melakukan aktivitas terse-but, kini merupakan sesuatu hal yang sudah lazim, dilakukan terus menerus bahkan su-dah menjadi sebuah kebiasaan. Dalam hal ini, kebiasaan terlambat juga dipengaruhi oleh factor lingkungan. Kita ambil sebuah contoh kasus, seorang mahasiswa yang datang terlambat karena tidak disengaja misalnya, ketika dia datang terlambat itu ternyata dosennya pun terlambat datang. Maka si mahasiswa ini pun akan merasa keterlambatannya itu merupakan sesuatu yang dapat diterima, bahkan lingkungan-nya pun seolah-olah mendukungnya un-tuk menerima hal tersebut. Jadi ketika dia akan menghadiri pertemuan lain, meng-hadiri seminar misalnya, dia akan merasa orang lain pun toh tetap akan datang telat. Toh kalau acara di undangan tertera jam 9 berarti dimulai jam �0. Inilah mengapa timbul sebuah istilah ‘jam karet’ di ka-langan masyarakat Indonesia. Pihak yang terlambat dan yang diterlambati seolah su-dah maklum atau bahkan kebal terhadap kata yan satu itu. Terlambat seolah bukan

lagi suatu hal yang besar. Hingga akh-irnya kebiasaan telat tersebut mengakar di diri pribadi masyarakat karena lingkun-gan pun seolah mendukung untuk telat.

Aktivitas terlambat ini seolah sudah menjadi karakter dari masyarakat Indo-nesia dan susah untuk dihilangkan. Inilah yang kemudian menjadi tanda mengapa etos kerja dan etos belajar masyarakat In-donesia rendah. Budaya terlambat yang telah mengakar ini telah menggeser peran penting dari budaya disiplin yang dulu di-junjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Akhirnya kita sampai pada suatu kes-impulan bahwa aktivitas berbudaya meru-pakan aktivitas yang berupa kebiasaan dan perilaku sosial yang dilakukan masyara-kat yang penuh dengan proses semiosis, yaitu proses pemaknaan simbolik. Budaya tersebut tidak melulu berbentuk hal-hal yang positif karena ternyata kebiasaan-kebiasaan negatif yang sering dilakukan oleh masyarakat pun dapat dikategorikan sebagai budaya, kebiasaan datang terlam-bat adalah salah satunya. Dalam menelaah budaya telat ini, kita dapat menemukan satu pemaknaan simbolik yang menandai terjadi dan akibat dari budaya tersebut. Dalam hal ini, dapat kita simpulkan bahwa budaya telat yang sudah mengakar dalam diri masyarakat Indonesia dapat kita se-but itu sebagai symbol identitas diri dari masyarakat Indonesia. Budaya telat yang telah menjalar di masyarakat Indonesia menyimbolkan identitas bangsa yang me-miliki etos kerja dan etos belajar yang rendah dan yang menyimbolkan pribadi masyarakat yang tidak menghargai waktu.

ARTIKEL

Page 8: OPAK hari 1

8

Ngesis riyen kang, nek jero panas tur yang di tunggu juga molor.

Lulus SMA masuk Perguruan Tinggi, lulus Perguruan Tinggi??