Oogenesis.doc

5
4. Oogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan sel ovum dan terjadi di ovarium. Tahap-tahap oogenesis yaitu : 1. Pembentukan oosit primer dan folikel primer Selama bagian terkahir kehidupan janin, oogenia memulai tahap –tahap awal pembelahan meiotik pertama tetapi tidak menuntaskannya. Oogenia tersebut, yang kini di kenal sebagai oosit primer, mengandung jumlah diploid 46 kromosom replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan homolog tetapi tidak memisah. Oosit primer tetap dalam keaadaan meiotic arrest (penghentian proses miosis) selama bertahun-tahun sampai sel ini disiapkan untuk ovulasi. Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa. Bersama-sama satu oosit dan sel granulosa disekitarnya membentuk folikel primer. Oosit yang tidak membentuk folikel mengalami kemudian mengalami kerusakan melalui proses apoptosis. Saat lahir hanya sekitar 2 juta folikel primer tersisa, masing- masing mengandung 1 oosit primer yang mampu menghasilkan satu ovum. Reservoir folike primer tersebut perlahan menghasilkan folikel yang sedang berkembang secara terus menerus. Sekali terbentuk folikel ada yang ditakdirkan mencapai kematangan dan berevolusi atau berdegenerasi membentuk jaringan parut, suatu proses yang dikenal dangan atresia. Setelah pubertas, satu dari oosit primer mencapai kematangan dan diovulasikan sekitar sekali sebulan sampai terjadi menopause. 2. Pembentukan oosit sekunder dan folikel sekunder Oosit primer di dalam folikel primer masih merupakan suatu sel diploid yang mengandung 46 kromosom ganda. Dari pubertas sampai menopause, sebagian dari kumpulan folike inimulai berkembang menjadi folikel sekunder (antrum) secara siklis. Pembentukn folikel sekunder ditandai oleh pertumbuhan oosit primer danoleh ekspansi serta

Transcript of Oogenesis.doc

Page 1: Oogenesis.doc

4. Oogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan sel ovum dan terjadi di ovarium. Tahap-tahap oogenesis yaitu :

1. Pembentukan oosit primer dan folikel primerSelama bagian terkahir kehidupan janin, oogenia memulai tahap –tahap awal

pembelahan meiotik pertama tetapi tidak menuntaskannya. Oogenia tersebut, yang kini di kenal sebagai oosit primer, mengandung jumlah diploid 46 kromosom replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan homolog tetapi tidak memisah. Oosit primer tetap dalam keaadaan meiotic arrest (penghentian proses miosis) selama bertahun-tahun sampai sel ini disiapkan untuk ovulasi.

Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa. Bersama-sama satu oosit dan sel granulosa disekitarnya membentuk folikel primer. Oosit yang tidak membentuk folikel mengalami kemudian mengalami kerusakan melalui proses apoptosis. Saat lahir hanya sekitar 2 juta folikel primer tersisa, masing-masing mengandung 1 oosit primer yang mampu menghasilkan satu ovum.

Reservoir folike primer tersebut perlahan menghasilkan folikel yang sedang berkembang secara terus menerus. Sekali terbentuk folikel ada yang ditakdirkan mencapai kematangan dan berevolusi atau berdegenerasi membentuk jaringan parut, suatu proses yang dikenal dangan atresia.

Setelah pubertas, satu dari oosit primer mencapai kematangan dan diovulasikan sekitar sekali sebulan sampai terjadi menopause.

2. Pembentukan oosit sekunder dan folikel sekunderOosit primer di dalam folikel primer masih merupakan suatu sel diploid yang

mengandung 46 kromosom ganda. Dari pubertas sampai menopause, sebagian dari kumpulan folike inimulai berkembang menjadi folikel sekunder (antrum) secara siklis. Pembentukn folikel sekunder ditandai oleh pertumbuhan oosit primer danoleh ekspansi serta diferensiasi lapisan-lapisan sel sekitar. Oosit membesar sekitar seribu kali lipat. Pembesaran oosit ini disebabkan oleh penimbunan bahan sitoplasma yang akan dibutuhkan oleh mudigah.

Tepat sebelum ovulasi, oosit primer, yang nukleusnya mengalami meiotic arrest selama bertahun-tahun, menyelesaikan pembelahan meiotik pertamanya. Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak, masing-measing menerima set haploid 23 kromosom ganda.Oosit sekunder ditakdirkan untuk menjadi ovum. Kromosom sel anak yang lain bersama dengan sedikit sitoplasmanya membentuk badan polar pertama. Badan polar yang kekurangan sitoplasma akan mengalami degenerasi.

3. Pembentukan ovum matangSelama pembelahan ini separuh set kromosom bersama dengan sedikit

sitoplasma dikeluarkan sebagai badan polar kedua. Separuh set lainnya (23 kromosom tak berpasangan) tetap tertigal dalam ovum yang matang.

Page 2: Oogenesis.doc

Sumber : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC, 2011.

13. jelaskan bagaimana mengitung masa subur

Adapun cara menghitung masa subur seorang wanita adalah dengan cara :

Ketahui dahulu rata-rata siklus haid kamu mis : X hari Rumus nya adalah, perkiraan hari terjadinya Ovulasi, ( Y ) =Tanggal haid pertama +

X hari - 14 hari

( Y ) adalah Prakiraan hari terjadinya Ovulasi

Masa subur adalah prakiraan hari Ovulasi dapat terjadi yaitu di perkirakan 3 hari sebelum nya sampai 3 hari setelah nya atau mulai dari TGL ( Y - 3 hari ) s/d ( Y + 3 hari )

Sistem Kalender

Page 3: Oogenesis.doc

• Menentukan masa subur dengan menggunakan system kalender ada dua cara yaitu :

1. Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.

2. Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 8, diperoleh hari subur pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 - 11 = 20, dan 26 - 8 = 18, jadi masa subur berlangsung pada hari ke 18 sampai hari ke 20.

Metoda Lendir Serviks

• Dalam metoda ini dinilai sifat dari lendir atau cairan yang dihasilkan oleh leher rahim atau serviks. Saat ovulasi atau masa subur, lendir serviks akan bertambah jumlahnya dengan warna yang jernih dan elastis. Saat ini wanita akan merasakan basah saluran kelaminya.

• Untuk memeriksa elastisitas cairan serviks bisa dilakukan dengan cara memasukan jari telunjuk ke vagina sampai menyentuh serviks, lalu setelah jari terisi cairan serviks itu dikeluarkan dari vagina, dengan bantuan ibu jari, cairan itu ditarik sedemikian rupa (pelan pelan) sampai putus. Bila terputus kurang dari10 cm maka si wanita bukan dalam masa subur, bila sampai kira kira 10 cm maka si wanita sedang dalam masa subur.

Metoda Suhu Tubuh

• Metoda ini agak sedikit lebih rumit, tapi masih bisa dikerjakan oleh pasangan usia subur. Pertama tama, kita harus mengukur suhu tubuh si wanita sejak siklus pertama haid sampai haid berikutnya pada pagi hari (baru bangun tidur). Suhu harian itu kemudian dicatat dan dihubungan dengan garis (seperti membuat grafik).

Kris Cahyo Mulyatno. Cara Menghitung Masa Subur. Intitute of Tropical Disease. Universitas Airlanggahttp://itd.unair.ac.id/index.php/health-news-archive/105-cara-menghitung-masa-subur-