onikomikosis

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Onikomikosis 2.1.1 Pendahuluan Onikomikosis adalah infeksi kuku yang disebabkan jamur golongan dermatofita, non dermatofita atau yeast, 80-90% onikomikosis disebabkan oleh dermatofita. 1-3 Penyakit ini jarang memberikan keluhan pada penderita, sehingga penderita baru datang berobat apabila kukunya telah rusak dan mengganggu secara kosmetik. Diagnosis kelainan kuku dermatofita dan non dermatofita kadang sukar dibedakan dengan kelainan kuku yang disebabkan hal lain. 1,14 2.1.2 Epidemiologi Onikomikosis terdapat diseluruh dunia, angka kejadiannnya terus meningkat yang merupakan 50 % dari seluruh penyakit kuku, dan 30% dari seluruh kasus jamur superfisial. 1 Prevalensi onikomikosis di Inggris 2,8 % pada laki-laki dan 2,6 % perempuan, sedangkan di Amerika Serikat berkisar 2,2 – 2,5 %, sejumlah 43 % diantaranya tidak melakukan pengobatan. Sebuah penelitian lain di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa total jumlah kunjungan 662.000 pasien penderita onikomikosis ke dokter sebanyak 1,3 juta kali. Kejadian onikomikosis juga meningkat pada anak, diperkirakan sekitar 20 % dari mikosis superfisial yang didiagnosis pada anak. 9,13 Di Indonesia angka pasti kejadian penyakit ini belum pernah dilaporkan. Hasil penelitian penderita onikomikosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar selama periode Januari 2006 hingga Desember 2008 berjumlah 12.574 Universitas Sumatera Utara

description

journal

Transcript of onikomikosis

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Onikomikosis

    2.1.1 Pendahuluan

    Onikomikosis adalah infeksi kuku yang disebabkan jamur golongan

    dermatofita, non dermatofita atau yeast, 80-90% onikomikosis disebabkan oleh

    dermatofita.1-3

    Penyakit ini jarang memberikan keluhan pada penderita, sehingga penderita

    baru datang berobat apabila kukunya telah rusak dan mengganggu secara kosmetik.

    Diagnosis kelainan kuku dermatofita dan non dermatofita kadang sukar dibedakan

    dengan kelainan kuku yang disebabkan hal lain.1,14

    2.1.2 Epidemiologi

    Onikomikosis terdapat diseluruh dunia, angka kejadiannnya terus meningkat

    yang merupakan 50 % dari seluruh penyakit kuku, dan 30% dari seluruh kasus jamur

    superfisial.1

    Prevalensi onikomikosis di Inggris 2,8 % pada laki-laki dan 2,6 % perempuan,

    sedangkan di Amerika Serikat berkisar 2,2 2,5 %, sejumlah 43 % diantaranya tidak

    melakukan pengobatan. Sebuah penelitian lain di Amerika Serikat mengungkapkan

    bahwa total jumlah kunjungan 662.000 pasien penderita onikomikosis ke dokter

    sebanyak 1,3 juta kali. Kejadian onikomikosis juga meningkat pada anak,

    diperkirakan sekitar 20 % dari mikosis superfisial yang didiagnosis pada anak.9,13

    Di Indonesia angka pasti kejadian penyakit ini belum pernah dilaporkan. Hasil

    penelitian penderita onikomikosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah

    Denpasar selama periode Januari 2006 hingga Desember 2008 berjumlah 12.574

    Universitas Sumatera Utara

  • orang, diantaranya didapatkan penderita onikomikosis 67 orang (0,53%) dari jumlah

    tersebut didapat penderita laki-laki 29 orang (43,28%) dan penderita perempuan

    sebanyak 38 orang (56,72%).28

    Di RSUP. H. Adam Malik Medan, berdasarkan data yang diperoleh dari rekam

    medis selama periode Januari hingga Desember 2006 dari total 4418 pasien yang

    berobat penderita onikomikosis sebanyak 33 orang dan periode Januari hingga

    Desember 2009, dari total 3450 pasien yang berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan

    Kulit dan Kelamin, 32 diantaranya merupakan pasien dengan diagnosis

    onikomikosis.(Data tidak dipublikasikan)

    2.1.3 Anatomi kuku

    Kuku terdiri dari lempeng kuku (nail plate), lipatan kuku lateral dan

    proksimal, hiponikium, bantalan kuku (nail bed) dan matriks. Matriks dan bantalan

    kuku membantu pembentukan lempeng kuku. Bagian ventral lempeng kuku dibentuk

    oleh bantalan kuku, sedang sisanya berasal dari matriks. Lempeng kuku berwarna

    translucent, melalui lempeng kuku merupakan struktur yang paling besar, melekat

    kuat pada bantalan kuku dimana perlekatan ini kurang kuat kearah proksimal, terpisah

    dari sudut postolateral. Seperempat bagian kuku ditutupi oleh lunula putih.27

    Pada pemotongan longitudinal, lipatan kuku bagian proksimal terlihat berupa

    lanjutan dari kulit sekitar dorsum dan phalangs terminal. Epidermis pada lipatan ini

    berlanjut disekitar dasar kuku. Lipatan kuku bagian proksimal dan memiliki dua

    permukaan epitel yaitu : bagian dorsal dan ventral. Pada persambungan keduanya

    dijumpai kutikula yang berproyeksi kearah distal diatas permukaan kuku. Matriks

    kuku dapat dibagi atas bagian dorsal yaitu bagian intermediate yang menutupi

    lempeng kuku bagian proksimal sampai ujung distal dari lunula, dan bagian ventral.

    Universitas Sumatera Utara

  • Pada daerah pemisahan antara lempeng kuku dan bantalan kuku, dapat dijumpai epitel

    sohlenhorn. Pada keadaan normal struktur ini hanya berupa sisa.27

    2.1.4 Fisiologi Kuku

    Matriks merupakan pusat pertumbuhan kuku. Kuku tangan tumbuh lebih cepat

    dari kuku kaki, yakni sepanjang 2-3 mm perbulan, sedangkan kuku kaki 1 mm

    perbulan. Diperlukan waktu 100 sampai 180 hari (6 bulan) untuk mengganti satu kuku

    tangan dan sekitar 12-18 bulan untuk satu kuku kaki. Kecepatan pertumbuhan kuku

    menurun pada penderita penyakit pembuluh darah perifer dan pada usia lanjut.27

    2.1.5 Etiologi dan Faktor Predisposisi

    Onikomikosis dapat disebabkan oleh kelompok jamur dermatofita, non

    dermatofita atau yeast. Dari kelompok dermatofita penyebab yang tersering adalah

    Trichophyton rubrum sebanyak 70 % dan Trichophyton mentagrophytes sebanyak 20

    %. Selain itu Trichophyton tonsurans, Epidermophyton fluccosum, Trichophyton

    violaceum, Trichophyton verrucosum, Microsporum gypseum dan Trichophyton

    soudanacea dapat menyebabkan pada onikomikosis namun golongan jamur tersebut

    jarang ditemukan.17,19

    Penyebab tersering dari kelompok yeast adalah Candida albicans yaitu

    sebanyak 6 % dijumpai pada onikomikosis, sedangkan dari kelompok non dermatofita

    penyebab yang tersering dijumpai adalah Claudiosporium, Alternaria, Aspergillus,

    Fusarium dan Epiccocum.17,19

    Penularan terjadi akibat kontak langsung dengan sumber penularan, iklim

    yang panas dan lembab, kebiasaan memakai sepatu tertutup dan sempit, kurangnya

    kebersihan, trauma berulang pada kuku, tinea pedis dan gangguan imunitas

    Universitas Sumatera Utara

  • merupakan faktor penyebab terjadinya kelainan kuku akibat jamur.7,9 Kelainan kuku

    dapat berawal sebagai tinea pedis atau langsung pada kuku. Pada penyebab Candida

    dapat endogen dari traktus digestivus sebagai flora komensal selain sumber penularan

    dari kandidosis pada organ lain.13,14

    Tingginya prevalensi onikomikosis pada usia tua disebabkan oleh insufisiensi

    sirkulasi perifer, diabetes, antibiotik jangka panjang, penurunan imunitas serta

    berkurangnya kemampuan untuk menjaga kebersihan diri.5 Sedangkan rendahnya

    prevalensi pada anak-anak dihubungkan dengan kurangnya paparan jamur,

    pertumbuhan kuku yang lebih cepat, permukaan kuku yang lebih kecil.14,15

    2.1.6. Gambaran klinis

    Gambaran klinis onikomikosis :

    1. Onikomikosis Subungual Distal Lateral

    Merupakan bentuk onikomikosis yang paling sering dijumpai. Infeksi dari

    distal dapat meluas kelateral kuku sehingga memberi gambaran Onikomikosis Distal

    dan Lateral. Lempeng kuku bagian distal berwarna kuning atau putih. Terjadi

    hiperkeratosis subungual, yang menyebabkan onikolisis (terlepasnya lempeng kuku

    dari nail bed) dan terbentuknya ruang subungual berisi debris yang menjadi mycotic

    reservoir bagi infeksi sekunder oleh bakteri. Penyebab tersering adalah T.

    Mentagrophytes, T. Tonsurans dan E. Fluccosum.17,19

    2. Onikomikosis Superfisial Putih

    Gambaran klinis kedua yang paling banyak ditemukan sesudah onikomikosis

    subungual distal lateral. Nama lainnya adalah Leukonikia Mikotika, mencakup sekitar

    10 % dari seluruh kasus onikomikosis. Invasi jamur terjadi pada permukaan

    superfisial lempeng kuku. Gambaran yang khas adalah white island berbatas tegas

    Universitas Sumatera Utara

  • pada permukaan kuku, tumbuh secara radial, berkonfluensi, dapat menutupi seluruh

    permukaan kuku. Pertumbuhan jamur menjalar melalui lapisan tanduk menuju nail

    bed (bantalan kuku) dan hiponikium. Lambat laun kuku menjadi kasar, lunak dan

    rapuh. Penyebab tersering adalah T. Mentagrophytes.17

    3. Onikomikosis Subungual Proksimal

    Merupakan gambaran klinis yang sering ditemukan pada pasien

    imunokompromais, penderita penyakit vaskular perifer, dan paling jarang ditemukan

    pada populasi imunokompeten. Didahului dengan invasi jamur pada lipat kuku

    proksimal kemudian menuju distal dan matriks, sehingga pada akhirnya menginvasi

    lempeng kuku dari arah bawah. Gambaran klinis berupa hiperkeratosis subungual,

    onikolisis proksimal, leukonikia, dan akhirnya dapat mengakibatkan destruksi

    lempeng kuku proksimal. Penyebab tersering adalah T. Rubrum. 17

    4. Onikomikosis Distrofik Total

    Jamur menginfeksi lempeng kuku sehingga mengalami kerusakan berat.

    Infeksi dimulai dengan lateral atau distal onikomikosis dan kemudian menginvasi

    seluruh kuku secara progresif. Kuku tampak berkerut dan hancur. Fragmen-fragmen

    lempeng kuku masih tinggal akan merusak dan terlihat sebagai tungkul kayu pada

    lipatan kuku bagian proksimal. Keluhan subjektif dirasakan sebagai nyeri ringan dan

    yang lebih berat dapat terjadi infeksi sekunder.17

    2.1.7. Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan

    laboratorium penunjang. Keluhan berupa gejala pada onikomikosis selalu hampir

    tidak ada atau tidak dirasakan pasien kecuali kalau semua kukunya sudah terkena.

    Secara umum penderita onikomikosis terutama yang disebabkan jamur dermatofita

    mengeluh adanya perubahan kuku permukaan kuku yang warnanya sudah menjadi

    Universitas Sumatera Utara

  • suram tidak berkilat lagi, rapuh disertai hiperkeratosis subungual tanpa adanya

    keluhan gatal ataupun sakit.17,20

    2.1.8. Pemeriksaan penunjang

    Untuk menegakkan diagnosis onikomikosis, diperlukan pemeriksaan

    penunjang yaitu pemeriksaan mikroskopi langsung, kultur jamur dan histopatologi.

    Diagnosis laboratorium yang baik ditentukan oleh cara pengambilan bahan

    pemeriksaan. Sebelum bahan diambil, kuku terlebih dahulu dibersihkan dengan

    alkohol, untuk membunuh bakteri. Selanjutnya bahan dipotong menjadi fragmen-

    fragmen kecil dan dibagi untuk pemeriksaan mikroskopis langsung, kultur dan

    histopatologi.26,30

    a. Mikroskopi langsung

    Pemeriksaan mikroskopi langsung dengan Kalium hidroksida (KOH) adalah

    murah dan mudah dilaksanakan, namun memiliki keterbatasan. Pemeriksaan ini hanya

    berfungsi sebagai penyaring ada atau tidaknya infeksi, tetapi tidak dapat menentukan

    spesies penyebabnya.26,24

    Sebelum diperiksa dibawah mikroskop, spesimen dilunakkan dan dijernihkan

    dalam larutan KOH 20-30% . Dimetil sulfoksida (DMSO) 40 % juga dapat dipakai

    untuk melunakkan kuku. Larutan KOH diteteskan pada objek glass, kemudian

    spesimen diletakkan diatasnya. Setelah ditutup dengan deck objek penutup,

    dilewatkan diatas api Bunsen untuk mempercepat proses penghancuran keratin

    sekaligus menghilangkan gelembung udara pada objek glass. Lalu diamati dibawah

    mikroskop maka akan terlihat elemen-elemen jamur seperti hifa dan spora. Gambaran

    jamur dapat diperjelas menggunakan tinta parker biru, Chlorazol black E. Tinta

    parker paling sering digunakan karena mudah didapatkan. Spesimen diperiksa untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • identifikasi elemen-elemen jamur, yakni hifa atau arthospora jamur. Terdapatnya

    sejumlah besar filamen dalam lempeng kuku, terutama bila berupa arthospora

    memiliki arti diagnostik untuk dermatofita. Adanya pseudofilamen dan filamen

    disertai ragi didalam nail bed memberi petunjuk onikomikosis oleh Candida sp.

    Terdapatnya filamen-filamen tipis dan tebal, dengan bermacam-macam ukuran,

    bentuk dan arah di dalam nail bed yang sama memberi kesan infeksi campuran

    beberapa jamur patogen.25,26

    b. Kultur

    Kultur merupakan pemeriksaan jamur, meskipun hasil pemeriksaan

    mikroskopis langsung negatif. Melalui kultur, spesies jamur patogen dapat

    identifikasi. Kegagalan pertumbuhan jamur pada medium ditemukan bila pasien telah

    mendapat terapi topikal atau sistemik. Kegagalan tumbuh ini juga lebih banyak pada

    bahan kuku dibanding kulit karena kebanyakan bahan diambil dari distal kuku dimana

    kebanyakan jamur sudah tua dan mati. Oleh karena itu dianjurkan untuk mengikut

    sertakan bahan kulit atau potongan kuku untuk pembiakan jamur pada medium.

    Spesimen yang dikumpulkan dicawan petri diambil dengan sengkelit yang telah

    disterilkan diatas api Bunsen. Kemudian bahan kuku ditanam pada dua media, media I

    : terdiri dari media yang mengandung antibiotik dan anti jamur

    (Mycobitotic/mycocel), media II: yang tidak mengandung antibiotik dan anti jamur

    PDA (Potato Dextrose Agar)/SDA (Sabourauds Dextrose Agar). Media

    diinokulasikan dalam keadaan steril, lalu diinkubasi pada suhu 24- 28C selama 4-6

    minggu. Koloni dermatofita akan tampak setelah 2 minggu, sedangkan non

    dermatofita terlihat dalam seminggu, hasil negatif jika tidak tampak pertumbuhan

    setelah 3-6 minggu.30

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Histopatologi

    Pemeriksaan histopatologi dilakukan jika hasil pemeriksaan mikroskopi

    langsung dan kultur meragukan. Bila ditemukan hifa diagnosis banding dapat

    disingkirkan. Dengan pemeriksaan histopatologi dapat ditentukan apakah jamur

    tersebut invasif pada lempeng kuku atau daerah subungual disamping itu kedalaman

    penetrasi jamur dapat dilihat.29

    Bahan untuk pemeriksaan histopatologi dapat diperoleh melalui lempeng kuku

    yang banyak mengandung debris dan potongan kuku. Bahan pemeriksaan

    histopatologi dapat langsung dimasukkan dalam parafin, atau terlebih dahulu dalam

    larutan formalin 10 % semalaman agar jamur terfiksasi dengan baik. Kemudian blok

    parafin dipotong tipis hingga ketebalan 4 -10 dengan menggunakan mikrotom dan

    dilakukan pewarnaan PAS, dan dapat dilihat adanya hifa dan atau spora dengan

    menggunakan mikroskop.29,30

    Universitas Sumatera Utara