Olo Manin Aso Buen Si Olo N’do -...
Transcript of Olo Manin Aso Buen Si Olo N’do -...
Olo Manin Aso Buen Si Olo N’do
Hari Esok Harus Lebih Baik Dari Hari Ini
LKjIP 2017
iv
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Ikhtisar eksekutif
emerintah Kabupaten Paser berupaya menyelenggarakan
pemerintahan dengan berprinsip pada tatakelola pemerintahan yang
baik dan berorientasi pada hasil sesuai dengan kewenangannya.
Dalam mewujudkan Good Governance, akuntabilitas merupakan salah satu
aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan.
Akuntabilitas kinerja sekurang-kurangnya harus memuat visi, misi, tujuan
dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas atas perumusan
perencanaan strategis organisasi sehingga menggambarkan hasil yang ingin
dicapai dalam bentuk sasaran dapat diukur, diuji dan diandalkan. Laporan
Kinerja tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, tetapi juga sebagai sarana
yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja
kedepan. Dengan langkah ini setiap Instansi Pemerintah dapat senantiasa
melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktek-praktek penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Secara umum pencapaian sasaran melalui indikator-indikator sasaran
menunjukan keberhasilan untuk mewujudkan misi dan tujuan sebagaimana 22
sasaran yang ingin dicapai dengan 1 sasaran yang tidak dapat diukur yaitu
sasaran 16 Meningkatnya Pemahaman Masyarakat Tentang Pendidikan Politik
dan Perilaku Demokratis dengan indikator Tingkat partisipasi pemilihan umum
pada tahun 2017 tidak termasuk kedalam sasaran dan indikator kinerja yang
dinilai, karena tingkat partisipasi pemilihan umum dilaksanakan apabila ada
pemilihan umum, sehubungan pada tahun 2017 tidak ada pelaksanaan
Pemilu, maka sasaran 16 tidak dilakuan pengukuran, sehingga sasaran yang
ingin dicapai pada Tahun 2017 hanya menjadi 21 sasaran dan 55 indikator
kinerja, yang juga merupakan indikator kinerja Utama dengan mengacu pada
lima misi yang ingin diwujudkan dalam tahun 2017.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 21 sasaran strategis
yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2017 menunjukkan 16
sasaran telah berhasil dicapai dengan baik. Tingkat pencapaian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Paser dengan rata-rata capaian sasaran sebesar
94,81% dengan kategori “Sangat Berhasil”. Rincian capaian kinerja rata-rata
tiap sasaran strategis tersebut dapat dideskripsikan dalam tabel yang
tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 16 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021
P
LKjIP 2017
v
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Paser
Tahun 2017 ditetapkan sebagai berikut :
No Sasaran Rata-rata
capaian
Outcome (%)
Keterangan
1. Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar
pembangunan, jaringan komunikasi dan
internet
102,5 Sangat Berhasil
2. Meningkatnya kawasan pemukiman rakyat
yang berwawasan lingkungan
90,4 Sangat Berhasil
3. Meningkatnya akses dan kualitas dan daya
saing pendidikan
96,6 Sangat Berhasil
4. Meningkatkan partsisipasi dan peran aktif
pemuda dan prestasi keolahragaan
100 Sangat Berhasil
5. Meningkatkan akses, mutu dan daya saing
pelayanan kesehatan
71,5 Berhasil
6.
Meningkatnya produksi,Produktifitas dan
Kualitas Komoditi Pertanian, perkebunan,
Peternakan dan Perikanan
95 Sangat Berhasil
7. Meningkatnya nilai tukar petani (NTP) 94,7 Sangat Berhasil
8. Tercukupinya Ketersediaan Pangan 100 Sangat Berhasil
9. Berkembangnya sektor pariwisata 70 Berhasil
10
Meningkatnya peran pasar tradisional,
koperasi dan UMKM dalam perekonomian
masyarakat
105 Sangat Berhasil
11. Menurunnya Angka Pengangguran 104 Sangat Berhasil
12. Meningkatnya investasi 98 Sangat Berhasil
13. Meningkatnya indeks kualitas lingkungan
hidup
94 Sangat Berhasil
14. Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi 92,25 Sangat Berhasil
15.
Meningkatnya perencanaan
pembangunan,pengelolaan data dan
implementasi kerjasama daerah
100
Tabel 1
Capaian Kinerja Per Sasaran
LKjIP 2017
vi
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
17.
Meningkatnya akses masyarakat lokal untuk
berpartisipasi dalam berbagai proses
pembangunan
20,31 Kurang Berhasil
18. Meningkatnya promosi nilai-nilai kearifan
lokal dalam pembangunan
100 Sangat Berhasil
19. Meningkatnya kerukunan, keamanan dan
ketertiban masyarakat
100 Sangat Berhasil
20. Meningkatnya kesiapsiagaan terhadap
bencana alam
167 Sangat Berhasil
21. Meningkatnya perlindungan sosial bagi
masyarakat
106,5 Sangat Berhasil
22. Meningkatnya perlindungan bagi perempuan
dan pemenuhan hak anak
84,7 Berhasil
NILAI CAPAIAN KINERJA SASARAN ( RATA-
RATA SEDERHANA)
94,81 SANGAT BERHASIL
Tabel 2
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja
Kabupaten Paser Tahun 2017
Sasaran 1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar pembangunan, jaringan komunikasi dan internet
NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Panjang jalan dalam kondisi
mantap
94 km 80 Km 85
2. Panjang jembatan kondisi
mantap (persentase)
56,50% 54,55 96,54
3. Tingkat kepatuhan terhadap
dokumen RTRW
60% 74% 123
4. Irigasi kondisi mantap 47% 45,57
5. Persentase desa blankspot 30% 20% 133
6. Persentase pelayanan publik
terintegrasi dalam sistem e-
10% 10% 100
LKjIP 2017
vii
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
government
7. Hasil pelaksanaan konstruksi
yang terstandar SNI
10% 8% 80
8. Sarana dan prasarana publik
yang memadai
53 53 100
Sub Total 102,5
Sasaran 2 Meningkatnya kawasan pemukiman rakyat yang berwawasan lingkungan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Luasan kawasan kumuh dan kawasan berpotensi kumuh
453,6 Ha 453 Ha 81,13
2. Rumah tangga yang memiliki akses minum dan air bersih
56.200 KK 55.964 KK 99,58
Sub Total 90,4
Sasaran 3 Meningkatnya Akses dan Kualitas dan Daya Saing
Pendidikan NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. APK PAUD 50,45 48,47 96
2. APM PAUD 51,13 48,43 95
3. APK SD 100 113,2 113
4. APM SD 96,1 94,13 98
5. APK SMP 90 87,8 98
6. APM SMP 71,2 60,31 85
7. Rata-rata lama sekolah 9 8,19 91
Sub Total 96,6
Sasaran 4 Meningkatkan Partisipasi dan Peran Aktif Pemuda dan Prestasi Keolahragaan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Jumlah wirausaha muda mandiri 2 2 100
2. Jumlah cabang olahraga berprestasi nasional
3 3 100
Sub Total 100
LKjIP 2017
viii
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sasaran 5 Meningkatkan Akses, Mutu dan Daya Saing Pelayanan Kesehatan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Angka harapan hidup 74 72,02 97
2. AKI/1000 penduduk 8 kasus 12 kasus 50
3. AKB/1000 penduduk 11 kasus 40 Kasus 28
4. Persentase penduduk memiliki
jaminan kesehatan
35% 29,71 85
5. Persentase Fasilitas Kesehatan
Terakreditasi
50% 45% 90
6. Indeks Keluarga Sehat 0,3 0,237 79
Sub Total 71,5
Sasaran 6 Meningkatnya Produksi, Produktifitas dan Kualitas Komoditi Pertanian, Perkebunan, Peternaka dan Perikanan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Kontribusi sektor pertanian perkebunan, peternakan dan perikanan terhadap PDRB (%)
13,18 12,56 95%
Sub Total 95%
Sasaran 7 Meningkatnya Produksi Pertanian dalam Arti Luas NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1 Produksi Hasil Pertanian (Ton/tahun) a. Produksi Padi b. Produksi Jagung c. Produksi Kedelai
48.315 1.066 224
41.468 3.523
61
86 330 27
Rata-rata 148
2 Produksi Hasil Perikanan (Ton/tahun) a. Perikanan Tangkap b. Perikanan budidaya
10.870 15.157
10.937,70 12.476,5
100,6 82
Rata-rata 89,7
3 Produksi Hasil Perkebunan (Ton/tahun) a. Kelapa Sawit
3.040.000
2.029.319
67
LKjIP 2017
ix
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
b. Karet 10.500
10.640
101
Rata-rata 84
4 Produksi Hasil Peternakan (Ton) a. Daging b. Telur
559,29 572,98
319,68 324,09
57 57
Rata-rata 57
Sub Total 94,7
Sasaran 8 Tercukupinya Ketersediaan Pangan NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Jumlah Penanganan Desa Rawan Pangan
68 Desa 68 Desa 100
Sub Total 100
Sasaran 9 Berkebangnya Sektor Pariwisata NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Jumlah Kunjungan Wisata 25.609 Orang 17.834 Orang 70%
Sub Total 70%
Sasaran 10 Meningkatnya Peran Pasar Tradisional, Koperasi dan UMKM dalam Perekonomian Masyarakat
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Omzet UMKM (%) 36% 38,69% 107
2. Presentase koperasi aktif 70% 78% 111
3. Kontribusi industri pengolahan
terhadap PDRB
4,64% 4,51% 97,20
Sub Total 105%
Sasaran 11 Menurunnya Angka Pengangguran NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
LKjIP 2017
x
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
1 2 3 4 5
1. Tingkat keterserapan tenaga
kerja (%)
91,41% 97,37 104%
Sub Total 104%
Sasaran 12 Meningkatnya Investasi NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Jumlah nilai investasi berskala
Nasional (juta)
522.665 510.165 98
Sub Total 98
Sasaran 13 Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup
76 66,56 88
2. Luas kawasan konservasi 225.831,17 225.831,17 100
Sub Total 94
Sasaran 14 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Birokrasi NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Opini BPK terhadap Laporan
Keuangan Daerah
WTP WTP 100
2. Nilai EKPPD 2,6 2,9 112
3. Nilai Evaluasi AKIP 60 40,58 68
4. Rata-rata Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Unit Pelayanan
yang melakukan Pelayanan
Publik
75 66,5 89
Sub Total 92,25
Sasaran 15 Meningkatnya PerencanaanPembangunan, Pengelolaan Data dan Implementasi Kerjasama Daerah
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Persentase Program Prioritas
yang tertuang dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah
100% 100% 100
LKjIP 2017
xi
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sub Total 100
Sasaran 16 Meningkatnya Pemahaman Masyarakat tentang Pendidikan Politik dan Perilaku Demokrasi
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Tingkat partisipasi pemilihan
umum
-
Sub Total
Sasaran 17 Meningkatnya Akses Masyarakat Lokal untuk Berpartisipasi dalam Berbagai Proses Pembangunan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Persentase komunitas adat
terpencil (KAT) yang menjadi
sasaran pembangunan
30% 11,9% 39,67
2. Indeks pembangunan gender 72,26 68,66 95%
Sub Total 20,31
Sasaran 18 Meningkatnya Promosi Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Pembangunan Berpartisipasi dalam Berbagai Proses Pembangunan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Persentase program
pembangunan yang mengangkat
nilai-nilai kearifan lokal
80% 80% 100
Sub Total 100
Sasaran 19 Meningkatnya Kerukunan, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Jumlah konflik berbau SARA 1 Kasus 0 Kasus 100
2. Persentase Penegakan PERDA 100% 100% 100
Sub Total 100
Sasaran 20 Meningkatnya Kesiapsiagaan Terhadap Bencana NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
LKjIP 2017
xii
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
1 2 3 4 5
1. Tingkat waktu tanggap (response
time rate) daerah layanan
Bencana Alam
3 Jam 1 Jam 167%
Sub Total 167%
Sasaran 21 Meningkatnya Perlindungan Sosial bagi Masyarakat NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Menurunnya Tingkat Kemiskinan 9,2 8,68 106,5
Sub Total 106,5
Sasaran 22 Meningkatnya Perlindungan bagi Perempuan dan Pemenuhan Hak-Hak Anak
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. kasus kekerasan terhadap
perempuan
18 Kasus 23 Kasus 72
2. kasus kekerasan terhadap
anak
18 Kasus 22 kasus 77,7
3. Predikat kabupaten layak
anak
600 480 80
4. Anak dan balita terlantar
(anak dan balita)
Anak Terlantar
70
62 111,4
Balita Terlantar
450
420 106,7
Rata2 109,1
Sub Total 84,7
Kinerja sasaran strategis yang diukur dengan 55 indikator
sebagaimana tersebut diatas, ada beberapa capaian indikator yang masih
rendah dan perlu digarisbawahi untuk dilakukan perbaikan capaiannya pada
tahun mendatang melalui serangkaian strategi, kebijakan, program dan
kegiatan yang terukur dan efektif dan tepat sasaran yang tertuang baik
dalam dokumen perencanaan maupun penganggaran, termasuk dalam hal
kebijakan percepatan, peningkatan dan penguatan pelayanan publik melalui
kebijakan penerapan standar pelayanan minimal bagi Perangkat Daerah
LKjIP 2017
xiii
Pemerintah Kabupaten Paser Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
pengampu SPM, penyusunan standar pelayanan publik, penyusunan SOP,
penerapan ISO di setiap satuan kerja, penguatan komitmen dalam
pencapaian target MDGs.
Perlu untuk mereview program dan kegiatan yang tetuang dalam
rencana kerja tahunan dengan program kegaiatan yang lebih memberikan
dampak percepatan dan perbaikan dalam capaian indikator kinerja dalam
rangka pencapaian sasaran organisasi khususnya bagi indikator kinerja yang
capaiannya rendah, adapun jkan program kegiatan yang sudah ditetapkan
dalam dokumen perencanaan dan juga tertuang dalam dokumen anggaran.
Yang juga menjadi dilema dan menjadi keluhan di setiap Perangkat
Daerah adalah terkait dengan penganggaran yaitu ukuran-ukuran
keberhasilan yang sudah ditetapkan dalam rencana jangka menengah
(Renstra Perangkat Daerah) belum terkawal secara optimal dalam bentuk
penganggaran yang memadai, oleh karena itu perlu dibangun suatu sistem
yang memadai agar ukuran-ukuran keberhasilan yang sudah ditetapkan
dalam rencana jangka menengah terkawal dengan baik memenuhi dukungan
anggaran yang memadai.
Hal lain yang juga bersifat urgens untuk kedepannya adalah
membangun sistem pengelolaan data kinerja yang selama ini menjadi
kelemahan yang mendasar dalam pengumpulan data kinerja, kevalidan,
keabsahan dan keandalan data/informasi kinerja.
LKjIP 2017
xvii
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
DAFTAR ISI
PENGANTAR ............................................................................................................................................... i-iii
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................................................iv-iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................hal 1-32
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ............................................... hal 33-65
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................................hal 66-125
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................hal 126-128
LAMPIRAN :
PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PASER TAHUN 2017
TABEL REALISASI KINERJA DAN ANGGARAN 2017
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA
(LKjIP) KABUPATEN PASER
LKjIP 2017
xvii
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
LKj IP 2017
1
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
A. UMUM
kuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan /
kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai
misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang
telah ditetapkan melalui Laporan Kinerja Insatansi Pemerintah yang
disusun secara periodik.
Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor
XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
korupsi, Kolusi dan Nepotisme; dan Undang-undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya, sebagai kelanjutan dari produk
hukum tersebut diterbitkan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
pada tahun 2014 Pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai
pengganti Inpres Nomor 7 tahun 1999
Salah satu kewajiban Instansi pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah
sebagaimana amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 adalah menyusun
Laporan Kinerja. Pengertian Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang
menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang
disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara / Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBN/APBD)
Lebih jauh Laporan Kinerja dibuat dalam rangka perwujudan
pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan serta
A
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2017
2
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu
sistem akuntabilitas yang memadai, sekaligus berperan sebagai alat
kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good
governance.
Bertitik tolak dari RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2021,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Paser Tahun 2016
dan perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah; serta memperhatikan Peraturan menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan tata cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2017 berisi Ikhtisar
Pencapaian Sasaran sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen
Penetapan Kinerja dan Dokumen Perencanaan. Pencapaian sasaran
tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RKPD,
realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang
memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator
sasaran, dengan demikian Laporan Kinerja Kabupaten Paser menjadi
laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Bupati kepada
Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang
berlaku.
Telah menjadi tekad seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten
Paser untuk semakin berbenah dan memberdayakan diri dalam
menjalankan tugas-tugas pemerintahan yang akuntabel, transparant
dalam menentukan arah kebijakan dan pembangunan yang di
sesuaikan dengan potensi, tingkat kebutuhan dan karakteristik Daerah
Kabupaten Paser.
Sebagai tindak lanjut dari Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Pemerintah
Kabupaten Paser membuat laporan Kinerja tahun anggaran 2017,
sebagai bentuk pertanggung jawaban.
LKj IP 2017
3
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
1. Kedudukan
Pemerintah Kabupaten Paser dibentuk berdasarkan Undang-undang
Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Nomor 3
Darurat Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9).
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk
mewujudkan akuntabilitas, Pemerintah Kabupaten Paser
berpedoman kepada antara lain :
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Kolusi,Korupsi Nepotisme;
2) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
3) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara RI
Tahun 2004 Nomor 126)
4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
5) Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (lembaran Negara RI Tahun
2005 Nomor140, tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4577)
6) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (lembaran Negara RI Tahun 2007
Nomor 89, tambahan lembaran Negara RI Nomor 4741.
7) Perpres nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
9) Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja , pelaporan Kinerja dan Tata Cara Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
LKj IP 2017
4
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
2. Struktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten Paser dipimpin oleh Bupati Drs. H
Yusriansyah Syarkawi M.Si periode 2016 - 2021. Untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah, Pemerintah
Kabupaten Paser didukung dengan perangkat organisasi yang
terdiri dari :
a. Sekretariat Kabupaten,
b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
c. Badan sebanyak 5 satuan kerja,
d. Dinas sebanyak 20 satuan kerja dan
e. Inspektorat
f. Kecamatan 10 Satuan Kerja
g. Kesatuan Bangsa dan Politik.
h. Penanggulangan Bencana Daerah
i. Rumah Sakit Umum
j. Satuan Polisi Pamong Praja
k. Sekretariat Korpri
3. Kewenangan
Dengan dijadikannya Kabupaten Paser sebagai daerah otonomi,
maka sesuai UU nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah kewenangannya mencakup seluruh
bidang pemerintahan, kecuali kewenangan yang menjadi
kewenangan pusat yakni :
1) Politik luar negeri,
2) Pertahanan dan keamanan,
3) Peradilan,
4) Moneter dan fiskal,
5) Agama,
6) Pertanahan (ditunda sesuai Keppres Nomor 10 Tahun 2001
dan surat Mendagri dan Otda selaku Kepala BPN Nomor 110-
201-KBPN tanggal 23 Januari 2001)
LKj IP 2017
5
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
7) Kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian
nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem
administrasi negara dan lembaga perekonomian negara,
pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pendayagunaan sumber daya alam, serta teknologi tinggi
yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional (sesuai
Keppres Nomor 62 Tahun 2001).
Dengan disahkannya Undang- Undang 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintah Daerah disebutkan tentang pembagian
penyelenggaraan urusan pemerintah, urusan pemerintahan
dibagi atas urusan absolut yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat, urusan pemerintahan umum, dan Urusan
pemerintahan konkuren yang dibagi antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Urusan pemerintahan Absolut adalah Urusan
Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan Konkuren adalah
Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat
dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan
pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.
Untuk urusan konkuren atau urusan pemerintahan yang dibagi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota dibagi menjadi urusan pemerintahan wajib
dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib
adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
semua Daerah. Sedangkan Urusan Pemerintahan Pilihan
adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah. Urusan
pemerintah wajib yang diselenggaraan oleh pemerintah daerah
terbagi menjadi Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Esensi dari
penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur berdasarkan
LKj IP 2017
6
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
distribusi kewenangan tersebut adalah untuk merealisasikan
fungsi – fungsi pemerintahan di bidang pelayanan publik,
pembangunan dan pemberdayaan, dan keamanan.
Pelaksanaan fungsi itu membutuhkan kejelasan kewenangan
yang memadai dan dukungan anggaran yang maksimal.
Untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah, maka diterbitkanlah
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Diundangkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah pada
tanggal 19 Juni 2016 adalah mencabut dan menyatakan tidak
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Pemerintah
ini memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah
dalam menata Perangkat Daerah secara efisien, efektif, dan
rasional sesuai dengan kebutuhan nyata dan kemampuan
daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan
antara Pusat dan Daerah. Dasar utama pembentukan
perangkat daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang
diserahkan kepada daerah dan menjadi kewenangan daerah,
yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
wajib dibagi atas urusan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar, dan urusan wajib yang tidak berkaitan
dengan pelayanan dasar. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah yang bersifat wajib, diselenggarakan
oleh seluruh pemerintah daerah, sedangkan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat
diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan
dan kekhasan daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan
memunculkan sektor unggulan masing-masing daerah sebagai
upaya optimalisasi
LKj IP 2017
7
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka
mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pengelompokan organisasi Perangkat Daerah didasarkan pada
konsepsi pembentukan organisasi yang terdiri atas 5 (lima)
elemen, yaitu :
- Strategic Apex (Kepala Daerah);
- Middle Line (Sekretaris Daerah);
- Operating Core (Dinas Daerah);
- Technostructure (Badan/Fungsi Penunjang); dan
- Supporting Staff (Staf Pendukung).
Dinas Daerah merupakan pelaksana fungsi inti (operating
core) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu
kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur dan
mengurus sesuai bidang Urusan Pemerintahan yang
diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun urusan
pilihan. Badan Daerah melaksanakan fungsi penunjang
(technostructure) yang melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai pembantu kepala daerah dalam melaksanakan fungsi
mengatur dan mengurus untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan fungsi inti (operating core).
Dalam rangka mewujudkan pembentukan perangkat
daerah sesuai dengan prinsip desain organisasi, pembentukan
perangkat daerah yang diatur dalam peraturan pemerintah ini
didasarkan pada asas efisiensi, efektivitas, pembagian habis
tugas, rentang kendali, tata kerja yang jelas, fleksibilitas,
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan
intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah. Kepala
Daerah dibantu oleh Perangkat Daerah yang terdiri dari unsur
staf, unsur pelaksana, dan unsur penunjang. Unsur staf
diwadahi dalam Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.
Unsur pelaksana urusan pemerintahan yang diserahkan
kepada daerah diwadahi dalam Dinas Daerah.
LKj IP 2017
8
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Unsur pelaksana fungsi penunjang Urusan Pemerintahan
Daerah diwadahi dalam Badan Daerah. Unsur penunjang yang
khusus melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diwadahi dalam wadah
Inspektorat. Di samping itu, pada Daerah kabupaten/kota
dibentuk Kecamatan sebagai Perangkat Daerah yang bersifat
kewilayahan untuk melaksanakan fungsi koordinasi
kewilayahan dan pelayanan tertentu yang bersifat sederhana
dan intensitas tinggi. Kepala Dinas, Kepala Badan, Sekretaris
DPRD, Kepala Inspektorat dan Camat atau nama lain di
kabupaten/kota bertanggung jawab kepada Kepala Daerah
melalui Sekretaris Daerah. Fungsi Sekretaris Daerah dalam
pertanggungjawaban tersebut hanyalah fungsi pengendalian
administrasi untuk memverifikasi kebenaran administrasi atas
pertanggungjawaban yang disampaikan oleh kepala dinas,
kepala badan, sekretaris DPRD, inspektur, kepala satuan polisi
pamong praja dan camat atau nama lain kepada Kepala
Daerah.
Berdasarkan pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimuat dalam matriks
pembagian Urusan Pemerintahan konkuren, Perangkat Daerah
mengelola unsur manajemen yang meliputi sarana dan
prasarana, personil, metode kerja dan penyelenggaraan fungsi
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengoordinasian, penganggaran, pengawasan,
penelitian dan pengembangan, standardisasi, dan pengelolaan
informasi sesuai dengan substansi urusan pemerintahannya.
Pembentukan Perangkat Daerah mempertimbangkan
faktor luas wilayah, jumlah penduduk, kemampuan keuangan
Daerah serta besaran beban tugas sesuai dengan Urusan
Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah sebagai
mandat yang wajib dilaksanakan oleh setiap Daerah melalui
LKj IP 2017
9
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Perangkat Daerah. Peraturan Pemerintah ini menetapkan
Perangkat Daerah dalam 3 (tiga) tipe, yaitu sekretariat Daerah,
sekretariat DPRD dan inspektorat tipe A; sekretariat Daerah,
sekretariat DPRD dan inspektorat tipe B; dan sekretariat
Daerah, sekretariat DPRD dan inspektorat tipe C; dinas tipe A,
dinas tipe B, dan dinas tipe C; badan tipe A, badan tipe B,
dan badan tipe C; serta kecamatan dalam 2 (dua) tipe, yaitu
kecamatan tipe A dan kecamatan tipe B. Penetapan tipe
Perangkat Daerah didasarkan pada perhitungan jumlah nilai
variabel beban kerja. Variabel beban kerja terdiri dari variabel
umum dan variabel teknis. Variabel umum, meliputi jumlah
penduduk, luas wilayah, jumlah anggaran pendapatan dan
belanja Daerah dengan bobot sebesar 20% (dua puluh
persen) dan variabel teknis yang merupakan beban utama
dengan bobot sebesar 80% (delapan puluh persen). Pada
tiap-tiap variabel, baik variabel umum maupun variabel teknis
ditetapkan 5 (lima) kelas interval, dengan skala nilai dari 200
(dua ratus) sampai dengan 1.000 (seribu).
Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan
Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar, agar kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi
secara optimal. Oleh karena itu, Perangkat Daerah yang
melaksanakan Urusan Pemerintahan wajib berkaitan dengan
pelayanan dasar diwadahi dalam bentuk dinas utama minimal
tipe C.
Pembinaan dan pengendalian Perangkat Daerah dalam
Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan dalam rangka
penerapan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi
antar Daerah dan antar sektor, sehingga masing-masing
Pemerintah Daerah taat asas dan taat norma dalam penataan
kelembagaan Perangkat Daerah. Menteri atau gubernur selaku
LKj IP 2017
10
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
wakil Pemerintah Pusat dapat membatalkan Perda tentang
pembentukan Perangkat Daerah yang bertentangan dengan
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia baik yang berstatus PNS/CPNS yang dimiliki
Pemerintah Kabupaten Paser berjumlah 5.301 orang.
Tabel : 1
Jumlah Pegawai Pemerintah Daerah
Kabupaten Paser Menurut Golongan dan Jabatan 2016 Eselon
Golongan Echelon Staf Jumlah
Degree I II
III IV V
Staff Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Golongan IV 0 38 141 53 1 1 010 1 243 IV/E 0 0 0 0 0 1 1 IV/D 0 2 0 0 0 0 2 IV/C 0 29 0 0 0 1 30 IV/B 0 5 55 0 0 99 159 IV/A 0 2 86 53 1 909 1 051
Golongan III 0 0 16 497 10 2 502 3 025 III/D 0 0 16 270 0 517 803 III/C 0 0 0 188 1 389 578 III/B 0 0 0 39 7 785 831 III/A 0 0 0 0 2 811 813
Golongan II 0 0 0 1 2 1 003 1 006 II/D 0 0 0 1 2 190 193 II/C 0 0 0 0 0 390 390 II/B 0 0 0 0 0 259 259
II/A 0 0 0 0 0 164 164
Golongan I 0 0 0 0 0 77 77 I/D 0 0 0 0 0 24 24 I/C 0 0 0 0 0 41 41 I/B 0 0 0 0 0 9 9 I/A 0 0 0 0 0 3 3
Jumlah 0 38 157 551 13 4 592 5 351 Total 0 38 157 551 13 4 592 5 351
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Paser Catatan : Untuk CPNS Belum Diklasifikasikan Golongannya
LKj IP 2017
11
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
TABEL : 3
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Paser Tahun 2015
TABEL : 4
Jumlah Pegawai Tidak Tetap/ Honor
Pemerintah Kabupaten Paser 2016
Unit Kerja Jumlah
Work Unit Total
(1) (2)
1 Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol 9 2 Bagian Hukum 1 3 Bagian Kesejahteraan Rakyat 8 4 Bagian Keuangan 2 5 Bagian Organisasi 3
Kecamatan
Luas Wilayah /
Area (Km2)
Jumlah /
Total
(Km2)
Persentase
Percentage ( ) Subdistrict Darat /
Land Laut / Sea
(1) (2) (3) (4) (5)
1 1. Batu Sopang 1,111.38
0.00 1,111.38 9.58
2. Muara Samu 855.25 0.00 855.25 7.37
3. Tanjung Harapan 480.40 233.65 714.05 6.15
4. Batu Engau 1,501.61 5.65 1,507.26 12.99
5. Pasir Belengkong 836.62 153.49 990.11 8.53
6. Tanah Grogot 326.95 8.63 335.58 2.89
7. Kuaro 596.76 150.54 747.30 6.44
8. Long Ikis 1,138.37 65.85 1,204.22 10.38
9. Muara Komam 1,753.40 0.00 1,753.40 15.11
10. Long Kali 2,250.44 134.95 2,385.39 20.56
Kabupaten Paser 10,851.18
752.76 11,603.94 100.00
Sumber : Bappeda Kabupaten Paser
Source : Regional Development Planning Board of Paser Regency
LKj IP 2017
12
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
6 Bagian Pembangunan 10 7 Bagian Perekonomian 3 8 Bagian Pemerintahan 6 9 Bagian Umum 112
10 Sekretariat Dewan Pengurus Korpri 15
11 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat 47 12 Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Daerah 0
13 Inspektorat 7 14 RSUD Panglima Sebaya 358 15 Satuan Polisi Pamong Praja 69 16 Badan Kepegawaian Daerah 12 17 Badan Ketahanan Pangan D n Penyuluhan 69 18 Badan Lingkungan Hidup 18 19 Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa 39 20 Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Keluarga Berencana 8 21 Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu 28 22 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 49
(1) (2)
23 Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset 15 24 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 33 25 Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik 7 26 Kantor Perpustakaan Dan Arsip 16 27 Dinas Bina Marga Pengairan Dan Tata Ruang 70
28 Dinas Cipta Karya 45
29 Dinas Kebersihan Dan Pertamanan 208 30 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olah Raga 32
31 http://paserkab
35 Dinas Kehutanan
32 Dinas Kelautan Dan Perikanan 22 33 Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil 44
34 Dinas Kesehatan 452
35 Dinas Komunikasi Dan Informatika 28
36 Dinas Pendapatan Daerah 15
37 Dinas Pendidikan ** 2.316
38 Dinas Perdagangan Ko si Dan Usaha Kecil Menengah 120
39 Dinas Perhubungan 67
40 Dinas Perindustrian Dan Energi 12
41 Dinas Per ambangan 3
42 Dinas Per anian Dan Perkebunan 44
43 Dinas Pe ernakan Dan Kesehatan Hewan 28
44 Dinas Sosial 36
45 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi 23
46 Kecamatan Batu Engau 23
47 Kecamatan Batu Sopang 27
48 Kecamatan Kuaro 39
49 Kecamatan Long Ikis 24
50 Kecamatan Long Kali 26
51 Kecamatan Muara Komam 28
52 Kecamatan Muara Samu 23
53 Kecamatan Pasir Belengkong 33
54 Kecamatan Tanah Grogot 29
55 Kecamatan Tanjung Harapan 15
56 Kelurahan Kuaro 6
57 Keluarahan Long Ikis 4
58 Kelurahan Long Kali 8
59 Kelurahan Muara Komam 2
60 Kelurahan Tanah Grogot 17
Jumlah 2016 4.848
Total 2015 2.552
2014 1.920
2013 163
LKj IP 2017
13
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Tabel 5
Penerimaan Penghargaan
NO JENIS PENGHARGAAN TAHUN PEMBERI PENGHARGAAN
1. Penghargaan LKjIP dengan predikat C 2016 Kementerian PAN dan Reformasi
Birokrasi
2. Kejuaran Provinsi Wushu Indonesia Kab. Paser
Juara I
2017 Gubernur Kaltim
3. LDBI Juara I 2017 Gubernur Kaltim
4. Juara I Beregu Puteri Tenis lapangan Pornas
KORPRI XIV
2017
5. Juara I Tenis (Ganda Beregu) Pornas KORPRI XIV 2017
6. Juara III Badminton Pornas KORPRI XIV 2017
7. Panji I Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
2017 Gubernur Kaltim
8. Panji I Bidang Ketahanan Pangan 2017 Gubernur Kaltim
9. Juara III Bidang Pangan, Perkebunan, Peternakan 2017 Gubernur Kaltim
10. Juara III tentang Pengelolaan Keungan Daerah 2017 Gubernur Kaltim
11. Juara III Bidang Kependudukan, Pemberdayaan
Perempuan dan KB
2017 Gubernur Kaltim
12. Tenis Meja 2018 Jerman
B. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. Letak Geografis
Kabupaten Paser merupakan kabupaten paling selatan dari
Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Paser memiliki ibukota
kabupaten yang terletak di Kota Tanah Grogot. Secara geografis,
Kabupaten Paser terletak di antara 0°45’18,37”-2°27’20,82” Lintang
Selatan dan 115°36’14,5”–166°57’35,03” Bujur Timur.
Secara administratif, Kabupaten Paser dibagi menjadi 10
kecamatan yang tersebar pada wilayah pesisir (pantai Selat
Makassar) sebelah timur sampai wilayah perbukitan sebelah barat.
Pada bagian utara, Kabupaten Paser berbatasan langsung dengan
Kabupaten Kutai Barat dan Penajam Paser Utara. Di sebelah barat
terdapat Kabupaten barito Utara, Tabalong dan Balangan, Provinsi
Kalimantan Selatan, sedangkan di bagian selatan terletak
LKj IP 2017
14
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan. Pada sebelah
timur, terdapat Kepulauan Balabalagan yang terletak di perairan
Selat Makassar.
Peta 1 menyajikan gambaran sebaran wilayah administrasi
kecamatan di Kabupaten Paser. Luas wilayah masing-masing
kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6
Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Paser
Luas Wilayah / Area Jumlah /
Kecamatan (Km
2 )
Persentase
Total Percentage Subdistrict Darat /
Laut / Sea (Km 2
) (%)
Land
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Batu Sopang 1 111,38 0,00 1 111,38 9,58
2. Muara Samu 855,25 0,00 855,25 7,37
3. Tanjung Harapan 480,40 233,65 714,05 6,15
4. Batu Engau 1 501,61 5,65 1 507,26 12,99
5. Pasir Belengkong 836,62 153,49 990,11 8,53
6. Tanah Grogot 326,95 8,63 335,58 2,89
7. Kuaro 596,76 150,54 747,30 6,44
8. Long Ikis 1 138,37 65,85 1 204,22 10,38
9. Muara Komam 1 753,40 0,00 1 753,40 15,11
10. Long Kali 2 250,44 134,95 2 385,39 20,56
Kabupa en Paser 10 851,18 752,76 11 603,94 100,00
LKj IP 2017
15
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
2. Ekonomi.
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Paser Tahun 2013 – 2016 ( Juta Rupiah )
40 000 000 39 000 000 38 000 000 37 000 000 36 000 000 35 000 000
Sumber : BPS Kabupaten Paser
Laju pertumbuhan PDRB menunjukkan perkembangan agregat
pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya.
Tahun 2016 hanya 3 kabupaten/kota yang mengalami laju
pertumbuhan PDRB ADHK positif yaitu Kabupaten Mahakam Ulu, Kota
Balikpapan, dan Kota Samaarinda. Kabupaten/kota lainnya
mengalami pertumbuhan PDRB minus. Secara keseluruhan, Provinsi
Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan PDRB minus yaitu -0,38%.
Hasil perhitungan PDRB perkapita diperoleh dari PDRB atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) dibagi jumlah penduduk
pertengahan tahun. Data PDRB perkapita sering digunakan untuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah, meskipun
rata-rata perkapita yang tinggi tidak menjamin bahwa daerah
tersebut telah dapat mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat
yang tinggi. PDRB perkapita Kabupaten Paser Tahun 2016
mencapai 139 Juta.
39 250 901
38 249 407
36 916 267 37 191 462
2013 2014 2015* 2016**
LKj IP 2017
16
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
PDRB Perkapita Kabupaten Paser 2013 – 2016 (Juta
Rupiah)
180
148 153
160 146 139
140
120
100
80
60 39 43 45 47 40
20
0
2013 2014 2015* 2016**
PDRB Perkapita PDRB Perk pita Tanpa Pertambangan Batu Bara
b. Struktur Perekonomian Daerah
Struktur ekonomi merupakan indikator untuk melihat
peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB.
Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang
paling besar memberikan konstribusi terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Paser. Besaran nilai konstribusi sektor pertambangan
dan penggalian terhadap struktur perekonomian Kabupaten Paser
adalah sebesar 71,31 persen. Sedangkan sektor lain yang juga
memberikan nilai konstribusi cukup besar terhadap pembentukan
perekonomian Kabupaten Paser adalah sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan (12,56 persen).
.
c. PDRB Perkapita
Hasil perhitungan PDRB perkapita diperoleh dari PDRB atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun.
Data PDRB perkapita sering digunakan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu daerah, meskipun rata-rata
LKj IP 2017
17
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
perkapita yang tinggi tidak menjamin bahwa daerah tersebut telah
dapat mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi.
PDRB perkapita Kabupaten Paser Tahun 2016 mencapai 139 juta
Seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser terdapat
tambang non migas (batubara) yang,
pembentukan nilai PDRB, sehingga perperlu kita lihat angka
PDRB pertambangan non migas. pada tahun 2016 angka PDRB
perkapita tanpa tambang non migas sebesar 47 juta rupiah
d. Pertumbuhan Ekonomi
Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan ditujukan untuk
melihat pertumbuhan ekonomi secara riil tanpa dipengaruhi
perubahan harga barang dan jasa yang dihasilkan dalam proses
kegiatan ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB ADHK
tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser sebesar -4,79
persen.
Struktur ekonomi merupakan indikator untuk melihat
peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB.
Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang
paling besar memberikan konstribusi terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Paser. Besaran nilai konstribusi sektor pertambangan
dan penggalian terhadap struktur perekonomian Kabupaten Paser
adalah sebesar 71,31 persen. Sedangkan sektor lain yang juga
memberikan nilai konstribusi cukup besar terhadap pembentukan
perekonomian Kabupaten Paser adalah sektor pertanian kehutanan,
dan perikanan (12,56 persen).
LKj IP 2017
18
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
3. SOSIAL BUDAYA.
a. Penduduk
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam
membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan
dan lain sebagainya. Tabel 3.1 menyajikan karakteristik penduduk
menurut umur dan jenis kelamin. Dari tabel tersebut diperoleh informasi
bahwa jumlah penduduk Kabupaten Paser tahun 2016 sebesar 268.261
jiwa yang terdiri dari 142.377 laki-laki dan 125.884 perempuan sehingga
menghasilkan Rasio Jenis Kelamin sebesar 113,10 persen, yang berarti
bahwa diantara 100 perempuan terdapat 113 laki-laki. Bila dirinci
menurut kelompok umur, secara umum jumlah laki-laki lebih banyak
dibanding jumlah perempuan, hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai
rasio jenis kelamin yang lebih dari 100 di hampir semua masing-masing
kelompok umur.
Tabel 6
Jumlah Penduduk Kabupaten Paser Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2016
Kelompok Umur Laki - laki Perempuan Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
0 - 4 13 801 13 232 27 033 104.30
5 - 9 13 348 12 400 25 748 107.65
10 - 14 12 637 11 947 24 584 105.78
15 - 19 12 327 11 231 23 558 109.76
20 - 24 12 299 10 892 23 191 112.92
25 - 29 12 762 10 992 23 754 116.10
30 - 34 12 889 11 094 23 983 116.18
35 - 39 12 022 10 273 22 295 117.03
40 - 44 10 736 9 444 20 180 113.68
45 - 49 9 617 7 835 17 452 122.74
50 - 54 7 126 5 978 13 104 119.20
LKj IP 2017
19
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
55 - 59 5 076 3 975 9 051 127.70
60 - 64 3 414 2 795 6 209 122.15
65 - 69 2 181 1 657 3 838 131.62
70 - 75 1 144 1 076 2 220 106.32
75+ 998 1 063 2 061 93.89
Jumlah 2016 142 377 125 884 268 261 113.10
2015 139 219 123 082 262 301 113.11
2014 135 925 120 250 256 175 113.04
Sumber: Proyeksi Penduduk
b. Tenaga Kerja
Data ketenagakerjaan dewasa ini semakin diperlukan, terutama untuk
evaluasi dan perencanaan pembangunan di bidang ketenagakerjaan
seperti peningkatan keterampilan tenaga kerja, perluasan kesempatan
kerja dan berusaha serta produktifitas tenaga kerja. Sangat masuk
akal jika analisis mengenai kualitas sumber daya manusia biasanya
menempatkan faktor ketenagakerjaan sebagai salah satu dimensi yang
vital.
Apabila kita bicara masalah penduduk usia kerja dewasa ini
menurut UU No. 20 tahun 1999, berarti kita berbicara tentang
penduduk usia 15 tahun keatas yang terdiri dari angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja adalah
penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja,
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan orang tidak
bekerja yang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja,
adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang tidak
bekerja, tidak mencari pekerjaan, tetapi kegiatan golongan ini masih
bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya (seperti tidak m mpu
bekerja, pensiun).
Pada tahun 2016, BPS tidak melakukan Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas) yang menghasilkan angka estimasi hingga level
kabupaten, karena keterbatasan anggaran sebagai dampak dari
efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pada ahun
LKj IP 2017
20
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
2016 Sakernas yang dilaksanakan hanya menghasilkan data hingga
level propinsi. Oleh karena itu, pada publikasi Indikator Kesejahteraan
Rakyat Kabupaten Paser tahun ini masih menggunakan data tahun
2015.
Hasil Sakernas 2015 Kabupaten Paser seperti terlihat pada tabel
6.1 menunjukkan bahwa penduduk usia kerja (15 tahun keatas)
tercatat ada sebanyak 186.460 orang, yang terdiri dari angkatan kerja
sebesar 121.524 orang (65,17 persen) dan bukan angkatan kerja
sebesar 64.936 orang (34,83 persen). Sebagian besar penduduk usia
kerja tersebut kegiatan utamanya adalah bekerja (59,27 persen).
Bila dilihat dari jenis kelamin penduduk usia kerja, angkatan
kerja laki-laki lebih besar dibandingkan dengan angkatan kerja
perempuan, di mana persentasenya masing-masing sebesar 85,37
persen dan 41,70 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah
penduduk usia kerja laki-laki lebih berpotensi untuk bekerja dibanding
dengan penduduk perempuannya. Sebaliknya, untuk penduduk usia
kerja perempuan yang termasuk bukan angkatan kerja lebih besar
dibandingkan dengan laki-laki di mana persentasenya masing-masing
sebesar 58,30 persen dan 14,63 persen. Kegiatan utama seminggu
yang lalu untuk penduduk usia kerja laki-laki sebagian besar adalah
bekerja (80,47 persen) sementara penduduk usia kerja perempuan
lebih banyak mengurus rumah tangga (45,98 persen).
Tabel 7 Penduduk Usia Kerja (15 Tahun Keatas) Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Paser, Tahun 2015
Kegiatan Utama Laki - laki % Perempuan % Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Angkatan Kerja 85 568 85.37 35 956 41.70 121 524 65.17
Bekerja 80 655 80.47 29 856 34.62 110 511 59.27
Pengangguran Pernah Bekerja 2 114 2.11 1 014 1.18 3 128 1.68
Pengangguran Tidak Pernah Bekerja 2 799 2.79 5 086 5.90 7 885 4.23
2. Bukan Angkatan Kerja 14 660 14.63 50 276 58.30 64 936 34.83
Sekolah 9 884 9 86 8 900 10.32 18 784 10.07
LKj IP 2017
21
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Mengurus Rumah Tangga 1 122 1.12 39 653 45.98 40 775 21.87
Lainnya 3 654 3.65 1 723 2.00 5 377 2.88
Jumlah 100 228 100.00 86 232 100.00 186 460 100.00
Sumber: Sakernas 2015
Sedangkan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah rasio antara
penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja. Antara TPT dan TKK
akan selalu berkaitan satu sama lain. Jika TPT semakin besar maka
kesempatan kerja akan berkurang, dan sebaliknya jika TKK besar berarti
TPT akan berkurang atau semakin kecil.
Tabel 8
Perkembangan Angkatan Kerja, TPAK, TPT dan TKK Kabupaten Paser,
Tahun 2013 - 2015
Uraian 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4)
Angkatan Kerja (jiwa) 110 147 117 188 121 524
TPAK (%) 62.03 64.11 65.17
TPT (%) 9.25 6.69 9.06
TKK (%) 90.75 93.31 90.94
Isu penting lain terkait ketenagakerjaan adalah masalah
pengangguran. Angka pengangguran sering kali menjadi tolok ukur
utama keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah, bahkan
cukup banyak pula dijadikan indikator makro pencapaian kinerja
pemerintah daerah setempat. Konsep pengangguran yang digunakan
adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan
usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan, dan yang sudah punya pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja dan pada waktu bersamaan merek tidak bekerja (job less).
Penganggur dengan konsep / definisi tersebut biasanya disebut
pengangguran terbuka (open unemploymnet ).
LKj IP 2017
22
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam
kelompok pengangguran diukur dengan tingkat pengangguran terbuka
(TPT), dimana Data base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2014-2021
TPT merupakan persentase jumlah penganggur terhadap jumlah
angkatan kerja. TPT Kabupaten Paser pada tahun 2013 cenderung
menurun jika dibanding tahun 2012. TPT Kabupaten Paser tahun 2013
sebesar 9.25 persen sedang tahun 2015 adalah 9.06 persen.
Pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi tanpa diimbangi dengan
pembukaan lapangan kerja banyak akan berdampak pada rendah tingkat
kesempatan kerja (TKK) yang dimiliki penduduk usia kerja serta mampu
menciptakan peningkatan terhadap angka pengangguran yang ada.Tahun
2013, TKK di Kabupaten Paser sebesar 90.75 persen. Angka ini
memberikan gambaran bahwa kesempatan penduduk usia kerja di
Kabupaten Paser untuk memperoleh pekerjan masih relative cukup tinggi.
Jika dibandingkan dengan tahun 2015, walaupun tidak signifikan, angka
TKK ini mengalami peningkatan sebesar 90.94 persen.
c. Kesehatan
Sarana Kesehatan
Penyediaan sarana kesehatan yang memadai merupakan salah satu
kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat, dan program ini terus ditingkatkan kualitas pelayanan
serta eberadaannya. Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten
Paser ternyata cukup memadai untuk jumlah penduduk yang harus
dilayani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah puskesmas, rumah sakit,
dan jumlah tenaga medis yang ada di Kabupaten Paser. Dari data
Dinas Kesehatan Kabupaten Paser dapat dilihat bahwa pada tahun
2016 terdapat satu unit ruma sakit, 18 unit puskesmas, dan
didukung oleh 1043 orang tenaga kesehatan. Salah satu indikator
yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk
terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk.
Rasio puskesmas per 100.000 penduduk pada tahun 2016 adalah
sebesar 6,71 sedangkan pada tahun 2015 sebesar 6,48. Artinya,
diantara 100.000 penduduk Kabupaten Paser terdapat 6,71
puskesmas pada tahun 2016
LKj IP 2017
23
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Tabel 9
Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Paser, Tahun 2014 - 2016
Sarana/Tenaga 2014 2015 2016
Kesehatan
(1) (2) (3) (4)
Rumah Sakit 1 1 1
Puskesmas 17 17 18
Pusban 118 96 *)
Puskesmas Keliling 12 24 *)
Tenaga Kesehatan 1009 1116 1043
Ket: *) data tidak tersedia
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Paser
Keluhan dan Angka Kesakitan
Penduduk yang sehat cenderung memiliki kualitas fisik yang baik.
Dengan fisik yang baik segala aktivitas dalam kehidupn sehari-hari
akan berjalan dengan lancar baik bekerja, sekolah, mengurus rumah
tangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Salah satu indikator
yang dapat menggambarkan status kesehatan penduduk adalah
angka keluhan kesehatan dan angka kesakitan. Angka keluhan
kesehatan diukur dengan menggunakan pendekatan penduduk yang
mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu,
sedangkan angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang
mengalami gangguan kesehatan sehingga mengganggu aktivitasnya
sehari-hari.
Grafik 4.2
Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan Penduduk Kabupaten Paser, Tahun 2012 - 2016 22,41 20,91
16,5 15,16 16,25
9,65 8,38
9,41 8,46 8,01
2012 2013 2014 2015 2016 Angka Kesakitan Sumber: Susenas 2012 – 2016
LKj IP 2017
24
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa penduduk Kabupaten Paser yang
menderita sakit, sebagian besar terganggu aktivitas sehari-harinya selama
0 sampai 3 hari (50,40 persen), sedangkan yang terganggu akivitas
sehari-harinya selama 4 sampai 7 hari ada sebanyak 40,31 persen.
Selanjutnya, penduduk yang menderita sakit sehingga terganggu aktivitas
sehari-harinya selama 8 sam ai 14 hari sebesar 3,84 persen. Penduduk
yang menderita sakit sehingga terganggu aktivitas sehari-harinya selama
15 sampai 21 hari memiliki persentase sebesar 2,02 persen dan
penduduk yang menderita sakit sehingga terganggu aktivitas sehari-
harinya selama 22 sampai 30 hari sebanyak 3,43 persen
Tabel 10
Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut
Jumlah Hari Sakit,Tahun 2014 - 2016
Jumlah Hari Sakit 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4)
0 - 3 53.56 42.63 50.40
4 - 7 31.20 34.88 40.31
8 – 14 4.26 7.52 3.84
15 - 21 0.00 4.71 2.02
22 - 30 10.98 10.26 3.43
Sumber: Susenas 2014 – 2016
Penolong kelahiran
Data penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu
indikator kesehatan terutama dalam hubungannya dengan tingkat
kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara umum.
Keberadaan tenaga medis seperti dokter dan bidan yang ditunjang
dengan sarana/peralatan yang memadai, akan sangat menolong
pada saat proses kelahiran. Dokter dan bidan mempunyai
pengetahuan yang memadai dalam proses kelahiran yang
mempunyai resiko kematian yang tinggi terhadap ibu dan anak.
Sehingga mereka diharapkan dapat menurunkan tingkat kematian
ibu dan anak pada saat proses kelahiran.
LKj IP 2017
25
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Seiring dengan berkembangnya informasi, kesadaran
masyarakat akan resiko kelahiran pada ibu dan anak semakin
meningkat. Berdasarkan tabel 4.4, sebagian besar penolong
persalinan terakhir dari perempuan pernah kawin usia 15 – 49
tahun yang melahirkan anak lahir hidup kurang dari 2 tahun yang
lalu adalah tenaga medis yang terdiri dari bidan (59,37 persen),
dokter kandungan (25,71) dan dokter umum (3,56 persen).
Hal yang menjadi perhatian adalah masih adanya kelahiran
yang ditolong oleh dukun beranak/paraji, yakni sebesar 11,36
persen. Masih adanya masyarakat yang melakukan proses kelahiran
dengan dibantu oleh tenaga non medis dimungkinkan karena faktor
ekonomi dan budaya/kebiasaan masyarakat setempat, atau
kurangnya akses menuju informasi bagaimana proses kelahiran
yang aman serta akses pada fasilitas kesehatan yang ada.
Tabel 11
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 15 – 49 Tahun yang Melahirkan Anak Lahir
Hidup Kurang Dari 2 Tahun yang Lalu Menurut Penolong Persalinan Terakhir
di Kabupaten Paser, Tahun 2016
Fasilitas Kesehatan 2016
(1) (2)
Dokter Kandungan 25.71
Dokter Umum 3.56
Bidan 59.37
Perawat 0.00
Tenaga Kesehatan Lainnya 0.00
Dukun Beranak/Paraji 11.36
Lainnya 0.00
Tidak Ada 0.00
Sumber: Susenas 2016
Status Gizi Balita
Status gizi balita Gizi adalah elemen terdapat dalam makanan
dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh. Gizi yang
LKj IP 2017
26
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
seimbang dibutuhkan oleh tubuh terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Pemenuhan gizi pada setiap balita ini
merupakan keharusan karena sangat berpengaruh terhadap masa
depannya. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia
balita didasarkan fakta bahwa kekurangan gizi yang terjadi pada
masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Salah satu
indikator mengenai jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi
adalah dengan melihat status gizinya.
Pemberian air susu ibu (ASI) merupakan metode pemberian
makan bayi yang terbaik, terutama pada bay berumur 6 bulan ke
bawah, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua
zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk seluruh gizi bayi pada 6
bulan pertama kehidupannya. Selain itu bayi yang diberi ASI
memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Pada umur 6-12
bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60 persen kebutuhan gizi bayi. Pemberian
ASI yang ideal adalah sampai anak berumur 24 bulan. Berdasarkan
grafik 4.4 diketahui bahwa bayi di Kabupaten Paser yang disusui
kurang dari 12 bulan sebanyak 54,56 persen. Namun terdapat
36,06 persen bayi yang hanya disusui sampai umur kurang dari 6
bulan. Selain itu, sebanyak 45,44 persen anak masih mendapatkan
ASI pada umur 12 sampai 23 bulan.
Persentase Balita Yang Pernah Mendapat Imunisasi
Menurut Jenis
LKj IP 2017
27
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Persentase Balita Yang Pernah Mendapat Imunisasi
Menurut Jenis Imunisasi di Kabupaten Paser, 2013‒2016
Percentage of Children Under Five Years Who Had Immunization
by Type of Immunization in Paser Regency, 2013‒2016
Jenis Imunisasi 2013 2014 2015 2016
Type of Immunization
(1) (2) (3) (4) (5)
B CG 95,13 95,74 94,94 82,12
Campak/M easles 91,32 88,38 82,67 72,37
DP T 95,91 94,96 86,03 79,28
P o lio 96,39 94,96 94,09 84,90
Hepatitis B 96,39 94,29 82,08 84,55
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Kor, Maret Source National Socio Economic Survey kor, M arch
ISU STRATEGIS
1. Isu Internasional
Perumusan isu strategis juga harus mempertimbangkan isu
internasional. Meskipun hanya berada dalam level kabupaten,
perencanaan pembangunan tidak terlepas juga dari isu krusial di level
internasional. Beberapa isu strategis di bawah ini dipilih berdasarkan
kesesuaiannya dengan konteks Kabupaten Paser;
a. MDGs/SDGs
Pada tahun 2014, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melakukan
pembaruan Millenium Development Goals (MDGs) dengan agenda
pembangunan global yang bernama Sustainable Development Goals
(SDGs). Tujuan-tujuan yang tertuang dalam SDGs merupakan
penyempurnaan tujuan pembangunan MDGs. Melalui mandat SDGs,
PBB berupaya untuk mewujudkan sumberdaya manusia global yang
berkualitas, meningkatkan perekonomian global yang tidak
mengesampingkan kelestarian lingkungan dan pembangunan yang
berkelanjutan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk 2016-
2030 meliputi:
LKj IP 2017
28
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
peningkatan gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.
3. Memastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi
semua pada segala usia.
4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan
mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
perempuan dan anak perempuan.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang
berkelanjutan.
7. Menjamin akses energi modern yang terjangkau, dapat
diandalkan, dan berkelanjutan untuk semua.
8. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, kesempatan kerja penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi
inklusif dan berkelanjutan dan mendorong inovasi.
10. Mengurangi ketimpangan di antara negara-negara.
11. Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,
tangguh dan berkelanjutan.
12. Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim
dan dampaknya.
14. Melestarikan dan memanfaatkan samudera, laut dan sumberdaya
kelautan untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan
ekosistem darat danpengelolaan hutan yang berkelanjutan,
memerangi desertifikasi, dan menghentikan dan membalikkan
degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman
hayati.
16. Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap
keadilan bagi semua dan membangun institusi yang efektif,
akuntabel dan inklusif di semua tingkatan.
LKj IP 2017
29
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan
global untuk pembangunan berkelanjutan
b. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini
menyebabkan perkembangan internet semakin pesat. Disertai
perkembangan teknologi media telekomunikasi yang menciptakan
konvergensi media, internet telah meruntuhkan sekat antar masyarakat
bahkan dalam level global. Membanjirnya informasi bisa dimaknai
sebagai peluang maupun tantangan bagi pemerintah daerah, bagi
pemerintah kabupaten Paser, teknologi komunikasi dan informasi (TIK)
penting untuk membantu proses pembangunan daerah. Penyediaan
teknologi dan sistem informasi akan mempermudah pemerintah
kabupaten untuk aktivitas penyediaan data, transparansi, penyebaran
informasi, sosialisasi, dan promosi daerah melalui website. Namun di
sisi lain, pemerintah kabupaten juga harus menyiapkan substansi
informasi agar nantinya teknologi dan infrastruktur yang disiapkan
dapat benar-benar dimanfaatkan secara optimal
c. Ekonomi Ekologis (Green Economy)
Pembangunan ekonomi global saat ini sudah mulai bergeser ke
konsep green economy, yaitu ekonomi ekologis. Pengertian green
economy merujuk pada ekonomi yang mempertimbangkan aspek
lingkungan dan ekologi sehingga praktiknya sangat memperhitungkan
pengurangan resiko terhadap kelestarian lingkungan. Ekonomi ekologis
tidak berarti ekonomi yang berbasis sektor lingkungan atau agraris
melainkan ekonomi yang tidak mengesampingkan resiko kerusakan
lingkungan dan ekologi. Misalnya perekonomian berbasis industri
dengan meminimalkan penggunaan bahan bakar minyak dan gas, dan
mereduksi polusi.
Prinsip-prinsip ekonomi berkelanjutan dalam green economy
tersebut menjadi pedoman perubahan arah pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi harus mengarah pada keberlanjutan ekologi.
Misalnya, perekonomian yang berbasis industri harus meminimalkan
LKj IP 2017
30
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
dampak lingkungan. Bahkan pembangunan berbasis ekonomi agraris
pun harus direncanakan dengan pertimbangan dampak ekologis yang
minimalis. Hal penting yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah
untuk mendukung perkembangan ekonomi hijau tersebut adalah dalam
level perencanaan pembangunan dengan menyeimbangkan
pertumbuhan ekonomi dengan minimalisir dampak lingkungannya.
2. Isu Nasional
Isu jangka panjang nasional yang dapat dijadikan referensi dalam
merumuskan isu strategis diantaranya adalah dokumen RPJP Nasional
dan RPJMN. Rujukan terhadap RPJPN bertujuan untuk mengetahui arah
pembangunan nasional dan sasaran pembangunan pada setiap tahapan
lima tahunan. Dengan mengetahui arah dan sasaran RPJPD Provinsi
Kalimantan Timur, maka isu strategis Kabupaten Paser dapat selaras
dengan tujuan pembangunan nasional. Adapun tahapan dan skala
prioritas pada RPJPN 2005-2025 ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 12 : Tahapan dan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025
RPJMN I (2005-2009)
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang, Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik
RPJMN II (2010-2014)
Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang, Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing daerah
RPJMN III (2015-2019)
Menetapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang, Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keungulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK
RPJMN IV (2020-2024)
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
LKj IP 2017
31
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
3. Isu Provinsi Kalimantan Timur
Selain merujuk pada RPJPN dan RPJMN, arah pembangunan Paser
mempertimbangkan perencanaan pembangunan yang ditentukan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Sinergi perencanaan
pembangunan tersebut dapat dilihat dalam dokumen RPJMD, hal ini untuk
memudahkan perencanaan dan pengawasan pembangunan, serta
pemerataannya di segala bidang. Perencanaan pembangunan tersebut
dapat dilakukan sebagai berikut (RPJMD Kalimantan Timur 2013-2018):
a. Diperlukannya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
mandiri dan berdaya saing,
b. Diperlukannya pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing berbasis
masyarakat dengan menggunakan sumber daya serta energi yang
terbarukan. Pertumbuhan ekonomi ini dapat dijalankan dengan
penerapan konsep ekonomi hijau (green economy).
c. Diperlukannya peningkatan infrastruktur dasar yang berkualitas bagi
masyarakat secara merata,
d. Diperlukannya peningkatan tata kelola pemerintahan yang profesional,
transparan dan berorientasi pada pelayanan publik
e. Diperlukannya peningkatan kualitas lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berperspektif perubahan iklim.
4. Isu Strategis Kabupaten Paser
Berdasarkan hasil identifikasi dan pemetaan permasalahan pembangunan
pada isu-isu strategis di level nasional serta provinsi Kalimantan Timur,
maka dapat dirumuskan sejumlah isu strategis pembangunan daerah di
Kabupaten untuk lima tahun mendatang, yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan layanan dasar terutama layanan pendidikan dan
kesehatan melalui ketersediaan dan keterjangkauan infrastruktur,
sumberdaya manusia, dan peningkatan mutu layanan;
2. Peningkatan ketersediaan infrastruktur yang berhubungan langsung
dengan aktivitas perekonomian masyarakat, terutama jalan dan listrik;
3. Peningkatan tatakelola pemerintahan yang mengakomodasi berbagai
isu strategis: pemberantasan korupsi, pengelolaan aset daerah
LKj IP 2017
32
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
profesional, ketepatan sasaran pembangunan, pemerataan
pembangunan, dan perkembangan kawasan sekitar;
4. Peningkatan produktivitas perekonomian daerah dengan
mengakomodasi berbagai isu strategis: pengelolaan sumber dan
peningkatan PAD secara optimal, peningkatan produktivitas dari sektor
non-tambang melalui diversifikasi usaha pertanian dan perkebunan,
perikanan dan jasa berbasis spirit ekonomi hijau secara merata dan
berkelanjutan;
5. Peningkatan sumberdaya manusia yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan daerah, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal,
yang ditujukan bagi aparatur desa maupun masyarakat;
6. Pemberdayaan masyarakat adat dan pelestarian nilai-nilai sosial-
budaya secara berkesinambungan;
7. Terbukanya investasi di level regional (ASEAN) terutama di sektor
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.
LKj IP 2017
33
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
A. PERENCANAAN STRATEGIS
Untuk mewujudkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah
dimulai dari aspek perencanaan. Perencanaan strategis merupakan langkah
awal yang harus dilakukan oleh Instansi Pemerintah Daerah agar mampu
menjawab tantangan lingkungan strategis lokal, nasional dan global dan
tetap dalam tatanan sistem adminstrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rencana Strategis atau lazim dengan sebutan RENSTRA merupakan
suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
selama kurun waktu tertentu berisi visi, misi, tujuan dan sasaran serta
strategi yang dilaksanakan melalui kebijakan dan program Kepala Daerah,
dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi
pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi,
peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas
kinerjanya
Perencanaan strategis kabupaten/kota dikenal dengan dengan istilah
RPJMD atau Rencana Jangka Menengah Daerah, sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan merupakan Perencanaan Strategis Daerah (Renstrada),
merupakan pejabaran Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program
Indikatif Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, yang telah disampaikan
kepada masyarakat pemilih dan dalam Sidang Paripurna DPRD dalam
tahapan kampanye pemilihan pasangan Calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala
Daerah secara langsung. Di samping itu, RPJMD yang disusun juga mengacu
pada RPJP Nasional dan berbagai kebijakan dan prioritas program
Pemerintah daerah dan Pemerintah Provinsi. Selain itu penyusunan RPJMD
dimaksudkan memberikan landasan kebijakan taktis strategis lima tahunan
dalam kerangka pencapaian visi misi sebagai tolok ukur pertanggungjawaban
kepala daerah pada akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan.
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LKj IP 2017
34
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
1. V I S I
Visi merupakan kondisi ideal sekaligus landasan konseptual bagi
daerah. Visi daerah ini disusun dengan memperhatikan aspek substantif
yang berpijak pada isu strategis, maupun aspek teknis berupa susunan
kata yang sederhana dan mudah dipahami. Dalam pembangunan lima
tahun mendatang, Kabupaten Paser memiliki visi:
Visi di atas merupakan keberlanjutan dan penegasan dari visi
pembangunan lima tahun kebelakang. Visi ini juga bermakna sebagai
keberlanjutan dan apresiasi pada pembangunan yang telah dijalankan
pada periode sebelumnya yang didasarkan pada realitas dan telaah
obyektif. Selain itu juga memiliki makna berupa harapan untuk terus
bergerak progresif menuju kondisi ideal, ketika memiliki modalitas dari
hasil pembangunan yang ada, selanjutnya fokus pembangunan lima
tahun mendatang terwakili oleh empat kata kunci di dalam visi ini, yaitu:
1. Maju
Maju mempunyai makna menjadikan Kabupaten Paser sebagai
daerah yang maju dan mampu sejajar dengan daerah lain. Maju juga
berarti berdaya saing, hal yang dibutuhkan bagi setiap daerah untuk
responsif dan dapat unggul di tengah perkembangan kondisi lokal,
regional dan global yang dinamis. Dalam visi ini, maju merujuk pada
beberapa hal, yaitu: pertama meningkatnya kualitas sumber daya
manusia dengan terpenuhinya kebutuhan dan peningkatan akses
terhadap pendidikan yang berkualitas. Kedua, sebagai suatu kondisi
semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Paser. Kondisi
tersebut mencakup ketersediaan dan akses pelayanan kesehatan
yang semakin baik dan merata serta kualitas pelayanan yang
semakin meningkat. Ketiga, adalah peningkatan kualitas sumber daya
Terwujudnya Kabupaten Paser yang Maju, Mandiri,
Sejahtera, dan Berkeadilan
VISI DAN MISI
LKj IP 2017
35
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
manusia masyarakat Paser agar selaras dengan kebutuhan pasar
kerja yang semakin kompetitif. SDM berkualitas selain berperan
dalam menghadapi perubahan sistem global, salah satunya melalui
pelaksanaan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), juga mempunyai
peran penting sebagai sumber daya dalam pembangunan daerah.
2. Mandiri
Mandiri adalah suatu kondisi masyarakat Kabupaten Paser yang
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri untuk lebih maju dengan
mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Mandiri juga merujuk
pada kondisi yang berkesinambungan dalam proses pembangunan
berkelanjutan yang mencakup aspek ekologi, ekonomi dan sosial.
Kabupaten Paser akan menjadi mandiri dengan mengandalkan sumber
daya yang berkualitas dengan perkonomian yang merata dan
berlandaskan pada potensi lokal.
3. Sejahtera
Sejahtera merupakan sebuah kondisi kehidupan individu dan
masyarakat yang dapat memenuhi standar kehidupan yang layak
sehingga tercipta kehidupan yang aman, sentosa dan makmur. Sejahtera
juga dimaknai sebagai sebuah kondisi derajat kehidupan masyarakat
Paser yang semakin membaik pada berbagai bidang pembangunan
terutama pada sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Masyarakat membutuhkan dua prasyarat utama yaitu pendidikan
dan kesehatan. Dua prasyarat tersebut sebagai modal untuk
mengoptimalkan potensi masyarakat agar lebih berdaya, mandiri, produktif
dan berbudaya. Semakin membaiknya tingkat kesejahteraan tersebut
antara lain ditandai dengan meningkatnya produktivitas ekonomi
masyarakat, meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, hingga
meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan kesehatan masyarakat.
Kesejahteraan bermakna pula secara sosial dan budaya, yaitu
ketika masyarakat memiliki kohesivitas sosial yang menjadikannya sebagai
modal untuk berpartisipasi aktif, serta budaya yang menjadikan setiap
komponen merasa memiliki daerah dan bertanggung jawab atas
berjalannya pembangunan daerah. Kondisi tersebut akan menciptakan
situasi yang kondusif untuk menjalankan roda pembangunan. Namun
untuk mencapainya dibutuhkan syarat berupa tata kelola pemerintahan
LKj IP 2017
36
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
yang baik, yaitu adanya sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat
serta sektor privat dan organisasi masyarakat sipil.
4. Berkeadilan
Berkeadilan merupakan perwujudan kesamaan hak dan kewajiban
dalam segala aspek kehiduan tanpa membedakan latar belakang suku,
agama, ras dan golongan. Adil juga bermakna bahwa pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan secara merata. Merata berarti
menghilangkan kesenjangan antar wilayah, termasuk kesenjangan antar
masyarakat. Nilai ini sekaligus bermakna menutup/memperkecil
kesenjangan dalam mendapatkan pelayanan publik, mengelola sumber
daya strategis serta memperoleh distribusi hasil pembangunan. Kondisi
pembangunan yang merata merupakan wujud penghormatan pada semua
masyarakat yang tinggal dan mencari penghidupan di Kabupaten Paser,
dan khususnya sebagai pengakuan, afirmasi, dan pemberdayaan
masyarakat Paser yang masih merasakan persoalan terkait pembangunan.
Harapannya akan tercipta stabilitas sosial sekaligus modal dasar bagi
pembangunan dari waktu ke waktu. Kesenjangan adalah problema
pembangunan bagi daerah yang mempunyai wilayah sangat luas,
sekaligus tertundanya pemenuhan hak bagi setiap masyarakat daerah
untuk menikmati hasil pembangunan. Dengan demikian, pemerataan
adalah kewajiban pembangunan yang harus terpenuhi melalui berbagai
urusan pemerintahan.
Rumusan visi di atas terbangun dalam satu kesatuan dan saling
melengkapi. Secara substantif, rangkaian visi tersebut bertujuan
meningkatkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur, peningkatan
perekonomian masyarakat dan daerah, serta meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Serta tidak kalah penting, untuk mewujudkan dan
meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan serta mewujudkan kohesi
sosial di tengah masyarakat Paser.
LKj IP 2017
37
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
2. M I S I
Guna mewujudkan visi kabupaten 2016-2021 sebagai Kabupaten Paser
Maju, Madiri, Sejahtera dan Berkeadilan diperlukan adanya misi sebagai
perwujudan dari penjabaraan visi. Adapun misi pembangunan yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Paser 2016-2021 adalah:
1. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air
Bersih, dan Pemukiman.
2. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang Pendidikan dan Kesehatan.
3. Memperkuat Fondasi Perekonomian yang Berbasis Potensi Lokal dan
Berkelanjutan
4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan.
5. Memperkuat Kohesivitas Sosial, Budaya, dan Adat Istiadat Lokal
6.
Agar misi yang diagendakan dapat diimplementasikan secara operasional
dan fokus diperlukan arahan umum dalam bentuk tujuan dan sasaran. Tujuan
merupakan pernyataan arahan umum dari sebuah perencanaan yang hendak
dicapai, sedangkan sasaran merupakan kondisi yang ingin dicapai dengan
rujukan yang lebih spesifik dan terarah. Adapun tujuan dan sasaran yang
akan dijabarkan di bawah ini sesuai urutan yang terdapat pada misi.
1. Misi 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air
Bersih, dan Pemukiman
Bagian ini akan secara khusus membahas misi pertama yang
diturunkan dari Visi yang telah ada khususnya mengenai peningkatan
pembangunan infrastruktur transportasi, energi, air bersih dan pemukiman.
Misi ini masih memberikan ruang bagi diimplementasikannya pembangunan
(ketersediaan) dan peningkatan (akses dan kualitas) infrastruktur yang
menjadi urusan wajib dasar. Pemerataan pembangunan dari sisi akses dan
kualitas infrastruktur transportasi, energi, air bersih dan pemukiman yang
layak masih menjadi sesuatu yang harus diprioritaskan. Selain peningkatan
TUJUAN DAN SASARAN
LKj IP 2017
38
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
yang sudah ada, beberapa titik kritis di Paser masih membutuhkan
ketersediaan sejumlah infrastruktur tersebut.
Pembangunan infrastruktur harus bisa dimengerti sebagai ruang tempat
bertemunya berbagai dimensi dan sektor pembangunan. Fokus peningkatan
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Paser juga dapat menjadi penjamin
terealisasinya perencanaan yang sudah dirumuskan. Misi ini akan diturunkan ke
dalam 4 tujuan besar yang mencakup bidang infrastruktur darat dan laut,
komunikasi dan informasi, energi dan air bersih, dan pemukiman dengan poin-poin
tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan transportasi publik.
b. Meningkatkan akses jaringan komunikasi.
c. Meningkatkan akses air bersih.
d. Mengembangkan infrastruktur pemukiman rakyat
Sebagai penunjang mobilitas masyarakat dan sektor pendukung yang
menggerakkan aktivitas perekonomian, ketersediaan infrastruktur perhubungan
yang berkualitas dan menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Paser menjadi
prasyarat yang mesti dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Paser.
Ketersediaan infrastruktur perhubungan ini mencakup perhubungan darat dan
perhubungan laut sesuai kondisi geografis dan topografi Kabupaten Paser.
Peningkatan akses dan kualitas transportasi publik diarahkan untuk
meningkatkan infrastruktur transportasi darat dan laut. Di darat, infrastruktur
transportasi difokuskan pada peningkatan kualitas jalan dan jembatan yang
menghubungkan wilayah yang terisolir dengan pusat-pusat layanan publik dan
pusat kegiatan perekonomian. Hal ini sangat penting untuk memperlancar
interaksi masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan.
Perbaikan kualitas jalan dan jembatan juga mencakup berbagai
pembangunan fasilitas pelengkap jalan seperti turap penahan di wilayah yang
rawan longsor dan tanah amblas, penguatan jalan dan bantaran sungai
dengan jaring batu penahan (bronjong) serta penyediaan fasilitas penerangan
jalan, rambu dan taman hijau di sempadan jalan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan. Selain infrastruktur
transportasi darat, infrastruktur transportasi laut dan sungai juga perlu
ditingkatkan, mengingat wilayah Kabupaten Paser yang dilalui beberapa
sungai besar dan berbatasan dengan Selat Makassar. Kabupaten Paser hanya
memiliki satu infrastruktur pendukung perhubungan laut berupa pelabuhan
penyeberangan yaitu Pelabuhan Teluk Adang yang terletak 12 km dari ibu
kota kabupaten (Kecamatan Tanah Grogot). Karena itu, selain pelabuhan
penyeberangan, yang perlu dibangun di wilayah- wilayah pesisir adalah
LKj IP 2017
39
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
dermaga untuk perahu kecil (ketinting) sebagaipenghubung desa-desa dan
kecamatan yang ada di pesisir.
Selain itu, infrastruktur pendukung transportasi sungai juga perlu
ditingkatkan dengan membangun lebih banyak dermaga bagi perahu motor
yang berfungsi sebagai sarana transportasi ke wilayah-wilayah pedalaman.
Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan rasio antara jumlah
perahu motor dengan jumlah penduduk yang menggunakan sarana angkutan
ini. Peningkatan infrastruktur pendukung transportasi sungai ini sangat penting
mengingat wilayah-wilayah pedalaman sulit dijangkau dengan transportasi
darat, sementara banyak desa terletak di daerah aliran sungai. Dermaga-
dermaga angkutan perahu motor perlu dibangun lebih banyak di desa-desa
yang terletak di daerah aliran sungai ini.
Perbaikan fasilitas transportasi publik juga tidak terbatas pada
pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur fisik berupa jalan dan jembatan
tapi juga termasuk perbaikan tata kelola sarana dan prasarana perhubungan.
Hal itu dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kapasitas
transportasi publik dan perbaikan pelayanan angkutan umum. Hal ini juga
didorong untuk memperbaiki pelayanan urusan transportasi baik di darat
maupun di laut.
Peningkatan akses jaringan komunikasi juga menjadi aspek penting
dalam percepatan pembangunan di Kabupaten Paser. Upaya ini dapat
dilakukan dengan peningkatan jangkauan jaringan komunikasi seluler dan
jaringan internet ke seluruh wilayah yang sulit mendapatkan jaringan.
Keberadaan sarana komunikasi dan infromasi ini perlu diperluas jangkauan
distribusinya agar mampu mencapai dan diakses juga oleh masyarakat di
pedalaman, pesisir dan wilayah yang belum sepenuhnya terbuka terhadap
akses informasi dan komunikasi.
Tujuan selanjutnya dari misi ini adalah peningkatan akses air bersih.
Karena itu misi peningkatan infrastruktur air bersih pelu dilakukan secara
serius mengingat besarnya jumlah jumlah pemakaian air bersih dan terus
meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun. Upaya
ini dapat dilakukan dengan peningkatan jangkauan layanan air bersih baik
jenis perpipaan maupun non perpipaan. Ketersediaan air bersih merupakan
aspek sentral dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten
Paser.
Pengembangan infrastruktur pemukiman rakyat juga menjadi tujuan
tersendiri dalam perencanaan pembangunan lima tahunan Kabupaten Paser.
Keberadaan infrastruktur pemukiman merupakan hal mendesak dalam
LKj IP 2017
40
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Tujuan ini konsen terhadap dua hal
yaitu peningkatan kawasan pemukiman yang berwawasan lingkungan dan
antisipatif bencana serta peningkatan kualitas pemukiman masyarakat yang
didalamnya termasuk perbaikan sanitasi dan ruang terbuka hijau. Berikut
tabel lengkap misi pertama dalam RPJMD Kabupaten Paser 2016-2021.
Tabel 13
Tujuan dan Sasaran Misi 1
Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan
transportasi publik , energi
air bersih dan pemukiman
1.1. Meningkatnya kualitas
infrastruktur dasar
pembangunan, jaringan
komunikasi dan internet
2 Meningkatkan kualitas
kawasan dan lingkungan
pemukiman
1.2. Meningkatnya kawasan
pemukiman rakyat yang
berwawasan lingkungan
1.3. Meningkatnya kualitas
pemukiman masyarakat
Kedua tujuan pada misi pertama ini berupaya mewadahi berbagai upaya
perbaikan kualitas pelayanan transportasi publik. Energi, air bersih dan
pemukiman serta kualitas kawasan dan lingkungan hidup. Dengan demikian,
keberadaan tujuan dan sasaran pada misi ini diharapkan mampu mengkover
kondisi kontekstual dan kebutuhan masyarakat Kabupaten Paser.
2. Misi 2: Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang Pendidikan dan
Kesehatan
RPJMD Kabupaten Paser 2016-2021 sangat memperhatikan
perencanaan pembangunan terutama yang bersifat pelayanan dasar yakni
pendidikan dan kesehatan. Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh
kualitas sumberdaya manusia sebagai pelaksana pembangunan, oleh
karenanya kualitas sumberdaya manusia harus menjadi prioritas penting
pembangunan. Di antara indikator dari kualitas sumberdaya manusia adalah
pada kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang baik
LKj IP 2017
41
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan tugas
nasional bagi semua aparatur pemerintahan di tingkat nasional maupun
daerah telah diatur melalui Peraturan Menteri yakni Permendikbud nomor 23
Tahun 2013 tentang Perubahan atas peraturan menteri pendidikan nasional
Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
di Kabupaten/kota sebagai tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar.
Sedangkan di bidang kesehatan, pemerintah melalui Menteri Kesehatan
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 43 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang mengatur
mengatur aspek pemenuhan sumber daya (sarana, prasarana, alat, tenaga
dan biaya) dalam pelaksanaan urusan kesehatan di daerah. Pemerintah
Daerah Kabupaten Paser dalam memenuhi kewajibannya melakukan
pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat
menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam dua peraturan
menteri tersebut.
Dalam rangka misi peningkatan pelayanan dasar di bidang pendidikan
dan kesehatan, terdapat dua tujuan yaitu:
a. Mewujudkan pendidikan yang maju , unggul dan merata.
b. Meningkatkan derajat kesehatan
Dalam hal peningkatan pelayanan pendidikan tujuan yang ditetapkan
oleh pemerintah Kabupaten Paser adalah untuk mewujudkan pendidikan yang
maju, unggul dan merata. Pertama, terkait dengan pemenuhan akses
pendidikan meliputi peningkatan profesionalisme tenaga pendidik, daya saing
peserta didik, ketersediaan sekolah, dan keterjangkauan siswa terhadap
pelayanan pendidikan. Kondisi riil saat ini dalam bidang pelayanan pendidikan
dan kesehatan masih terfokus pada program penyediaan dan infrastruktur,
padahal isu yang lebih penting dari isu pelayanan adalah soal peningkatan
profesionalisme tenaga pendidik dan keterjangkauan masyarakat sehingga
menyebabkan tingkat pelayanan yang rendah. Dengan kondisi geografis yang
sulit dan sarana perhubungan yang terbatas, pelayanan pendidikan.
Dalam hal peningkatan pelayanan pendidikan tujuan yang ditetapkan
oleh pemerintah Kabupaten Paser adalah untuk mewujudkan pendidikan yang
maju, unggul dan merata. Pertama, terkait dengan pemenuhan akses
pendidikan meliputi peningkatan profesionalisme tenaga pendidik, daya saing
peserta didik, ketersedian sekolah, dan keterjangkauan siswa terhadap
LKj IP 2017
42
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
pelayanan pendidikan. Kondisi riil saat ini dalam bidang pelayanan pendidikan
dan kesehatan masih terfokus pada program penyediaan dan infrastruktur.
Padahal isu yang lebih penting dari isu pelayanan adalah soal peningkatan
profesionalisme tenaga pendidik dan keterjangkauan masyarakat sehingga
menyebabkan tingkat pelayanan yang rendah. Dengan kondisi geografis yang
sulit dan sarana perhubungan yang terbatas, pelayanan pendidikan juga tidak
akan dapat dijangkau oleh siswa-siswa yang bertempat tinggal jauh dari
lokasi-lokasi sekolah. Oleh karenanya untuk meningkatkan keterjangkauan
masyarakat terhadap pendidikan diperlukan peningkatan akses masyarakat
maupun pelaksana lapangan, kedepan hal ini harus dilakukan untuk
meningkatkan angka partisipasi siswa usia sekolah dan usia dini. Kedua,
peningkatan kualitas pendidikan difokuskan pada kualitas peserta didik dan
lulusan sekolah baik melalui perbaikan kurikulum, manajemen sekolah dan
optimalisasi kegiatan belajar mengajar. Ketiga, pelayanan pendidikan yang
berdaya saing tidak hanya dari aspek akreditasi sekolah dan guru tetapi
dengan dibuktikan hasil lulusan peserta didik sekolah yang mampu bersaing
dalam jenjang pendidikan yang lebih baik atau pasar kerja yang kompetitif.
Pemerintah Kabupaten Paser menyadari bahwa tingkat pelayanan dasar
di bidang pendidikan masih belum optimal, sehingga masyarakat kabupaten
Paser masih tertinggal dalam hal kualitas sumber daya manusianya. Oleh
karena itu, pemerintah daerah Kabupaten Paser memprioritaskan dalam misi
pembangunan untuk meningkatkan ketersediaan keterjangkauan dan kualitas
pelayanan pendidikan yang berdaya saing sehingga menghasilkan sumber
daya manusia yang mandiri dan berbudaya.
Dalam hal pelayanan kesehatan, tujuan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Paser adalah meningkatkan derajat kesehatan.
Pertama, meningkatkan berbagai pelayanan primer hingga unit pelayanan
terkecil. Kedua, peningkatan masyarakat yang mendapatkan jaminan
kesehatan, Ketiga, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
menurunkan resiko kematian dari penyakit, Keempat, peningkatan pelayanan
kesehatan keluarga, remaja, dan balita, dan Kelima, peningkatan kualitas
kelembagaan dan sumberdaya
Kondisi kesehatan di Kabupaten Paser masih menjadi pekerjaan rumah
yang layak dijadikan prioritas terutama dengan adanya temuan minimnya
kualitas pelayanan, angka mortalitas ibu yang masih tinggi hingga
pengelolaan sistem pelayanan yang belum optimal. Sehingga perlu usaha
LKj IP 2017
43
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
strategis yang dirumuskan secara terarah agar tujuan pemerataan kesehatan
yang terpadu dapat terwujud dengan maksimal. Pada tabel di bawah ini
dipaparkan sasaran dari setiap tujuan pada Misi Kedua
Tabel 14
Tujuan dan Sasaran Misi 2
Tujuan Sasaran
1. Mewujudkan pendidikan
yang maju , unggul dan
merata
1.1. Meningkatnya akses dan kualitas
dan daya saing pendidikan
2. Meningkatkan derajat
kesehatan
2.1. Meningkatkan akses, mutu dan
daya saing pelayanan kesehatan
Dengan demikian, misi peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan
fokus pada tiga hal yaitu akses, kualitas dan daya saing yang semuanya
difokuskan pada penguatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten
Paser.
Misi 3: Memperkuat Fondasi Perekonomian yang Berbasis Potensi Lokal dan
Berkelanjutan
Potensi lokal adalah dasar yang kuat untuk menggerakan dimensi
ekonomi dalam konsep pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Paser.
Potensi tersebut harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik agar mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser pada masa kini
dan akan datang. Walaupun Kabupaten Paser memiliki sektor potensial
berupa hutan dan pertambangan, namun kedua sektor tersebut sudah ditarik
ke dalam urusan Pemerintah Pusat setelah pelaksanaan UU No.23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dengan pertimbangan tersebut, maka beberapa sektor potensial
penggerak ekonomi lokal yang menjadi otoritas Kabupaten Paser berasal dari
sektor pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan jasa. Sektor
pertanian, perkebunan dan perikanan adalah beberapa sektor penyumbang
PDRB terbesar di Kabupaten Paser. Kebutuhan akan produk-produk dari
sektor ini terus bertambah, seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu, misi pembangunan pertanian, perkebunan dan
LKj IP 2017
44
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
perikanan ke depan ditujukan untuk memperkuat produktivitas, kualitas dan
kontinuitas produk-produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Selain ketiga sektor potensial di atas, sektor pedagangan, jasa dan
investasi merupakan sektor pendukung yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Sebagian besar masyarakat Paser berprofesi sebagai
pedagang, sebagian yang lain bergerak di bidang jasa, seperti pariwisata,
penginapan atau perhotelan. Dengan pertimbangan tersebut, maka dasar
perekonomian dari bidang perdagangan, jasa dan investasi akan menjadi
prioritas. Selain itu isu tentang degradasi lingkungan karena pertumbuhan
ekonomi juga akan menjadi prioritas untuk diperbaiki, sehingga konsep green
economy mampu diterapkan secara baik.
Dengan demikian, untuk memenuhi misi tiga RPJMD, priotitas dasar
perekonomian yang berbasis potensi lokal dan berkelanjutan yang akan
dikelola oleh Kabupaten Paser adalah :
a. Meningkatkan Produksi, Produktifitas dan Kualitas Komoditi Pertanian,
perkebunan dan Peternakan.
b. Meningkatkan kesejakteraan petani
c. Mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan.
d. Meningkatkan kinerja pasar tradisional, koperasi dan UMKM
e. Meningkatkan iklim investasi
Pengembangan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas produk-produk
sektor perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan merupakan salah
satu isu prioritas yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Paser. Isu ini
tidak hanya berhubungan dengan masalah ekonomi, namun juga berhubungan
dengan masalah ketahanan pangan, keseimbangan lingkungan dan mitigasi
bencana. Produk-produk pertanian, perikanan, dan peternakan berperan
penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Sementara pengelolaan sektor
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan menjadi kajian yang harus
benar-benar diperhatikan, agar stabilitas sosial-ekonomi dan kualitas
lingkungan dapat terjaga secara berkesinambungan. Sektor perkebunan di
Kabupeten Paser didominasi oleh perkebunan kelapa sawit. Produk hasil
olahan kelapa sawit memiliki nilai jual yang baik, namun berdampak kurang
baik terhadap ketersediaan air dalam tanah. Sehingga mitigasi terhadap
bencana kekeringan harus diperhatikan.
Selain sektor-sektor di atas, pariwisata adalah sektor potensial yang
harus dikembangkan ke depan. Pengembangan sektor pariwisata berbasis
LKj IP 2017
45
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
masyarakat dan berkelanjutan, akan mampu membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat. Pengembangan ini perlu dilakukan agar aspek keberlanjutan
perekonomian Paser menjadi semakin kuat. Di masa depan, meningkatnya
lahan konversi eks-tambang diharapkan mampu berkontribusi terhadap
perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Paser. Untuk itu, reklamasi dan
rehabilitasi lahan pasca tambang perlu dilakukan
Sedangkan perdagangan, jasa dan investasi merupakan sektor
pendukung yang sangat potensial untuk dikelola. Jumlah pedagang di
Kabupaten Paser meningkat tiap tahun, akan tetapi belum terkelola dengan
baik agar mampu bersaing dengan pedagang dari pasar modern. Jika tidak
dikelola dengan baik, lambat laun pasar modern akan menjadi persoalan
bagi pedagang pasar tradisional. Oleh karena itu pengembangan pasar
tradisional, koperasi, UMKM dan IKM perlu ditingkatkan. Sedangkan kualitas
lingkungan selalu menjadi dasar terkuat untuk membangun perekonomian
yang berkelanjutan di masa depan. Pada tabel di bawah ini dipaparkan
sasaran dari setiap tujuan pada misi ketiga:
Tabel 15
Tujuan dan Sasaran Misi 3
Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan Produksi,
Produktifitas dan Kualitas
Komoditi Pertanian, perkebunan
dan Peternakan
1.1. Meningkatnya
produksi,Produktifitas dan
Kualitas Komoditi Pertanian,
perkebunan dan Peternakan
2. Meningkatkan kesejahteraan
petani
2.1. Meningkatnya nilai tukar petani
(NTP)
2.2 Tercukupinya Ketersediaan
Pangan
3. Mengembangkan pariwisata
berbasis masyarakat yang
berkelanjutan
3.1 Berkembangnya sektor
pariwisata
4. Meningkatkan kinerja pasar
tradisional, koperasi dan UMKM
4.1. Meningkatnya peran pasar
tradisional,koperasi dan UMKM
dalam perekonomian
masyarakat
LKj IP 2017
46
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
4.2 Menurunnya Angka
Pengangguran
5. Meningkatkan iklim investasi 5.1. Meningkatnya investasi
6 Meningkatkan kualitas
lingkungan hidup
Meningkatnya indeks kualitas
lingkungan hidup
Dengan demikian, misi peningkatan fondasi perekonomian dengan basis
potensi ekonomi lokal dan berkelanjutan berupaya memperkuat perekonomian
tanpa merusak atau mendegradasi kualitas lingkungan. Sasaran-sasaran pada
tiap tujuan di atas secara spesifik menekankan perlunya penyelamatan
lingkungan hidup pada satu sisi tapi juga mendorong investasi dan
pengembangan ekonomi lokal dengan partisipasi masyarakat yang lebih kuat.
4. Misi 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan
Peningkatan kualitas tatakelola merupakan pra-syarat yang menopang
berkerjanya misi-misi yang lain. Pembangunan infrastruktur fisik dan
peningkatan kualitas pelayanan publik terutama dalam bidang pendidikan dan
kesehatan membutuhkan tatakelola pemerintahan yang lebih baik. Selain itu,
pelaksanaan pembangunan juga sangat bergantung dengan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan yang tidak hanya berkaitan dengan
transparansi, akuntablitas, dan sinergitas, tapi juga berkaitan dengan
partisipasi publik dalam pembangunan. Oleh karena itu, misi keempat ini
mempunyai dua tujuan, yaitu:
a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan bersih serta
layanan publik yang berkualitas.
b. Meningkatkan iklim investasi
Pelaksanaan urusan pemerintahan dalam rangka pembangunan daerah
membutuhkan sistem dan sumber daya manusia yang berkualitas. Keduanya
menjalankan peran penting pemerintah sebagai pembuat kebijakan bersama
legislatif daerah, sekaligus sebagai pelaksana kebijakan dan pelaksana
anggaran. Dengan kewenangan yang besar itu, untuk mencapai misi 4
RPJMD maka pengembangan sistem akuntabilitas pemerintahan menjadi hal
yang mutlak diperlukan. Sistem akuntabilitas dibangun secara internal
maupun eksternal..
Akuntabilitas internal untuk menjalankan tertib adiministrasi dan tata
kelola keuangan daerah. Sedangkan akuntabilitas eksternal merupakan wujud
LKj IP 2017
47
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada masyarakat sebagai warga
negara yang mempunyai hak untuk mengetahui dan menerima manfaat dari
berbagai kebijakan, tata kelola dan capaian pembangunan daerah. Adanya
akuntabilitas eksternal tersebut sekaligus sebagai wujud transparansi
pemerintah daerah.
Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan juga diarahkan untuk
meningkatkan sinergi antar dokumen perencanaan. Peningkatan sinergitas
agar terdapat ketersatuan arah untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran
daerah. Dalam hal ini merupakan sinergi antar dokumen perencanaan,
maupun antara dokumen perencanaan dengan dokumen penganggaran.
Perencanaan melalui berbagai dokumen tersebut, tidak lain untuk
menjalankan fungsi pemerintah sebagai pelayan publik. Dengan tidak
sedikitnya layanan yang diberikan, baik terkait urusan wajib maupun pilihan,
maka dalam pencapaian misi 4 ini, juga ditempuh melalui peningkatan kinerja
pelayanan pemerintah daerah
Seiring pula dengan tuntutan zaman yang membawa perubahan
paradigma berpemerintahan, maka tata kelola pemerintahan yang baik
mensyaratkan adanya keterlibatan aktif aktor di luar pemerintah, yaitu
masyarakat sipil dan sektor swasta. Dalam menjalankan pembangunan,
keterlibatan antar komponen daerah itu diperoleh dengan semakin
terbukanya ruang partisipasi. Keterbukaan ruang partisipasi tidak saja dalam
bentuk partisipasi pasif seperti halnya masyarakat mengetahui berbagai
informasi kebijakan pemerintah, sekaligus partisipasi aktif ketika publik dapat
berperan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Hal tersebut
merupakan partisipasi yang menekankan adanya kepastian aspirasi
masyarakat untuk ditindaklanjuti dan direalisasikan. Penjabaran misi 4 ke
dalam tujuan dan sasaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16
Tujuan dan Sasaran Misi 4
Tujuan Sasaran
1. Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Efektif
dan Bersih serta Layanan
Publik yang Berkualitas
1.1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja
birokrasi
1.2 Meningkatnya kualitas pelayanan
publik
LKj IP 2017
48
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
1.3 Meningkatnya Pemanfataan Sistem
Informasi Publik
2. Meningkatkan Partisipasi
Publik Dalam Proses
Pembangunan, Hukum dan
HAM
2.1. Meningkatnya perencanaan
pembangunan,pengelolaan data
dan implementasi kerjasama
daerah
2.2 Meningkatnya pemahaman
masyarakat tentang pendidikan
politik dan perilaku demokratis
2.3 Meningkatnya kesadaran dan
ketaatan masyarakat dalam
pelaksanaan produk hukum
Sasaran-sasaran dari tiap tujuan tersebut menggambarkan kondisi yang
diinginkan oleh Pemerintah Kabupaten Paser dalam periode RPJMD dalam
rangka peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan..
5. Misi 5. Memperkuat Kohesivitas Sosial, Budaya dan Adat Istiadat Lokal
Pembangunan di bidang pertambangan ternyata belum mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata. Persoalan tersebut
tidak hanya disebabkan oleh permasalahan ekonomi tetapi juga terjadi
karena persoalan sosial. Selayaknya pembangunan pada umumnya,
pembangunan akan menciptakan kelas sosial baru. Kelas sosial ini akan
membentuk persoalan baru, apabila tidak diimbangi dengan perhatian
terhadap dimensi sosial dalam pembangunan berkelanjutan. Berpijak kepada
pemikiran tersebut, dalam RPJMD ini Pemerintah Kabupaten Paser berencana
untuk memperkuat kohesivitas sosial sebagai salah satu misi pembangunan
selama lima tahun ke depan. Kohesivitas sosial akan menjadi salah satu
perhatian utama di dalam proses pembangunan Kabupaten Paser.
Dalam RPJMD ini, misi tentang kohesivitas sosial dipandang sebagai
salah satu misi yang perlu diperhatikan dalam konsep pembangunan
berkelanjutan, mengingat adanya dua hal besar yang perlu diperhatikan.
Pertama, Kabupaten Paser memiliki penduduk yang berasal dari berbagai
latar belakang sosial (suku) yang beragam. Kedua, pemerataan hasil
LKj IP 2017
49
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
pembangunan ekonomi di Kabupaten Paser belum mampu berjalan dengan
optimal.
Secara umum misi ini berhubungan dengan proses penciptaan keselarasan/
harmoni kehidupan sosial dalam masyarakat. Harmoni sosial ini perlu
diciptakan dan dikelola dengan baik untuk menghindari adanya persoalan-
persoalan sosial, seperti konflik dan berbagai masalah sosial lainnya. Dengan
demikian guna memenuhi misi tiga RPJMD, pembangunan di bidang sosial
yang menjadi proritas Kabupaten Paser adalah :
a. Meningkatkan Rekognisi dan Promosi;
b. Meningkatkan Stabilitas Sosial
Rekognisi dan promosi adalah dua hal yang perlu ditingkatkan untuk
memberi ruang bagi masyarakat pribumi untuk mendapatkan pengakuan
dalam pembangunan. Pengakuan tersebut dapat dijalankan dengan membuka
akses partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, mulai dari
perencanaan, implementasi, evaluasi hingga menikmati hasil pembangunan.
Selama ini masyarakat pribumi berada di luar pusat aglomerasi ekonomi.
Oleh karena itu rekognisi dan promosi keterlibatan masyarakat perlu
ditingkatkan.
Selain rekognisi dan promosi, stabilitas sosial juga perlu ditingkatkan.
Kondisi ini dapat besifat fluktuatif karena persoalan lingkungan dan ekonomi.
Persoalan lingkungan seperti bencana kekeringan, sedangkan persoalan
ekonomi dapat berupa kemiskinan dan kurangnya pemerataan. Dalam RPJMD
ini, Pemerintah Kabupaten Paser akan meningkatkan perhatian pada bidang
stabilitas sosial untuk menjaga dimensi sosial dalam pembangunan yang
berkelanjutan meningkatkan stabilitas sosial merupakan tujuan yang
dirumuskan untuk meningkatkan kerukunan dan kohesivitas sosial di
Kabupaten Paser. Hingga saat ini, masyarakat Paser dikenal sebagai
masyarakat yang heterogen baik dari sisi etnis mupun agama, tapi mampu
hidup berdampingan dan harmonis.
Secara lebih detail, sasaran dari ketiga tujuan pada misi kelima ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
LKj IP 2017
50
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Tabel 17
Tujuan dan Sasaran Misi 5
Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan rekognisi
dan promosi
1.1. Meningkatnya akses masyarakat lokal
untuk berpartisipasi dalam berbagai
proses pembangunan
1.2. Meningkatnya akses perempuan untuk
berpartisipasi dalam berbagai proses
pembangunan
2 Meningkatkan stabilitas
sosial
2.1. Meningkatnya kerukunan, keamanan
dan ketertiban masyarakat
2.2 Meningkatnya kesiapsiagaan terhadap
bencana alam
2.3 Meningkatnya perlindungan sosial bagi
masyarakat
2.4 Meningkatnya perlindungan bagi
perempuan dan pemenuhan hak anak
Seluruh ulasan pada Bab 5 akan diperdalam dan dilengkapi dengan alur
logika perencanaan dari visi-misi hingga ke program-kegiatan beserta
indikator-indikatornya. Sinergi beberapa dokumen perencanaan mulai dari
RPJMN, RPJMD Provinsi Kalimantan Timur, dan dokumen pengarusutamaan
ekonomi hijau berusaha ditampilkan dengan dasar yang ada di Bab 5. Bab 6
secara khusus akan melengkapi ulasan pada Bab 5 dengan refleksi khusus
mengenai strategi yang harus diambil untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
yang menopang visi-misi pembangunan Kabupaten Paser. Hal lain yang akan
diperdalam adalah mengenai arah kebijakan. Beberapa pilihan teknokratis
seputar fokus program dan kegiatan yang akan dipilih maupun lokus wilayah
yang diprioritaskan bagi implementasi perencanaan. Semua ini akan menjadi
bagian formal dan substansial yang tidak bisa dipisahkan dari Bab 6 yang
akan dibahas.
Tabel 18
Program Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Paser
No Prioritas Pembangunan Sasaran Program Pembangunan Daerah /
Program Prioritas
LKj IP 2017
51
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
1 Meningkatkan
Pembangunan
Infrastruktur
Transportasi,
Telekomunikasi, Energi,
Air Bersih, Dan
Pemukiman
Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Dasar Pembangunan, Jaringan Komunikasi dan Internet;
1. Pembangunan dan rehabilitasi jembatan
2. Pembangunan dan rehabilitasi jalan
3. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
4. Peningkatan Pelayanan Angkutan 5. Pembangunan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan 6. Peningkatan dan Pengamanan
Lalu Lintas 7. Pengendalian dan Pengamanan
Lalu Lintas 8. Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan Bermotor
9. Tanggap darurat jalan dan jembatan
10. Peningkatan sistem informasi dan data base jalan dan jembatan
11. Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
12. Perencanaan teknis ke-PU-an 13. Pembangunan Prasarana dan
Fasilitas Jalan 14. Pembangunan
turap/talud/bronjong 15. Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Media Massa 16. Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Media Massa/Internet
17. Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa/Internet (Persandian)
18. Penyelenggaraan Persandian dan pengamanan Informasi
19. Peningkatan Tata Laksana Komunikasi dan Informatika
Meningkatnya Kawasan Pemukiman Rakyat yang Berwawasan Lingkungan
1. Program pembangunan infrastruktur pemukiman
2. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
3. Pengelolaan Areal Pemakaman 4. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 5. Pengembangan Perumahan 6. Pengendalian Banjir
LKj IP 2017
52
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
7. Lingkungan Sehat Perumahan 8. Peningkatan dan Fasilitasi
Pengembangan sarana dan prasarana kelistrikan
9. Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
10. Pengawasan dan Pengendalian serta pengelolaan bangunan dan lingkungan pemukiman
11. Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
12. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Danau, dan Sumber Daya Air Lainnya
13. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
2 Meningkatkan
Pelayanan Dasar di
Bidang Pendidikan dan
Kesehatan
Meningkatnya Akses dan Kualitas dan Daya Saing Pendidikan
1. Program Wajib Belajar Sembilan Tahun
2. Pengembangan Budaya Baca dan pembinaan perpustakaan
3. Pengembangan PAUD 4. Pendidikan Non-formal 5. Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan 6. Pengembangan Manajemen
Pelayanan pendidikan 7. Program Pengembangan Nilai
Budaya
Meningkatnya Akses, Mutu dan Daya Saing Pelayanan Keseahatan
1. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
2. Peningkatan keselamatn ibu melahirkan dan anak
3. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat
3 Memperkuat Fondasi
Perekonomian Yang
Berbasis Potensi Lokal
Dan Berkelanjutan
Meningkatkan Produksi,
Produktifitas dan Kualitas
Komoditi Pertanian,
perkebunan, Peternakan
dan perikanan
1. Peningkatan produksi pertanian/perkebunan
2. Pengembangan budidaya perikanan
3. Pengembangan perikanan tangkap
4. Peningkatan produksi hasil peternakan
5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
6. Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
LKj IP 2017
53
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
7. Peningkatan penerapan teknologi pertanian
8. Peningkatan penerapan teknologi peternakan
9. Peningkatan penerapan teknologi peternakan
10. Peningkatan penerapan teknologi petanian/perkebunan
11. Pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan
12. Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
13. Penerapan teknologi peternakan 14. Peningkatan penerapan
teknologi pertanian/perkebunan 15. Optimalisasi pengelolaan
pemasaran produksi perikanan 16. Pencegahan dan penanggulangan
penyakit ternak 17. Peningkatan penerapan
teknologi pertanian/perkebunan 18. Pengembangan prikanan tangkap 19. Pengembangan budidaya
perikanan 20. Peningkatan penerapan
teknologi peternakan
Meningkatnya nilai tukar petani (NTP)
1. Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
2. Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
3. Pemberdayaan ekonomi masyarakat perikanan
4. Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan
5. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya
6. Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan
Berkembangnya sektor pariwisata
1. Pengembangan kemitraan 2. Pengembangan destinasi
pariwisata 3. Pengembangan pemasaran
pariwisata
Meningkatnya peran pasar tradisional, koperasi dan UMKM dalam perekonomian
1. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM
LKj IP 2017
54
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
masyarakat 2. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM
3. Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
4. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi aktif
5. Pengembangan industri kecil dan menengah
6. Pengembangan sentra industri potensial
7. Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
8. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
Menurunnya angka pengangguran
1. Perluasan kesempatan kerja 2. Penempatan tenaga kerja 3. Peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja 4. Pembinaan hubungan industrial
dan lembaga ketenagakerjaan
Meningkatnya investasi 1. Penyiapan potensi sumber daya sarana dan prasarana daerah
2. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
3. Peningkatan iklim investasi
Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup
1. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
2. Pengembangan kinerja pengeloaan persampahan
3. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
4. Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
5. Pengelolaan tahura
4 Meningkatkan
Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan
Meningkatnya sinergi antar dokumen perencanaan lainnya
1. Perencanaan tata ruang 2. Meningkatnya sinergi antar
dokumen Perencanaan lainnya
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
1. Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
2. Pemeliharaan Kantrantibnas dan pencegahan tindak kriminal (operasi/patrol)
3. Pemeliharaan Kantrantibnas dan pencegahan tindak kriminal (SDM dan Sarana Prasarana)
LKj IP 2017
55
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Meningkatnya partisipasi masyarakat
1. Pendidikan politik masyarakat (pilkada)
2. Pendidikan politik masyarakat (pileg dan pilpres)
3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (konteks aduan masyarakat)
Meningkatnya kualitas pelayanan publik (Urusan Wajib Non-Pelayanan Dasar Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil)
1. Penataan administrasi kependudukan (KTP)
2. Penataan administrasi kependudukan (KK)
3. Penataan administrasi kependudukan (akta kelahiran)
Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah
1. Pembinaan dan fasilitasi perencanaan dan pengelolaan keuangan desa
2. Peningkatan pembinaan dan pengembangan penyelenggaraan pemdes
Meningkatnya partisipasi publik
Peningkatan partisipasi masyarakat
dalam membangun desa
Meningkatnya akses terhadap informasi publik (Urusan Wajib Non-Pelayanan Dasar Komunikasi dan Informatika)
1. Pengembangan kelembagaan keterbukaan informasi
2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
3. Kerjasama informasi dan media masa
Meningkatnya akses terhadap informasi publik (Urusan Wajib Non-Pelayanan Dasar Statistik)
1. Pengembangan data/informasi/statistik daerah
2. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
3. Penyelesain Konflik-Konflik Pertanahan
4. Pengadaan Tanah Untuk Fasilitas umum dan Pemerintah
Terciptanya birokrasi yang bersih dan dipercaya masyarakat
1. Perbaikan sistem administrasi kearsipan
2. Peningkatan kualitas pelayanan informasi
3. Penyelamatan dan pelestarian dokumen
4. Pemeliharaan rutin sarana dan prasarana kearsipan
Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah daerah
1. Peningkatan disiplin aparatur 2. pelayanan administrasi
perkantoran (rutin SKPD) 3. Peningkatan sarana dan
LKj IP 2017
56
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
prasarana aparatur (rutin SKPD) 4. Peningkatan sarana dan
prasarana aparatur/publik (khusus Dinas Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang)
5. Pengawasan dan pengendalian bangunan dan lingkungan serta pengelolaan gedung dan rumah negara
Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah
Pengadaan barang dan jasa secara elektronik
Meningkatnya akses terhadap informasi publik
Pengembangan data dan informasi
Meningkatnya konsistensi antar dokumen perencanaan dan antara perencanaan dengan penganggaran
1. Perencanaan pembangunan daerah (Khusus Bappeda)
2. Perencanaan pembangunan daerah (Setiap SKPD)
3. Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan
4. Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah (Khusus Bappeda)
Meningkatnya sinergi antar dokumen perencanaan lainnya
1. Perencanaan wilayah strategis dan cepat tumbuh
2. Perencanaan sosial budaya 3. Perencanaan pembangunan
ekonomi 4. Perencanaan prasarana wilayah
dan sumber daya alam 5. Perencanaan pengembangan
kota-kota menengah dan besar 6. Peningkatan kerjasama antar
pemerintah daerah
Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah
1. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan kinerja dan keuangan
2. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
3. Manajemen aset daerah 4. Pengendalian dan evluasi
pelaksanaan pembangunan daerah
Meningkatnya kemandirian keuangan daerah
Peningkatan dan Pengembangan
pengelolaan keuangan daerah
Meningkatnya konsistensi antar dokumen perencanaan
Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan
LKj IP 2017
57
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
dan antara perencanaan dengan penganggaran
keuangan kabupaten/kota
Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah daerah
1. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur (Khusus BKD)
2. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur (setiap SKPD)
3. Pembinaan dan pengembangan aparatur (Khusus BKD)
4. Pendidikan kedinasan 5. Pembinaan dan pengembangan
aparatur (BKD dan Bagian Organisasi dan Kerjasama)
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
1. Pengembangan standarisasi pelayanan publik (SKPD urusan wajib pelayanan dasar)
2. Pengembangan standarisasi pelayanan publik
Terciptanya birokrasi yang bersih dan dipercaya masyarakat
Pengembangan Inovasi Daerah
Meningkatnya partisipasi publik
Peningkatan kapasitas lembaga
perwakilan rakyat daerah
Meningkatnya sinergi antar dokumen perencanaan lainnya
Pengembangan wilayah perbatasan
Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah daerah
Fasilitasi dan dukungan
kelembagaan KORPRI
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
1. Perumusan kebijakan bidang pemerintahan
2. Perumusan kebijakan bagian bina ekonomi, bagian pengadaan barang dan jasa dan bagian kesra
3. Perumusan kebijakan bidang administrasi umum
4. Koordinasi bagian pemerintahan dan hukum
5. Koordinasi bagian bagianekonomi, bagian pengadaan barang dan jasa&bina Kesra
6. Koordinasi bidang administrasi umum
7. Pelayanan administrasi bagian pemerintahan dan hukum
8. Pelayanan administrasi bagian ekonomi, bagian pengadaan
LKj IP 2017
58
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
barang dan jasa&bina Kesra 9. Pelayanan administrasi bidang
administrasi umum 10. Penataan peraturan perundang-
undangan
Meningkatnya partisipasi publik
Peningkatan pelayanan kedinasan
kepala daerah/wakil kepala daerah
Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah daerah
Peningkatan sistem pengawasan
internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
Terciptanya birokrasi yang bersih dan dipercaya masyarakat
Pencegahan dan pemberantasan
korupsi
Meningkatnya kualitas pelayanan publik (Urusan Kecamatan Penunjang Urusan Pemerintahan)
1. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan umum
2. Koordinasi pemberdayaan masyarakat
3. Koordinasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum
4. Koordinasi penerapan dan penegakkan perda dan perkada
5. Koordinasi pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan umum
6. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan perangkat daerah lainnya
7. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan
5 Kohesivitas Sosial,
Budaya, Dan Adat
Istiadat Lokal
Meningkatnya akses masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam berbagai proses pembangunan
1. Pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
2. Penguatan/Revitalisasi lembaga adat
Meningkatnya akses bantuan untuk masyarakat yang terkena bencana sosial
1. Penanggulangan korban bencana sosial
2. Rehabilitasi dan rekonstruksi korban bencana sosial
Meningkatnya perlindungan sosial bagi masyarakat
1. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya
LKj IP 2017
59
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
2. Pembinaan para penyandang cacat dan trauma
3. Pembinaan panti jompo 4. Pemberdayaan lanjut usia 5. Pembinaan Anak Terlantar 6. Pembinaan Eks Penyandang
Penyakit Sosial 7. Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Meningkatnya akses perempuan untuk berpartisipasi dalam berbagai proses pembangunan
1. Keserasian kebijakan peningkatan kualitas perempuan (jabatan politik dan publik)
2. Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
3. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan
Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan
Meningkatnya pemenuhan hak anak
1. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak (kekerasan anak)
2. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak (layak anak)
Meningkatnya promosi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembangunan
1. Pengembangan Nilai Budaya 2. Pengelolaan Keragaman Budaya 3. Pengembangan Kerjasama
Pengelolaan Kekayaan Budaya
Meningkatnya kerukunan, keamanan dan ketertiban masyarakat
1. Pengembangan Wawasan Kebangsaan
2. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
Meningkatnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam
Pencegahan dini dan
penanggulangan korban bencana
alam
Meningkatnya ketersediaan data kependudukan yang selalu diperbaharui
Penataan Administrasi
Kependudukan (e-KTP)
Meningkatnya peran serta pemuda dalam pembangunan
1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
2. Peningkatan Peran eerta Kepemudaan
3. Upaya Pencegahan
LKj IP 2017
60
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Penyalahgunaan Narkoba 4. Pembinaan dan Pemasyarakatan
Olahraga
Meningkatnya pengendalian dan pengelolaan migrasi
Pembangunan dan pengembangan
wilayah transmigrasi
Tabel 19
PERUMUSAN CAPAIAN SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA SEBAGAI DASAR
PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
1. Meningkatkan akses
dan kualitas
pelayanan
transportasi publik ,
energi air bersih dan
pemukiman
1. Meningkatnya kualitas
infrastruktur dasar
pembangunan, jaringan
komunikasi dan internet
1. Panjang jalan
dalam kondisi
mantap
2. Panjang jembatan
kondisi mantap
(persentase)
3. Tingkat
kepatuhan
terhadap
dokumen RTRW
4. Irigasi kondisi
mantap
5. Persentase desa
blankspot
6. Persentase
pelayanan publik
terintegrasi dalam
sistem e-
government
7. Hasil pelaksanaan
konstruksi yang
terstandas SNI
8. Sarana dan
prasarana publik
yang memadai
2. Meningkatkan
kualitas kawasan
2. Meningkatnya kawasan
pemukiman rakyat yang
9. Luasan kawasan
kumuh dan
LKj IP 2017
61
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
dan lingkungan
pemukiman
berwawasan lingkungan kawasan
berpotensi kumuh
10. Rumah tangga
yang memiliki
akses minum dan
air bersih
3. Mewujudkan
pendidikan yang
maju , unggul dan
merata
3. Meningkatnya akses dan
kualitas dan daya saing
pendidikan
11. APK PAUD
12. APM PAUD
13. APK SD
14. APM SD
15. APM SMP
16. APK SMP
17. Rata-rat lama
sekolah
4. Meningkatkan partsisipasi
dan peran aktif pemuda
dan prestasi keolahragaan
18. Jumlah
wirausaha muda
mandiri
19. Jumlah cabang
olahraga
berprestasi
nasional
4. Meningkatkan derajat
kesehatan
5. Meningkatkan akses, mutu
dan daya saing pelayanan
kesehataan
20. Angka harapan
hidup
21. AKI/1000
penduduk
22. AKB/1000
penduduk
23. Persentase
penduduk
memiliki jaminan
kesehatan
24. Persentase
Fasilitas
Kesehatan
Terakreditasi
25. Indeks Keluarga
Sehat
LKj IP 2017
62
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
5. Meningkatkan
Produksi,
Produktifitas dan
Kualitas Komoditi
Pertanian,
perkebunan dan
Peternakan
6. Meningkatnya
produksi,Produktifitas dan
Kualitas Komoditi
Pertanian, perkebunan,
Peternakan dan Perikanan
26. Kontribusi sektor
pertanian
perkebunan,
peternakan dan
perikanan
terhadap PDRB
(%)
6. Meningkatkan
kesejahteraan
petani
7. Meningkatnya nilai tukar
petani (NTP)
27. Nilai Tukar
Petani (%)
8. Tercukupinya Ketersediaan
Pangan
28. Jumlah Desa
Rawan Pangan
7. Mengembangkan
pariwisata berbasis
masyarakat yang
berkelanjutan
9. Berkembangnya sektor
pariwisata
29. Jumlah
kunjungan
wisata
8. Meningkatkan
kinerja pasar
tradisional, koperasi
dan UMKM
10. Meningkatnya peran pasar
tradisional,koperasi dan
UMKM dalam
perekonomian masyarakat
30. Omzet UMKM
(%)
31. Presentase
koperasi aktif
32. Kontribusi
industri
pengolahan
terhadap PDRB
11. Menurunnya Angka
Pengangguran
33. Tingkat
keterserapan
tenaga kerja (%)
9. Meningkatkan iklim
investasi
12. Meningkatnya investasi 34. Jumlah nilai
investasi
berskala
Nasional (juta)
10. Meningkatkan
kualitas lingkungan
hidup
13. Meningkatnya indeks
kualitas lingkungan hidup
35. Indeks Kualitas
Lingkungan
Hidup
36. Luas kawasan
LKj IP 2017
63
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
konservasi
11. Mewujudkan Tata
Kelola
Pemerintahan Yang
Efektif dan Bersih
serta Layanan
Publik yang
Berkualitas
14. Meningkatnya akuntabilitas
kinerja birokrasi
37. Opini BPK
terhadap
Laporan
Keuangan
Daerah
38. Nilai EKPPD
39. Nilai Evaluasi
AKIP
40. Rata-rata Nilai
Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM)
Perangkat
Daerah yang
melakukan
Pelayanan Publik
12. Meningkatkan
Partisipasi Publik
Dalam Proses
Pembangunan,
Hukum dan HAM
15. Meningkatnya perencanaan
pembangunan,pengelolaan
data dan implementasi
kerjasama daerah
41. Persentase
usulan
Musrenbang
yang diakomodir
16. Meningkatnya pemahaman
masyarakat tentang
pendidikan politik dan
perilaku demokratis
42. Tingkat
partisipasi
pemilihan umum
13. Meningkatkan
rekognisi dan
promosi
17. Meningkatnya akses
masyarakat lokal untuk
berpartisipasi dalam
berbagai proses
pembangunan
43. Persentase
komunitas adat
terpencil (KAT)
yang menjadi
sasaran
pembangunan
44. Indeks
pembangunan
gender
18. Meningkatnya promosi
nilai-nilai kearifan lokal
dalam pembangunan
45. Persentase
program
pembangunan
yang
mengangkat
LKj IP 2017
64
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
nilai-nilai
kearifan lokal
14. Meningkatkan
stabilitas sosial
19. Meningkatnya kerukunan,
keamanan dan ketertiban
masyarakat
46. Jumlah konflik
berbau SARA
47. Angka
kriminalitas
20. Meningkatnya
kesiapsiagaan terhadap
bencana alam
48. Respon time
21. Meningkatnya perlindungan
sosial bagi masyarakat
49. Tingkat
Kemiskinan
22. Meningkatnya perlindungan
bagi perempuan dan
pemenuhan hak anak
50. kasus kekerasan
terhadap
perempuan
51. kasus kekerasan
terhadap anak
52. Predikat
kabupaten layak
anak
53. Anak dan balita
terlantar (anak
dan balita
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja adalah lembar /dokumen yang berisikan penugasan
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih
rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah
dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur
tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang
tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan
atas kinerja tahun ini, termasuk kinerja (out come) yang seharusnya terwujud
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnnya. Dengan demikian target kinerja
yang diperjanjikan juga mencakup out come yang dihasilkan dari tahun-
tahun sebelumnya.
LKj IP 2017
65
Pemerintah
Kabupaten Paser
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Perjanjian kinerja menyajikan indikator kinerja utama yang
mengambarkan hasil-hasil utama dan kondisi seharusnya, tanpa
mengesampingkan indikator yang lain relevan.
Perjanjian Kinerja adalah sesuatu dokumen yang di dalamnya tertuang
rencana kinerja yang definitive atau sudah menjadi RKA/DPA SKPD, Perjanjian
Kinerja Kabupaten Paser Tahun 2017 sebagaimana dalam lampiran 1
LKj IP 2017
66
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
kuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari
perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan
mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi
organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan
akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Kabupaten Paser selaku
pengemban amanah masyarakat,melaksanakan kewajiban berakuntabilitas
melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten
Paser yang dibuat menyesuaikan dengan Permenpan dan RB Nomor 53
Tahun 2014.
Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian
masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD
Tahun 2016-2021. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja
digunakan untuk menggambarkan dan menilai keberhasilan serta kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan program dan kegiatan
yang ditetapkan untuk mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Paser.
Metode Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan
realisasi, dengan cara perhitungan sebagai berikut:
1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya
kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin
rendahnya kinerja, digunakan rumus:
A
A. PENGUKURAN KINERJA
Realisasi
Capaian IndkaTor Kinerja = x 100 %
Rencana
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj IP 2017
67
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya
kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya
kinerja, digunakan rumus:
Selain membandingkan rencana dengan realisasi, pengukuran kinerja
juga dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun ini dengan
realisasi tahun lalu.
Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran Pengukuran kinerja
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran.
Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran
digunakan untuk menunjukkan secara langsung hubungan antara sasaran
dengan indikator kinerja pengukur keberhasilan sasaran yang telah
direncanakan. Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk
masing- masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat
sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran
ordinal sebagai berikut :
85 s/d 100 : Sangat Berhasil
70 s/d <85 : Berhasil
55 s/d < 70 : Cukup Berhasil
0 s/d< 55 : Kurang Berhasil
Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian
indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada
angka capaian kinerja sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil
prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai kurang dari
0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 0. Selanjutnya
berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja
Realisasi – (realisasi – rencana)
Capaian Indikator Kinerja = x 100 %
Rencana
LKj IP 2017
68
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-
sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
bb
Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih
meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi
pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu
pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan
apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang
bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan
dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan
ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi
pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan
dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan
Pengukuran IKU, maka Identifikasi untuk menetapkan IKU yang ingin
diukur harus dilakukan, untuk melaksanakan hal tersebut penetapan
pengukuran IKU haruslah memperhatikan aspek legalitas penetapan dasar
IKU,
Untuk memenuhi aspek legalitas dasar penetapan IKU, dirujuklah
RKPD Kabupaten Paser tahun 2017 sebagai dasar untuk menetapkan Goals
dari Tujuan, Sasaran, Target dan Capaian baik Kinerja maupun Keuangan
dengan berdasarkan pada Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh
seluruh stakeholder penyelenggara urusan pemerintahan pada lingkup
Pemerintah Kabupaten Paser.
Didalam dokumen RKPD Kabupaten Paser dijabarkan tentang Tujuan
Prioritas, sasaran dan target yang ingin dicapai pada tahun 2017. Untuk
melihat lebih jelas terkait hal tersebut disajikan melalui tabel berikut :
Berdasarkan pencapaian masing-masing sasaran sebagaimana di atas,
selanjutnya dilakukan Perumusan pengukuran Indikator Kinerja untuk
mengukur pencapaian sasaran strategis LKjIP Kabupaten Paser tahun
2017 sebagaimana tabel berikut :
b. B. IDENTIFIKASI PENETAPAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
c. C. PERUMUSAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
LKj IP 2017
69
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Tabel 20
Perumusan Indikator Kinerja Utama Target dan pencapaian Indikator Kinerja
Utama
Sasaran Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya kualitas
infrastruktur dasar
pembangunan, jaringan
komunikasi dan internet
1 Panjang jalan dalam kondisi mantap 94 km
2 Panjang jembatan kondisi mantap
(persentase)
56,50%
3 Tingkat kepatuhan terhadap dokumen
RTRW
60%
4 Irigasi kondisi mantap 30%
5 Persentase desa blankspot 30%
6 Persentase pelayanan publik
terintegrasi dalam sistem e-government
10%
7 Hasil pelaksanaan konstruksi yang
terstandas SNI
10%
8 Sarana dan prasarana publik yang
memadai
53%
2. Meningkatnya kawasan
pemukiman rakyat yang
berwawasan lingkungan
1 Luasan kawasan kumuh dan kawasan
berpotensi kumuh
453,6 Ha
2 Rumah tangga yang memiliki akses
minum dan air bersih
64.527 RT
3. Meningkatnya akses dan
kualitas dan daya saing
pendidikan
1 APK PAUD 50,45
2 APM PAUD 51,13
3 APK SD 100
4 APM SD 96,1
5 APK SMP 90
6 APM SMP 71,2
7 Rata-rat lama sekolah -
4. Meningkatkan partsisipasi
dan peran aktif pemuda
dan prestasi keolahragaan
1 Jumlah wirausaha muda mandiri 2
2 Jumlah cabang olahraga berprestasi
nasional
3
5. Meningkatkan akses, mutu
dan daya saing pelayanan
kesehatan
1 Angka harapan hidup 74
2 AKI/1000 penduduk 8 kasus
3 AKB/1000 penduduk 11 kasus
4 Persentase penduduk memiliki jaminan
kesehatan
35%
5 Persentase Fasilitas Kesehatan
Terakreditasi
50%
6 Indeks Keluarga Sehat 0,3
6. Meningkatnya produksi,
Produktivitas dan Kualitas
Komoditi Pertanian,
perkebunan, Peternakan
dan Perikanan
1 Kontribusi sektor pertanian perkebunan,
peternakan dan perikanan terhadap
PDRB (%)
13,18
LKj IP 2017
70
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Sasaran Indikator Kinerja Target
7. Meningkatnya Produksi
Pertanian dalam Arti Luas
1 Produksi Hasil Pertanian
(Ton/Pertahun)
a. Produksi Padi
b. Produksi jangung
c. Produksi Kedelai
48.315
1.066
224
2 Produksi Hasil Perikanan (Ton/tahun)
a. Perikanan Tangkap
b. Perikanan Budidaya
10.870
15.157
3 Produksi Hasil Perkebunan
(Ton/Pertahun)
a. Kelapa Sawit
b. Karet
3.040.000
10.500
4 Produksi Hasil Peternakan
a. Daging
b. Telur
559,29
572,98
8. Tercukupinya Ketersediaan
Pangan
1 Jumlah Desa Rawan Pangan 68
9. Berkembangnya sektor
pariwisata
1 Jumlah kunjungan wisata 25.609 Orang
10. Meningkatnya peran
pasar tradisional,koperasi
dan UMKM dalam
perekonomian
masyarakat
1 Omzet UMKM (%) 36%
2 Presentase koperasi aktif 70%
3 Kontribusi industri pengolahan terhadap
PDRB
4,64%
11. Menurunnya Angka
Pengangguran
1 Tingkat keterserapan tenaga kerja (%) 91,41%
12. Meningkatnya investasi 1 Jumlah nilai investasi berskala Nasional
(juta)
522.665
13. Meningkatnya indeks
kualitas lingkungan hidup
1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 76
2 Luas kawasan konservasi -
14. Meningkatnya
akuntabilitas kinerja
birokrasi
1 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
Daerah
WTP
2 Nilai EKPPD 2,6
3 Nilai Evaluasi AKIP 60 = (B)
4 Rata-rata Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Perangkat Daerah
yang melakukan Pelayanan Publik
2,00
LKj IP 2017
71
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Sasaran Indikator Kinerja Target
15. Meningkatnya
perencanaan
pembangunan,
pengelolaan data dan
implementasi kerjasama
daerah
1 Persentase Program Prioritas yang
tertuang dalam RKPD
100%
16. Meningkatnya
pemahaman masyarakat
tentang pendidikan
politik dan perilaku
demokratis
1 Tingkat partisipasi pemilihan umum -
17. Meningkatnya akses
masyarakat lokal untuk
berpartisipasi dalam
berbagai proses
pembangunan
1 Persentase komunitas adat terpencil
(KAT) yang menjadi sasaran
pembangunan
30%
2
Indeks pembangunan gender 72,26
18. Meningkatnya promosi
nilai-nilai kearifan lokal
dalam pembangunan
1 Persentase program pembangunan
yang mengangkat nilai-nilai kearifan
lokal
80
19. Meningkatnya kerukunan,
keamanan dan ketertiban
masyarakat
1 Jumlah konflik berbau SARA 1 Kasus
2 Angka Kriminalitas -
20. Meningkatnya
kesiapsiagaan terhadap
bencana alam
1 Respon time 3
21. Meningkatnya
perlindungan sosial bagi
masyarakat
1 Tingkat Kemiskinan 9,2
22. Meningkatnya
perlindungan bagi
perempuan dan
pemenuhan hak anak
1 kasus kekerasan terhadap perempuan 18 Kasus
2 kasus kekerasan terhadap anak 18 Kasus
3 Predikat kabupaten layak anak 600
4 Anak dan balita terlantar (anak dan
balita
Anak : 70
Balita : 450
LKj IP 2017
72
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Tabel 21
Rekapitulasi Pengukuran Capaian Indikator Sasaran
Pemerintah Kabupaten Paser Tahun 2017
Sasaran 1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar pembangunan, jaringan komunikasi dan internet
NO INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Panjang jalan dalam kondisi
mantap
94 km 80 Km 85
2. Panjang jembatan kondisi
mantap (persentase)
56,50% 54,55 96,54
3. Tingkat kepatuhan terhadap
dokumen RTRW
60% 74% 123
4. Irigasi kondisi mantap 47% 45,57
5. Persentase desa blankspot 30% 20% 133
6. Persentase pelayanan publik
terintegrasi dalam sistem e-
government
10% 10% 100
7. Hasil pelaksanaan konstruksi
yang terstandar SNI
10% 8% 80
8. Sarana dan prasarana publik
yang memadai
53 53 100
Sub Total 102,5
Sasaran 2 Meningkatnya kawasan pemukiman rakyat yang berwawasan lingkungan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Luasan kawasan kumuh dan kawasan berpotensi kumuh
453,6 Ha 453 Ha 81,13
2. Rumah tangga yang memiliki akses minum dan air bersih
56.200 KK 55.964 KK 99,58
Sub Total 90,4
LKj IP 2017
73
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Sasaran 3 Meningkatnya Akses dan Kualitas dan Daya Saing Pendidikan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. APK PAUD 50,45 48,47 96
2. APM PAUD 51,13 48,43 95
3. APK SD 100 113,2 113
4. APM SD 96,1 94,13 98
5. APK SMP 90 87,8 98
6. APM SMP 71,2 60,31 85
7. Rata-rata lama sekolah 9 8,19 91
Sub Total 96,6
Sasaran 4 Meningkatkan Partisipasi dan Peran Aktif Pemuda dan Prestasi Keolahragaan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Jumlah wirausaha muda mandiri 2 2 100
2. Jumlah cabang olahraga berprestasi nasional
3 3 100
Sub Total 100
Sasaran 5 Meningkatkan Akses, Mutu dan Daya Saing Pelayanan Kesehatan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Angka harapan hidup 74 72,02 97
2. AKI/1000 penduduk 8 kasus 12 kasus 42
3. AKB/1000 penduduk 11 kasus 40 Kasus 28
4. Persentase penduduk memiliki
jaminan kesehatan
35% 29,71 85
5. Persentase Fasilitas Kesehatan
Terakreditasi
50% 45% 90
6. Indeks Keluarga Sehat 0,3 0,237 79
Sub Total 70
Sasaran 6 Meningkatnya Produksi, Produktifitas dan Kualitas Komoditi Pertanian, Perkebunan, Peternaka dan Perikanan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
LKj IP 2017
74
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
1. Kontribusi sektor pertanian perkebunan, peternakan dan perikanan terhadap PDRB (%)
13,18 12,56 95%
Sub Total 95%
Sasaran 7 Meningkatnya Produksi Pertanian dalam Arti Luas NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1 Produksi Hasil Pertanian (Ton/tahun) a. Produksi Padi b. Produksi Jagung c. Produksi Kedelai
48.315 1.066 224
41.468 3.523
61
86 330 27
Rata-rata 148
2 Produksi Hasil Perikanan (Ton/tahun) a. Perikanan Tangkap b. Perikanan budidaya
10.870 15.157
10.937,70 12.476,5
100,6 82
Rata-rata 89,7
3 Produksi Hasil Perkebunan (Ton/tahun) a. Kelapa Sawit b. Karet
3.040.000 10.500
2.029.319 10.640
67 101
Rata-rata 84
4 Produksi Hasil Peternakan (Ton) a. Daging b. Telur
559,29 572,98
319,68 324,09
57 57
Rata-rata 57
Sub Total 94,7
Sasaran 8 Tercukupinya Ketersediaan Pangan NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Jumlah Penanganan Desa Rawan Pangan
68 Desa 68 Desa 100
Sub Total 100
LKj IP 2017
75
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Sasaran 9 Berkebangnya Sektor Pariwisata NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Jumlah Kunjungan Wisata 25.609 Orang 17.834 Orang 70%
Sub Total 70%
Sasaran 10 Meningkatnya Peran Pasar Tradisional, Koperasi dan UMKM dalam Perekonomian Masyarakat
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Omzet UMKM (%) 36% 38,69% 107
2. Presentase koperasi aktif 70% 78% 111
3. Kontribusi industri pengolahan
terhadap PDRB
4,64% 4,51% 97,20
Sub Total 105%
Sasaran 11 Menurunnya Angka Pengangguran NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Tingkat keterserapan tenaga
kerja (%)
91,41% 97,37 104%
Sub Total 104%
Sasaran 12 Meningkatnya Investasi NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Jumlah nilai investasi berskala
Nasional (juta)
522.665 510.165 98
Sub Total 98
Sasaran 13 Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup
76 66,56 88
2. Luas kawasan konservasi 225.831,17 225.831,17 100
Sub Total 94
LKj IP 2017
76
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Sasaran 14 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Birokrasi NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Opini BPK terhadap Laporan
Keuangan Daerah
WTP WTP 100
2. Nilai EKPPD 2,6 2,9 112
3. Nilai Evaluasi AKIP 60 40,58 68
4. Rata-rata Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Unit Pelayanan
yang melakukan Pelayanan
Publik
75 66,5 89
Sub Total 92,25
Sasaran 15 Meningkatnya PerencanaanPembangunan, Pengelolaan Data dan Implementasi Kerjasama Daerah
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Persentase Program Prioritas
yang tertuang dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah
100% 100% 100
Sub Total 100
Sasaran 16 Meningkatnya Pemahaman Masyarakat tentang Pendidikan Politik dan Perilaku Demokrasi
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Tingkat partisipasi pemilihan
umum
-
Sub Total
Sasaran 17 Meningkatnya Akses Masyarakat Lokal untuk Berpartisipasi dalam Berbagai Proses Pembangunan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Persentase komunitas adat
terpencil (KAT) yang menjadi
sasaran pembangunan
30% 11,9% 39,67
2. Indeks pembangunan gender 72,26 68,66 95%
Sub Total 20,31
LKj IP 2017
77
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
Sasaran 18 Meningkatnya Promosi Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Pembangunan Berpartisipasi dalam Berbagai Proses Pembangunan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Persentase program
pembangunan yang mengangkat
nilai-nilai kearifan lokal
80% 80% 100
Sub Total 100
Sasaran 19 Meningkatnya Kerukunan, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. Jumlah konflik berbau SARA 1 Kasus 0 Kasus 100
2. Persentase Penegakan PERDA 100% 100% 100
Sub Total 100
Sasaran 20 Meningkatnya Kesiapsiagaan Terhadap Bencana NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Tingkat waktu tanggap (response
time rate) daerah layanan
Bencana Alam
3 Jam 1 Jam 167%
Sub Total 167%
Sasaran 21 Meningkatnya Perlindungan Sosial bagi Masyarakat NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5
1. Menurunnya Tingkat Kemiskinan 9,2 8,68 106,5
Sub Total 106,5
Sasaran 22 Meningkatnya Perlindungan bagi Perempuan dan Pemenuhan Hak-Hak Anak
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 2 3 4 5
1. kasus kekerasan terhadap 18 Kasus 23 Kasus 72
LKj IP 2017
78
Pemerintah
Kabupaten Paser Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
perempuan
2. kasus kekerasan terhadap
anak
18 Kasus 22 kasus 77,7
3. Predikat kabupaten layak
anak
600 480 80
4. Anak dan balita terlantar
(anak dan balita)
Anak Terlantar
70
62 111,4
Balita Terlantar
450
420 106,7
Rata2 109,1
Sub Total 84,7
Berdasarkan data tersebut diatas, dari 21 sasaran yang diukur
kinerjanya pada tahun 2017 berdasarkan 55 Indikator Kinerja, untuk
mengukur sasaran organisasi maka diperoleh rata-rata nilai capaian
kinerja tahun 2017 sebesar 94,81 dengan Kategori : Sangat Berhasil.