oleh Yasman - research.ui.ac.id 2012/Riset...Salah satu contohnya adalah riset multidisiplin yang...
Transcript of oleh Yasman - research.ui.ac.id 2012/Riset...Salah satu contohnya adalah riset multidisiplin yang...
6 i Warta drpm i vol. 05 No. 02 april 12
Topik Pilihan
Riset multidisiplin merupakan
riset yang dilakukan untuk
memecahkan suatu masalah
riset dengan melibatkan
beberapa disiplin ilmu sehingga terjadi
pemahaman bersama antar disiplin
ilmu yang terlibat tentang solusi
pemecahan masalah tersebut dengan
tidak meninggalkan ciri dan kekhususan
masing-masing disiplin ilmu. Dengan
kata lain, riset multidisiplin seharusnya
menyasar kepada tujuan terciptanya
pemahaman baru dalam menyelesaikan
suatu masalah karena adanya keterlibatan
disiplin ilmu yang lain. Riset multidisiplin
berbeda dengan riset transdisiplin/
interdisiplin yang merupakan penyatuan
ciri dan kekhususan antar disiplin ilmu
yang terlibat sehingga melahirkan
disiplin ilmu baru. Contoh-contoh hasil
transdisiplin adalah biokimia (penyatuan
ilmu biologi dan kimia), geofisika
(penyatuan ilmu geologi dan fisika),
ekonometri (penyatuan ilmu ekonomi dan
matematika) dan lain-lain.
Istilah riset multidisiplin terkutip dalam
salah satu butir arahan Kebijakan
Umum Arah Pengembangan UI 2007-
2012 yang tertuang dalam SK-MWA UI
No.005/SK/MWA-UI/2007, yaitu: sasaran
utama jangka pendek kebijakan riset UI
adalah terselenggaranya kegiatan riset
yang bersifat lintas dan multidisiplin
dengan mengkaji ketepatan tema utama
perkotaan. Dapat dilihat dengan jelas
bahwa kata-kata “lintas dan multidisiplin”
sebagaimana yang dimaksud dalam
SK MWA tersebut lebih merujuk pada
pengertian riset multidisiplin ketimbang
riset transdisiplin. Dengan kata lain,UI
menginginkan terselenggaranya riset
lintas disiplin ilmu yang menghasilkan
pemahaman bersama antar disiplin ilmu
yang terlibat dalam memecahkan suatu
persoalan dan bukan menginginkan
terselenggaranya riset lintas disiplin ilmu
yang menghasilkan disiplin ilmu baru
dalam pemecahan suatu persoalan.
Pelaksanaan riset multidisiplin UI 2008-
2011
Sejak dibuka tahun 2008, riset multidisiplin
di UI belum banyak ‘dilirik’ oleh dosen
periset UI. Hal tersebut dibuktikan
dengan tidak banyaknya proposal yang
diajukan pada skema riset multidisiplin
UI. Bisa jadi, sedikitnya ajuan proposal
riset multidisiplin disebabkan karena
sedikitnya slot jumlah proposal yang
didanai di skema riset multidisiplin yaitu
berkisar antara 5-12 proposal per tahun.
Namun di lain pihak, slot yang selalu
Riset Multidisplin di UI oleh Yasman
vol. 05 No. 02 april 12 i Warta drpm i 7
sedikit per tahun anggaran berjalan mungkin justru disebabkan
karena sedikitnya jumlah proposal yang masuk untuk skema
riset tersebut setiap tahunnya. Karena competitiveness proposal
pada skema riset multidisiplin kecil setiap tahunnya, tidaklah
patut jumlah slot proposal yang didanai kemudian dinaikkan. Jadi,
kedua kemungkinan tersebut akan membawa situasi perdebatan
seperti diskusi mana yang lebih dahulu: telur atau ayam?
Hal umum yang dapat menjelaskan sedikitnya proposal yang
masuk ke skema riset multidisiplin adalah (1) kurangfahamnya
arti penting riset multidisiplin dan (2) kurangnya sarana periset
untuk saling berinteraksi satu sama lain. Penyebab pertama
memungkinkan keadaan sudahlah proposal yang masuk sedikit,
topik-topik proposal yang diajukan dalam riset multidisiplin sejak
tahun 2008 hingga 2011 pun belum semuanya mencerminkan
ranah multidisiplin. Beberapa judul proposal yang pernah didanai
melalui skema hibah riset multidisiplin bahkan justru ada yang
tidak mencerminkan riset yang beranah multidisiplin.
Salah satu contohnya adalah riset multidisiplin yang didanai
DRPM UI dengan judul isolasi dan karakterisasi sel punca kanker payudara penderita: tinjauan khusus pada ekspresi manganese-superoxide dismutase (MnSOD). Proposal riset
ini diduga dapat lolos di skema riset multidisiplin hanya karena
memenuhi definisi multidisiplin yang keliru pada buku panduan
riset DRPM UI yaitu tim periset berasal dari 2 rumpun ilmu yang
berbeda. Padahal secara substantif, disiplin ilmu tim periset
adalah sama walaupun mereka berasal dari 2 fakultas dan
rumpun ilmu yang berbeda.
Penyebab kedua bisa jadi menyebabkan riset multidisiplin
menjadi sesuatu yang sulit direncanakan apalagi dilaksanakan.
Contohnya adalah riset multidisiplin dalam skema hibah riset
unggulan bidang prioritas dengan judul Implementasi dan pengembangan sistem informasi pelayanan kesehatan berbasis teknologi web service dan semantic web. Karena
minimnya sarana dan waktu bertemu antar disiplin ilmu yang
terlibat dalam riset tersebut, disain sistem informasi yang telah
dikembangkan mengalami kesulitan saat akan diujicoba dan
terapkan ke rumah sakit yang ditarget. Kesulitan akan berlanjut
jika hasil ujicoba dan penerapan akan disosialisasikan ke
masyarakat luas.
Minimnya interaksi menyebabkan ‘ruh’ lintas disiplin suatu riset
multidisiplin yang akan menghasilkan pemahaman baru setiap
disiplin ilmu yang terlibat tentang suatu masalah menjadi tidak
tercapai.
UI menginginkan terselenggaranya
riset lintas disiplin ilmu yang
menghasilkan pemahaman bersama
antar disiplin ilmu yang terlibat dalam
memecahkan suatu persoalan dan
bukan menginginkan terselenggaranya
riset lintas disiplin ilmu yang
menghasilkan disiplin ilmu baru dalam
pemecahan suatu persoalan.
8 i Warta drpm i vol. 05 No. 02 april 12
Contoh lain adalah riset multidisiplin dalam skema riset kompetensi dengan pagu dana
1 milyar rupiah dengan judul riset Development of sleep-awakening timing controller for
accupational safety and health based-on computational intelligent algorithm yang melibatkan
FASILKOM, FPsi, FMIPA, dan FIK. Karena minimnya sarana dan waktu bertemu antar disiplin
ilmu yang terlibat dalam riset tersebut, riset berjalan hanya pada backbone penelitian yaitu
FASILKOM. Hal ini dapat dilihat dari semua hasil penelitian yang published maupun submitted
hanya terlihat periset-periset dari FASILKOM.
Contoh-contoh di atas menegaskan bahwa sedikitnya proposal riset yang beranah
multidisiplin disebabkan karena adanya kekurangpahaman arti penting riset multidisiplin dan
kurangnya sarana periset untuk saling berinteraksi satu sama lain sehingga riset multidisiplin
sangat sulit direncanakan apatah lagi dilaksanakan.
Masa depan riset multidisiplin UISejak pendanaan tahun anggaran 2012, UI telah menetapkan 10 bidang riset unggulan UI yang
dalam pengembangan cakupan riset masing-masing bidang unggulan melibatkan periset lintas
fakultas dan disiplin ilmu yang ada di UI. Skema-skema riset yang diberikan untuk ke-10 bidang
unggulan tersebut mencakup Riset Awal, Riset Madya, dan Riset Utama. Jadi sejak pendanaan
riset tahun 2012, skema khusus riset yang menggunakan kata ‘multidisiplin’ ditiadakan dengan
asumsi 10 bidang riset unggulan UI yang ditetapkan telah mewakili sifat multidisiplin itu
sendiri. Artinya, UI menghendaki ‘ruh’ riset multidisiplin hadir di setiap skema hibah riset yang
disediakan oleh DRPM UI.
Dengan ditetapkan bidang riset unggulan UI diharapkan menjadi sarana yang menjembatani
terjadinya interaksi antar periset di UI sehingga perencanaan dan pelaksanaan riset
multidisiplin mudah dilakukan. Diharapkan, semua proposal riset di UI secara otomatis akan
bersifat multisiplin.
Berkaca pada hasil seleksi riset UI tahun 2012,
tampaknya DRPM UI perlu mengadakan sosialisasi
makna sesungguhnya ditetapkannnya 10 bidang
unggulan UI dalam skema Riset Awal, Riset Madya,
dan Riset Utama UI. DRPM pun perlu secara
berkala memfasilitasi pertemuan-pertemuan
periset yang bergiat dalam 10 bidang unggulan
UI tersebut, agar mereka tidak lagi melulu sibuk
dengan riset-riset mono disiplin sebagaimana
yang selama ini mendominasi iklim riset di UI. Dan
agar anekdot yang dikemukakan oleh Gell-Mann
tidak terjadi lagi di UI: A scientist would rather use
someone else’s toothbrush than another scientist’s
nomenclature. Masa depan riset UI adalah riset
multidisiplin.n
_
Yasman, doktor di bidang bahan alam laut, adalah
Kepala Subdit Riset dan Inkubator Industri DRPM UI