Oleh : Riska Ayu Handayani 1113101000023
Transcript of Oleh : Riska Ayu Handayani 1113101000023
MOTIVASI SUAMI MENDUKUNG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIAWI
KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
Riska Ayu Handayani
1113101000023
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Januari 2018
Riska Ayu Handayani, NIM: 1113101000023
Motivasi Suami Mendukung Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2017
xv + 155 halaman + 2 bagan + 2 tabel + 4 lampiran
ABSTRAK
Cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Ciawi Tahun 2015 adalah sebesar 29.41% dari target puskesmas yaitu
sebesar 90%. Berdasarkan studi pendahuluan, dari 24 istri yang memberikan ASI
eksklusif terdapat 20 istri yang mendapat dukungan dari suami. Hal tersebut
membuktikan bahwa pengaruh suami cukup besar dalam memotivasi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan cakupan ASI
eksklusif peneliti ingin mengetahui Motivasi Suami Mendukung Pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi.
Informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah lima pasang suami istri
yang memiliki anak bayi usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Ciawi Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik penetapan informan
menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa suami dapat termotivasi karena
mengetahui beberapa hal terkait ASI ekslusif, suami juga memberikan sikap yang
positif mendukung ASI eksklusif, serta suami termotivasi karena mampu
mendukung secara emosional, informasi, penghargaan, dan fisik. Selain itu, suami
juga dapat termotivasi karena ASI eksklusif memberi manfaat bagi bayi mereka,
mendukung ASI eksklusif merupakan tanggung jawab dan kewajiban suami,
peran suami sangat dibutuhkan untuk membantu istri menyukseskan ASI
eksklusif, serta ASI eksklusif dapat memberi keuntungan bagi suami. Gambaran
dukungan yang diberikan suami dan dirasakan oleh istri adalah berupa dukungan
emosional, informasi, penghargaan, dan fisik. Saran untuk pelayanan kesehatan
dalam upaya meningkatkan motivasi suami mendukung pemberian ASI eksklusif
dengan cara memberi penyuluhan pasca istri melahirkan dan menganjurkan suami
menemani istri untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Kata Kunci : Motivasi, Dukungan, Suami, ASI Eksklusif
Daftar Bacaan : 41 (1985-2017)
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STUDY PROGRAM PUBLIC HEALTH
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduate Thesis, Januari 2018
Riska Ayu Handayani, NIM: 1113101000023
Motivation Husband Supports Exclusive Breastfeeding in Work Area
Puskesmas Kecamatan Ciawi Bogor Year 2017.
xv + 155 pages + 2 charts + 2 table + 4 appendixes
ABSTRACT
The coverage of exclusive breastfeeding in the work area of Puskesmas
Kecamatan Ciawi in 2015 was 29.41% of target puskesmas that was equal to
90%. Based on preliminary studies, of 24 wives who gave exclusive breastfeeding
there were 20 wives who received support from their husbands. It was proved that
the influenced of husband is big enough in motivation mother to gave exclusive
breastfeeding. Therefore, to increased the coverage of exclusive breastfeeding,
researchers would to know Motivation Husband Supports Exclusive Breastfeeding
in the work area of Ciawi District Health Center.
Informants were needed in this study were five couples who had children of
infants 6-12 months of age in the Work Area Puskesmas Ciawi District Bogor
Regency. The research method used is qualitative research with phenomenology
approach. Determination technique of informant use purposive sampling. Methods
of data collection using in-depth interview techniques and observation.
The results of this study indicate that the husband could be motivation because
knowing some things related to exclusive breastfeeding, the husband also
provides a positive attitude to support exclusive breastfeeding, and husband
motivated because he could support emotionally, information, appreciation, and
physical. And then, husbands could be motivated because exclusive breastfeeding
benefits their babies, supporting exclusive breastfeeding is the responsibility and
obligation of the husband, the role of husband was needed to help the wife
succeed exclusive breastfeeding, and exclusive breastfeeding could benefit the
husband. An overview of the supported that the husband provides and perceives
by his wife is in the form of emotional support, information, appreciation, and
physical. Suggestions for health services in an effort to increased motivation of
husbands support exclusive breastfeeding by providing counseling post-wife
giving birth and encouraging husbands accompanying wives to perform initiation
of early breastfeeding.
Keyword : Motivation, Support, Husband, Exclusive Breastfeeding
References : 41 (years 1985-2017)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Riska Ayu Handayani
Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 19 Januari 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah/ Mahasiswa
Alamat :Jalan PALAD No.18 RT 005/03 Kelurahan Jati Kecamatan
Pulo Gadung Jakarta Timur
HP : 085714133804
Email : [email protected]
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/Kesehatan
Masyarakat
PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Jati 04 Jakarta 2001-2007
2. SMP Negeri 92 Jakarta 2007-2010
3. SMA Negeri 53 Jakarta 2010-2013
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-sekarang
ORGANISASI
1. PASKIBRA 2008-2009
2. Sekretaris MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas) 2011-2012
3. Rohani Islam 2011-2013
4. Marcing Band 2011-2012
5. BEM/HMPS Kesehatan Masyarakat 2014-2016
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul “Motivasi Suami Mendukung Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor” yang disusun dan
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat. Sholawat serta salam juga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, baik
dari segi isi maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik serta saran yang dapat membangun tulisan ini menjadi lebih baik.
Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, doa, serta
kerjasama yang luar biasa dalam penyusunan skripsi ini. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Beserta Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH,.
Maftuha M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D, selaku
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberi banyak saran
agar penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
viii
4. Ibu Fase Badriah SKM, M.Kes, Ph.D, ibu Narila Mutia MKM, Ph.D, ibu
Ratri Ciptaningtyas, MHS., dan ibu Laily Hanifah, SKM, M.Kes., selaku
dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing serta memberi saran kepada penulis selama penyusunan
skripsi.
5. Seluruh Staf Puskesmas, Bidan Desa, dan Kader di Puskesmas Kecamatan
Ciawi yang telah banyak membantu dan memudahkan penulis turun
lapangan mengambil data dan menyelesaikan skripsi.
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah banyak memberi kasih sayang,
doa, dan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat penulis yang bersedia memberikan tempat untuk tinggal selama
proses pengambilan data yaitu Khoirunnisa Damayanti dan keluarganya.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan Rati Mahisara, Desy Nur Wahyuni, Mira
Rizkia P., Aisyah Fatimah, dan Annisa Ayu SL yang telah memberi
dukungan dan saling mengingatkan penulis selama penyelesaian skripsi.
9. Teman-teman peminatan promosi kesehatan, teman-teman kesehatan
masyarakat, dan adik-adik kelas yang mendukung, mengingatkan,
menghibur, serta memberi masukan kepada penulis selama proses
pembuatan skripsi.
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh
dari sempurna, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya.
Jakarta, Januari 2018
Riska Ayu Handayani
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Fokus Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan ....................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ....................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 6
D. Manfaat ..................................................................................................... 6
x
1. Manfaat penelitian bagi pembaca ......................................................... 6
2. Manfaat penelitian bagi institusi kesehatan .......................................... 6
3. Manfaat penelitian bagi penulis ............................................................ 7
E. Ruang Lingkup.......................................................................................... 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8
A. ASI Eksklusif ............................................................................................ 8
B. Manfaat ASI Eksklusif .............................................................................. 8
C. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif ............................ 9
D. Dukungan Suami ..................................................................................... 10
E. Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami ....................................... 11
F. Jenis Dukungan ....................................................................................... 12
G. Cara Suami untuk Keberhasilan ASI Eksklusif ...................................... 13
H. Motivasi .................................................................................................. 14
I. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ..................................................... 15
J. Jenis-Jenis Motivasi ................................................................................ 15
K. Kerangka Teori ....................................................................................... 18
BAB III ................................................................................................................. 19
KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ......................................... 19
A. Kerangka Berpikir ................................................................................... 19
B. Definisi Istilah ......................................................................................... 20
BAB IV ................................................................................................................. 27
xi
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 27
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 27
B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 28
C. Informan Penelitian ................................................................................. 28
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 29
E. Metode Pengambilan Data ...................................................................... 29
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 30
G. Teknik Analisis Data............................................................................... 30
H. Reliabilitas dan Validitas Data................................................................ 32
BAB V ................................................................................................................... 35
HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 35
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian .................................................... 35
B. Karakteristik Informan ............................................................................ 36
C. Gambaran Motivasi Suami ..................................................................... 40
1. Motivasi Intrinsik ................................................................................ 40
2. Motivasi Ekstrinsik ............................................................................. 47
3. Amotivasi ............................................................................................ 53
D. Gambaran Dukungan Suami ................................................................... 54
1. Dukungan Emosional .......................................................................... 54
2. Dukungan Informasi ........................................................................... 54
3. Dukungan Penghargaan ...................................................................... 56
4. Dukungan Fisik ................................................................................... 57
xii
BAB VI ................................................................................................................. 59
PEMBAHASAN ................................................................................................... 59
A. Keterbasan Penelitian.............................................................................. 59
B. Motivasi Suami ....................................................................................... 59
1. Motivasi Intrinsik ................................................................................ 59
2. Motivasi Ekstrinsik ............................................................................. 66
3. Amotivasi ............................................................................................ 75
C. Dukungan Suami ..................................................................................... 76
1. Dukungan Emosional .......................................................................... 77
2. Dukungan Informasi ........................................................................... 78
3. Dukungan Penghargaan ...................................................................... 80
4. Dukungan Fisik ................................................................................... 82
BAB VII ................................................................................................................ 84
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 84
A. Simpulan ................................................................................................. 84
B. Saran ....................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
LAMPIRAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Matriks Wawancara
Lampiran 3 Matriks Observasi
Lampiran 4 Transkrip Wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan yang optimal dapat dicapai dengan status gizi
masyarakat yang baik, salah satu usaha untuk memperbaiki status gizi yaitu
dengan memberikan ASI eksklusif. Menurut WHO (dalam Kemenkes RI,
2014), menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman
lain termasuk air putih selama menyusui 0-6 bulan, kecuali obat-obatan,
vitamin atau mineral tetes, dan asi perah juga diperbolehkan. Air Susu Ibu
(ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang berguna
sebagai makanan bagi bayinya (Narfin, 2013). Air Susu Ibu merupakan
nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan
zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi .
Adapun dampak jika bayi tidak diberi ASI secara eksklusif yaitu bayi
akan lebih mudah terkena resiko terjadinya penyakit infeksi seperti infeksi
saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan dan infeksi telinga serta
menghambat sistem kekebalan tubuh bayi dan terjadinya karies dentis
(kerusakan gigi) pada bayi (Haryani, 2014). Menurut data WHO (World
Health Organization), dinegara berkembang jumlah balita yang meninggal
akibat diare adalah sebanyak 1,87 juta jiwa, atau diperkirakan 75,3/1000 balita
2
(Kemenkes RI, 2015). Penderita diare yang dilaporkan di Indonesia adalah
sebanyak 4.017.861 jiwa (Kemenkes RI, 2015). Menurut Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Barat tahun 2015, jumlah penderita diare di Jawa Barat tahun
2015 sebanyak 1.084.766 orang dengan jumlah kematian 42 orang. Persentase
kasus penderita diare adalah sebanyak 49,56% balita dan 50,44% usia diatas
lima tahun, dengan jumlah kematian 34 orang balita dan 8 orang usia diatas
lima tahun. Cakupan diare di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 85,6%.
Kabupaten Bogor merupakan wilayah dengan cakupan diare diatas rata-rata
Provinsi Jawa Barat yaitu 90%.
Selain itu, Kabupaten Bogor memiliki cakupan Balita Bawah Garis
Merah (BGM) yang berpotensi gizi buruk yaitu sebesar 2,5% (>28.724 orang)
diatas rata-rata Provinsi Jawa Barat 1,2% (14.362 orang) (Profil Kesehatan
Jawa Barat, 2015). Sedangkan kasus gizi buruk yang tercatat di Jawa Barat
adalah sebanyak 2.895/26.518 jiwa. Gizi buruk dapat menyebabkan
terjadinya kematian pada balita. Pemberian ASI secara eksklusif dapat
menekan angka kematian bayi sekaligus meningkatkan status gizi balita yang
pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya
kualitas sumber daya manusia yang memadai (Purwiyanti, 2011).
ASI eksklusif sangat dibutuhkan oleh bayi usia 0-6 bulan, akan tetapi
cakupan ASI eksklusif masih rendah. Data UNICEF (United Nation Childrens
Fund) pada tahun 2012 menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif didunia
adalah sebesar 39% (UNICEF, 2012). Profil kesehatan Provinsi Jawa Barat
tahun 2015 menunjukan, cakupan ASI eksklusif di Provinsi Jawa Barat adalah
sebesar 45% dan dikatagorikan kedalam lima cakupan ASI eksklusif terendah
3
di Indonesia. Cakupan tersebut masih dibawah cakupan nasional yaitu sebesar
52,3%.
Wilayah kabupaten Bogor menjadi wilayah pertama yang cakupannya
lebih besar dari cakupan ASI eksklusif di Jawa Barat. Menurut profil
kesehatan Jawa Barat tahun 2015, persentase bayi yang diberikan ASI
eksklusif di Kabupaten Bogor sebesar 50,7%. Walaupun cakupan ASI
eksklusif di Kabupaten Bogor diatas cakupan ASI eksklusif di Jawa Barat,
Akan tetapi menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2015,
wilayah Ciawi merupakan lima besar wilayah dengan cakupan ASI terendah
di Kabupaten Bogor dengan cakupan sebesar 17,6%. Sedangkan cakupan ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi tahun 2015 adalah
sebesar 29,41%, cakupan tersebut masih dibawah target puskesmas 90% dan
target nasional 80% (Profil Kesehatan Jawa Barat, 2015).
Rendahnya ASI eksklusif menjadi masalah yang belum terselesaikan
diwilayah Puskesmas Kecamatan Ciawi. Menurut pemegang program gizi
keluarga di puskesmas tersebut, penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif
diantaranya adalah kurangnya produksi ASI, kurangnya dukungan suami dan
banyaknya ibu menyusui yang bekerja. Pendapat tersebut sejalan dengan
penelitian Agus dan Utaminingrum (2012) yang menunjukan bahwa masih
banyak suami yang berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dengan
bayinya, sehingga suami kurang peduli. Suami juga mempercayakan masalah
perawatan bayi kepada istri dan mengingatkan hal-hal bahaya bagi bayi
kepada istrinya (Afifah, 2007).
4
Walaupun dukungan suami rendah, akan tetapi peran suami sangat
penting dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Menurut Roesli
(2005), banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif salah satunya adalah dukungan sosial suami. Suami sebagai
breastfeeding father (sebutan untuk Ayah pendukung ASI) harus memberikan
dukungan yang konkrit. Suami merupakan faktor pendukung pada kegiatan
yang bersifat emosional dan psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui.
Sekitar 80% sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh keadaan emosi ibu
yang berkaitan dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran, perasaan dan
sensasi. Apabila hal tersebut meningkat akan memperlancar prosuksi ASI
(Ramadani dan Hadi, 2010). Dukungan suami (dukungan emosional,
dukungan penghargaan/penilaian, dukungan instrumental/fisik dan dukungan
informatif) sangat diperlukan agar pemberian ASI Eksklusif bisa tercapai
(Farida dkk, 2014).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada 38 ibu
yang mengunjungi posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi
menunjukan bahwa terdapat 24 ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif.
Dari 24 ibu tersebut, sebanyak 12 ibu mendapat dukungan dari suami untuk
memberi ASI eksklusif. Selain itu, sebanyak 8 dari 24 ibu yang memberi ASI
eksklusif mendapat dukungan dari suami dan pihak lainnya seperti orang tua
dan ibu mertua. Sedangkan 4 dari 24 ibu yang memberi ASI eksklusif tidak
mendapat dukungan dari suami. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan
bahwa dukungan suami berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Oleh
5
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Motivasi Suami
Mendukung Pemberian ASI Eksklusif.
B. Fokus Masalah
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Ciawi sebesar
29,41% masih dibawah target puskesmas 90% dan target nasional 80%. Salah
satu yang berpengaruh dalam keberhasilan ASI Eksklusif adalah adanya
dukungan suami. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti kepada 38 ibu yang mengunjungi posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Ciawi, terdapat 24 ibu yang menyusui bayinya secara
eksklusif. Hasil studi pendahuluan tersebut menunjukan bahwa dari 24
responden tersebut yang mendapatkan dukungan dari suami dan termotivasi
memberikan ASI Eksklusif adalah sebanyak 20 orang. Hal tersebut
membuktikan bahwa pengaruh suami cukup besar dalam memotivasi ibu
untuk memberikan ASI Eksklusif. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui
“Motivasi Suami Mendukung Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Ciawi”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Motivasi Suami
Mendukung Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
6
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran motivasi instrinsik (motivasi yang datang dari
dalam diri) suami dalam mendukung istri memberikan ASI Eksklusif
b. Mengetahui gambaran motivasi ekstrinsik (motivasi yang datang
karena adanya tekanan dari luar diri) suami dalam mendukung istri
memberikan ASI Eksklusif
c. Mengetahui gambaran amotivasi (tidak adanya motivasi) suami dalam
mendukung istri memberikan ASI Eksklusif
d. Mengetahui gambaran dukungan suami kepada istri yang memberikan
ASI Eksklusif
D. Manfaat
1. Manfaat penelitian bagi pembaca
Dapat memberi informasi tentang motivasi suami dan pentingnya
dukungan suami terhadap istri yang memberikan ASI Eksklusif. Serta
dapat dijadikan sebagai acuan penelitian serupa berikutnya.
2. Manfaat penelitian bagi institusi kesehatan
Memberi saran atau alternatif solusi untuk dapat mengatasi permasalahan
ASI Eksklusif dan pembuatan program dalam meningkatkan cakupan
pemberian ASI Eksklusif.
7
3. Manfaat penelitian bagi penulis
Dapat memberi pengetahuan tentang peran dan dukungan suami terhadap
istri dalam memberi ASI Eksklusif dan dapat dijadikan sebagai
pengalaman belajar untuk turun lapangan.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini membahas tentang Motivasi Suami Mendukung
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor. Informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
pasangan suami istri yang memiliki anak bayi usia 6-12 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Penelitian akan
dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2017. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. (Narfin, 2013) Air susu ibu
(ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung
kebutuhan energy dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama
kehidupan bayi (Narfin, 2013).
Adapun dampak jika bayi tidak diberi ASI secara eksklusif yaitu bayi
akan lebih mudah terkena resiko terjadinya penyakit infeksi seperti infeksi
saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan dan infeksi telinga serta
menghambat sistem kekebalan tubuh bayi dan terjadinya karies dentis
(kerusakan gigi) pada bayi (Haryani, 2014).
B. Manfaat ASI Eksklusif
Terdapat manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi, ibu,
keluarga dan negara. Manfaat bagi bayi antara lain adalah makanan alamiah
yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah untuk dicerna, komposisi zat
gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi;
Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan; ASI
9
mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin; Perkembangan
psikomotorik lebih cepat; Menunjang perkembangan kognitif; Menunjang
perkembangan penglihatan; Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak;
Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat; dan Dasar untuk
perkembangan kepribadian yang percaya diri. (Narfin, 2013).
Manfaat bagi ibu antara lain adalah Mencegah perdarahan pasca
persalinan dan mempercepat kembalinya rahin kebentuk semula; Mencegah
anemia defisiensi zat besi; Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum
hamil; Menunda kesuburan; Menimbulkan perasaan dibutuhkan; dan
Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium. (Narfin, 2013).
Manfaat bagi keluarga antara lain adalah Mudah dalam proses
pemberiannya; Mengurangi biaya rumah tangga; dan Bayi yang mendapat ASI
jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat. (Narfin, 2013).
Sedangkan manfaat bagi negara adalah Penghematan untuk subsidi anak sakit
dan pemakaian obat-obatan; Penghematan devisa dalam hal pembelian susu
formula dan perlengkapan menyusui; dan Mendapatkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas. (Narfin, 2013).
C. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Farohiatul (2011), penyebab pemberian ASI non ekslusif
adalah pengetahuan ibu, kondisi kesehatan ibu, dukungan suami, sosial
budaya (meliputi adanya kepercayaan pemberian makanan prelaktal, anggapan
10
yang salah tentang kolostrum, serta anggapan tentang bayi yang menangis
ketika sudah disusui berarti bayi masih lapar dan harus diberi tambahan),
adanya promosi susu formula terutama dari petugas kesehatan, serta adanya
tanggapan positif dari ibu terhadap susu formula dan pengaruh orang tua
(Haryani, 2014).
Faktor yang memengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu ada faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendidikan, pengetahuan,
sikap, kondisi psikologis ibu, dan status persalinan. Sedangkan faktor
eksternal meliputi pekerjaan, sosial ekonomi, dukungan suami, budaya
setempat, peran kelompok potensial, advokasi, iklan susu formula, sikap
petugas kesehatan, penyuluhan (Purwiyanti, 2011).
D. Dukungan Suami
Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik
moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan
kegiatan (menurut Sarwono, 2003). Suami adalah pria yang menjadi pasangan
resmi seorang wanita (menurut KBBI, 2005). Suami juga berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan memberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. Suami memunyai peran memberi dukungan
dan ketenangan bagi ibu yang sedang menyusui, dalam praktik sehari-hari
tampaknya peran ayah ini justru sangat menentukan keberhasilan menyusui
(Narfin, 2013).
Jika ibu menyusui, ayah harus memberikan sandang dan pangan.
Sekitar 50% keberhasilan menyusui ditentukan oleh ayahnya. Seorang ayah
11
dapat mengungkapkan sikap melindungi, sikap memelihara, rasa kasih sayang,
rasa cinta kepada bayinya. Sikap ayah ini membawa dampak berarti dalam
perkembangan anak selanjutnya ayah dapat memengaruhi bayinya dengan
cara tidak langsung, yaitu melalui dorongan yang diberikan kepada ibu
(Narfin, 2013).
E. Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami
Menurut Cholil dkk (dalam Hargi, 2013) menyimpulkan beberapa
faktor yang mempengaruhi dukungan suami, antara lain adalah:
1. Budaya
Masyarakat di berbagai wilayah Indonesia yang umumnya masih
tradisional (Patrilineal), menganggap wanita tidak sederajat dengan kaum
pria, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan
keinginan suami saja. Anggapan seperti ini dapat mempengaruhi perlakuan
suami terhadap istri.
2. Pendapatan
Sekitar 75%-100% penghasilan masyarakat dipergunakan untuk
membiayai seluruh keperluan hidupnya. Secara nyata dapat dikemukakan
bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan
ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga harus memperhatikan
kesehatan keluarganya.
3. Tingkat Pendidikan
12
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan
pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah
pengetahuan suami maka akses terhadap informasi kesehatan bagi
keluarga akan berkurang sehingga suami akan kesulitan untuk mengambil
keputusan secara efektif.
F. Jenis Dukungan
Menurut Cohen dan Syme tahun 1985 mengklasifikasikan
dukungan sosial dalam 4 kategori yaitu :
1. Dukungan informasi, yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi
individu. Dukungan ini, meliputi memberikan nasihat, petunjuk, masukan
atau penjelasan cara seseorang bersikap.
2. Dukungan emosional, yang meliputi ekspresi empati misalnya
mendengarkan, bersikap terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap
sesuatu yang dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih sayang dan
perhatian. Dukungan emosional akan membuat penerima merasa berharga,
nyaman, aman, terjamin, dan disayangi.
3. Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung,
bersifat fasilitas atau materi misalnya menyediakan fasilitas yang
diperlukan, meminjamkan uang, memberikan makanan, permainan atau
bantuan yang lain.
4. Dukungan penilaian, dukungan ini bisa terbentuk penilaian yang positif,
penguatan (pembenaran) untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau
13
menunjukkan perbandingan sosial yang membuka wawasan seseorang
yang sedang dalam keadaan stres.
G. Cara Suami untuk Keberhasilan ASI Eksklusif
Beberapa cara yang dapat dilakukan suami untuk keberhasilan ASI
Eksklusif (Hikmawati, 2008):
1. Setiap saat, siang atau malam, bila bayi ingin minum, ambillah bayi dan
gendong ke ibunya untuk disusui.
2. Selalu sendawakan bayi setelah menyusu. Cara sendawa yang paling tepat
adalah dengan menggendong tegak kemudian perut bayi diletakkan pada
pundak ayahnya.
3. Ganti popoknya sebelum atau sesudah bayi menyusu
4. Gendong bayi dengan kain, biarkan ia merasakan kehangatan badan
ayahnya
5. Tembangkan bayi bila ia gelisah dengan cara menggendong, menepuk-
nepuk, atau menggoyang-goyang tempat tidur goyangnya
6. Sekali-kali mandikan bayi atau bila sudah sedikit lebih besar mandilah
bersama-sama
7. Biarkan bayi berbaring di dada ayahnya agar ia dapat mendengar detak
jantung sang ayah, bunyi nafas, dan kehangatan kulit ayahnya
8. Biasakan memijat bayi anda sejak baru lahir, bila mungkin sehari dua kali.
14
H. Motivasi
Dalam diri individu ada sesuatu yang menentukan perilaku, yang
bekerja dengan cara tertentu untuk mempengaruhi perilaku tersebut. Penentu
perilaku ini disebut dengan motif. Motif merupakan sesuatu yang
menimbulkan perilaku pada organisme. Menurut Ahmadi (2002) motif
manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak
lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif tidak
selalu dapat diamati dari perilaku, atau dapat dikatakan bahwa perilaku yang
nampak tidak selalu menggambarkan motifnya, motif tidak selalu seperti yang
nampak, bahkan kadang-kadang motif berlawanan dengan perilaku yang
nampak. Perilaku yang nampak sama belum tentu dilatarbelakangi oleh motif
yang sama, sebaliknya motif yang sama belum tentu menghasilkan perilaku
yang sama (Afifah, 2007).
Beberapa ahli memberikan kesamaan antara motif dan kebutuhan atau
dorongan (needs). Menurut Ahmadi (2002) (dalam Afifah, 2007), motif juga
dapat timbul karena adanya kebutuhan. Kebutuhan dapat dipandang sebagai
kekurangan sesuatu, dan ini menuntut segera pemenuhannya, untuk segera
mendapatkan keseimbangan. Situasi kekurangan ini berfungsi sebagai suatu
kekuatan atau dorongan alasan, yang menyebabkan seseorang bertindak untuk
memenuhi kebutuhan. Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
motif adalah yang melatarbelakangi individu berbuat sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu (Afifah, 2007).
Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri
manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah
15
laku. Sedangkan, motif adalah suatu alasan/dorongan yang menyebabkan
seseorang berbuat/melakukan tindakan tertentu. Motivasi juga dapat dikatakan
suatu keadaan siap terjadi suatu perbuatan, karena dapat berubah dala waktu
yang relatif singkat tergantung pengaruh dari dalam dan luar individu tertentu.
Oleh karena itu, pembahasan motivasi akan memberikan jawaban atas
pertanyaan “mengapa orang dapat bertindak/bersikap demikian?”. (Handoko,
1992)
I. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Gerungan (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi motivsi
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari segala sesuatu dari dalam
individu itu sendiri. Faktor internal meliputi kondisi fisik, mental, herediter,
keinginan dalam diri sendiri, dan kematangan usia. Sedangkan, Faktor
eksternal adalah faktor motivasi yang timbul dari luar diri seseorang yang
merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal
meliputi lingkungan, dukungan, fasilitas, media, agama dan spiritual, sosial
ekonomi, serta kebudayaan.
J. Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Ryan dan Deci (2000) motivasi memiliki tiga jenis yaitu
motivasi intrinsik, ekstrinsik, dan amotivasi. Motivasi Intrinsik adalah suatu
dorongan yang ada dalam diri individu dimana individu tersebut merasa
senang dan gembira setelah melakukan serangkaian aktifitas. Terdapat tiga
macam motivasi intrinsik yaitu pengetahuan (knowledge), stimulasi
16
(stimulant), dan kecakapan (accomplishment). Pengetahuan (knowledge)
adalah motivasi yang terjadi karena adanya kesenangan dan kepuasan terhadap
penguasaan pengetahuan. Stimulasi (stimulant) adalah motivasi yang timbul
karena adanya kesenangan merasakan suatu sensasi. Kecakapan
(accomplishment) adalah motivasi yang terjadi karena adanya kesenangan dan
kepuasan terhadap penguasaan kemampuan. Secara garis besar, motivasi
intrinsik memiliki unsur-unsur seperti suatu ketertarikan (interest),
kesenangan (enjoyment), dan kepuasan (inherent satisfaction).
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari rangsangan
atau dorongan dari luar. Selain itu motivasi ekstrinsik muncul karena adanya
pengharapan baik berupa imbalan maupun menghindari konsekuensi. Ada
empat macam motivasi ekstrinsik yaitu Identification Regulation, Introjected
Regulation, Integrated Regulation, External Regulation. Identification
Regulation adalah motivasi yang timbul karena individu merasakan kesadaran
akan manfaat yang ditimbulkan dari suatu tindakan atau perilaku. Introjected
Regulation adalah motivasi yang muncul atas dasar kewajiban, kontrol diri,
tanggung jawab dan adanya dorongan internal. Integrated Regulation adalah
motivasi yang muncul karena adanya kesadaran dan mampu menyesuaikan
diri serta melibatkan diri dengan kepentingan orang lain. External Regulation
adalah motivasi yang muncul untuk menghindari hukuman dan mendapat
penghargaan.
Sedangkan, Amotivasi adalah tidak adanya niat dan motivasi dari
dalam diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
dari individu tersebut. Individu yang bersikap Amotivasi karena tidak adanya
17
niat, tidak menghargai, ketidakmampuan, dan kurang kontrol terhadap suatu
tindakan atau perilaku, sehingga dapat dengan mudah dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal dari dalam diri individu tersebut.
18
K. Kerangka Teori
Berdasarkan jenis-jenis motivasi yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan kerangka teori sebagai berikut.
Motivasi
Jenis-Jenis Motivasi
Intrinsik:
-Pengetahuan
-Stimulasi
- Kemampuan/Kecakapan
Ekstrinsik
-Identifikasi Regulasi
-Introjeksi Regulasi
-Integrasi Regulasi
-Eksternal Regulasi
Amotivasi
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Ryan dan Deci (2000); Cohen dan Syme (1985)
Dukungan Suami
Dukungan
Emosional
Dukungan
Informasi
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Fisik
19
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Berpikir
Motivasi
Jenis-Jenis Motivasi
Bagan 3.2 Kerangka Berpikir
Dukungan Suami
Dukungan
Emosional
Dukungan
Informasi
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Fisik
Amotivasi
Intrinsik:
-Pengetahuan
-Stimulasi
- Kemampuan/Kecakapan
Ekstrinsik
-Identifikasi Regulasi
-Introjeksi Regulasi
-Integrasi Regulasi
-Eksternal Regulasi
20
B. Definisi Istilah
Tabel 3.1 Definisi Istilah
Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur
ASI Eksklusif Air susu ibu diberikan kepada
bayi usia 0-6 bulan tanpa
memberikan air, madu, susu
formula, tajin, susu lainnya, dan
makanan tambahan lainnya,
kecuali vitamin, mineral, dan
cairan imunisasi. (Kemenkes RI,
2014)
Wawancara Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Suami Seorang laki-laki yang berstatus
menikah, memiliki bayi berusia
6-12 bulan dan mendukung
pemberian ASI Eksklusif kepada
bayi tersebut ketika bayi berusia
0-6 bulan.
Wawancara
dan
observasi
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Motivasi Motivasi adalah yang
melatarbelakangi individu
(suami) berbuat sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu.
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
21
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Motivasi Intrinsik
adalah Dorongan
yang ada dalam diri
individu dimana
individu tersebut
merasa senang dan
gembira setelah
melakukan
serangkaian
aktifitas. Terdiri
dari pengetahuan,
stimulasi, dan
kemampuan.
Pengetahuan (knowledge)
adalah Motivasi yang terjadi
karena adanya kesenangan dan
kepuasan terhadap penguasaan
pengetahuan. Suami yang
mendukung ASI Eksklusif
karena dalam dirinya
mengetahui hal terkait ASI
Eksklusif.
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Stimulasi (stimulant) adalah
Motivasi yang timbul karena
adanya kesenangan merasakan
suatu sensasi. Suami yang
mendukung ASI Eksklusif
karena senang melihat istri
memberi ASI Eksklusif.
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Kecakapan (accomplishment)
adalah Motivasi yang terjadi
karena adanya kesenangan dan
kepuasan terhadap penguasaan
Wawancara
mendalam
dan
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
22
kemampuan. Suami yang
mendukung ASI Eksklusif
karena dalam dirinya mampu
melakukan tindakan
mendukung ASI Eksklusif.
observasi note), dan hp
(alat perekam
suara)
Motivasi
ekstrinsik adalah
Motivasi yang
bersumber dari
rangsangan atau
dorongan dari luar.
Identifikasi Regulasi:
Motivasi yang timbul karena
individu merasakan kesadaran
akan manfaat yang ditimbulkan
dari suatu tindakan atau
perilaku. Suami yang
mendukung ASI Eksklusif
karena mengetahui manfaat
ASI Eksklusif bagi anak dan
istrinya.
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Introjeksi Regulasi:
Motivasi yang muncul atas
dasar kewajiban, kontrol diri,
tanggung jawab dan adanya
dorongan internal. Suami yang
mendukung ASI Eksklusif
karena mengetahui tanggung
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
23
jawab dan kewajiban sebagai
suami yang peduli terhadap
ASI eksklusif.
Integrasi Regulasi:
Motivasi yang muncul karena
adanya kesadaran dan mampu
menyesuaikan diri serta
melibatkan diri dengan
kepentingan orang lain. Suami
memiliki keinginan untuk
mendukung ASI Eksklusif
karena sadar untuk melibatkan
dirinya dalam kepentingan
kesehatan anak dan istrinya.
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Eksternal Regulasi:
Motivasi yang muncul untuk
menghindari hukuman dan
mendapat penghargaan. Suami
yang mendukung ASI
Eksklusif karena mengetahui
keuntungan yang didapat jika
mendukung ASI Eksklusif.
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
24
Amotivasi Tidak adanya niat dan motivasi
untuk melakukan suatu
tindakan (mendukung ASI
Eksklusif), tindakan tersebut
(mendukung ASI Eksklusif)
dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal dari
individu tersebut. Suami yang
mendukung ASI Eksklusif
tetapi tidak memiliki niat atau
motivasi (hanya mengikuti
aturan, tradisi, dan faktor
lainnya)
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Dukungan Suami Tindakan suami yang dapat
membantu kelancaran
pemberian ASI Eksklusif
Wawancara Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Dukungan
Emosional
Rasa suka yang ditunjukan
suami kepada istrinya dalam
memberikan ASI Eksklusif,
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
25
seperti memberi pujian, kasih
sayang dan perhatian.
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Dukungan
Informasi
Adanya informasi yang
meliputi nasihat, petunjuk,
saran, ataupun umpan balik
dari suami terhadap istrinya
dalam memberikan ASI
Eksklusif
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Dukungan
Penghargaan/
penilaian
Penilaian positif dari suami
terhadap istrinya dalam
memberikan ASI Eksklusif
seperti setuju dengan
keputusan istri memberi ASI
eksklusif dan tidak melakukan
segala tindakan yang
menggagalkan pemberian ASI
Eksklusif.
Wawancara
mendalam
Pedoman
wawancara,
catatan
lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
Dukungan
Instrumental/ fisik
Suami menyediakan kebutuhan
istrinya selama memberikan
ASI Eksklusif seperti
Wawancara
mendalam
dan
Pedoman
wawancara,
catatan
26
memenuhi kebutuhan nutrisi
istri, membantu istri mengurus
bayi, dan memberikan alat atau
bahan untuk mendukung
kelancaran pemberian ASI
Eksklusif
observasi lapangan (field
note), dan hp
(alat perekam
suara)
27
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Menurut Speziale dan Carpenter (2003), pendekatan
fenomenologi yaitu penelitian yang berfokus pada penemuan fakta yang ada.
Menurut Meleong (2013), penelitian fenomenologi meliputi pengalaman
tentang persepsi manusia seperti kepercayaan, kepedulian, keinginan, kasih
sayang, perasaan, serta indera yang ada dalam tubuh manusia. Menurut
Bogdan dan Biklen (1982) (dalam Iskandar, 2009), penelitian dengan
pendekatan fenomenologi berusaha memahami makna dari suatu peristiwa
atau fenomena yang saling berpengaruh dengan manusia dalam situasi
tertentu. Penelitian dengan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi
bertujuan untuk dapat menggali lebih dalam kenyataan atau pengalaman
hidup informan sehingga informan dapat lebih terbuka dalam
menggambarkan perilaku yang dilakukan dan pengalaman yang dialami
(Haryani, 2014). Menurut peneliti, pendekatan fenomenologi adalah cara
yang dilakukan peneliti dalam mendekati informan untuk mengetahui
motivasi dari persepsi serta pengalaman informan dalam mendukung ASI
Eksklusif. Oleh karena itu, peneliti akan mendekati informan yang memiliki
pengalaman mendukung ASI Eksklusif.
28
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor Jawa Barat, yaitu pada bulan Agustus-November 2017.
Adapun alasan terpilihnya Puskesmas Kecamatan Ciawi sebagai tempat
penelitian adalah karena cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Kecamatan
Ciawi tahun 2015 masih sangat rendah yaitu sebesar 29,41% dari target
capaian puskesmas yaitu sebesar 90%.
C. Informan Penelitian
Teknik penentuan informan dalam penelitian adalah dengan cara
purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penetapan
informan yang sesuai dengan kategori atau kriteria penelitian (Iskandar,
2009). Informan pada penelitian ini adalah beberapa pasang suami istri yang
memilliki bayi berusia 6-12 bulan. Informan terdiri dari informan utama dan
informan pendukung. Informan utama adalah suami, sedangkan informan
pendukung adalah istri dan kader. Dalam pendekatan fenomenologi
penentuan jumlah informan menurut Creswell (1998; eds 2014), bahwa
ukuran sampel yang digunakan adalah 5 – 25 orang. Jumlah informan dalam
penelitian ini adalah 5 pasang suami istri dan kader yang mengenal dekat
informan. Akan tetapi, jumlah informan dapat bertambah sesuai dengan
kelengkapan informasi dari informan utama.
29
Kriteria informan yang akan diteliti adalah suami dan istri yang
memiliki bayi berusia 6-12 bulan, suami mendukung ASI Eksklusif, istri
memberikan ASI secara eksklusif selama 0-6 bulan, serta kader yang dekat
dengan pasangan suami istri yang menjadi informan, serta suami dan istri
yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Ciawi.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui Indepth Interview
(wawancara mendalam), dan observasi. Data sekunder diperoleh melalui
laporan terkait masalah yang diteliti seperti data persentase ASI eksklusif di
wilayah Puskesmas Kecamatan Ciawi dan data program (KIA, Gizi
Keluarga, dan Promosi Kesehatan) terkait ASI eksklusif.
E. Metode Pengambilan Data
1. Wawancara
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara mendalam
agar peneliti mendapatkan keterangan dari informan untuk keperluan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti akan melakukan
probing (menggali lebih dalam) dengan mengajukan pertanyaan yang
lebih terinci pada poin-poin pertanyaan saat wawancara informan untuk
mendapatkan jawaban yang lebih lengkap. Wawancara mendalam
biasanya membutuhkan waktu (durasi wawancara) antara 20 menit
30
sampai 2 jam tergantung pada topik pembahasannya (Badriah & Alkaff,
2013). Dalam hal ini, peneliti akan menyesuaikan waktu wawancara
dengan kesepakatan dan situasi informan.
2. Observasi
Kegiatan observasi meliputi pengamatan, pencatatan secara sistematik
kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat, dan hal-hal yang
diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat secara realistis perilaku atau
kejadian dan untuk menjawab pertanyaan (Iskandar, 2009).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara mendalam, dan catatan lapangan (field note). Alat yang
digunakan adalah handphone, alat perekam (tape recorder), dan alat tulis.
G. Teknik Analisis Data
Pengolahan data pada penelitian ini berupa pengumpulan data primer
dan sekunder, membuat transkrip wawancara, mengklasifikasikan data,
membuat matriks untuk klasifikasi data, dan menganalisa data untuk
membuat kesimpulan (Fikawati dan Syafiq, 2009).
Teknik analisa data menurut Miles dan Huberman (1984):
1. Reduksi data
31
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mengubah data yang
diperoleh. Reduksi data dapat dilakukan sebelum pengumpulan data dan
sesudah pengumpulan data. Sebelum pengumpulan data, reduksi data
yang dilakukan dapat berupa menentukan kerangka konsep, memilih
kasus, membuat pertanyaan penelitian, dan menentukan cara
pengumpulan data. Sedangkan setelah pengumpulan data, reduksi data
yang dilakukan dapat berupa menulis kesimpulan sementara, membuat
coding, memilih tema, membuat pengelompokan, dan menulis catatan
(Badriah & Alkaff, 2013).
2. Penyajian Data (display data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Pada
tahap ini peneliti akan menjelaskan dan menguraikan data-data yang
telah dikelompokan menjadi kalimat-kalimat yang bermakna agar sesuai
dengan tujuan umum dan tujuan khusus. Penyajian data merupakan
informasi yang diorganisasikan, diringkas, dan disusun sehingga
memungkinkan dibuat kesimpulan. Penyajian data dapat berupa matriks,
grafik, chart, atau networks (Badriah & Alkaff, 2013).
3. Kesimpulan (conclusion drawing/verification)
Pada tahap ini, peneliti akan menyimpulkan data yang sudah disajikan
secara naratif agar sesuai dengan tujuan penelitian. Penarikan
kesimpulan diverifikasi terus menerus selama proses analisis dengan
cara mengecek kembali data yang ada, mendiskusikan dengan teman,
32
mencek data dari informasi lain, dan mengonfirmasikan dengan
kenyataan (Badriah & Alkaff, 2013).
Menurut Creswell (2010) (dalam Sugiyono, 2012) terdapat beberapa
langkah dalam menganalisis data sebagaimana berikut ini:
1. Mengolah data dan mengintrepetasikan data untuk dianalisis. Langkah ini
melibatkan transkrip wawancara, menscaning materi, mengerti data
lapangan atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-
jenis yang berbeda tergantung sumber informasi.
2. Membaca keseluruhan data. Dalam tahap ini, menulis catatan-catatan
khusus atau gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.
3. Menganalisis lebih detail dengan mengkoding data. koding merupakan
proses mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan
sebelum memaknainya.
4. Menerapkan proses koding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang,
kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis
5. Menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan
kembali dalam narasi atau laporan kualitatif.
6. Menginterpretasi atau memaknai data
H. Reliabilitas dan Validitas Data
Mengukur reliabilitas dalam kualitatif menurut Creswell (2010)
(dalam Sugiyono, 2012) dengan melalui sejumlah prosedur sebagai berikut :
33
1. Mengecek hasil transkrip untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang
dibuat selama proses transkripsi.
2. Memastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai
kode-kode selama proses koding. Hal ini dapat dilakukan dengan terus
membandingkan data dengan kode-kode atau dengan menulis cacatan
tentang kode-kode dan definisi-definisinya.
3. Untuk penelitian yang berbentuk tim, mendiskusikan kode-kode bersama
partner satu tim dalam pertemuan rutin sharing analisis.
4. Melakukan cross-check dan membandingkan kode-kode yang dibuat oleh
peneliti lain dengan kode-kode yang telah dibuat sendiri.
Menurut Creswell (2010) (dalam Sugiyono, 2012) validitas kualitatif
merupakan pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan
prosedur-prosedur tertentu. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Menurut Moloeng (2007) (dalam Iskandar, 2009), dalam menguji
keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu pemeriksaan
yang memanfaatkan sesuatu lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data tersebut. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai
cara untuk menguji validitas data. Triangulasi dibagi menjadi empat yaitu
triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori. Penelitian ini menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber adalah
pengujian untuk menguji kredibilitas data, dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sedangkan
34
triangulasi metode memungkinkan peneliti melengkapi kekurangan informasi
yang diperoleh metode tertentu dengan metode lainnya.
Triangulasi sumber melibatkan beberapa informan yaitu pasangan
suami istri dan kader. Tahap pertama informan kader digunakan sebagai
sumber yang mendukung data terkait kebenaran ASI Eksklusif dan kehidupan
pasangan suami istri yang akan menjadi informan. Tahap kedua istri
digunakan sebagai sumber yang mendukung data terkait bentuk-bentuk
dukungan suami yaitu dukungan informasi, penghargaan, penilaian, dan fisik.
Tahap ketiga, suami digunakan sebagai informan utama yang memberikan
data terkait jenis-jenis motivasi (internal, eksternal, dan amotivasi) yang
digunakan suami dalam mendukung ASI Eksklusif. Tahap keempat,
pernyataan para suami dan para istri dipilah kedalam sub tema penelitian
untuk diberi kesimpulan sementara.
Triangulasi metode melibatkan metode wawancara disertai wawancara
mendalam dan observasi. Seluruh informan akan diberikan pertanyaan
melalui wawancara disertai wawancara mendalam untuk mendapatkan data
yang sesuai dengan tujuan umum maupun khusus. Metode observasi
digunakan untuk mendukung data seperti dukungan fisik.
35
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Puskesmas Kecamatan Ciawi terdiri dari lima desa yaitu desa Ciawi,
Bendungan, Pandansari, Banjarwaru dan Bitungsari. Perbatasan wilayah
kerja UPT Puskesmas Ciawi adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Bogor
2. Sebelah Timur: berbatasan dengan Kecamatan Megamendung Kab
Bogor
3. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kecamatan Caringin Kab Bogor
4. Sebelah Barat: berbatasan dengan Kota Bogor
Puskesmas Kecamatan Ciawi terletak di Kecamatan Ciawi dengan luas
wilayah 2.518 Hektar yang terdiri dari tanah darat 1471,827 M2 dan tanah
sawah 1046.173 M2 . Jumlah penduduk Kecamatan Ciawi 108.171
Jiwa,terdiri 55.912 jiwa laki laki dan 52.259 perempuan. Jarak Ibukota
Kecamatan Ciawi dengan Ibukota Kabupaten Bogor 28 km.
Menurut data Puskesmas Kecamatan Ciawi, cakupan ASI eksklusif
tiap wilayah kerja pada bulan Januari tahun 2016 adalah desa Ciawi
(21,4%), Bendungan (100%), Pandansari (12,5%), Banjarwaru (39%) dan
Bitungsari (9,8%).
36
B. Karakteristik Informan
Informan penelitian memiliki kriteria yaitu suami dan istri yang
memiliki bayi berusia 6-12 bulan, suami mendukung ASI eksklusif, istri
memberikan ASI secara eksklusif selama 0-6 bulan, serta kader yang dekat
dengan pasangan suami istri yang menjadi informan, serta suami dan istri
yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Ciawi.
Informan yang diteliti sebanyak lima pasang. Nama inisial pasangan informan
yang pertama adalah U (suami) dan M (istri). Nama inisial pasangan kedua M
(suami) dan J (istri). Nama inisial pasangan ketiga J (suami) dan N (istri).
Nama inisial pasangan keempat S (suami) dan A (istri). Nama inisial
pasangan kelima H (suami) dan S (istri). Berikut adalah karakteristik
informan:
37
Tabel 5.2. Karakteristik Informan
Informan Umur
Bayi
(bulan)
Jumlah
Anak
Alamat Pekerjaan
Suami
Usia
Suami
(tahun)
Pekerjaan
Istri
Usia
Istri
(tahun)
Suami
Mengikuti
KP-ASI
Istri Aktif
Posyandu
Pasangan
1
11 3 Gang
Gadog
Desa
Bendungan
(rumah
berdekatan
dengan
rumah
orang tua)
Buruh
bangunan
40 Ibu
Rumah
Tangga
30 Tidak Aktif
Pasangan
2
7 2 Gang
Gadog
Desa
Buruh
bangunan
38 Ibu
Rumah
Tangga
30 Tidak Aktif
38
Bendungan
(Baru
pindah
kerumah
orang tua)
dan usaha
warung
Pasangan
3
11 2 Gang
Gadog
Desa
Bendungan
(rumah
kontrakan
dan jauh
dari orang
tua)
Pengemu
di Ojek
Online
27 Ibu
Rumah
Tangga
23 Tidak Aktif
Pasangan
4
11 3 Kampung
Seseupan
Desa
Bendungan
(tidak
Pegawai
Pom
Bensin
40 Ibu
Rumah
Tangga
dan kader
38 Tidak Aktif
39
tinggal
dengan
orang tua)
Pasangan
5
7 1 Kampung
Seseupan
Desa
Bendungan
(rumah
berdekatan
dengan
rumah
orang tua)
Pengurus
dan
Pengajar
Pondok
Pesantren
27 Ibu
Rumah
Tangga
18 Tidak Aktif
40
40
C. Gambaran Motivasi Suami
1. Motivasi Intrinsik
a. Pengetahuan
Para suami mengungkapkan pendapat mereka terkait apa
yang mereka ketahui tentang ASI eksklusif seperti pengertian dan
manfaat ASI eksklusif, membandingkan ASI dengan susu formula,
serta cara melancarkan ASI eksklusif. Pengetahuan para suami
terkait pengertian ASI eksklusif dinilai masih kurang karena masih
ada dari mereka yang kurang tepat mengungkapkan pengertian ASI
eksklusif. Sedangkan pengetahuan tentang ASI eksklusif lainnya
seperti manfaat, perbandingan ASI dengan susu formula, dan cara
melancarkan ASI, dinilai cukup beragam.
Berdasarkan keterangan beberapa orang suami, pengertian
ASI eksklusif merupakan Air Susu Ibu yang diberikan antara 0-6
bulan, kemudian Air Susu Ibu tidak boleh dicampurkan oleh air,
teh, madu, buah, dan makanan pendamping ASI lainnya dari usia
bayi 0 sampai 6 bulan. Berikut salah satu pendapat informan yang
tepat mengenai pengertian ASI eksklusif:
“dari melahirkan ya, mungkin kurang lebih 6 bulan,... kalo udah
boleh makan baru diberikan buah, air. Kalo baru lahir sampe 6
bulan mah ASI aja udah cukup. ... mungkin ya sepengetahuan saya
aja yang udah ngalamin ke dua anak.” (Suami 2)
41
Walaupun begitu ada pula suami yang mengatahan bahwa
diusia 0-6 bulan boleh jika diberikan susu formula atau buah,
padahal istri mereka memberikan ASI eksklusif. Salah seoarang
suami memperbolehkan bayinya diberikan susu formula diusia 0-6
bulan apabila air susu ibunya sedikit. Alasannya agar bayinya tidak
kekurangan nutrisi makan dan minumnya. Sedangkan pendapat
suami lainnya yang setuju bayinya diberikan buah memiliki alasan
agar bayinya dapat tambahan nutrisi dari buah. Berikut pernyataan
informan:
“boleh diberikan susu formula paling. Kalo kekurangan... kalo
cukup mah engga, ya Alhamdulillah, ...” (Suami 3)
“ga boleh ya kalo baru lahir mah ya belum boleh.. tapi kalo buah
mah boleh diberikan.” (Suami 1)
Manfaat ASI eksklusif yang dipahami oleh para suami
diantaranya adalah baik untuk pertumbuhan, kesehatan, kekebalan
tubuh, kecerdasan, dan dapat mendekatkan hubungan ibu dan anak.
Berikut salah satu pendapat informan yang sama dengan pendapat
informan lainnya:
“buat pertumbuhan anak gitu, biar sehat anaknya. Haha” (Suami
2)
Para suami juga membandingkan ASI eksklusif dengan
susu formula. ASI Ekslusif lebih baik dari susu formula karena
42
lebih steril, alami, lebih sehat, dan dapat mencerdaskan bayi
mereka. Berikut salah satu pendapat informan:
“kalo setau saya kalo pake formula itu sebetulnya kalo buat
pertumbuhan sama, cepet gede juga kalo pake susu formula, kalo
diberikan ASI kan agak kurang (kurang besar pertumbuhan
fisiknya), tapi kalo kesehatan ya dijamin (untuk yang pakai ASI
eksklusif), kalo kecerdasan saya masih kurang tau tapi anak saya
pake ASI, alhamdulillah pinter mba,...” (Suami 4)
Pengetahuan lainnya menurut para suami adalah tentang
cara melancarkan ASI eksklusif yaitu dengan makan sayur yang
banyak, dan dari lahir sudah dibiasakan minum ASI. Berikut salah
satu pendapat informan yang terkait:
“hehe, ya kan kalo lagi menyusui kan harus makan sayur-sayuran,
begitukan?” (Suami 2)
Walaupun para suami belum memiliki pengetahuan yang
baik terkait ASI eksklusif, akan tetapi mereka tetap mendukung
ASI eksklusif dan mencari informasi terkait ASI eksklusif dengan
menemani istri konsultasi kesehatan atau mencari tahu melalui
media massa (internet).
b. Stimulasi
Suami memiliki reaksi yang positif ketika istri mengambil
keputusan untuk memberi ASI secara eksklusif. Dapat dikatakan
43
bahwa suami termotivasi karena adanya stimulus dari istri yang
setuju memberi ASI secara eksklusif. Sikap atau reaksi suami
ketika istri memberikan ASI eksklusif dinilai cukup beragam.
Suami merasa bangga ketika istri memberi ASI eksklusif. Reaksi
lainnya muncul apabila istri tidak memberi ASI maka reaksi suami
akan khawatir dengan anaknya. Suami khawatir kepada bayinya
apabila kekebalan tubuhnya berkurang dan mudah jatuh sakit.
Ada pula suami yang bereaksi kecewa kepada istrinya.
Suami kecewa apabila istri tidak memberikan ASI eksklusif karena
istrinya tidak memenuhi ambisinya untuk memberi bayinya ASI
eksklusif. Ambisi tersebut muncul karena suami tidak ingin kalau
anaknya disebut sebagai ‘anak sapi’ dengan kata lain suami
menginginkan adanya interaksi dan hubungan yang harmonis
antara istri dan bayinya. Berikut adalah salah satu pendapat
informan yang terkait:
(kalau istri tidak memberi ASI) “saya agak kecewa juga ya,... kan
biar lebih deket sama ibunya aja kan ya, daripada dibilang susu
sapi, eh anak sapi, hahah,”(Suami 5)
Kemudian ada suami yang merasa bangga untuk alasan
kesehatan anaknya akan tetapi lebih menekankan perasaan
bersyukur dan bangganya karena alasan ekonomi. Sehingga
stimulasi tersebut bukan karena istri memberi ASI eksklusif
melainkan karena adanya faktor ekonomi yang mempengaruhi
44
tindakan mendukung ASI eksklusif. Alasan ekonomi yang
dimaksud adalah biaya hidup sehari-hari yang dinilai berat tidak
dapat lagi dibebani dengan keperluan lainnya. Sehingga suami
sangat menyarankan kepada istri untuk berhemat salah satunya
tidak membeli susu formula, dan hanya memberikan ASI untuk
anaknya. Pekerjaan suami sebagai buruh bangunan (yang hanya
mendapatkan pekerjaan ketika ada panggilan) menjadi penyebab
kurangnya penghasilan keluarga. Berikut pendapat informan:
“ya, gimana yak, hehe masalah keuangan ini hahah” (Suami 1)
c. Kemampuan
Kemampuan yang dimaksud oleh peneliti adalah dukungan
yang dapat dilakukan oleh suami yaitu berupa dukungan
emosional, penghargaan, informasi, dan fisik. Berbagai cara
dilakukan suami dalam mendukung istri memberi ASI eksklusif.
Sehingga dapat dikatakan bahwa suami termotivasi karena mampu
mendukung ASI eksklusif secara emosional, penghargaan,
informasi, dan fisik. Ada pula suami yang tidak mampu
mendukung lebih secara fisik dan informasi karena alasan sibuk
bekerja dan jarang dirumah.
Para suami mampu mendukung secara emosional,
penghargaan, informasi, dan fisik. Dukungan emosional yang
diberikan para suami diantaranya adalah perasaan bangga karena
kebutuhan nutrisi bayi tercukupi, bersyukur karena ASI istri
45
banyak sehingga kebutuhan anak terpenuhi, perhatian kepada istri
agar istri sehat selalu dan berambisi mendukung ASI eksklusif.
Dukungan penghargaan yang diberikan para suami
diantaranya adalah tidak setuju bila bayinya diberikan makanan
dan minuman selain ASI eksklusif karena belum cukup usia,
berusaha mempercepat atau melancarkan ASI dengan cara
tradisional, dan setuju mendukung ASI eksklusif. Berikut salah
satu bentuk dukungan penghargaan yang diberikan informan yaitu:
“kalo saya dari dulu belum pernah mba (puting lecet), kalo ASInya
kurang/dikit ya saya berusaha itu buat mempercepat itu saya pake
daun katuk satu pepaya muda, direbus, kalo engga jantung
pisang.” (Suami 4)
Dukungan informasi yang diberikan suami diantaranya
adalah memulai memberi ASI sejak baru lahir agar ASI terus
lancar dan banyak, jika ada kendala pada salah satu payudara atau
kedua payudara maka payudara digunakan secara bergantian untuk
memberi ASI, dan selama satu minggu bayi dapat bertahan tanpa
ASI jadi selama itu suami harus melakukan berbagai cara agar
produksi ASI banyak seperti memberi sayur dan buah untuk istri
serta merangsang dengan menyusui bayi. Berikut salah satu bentuk
dukungan informasi yang diberikan informan yaitu:
“waktu baru pas ngelahirin juga susah keluar tapi kan dari dokter
udah ngasih tau ini selama satu minggu ga pake minum ASI
46
gapapa bayi masih bertahan gitu, jadi diusahain terus dipacu.”
(Suami 4)
Dukungan fisik yang diberikan suami diantaranya adalah
ada suami yang menggunakan pompa ASI agar produksi ASI
banyak, ada yang membeli susu untuk ibu menyusui agar produksi
ASI banyak, ada yang membelikan sayur dan buah sepulang kerja,
dan ada pula yang memberi pelayanan berupa membantu istri
mengendong bayi dan mengajak bermain anaknya (berdasarkan
observasi). Berikut salah satu bentuk dukungan fisik yang
diberikan informan yaitu:
“kalau selama masih ada ASInya mah ya paling pake pompa,..
waktu yang pertama begitu, pas pertama lahir mah pake gitu, tapi
pas udah kesininya mah udah makan sayuran itu, Alhamdulillah
banyak ya udah gitu.”(sambil mengendong kemudian memangku
bayinya) (Suami 2)
Adapula suami yang hanya mampu mendukung secara
emosional dan penghargaan. Alasan informan diantaranya adalah
informan jarang dirumah karena sibuk mencari uang sehingga
informan menyerahkan segala urusan rumah tangga termasuk
mengurus bayi kepada istrinya. Walaupun begitu suami tersebut
memberi dukungan dengan memuji istri (dukungan emosional),
dan setuju apapun yang dilakukan istri dalam memberi ASI
47
eksklusif (dukungan penghargaan). Berikut dukungan emosional
informan terkait:
“wah bukan cuma bangga, (sambil menatap mesra istrinya dan
tersenyum, sang istri tertawa sambil malu-malu dan wajah
memerah)” (Suami 1)
Berikut dukungan penghargaan informan terkait:
“iya yakin saya hehe. (istrinya dapat mengurus anak dan memberi
ASI tanpa mencampur dengan susu formula)” (Suami 1)
2. Motivasi Ekstrinsik
a. Identifikasi Regulasi
Manfaat ASI eksklusif dirasakan oleh para suami cukup
beragam. Pengetahuan terkait manfaat ASI eksklusif didapatkan
berdasarkan pengalaman dan sumber informasi lainnya seperti
mengikuti konsultasi dan melalui media internet. Berdasarkan
keterangan para suami, dapat disimpulkan bahwa mereka
termotivasi karena menyadari banyaknya manfaat ASI eksklusif
bagi bayi mereka.
Para suami mengakui bahwa ASI eksklusif lebih bagus
karena nutrisi lebih banyak dari formula, makanan pertama bagi
bayi, kebutuhan makan dan minum anak, dapat mencerdaskan,
untuk pertumbuhan, untuk kesehatan dan menjalin hubungan
48
harmonis antara ibu dan anak. Berikut salah satu pendapat
informan:
“iya pinter, saya ga tau apa jangan jangan karna susu Eksklusif
apa engga, tapi setau saya Eksklusif bisa buat kesehatan otomatis
buat kecerdasan juga bisa,...” (Suami 4)
b. Introjeksi Regulasi
Para suami setuju bahwa mendukung ASI eksklusif
merupakan kewajiban dan tanggung jawab suami. Alasan mereka
menyetujui bahwa suami berkewajiban dukung ASI eksklusif
cukup beragam. Walaupun suami menyadari bahwa mendukung
ASI eksklusif merupakan kewajibannya, adapula suami yang tidak
mengetahui cara menjalankan kewajiban tersebut. Alasannya
karena pengetahuan mereka yang kurang terkait ASI eksklusif dan
kesibukan mereka bekerja. Hal tersebut berpengaruh pada
dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri.
Alasan suami setuju berkewajiban mendukung ASI
eksklusif diantaranya adalah untuk kesehatan bayinya, ASI
memiliki kualitas yang lebih baik dari susu formula, dan agar bayi
tercukupi kebutuhan nutrisinya. Salah satu suami setuju dan
berjuang untuk kelancaran memberikan ASI istrinya. Upaya yang
dilakukan suami demi kelancaran ASI istrinya adalah menemani
kontrol ke dokter dan menyarankan istri untuk terus menyusui agar
49
dapat memicu produksi ASI yang lebih banyak. Berikut salah satu
pernyataan informan:
“ya saya tanggung jawab saya siap sedia makanya saya usahakan
biar istri saya sehat selalu, makanya kalo istri saya pusing pusing
langsung saya kontrol ke bidan gitu.... waktu baru pas ngelahirin
juga susah keluar tapi kan dari dokter udah ngasih tau ini selama
satu minggu ga pake minum ASI gapapa bayi masih bertahan gitu,
jadi diusahain terus dipacu.” (Suami 4)
Para suami setuju berkewajiban mendukung ASI eksklusif,
salah satu suami yang setuju berkewajiban mendukung ASI karena
ASI banyak sehingga bayi tidak merasa kekurangan makan dan
minum. Apabila ASI sedikit dan puting istri lecet maka suami akan
memberi susu formula kepada bayinya karena merasa bayinya akan
kekurangan nutrisi dan kasihan kepada istrinya jika dipaksa diberi
ASI ketika putingnya lecet. Walaupun begitu, suami tersebut tetap
dinyatakan bertanggung jawab mendukung ASI eksklusif karena
sebelum memberikan minum dan makanan lain selain ASI
eksklusif kepada bayinya, suami tersebut tetap mengupayakan
dengan memberi susu ibu menyusui untuk istri dan menyarankan
kepada istri untuk bergantian menggunakan payudara ketika
menyusui. Berikut pernyataan informan yang terkait:
50
“ya setuju aja soalnya kalau engga diberikan (ASI) juga kasian
kan bayinya juga, kalo ga diberikan kan juga semakin banyak susu
ASI nya.” (Suami 3)
Adapula suami yang setuju berkewajiban mendukung ASI,
akan tetapi tidak mengetahui alasannya. Suami tersebut
menyerahkan kepada istrinya untuk mengurus dan memberi ASI
kepada bayinya, sedangkan informan hanya mendukung secara
penghargaan dan emosional. Berikut pernyataan dari informan
yang terkait:
“iya, saya mah nyuport (support/dukung) doang.” (Suami 5)
c. Integrasi Regulasi
Motivasi suami untuk mendukung ASI eksklusif salah
satunya dengan memiliki kesadaran bahwa suami berpengaruh
dalam mendukung ASI eksklusif dan ASI eksklusif baik untuk ibu
dan anak. Kesadaran suami dapat dilihat melalui upaya suami
dalam melancarkan ASI eksklusif jika dihadapkan pada kasus ASI
sedikit dan puting payudara lecet. Hal tersebut menunjukan bahwa
suami memiliki kesadaran dalam mendukung istri memberikan
ASI eksklusif.
Menurut keterangan para suami, mereka tidak akan
langsung memberikan susu formula atau makanan lainnya selama
ASI masih ada dan masih dapat diupayakan agar produksi ASI
lancar dan istri sukses memberikan ASI eksklusif. Berbagai macam
51
upaya yang disampaikan oleh para suami ketika dihadapkan pada
kasus ASI kurang dan puting payudara istri lecet diantaranya
adalah diobati puting yang lecet, dirangsang oleh bayinya sendiri,
menggunakan pompa ASI, makan sayur, mengganti posisi bayi
dari payudara satu ke payudara lainnya yang tidak lecet. Berikut
salah satu pernyataan dari informan:
“kalau selama masih ada ASInya mah ya paling pake pompa,..
waktu yang pertama begitu, pas pertama lahir mah pake gitu, tapi
pas udah kesininya mah udah makan sayuran itu, Alhamdulillah
banyak ya udah gitu.” (Suami 2)
Adapula suami yang sadar bahwa peran suami adalah
memberi pengarahan kepada istri dengan informasi yang didapat
terkait ASI, dan menyarankan istri agar mandiri dan peduli.
Berikut pernyataan dari informan yang terkait:
“kita sebagai suami harusnya kasih pengarahan mba, ya
sepengetahuan kita aja, atau engga kita nanya nanya kalo ga tau,
nah sekarang kan sudah ada google. Baiknya ya kita harus kasih
pengarahan kepada istri gimana caranya. Istri juga harus lebih
tau, istri saya malah lebih tau lebih pinter haha” (Suami 4)
d. Eksternal Regulasi
Motivasi suami dalam mendukung ASI eksklusif salah
satunya dengan mengetahui keuntungan yang didapat suami jika
mendukung ASI eksklusif. Keuntungan yang didapatkan suami
52
apabila mendukung ASI eksklusif cukup beragam diantaranya
adalah ekonomis (irit biaya), anak lebih sehat, praktis, dan punya
kebanggaan tersendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa suami
termotivasi karena mengetahui bahwa mendukung ASI eksklusif
dapat menguntungkan pihak suami.
Beberapa suami berpendapat bahwa dengan memberi ASI
eksklusif dapat mengirit biaya (ekonomis). Berikut pernyataan dari
beberapa informan yang terkait:
“keuntungan buat saya ya ekonomis praktis. Ya aturan saya
ngeluarin duit buat susu formula kan mahal mba, jadi ASI, kalo
praktisnya kalo kebangun malem malem ga usah bikin susu tinggal
ngeluarin kan praktis haha gitu mba.” (Suami 4)
Beberapa suami launnya berpendapat bahwa keuntungan
mendukung ASI eksklusif bagi suami adalah kebutuhan nutrisi
anak terpenuhi dan suami bangga karena ibu dan bayinya
hubungannya menjadi dekat.
“keuntungan dari segi materi mungkin ga ada keuntungan atau
gimana gimana ya. Yang pasti punya kebanggaan sendiri aja kalo
ngasih ASI itu,” (Suami 5)
“kalo susu formula kan itu kan hanya buat minumannya aja, kalo
ini kan plus buat makannya juga.” (Suami 3)
53
3. Amotivasi
Amotivasi terjadi apabila dukungan suami tersebut disebabkan
oleh faktor-faktor lain dan bukan karena motivasi. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa para suami termotivasi
sehingga tidak ada suami yang dikatagorikan Amotivasi.
54
D. Gambaran Dukungan Suami
1. Dukungan Emosional
Dukungan emosional yang diberikan oleh para suami dalam
mendukung ASI eksklusif dapat diketahui melalui pendapat istri
mereka. Dukungan emosional menurut para istri dapat ditunjukan
melalui respon suami yang bangga terhadap istrinya, suami yang
mengingatkan istrinya untuk memberi ASI, dan suami mengingatkan
bahwa ASI itu sehat. Berikut pendapat dari istri:
“ya, kalo itu suka ingetin ngasih ASI,...” (Istri 4)
Berdasarkan keterangan para istri dapat disimpulkan bahwa
dukungan emosional yang diberikan suami dapat dirasakan oleh istri.
2. Dukungan Informasi
Berdasarkan keterangan para istri, dapat disimpulkan bahwa
dukungan informasi dari suami terkait ASI cukup beragam. Akan
tetapi, ada istri yang tidak mendapat informasi terkait ASI karena
pengetahuan suami yang kurang terkait ASI dan kesibukan suami
bekerja.
Beberapa istri mendapatkan informasi bahwa ASI eksklusif baik
untuk pertumbuhan. Berikut salah satu pernyataan dari istri:
“bagus untuk pertumbuhan kayaknya mah ya, hehhe” (jawaban sama
dengan jawabannya suami ketika wawancara) (Istri 2)
55
Selain itu, informasi yang didapat istri adalah makanan yang
dikonsumsi ibu berpengaruh bagi kualitas ASI. Berikut pernyataan dari
istri yang terkait:
“ya gitu biar sehat aja, kan ibunya juga harus jaga makanannya biar
ASInya sehat. Kalo makan pedes kan suka mencret bayinya.” (Istri 3)
Kemudian istri diberitahu bagaimana cara memperbanyak ASI
dengan mengkonsumsi sayur seperti bayam. Berikut pernyataannya:
“sayur apa aja, yang penting sayur, terutama sayur bayem. Katanya
(kata suaminya sambil menunjuk suaminya dengan menatap) kan bikin
banyak air susu.” (Istri 5)
Adapula suami yang memberikan informasi bahwa ASI eksklusif
dapat mempererat hubungan antara ibu dan anak. Berikut
pernyataannya:
(suami memberi informasi tentang ASI) “iya dia sering buka buka
internet... ASI lebih baik dari susu formula ya katanya, baik buat
pertumbuhannya, terus lebih mendekatkan bayi dengan ibu.” (Istri 5)
Ada istri yang suaminya tidak memberitahukan informasi terkait
ASI karena kurangnya pengetahuan atau informasi suami terkait ASI
eksklusif. Berikut pernyataannya:
“engga, hehe gak ngerti kali yah hehe yang penting mah diberikan ASI
aja gitu hehe.” (Istri 1)
56
3. Dukungan Penghargaan
Dukungan penghargaan atau penilaian yang dimaksud dalam
penelitian adalah sikap setuju terhadap ASI eksklusif, keyakinan suami
pada istri untuk memberi ASI eksklusif, tidak melakukan tindakan
yang menggagalkan ASI eksklusif. Berdasarkan keterangan para istri
dapat disimpulkan bahwa semua istri merasakan dukungan
penghargaan atau penilaian yang dilakukan suami cukup beragam.
Dukungan penghargaan yang diberikan diantaranya adalah dengan
cara suami bersyukur karena istrinya lancar memberi ASI. Berikut
pernyataan dari istri:
(dapat dilihat dari respon suami ketika diwawancarai “Alhamdulillah
lancar terus.”) (Suami 1)
Selain itu,dukungan lainnya adalah suami akan marah bila anaknya
tidak diberi ASI. Berikut pernyataannya:
(kalau ga diberikan ASI) “ya dimarahin atuh (sama suami) kasian
dedenya” (Istri 2)
Ada suami yang berusaha bila istrinya kesulitan memberi ASI,
dengan begitu suami mendukung keberhasilan ASI eksklusif. Berikut
pernyataan dari informan terkait:
“ya harus (diusahakan diberikan ASI), malah kalo misalnya ASInya
kering, dia nya yang sibuk nyari katuk nyari apa kitu.” (Istri 4)
57
Ada pula suami yang berambisi untuk ASI eksklusif. Berikut
pernyataan dari istri:
“emang dia (suaminya) ambisi ga mau yah (tidak mau pakai susu
formula),” (Istri 5)
4. Dukungan Fisik
Dukungan fisik yang diberikan suami kepada istrinya bukan hanya
dari segi materi tetapi juga dari segi pelayanan. Jika dilihat dari segi
materi, menurut istri dukungan fisik yang diberikan suami cukup
beragam antara lain adalah membelikan sayur, membeli susu pelancar
ASI (susu ibu menyusui), membeli vitamin, dan membebaskan istri
untuk makan apa saja yang beragam. Berikut pernyataan dari istri
yang terkait:
“...terus suka apa tuh beliin makanan, yang banyak sayur sayuran
kitu, sayur yang biar banyak ASInya gitu.. ... pernah minum susu gitu
lactamil yang buat nyusuin... ... kalo (minum vitamin) vitamin paling
kayak kalsium gitu,” (Istri 4)
“suka diberikan susu.. paling susu bendera kitu” (Istri 3)
Akan tetapi, beberapa istri tidak menggunakan pompa ASI karena
istri mengaku ASInya lancar. Berikut pernyataannya:
“engga, gak pake pompa pompaan,.. ... (ASI keluar sedikit) belum
pernah, malah banyak terus haha” (Istri 1)
58
Berdasarkan observasi, terlihat bahwa suami turut menggendong
dan bermain dengan bayinya walaupun baru tiba dirumah sepulang
bekerja.
59
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbasan Penelitian
Selama proses penelitian, peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam
penelitian, diantaranya adalah:
1. Waktu wawancara yang kurang karena situasi dari suami yang lelah
(setelah pulang bekerja). Hal tersebut berpengaruh terhadap jawaban
suami yang kurang terlalu mendalam sehingga akan mempengaruhi
kualitas data.
2. Selain itu, informasi yang diberikan oleh informan terkadang tidak
menunjukan keadaan yang sesungguhnya. Sehingga dalam hal ini
kemungkinan terjadi ketidakjujuran informan dalam memberikan
informasi.
B. Motivasi Suami
1. Motivasi Intrinsik
a. Pengetahuan
Para suami mengungkapkan pendapat mereka terkait apa
yang mereka ketahui tentang ASI eksklusif seperti pengertian dan
manfaat ASI eksklusif, membandingkan ASI dengan susu formula,
60
serta cara melancarkan ASI eksklusif. Pengetahuan para suami
terkait pengertian ASI eksklusif dinilai masih kurang karena masih
ada dari mereka yang kurang tepat mengungkapkan pengertian ASI
eksklusif. Sedangkan pengetahuan tentang ASI eksklusif lainnya
seperti manfaat, perbandingan ASI dengan susu formula, dan cara
melancarkan ASI, dinilai cukup beragam.
Secara umum pengertian ASI eksklusif menurut pendapat
para suami adalah Air Susu Ibu yang eksklusif diberikan antara 0-6
bulan dan ASI lebih baik diberikan sampai 2 tahun, kemudian Air
Susu Ibu tidak boleh dicampurkan oleh air, teh, madu, buah, dan
makanan pendamping ASI lainnya dari usia bayi 0 sampai 6 bulan.
Hal ini sejalan dengan pengertian ASI eksklusif menurut definisi
WHO menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau
minuman lain (termasuk air putih) kecuali obat-obatan, vitamin,
mineral tetes, dan ASI perah pada usia bayi 0 sampai 6 bulan
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Tambahan informasi menurut
Departemen Kesehatan RI melalui SK Menkes
No.450/Men.kes/SK/IV/2004 yaitu menetapkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan yang optimal (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
Walaupun para suami belum memiliki pengetahuan yang
baik terkait ASI eksklusif, akan tetapi mereka tetap mendukung
ASI eksklusif dan mencari informasi terkait ASI eksklusif dengan
61
menemani istri konsultasi kesehatan atau mencari tahu melalui
media massa (internet). Hal tersebut sejalan dengan faktor yang
berpengaruh dalam tingkat pengetahuan seseorang antara lain
adalah tingkat pendidikan, sumber informasi (media massa atau
penyuluhan), budaya, pengalaman dan sosial ekonomi
(Notoatmodjo, 2007). Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin
banyak informasi, dan semakin banyak pengalaman seseorang
maka semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo,
2007). Budaya, sosial, dan ekonomi akan memberikan pengaruh
yang bersifat statis yaitu aturan yang melekat pada masyarakat
sehingga pengetahuan akan berkembang sesuai dengan bagaimana
budaya, sosial, dan ekonomi yang ada pada lingkup sekitar
individu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan suami akan bertambah
karena keputusan suami mencari informasi sendiri melalui
membaca atau pernah mengikuti konsultasi kesehatan mengenai
laktasi (Widiarti, 2012).
Menurut Ryan dan Deci (2000), teori SDT (Self
Determination Theory) menjelaskan bahwa motivasi intrinsik
memiliki unsur seperti suatu ketertarikan, kesenangan dan
kepuasan. Salah satu kepuasan dan kesenangan individu adalah
ketika individu memiliki penguasaan terhadap suatu pengetahuan.
Terdapat tiga kebutuhan dasar yang berpengaruh pada motivasi
intrinsik. Tiga kebutuhan dasar menurut teori SDT adalah otonomi
(autonomy), kompetisi (competence), dan hubungan (relatedness).
62
Penguasaan terhadap pengetahuan inilah yang berhubungan dengan
salah satu kebutuhan dasar yaitu otonomi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pengetahuan memiliki keterkaitan dengan
motivasi intrinsik. Orang yang termotivasi dari dalam diri berupa
penguasaan pengetahuan akan berpengaruh pada tindakan
mendukung khususnya terkait ASI Eksklusif. Hal tersebut
dibuktikan oleh penelitian Evariny (2010) (dalam Fauziah, 2013)
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan suami terhadap
pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan suami yang tinggi memiliki
kemungkinan 1,84 kali lebih berpengaruh pada pemberian ASI
eksklusif dibanding suami yang berpengetahuan rendah.
b. Stimulasi
Suami memiliki reaksi yang positif ketika istri setuju
menyusui bayinya secara eksklusif. Dapat dikatakan bahwa suami
termotivasi dari dalam diri karena adanya naluri/stimulus dari istri
yang memberi ASI eksklusif. Sikap atau reaksi suami ketika istri
memberikan ASI eksklusif dinilai cukup beragam. Reaksi suami
antara lain adalah bangga dengan istrinya, dan ada pula informan
yang menunjukannya dengan perasaan khawatir dan kecewa
apabila istri tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini sejalan
dengan teori sikap menurut Wawan dan Dewi (2010) (dalam
Kohariningsih dan Ngadiyono, 2013) bahwa sikap yang positif
cendrung menerima, mendekati, menyenangi, dan merespon untuk
63
berperilaku, sedangkan sikap negatif cendrung lebih menjauh,
menghindar, membenci, dan tidak menyukai.
Akan tetapi ada suami yang tidak terstimulasi dengan ASI
eksklusif melainkan terstimulasi karena faktor ekonomi. Hal ini
sejalan dengan Gerungan (2004) yang mengatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi motivasi salah satunya adalah sosial ekonomi.
Tambahan informasi lainnya faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang yang
dianggap penting, pengaruh budaya, media massa, lembaga
pendidikan atau agama, dan faktor emosional (Notoatmodjo,
2007).
Menurut Ryan dan Deci (2000), motivasi dapat ditimbulkan
karena adanya kesenangan merasakan suatu sensasi atau stimulasi.
Menurut teori Bloom Sikap (attitude) merupakan respon tertutup
terhadap suatu stimulasi atau objek. Individu yang terstimulus akan
menunjukan suatu sikap. Sikap dapat berpengaruh terhadap
dukungan suami khususnya dalam hal mendukung ASI eksklusif.
Hal ini didukung oleh penelitian Kohariningsih dan Ngadiyono
(2013), Fauziah (2013), dan Khoiria (2014).
Menurut penelitian khoiria terdapat hubungan antara sikap
suami dengan keberhasilan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas
Kasihan II Bantul (Khoiria, 2014). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Kohariningsih dan Ngadiyono (2013) menunjukan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami
64
dengan praktik pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas
Ngemplak Simongan (Kohariningsih dan Ngadiyono, 2013). Sikap
suami yang positif terhadap ASI eksklusif memiliki kemungkinan
3,09 kali lebih berpengaruh mendukung pemberian ASI eksklusif
dibanding dengan sikap suami yang negatif (Fauziah, 2013).
c. Kemampuan
Menurut Ryan dan Deci (2000), kemampuan/ kecakapan
(accomplishment) merupakan motivasi yang terjadi karena adanya
kesenangan dan kepuasan dalam karena penguasaan kemampuan
yang dimiliki. Kemampuan yang dimaksud oleh peneliti adalah
suami mampu melakukan tindakan mendukung ASI eksklusif yaitu
berupa dukungan emosional, penghargaan, informasi, dan fisik.
Berbagai cara dilakukan suami dalam mendukung istri memberi
ASI eksklusif contohnya adalah memberi perhatian kepada istri
dengan mengingatkan memberi ASI eksklusif, memberi informasi
terkait asupan ibu menyusui, tidak menggagalkan istri memberikan
ASI eksklusif, dan memenuhi nutrisi yang diperlukan selama
menyusui eksklusif. Sehingga dapat dikatakan bahwa suami
termotivasi dari dalam diri karena mampu mendukung ASI
eksklusif secara emosional, penghargaan, informasi, dan fisik.
Menurut Ryan dan Deci (2000), teori SDT (Self
Determination Theory) menjelaskan bahwa motivasi intrinsik
memiliki unsur seperti suatu ketertarikan, kesenangan dan
65
kepuasan. Salah satu kepuasan dan kesenangan individu adalah
ketika individu memiliki penguasaan kemampuan. Berdasarkan
tiga kebutuhan dasar yang berpengaruh pada motivasi intrinsik
yaitu otonomi (autonomy), kompetisi (competence), dan hubungan
(relatedness). Penguasaan terhadap kemampuan inilah yang
memuaskan kebutuhan hubungan atau pertalian dengan orang lain.
Hubungan/ pertalian dengan orang lain (relatedness) adalah
kebutuhan seseorang untuk merasakan tergabung, terhubung, dan
kebersamaan dengan orang lain. Kondisi hubungan yang hangat,
kuat dan peduli dapat memuaskan kebutuhan individu.
Ketika suami mendukung istri melakukan ASI eksklusif,
suami merasakan hubungan yang hangat antara ibu dan bayi, suami
juga menunjukan perhatian dengan cara mengingatkan istri
memberikan ASI eksklusif. Hal tersebut dilakukan suami sebagai
bentuk kepedulian terhadap istrinya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kemampuan untuk bertindak mendukung ASI eksklusif
memiliki keterkaitan dengan motivasi intrinsik.
Kemampuan untuk mendukung ASI eksklusif memberi
pengaruh terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Hal
tersebut dibuktikan oleh hasil studi yang dilakukan oleh Ramadani
dan Hadi (2010) bahwa ibu yang suaminya mendukung pemberian
ASI eksklusif cendrung memberikan ASI eksklusif sebesar 2 kali
lebih besar daripada yang suaminya kurang mendukung. Suami
dapat berperan aktif mendukung ASI eksklusif jika memberi
66
dukungan secara emosional, perhatian, dan mendampingi ibu
selama menyusui. Jika ibu merasa didukung, dicintai, dan
diperhatikan maka akan meningkatkan hormon oksitosin yang
dapat melancarkan ASI (Asih, 2013).
Ada pula suami yang tidak mampu mendukung lebih secara
fisik dan informasi karena alasan sibuk bekerja dan jarang
dirumah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Asih (2013) bahwa
Alasan kurangnya dukungan suami karena adanya pembagian
peran suami yang hanya berkewajiban mencari nafkah, sedangkan
semua urusan rumah tangga termasuk urusan menyusui merupakan
urusan istri. Walaupun begitu informan memberi dukungan dengan
memuji istri (dukungan emosional), dan setuju apapun yang
dilakukan istri dalam memberi ASI eksklusif (dukungan
penghargaan).
2. Motivasi Ekstrinsik
a. Identifikasi Regulasi
Identifikasi regulasi merupakan keadaan di mana individu
mulai mengindentifikasi faktor eksternal yang menjadi impuls
untuk melakukan perilaku dengan mulai mengakui dan menerima
nilai yang mendasari perilaku serta mengetahui manfaat dari apa
yang dilakukan sehingga ia akan menentukan pilihan untuk
melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu (Ryan dan Deci,
2000). Keyakinan atau regulasi yang terjadi adalah individu mulai
67
merasakan suatu nilai untuk dirinya. Akan tetapi, individu tersebut
dibantu oleh dorongan yang ada di luar dirinya. Pada pembahasan
ini suami merasa termotivasi mendukung ASI eksklusif karena
adanya dorongan dari luar diri yaitu manfaat ASI eksklusif bagi
bayi mereka.
Manfaat ASI eksklusif dirasakan oleh para suami cukup
beragam. Manfaat ASI eksklusif didapatkan berdasarkan
pengalaman dan sumber informasi lainnya seperti mengikuti
konsultasi dan melalui media internet. Berdasarkan keterangan
para suami, dapat disimpulkan bahwa mereka termotivasi dari luar
karena menyadari banyaknya manfaat ASI eksklusif bagi bayi
mereka. Hal tersebut sejalan dengan manfaat ASI Ekslusif yang
dijelaskan oleh Purwiyanti (2011) dan Ida (2011) yaitu Manfaat
ASI bagi bayi antara lain adalah baik untuk pertumbuhan otak
bayi, sumber nutrisi terbaik bagi bayi, meringankan pencernaan
bayi, meningkatkan kekebalan tubuh bayi, mudah dicerna, ASI
tidak mudah tercemar, menghindari bayi dari alergi, menunda
pemberian makan yang dapat menyebabkan anemia, mengurangi
risiko obesitas, tidak menimbulkan karies gigi, menyehatkan paru-
paru bayi, mengajari bayi kasih sayang dan kelembutan, menjalin
hubungan baik/ interaksi antara ibu dan bayi, serta ASI dapat
meningkatkan kesehatan jiwa anak (EQ).
Sumber nutrisi terbaik bagi bayi karena mengandung
omega-3, omega-6, protein, natrium, klorida, dan zat besi.
68
Kandungan tersebut baik untuk perkembangan sel otak,
penglihatan, dan pembentukan sel-sel tulang untuk pertumbuhan
(Ida, 2011). Terdapat beberapa penelitian yang mendukung bahwa
bayi yang ASI eksklusif akan lebih baik pencernaan, pertumbuhan
gizi, dan perkembangan tubuhnya daripada bayi yang non-ASI
eksklusif (bayi yang diberi susu formula). Menurut Maki et al
(2017), bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki riwayat diare tidak
berulang sedangkan bayi non ASI eksklusif atau bayi yang
diberikan susu formula sebagian besar mengalami diare berulang
(Maki, et al., 2017). Kemudian penelitian Atika (2013)
menunjukan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif memiliki
status gizi baik sebesar 88,2% dan status gizi kurang sebesar 11,8%
karena kurangnya nutrisi ibu ketika menyusui, sedangkan bayi
yang diberikan susu formula memiliki status gizi lebih sebesar
52,9% dan gizi kurang sebesar 11,8% (Atika, 2013). Penelitian
Putri (2015) juga menunjukan bahwa bayi yang diberi ASI
eksklusif lebih banyak mengalami perkembangan normal (tidak
mengalami keterlambatan perkembangan) daripada bayi yang tidak
diberi ASI eksklusif. (Putri, 2015)
ASI baik bagi perkembangan otak karena ASI mengandung
AA (Asam Arakhidonat) yang termasuk omega-6 dan DHA (Asam
Dekosa Heksanoat) yang termasuk omega-3. AA dan DHA
diperlukan dalam pembentukan sel-sel otak. Sehingga bayi yang
69
diberi ASI akan memiliki IQ yang tinggi dibanding bayi yang tidak
diberi ASI (Ida, 2011).
Meningkatkan kekebalan tubuh karena terdapat zat
antiinfeksi dalam ASI yaitu bifidus (bakteri baik untuk
pencernaan), laktoferin (mencegah bakteri bahaya tumbuh),
laktospirosidase (membunuh bakteri bahaya), fagosit (pemakan
bakteri bahaya), limfosit dan magrofag (zat antibodi untuk
meningkatkan imun), lisozim (membunuh bakteri dan kuman,
mencegah virus), dan interferon (menghambat pertumbuhan virus)
(Ida, 2011).
Menjalin hubungan baik/ interaksi antara ibu dan bayi
karena adanya kontak langsung antara ibu dan bayi sehingga
membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologis yang
tergantung pada eratnya hubungan ibu dan anak (Ida, 2011).
b. Introjeksi Regulasi
Introjeksi regulasi adalah motivasi yang muncul atas dasar
kewajiban, tanggung jawab, dan adanya dorongan internal.
Dorongan internal yang dimaksud adalah untuk memenuhi
kebutuhan dasar salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi
(competence) adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki suatu
kekuatan untuk mengontrol dan menguasai tindakan. Individu
tersebut dapat memuaskan kebutuhan dengan merasa bertanggung
jawab pada suatu tindakan yang kompeten (Ryan dan Deci, 2000).
Sehingga dalam pembahasan ini, Para suami setuju bahwa
70
mendukung ASI eksklusif merupakan kewajiban dan tanggung
jawab suami. Mereka termotivasi dari luar karena adanya rasa
tanggung jawab dan kewajiban mendukung ASI eksklusif.
Contoh tanggung jawab dan kewajiban suami menurut
pengalaman dari Kota Makassar melalui Diskusi Kelompok
Terarah (DKT), bapak-bapak dikota tersebut sepakat bahwa ASI
bukan hanya tanggung jawab ibu dan petugas kesehatan tetapi juga
menjadi tanggung jawab bapak-bapak. Oleh karena itu,
terbentuklah kelompok organisasi bernama Bapak Peduli ASI.
Kelompok tersebut melakukan serangkaian advokasi kepada
DPRD dan pemerintah kota untuk membangusn komitmen dalam
penganggaran dan fasilitas pendukung IMD dan ASI eksklusif.
Bapak Peduli ASI juga bekerjasama dengan kelompok imam dan
tokoh agama, sampai ada imam yang sering membahas ASI
eksklusif dalam ceramah. Kelompok Bapak Peduli ASI memberi
pengaruh yang cukup besar, melalui survey cakupan puskesmas
Cendrawasih di Makassar awalnya hanya 43% ibu yang sadar
terhadap ASI eksklusif, setelah adanya kelompok Bapak Peduli
ASI cakupannya meningkat menjadi 80% ibu pasca bersalin yang
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Dirjen BINKESMAS
KEMENKES RI, 2014).
Hal tersebut sejalan dengan PP (Peratutan Pemerintah)
No.33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI menyatakan bahwa
masyarakat harus mendukung keberhasilan program pemberian
71
ASI eksklusif baik secara perorangan, kelompok, maupun
organisasi. Dukungan yang dimaksud dapat dilaksanakan melalui
pemberian sumbangan pemikiran terkait dengan penentuan
kebijakan dan/atau pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif;
penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas terkait dengan
pemberian ASI eksklusif; pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program pemberian ASI eksklusif; dan/atau penyediaan waktu dan
tempat bagi ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Pelaksanaan dukungan dari masyarakat dilakukan dengan
berpedoman pada 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan
menyusui untuk masyarakat. Menurut WHO/UNICEF 1989,
terdapat 10 langkah keberhasilan menyusui membuat kebijakan
tertulis mengenai pemberian ASI yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas pelayanan kesehatan;
melatih semua petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan hal-
hal yang disebutkan dalam kebijaksanaan tertulis mengenai
pemberian ASI; memberitahu kepada para ibu hamil tentang
keuntungan pemberian ASI dan manajemen laktasi; membantu
para ibu mengawali pemberian ASI dalam setengah jam pertama
setelah melahirkan; menunjukkan kepada ibu cara menyusui dan
cara mempertahankan laktasi walaupun mereka harus terpisah dari
bayi; jangan memberi makanan atau minuman lain kepada bayi
yang baru lahir selain ASI, kecuali ada indikasi medis;
mempraktikan rawat gabung, membiarkan ibu dan bayi tetap
72
bersama dalam 24 jam sehari; menganjurkan pemberian ASI
kapanpun bayi membutuhkan; jangan memberikan dot atau
empeng kepada bayi yang sedang menyusu; dan rujuklah ibu
kepada kelompok pendukung ASI (KP-ASI), setelah ibu keluar
dari rumah sakit (Zakiyah, 2012).
c. Integrasi Regulasi
Integrasi regulasi merupakan keadaan dimana individu
telah sepenuhnya menginternalisasikan faktor eksternal yang
memotivasinya melakukan perilaku tertentu. Individu tidak hanya
mengidentifikasi manfaat dari perilaku yang dilakukan terhadap
dirinya sendiri, tetapi juga mengintegrasikannya dengan aspek-
aspek diri lainnya, kedalam diri seorang individu lainnya (Ryan
dan Deci, 2000). Dengan kata lain, integrasi regulasi adalah
motivasi yang muncul karena adanya kesadaran dan mampu
menyesuaikan diri dengan kepentingan orang lain (Ryan dan Deci,
2000). Motivasi suami untuk mendukung ASI eksklusif salah
satunya dengan memiliki kesadaran bahwa suami berpengaruh
dalam mendukung ASI eksklusif dan ASI eksklusif baik untuk ibu
dan anak.
Kesadaran suami dapat dilihat melalui upaya suami dalam
melancarkan ASI eksklusif jika dihadapkan pada kasus ASI sedikit
dan puting payudara lecet. Hal tersebut diungkapkan oleh
Purwiyanti (2011) yaitu Masalah yang dihadapi ibu selama
73
menyusui antara lain adalah ASI belum keluar pada hari pertama,
payudara terasa penuh dan nyeri, payudara kecil, puting susu lecet,
rendahnya produksi ASI (ASI sedikit), payudara bengkak, air susu
ibu kurang, ada benjolan nyeri pada payudara, ibu hamil lagi, ibu
terserang penyakit, puting susu kering dan luka.
Berbagai macam upaya yang disampaikan oleh para suami
ketika dihadapkan pada kasus ASI kurang dan puting payudara istri
lecet diantaranya adalah diobati puting yang lecet, konsultasi ke
bidan, menggunakan pompa ASI, makan sayur, mengganti posisi
bayi dari payudara satu ke payudara lainnya yang tidak lecet.
Hal tersebut sejalan dengan cara mengatasi permasalahan
terkait ASI menurut Purwiyanti (2011), yaitu cara mengatasi ASI
yang belum keluar pada hari pertama atau ASI sedikit adalah
dengan terus membiarkan bayi menghisap puting agar dapat
merangsang hormon oksitosin dan memperbanyak produksi ASI.
Bayi yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan
kalori dan cairan yang dapat membuatnya bertahan tanpa minuman
selama beberapa hari. Pada hari pertama bayi lahir menyusui
bukanlah untuk memberikan nutrisi melainkan untuk belajar
menyusui dan membiasakan menghisap puting.
Berikutnya cara mengatasi payudara yang terasa penuh dan
nyeri atau puting lecet adalah dengan memperbaiki posisi
menyusui bayi yang semula menghisap puting kemudian
74
mengganti dengan menghisap sekitar areola. Jika puting terluka
atau terdapat bakteri dan jamur maka perlu diobati dengan saleb
atau obat lainnya sesuai anjuran dokter (Purwiyanti, 2011).
d. Eksternal Regulasi
Eksternal regulasi merupakan keadaan dimana perilaku
individu dikontrol oleh kejadian eksternal. Individu berperilaku
untuk kepentingan tertentu seperti memperoleh reward atau
menghindari punishment (Ryan dan Deci, 2000). Kejadian
eksternal yang dimaksud adalah kepentingan individu demi
mencari keuntungan dan menghindari kerugian. Sehingga pada
pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa suami termotivasi
karena mengetahui bahwa mendukung ASI eksklusif dapat
menguntungkan pihak suami.
Motivasi suami dalam mendukung ASI eksklusif salah
satunya dengan mengetahui keuntungan yang didapat suami jika
mendukung ASI eksklusif. Keuntungan yang didapatkan informan
apabila mendukung ASI eksklusif adalah ekonomis (irit biaya),
anak lebih sehat, praktis, dan punya kebanggaan tersendiri. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Ida (2011) bahwa Keuntungan
ASI bagi orang tua antara lain adalah menguntungkan secara
ekonomi, tidak pernah basi, praktis, untuk menunda kehamilan,
mengurangi risiko berat badan berlebih, mempercepat pemulihan
pasca melahirkan, mengurangi risiko kanker payudara, mengurangi
stres, dan mengurangi risiko osteoporosis.
75
Menurut Roesli (2000) dan Wirawan (2009) (dalam Hargi,
2013) keuntungan ASI ekskluif terbagi menjadi tiga aspek yaitu
aspek ekonomi, psikologis, dan kemudahan. Aspek ekonomi yang
dimaksud adalah berkurangnya pengeluaran untuk membeli susu
formula dan berobat karena bayi mendapat nutrisi yang cukup dan
kekebalan tubuh yang baik melalui ASI eksklusif. Aspek
psikologis yang dimaksud adalah kebahagiaan keluarga yang
bertambah karena terciptanya hubungan kasih sayang bayi dan
keluarga. Aspek kemudahan yang dimaksud adalah memberi ASI
eksklusif sangat praktis karena tidak memerlukan botol, susu
formula, dot, air panas, dan makanan lainnya untuk bayi, serta
dapat memberikan dimana saja dan kapan saja.
3. Amotivasi
Menurut Ryan dan Deci (2000) Amotivasi adalah tidak adanya
niat dan motivasi dari dalam diri seseorang yang dapat dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal individu tersebut. para suami
termotivasi sehingga tidak ada suami yang dikatagorikan Amotivasi.
Menurut Cholil (2004) dalam (Hargi, 2013), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi dukungan suami antara lain adalah faktor
budaya, pendapatan, dan tingkat pendidikan. Faktor budaya yaitu
budaya patriarki. Budaya patriarki merupakan anggapan bahwa wanita
tidak sederajat dengan laki-laki dan wanita memiliki derajat yang
lebih rendah dibanding dengan laki-laki. Faktor pendapatan yaitu
76
pemberdayaan istri tergantung bagaimana keadaan perekonomian
keluarga dimana hanya suami yang mencari mencari nafkah. Faktor
tingkat pendidikan yaitu wawasan atau pengetahuan yang dimiliki
kepala keluarga akan berpengaruh pada sulitnya mengambil keputusan
termasuk dalam hal kesehatan.
Menurut Gerungan (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi
motivsi diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari segala
sesuatu dari dalam individu itu sendiri. Faktor internal meliputi
kondisi fisik, mental, herediter, keinginan dalam diri sendiri, dan
kematangan usia. Sedangkan, Faktor eksternal adalah faktor motivasi
yang timbul dari luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari
orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal meliputi lingkungan,
dukungan, fasilitas, media, agama dan spiritual, sosial ekonomi, serta
kebudayaan.
C. Dukungan Suami
Narfin (2013) mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara peran suami dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu ibu yang mendapat
dukungan dari suami akan lebih banyak memberi ASI eksklusif daripada ibu
yang tidak mendapat dukungan dari suami. Lima peran suami terhadap
keberhasilan istri menyusui adalah pengetahuan tentang proses menyusui,
sikap positif terhadap masalah menyusui, keikutsertaan dalam pengambilan
keputusan menyusui, dukungan praktis (dukungan fisik), dan dukungan
77
emosional (Wattimena dkk, 2015). Dampak positif yang dirasakan istri ketika
suami memberikan dukungan adalah produksi ASI semakin lancar, istri
bersemangat dalam memberikan ASI secara eksklusif, merasakan
kenyamanan, dan beban berkurang (Annisa & Swastiningsih, 2015).
1. Dukungan Emosional
Dukungan emosional dari suami menurut para istri dapat
ditunjukan melalui respon suami yang bangga terhadap istrinya, suami
yang mengingatkan istrinya untuk memberi ASI, dan suami
mengingatkan bahwa ASI itu sehat. Berbagai cara dilakukan suami
dalam mendukung istri memberi ASI eksklusif. Menurut Cohen dan
Syme (1985), dukungan emosional adalah dukungan yang melibatkan
ekspresi empati misalnya mendengarkan, memahami, kasih sayang
dan perhatian. Jika ibu merasa didukung, dicintai, dan diperhatikan
maka akan meningkatkan hormon oksitosin yang dapat melancarkan
ASI (Asih, 2013).
Dukungan emosional yang diberikan suami diantaranya adalah
perasaan bangga karena kebutuhan nutrisi bayi tercukupi, bersyukur
karena ASI istri banyak sehingga kebutuhan anak terpenuhi, dan
memberi perhatian kepada istri agar istri sehat selalu. Dukungan
emosional tidak hanya dapat dilakukan secara lisan tetapi dapat
dilakukan dengan tindakan dan perhatian.
Beberapa penelitian menunjukan beragam cara suami mendukung
secara emosional. Menurut Farida dkk (2014), dukungan emosional
tidak semata-mata dalam bentuk pujian, akan tetapi dapat berupa
78
kepedulian yang diberikan suami seperti mengantarkan istri
kepelayanan kesehatan untuk konsultasi terkait ASI eksklusif, dan ada
rasa khawatir ketika bayinya ditawarkan makanan dan minuman oleh
orang lain. Menurut penelitian Pratami (2016), dukungan emosional
yang diberikan suami adalah menemani istri menyusui dimalam hari,
mendengarkan keluhan istri, memberi semangat, dan memberikan
perhatian. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Annisa dan
Swastiningsih (2015), bahwa dukungan emosional dari suami yaitu
memberikan perhatian dan motivasi kepada istri untuk memberikan
ASI eksklusif.
Menurut Roesli (2008) (dalam Farida dkk, 2014) suami
merupakan faktor pendukung pada kegiatan yang bersifat emosional
dan psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui. Sekitar 80%
sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh keadaan emosi ibu yang
berkaitan dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran, perasaan, dan
sensasi. Apabila hal tersebut meningkat maka akan melancarkan ASI.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nadzifah dan Lingga
(2012) (dalam Pratami, 2016) menunjukan bahwa dukungan
emosional suami yang kurang menyebabkan sebagian besar istri tidak
memberikan ASI eksklusif.
2. Dukungan Informasi
Menurut Fredman (2010) (dalam Pratami, 2016), dukungan
Informasi dapat menekan munculnya stressor karena informasi yang
diberikan dapat memberi sugesti kepada individu. Aspek dalam
79
dukungan informasi berupa nasihat, saran, usulan, dan petunjuk.
Dukungan informasi dapat menambah wawasan dan pemahaman
invidu terkait masalah yang dihadapi.
Istri mendapatkan informasi bahwa ASI eksklusif baik untuk
pertumbuhan. Informasi yang didapat para istri adalah makanan yang
dikonsumsi ibu berpengaruh bagi kualitas ASI dan kesehatan bayinya.
Kemudian istri diberitahu bagaimana cara memperbanyak ASI dengan
mengkonsumsi sayur seperti bayam. Adapula suami yang memberikan
informasi bahwa ASI eksklusif dapat mempererat hubungan antara ibu
dan anak. Akan tetapi, ada satu informan yang suaminya tidak
memberitahukan informasi.
Bentuk dukungan informasi yang diberikan suami dipengaruhi
oleh pengetahuan suami terhadap ASI eksklusif. Jika pengetahuan
suami kurang tentang ASI eksklusif maka suami akan ragu
memberikan informasi terkait ASI eksklusif kepada istrinya.
Kurangnya pengetahuan suami disebabkan oleh banyak hal salah
satunya adalah suami tidak mendapat informasi terkait ASI eksklusif
dari tenaga kesehatan (Farida, et al., 2014).
Dukungan informasi yang diberikan para suami diantaranya
adalah memulai memberi ASI sejak baru lahir agar ASI terus lancar
dan banyak, jika ada kendala pada salah satu payudara atau kedua
payudara maka payudara digunakan secara bergantian untuk memberi
ASI, dan selama satu minggu bayi dapat bertahan tanpa ASI jadi
80
selama itu informan harus melakukan berbagai cara agar produksi ASI
banyak dan lancar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 pasal 13
hak bagi ibu dan keluarganya untuk memperoleh informasi dan
edukasi mengenai ASI eksklusif sejak pemeriksaan kehamilan sampai
dengan periode pemberian ASI eksklusif selesai; Informasi mengenai
ASI eksklusif sekurang-kurangnya berisi mengenai keuntungan dan
keunggulan pemberian ASI, gizi ibu, persiapan menyusui,
mempertahankan menyusui; akibat negatif dari pemberian makanan
botol secara parsial terhadap pemberian ASI; dan kesulitan mengubah
keputusan untuk tidak memberikan ASI.
Berdasarkan pernyataan suami dan istri yang selaras dan beragam
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri saling
berkomunikasi dan berbagi informasi sehingga terciptanya
pengetahuan dan komitmen untuk mendukung ASI Eksklusif.
3. Dukungan Penghargaan
Menurut House (2008) dukungan penilaian/penghargaan
merupakan sesuatu yang diberikan melalui ekspresi positif seperti
dorongan, pernyataan setuju terhadap ide atau perasaan individu.
Dukungan ini membuat seseorang merasa dihargai dan berharga.
Dukungan penghargaan ini dapat berupa perhatian, teguran, dan
respon (Pratami, 2016). Dukungan penghargaan atau penilaian yang
dimaksud dalam penelitian adalah sikap setuju terhadap ASI eksklusif,
81
keyakinan suami pada istri untuk memberi ASI eksklusif, tidak
melakukan tindakan yang menggagalkan ASI eksklusif. Berdasarkan
keterangan istri dapat disimpulkan bahwa dukungan penghargaan atau
penilaian yang dilakukan suami cukup beragam.
Beberapa istri diberi dukungan penghargaan atau penilaian oleh
suaminya. Diantaranya adalah dengan cara suami bersyukur karena
istrinya lancar memberi ASI. Ada pula yang suaminya berusaha bila
istrinya kesulitan memberi ASI dengan begitu suami mendukung
keberhasilan ASI eksklusif. Ada pula suami yang berambisi untuk ASI
eksklusif.
Dukungan penghargaan yang diberikan suami diantaranya adalah
tidak setuju bila bayinya diberikan makanan dan minuman selain ASI
eksklusif karena belum cukup usia, berusaha mempercepat atau
melancarkan ASI dengan cara tradisional, dan setuju mendukung ASI
eksklusif.
Menurut penelitian Farida dkk (2014), terdapat suami yang
menilai positif pemberian ASI eksklusif dan ada pula suami yang
menilai negatif. Penilaian positif terjadi karena banyaknya produksi
ASI istrinya. Sedangkan penilaian negatif suami terjadi karena bayi
kurang puas dengan ASI saja. Berdasarkan pendapat pasangan suami
istri tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui penilaian positif dan
rasa menghargai satu sama lain dapat menciptakan kerja sama antara
82
suami dan istri untuk mengupayakan ASI eksklusif jika terjadi terjadi
masalah selama proses memberi ASI eksklusif.
4. Dukungan Fisik
Dukungan fisik merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung seperti uang, barang, makanan,
serta pelayanan (Pratami, 2016). Contohnya adalah menyediakan
makanan dan minuman untuk menunjang kebutuhan nutrisi ibu selama
menyusui, memeriksakan istri ketika sakit, dan membantu merawat
bayi.
Menurut istri, dukungan fisik yang diberikan suami antara lain
adalah membelikan sayur, membeli susu pelancar ASI (susu ibu
menyusui), membeli vitamin, dan membebaskan istri untuk makan apa
saja yang beragam. Menurut suami, dukungan fisik yang diberikan
diantaranya adalah suami yang memberikan pompa ASI kepada
istrinya agar produksi ASI banyak, suami membelikan susu untuk ibu
menyusui agar produksi ASI banyak, dan ada pula yang membelikan
sayur dan buah sepulang kerja. Berdasarkan observasi, terlihat suami
menggendong dan mengajak main bayinya setelah suami pulang
bekerja.
Menurut Werdayanti (2013) (dalam Pratami, 2016), bantuan suami
berupa menemani, menjaga, dan bermain bersama anak dengan
meluangkan waktu dan memberi perhatian dipercaya dapat meredakan
ketegangan otot dan menenangkan pikiran ibu. Februhartanty (2008)
(dalam Pratami, 2016) mengungkapkan untuk memenuhi ASI
83
eksklusif diperlukan adanya keharmonisan hubungan antara ayah, ibu,
dan bayi.
Berdasarkan pendapat beberapa pasangan suami istri tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa pasangan yang harmonis dapat
melakukan dukungan fisik bukan hanya dari segi materi tetapi juga
dapat diperlihatkan dalam bentuk pelayanan.
84
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan motivasi suami
mendukung pemberian ASI eksklusif. Berikut gambaran motivasi suami
(motivasi internal, motivasi eksternal, dan amotivasi) dan dukungan suami:
1. Motivasi internal: Suami dapat termotivasi karena mengetahui
beberapa hal terkait ASI ekslusif seperti manfaat ASI eksklusif dan
cara melancarkan ASI, suami juga memberikan sikap yang positif
untuk mendukung ASI eksklusif karena terstimulasi oleh istri yang
setuju memberikan ASI eksklusif, serta suami termotivasi karena
mampu mendukung secara emosional, informasi, penghargaan, dan
fisik.
2. Motivasi eksternal: Suami dapat termotivasi karena ASI eksklusif
memberi manfaat bagi bayi mereka, mendukung ASI eksklusif
merupakan tanggung jawab dan kewajiban suami, peran suami sangat
dibutuhkan untuk membantu istri menyukseskan ASI eksklusif, serta
ASI eksklusif dapat memberi keuntungan bagi suami.
3. Amotivasi: Tidak terdapat amotivasi.
85
4. Dukungan suami: suami mampu memberi dukungan secara emosional,
informasi, penghargaan, dan fisik contohnya seperti memberi pujian,
perhatian, memberitahukan dan mengingatkan cara melancarkan ASI
eksklusif, membelikan sayur, susu formula, pompa ASI, dan menjaga
bayi mereka.
B. Saran
1. Saran untuk pelayanan kesehatan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Suami termotivasi karena adanya rasa tanggung jawab dan
kewajiban. Oleh karena itu, pasca istri melahirkan, suami diberikan
form persetujuan untuk tidak memberi susu formula selama bayi
berusia 0-6 bulan oleh pelayanan kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan sebaiknya melatih tenaga kesehatan untuk
memberikan penyuluhan kepada suami untuk mendukung ASI
eksklusif pasca istri melahirkan. Penyuluhan yang diberikan berupa
manfaat ASI eksklusif, hal yang harus dilakukan suami selama istri
menyusui eksklusif, nutrisi yang dibutuhkan istri selama menyusu
eksklusif, cara melancarkan produksi ASI, dan memperingatkan
suami untuk tidak memberi makan dan minum bayinya selain ASI
selama 0-6 bulan.
c. Bidan desa atau tenaga kesehatan penolong persalinan lainnya
sebaiknya menganjurkan suami untuk menemani istri melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama minimal 60 menit setelah
bersalin, agar suami termotivasi.
86
d. Bidan desa atau tenaga kesehatan penolong persalinan lainnya
sebaiknya menganjurkan suami untuk melihat cara istrinya
menyusui yang benar, agar suami dapat mengingatkan istri jika istri
lupa dan salah posisi menyusui.
e. Tenaga kesehatan sebaiknya menganjurkan ibu mengajak suaminya
apabila hendak konsultasi laktasi maupun kesehatan lainnya ketika
hamil hingga pasca melahirkan.
2. Saran untuk penelitian selanjutnya:
a. Salah satu penyebab rendahnya ASI eksklusif adalah karena ibu
bekerja sehingga tidak dapat menyusui anak secara eksklusif. Oleh
karena itu, peneliti menyarankan agar peneliti berikutnya dapat
membahas tema motivasi ibu bekerja yang menyusui secara
eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, D. N., 2007. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian
ASI Eksklusif, Semarang: Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Agus, S. & Utaminingrum, H., 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu,
dan Dukungan Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif di
Kelurahan Multiharjo Kidul Kecamatan Telogosari Kota Semarang. Jurnal
Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, Vol. 1(No.1).
Annisa, L. & Swastiningsih, N., 2015. Dukungan Sosial dan Dampak yang
Dirasakan oleh Ibu Menyusui dari Suami. EMPATHY: Jurnal Fakultas
Psikologi Ahmad Dahlan, Vol. 3(No. 1), p. 16.
Asih, K., 2013. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pada Karyawati Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama, Semarang:
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Atika, N., 2013. Perbedaan Pemberian ASI Eksklusif dan Susu Formula Terhadap
Status Gizi Bayi Umur 7-12 Bulan di Desa Reksosari Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang, Semarang: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo.
Badriah, F. & Alkaff, R., 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. edisi pertama
ed. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah.
Cohen, S. & Syme, S., 1985. Social Support and Health. New York: Academic
Press.
Creswell, J. W., 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. 4th ed. ed. United States of America: SAGE.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2015. Profil Kesehatan Jawa Barat.
s.l.:Dinas Kesehatan Jawa Barat.
Dirjen BINKESMAS KEMENKES RI, 2014. Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini
dan ASI Eksklusif, Jakarta: Kinerja USAID.
Farida, A., S. & Nafikadini, I., 2014. Dukungan Sosial Suami dalam Pemberian
ASI Eksklusif di Suku Osing. e-Journal Pustaka Kesehatan.
Fauziah, A., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang
Pemberian ASI Eksklusif, Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Fikawati, S. & Syafiq, A., Desember 2009. Penyebab Keberhasian dan Kegagalan
Praktik Pemberian ASI Eksklusif. KESMAS (Jurnal Kesehatan Mayarakat
Nasional), Volume Vol. 4 No. 3, p. 120.
Gerungan, W., 2004. Psikologi Sosial. 1 ed. Bandung: Refika Aditama.
Handoko, M., 1992. Motivasi: Daya Penggerak Tingkah Laku. 1 ed. Yogyakarta:
Kanisius.
Hani, R. U., 2014. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Keberhasilan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan, Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah.
Hargi, J. P., 2013. Hubungan Dukungan Suami dengan Sikap Ibu dalam
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten
Jember, Jember: Universitas Jember.
Haryani, 2014. Alasan Tidak Diberikan ASI Eksklusif oleh Ibu Bekerja di Kota
Mataram NTB, Denpasar: Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Hikmawati, I., 2008. Faktor-Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama
Dua Bulan (Studi Kasus Pada Bayi Umur 3-6 Bulan Di Kabupaten
Banyumas), Semarang: Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Ida, 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif 6
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas MUka Kota Depok, Depok:
Universitas Indonesia.
Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada.
Kemenkes RI, 2017. Tingkatkan Konsumsi Sayur dan Buah Nusantara Menuju
Masyarakat Hidup Sehat, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Infodatin ASI Eksklusif, Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015, Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Khoiria, U. N., 2014. Hubungan Sikap Suami dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
di Wilayah Puskesmas Kasihan II Bantul, Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Aisyiyah.
Kohariningsih, Y. D. & Ngadiyono, 2013. Hubungan Antara Sikap dan Dukungan
Suami dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Tidak Bekerja
yang Mempunyai Bayi 7-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat. Jurnal Kebidanan, Vol.
2(No. 4), pp. 43-50.
Kriselly, Y., 2012. Studi Kualitatif Terhadap Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Kereng Pangi Kecamatan Katingan Hilir
Kabupaten Katigan Provinsi Kalomantan Tengah, Depok: Universitas
Indonesia.
Maki, F., Umboh, A. & Ismanto, A. Y., 2017. Perbedaan Pemberian ASI
Eksklusif dan Susu Formula Terhadap Kejadian Diare pada Bayi Usia 6-
12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru. eJournal
Keperawatan, Volume Vol.5 No.1.
Moleong, L. J., 2013. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Narfin, 2013. Determinan Pemberian ASI Eksklusif Daerah Perumahan Kumuh
dan Tidak Kumuh di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru,
Makasar: Universitas Hasanuddin.
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. 1 ed. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pratami, P. R., 2016. Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI
Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak
Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Purwiyanti, E., 2011. Studi Tentang Keberhasilan Pemberian ASI Pada Daerah
Dengan Cakupan ASI Eksklusif >80%, Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Putri, D. T., 2015. Perbedaan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan yang Diberi dan
Tidak Diberi ASI Eksklusif di Kecamatan Purworejo Kabupaten Puworejo
Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat (JKM eJournal), Vol.
3(No.2), pp. http://ejournal-sl.undip.ac.id/.
Ramadani, M. & Hadi, E., 2010. Dukungan Suami dalam Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Sumatra
Barat.. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Pendidikan Kesehatan
Ilmu Perilaku, Vol. 4(No. 6).
Ramadani, M. & Hadi, E. N., Juni 2010. Dukungan Suami dalam Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Sumatera
Barat. KESMAS (Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional), Volume Vol. 4
No. 6, p. 269.
Ryan, R. M. & Deci, E. L., 2000. Self-Determination Theory and the Facilitation
of Intrinsic Motivation, Social Development, and Well-Being. American
Psychologist, Vol. 55(No.1), pp. 68-78.
Siagian, S., 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. 1 ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
UNICEF, 2012. Laporan Tahunan Indonesia 2012.
Wattimena & dkk, September 2015. Dukungan Suami dengan Keberhasilan Isteri
untuk Menyusui. Jurnal Ners LENTERA, Vol. 3(No. 1), p. 10.
Widiarti, S. P., 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Tentang Pemberian
ASI Terhadap Motivasi Ibu dalam Menyusui di Kelurahan Kemiri Muka
Kota Depok, Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Zakiyah, 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat,
Depok: FKM UI.
Matriks Wawancara
No. Item Data Informan Utama (Suami) Kesimpulan
Suami 1 (U) Suami 2 (M) Suami 3 (J) Suami 4 (S) Suami 5 (H)
1 Motivasi
Intrinsik
(pengetahuan
):
Pengetahuan
terkait ASI
Eksklusif
(menurut
pengalaman
sendiri)
PENGERTIAN:
ASI Eksklusif:
“sampe umur 2
tahun kali ya.
kakanya juga
sampe 2 tahun”
Selain ASI (Air
minum, susu
formula, buah,
MPASI, madu,
teh, kopi, dan lain
lain):
“ga boleh ya kalo
baru lahir mah ya
belum boleh.. tapi
PENGERTIAN:
ASI Eksklusif:
“dari melahirkan ya,
mungkin kurang
lebih 6 bulan, eh
berapa 2 tahun
hehe.”
Selain ASI (Air
minum, susu
formula, buah,
MPASI, madu, teh,
kopi, dan lain lain):
“engga gak boleh....
engga engga boleh,
kalo udah boleh
PENGERTIAN:
ASI Eksklusif:
“yang saya tau dari
pertama lahir sampe 2
tahun gitu hehe”
Selain ASI (Air
minum, susu formula,
buah, MPASI, madu,
teh, kopi, dan lain
lain):
“boleh diberikan susu
formula paling. Kalo
kekurangan... kalo
cukup mah engga, ya
Alhamdulillah, hehe...
PENGERTIAN:
ASI Eksklusif:
“ya ASI itu diberikan dari
bayi lahir sampe paling
sedikit 6 bulan.”
Selain ASI (Air minum,
susu formula, buah,
MPASI, madu, teh, kopi,
dan lain lain):
“engga pernah diberikan, ya
setau saya ga boleh diberikan
ASI aja.. makan buah, ya
belum boleh kalo 6 bulan
kesini ya boleh,. bayi yang
kecil itu, belum
PENGERTIAN:
ASI Eksklusif:
"harusnya dari awal
lahiran ya, minimal
6 bulan, terus
maksimal 2 tahun ya
hehe.”
Selain ASI (Air
minum, susu
formula, buah,
MPASI, madu, teh,
kopi, dan lain lain):
“kalo dari prinsip
saya ga boleh, tapi
denger-denger dari
Menurut informan tentang
pengertian ASI Eksklusif
adalah informan ragu tentang
pengertian ASI Eksklusif
kebanyakan dari mereka
mengatakan ASI Eksklusif
antara 0 sampai 6 bulan dan
lebih baik jika samapi 2
tahun. Informan kebanyakan
tidak memperbolehkan istri
memberi makanan selain
ASI diusia 0-6 bulan. Akan
tetapi, ada yang mengatakan
bahwa buah dan air minum
diperbolehkan. Informasi
tentang pengertian ASI
didapat melalui pengalaman
kalo buah mah
boleh diberikan.”
Informasi dari:
“ga tau.. dari anak
pertama juga harus
diberikan ASI,”
makan baru
diberikan buah, air.
Kalo baru lahir mah
sampe 6 bulan mah
ASI aja udah
cukup.”
Informasi dari:
“mungkin ya
sepengetahuan saya
aja yang udah
ngalamin ke dua
anak.”
kalo itu (buah, bubur,
dan makanan lainnya)
mah bagusnya jangan,
maksimalnya 6 bulan, 6
bulan ya bu ya?
(bertanya pada istrinya
dan istrinya
mengiyakan) kalo 0
sampe 5 bulan mah
jangan dulu yah, “
Informasi dari:
“menurut saya aja”
membutuhkan, kemungkinan
ASI masih cukup. Mungkin
kalo ga dicampur lebih baik
kali ya.”
Informasi dari:
“dari google”
kalo yang lain ada
juga, pake asupan
apa apa dari dua
bulan juga
diberikan, ”
Informasi dari:
dari internet..
dan ada pula yang mencari
info melalui media internet.
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan
informan terkait manfaat
ASI Eksklusif adalah baik
untuk pertumbuhan,
kesehatan, kekebalan tubuh,
kecerdasan, dan dapat
mendekatkan hubungan ibu
dan anak.
Menurut informan ASI
Ekslusif lebih baik dari pada
susu formula karena lebih
steril, alami, lebih sehat, dan
dapat mencerdaskan.
Menurut informan cara
melancarkan ASI adalah
MANFAAT:
“aduh tentang ASI
mah haha.... ga tau
saya mah hehe”
MANFAAT:
“buat pertumbuhan
anak gitu, biar sehat
anaknya. Haha”
“anaknya jadi cepat
tangkap ya, jadi
MANFAAT:
“ASI teh Air Susu Ibu
nyak?.. setau saya sih,
itu buat bagus, buat
anak kecil, lebih bagus
dari susu botol lebih
MANFAAT:
“ASI Eksklusif ya ASI ibu
buat anak yang secara klinik
lebih bagus daripada susu
formula kalo menurut saya”
MANFAAT:
“manfaatnya kurang
begitu tau,.. kan biar
lebih deket sama
ibunya”
belajar menghitung
apa gitu mau, cepet
dia.”
steril diakan alami gitu,
kalo susu botolkan
banyak sampe
campuran.”
“kalo manfaat ASI, buat
anak kita setau saya ya
pertama-tama itu buat
kekebalan tubuh mba,
kesehatan, soalnya anak anak
saya ASI sampe dua tahun,
nyatanya ga pernah sakit,
paling sakit pusing batuk
pilek, kalo sakit sampe
dirawat ga pernah,”
“kalo setau saya kalo pake
formula itu sebetulnya kalo
buat pertumbuhan sama,
cepet gede juga kalo pake
susu formula, kalo diberikan
ASI kan agak kurang
(kurang besar pertumbuhan
fisiknya), tapi kalo kesehatan
ya dijamin (untuk yang pakai
ASI Eksklusif), kalo
kecerdasan saya masih
kurang tau tapi anak saya
pake ASI, alhamdulillah
pinter mba, anak saya yang
dengan makan sayur yang
banyak, dan dari lahir sudah
dibiasakan minum ASI.
Akan tetapi, ada informan
yang tidak mengetahui
informasi tentang ASI. Jadi
dari kelima informan empat
infoman termotivasi dalam
diri melalui pengetahuan
tentang ASI.
Dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan terkait
pengertian ASI Eksklusif
masih kurang karena hanya 3
dari 5 informan yang benar
mengungkapkan pengertian
ASI Eksklusif.
Pengetahuan lainnya terkait
perbandingan ASI dengan
kuliah ini ga pake tes,
langsung masuk lewat jalur
undangan di universitas IPB.
..”
susu formula, manfaat ASI,
dan cara melancarkan ASI
dinilai cukup beragam.
CARA
MELANCARKA
N ASI:
“aduh tentang ASI
mah haha.... ga tau
saya mah hehe”
CARA
MELANCARKAN
ASI:
“hehe, ya kan kalo
lagi menyusui kan
harus makan sayur-
sayuran,
begitukan?” (cara
melancarkan ASI
“engga, kalo itu kan
dari awal, dari awal
harus pake ASI.”
(menurut keterangan
suami, bayi akan
minum ASI ketika
dari lahir sudah
CARA
MELANCARKAN
ASI:
“paling pake sayuran,”
CARA MELANCARKAN
ASI:
“....makanya saya untuk
menyikapi mensiasati ibunya
biar selalu sehat terus
gimana caranya tak kasih
sayur sayuran kalo saya
pulang kerja tak (saya) beliin
sayur sayuran buah buahan,
selalu ada terus.”
CARA
MELANCARKAN
ASI:
“paling ya dari
makanan, dari
sayuran, terutama
kan katuk itu ya,
katanya bagus itu ya
buat ASI”
diberi ASI)
“paling ya dari
vitamin kalo yang
tradisionalnya kan
ya paling sayur, itu
apa tuh yang orang
sunda bilang, mah
itu katuk misalnya”
2 Motivasi
Intrinsik
(stimulasi):
Reaksi ketika
istri
memberikan
ASI Eksklusif
“Alhamdulillah
lancar terus.”
“wah bukan cuma
bangga, (sambil
menatap mesra
istrinya dan
tersenyum, sang
istri tertawa sambil
malu-malu dan
wajah memerah)”
Alasannya:
“bangganya ya
kesehatan, kan
“iya bangga (wajah
lega dan sedikit
senyum)”
Alasannya:
“ehm ya, anak anak
itu jadi sehat, subur
ASInya, jadi saya
tuh bangga, jadi bayi
itu ga ngerasa
kekurangan.”
“kalo saya ya
bersyukur ya,...”
Alasan:
“... karna kan ada
posisinya, karna
sekarang mah
kebanyakan susu ASI
nya susah, ASI nya
dikit, sodara saya juga
gitu ASI nya dikit jadi
itu juga dibantu,”
“iya khawatir saya
mba.”(suami khawatir bila
istri tidak memberikan ASI
Eksklusif)
Alasan:
“ya itu mba, kekebalan
tubuhnya takut kurang, kalo
ga ASI”
(kalau istri tidak
memberi ASI) “saya
agak kecewa juga
ya,”
Alasan:
“Yang pasti punya
kebanggaan sendiri
aja kalo ngasih ASI
itu,”
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa reaksi informan
ketika istri memberi ASI
adalah perasaan bangga,
bersyukur, dan yakin.
Apabila istri tidak memberi
ASI maka reaksi suami akan
khawatir dengan anaknya
dan kecewa kepada istrinya.
Dari kelima informan, hanya
empat informan yang
terstimulasi karena istri
memberi ASI Eksklusif.
Ekspresi yang ditujukan
informan cukup beragam.
kalo anak
diberikan ASI
sama ibu kan
bangga gitu”
3 Motivasi
Intrinsik
(kemampuan)
:
Tindakan
Dukungan
(dukungan
fisik,
emosional,
penghargaan,
dan
informasi)
“ga tau saya mah,
saya mah jarang
dirumah saya
kerja,”
“iya diberikan
(ASI Eksklusif)
semua, sudah
tiga.”
“wah bukan cuma
bangga, (sambil
menatap mesra
istrinya dan
tersenyum, sang
istri tertawa sambil
malu-malu dan
wajah memerah)”
(dukungan
“diberikan makan
heheh” (menurut
keterangan istri, istri
bisa makan apa saja
ketika menyusui
bayinya walaupun
jarang makan sayur.)
“ya mungkin gimana
anaknya kalo
anaknya rewel
pengen ASI gitu, ya
pasti dipaksa ngasih
ASI.”
Diberikan selain
ASI Eksklusif:
“engga saya mah ga
setuju, ya karena
“kalo saya ya bersyukur
ya,...” (dukungan
emosional)
“saya mah pengennya
ASI aja gitu.”
(dukungan
penghargaan)
“ya itu kan bisa sebelah
sebelah aja gitu gantian
(mengganti dengan
payudara lain yang
tidak sakit)..”(cara agar
bayi tetap minum ASI
ketika puting ibu sakit)
(dukungan informasi)
“oh iya itu juga
termasuk, tapi saya mah
“....makanya saya untuk
menyikapi mensiasati ibunya
biar selalu sehat terus
gimana caranya tak kasih
sayur sayuran kalo saya
pulang kerja tak (saya) beliin
sayur sayuran buah buahan,
selalu ada terus.” (dukungan
fisik)
“kalo saya dari dulu belum
pernah mba, kalo ASInya
kurang/dikit ya saya
berusaha itu buat
mempercepat itu saya pake
daun katuk satu pepaya
muda, direbus, kalo engga
jantung pisang.” (dukungan
“emang dari awal ga
ada ambisi buat
kasih (susu
formula), ASI aja
pokoknya teh.”
(dukungan
emosional)
“kalo terjadi seperti
itu (puting lecet dan
ASI kurang),
umpama dulu kan
ya, kayaknya mah
engga (engga
diberikan susu
formula), kan dulu
pernah lecet
putingnya, tapi ya
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa suami memiliki
kemampuan dalam
mendukung ASI Eksklusif
berupa dukungan emosional
seperti membantu istri
apabila kesulitan memberi
ASI; dukungan fisik seperti
memberi makan apa saja,
membelikan sayur;
dukungan informasi seperti
mencari cara melancarkan
ASI; dukungan penghargaan
suruhan, ajakan, dan paksaan
agar bayinya diberi ASI saja.
Kesimpulan yang dapat
diambil adalah dari lima
emosional)
“iya yakin saya
hehe. (istrinya
dapat mengurus
anak dan memberi
ASI tanpa
mencampur
dengan susu
formula)”
belum waktunya.”
(dukungan
penghargaan)
“iya bangga..”
(dukungan
emosional)
“kalau selama masih
ada ASInya mah ya
paling pake pompa,..
waktu yang pertama
begitu, pas pertama
lahir mah pake gitu,
tapi pas udah
kesininya mah udah
makan sayuran itu,
Alhamdulillah
banyak ya udah
gitu.” (dukungan
fisik)
“engga, kalo itu kan
ga terlalu mampu, ya
kalo ada saya beliin,
sayang aja saya mah
kalo lagi ada (banyak
ASInya) terus dibeliin
(susu pelancar ASI),
kalo ga ada ya mau
beliin. Kalo ga ada mah
dedenya juga diberikan
bubur susu, tapi kan ini
lagi ada berhubung ada
berhubung banyak,
udah gitu aja saya
mah.” (dukungan fisik)
penghargaan)
“waktu baru pas ngelahirin
juga susah keluar tapi kan
dari dokter udah ngasih tau
ini selama satu minggu ga
pake minum ASI gapapa
bayi masih bertahan gitu,
jadi diusahain terus dipacu.”
(dukungan informasi)
“ya saya tanggung jawab
saya siap sedia makanya
saya usahakan biar istri saya
sehat selalu, makanya kalo
istri saya pusing pusing
langsung saya kontrol ke
bidan gitu.” (dukungan
emosional)
tetep diberikan
ASI.” (dukungan
penghargaan)
“paling ya dari
makanan, dari
sayuran, terutama
kan katuk itu ya,
katanya bagus itu ya
buat ASI”
(dukungan
informasi)
Berdasarkan
observasi:
Suami memberi
dukungan fisik
melalui pelayanan
yaitu membantu istri
mengendong dan
mengajak bermain
anaknya.
(dukungan fisik)
informan terdapat empat
informan yang mampu
memberi dukungan
emosional, penghargaan,
informaasi, dan fisik.
dari awal, dari awal
harus pake ASI.”
(menurut keterangan
suami, bayi akan
minum ASI ketika
dari lahir sudah
diberi ASI)
(dukungan
informasi)
4 Motivasi
Ekstrinsik
(identifikasi
regulasi):
Manfaat ASI
Eksklusif
“mendingan ASI,
kalo ASI kan lebih
bagus”
“percaya (ASI
Eksklusif tidak
membuat anaknya
sakit), tapi kalo
panas mah biasa.”
“itukan sehat
memang ASI,
makanan pertama
buat anak”
“buat pertumbuhan
anak gitu, biar sehat
anaknya. Haha”
“anaknya jadi cepat
tangkap ya, jadi
belajar menghitung
apa gitu mau, cepet
dia.”
“soalnya itu manfaatnya
lebih banyak, soalnya
kan buat makan minum
kan buat anak.”
“iya pinter, saya ga tau apa
jangan jangan karna susu
Eksklusif apa engga, tapi
setau saya Eksklusif bisa
buat kesehatan otomatis buat
kecerdasan juga bisa,...”
“ya.. mungkin
nutrisinya lebih baik
dari formula kali ya”
“manfaatnya kurang
begitu tau,.. kan biar
lebih deket sama
ibunya”
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa semua informan
mengakui bahwa ASI
Eksklusif lebih bagus, sehat,
makanan pertama bagi bayi,
kebutuhan makan dan
minum anak, dapat
mencerdaskan, dan nutrisi
lebih banyak dari formula.
Semua informan termotivasi
dari luar karena banyaknya
informasi dari luar terkait
manfaat ASI Eksklusif.
5 Motivasi
Ekstrinsik
(introjeksi
regulasi):
Kewajiban
mendukung
ASI Eksklusif
“bener itu..”
Alasannya:
“terus terang saya
mah kurang tau
hahah..”
“iya bener,”
Alasan:
“ya yang kesatu kan
buat kesehatan bayi
juga kan jadi ya
diharuskan, “
“ya setuju aja.”
Alasan:
“ya setuju aja soalnya
kalau engga diberikan
juga kasian kan bayinya
juga, kalo ga diberikan
kan juga semakin
banyak susu ASI nya.”
“ya tetep ASI aja, tapi
untuk sementara ya
mungkin diberikan susu
formula, gantian aja,..
paling susu botol coba
dulu, daripada kasian
dipaksain ibunya nanti
sakit.”
“ya saya tanggung jawab
saya siap sedia makanya
saya usahakan biar istri saya
sehat selalu, makanya kalo
istri saya pusing pusing
langsung saya kontrol ke
bidan gitu.”
“waktu baru pas ngelahirin
juga susah keluar tapi kan
dari dokter udah ngasih tau
ini selama satu minggu ga
pake minum ASI gapapa
bayi masih bertahan gitu,
jadi diusahain terus dipacu.”
“setuju banget”
Alasan:
“yang pasti kualitas
ASI itu ga bisa
terkalahkan dengan
kualitas susu
formula gitu ya.”
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa semua informan
setuju bahwa mendukung
ASI Eksklusif merupakan
kewajiban dan tanggung
jawab suami.
Alasan informan menyetujui
bahwa suami berkewajiban
dukung ASI Eksklusif cukup
beragam. Ada yang karena
alasan kesehatan bayinya,
ASI istrinya banyak, dan
ASI lebih baik kualitasnya
dari susu formula. Ada satu
informan yang setuju dan
berjuang untuk kelancaran
memberikan ASI istrinya.
Jadi dari semua informan,
terdapat empat informan
yang termotivasi dari luar
karena adanya perasaan
tanggung jawab dan
kewajiban mendukung ASI.
6 Motivasi
Ekstrinsik
(integrasi
regulasi):
Kesadaran
mendukung
ASI Eksklusif
untuk
kepentingan
Istri dan
Anak
Upaya membantu
istri melancarkan
ASI Eksklusif:
(kasus ASI
kurang dan
puting lecet):
“engga gak
langsung diberikan
formula. Diobatin
dulu kalo
putingnya lecet.
Atau gak gentian,”
(belum pernah
mengalami
kasusnya)
Keuntungan ASI
buat Ibu:
Upaya membantu
istri melancarkan
ASI Eksklusif:
(kasus ASI kurang)
“kalau selama masih
ada ASInya mah ya
paling pake pompa,..
waktu yang pertama
begitu, pas pertama
lahir mah pake gitu,
tapi pas udah
kesininya mah udah
makan sayuran itu,
Alhamdulillah
banyak ya udah
gitu.”
Upaya membantu istri
melancarkan ASI
Eksklusif: (kasus
puting lecet)
“ya waktu itu kan
pernah lecet putingnya..
ya itu kan bisa sebelah
sebelah aja gitu
gantian”
“ya kasian (kalau tidak
diberi ASI) aja anaknya
soalnya kan itu
kebutuhan makan dan
minumnya.”
“yakin (istrinya akan
memberikan ASI
Eksklusif), soalnya kan
Upaya membantu istri
melancarkan ASI
Eksklusif: (kasus ASI
sedikit)
“waktu baru pas ngelahirin
juga susah keluar tapi kan
dari dokter udah ngasih tau
ini selama satu minggu ga
pake minum ASI gapapa
bayi masih bertahan gitu,
jadi diusahain terus dipacu....
kalo ASInya kurang/dikit ya
saya berusaha itu buat
mempercepat itu saya pake
daun katuk satu pepaya
muda, direbus, kalo engga
jantung pisang.”
“kita sebagai suami harusnya
Upaya membantu
istri melancarkan
ASI Eksklusif:
(kasus ASI sedikit)
“Cuma dari awal sih
belum keluar
sempurna ASI nya,
tapi diusahain satu
hari dua hari keluar
keluar, dipancing
juga (sama
bayinya)”
“kan biar lebih deket
sama ibunya aja kan
ya, daripada dibilang
susu sapi, eh anak
sapi, hahah,”
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa kelima informan
sadar bahwa suami berperan
penting dalam mendukung
pemberian ASI Eksklusif.
Akan tetapi, hanya tiga
informan yang membuktikan
bahwa peran suami penting
dalam mendukung ASI
Eksklusif. Hal tersebut
dibuktikan dari pernyataan
informan yang ikut berperan
dalam mengupayakan
kelancaran ASI apabila
dihadapkan pada kasus
seperti ASI kurang dan
puting lecet. Kebanyakan
“bagus aja buat
ibunya, kalo abis
makan udah ada
lagi ASInya,”
(karena ASI ibu
banyak jadi suami
mengharuskan
diberikan ASI)
itu anaknya, buat
kebutuhan anaknya,
heheh”
kasih pengarahan mba, ya
sepengetahuan kita aja, atau
engga kita nanya nanya kalo
ga tau, nah sekarang kan
sudah ada google. Baiknya
ya kita harus kasih
pengarahan kepada istri
gimana caranya. Istri juga
harus lebih tau, istri saya
malah lebih tau lebih pinter
haha”
informan akan
mengupayakan agar bayi
untuk ASI Eksklusif dengan
cara menggunakan pompa
ASI, makan sayur, dan
menyarankan istri untuk
menggunakan payudara yang
tidak lecet atau yang ASInya
masih banyak.
Adapula satu informan yang
sadar bahwa peran suami
adalah memberi pengarahan
kepada istri dengan
informasi yang didapat
terkait ASI, dan
menyarankan istri agar
mandiri dan peduli.
7 Motivasi
Ekstrinsik
(eksternal
regulasi):
Keuntungan
“ya, gimana yak,
hehe masalah
keuangan ini
hahah” (Alasan
utama mendukung
ASI)
(tidak membeli susu
formula, karena
masalah ekonomi)
“iya memang bener
juga” (menurut
“kalo susu formula kan
itu kan hanya buat
minumannya aja, kalo
ini kan plus buat
makannya
juga.”(perbedaan ASI
Eksklusif dengan Susu
“keuntungan buat saya ya
ekonomis praktis. Ya aturan
saya ngeluarin duit buat susu
formula kan mahal mba, jadi
ASI, kalo praktisnya kalo
kebangun malem malem ga
usah bikin susu tinggal
“keuntungan dari
segi materi mungkin
ga ada keuntungan
atau gimana gimana
ya. Yang pasti
punya kebanggaan
sendiri aja kalo
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa keuntungan yang
didapatkan informan apabila
mendukung ASI Eksklusif
suami
mendukung
ASI Eksklusif
keterangan tersebut
keuntungan dari ASI
Eksklusif adalah
dapat mengirit
biaya)
Formula) ngeluarin kan praktis haha
gitu mba.”
ngasih ASI itu,” adalah ekonomis (irit biaya),
anak lebih sehat, praktis, dan
punya kebanggaan tersendiri.
Semua informan termotivasi
dari luar karena mengetahui
bahwa mendukung ASI
Eksklusif dapat
menguntungkan suami.
8 Amotivasi:
Tidak
termotivasi
tetapi
mendukung
karena ada
faktor lain
penyebab
mendukung
ASI Eksklusif
-
- - - - Semua informan termotivasi
dari dalam diri maupun dari
luar diri.
Matriks Wawancara
No. Item Data Informan Pendukung (Istri) Kesimpulan
Istri 1 (M) Istri 2 (J) Istri 3 (N) Istri 4 (A) Istri 5 (S)
1 Dukungan
emosional:
Pujian atau
tindakan
emosional
dari suami
untuk istri
“ya didukung suami
hehe”
(dapat dilihat dari
respon suami ketika
diwawancarai “wah
bukan cuma bangga,
(sambil menatap
mesra istrinya dan
tersenyum, sang istri
tertawa sambil
malu-malu dan
wajah memerah)”)
“hahah, ya disuruh aja
meren, jangan pake
botol, ga ada uangnya
haha..”
(suami dukung ASI)
“ya itu biar sehat,”
“ya Alhamdulillah sih
suami mah ngedukung
aja, asal sehat sayanya
mah, dari makannya
dijaga gitu.”
“iya dukung-dukung”
“ya, kalo itu suka
ingetin ngasih ASI,...”
“dukung.. (didukung
saja) iya.”
“ehm gimana ya,
engga dia ga ngasih
apa-apa, hehe cuman
ya support aja
biasalah support
support biasa, katanya
ya terus semangat
hehe, gitu. Ya harus
sehat dua duanya gitu
hehe”
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa dukungan dari suami
secara emosional dapat
ditunjukan melalui respon
suami yang bangga terhadap
istrinya, suami yang
mengingatkan istrinya untuk
memberi ASI, suami
mengingatkan bahwa ASI itu
sehat, dan ada pula yang
suaminya mendukung karena
adanya alasan keuangan.
2 Dukungan
informasi:
Nasihat atau
informasi
yang
diberikan
suami untuk
“engga, hehe gak
ngerti kali yah hehe
yang penting mah
diberikan ASI aja
gitu hehe.”
“bagus untuk
pertumbuhan kayaknya
mah ya, hehhe”
(jawaban sama dengan
jawabannya suami
ketika wawancara)
“ya gitu biar sehat aja,
kan ibunya juga harus
jaga makanannya biar
ASInya sehat. Kalo
makan pedes kan suka
mencret bayinya.”
“tau, kan anaknya udah
tiga sama ini”
“biar ASInya banyak,
harus makan sayur,
kayak bayem katuk
“sayur apa aja, yang
penting sayur,
terutama sayur bayem.
Katanya (kata
suaminya sambil
menunjuk suaminya
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa dukungan informasi
dari suami terkait ASI dapat
ditunjukan melalui tindakan.
Informasi yang diberikan
suami kepada istrinya cukup
beragam. Informasinya
istri terkait
ASI Eksklusif
“iya emang ga boleh, ga
boleh makan pedes
pedes. Hehe” (anjuran
menjaga makanan)
“ya paling jangan
minum air es, suka
batuk suka ngaruh.”
gitu.”
(informasi suami dapat
terlihat dari tindakan
yang dilakukan suami
dalam mendukung ASI
Eksklusif)
dengan menatap) kan
bikin banyak air
susu.”
(suami memberi
informasi tentang
ASI) “iya dia sering
buka buka internet...
(ASI) lebih baik dari
susu formula ya
katanya, baik buat
pertumbuhannya,
terus lebih
mendekatkan bayi
dengan ibu.”
antara lain adalah ASI
Eksklusif baik untuk
pertumbuhan, makanan yang
dikonsumsi ibu berpengaruh
bagi kualitas ASI, cara
memperbanyak ASI dengan
mengkonsumsi sayur seperti
bayam, serta ASI dapat
mempererat hubungan antara
ibu dan anak. Akan tetapi,
ada informan yang suaminya
tidak memberitahukan
informasi terkait ASI.
3 Dukungan
penghargaan:
Kepercayaan
suami bahwa
istri dapat
memberikan
ASI Eksklusif
(dapat dilihat dari
respon suami ketika
diwawancarai
“Alhamdulillah
lancar terus.”)
“bagus ASI mending
ASI gitu enak..
enaknya ga keluar
biaya lagi gitu buat
(kalau ga diberikan
ASI) “ya dimarahin
atuh (sama suami)
kasian dedenya”
(kalau ASI sedikit
terus diganti susu
formula) “suami mah
setuju aja, kayaknya
langsung diberikan
susu formula gitu,”
(pendapat istri
berbeda dengan
pendapat suami yaitu
“ya harus (diusahakan
diberikan ASI), malah
kalo misalnya ASInya
kering, dia nya yang
sibuk nyari katuk nyari
apa kitu.”
Komentar suami bila
bayi diberikan selain
“emang dia
(suaminya) ambisi ga
mau yah (tidak mau
pakai susu formula),”
“ga boleh sama suami,
dia mah emang harus
ASI aja gitu.”
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa dukungan
penghargaan atau penilaian
yang dilakukan suami adalah
dengan cara suami bersyukur
karena istrinya lancar
memberi ASI, suami akan
marah bila anaknya tidak
diberi ASI, suaminya
berusaha bila istrinya
kesulitan memberi ASI, dan
beli susu haha” “Saya mah pengennya
ASI aja gitu”
ASI:
“engga kayaknya deh.
Hehe”
ada pula suami yang
berambisi untuk ASI
Eksklusif.
4 Dukungan
fisik:
Kebutuhan
istri yang
disiapkan
suami untuk
memberi ASI
Eksklusif.
“engga, gak pake
pompa pompaan,”
(minum susu dan
vitamin)
“engga..hehe”
“sayur jarang, tapi
alhamdulillah ASInya
penuh terus,”
“engga engga hehe ga
minum (vitamin atau
susu ibu menyusui) apa
apa..”
(gak pake pompa)
“engga.hehe”
“iya (makan sayur tahu
tempe) heeh daging
mah makan. Hehe”
“suami mah terserah
kitanya aja, hehe kita
makannya sayur apa
hehe, suami mah kan
“itu sayuran.. hehe,
suka pusing saya kalo
ga makan sayur, tapi
ASInya jadinya
banyak gitu,”
“suka diberikan susu..
paling susu bendera
kitu”
“...terus suka apa tuh
beliin makanan, yang
banyak sayur sayuran
kitu, sayur yang biar
banyak ASInya gitu.”
“pernah minum susu
gitu lactamil yang buat
nyusuin.”
“kalo (minum vitamin)
vitamin paling kayak
kalsium gitu, “
(minum susu pelancar
ASI) “sempet sempet
minum, berapa kali ya
dua kayaknya..
sekarang udah engga.”
Berdasarkan keterangan
informan, dapat disimpulkan
bahwa dukungan fisik yang
diberikan suami adalah
membelikan sayur, membeli
susu pelancar ASI (susu ibu
menyusui), membeli vitamin,
dan membebaskan istri untuk
makan apa saja yang
beragam. Akan tetapi, para
informan tidak menggunakan
pompa ASI karena informan
mengaku ASInya lancar.
jarang dirumah hehe.. “
5. Pengertian
ASI Eksklusif
ASI Eksklusif:
“dari 0 bulan sampai
2 tahun,”
Selain ASI (Air
minum, susu
formula, buah,
MPASI, madu, teh,
kopi, dan lain lain):
“engga engga sih
tapi kalo sekarang
mah diberikan air,
madu gitu.”
Informasi dari:
“tau aja tapi dari
bidan juga diberikan
tau”
ASI Eksklusif:
“kalo seharusnya mah
sampe 6 bulan, hehe”
Selain ASI (Air minum,
susu formula, buah,
MPASI, madu, teh,
kopi, dan lain lain):
“engga, gak boleh hehe
ASI aja”
Informasi dari:
“dari baca buku dari
suami iya heheh... iya..
(dari leaflet)”
ASI Eksklusif:
“dari lahir sampe 2
tahun”
Selain ASI (Air
minum, susu formula,
buah, MPASI, madu,
teh, kopi, dan lain
lain):
“engga hehe, ehm
engga kayaknya mah
ya.”
Informasi dari:
“iya saya mah kan
sering ikut posyandu,
jadi diberikan tau
sama bu bidan.”
ASI Eksklusif:
“oh itu, 0 sampe 6
bulan.”
Selain ASI (Air minum,
susu formula, buah,
MPASI, madu, teh,
kopi, dan lain lain):
“iya belum dicampur
masih ASI aja hahah,
sebenernya belum perlu
air putih masih cukup
sama ASI aja gitu,
sekarang aja nih kalo
saya minum teh baru
dijilat jilatin hehe..
sekarang mah paling air
putih sama ASI, baru
diberikan pas lewat 6
ASI Eksklusif:
“dari bayi sampe 6
bulan, dari 0 bulan
sampe 6 bulan ya.”
Selain ASI (Air
minum, susu formula,
buah, MPASI, madu,
teh, kopi, dan lain
lain):
“kalo udah 6 bulan
kesana baru boleh ya,
hehe”
Informasi dari:
“dari orang yang
kedua dari baca-baca
ya gitu lah hehe dari
bidan juga suka
Kebanyakan dari informan
mengatakan bahwa ASI
Eksklusif dari 0-6 bulan, ada
pula yang mengatahan ASI
Eksklusif sampai 2 tahun.
Informan mengatakan bahwa
bayi usia 0-6 bulan tidak
dibolehkan makan dan
minum selain ASI saja.
Kebanyakan informan
mendapatkan informasi dari
bidan ketika mengikuti
posyandu.
bulan. (sama MPASI
juga)”
Informasi dari:
“Posyandu, suami,
banyak ya”
ngasih pengertian,
terus dibuku kms kan
juga ada ya..”
Matriks Observasi
Item Data
Observasi
Pernyataan
Informan
Observasi Keterangan
Motivasi
Internal
(Kemampuan
Suami
Mendukung
Secara Fisik
Pemberian ASI
Eksklusif)
(Sasaran
Observasi:
Informan
Suami)
“ga tau saya mah,
saya mah jarang
dirumah saya kerja,”
(Suami 1(U))
Tidak ada barang
bukti observasi,
hanya dengan
pengamatan
peneliti. Selama
wawancara
berlangsung istri
yang terus
mengajak bermain
dan menggendong
anaknya.
Sedangkan suami
terlihat lelah dan
memilih untuk
duduk sambil
meminum kopi
saja, dan terkadang
menyapa bayinya.
Dari pernyataan
suami, tidak ada
dukungan fisik yang
diberikan
“kalau selama
masih ada ASInya
mah ya paling
pake pompa,..
waktu yang
pertama begitu,
pas pertama lahir
mah pake gitu,
tapi pas udah
kesininya mah
udah makan
sayuran itu,
Alhamdulillah
banyak ya udah
Tidak ada barang
bukti observasi,
hanya dengan
pengamatan
peneliti. Selama
wawancara
berlangsung
peneliti mengamati
Kejadiannya sudah
berlalu sehingga
tidak dapat
diobservasi.
gitu.”
(suami 2(M))
perilaku informan
yaitu informan
menggendong dan
mengajak bermain
anaknya walau
habis pulang
bekerja.
“oh iya itu juga
termasuk, tapi
saya mah ga
terlalu mampu, ya
kalo ada saya
beliin, sayang aja
saya mah kalo
lagi ada (banyak
ASInya) terus
dibeliin (susu
pelancar ASI),
kalo ga ada ya
mau beliin. Kalo
ga ada mah
dedenya juga
diberikan bubur
susu, tapi kan ini
lagi ada
berhubung ada
berhubung
banyak, udah gitu
aja saya mah.”
(Suami 3(J))
Tidak ada barang
bukti observasi,
hanya dengan
pengamatan
peneliti. Selama
wawancara
berlangsung
peneliti mengamati
perilaku informan
yaitu informan
menggendong dan
mengajak bermain
anaknya ketika
anaknya menangis
istrinya diminta
untuk memberi ASI
kepada bayinya.
Kejadiannya sudah
berlalu sehingga
tidak dapat
diobservasi.
“....makanya saya
untuk menyikapi
mensiasati ibunya
biar selalu sehat
terus gimana
caranya tak kasih
sayur sayuran
kalo saya pulang
kerja tak (saya)
beliin sayur
sayuran buah
buahan, selalu ada
terus.”
(Suami 4(S))
Suami membelikan
sayuran yang masih
terlihat segar.
Sayuran yang
dibelikan yaitu sayur
katuk dan daun
pepaya. Selain
sayur, ada pula buah
yang disediakan
dimeja.
-(suami 5(H))
Suami memberi
dukungan fisik
melalui pelayanan
yaitu membantu istri
mengendong dan
mengajak bermain
anaknya.
Dukungan Fisik
dari Suami yang
dirasakan Istri
(Sasaran
Observasi:
Informan Istri)
“engga, gak pake
pompa pompaan,”
(minum susu dan
vitamin)
“engga..hehe”
(istri 1(M))
Tidak ada yang
dapat diobservasi,
peneliti mengamati
perilaku informan
tersebut, memang
terlihat informan
istri cendrung
menggendong dan
mengajak bermain
bayinya.
Dari pernyataan
informan istri, suami
tidak memberi
dukungan fisik.
“suami mah
terserah kitanya
aja, hehe kita
makannya sayur
apa hehe, suami
mah kan jarang
dirumah hehe..”
(Istri 2(J))
Tidak ada yang
dapat diobservasi
karena kejadian
sudah berlalu dan
pengamatan dari
peneliti informan
istri sedang
berbincang dengan
tetangganya
sedangkan
informan suami
menggendong dan
mengajak bermain
anaknya walaupun
habis pulang
bekerja.
Dari pernyataan
informan istri, suami
tidak memberi
dukungan fisik.
“itu sayuran..
hehe, suka pusing
saya kalo ga
Tidak ada barang
bukti observasi,
hanya dengan
Informan istri
menyatakan bahwa
kejadian sudah
makan sayur, tapi
ASInya jadinya
banyak gitu,”
“suka diberikan
susu.. paling susu
bendera kitu”
(istri 3(N))
pengamatan
peneliti.
berlalu,
“...terus suka apa
tuh beliin
makanan, yang
banyak sayur
sayuran kitu,
sayur yang biar
banyak ASInya
gitu.”
“pernah minum
susu gitu lactamil
yang buat
nyusuin.”
“kalo (minum
vitamin) vitamin
paling kayak
kalsium gitu,”
(Istri 4(A))
Berdasarkan
pernyataan informan
istri, bahwa suami
juga membelikan
susu ibu menyusui
walaupun informan
istri mengaku bahwa
jarang meminum
susu tersebut karena
ASInya masih
banyak.
(minum susu
pelancar ASI)
“sempet sempet
minum, berapa
kali ya dua
kayaknya..
sekarang udah
engga.”
(Istri 5(S))
Tidak dapat
diobservasi, akan
tetapi selama
wawancara
pasangan informan
suami dan istri ini
saling bekerja sama
menggendong dan
mengajak bermain
bayinya.
Informan istri
menyatakan bahwa
kejadian sudah
berlalu,
Transkrip Wawancara
Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017
Informan : Informan 1 (Istri 1), Informan 2 (Suami 1), memiliki bayi berinisial MR
yang berusia 11 bulan pada bulan oktober.
Tempat : Teras rumah kosong, Jalan Gang Gadog, Desa Bendungan, Kecamatan
Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Suasana : Sepi, rumah berada di gang kecil, hanya ada informan, pewawancara,
dan kader. Informan 1 sedang sibuk menggendong dan memberi ASI kepada bayinya.
Sedangkan suami sedang sibuk membantu hajatan pernikahan tetangganya. Semula hanya
ada informan 1, kemudian anak informan memanggil informan 2 untuk diwawancara.
Waktu : pukul 11.00 WIB
Durasi : 6 menit 19 detik
Dialog 1
Pewawancara : Teteh tinggal sama suami aja atau sama siapa lagi teh?
Informan 1 : Ama ibu juga sih,
Pewawancara : Sama ibu juga
Informan 1 : iya, dirumah
Pewawancara : satu atap gitu?
Informan 1 : iya satu atap tapi ada tiga rumah
Pewawancara : inikan tentang ASI Eksklusif teh, nah terus teteh ASI ini didukung sama
suami atau gimana teh?
Informan 1 : ya didukung suami hehe
Pewawancara : suami yang suruh ASI aja?
Informan 1 : iya hehe
Pewawancara : suami kayak ngasih tau manfaat ASI ga teh?
Informan 1 : engga, hehe gak ngerti kali yah hehe yang penting mah diberikan ASI
aja gitu hehe.
Pewawancara : jadi kata suami udah kasih ASI aja gitu?
Informan 1 : iya hehe
Pewawancara : terus misalnya teteh pernah ga ASInya ga keluar gitu apa keluarnya
sedikit?
Informan 1 : belum pernah, malah banyak terus haha (tertawa gembira sambil
menyusui bayinya)
Pewawancara : subur ya teh haha..
Informan 1 : iya malah yang pertama ini diurut terus geh.
Pewawancara : terus banyak gitu tipsnya apa teh?
Informan 1 : makan mah biasa aja,
Kader : sayur? katuk makan ga?
Informan 1 : sayur juga
Informan 1 : katuk mah tara paling mah bayem
Pewawancara : terus kalo susu, vitamin gitu suka minum?
Informan 1 : engga hehe
Pewawancara : simpel banget ya teteh, enak ya, ASI aja gitu.
Informan 1 : iya haha
Pewawancara : terus teteh pernah ga dedenya rewel, terus suami udah kasih susu
formula aja, apa sama ASI peduli banget.
Informan 1 : iya sih sama ASI peduli banget.
Pewawancara : kalo ga diberikan ASI, misalnya teteh lagi ga ngapa-ngapain terus ga
diberikan ASInya pernah ga teh?
Informan 1 : engga pernah,
Pewawancara : ga pernah ditinggal ya teh anaknya?
Informan 1 : iya hehe
Pewawancara : terus suaminya ngapain teh? Hehe (nada bercanda)
Informan 1 : hahah, kalo anaknya lagi anteng, kalo anaknya rewel suka ga enak
badan.
Pewawancara : pernah ga teh tergoda sama susu formula pengen ngasih?
Informan 1 : engga hehe, engga pernah,
Pewawancara : jadi sampe sekarang dede belum pernah diberikan susu formula kitu?
Informan 1 : engga pernah hehe, jadi dari yang pertama teh susu ASI semua, yang
kedua juga haha
Pewawancara : subur banget si teteh..haha, jadi suami juga ga beliin susu sama vitamin
buat teteh?
Informan 1 : engga hahah
Pewawancara : terus kalo pompa ASI pake teh,
Informan 1 : engga, gak pake pompa pompaan,
Pewawancara : bener nih si teteh alami banget haha.. (suaminya datang), oh ini ya teh
suaminya
Informan 2 : iya saya suaminya hehe
Pewawancara : punten nih pak, ditanya-tanya gapapa?
Informan 2 : ditanya-tanya tentang apa?
Informan 1 : iya ini ditanya tentang ASI hahah
Informan 2 : aduh tentang ASI mah haha..
Pewawancara : tau gak pak ASI hehe
Informan 2 : ga tau saya mah hehe
Pewawancara : gapapa bapak, punten ini bapak ujang ya?
Informan 1 : iya teh.. hehe
Pewawancara : jadikan pak penelitian saya tentang motivasi suami mendukung ASI?
Nah si ibu ASI, jadi saya mau tau nih, bapak punya tips apa biar si ibunya ASI?
(informan 2 nampak bingung dan berpikir)
Pewawancara : bingung ya bapak? hehe
Informan 1 : iya bingung dia mah, masalah ASI mah hahah..
Pewawancara : haha, kalo misalnya saya bilang bapak berkewajiban dan bertanggung
jawab mendukung ASI, bener ga papa?
Informan 2 : bener itu
Pewawancara : terus bapak ngasih apa biar ASInya ibu lancar?
Informan 2 : ga tau saya mah, saya mah jarang dirumah saya kerja,
Informan 1 : iya diamah yang penting ngasih ASI aja gitu hehe
Pewawancara : oh bapak kerja apa memang pak?
Informan 2 : saya mah kerja bangunan hehe
Pewawancara : oalah, menurut bapak bagusan ASI apa susu formula pak?
Informan 2 : mendingan ASI, kalo ASI kan lebih bagus
Pewawancara : alasan gak pake susu formula itu kenapa pak?
Informan 2 : ya, gimana yak, hehe masalah keuangan ini hahah
(kader, pewawancara, dan informan 1 sejenak mencairkan suasana dengan bercandaan
menggoda informan 2, semua menjadi tertawa)
Pewawancara : jadi karena masalah keuangan ya pak, tapi Alhamdulillah ya, ibunya ga
pake apa apa ASInya lancar terus ya pak?
Informan 2 : Alhamdulillah lancar terus.
Pewawancara : Bangga ga pak sama ibu?
Informan 2 : wah bukan cuma bangga, (sambil menatap mesra istrinya dan
tersenyum, sang istri tertawa sambil malu-malu dan wajah memerah)
Pewawancara : berarti bapak seneng ya pak istrinya lancar ngasih ASInya, tapi bapak
percaya ga pak kalo ASI ga bikin anaknya sakit?
Informan 2 : percaya, tapi kalo panas mah biasa.
Pewawancara : diberikan semua ya pak anaknya, sudah berapa pak anaknya
Informan 2 : iya diberikan semua, sudah tiga.
Pewawancara : Alhamdulillah pak, gitu aja pak wawancaranya haha, segitu sudah
cukup, kalo kurang nanti saya tanya tanya lagi ya pak,
Informan 2 : iya-iya boleh boleh hahah..
Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017
Informan : Informan 1 (Istri 2), Informan 2 (Suam 2), memiliki bayi berinisial M
yang berusia 7 bulan pada bulan Oktober.
Tempat : Teras rumah, Jalan Gang Gadog, Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Suasana : Sepi, ada orang tua dari informan dirumah tersebut, diteras ada
informan, kader, dan pewawancara. Semula informan 1 sedang ada dirumah tetangga
membantu acara untuk hajatan tetangganya, kemudian dipanggilkan oleh kader. Setelah
itu wawancara dilanjutkan kepada informan 2 yang baru saja terbangun dari istirahatnya
karena beliau habis begadang jaga ronda.
Waktu : pukul 11.30 WIB
Durasi : 8 menit 44 detik
Dialog 2
Pewawancara : punten ya teh ya, inikan penelitian tentang ASI Eksklusif ya teh, jadi
mau tanya dulu ini teteh ASI kan ya?
Informan 1 : iya
Pewawancara : ga diberikan apa apa lagi kan teh?
Informan 1 : engga
Pewawancara : itu suami berperan ga teh, kayak nyuruh ASI atau orang tua?
Informan 1 : engga, emang disuruh.
Pewawancara : disuruh suami teh? Kata suami apa teh?
Informan 1 : hahah, ya disuruh aja meren, jangan pake botol, ga ada uangnya haha..
(situasi berbincang santai sambil bercanda dengan informan)
Pewawancara : terus selama ini teteh suka ngadet ga ASInya?
Informan 1 : alhamdulillah lancar, dari pas lahir diberikannya, sampe sekarang, hehe
Pewawancara : Alhamdulillah, terus teteh bisa melancarkan ASI dengan makan sayur
gitu ga?
Informan 1 : sayur jarang, tapi alhamdulillah ASInya penuh terus,
Pewawancara : terus susu atau vitamin untuk melancarkan ASI gitu teteh minum ga?
Informan 1 : engga engga hehe ga minum apa apa..
Pewawancara : terus suami sebenernya tau ga teh manfaat ASI?
Informan 1 : ga tau ya.. heheh,
Pewawancara : oh pokoknya disuruh minum ASI gitu ya?
Informan 1 : bagus untuk pertumbuhan kayaknya mah ya, hehhe
Pewawancara : hehe, terus dedenya suka sakit ga teh?
Informan 1 : kalo lagi musim mah suka sakit, batuk pilek aja biasa..
Pewawancara : terus ibu pake pompa ASI gitu ga?
Informan 1 : engga.hehe
Pewawancara : jadi teteh makan kayak biasa aja, kayak makan sayur tahu tempe, terus
daging makan teh?
Informan 1 : iya heeh daging mah makan. hehe
Pewawancara : kalo ibu ga kasih ASI, si bapak gimana komennya?
Informan 1 : ya dimarahin atuh kasian dedenya, hahha
Pewawancara : hehe kasian dede kalo ga diberikan ASI gitu ya,hehe
Informan 1 : iya hahah
Pewawancara : dedenya kalo diberikan susu formula mau ga teh?
Informan 1 : ga mau,
Pewawancara : pernah ga lagi itu dicoba teh?
Informan 1 : iya kan pertama dari bidan kan mau diberikan susu itu tapi gak boleh
sama bidan.
Pewawancara : sampe sekarang dedenya ga mau susu formula teh?
Informan 1 : iya sampe sekarang ga mau geh hahah..
Pewawancara : mungkin segitu aja ya, wawancara sama teteh, mungkin sama bapak
ditanya-tanya.
(informan 1 ingin memanggil informan 2 yang masih beristirahat, pewawancara dan
kader mencegah agar tidak diganggu informan 2 yang sedang istirahat (tidur), akan tetapi,
informan 1 tetap ingin membantu untuk membangunkan informan 2)
(beberapa saat kemudian informan 2 hadir dan dijelaskan tentang wawancara dan inform
consent, lalu informan 2 menyetujuinya, dan wawancara dilanjutkan)
Pewawancara : Alasan bapak mendukung ASI apa kitu pak?
Informan 2 : buat pertumbuhan anak gitu, biar sehat anaknya. haha
Pewawancara : bapak mendukungnya pemberian ASInya gimana caranya pak?
Informan 2 : diberikan makan heheh
Pewawancara : oh jadi faktor makanan ya pak. Bapak ngasih makan istrinya apa gitu
pak sampe banyak gitu ASInya?
Informan 2 : hehe, ya kan kalo lagi menyusui kan harus makan sayur-sayuran,
begitukan?
Pewawancara : iya bener, terus si ibu diberikan makan susu atau vitamin gitu ga pak?
Informan 2 : vitamin doang paling
Pewawancara : vitamin apa pak?
Informan 2 : dari bidan
Pewawancara : vitaminnya ada bu? vitamin apa itu bu?
Informan 1 : itumah dulu pas melahirkan diberikannya, sekali doang dulu mah pas
lahir, heheh sekarang mah ga makan apa apa.
Pewawancara : oh vitamin itu hehe, itu manfaat ASI apa sih pak? Apa bagusnya ASI
menurut bapak gitu pak?
Informan 2 : itukan sehat memang ASI, makanan pertama buat anak.
Pewawancara : bapak, kalo ibu ga kasih ASI komentar bapak gimana?
Informan 2 : haha, marah kalo anaknya pengen ASI pastikan nangis juga,
Pewawancara : kalo anaknya pengennya susu ga pengen ASI gimana pak?
Informan 2 : engga, kalo itu kan dari awal, dari awal harus pake ASI.
Pewawancara : terus bangga ga pak? Istrinya ASInya lancar anaknya minum ASI?
Informan 2 : iya bangga (wajah lega dan sedikit senyum)
Pewawancara : kan faktor lain bapak ASI kalo kata ibu kan karena faktor keuangan
juga, itu bener ga pak?
Informan 2 : iya memang bener juga
Pewawancara : kalo misalnya saya bilang bapak berkewajiban dan bertanggung jawab
dukung ASI komentar bapak gimana?
Informan 2 : iya bener,
Pewawancara : kalo bapak ga dukung ASI misalnya nih, kira-kira ibu bakal kasih ASI
ga pak?
Informan 2 : ya mungkin gimana anaknya kalo anaknya rewel pengen ASI gitu, ya
pasti dipaksa ngasih ASI.
Pewawancara : jadi intinya, bapak dukung ASI karena ASI itu makanan pokok terus..
Informan 2 : iya ASI itu makanan pokok, ASI juga bagus.
Pewawancara : Alhamdulillah pak sudah selesai.
Hari, Tanggal : Kamis, 5 Oktober 2017
Informan : Informan 1 (Istri 3), Informan 2 (Suami 3), memiliki bayi berinisial H
yang berusia 9 bulan lahir pada tanggal 18 November 2016.
Tempat : Ruang tamu di rumah informan, Jalan Gang Gadog, Desa Bendungan,
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat
Suasana : Informan tinggal berdua dengan kedua anaknya, ketika wawancara
anaknya sempat menangis dan diberikan ASI oleh informan 1 lalu kemudian informan 2
menggendong dan membawa anaknya bermain sehingga situasi kembali kondusif. Ketika
wawancara terdapat informan, pewawancara, dan kader.
Waktu : pukul 8.42 WIB
Durasi : 10 menit 8 detik
Dialog 3
Pewawancara : Punten teh, kan teteh ASI nah suami berperan apa nih teh dalam
mendukung ASI? Misalnya disuruh ASI sama suaminya, kalau cerita teteh gimana nih
teh?
Informan 1 : ya itu biar sehat, lagian ini habibinya juga ga mau sama yang susu,
pernah kan bikin (waktu usia 6 bulan keatas) tapi si habibinya ga mau, maunya ASI.
Pewawancara : manfaatnya apa sih bu ASI ini?
Informan 1 : ya biar sehat,
Pewawancara : kalo kata suami, manfaatnya apa teh? Tapi teteh yang jawab bapak
nanti jawabnya heheh..
Informan 1 : ya gitu biar sehat aja, kan ibunya juga harus jaga makanannya biar
ASInya sehat. Kalo makan pedes kan suka mencret bayinya.
Pewawancara : terus suka diberikan makan apa gitu ibunya biar lancar?
Informan 1 : itu sayuran.. hehe, suka pusing saya kalo ga makan sayur, tapi ASInya
jadinya banyak gitu,
Pewawancara : terus ibu, suka diberikan vitamin atau susu sama suami gitu biar lancar
ASInya?
Informan 1 : suka diberikan susu
Pewawancara : susu apa punten teh? Merknya kitu?
Informan 1 : paling susu bendera kitu
Pewawancara : jadi teteh suka minum susu sama makan sayur kitu?
Informan 1 : iya pokoknya yang sehat sehat aja, hehe
Pewawancara : kalo misalnya ASInya ibu keluarnya sedikit, anaknya bakal diberikan
susu apa mau diperjuangin dipompa apa gimana?
Informan 1 : diberikan susu ASI aja dipaksain, tapi kalo sakit ininya mah (sambil
menunjukan payudaranya) ya diberikan susu formula.
(bayinya menangis dan diberi kasih, kemudian wawancara kembali dilanjutkan)
Pewawancara : oh jadi suka sakit gitu teh?
Informan 1 : maksudnya kalo dipaksain suka sakit ininya mah..
Pewawancara : kalo misalnya ASInya sedikit, terus mau diganti sama susu formula
suami setuju ga teh?
Informan 1 : suami mah setuju aja, asal jangan keberatan biaya, heheh.
Pewawancara : pernah lecet ga teh payudaranya?
Informan 1 : engga sih.. hehe
Pewawancara : itu sakit lecetnya gara gara apa teh?
Informan 1 : kalo ga ada air susu, dedenya kan suka nyari suka gigit gitu, hehe.
Pewawancara : maaf ya teh, dedenya jadi keganggu.
Informan 1 : engga atuh hehe.
(kemudian dilanjutkan dengan wawancaranya dengan informan 2)
Pewawancara : punten ya pak, bapak tau gak pak pengertian ASI Eksklusif?
Informan 2 : ASI teh air susu ibu nyak?
Pewawancara : iya pak air susu ibu tapi yang Eksklusif pak, itu apa pak?
Informan 2 : setau saya sih, itu buat bagus, buat anak kecil, lebih bagus dari susu
botol lebih steril diakan alami gitu, kalo susu botolkan banyak sampe campuran.
Pewawancara : oh kitu pak, terus kan banyak nih pak yang ASInya sedikit ada juga
yang banyak, nah bapak tau ga pak caranya biar banyakin ASInya kitu?
Informan 2 : paling pake sayuran,
Pewawancara : banyak makan sayur gitu ya pak?
Informan 2 : iya,
Pewawancara : bapak kalo misalnya ibu ga ngasih ASI, bapak gimana tanggapannya?
Informan 2 : saya mah pengennya ASI aja gitu.
Pewawancara : ada faktor lain ga pak, misalnya faktor ekonomi ga bisa beli susu
formula apa gimana pak?
Informan 2 : oh engga.. pake susu ASI aja.
Pewawancara : terus bapak ngendukungnya gimana, misalnya ibunya sakit pas
ngeluarin ASI,
Informan 2 : ya itu kan bisa sebelah sebelah aja gitu gantian (mengganti dengan
payudara lain yang tidak sakit)..
Pewawancara : oh ganti gantian aja ya..
Informan 2 : iya apalagi ini yang namanya kadang-kadang sakit mah, tapi sekarang
mah engga tapi itu dulu dulu banget.
Pewawancara : terus bapak kenapa kepengen banget ibu ngasih ASI kitu?
Informan 2 : soalnya itu manfaatnya lebih banyak, soalnya kan buat makan minum
kan buat anak.
Pewawancara : terus kalo pendapat bapak tentang suami itu bertanggung jawab dan
berkewajiban buat mendukung istri ngasih ASI?
Informan 2 : ya setuju aja.
Pewawancara : kalo misalnya ga diberikan kasih kenapa pak?
Informan 2 : ya kasian aja anaknya soalnya kan itu kebutuhan makan dan minumnya.
Pewawancara : kalo susu formula gimana pak?
Informan 2 : kalo susu formula kan itu kan hanya buat minumannya aja, kalo ini kan
plus buat makannya juga.
Pewawancara : kalo misalnya bapak ga dukung ASI, kira-kira ibu tetep ASI ga?
Misalnya bapak kerja terus ibu sendiri ngurus anak, ibu tetap akan kasih ASI ga pak?
Informan 2 : yakin (tegas), soalnya kan itu anaknya, buat kebutuhan anaknya, heheh
Pewawancara : jadi ibunya mau dan bapaknya juga dukung ASI buat anaknya ya
Informan 2 : iya heeh.. heheh
Pewawancara : terus kalo bapak ga mendukung ASI, sedangkan ibu putingnya lecet dan
ASInya sedikit, gimana pak apa ibu akan tetap ASI?
Informan 2 : ya tetep ASI aja, tapi untuk sementara ya mungkin diberikan susu
formula, gantian aja,
Pewawancara : kalau bayinya belum diatas 6 bulan misalnya masih 3 bulan, akan tetep
diberikan susu formula pak?
Informan 2 : paling susu botol coba dulu, daripada kasian dipaksain ibunya nanti
sakit.
Pewawancara : alhamdulillah sudah cukup pak, punten ya pak, terima kasih banyak
teteh bapak.
Informan 2 : iya sama sama
Hari, Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017
Informan : A (Istri 4) dari suami yang berinisial S dan memiliki bayi berinisial
MFA berusia 11 bulan yang lahir pada tanggal 13 November 2017.
Tempat : Ruang tamu Posyandu Lurah di Kampung Seseupan Desa Bendungan
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat
Suasana : Situasi ketika wawancara berlangsung cukup kondusif, hanya saja ruang
tamu yang terbuka membuat suara dari luar rumah menjadi terdengar. Ketika wawancara
hanya ada pewawancara dan informan. Tidak ada kader dalam wawancara tersebut karena
informan berperan sebagai kader kesehatan posyandu di desa Bendungan.
Waktu : pukul 14.00 WIB
Durasi : 6 menit 55 detik
Dialog 4
Pewawancara : jadi bu, riska ini penelitiannya tentang motivasi suami, jadi butuh ibu
sama bapak kitu heheh, sebenernya bapak dukung ASI ga bu?
Informan : oh kitu hehe, iya dukung-dukung
Pewawancara : gimana bu cara bapak dukung ASI kitu? hehe
Informan : ya, kalo itu suka ingetin ngasih ASI, terus suka apa tuh beliin makanan,
yang banyak sayur sayuran kitu, sayur yang biar banyak ASInya gitu.
Pewawancara : terus bapak sebenernya tau gak bu tentang manfaat ASI?
Informan : tau, kan anaknya udah tiga sama ini
Pewawancara : oh udah tiga ya bu, tiga tiga ASI itu bu?
Informan : iya tiga tiganya ASI,
Pewawancara : bapak tau manfaat ASInya darimana bu?
Informan : ya mungkin kan tau dari sekolah meren kan sekolah dulu meren heheh
Pewawancara : sekolahnya bapak terakhir sampe mana kitu bu?
Informan : sampe sma, suka buat buat laporan kitu
Pewawancara : oiya bu bisa bisa hehe, waktu anak pertama bapak gimana bu
responnya? Langsung disuruh kasih ASI apa gimana bu?
Informan : kalo waktu pertama-tama iya suruh kasih ASI aja, soalnya ga kerja ini.
Pewawancara : ada faktor ekonomi ga bu, misalnya diberikan ASI biar lebih murah
kitu?
Informan : ya gitu juga ada, soalnya dulu kan anak pertama saya masih ngontrak.
Jadi ya dari segi ekonomi meren ya.
Pewawancara : hm begitu bu, terus ibu pernah ga ASInya kurang, atau sakit kitu?
Informan : engga sih selama ini mah engga, yang penting mah saya nya banyak
makan gitu.
Pewawancara : ibu suka minum susu atau vitamin gitu ga bu?
Informan : pernah minum susu gitu lactamil yang buat nyusuin.
Pewawancara : sekarang masih minum bu?
Informan : engga sekarang mah engga kitu, dulu iya,
Pewawancara : kalo vitamin bu?
Informan : kalo vitamin paling kayak kalsium gitu,
Pewawancara : ibu pernah ga bu tergoda sama susu formula, misalnya malem malem
males bangun males nyusuin gitu,
Informan : belum sih alhamdulillah, Cuma kadang suka kepikiran masih bagus ga
ini ASI gitu, kadang kan suka ga ada, tapi sampe sekarang belum dicampur.
Pewawancara : tapi gapapa kalo udah lewat 6 bulan mah dicampur, hehe tapi ibu suka
dibantu pompa ASI ga bu?
Informan : engga, pas mau nyusu pertama, soalnya kan waktu dua tiga hari pertama
ga ada belum keluar jadi dipancing.
Pewawancara : sekarang masih ada ga bu pompa ASInya?
Informan : engga gak pake
Pewawancara : dede pernah ditawarin susu formula sama pelayanan kesehatan tempat
dede lahir, punten dimana itu bu?
Informan : oh dirumah sakit, engga, hehe, udah ga boleh sekarang mah
Pewawancara : iya hehe, masih ada beberapa bu yang masih nawarin hehe,
Informan : orang kalo mau diberikan susu formula aja mesti tanda tangan aja waktu
itu, kan belum keluar,
Pewawancara : hm kitu nyak bu, kalo misalnya ibu males kasih ASI respon bapak
gimana bu?
Informan : haha sekarang mah kan gini udh boleh diberikan susu formula kali mah
orang udah mau setahun, tapi saya nya suka kasian kalo diberikan.
Pewawancara : waktu dedenya masih 0 sampe 6 bulan, gimana respon bapak bu?
Informan : ya harus, malah kalo misalnya ASInya kering, dia nya yang sibuk nyari
katuk nyari apa kitu.
Pewawancara : hahah, wah bapak nya bagus gitu, saya perlu banget nih ketemu bapak.
Bisa ga bu, kalo saya ketemu bapak?
Informan : bisa kali, bapaknya pulang sore, nanti saya hubungin si teteh aja, nanti
di wa aja.
Hari, Tanggal : Jumat, 6 Oktober 2017
Informan : S (Suami 4) dari istri yang berinisial A dan memiliki bayi berinisial
MFA berusia 11 bulan yang lahir pada tanggal 13 November 2017.
Tempat : Ruang tamu dirumah informan, Kampung Seseupan Desa Bendungan
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat
Suasana : Situasi ketika wawancara, cukup kondusif, hanya saja terdengar suara
televisi. Informan kala itu ditemani oleh istri dan bayinya. Sehingga ketika wawancara
hanya ada informan dan pewawancara.
Waktu : pukul 19.00 WIB
Durasi : 7 menit 10 detik
Dialog 5
Pewawancara : penelitian saya kan berkaitan dengan ASI ya pak, jadi saya mau tanya,
bapak tau ga pak ASI Eksklusif itu apa?
Informan : ASI Eksklusif ya ASI ibu buat anak yang secara klinik lebih bagus dari
pada susu formula kalo menurut saya
Pewawancara : kalo manfaat ASI kitu pak?
Informan : kalo manfaat ASI, buat anak kita setau saya ya pertama-tama itu buat
kekebalan tubuh mba, kesehatan, soalnya anak anak saya ASI sampe dua tahun, nyatanya
ga pernah sakit, paling sakit pusing batuk pilek, kalo sakit sampe dirawat ga pernah,
Pewawancara : jadi sehat terus ya pak, kalo pake susu formula gimana menurut bapak?
Jadi perbedaannya bayi yang ASI dan yang engga menurut bapak?
Informan : kalo setau saya kalo pake formula itu sebetulnya kalo buat pertumbuhan
sama, cepet gede juga kalo pake susu formula, kalo diberikan ASI kan agak kurang
(kurang besar pertumbuhan fisiknya), tapi kalo kesehatan ya dijamin (untuk yang pakai
ASI Eksklusif), kalo kecerdasan saya masih kurang tau tapi anak saya pake ASI,
alhamdulillah pinter mba, anak saya yang kuliah ini ga pake tes, langsung masuk lewat
jalur undangan di universitas IPB. Kan bagus IPB ya?
Pewawancara : oh Alhamdulillah, iya pak bagus. Pinter ya pak.
Informan : iya pinter, saya ga tau apa jangan jangan karna susu Eksklusif apa
engga, tapi setau saya Eksklusif bisa buat kesehatan otomatis buat kecerdasan juga bisa,
makanya saya untuk menyikapi mensiasati ibunya biar selalu sehat terus gimana caranya
tak kasih sayur sayuran kalo saya pulang kerja tak (saya) beliin sayur sayuran buah
buahan, selalu ada terus.
Pewawancara : ada terus sampe sekarang pak?
Informan : iya sampe sekarang juga ada pasti ada terus.
Pewawancara : nanti boleh difoto ya pak persediaan sayur dan buah.
Informan : ada gak mak? Oh ada. Iya gapapa.
Pewawancara : terus misalnya ibu lagi ga ada ASI atau kekurangan ASI, bapak gimana
tindakannya? Langsung kasih susu formula apa diusahain dulu biar ada ASInya?
Informan : kalo saya dari dulu belum pernah mba, kalo ASInya kurang/dikit ya
saya berusaha itu buat mempercepat itu saya pakedaun katuk satu pepaya muda, direbus,
kalo engga jantung pisang.
Pewawancara : itu tips darimana pak?
Informan : dari google ada mba,
Pewawancara : oh dari google ada hahah..
Informan : dari orang tua orang tua dulu juga ada
Pewawancara : jadi kalo ibu ga kasih ASI khawatir ya pak,
Informan : iya khawatir saya mba.
Pewawancara : kalau udah ngasih ASI lega gitu ya pak,
Informan : waktu baru pas ngelahirin juga susah keluar tapi kan dari dokter udah
ngasih tau ini selama satu minggu ga pake minum ASI gapapa bayi masih bertahan gitu,
jadi diusahain terus dipacu.
Pewawancara : jadi kalo ibu pake ASI keuntungan buat bapak apa sih?
Informan : keuntungan buat saya ya ekonomis praktis. Ya aturan saya ngeluarin
duit buat susu formula kan mahal mba, jadi ASI, kalo praktisnya kalo kebangun malem
malem ga usah bikin susu tinggal ngeluarin kan praktis haha gitu mba.
Pewawancara : kan bapak ga ngeluarin duit buat beli susu tapi bapak ngeluarin duit beli
sayur dan buah gimana tanggapan bapak?
Informan : ya gapapa keunggulannya kan tadi ada mba buat kesehatan si bayi.
Pewawancara : kalo saya bilang mendukung ngasih ASI adalah tanggung jawab dan
kewajiban bapak gimana pak?
Informan : ya saya tanggung jawab saya siap sedia makanya saya usahakan biar
istri saya sehat selalu, makanya kalo istri saya pusing pusing langsung saya kontrol ke
bidan gitu.
Pewawancara : kalo misalnya istri awalnya ga mau ngasih ASI, misalnya awalnya ga
mau kasih ASI gimana pak? Ini tips buat wanita wanita yang lain pak biar kasih
ASI..haha
Informan : kita sebagai suami harusnya kasih pengarahan mba, ya sepengetahuan
kita aja, atau engga kita nanya nanya kalo ga tau, nah sekarang kan sudah ada google.
Baiknya ya kita harus kasih pengarahan kepada istri gimana caranya. Istri juga harus
lebih tau, istri saya malah lebih tau lebih pinter haha
Pewawancara : iya ya pak jadi istrinya tau bapaknya tau gitu ya pak.
Informan : iya begitu..
Pewawancara : kalo dari bidan atau pelayanan kesehatan lainnya menyarankan kasih
susu formula, bapak gimana tanggapannya pak?
Informan : ada memang mba, kalo yang udah 6 bulan keatas mah gapapa diberikan
susu formula, tapi saya usahakan kalo istri saya susunya masih bagus, masih berkualitas,
maksudnya berkualitas itu susunya ga bening, masih kental, terus aja, selama anak masih
kenyang minum susu (minum ASI), kalo udah ga kenyang kalo diatas 6 bulan diberikan
susu formula gitu.
Pewawancara : wah, terima kasih banyak ya pak, lumayan ini pembicaraannya. Hehe.
Informan : iya mba sama sama.
Hari, Tanggal : Senin, 16 Oktober 2017
Informan : Informan 1 (Istri 5), Informan 2 (Suami 5), memiliki bayi berinisial DA
berusia 7 bulan yang lahir pada 11 Maret 2017
Tempat : Teras rumah informan, di Gang Syukur, Kampung Seseupan Desa
Bendungan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat
Suasana : Rumah berada di belakang masjid. Ketika itu, kedua informan sedang
diteras bersama dengan bayinya. Ketika wawancara berlangsung awalnya ada tetangga
yang main tetapi beberapa lama kemudian keadaan menjadi sepi.
Waktu : pukul 11.06 WIB
Durasi : 8 menit 43 detik
Dialog 6
Pewawancara : punten ya teh, ini kan teteh ASI, nah jadi saya kan ingin tau tentang
motivasi suami, nah ini teteh ngasih ASI didukung suami ga?
Informan 1 : dukung..(seketika anaknya menangis)
Pewawancara : didukungnya itu berupa apa teh? Kayak suami ngasih apa gitu? Vitamin
atau susu buat ngelancarin ASI?
Informan 1 : nggak sih,
Informan 2 : emang gak ambisi sama susu formula aja
Pewawancara : jadi didukung aja kitu nyak?
Informan 1 : iya.
Pewawancara : jadi tetehnya ga minum susu buat ngelancarin ASI?
Informan 1 : sempet sempet minum, berapa kali ya dua kayaknya.
Pewawancara : waktu pas 0-6 bulan aja itu teh minumnya?
Informan 1 : iya, sekarang udah engga.
Pewawancara : terus teteh suka makan sayur buah gitu teh?
Informan 1 : iya saya suka banget, sama sayur.
Pewawancara : sayur apa aja itu teh?
Informan 1 : sayur apa aja, yang penting sayur, terutama sayur bayem. Katanya (kata
suaminya sambil menunjuk suaminya dengan menatap) kan bikin banyak air susu.
Pewawancara : terus suami dukung ASI suka ngasih informasi tentang baiknya ASI
kayak gimana ga teh?
Informan 1 : iya dia sering buka buka internet.
Pewawancara : baiknya apa kitu teh?
Informan 1 : lebih baik dari susu formula ya katanya, baik buat pertumbuhannya,
terus lebih mendekatkan bayi dengan ibu.
Pewawancara : iya bener teh, jadi anaknya ga mau lepas dari ibunya ya teh (tertawa
bersama informan), terus teh sempat mau diberikan susu ga dedenya?
Informan 1 : engga engga..
Pewawancara : kalo misalnya teteh asinya kurang lancar suami bakalan kayak suruh
ganti susu formula ga teh?
Informan 1 : emang dia ambisi ga mau yah (tidak mau pakai susu formula),
Pewawancara : oh ga mau, alhamdulillah kitu ya teh lancar, kalo vitamin diberikan teh?
Informan 1 : belum.. engga..
Pewawancara : kalo dedenya pernah sakit ga teh selama diberikan ASI?
Informan 1 : engga aih Alhamdulillah, paling cuma batuk pilek.
Pewawancara : kalo batuk diberikan ASI aja atau ada obatnya teh?
Informan 1 : diberikan ASI aja, paling kalo panas tinggi ya kebidan.
Pewawancara : sudah teh, sama teteh wawancaramya kitu aja hehe, makasih ya teh
Informan 1 : iya heheh..
Pewawancara : sekarang boleh wawancara sama suaminya teh?
Informan 1 : iya boleh, mangga.
Pewawancara : punten ya pak, jadi pak ini penelitian tentang ASI, motivasi suami
dukung ASI kitu, sebelumnya bapak tau gak pak tentang manfaat ASI Eksklusif?
Informan 2 : manfaatnya kurang begitu tau, cuma yang dulu-dulu ya selalu pake ASI.
Pewawancara : kalo pengertian dari ASI Eksklusif sendiri bapak tau ga?
Informan 2 : kurang tau.
Pewawancara : manfaatnya apa ya pak kira-kira diberikan ASI daripada sama susu
formula?
Informan 2 : ya..mungkin nutrisinya lebih baik dari formula kali ya?
Pewawancara : kalo diberikan susu formula emang kenapa pak?
Informan 2 : emang dari awal ga ada ambisi buat kasih (susu formula), ASI aja
pokoknya teh.
Pewawancara : walaupun misalnya istrinya putingnya lecet ASInya kurang gitu bakal
tetep diberikan ASI ga pak?
Informan 2 : kalo terjadi seperti itu, umpama dulu kan ya, kayaknya mah engga
(engga diberikan susu formula), kan dulu pernah lecet putingnya, tapi ya tetep diberikan
ASI.
Pewawancara : kalo misalnya istri sakit terus anaknya masih tetep diberikan ASI,
menurut bapak bakal nular ga pak ke anaknya?
Informan 2 : oh kalo misalnya istri sakit, engga sih ga begitu kayaknya, ya tapi
tergantung penyakitnya kali ya,
Pewawancara : iya pak, ini mah semisalnya aja ya pak, hehe, terus bapak ngasih apa
kitu pak biar ASI istrinya lancar?
Informan 2 : saya mah nyuport (support/dukung) doang.
Pewawancara : oh support doang ya pak, hehe, kalo begitu manfaat ASI apa ya pak tadi
pak?
Informan 2 : apa ya tadi, hehe
Pewawancara : kenapa bapak pengen banget pak anaknya di kasih ASI, pasti kan ada
alasan tersembunyi kitu kenapa dukung kasih ASI aja?
Informan 2 : saya mah sama formula itu kurang gimana kitu, lebih bagus ASI.
Pewawancara : terus anak gampang sakit ga pak waktu diberikan ASI?
Informan 2 : engga, Alhamdulillah
Pewawancara : Alhamdulillah ya pak, terus keuntungan buat bapak kalo anaknya
diberikan ASI apa kitu pak?
Informan 2 : keuntungan dari segi materi mungkin ga ada keuntungan atau gimana
gimana ya. Yang pasti punya kebanggaan sendiri aja kalo ngasih ASI itu,
Pewawancara : bangga ya pak, terus kalo misalnya istrinya ga mau ngasih ASI bapak
gimana?
Informan 2 : saya agak kecewa juga ya,
Pewawancara : kalo tadi keuntungan ngasih asi dari segi materi ada ga pak?
Informan 2 : ya intinya mah bukan kesitu, punya kebanggaan tersendiri aja, kan biar
lebih deket sama ibunya aja kan ya, daripada dibilang susu sapi, eh anak sapi, hahah,
Pewawancara : oiya ya pak haha, ada ya pak istilah itu.
Informan 2 : candaannya kan itu, hahah
Pewawancara : iya ya pak hahah, udah kitu aja pak wawancaranya.
TAMBAHAN TRANSKRIP WAWANCARA
Hari, Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2017
Informan : J (istri 2) dan M (suami 2)
Tempat : Teras Rumah
Suasana : Sebelum wawancara informan sedang bersantai diteras ditemani dengan
tetangganya. Ketika wawancara, tetangga informan diajak berbincang dengan kader yang
menemani. Sehingga wawancara berlangsung kondusif.
Waktu : pukul 16.00 WIB
Durasi : 11 menit 42 detik
Pewawancara : punten teh, teteh kan ASI Eksklusif ya, nah ASI Eksklusif dari umur
berapa sampe berapa teh?
Informan 1 : dari nol bulan sampe kalo saya mah 2 tahun.
Pewawancara : kalau seharusnya gitu teh?
Informan 1 : kalo seharusnya mah sampe 6 bulan, hehe
Pewawancara : kalau asi eksklusif boleh dicampur sama air minum ga teh?
Informan 1 : gak boleh
Pewawancara : kalau sama teh kopi boleh ga?
Informan 1 : engga hehe
Pewawancara : madu?
Informan 1 : engga boleh hahah
Pewawancara : kalo susu formula?
Informan 1 : ga boleh hehe ASI aja
Pewawancara : kalau diberikan vitamin sama imunisasi boleh ga?
Informan 1 : ya boleh, hehe
Pewawancara : teteh tau informasi tentang ASI Eksklusif dari mana teh?
Informan 1 : dari baca buku dari suami iya heheh.
Pewawancara : suka dapet leaflet dari posyandu ya teh?
Informan 1 : iya hehe
Pewawancara : terus komentar suami waktu teteh kasih ASI gimana teh?
Informan 1 : gimana ya, gatau, mendingan kasih ASI aja cenah.
Pewawancara : terus suami kasih informasi tentang ASI ga teh?
Informan 1 : ya ASI bagus buat bayi, buat kesehatan tubuh ya paling gitu aja. hehe
Pewawancara : terus kalau nasihat jangan suka makan pedes nanti anaknya ikut
mencret?
Informan 1 : iya emang ga boleh, ga boleh makan pedes pedes. hehe
Pewawancara : dede pernah diberikan buah atau makanan gitu teh?
Informan 1 : pernah
Pewawancara : tapi pas umur 0-6 bulan pernah teh?
Informan 1 : engga pernah kalo dari lahir mah ya paling ya baru-baru ini
Pewawancara : kalo suami ngizinin ga teteh ngasih susu formula atau kasih makan
bayinya pas usia 0-6 bulan?
Informan 1 : susu formula sama makan mah engga ya, paling kayak buah gitu,
emang disuruh kalo itu mah, kan biar ada vitaminnya cenah.
Pewawancara : tapi kalo buah mah baru baru ini kan yah?
Informan 1 : iya hehe
Pewawancara : terus suami ngasih apa teh biar lancar ASInya?
Informan 1 : suami mah terserah kitanya aja, hehe kita makannya sayur apa hehe,
suami mah kan jarang dirumah hehe..
Pewawancara : makasih ya teh ya..
Informan 1 : iya..
Pewawancara : punten pak, jadi ini masih tentang ASI pak, nah bapak taunya ASI itu
diberikan dari umur berapa sampe berapa pak?
Informan 2 :kalau saya sih gak gak ini apa itu, jadi mah sekucupnya aja gitu.
Pewawancara : secukupnya aja jadi ga ada patokannya?
Informan 2 : iya ga ada patokannya gitu, kalo anak itu ga mau ya ga diberikan, jadi
selama dia masih mau diberikan, diberikan terus.
Pewawancara : kalo yang bapak tau ASI Eksklusif bagusnya itu dari umur berapa
sampe berapa?
Informan 2 : dari melahirkan ya, mungkin kurang lebih 6 bulan, eh berapa 2 tahun
hehe.
Pewawancara : oh jadi antara 6 bulan atau 2 tahun ya pak?
Informan 2 : iya hahah ya awal mah dari nol, sampe ya paling lambat 2 tahun.
Pewawancara : kan inimah ada kata eksklusif nya ya pak, nah menurut bapak, boleh ga
pak diberikan air putih, teh, susu formula, kopi, madu?
Informan 2 : engga gak boleh..
Pewawancara : buah?
Informan 2 : engga engga boleh, kalo udah boleh makan baru diberikan buah, air.
Kalo baru lahir mah sampe 6 bulan mah ASI aja udah cukup.
Pewawancara : Itu bapak tau infonya dari mana pak?
Informan 2 : mungkin ya sepengetahuan saya aja yang udah ngalamin ke dua anak.
Pewawancara : gitu ya pak, jadi sepengetahuan bapak aja nyak hehhe. Terus pak waktu
ditanya suami wajib dukung ASI kan bapak jawabnya setuju gitu ya?
Informan 2 : iya setuju,
Pewawancara : itu gimana caranya ya pak? Punten ya pak hehe
Informan 2 : ya yang kesatu kan buat kesehatan bayi juga kan jadi ya diharuskan,
Pewawancara : kalo ngelancarin ASInya gimana caranya pak?
Informan 2 : paling ya dari vitamin kalo yang tradisionalnya kan ya paling sayur, itu
apa tuh yang orang sunda bilang, mah itu katuk misalnya
Pewawancara : misalnya pak dari 0 sampe 6 bulan setuju ga kalo anaknya diberikan
susu formula atau buah?
Informan 2 : engga saya mah ga setuju, ya karena belum waktunya.
Pewawancara : terus kan waktu diwawancara bapak bilang kan bangga ya istrinya
ngasih ASI?
Informan 2 : iya
Pewawancara : nah itu bangganya kenapa pak?
Informan 2 : ehm ya, anak anak itu jadi sehat, subur ASInya, jadi saya tuh bangga,
jadi bayi itu ga ngerasa kekurangan.
Pewawancara : berdasarkan anak pertama yang diberikan ASI, ada perubahan atau
kebaikan ga pak yang dirasain?
Informan 2 : ada, itu anaknya jadi cepat tangkap ya, jadi belajar menghitung apa gitu
mau, cepet dia.
Pewawancara : kalo anaknya mudah sakit ga pak?
Informan 2 : kalo masalah penyakit mah paling batuk pilek, kalo yang parah mah
engga, jarang.
Pewawancara : kalo ASI kurang atau puting ibu lecet? Bapak langsung diberikan susu
formula apa gimana pak?
Informan 2 : kalau selama masih ada ASInya mah ya paling pake pompa,
Pewawancara : pernah gitu ya tapi pak?
Informan 2 : waktu yang pertama begitu, pas pertama lahir mah pake gitu, tapi pas
udah kesininya mah udah makan sayuran itu, Alhamdulillah banyak ya udah gitu.
Pewawancara : pompanya beli sendiri atau ada dari rumah sakit pak diberikan gitu?
Informan 2 : oh beli sendiri itu,
Pewawancara : masih ada sekarang pak?
Informan 2 : udah ga ada hehe
Pewawancara : kalo puting ibu lecet gimana ngobatinnya pak?
Informan 2 : ga pernah saya mah.
Pewawancara : kan yang tadi manfaat buat anaknya ya pak,
Informan 2 : iya itu diwajibkan kalo buat bayi,
Pewawancara : kalo manfaat buat istrinya apa pak kira kira? Haha (istrinya ikut
tertawa, dan informan 2 tersenyum bingung)
Informan 2 : apa ya, bingung, haha, say amah ga tau yang dirasakan oleh ibunya
haha,
Pewawancara : apa bu yang dirasakan bu? haha
Informan 1 : manfaatnya ya, payudaranya ga bengkak, jadi ga sakit badan, kayaknya
beku gitu haha
Pewawancara : kalo keuntungan buat bapak? Gimana pak?
Informan 2 : ya kalo keuntungan bukan yang gimana gitu ya, ya paling memperingan
beban pengeluaran buat beli susu.
Pewawancara : jadi ekonomis ya pak?
Informan 2 : iya ekonomis itu haha
Pewawancara : makasih banyak ya pak, punten pak
Informan 2 : iya sama sama.hehe
Hari, Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2017
Informan : M (Istri 1) dan U (suami 1)
Tempat : Ruang tamu rumah informan
Suasana : Hanya ada kedua informan, bayinya dan pewawancara dalam rumah.
Sehingga wawancara lebih kondusif.
Waktu : pukul 16.20 WIB
Durasi : 9 menit 30 detik
Pewawancara : punten ya teh, ini masih ada data yang kurang. Masih tentang ASI
Eksklusif. Teteh tau ga kalau ASI Eksklusif dari umur berapa sampai berapa?
Informan 1 : dari 0 bulan sampai 2 tahun,
Pewawancara : itu harusnya ya teh?
Informan 1 : iya
Pewawancara : kalo dedek teh diberikannya dari umur berapa sampe berapa teh?
Informan 1 :kalo ini mah ya diberikan sampe sekarang, rencananya sampe 2 tahun
kayak yang lain juga (anak anaknya)
Pewawancara : terus teh kalo ASI Eksklusif diberikan air, susu formula, kopi, teh,
madu ga teh?
Informan 1 : engga engga sih tapi kalo sekarang mah diberikan air, madu gitu.
Pewawancara : terus teteh tau dari mana informasinya
Informan 1 : tau aja tapi dari bidan juga diberikan tau
Pewawancara : suami komentar apa teh pas pertama kali kasih ASI?
Informan 1 : bagus ASI mending ASI gitu enak.
Pewawancara : enaknya gimana punten teh?
Informan 1 : enaknya ga keluar biaya lagi gitu buat beli susu haha
Pewawancara : kalo diberikan makan dari pas dia lahir sampe sekitar umur 6 bulan teh?
Kayak buah atau bubur?
Informan 1 : engga engga heheh.
Pewawancara : terus kalo misalnya dede disuruh ngasih makan buah sama ibu sama
mertua, suami komennya gimana gitu teh?
Informan 1 : gapapa kasih aja, biar ada vitaminnya gitu, hehe
Pewawancara : terus teteh ada pantangan atau anjuran makanan ga?
Informan 1 : ga ada, hehe
Pewawancara : kalo misalnya ga makan sayur gimana gitu teh?
Informan 1 : ya gapapa haha, masih lancar aja gitu ASI nya hahah..
Pewawancara : malah lancar ya teh haha
Informan 1 : iya malah banyak ASInya haha..
Pewawancara : kalo suami tau ga sih teh tentang ASI?
Informan 1 : ga tau dia mah, pokoknya taunya ya diberikan ASI aja bagus ASI
daripada formula.
Pewawancara : makasih ya teh
Informan 1 : iya hahah
Pewawancara : punten ya pak, saya mau tanya masih tentang ASI Eksklusif pak, bapak
taunya ASI Eksklusif dari umur berapa sampe berapa pak?
Informan 2 : jujur saya mah kurang tau ya,haha
Pewawancara : sekiranya gitu pak ,hehe
Informan 2 : sampe umur 2 tahun kali ya. kakanya juga sampe 2 tahun
Pewawancara : terus waktu umur 0-6 bulan dede boleh diberikan susu formula, air, teh,
kopi diberikan ga pak?
Informan 2 : ga boleh ya kalo baru lahir mah ya belum boleh.
Pewawancara : kalo diberikan makan kayak buah bubur gitu boleh pak?
Informan 2 : belum boleh hehe
Pewawancara : bolehnya umur berapa pak?
Informan 2 : ya setelah itu,
Pewawancara : setelah 6 bulan maksudnya pak?
Informan 2 : iya,
Pewawancara : terus bapak kan setuju ya kalo suami wajib mendukung ASI, nah itu
caranya gimana ya pak?
Informan 2 : terus terang sama mah kurang tau hahah..
Pewawancara : terus bapak tau dari mana kalo ASI itu bagus?
Informan 2 : dari anak pertama juga harus diberikan ASI,
Pewawancara : terus pak pas umur 0-6 bulan dedenya boleh diberikan makan ga pak?
Informan 2 : ga boleh ya tapi kalo buah mah boleh diberikan.
Pewawancara : bapak kan bangga nih pak, ibunya kasih ASI, nah bangganya karena apa
pak?
Informan 2 : bangganya ya kesehatan, kan kalo anak diberikan ASI sama ibu kan
bangga gitu
Pewawancara : kalo misalnya ibu ada kasus ASInya sedikit atau puting lecet langsung
diberikan ASI apa gimana pak?
Informan 2 : engga gak langsung diberikan formula. Diobatin dulu kalo putingnya
lecet. Atau gak gentian,
Pewawancara : kalo ASInya sedikit gimana pak?
Informan 2 : ya diberikan terus sampe ada lagi.
Pewawancara : kalo misalnya dedenya diberikan susu formula, kerugiannya buat bapak
gimana?
Informan 2 : rugi kalo pake susu formula
Pewawancara :kalo keuntungan ASInya?
Informan 2 : bagus buat kesehatan gitu.
Pewawancara : kalo keuntungan buat ibunya apa pak?
Informan 2 : bagus aja buat ibunya, kalo abis makan udah ada lagi ASInya,
Informan 1 : iya bapaknya mah kebanyakan ga tau, ya diserahin aja sama saya.
Pewawancara : pokoknya semua ibu yang ngatur ya, bapak mah yakin ya ibu bisa
ngurus.
Informan 2 : iya yakin saya hehe.
Pewawancara : makasih ya pak.
Informan 2 : iya sama-sama..
Hari, Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2017
Informan : A (istri 4) dan S (suami 4)
Tempat : Ruang tamu rumah informan
Suasana : Hanya ada kedua informan, bayinya, dan pewawancara. Sehingga
kondisi lebih kondusif
Waktu : pukul 18.45 WIB
Durasi : 7 menit 35 detik
Pewawancara : punten ya bu, inikan tentang ASI Eksklusif, menurut ibu ASI Eksklusif
dari umur berapa sampai berapa gitu bu?
Informan 1 : oh itu, 0 sampe 6 bulan.
Pewawancara : tapi, Fania mah lebih ya.
Informan 1 : iya belum dicampur masih ASI aja hahah
Pewawancara : kalau diberikan air putih diusia 0-6 bulan itu boleh ga bu?
Informan 1 : sebenernya belum perlu air putih masih cukup sama ASI aja gitu.
Pewawancara : kalo teh?
Informan 1 : belum, sekarang aja nih kalo saya minum teh baru dijilat jilatin hehe..
Pewawancara : kan ada ya bu, anak kecil yang diberikan bubuk kopi mulutnya buat apa
itu ya
Informan 1 : oh itu yang buat biar ga stip (kejang kejang) itu.
Pewawancara : nah iya itu, diberikan ga bu?
Informan 1 : belum saya mah ga pernah,
Pewawancara : kalo madu bu?
Informan 1 : belum pernah, baru kemarin mau beliin, sekarang mah paling air putih
sama ASI,
Pewawancara : kalau makanan bu? Kayak buah bubur?
Informan 1 : baru diberikan pas lewat 6 bulan.
Pewawancara : ibu bilang kan suka diberikan informasi tentang ASI, nah informasi apa
aja ya..
Informan 1 : biar ASInya banyak, harus makan sayur, kayak bayem katuk gitu.
Pewawancara : terus bu, kalau diusia dede 0-6 bulan dede diberikan susu formula atau
makan buah gitu, bapak setuju ga bu?
Informan 1 : engga kayaknya deh. hehe
Pewawancara : udah bu, itu aja, heheh, makasih ya bu
Informan 1 : iya iya hehe
Pewawancara : bapak, punten ya pak, masih mau nanya naya terkait ASI
Informan 2 : iya iya boleh.
Pewawancara : jadi menurut bapak, ASI diberikan dari umur berapa sampe berapa gitu
pak.
Informan 2 : ya ASI itu diberikan dari bayi lahir sampe paling sedikit 6 bulan.
Pewawancara : kalau diusia 0-6 bulan itu minum air, teh, kopi dan lain lain
Informan 2 : engga pernah diberikan, ya setau saya ga boleh diberikan ASI aja.
Pewawancara : kalo makan buah pak?
Informan 2 : makan buah, ya belum boleh kalo 6 bulan kesini ya boleh,
Pewawancara : belum boleh kenapa pak alesannya?
Informan 2 : bayi yang kecil itu, belum membutuhkan, kemungkinan ASI masih
cukup. Mungkin kalo ga dicampur lebih baik kali ya.
Pewawancara : kalo ada yang suruh makan pisang misalnya sebelum usia diatas 6
bulan, nah bapak setuju ga?
Informan 2 : saya ga setuju. Yang nyuruh bukan orang terdekat paling ya tetangga.
Tapi setau saya anak saya belum pernah diberikan itu.
Pewawancara : kalo dede ga diberikan ASI kan bapak khawatir, nah bapak khawatir
kenapa?
Informan 2 : ya itu mba, kekebalan tubuhnya takut kurang, kalo ga ASI
Pewawancara : kalo keuntungan buat ibu?
Informan 2 : ya paling biar hemat ekonomis gitu hehe
Pewawancara : sama ya kayak bapak keuntungannya
Informan 2 : iya mba kurang lebih begitu.
Pewawancara : makasih ya pak.
Informan 2 : iya sama sama mba.
Hari, Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2017
Informan : N (Istri 3) dan J (suami 3)
Tempat : Ruang tamu rumah informan
Suasana : Ada kedua informan dan anak-anak didalam ruang tamu. Infoman 2
ingin berangkat bekerja sedangkan informan 1 sedang baru selesai memasak. Wawancara
dengan informan 1 kurang kondusif karena informan ingin pergi bekerja.
Waktu : pukul 9.00 WIB
Durasi : 7 menit 33 detik
Pewawancara : punten teh, inikan ada yang kurang tentang ASI, nah menurut teteh ASI
Eksklusif itu dari umur berapa sampe umur berapa ya teh?
Informan 1 : dari umur 0 sampai 2 tahun.
Pewawancara : terus kalau diusia 0-6 bulan dede boleh diberikan makan minumnya
dicampur sama air, teh, susu, buah, bubur, dan lainnya teh?
Informan 1 : engga hehe, ehm engga kayaknya mah ya. (terlihat bingung dan
mencoba mengingat apakah informan memberi makan dan minum)
Pewawancara : cara suami mendukung itu seperti apa teh?
Informan 1 : ya Alhamdulillah sih suami mah ngedukung aja, asal sehat sayanya
mah, dari makannya dijaga gitu.
Pewawancara : kalau makan itu biasanya makan apa aja teteh?
Informan 1 : sayur sama lauknya gitu, kadang dibantu susu,
Pewawancara : informasi tentang ASI yang biasanya diberikan suami itu apa aja teh,
selain jangan makan yang pedes pedes gitu teh?
Informan 1 : iya, ehm ya paling jangan minum air es, suka batu suka ngaruh.
Pewawancara : terus kalo misalnya dede stip suka diberikan bubuk kopi ga teh?
Informan 1 : engga itu sih hehe..
Pewawancara : kalo teteh ASI nya kurang nih teh, suami bakal langsung suruh kasih
susu formula apa diusahain dulu teh?
Informan 1 : kayaknya langsung diberikan susu formula gitu,
Pewawancara : Sudah teh, insyaAllah sudah cukup hehee, punten ya teh, terima kasih.
Informan 1 : iya gapapa hehe..
Pewawancara : punten ya pak ini masih ada data yang kurang terkait ASI yang kemarin.
Informan 2 : iya iya hehe.
Pewawancara : punten, yang bapak tau ASI Eksklusif itu dari umur berapa sampai
berapa ya pak?
Informan 2 : yang saya tau dari pertama lahir sampe 2 tahun gitu hehe
Pewawancara : itu ASI Eksklusif ya pak?
Informan 2 : iya ASI Eksklusif.
Pewawancara : kalo ASI Eksklusif itu boleh diberikan campuran ga sih pak kayak susu,
teh, dan lain-lain?
Informan 2 : boleh diberikan susu formula paling. Kalo kekurangan.
Pewawancara : kalau yang dari usia 0-6 bulan boleh diberikan pak?
Informan 2 : ya boleh diberikan kalo kekurangan mah ya kasian.
Pewawancara : kalo cukup mah engga ya?
Informan 2 : kalo cukup mah engga, ya Alhamdulillah, hehe
Pewawancara : terus kalau bubur dan buah boleh diberikan makan ga pak waktu dede
usia 0-6 bulan?
Informan 2 : kalo itu mah bagusnya jangan, maksimalnya 6 bulan, 6 bulan ya bu ya?
(bertanya pada istrinya dan istrinya mengiyakan) kalo 0 sampe 5 bulan mah jangan dulu
yah,
Pewawancara : kalau bapak kan setuju ya kalo suami berkewajiban mendukung ASI,
nah itu bapak
Informan 2 : ya setuju aja soalnya kalau engga diberikan juga kasian kan bayinya
juga, kalo ga diberikan kan juga semakin banyak susu ASI nya.
Pewawancara : oh jadi semakin bengkak ya pak?
Informan 2 : iya semakin bengkak kalo ga diberikan ya dedenya juga kasian, saya
juga ga setuju kalo diberikan susu formula, soalnya ini posisinya kan ada (ASI nya).
Pewawancara : terus cara bapak dukung itu seperti apa pak?
Informan 2 : ya seperti apa ya,
Pewawancara : misalnya kayak ngebeliin susu buat istri apa gimana gitu pak?
Informan 2 : oh iya itu juga termasuk, tapi saya mah ga terlalu mampu, ya kalo ada
saya beliin, sayang aja saya mah kalo lagi ada (banyak ASInya) terus dibeliin (susu
pelancar ASI), kalo ga ada ya mau beliin. Kalo ga ada mah dedenya juga diberikan bubur
susu, tapi kan ini lagi ada berhubung ada berhubung banyak, udah gitu aja saya mah.
Pewawancara : kalau misalnya posisinya ada kan ga dicampur ya pak?
Informan 2 : iya gitu,
Pewawancara : kalo keuntungan ASI buat bayi kan bagus ya pak? Nah bagusnya itu
gimana ya pak?
Informan 2 : ya bagus untuk bayi itu soalnya kan buat makan minumnya disitu,
Pewawancara : kalo keuntungan buat istrinya gimana itu?
Informan 2 : kalo keuntungan buat istrinya ga tau saya mah hehe
Pewawancara : kalo keuntungan buat bapak dukung kasih ASI gimana pak?
Informan 2 : kalo saya ya bersyukur ya, karna kan ada posisinya, karna sekarang mah
kebanyakan susu ASI nya susah, ASI nya dikit, sodara saya juga gitu ASI nya dikit jadi
itu juga dibantu,
Pewawancara : kalo ibu kan posisinya banyak jadi ga bantu gitu ya pak?
Informan 2 : iya begitu.
Pewawancara : sepertinya sudah pak, makasih ya pak punten.
Informan 2 : iya sama sama.
Hari, Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2017
Informan : S (Istri 5) dan H (suami 5)
Tempat : Teras rumah informan
Suasana : Hanya ada kedua informan, bayinya, dan pewawancara. Ketika
wawancara sedang hujan sehingga terdengar suara hujan yang deras.
Waktu : pukul 17.15 WIB
Durasi : 9 menit 12 detik
Pewawancara : ASI itu menurut teteh dari umur berapa sampai berapa teh? Yang ASI
Eksklusifnya.
Infoman 1 : dari bayi sampe 6 bulan, dari 0 bulan sampe 6 bulan ya,
Pewawancara : terus kalo dari umur 0-6 bulan itu boleh diberikan makanan seperti
bubur buah?
Infoman 1 : kalo udah 6 bulan kesana baru boleh ya, hehe
Pewawancara : teteh tau informasinya dari mana teh?
Infoman 1 : dari orang yang kedua dari baca-baca ya gitu lah hehe dari bidan juga
suka ngasih pengertian, terus dibuku kms kan juga ada ya..
Pewawancara : oiya teh, hehe (sedikit berbincang-bincang untuk mengenal informan)
terus kalo teteh ASI nya ga lancar suami ngizinin ga teh kalo dicampur dulu sama susu
formula?
Infoman 1 : kayaknya mah engga ya, kitanya yang harus lebih usaha ya,
Alhamdulillah sampe sekarang masih subur, karena saya juga suka makan sayur, sampe
sekarang ga putus sama yang namanya sayur, hehe,
Pewawancara : kalo sekarang ada ga teh persediaan sayur atau sayur yang udah teteh
masak, hehe
Infoman 1 : sekarang mah ga ada, jangan jangan, saya lagi ga masak haha, tadi aja
beli soto diluar haha..
Pewawancara : terus teteh beli sayur inisiatif teteh atau disuruh suami?
Infoman 1 : orang tua yang nunjukin katanya kalo biar lancar itu makan sayur jasi
saya nurutin, memperbanyak ASI juga terus ya yang saya rasain emang itu.
Pewawancara : suami kontribusinya gimana teh, maksudnya buat ngedukung gitu?
Suami ngasih apa gitu teh? hehe
Infoman 1 : ehm gimana ya, engga dia ga ngasih apa-apa, hehe cuman ya support
aja biasalah support support biasa, katanya ya terus semangat hehe, gitu. Ya harus sehat
dua duanya gitu hehe
Pewawancara : yang penting mah semangat ya teh hehe, makasih banyak ya teh
Infoman 1 : iya hehe, (kembali berbincang-bincang santai dengan pewawancara)
Pewawancara : menurut bapak, ASI Eksklusif itu dari bayi umur berapa sampai berapa
gitu pak?
Infoman 2 : bagusnya?
Pewawancara : harusnya dan bagusnya pak? hehe
Infoman 2 : harusnya dari awal lahiran ya, minimal 6 bulan, terus maksimal 2 tahun
ya hehe
Pewawancara : terus kalo usia 0-6 bulan itu boleh dicampur sama makanan lain atau
minuman lain misalnya kayak air putih, buah, bubur.
Infoman 2 : kalo dari prinsip saya ga boleh, tapi denger-denger dari kalo yang lain
ada juga, pake asupan apa apa dari dua bulan juga diberikan,
Pewawancara : kalo dede mah engga ya?
Infoman 2 : engga engga,
Pewawancara : nah terus bapak setuju ga pak suami itu berkewajiban dukung ASI?
Infoman 2 : setuju banget
Pewawancara : bapak setuju atas dasar apa ya pak? Nah kata bapak biar hubungan ibu
sama ade deket ya, nah bisa jelasin lagi ga pak alesannya?
Infoman 2 : yang pasti kualitas ASI itu ga bisa terkalahkan dengan kualitas susu
formula gitu ya.
Pewawancara : bapak ngerasain ga pak dedenya cerdas terus?
Infoman 2 : iya yang saya rasain ya gitu, pinter, pertumbuhannnya bagus
Pewawancara : bagus pertumbuhannya gitu ya pak?
Infoman 2 : iya bagus kesehatannya jadi jarang sakit
Pewawancara : (berbincang-bincang santai dengan informan 1 dan 2) kalo ibu ga adaan
ASI nya gitu bapak gimana ngupayainnya?
Infoman 2 : paling ya dari makanan, dari sayuran, terutama kan katuk itu ya,
katanya bagus itu ya buat ASI
Pewawancara : iya pak bener,
Infoman 2 : Cuma dari awal sih belum keluar sempurna ASI nya, tapi diusahain satu
hari dua hari keluar keluar, (bayinya menangis)
Pewawancara : diusahainnya dipancing sama adenya (bayinya) apa gimana pak?
Infoman 2 : dipancing juga (sama bayinya)
Pewawancara : makasih banyak ya pak itu aja pak hehe..
Infoman 2 : iya sama-sama..