OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

102
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2017 SKRIPSI OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

Page 1: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

1

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH

RETNO AYU LESTARI

NIM : 131000254

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

2

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

RETNO AYU LESTARI

NIM : 131000254

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 3: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS

KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN POLA

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DI RUMAH SAKIT

UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil

karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya

apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Oktober 2017

(Retno Ayu Lestari)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

ii

Universitas Sumatera Utara

Page 5: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

iii

ABSTRAK

Badan Layanan Umum (disingkat BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah

yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam

melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiens8i dan produktifitas. Rumah Sakit

Umum (RSU) Haji Medan adalah instansi pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)

dengan status BLUD penuh, sehingga diharapkan adanya peningkatan produktifitas

pelayanan dan kinerja keuangan di RSU Haji Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja

keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum di Rumah Sakit Umum Haji Medan dengan menggunakan perhitungan

rasio keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif (mixed methods). Pengambilan sampel dilakukan secara

sampling sistematis.

Teknik pengumpulan data adalah dengan metode dokumentasi yaitu cara

pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen yang telah ada dan wawancara

mendalam untuk memperkuat data yang ada . teknik analisis data primer menggunakan

analisis deskriptif kuantitatif dan untuk data sekunder dilakukan perhitungan sendiri

(manual) lalu dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil perhitungan secara manual kinerja keuangan RSU Haji Medan dari segi

perhitungan keuangan yaitu (rasio kas, periode penagihan piutang, perputaran aset tetap,

imbalan ekuitas, imbalan atas aktiva tetap, perputaran persediaan, dan rasio pendapatan

PNBP terhadap biaya operasional ) dikategorikan baik.

Secara keseluruhan kinerja keuangan RSU Haji Medan cenderung meningkat dan

lebih baik, setelah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

(PPK-BLU). Disarankan kepada RSU Haji Medan untuk lebih meningkatkan kinerja

keuangan rumah sakit agar target yang telah ditentukan bisa tercapai sesuai dengan sistem

kerja PKK-BLU.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Badan Layanan Umum

Universitas Sumatera Utara

Page 6: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

iv

ABSTRACT

Public Service body (BLU) is a government agency in the Government

environment which was formed to provide service to the community in the form of the

provision of goods and/or services sold without giving priority to profit and in

conducting its activities based on the principle of efisiensi and productivity. General

Hospital (RSU) Haji Medan is the North Sumatra government agencies that

implement the pattern of financial management of the Agency's public service area

(PPK-BLUD) with the status of full BLUD, so expect an increase in productivity and

service financial performance in RSU Haji Medan.

The purpose of this research is to find out whether there is a difference financial

performance before and after implementing the Agency's financial management

patterns of public service in the Rumah Sakit Hanji Medan by using the calculation of

financial ratios. This research is a descriptive analysis of research with quantitative

and qualitative approaches (mixed methods). Sampling sampling is carried out

systematically.

The technique of data collection is by the method of documentation that is how

data collection with see it in existing documents and in-depth interviews to reinforce

existing data. the primary data analysis techniques using quantitative descriptive analysis

and secondary data for exercised its own calculation (manual) and then analyzed in

qualitative descriptive.

The results showed, the financial performance of the RSU. Haji Medan in terms of

the calculation of financial ratios (ratio current ratio, cash, accounts receivable, billing

period fixed assets turnover, reward in return for equity, fixed assets, inventory turnover,

and the ratio of revenues against operating costs PNBP) categorized either.

The overall financial performance of the RSU Haji Terrain tend to increase and

better, after applying the Agency's financial management patterns of public service

(PPK-BLU). It is recommended to the RSU Haji Field to further improve the financial

performance of the hospitals so that the specified target can be achieved in accordance

with the working system of PKK-BLU.

Keyword : Financial Perpformance, Financial ratios, Public Service Agency

Universitas Sumatera Utara

Page 7: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini yang

diajukan guna melengkapi dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan

Sebelum dan Sesudah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di Rumah

Sakit Umum Haji Medan Tahun 2017”. Shalawat dan salam peneliti sampaikan kepada

Rasulullah SAW yang membawa umat-Nya dari alam kebodohan ke alam yang penuh

ilmu pengetahuan.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini peneliti banyak menghadapi

kesulitan, tetapi berkat bimbingan, serta bantuan dari semua pihak yang terkait, akhirnya

skripsi ini dapat peneliti selesaikan, maka dari itu perkenankan peneliti menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, Msi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utar

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.kes selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Destanul Aulia, SKM. MBA. MEc. Ph.D selaku dosen pembimbing I dan dr.

Fauzi, SKM selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu,

Universitas Sumatera Utara

Page 8: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

vi

memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

5. dr. Heldy BZ, MPH dan Puteri Citra Cinta Asyura, SKM. MPH selaku dosen

penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan kepada

penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

6. dr. Rahayu Lubis, M.Kes. Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Seluruh Dosen dan Staf Kepegawaian di Lingkungan FKM USU, terutama

Pegawai Sub Bagian Pendidikan beserta Dosen Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan yang telah memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan

moral selama perkuliahan.

8. Drs. Indra Sakti Pulungan selaku Kasubag Akuntansi dan seluruh pegawai

Akuntansi yang telah membantu penulis dan memberikan izin penelitian di RSU.

Haji Medan .

9. Terkhusus dan teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Suprayogi

dan Ibunda Murniaty atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restunya

kepada penulis.

10. Teruntuk saudara-saudari kandungku Dwi Anggriani, M. Yudha Pratama, dan

M. Hadi Hamdani yang selalu memberikan semangat dan selalu menjadi tempat

curahan hati penulis.

11. Teruntuk Harry Azhari Mahyar, Putri Wulandari, Poppy Harizani Nst, yang

selalu membantu, menemani dan memberikan semangat tanpa henti pada

penulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

vii

12. Teruntuk sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat kepada penulis Febri

Rahmadai Harahap, Nurhasanah Pratiwi, Feby Dwi Desiyana, Rohani, Eka Putri

Ramadani Harahap, Annisa Ayu Rahma, Riska Afani, Miftahul Riska Nst, Sarah

Lubis, Tri Damayanti, Fanny Maurita, Dita Juliana, Suciyati, Irma Wati Tarigan,

Trisna Leviani Purba, Iklima Lubis.

13. Teruntuk seluruh teman-teman LKP RSUD Dr. RM Djoelham Binjai yang tidak

bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis.

14. Teruntuk teman-teman PBL Desa Lubuk Cemara Aulia Annisa, Riski Hasanah

Dalimunte, Agnes Anna Agustin, Aan Muhammad Hamza yang telah

memberikan dukungan dan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam

rangka penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama untuk

kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Oktober 2017

(Retno Ayu Lestari)

Universitas Sumatera Utara

Page 10: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTRA LAMPIRAN .................................................................................. xii

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xiii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Permasalahan Penelitian .................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

2.1 Kinerja Keuangan .............................................................................. 8

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan.................................................. 8

2.1.2 Pengukuran Rasio Keuangan .................................................. 9

2.1.3 Laporan Keuangan .................................................................. 10

2.1.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan .................................................... 11

2.1.5 Perhitungan Rasio Laporan Keuangan .................................... 12

2.2 Badan Layanan Umum (BLU) .......................................................... 17

2.2.1 Sejarah BLU ............................................................................ 17

2.2.2 Pengertian Badan Layanan Umum (BLU) .............................. 19

2.2.3 Tujuan Badan Layanan Umum ............................................... 20

2.2.4 Azas Badan Layanan Umum (BLU) ....................................... 20

2.2.5 Dasar Hukum Badan Layanan Umum (BLU) ......................... 23

2.2.6 Persyaratan Untuk Menjadi BLU ............................................ 23

2.2.7 Proses Penetapan PPK-BLUD SKPD ..................................... 29

2.2.8 Penetapan dan Pencabutan Status BLU .................................. 30

2.2.9 Pejabat Pengelola BLU ........................................................... 31

2.2.10 Pengelolaan Keuangan .......................................................... 33

2.2.11 Manfaat Penerapan Pola Pengelolaan BLU Bagi RS ............ 36

2.2.12 Pengalaman RS yang Telah Menerapkan PPK-BLU ............ 37

2.3 Rumah Sakit ...................................................................................... 38

2.3.1 Pengertian Rumah Sakit .......................................................... 38

2.3.2 Penambahan Aset RSU Haji Medan Setalah BLU.................. 39

2.3.3 Tujuan Rumah Sakit ................................................................ 40

Universitas Sumatera Utara

Page 11: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

ix

2.3.4 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ............................................... 40

2.3.5 Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit .......................................... 41

2.3.5.1 Jenis Rumah Sakit ....................................................... 41

2.3.5.2 Klasifikasi Rumah Sakit ............................................. 42

2.4 Kerangka Pikir ................................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 45

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 45

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 46

3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 46

3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 46

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 46

3.3.1 Populasi ................................................................................... 46

3.3.2 Sampel ..................................................................................... 46

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 47

3.4.1 Laporan Keuangan .................................................................. 47

3.5 Definisi Operasional .......................................................................... 48

3.6 Metode Pengukuran ........................................................................... 48

3.6.1 Laporan Keuangan .................................................................. 48

3.7 Metode Analisis Data ........................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 51

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................. 51

4.1.1 Sejarah Singkat RSU Haji Medan ........................................... 51

4.1.2 Visi dan Misi RSU Haji Medan .............................................. 53

4.1.3 Sumber Daya RSU Haji Medan .............................................. 54

4.1.4 Struktur Organisasi .................................................................. 56

4.1.5 Jumlah Karyawan .................................................................... 58

4.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 58

4.1.2 Laporan Keuangan (Rasio Keuangan) .................................... 58

4.2.2 Hasil Wawancara Penelitian di RSU Haji Medan ................... 62

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 66

5.1 Perhitungan Rasio Perbandingan Kinerja Keuangan ........................ 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 76

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 76

6.3 Saran ................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 78

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian untuk Penetapan Status BLU .................. 29

Tabel 2.2 Pengalaman RS yang telah Menerapkan PPK-BLU ............. 37

Tabel 3.1 Perhitungan Rasio Kinerja Keuangan ................................... 48

Tabel 4.1 Data Rasio Keuangan 3 Tahun Sebelum PPK-BLU di RSU

Haji Medan ........................................................................... 59

Tabel 4.2 Data Rasio Keuangan 3 Tahun Sesudah PPK-BLU di RSU

Haji Medan ............................................................................ 60

Tabel 4.3 Pernyataan Informan Tentang Perbedaan Kinerja Keuangan

di RSU Haji Medan .............................................................. 62

Tabel 4.4 Pernyataan Informan Tentang Tata Kelola Kinerja Keuangan

Sebelum BLU di RSU Haji Medan ....................................... 63

Tabel 4.5 Pernyataan Informan Tantang Dampak yang Timbul Setelah

BLU di RSU Haji Medan ...................................................... 64

Tabel 4.6 Pernyataan Informan Tentang Pengelolaan Dana APBD &

APBN Setelah BLU di RSU Haji Medan .............................. 64

Universitas Sumatera Utara

Page 13: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peraturan Terkait Tentang Peraturan Keuangan BLU....... 23

Gambar 2.2 Proses Penetapan PKK-BLUD SKPD ............................... 29

Gambar 2.3 Kerangka Pikir ................................................................... 44

Universitas Sumatera Utara

Page 14: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ........................................................ 81

Lampiran 2. Surat Survei Pendahuluan ................................................. 83

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian .......................................................... 84

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................. 85

Lampiran 5. Foto Dokumentasi ............................................................. 86

Universitas Sumatera Utara

Page 15: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

xiii

DAFTAR ISTILAH

BLU : Badan Layanan Umum

PPK-BLUD : Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

RBA : Rancangan Bisnis Anggaran

RKA : Rancangan Kerja Anggaran

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SPM : Standart Pelayanan Minimum

Universitas Sumatera Utara

Page 16: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

xiv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Retno Ayu Lertari, lahir pada tanggal 01 September 1995 di

Medan. Beragama Islam, berasal dari Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dan

bertempat tinggal di jalan Bersama gang. Terong No.3A Medan. Penulis merupaka anak

pertama dari pasangan Bapak Suprayogi dan Ibu Murniaty.

Jenjang pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Swasta Budi Satrya

Medan pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama Negeri

12 Medan pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010, Sekolah Menengah Atas Swasta

Teladan Medan pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013, pada tahun 2013

melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara Fakultas Kesehatan

Masyarakat dan mengambil Peminatan Administrasi Kebijakan dan Kesehatan dan

selesai di tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma baru pengelolaan keuangan negara sesuai dengan paket

peraturan perundang-undangan di bidang keuangan negara meliputi Undang-

undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah No. 23

Tahun 2005 tentang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Ketiga paket peraturan perundang-undangan tersebut setidak-tidaknya

mengandung tiga kaidah manajemen keuangan negara yaitu: orientasi pada hasil,

profesionalitas dan akuntabilitas-transparansi yang semuanya ini bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan publik oleh pemerintah. Pemerintah memiliki peranan

yang sangat penting dalam pemberian pelayanan kesehatan penduduknya. Peranan

pemerintah dalam memberikan pelayaan publik dapat dilakukan melalui dua

pendekatan: pendekatan mekanisme pasar atau pendekatan regulasi dan

penyediaan langsung (Thabrany: 2005).

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005

sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun

2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) adalah

merupakan bentuk pelaksanaan amanat dalam pasal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara. Produk hukum ini semata-mata bertujuan

untuk peningkatan pelayanan kepada publik oleh Pemerintah dimana bentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 18: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

2

Badan Layanan Umum di antaranya adalah rumah sakit baik rumah sakit

pemerintah pusat maupun rumah sakit pemerintah daerah.

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit yang tertuang dalam BAB V PERSYARATAN Pasal 7 ayat

(3) yang berbunyi “Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah

Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari instansi yang bertugas di

bidang kesehatan, instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan

Pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan tersebut, instansi pemerintah yang tugas pokok dan

fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan

kesehatan dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel, berupa

keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat dalam rangka

memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan tetap menonjolkan

produktivitas, efisiensi, dan efektifitas. Rumah Sakit Publik berbentuk BLU atau

BLUD adalah bentuk paling pas dalam koridor hukum saat ini (Mulyono: 2011).

Rumah Sakit Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan

yang terdiri dari: pengelolaan kas (pendapatan dan biaya), pengelolaan piutang,

pengelolaan utang, pengelolaan investasi, kerjasama dengan pihak lain,

pengelolaan barang, pengadaan barang/ jasa dan pengelolaan surplus dan atau

defisit (Permendagri No. 61 tahun 2007). Hal ini merupakan langkah baru dari

Universitas Sumatera Utara

Page 19: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

3

pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, cepat dan

bermutu (Mulyono, 2013).

Dengan adanya fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) maka diharapkan Rumah Sakit Daerah dapat

meningkatan kinerja keuangan di samping kinerja pelayanan dengan tetap tidak

berorientasi mencari keuntungan (not profit oriented). Rumah Sakit dengan status

BLUD dapat lebih leluasa dalam melakukan improvisasi, terobosan yang

diperlukan serta sistem informasi yang mendukung jalannya operasional BLUD,

sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan operasional rumah sakit

(Noordiawan : 2011).

Permendagri No. 61 tahun 2007 mengamanatkan bahwa Rumah Sakit

BLU/ BLUD dituntut untuk meningkatkan produktifitas pelayanan yang

berdampak pada meningkatnya pendapatan operasional sehingga rumah sakit

dapat membiayai beban operasionalnya secara penuh (full cost recovery), yang

artinya rumah sakit yang telah BLU/BLUD dituntut untuk mandiri dalam

mengelolaan pendapatannya. (Mulyono,2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Rosyadi dkk (2011) tentang evaluasi

kinerja keuangan RSUD Sawahlunto Setelah Penerapan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah menunjukkan bahwa setelah penerapan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah RSUD Sawahlunto

mengalami peningkatan pendapatan sebesar 18,05% dari Tahun sebelumnya.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Aristia (2008) terhadap

analisis kinerja keuangan BLU RSUP Fatmawati yang menunjukkan terjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 20: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

4

peningkatan pendapatan sebesar 16,01% pada tahun 2006 dan terjadi peningkatan

kinerja keuangan terutama dilihat dari rasio-rasio yang berkenaan dengan efisiensi

operasional manajemen. Meidyawati (2010) melalui penelitiannya terhadap

Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU)

pada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi mengalami peningkatan terhadap

kinerja keuangan, kinerja operasional dan peningkatan mutu layanan selama 3

(tiga) tahun berturut-turut sebesar 1,65 poin pada tahun pertama, 3,20 poin pada

tahun kedua dan 0,10 poin pada tahun ketiga.

Merujuk dari hasil beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa dengan

penerapan PPK-BLUD terjadi peningkatan produktifitas pelayanan dan kinerja

keuangan rumah sakit pemerintah. Potensi pendapatan yang tidak hanya

bersumber dari jasa layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit saja tetapi

juga rumah sakit bisa menggali seluruh potensi pendapatan yang ada di luar jasa

layanan seperti pendapatan sewa ruang, sewa alat, loundry dan lain-lain. Rumah

Sakit BLU juga dapat menerima pendapatan berupa hibah, pendapatan hasil

kerjasama dan juga pendapatan subsidi dari pemerintah.

Hal ini berbeda dengan rumah sakit yang belum menerapkan PPK-BLUD ,

rumah sakit yang belum menerapkan PPK-BLUD tidak diperbolehkan melakukan

piutang atau utang, surplus kas di setorkan ke kas negara, tidak diperbolehkan

melakukan investasi jangka panjang, tidak memilki rekening bank, dan harus

membuat Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Rumah Sakit Umum Haji Medan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara , berdasarkan Keputusan Gubernur

Universitas Sumatera Utara

Page 21: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

5

Sumatera Utara Nomor 188.44/365/KTPS/2014, tanggal 13 Mei 2014 tentang

Penetapan Rumah Sakit Umum Haji Provinsi Sumatera Utara Sebagai Instansi

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menerapkan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan status BLUD penuh.

Fleksibilitas yang diberikan kepada BLUD penuh pada Rumah Sakit

Umum Haji Medan berupa: pengelolaan dana yang dapat dikelola langsung,

pengelolaan barang, pengelolaan piutang, serta perumusan standar, kebijakan,

sistem dan prosedur pengelolaan keuangan serta diberikan fleksibelitas dalam hal

pengelolaan investasi, pengelolaan utang, dan pengadaan barang atau jasa.

Kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu

organisasi. Kinerja dalam suatu periode tertentu dapat dijadikan acuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan salah

satu faktor yang sangat penting bagi sebuah organisasi (Cahyono, 2000). Sistem

pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena

pengukuran kinerja dibuat dengan menetapkan reward dan punishment system

(Ulum,2006).

Penilaian kinerja terhadap lembaga atau organisasi tidak hanya berlaku

pada lembaga atau organisasi yang berorientasi profit saja, melainkan juga perlu

dilakukan pada lembaga atau organisasi non komersial. Kinerja keuangan

merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja organisasi atau dapat

diartikan sebagai kondisi organisasi. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu

organisasi diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Dengan rasio keuangan, dapat

diketahui bagaimana kinerja keuangan suatu organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

6

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang

ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

lainnya. Pembandingan dapat dilakukan dengan cara membagi satu komponen

dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di

antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa

angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2010).

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.

Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu

memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat

membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal

ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor

publik dalam pemberian pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik

digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga,

ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggung

jawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan (Mardiasmo, 2004).

Riyanto (1999) berpendapat bahwa dengan mengadakan analisa rasio

historis dari perusahaan yang bersangkutan selama beberapa periode, penganalisa

dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis. Oleh karena itu,

analisis perkembangan kinerja keuangan dalam penelitian ini akan dilihat dari

rasio keuangan dari tahun ke tahun atau sering disebut dengan Time Series

Analysis.

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai analisis kinereja keuangan sebelum dan sesudah Pola Pengelolaan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

7

Keuangan Badan Layanan Umum di Rumah Sakit Umum Haji Medan , yang

belum pernah dilakukan .

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan penelitian ini

adalah : Apakah terdapat perbedaan signifikan anatara kinerja keuangan sebelum

dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan badan Layanan Umum di

Rumah Sakit Umum Haji Medan dengan perhitungan menggunakan rasio

keuangan .

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perbedaan yang signifikan antara

kinerja keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan keuangan

Badan Layanan Umum di Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun 2017 dengan

menggunakan perhitungan rasio keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD)

2. Bagi rumah sakit , yaitu dapat membantu rumah sakit dalam meningkatkan

kinerja pengelolaan keuangan dan rumah sakit dapat melihat perbandingan

kinerja pengelolaan keuangan mereka sebelum dan sesudah BLUD.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja menurut Bastian (2006) adalah gambaran pencapaian

pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan

visi suatu organisasi. Sedangkan menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah

suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara

baik dan benar.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat, analisis keuangan, sehingga

dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan

yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting

agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan

lingkungan.

Konsep kinerja keuangan menurut Gitosudarmo dan Basri (2002) adalah

rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam

laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca. Dalam hal ini

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh

pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang

dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

9

2.1.2 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2009) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari

hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan relevan dan signifikan. Menurut Simamora (2010), rasio

keuangan merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang

bermakna diantara komponen-komponen dari laporan-laporan keuangan. Rasio

menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain,

dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan dan

menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan

suatu perusahaan.

Menurut Roos, dkk (2004) Rasio Keuangan adalah “Hubungan yang

dihitung dan informasi keuangan suatu perusahaan dan digunakan untuk tujuan

perbandingan”. Sedangkan menurut Jumingan (2006) “Analisis Rasio Keuangan

merupakan analisis dengan membandingkan satu pos laporan dengan dengan pos

laporan keuangan lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama guna

mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun dalam

laporan laba rugi”. Rasio mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara

jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada

pos laporan keuangan yang lain. Dengan menggunakan metode analisis seperti

berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik

atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan rasio

keuangan pula dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan keuangan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

10

2.1.3 Laporan Keuangan

Munawir (2004), “laporan keuangan adalah hasil dua daftar yang disusun

oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, kedua daftar itu adalah

daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi

laba”. Menurut Harahap (2004) laporan keuangan menggambarkan kondisi dan

hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan

rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan.

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akutansi Keuangan) No. 1 (2007),

tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

(a) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan.

(b) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian masa lalu.

(c) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan

saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa depan.

Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan

Badan Layanan Umum yang terdiri atas neraca, laporan aktivitas, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

11

(1) Laporan Aktivitas, Laporan aktivitas adalah laporan operasional Badan

Pelayanan Umum yang mencerminkan pendapatan yang dihasilkan Badan

Layanan Umum serta biaya yang dikeluarkan kemudian dilihat apakah dari hasil

kegiatan tesebut dihasilkan surplus atau defisit.

(2) Neraca, Menurut Soemarso (2004) neraca adalah laporan keuangan yang

dapat memberi informs tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan

dan sumber pemebelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi

keuangan perusahaan. Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) menyatakan bahwa

unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi keuangan adalah aset,

kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur tersebut dapat diuraikan sabagai

berikut : 1) Aset (Assets), 2) Kewajiban (Liabilities, 3) Equitas.

2.1.4 Jenis – Jenis Rasio Keuangan

Menurut Riyanto (2010), pada umumnya rasio keuangan dapat

dikelompokkan dalam 3 (tiga) tipe dasar, yaitu:

(1) Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya yang dapat di hitung melalui:

a) Current ratio (rasio lancar)

b) Quick ratio atau acitd test ratio (rasio sangat lancar)

c) Rasio Kas (cash ratio).

(2) Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan di

belanjai dengan hutang yang dapat di hitung melalui:

a) Debt to asset ratio (rasio utang terhadap aset)

b) Debt to equity ratio (rasio utang modal).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

12

(3) Rasio Rentabilitas adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah

kebijaksanaan dan keputusan keputusan yang dapat di hitung melalui:

a) Net Return On Assets (ROA)

b) Net Return On Equit.

Menurut Munawir (2004), berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat

dibedakan atsa:

a. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang tergolong dalam kategori ini adalah

semua rasio yang semua data diambil atau bersumber pada neraca.

b. Rasio-rasio laporan laba/rugi (Income Statement Ratios) yaitu angka-angka

rasio yang dalam penyusunan semua data diambil dari laporan laba/rugi.

c. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yaitu angka yang

penyusunan data berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi.

2.1.5 Perhitungan Rasio Laporan Keuangan.

Analisis kinerja keuangan bisanya dilihat dari laporan keuangan dan untuk

menghitungnya biasanya menggunakan rasio keuangan, ada beberapa rasio

keuagan yang digunakan untuk menghitung dan membandingkan kinerja

keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya pola pengelolaan keuangan badan

layanan umum yang telah di tetapkan pada Peraturan Direktur Jendral

Pembendaharaan Nomor Per-54 Tahun 2013, yaitu

1) Rasio Kas (Cash Ratio)

Rumus:

Kas dan Setara Kas x 100% xc

Kewajiban Jangka Pendek

Universitas Sumatera Utara

Page 29: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

13

2) RasioLancar (Current Ratio)

Rumus:

Aset Lancar x 100%

Kewajiban Jangka Pendek

3) Periode Penagihan Piutang (Collection Period)

Rumus:

4) Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)

Rumus:

Pendapatan Operasional x 100%

Aset Tetap

5) Imbalan Ekuitas (Return on Equity)

Rumus:

Surplus atau Defisit

sebelum Pos Keuntungan atau Kerugian x 100%

Ekuitas

6) Imbalan atas Aktiva Tetap (Returnon Asset)

Rumus:

Surplus atau Defisit

sebelum Pos Keuntungan atau Kerugian x 100%

Aset Tetap

7) PerputaranPersediaan (InventoryTurnover)

Rumus:

Total Persediaan x 365 x 100%

Pendapatan BLU

Piutang Usaha x 360 x1 hari

Pendapatan Usaha

Universitas Sumatera Utara

Page 30: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

14

8) Rasio PendapatanPNBP terhadap BiayaOperasional

Rumus:

Pendapatan PNBP x 100%

Biaya Operasional

Penjelasan:

1) Kas adalah uang tunai atau saldo bank yang setiap saat dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan BLU.

2) Setara kas (cash equivalent) merupakan bagian dari aset lancar yang sangat

likuid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu 1 sampai

dengan 3 bulan tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan,

tidak termasuk piutang dan persediaan. Contoh setara kas antara lain

deposito berjangka kurang dari 3 bulan dan cek yang jatuh tempo kurang dari

3 bulan.

3) Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan

dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal

neraca.

4) Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan aset non lancar. Suatu aset

diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut:

a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan

dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal neraca;

b) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan

diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal

neraca; atau

c) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

15

5) Aset lancar antara lain meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,

piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka, dan biaya dibayar di

muka.

6) Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan

dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal

neraca.

7) Piutang usaha adalah hak yang timbul dari penyerahan barang atau jasa dalam

rangka kegiatan operasional BLU.

8) Pendapatan usaha merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai imbalan

atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat.

9) Pendapatan operasional merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai

imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat, hasil kerjasama

dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan

yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak

termasuk pendapatan yang berasal dari APBN dan hibah.

10) Aset tetap adalah nilai perolehan aset tetap dikurangi konstruksi dalam

pengerjaan.

11) Surplus/defisit sebelum pos keuntungan/kerugian adalah surplus/defisit

sebelum pos keuntungan/kerugian, tidak termasukpendapatan investasi yang

bersumber dari APBN,dan biaya penyusutan.

12) Ekuitas adalah selisih antara hak residual BLU atas aset denganseluruh

kewajiban yang dimiliki, dikurangi surplus/defisit tahun berjalan.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

16

13) Total persediaan adalah seluruh barang persediaan yang dimiliki oleh rumah

sakit sebagaimana diatur dalam PSAP No.05 Paragraf 05.

14) Pendapatan BLU merupakan pendapatan Satker BLU yang terdiri atas

pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan

kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil

kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain

pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU,

termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.

15) Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan

atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan

yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa

lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara

langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal

dari APBN.

16) Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai

dan belanja barang, dansumber dananya berasal dari penerimaan anggaran

APBN dan pendapatan PNBP Satker BLU.

17) Subsidi biaya pasien adalah selisih biaya perawatan yang dikeluarkan rumah

sakit dengan tarif jaminan, pemberian keringanan kepada pasien tidak

mampu, termasuk kegiatan bakti sosial rumah sakit (CSR). Jumlah subsidi

dimaksud diperhitungkan dalam periode satu tahun.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

17

18) Pendapatan BLU merupakan pendapatan Satker BLU yang terdiri atas

pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan

kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil

kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain

pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU,

termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.

2.2 Badan Layanan Umum (BLU)

2.2.1 Sejarah BLU

Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

berdiri di Tahun 2006 sebagai amanat dari Undang-Undang Keuangan Negara.

Hal utama yang diamanatkan adalah mengenai pola pengelolaan keuangan untuk

Badan Layanan Umum yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk

menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Adapun pendekatan mengenai Badan Layanan Umum bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan

fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan

produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat.

Instansi pemerintah dapat ditinjau dari sudut mechanic view, sebagai

bagian dari birokrasi, atau organic view, sebagai organisasi yang berkembang

dinamis. Dari kacamata organic view, instansi pemerintah dapat dipersepsikan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

18

sebagai agen pemerintah untuk melayani masyarakat (public service agency).

Fungsi ini bersifat dinamis dan dapat ditransformasikan ke dalam bentuk

autonomous agency, yaitu semacam badan otonom yang tetap menjadi bagian

pemerintah dan melaksanakan kaidah-kaidah bisnis yang sehat, namun tidak

mengutamakan mencari keuntungan.

Sejalan dengan terbitnya Undang-Undang nomor 1 tahun 2014 tentang

Perbendaharaan Negara, pemerintah memperkenalkan Pola PK-BLU bagi satker

yang menyediakan layanan kepada masyarakat. Secara khusus ketentuan

mengenai PK BLU diatur pada pasal 68 dan 69 Undang-Undang dimaksud, yang

kemudian diterjemahkan dalam Peraturan Peraturan Nomor 23 tahun 2005 tentang

PPK BLU. Hal ini membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di

lingkungan pemerintah. Dengan Pasal 68 dan 69 dari Undang-Undang tersebut,

instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada

masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan

menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.

Instansi BLU ini diharapkan menjadi contoh konkrit yang menonjol dari

penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil kinerja. Secara khusus,

peluang untuk menjadi satker BLU terbuka bagi satker pemerintah yang

melaksanakan tugas operasinal pelayanan publik (seperti layanan kesehatan,

pendidikan, pengelolaan kawasan, dan lisensi), untuk membedakannya dari fungsi

pemerintah sebagai regulator dan penentu kebijakan.

Praktik ini telah berkembang luas di manca negara berupa upaya

pengagenan (agencification) aktivitas yang tidak harus dilakukan oleh lembaga

Universitas Sumatera Utara

Page 35: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

19

birokrasi murni, tetapi diselenggarakan oleh instansi yang dikelola ala bisnis

(business like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat menjadi lebih

efisien dan efektif. Dengan Pola PK BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka

pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan

kas, dan pengelolan aset.

Kepada satker BLU juga diberikan kesempatan untuk mempekerjakan

tenaga profesional non PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada

pegawai sesuai dengan kontribusinya. Sebagai penyeimbang, satker BLU

dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam

pertanggungjawabannya. BLU dapat berperan sebagai agen dari menteri/pimpinan

lembaga induknya dengan menandatangani kontrak kinerja (a contractual

performance agreement), dimana menteri/pimpinan lembaga induk bertanggung

jawab atas kebijakan layanan yang hendak dihasilkan, dan satker BLU

bertanggung jawab untuk menyajikan layanan yang diminta.

2.2.2 Pengertian Badan Layanan Umum (BLU)

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah

yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari

keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efesiensi

dan produktivitas. Pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU)

merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa

keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

20

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa (PP No. 74 Tahun

2012).

2.2.3 Tujuan Badan Layanan Umum (BLU)

Tujuan dibentuknya BLU adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan

berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis

yang sehat hal ini sesuai dengan PP No. 74 Tahun 2012 pasal 2.

2.2.4 Azas Badan Layanan Umum (BLU)

Azas BLU menurut pasal 3 PP No.74 Tahun 2012 adalah :

1. BLU beroperasi sebagai unit kerja Kementrian Negara/ Lembaga/ Pemerintah

Daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya

berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang

bersangkutan.

2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan KementrianNegara/

Lembaga/ Pemerintah Daerah dan karenanya status hukum BLU tidak

terpisah dari Kementrian Negara/ Lembaga/ Pemerintah Daerah sebagai

instansi induk.

3. Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota bertanggung jawab

atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang

didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

21

4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh

Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota.

5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian

keuntungan.

6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun

dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan

anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Kementrian Negara/

Lembaga/SKPD/ Pemerintah Daerah.

7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek

bisnis yang sehat.

Sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan prinsip efesiensi dan

produktivitas ala korporasi, namum terdapat beberapa karakteristik lainnya yang

membedakan pengelolaan BLU dengan BUMN/ BUMD, yaitu :

1. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

2. Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan Negara/ Daerah yang tidak

dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk

menyelenggarakan kegiatan BLU yang bersangkutan.

3. Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan

dan pembinaan teknis dilakukan oleh Menteri yang bertanggung jawab atas

bidang pemerintahan yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

22

4. Pembinaan keuangan BLU instansi Pemerintah Daerah dilakukan oleh

pejabat pengelola keuangan daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh

kepala satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab atas bidang

pemerintah yang bersangkutan.

5. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan.

6. Rencana kerja dan anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan laporan

kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan

RKA serta laporan keuangan dan laporan kinerja Kementrian Negara/

Lembaga/ Pemerintah Daerah.

7. Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang

diberikan merupakan pendapatan Negara/ Daerah.

8. Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja yang

bersangkutan.

9. BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain.

10. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam

Peraturan Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

23

2.2.5 Dasar Hukum Badan Layanan Umum (BLU)

Gambar 2.1 Peraturan yang terkait tentang peraturan Keuangan Badan

Layanan Umum

Sumber : Suherman, 2011

2.2.6 Persyaratan untuk menjadi Badan Layanan Umum (BLU)

Untuk ditetapkan sebagai satker BLU, satker pemerintah provinsi /kota /

kabupaten atau yang seering disebut dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah

/SKPD harus memenuhi persyaratan untuk ditetapkan menjadi BLUD. Beberapa

persyaratan itu antara lain sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 40: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

24

1. Persyaratan Substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang

bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan :

a. Penyediaan barang dan/ atau jasa layanan umum, seperti pelayanan

dibidang kesehatan, penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa

penelitian dan pengembangan (litbang).

b. Pengelolaan wilayah/ kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan

pekonomian masyarakat atau layanan umum, seperti otorita dan kawasan

pengembangan ekonomi terpadu (kapet).

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/ atau

pelayanan kepada masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk

usaha kecil dan menengah.

2. Persyaratan Teknis terpenuhi apabila :

a. Kinerja pelayanan dibidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan

ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan

oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala SKPD sesuai dengan

kewenangannya

b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat

sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.

3. Persyaratan Administratif terpenuhi apabila instansi Pemerintah yang

bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut :

a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,

keuangan, dan manfaat bagi masyarakat. Surat pernyataan dibuat oleh

SKPD dan diketahui oleh sekretaris daerah yang kategori BLUD-SKPD,

Universitas Sumatera Utara

Page 41: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

25

sedangkan untuk kategori BLUD-Unit kerja dibuat oleh kepala unit kerja

dan diketahui oleh kepala SKPD.

b. Pola tata kelola yang baik, merupakan peraturan internal satuan Kerja

Instansi Pemerintah yang menetapkan :

1) Organisasi dan tata laksana, yang memuat antara lain struktur

organisasi, prosedur kerja, pengelompokan fungsi yang logis,

ketersediaan dan pengembangan sumber daya manusia.

2) Akuntabilitas, yaitu mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber

daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada satuan

Kerja Instansi Pemerintah bersangkutan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan secara periodik, meliputi akuntabilitas program,

kegiatan, dan keuangan.

3) Transparansi, yaitu adanya kejelasan tugas dan kewenangan, dan

ketersediaan informasi kepada publik.

c. Rencana strategi bisnis, mencakup :

1) Visi, yaitu suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan.

2) Misi, yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi

yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil

dengan baik.

3) Program strategis, yaitu program yang berisi proses kegiatan yang

berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu)

Universitas Sumatera Utara

Page 42: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

26

sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi,

peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

4) Kesesuaian visi, misi, program, kegiatan, dan pengukuran pencapaian

kinerja.

5) Indikator kinerja lima tahunan berupa indikator pelayanan, keuangan,

administrasi, dan SDM.

6) Pengukuran pencapaian kinerja, yaitu pengukuran yang dilakukan

dengan menggambarkan apakah hasil kegiatan tahun berjalan dapat

tercapai dengan disertai analisis atas faktor-faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi tercapainya kinerja tahun berjalan.

d. Laporan keuangan pokok ,terdiri atas :

1) Kelengkapan laporan :

a) Laporan realisasi anggaran/ laporan operasional keuangan, yaitu

laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian

sumber daya ekonomi yang dikelola, serta menggambarkan

perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu

periode pelaporan yang terdiri atas unsur pendapatan dan belanja.

b) Neraca/ prognosa neraca, yaitu dokumen yang menggambarkan

posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada

tanggal tertentu.

c) Laporan arus kas, yaitu dokumen yang menyajikan informasi kas

sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi, dan transaksi

Universitas Sumatera Utara

Page 43: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

27

nonanggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,

pengeluaran, dan saldo akhir kas selama periode tertentu.

d) Catatan atas laporan keuangan, yaitu dokumen yang berisi

penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam

laporan realisasi anggaran, neraca/prognosa neraca, dan laporan

arus kas, disertai laporan mengenai kinerja keuangan.

2) Kesesuaian dengan standar akuntansi.

3) Hubungan antar laporan keuangan.

4) Kesesuaian antara keuangan dan indikator kinerja yang ada di rencana

strategis.

5) Analisis laporan keuangan.

e. Standar pelayanan minimum (SPM) merupakan ukuran pelayanan yang

harus dipenuhi oleh satuan kerja instansi pemerintah untuk menerapkan

PPKBLU. SPM ditetapkan oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga/ dalam

rangka penyelenggaraan kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang

harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan kesetaraan

layanan biaya serta kemudahan memperoleh layanan. SPM sekurang-

kurangnya mengandung unsur :

1) Jenis kegiatan atau pelayanan yang diberikan oleh satker, jenis

kegiatannya merupakan pelayanan yang diberikan oleh satker baik

pelayanan ke dalam (satker itu sendiri) maupun pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat. Jenis kegiatan ini merupakan tugas dan

fungsi dari satker yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

28

2) Rencana pencapaian SPM, Satuan kerja menyusun rencana

pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM

dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan

peraturan yang ada.

3) Indikator pelayanan, SPM menetapkan jenis pelayanan dasar,

indikator SPM dan batas waktu pencapaian SPM.

4) Adanya tanda tangan pimpinan satuan kerja yang bersangkutan dan

Menteri/ Pimpinan Lembaga.

f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara

independen. Laporan audit terakhir, yaitu laporan keuangan tahun terakhir

oleh auditor eksternal , sebelum SKDP atau unit kerja diusulkan untuk

merenapkan pola pengelolaan keuangan BLUD. Apabila audit terakhir

tersebut tidak tersedia maka untuk BLUD-SKPD surat pernyataan dibuat

oleh kepala SKPD dan diketahui oleh sekretaris daerah. Sedangkan untuk

calon BLUD-Unit kerja surat pernyataan dibuat oleh kepala unit kerja dan

diketahui oleh kepala SKPD.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

29

2.2.7 Proses Penetapan PPK-BLUD SKPD

Gambar 2.2 Proses Penetapan PPK-BLUD SKPD

Sumber : Depdagri, 2006

Berdasarkan alur di atas menunjukkan bahwa status BLU dapatdiberikan

sebagai BLU ”penuh” atau BLU ”bertahap”. Kriteria yang digunakan untuk

menetapkan status ini adalah penilaian terhadap persyaratan administrasi sesuai

dengan bobot masing-masing persyaratan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian untuk Penetapan Status BLU

No Nilai Kriteria Status

1 80-100 Memuaskan BLU Penuh

2 60-79 Belum terpenuhi secara belum

Memuaskan

BLU Bertahap

3 Kurangdari 60 Tidak memuaskan Ditolak

Sumber : Depdagri (2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

30

Unit kerja yang ditetapkan sebagai BLU penuh akan mendapatkan fleksibilitas

sebagai berikut :

a. Pengelolaan pendapatan dan biaya

b. Pengelolaan kas

c. Pengelolaan hutang dan piutang

d. Pengelolaan investasi

e. Pengelolaan barang dan jasa

f. Penyusunan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban

g. Pengelolaan surplus dan defisit

h. Kerjasama dengan pihak lain

i. Mempekerjakan tenaga non PNS

j. Pengelolaan dana secara langsung

k. Perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur pengelolaan keuangan.

2.2.8 Penetapan dan Pencabutan Status BLU

Sebelum penetapan menjadi BLU suatu satuan kerja instansi pemerintah

mengusulkan melalui Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala SKPD yang

memenuhi persyaratan substantif, teknis dan administratif untuk menerapkan

PPK-BLUD kepada Menteri Keuangan/ Gubernur/ Bupati/ Walikota, sesuai

dengan kewenangannya. Penetapan status BLUD dapat berupa status BLU secara

penuh atau status BLU secara bertahap. Status BLU secara penuh diberikan

apabila seluruh persyaratan dipenuhi dengan memuaskan, sedangkan status BLU

bertahap diberikan apabila persyaratan substantif dan teknis telah terpenuhi,

namun persyaratan administratif belum terpenuhi secara memuaskan. Status BLU

Universitas Sumatera Utara

Page 47: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

31

bertahap dapat diberikan paling lama 3 (tiga) tahun. Pejabat yang berwenang

untuk menetapkan BLU dapat memberi keputusan penetapan atau surat penolakan

terhadap usulan penetapan BLU paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterima dari

Pejabat yang mengusulkan.

Penerapan PPK-BLU berakhir apabila dicabut oleh Pejabat yang

menetapkan status BLU berdasarkan usul dari pejabat yang mengusulkan atau

berubah status suatu instansi pemerintah menjadi badan hukum dengan kekayaan

Negara yang dipisahkan. Pencabutan BLU dilakukan apabila BLU yang

bersangkutan sudah tidak memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan

administratif. Pejabat yang menetapkan status BLU membuat penetapan

pencabutan penerapan PPK-BLU paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal usul

pencabutan, jika terlampaui maka usul pencabutan dianggap ditolak. Instansi

Pemerintah yang pernah di cabut status PPKBLU dapat diusulkan kembali untuk

menerapkan PPK-BLU. Dalam rangka menilai usulan penetapan dan pencabutan

maka pejabat yang berwenang untuk menetapkan BLU menunjuk suatu tim

penilai.

2.2.9 Pejabat Pengelola BLU

Pejabat Pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri dari pegawai

negeri sipil dan/ atau tenaga profesional nonpegawai negeri sipil sesuia dengan

kebutuhan BLU. Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan

dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan

belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/ jasa. Kepada BLU juga

diberikan kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS serta

Universitas Sumatera Utara

Page 48: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

32

kesempatan imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusninya. Tetapi

sebagai pengimbang, BLU dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan

penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya. Pejabat pengelola BLU

terdiri dari :

1. Pemimpin

Pemimpin sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung jawab

umum operasional dan keuangan BLU yang berkewajiban :

a. Menyiapkan rencana strategis bisnis BLU

b. Menyiapkan RBA tahunan

c. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

d. Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan

BLU

2. Pejabat Keuangan

Pejabat keuangan BLU sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai

penanggungjawab keuangan yang berkewajiban :

a. Mengkoordinasikan penyusunan RBA

b. Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU

c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja

d. Menyelenggarakan pengelolaan kas

e. Melakukan pengelolaan utang-piutang

f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLU

g. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

33

h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

3. Pejabat Teknis

Pejabat teknis BLU sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung

jawab teknis dibidang masing-masing yang berkewajiban :

a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis dibidangnya

b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA

c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya.

2.2.10 Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan badan layanan umum merupakan bagian integral

dari pengelolaan keuangan negara sehingga pengelolaannya tidak boleh terlepas

dari hukum keuangan negara. Ketika pengelolaan keuangan badan layanan umum

terpisah secara tegas dan pengelolaan keuangan negara berarti suatu

penyimpangan atau berlawanan dengan hukum keuangan negara. Menteri,

pimpinan lembaga non kementerian, atau pimpinan lembaga negara wajib

mengarahkan agar pengelolaan keuangan badan layanan umum yang berada

dalam naungannya berpedoman pada hukum keuangan negara (Saidi. 2008).

Meskipun badan layanan umum dapat melakukan pengelolaan

keuangannya berbeda dengan instansi pemerintah yang bukan badan layanan

umum, tetap memiliki keterikatan untuk tidak melanggar hukum keuangan

negara. Jika pengelola keuangan badan layanan umum dalam pengelolaannya

menimbulkan kerugian negara, berarti wajib mempertanggungjawabkan, baik di

luar peradilan maupun melalui peradilan. Pertanggungjawaban itu merupakan

konsekuensi dari pengelolaan keuangan suatu badan layanan umum yang

Universitas Sumatera Utara

Page 50: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

34

menyimpang dan pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh pengelola

yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum.

Menurut Saidi (2008) aspek yang penting diperhatikan dalam pengelolaan

keuangan BLU/BLUD yaitu:

1. Perencanaan dan penganggaran

Badan layanan umum menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dengan

mengacu kepada rencana strategis yang telah ditetapkan oleh kementerian

negara. Rencana bisnis dan anggaran memuat antara lain:

a. kondisi kinerja tahun berjalan.

b. asumsi makro dan mikro

c. target kinerja (output yang terukur)

d. analisis dan perkiraan biaya per output dan agregrat.

e. perkiraan harga, anggaran dan prognosa laporan keuangan.

2. Dokumentasi pelaksanaan anggaran

Anggaran yang dilaksanakan oleh badan layanan umum harus ditetapkan

dalam bentuk dokumen sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

Dokumentasi pelaksanaan anggaran mencakup seluruh pendapatan/biaya,

proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas jasa atau barang yang akan

dihasilkan.

3. Pendapatan dan belanja

Pendapatan badan layanan umum adalah penerimaan dari anggaran negara,

pendapatan diperoleh dari jasa layanan, hibah terikat/tidak terikat, hasil kerja

sama dengan pihak lain dan hasil usaha lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

35

4. Pengelolaan kas, piutang dan utang

Dalam rangka pengelolaan kas, badan layanan umum menyelenggarakan hal-

hal antara lain:merencanakan penerimaan dan pengeluaran, melakukan

pemungutan pendapatan/tagihan, menyimpan kas dan mengelola rekening

bank, melakukan pembayaran, mendapatkan sumber dana untuk menutup

defisit jangka pendek dan memanfaatkan surplus kas jangka pendek.

5. Pengelolaan Barang

Kewenangan pengadaan barang dan jasa oleh badan layanan umum didasari

pada prinsip efisiensi dan ekonomis, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.

6. Penyelesaian kerugian

Setiap kerugian negara pada BLU yang disebabkan oleh tindakan melanggar

hukum atau kelalaian seseorang diselesaikan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian negara.

Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena

perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan

kepadanya secara langsung merugikan keuangan negara, wajib mengganti

kerugian tersebut.

7. Akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban.

BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan mengacu

pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan

ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga. Laporan keuangan BLU

dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementerian/lembaga sesuai

standar akuntansi pemerintahan dan diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai

Universitas Sumatera Utara

Page 52: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

36

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.. Menteri/pimpinan lembaga

bertanggungjawab atas keberhasilan pencapaian sasaran program berupa hasil

(political accountability), sedangkan pimpinan BLU bertanggungjawab atas

keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan berupa keluaran (operational

accountability) dan terhadap kinerja BLU sesuai dengan tolok ukur yang

ditetapkan dalam RBA.

8. Akuntabilitas kinerja

Pimpinan badan layanan umum mengikhtisarkan dan melaporkan kinerja

operasional dan pengintegrasiannya dengan laporan keuangan dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

9. Surplus dan defisit

Surplus anggaran BLU adalah selisih lebih antara pendapatan dengan belanja

BLU yang dihitung berdasarkan laporan keuangan operasional berbasis aktual

pada suatu periode anggaran. Estimasi surplus dalam tahun anggaran berjalan

diperhitungkan dalam RBA tahun anggaran berikut untuk disetujui

penggunaannya. Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya dalam

tahun anggaran berikutnya kepada Menteri Keuangan melalui

Menteri/Pimpinan Lembaga. Menteri Keuangan dapat mengajukan anggaran

untuk menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBD tahun

anggaran berikutnya.

2.2.11 Manfaat Penerapan Pola Pengelolaan BLU Bagi Rumah Sakit

a. Tata kelola keuangan RS lebih baik dan transparan karena menggunakan

pelaporan standar akutansi keuangan yang memberi informasi tentang laporan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

37

aktivitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan laporan

keuangan.

b. RS masih mendapat subsidi dari pemerintah seperti biaya gaji pegawai, biaya

operasional, dan biaya investasi atau modal.

c. pendapatan RS dapat digunakan langsung tidak disetor ke kantor kas Negara,

hanya dilaporkan saja ke Departemen Keuangan.

d. RS dapat mengembangkan pelayanannya karena tersedianya dana untuk

kegiatan operasional RS.

e. Membantu RS meningkatkan kualitas SDM nya dengan perekrutan yang

sesuai kebutuhan dan kompetensi.

f. Adanya insentif dan honor yang bisa diberikan kepada karyawan oleh

pimpinan RS.

2.2.12 Pengalaman Rumah Sakit yang Telah Menerapkan Pola Pengelolaan

Badan Layanan Umum (BLU)

Tabel 2.2 Pengalama Rumah Sakit yang telah Menerapkan Pola

Pengelolaan Badan Layanan Umum

No Rumah Sakit yang telah BLU Pengalaman

1 RSUP Haji Adam Malik Medan a. Lebih feleksibel dalam

mengelolah keunagannya

b. Adanya peningkatan mutu

pelayanan .

c. adanya penambahan aset

d. status BLU : Penuh

2 RSUP Fatmawati Jakarta a. setelah BLU RSUP fatmawati

Universitas Sumatera Utara

Page 54: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

38

menunjukkan adanya

peningkatan pendapatan

b. adanya penambahan aset

c. lebih fleksibelitas dalam

mengelola keunagannya

d. Status BLU : Penuh

2.3 Rumah Sakit

2.3.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit diselenggarakan

berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan

profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,

pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

(Permenkes No.56 Tahun 2014).

RSU Haji Medan terletak di Jalan RS Haji Medan Estate. Rumah Sakit

Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara diresmikan oleh Presiden Republik

Indonesia tanggal 4 Juni 1992. Sejak tanggal 29 Desember 2011 Rumah Sakit

Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara secara resmi telah dikelola oleh

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera

Utara Tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011. Dan pada tanggal 13 Mei Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 55: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

39

2014 RSU Haji Medan resmi menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dimana RSU

Haji Medan dapat mengelola keuangannya secara mandiri.

RSU Haji Medan adalah rumah sakit negeri kelas B. Yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. RSU Haji

Medan juga melayani pelayanan rujukan dari rumah sakit Kabupaten. RSU Haji

Medan termasuk rumah sakit yang besar karena di RSU Haji Medan tersedia 223

tempat tidur untuk rawat inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit lain

yang ada di Sumatera Utara yang biasanya hanya menyediakan rata-rata 80

tempat tidur untuk rawat inap. Jumlah dokter di RSU Haji Medan termasuk

banyak yaitu 131 dokter, dibanding rata-rata rumah sakit lain yang ada di

Sumatera Utara. Pelayanan rawat inap RSU Haji termasuk dalam kelas yang

tinggi karena dari 233 tempat tidur yang tersedia, 34 diantaranya adalah tempat

tidur untuk kelas VIP keatas.

2.3.2 Penambahan Aset RSU Haji Medan Setelah BLU

a. alat berat

b. alat studio, komunikasi dan pemancar

c. alat pertanian

d. alat persenjataan /keamanan

e. alat bengkel dan alat ukur

f. koleksi perpustakaan

g. hewan ternak /tanaman

Universitas Sumatera Utara

Page 56: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

40

2.3.3 Tujuan Rumah Sakit

Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan :

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit, dan rumah sakit

2.3.4 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud,

rumah sakit mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

41

2.3.5 Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit

2.3.5.1 Jenis Rumah Sakit

Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan

pengelolaannya. Berdasarakan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit

dikategorikan :

1. Rumah sakit umum, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

pada semua bidang dan jenis penyakit.

2. Rumah sakit khusus, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama

pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi :

1. Rumah sakit publik, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit

publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan

berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan pasal 20 UU No : 44 Tahun 2009

tentang rumah sakit. Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan

Pemerintah Daerah tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit privat.

2. Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh Badan Hukum

dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero (UU No.

44 Tahun 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 58: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

42

2.3.5.2 Klasifikasi Rumah Sakit

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang

dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan

bedasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit.

1. Rumah Sakit Umum

A. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurangkurangnya 4 (empat)

spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas)

spesialis lainnya dan 13 (tiga belas) subspesialis serta dapat menjadi RS

pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.

B. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurangkurangnya 4 (empat)

spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis

lainnya dan 2 (dua) subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan

apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.

C. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik 4 (empat)

spesialis dasar dan 4 (empat) pelayanan penunjang medik.

D. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan umum dan 2

(dua) pelayanan medik spesialis dasar (UU No. 44 Tahun 2009).

Pelayanan medik spesialis dasar adalah pelayanan medik spesialis

penyakitdalam, obstetri dan ginekologi, bedah dan kesehatan anak. Pelayanan

Universitas Sumatera Utara

Page 59: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

43

spesialis penunjang adalah pelayanan medik radiologi, patologi klinik, patologi

anatomi, anaestesi dan reanimasi, rehabilitasi medik. Pelayanan medik spesialis

lain adalah pelayanan medik spesialis telinga hidung dan tenggorokan, mata, kulit

dan kelamin, kedokteran jiwa, syaraf, gigi dan mulut, jantung, paru, bedah syaraf,

ortopedi.

Pelayanan medik sub spesialis adalah satu atau lebih pelayanan yang

berkembang dari setiap cabang medik spesialis. Pelayanan medik sub spesialis

dasar adalah pelayanan sub spesialis yang berkembang dari setiap cabang medik

spesialis 4 dasar. Dan pelayanan medik sub spesialis lain adalah pelayanan

subspesialis yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis lainnya.(Kemen

kes RI 2014).

2. Rumah Sakit Khusus

A. Rumah sakit khusus kelas A

B. Rumah sakit khusus kelas B

C. Rumah sakit khusus kelas C

Universitas Sumatera Utara

Page 60: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

44

2.4 Kerangka Pikir

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

Dari kerangka pikir diatas, dapat dijelaskan bahwa kinerja rumah sakit

dapat dikatakan baik apabila pendapatan rumah sakit tersebut setiap tahunnya

mengalami peningkatan .

Untuk menganalisis kinerja keuangan diperlukan ukuran-ukuran tertentu.

Dengan rasio keuangan dapat diketahui bagaimana kinerja rumah sakit sebelum

dan sesudah diterapkannya pola pengelolaan badan layanan umum . rasio

keuangan yang di gunakan sebagai variabel perhitungan kinerja keuangan adalah

rasio kas, rasio lancar, periode penagihan piutang, perputaran aset tetap, imbalan

ekuitas, imbalan atas aktiva tetap, perputaran persediaan , rasio pendapatan , dan

rasio subsidi biaya.

Kinerja

Keungan

Badan Layanan

Umum (BLU)

Sebelum

Sesudah

Laporan

Keuangan

• Kas

• Rasio Lancar

• Periode

Penagihan

Piutang

• Aset Tetap

• Imbalan Ekuitas

• Aktiva Tetap

• Perputaran

Persediaan

• Pendapatan

• Subsidi Biaya

Pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 61: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian analisis deskriptif menggunakan

penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur kinerja keuangan sebelum

dan sesudah pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di RSU Haji

Medan. Dapat dikatakan bahwa metode penelitian ini adalah penelitian campuran

(mixed methods) yaitu suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua

bentuk penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Mixed methods

research dapat menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh penelitian

kuantitatif atau kualitatif sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,

reliable, dan objektif

Menurut Sugiyono (2012) metode penelitian kombinasi (mixed methods)

adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan

antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif untuk digunakan secara

bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih

komprehensif, valid, reliable, dan objektif.

Penelitian kuantitatif dilakuakan dengan menghitung data keuangan dan

membandingkannya mulai dari sebelum BLU yaitu tahun 2011-2013 dan sesudah

BLU yaitu tahun 2014-2016, dalam penelitian ini penelitian hanya

mengkhususkan untuk meneliti tentang keuangan karena kinerja yang baik dilihat

dari segi pendapatannya yang meningkat setiap tahunnya dan penelitian kualitatif

dilakukan dengan wawancara mendalam untuk memperkuat data keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

46

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSU Haji Medan. Alasan pemilihan

lokasi penelitian adalah belum pernah ada dilakukan penelitian sebelumnya

dilokasi dengan judul yang sama, dan untuk melihat perkembangan kinerja

keuangan RSU Haji Medan sebelum dan sesudah Badan Layanan Umum Daerah.

3.2.2 Waktu Penelitian

waktu pelaksanaan penelitian dari bulan November sampai dengan Juli

2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan elemen atau subjek riset dalam arti lain dapat

diartikan sebagi segala sesuatu yang memiliki nilai yang semua ingin diteliti

sifatnya. (Azwar,2014). Adapun populasi obyek dalam penelitian ini adalah data

laporan keuangan RSU Haji Medan sebelum dan sesudah BLU, dan populasi

subyek yang berperan sebagai informan dalam penelitian ini adalah pegawai

dibagian Akuntansi. Dimana informan ini hanya untuk memperkuat hasil dari data

laporan keuangan.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling sistematis. Menurut

(Sugiyo,2009) Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel

berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Dalam

penelitian ini, sampel yang diambil yaitu laporan keuangan selama 3 tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 63: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

47

terakhir sebelum penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

yaitu tahun 2011-2013 dan laporan keuangan selama 3 tahun setelah penerapan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yaitu tahun 2014-2016, dan

pengambilan sampel untuk dijadikan informan dalam wawancara dilakukan

dengan mewawancarai pegawai akuntansi karena dalam kinerja keuangan tidak

semua pegawai rumah sakit yang mengerti dan paham mengenai keuangan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Laporan Keuangan

1. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi. Menurut (Budiyono,2003) Metode dokumentasi adalah cara

pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen yang telah ada. Dokumen

biasanya merupakan dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya.

Menurut (Suharmini, 2010) metode dokumentasi , yaitu pencarian data

atau mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

2. Wawancara

Wawancara mendalam dilakukan untuk memperkuat data laporan

keuangan dengan cara tanya jawab.

3.5 Definisi Operasional

1. Kinerja adalah hasil pengukuran kerja atau prestasi kerja di Rumah Sakit

Umum Haji Medan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

48

2. Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang

ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

angka lainnya.

3. PKK-BLU adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan

fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis

yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa.

4. BLU adalah pola pengelolaan keuangan secara mandiri yang dilakukan

rumah sakit tanpa harus menyetorkan pendapatannya terlebih dahulu pada

ABPD.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Laporan Keuangan

Tabel 3.1 Perhitungan Rasio Kinerja Keuangan (Laporan Keuangan)

No Variabel Cara

Ukur

Skala

Ukur

Hasil

Ukur

1 Kas

Kas dan Setara Kas x 100% x 100%

Kewajiban Jangka Pendek

Rasio Baik=meningkat

TidakBaik=

menurun

2 Rasio

Lancar

Aset Lancar

x100% Kewajiban Jangka

Pendek

Rasio Baik = meningkat

Tidak Baik =

menurun

3 Penagihan

Piutang

Piutang Usaha

x360

x1 hari Pendapatan Usaha

Rasio Baik = meningkat

Tidak Baik=

menurun

4 Aset Tetap

Pendapatan

Operasional x100% Aset Tetap

Rasio Baik = meningkat

Tidak baik =

menurun

Universitas Sumatera Utara

Page 65: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

49

5 Imbalan

Ekuitas

Surplus atau Defisit

Sebelum Pos

Keuntungan atau

Kerugian

x100% Ekuitas

Rasio Baik = meningkat

Tidak Baik=

menurun

6 Aktiva

Tetap

Surplus atau Defisit

sebelum Pos

Keuntungan atau

Kerugian

x

100

% Aset Tetap

Rasio Baik = meningkat

Tidak baik =

menurun

7 Perputara

Persediaan

TotalPersediaan

x 365 x 100%

Pendapatan

BLU

Rasio Baik = meningkat

Tidak Baik=

menurun

8 Pendapata

n

Pendapatan PNBP

x 100% Biaya Operasional

Rasio

Baik = meningkat

Tidak baik =

menurun

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data-data yang sudah diolah kemudian dianalisis

dengan menggunakan metode campuran (mixed methods) yaitu suatu langkah

penelitian dengan mengkombinasikan dua bentuk penelitian yaitu penelitian

kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif menggunakan data keuangan rumah sakit Haji

Medan yaitu data keuangan rumah sakit Haji Medan tiga tahun sebelum Badan

Layanan Umum ( BLU) dan data keuangan rumah sakit Haji Medan tiga tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 66: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

50

sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

(PPK-BLU).

Penelitian Kualitatif adalah data atau informasi yang bersifat open ended

(jawaban terbuka) melalui wawancara mendalam dengan cara tanya jawab untuk

memperoleh keterangan data yang dibutuhkan .

Universitas Sumatera Utara

Page 67: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan.

Sejak awal tahun 1960-an sudah mulai terdengar suara dari kalangan Umat

Islam di Sumatera Utara, khususnya di Kotamadya Medan, gagasan mendirikan

rumah sakit yang bernafaskan islam terus berkembang. Pada musim haji tahun

1990 terjadi musibah terowongan Mina yang banyak menimbulkan korban

Jemaah Haji Indonesia. Mulai pada saat itu timbullah gagasan pemerintah untuk

membangun rumah sakit yang bernafaskan islam. Pembangunan rumah sakit ini

mendapat persetujuan dari pemerintah pusat yakni berupa penyaluran bantuan

Garuda Indonesia, Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila bahkan bantuan dari

Pemda Tk. II Sumatera Utara, Instansi Pemerintah dan Swasta, serta dukungan

dari masyarakat melalui infaq para jamaah haji.

Pada tanggal 7 Maret 1991, melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi

Sumatera Utara No. 445.05/712.K, maka dibentuklah Panitia Pembangunan RS

Haji Medan dan diadakan peletakan batu pertama oleh Bapak Menteri Agama RI

dan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Peresmian RS Haji Medan dilakukan oleh

Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 4 Juni 1992. Pada tanggal 3 Juni 1998

terbentuklah yayasan RS Haji Medan dengan Ketua Umum Gubernur Provinsi

SumateraUtara dan pada tanggal 29 Desember 2011 secara resmi dilakukan acara

pengalihan Pengelolaan Yayasan RS Haji Medan Kepada Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

52

Pada tanggal 13 Mei 2014, berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera

Utara Nomor 188.44/365/2014, RS Haji Medan berubah menjadi RS yang telah

menerapkan pola pengelolaan keuangannya sendiri atau BLU ( Badan Layanan

Umum). Sejak di terapkannya sistem BLU RS Haji Medan lebih fleksibel dalam

mengatur keuangan. Sehingga RS Haji Medan lebih leluasa dalam mengelola

keuangan seperti pembelian barang dan lain-lain.

Rumah Sakit Umum Haji Medan merupakan rumah sakit milik Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara yang dalam kegiatan operasionalnya tidak berorientasi

mencari keuntungan (Non Profit Oriented) tetapi memberikan jasa pelayanan

kesehatan kepada masyarakat umum dengan mengutamakan pelayanan sosial

(Social Oriented) terutama pelayanan bagi masyarakat miskin baik yang ada di

Pulau Sumatera maupun diluar Pulau Sumatera.

Dengan telah berubahnya rumah sakit menjadi tipe B Non Pendidikan,

kegiatan atau produk jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sebagai pelayanan

kesehatan dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :

Sebagai pelayanan kesehatan , Rumah Sakit Umum Haji Medan

memberikan pelayanan kepada masyarakat, antara lain :

a) Pelayanan rawat jalan spesialis

b) Pelayanan gawat darurat

c) Rawat inap kelas III, II, I, VIP, Super VIP, dan Suite Room

d) Pelayan rawat intensif (ICU)

e) Pemeriksaan penunjang

o Pathologi klinik

Universitas Sumatera Utara

Page 69: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

53

o Pathologi anatomi

o Radiologi

o Gizi

o Bedah sentral

o Rehabilitas medik

o Penunjang lainnya (EEG, Endoscopy)

f) Apotik /Depo farmasi

g) Fasilitas penunjang : Kantin, ATM, Sarana parkir

4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan.

RSU Haji Medan dalam menjalankan tugasnya memiliki visi dan misi, yaitu :

A. Visi dan Misi Sebelum di Terapkannya BLU

a. Visi

Mewujudkan Rumah Sakit Haji Medan sebagai rumah sakit yang bernafaskan

islam dalam semua kegiatannya di sumatera utara.

b. Misi

1. Pelayanan kesehatan yang islam, profesional dan bermutu dengan tetap peduli

terhadap kaum du’afa.

2. Melaksanakan dakwah islamiah dalam setiap kegiatannya

3. Sebagai sarana menimba ilmu bagi calon cendikiawan muslim.

B. Visi dan Misi Setelah di Terapkannya BLU

a. Visi

Visi RSU Haji Medan adalah menjadi “Rumah Sakit Unggulan dan Pusat Rujukan

dengan Pelayanan Bernuansa Islami, Ramah Lingkungan Berdaya Saing sesuai

Standar Nasional dan Internasional”.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

54

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut RSU Haji Medan mempunyai misi yaitu :

1. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi sumber daya manusia RSU Haji

Medan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki intregitas dan religius.

2. Meningkatkan Kualitas sarana dan prasarana RSU Haji Medan sesuai standar

Nasional dan Internasional dengan prinsip kenyamanan dan keselamatan.

3. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia RSU Haji Medan Provinsi

Sumatera Utara melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

4. Meningkatkan Kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan.

5. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas, transparan, bersih, ramah, aman dan

nyaman serta lingkungan yang sehat bernuansa Go Green.

4.1.3 Sumber Daya Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan.

Rumah Sakit Umum Haji Medan memilik luas areal 63.358m2 yang cukup

untuk penghijauan agar suasana ramah lingkungan. Luas bangunan 13.837 m2

terdiri dari :

1. Gedung Rawat Jalan ( Poliklinik Spesialis ) dan IGD.

2. Gedung Penunjang Medis terdiri dari :

a. Gedung Laboratorium

b. Gedung Radiologi

c. Gedung Rehabilitasi Medik

d. Gedung Instalasi Farmasi

e. Gedung Hemodialisa

3. Gedung Rawat Inap terdiri dari:

Universitas Sumatera Utara

Page 71: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

55

a. Gedung ICU

b. Gedung Kamar Bedah

c. Gedung Rawat Inap Suite Room Lantai 1 dan 2

d. Gedung Rawat Inap Super VIP Lantai 1 dan 2

e. Gedung Rawat Ianp Vip Lantai 1 dan 2

f. Gedung Rawat Inap Kelas I A/B

g. Gedung Rawat Inap Kelas II

h. Gedung Rawat Inap Kelas III

4. Gedung Penunjang Lainnya terdiri dari :

a. Gedung Lonudry

b. Gedung Dapur

c. Gedung Instalasi Pemeliharaan Sarana

d. Gedung Sanitasi

e. Gedung Ambulance

f. Gedung Administrasi.

5. Jumlah Tempat Tidur terdiri dari :

a. Suite Room : 2 Tempat Tidur

b. Kelas Utama A/Super VIP : 4 Tempat Tidur

c. Kelas Utama B/VIP : 28 Tempat Tidur

d. Kelas I A : 49 Tempat Tidur

e. Kelas I B : 40 Tempat Tidur

f. Kelas II : 10 Tempat Tidur

g. Kelas III : 93 Tempat Tidur

Universitas Sumatera Utara

Page 72: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

56

h. Ruang ICU : 14 Tempat Tidur

i. Ranjang Bayi : 14 Tempat Tidur

6. Jumlah Pegawai dan Dokter 567 orang terdiri dari :

a. Non Medis : 168 Orang

b. Paramedis Non Keperawatan : 44 Orang

c. Paramedis Keperawatan : 224 Orang

d. Dokter : 131 Orang

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada di Rumah Sakit Umum Haji Medan mengacu

pada Peraturan Daerah nomor 11 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara. Rumah Sakit Umum

Haji Medan yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Sumatera Utara

adalah yang mempunyai struktur organisasi terdiri dari :

a) Direktur

b) Wakil Direktur Administrasi dan Umum, terdiri dari :

1. Bidang Umum , terdiri dari

a. Sub Bagian Ketatausahaan

b. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

c. Sub Bagian Kepegawaian

2. Bagian Pengkajian dan Pengembagan , terdiri dari :

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pengkajian

b. Sub Bagian Evaluasi dan Pemberdayaan

c. Sub Bagian Pelaporan

Universitas Sumatera Utara

Page 73: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

57

3. Bagian Keuangan dan Akuntansi, terdiri atas:

a. Sub Bagian Anggaran dan Verifikasi

b. Sub Bagian Mobilisasi Dana

c. Sub Bagian Penatausahaan Keuangan

c) Wakil Direktur Pelayanan Medis, terdiri dari :

1. Bidang Pelayan Medis, terdiri dari :

a. Seksi Pelayanan Medis Inap, Jalan dan UGD

b. Seksi Pengembangan Mutu Pelayanan Medik dan Rehabilitasi

2. Bidang Pelayanan Keperawatan, terdiri dari :

a. Seksi Asuhan Keperawatan

b. Seksi Etika, dan Mutu Keperawatan

d) Wakil Direktur Penunjang Medis dan Akademik, terdiri dari :

1. Bidang Penunjang Medis, terdiri dari :

a. Seksi Laboratorium, Farmasi dan Gizi

b. Seksi Elektromed dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah

2. Bidang Akademik dan Pendidikan, terdiri dari :

a. Seksi Akademik dan Kebidanan

b. Seksi Pendidikan dan Pengembangan

e) Kelompok Jabatan Fungsional

f) Komite Medik

g) Instalasi

h) Satuan Pengawas Intern (SPI)

Universitas Sumatera Utara

Page 74: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

58

4.1.5 Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan Rumah Sakit Haji Medan Per 31 Desember 2016

Sebanyak 607 orang terdiri dari :

a. Dokter Spesialis : 71 Orang

b. Dokter Umum : 21 Orang

c. Dokter Gigi : 5 Orang

d. Paramedis Perawatan : 247 Orang

e. Paramedis Non Perawatan : 42 Orang

f. Non Medis : 221 Orang

4.2 Hasil Penelitian

Kinerja RSU Haji Medan di ukur secara komprehensif menggunakan

laporan keuangan. Data dalam penelitian ini adalah data rasiokeuangan. Semua

data tersebut diperoleh dari perhitungan rasio keuangan pada laporan keuangan

RSU Haji Medan tahun 2011-2016 .

4.2.1 Laporan Keuangan (Rasio Keuangan)

Rasio-rasio dalam sektor publik non profit tidak identik dengan rasio-rasio

keuangan sektor publik yang berorientasi profit ataupun sektor swasta. Hal ini

disebabkan karena kierja sektor publik non profit yang dilihat yaitu berdasarkan

kualitas layanan. Oleh karena itu, rasio keuangan yang dihitung dalam penelitian

ini meliputi : Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Lancar (Current Ratio), Periode

Penagihan Piutang (Collection Period), Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turn

Over), Imbalan Ekuitas (Return on Equity), Imbalan atas Aktiva Tetap (Return

Universitas Sumatera Utara

Page 75: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

59

Asset), Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over), dan Rasio Pendapatan

PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) terhadap Biaya Operasional.

Rasio keuangan sebelum penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 disajikan dalam

tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Data Rasio Keuangan 3 Tahun Sebelum Penerapan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di RSU Haji

Medan .

Sebelum BLU

Rasio 2011 2012 2013

Rasio Kas 60,20% 44,85% 94,96%

Rasio Lancar 105,52% 98,71% 200,60%

Periode Penagihan Piutang 16,31 10,41 23,16

Perputaran Aset Tetap 383,73% 51,23% 49,30%

Imbalan Ekuitas 370,86% 51,27% 47,09%

Imbalan Atas Aktiva Tetap 383,73% 51,23% 49,30%

Perputaran Persediaan 98,21 % 12,24% 16,82%

Rasio Pendapatan 90,87% 84,55% 76.30 %

Sumber : Hasil Penelitian,2017 (data diolah)

Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio kas sebelum BLU yaitu pada

tahun 2011 berkisar 60,20% , pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu 44,85

% dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan yaitu 94,96%. Rasio Lancar

berkisar 105,52 %, tahun 2012 berkisar 98,71% dan tahun 2013 berkisar 200,60%.

Periode penagihan Piutang pada tahun 2011 yaitu 16.31 hari, 2012 berkisar 10.41

Universitas Sumatera Utara

Page 76: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

60

hari dan pada tahun 2013 berkisar 23,16 hari. Perputaran aset tetap pada tahun

2011 berkisar 383,73%, tahun 2012 berkisar 51,23 %, dan tahun 2013 berkisar

49,30%. Imbalan ekuitas seblum BLU setiap tahunnya mengalami penurunan

yaitu pada tahun 2011 berkisar 370,86 %, tahun 2012 berkisar 51,27% dan tahun

2013 berkisar 47,09%. Imbalan atas aktiva tetap tahun 2011 yaitu 383,73%, tahun

2012 berkisar 51,23 % dan tahun 2013 berkisar 49,30%. Perputaran persedianan

tahun 2011 yaitu 98,21%, tahun 2012 berkisar 12,24%, dan tahun 2013 berkisar

16,82%. Rasio pendapatan tahun 2011 yaitu 90,87%, tahun 2012 berkisar 84,55%

dan tahun 2013 berkisar 76,30%

Sebelum BLU hasil total pendapat Rumah Sakit Umum Haji Medan setiap

tahunnya mengalami peningkatan yaitu : tahun 2011 Rp. 33.440.738.321.00 ,

tahun 2012 Rp. 35.061.619.021.00 dan pada tahun 2013 Rp. 36,668,537,788.00

Rasio Keuangan sesudah penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum yaitu laporan keuangan dari tahun 2014 sampai dengan tahun

2016 di sajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Data Rasio Keuangan 3 Tahun Sesudah Penerapan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum di RSU Haji

Medan .

Sesudah BLU

Rasio 2014 2015 2016

Rasio Kas 58,57% 238,67% 127,31%

Rasio Lancar 144,60% 512,44% 228,15%

Periode Penagihan Piutang 29,86 20,50 6,88

Perputaran Aset Tetap 36,20% 54,55% 66,20%

Universitas Sumatera Utara

Page 77: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

61

Imbalan Ekuitas 34,75% 49,40% 44,87%

Imbalan Atas Aktiva Tetap 36,20% 54,55% 66,20%

Perputaran Persediaan 50,17% 57,09% 44,07%

Rasio Pendapatan 126,53% 160,85% 263,11%

Sumber : Hasil Penelitian,2017 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setelah diterapkannya BLU rasio kas

RSU Haji Medan pada tahun 2014 berkisar 58,57%, tahun 2013 berkisar

238,67%, dan tahun 2016 mengalami penurunan yaitu 127,31%. Rasio lancar

tahun 2014 yaitu 144,60%, menfalami peningkatan pada tahun 2015 yaitu

512,44% dan pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu 228,15%. Periode

penagihan piutang setiap tahunnya membaik yaitu tahun 2014 berkisar 29,86 hari,

tahun 2015 berkisar 20,50 hari dan tahun 2016 berkisar 6,88 hari. Perputaran aset

tetap setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu tahun 2014 berkisar 36,20% ,

tahun 2012 berkisar 54,55%, dan tahun 2016 berkisar 66,20%. Imbalan ekuitas

tahun 2014 yaitu 34,75%, tahu 2015 mengalami peningkatan yaitu 49,40% dan

pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu 44,87%. Imbalan atas aktiva tetap

setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu tahun 2014 berkisar 36,20% , tahun

2015 mengalami peningkatan yaitu 54,55%, dan tahun 2016 berkisar 66,20%.

Perputaran Persediaan tahun 2014 yaitu 50,17% , tahun 2015 berkisar 57,09%,

dan tahun 2016 mengalami penurunan dari tahu-tahun sebelumnya yaitu 44,07%.

Rasio pendapatan setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu tahun 2014

berkisar 126,53%, tahun 2015 berkisar 160,85% dan tahun 2016 berkisar

263,11%.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

62

Setelah penerapan Badan Layanan Umum pendapatan Rumah Sakit

Umum Haji Medan setiap tahunnya mengalami peningkatan dan hanya pada tahun

2015 yang mengalami penurunan dikarenakan pada tahun 2015 baru perlakunya

Badan Layanan Umum Penuh . Pendapatan Rumah Sakit Umum Haji Medan

setelah Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum adalah sebagai berikut : tahun

2014 Rp.51.023.353.997.00, tahun 2015 Rp.47.091.694.151.00, dan tahun 2016

Rp.54.688.504.521.00.

Dari kedua tabel di atas dap at kita bandingkan bahwa setelah menerapkan

BLU RSU Haji Medan mengalami peningkatan setiap tahunnya dan RSU Haji

Medan di kategorikan baik.

4.2.2 Hasil Wawancara Penelitian di RSU Haji Medan

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Bapak Drs. Indra Sakti

Pulungan selaku Kasubag Akuntansi, yang mengerti dan paham mengenai

keuangan di Rumah Sakit Umum Haji Medan

Tabel 4.3 Pernyataan Informan Tentang Perbedaan Kinerja Keuangan di

RSU Haji Medan.

Informan Pernyataan

Informan I Ada perbedaan , lebih baik setelah BLU. Karena BLU itu

berbasis kinerja. jadi semua pegawai itu berbasis kinerja. dan

sebelum BLU kinerja itu tidak ada target seperti biasa,

sedangkan setelah BLU harus ada target karena ada penilaian

Standart Pelayanan Minimal.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

63

Dari pernyataan informan diatas bahwa ada perbedaan kinerja keunagan

sebelum dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum yiatu lebih baik setalah penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum , hal ini karena setalah BLU kinerja semua pegawai itu berbasis

kinerja maksudnya setelah BLU kinerja pegawai harus mencapai target yang telah

ditetapkan .

Tabel 4.4 Pernyataan Informan Tentang Tata Kelola Kinerja Keuangan

Sebelum BLU di RSU Haji Medan.

Informan Pernyataan

Informan I Tata kelola kinerja keuangan RSU Haji Medan sudah diatur

dalam peraturan Gubernur Sumatera Utara . sebelum BLU

juga sudah ada peraturan itu tapi penerapannya tidak seperti

BLU. hal itu karena sebelum BLU kinerja keuangan itu tidak

harus mencapai target. Sedangkan setelah BLU harus ada

target-target yang tercapai.

Dari pernyataan informan diatas bahwa tata kelola kinerja keuanga

sebelum di terapkannya Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum tata kelola

kinerja keuangan RSU Haji Medan sudah diatur dalam peraturan Gubernur

Sumatera Utara. Tapi penerapannya tidak seperti setelah BLU hal ini karena

sebelum BLU tidak ada target yang harus dicapai.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

64

Tabel 4.5 Pernyatan Informan tentang Dampak yang Timbul Setelah BLU di

RSU Haji Medan.

Informan Pernyataan

Informan I kalau dampak positifnya banyak , positifnya yang pertama

pegawai setelah BLU ini sesuai dengan misi kita meningkatkan

kinerja pegawai dengan pola pengelolaan keuangan BLU.

karena ada pencapaian target, sehingga pendapatan meningkat ,

sehingga sejahtera karyawan.

Dari penryataan informan diatas bahwa Penerapan Badan Layanan Umum

(BLU) memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan RSU Haji Medan .

Tabel 4.6 Pernyataan Informan Tentang Pengelolaan dana APBD dan APBN

Setelah BLU di RSU Haji Medan

Informan Pernyataan

Informan I Pengelolaan nya sesuai dengan peraturan perundang-undangan ,

itu tidak ada perubahan , cuman belanja itu di peruntukkan

untuk investasi setelah BLU. sebelum BLU operasional dan

investasi masih menggunakan dana APBD dan APBN .

sedangkan setelah BLU yang penghasilan PAD rumah sakit

untuk belanja personal misalnya intensif, belanja pegawai non

PNS BLU, bahan makanan pasien , maksudnya itu seperti biaya

rutin , yang APBD dan APBN untuk belanja investasi misalnya

untuk alat kesehatan, bangunan , renopasi dll,

Universitas Sumatera Utara

Page 81: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

65

Dari pernyataan informan diatas bahwa sebelum BLU dana APBD dan

APBN lebih kepada untuk belanja operasional , sedangkan setelah BLU dana

APBD dan APBN digunakan untuk belanja investasi misalnya untuk alat-alat

kesehatan, bangunan , renopasi dan lain-lain. Sedangkan untuk belanja

operasional menggunakan dana PAD rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 82: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

66

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini dilakukan analisis terhadap hasil penelitian yang

telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan

kesesuaian dan kesenjangan hasil penelitian dengan penelitian yang pernah

dilakukan sebelumya yang pada akhirnya sebagai masukan bagi manajemen RSU

Haji Medan untuk mengambil keputusan maupun dalam peningkatan kinerja

keuangan.

5.1 Perhitungan Rasio Perbandingan Kinerja Keuangan

Hasil pengukuran kinerja RSU. Haji Medan dari sudut pandang keuangan

yang telah dihitung dan dibandingkan dengan cara perhitungan rasio keuangan

dari 3 tahun sebelum dan 3 sesudah berdasarkan hasil data perhitungan yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya, berikut uraian dari masing-masing rasio

keuangan :

a. Rasio Kas

Rasio kas setelah penerapan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum

mengalami peningkatan dari pada sebelum penerapan Pola Pengelolaan Badan

Layanan Umum yaitu tahun 2011 berjumlah 60,20 %, tahun 2012 berjumlah

44,85% , dan tahun 2013 berjumlah 94,96% sedangkan pada tahun 2014

berjumlah 58,57 %, tahun 2015 berjumlah 238,67% dan pada tahun 2016

127,31%. Hal ini dapat diartikan semakin besar rasionya maka semakin baik

(Harahap,2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 83: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

67

Rasio kas RSU Haji Medan lebih baik setelah diterapkannya pola

pengelolaan keuangan badan layanan umum hal ini dapat dibandingkan dengan

RSU Pirngadi Medan dimana setelah diterapkannya badan layanan umum rasio

kas nya menjadi 37% di bandingkan tahun sebelum di terapkannya badan layanan

umum yaitu 123%, hal ini di karenakan jumlah hutang lancar yang meningkat .

Monalisa (2013)

Kenaikan rasio kas RSU Haji Medan di sebabkan karena kinerja keuangan

setelah BLU lebih baik, hal ini dipengaruhi oleh adanya kinerja yang berbasis

target, dimana setiap tahunnya RSU Haji Medan harus mencapai target yang telah

ditentukan, kenaikan rasio kas berdampak baik bagi RSU Haji Medan yaitu RSU

Haji Medan bisa membiayai kegiatannya sendiri, seperti pembelian alat-alat

rumah sakit ataupun obat-obatan.

Sesuai penelitian Maharani (2013) menemukan bahwa peningkatan kas

Universitas Sebelas Maret akan meningkatkan pelayanan Universitas Sebelas

Maret dari berbagai bidang. Hal ini di karenakan dengan peningkatan jumlah kas

membuat Universitas Sebelas Maret lebih mudah membiayai kegiatannya.

b. Rasio Lancar

Rasio lancar setelah Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum mengalami

peningkatan dari sebelum Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum yaitu pada

tahun 2011 berjumlah 105,52%, tahun 2012 mengalami penurunan menjadi

98,71%, dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 200,60% .

sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 144,60%, tahun 2015

mengalami peningkatan 512,44 %, dan pada tahun 2016 mengalami penurunan

Universitas Sumatera Utara

Page 84: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

68

menjadi 228,15%. Hal ini dapat diartikan semakin tinggi jumlah rasio lancar

maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya , karena semakin tinggi rasio semakin terjamin

utang-utang perusahaan kepada kreditur.

Rasio lancar RSU Haji Medan belum mengalami ke stabilan hal ini di

karenakan kinerja keuangan RSU Haji Medan belum bisa beradaptasi dengan

perubahan sistem kinerja keuangan setelah di terapkannya Pola Pengelolaan

Badan Layanan Umum sehingga rasio lancar RSU Haji Medan mengalami naik

turun setiap tahunnya, hal ini dapat berdampak pada akan menurunnya

pendapatan RSU Haji Medan.

Menurut Sutrisno (2001). Rasio lancar ini membandingkan aset lancar

dengan kewajiban jangka pendek . rasio lancar memberikan informasi tentang

kemampuan dari aset lancar untuk menutup kewajiban jangka pendek. Aset lancar

meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, serta hutang

lainnya yang segera harus dibayar.

semakin besar perbandingan aset lancar dengan hutang lancar , maka

semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka

pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aset lancar dapat

menutupi seluruh hutang lancar. Jadi, dikatakan baik jika rasionya berada diatas 1

atau 100%. Artinya aset lancar haruslah jauh diatas jumlah hutang lancar

(Harahap, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 85: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

69

c. Periode Penagihan Piutang

Periode penangihan piutang setelah diterapkannya Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum mengalami kemajuan dibandingkan sebelum

diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum , yaitu pada

tahun 2011 berkisar 16 hari sedangkan pada tahun 2016 periode panagihan

piutang hanya berkisar 6 hari. Periode penagihan piutang dikatakan baik apabila

angkanya semakin rendah. Artinya pelanggan bisa membayar tepat waktu, hal ini

dapat mempengaruhi RSU Haji Medan memiliki lebih banyak dana di kasnya

untuk digunakan .

Adanya kemajuan periode penagihan piutang RSU Haji Medan

dikarenakan adanya peraturan yang mengatur tentang batas-batas waktu

pembayaran hutang, sehingga apabila pihak yang berhutang tidak membayar

sesuai dengan yang telah ditentukan maka akan mendapatkan sanksi.

Sesuai dengan penelitian (Jannah,2012), tentang Analisis Tingkat

Perputaran PT. Adira Finance Makasar . menyatakan bahwa apabila jumlah hari

atau jangka waktu hari penagihan piutang semakin rendah maka perusahaan akan

lebih bisa merencanakan dana kasnya.

Menurut Munawir (2004), mengatakan bahwa posisi piutang dan taksiran

waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran

piutang turn over receivable yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto

dengan piutang rata-rata.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

70

d. Perputaran Aset Tetap

Perputaran aset tetap sesudah di terapkannya Pola Pengelolaan Badan

Layanan Umum mengalami peningkatan dimana pada tahun 2016 berkisar

66.20% di bandingkan sebelum diterapkannya Pola Pengelolaan Badan Layanan

Umum pada tahun 2013 berkisar 49,30%. Hal ini menunjukkan bahwa perputaran

aset tetap RSU Haji Medan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya ,

dapat diartikan pula bahwa RSU Haji Medan sudah efektif dalam mengelola aset

tetap.

Kenaikan aset tetap RSU Haji Medan di karenakan adanya penambahan

aset yang didapat dari penagihan hutang jangka pendek. Kenaikan aset dapat

memberikan dampak positif bagi RSU Haji Medan baik dari segi keuangan

ataupun non keuangan, seperti aset tetap bisa dijual atau disewakan untuk

menampah pendapatan RSU Haji Medan.

Menurut Somatri (2000) aktiva tetap atau disebut plant assets adalah

aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan,

dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun .

Sesuai dengan penelitian Maharani (2013), tentang Analisis Kinerja

Keuangan Sebelum dan Sesudah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum di Universitas Sebelas Maret menyatakan. Perputaran aset tetap dari tahun

2006 sampai dengan tahun 2011 sebesar kurang dari 1 kali. Walaupun perputaran

aset tetap cenderung kecil seperti perputaran total aset, hal ini juga bukan berarti

tidak efektif dalam mengelola aset tetap . Rasio ini cenderung kecil karena

Universitas Sebelas Maret Surakarta bukan berorientasi pada profit.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

71

e. Imbalan Ekuitas

Imbalan ekuitas RSU Haji Medan setalah diterapkannya Pola Pengelolaan

Badan Layanan Umum mengalami penurunan yaitu pada tahun 2014 berkisar

34,75% , tahun 2015 berkisar 49,40% dan pada tahun 2016 berkisar 44,87%.

Sedangkan pada tahun sebelum diterapkannya Pola Pengelolaan Badan Layanan

Umum yaitu, tahun 2011 berkisar 370,86%, tahun 2012 berkisar 51,27%, dan

pada tahun 2013 berkisar 47,09%. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai ekuitas RSU

Haji Medan rendah , tapi bukan berarti RSU Haji Medan tidak efektif dalam

mengelola keuangannya.

Penurunan imbalan ekuitas RSU Haji Medan di sebabkan karena kinerja

keuangan masih belum bisa membandingkan yang mana antara hak residual BLU

atas aset dengan seluruh kewajiban yang dimilki. Penurunan imbalan ekuitas RSU

Haji Medan dapat memberikan dampak negatif bagi pendapatan RSU Haji

Medan.

Menurut Riyadi (2006) Imbalan Ekuitas atau ROE (Return On Equity

adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan.

Rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat

penting bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi

berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan

kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham.

Sesuai dengan penelitian Rinati (2012) , tentang Pengaruh Net Profit

Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap

Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ45 menyatakan

Universitas Sumatera Utara

Page 88: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

72

bahwa pada variabel Return On Equity (ROE) diperoleh hasil bahwa variabel ini

tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham, ditunjukkan dengan nilai t

hitung (0,097)<t tabel (2,01). Hasil ini memberikan indikasi bahwa tingkat

pengambilan investasi yang akan diterima investor rendah, sehingga investor tidak

tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar

saham cenderung turun. Yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan

ROE yaitu perusahaan harus menambah modal dan meningkatkan penggunaan

modal untuk meningkatkan laba sehingga ROE menjadi tinggi dan akan

meningkatkan harga perusahaan.

f. Imbalan atas Aktiva Tetap

Imbalan atas Aktiva Tetap RSU Haji Medan setelah menerapkan Pola

Pengelolaan Badan Layanan Umum mengalami peningkatan , yaitu tahun 2016

berkisar 66,20% dibandingkan dengan sebelum diterapkannya Pola Pengelolaan

Badan Layanan Umum yaitu, tahun 2013 berkisar 49,30% , hal ini dapat diartikan

bahwa RSU Haji Medan sudah efektif dan produktif dalam memgelola Imbalan

atas Aset Tetap , karena manajemen telah mampu dalam mengelola investasinya

dan menunjukkan hasil pengembalian investasi terhadap dana perusahaan. Rasio

imbalan atas aset tetap dinilai baik karena mengalami peningkatan setiap

tahunnya.

Menurut Harahap (2010) Imbalan atas aktiva tetap atau Return On Assets

(ROA) menggambarkan perputaran aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar

rasio maka semakin baik dan hal ini berrati lebih cepat berputar dan meraih laba.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

73

Menurut Fahmi (2013), Perusahaan dikatakan memiliki kinerja keuangan yang

baik jika nilai ROA adalah lebih dari atau sama dengan 40%.

g. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan RSU Haji Medan setelah di terapkannya Pola

Pengelolaan Badan Layanan Umum mengalami peningkatan , yakni pada tahun

2016 selama 44,07 hari dibandingkan sebelum diterapkannya Pola Pengelolaan

Badan Layanan Umum yakni pada tahun 2013 selama 16,82 hari. Hal ini dapat

diartikan bahwa RSU Haji Medan sudah efisien dalam mengelola perputaran

persediaan . karena telah menunjukkan berapa kali barang sediaan diganti dalam

satu tahun yaitu selama 44,07 hari.

Menurut Suharli (2006), perputaran persediaan atau Inventory Turnover

menentukan beberapa kali persediaan (inventory) terjual atau diganti dengan

persediaan yang baru selama satu tahun, dan memberikan beberapa pengukuran

mengenai likuiditas dan kemampuan suatu perusahaan untuk mengkonversikan

barang persediaannya menjadi uang secara tepat.

Kecepatan perusahaan menjual persediaan merupakan penilaian kritis

mengenai performa bisnis. Perputaran persediaan juga sala satu dari komponen

perhitungan Return On Assets (ROA) , komponen lainnya ada profitabilitas.

Pengembalian yang didapatkan oleh perusahaan dari asetnya merupakan tanda

seberapa cepat perusahaan menjual persediaannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

74

h. Rasio Pendapatan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) terhadap

biaya operasional.

Rasio pendapatan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) RSU Haji

Medan setelah menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum mengalami

peningkatan . yaitu pada tahun 2016 berkisar 263,11%, dibandingkan dengan

sebelum diterapkannya Pola Pegelolaan Badan Layanan Umum yaitu, pada tahun

2013 berkisar 76,30 %. Hal ini dapat diartikan bahwa rasio pendapatan PNBP

(Pendapatan Negara Bukan Pajak ) RSU Haji Medan sudah efisien , kerena RSU

Haji Medan memiliki pendapatan yang lebih besar dari pada pengeluaran biaya

operasional. Rasio pendapatan operasional dikatakan baik.

Kenaikan pendapatan PNBP RSU Haji Medan disebabkan adanya

orientasi, profesionalitas dan akuntabilitas transparansi yang diterapkan

manajemen keuangan RSU Haji Medan, hal ini memiki dampak positif bagi

pegawai maupun pasien RSU Haji Medan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya Samosir, Tenrini dan Nugroho (2014)

menyatakan hasil dari penelitian ini cukup mengejutkan karena potensi PNBP

perikanan tahun 2014 bisa mencapai 10 kali lipat dari realisasi tahun 2012.

Dari keseluruhan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya

perbedaan kinerja keuangan yang tidak terlalu signifikan antara sebelum dan

sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Hal

ini dapat kita lihat satu per satu dalam perhitungan rasio keuangan makan akan

diketahui bahwa kinerja keuangan di Rumah Sakit Umum Haji Medan semakin

baik. Selain itu Rumah Sakit Umum Haji Medan juga selalu meningkatkan mutu

Universitas Sumatera Utara

Page 91: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

75

pelayanan. Peningkatan ini terjadi dikarenakan dengan penerapan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum , sehingga Rumah Sakit Umum

Haji Medan lebih Memiliki fleksibelitas atau kemudahan dalam berbagai hal.

Penerpan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum membuat

Rumah Sakit Umum Haji Medan lebih mandiri dalam pengelolaan keuangan

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan

fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan

produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat .

Universitas Sumatera Utara

Page 92: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

76

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan terhadap hasil penelitian ini maka dapat diambil

kesimpulan.

1. Kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Haji Medan jika dilihat dengan

menghitung kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan dikategorikan

baik. Walaupun tidak ada peningkatan yang signifikan setiap tahunnya . hal ini

dikarenakan kinerja keuangan RSU Haji Medan masih belum bisa beradaptasi

dengan sistem kinerja badan layanan umum yang berbasis kinerja berdasarkan

target .

2. Kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Haji Medan sesudah penerapan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum lebih baik yang ditandai

dengan meningkatnya pelayanan yang diberikan dalam berbagai bidang. Hal

ini dapat membuktikan bahwa dengan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

dengan adanya pemberian fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai

dengan tujuan Badan Layanan Umum.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan terhadap hasil

penelitian, diberikan beberapa saran yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 93: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

77

1. Rumah Sakit Haji Medan harus lebih meningkatkan kinerjanya agar target

yang telah ditentukan bisa tercapai, sesuai dengan sistem kerja PKK-BLU yaitu

sistem kerja berdasarkan target.

2. Sebaiknya bagian keuangan Rumah Sakit Umum Haji Medan setiap 3 tahunnya

melakukan evaluasi pendapatan rumah sakit sehingga dapat dilihat apa yang

menyebabkan kenaikan ataupun penurunan pendapatan rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Aristia. (2008). Analisis Kinerja Keuangan Badan Layanan Umum RSUP

Fatmawati. Fakultas Ekonomi: Universitas Indoneisa.

Azwar, S. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bastian, I. (2006). Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintahan

Daerah Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Budiyono. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Cahyono, D. (2000). Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard Untuk

Organisasi Sektor Publik. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.3 ,

Halaman 283-291.

Fahmi, I. (2011). Analisa Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Gitosudarmono, I., & Basri. (2002). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Harahap, S. S. (2004). Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja

Grafindo.

Harahap, S. S. (2009). Analisis Kritis Laporan Keuangan, cetakan

ketiga,edisi.1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Indarto, W. (2011). Badan Layanan Umum Sebuah Pengelolaan Keuangan di

Satuan Kerja Pemerintah. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,

Vol.IX.No.2 , Halaman 1-15.

Insonesia, I. A. (2009). Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No.1 : Penyajian

Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.

Maharani, A., Adi, W., & Muhtar. (2013). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum

dan Sesudah Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum. Jupe UNS, Vol.1, No.3 , hal 1-10.

Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik, Edisi kedua. Yogyakatra: Andi.

Universitas Sumatera Utara

Page 95: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

79

Meidyawati. (2010). Analisis Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PPk-BLU) pada Rumah Sakit Stroke Nasinal

Bukit Tinggi. Tesis: Universitas Andalas.

Mulyono. (2011). Statistik Untuk Ekonomi dan BIsnis. Edisi Kelima. Cetakan

Pertama. Jakarta: Fakultas Ekinomi Universitas Indonesia.

Mulyono, B. (2013). Pemantapan Implementasi PPK BLUD. Modul

Pelatihan. Jakarta: Kemendagri.

Munawir, S. (2004). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4. Yogyakarta:

Liberty.

Noordiawan, D., & Ayuningtyas. (2011). Akuntansi Sektor Publik . Jakarta:

Salemba Empat.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum.

_________________ RI Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum.

________ Direktur Jendral Pembendaharaan Nomor Per 54 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum

Bidang Layanan Kesehatan

________ Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tantang

Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

Permendagri RI Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Rinati, I. (2012). Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets

(ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada

Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ45. Fakultas Ekonomi,

Universitas Gunadarma , 1-12.

Riyadi, S. (2006). Banking Asset and Liability Management. Edisi 3. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Riyanto, B. (1999). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

______, B. (2010). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

80

Saidi, M. D. (2008). Hukum Keuangan Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Samosir, A. P., tenrini, R. H., & Nugroho, A. (2014). Analisis Potensi

Penerimaan Negara Bukan Pajak Sektor Perikanan Tangkap

(Analysis The Potenrial of Non-Tax Government Revenue From

Sisheries Sector). Borneo Administrator, vol 10 No.2 , Hal. 135-252.

Simamora, H. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.

Soemarso, S. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1. Edisi Kelima.

Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

_______ . (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Thabrany, H. (2005). Pendanaan Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana

Kesehatan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ulum, I. M. (2006). Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

______________ RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

______________ RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 97: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

81

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH

PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN

UMUM DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2017

Pertanyaan diajukan kepada Direktur Rumah Sakit Haji Medan, Kepala

Bagian Akuntansi Rumah Sakit Haji Medan.

1. Karakteristik Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Jabatan :

Lama Jabatan :

Alamat :

No. Handphone :

Tanggal/Waktu Wawanvcara :

2. Pertanyaan

1. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan setelah menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ?

a. Jika ada perbedaannya, bagaimana ?

b. Jika tidak ada , bagaimana ?

Universitas Sumatera Utara

Page 98: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

82

2. Sebelum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

sistem atau tata kelola kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Haji Medan

seperti apa ?

3. Apakah ada dampak positif dan negatif setelah di terapkannya Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ?

a. Jika ada apa dampaknya ?

4. Bagaimana Rumah Sakit Umum Haji Medan mengelola dana APBD dan

APBN setelah di terapkannya Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum ?

Universitas Sumatera Utara

Page 99: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

83

Lampiran 2. Surat Permohonan Survei Pendahuluan

Universitas Sumatera Utara

Page 100: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

84

Lampiran 3. Surat Izin Riset/Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 101: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

85

Lampiran 4. Surat Selesai Riset/Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 102: OLEH RETNO AYU LESTARI NIM : 131000254

86

Lampiran 5. Dokumentasi Gambar

Universitas Sumatera Utara