OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi...

33
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA ANAK DENGAN PENYESUAIAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII DI SMP PIUS BAKTI UTAMA GOMBONG OLEH OLIVIA LEONARTI 802009030 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi...

Page 1: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA

ANAK DENGAN PENYESUAIAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII

DI SMP PIUS BAKTI UTAMA GOMBONG

OLEH

OLIVIA LEONARTI

802009030

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak
Page 3: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak
Page 4: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak
Page 5: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak
Page 6: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan komunikasi interpersonal orangtua anak dengan

penyesuaian sekolah pada siswa kelas VII di SMP Pius Bakti Utama Gombong. Pengukuran

komunikasi interpersonal menggunakan alat ukur dari aspek komunikasi interpersonal DeVito

(1997) dan pengukuran penyesuaian sekolah menggunakan alat ukur SACQ (1989) yang disusun

oleh Baker dan Siryk. Partisipan penelitian ini berjumlah 77 siswa kelas VII di SMP Pius Bakti

Utama Gombong. Data penelitian diolah dengan teknik statistik korelasi spearman. Hasil

penelitan menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi

interpersonal orangtua anak dengan penyesuaian sekolah pada siswa kelas VII di SMP Pius Bakti

Utama Gombong (r = 0,493; p = 0,000).

Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Penyesuaian Sekolah.

Page 7: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Abstract

This research was conducted to find the correlation interpersonal communication between

parents and child with school adjustment in class VII of Pius Bakti Utama Gombong junior high

school. Measurement of interpersonal communication using a measuring instrument of

interpersonal communication aspects of DeVito (1997) and measurement school adjustment

using a measuring instrument SACQ (1989) compiled by Baker and Siryk. The participants of

this research were 77 students in the first year junior high school of Pius Bakti Utama Gombong.

Data were analyzed using Spearman correlation technique. The main results of this research

showed that interpersonal communication positively correlated significantly with school

adjustment (r = 0.493; p = 0.000).

Keywords: Interpersonal Communications, School Adjustment.

Page 8: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

PENDAHULUAN

Penyesuaian diri di sekolah atau penyesuaian sekolah (school adjustment) pada siswa

sekolah menengah menjadikan hal yang perlu diperhatikan bagi pendidik. Pendidik perlu tahu

apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu siswa dalam menyesuaikan diri di sekolah. Pada

masa ini, remaja bukan lagi seorang anak-anak dan juga bukan seorang yang dewasa. Menurut

Hurlock (1980) masa remaja dibagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.

Awal masa remaja berlangsung kira-kira 13-16 tahun dan akhir masa remaja berlangsung 17-18

tahun. Status remaja ini menjadi tidak jelas, dikatakan anak-anak belum dan dikatakan dewasa

juga belum.

Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani transisi kehidupan, salah satunya

adalah transisi sekolah. Transisi sekolah adalah perpindahan siswa dari sekolah yang lama ke

sekolah yang baru yang lebih tinggi tingkatannya. Transisi memasuki sekolah menengah atau

sekolah menengah pertama dari sekolah dasar merupakan suatu pengalaman normatif yang

dialami oleh semua anak. Meskipun demikian, transisi tersebut dapat menimbulkan stres karena

banyaknya perubahan yang terjadi baik itu di dalam diri individu, di dalam keluarga, dan di

sekolah. Perubahan ini meliputi masa pubertas dan hal-hal yang berkaitan dengan citra tubuh,

kemunculan beberapa aspek pemikiran operasional formal, yang meliputi perubahan dalam

kognisi sosial, meningkatnya tanggung jawab dan kemandirian dalam kaitannya dengan

berkurangnya ketergantungan pada orangtua, perubahan struktur kelas yang kecil menjadi lebih

besar dan lebih impersonal, perubahan dari seorang guru menjadi banyak guru dan sekelompok

teman sebaya yang kecil dan homogen menjadi sekelompok teman sebaya yang besar dan

heterogen, serta meningkatnya fokus pada prestasi dan unjuk kerja, serta pengukurannya (Eccles,

Page 9: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

2004; Eccles & Wigfield, 2000; Hawkins & Berndt, 1985; Wigfield, dkk, 2006 dalam Santrock,

2007).

Pendidikan di sekolah dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan perubahan-

perubahan positif terhadap tingkah laku dan sikap diri siswa yang sedang berkembang menuju

kedewasaannya dimana proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pembawaan,

kematangan, dan lingkungan. Sekolah sebagai salah satu faktor lingkungan yang

mempengaruhinya ikut memberikan pengaruh dalam membimbing siswa agar pribadinya

berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Namun dalam proses

perkembangannya itu siswa tidak dapat lepas dari berbagai permasalahan, salah satunya adalah

masalah penyesuaian diri (Dewi, dkk, 2014).

Pada umumnya penyesuaian diri di sekolah atau penyesuaian sekolah (school adjustment)

adalah sama. Schneiders (1964) mendefinisikan penyesuaian (adjustment) sebagai suatu proses

dimana individu berusaha keras untuk mengatasi atau menguasai kebutuhan dalam diri,

ketegangan, frustrasi, dan konflik; tujuannya untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan

antara tuntutan lingkungan dimana dia tinggal dengan tuntutan didalam dirinya. Dalam hal ini,

yang akan diteliti adalah penyesuaian diri di lingkungan sekolah, maka di bawah ini akan

dipaparkan mengenai penyesuaian diri di lingkungan sekolah.

Arkoff (1968) mendefinisikan penyesuaian sekolah sebagai interaksi seseorang dengan

atau lingkungannya dan mencakup prestasi akademik, pertumbuhan pribadi dan prestasi di luar

kelas seperti dalam seni, musik, kreativitas dan kepemimpinan. Menurut Baker & Siryk (1999)

penyesuaian sekolah memiliki empat aspek yaitu penyesuaian akademik, penyesuaian sosial,

penyesuaian pribadi-emosional, dan attachment dengan sekolah. Menurut Agbakwuru &

Agbakwuru (dalam Opara & Onyekuru, 2013) penyesuaian sekolah atau school adjustment

Page 10: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

didefinisikan sebagai proses membawa perilaku individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan

dan budaya sekolah. Gates & Jersild (dalam Opara & Onyekuru, 2013) melihat bahwa

penyesuaian sekolah sebagai proses yang berkelanjutan dimana perilaku siswa yang bervariasi

untuk menghasilkan hubungan yang lebih harmonis dengan lingkungan sekolah. Penyesuaian

sekolah dapat dilihat terdiri dari akademik, sosial dan emosional, hal ini berarti sebagai proses

siswa mengadopsi dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan akademik, sosial dan

emosional dengan lingkungan sekolah.

Menurut Bernard (dalam Supriyantini & Safura, 2006) terdapat tiga masalah yang

berhubungan dengan penyesuaian diri di sekolah, yaitu pertama, penyesuaian diri dengan

kelompok teman sebaya (peer group) yang muncul akibat adanya keinginan bergaul dengan

teman sebaya. Kedua, penyesuaian diri dengan para guru. Kebutuhan ini timbul karena dalam

perkembangannya remaja ingin melepaskan diri dari keterikatan dengan orang tua, ingin

mendapatkan orang dewasa lain yang dapat dijadikannya sahabat dan sebagai pembimbing.

Ketiga, penyesuaian diri dalam hubungan dengan orang tua, guru, dan murid. Kebutuhan ini di

latarbelakangi antara lain, remaja ingin berkembang tanpa bergantung pada orang tua, ingin

diakui sebagai individu yang mempunyai hak-hak sendiri, dan orang yang mampu memecahkan

persoalannya sendiri.

Menurut Schneiders (1964) penyesuaian diri di lingkungan sekolah dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, psikologis,

religiusitas dan kebudayaan, serta keadaan lingkungan. Keadaan lingkungan yang baik, damai,

tentram, aman, penuh penerimaan dan pengertian, serta mampu memberikan perlindungan

kepada anggota-anggotanya merupakan lingkungan yang akan memperlancar proses penyesuaian

diri. Sebaliknya apabila individu tinggal di lingkungan yang tidak tentram, tidak damai, dan tidak

Page 11: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

aman, maka individu tersebut akan mengalami gangguan dalam melakukan proses penyesuaian

diri. Keadaan lingkungan yang dimaksud salah satunya adalah lingkungan keluarga. Menurut

Abriyoso (2012) keluarga merupakan lingkungan dari anak didik dan memiliki peranan besar

dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang.

Ketika sebuah keluarga terbentuk, interaksi sosial pun tidak berlangsung dengan

sendirinya, tetapi karena ada tujuan dan kebutuhan yang berbeda antara ayah, ibu, dan anak

maka menyebabkan mereka saling berinteraksi dan berhubungan. Di dalam sebuah keluarga,

hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan

bimbingan dan dorongan dari orangtua. Setiap anggota keluarga harus saling menghormati,

saling memperhatikan dan saling memberi tanpa harus diminta, dan juga setiap masalah harus

dihadapi dan diupayakan untuk kemudian dipecahkan bersama, serta memberi kebebasan kepada

anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Jika seseorang menginginkan sesuatu atau

mengungkapkan sesuatu, maka keinginan itu perlu diungkapkan atau dikomunikasikan agar

orang lain dapat mengetahuinya. Banyak orang memiliki kemampuan dan keinginan yang besar,

tetapi karena ia tidak dapat mengkomunikasikannya kepada orang lain, maka kemampuan atau

keinginan itu tidak dapat dikembangkan atau terpenuhi. Keinginan tersebut tidak terlepas dari

kegiatan komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak (Kurniadi, 2010).

DeVito (1997) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal merupakan pengiriman

pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek

dan umpan balik langsung. Dengan demikian komunikasi interpersonal orangtua dan anak

adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara orangtua dan anak dengan efek

yang diketahui segera.

Page 12: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Cangara (2005) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal dengan baik akan

menghasilkan umpan balik yang baik pula. Komunikasi interpersonal diperlukan untuk mengatur

tata krama pergaulan antar manusia, sebab dengan melakukan komunikasi interpersonal dengan

baik akan memberikan pengaruh langsung pada struktur seseorang dalam kehidupannya. Tujuan

dari komunikasi interpersonal dalam keluarga yaitu untuk mengetahui dunia luar, untuk

mengubah sikap dan perilaku. Komunikasi interpersonal dalam keluarga sangat penting karena

dengan adanya komunikasi interpersonal antar sesama anggota keluarga maka akan tercipta

hubungan yang harmonis dan dapat diketahui apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan

oleh salah satu anggota keluarga (Widjaya dalam Rejeki, 2008).

Komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak sering kali menciptakan konflik yang

tidak berkesudahan. Konflik di dalam keluarga dapat mendorong anggota keluarga menjadi

frustrasi sehingga mempengaruhi hasil belajar anak, serta perilaku dan sikap pada anak.

Abriyoso (2012) menyebutkan penyebab konflik dalam keluarga beragam, seperti percek-cokan

orang tua, perbedaan pendapat dalam anggota keluarga, masalah ekonomi serta memaksakan

kehendak kepada anaknya dengan dalih mendisiplinkan, serba melarang dengan dalih

melindungi. Jaudah (dalam Ilyas, 2004) mengatakan suasana komunikasi orangtua di rumah

mempunyai peranan penting dalam menentukan kehidupan anak di sekolah maka orangtua perlu

menciptakan komunikasi yang intens dengan anaknya terhadap proses belajar anaknya. Peranan

orangtua harus menjadikan rumah sebagai wadah untuk berkomunikasi secara terus menerus

dengan anaknya yang berhubungan dengan kegiatan belajar anak di rumah dan di luar rumah

serta pemenuhan kebutuhan belajar anak. Abriyoso (2012) mengatakan solusi dari semua konflik

adalah komunikasi yang baik, penuh pengertian, saling menghargai, dan menyayangi, serta

saling membahagiakan. Seperti menurut DeVito (1997) karakteristik komunikasi interpersonal

Page 13: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

yang baik menekankan pada keterbukaan, empati, sikap mendukung, kesetaraan, dan sikap

positif.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Colemen (dalam Ilyas, 2004)

menyebutkan bahwa bahwa orangtua merupakan faktor paling berpengaruh terhadap perilaku

sosial dan prestasi belajar anak dan status pekerjaan anak di kemudian hari. Abriyoso (2012)

menyebutkan pula bahwa penyesuaian anak di sekolah tidak lepas dari peran orangtua yaitu

sikap saling terbuka dalam mendengar dan menerima keluhan anak, dorongan untuk menghargai

pentingnya orang lain, serta menyelaraskan perbedaan pendapat dalam keluarga dapat

meningkatkan motivasi belajar anak di sekolah. Patterson & Loeber (dalam Ilyas, 2004)

menyebutkan bahwa kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga yang

keliru, seperti kelalaian orangtua dalam memonitor kegiatan belajar anak baik di rumah maupun

di luar rumah, dapat berdampak buruk bagi pencapaian prestasi belajar siswa. Ini berarti bahwa

apabila orangtua dapat mengelola keluarga dalam arti menciptakan komunikasi yang aktif pada

kegiatan belajar siswa maka siswa akan memproleh hasil yang optimal (prestasi belajar yang

tinggi). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ilyas (2004) yang menyebutkan

bahwa intensitas komunikasi dan dan perhatian orangtua terhadap anak masih kurang optimal,

namun siswa mampu menyerap pelajaran dengan baik.

Penulis melakukan wawancara pada tanggal 26 Maret 2014 kepada salah satu siswa SMP

Pius Bakti Utama Gombong, ia mengatakan bahwa sibuknya orangtua yang bekerja dari pagi

hingga malam membuat subjek jarang menanyakan tugas sekolah yang sulit kepada orangtuanya

atau saudaranya. Begitu pula sebaliknya, orangtua tidak pernah menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan di sekolah dan tugas apa saja yang didapat. Subyek jarang belajar atau

mengerjakan PR di rumah karena menurutnya kondisi di rumah tidak memungkinkan dirinya

Page 14: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

untuk mengerjakan tugasnya dengan tenang. Pada wawancara kedua dengan salah satu siswa, ia

mengatakan bahwa walaupun orangtua bekerja sepanjang hari dengan membuka toko di pasar,

dan hanya bertemu ketika malam hari, orangtua tetap memperhatikan dan menyuruh ia untuk

belajar setiap malam, dan prestasi yang dihasilkan stabil. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru BP dan wali kelas VII yang berkaitan dengan aspek penyesuaian akademik beberapa dari

siswa cenderung lebih senang untuk mengerjakan PR di sekolah atau mencontek pekerjaan milik

temannya, selain itu kurangnya motivasi dalam belajar sehingga berpengaruh pada nilai-nilai

akademis siswa yang dilihat dari hasil rapor bahwa nilai pelajaran siswa setiap tahun mengalami

penurunan. Kemudian berkaitan dengan penyesuaian sosial yang melibatkan siswa dalam

kegiatan sosial sekolah diketahui bahwa ada beberapa siswa yang kurang tertarik dalam kegiatas

sekolah seperti ektrakurikuler, pramuka dan OSIS. Berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa siswa kelas VII berkaitan dengan relasi teman sekolah dan guru, ada teman dan guru

yang mereka tidak suka. Alasan mereka tidak menyukai teman karena arogan, suka cari

perhatian, dan suka ikut campur sedangkan alasan mereka tidak menyukai guru tersebut

dikarenakan pelajarannya tidak menyenangkan dan membosankan, galak dan tugasnya banyak.

Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan komunikasi

interpersonal dalam keluarga dengan penyesuaian sekolah (school adjustment) pada siswa di

SMP Pius Bakti Utama Gombong. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII atau kelas

1 SMP. Menurut Hawkins & Berndt (dalam Santrock, 2007) peralihan dari SD ke SLTP disebut

dengan top-dog phenomenon, dimana terjadi pergerakan dari posisi teratas (di Sekolah Dasar,

mereka adalah murid-murid yang paling tua, paling besar, dan siswa yang paling berkuasa di

sekolah) ke posisi terendah (di sekolah lanjutan atau Sekolah Menengah Pertama menjadi murid-

murid yang paling muda, paling kecil, dan paling lemah di sekolah). Hal tersebut sering kali

Page 15: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

menimbulkan masalah bagi banyak siswa yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan situasi

baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal

dalam keluarga dengan penyesuaian sekolah (school adjustment).

TINJAUAN PUSTAKA

Penyesuaian Sekolah

Agbakwuru & Agbakwuru (dalam Opara & Onyekuru, 2013) penyesuaian sekolah atau

school adjustment didefinisikan sebagai proses membawa perilaku individu untuk beradaptasi

terhadap lingkungan dan budaya sekolah. Gates & Jersild (dalam Opara & Onyekuru, 2013)

melihat bahwa penyesuaian sekolah sebagai proses yang berkelanjutan dimana perilaku siswa

yang bervariasi untuk menghasilkan hubungan yang lebih harmonis dengan lingkungan sekolah.

Penyesuaian sekolah dapat dilihat terdiri dari akademik, sosial dan emosional, hal ini berarti

sebagai proses siswa mengadopsi dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan akademik,

sosial dan emosional dengan lingkungan sekolah. Arkoff (1968) mendefinisikan penyesuaian

sekolah sebagai interaksi seseorang dengan atau lingkungannya dan mencakup prestasi

akademik, pertumbuhan pribadi dan prestasi di luar kelas seperti dalam seni, musik, kreativitas

dan kepemimpinan.

Berdasarkan definisi adjustment secara umum, school adjustment menurut Baker & Siryk

(1984) merupakan proses psikologis yang dimensi-dimensinya mempengaruhi dan menentukan

penyesuaian sesorang serta melibatkan tuntutan yang memiliki variasi dalam hal jenis serta

tingkatannya serta membutuhkan beragam respon untuk mengatasi tuntutan yang akan berbeda

pula efektivitasnya pada masing-masing individu. Baker & Siryk (1984) mengemukakan empat

aspek penyesuaian sekolah yaitu penyesuaian akademik (academic adjustment), penyesuaian

Page 16: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

social (social adjustment), penyesuaian pribadi – emosi (personal-emotional adjustment) dan

institutional attachment.

1. Penyesuaian Akademik

Menjelaskan sejauh mana pelajar dapat memenuhi keperluan motivasi (sikap dan motivasi

dalam belajar dan mengerjakan tugas akademik), aplikasi (melihat seberapa besar usaha yang

ditunjukan pelajar dalam proses akademik), prestasi (hasil yang diperoleh dalam proses

akademik), kepuasan pelajar terhadap proses akademik di sekolah.

2. Penyesuaian sosial

Menjelaskan keberhasilan pelajar dalam menghadapi tuntutan antarpribadi-sosial yang

melekat dalam kehidupan sekolah. Melibatkan pelajar dalam aktivitas sosial, hubungan dengan

orang lain, hubungan dengan keluarga (walaupun berjauhan), kepuasan terhadap lingkungan.

3. Penyesuaian Pribadi - Emosi

Menjelaskan kesejahteraan psikologis pada pelajar dan fisik yang menunjukan bahwa pelajar

sehat. Aspek psikologi yang terdiri dari kestabilan emosi, tekanan, mengatur perasaan dan

pikiran, dan kebimbangan. Aspek fisik terdiri dari sehat tidaknya fisik pelajar, selera makan,

berat badan, bisa tidaknya siswa menjaga kesehatan fisik.

4. Institutional Attachment

Menjelaskan perasaan tentang atau tingkat kepuasan siswa mengenai keberadaannya di

sekolah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Siswa di Sekolah

Menurut Baker (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi siswa di sekolah antara lain

adalah usia, jenis kelamin, kebangsaan, kemampuan intelektual, kepribadian seperti extraversion

dan neuroticism, dan dukungan sosial. Menurut Schneiders (1964) ada lima faktor yang

Page 17: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

mempengaruhi penyesuaian siswa di sekolah yaitu kondisi fisik, perkembangan dan kematangan

intelektual, sosial, dan emosi, pengalaman dan belajar, keadaan lingkungan, dan faktor

kebudayaan, adat istiadat, dan agama. Adapun, faktor lain yang disebutkan oleh Soeparwoto, dkk

(2004) yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi penyesuaian siswa disekolah salah

satunya adalah faktor keluarga dan pola asuh orangtua, dimana pola asuh dan suasana keluarga

meliputi keterbukaan dalam berkomunikasi dapat memberikan peluang kepada siswa untuk

menyesuaikan diri di sekolah. Selain itu, Toews dan Yazedjidan (2007) mengatakan bahwa

kepercayaan diri juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri siswa di sekolah. Seperti halnya,

Martin, Swartz-Kulstad, dan Madson (dalam Toews & Yazedjidan, 2007) mengatakan bahwa

dukungan dari peer group juga berpengaruh terhadap school adjustment. Saat siswa merasa

bahwa dukungan sosial dari keluarga kurang efektif, maka ia akan lebih mendekatkan dari

kepada peer group.

Komunikasi Interpersonal Orangtua Anak

Cangara (2005) komunikasi adalah bentuk interaksi antara manusia yang saling pengaruh

mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk

komunikasi menggunakan bahasa verbal, tapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan

teknologi. De Vito (1997) mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman

pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek

dan umpan balik langsung.

Gerbner (dalam Yuniarti, 2009) menjelaskan pengertian komunikasi orangtua dan anak

melalui komunikasi interpersonal yaitu proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua

orang atau dari sejumlah orang-orang dalam suatu kelompok dengan sejumlah efek yang dapat

Page 18: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

diketahui dengan segera. Dengan demikian komunikasi interpersonal orangtua dan anak adalah

proses pengiriman dan penerimaan pesan antara orangtua dan anak dengan efek yang diketahui

segera.

Menurut Liliweri (2007), bentuk komunikasi interpersonal orangtua anak:

1. Menciptakan lingkungan yang penuh penghargaan, dan kesempatan untuk mandiri.

2. Mengembangkan pola komunikasi yang positif.

3. Menyediakan aturan yang konsisten dan batas-batas yang jelas dari setiap aturan.

4. Menyediakan aktifitas yang mendukung penguasaan anak akan keterampilan yang harus

dikuasainya.

5. Membuat anak mengembangkan perasaan mampu

6. Menekankan pentingnya belajar.

De Vito (1997) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal memiliki beberapa aspek

yang harus diperhatikan oleh para pelaku komunikasi interpersonal, yaitu:

a. Keterbukaan (openess); Penilaian terhadap kualitas keterbukaan dalam komunikasi dapat

dimengerti paling tidak dengan 2 hal yaitu: adanya keinginan untuk membuka diri dengan

setiap orang yang mempunyai maksud berinteraksi dan adanya keinginan untuk membuka

diri dengan orang lain, dapat dipahami sebagai keinginan untuk menyampaikan informasi

yang dimiliki kepada orang lain.

b. Empati (emphaty); Komunikasi interpersonal memerlukan adanya empati yang dimiliki para

pelakunya. Empati yang terjadi selama komunikasi interpersonal berlangsung menjadikan

para pelakunya mempunyai pemahaman yang sama mengenai perasaannya karena masing-

masing pihak berusaha untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dengan cara yang

sama.

Page 19: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

c. Dukungan (supportness); Ada banyak cara untuk mengungkapkan dukungan kepada orang

lain. Dukungan yang tidak diucapkan melalui kata-kata bukanlah merupakan dukungan yang

bernilai negatif, tetapi lebih jauh dari itu dapat mengandung nilai-nilai positif dalam

komunikasi.

d. Kepositifan (positiveness); Kepositifan dalam komunikasi interpersonal dapat dilakukan

dengan dua jalan, yaitu berdasarkan sikap positif dan menghargai orang lain.

e. Kesetaraan (equality); Komunikasi interpersonal dapat berlangsung dengan efektif apabila

suasananya setara. Ini di tunjukkan dengan bagaimana orangtua dapat menerapkan konsep

kesamaan perilaku, kesukaan, sikap, pengalaman antara orangtua dan anak.

Pentingnya komunikasi interpersonal antara orangtua dan remaja menurut Wahlross (dalam

Yuniarti, 2009) kunci keharmonisan sebuah keluarga adalah terletak pada komunikasi yang

efektif. Permasalahan-permasalahan dalam keluarga yang destruktif terutama yang menyangkut

anak-anak bisa terjadi karena komunikasi yang tidak efektif. Lestari (1997) menambahkan

bahwa melalui komunikasi, orangtua menyampaikan berbagai nilai, norma, aturan yang ada

dalam sosial budaya. Melalui komunikasi pula orangtua dapat mengenali dan memahami

kehidupan anaknya yang dari sini orangtua akan dapat menentukan langkah yang terbaik dalam

mengiringi proses perkembangan anaknya menuju kedewasaan.

Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua Anak dengan Penyesuaian Sekolah

Baker & Siryk (1984) mengatakan bahwa penyesuaian diri di sekolah atau penyesuaian

sekolah memiliki empat aspek yang dimana dalam aspek tersebut menjelaskan sejauh mana

siswa memiliki motivasi dalam belajar, seberapa besar usaha untuk belajar, prestasi yang

diperoleh. Seperti yang dikatakan oleh Pratama (2011) bahwa anak-anak perlu untuk memiliki

Page 20: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

motivasi agar dapat berprestasi di sekolahnya. Namun, tidak semua anak memiliki motivasi yang

berasal dari diri mereka sendiri, mereka membutuhkan orang lain yang dapat membantu mereka

memiliki motivasi tersebut. Salah satu pihak yang membantu anak memperoleh motivasi mereka

adalah orang tua atau keluarga. Keluarga adalah pihak yang memiliki peranan terbesar dalam

membentuk sikap dan perilaku seseorang (Abriyoso, 2012). Seperti pendapat Lestari (1997)

lingkungan keluarga adalah tempat anak pertama kali berinteraksi, karena dalam keluarga

terdapat orangtua mempunyai peran penting dalam pembentukan watak dan kepribadian anak.

Hal ini dikarenakan orangtua meletakkan landasan bagi anak tentang pola penyesuaian dan

belajar berpikir tentang dirinya sebagaimana dilakukan oleh anggota keluarga mereka. Dasar

kepribadian inilah yang nantinya dijadikan modal bagi anak ketika ia harus bergaul dan

berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.

Subroto (dalam Ilyas, 2004) lingkungan keluarga banyak dihubungkan dengan prestasi

belajar anak. Karena itu, yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan seorang anak

adalah orangtua, di samping lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Orangtua menjadi

salah satu kunci keberhasilan anak dalam belajar, sehingga orang tua perlu menciptakan

komunikasi yang intens dengan anaknya terhadap proses belajar anaknya. Orangtua harus

menjadikan rumah sebagai wadah untuk berkomunikasi secara intens dengan anaknya yang

berhubungan dengan kegiatan belajar anak di rumah dan di luar rumah serta pemenuhan

kebutuhan belajar anak.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gunarsah (1995), bahwa orang tua mempunyai fungsi

tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja, tetapi dalam bidang pendidikan, orang tua

merupakan sumber pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual

anak diperoleh pertama-tama dari orangtua sendiri. Dari pendapat di atas, jelaslah bahwa

Page 21: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

komunikasi orangtua dengan anaknya dalam kegiatan belajar sangat diperlukan, sebab

komunikasi seperti itu dapat meningkatkan kualitas belajar anak.

Komunikasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah komunikasi orangtua dengan

anaknya. Komunikasi yang harmonis antara orangtua dengan anaknya adalah komunikasi yang

penuh pengertian dan kasih sayang, disertai bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk

menyukseskan belajar anak sendiri. Orangtua harus dapat menciptakan suasana rumah menjadi

tenang dan tentram sehingga anaknya betah dan bergairah untuk belajar. Di samping itu, yang

tidak kalah pentingnya adalah bagaimana orangtua mengkomunikasikan kebutuhan fasilitas

belajar anaknya. Dari uraian di atas jelaslah bahwa komunikasi orangtua sangat diperlukan untuk

lebih menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, baik ia sebagai orangtua, maupun sebagai

pendidik. Karena itu, komunikasi orangtua sebagai pendidik meliputi kesadaran akan kemajuan

pendidikan anak, keterlibatan dalam kegiatan belajar anak di sekolah maupun di rumah,

keterlibatan dalam menciptakan kondisi belajar yang baik, penyediaan fasilitas belajar,

bimbingan serta dorongan atau motivasi untuk lebih menggiatkan anak belajar.

Hipotesis

Menurut penjelasan di atas, dalam peneliian ini muncul hipotesis sebagai berikut :

H0 = Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

dengan penyesuaian sekolah.

H1 = Ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

dengan penyesuaian sekolah.

METODE PENELITIAN

Page 22: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional, yaitu penelitian yang menyelidiki

ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel (Arikunto, dalam

Kusumaningsih & Mulyana, 2013).

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X) : Komunikasi Interpersonal Orangtua Anak.

2. Variabel Terikat (Y) : Penyesuaian Sekolah / School Adjustment.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Pius Bakti Utama Gombong

kelas VII A, B, C sebanyak 77 siswa dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah sampling jenuh.

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa skala psikologi dan uji coba

skala psikologis pada penelitian ini menggunakan try out terpakai. Untuk skala penyesuaian

sekolah diadaptasi dari SACQ yang diungkapkan oleh Baker & Siryk (dalam Effendi & Matore,

nd) yaitu penyesuaian akademik (academic adjustment), penyesuaian sosial (social adjustment),

penyesuaian pribadi-emosi (personal – emotional adjustment), dan attachment. Skala ini terdiri

dari 67 aitem, yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu 33 aitem favorable (aitem yang mendukung

pernyataan) dan 34 aitem unfavorable (aitem yang tidak mendukung pernyataan) dan

menggunakan 4 tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4. Setelah dilakukan tiga

kali pengujian pada skala penyesuaian sekolah, terdapat 19 aitem yang tidak memenuhi syarat

minimal, sehingga total aitem yang dapat digunakan untuk skala penyesuaian sekolah berjumlah

48 aitem dengan nilai reliabilitas sebesar 0,930.

Page 23: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Sedangkan untuk mengukur komunikasi interpersonal orangtua anak digunakan skala

komunikasi interpersonal yang dibuat oleh Yuniarti (2009) diadaptasi oleh penulis yaitu dari 5

aspek yang diungkap oleh De Vito (1997) yaitu: keterbukaan (openness), empati (empathy),

dukungan (supportness), kepositifan (positiveness), kesetaraan (equality). Skala psikologi ini

terdiri dari 43 aitem, yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu 20 aitem favorable dan 23 aitem

unfavorable dan menggunakan 4 tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4. Pada

skala komunikasi interpersonal pengujian dilakukan dua kali dan didapati 10 aitem yang tidak

memenuhi syarat minimal, maka jumlah aitem yang baik digunakan untuk skala komunikasi

interpersonal adalah 33 aitem dengan nilai reliabilitas sebesar 0,927.

Prosedur

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 28 Mei 2015 pada 3 kelas yaitu kelas VII A, B,

dan C. Penulis memulai penyebaran angket pada kelas VII C dikarenakan kelas tersebut sedang

kosong, penyebaran angket di kelas tersebut dimulai dari jam 8.35 sampai dengan 9.15 WIB,

penulis mendapatkan 26 siswa. Setelah selesai menyebarkan angket pada kelas VII C dilanjutkan

pada kelas VII B namun penulis membutuhkan 15 menit karena berada pada gedung yang

berbeda. Kemudian, pada jam 9.30 sampai 10.00 WIB penulis mulai menyebarkan angket pada

kelas VII B yang berjumlah 25 siswa. Penyebaran angket pada kelas A tertunda selama satu jam

dikarenakan kelas VII A sedang ada pelajaran, maka penulis mulai menyebarkan angket pada

jam 11.00 sampai dengan 11.35 WIB dengan jumlah siswa yang didapat sebanyak 26 siswa.

Setelah melakukan penyebaran angket pada ketiga kelas tersebut penulis mendapatkan total

angket sebanyak 77.

Page 24: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Analisis Deskriptif

Tabel 1

Kategorisasi Penyesuaian Sekolah

Interval Kategori Frekuensi % M

156 ≤ x ≤ 192 Sangat Tinggi 7 9,09 %

120 ≤ x < 156 Tinggi 61 79,22 % 137,56

84 ≤ x < 120 Rendah 8 10,39 %

48 ≤ x < 84 Sangat Rendah 1 1,30 %

TOTAL 77 100 %

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat data dengan kategori sangat rendah (1,30%), rendah

(10,39%), tinggi (79,22%), dan sangat tinggi sebesar (9,09%). Rata-rata yang diperoleh yakni

sebesar 137,56 dan standar deviasi yang ada yakni sebesar 16,548. Hal ini berarti

penyesuaian sekolah pada siswa kelas VII pada kategori tinggi.

Tabel 2

Kategorisasi Komunikasi Interpersonal

Interval Kategori Frekuensi % M

107,25 ≤ x ≤ 132 Sangat Tinggi 21 27,27 %

82,5 ≤ x < 107,25 Tinggi 50 64,94 % 99,13

57,75 ≤ x < 82,5 Rendah 5 6,49%

33 ≤ x < 57,75 Sangat Rendah 1 1,30 %

TOTAL 77 100 %

Bila meninjau data tersebut didapatkan data dengan sangat rendah (1,30%), rendah (6,49%),

tinggi (64,94%), dan sangat tinggi sebesar (27,27%). Rata-rata yang diperoleh yakni sebesar

99,13 dan standar deviasi yang ada yakni sebesar 14,508. Data tersebut juga menunjukkan

bahwa komunikasi interpersonal dalam keluarga pada kategori tinggi.

Page 25: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Uji Asumsi

Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran ini menggunakan teknik one sample Kolmogorov-Smirnov test

(ks-z) yang dikatakan normal jika p (asym sig (2-tailed)) > 0,05. Hasil uji normalitas

variabel penyesuaian sekolah dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Penyesuaian_

Sekolah

Komunikasi_I

nterpersonal

N 77 77

Normal Parametersa Mean 137.56 99.13

Std. Deviation 16.548 14.508

Most Extreme

Differences

Absolute .112 .109

Positive .093 .059

Negative -.112 -.109

Kolmogorov-Smirnov Z .984 .954

Asymp. Sig. (2-tailed) .287 .322

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas variabel

penyesuaian sekolah, nilai ks-z adalah 0,984 dengan asym sig (2-tailed) 0,287 >0,05 dan

variabel komunikasi interpersonal, nilai ks-z adalah 0,954 dengan asym sig (2-tailed)

0,322 > 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi data skala penyesuaian

sekolah dan komunikasi interpersonal adalah normal.

Uji Linieritas

Uji linieritas ini menggunakan compare means test for linierity. Berdasarkan hasil uji

linieritas menggunakan menggunakan program SPSS For MS windows versi 16 :

Page 26: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Tabel 4

Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Penye

suaian

_Seko

lah *

Komu

nikasi

_Inter

person

al

Between Groups (Combine

d) 15987.237 38 420.717 3.314 .000

Linearity 7080.273 1 7080.273 55.776 .000

Deviation

from

Linearity

8906.964 37 240.729 1.896 .027

Within Groups 4823.750 38 126.941

Total 20810.987 76

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Deviation from Linearity sebesar

0,027. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel penyesuaian sekolah dan

komunikasi interpersonal tidak terdapat hubungan yang linear.

Uji Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi Spearman dengan bantuan SPSS 16.0

didapatkan hubungan sebesar 0,493 dan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

dengan penyesuaian sekolah. Hasil analisis data dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 27: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Tabel 5

Correlationsa

Penyesuaian_

Sekolah

Komunikasi_I

nterpersonal

Spearman's rho Penyesuaian_Sekolah Correlation

Coefficient 1.000 .493

**

Sig. (2-tailed) . .000

Komunikasi_Interperso

nal

Correlation

Coefficient .493

** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a. Listwise N = 77

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua

anak dengan penyesuaian sekolah pada siswa kelas VII di SMP Pius Bakti Utama Gombong,

didapatkan hasil perhitungan uji korelasi rxy sebesar 0,493 dengan p ˂ 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi komunikasi interpersonal orangtua anak maka semakin

tinggi pula penyesuaian siswa di sekolah. Dengan demikan H0 dalam penelitian ini ditolak dan

H1 diterima, artinya adanya hubungan postif yang signifikan antara komunikasi interpersonal

orangtua anak dengan penyesuaian sekolah pada siswa kelas VII di SMP Pius Bakti Utama

Gombong.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel X (komunikasi interpersonal) dan Y

(penyesuaian sekolah) memiliki hubungan positif dan signifikan. Hal ini disebabkan oleh

dukungan orangtua terhadap prestasi dan kegiatan sekolah pada anak seperti hasil penelitian

oleh Firdaus (dalam Ilyas, 2004) yang mengatakan pula bahwa partisipasi orangtua dalam

pelaksanaan pendidikan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa dan

Page 28: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

menunjukkan semakin tinggi keterlibatan dan kepedulian orangtua terhadap masalah-masalah

pendidikan di sekolah, semakin meningkat pula prestasi anaknya dalam mata pelajaran di

sekolah. Sama halnya Napoli dan Wortman (1998) yang mengatakan bahwa dukungan dari

orangtua berdampak positif baik dari sisi dimensi penyesuaian sosial dan penyesuaian

akademik. Kemudian, pendapat Montague (dalam Rakhmat, 1988) yang mengatakan, “The most

important agency through which the child learns to be human is communication, verbal also

non verbal”. Hal yang paling penting dalam interaksi antara orang tua dan anak yang dalam hal

ini pada remaja adalah komunikasi. Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan remaja akan

membuat remaja merasa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, merasa didengar

dan dapat belajar berempati. Dari sini remaja akan mampu mengembangkan komunikasi yang

baik dan akan membantunya dalam menyesuaikan dirinya di sekolah. Seperti pada hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati (2011) menyebutkan bahwa aspek komunikasi

seperti keterbukaan, sikap mendukung, sikap positif, kesetaraan mempunyai aspek sosialisasi,

jika seorang anak memiliki komunikasi interpersonal orangtua dan anak yang baik maka baik

pula kemampuan sosialisasinya di lingkungan sekolah.

Hasil korelasi antara komunikasi interpersonal orangtua anak dengan penyesuaian sekolah

maka variabel komunikasi interpersonal memberikan sumbangsih efektif sebesar 24,30%

sisanya sebesar 75,70% dipengaruhi oleh faktor lain yaitu kelompok teman sebaya / peer group

seperti dalam Martin, Swartz-Kulstad, dan Madson (dalam Toews & Yazedjidan, 2007)

mengatakan bahwa dukungan dari peer group juga berpengaruh terhadap school adjustment.

Saat siswa merasa bahwa dukungan sosial dari keluarga kurang efektif, maka ia akan lebih

mendekatkan dari kepada peer group dan selain itu, Toews dan Yazedjidan (2007) mengatakan

bahwa kepercayaan diri juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri siswa di sekolah.

Page 29: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif yang

signifikan antara komunikasi interpersonal orangtua anak dengan penyesuaian sekolah pada

siswa kelas VII. Seperti pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuniarti (2009) bahwa

terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua dengan

penyesuaian diri di sekolah pada remaja. Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan diatas,

Abriyoso (2012) menjelaskan bahwa penyesuaian anak di sekolah tidak lepas dari peran

orangtua yaitu sikap saling terbuka dalam mendengar dan menerima keluhan anak, dorongan

untuk menghargai pentingnya orang lain, serta menyelaraskan perbedaan pendapat dalam

keluarga yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak di sekolah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas tentang komunikasi interpersonal dan

penyesuaian sekolah diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya hubungan yang positif signifikan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

dengan penyesuaian sekolah pada siswa kelas VII di SMP Pius Bakti Utama Gombong.

Yang artinya semakin tinggi komunikasi interpersonal orangtua anak semakin tinggi

pula penyesuaian sekolah pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari uji korelasi antara

komunikasi interpersonal dan penyesuaian sekolah sebesar 0,493 dengan p ˂ 0,05.

2. Komunikasi interpersonal orangtua anak pada siswa kelas VII SMP Pius Bakti Utama

Gombong sebesar 58,44 % dan penyesuaian sekolah pada siswa kelas VII SMP Pius Bakti

Utama Gombong sebesar 68,83 % yang artinya siswa memiliki komunikasi interpersonal

orangtua anak dan penyesuaian sekolah yang baik.

Page 30: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan hal-hal

sebagai berikut :

1. Bagi Remaja

Diharapkan remaja mulai sering bertanya dan menyampaikan pendapat dengan orang

tua, agar terjadi komunikasi timbal balik antara remaja dan orang tua, sehingga antara

orang tua dan remaja dapat saling memahami. Remaja diharapkan pula untuk lebih

meningkatkan prestasi belajar dan hubungan sosial di sekolah dengan baik.

2. Bagi Orangtua

Bagi orang tua diharapkan untuk terbuka dan mendengarkan setiap keluh kesah anaknya

agar tercipta komunikasi yang baik sehingga remaja dapat menyampaikan pendapatnya,

menceritakan masalah-masalah yang dihadapinya. Selain itu, orang tua juga diharapkan

mampu menciptakan interaksi yang aman dengan remaja dan responsif dalam

menanggapi segala hal yang terjadi dengan remaja. Kondisi tersebut dipersepsikan

remaja bahwa orang tua sebagai tempat yang nyaman dalam berinteraksi. Hal ini juga

untuk membentengi remaja dari hal-hal yang bersifat negatif.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang

sama, disarankan untuk mengumpulkan data tidak hanya dari remaja, akan tetapi dari

observasi dan wawancara langsung dengan orangtua, sehingga hasilnya akan lebih

lengkap dan bervariasi.

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang

sama, dapat lebih meneliti variabel lain misalnya peer group / teman sebaya dan

kepercayaan diri yang dapat mempengaruhi penyesuaian siswa di sekolah.

Page 31: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

DAFTAR PUSTAKA

Abriyoso, J. O. dkk (2012). Hubungan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dalam Keluarga

dengan Motivasi Belajar Anak di Sekolah. Diunduh pada 17 Februari 2014, dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=104013&val=1378.

Arkoff, A. (1968). Adjustment and mental health. New York: McGraw-Hill.

Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi. Cetakan III. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baker, R. W., & Siryk B. (1984). Measuring adjustment to college. Journal of

CounselingPsychology, 31(2), 179-189.

_________________________. (1989). SACQ: Student adaptation to college questionnaire

manual (2nd. ed.). Los Angeles: Western Psychological Services.

Baker, R. (2004). Intrinsic, extrinsic, and amotivational orientations: Their role in university

adjustment, stress, well-being, and subsequent academic performance. Current

Psychology: Developmental. Learning, Personalty, and Social. 23(3), 189-202.

Cangara, H. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Devito, J., A. (1997). Komunikasi antarmanusia. Jakarta: Proffesionals Books.

Deswita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda Karya.

_______. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dewi, K. S. dkk (2014). Kualitas Komunikasi Interpersonal terhadap Penyesuaian Diri Siswa

Kelas VIII Negeri 2 Sawan Tahun Pelajaran 2013/2014. Diunduh pada tanggal 8

Februari 2015, dari

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/viewFile/3715/2974.

Gunarsa, Singgih D. (1995). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. BPK Gunung Mulia.

Jakarta

Pratama, H. (2011). Pola Hubungan Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua dengan Anak

terhadap Motivasi Berprestasi pada Anak. Diunduh pada tanggal 28 November 2014,

dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1854/1/HERDIANSYAH%2

0PRATAMA-FDK.pdf.

Hardjana, Agus. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Page 32: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ilyas. (2004). Pengaruh Komunikasi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa pada MTsN

Model Makassar. Diunduh pada 14 November 2014 dari

https://datastudi.files.wordpress.com/2010/09/ilyas.pdf.

Kurniadi, A. (2010). Intensitas Komunikasi Keluarga dan Prestasi Belajar Anak. Diunduh pada

tanggal 14 November 2014 dari

http://eprints.uns.ac.id/10605/1/148651608201011341.pdf.

Lestari, S. (1997). Menjadi Orang Tua Pun Perlu Belajar. Majalah Ilmiah Kognisi: No 3 Mei

1997 Hal:23

Liliweri, A. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Napoli, A. R. & Wortman, P. M. (1998). Psychosocial Factors Realted to Retention and Early

Depature of Two-Year Community College Students. Research in Higher Education,

39(4), 419-455.

Opara & Onyekuru. (2013). Psychosocial Predictors of Secondary School Students Adjustment

to School. Europe Scientific journal. Diunduh pada 15 September 2014, dari

http://eujournal.org/index.php/esj/article/view/1173.

Rakhmat, J. (1988). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rakhmawati, D. (2011). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Kemampuan

Sosialisasi Pada Siswa Kelas VI SD N Kotagede 1. Diunduh pada tanggal 30 Agustus

2015, dari http://journal.uny.ac.id/index.php/didaktika/article/download/3139/2636.

Rejeki, A. S. (2008). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga dengan

Pemahaman Moral pada Remaja. Diunduh pada 3 Maret 2014, dari

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_105031

79.pdf.

Santrock, J. W. (2007). Remaja; Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

____________ (2009). Psikologi Pendidikan; Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Salemba

Humanika.

Schneiders, A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. USA: Brosh Publishing

Company.

Soeparwoto, Hariyadi, S., Hendriyani R,. Litfiah. (2004). Psikologi Perkembangan.

Semarang: UNNES Press.

Page 33: OLEH OLIVIA LEONARTI TUGAS AKHIR Program Studi Psikologirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8745/2/T1_802009030_Full... · hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua anak

Supriyantini & Safura. (2006). Hubungan antara Penyesuaian Diri Anak di Sekolah dengan

Prestasi Belajar. Diunduh pada tanggal 18 Februari 2014, dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15722/1/psi-jun2006-%20(4).pdf.

Toews, L., Yazedjian, A. (2007). College Adjustment Among Freshmen : Predictors for White

and Hispanic Males and Females. College Student Journal. 41, 891.

Yuniarti, N. Y. (2009). Hubungan Persepsi Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orangtua dan

Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Siswa SMAN I Polaharjo.

Diunduh pada 13 Februari 2014, dari

http://eprints.uns.ac.id/10016/1/110050802201009551.PDF.