OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

32
TEKNIK PERBAIKAN KUALITAS OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2019

Transcript of OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

Page 1: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

i

TEKNIK PERBAIKAN KUALITAS

OLEH :

Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

Page 2: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

i

DAFTAR ISI

Daftar Isi......................................................................................................... i

Daftar Tabel ................................................................................................... ii

Daftar Gambar ................................................................................................ iii

Pengertian Kualitas ....................................................................................... 1

Biaya Kualitas Perlu Mendapat Perhatian ..................................................... 3

Peningkatan Kualitas dengan Statistika ........................................................ 5

Jaminan Kualitas ........................................................................................... 6

Kualitas Jasa .................................................................................................. 7

Komisi Kualitas ............................................................................................. 8

Perbaikan Kualitas ......................................................................................... 9

Daftar Pustaka ................................................................................................ 22

Page 3: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

ii

DAFTAR TABEL

Tabel Distribusi Frekuensi ............................................................................ 13

Tabel Distribusi Poison Kumulatif ................................................................ 23

Tabel Distribusi Normal luas di Bawah Kurva Normal dari 0 sampai z ....... 26

Tabel Faktor untuk Menyederhanakan Center Line dan Batas Pengendali ... 27

Page 4: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Histogram ......................................................................................... 13

Gambar Diagram Sebab-Akibat (Cause Effect Diagram) ............................. 14

Gambar Diagram Penyebaran (Scattered Diagram) ...................................... 15

Gambar Diagram Alur (Flowchart) ............................................................... 16

Gambar Diagram Pareto ................................................................................. 18

Gambar Diagram Peta Kendali ...................................................................... 20

Page 5: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

1

TEKNIK PERBAIKAN KUALITAS

A. Pengertian Kualitas

Mengandung banyak makna tentang kualitas, antara lain:

1. Bebas dari kerusakan dan cacat

2. Melakukan segala sesuatu secara benar sejak awal

3. Kesesuaian dengan standar

4. Kecocokan dalam pemakaian

5. Perbaikan terus-menerus

Dapat dijelaskan, misalnya istilah kebutuhan, diartikan sebagai sebuah produk

atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi dalam persyaratan atau

kontrak. Sehingga jelas yang menjadi tujuan utamanya, adalah memenuhi

kebutuhan baik produk atau jasa yang berkaitan dengan umur dan

performance/penampilannya.

Beberapa pakar kualitas memberi definisi tentang kualitas dengan bahasa yang

berbeda, seperti:

1. Josep M. Juran

Kualitas, adalah kecocokan dalan pemakaian (fitness for use), yang

menekankan pada kebutuhan dan harapan dari produk dan jasa yang

dihasilkan juga melakukan terobosan mengidentifikasi masalah dan

melalaikan pemecahan dan menyelesaikan penyebabnya.

2. Philip B. Crosby

Kualitas, adalah pemenuhan persyaratan dengan meminimalkan kerusakan

yang mungkin timbul (standard zero defect).

Page 6: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

2

3. W. Edwards Deming

Kualitas, adalah pemenuhan keinginan yang disesuaikan dengan harga yang

mereka bayar. Jadi berarti kualitas bukan yang terbaik.

4. Genichi Taguchi

Kualitas, adalah memenuhi kebutuhan produk dan jasa sesuai dengan

standar atau spesifikasi dengan toleransi tertentu yang sesuai target.

Oleh karena itu setiap organisasi/kelompok usaha baik produksi maupun jasa

harus mendefinisikan kualitas sesuai dengan tujuan, harapan dan budaya

masing-masing tidak ada difinisi yang sempurna, semua difinisi yang

dikemukakan pakar kualitas mengandung keunggulan dan kelemahan.

Kualitas menjadi faktor dasar dalam banyak produk dan jasa tanpa

membedakan apakah perorangan, kelompok yang berakibat menjadi faktor,

kunci dalam keberhasilan usaha dan peningkatan posisi bersaing.

Dalam era globalisasi saat ini telah membawa implikasi pada pengelolaan

ekonomi dengan usaha menguasai sumber daya dalam negeri dan sumber daya

luar negeri dengan menemukan kombinasi yang optimal untuk dapat bersaing

di pasar domestik maupun pasar internasional. Telah terjadi ledakan teknologi

dalam berbagai bidang yang berakibat banyaknya permintaan dengan jumlah

yang besar, kerap kali terjadi kurangnya perhatian terhadap efisiensi dan

kualitas sehingga pengendalian kualitas tidak sesuai dengan target yang telah

ditetapkan.

Pengendalian kualitas hanya dapat tercipta jika didukung oleh sumber daya

manusia yang berisi keterampilan (skill) dalam situasi kerja secara kelompok,

setiap anggota menyetujui tentang kualitas berdasarkan informasi dari customer

Page 7: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

3

dan memahami beberapa karakteristik kualitas, seperti performance, time liness,

reliability, personal interface, aesthetis, perception, ease of use, conformance to

Sspecification, consistency, uniformity, serviceability, accuracy, dan lain-lain.

Paradigma baru peningkatan kualitas pasti diiringi dengan peningkatan biaya

yang meliputi biaya produksi atau jasa, biaya identifikasi, memperbaiki produk

atau jasa yang tidak sesuai standar.

B. Biaya Kualitas Perlu Mendapat Perhatian

Karena alasan kemajuan teknologi yang berakibat makin rumitnya setiap produk

maupun jasa, memelihara kesadaran akan pentingnya kualitas, seperti; tenaga

kerja, material dan timbulnya biaya akibat kegagalan kebutuhan tenaga ahli

dalam mengelola kualitas.

Standar kualitas global, telah dirumuskan oleh Lembaga Internasional dalam

bentuk ISO (International Organization for Standardization) seri 9000 yang

telah disepakati tahun 1987.

ISO seri 9000 ini telah diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI (Standar Nasional

Indonesia) dengan tujuan untuk memberikan keyakinan, bahwa produk atau jasa

yang dihasilkan memenuhi standar.

ISO-9000 tahun 1987 meliputi:

1. ISO-9000, meliputi standar menajemen kualitas dan jaminan kualitas

pedoman untuk pemilihan dan penggunaan.

2. ISO-9001, meliputi sistem kualitas, model jaminan kualitas dalam produk

dan pemasangan.

3. ISO-9002, meliputi sistem kualitas, model jaminan kualitas dalam pemilikan

dan pengujian akhir.

Page 8: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

4

4. ISO-9003, meliputi sistem kualitas, model jaminan kualitas dalam pemilikan

dan pengujian akhir.

5. ISO-9004, meliputi, unsur-unsur manajemen kualitas dan pedoman sistem

kualitas.

6. ISO-8402. meliputi kualitas, kosakata (istilah-istilah).

Khusus dalam ISO seri 9000 mensyaratkan adanya penggunaan statistika

sebagai alat dalam peningkatan kualitas.

Teknik statistika sebagai alat yang harus diimplementasikan sebagai bagian yang

menyatu dalam kerangka sistem manajemen kualitas, seperti manajemen

kualitas total (total quality management) yang di dalamnya termasuk jaminan

kualitas (quality assurance).

Pada dasarnya manajemen kualitas total merupakan suatu pendekatan

manajemen menyeluruh untuk meningkatkan kinerja perusahaan baik produksi

maupun jasa secara terus-menerus secara konsisten, pendekatan manajemen ini

menjadi jalan hidup bagi setiap anggota organisasi dalam upaya memberikan

kepuasan total kepada semua pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti:

karyawan, pemegang saham, pelanggan, pemasok, mitra kerja, pemerintah dan

masyarakat.

Dengan demikian manajemen kualitas total merupakan pendekatan yang

sistematik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan, pasar, melalui

kombinasi, antara pencarian fakta praktis dan menyelesaikan masalah, guna

menciptakan peningkatan kualitas produktivitas dan kinerja perusahaan. melalui

alat-alat manajemen, seperti: perencanaan kualitas, pengendalian kualitas,

jaminan kualitas dan peningkatan kualitas sesuai dengan dokumen dalam

Page 9: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

5

ISO-9001, peningkatan kualitas dapat didefinisikan sebagai suatu proses,

pengumpulan dan analisis data kualitas serta menentukan dan

menginterpretasikan pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses

dalam suatu sistem industri untuk meningkatkan kualitas produk maupun jasa,

guna memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan atau pemakai.

Dalam kontek peningkatan kualitas, dengan menggunakan statistika terminologi

kualitas dapat didefinisikan sebagai konsistensi. Peningkatan kualitas melalui

penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang dan jasa, yang

dihasilkan agar memenuhi kebutuhan yang telah ada dalam spesifikasi.

Variasi yang berlebihan seringkali mengakibatkan adanya pemborosan,

misalnya berupa: uang, waktu dan usaha, sehingga peningkatan kualitas dapat

dikatakan suatu cara pengurangan pemborosan, di mana proses produk dan jasa

direncanakan dan dilaksanakan menyesuaikan dengan spesifikasi dan batas

toleransi yang telah ditetapkan yang berorientasi pada kebutuhan dan harapan

pelanggan atau pemakai.

C. Peningkatan Kualitas dengan Statistika

Menggunakan strategi tiga elemen dasar yang berfokus pada proses

organisasi, yaitu:

1. Perbaikan proses, dengan tujuan membangun usaha dengan menghilangkan

akar penyebab masalah, peningkatan kinerja dalam usaha mencapai target.

2. Desain ulang proses, dengan tujuan untuk membuat produk atau jasa baru

yang berhubungan erat dengan kebutuhan dan harapan pelanggan dan

pemakai yang divalidasi dengan data-data serta pengujian.

Page 10: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

6

3. Manajemen proses, dengan tujuan melakukan perbaikan proses dan desain

ulang atau desain baru yang merupakan kebijakan manajemen atau

organisasi dan dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan kinerja

dalam upaya peningkatan daya saing lokal maupun internasional.

D. Jaminan Kualitas

Jaminan kualitas didesain sedemikian rupa untuk menjamin bahwa proses

produksi maupun jasa menghasilkan produk maupun jasa yang memenuhi

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Jaminan kualitas adalah “Suatu cara dan usaha untuk menghilangkan kesalahan

sehingga dapat menciptakan produk maupun jasa yang bebas atau tanpa cacat

(zero defect)”.

Jaminan kualitas merupakan pemenuhan spesifikasi secara konsisten yang

selalu baik sejak awal (right first time every time).

Jaminan kualitas sebenarnya lebih menekankan tanggung jawab kerja

dibandingkan dengan inspeksi kontrol kualitas meskipun sebenarnya inspeksi

tersebut juga memiliki peranan dalam jaminan kualitas.

Sistem jaminan kualitas akan dapat menjamin bahwa produk maupun jasa yang

dihasilkan sesuai dengan spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan

sebelumnya yang sudah diatur oleh prosedur-prosedur yang ada dalam sistem

jaminan kualitas.

Keuntungan dari sistem jaminan kualitas adalah dapat memberikan keuntungan

yang besar kepada perusahaan industri maupun jasa yang secara efektif

menggunakan kualitas sebagai strateginya di dalam menguasai pasar baik pasar

lokal maupun internasional, kualitas sebagai senjata ampuh untuk bersaing.

Page 11: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

7

Dengan sistem jaminan kualitas yang efektif dapat menekankan biaya

pembuatan barang maupun jasa secara keseluruhan yang berujung pada

perolehan keuntungan-keuntungan yang lebih besar.

Oleh karena itu sistem jaminan kualitas telah muncul sebagai strategi baru,

karena kesadaran akan kualitas dapat meningkatkan kesadaran akan kualitas,

menekan biaya pada tenaga kerja, energi dan bahan baku, performance dan

kemampuan produk maupun jasa yang lebih baik.

Sifat-sifat kualitas barang dan kualitas jasa.

Kualitas barang mempunyai sifat:

1. Obyektif

2. Berwujud

3. Berukuran metrik

4. Mengutaman perhitungan waktu penyampaian

5. Terbuat dari materi

6. Dapat dihitung.

E. Kualitas Jasa

Kualitas jasa, mempunyai sifat:

1. Subyektif

2. Tidak terlalu berwujud

3. Umumnya berukuran efektif

4. Mengutamakan kepemerhatian

5. Terutama terdiri dari non materi (reputasi, sikap, tata krama, dan lain-lain)

6. Tidak dapat dihitung, tapi dirasakan dan diyakini.

Page 12: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

8

Perbedaan sifat-sifat kualitas barang dan jasa menyebabkan kesulitan

menerapkan ISO-9000 untuk jasa, terlebih-lebih pada jenis-jenis jasa tertentu,

terutama pendidikan, kesulitan itu jauh lebih besar, menstandarisasi secara tepat

aspek-aspek proses belajar mengajar, misalnya adalah tidak mudah karena

adanya keanekaragaman dalam pendidikan, namun demikian usaha- usaha

menentukan standar kualitas dalam pendidikan perlu dilaksanakan

terus-menerus.

F. Komisi Kualitas

Dalam sejarah perkembangan kualitas di Amerika Serikat dan Jepang ada dua

jenis badan penting yang dikembangkan untuk membudayakan kualitas.

1. Tim kualitas (Ouality Team) di USA, 1998.

2. Masyarakat kualitas (Ouality Circle) di Jepang (Ishikawa, 1985).

Perbedaan antara keduanya terutama adalah prinsip kesukarelaan pada

masyarakat kualitas sedangkan pada team kualitas yang ada adalah prinsip

komando (pengaturan formal dari atasan). Ishikawa percaya bahwa hanya

dengan kesukarealaan (kesadaran sendiri) kualitas dapat dibudayakan dengan

baik.

Persamaan penting dari keduanya adalah terbentuknya kekuatan kerja sama

(Synergy) dalam pembudayaan kualitas.

Menurut Ishikawa, tujuan pokok masyarakat kualitas adalah:

1. Memberikan sumbangan pikiran untuk meningkatkan kualitas.

2. Menghargai kemanusiaan dan mengembangkan suasana kerja yang

menyenangkan dan berharga.

Page 13: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

9

3. Menggunakan kemampuan manusia secara maksimal, dan pada gilirannya

mengembangkan kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas.

Pengadaan komisi kualitas perlu dibentuk berdasarkan pada prinsip Deming dan

Crosby sebagai senjata utama yang ampuh dalam pertarungan manfaat bersaing.

Bagian yang paling sulit, adalah:

Bagaimana caranya membuat orang lain mau merubah hidup mereka untuk

menjadikan kualitas sebagai filosopi mereka, agar mereka bisa memulai peran

baru, bertanggung jawab dan membawa kualitas kembali ke pendidikan dan

memenangkan pertarungan. Setiap sistem yang humanistik selalu terdapat

kecenderungan untuk menolak perubahan budaya (kultural). Biasanya

perubahan budaya/kultural tidak dapat terjadi tanpa perubahan tata kelola.

Perubahan tata kelola tidak akan terjadi tanpa petunjuk pimpinan tentang

perubahan kinerja yang dibutuhkan, sehingga setiap orang harus menyiapkan

diri dan berpartisipasi dalam pembuatan rencana perbaikan kualitas.

G. Perbaikan Kualitas

Perbaikan kualitas dapat dilakukan dengan menggunakan metodelogi problem

solving dan alat yang biasa dipakai adalah:

1. Check list/check sheet (lembar pengecekan).

2. Histogram.

3. Cause-effect diagram (diagram sebab-akibat)

4. Scattered diagram (diagram penyebaran)

5. Diagram alur (Flowchart)

6. Pareto diagram (diagram pareto)

7. Control chart (peta kendali).

Page 14: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

10

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perbaikan kualitas adalah:

1. Pilih masalah atau proses yang akan dilakukan perbaikan, dan jelaskan

faktor-faktor yang memungkinkan dapat memecahkan masalah itu atau

yang memungkinkan dilakukan perbaikan proses.

2. Identifikasi hal-hal yang merusak usaha perbaikan.

3. Bentuk dan dukung team yang tepat.

4. Tinjau data yang berkaitan dengan masalah yang ada.

5. Batasi permasalahannya sehingga terfokus pada intinya.

6. Rumuskan maksud dan tujuan usaha perbaikan atau usaha pemecahan

masalah yang akan dilakukan.

1. Check Sheet (Lembar Pengecekan)

Berfungsi untuk menyajikan data yang berhubungan dengan defect item, defect

location, defect cause dan menjamin data yang dikumpulkan secara teliti dan

akurat untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian masalah.

Contoh lembar pengecekan:

• Produk/jasa : ………………...........

• Pemakaian : ……………………...

• Pemeriksaan : ……………………...

• Ukuran : ……………………...

• Rencana : ……………………...

• Pengawas : ……………………...

• Departemen : ……………………...

Page 15: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

11

2. Histogram

Berfungsi untuk menyajikan data secara visual sehingga lebih mudah dilihat,

dibaca dan dimengerti dan selanjutnya dilakukan analisis kemampuan proses.

Histogram merupakan alat statistik yang terdiri atas batang-batang yang

mewakili suatu nilai tertentu.

Panjang batang proporsional terhadap frekuensi suatu nilai dan apabila

memungkinkan histogram menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses

dan angka-angka nominal.

Langkah-langkah penyusunan histogram:

• Mengumpulkan data (n)

• Mencari harga maximum dan minimum

• Menghitung rentang atau range (R)

Nilai max - nilai min

• Menentukan jumlah kelas dengan rumus:

𝐾 = 𝑓(𝑅) = 𝑙 + 3,3 𝐿𝑜𝑔 𝑅 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾 = √𝑛

• Menentukan kelas interval (KI)

Untuk menentukan kelas interval yaitu:

Nilai rentang dibagi jumlah kelas

𝐾𝐼 =𝑅

𝐾

• Menentukan batas bawah (BB) dan batas atas (BA) kelas internal, yaitu :

𝐵𝐵 = 𝑚𝑖𝑛 −𝐾𝐼

2

𝐵𝐴 = max + 𝐾𝐼

2

Page 16: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

12

• Menggambarkan frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.

Contoh Penyusunan Histogram

No. Observasi

Max Min I II III IV V

1 11 12 12 11,5 10 12 10

2 14 13,5 15 16 17 17 13,5

3 10 11 12 13 14 14 10

4 9 10,5 9,5 10,5 11 11 9

5 13 12 14,5 13,5 14,5 14,5 11,5

6 14 15 12 11 18 18 11

7 11 12 12 11,5 13 13 11

8 11 11,5 12 18 19 19 11,5

9 12 11 12,5 14 13,5 13,5 11

𝑅 = 𝑚𝑎𝑥 − 𝑚𝑖𝑛 = 19 − 9 = 10

𝐾 = √𝑛 = √50 = 7,071

𝐾𝐼 =𝑅

𝐾=

10

7= 1

3

7= 1,5

𝐵𝐵 = 9 −1,5

2= 8,25

𝐵𝐴 = 19 +1,5

2= 19,75

Page 17: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

13

Tabel Distribusi Frekuensi

Interval Kelas Nilai Tengah Frekuensi

8,25 - 9,75 9 2

9,75 - 11,25 16,5 10

11,25 - 12,75 12 17

12,75 - 14,25 13,5 11

14,25 - 15,75 15 5

15,75 - 17,25 16,5 2

17,25 - 18,75 18 2

18,75 - 20,25 19,5 1

Jumlah 50

𝑋 = 12,78

𝑆𝐷 = 2,31

3. Cause-effect diagram (Diagram sebab-akibat)

Diagram sebab-akibat atau diagram fishbone (tulang ikan) dikembangkan

oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. Berfungsi untuk menyajikan penyebab

2

10

17

11

5

2 21

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

8,25 -9,75

9,75 -11,25

11,25 -12,75

12,75 -14,25

14,25 -15,75

15,75 -17,25

17,25 -18,75

18,75 -20,25

GAMBAR HISTOGRAM

Frekuensi

Page 18: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

14

Terlalu lama menyelesaikan Tugas Akhir

suatu masalah secara grafis atau untuk mengetahui hubungan antara sebab dan

akibat suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan.

Contoh: Diagram Sebab-Akibat

Mahasiswa Dosen Administrasi

Universitas Metode

Tariklah kesimpulan berdasarkan diagram sebab-akibat.

Misal:

• Mahasiswa terlambat mendapatkan dosen pembimbing

• Dosen yang berhak membimbing jumlahnya terbatas

• Jadwal tugas akhir terlalu lambat ditentukan

• Terlalu banyak persyaratan yang memberatkan mahasiswa

• Dosen tidak mempunyai cukup waktu membimbing

• Mahasiswa sulit menghubungi dosen pembimbing

• Mahasiswa jarang menemui pembimbing.

4. Scattered diagram (Diagram penyebaran)

Berfungsi untuk melihat hubungan antar faktor atau antara sebab dan akibat

dari dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y.

Untuk menggambar grafiknya misal:

Page 19: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

15

Kita perhatikan data prestasi kerja karyawan (Y) dan pengalaman kerja (X1),

apakah terjadi hubungan yang positif atau negative dari 15 orang karyawan

berikut ini.

No. Prestasi (Y) Pengalaman Kerja (X1)

1 81 14

2 74 10

3 35 8

4 87 17

5 74 14

6 69 10

7 47 8

8 80 13

9 59 0

10 68 8

11 72 12

12 61 15

13 48 1

14 37 1

15 54 5

Maka, diagram penyebarannya sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Prestasi

Page 20: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

16

Yes

No

Berdasarkan gambar diagram di atas, bahwa hubungan prestasi kerja karyawan

dengan pengalaman kerja adalah positif.

Model-model scattered diagram menurut Besterfield (1998) adalah:

• Jika titik yang berada dalam grafik cenderung ke kanan atau miring ke

kanan, maka hubungannya positif.

• Jika titik yang berada dalam grafik cenderung ke kiri atau miring ke kiri

maka hubungannya negatif.

• Jika titik yang berada dalam grafik memutar di sekelilingnya atau tidak

cenderung ke kanan atau ke kiri maka tidak terdapat hubungan sama sekali.

5. Diagram alur (Flowchart)

Berfungsi untuk merencanakan langkah-langkah apa yang dilakukan

selanjutnya dalam mengendalikan kualitas, karena diagram alur merupakan

diagram yang menunjukkan aliran atau urutan suatu peristiwa dan akan

mempermudah dalam menggambarkan suatu system, mengidentifikasi

masalah dan melakukan tindakan perbaikan.

Contoh diagram alur (flowchart) sebagai berikut.

Start

Kegiatan

Keputusan

Hasil Akhir

Page 21: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

17

6. Pareto Diagram (Diagram Pareto)

Berfungsi untuk membuat peringkat masalah yang potensial diselesaikan dan

menentukan langkah yang harus diambil dalam upaya penyelesaian masalah

yang diperkenalkan oleh seorang ahli bernama Alfredo Pareto tahun (1848 –

1923) yang merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari

kiri ke kanan menurut ranking tertinggi hingga terendah.

Langkah-langkah penyusunan diagram pareto

• Menentukan metode dan arti dari pengklasifikasian data, misal masalah,

penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan lain-lain.

• Menentukan satuan untuk membuat urutan, misalnya rupiah, frekuensi, unit

dan lain-lain.

• Mengumpulkan data sesuai interval waktu yang telah ditentukan.

• Membuat ranking data dari yang terbesar hingga yang terkecil.

• Menghitung frekuensi kumulatif yang digunakan.

• Menggambarkan diagram batang menunjukkan tingkat kepentingan relative

masing-masing masalah.

Untuk menggambarkan bentuk diagram pareto, misal menentukan penyebab

gangguan telekomunikasi.

No

. Faktor Penyebab Analisa Jumlah %

1 Materi Pesawat telepon

sudah tua

Sering terjadi

gangguan 30 75

2 Metode

Cara

menggunakan

pesawat kurang

benar

Hubungan

komunikasi

kurang lancar

6 15

3 Manusia Petugas

pemeliharaan

Komponen

pesawat menjadi

rusak

4 10

Page 22: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

18

Data pendukung diagram pareto

No. Jumlah % % Kumulatif

1 30 75 75

2 6 15 90

3 4 10 100

Jumlah 40 100

Diagram Pareto

Berdasar diagram pareto di atas bahwa faktor 1 (materi) menempati urutan

pertama dengan jumlah 30 atau 75%, faktor 2 (metode) menempati urutan

kedua dengan jumlah 6 atau 15% dan faktor 3 ( manusia) menempati urutan

ketiga dengan jumlah 4 atau 10%. Jadi kesimpulannya adalah masalah

potensial yang harus diselesaikan terlebih dahulu, yaitu faktor 1 (materi) karena

persentasenya paling tinggi, dengan mempertimbangkan langkah-langkah

perbaikan: memodifikasi atau ganti pesawat yang baru dan selanjutnya

memasang petunjuk pelaksanaan pemakaian pesawat yang baru dan

selanjutnya memasang petunjuk pelaksanaan pemakaian pesawat yang benar

dan cara pemeliharaan pesawat sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan

petugas diberi pelatihan rutin dan diberikan sertifikat keahlian.

Page 23: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

19

7. Control chart (Peta kendali)

Berfungsi dalam melakukan kontrol kualitas secara statistik yang digagas oleh

Dr. Walter A. Shewhart, yang melakukan perhitungan statistic dengan

mengambil contoh (sampel dari proses produksi secara periodik untuk melihat

dan merangkum kondisi proses.

Setiap kejadian dari kurangnya kesesuaian barang terhadap spesifikasi adalah

barang yang rusak/cacat (defect) atau barang yang tidak memenuhi satu syarat

atau lebih.

Peta kendali dapat digunakan untuk pengendalian jumlah item yang tidak

sesuai dalam suatu subgroup yang berukuran konstan.

Langkah-langkah pembuatan peta kendali sebagai berikut:

• Kumpulkan K yang merupakan banyaknya subgroup yang akan

diinspeksi.

• Menghitung jumlah cacat setiap group.

• Menghitung nilai rata-rata jumlah cacat atau garis pusat (center-line)

𝐶 =∑ 𝐶2

𝑘𝑍=1

𝑘

𝐶 = Garis Pusat

𝐶2= Banyaknya kesalahan

𝑘 = Banyaknya observasi

• Menghitung batas kendali

UCL (upper center line) = 𝐶 + 3√𝐶

LCL (lower center line) = 𝐶 − 3√𝐶

Page 24: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

20

Contoh Pembuatan Peta Kendali

Observasi Jumlah Cacat Observasi Jumlah Cacat

1 17 16 8

2 18 17 10

3 9 18 10

4 8 19 13

5 7 20 11

6 5 21 8

7 3 22 9

8 12 23 8

9 14 24 15

10 7 25 17

11 3 26 7

12 6 27 5

13 6 28 5

14 5 29 12

15 4 30 24

Garis Pusat LCL 𝐶 =286

30= 9,53

UCL = 9,53 + 3√9,53 = 18,79

LCL = 9,53 − 3√9,53 = 0,268

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Peta Kendali

Page 25: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

21

Dengan menggunakan grafik seperti di atas kita dengan mudah mengetahui

proses-proses di luar batas kendali. Peta kendali di atas menunjukkan ada satu

titik yang berada di luar batas kendali, yaitu titik 16 maka perlu dilakukan revisi

pada kondisi yang berada di luar batas kendali tersebut.

Page 26: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

22

Daftar Pustaka

Gapersz. 2001. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Handoko, T. Hani. 1984. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.

Yogyakarta: BPFE

Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Yogyakarta: Andy

Ishikawa, K. dan David JL. 1992. Pengendalian Mutu Terpadu. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Praptono. 1986. Buku Materi Pokok Statistika Pengawasan Kualitas. Jakarta:

Universitas Terbuka

Prawirasentono, Suyadi. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Page 27: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

23

Tabel Distribusi Poisson Komulatif

x λ

0,01 0,05 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60

0 0,990 0,951 0,904 0,818 0,740 0,670 0,606 0,548

1 0,999 0,998 0,995 0,982 0,963 0,938 0,909 0,878

2 0,999 0,999 0,998 0,996 0,992 0,985 0,976

3 0,999 0,999 0,999 0,998 0,996

4 0,999 0,999 0,999 0,999

5 0,999 0,999

x 0,70 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,30 1,40

0 0,496 0,449 0,406 0,367 0,332 0,301 0,272 0,246

1 0,844 0,808 0,772 0,735 0,699 0,662 0,262 0,591

2 0,965 0,952 0,937 0,919 0,900 0,879 0,857 0,833

3 0,994 0,990 0,986 0,981 0,974 0,966 0,956 0,946

4 0,999 0,998 0,997 0,996 0,994 0,992 0,989 0,985

5 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,998 0,997 0,996

6 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

7 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

8 0,999 0'999

x 1,50 1,60 1,70 1,80 1,90 2,00 2,10 2,20

0 0,233 0,201 0,182 0,165 0,149 0,135 0,122 0,110

1 0,557 0,524 0,493 0,462 0,433 0,406 0,379 0,354

2 0,808 0,783 0,757 0,730 0,703 0,676 0,649 0,622

3 0,934 0,921 0,906 0,891 0,874 0,857 0,838 0,819

4 0,981 0,976 0,970 0,963 0,955 0,947 0,937 0,927

5 0,995 0,993 0,992 0,989 0,986 0,983 0,979 0,975

6 0,999 0,998 0,998 0,997 0,996 0,995 0,994 0,992

7 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,998 0,998 0,998

8 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

9 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

10 0,999 0,999

Page 28: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

24

x λ

2,30 2,40 2,50 2,60 2,70 2,80 2,90 3,00

0 0,100 0,090 0,082 0,074 0,067 0,060 0,055 0,049

1 0,330 0,308 0,287 0,267 0,248 0,231 0,214 0,199

2 0,596 0,596 0,543 0,518 0,493 0,469 0,445 0,423

3 0,799 0,778 0,757 0,736 0,714 0,691 0,669 0,647

4 0,916 0,904 0,891 0,877 0,862 0,847 0,831 0,815

5 0,970 0,964 0,957 0,750 0,943 0,934 0,925 0,916

6 0,990 0,988 0,985 0,982 0,979 0,975 0,971 0,966

7 0,997 0,996 0,995 0,994 0,993 0,991 0,990 0,988

8 0,999 0,999 0,998 0,998 0,998 0,997 0,996 0,996

9 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,998

10 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

11 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

12 0,999 0,999

x 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00

0 0,030 0,018 0,011 0,006 0,004 0,002 0,001 0,000

1 0,135 0,091 0,061 0,040 0,026 0,017 0,011 0,007

2 0,320 0,238 0,173 0,124 0,088 0,061 0,043 0,029

3 0,536 0,433 0,342 0,265 0,201 0,151 0,111 0,081

4 0,725 0,628 0,523 0,440 0,357 0,285 0,223 0,172

5 0,857 0,785 0,702 0,615 0,528 0,445 0,369 0,300

6 0,934 0,889 0,831 0,762 0,686 0,606 0,526 0,449

7 0,973 0,948 0,913 0,866 0,809 0,743 0,672 0,598

8 0,990 0,978 0,959 0,931 0,894 0,847 0,791 0,729

9 0,996 0,991 0,982 0,968 0,946 0,916 0,877 0,830

10 0,998 0,997 0,993 0,986 0,974 0,957 0,933 0,901

11 0,999 0,999 0,997 0,994 0,989 0,979 0,966 0,946

12 0,999 0,999 0,999 0,997 0,995 0,991 0,983 0,973

13 0,999 0,999 0,999 0,999 0,998 0,996 0,992 0,987

14 0,999 0,999 0,999 0,999 0,998 0,997 0,994

15 0,999 0,999 0,999 0,999 0,998 0,997

16 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999

17 0,999 0,999 0,999 0,999

18 0,999 0,999 0,999

19 0,999 0,999

20 0,999

Page 29: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

25

x λ

7,50 8,00 8,50 9,00 9,50 10,00 15,00 20,00

0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

1 0,004 0,003 0,001 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000

2 0,020 0,013 0,009 0,006 0,004 0,002 0,000 0,000

3 0,059 0,042 0,030 0,021 0,014 0,010 0,000 0,000

4 0,132 0,099 0,074 0,054 0,040 0,029 0,000 0,000

5 0,241 0,191 0,149 0,115 0,088 0,067 0,002 0,000

6 0,378 0,313 0,256 0,206 0,164 0,130 0,007 0,000

7 0,524 0,452 0,385 0,323 0,268 0,220 0,018 0,000

8 0,661 0,592 0,523 0,455 0,391 0,332 0,037 0,002

9 0,776 0,716 0,652 0,587 0,521 0,457 0,069 0,005

10 0,862 0,815 0,763 0,705 0,645 0,583 0,118 0,010

11 0,920 0,888 0,848 0,803 0,751 0,696 0,184 0,021

12 0,957 0,936 0,909 0,875 0,836 0,791 0,267 0,039

13 0,978 0,965 0,948 0,926 0,898 0,864 0,363 0,066

14 0,989 0,982 0,972 0,958 0,940 0,916 0,465 0,104

15 0,995 0,991 0,986 0,977 0,966 0,951 0,568 0,156

16 0,998 0,996 0,993 0,988 0,982 0,972 0,664 0,221

17 0,999 0,998 0,997 0,994 0,991 0,985 0,748 0,297

18 0,999 0,999 0,998 0,997 0,995 0,992 0,819 0,381

19 0,999 0,999 0,999 0,998 0,998 0,996 0,875 0,470

20 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,998 0,917 0,559

21 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,946 0,643

22 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999 0,967 0,720

23 0,999 0,999 0,999 0,999 0,980 0,787

24 0,999 0,999 0,988 0,843

25 0,999 0,999 0,993 0,887

26 0,999 0,996 0,992

27 0,998 0,947

28 0,999 0,965

29 0,999 0,978

30 0,999 0,986

31 0,999 0,991

32 0,999 0,995

33 0,999 0,997

34 0,998

Sumber: D.C. Montgomery (1995)

Page 30: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

26

z .0 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09

0.0 0.000 .0040 .0080 .0120 .1600 .0199 .0239 .0279 .0319 .0339

0.1 .0398 .0438 .0478 .0517 .0557 .0598 .0636 .9675 .0714 .0754

0.2 .0793 .0832 .0871 .0910 .0948 .0987 .1026 .1064 .1103 .1141

0.3 .1179 .1217 .1255 .1293 .1331 .1368 .1406 .1443 .1480 .1517

0.4 .1554 .1591 .1682 .1664 0,17 .1736 .1772 .1808 .1844 .1879

0.5 .1915 .1950 .1985 .2019 .2054 .2088 .2123 .2157 0,219 .2224

0.6 .2258 .2291 .2324 .2357 .2369 .2472 .2454 .2488 .2518 .2549

0.7 .2580 .2612 .2642 .2673 .2704 .2734 .2764 .2794 .2823 .2852

0.8 .2881 .2910 .2939 .2967 .2996 .3023 .3051 .3078 .3106 .3133

0.9 .3159 .3186 .3212 .3238 .3264 .3289 .3315 .3340 .3365 .3389

1.0 .4130 .3438 .3461 .3485 .3508 .3531 .3554 .3577 .3599 .3621

1.1 .3643 .3665 .3686 .3708 .3729 .3749 .3770 .3790 .3810 .3833

1.2 .3849 .3869 .3888 .3907 .3925 .3944 .3962 .3980 .3997 .4015

1.3 .4032 .4049 .4066 .4082 .4099 .4115 .4131 .4147 .4162 .4177

1.4 .4192 .2407 .4222 .4236 .4251 .4265 .4279 .4292 .4306 .4319

1.5 .4332 .4345 .4357 .4370 .4382 .4394 .4406 .4418 .4429 .4441

1.6 .4452 .4463 .4474 .4484 .4495 .4505 .4515 .4525 .4535 .4545

1.7 .4554 .4564 .4573 .5482 .4591 .4599 .4608 .4616 .4625 .4633

1.8 .4541 .4649 .4656 .4664 .4671 .4678 .4686 .4693 .4699 .4706

1.9 .4713 .4719 .4726 .4732 .4738 .4744 .4750 .4758 .4761 .4767

2.0 .4772 .4778 .4783 .4788 .4793 .4798 .4803 .4808 .4812 .4817

2.1 .4821 .4826 .4830 .4834 .4838 .4842 .4846 .4850 .4854 .4857

2.2 .4861 .4864 .4868 .4871 .4875 .4878 .4881 .4884 .4887 .4890

2.3 .4893 .4896 .4898 .4901 .4904 .4906 .4909 .4911 .4913 .4916

2.4 .4918 .4920 .4922 .4925 .4827 .4929 .4931 .4932 .4934 .4936

2.5 .4838 .4940 .4941 .4943 .4945 .4946 .4948 .4949 .4951 .4952

2.6 .4953 .4955 .4956 .4957 .4959 .4960 .4961 .4962 .4963 .4964

2.7 .4965 .4966 .4967 .4968 .4969 .4970 .4971 .4972 .4973 .4974

2.8 .4974 .4975 .4976 .4977 .4977 .4978 .4979 .4979 .4981 .4981

2.9 .4981 .4982 .4982 .4983 .4984 .4984 .4985 .4985 .4986 .4986

3.0 .4978 .4987 .4987 .4988 .4988 .4989 .4989 .4989 .4990 .4990

3.1 .4990 .4991 .4991 .4991 .4992 .4992 .4992 .4992 .4993 .4993

3.2 .4993 .4993 .4994 .4994 .4994 .4994 .4994 .4995 .4995 .4995

3.3 .4995 .4995 .4995 .4996 .4996 .4996 .4996 .4996 .4996 .4997

3.4 .4997 .4997 .4997 .4997 .4997 .4997 .4997 .4997 .4997 .4998

3.5 .4998 .4998 .4998 .4998 .4998 .4998 .4998 .4998 .4998 .4998

3.6 .4998 .4998 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999

3.7 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999

3.8 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999 .4999

3.9 .5000 .5000 .5000 .5000 .5000 .5000 .5000 .5000 .5000 .5000

Tabel Distribusi Normal Luas di Bawah Kurva Normal dari 0 sampai z

Page 31: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

27

Tabel Faktor untuk menyederhanakan Center Line dan Batas Pengendali

Pengamatan

n sampel

Peta Kendali X Peta Kendali S Peta Kendali R

Faktor untuk Batas

Kendali Faktor untuk

Center Line Faktor Untuk Batas Kendali

Faktor untuk

Center Line Faktor Untuk Batas Kendali

A A2 A3 c4 1/c4 B3 B4 B5 B6 d2 1/d2 d3 D1 D2 D3 D4

2 2.121 1.880 2.659 0,7979 1,2533 0 3.267 0 2.606 1,128 0,8855 0,853 0 3.686 0 3.267

3 1.732 1.023 1.195 0,8862 1,1284 0 2.568 0 2.276 1,639 0,6101 0,888 0 4.358 0 2.574

4 1.500 0.729 1.628 0,9213 1,0854 0 2.266 0 2.088 2,059 0,4857 0,88 0 4.698 0 2.282

5 1.342 0.577 1.427 0,94 1,0638 0 2.089 0 1.964 2,326 0,4299 0,864 0 4.918 0 2.114

6 1.225 0.483 1.287 0,9515 1,051 0.030 1.970 0.029 1.874 2,534 0,3946 0,848 0 5.078 0 2.004

7 1.134 0.419 1.182 0,9594 1,0423 0.118 1.882 0.113 1.806 2,704 0,3698 0,833 0.204 5.204 0.076 1.924

8 1.061 0.373 1.099 0,965 1,0363 0.185 1.815 0.179 1.751 2,847 0,3512 0,82 0.388 5.306 0.136 1.864

9 1.000 0.337 1.032 0,9693 1,0317 0.239 1.761 0.232 1.707 2,97 0,3367 0,808 0.547 5.393 0.184 1.816

10 0.949 0.308 0.975 0,9727 1,0281 0.284 1.716 0.276 1.669 3,078 0,3249 0,797 0.687 5.469 0.223 1.777

11 0.905 0.285 0.927 0,9754 1,0252 0.321 1.679 0.313 1.637 3,173 0,3152 0,787 0.811 5.535 0.256 1.744

12 0.866 0.266 0.886 0,9776 1,0229 0.354 1.646 0.346 1.610 3,258 0,3069 0,778 0.922 5.594 0.283 1.717

13 0.832 0.249 0.850 0,9794 1,021 0.382 1.618 0.374 1.585 3,336 0,2998 0,77 1.025 5.647 0.307 1.693

14 0.802 0.235 0.817 0,981 1,0194 0.406 1.594 0.399 1.563 3,407 0,2935 0,763 1.118 5.696 0.328 1.672

15 0.775 0.223 0.789 0,9823 1,018 0.428 1.572 0.421 1.544 3,472 0,288 0,756 1.203 5.741 0.347 1.653

16 0.750 0.212 0.763 0,9835 1,0168 0.448 1.552 0.440 1.526 3,532 0,2831 0,75 1.282 5.782 0.363 1.637

17 0.728 0.203 0.739 0,9845 1,0157 0.466 1.534 0.458 1.511 3,588 0,2787 0,744 1.356 5.820 0.378 1.622

18 0.707 0.194 0.718 0,9854 1,0148 0.482 1.518 0.475 1.496 3,64 0,2747 0,739 1.242 5.856 0.391 1.608

19 0.688 0.187 0.698 0,9862 1,014 0.497 1.503 0.490 1.483 3,689 0,2711 0,734 1.487 5.891 0.403 1.597

20 0.671 0.180 0.680 0,9869 1,0133 0.510 1.490 0.504 1.470 3,753 0,2665 0,729 1.549 5.921 0.415 1.585

21 0.655 0.173 0.663 0,9876 1,0126 0.523 1.477 0.516 1.459 3,778 0,2647 0,724 1.605 5.951 0.425 1.575

22 0.640 0.167 0.647 0,9882 1,0119 0.534 1.466 0.528 1.448 3,819 0,2618 0,72 1.659 5.979 0.434 1.566

23 0.626 0.162 0.633 0,9887 1,0114 0.545 1.455 0.539 1.438 3,858 0,2592 0,716 1.710 6.006 0.443 1.557

24 0.612 0.157 0.619 0,9892 1,0109 0.555 1.445 0.549 1.429 3,895 0,2567 0,712 1.759 6.031 0.451 1.548

25 0.600 0.153 0.606 0,9896 1,0105 0.565 1.435 0.559 1.420 3,931 0,2544 0,708 1.806 6.056 0.459 1.541

Page 32: OLEH : Ir. I GEDE PUTU JONI, MT.

28