Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

118
i ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENGADAAN AKTIVA DENGAN CARA SEWA GUNA USAHA (LEASING) DAN PEMBELIAN TUNAI DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. ELS INDONESIA PRIMA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

Page 1: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

i

ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK

PENGADAAN AKTIVA DENGAN CARA SEWA GUNA USAHA

(LEASING) DAN PEMBELIAN TUNAI DALAM RANGKA

PENGHEMATAN PAJAK

PADA PT. ELS INDONESIA PRIMA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

HIDAYATULLAH

106082002613

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

ii

Page 3: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

iii

Page 4: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

iv

Page 5: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Hidayatullah

NIM : 106082002613

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat, maka skripsi ini dianggap gugur

dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 30 November 2010

Hidayatullah

Page 6: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Hidayatullah

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang/6 Agustus 1988

Alamat : Jl. Karayawan 3 No 23 Rt 001/07 ciledug,

Tangerang

Anak ke : 3 (tiga) dari 4 bersaudara

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon : 08989115018

E-mail : [email protected]

Kewarganegaraan : WNI

Hobi : Travelling

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD N 11 Pagi Joglo : 1994-2000

2. SMP Nur Insan : 2000-2003

3. MAN 10 Jakarta : 2003-2006

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2006-2010

PENDIDIKAN NON-FORMAL

1. KKS di Desa Gunung Datar, Pandeglang : 2009

2. Training Sertifikasi ISO 9000:2008 : 2009

3. Brevet A & B UIN Angkatan 2 : 2010

Page 7: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

vii

ABSTRACT

Cash purchasing is the amount of capital money paid to obtain fixed asset

including invoice price and all cost that is paid until the fixed asset is ready to use. On

the other hand, leasing is all company's payment activities in the form of providing

capital goods to be used by a company within a certain period that is based on

occasional payments and the company's option to purchase the capital goods or to

prolong the leasing period according to the residual value, which has already been

agreed on. One of the many kinds of leasing is financial lease, which is a leasing

activity where the lessee at the end of the contract period has the option to purchase

the leasing object based on the residual value that has been agreed on. Leasing is

governed in the Standard of Financial Accounting Number 30 and in the Decree of

Finance Ministry Number 1169/KMK.01/1991.

The purpose of this study is to analyze the comparison of the gain of fixed asset

in cash purchasing and leasing in determining the amount of taxation money that could

be saved by the Els Indonesia Prima Ltd.

Keywords: Tax planning, acquisition asset, leasing, cash purchasing

Page 8: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

viii

ABSTRAKSI

Pembelian tunai adalah sejumlah uang kas yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan

sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan. Sedangkan Leasing adalah setiap kegiatan

pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk

digunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-

pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut

untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka

waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Salah satu jenis

leasing adalah financial lease yaitu suatu kegiatan leasing dimana lessee pada akhir

masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing berdasarkan nilai

sisa yang telah disepakati bersama. Sewa Guna Usaha (Leasing) diatur dalam Standar

Akuntansi Keuangan Nomor 30 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

1169/KMK.01/1991.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan perolehan

aktiva tetap secara pembelian tunai dan sewa guna usaha (leasing) dalam menentukan

besarnya penghematan pajak yang dapat diperoleh PT. Els Indonesia Prima

Kata kunci: Perencanaan pajak, pengadaan aktiva, sewa guna usaha, pembelian tunai.

Page 9: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, tak ada kata yang pantas penulis ucapkan

selain ungkapan puja dan puji serta rasa syukur atas karunia yang tak terhingga yang

diberikan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi

syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi, penulis mempersembahkan skripsi

dengan judul “Analisis Perbandingan Perencanaan Pajak Untuk Pengadaan

Aktiva Dengan Cara Sewa Guna Usaha (Leasing) dan Pembelian Tunai Dalam

Rangka Penghematan Pajak pada PT. Els Indonesia Prima”. Sholawat serta

salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, juga kepada

keluarga, sahabat dan ummatnya yang senantiasa mengikuti jejak dan langkah beliau

sampai hari akhir nanti, amiin.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku tercinta, Yusuf, Alm. Suhaimah dan pamanku Dahlan Alwan

yang telah dan selalu memberi dukungan, baik do’a maupun finansial serta kasih

sayang yang berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

3. Keluargaku, kakakku Yanti, Fauzi, adikku Umi, saudara-saudaraku, dan sahabat

terdekatku wiwi beserta keluarga yang telah dan selalu memberikan do’a,

menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Fitri Damayanti SE. Ak.,Msi selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

Page 10: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

x

penulisan skripsi ini, serta selalu setia mendampingi dan membantu penulis

selama sidang skripsi berlangsung, dan juga ilmu yang bermanfaat kepada penulis

selama proses perkuliahan.

7. Bapak Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini, terutama di

seminar proposal.

8. Tim penguji komprehensif, Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku penguji ahli,

Bapak Drs. Abdul hamid cebba MBA, Ak, CPA, selaku ketua dan Ibu Yusro,

SE.,M.Si, selaku sekretaris yang telah memberikan dukungan dan saran dalam

mengembangkan ilmu akuntansi yang telah dipelajari menjadi lebih luas lagi dan

telah memberikan kelulusan kepada penulis.

9. Tim penguji skripsi, Bapak Prof. Azzam Jasin.,MBA selaku penguji ahli I dan Ibu

Yessi Fitri SE.,Ak.,M.Si selaku penguji ahli II dan selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan banyak masukan dan telah memberikan kelulusan kepada

penulis.

10. Bapak iskandar yusuf, selaku direktur utama PT. ELS Indonesia prima, Terima

kasih atas kebaikan hatinya dalam memberikan arahan, waktu dan data-data yang

Penulis butuhkan untuk penulisan skripsi.

11. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri, Pa Ismed, Bu siska dan Bu Dewi yang telah

memberikan bantuan dan arahan kepada penulis dalam mengurus administrasi

dengan lancar.

12. Teman-teman seperjuanganku Akuntansi Perpajakan, Akuntansi Pajak, Akuntansi

Manajemen angkatan 2006, khususnya Akuntansi C (Heri, Irfan, feri, Fajar,

Jamal, Ajik, Febi, Huda, Hasim, Reza, Ibnu, Fery, fenti, fika, Intan Dewinta,

Maul, Fitri, Izumi, Herty, Isti, Nia, dan semua anak2 kelas C, Makasih untuk rasa

kebersamaan yang kalian berikan selama ini dan Akuntansi Pajak A (Sukma,

Tomi, Syahrul, Mufti, Zenal Makasih untuk semangatnya).

Page 11: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xi

13. Sahabat-sahabat SMA ku, Tomi dan Bakri, serta sahabat-sahabat yang selalu

memberikan semangat selama pembuatan skripsi ini, Makasih untuk

dukungannya.

14. Semua teman-teman penulis yang belum disebut di atas, terima kasih atas segala

bantuannya selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2010

Hidayatullah

Page 12: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................ ii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi .......................................................................... iii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif .............................................................. iv

Lembar pernyataan skripsi .................................................................................. v

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vi

Abstract .................................................................................................................. vii

Abstrak .................................................................................................................. viii

Kata Pengantar ..................................................................................................... ix

Daftar Isi ................................................................................................................ xii

Daftar Tabel .......................................................................................................... xv

Daftar Gambar ...................................................................................................... xvii

Daftar Lampiran .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

D. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 7

Bab II Landasan Teori

A. Dasar-Dasar Perpajakan .............................................................................. 8

1. Pengertian Pajak ................................................................................... 8

2. Unsur Pajak .......................................................................................... 9

3. Fungsi Pajak ......................................................................................... 10

4. Pengelompokkan Pajak ........................................................................ 11

5. Sistem Pemungutan Pajak .................................................................... 13

6. Hambatan Pemungutan Pajak .............................................................. 13

B. Pengertian Manajemen dan Perencanaan Pajak .......................................... 14

1. Aspek-aspek dalam Perencanaan Pajak ............................................... 16

2. Tahapan Perencanaan Pajak ................................................................. 16

3. Strategi Umum Perencanaan Pajak ...................................................... 17

Page 13: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xiii

C. Aktiva Tetap dan Penyusutannya ................................................................ 18

1. Pengertian Aktiva Tetap ....................................................................... 18

2. Penyusutan Aktiva Tetap ..................................................................... 20

3. Metode Penyusutan .............................................................................. 23

D. Harga Perolehan Aktiva Tetap .................................................................... 26

1. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Pembelian Secara Tunai ..................... 26

2. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Pembelian Secara angsuran ................ 27

3. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Cara Pertukaran .................................. 27

4. Aktiva Tetap Ditukar Dengan Surat-Surat Berharga ............................. 27

5. Aktiva Tetap Yang Diperoleh Dari Pemberian atau Hadiah .................. 28

E. Sewa Guna Usaha {Leasing) ...................................................................... 28

1. Definisi Leasing, Lessor, Lessee ............................................................ 28

2. Jenis-Jenis Sewa Guna Usaha {Leasing) ............................................... 30

3. Pelaksanaan Transaksi Leasing .............................................................. 32

4. Perlakuan Akuntansi Oleh Perusahaan Leasing (Lessor) ....................... 33

F. Penelitian Sebelunya ................................................................................... 35

G. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 38

Bab III Metodologi Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 39

B. Metode Penelitian Sampel ........................................................................... 39

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 40

1. Penelitian lapangan (Field Research) ..................................................... 40

2. Penelitian kepustakaan (Library Research) ............................................ 40

D. Metode Analisis Data .................................................................................. 41

E. Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 41

Bab IV Pembahasan

A. Latar belakang perusahaan .......................................................................... 43

1. Misi Perusahaan ..................................................................................... 45

2. Visi Perusahaan ...................................................................................... 46

B. Penerapan Metode Sewa Guna Usaha (Financial Lease) Atas Aktiva

Tetap Perusahaan ........................................................................................ 46

1. Asumsi Penentuan Leasing .................................................................... 48

Page 14: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xiv

2. Penentuan Besarnya Biaya Leasing ....................................................... 51

3. Perhitungan Leasing ............................................................................... 51

4. Penerapan Leasing dalam Perusahaan .................................................... 58

5. Keseragaman Metode Akuntansi dan Perpajakan Atas Aktiva

Tetap Perusahaan .................................................................................... 62

C. Perbandingan Alternatif Financial Lease Dan Pembelian Tunai

Serta Implikasinya Terhadap Penghematan Pajak ...................................... 63

1. Prosedur Penentuan Dalam Analisis Perbandingan ............................... 63

2. Perbandingan Perhitungan Lease dan Pembelian Atas Aktiva Tetap .... 65

3. Hasil Perbandingan terhadap Penghematan Pajak ................................. 78

4. Penilaian Atas Hasil Perbandingan Dalam Pengambilan Keputusan ..... 87

Bab V Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan ................................................................................................. 90

B. Saran ............................................................................................................ 91

Daftar pusrtaka ..................................................................................................... 92

Lampiran-lampiran .............................................................................................. 94

Page 15: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xv

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Penelitian terdahulu........................................................................... 36

4.1 Tingkat suku bunga yang digunakan................................................. 49

4.2 Objek perhitungan leasing................................................................. 51

4.3 Perhitungan financial lease atas mesin WSB 4500H....................... 53

4.4 Perhitungan financial lease atas mesin IC4 4832 R.......................... 56

4.5 Keseragaman metode akuntansi dan pajak....................................... 62

4.6 Perhitungan biaya leasing mesin WSB 4500H – alternatif lease...... 66

4.7 Perhitungan biaya penyusutan atas nilai opsi mesin WSB 4500H –

alternatif lease...................................................................................

69

4.8 Perhitungan biaya mesin WSB 4500H – alternatif pembelian.......... 71

4.9 Perhitungan biaya leasing mesin IC4 4832 R – alternatif lease........ 72

4.10 Perhitungan biaya penyusutan atas nilai opsi mesin IC4 4832 R –

alternatif lease...................................................................................

75

4.11 Perhitungan biaya penyusutan atas nilai opsi mesin IC4 4832 R –

alternatif lease...................................................................................

77

4.12 Perbandingan deductible expenses per tahn - mesin WSB 4500H... 79

4.13 Total Perbandingan Harga Perolehan dan Deductible expenses -

Mesin WSB 4500 H………………………………………………..

80

4.14 Tabel Perbandingan Penghematan Pajak Lease dan Pembelian -

mesin WSB 4500 H………………………………………………...

81

4.15 Perbandingan Deductible expenses Per Tahun - Mesin IC4 4832 R 81

4.16 Perbandingan Deductible expenses Per Tahun - Mesin IC4 4832 R 83

4.17 Total Perbandingan Harga Perolehan dan Deductible expenses -

Mesin IC4 4832 R………………………………………………….

84

4.18 Tabel Perbandingan Penghematan Pajak Lease dan Pembelian -

Page 16: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xvi

Mesin IC4 4832 R…………………………………………………. 85

4.19 Perbandingan Nilai Penghematan Pajak Per Tahun - Mesin IC4

4832 R……………………………………………………………...

86

Page 17: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xvii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka pemikiran............................................................................ 38

Page 18: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Surat izin riset..................................................................... 94

2 Daftar kendaraan dan mesin PT. Els Indonesia Prima........ 95

3 Suku bunga BI..................................................................... 96

Page 19: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan

alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

meminimalkan pengeluaran perusahaan dan dengan demikian keuntungan yang

diperoleh dapat semakin meningkat. Beberapa alternatif pembiayaan pembelian

aktiva tetap antara lain adalah pembiayaan secara tunai, kredit atau secara leasing.

Usaha leasing diperkenalkan untuk pertama kali di indonesia pada tahun

1974 dengan dikeluarkannya keputusan bersama tiga menteri: menteri keuangan,

menteri perdagangan, dan menteri perindustrian dengan No.Kep-122/MK/2/1974,

No.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/1974 tanggal 7 februari 1974 tentang

perizinan usaha leasing. Leasing adalah suatu perjanjian yang mempunyai sifat-

sifat tersendiri, yang berbeda dengan perjanjian–perjanjian seperti pembelian

dengan angsuran maupun pinjaman uang dari bank (Hakim, 2007:49).

Pembiayaan tunai merupakan salah satu jenis pembiayaan dengan

memanfaatkan kas atau uang tunai yang dapat dipakai oleh suatu perusahaan.

Kecenderungan yang terjadi selama ini adalah pembiayaan secara tunai dilakukan

untuk pembelian peralatan atau barang modal yang nilai harga perolehannya tidak

terlalu besar. Pembiayaan secara tunai dilakukan dengan memperhatikan posisi

Page 20: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

2

saldo kas minimum sehingga tidak menganggu posisi kas yang digunakan untuk

biaya operasional jangka pendek.

Pengertian leasing (sewa guna usaha) adalah kegiatan pembiayaan dalam

bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi

(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk

digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran

berkala. Pengertian lain dari leasing (sewa guna usaha) adalah suatu kontrak antara

lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal), dimana

lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan barang modal selama

jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan berkala dari lessee, dan lessee

diberikan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut tetap menjadi milik

lessor selama jangka waktu kontrak leasing (Lubis, 2007:33).

Jenis sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi sewa guna usaha

dengan hak opsi dan sewa guna usaha tanpa hak opsi. Sewa guna usaha dengan

hak opsi (finance/capital lease) adalah sewa guna usaha dimana penyewa (lessee)

pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli. Kegiatan sewa guna

usaha yang digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi apabila

memenuhi semua kriteria sebagai berikut:

a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama

ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan

barang modal dan keuntungan lessor

Page 21: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

3

b. Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk

barang modal golongan 1, 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II, III

dan 7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan.

c. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

Sedangkan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa

guna usaha dimana penyewa atau lessee pada akhir masa kontrak tidak

mempunyai hak opsi membeli obyek sewa guna usaha tersebut. Kegiatan sewa

guna usaha yang digolongkan sebagai tanpa hak opsi apabila memenuhi semua

kriteria sebagai berikut:

a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama

tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal yang dsewa guna usahakan

ditambah keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor.

b. Perjanjian sewa guna usaha tidak memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee

(Lubis, 2007: 34).

Keuntungan pembiayaan dengan sistem sewa guna usaha atau leasing

antara lain karena adanya pembiayaan jangka panjang atau menengah. Dilihat dari

perspektif ekonomi, pembiayaan jangka panjang atau menengah ini sesuai dengan

adanya umur ekonomis barang modal. Selain itu, leasing memungkinkan

pengoptimalan dana investasi karena dana investasi barang modal dapat dialihkan

untuk investasi hasil cepat lainnya, misalnya modal kerja atau investasi surat-surat

berharga.

Page 22: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

4

Leasing juga dianggap lebih mempunyai nilai fleksibilitas dalam struktur

kontrak, sehingga dapat dilakukan beberapa pembaharuan perjanjian yang

dianggap masih menguntungkan perusahaan. Selain memilih alternatif pembiayaan

yang paling menguntungkan bagi perusahaan, harus diupayakan bagaimana cara

meminimalkan pajak supaya beban pajak perusahaan dapat ditekan serendah

mungkin.

Perencanaan pajak (tax planning) adalah upaya untuk menghemat pajak

dengan cara merekayasa agar beban pajak serendah mungkin dengan

memanfaatkan peraturan yang ada. Perencanaan pajak merupakan upaya legal

yang bisa dilakukan wajib pajak. Tindakan tersebut legal karena penghematan

pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur.

Dengan pembiayaan secara tunai, jumlah yang dapat dibiayakan dalam

rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutannya dan biaya

penyusutannya ditentukan oleh metode penyusutan dan umur ekonomis yang telah

ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Sedangkan pembelian melalui kredit, jumlah

yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena

pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank,

ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk

penyelesaian administrasi kredit bank. Besarnya biaya penyusutan antara lain

ditentukan oleh masa manfaat (umur ekonomis) dan metode penyusutan yang telah

ditetapkan oleh peraturan perpajakan (Suandy, 2001: 56).

Page 23: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

5

Berdasarkan ketentuan perpajakan yang ditetapkan pemerintah, leasing

dianggap dapat digunakan sebagai penghematan pengeluaran pajak. Besarnya

penghematan pajak pada leasing dilakukan dengan menghitung jumlah biaya yang

dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Dengan

leasing, biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh lease fee dan biaya

penyusutan sebesar nilai opsi. Biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan beserta

bunga apabila dijumlahkan maka biaya leasing akan lebih mahal dibandingkan

dengan pembelian secara tunai, tetapi penghematan pajaknya jauh lebih besar

karena semua lease fee dapat dibiayakan dan jangka waktu sewa guna usaha (lease

term) lebih pendek dari umur ekonomis.

Keringanan pajak pada alternatif pembiayaan secara leasing adalah tentang

keberadaan barang modal. Pada neraca yang mencatat keberadaan aktiva tetap,

antara lessee dengan lessor berbeda, tergantung adanya hak opsi atau tidak ada hak

opsi. Berdasarkan pencatatan aktiva tetap pada neraca tersebut akan timbul suatu

penyusutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengenaan pajak

Penelitian ini akan melihat bagaimana penerapan perencanaan pajak untuk

menentukan pembiayaan yang mempunyai penghematan pajak terbesar di PT. Els

Indonesia Prima yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

Oleh karena itu penulis tertarik melakukan analisa terhadap perusahaan

yang menggunakan pembelian tunai dalam pengadaan atau perolehan aktiva

tetapnya untuk dibandingkan dengan alternatif pembiayaan leasing atau sewa guna

usaha dalam tugas akhir ini dengan judul: ”Analisis Perbandingan Perencanaan

Page 24: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

6

pajak untuk pengadaan aktiva dengan cara sewa guna usaha (leasing) dan

pembelian tunai dalam rangka penghematan pajak pada PT. Els Indonesia

Prima”.

B. Perumusan Masalah Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, yang akan menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian ini berkaitan dengan analisis perbandingan perencanaan pajak

untuk pengadaan aktiva dengan cara sewa guna usaha (leasing) dan pembelian

tunai dalam rangka penghematan pajak. Penulis mencoba untuk merumuskan

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan atas pengadaan aktiva pada PT. Els Indonesia Prima ?

2. Adakah perbedaan secara signifikan atas penerapan sewa guna usaha dan

pembelian tunai dalam penghematan pajak pada PT. Els Indonesia Prima?

C. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui penerapan metode sewa guna usaha (leasing) atas aktiva

tetap perusahaan.

2. Untuk mengetahui besarnya perbedaan yang signifikan antara penerapan sewa

guna usaha (leasing) dan pembelian tunai dalam penghematan pajak.

Page 25: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

7

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Perusahaan

Sebagai saran dan masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam perusahaan

dalam menilai dan meningkatkan kinerja perusahaan secara optimal di masa

yang akan datang.

2. Penulis

Menambah pengetahuan yang lebih mendalam baik teori maupun praktek

yang diterapkan dalam bidang akuntansi dan perpajakan khususnya transaksi

sewa guna usaha (leasing).

Page 26: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dasar-Dasar Perpajakan

1. Pengertian pajak

Pengertian pajak menurut Mardiasmo dalam buku “Perpajakan”

(2009:1) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik

(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”.

Menurut Adriani, “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat

ditunjuk, yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubung

tugas negara menyelenggarakan pemerintahan”.

Menurut Feldman “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh

dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara

umum), tanpa adanya kontrapestasi, dan semata-mata digunakan untuk

menutup pengeluaran-pengeluara umum” (Siti Resmi, 2003:1).

Page 27: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

9

2. Unsur pajak

Dari ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki

unsur-unsur :

a. Iuran dari rakyat kepada Negara.

Artinya bahwa yang berhak melakukan pemungutan pajak adalah Negara,

baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, iuran tersebut berupa

uang (bukan barang).

b. Berdasarkan undang-undang.

Artinya bahwa walaupun Negara mempunyai hak untuk memungut pajak,

namun pelaksanaannya harus memperoleh persetujuan dari wakil-wakil

rakyat, yaitu dengan menyetujui undang-undang. Oleh karena pemungutan

pajak berdasarkan undang-undang berarti pelaksanaannya dapat dipaksa.

c. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung

dapat ditunjuk secara individual. Artinya bahwa imbalan atau kontraprestasi

oleh Negara atau pembayar pajak tersebut tidak diperuntukkan bagi rakyat

secara individual atau tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan

besarnya pajak.

d. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah baik rutin maupun pengeluaran

pembangunan.

e. Penyelenggaraan pemerintah secara umum merupakan prestasi dari Negara,

jika masih surplus digunakan untuk public investment.

Page 28: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

10

f. Pajak dipungut disebabkan karena suatu keadaan, kejadian dan perbuatan

yang memberikan kedudukan tertentu kepada seseorang.

g. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang non budgeter yaitu mengatur.

3. Fungsi pajak

Menurut Mardiasmo (2009:1) fungsi pajak terbagi menjadi dua, yaitu:

Fungsi penerimaan (budgeter), dan fungsi mengatur (regular).

a. Fungsi penerimaan (budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang di peruntukan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh : di masukannya pajak dalam

APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

b. Fungsi mengatur (regular)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di

bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh yaitu di kenakannya pajak yang

lebih tinggi terhadap minimum keras sehingga konsumsi minuman keras

dapat di tekan. Demikian pula terhadap barang mewah.

Page 29: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

11

4. Pengelompokkan pajak

Pengelompokkan pajak dibagi berdasarkan:

a. Menurut Soemarso (2007:15) pajak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

pajak langsung dan pajak tidak langsung.

1) Pajak Langsung

Dalam pengertian ekonomis, pajak langsung adalah pajak yang bebanya

harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak boleh

dilimpahkan kepada orang lain. Dalam pengertian administratif, pajak

langsung adalah pajak yang dipungut secara berkala. Contoh : Pajak

Penghasilan (PPh)

2) Pajak Tidak Langsung

Dalam pengertian ekonomis, pajak tidak langsung adalah pajak-pajak

yang bebannya dapat dilimpahkan kepada pihak ketiga atau konsumen.

Dalam pengertian administrative, pajak tidak langsung adalah pajak yang

dipungut setiap terjadi peristiwa atau perbuatan yang menyebabkan

terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang, pembuatan akte.

Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea materai.

Page 30: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

12

b. Menurut Soemarso (2007:16) sifat pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu:

pajak subjektif dan pajak objektif.

1) Pajak Subjektif (bersifat perorangan)

Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan pertama-tama

kesadaran pribadi Wajib Pajak untuk menetapkan pajaknya harus

ditemukan alasan-alasan yang objektif yang berhubungan erat dengan

keadaan materialnya, yaitu yang disebut daya pikul.

2) Pajak Objektif (bersifat kebendaan)

Pajak Objektif pertama-tama melihat kepada objeknya baik itu berupa

benda, dapat pula berupa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian barulah dicari

subjeknya (orang atau badan hukum) yang bersangkutan langsung,

dengan tidak mempersoalkan apakah subjek pajak ini berkedudukan di

Indonesia ataupun tidak.

c. Lembaga Pemungut dapat dibagi 2 yaitu: pajak pusat dan pajak daerah.

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Page 31: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

13

5. Sistem pemungutan pajak

Sistem pemungutan pajak menurut waluyo (2006:17) dikelompokkan

menjadi tiga yaitu: official assessment system, self assessment system, dan with

holding system

a. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

Wajib Pajak.

b. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib

Pajak.

6. Hambatan pemungutan pajak

Hambatan terhadap pemungutan pajak menurt mardiasmo (2003:7)

dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: perlawanan pasif danperlawanan aktif.

a. Perlawanan pasif

Page 32: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

14

Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan

antara lain:

1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.

2) Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat.

3) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik.

b. Perlawanan aktif

Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara

langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak.

Bentuknya antara lain :

1) Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar

Undang-undang.

2) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar

Undang-undang (menggelapkan pajak)

B. Pengertian Manajemen dan Perencanaan Pajak

Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses

merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam

jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun

demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan

kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat

secara optimal menghindari pemborosan sumber daya.

Page 33: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

15

Perencanaan Pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.

Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan

seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.

Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax

implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada tahap perencanaan

pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan.

Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan

dilakukan. Pada umumnya, penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah

untuk meminimimalisasi kewajiban pajak. Untuk dapat meminimalisasi kewajiban

pajak, dapat dilakukan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan

perpajakan (lawful) maupun yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful),

seperti tax avoidance dan tax evasion.

Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu

transaksi atau kejadian mempunyai dampak perpajakan. Apabila kejadian tersebut

mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat diupayakan untuk

dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya, apakah pembayaran

pajak tersebut dapat ditunda. Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi

syarat-syarat berikut:

- Tidak melanggar ketentuan perpajakan.

- Secara bisnis dapat diterima, dan

Page 34: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

16

- Bukti-bukti pendukungnya memadai.

1. Aspek-aspek dalam Perencanaan Pajak

a. Aspek Formal dan Administratif

1) Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP);

2) Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan;

3) Memotong dan/atau memungut pajak;

4) Membayar pajak;

5) Menyampaikan Surat Pemberitahuan.

b. Aspek Material

Basis penghitungan pajak adalah objek pajak. Dalam rangka

optimalisasi alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan

pembayaran pajak yang tidak lebih dan tidak kurang. Untuk itu, objek pajak

harus dilaporkan secara benar dan lengkap.

2. Tahapan perencanaan pajak

a. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base).

b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or

more possible tax plans).

c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan).

Page 35: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

17

d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the

tax plans).

e. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan).

3. Strategi umum perencanaan pajak

a. Tax Saving

Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan

alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. Misalnya,

perusahaan yang memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp 100 juta

dapat melakukan perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi

tunjangan dalam bentuk uang.

b. Tax Avoidance

Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan

menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan

objek pajak. Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu

mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian

natura karena natura bukan merupakan objek pajak PPh Pasal 21.

c. Menghindari Pelanggaran atas Peraturan Perpajakan

Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat

menghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa:

1) Sanksi administrasi: denda, bunga, atau kenaikan;

2) Sanksi pidana: pidana atau kurungan.

Page 36: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

18

d. Menunda Pembayaran Kewajiban Pajak

Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan

yang berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN.

Penundaan ini dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran

hingga batas waktu yang diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit.

Dalam hal ini, penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan

berikutnya setelah bulan penyerahan barang.

e. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan

Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai

pembayaran pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar

dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas pembelian solar dan/atau impor dan

Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas pegawai.

C. Aktiva Tetap dan Penyusutannya

1. Pengertian aktiva tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva yang menjadi hak milik perusahaan

dengan nilai yang relatif besar dan dipergunakan secara terus menerus dalam

kegiatan operasional perusahaan, yang menurut tujuan semula tidak untuk

diperjualbelikan melainkan untuk digunakan dalam kegiatan menghasilkan

barang dan jasa, dimana masa manfaatnya lebih dari satu periode akuntansi.

adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus

menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan. Pengertian

Page 37: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

19

aktiva tetap yang diberikan Erly Suandy (2001:35) yaitu : “Aktiva tetap adalah

aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih

dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat

lebih dari satu tahun.”

Dan menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) nomor 16 aktiva

tetap didefinisikan sebagai berikut, “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang

diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang

digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam

rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari

satu tahun”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap mempunyai

beberapa kriteria umum sebagai berikut:

a. Berwujud

Dalam hal ini aktiva tetap memiliki bentuk fisik yang nyata dan dapat

diamati dengan menggunakan panca indera.

b. Digunakan untuk operasi perusahaan

Aktiva tetap digunakan untuk melaksanakan atau membantu produksi

suatu barang atau memberi jasa kepada perusahaan atau pelanggannya. Jika

kriteria ini tidak tercakup maka aktiva tersebut tidak dapat dimasukkan

sebagai aktiva tetap melainkan diartikan sebagai investasi perusahaan.

c. Tidak dimaksudkan untuk diperjual belikan

Page 38: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

20

Sifat inilah yang membedakan aktiva tetap dari barang dagang

sehingga dapat dikatakan bahwa aktiva tetap bersifat non monetary yaitu

masa manfaat aktiva tetap ini timbul dari penggunaan atas jasa yang

dihasilkan dan bukan dari pengkonversian aktiva tetap tersebut ke dalam

sejumlah uang.

d. Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi

Walau tidak ada kriteria standar mengenai jangka waktu

pemakaianminimal yang dapat dipergunakan untuk membedakan mana

yangaktiva tetap atau mana yang bukan, tetapi biasanya

perusahaanmenggunakan dasar pemakaian lebih dari satu periode

akuntansisebagai pedoman.

e. Jumlahnya yang cukup material

Meski dalam hal ini tidak terdapat pedoman berupa jumlah uang

yangpasti untuk aktiva tetap, namun setiap perusahaan mempunyai pedoman

tersendiri.

2. Penyusutan aktiva tetap

Definisi penyusutan dalam buku Intermediate Accounting

menyebutkan, “Pengalokasian harga perolehan aktiva tetap yang dibebankan

pada suatu periode tertentu”, dan pengertian penyusutan menurut Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 17 Yaitu, “Penyusutan adalah alokasi jumlah

suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.”

Page 39: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

21

ciri utama aktiva tetap adalah bahwa aktiva tetap digunakan untuk

menghasilkan pendapatan selama lebih dari satu periode akuntansi. Ciri

lainnya adalah umur ekonomis dan masa manfaat yang terbatas bersamaan

dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap (kecuali tanah), akan kehilangan

kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian, harga perolehan aktiva

semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban secara teratur selama masa

manfaat yang diharapkan. Penurunan manfaat secara periodik ini disebut

penyusutan (depreciation).

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat atau

berkurangnya nilai aktiva menurut baridwan (2000:308) dapat dibagi dalam 2

(dua) kategori yaitu: faktor fisik dan faktor fungsional.

a. Faktor fisik, yang mengurangi fungsi aktiva tetap karena pemakaian, aus,

atau karena kerusakan.

b. Faktor fungsional, yang meliputi ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi

kebutuhan produksi sehingga perlu diganti karena adanya perubahan

permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan atau teknologi

sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.

Menurut baridwan (2000:309) ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam menentukan beban penyusutan setiap periode. Faktor-faktor itu ialah:

harga perolehan,nilai sisa, dan taksiran umur keguanaan.

a. Harga Perolehan

Page 40: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

22

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya

lain yang terjadi dalam memperoleh suau aktiva dan menempatkannya agar

dapat digunakan.

b. Nilai sisa (residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima

bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut

sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi

pada saat menjual/menukarnya.

c. Taksiran umur kegunaan

Taksiran umur kegunaan suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara

pemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi.

Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil

produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur aktiva, harus

dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

Dari faktor-faktor diatas dapat dihitung biaya depresiasi tiap tahun.

Biaya depresiasi ini merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya sangat

tergantung pada ketelitian penentuan ke-3 faktor di atas. Ketelitian biaya

depresiasi ini akan mempengaruhi besarnya laba rugi perusahaan setiap periode.

Apabila depresiasi tidak dihitung dengan teliti maka jumlah laba rugi

perusahaan juga menjadi tidak teliti. Kriteria Aktiva yang dapat disusutkan

adalah:

a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi

Page 41: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

23

b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas

c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau

memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

3. Metode penyusutan

Menurut Baridwan (2000:309) penyusutan dapat dilakukan dengan

berbagai metode yaitu sebagai berikut:

a. Metode garis lurus (Straight Line Method)

Metode ini adalah metode penyusutan yang paling sederhana dan banyak

digunakan. Dalam cara ini beban penyusutan tiap periode jumlahnya sama.

Penyusutan tiap tahun dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Penyusutan = HP – NS

n

Keterangan :

HP = Harga Perolehan

NS = Nilai sisa (residu)

n = Taksiran umur kegunaan

b. Metode saldo menurun ganda (Double Declining Balance Method)

Dalam metode ini, beban penyusutan tiap tahunnya menurun. Untuk dapat

menghitung beban penyusutan, dasar yang digunakan adalah persentase

penyusutan dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap

tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu

menurun maka beban penyusutan juga selalu menurun.

Page 42: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

24

c. Metode jumlah angka tahun (Sum Of The Year Digits Method)

Di dalam metode ini penyusutan dihitung dengan cara mengalikan bagian

pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan

dikurangi nilai residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut:

Pembilang = bobot untuk tahun yang bersangkutan

Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau Jumlah

angka bobot.

Contoh: Mesin yang harga perolehannya Rp. 100.000.000, residu Rp

10.000.000 ditaksir umur ekonomisnya 3 tahun, maka;

Tahun Bobot Bagian pengurang

1 3 3/6

2 2 2/6

3 1 1/6

6 6/6

Keterangan:

Penyebut dalam bagian pengurang dihitung dengan cara menjumlahkan

angka bobot = 3+2+1 = 6. Pembilang dalam bagian pengurang adalah angka

bobot tahun yang bersangkutan. Untuk tahun pertama: 3; dan seterusnya.

d. Metode jumlah unit produksi (Productive Output Method)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit

hasil produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil

produksi, sehingga penyusutan tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan

Page 43: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

25

fluktuasi hasil produksi. Untuk dapat menghitung beban penyusutan

periodik, pertama kali dihitung tarif penyusutan untuk tiap unit produk,

kemudian tarif ini akan dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan

dalam periode tersebut.

Besarnya tarif penyusutan per unit produk dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Penyusutan/unit = HP – NS

n

Keterangan:

HP = Harga perolehan

NS = Nilai sisa

n = Taksiran hasil produksi (unit)

e. Metode jam jasa (Service Hours Method)

Dalam metode ini beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa.

Beban penyusutan periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa

yang digunakan. Besarnya penyusutan per jam dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Penyusutan per jam = HP – NS

n

Keterangan:

HP = Harga perolehan

NS = Nilai sisa

n = Taksiran jam jasa

Page 44: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

26

D. Harga Perolehan Aktiva Tetap

Menurut Baridwan (2000:204) aktiva tetap dapat diperoleh dengan

berbagai cara, dimana masingmasing cara perolehan akan mempengaruhi

penentuan harga perolehan. Berikut beberapa cara perolehan aktiva tetap :

1. Perolehan aktiva tetap dengan pembelian secara tunai

Pembelian tunai memerlukan uang kas, jumlah uang yang dikeluarkan

untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang

dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan, seperti biaya angkut,

premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan

biaya percobaan. Semua biaya-biaya yang disebutkan dikapitalisasi sebagai

harga perolehan aktiva tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada

potongan tunai maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap

harga faktur.

Apabila pembelian aktiva tetap dibeli sekaligus dengan harga borongan

(lump sum), maka harga perolehannya harus dialokasikan untuk masing-masing

jenis aktiva tetap. Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan

dengan harga pasar masing-masing aktiva. Apabila harga pasarnya tidak

diketahui, alokasi harga perolehan dapat ditentukan dengan harga penilaian

menurut lembaga penilaian yang objektif.

Page 45: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

27

2. Perolehan aktiva tetap dengan pembelian secara angsuran

Jika aktiva tetap diperoleh dengan pembelian angsuran, maka harga

perolehannya tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus

dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

3. Perolehan aktiva tetap dengan cara pertukaran

Apabila aktiva tetap diperoleh dengan cara tukar-menukar, atau sering

disebut “tukar tambah” aktiva yang lama digunakan untuk membayar harga

aktiva yang baru baik seluruhnya maupun sebagian, dimana kekurangannya

dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus

digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga

pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan atau dikapitalisasikan

sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Jika harga pasar aktiva lama

maupun yang baru tidak dapat ditentukan, maka nilai buku lama akan

digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut. Disamping itu, laba

atau rugi pertukaran akan dipisahkan menjadi 2 (dua), yaitu pertama untuk

penukaran aktiva tetap yang sejenis, dan yang kedua untuk pertukaran aktiva

tetap yang tidak sejenis.

4. Aktiva tetap ditukar dengan surat-surat berharga

Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara mengeluarkan saham/obligasi,

maka aktiva tersebut harus dicatat sebesar harga pasar saham/obligasi pada saat

pembelian. Nilai saham / obligasi dicatat seharga nilai pari. Jika harga pasar

lebih besar dari harga pari selisihnya dicatat sebagai premium (agio saham) dan

Page 46: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

28

jika harga pasar lebih kecil dari harga pari maka selisihnya dicatat sebagai

discount (disagio saham).

5. Aktiva tetap yang diperoleh dari pemberian atau hadiah

Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan atau ditentukan

sendiri maka transaksi ini disebut non reciprocal transfer atau transfer yang

tidak memerlukan umpan balik.

Aktiva tetap dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan

penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent

(Appraisal Company) dan dikredit modal donasi (Donated Capital).

E. Sewa Guna Usaha (Leasing)

1. Definisi leasing, lessor, Lessee

Menurut Harahap (2000:170) sewa guna usaha (Leasing) adalah suatu

cara untuk memperoleh hak untuk menggunakan aktiva berwujud tertentu

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Menurut Harahap (2000:170) dalam buku akuntansi aktiva tetap,

mengutip dari PSAK No. 30 tentang akuntansi sewa guna usaha mendefinisikan

leasing, leasing company, dan Lessee sebagai berikut:

a. Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan

dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaranpembayaran secara

berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk

Page 47: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

29

membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang

jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.

b. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company / Lessor) adalah badan

usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentukpenyediaan

barang modal baik secara finance lease maupun operating lease untuk

digunakan oleh Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu

berdasarkan pembayaran secara berkala.

c. Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang

menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak lessor. Dari

berbagai definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bhwa bsewa guna

usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa menyewa dan menjadi

objek sewa guna usaha adalah barang modal. Dari segi pandangan hukum,

kegiatan sewa guna usaha memiliki 5 (lima) ciri yaitu:

1) Perjanjian antara lessor dengan pihak Lessee

2) Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak

3) penggunaan barang kepada pihak Lessee.

4) Lessee membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang

(asset).

5) Lessee mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode

yang ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur

ekonomi barang tersebut.

Page 48: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

30

2. Jenis-Jenis Sewa Guna Usaha (Leasing)

Menurut Harahap (2000:175) jenis-jenis leasing yang sudah dikenal

secara umum, termasuk dua jenis leasing yang tercantum dalam Keputusan

Menteri Keuangan adalah sebagai berikut:

a. Finance Lease / Capital Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan)

Finance Lease adalah suatu kegiatan leasing dimana Lessee pada akhir masa

kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing berdasarkan nilai

sisa yang telah disepakati bersama. Dalam lease ini, lessor adalah pihak

yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee biasanya memilih barang

modal yang dibutuhkan dan atas nama lessor sebagai pemilik barang nodal

tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang

modal yang menjadi objek transaksi leasing. Selama masa lease, Lessee

melakukan pembayaran leasing secara berkala dimana jumlah seluruhnya

ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual value) mencakup

pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunganya,

yang merupakan pendapatan bagi lessor.

b. Operating Lease (Sewa-Menyewa Biasa)

Operating lease adalah suatu kegiatan leasing dimana Lessee tidak

mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing. Dalam leasing ini, lessor

membeli barang modal dan selanjutnya di sewagunausahakan kepada Lessee.

Berbeda dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaran leasing tidak

mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal

Page 49: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

31

tersebut berikut dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan karena lessor

mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang

disewagunausahakan atau melalui beberapa kontrak leasing lainnya. Dalam

leasing ini dibutuhkan keahlian khusus dari lessor untuk memelihara dan

memasarkan kembali barang modal yang disewagunausahakan, sehingga

lessor biasanya bertanggungjawab atas biaya-biaya pelaksanaan leasing

seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang modal yang

bersangkutan.

c. Sales-Type Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan)

Leasing ini merupakan transaksi pembiayaan secara langsung (direct

financial lease) dimana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang

diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga merupakan lessor.

Leasing ini seringkali menjadi suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan

tertentu.

d. Leveraged lease

Transaksi leasing jenis ini melibatkan setidaknya tiga pihak yakni Lessee,

lessor dan kreditur jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari

transaksi leasing.

Page 50: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

32

3. Pelaksanaan Transaksi Leasing

Ditinjau dari teknis pelaksanaannya, transaksi leasing dapat dibagi

menjadi dua yaitu: direct Lease dan sale and leaseback.

a. Direct Lease (Sewa Menyewa Usaha Langsung)

Dalam transaksi ini Lessee belum pernah memiliki barang modal yang

menjadi objek leasing sehingga atas permintaannya lessor membeli barang

modal tersebut.

b. Sale and Leaseback (Penjualan dan Penyewaan Kembali)

Dalam transaksi ini, Lessee terlebih dahulu menjual barang modal yang

sudah dimilikinya kepada lessor dan atas barang modal yang sama ini

kemudian dilakukan kontrak leasing antara Lessee (pemilik semula) dengan

lessor. Dalam hal-hal tertentu dikenal Sewa Guna Usaha (Syndicated Lease)

dimana beberapa perusahaan leasing secara bersama melakukan transaksi

leasing dengan satu Lessee. Leasing ini dilakukan karena nilai transaksi yang

terlampau besar atau karena faktor-faktor lain. Salah satu perusahaan leasing

akan ditunjuk sebagai koordinator sehingga Lessee cukup berkomunikasi

dengan perusahaan ini untuk melaksanakan segala sesuatu yang menyangkut

transaksi leasing. Pelaksanaan transaksi ini dapat dilakukan baik melalui

direct lease maupun sale and leaseback.

Page 51: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

33

4. Perlakuan Akuntansi Oleh Perusahaan Leasing (Lessor)

Menurut PSAK NO. 30 (2004:306) perlakuan oleh perusahaan leasing

ada beberapa macam yaitu:

a. Finance Lease

Adapun yang dimaksud dengan finance lease:

1. Penanaman neto dalam aktiva yang disewa guna usahakan harus

diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha.

Jumlah penanaman neto tersebut terdiri dari jumlah piutang lease

ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima oleh lessor pada akhir

masa lease dikurangi pendapatan lease yang belum diakui (unearned

lease income) dan simpanan jaminan (security deposit)

2. Selisih antara Piutang leasing ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan

harga perolehan aktiva yang disewa guna usahakan diperlakukan sebagai

pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income)

3. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara

konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkatan

pengemabalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto

perusahaan leasing

4. Apabila perusahaan leasing menjual barang modal kepada Lessee sebelum

berakhirnya masa lease, maka perbedaan antara harga jual dengan

penanaman neto dalam leasing pada saat penjualan dilakukan harus

diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.

Page 52: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

34

5. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi leasing harus

diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.

b. Operating Lease

Adapun yang dimaksud dengan operating lease:

1. Barang modal yang di sewa guna usahakan harus diperlakukan dan dicatat

sebagai aktiva leasing berdasarkan harga perolehan.

2. Pembayaran lease payments selama tahun berjalan yang diperoleh dari

Lessee diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa

harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa

lease meskipun pembayaran leasing mungkin dilakukan dalam jumlah

yang tidak sama setiap periode.

3. Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan harus dilakukan dalam

jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.

4. Jika aktiva yang disewagunakan dijual maka perbedaan antara nilai buku

dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian

tahun berjalan.

Page 53: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

35

F. Penelitian Sebelumnya

Lukman Hakim (2007) melakukan penelitian tentang “Kredit Bank Dan

Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Sebagai Sumber Pendanaan Alternatif

Atas Perolehan Aktiva Tetap Dalam Rangka Penghematan Pajak”. Dari hasil

penelitian tersebut dapat diketahui bahwa tujaun penelitian ini untuk mencari

solusi yang tepat untuk memperoleh modal usaha berupa aktiva tetap yang

murah dan tidak membebani arus kas keluar serta dapat menghemat

pembayaran pajak. Pemilihan alternatif pembiayaan kali ini penulis menoba

untuk membandingkan dua pilihan yaitu kredit bank dengan sewa guna usaha.

Teknik analisa yang digunakan adalah:

1. Menentukan nilai angsuran (anuitas)

2. Membebankan semua biaya fiskal yang melekat pada aktiva tetap,

3. Menghitung penghematan pajaknya,

4. Menghitung arus kas yang telah dikeluarkan,

5. Mengakumulasikan Net Preset Value.

Semakin kecil net present value-nya maka semakin hemat biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut. Uji kasus dilaksanakan pada

CV. Hasta Corporation yang rencananya akan membeli aktiva tetap berupa Web

Server Mainframe Machine, dengan harga perolehan Rp. 999.000.000,-. Untuk

memperoleh mesin tersebut pajak manajemen CV. Hasta Corporation

Page 54: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

36

menentukan dua pilihan yaitu melalui kredit bank atau sewa guna usaha lebih

menguntungkan dari pada kredit bank, keuntungan yang diperoleh adalah

berupa penghematan pajak sebesar Rp. 20.214.877,- sehingga berakibat pada

net present value-nya menjadi lebih kecil.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu.

Peneliti Judul Vaiabel Hasil penelitian

1. Lukman

Hakim

(2007)

Kredit Bank

Dan Sewa

Guna Usaha

Dengan Hak

Opsi Sebagai

Sumber

Pendanaan

Alternatif

Atas

Perolehan

Aktiva Tetap

Dalam

Rangka

Penghematan

Pajak

1. Kredit

Bank

2. Leasing

3. Aktiva

Tetap

4. Biaya

Fiskal

5. Penghema

tan Pajak

6. Net

Persent

Value

Alernatif pendanaan

dengan leasing

menghasilkan

penghematan pajak yang

lebih besar dibandingkan

dengan alternatif

pendanaan dengan kredit

bank

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 55: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian

2. Listia Tri

Wahyuni

(2004)

Perbandingan

Kredit

Perusahaan

Pembiayaan

Dan Analisis

Perpajakan

Atas

Transaksi

Sewa Guna

Usaha

Perbadingan

Kredit

Perusahaan

Pembiayaan

Analisis

Perpajakan

Transaksi

Sewa Guna

Usaha

Dalam leasing terdapat

perbedaan pengakuan

beban angsuran leasing

Penyusutan aktiva tetap

leasing jika dilihat dari

perlakuan akuntansi

menurut komersial dan

fiskal, atas perbedaan

tersebut akan

mempengaruhi

penghasilan kena pajak

bagi perusahaan.

3. Ardiansy

ah Lubis

(2007)

Leasing

ditinjau dari

aspek

perpajakan

Leasing

Aspek

Perpajakan

Adanya perbedaan

perlakuan antara standar

akuntansi keuangan

dengan peraturan

perpajakan terhadap

transaksi leasing,

sehingga

utukkepentingan fiskal

maka transaksi

leasingperlu dilakukan

koreksi fiskal sesuai

dengan ketentuan pajak

yang berlaku.

Page 56: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

38

G. Kerangka Pimikiran

Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah membandingkan penerapan

pembelian tunai dan leasing dalam perolehan aktiva tetap pada perusahaan dalam

rangka menentukan besarnya penghematan pajak.

Alur kerangka pemikiran disajikan di dalam skema kerangka berpikir,

sebagaimana terlihat pada gambar berikut

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran

Aktiva tetap

Sewa guna usaha Pembelian tunai

Amortisasi hak

sewa guna usaha

Biaya penyusutan

Bandingkan

Metode analisis

Kesimpulan

Penghematan

pajak

Page 57: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian yang telah diteliti adalah PT. Els Indonesia Prima.

Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung pada PT. Els Indonesia

Prima. yang berlokasi di Jl. Meruya Ilir Raya-Kembangan, Jakarta -Indonesia

untuk mandapatkan data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian perencanaan pajak untuk

pengadaan aktiva dengan cara sewa guna (leasing) usaha dan pembelian tunai

dalam rangka penghematan pajak pada PT. Els Indonesia Prima.. Ruang

lingkup dalam penelitian ini hanya dibatasi pada seberapa besar pengaruh

perencanaan pajak untuk pengadaan aktiva dengan cara sewa guna usaha dan

pembelian tunai pada PT. Els Indonesia Prima.

B. Metode Penelitian Sampel

Menurut Sugiyono (2005:55) “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.”

Page 58: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

40

Sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, misalnya ada keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka

peneliti dapat mengambil sampel dari populasi tersebut. Populasi dalam

penelitian ini adalah PT. Els Indonesia Prima, dengan sampel aktiva pada PT.

Els Indonesia Prima.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka mengumpulkan data-data yang diperlukan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (Field Research)

Penulis mencari data primer yang bersifat praktis, yaitu dengan mengadakan

peninjauan ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data sekunder yang

diperlukan. Adapun pelaksanaan penelitian lapangan ini, digunakan teknik

pengamatan yang dilakukan untuk menambah data-data yang actual.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penulis mencari data-data dan informasi tambahan yang bersifat teoritis dari

buku-buku acuan dan literature yang diperoleh dari perpustakaan.

Page 59: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

41

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah anallisis

deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan analisis deskriptif kualitatif adalah

proses pengumpulan, pengujian dan meringkas berbagai karakteristik data,

dalam upaya untuk menggambarkan data tersebut secara memadai (Santoso,

2002).

E. Definisi Operasional Variabel

Adapun beberapa variabel yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini,

antara lain:

1. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai

atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi

perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

2. Pembelian tunai adalah sejumlah uang kas yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang

dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan.

3. Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan

dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara

berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk

membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang

jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.

Page 60: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

42

4. Financial lease adalah suatu kegiatan leasing dimana lessee pada akhir

masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing

berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.

5. Penghematan pajak adalah bagian dari perencanaan pajak guna mengurangi

aliran pembayaran/pengeluaran kas perusahaan dengan cara meminimalisasi

beban pajak yang harus dibayar perusahaan.

Page 61: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

43

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Latar belakang perusahaan

PT. ELS Indonesia Prima pertama kali didirikan oleh Bapak Iskandar

Yusuf dimulai pada tahun 2001. Yang merupakan satu-satunya distributor produk

elektrolux terbesar di Indonesia. Dengan misi dan visi serta dukungan

pengalaman di bidang elektronik maka pada tahun 2001 Bapak Iskandar Yusuf

secara resmi mendirikan PT. ELS Indonesia Prima di Rukan Taman Meruya Blok

M/15 Jl. Meruya Ilir Raya - Kembangan, Jakarta 11620 – Indonesia.

PT. ELS Indonesia Prima adalah Distributor Sistem Electrolux laundry di

Indonesia dengan komitmen untuk membangun Bisnis bagi pelanggan yang

berharga, memberikan pelayanan kepada Pemerintah dan kepentingan pribadi

baik perusahaan lokal maupun asing dan investor. Kami memiliki kompetensi dan

keandalan untuk melakukan penilaian bisnis dan penasehat, menyediakan dan

menginstal, pelatihan dan layanan setelah penjualan.

Untuk memberikan jasa, kami bekerja sama dengan produsen yang telah

memiliki sertifikasi internasional tentang Standar Sistem Manajemen lingkungan

(ISO 14001:1996) dan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2000).

Page 62: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

44

Kami bertujuan untuk mencapai kualitas terbaik, pengiriman, pelayanan

dan hubungan jangka panjang bagi klien kami. Kami mengupayakan untuk

memberikan layanan yang terbaik untuk mencapai kepuasan kepada klien kami

dengan cara yang profesional, ketepatan waktu standar dan dukunganya.

Tujuan kami adalah membantu klien kami yang mencari solusi dengan

cara saling menguntungkan untuk mencapai nilai optimal, sehingga semua pihak

yang terlibat akan dapat mewujudkan tujuan masing-masing dari transaksi. PT.

ELS Indonesia Prima mempekerjakan anggota profesional untuk memperoleh

sebutan profesional yang akan menambah kemampuan mereka untuk memenuhi

kebutuhan klien dan mencapai kepuasan klien.

Adapun keunggulan PT. ELS Indonesia Prima selain dari segi

produktifitas, pengalaman dan keragaman juga terjaminnya kelangsungan

penyediaan pasokan dari elektrolux sendiri yang terintegrasi dengan bisnis

elektronik, sehingga dalam menghadapi gejolak perubahan situasi ekonomi dan

moneter. PT. ELS Indonesia Prima dapat mempertahankan komitmennya sebagai

Distributor System Electrolux laundry yang dapat diandalkan. Adapun mesin-

mesin yang dimiliki oleh PT. ELS Indonesia Prima adalah, sebagai berikut:

• WSB 4500H

• IC4 4832 R

• Dryer Highcap

• Ironder Bedtype

Page 63: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

45

• Hydro Rigid

• Barier Pullman

• Washer 4130

• W4240H Frontload

• W4130N Frontload

Dan juga berbagai ragam mesin dengan teknologi tinggi yang cukup

dikenal elektronik seperti flatwork ironer, hydro extractors dan front load washer.

Dengan di tunjang peralatan laboratorium, proses quality control yang ketat serta

tenaga kerja yang berpengalaman, PT. ELS Indonesia Prima telah menguasai

teknologi dibidang drying dan finishing. PT. ELS Indonesia Prima juga

melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas.

1. Visi Perusahaan

PT. ELS Indonesia Prima adalah perusahaan yang bergerak dibidang

industri “Distributor Sistem Electrolux laundry di Indonesia “ dengan tujuan

menjadi perusahaan bertaraf internasional dan memimpin pasar di Indonesia

dengan visi meningkatkan kualitas dan mutu produk yang dapat diandalkan.

Visi ini dituangkan dalam motto perusahaan adalah “ Kualitas produksi, kami

jadikan perhatian yang pertama. “ Dalam usaha untuk mencapai visi

perusahaan, PT. ELS Indonesia Prima menuangkan dalam bentuk kebijakan

mutu sebagai berikut:

Page 64: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

46

a. Mengutamakan kepuasan pelanggan

b. Melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap sistem manajemen

mutu.

2. Misi Perusahaan

Untuk dapat mencapai visi, perusahaan membuat misi yaitu dengan

meningkatkan mutu atau kualitas dari produk yang dihasilkan oleh

perusahaan. Untuk dapat menghasilkan kualitas atau mutu yang baik PT. ELS

Indonesia Prima membuat target atas setiap kegiatan yang ada diperusahaan.

B. Penerapan Metode Sewa Guna Usaha (Financial Lease) Atas Aktiva Tetap

Perusahaan.

Sejak tahun delapan puluhan leasing atau sewa guna usaha telah dikenal

luas di kalangan bisnis di Indonesia, meskipun baru diperkenalkan pada tahun

1974. Konsep ini merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang dapat dijadikan

alternatif oleh perusahaan untuk memperoleh aktiva tetap yang dibutuhkan. Sewa

guna usaha memang menjadi suatu transaksi yang menguntungkan bagi

perusahaan. Jika PT. Els Indonesia Prima menerapkan sewa guna usaha

khususnya Financial Lease (PT. Els Indonesia Prima sebagai lessee), ada

beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan antara lain :

• Perusahaan akan terhindar dari kebutuhan dana besar dan biaya bunga yang

Page 65: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

47

tinggi. Jika perusahaan melakukan pembelian secara tunai, perusahaan harus

mengeluarkan sejumlah besar kas pada saat itu juga. Pengeluaran kas dalam

jumlah yang cukup besar pada saat membeli aktiva tetap itu dapat menjadi

tidak menguntungkan, karena bisa saja perusahaan tiba-tiba membutuhkan kas

yang cukup besar untuk hal yang lebih penting tetapi sejumlah besar kas

tersebut telah terpakai untuk membeli aktiva tetap. Biaya bunga yang tinggi

terjadi jika perusahaan dalam melakukan pembelian aktiva tetapnya

meminjam dana melalui bank dengan pembebanan bunga yang cukup tinggi

atas pinjamannya.

• Sewa guna usaha mengurangi resiko keusangan karena sebagian besar biaya

atas aktiva tetap sebelum hak opsi digunakan (untuk financial lease)

ditanggung oleh pihak perusahaan (lessor).

• Perjanjian sewa guna usaha memungkinkan lessee untuk mengetahui jumlah

pembayaran leasing sehingga lessee dapat dengan akurat memperkirakan

kebutuhan kas untuk aktiva tetap tersebut.

• Dari segi perlakuan pajak, kantor pajak tidak menganggap transaksi leasing

sebagai pembelian, tetapi sebagai sebuah pengurang pajak. Dengan demikian,

lessee dapat mengurangi pendapatan perusahaan dengan pembayaran leasing.

Penerapan alternatif leasing yang dilakukan oleh penulis atas aktiva tetap

yang dimiliki oleh PT. Els Indonesia Prima bertujuan untuk melihat

perbandingan penghematan pajak yang dapat diperoleh perusahaan dengan

Page 66: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

48

pembelian tunai. Dalam penerapan metode leasing ini, penulis melakukan

perhitungan lease atas aktiva tetap yang nilainya cukup material. Karena analisis

ini bertujuan untuk menghitung penghematan pajak, maka ketentuan leasing

yang digunakan adalah ketentuan berdasarkan peraturan perpajakan.

1. Asumsi Penentuan Leasing

Perhitungan leasing menggunakan sejumlah rumus yang berlaku

umum dan digunakan oleh semua perusahaan leasing. Hal-hal yang perlu

ditentukan lebih dahulu dalam perhitungan leasing:

a. Menentukan Tingkat Suku Bunga Yang Digunakan

Langkah pertama dalam analisis ini adalah menentukan tingkat suku

bunga yang akan digunakan. Suku bunga yang dimaksud terdiri dari dua

macam. Pertama, suku bunga pinjaman yang digunakan sebagai discount

factor dalam menghitung nilai tunai. Kedua, suku bunga leasing yang

dikaitkan dengan besarnya bunga atas transaksi leasing. Suku bunga

pinjaman diperoleh dari data statistik Bank Indonesia atas bank-bank

swasta nasional secara rata-rata pada tahun terjadinya perolehan aktiva.

Suku bunga leasing ditentukan berdasarkan data yang diperoleh dari

perusahaan-perusahaan leasing yang menjadi sampel dalam penelitian.

Tingkat bunga leasing rata-rata adalah 10% di atas bunga pinjaman,

karena sebagian besar perusahaan leasing sumber dananya berasal dari

pinjaman bank dan selisih antara suku bunga pinjaman dengan suku

bunga leasing merupakan keuntungan bagi lessor. Berikut di bawah ini

Page 67: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

49

tabel suku bunga yang digunakan dalam perhitungan:

Tabel 4.1

Tingkat Suku Bunga yang Digunakan

Aktiva

tetap

Tahun

Perolehan

Suku Bunga

Pinjaman

Suku Bunga

Leasing

WSB 4500H 2009 14,38% 14,68%

IC4 4832 R 2009 14,28% 14,68%

Sumber : Bank Indonesia

b. Menentukan Periode Lease / Lease Term Period

Berdasarkan KMK 1169/KMK.01/1991, masa sewa guna usaha untuk

financial lease ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk

barang modal kelompok I dan 3 (tiga) tahun untuk barang modal

kelompok II dan III, serta 7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan.

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa periode leasing (lease term)

yaitu 4 (empat) tahun untuk mesin WSB 4500H dan mesin IC4 4832 R.

c. Present Value Interest Factor of Annuity (PVIFA)

Untuk menghitung pembayaran leasing secara periodik, dipergunakan

rumus anuitas yang mencerminkan serangkaian pembayaran yang

jumlahnya sama selama sejumlah periode tertentu.

Rumus (1)

Rumus (2)

Keterangan:

k = suku bunga leasing (%)

Page 68: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

50

n = jangka waktu leasing (tahun/bulan)

Rumus (1) merupakan rumus anuitas untuk periode tahunan. Rumus (2)

merupakan rumus anuitas untuk periode bulanan (rumus ini merupakan

rumus yang paling sering digunakan oleh perusahaan leasing karena

pembayaran leasing yang harus dibayar lessee biasanya dalam periode

bulanan).

d. Angsuran Perbulan (Payment)

Angsuran perbulan merupakan jumlah pembayaran leasing secara anuitas

yang harus dibayar oleh lessee.

Rumus Angsuran Perbulan =

e. Angsuran Bunga (Interest)

Angsuran bunga merupakan bunga yang dibayar lessee kepada lessor.

Rumus Angsuran Bunga = k x saldo nilai leasing

f. Angsuran Pokok

Rumus Angsuran Pokok = Angsuran Perbulan - Angsuran Bunga

Perhitungan leasing dilakukan terhadap aktiva tetap yang

jumlahnya material. Aktiva tetap yang dipilih oleh penulis akan digunakan

sebagai bahan perbandingan dengan alternative sewa guna usaha guna

menentukan penghematan pajak yang dapat diterima perusahaan. Dari daftar

aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, yang akan dipilih sebagai objek

Page 69: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

51

perhitungan leasing antara lain:

Tabel 4.2

Objek Perhitungan Leasing

Aktiva Tetap Tahun Harga Perolehan

WSB 4500H 2009 520.000.000

IC4 4832 R 2009 446.052.000

Sumber : PT. Els Prima Indonesia Prima

2. Penentuan Besarnya Biaya Leasing

Dengan mengasumsikan bahwa harga pasar aktiva tetap yang

dileasing sama dengan harga perolehan, maka perlu diketahui setelah harga

perolehan atau harga pasar aktiva yang dileasing diperoleh, nilai opsi sebesar

10% dari harga perolehan perlu ditentukan, sehingga nilai leasing yang akan

digunakan dalam perhitungan adalah 90% dari harga perolehan. Nilai

leasing ini sudah termasuk executory cost (biaya eksekusi/biaya pra-leasing)

yang meliputi biaya asuransi, biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya.

3. Perhitungan Leasing

a. Perhitungan Leasing Atas Mesin WSB 4500H

Harga perolehan mesin Rp. 520.000.000

Nilai opsi (10%) Rp. 52.000.000

Nilai leasing (90%) Rp. 468.000.000

Bunga leasing 14,68 % pertahun atau 1,22 % perbulan

Page 70: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

52

Lease term 4 tahun atau 48 bulan

Nilai leasing atas Mesin WSB 4500H di atas sudah termasuk

executory cost (biaya eksekusi/biaya pra-leasing). Berdasarkan data diatas,

sebelum menghitung angsuran perbulan terlebih dahulu harus menentukan

PVIFAk,n sebagai dasar perhitungan pembayaran leasing. Berdasarkan

perhitungan matematis diperoleh nilai PVIFA sebagai berikut:

= = 36,1418

Pembayaran lease atau angsuran perbulan dihitung sebagai berikut:

Angsuran perbulan = = Rp. 12.948.995

Angsuran perbulan sebesar Rp. 12.880.852 merupakan jumlah

pembayaran setiap bulan yang harus dibayar oleh perusahaan selaku lessee

sampai periode leasing selama 48 bulan berakhir dan perusahaan dapat

menggunakan hak opsinya untuk memiliki mesin tersebut.

Page 71: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

53

Data perhitungan leasing untuk Mesin WSB 4500H dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3

Perhitungan Financial Lease Atas Mesin WSB 4500H

Periode Angsuran

perbulan

Angsuran

pokok

Angsuran

bunga

Saldo nilai

leasing

468.000.000

1 12.948.995 7.225.355 5.723.640 460.774.645

2 12.948.995 7.313.721 5.635.274 453.460.924

3 12.948.995 7.403.168 5.545.827 446.057.756

4 12.948.995 7.493.709 5.455.286 438.564.047

5 12.948.995 7.585.357 5.363.638 430.978.691

6 12.948.995 7.678.126 5.270.869 423.300.565

7 12.948.995 7.772.029 5.176.966 415.528.536

8 12.948.995 7.867.081 5.081.914 407.661.455

9 12.948.995 7.963.295 4.985.700 399.698.160

10 12.948.995 8.060.687 4.888.308 391.637.473

11 12.948.995 8.159.269 4.789.726 383.478.204

12 12.948.995 8.259.057 4.689.938 375.219.148

13 12.948.995 8.360.065 4.588.930 366.859.083

14 12.948.995 8.462.308 4.486.687 358.396.775

15 12.948.995 8.565.802 4.383.193 349.830.972

16 12.948.995 8.670.562 4.278.433 341.160.410

17 12.948.995 8.776.603 4.172.392 332.383.807

18 12.948.995 8.883.941 4.065.054 323.499.866

19 12.948.995 8.992.592 3.956.403 314.507.274

20 12.948.995 9.102.571 3.846.424 305.404.703

21 12.948.995 9.213.895 3.735.100 296.190.807

22 12.948.995 9.326.581 3.622.414 286.864.226

23 12.948.995 9.440.646 3.508.349 277.423.581

24 12.948.995 9.556.105 3.392.890 267.867.476

25 12.948.995 9.672.976 3.276.019 258.194.500

26 12.948.995 9.791.276 3.157.719 248.403.224

27 12.948.995 9.911.024 3.037.971 238.492.200

28 12.948.995 10.032.235 2.916.760 228.459.965

29 12.948.995 10.154.930 2.794.065 218.305.035

30 12.948.995 10.279.124 2.669.871 208.025.911

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 72: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

54

Tabel 4.3 (Lanjutan)

Periode Angsuran

perbulan

Angsuran

pokok

Angsuran

bunga

Saldo nilai

leasing

31 12.948.995 10.404.838 2.544.157 197.621.073

32 12.948.995 10.532.089 2.416.906 187.088.984

33 12.948.995 10.660.897 2.288.098 176.428.087

34 12.948.995 10.791.279 2.157.716 165.636.807

35 12.948.995 10.923.257 2.025.738 154.713.550

36 12.948.995 11.056.848 1.892.147 143.656.702

37 12.948.995 11.192.074 1.756.921 132.464.629

38 12.948.995 11.328.953 1.620.042 121.135.676

39 12.948.995 11.467.506 1.481.489 109.668.170

40 12.948.995 11.607.753 1.341.242 98.060.417

41 12.948.995 11.749.716 1.199.279 86.310.701

42 12.948.995 11.893.415 1.055.580 74.417.286

43 12.948.995 12.038.872 910.123 62.378.414

44 12.948.995 12.186.107 762.888 50.192.307

45 12.948.995 12.335.143 613.852 37.857.164

46 12.948.995 12.486.002 462.993 25.371.162

47 12.948.995 12.638.706 310.289 12.732.457

48 12.948.995 12.793.277 155.718 0

jumlah 621.551.760 468.060.820 153.490.940

Sumber : Data yang diolah

Tabel perhitungan lease di atas, diperoleh jumlah keseluruhan dari

angsuran perbulan, angsuran bunga dan angsuran pokok selama 48 bulan

yaitu :

Angsuran perbulan Rp. 621.551.760

Angsuran bunga (Rp. 153.490.940)

Angsuran pokok Rp. 468.060.820

Saldo nilai leasing yang pada periode awal berjumlah Rp.

468.060.820 akan terus menurun setiap periode setelah dikurangi dengan

angsuran pokok.

Page 73: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

55

b. Perhitungan Leasing Atas mesin IC4 4832 R

Harga perolehan mesin Rp. 446.052.000

Nilai opsi (10%) Rp. 44.605.200

Nilai leasing (90%) Rp. 401.446.800

Bunga leasing 14,68 % pertahun atau 1,22% perbulan

Lease term 4 tahun atau 48 bulan

Nilai leasing atas Mesin mesin IC4 4832 R di atas sudah termasuk

executory cost (biaya eksekusi/biaya pra-leasing). Berdasarkan data diatas,

sebelum menghitung angsuran perbulan terlebih dahulu harus menentukan

PVIFAk,n sebagai dasar perhitungan pembayaran leasing. Berdasarkan

perhitungan matematis diperoleh nilai PVIFA sebagai berikut:

= = 36,1418

Pembayaran lease atau angsuran perbulan dihitung sebagai berikut:

Angsuran perbulan = = . 11.107.548

Angsuran perbulan sebesar Rp 11.107.548 merupakan jumlah

pembayaran setiap bulan yang harus dibayar oleh perusahaan selaku lessee

sampai periode leasing selama 48 bulan berakhir dan perusahaan dapat

menggunakan hak opsinya untuk memiliki mesin tersebut.

Page 74: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

56

Data perhitungan leasing untuk Atas Mesin IC4 4832 R dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Perhitungan Financial Lease Atas Mesin IC4 4832 R

Periode Angsuran

Perbulan

Angsuran

Pokok

Angsuran

Bunga

Saldo Nilai

Leasing

401.446.800

1 11.107.548 6.197.854 4.909.694 395.248.946

2 11.107.548 6.273.653 4.833.895 388.975.293

3 11.107.548 6.350.380 4.757.168 382.624.913

4 11.107.548 6.428.045 4.679.503 376.196.867

5 11.107.548 6.506.660 4.600.888 369.690.207

6 11.107.548 6.586.237 4.521.311 363.103.970

7 11.107.548 6.666.786 4.440.762 356.437.184

8 11.107.548 6.748.321 4.359.227 349.688.863

9 11.107.548 6.830.853 4.276.695 342.858.010

10 11.107.548 6.914.395 4.193.153 335.943.615

11 11.107.548 6.998.958 4.108.590 328.944.657

12 11.107.548 7.084.555 4.022.993 321.860.103

13 11.107.548 7.171.199 3.936.349 314.688.904

14 11.107.548 7.258.903 3.848.645 307.430.001

15 11.107.548 7.347.679 3.759.869 300.082.322

16 11.107.548 7.437.541 3.670.007 292.644.781

17 11.107.548 7.528.502 3.579.046 285.116.278

18 11.107.548 7.620.576 3.486.972 277.495.702

19 11.107.548 7.713.776 3.393.772 269.781.927

20 11.107.548 7.808.115 3.299.433 261.973.812

21 11.107.548 7.903.608 3.203.940 254.070.203

22 11.107.548 8.000.269 3.107.279 246.069.934

23 11.107.548 8.098.113 3.009.435 237.971.821

24 11.107.548 8.197.153 2.910.395 229.774.669

25 11.107.548 8.297.404 2.810.144 221.477.265

26 11.107.548 8.398.881 2.708.667 213.078.384

27 11.107.548 8.501.599 2.605.949 204.576.785

28 11.107.548 8.605.574 2.501.974 195.971.211

29 11.107.548 8.710.820 2.396.728 187.260.391

30 11.107.548 8.817.353 2.290.195 178.443.037

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 75: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

57

Tabel 4.4 (Lanjutan)

Periode Angsuran

Perbulan

Angsuran

Pokok

Angsuran

Bunga

Saldo Nilai

Leasing

31 11.107.548 8.925.190 2.182.358 169.517.847

32 11.107.548 9.034.345 2.073.203 160.483.503

33 11.107.548 9.144.835 1.962.713 151.338.668

34 11.107.548 9.256.676 1.850.872 142.081.992

35 11.107.548 9.369.885 1.737.663 132.712.107

36 11.107.548 9.484.479 1.623.069 123.227.628

37 11.107.548 9.600.474 1.507.074 113.627.154

38 11.107.548 9.717.888 1.389.660 103.909.266

39 11.107.548 9.836.738 1.270.810 94.072.528

40 11.107.548 9.957.041 1.150.507 84.115.487

41 11.107.548 10.078.816 1.028.732 74.036.671

42 11.107.548 10.202.080 905.468 63.834.592

43 11.107.548 10.326.851 780.697 53.507.741

44 11.107.548 10.453.148 654.400 43.054.593

45 11.107.548 10.580.990 526.558 32.473.602

46 11.107.548 10.710.396 397.152 21.763.206

47 11.107.548 10.841.384 266.164 10.921.822

48 11.107.548 10.973.974 133.574 0

jumlah 533.162.304 401.498.952 131.663.352

Sumber : Data yang diolah

Tabel perhitungan lease di atas, diperoleh jumlah keseluruhan dari

angsuran perbulan, angsuran bunga dan angsuran pokok selama 48 bulan

yaitu :

Angsuran perbulan Rp. 533.162.304

Angsuran bunga (Rp. 131.663352)

Angsuran pokok Rp. 401.498.952

Page 76: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

58

4. Penerapan Leasing dalam Perusahaan

Jika perusahaan menerapkan leasing atas perolehan aktiva tetapnya,

maka atas penerapan sewa guna usaha (leasing) ini perlu diperhatikan setiap

ketentuan mengenai prosedur dan perlakuan leasing baik dari sisi akuntansi

maupun pajak. Perlakuan leasing menurut akuntansi dan pajak memiliki

sedikit perbedaan. Perbedaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Perlakuan Leasing Menurut Akuntansi

Bagian ini hanya memberikan gambaran mengenai penerapan

leasing menurut akuntansi jika perusahaan melakukan transaksi lease serta

bagaimana perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap yang dileasing.

Gambaran ini tidak menguraikan secara lebih mendalam karena penerapan

leasing akan lebih difokuskan pada penghematan pajak yang diatur

berdasarkan ketentuan perpajakan.

Berdasarkan perlakuan akuntansi untuk leasing (dalam hal ini

financial lease), nilai dari aktiva leasing akan tercantum di dalam laporan

keuangan. Transaksi leasing menurut akuntansi diatur dalam PSAK No.

30. Aktiva tetap yang dileasing dikapitalisasi sesuai dengan jangka waktu

leasing dan disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aktiva tetap sebesar

jumlah seluruh pembayaran leasing selama masa lease ditambah nilai sisa

(harga opsi) yang harus dibayar pada akhir periode leasing. Oleh karena itu

timbul pembebanan biaya amortisasi atas aktiva tetap leasing yang dihitung

berdasarkan taksiran masa manfaat yang diterapkan untuk aktiva tetap

Page 77: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

59

sejenis melalui kepemilikan langsung.

Untuk memberikan gambaran mengenai perlakuan akuntansi atas

leasing, maka yang akan digunakan sebagai contoh dari objek aktiva tetap

yang akan dileasing adalah WSB 4500H. Dengan melihat hasil perhitungan

leasing pada Tabel 4.3 maka penentuan jumlah yang tercatat menurut

akuntansi adalah sebagai berikut:

Nilai leasing Rp. 468.000.000

Nilai opsi Rp. 52.000.000

Jumlah tercatat Rp. 520.000.000

Jumlah nilai perolehan keseluruhan sebesar Rp. 520.000.000

merupakan jumlah nilai mesin yang pada awal lease akan dicatat sebagai

berikut.

Jurnal pada awal periode lease:

Mesin lease Rp 520.000.000

Hutang lease Rp. 520.000.000

Pembayaran yang berupa angsuran perbulan dicatat sebagai berikut.

Jurnal pembayaran lease bulan pertama:

Hutang lease Rp. 7.225.355

Beban bunga Rp. 5.723.640

Kas Rp. 12.948.995

Page 78: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

60

Jurnal pembayaran lease bulan kedua:

Hutang lease Rp. 7.313.721

Beban bunga Rp. 5.635.274

Kas Rp. 12.948.995

Jurnal tersebut juga digunakan untuk mencatat pembayaran leasing

pada bulan ketiga dan seterusnya sampai transaksi lease berakhir sesuai

dengan periode leasing. Berdasarkan angsuran perbulan yang merupakan

pembayaran lease secara berkala, maka jika pembayaran lease dari bulan

pertama sampai bulan kedua belas akan dijurnal sebagai berikut:

Jurnal pembayaran lease pertama:

Hutang lease Rp. 92.780.852

Beban bunga Rp. 62.607.088

Kas Rp. 155.387.940

Pada setiap akhir tahun selama periode lease, mesin leasing tersebut

harus dikapitalisasi dengan melakukan amortisasi lease sesuai dengan

taksiran masa manfaat aktiva yaitu 16 tahun. Amortisasi yang dilakukan

berdasarkan metode garis lurus dimana nilai amortisasi pertahun yaitu :

Rp. 520.000.000/16 tahun = Rp. 32.500.000/tahun.

Jurnal amortisasi mesin lease pertahun:

Beban amortisasi mesin lease Rp. 32.500.000

Akumulasi amortisasi mesin lease Rp. 32.500.000

Page 79: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

61

Kemudian pada laporan laba rugi tahun 2009 akan nampak biaya

amortisasi sebesar Rp. 32.500.000 dan biaya bunga sebesar Rp. 62.607.088

b. PerlakuanLeasing Menurut Pajak

Jika dibandingkan dengan penerapan leasing menurut akuntansi

sebelumnya, perbedaan lease menurut pajak terutama terletak pada

pembebanan biaya penyusutan (amortisasi) yang dilakukan oleh akuntansi

pada saat periode lease. Menurut pajak hal tersebut tidak diperkenankan.

Berdasarkan KMK 1169/KMK.01/1991 pembebanan biaya penyusutan

hanya dapat dilakukan jika lessee telah menggunakan hak opsinya untuk

membeli aktiva tetap tersebut. Dasar penyusutan yang digunakan adalah

sebesar nilai opsi dari aktiva tetap yang telah dileasing. Atas perbedaan ini

maka akan dilakukan koreksi fiskal karena adanya biaya yang tidak dapat

dikurangkan menurut pajak, yaitu biaya penyusutan tersebut.

Karena penerapan leasing hanya difokuskan pada unsur

penghematan pajak berdasarkan ketentuan pajak, maka penerapan leasing

menurut pajak pada bagian ini tidak akan diuraikan, karena akan disajikan

pada bagian-bagian selanjutnya terutama dalam menentukan besarnya

penghematan pajak yang akan diterima perusahaan.

Page 80: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

62

5. Keseragaman Metode Akuntansi dan Perpajakan Atas Aktiva

Tetap Perusahaan.

PT. Els Indonesia Prima memiliki kebijakan dalam menetapkan

metode penyusutan, taksiran masa manfaat, serta tarif penyusutan atas aktiva

tetap. Kebijakan tersebut adalah dengan melakukan keseragaman antara

metode akuntansi dengan perpajakan, dimana metode penyusutan, tarif

penyusutan serta masa manfaat disesuaikan dengan metode perpajakan.

Dengan demikian tidak mengakibatkan perbedaan atas biaya penyusutan dan

tidak perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal atau koreksi atas biaya penyusutan.

Keseragaman antara metode akuntansi dengan metode perpajakan dapat

dilihat dibawah ini:

Tabel 4.5

Keseragaman Metode Akuntansi dan Pajak

Keterangan Akuntansi Pajak

Jenis Aktiva Metode Tarif Masa

Manfaat

Metode Tarif Masa

Manfaat

Kelompok

Bangunan Garis lurus 5% 20 tahun Garis lurus 5% 20 tahun Permanen

Peralatan

kantor Garis lurus 25% 4 tahun Garis lurus 25% 4 tahun Kelompok 1

Mesin Garis lurus 6,25% 16 tahun Garis lurus 6,25% 16 tahun Kelompok 2

Kendaraan Garis lurus 12,50% 8 tahun Garis lurus 12,50% 8 tahun Kelompok 3

Sumber PT. Els Indonesia prima

Page 81: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

63

C. Perbandingan Alternatif Financial Lease Dan Pembelian Tunai Serta

Implikasinya Terhadap Penghematan Pajak.

1. Prosedur Penentuan Dalam Analisis Perbandingan

Perhitungan lease atas beberapa aktiva tetap di atas hanya merupakan

contoh perhitungan yang bertujuan untuk memberikan gambaran terlebih

dahulu mengenai komposisi perhitungan financial lease. Pada bagian ini,

penulis akan melakukan analisis perbandingan guna melihat nilai penghematan

pajak yang dapat diterima oleh perusahaan. Perbandingan yang dilakukan

penulis adalah membandingkan alternatif financial lease dengan alternatif

pembelian tunai yang biasa dilakukan oleh perusahaan, dengan demikian akan

dapat diketahui alternatif mana yang akan memberikan peranan dan kontribusi

yang menguntungkan bagi perusahaan dalam hal penghematan pajak.

Dalam melakukan perbandingan guna memperoleh penghematan pajak,

selain nilai nominal akan digunakan juga nilai tunai berdasarkan Present Value

Interest Factor (PVIF) untuk memudahkan analisis yang akan dilakukan.

Present Value Interest Factor menggambarkan tentang berapa biaya yang akan

dikeluarkan sehingga bagi perusahaan tidak berbeda antara mengeluarkan biaya

pada saat ini atau mengeluarkan biaya beberapa waktu lagi.

Rumus (1) PVIFk,n = 1 / ( 1 + i )n

Rumus (2) PVIFk,n = 1 / ( 1 + i / 12 )n

Keterangan:

i = tingkat suku bunga pinjaman ( % )

Page 82: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

64

n = periode (tahunan / bulanan)

Rumus (1) untuk periode tahunan. Rumus (2) untuk periode bulanan.

Tingkat suku bunga (i) pada PVIF yang akan digunakan dalam

perhitungan adalah tingkat suku bunga pinjaman bank secara rata-rata pada

tahun perolehan aktiva tetap, yang diperoleh dari data statistik Bank Indonesia.

Sebelum melakukan perhitungan, analisis perbandingan yang

melibatkan perhitungan antara alternatif leasing dengan alternatif pembelian

tunai ini lebih didasarkan pada peraturan perpajakan yang berlaku guna

memperoleh nilai penghematan pajak. Karena ketentuan pajak dalam

perhitungan ini hanya memiliki sedikit perbedaan dengan standar akuntansi,

hasil perhitungan atas analisis ini diharapkan mampu memberikan informasi

yang berguna dari sudut pandang akuntansi maupun perpajakan.

Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis

perbandingan antara lain:

a. Apabila membeli secara tunai, maka jumlah yang dapat dibiayakan

(deductible expenses) dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak

adalah biaya penyusutan.

b. Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh metode penyusutan

dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.

c. Apabila membeli secara lease, maka semua biaya yang dikeluarkan untuk

membayar lease tersebut dapat dibiayakan yang bersangkutan.

d. Masa lease ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang

Page 83: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

65

modal golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan III dan

7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan.

e. Dalam pasal 16 KMK 1169/KMK.01/1991 diatur mengenai ketentuan

perpajakan untuk lessee yang melakukan transaksi financial lease sebagai

berikut:

1) Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang

dileasing sampai saat lessee membeli barang tersebut.

2) Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yang

dileasing maka lessee boleh melakukan penyusutan dengan dasar adalah

harga opsi barang modal yang bersangkutan.

3) Pembayaran lessee yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali

pembebanan atas tanah merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto lessee.

2. Perbandingan Perhitungan Lease dan Pembelian Atas Aktiva Tetap

Setelah menentukan semua hal yang diperlukan dalam

analisis, kemudian dilakukan perbandingan perhitungan atas alternatif leasing

dan alternatif pembelian untuk mengetahui hasil analisis dan

pengaruhnya terhadap penghematan pajak yang dapat diperoleh perusahaan.

Page 84: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

66

a. Alternatif Financial Lease dan Pembelian Tunai Atas Mesin WSB 4500 H

1) Alternatif Financial Lease

Harga perolehan mesin Rp. 520.000.000

Nilaiopsi (10%) Rp. 52.000.000

Nilai leasing (90%) Rp. 468.000.000

Bunga leasing 14,68%p.a atau 1,22 %per month

Discount factor 14,38%p.a atau 1,20% per month

Lease term 4 tahun atau 48 bulan

Tabel perhitungan biaya leasing atas Mesin WSB 4500 H adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Perhitungan Biaya Leasing Mesin WSB 4500 H - Alternatif Lease

Periode Angsuran

perbulan

Angsuran

pokok

Angsuran

bunga

Saldo nilai

leasing

Discount

factor Present value

468.000.000 14,36%

1 12.948.995 7.225.355 5.723.640 460.774.645 1,00000 12.948.995

2 12.948.995 7.313.721 5.635.274 453.460.924 0,98413 12.743.460

3 12.948.995 7.403.168 5.545.827 446.057.756 0,98367 12.737.591

4 12.948.995 7.493.709 5.455.286 438.564.047 0,98320 12.731.454

5 12.948.995 7.585.357 5.363.638 430.978.691 0,98270 12.725.031

6 12.948.995 7.678.126 5.270.869 423.300.565 0,98218 12.718.301

7 12.948.995 7.772.029 5.176.966 415.528.536 0,98164 12.711.244

8 12.948.995 7.867.081 5.081.914 407.661.455 0,98107 12.703.835

9 12.948.995 7.963.295 4.985.700 399.698.160 0,98047 12.696.048

10 12.948.995 8.060.687 4.888.308 391.637.473 0,97983 12.687.853

11 12.948.995 8.159.269 4.789.726 383.478.204 0,97917 12.679.219

12 12.948.995 8.259.057 4.689.938 375.219.148 0,97846 12.670.110

13 12.948.995 8.360.065 4.588.930 366.859.083 0,97772 12.660.485

14 12.948.995 8.462.308 4.486.687 358.396.775 0,97693 12.650.302

15 12.948.995 8.565.802 4.383.193 349.830.972 0,97610 12.639.510

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 85: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

67

Tabel4.6 (Lanjutan)

Periode Angsuran

perbulan

Angsuran

pokok

Angsuran

bunga

Saldo nilai

leasing

Discount

factor Present value

16 12.948.995 8.670.562 4.278.433 341.160.410 0,97521 12.628.054

17 12.948.995 8.776.603 4.172.392 332.383.807 0,97427 12.615.873

18 12.948.995 8.883.941 4.065.054 323.499.866 0,97327 12.602.895

19 12.948.995 8.992.592 3.956.403 314.507.274 0,97220 12.589.041

20 12.948.995 9.102.571 3.846.424 305.404.703 0,97106 12.574.221

21 12.948.995 9.213.895 3.735.100 296.190.807 0,96983 12.558.331

22 12.948.995 9.326.581 3.622.414 286.864.226 0,96851 12.541.252

23 12.948.995 9.440.646 3.508.349 277.423.581 0,96709 12.522.846

24 12.948.995 9.556.105 3.392.890 267.867.476 0,96555 12.502.955

25 12.948.995 9.672.976 3.276.019 258.194.500 0,96389 12.481.393

26 12.948.995 9.791.276 3.157.719 248.403.224 0,96208 12.457.942

27 12.948.995 9.911.024 3.037.971 238.492.200 0,96010 12.432.344

28 12.948.995 10.032.235 2.916.760 228.459.965 0,95793 12.404.292

29 12.948.995 10.154.930 2.794.065 218.305.035 0,95555 12.373.419

30 12.948.995 10.279.124 2.669.871 208.025.911 0,95291 12.339.278

31 12.948.995 10.404.838 2.544.157 197.621.073 0,94998 12.301.325

32 12.948.995 10.532.089 2.416.906 187.088.984 0,94671 12.258.887

33 12.948.995 10.660.897 2.288.098 176.428.087 0,94302 12.211.122

34 12.948.995 10.791.279 2.157.716 165.636.807 0,93883 12.156.966

35 12.948.995 10.923.257 2.025.738 154.713.550 0,93405 12.095.047

36 12.948.995 11.056.848 1.892.147 143.656.702 0,92853 12.023.575

37 12.948.995 11.192.074 1.756.921 132.464.629 0,92209 11.940.159

38 12.948.995 11.328.953 1.620.042 121.135.676 0,91448 11.841.540

39 12.948.995 11.467.506 1.481.489 109.668.170 0,90533 11.723.157

40 12.948.995 11.607.753 1.341.242 98.060.417 0,89416 11.578.417

41 12.948.995 11.749.716 1.199.279 86.310.701 0,88018 11.397.431

42 12.948.995 11.893.415 1.055.580 74.417.286 0,86220 11.164.653

43 12.948.995 12.038.872 910.123 62.378.414 0,83822 10.854.169

44 12.948.995 12.186.107 762.888 50.192.307 0,80464 10.419.308

45 12.948.995 12.335.143 613.852 37.857.164 0,75424 9.766.681

46 12.948.995 12.486.002 462.993 25.371.162 0,67018 8.678.174

47 12.948.995 12.638.706 310.289 12.732.457 0,50185 6.498.422

48 12.948.995 12.793.277 155.718 - 0,00000 0

jumlah 621.551.760 468.060.820 153.490.940 567.236.606

Sumber : Data yang diolah

Page 86: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

68

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.6, total lease fee secara nominal

adalah sebesar Rp 621.551.760, sedangkan nilai tunai (present value) dengan

discount rate 14,38% adalah sebesar Rp. 567.236.606. Semua lease fee ini

dapat diakui sebagai deductible expenses.

Selain lease fee biaya yang masih dapat dikurangkan adalah biaya

penyusutan. Setelah mengambil alih mesin yang dileasing dengan hak opsi,

maka nilai perolehan aktiva sebesar nilai opsi dapat disusutkan oleh

perusahaan sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang telah

ditetapkan.

Perhitungan biaya penyusutan berdasarkan nilai opsi yang

diambil perusahaan, disajikan seperti berikut ini.

Nilai aktiva (nilai opsi) Rp. 52.000.000

Umur aktiva 16 tahun

Metode penyusutan Garis lurus

Discount rate 14,38% pertahun atau 1,20% perbulan

Page 87: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

69

Tabel 4.7

Perhitungan Biaya Penyusutan Atas Nilai Opsi Mesin WSB 4500 H -

Alternatif Lease

Tahun Nilai buku

Aktiva tetap Biaya Saldo

Discount

factor

Present

Value

(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) 14,38% (Rupiah)

tahun 1-4 tidak ada penyusutan karena leasing

5 52.000.000 3.250.000 48.750.000 0,874279 2.841.406

6 48.750.000 3.250.000 45.500.000 0,446580 1.451.386

7 45.500.000 3.250.000 42.250.000 0,390436 1.268.916

8 42.250.000 3.250.000 39.000.000 0,341349 1.109.386

9 39.000.000 3.250.000 35.750.000 0,298435 969.912

10 35.750.000 3.250.000 32.500.000 0,260915 847.974

11 32.500.000 3.250.000 29.250.000 0,228112 741.365

12 29.250.000 3.250.000 26.000.000 0,199434 648.160

13 26.000.000 3.250.000 22.750.000 0,174361 566.673

14 22.750.000 3.250.000 19.500.000 0,152440 495.430

15 19.500.000 3.250.000 16.250.000 0,133275 433.144

16 16.250.000 3.250.000 13.000.000 0,116519 378.688

17 13.000.000 3.250.000 9.750.000 0,101870 331.079

18 9.750.000 3.250.000 6.500.000 0,089063 289.455

19 6.500.000 3.250.000 3.250.000 0,077866 253.065

20 3.250.000 3.250.000 - 0,068077 221.249

Jumlah 52.000.000 12.847.287

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, total biaya penyusutan adalah sebesar

nilai opsi Rp.52.000.000, dengan nilai tunai berdasarkan discount rate

14,38% yaitu sebesarRp.12.847.287

Tabel 4.6 dan 4.7 di atas, jumlah nilai perolehan keseluruhan mesin

(lease fee dan nilai opsi) dan total nilai tunai yang dapat dibiayakan adalah

sebagai berikut:

Jumlah Angsuran Perbulan (Lease Fee) Rp. 621.551.760

Biaya Penyusutan (Nilai Opsi) Rp. 52.000.000

Page 88: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

70

Jumlah Nilai Perolehan Keseluruhan Rp. 673.551.760

Present Value Lease Fee Rp. 567.236.606

Present Value Biaya Penyusutan Rp. 12.847.287

Rp. 580.083.893

2) Alternatif pembelian Tunai

Jika perusahaan melakukan pembelian secara tunai, maka yang

dapat diakui sebagai biaya adalah biaya penyusutan. Untuk menghitung

biaya penyusutan, metode yang digunakan adalah metode garis lurus,

karena perusahaan menerapkan metode garis lurus untuk penyusutannya.

Sedangkan umur aktiva 16 tahun sesuai dengan ketentuan.

Besarnya biaya penyusutan dapat dilihat pada tabel berkut ini.

Harga Perolehan Rp. 520.000.000

Umur Aktiva 16 tahun

Metode Penyusutan Garis Lurus

Discount Rate 14,38% at pertahun 1,20% perbulan

Page 89: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

71

Perhitungan biaya penyusutan dengan alternatif pembelian tunai

atas Mesin WSB 4500 H sebagai berikut.

Tabel 4.8

Perhitungan Biaya Mesin WSB 4500 H - Alternatif

Pembelian

Tahun Nilai Buku

Aktiva Tetap Biaya Saldo

Discount

factort

Present

Value

(rupiah) (rupiah) (rupiah) 14,38% (rupiah)

1 520.000.000 32.500.000 487.500.000 0,874279 28.414.058

2 487.500.000 32.500.000 455.000.000 0,764363 24.841.807

3 455.000.000 32.500.000 422.500.000 0,668267 21.718.663

4 422.500.000 32.500.000 390.000.000 0,584251 18.988.165

5 390.000.000 32.500.000 357.500.000 0,510798 16.600.948

6 357.500.000 32.500.000 325.000.000 0,446580 14.513.856

7 325.000.000 32.500.000 292.500.000 0,390436 12.689.155

8 292.500.000 32.500.000 260.000.000 0,341349 11.093.859

9 260.000.000 32.500.000 227.500.000 0,298435 9.699.124

10 227.500.000 32.500.000 195.000.000 0,260915 8.479.738

11 195.000.000 32.500.000 162.500.000 0,228112 7.413.655

12 162.500.000 32.500.000 130.000.000 0,199434 6.481.600

13 130.000.000 32.500.000 97.500.000 0,174361 5.666.725

14 97.500.000 32.500.000 65.000.000 0,152440 4.954.297

15 65.000.000 32.500.000 32.500.000 0,133275 4.331.437

16 32.500.000 32.500.000 - 0,116519 3.786.883

Jumlah 520.000.000 199.673.971

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai nominal dari akumulasi

penyusutan adalah sebesar harga perolehan mesin yaitu Rp. 520.000.000 dan

nilai tunainya sebesar Rp. 199.673.971.

Page 90: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

72

b. Alternatif Financial Lease dan Pembelian Tunai Atas Mesin IC4 4832 R

1) Alternatif Financial Lease

Harga perolehan mesin Rp. 446.052.000

Nilai opsi (10%) Rp. 44.605.200

Nilai leasing (90%) Rp. 401.446.800

Bunga leasing 14,68% pertahun atau 1,22 % perbulan

Discount factor 14,28% pertahun atau 1,19 % perbulan

Lease term 4 tahun atau 48 bulan

Tabel perhitungan biaya leasing atas mesin IC4 4832 R adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.9

Perhitungan Biaya Leasing mesin IC4 4832 R - Alternatif Lease

Periode Angsuran

Perbulan

Angsuran

Pokok

Angsuran

Bunga

Saldo Nilai

Leasing

Discoun

t Factor

Present

Value

401.446.800 14,36%

1 11.107.548 6.197.854 4.909.694 395.248.946 1,00000 12.948.995

2 11.107.548 6.273.653 4.833.895 388.975.293 0,98413 12.743.460

3 11.107.548 6.350.380 4.757.168 382.624.913 0,98367 12.737.591

4 11.107.548 6.428.045 4.679.503 376.196.867 0,98320 12.731.454

5 11.107.548 6.506.660 4.600.888 369.690.207 0,98270 12.725.031

6 11.107.548 6.586.237 4.521.311 363.103.970 0,98218 12.718.301

7 11.107.548 6.666.786 4.440.762 356.437.184 0,98164 12.711.244

8 11.107.548 6.748.321 4.359.227 349.688.863 0,98107 12.703.835

9 11.107.548 6.830.853 4.276.695 342.858.010 0,98047 12.696.048

10 11.107.548 6.914.395 4.193.153 335.943.615 0,97983 12.687.853

11 11.107.548 6.998.958 4.108.590 328.944.657 0,97917 12.679.219

12 11.107.548 7.084.555 4.022.993 321.860.103 0,97846 12.670.110

13 11.107.548 7.171.199 3.936.349 314.688.904 0,97772 12.660.485

14 11.107.548 7.258.903 3.848.645 307.430.001 0,97693 12.650.302

15 11.107.548 7.347.679 3.759.869 300.082.322 0,97610 12.639.510

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 91: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

73

Tabel 4.9 (Lanjutan)

Periode Angsuran

Perbulan

Angsuran

Pokok

Angsuran

Bunga

Saldo Nilai

Leasing

Discoun

t Factor

Present

Value

16 11.107.548 7.437.541 3.670.007 292.644.781 0,97521 12.628.054

17 11.107.548 7.528.502 3.579.046 285.116.278 0,97427 12.615.873

18 11.107.548 7.620.576 3.486.972 277.495.702 0,97327 12.602.895

19 11.107.548 7.713.776 3.393.772 269.781.927 0,97220 12.589.041

20 11.107.548 7.808.115 3.299.433 261.973.812 0,97106 12.574.221

21 11.107.548 7.903.608 3.203.940 254.070.203 0,96983 12.558.331

22 11.107.548 8.000.269 3.107.279 246.069.934 0,96851 12.541.252

23 11.107.548 8.098.113 3.009.435 237.971.821 0,96709 12.522.846

24 11.107.548 8.197.153 2.910.395 229.774.669 0,96555 12.502.955

25 11.107.548 8.297.404 2.810.144 221.477.265 0,96389 12.481.393

26 11.107.548 8.398.881 2.708.667 213.078.384 0,96208 12.457.942

27 11.107.548 8.501.599 2.605.949 204.576.785 0,96010 12.432.344

28 11.107.548 8.605.574 2.501.974 195.971.211 0,95793 12.404.292

29 11.107.548 8.710.820 2.396.728 187.260.391 0,95555 12.373.419

30 11.107.548 8.817.353 2.290.195 178.443.037 0,95291 12.339.278

31 11.107.548 8.925.190 2.182.358 169.517.847 0,94998 12.301.325

32 11.107.548 9.034.345 2.073.203 160.483.503 0,94671 12.258.887

33 11.107.548 9.144.835 1.962.713 151.338.668 0,94302 12.211.122

34 11.107.548 9.256.676 1.850.872 142.081.992 0,93883 12.156.966

35 11.107.548 9.369.885 1.737.663 132.712.107 0,93405 12.095.047

36 11.107.548 9.484.479 1.623.069 123.227.628 0,92853 12.023.575

37 11.107.548 9.600.474 1.507.074 113.627.154 0,92209 11.940.159

38 11.107.548 9.717.888 1.389.660 103.909.266 0,91448 11.841.540

39 11.107.548 9.836.738 1.270.810 94.072.528 0,90533 11.723.157

40 11.107.548 9.957.041 1.150.507 84.115.487 0,89416 11.578.417

41 11.107.548 10.078.816 1.028.732 74.036.671 0,88018 11.397.431

42 11.107.548 10.202.080 905.468 63.834.592 0,86220 11.164.653

43 11.107.548 10.326.851 780.697 53.507.741 0,83822 10.854.169

44 11.107.548 10.453.148 654.400 43.054.593 0,80464 10.419.308

45 11.107.548 10.580.990 526.558 32.473.602 0,75424 9.766.681

46 11.107.548 10.710.396 397.152 21.763.206 0,67018 8.678.174

47 11.107.548 10.841.384 266.164 10.921.822 0,50185 6.498.422

48 11.107.548 10.973.974 133.574 0 0,00000 0

Jumlah 533.162.304 401.498.952 131.663.352 567.236.606

Sumber : Data yang diolah

Page 92: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

74

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.9, total lease fee secara

nominal adalah sebesar Rp. 533.162.304, sedangkan nilai tunai (present

value) dengan discount rate 14,36% adalah sebesar Rp.

567.236.606. Semua lease fee ini dapat diakui sebagai deductible

expenses.

Selain lease fee biaya yang masih dapat dikurangkan adalah biaya

penyusutan. Setelah mengambil alih mesin yang dileasing dengan hak

opsi, maka nilai perolehan aktiva sebesar nilai opsi dapat disusutkan oleh

perusahaan sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang

telah ditetapkan.

Perhitungan biaya penyusutan berdasarkan nilai opsi yang

diambil perusahaan, disajikan seperti berikut ini.

Nilai aktiva (nilai opsi) Rp. 44.605.200

Umur aktiva 16 tahun

Metode penyusutan Garis lurus

Discount rate 14,36% pertahun atau 1,19 % perbulan

Page 93: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

75

Tabel 4.10

Perhitungan Biaya Penyusutan Atas Nilai Opsi Mesin IC4 4832 R – Alternatif

Lease

Tahun

Nilai Buku

Aktiva

Tetap

Biaya Saldo Discount

factor Present Value

(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) 14,28% (Rupiah)

tahun 1-4 tidak ada penyusutan karena leasing

5 44.605.200 2.787.825 41.817.375 0,875044 2.439.469

6 41.817.375 2.787.825 39.029.550 0,448930 1.251.538

7 39.029.550 2.787.825 36.241.725 0,392833 1.095.151

8 36.241.725 2.787.825 33.453.900 0,343746 958.305

9 33.453.900 2.787.825 30.666.075 0,300793 838.559

10 30.666.075 2.787.825 27.878.250 0,263207 733.775

11 27.878.250 2.787.825 25.090.425 0,230318 642.086

12 25.090.425 2.787.825 22.302.600 0,201538 561.853

13 22.302.600 2.787.825 19.514.775 0,176355 491.646

14 19.514.775 2.787.825 16.726.950 0,154318 430.212

15 16.726.950 2.787.825 13.939.125 0,135035 376.454

16 13.939.125 2.787.825 11.151.300 0,118162 329.414

17 11.151.300 2.787.825 8.363.475 0,103397 288.251

18 8.363.475 2.787.825 5.575.650 0,090477 252.233

19 5.575.650 2.787.825 2.787.825 0,079171 220.715

20 2.787.825 2.787.825 - 0,069278 193.135

Jumlah 44.605.200 11.102.795

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, total biaya penyusutan adalah

sebesar nilai opsi Rp. 44.605.200, dengan nilai tunai berdasarkan discount

rate 14,28 % yaitu sebesar Rp. 11.102.795.

Page 94: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

76

Tabel 4.9 dan 4.10 di atas, jumlah nilai perolehan keseluruhan

mesin (lease fee dan nilai opsi) dan total nilai tunai yang dapat dibiayakan

adalah sebagai berikut:

Jumlah Angsuran Perbulan (Lease Fee) Rp. 533.162.304

Biaya Penyusutan (Nilai Opsi) Rp. 44.605.200

Jumlah Nilai Perolehan Keseluruhan Rp. 577.767.504

2) Alternatif Pembelian Tunai

Jika perusahaan melakukan pembelian secara tunai, maka yang

dapat diakui sebagai biaya adalah biaya penyusutan. Untuk menghitung

biaya penyusutan, metode yang digunakan adalah metode garis lurus,

karena perusahaan menerapkan metode garis lurus untuk penyusutannya.

sedangkan umur aktiva 16 tahun sesuai dengan ketentuan.

Besarnya biaya penyusutan dapat dilihat pada tabel berkut ini.

Harga Perolehan Rp. 446.052.000

Umur Aktiva 16 tahun

Metode Penyusutan Garis Lurus

Discount Rate 14,36% pertahun atau 1,19 % perbulan

Page 95: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

77

Perhitungan biaya penyusutan dengan alternatif pembelian tunai

atas mesin Mesin IC4 4832 R sebagai berikut.

Tabel 4.11

Perhitungan Biaya Penyusutan Mesin IC4 4832 R -Alternatif Pembelian

Tahun

Nilai Buku

Aktiva

Tetap

Biaya Saldo Discount

factor Present value

(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) 14,28% (Rupiah)

1 446.052.000 27.878.250 418.173.750 0,875044 24.394.688

2 418.173.750 27.878.250 390.295.500 0,765702 21.346.420

3 390.295.500 27.878.250 362.417.250 0,670022 18.679.051

4 362.417.250 27.878.250 334.539.000 0,586299 16.344.987

5 334.539.000 27.878.250 306.660.750 0,513037 14.302.579

6 306.660.750 27.878.250 278.782.500 0,448930 12.515.382

7 278.782.500 27.878.250 250.904.250 0,392833 10.951.507

8 250.904.250 27.878.250 223.026.000 0,343746 9.583.048

9 223.026.000 27.878.250 195.147.750 0,300793 8.385.586

10 195.147.750 27.878.250 167.269.500 0,263207 7.337.755

11 167.269.500 27.878.250 139.391.250 0,230318 6.420.856

12 139.391.250 27.878.250 111.513.000 0,201538 5.618.530

13 111.513.000 27.878.250 83.634.750 0,176355 4.916.460

14 83.634.750 27.878.250 55.756.500 0,154318 4.302.117

15 55.756.500 27.878.250 27.878.250 0,135035 3.764.541

16 27.878.250 27.878.250 - 0,118162 3.294.138

Jumlah 446.052.000 172.157.646

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai nominal dari

akumulasi penyusutan adalah sebesar harga perolehan mesin yaitu Rp.

446.052.000 dan nilai tunainya sebesar Rp. 172.157.646.

Page 96: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

78

3. Hasil Perbandingan terhadap Penghematan Pajak

Besarnya perbandingan penghematan pajak antara sewa guna usaha

(leasing) dengan pembelian langsung secara tunai dilakukan dengan cara

membandingkan jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka

menghitung panghasilan kena pajak.

Untuk leasing biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh lease fee

dan biaya penyusutan sebesar nilai opsi. Sedangkan untuk pembelian tunai

biaya yang dapat dikurangkan adalah biaya penyusutannya saja. Disamping

dihitung berdasarkan nilai nominal juga dihitung berdasarkan nilai tunai.

a. Nilai Penghematan Pajak Atas Mesin WSB 4500 H

Deductible expenses (biaya yang dapat dikurangkan) merupakan unsur

yang menentukan besarnya penghematan pajak yang dapat diperoleh

perusahaan. Oleh karena itu perlu untuk melihat hasil perbandingan antara

alternatif lease dengan alternatif pembelian tunai untuk menentukan

deductible expenses.

Page 97: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

79

Tabel 4.12

Perbandingan Deductible expenses Per Tahun - Mesin WSB 4500 H

Keterangan

Leasing Pembelian Tunai

Lease Fee

Biaya

Penyusutan

Pengurangan

PPh

Biaya

penyusutan

Pengurangan

PPh

Tahun 1 155.387.940 - 46.616.382 32.500.000 9.750.000

Tahun 2 155.387.940 - 46.616.382 32.500.000 9.750.000

Tahun 3 155.387.940 - 46.616.382 32.500.000 9.750.000

Tahun 4 155.387.940 - 46.616.382 32.500.000 9.750.000

Tahun 5 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 6 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 7 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 8 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 9 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 10 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 11 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 12 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 13 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 14 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 15 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 16 - 3.250.000 975.000 32.500.000 9.750.000

Tahun 17 - 3.250.000 975.000 - -

Tahun 18 - 3.250.000 975.000 - -

Tahun 19 - 3.250.000 975.000 - -

Tahun 20 - 3.250.000 975.000 - -

Jumlah 621.551.760 52.000.000 202.065.528 520.000.000 156.000.000

Sumber : data yang diolah

Page 98: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

80

Tabel 4.13

Total Perbandingan Harga Perolehan dan Deductible expenses -Mesin WSB

4500 H

Keterangan

Leasing dengan Bunga Beli secara Tunai

Nominal

Present

Value (disc.

Rate

14,38%)

Nominal

Present Value

(disc. Rate

14,38%

Harga perolehan

Lease fee 621.551.760 567.236.606

Nilai opsi 52.000.000 52.000.000

Harga mesin WSB 4500 H 520.000.000 520.000.000

Jumlah 673.551.760 619.236.606 520.000.000 520.000.000

Biaya yang boleh

dibiayakan:

Lease fee 621.551.760 567.236.606

Biaya penyusutan 52.000.000 12.847.287 52.000.000 199.673.971

Jumlah 673.551.760 580.083.893 52.000.000 199.673.971

Pengurangan pph karena

biaya 202.065.528 174.025.168 15.600.000 59.902.191

Sumber : Data yang diolah

Perhitungan pada Tabel 4.12 merupakan perhitungan atas harga

perolehan dan deductible expenses pertahun. Sedangkan perhitungan pada

Tabel 4.13 merupakan perhitungan total atas harga perolehan dan deductible

expenses yang nilai-nilainya dapat dilihat pada tabel-tabel perbandingan

sebelumnya yaitu Tabel 4.6, 4.7 dan 5.8. Pada perhitungan yang dilakukan

pada Tabel 4.13 dapat diketahui besarnya pengurangan pajak penghasilan

karena unsur biaya yaitu secara nominal Rp. 202.065.528 dan Rp.

15.600.000, serta secara tunai Rp. 174.025.168 dan Rp. 59.902.191.

Penghematan pajak secara total dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini,

yang diperoleh dari selisih pengurangan PPh karena biaya antara alternatif

Page 99: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

81

lease dengan pembelian.

Tabel 4.14

Tabel Perbandingan Penghematan Pajak Lease

dan Pembelian - mesin WSB 4500 H

Pengurangan PPh karena

biaya Nominal

PV disc. Rate 14,38%

Leasing (bunga 14,68%) 202.065.528 174.025.168

Pembelian tunai 156.000.000 59.902.191

Penghematan Pajak 46.065.528 114.122.977

Sumber : Data yang diolah

Penghematan pajak dihasilkan dari kelebihan pengurangan PPh atas

biaya dari alternatif leasing yang lebih besar dari pada alternatif pembelian.

Nilai penghematan pajak secara nominal adalah sebesar Rp.46.065.528 dan

berdasarkan nilai tunai yaitu sebesar Rp. 114.122.977.

Untuk mengetahui hasil analisis mengenai penghematan pajak lebih

mudah dan sederhana, di bawah ini akan dihitung nilai penghematan pajak

pertahun antara alternatif lease dan pembelian tunai yang dapat dijadikan

sebagai informasi bagi perusahaan dalam menentukan nilai penghematan

pajak yang dapat diperolehnya pertahun.

Tabel 4.15

Perbandingan Nilai Penghematan Pajak Per Tahun - WSB 4500 H

Keterangan Pengurangan PPh Penghematan Pajak

Leasing Pembelian Leasing Pembelian

Tahun 1 46.616.382 9.750.000 36.866.382 -

Tahun 2 46.616.382 9.750.000 36.866.382 -

Tahun 3 46.616.382 9.750.000 36.866.382 -

Tahun 4 46.616.382 9.750.000 36.866.382 -

Tahun 5 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 6 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Bersambung kehalaman selanjutnya

Page 100: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

82

Tabel 4.15 (Lanjutan)

Keterangan Pengurangan PPh Penghematan Pajak

Leasing Pembelian Leasing

Tahun 7 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 8 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 9 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 10 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 11 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 12 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 13 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 14 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 15 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 16 975.000 9.750.000 - 8.775.000

Tahun 17 975.000 - 975.000 -

Tahun 18 975.000 - 975.000 -

Tahun 19 975.000 - 975.000 -

Tahun 20 975.000 - 975.000 -

Jumlah 202.065.528 156.000.000 151.365.528 105.300.000

Sumber : Data yang diolah

Tabel di atas, dapat diketahui nilai penghematan pajak per tahun yang

dapat diterima oleh perusahaan dari kedua alternatif. Berdasarkan tabel,

pembebanan biaya karena leasing pada empat tahun pertama akan

memberikan nilai penghematan pajak yang cukup besar karena lease fee

bersifat deductible expenses. Kemudian pada tahun kelima sampai dengan

tahun keenam belas nilai penghematan pajak yang lebih besar akan diberikan

oleh alternatif pembelian tunai karena pembebanan biaya penyusutannya

lebih besar dari pada pembebanan biaya penyusutan atas nilai opsi yang

telah diambil perusahaan dalam alternatif leasing. Tetapi pada tahun ketujuh

belas sampai dengan tahun kedua puluh, nilai penghematan pajak akan

Page 101: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

83

dihasilkan kembali dari alternatif lease, karena masih adanya pembebanan

biaya penyusutan, sedangkan pada alternatif pembelian, umur ekonomis

sudah habis sehingga tidak ada biaya penyusutan yang dapat dibebankan.

Secara matematis, walaupun leasing lebih mahal daripada pembelian

tunai, tetapi penghematan pajaknya juga lebih besar karena semua lease fee

dapat dibiayakan (deductible expenses) dan atas pembebanan biaya

penyusutannya pun cukup menguntungkan dalam penghematan pajak.

b. Nilai Penghematan Pajak Atas Mesin IC4 4832 R

Perhitungan atas perbandingan deductible expenses dan nilai

penghematan pajak pertahun dapat dilihat pada Tabel 4.16, sedangkan total

perhitungan atas perbandingan deductible expenses dan nilai penghematan

pajak disajikan pada Tabel 4.18.

Tabel 4.16

Perbandingan Deductible expenses Per Tahun - Mesin IC4 4832 R

Keterangan

Leasing Pembelian Tunai

Lease Fee Biaya

Penyusutan

Pengurangan

PPh

Biaya

Penyusutan

Pengurangan

PPh

Tahun 1 133.290.576 - 39.987.173 27.878.250 8.363.475

Tahun 2 133.290.576 - 39.987.173 27.878.250 8.363.475

Tahun 3 133.290.576 - 39.987.173 27.878.250 8.363.475

Tahun 4 133.290.576 - 39.987.173 27.878.250 8.363.475

Tahun 5 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 6 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 7 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 8 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 9 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 10 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 11 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 102: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

84

Tabel 4.16(Lanjutan)

Keterangan

Leasing Pembelian Tunai

Lease Fee Biaya

Penyusutan

Pengurangan

PPH Lease Fee

Biaya

Penyusutan

Tahun 12 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 13 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 14 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 15 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 16 - 2.787.825 836.348 27.878.250 8.363.475

Tahun 17 - 2.787.825 836.348 - -

Tahun 18 - 2.787.825 836.348 - -

Tahun 19 - 2.787.825 836.348 - -

Tahun 20 - 2.787.825 836.348 - -

Jumlah 533.162.304 44.605.200 173.330.251 446.052.000 133.815.600

Sumber : Data yang diolah

Tabel 4.17

Total Perbandingan Harga Perolehan dan Deductible expenses - Mesin IC4

4832R

Keterangan

Leasing dengan Bunga Beli secara Tunai

Nominal

Present

Value (disc.

Rate

14,38%)

Nominal

Present

value (disc.

Rate

14,38%

Harga perolehan

Lease Fee 533.162.304 486.571.196

Nilai opsi 44.605.200 44.605.200

Harga mesin IC4 4832 R 446.052.000 446.052.000

Jumlah 577.767.504 531.176.396 446.052.000 446.052.000

Biaya yang boleh

dibiayakan:

Lease fee 533.162.304

Biaya penyusutan 44.605.200 531.176.396 446.052.000 172.157.646

Jumlah 577.767.504 531.176.396 446.052.000 172.157.646

Pengurangan PPh

Karena Biaya 173.330.251 159.352.919 133.815.600 51.647.294

Sumber : Data yang diolah

Page 103: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

85

Perhitungan pada Tabel 4.16 merupakan perhitungan atas harga

perolehan dan deductible expenses pertahun. Sedangkan perhitungan pada

Tabel 4.17 merupakan perhitungan total atas harga perolehan dan deductible

expenses yang nilai-nilainya dapat dilihat pada tabel-tabel perbandingan

sebelumnya yaitu Tabel 4.9, 4.10 dan 4.11. Pada perhitungan yang dilakukan

pada Tabel 4.17 dapat diketahui besarnya pengurangan pajak penghasilan

karena unsur biaya yaitu secara nominal Rp 173.330.251 dan Rp.

133.815.600, serta secara tunai Rp. 159.352.919 dan Rp. 51.647.294.

Penghematan pajak secara total dapat dilihat pada Tabel 4.18 di bawah ini,

yang diperoleh dari selisih pengurangan PPh karena biaya antara alternatif

lease dengan pembelian.

Tabel 4.18

Tabel Perbandingan Penghematan Pajak Lease

dan Pembelian - Mesin IC4 4832 R

Pengurangan PPh karena

biaya Nominal

PV disc. Rate

14,38%

Leasing bunga (bunga 14,68%) 173.330.251 159.352.919

Pembelian tunai 133.815.600 51.647.294

Penghematan pajak 39.514.651 107.705.625

Sumber : data yang diolah

Penghematan pajak dihasilkan dari kelebihan pengurangan PPh atas

biaya dari alternatif leasing yang lebih besar dari pada alternative

pembelian. Nilai penghematan pajak secara nominal adalah sebesar Rp.

39.514.651 dan berdasarkan nilai tunai yaitu sebesar Rp. 107.705.625 Untuk

mengetahui hasil analisis mengenai penghematan pajak lebih mudah dan

Page 104: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

86

sederhana, di bawah ini akan dihitung nilai penghematan pajak pertahun

antara alternatif lease dan pembelian tunai yang dapat dijadikan sebagai

informasi bagi perusahaan dalam menentukan nilai penghematan pajak yang

dapat diperolehnya pertahun.

Tabel 4.19

Perbandingan Nilai Penghematan Pajak

Per Tahun - Mesin IC4 4832 R

Keterangan Pengurangan PPh Penghematan Pajak

Leasing Pembelian Leasing Pembelian

Tahun 1 39.987.173 8.363.475 31.623.698 -

Tahun 2 39.987.173 8.363.475 31.623.698 -

Tahun 3 39.987.173 8.363.475 31.623.698 -

Tahun 4 39.987.173 8.363.475 31.623.698 -

Tahun 5 836.348 8.363.475 - 7.527.128

Tahun 6 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 7 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 8 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 9 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 10 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 11 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 12 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 13 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 14 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 15 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 16 836.348 8.363.475 - 7.527.127

Tahun 17 836.348 - 836.348 -

Tahun 18 836.348 - 836.348 -

Tahun 19 836.348 - 836.348 -

Tahun 20 836.348 - 836.348 -

Jumlah 173.330.260 133.815.600 129.840.184 90.325.525

Sumber : Data yang diolah

Page 105: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

87

Tabel di atas, dapat diketahui nilai penghematan pajak per tahun yang

dapat diterima oleh perusahaan dari kedua alternatif. Berdasarkan tabel,

pembebanan biaya karena leasing pada empat tahun pertama akan

memberikan nilai penghematan pajak yang cukup besar karena lease fee

bersifat deductible expenses. Kemudian pada tahun kelima sampai dengan

tahun keenambelas nilai penghematan pajak yang lebih besar akan diberikan

oleh alternatif pembelian tunai karena pembebanan biaya penyusutannya

lebih besar daripada pembebanan biaya penyusutan atas nilai opsi yang telah

diambil perusahaan dalam alternatif leasing. Tetapi pada tahun ketujuh belas

sampai dengan tahun kedua puluh, nilai penghematan pajak akan dihasilkan

kembali dari alternatif lease, karena masih adanya pembebanan biaya

penyusutan, sedangkan pada alternatif pembelian, umur ekonomis sudah

habis sehingga tidak ada biaya penyusutan yang dapat dibebankan.

Secara matematis, walaupun leasing lebih mahal daripada pembelian

tunai, tetapi penghematan pajaknya juga lebih besar karena semua lease fee

dapat dibiayakan (deductible expenses) dan atas pembebanan biaya

penyusutannya pun cukup menguntungkan dalam penghematasn pajak.

4. Penilaian Atas Hasil Perbandingan Dalam Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dibahas sebelumnya, yaitu

antara alternatif leasing dan alternatif pembelian, dapat dikatakan bahwa

alternatif leasing adalah alternatif terbaik yang dapat diambil oleh perusahaan

Page 106: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

88

dalam menentukan besarnya penghematan pajak. Alternatif leasing

menghasilkan unsur pengurangan pajak yang lebih besar karena adanya biaya

yang bersifat deductible expense yang lebih tinggi dibandingkan dengan

alternatif pembelian tunai. Unsur pengurangan pajak inilah yang akan

membawa manfaat berupa penghematan pajak yang dapat diterima oleh

perusahaan.

Meskipun alternatif leasing secara keseluruhan lebih mahal daripada

pembelian tunai, tetapi manfaat yang diberikannya terhadap perusahaan juga

besar. Selain penghematan pajak, perusahaan juga tidak perlu untuk

menyiapkan sejumlah dana kas yang besar untuk membeli aktiva tetap.

Pembiayaan sekaligus dalam membeli aktiva tetap yang biasanya dilakukan

perusahaan akan kurang menguntungkan dari segi arus kas, ini merupakan

salah satu keunggulan leasing dari pada pembelian tunai.

Setiap objek perhitungan aktiva tetap di atas yang telah

diperbandingkan, dapat dikatakan bahwa alternatif leasing akan sangat

bermanfaat jika objek aktiva tetapnya memiliki nilai perolehan yang cukup

besar atau material. Semakin besar nilai perolehan aktiva, maka semakin besar

pula jumlah penghematan pajak yang dapat diterima oleh perusahaan karena

adanya nilai dari pembebanan biaya yang cukup tinggi.

Hasil dari pada analisis ini hanya dibatasi dalam hal penghematan

pajak yang menjadi tujuan dari sebagian besar perusahaan. Penghematan

pajak sangat bermanfaat bagi perusahaan yang memperoleh laba yang cukup

Page 107: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

89

tinggi dimana unsur pengurangan labanya kecil dan berpengaruh terhadap

pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Jika perusahaan mencapai laba

kotor yang cukup tinggi, kemudian unsur pengurangan laba dari beban

operasional termasuk biaya penyusutannya juga kecil, maka laba kena pajak

yang dimiliki perusahaan akan tetap besar. Perusahaan biasanya melakukan

strategi tentang bagaimana agar dapat meminimalisasi pajak dengan cara-cara

yang legal, dan alternatif leasing ini menjawab hal itu. Jadi dapat dikatakan

perencanaan pajak akan lebih bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki laba

tahun berjalan yang cukup besar, meskipun tidak menutup kemungkinan

bahwa kebijakan manajemen perusahaan akan tetap menjalani strategi.

Penghematan pajak dalam kondisi rugi pada tahun berjalan dengan

pertimbangan bahwa perusahaan akan tetap going concern dan memperoleh

future benefit.

Page 108: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Seluruh pembahasan mengenai perbandingan alternatif leasing dengan

pembelian tunai di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

yaitu sebagai berikut:

1. PT. Els Indonesia Prima telah menerapkan alternatif sewa guna usaha

(leasing) khususnya pada jenis financial lease dalam perolehan atau

pengadaan aktiva. Dengan melakukan transaksi sewa guna usaha (leasing)

dengan jenis financial lease perusahaan dapat hak opsi untuk membeli

objek leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama dan

dapat menghemat arus kas dengan menghindari kebutuhan dana besar

yang perlu dikeluarkan untuk membeli aktiva tetap secara tunai.

2. Ada perbedaan signifikan antara pengadaan aktiva secara leasing

khususnya pada jenis financial lease jika dibandingkan dengan membeli

aktiva tetap secara pembelian tunai. Hal ini disebabkan karena adanya

biaya leasing atau lease fee dan biaya penyusutan pada alternatif lease

yang dapat dibebankan (deductible expenses) dengan jumlah yang lebih

besar contohnya pada mesin WSB 4500H memiliki deductible expense

sebesar Rp 673.551.760 nilai ini lebih besar dari pada alternatif pembelian

Page 109: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

91

tunai yang hanya memiliki deductible expense sebesar Rp 520.000.000,

sehingga unsur pengurangan pajak yang timbul dari biaya ini akan lebih

besar dan akan menghemat jumlah pajak yang harus dibayar oleh

perusahaan. Semakin besar atau material nilai perolehan aktiva tetap yang

di lease, maka semakin besar juga nilai penghematan pajak yang dapat

diterima oleh perusahaan.

B. Saran

Beberapa saran berkenaan dengan pokok pembahasan yang telah

disajikan adalah sebagai berikut:

1. Karena PT. Els Indonesia Prima sudah menerapkan metode sewa guna

usaha (leasing), khususnya pada jenis financial lease, maka perusahaan

sudah mengambil metode pengadaan aktiva yang terbaik bagi perusahaan

ini. Selain itu metode sewa guna usaha (leasing) juga memiliki beberapa

keuntungan dibandingkan dengan metode pembelian tunai. Oleh karena itu

penerapan metode sewa guna usaha (leasing) dalam pengadaan aktiva

harus terus diterapkan di perusahaan ini.

2. Selain bertujuan untuk melakukan penghematan pajak, dana menganggur

yang tersedia sebagai akibat dari pengadaan aktiva tetap melalui leasing,

sebaiknya di inventasikan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan tidak

sedang memerlukan dana untuk operasional sehari-hari.

Page 110: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

92

DAFTAR PUSTAKA

Arthur J. Keown, David F. Scott, John D, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,

Buku Dua, Jakarta: Salemba Empat, 2000.

Baridwan, Zaky, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Yogyakarta: BPFE,

2000.

Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen, Management Accounting, Buku Dua,

Jakarta: Salemba Empat, 2004.

Gade, Djamaluddin dan Muhammad Gade, Hukum Pajak, Edisi Keempat, Jakarta:

FEUI, 2004.

Gunadi, Akuntansi Pajak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Hakim. Lukman, kredit bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi sebagai

sumber pendanaan alternatif atas perolehan aktiva tetap dalam rangka

penghematan pajak, surabaya: Surabaya genteng, 2007

Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS, Jakarta, 2007.

Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Aktiva Tetap, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2000.

Http://www.bankindonesia.com

Http://www.bi.go. Id.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat,

2004.

Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1169/KMK.01/1991 Tanggal 27 November

1991, Kegiatan Sew a Guna Usaha (Leasing).

Lubis. Ardiansyah, leasing ditinjau dari aspek perpajakan, bandung: Arun N.G.L,

2007

Mardiasmo, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi, 2009.

Meliala S. Widianti, Oetomo. Francisca, Perpajakan Dan Akuntansi Pajak, Edisi

5, Jakarta: Semesta Media, 2008

Primadita Fitriandi, Tejo Birowo, Yuda Aryanto, Kompilasi UU Perpajakan

Terlengkap. Jakarta: Salemba Empat, 2009

Page 111: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

93

Profil PT. Els Indonesia Prima

Resmi, Siti., “Perpajakan: Teori dan Kasus”, Buku Satu, Salemba Empat,

Jakarta, 2005.

Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat, Jakarta: FEUI,

2004.

Suandy, Erly, Perencanaan Perpajakan, Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat,

2003.

Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009

Waluyo, Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2010

Page 112: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …
Page 113: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

Head Office :

Rukan Taman Meruya Blok M/15

Jl. Meruya Ilir Raya – Kembangan

Jakarta 11620 – Indonesia

Phone :+62-21-5853336 (Hunting)

Fax :+62-21-5853341

E-Mail : [email protected]

Website :Www.Elsindonesia.Com

Daftar mesin dan kendaraan

PT. Els Indonesia Prima

no Jenis Aktiva Tetap Tahun Perolehan Harga Perolehan

Mesin:

1 WSB 4500 15 April 2009 520.000.000

2 T4900 28 April 2009 125.937.000

3 IC4 4832 R 7 May 2009 446.052.000

Kendaraan:

1 Mitsubishi (colt L 300) 4 Februari 2003 140.000.000

2 Daihatsu (grandmax) 20 Maret 2008 130.000.000

3 Daihatsu (xenia) 12 Desember 2008 145.000.000

4 Daihatsu (Xenia) 9 Januari 2009 145.000.000

5 Suzuki (carry) 11 Juni 2009 55.000.000

Logistic & Sparepart Centre:

Komplek Pergudangan Taman Tekno Sector XI Blok L1 No. 2, BSD City – Tangerang, Phone : +62-21-75880513-14, Fax :+62-21- 75880515

ELS INDONESIA PRIMA, pt Representative Electrolux Laundry Systems

Page 114: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

I.31 SUKU BUNGA PINJAMAN RUPIAH YANG DIBERIKAN MENURUT KELOMPOK BANK (Persen per tahun)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2008 2009

2004 2005 2006 2007 2008 Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May2004 2005 2006 2007 2008 1-Aug 1-Sep #### #### #### #### #### #### #### ####

1 Bank Persero - - - - - - - - - - - - - - -

2 Pinjaman Modal Kerja Yang Diberikan 14.32 15.71 15.36 13.47 14.61 13.33 13.61 14.14 14.52 14.61 14.59 14.48 14.45 14.38 14.28

3 Pinjaman Investasi Yang Diberikan 14.10 14.98 14.98 12.93 13.85 12.86 13.12 13.47 13.82 13.85 13.83 13.66 13.55 13.51 13.39

4 Pinjaman Konsumsi Yang Diberikan 14.62 15.23 15.26 14.03 13.84 13.59 13.57 13.68 13.76 13.84 13.90 13.91 13.92 13.92 13.91

5 Bank Pemerintah Daerah - - - - - - - - - - - - - - -

6 Pinjaman Modal Kerja Yang Diberikan 17.54 16.85 16.60 15.33 14.43 14.57 14.47 14.44 14.50 14.43 14.44 14.32 14.29 14.21 14.16

7 Pinjaman Investasi Yang Diberikan 16.24 15.51 15.28 14.61 13.52 13.51 13.44 13.39 13.34 13.52 13.55 13.48 13.32 13.29 13.25

8 Pinjaman Konsumsi Yang Diberikan 15.10 14.19 14.16 13.82 14.06 13.92 13.96 14.02 14.02 14.06 14.07 14.10 14.12 14.17 14.22

9 Bank Swasta Nasional - - - - - - - - - - - - - - -

10 Pinjaman Modal Kerja Yang Diberikan 13.13 16.95 15.41 12.96 15.90 13.75 14.42 15.29 15.81 15.90 15.99 15.84 15.69 15.48 15.32

11 Pinjaman Investasi Yang Diberikan 13.91 16.23 15.42 13.11 14.85 12.85 13.48 14.21 14.61 14.85 14.83 14.72 14.52 14.58 14.52

12 Pinjaman Konsumsi Yang Diberikan 15.93 16.06 17.20 14.69 15.91 14.61 14.86 15.24 15.62 15.91 15.95 16.19 16.27 16.48 16.61

13 Bank Asing dan Bank Campuran - - - - - - - - - - - - - - -

14 Pinjaman Modal Kerja Yang Diberikan 9.33 14.50 11.42 10.23 14.58 11.67 12.60 13.81 14.56 14.58 14.46 14.14 14.11 13.73 13.45

15 Pinjaman Investasi Yang Diberikan 11.44 15.55 13.21 10.56 15.00 12.41 13.16 14.11 15.26 15.00 14.95 14.75 14.40 14.24 13.74

16 Pinjaman Konsumsi Yang Diberikan 32.90 32.01 35.74 36.24 35.32 35.59 35.25 35.17 35.22 35.32 35.41 35.39 34.99 34.76 35.09

17 Bank Umum - - - - - - - - - - - - - - -

18 Pinjaman Modal Kerja Yang Diberikan 13.41 16.23 15.07 13.00 15.22 13.42 13.93 14.67 15.13 15.22 15.23 15.08 14.99 14.82 14.68

19 Pinjaman Investasi Yang Diberikan 14.05 15.66 15.10 13.01 14.40 12.86 13.32 13.88 14.28 14.40 14.37 14.23 14.05 14.05 13.94

20 Pinjaman Konsumsi Yang Diberikan 16.57 16.83 17.58 16.13 16.40 15.78 15.87 16.05 16.24 16.40 16.45 16.53 16.46 16.48 16.57

Kelompok Bank dan Jenis Pinjaman

Statistik Ekonomi Keuangan IndonesiaIndonesian Financial Statistics

86Bank Indonesia

Page 115: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

I.31 INTEREST RATE OF RUPIAH LOANS BY GROUP OF BANKS(Percent Per Annum)

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 2010

Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul * Aug *#### 1-Jul #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### 1-Jul ####

- - - - - - - - - - - - - - - State Banks 1

14.16 14.17 14.08 14.03 14.00 13.90 13.63 13.05 13.02 13.63 13.52 13.33 13.28 13.36 13.64 Working Capital Loans 2

13.28 13.18 13.21 12.78 12.66 12.58 12.56 12.04 11.99 12.11 11.97 11.87 11.78 11.71 11.09 Investment Loans 3

14.06 14.02 14.00 13.98 13.92 13.90 13.88 13.87 13.91 13.66 13.62 13.61 13.45 13.39 13.28 Consumer Loans 4

- - - - - - - - - - - - - - - Regional Government Banks 5

14.16 14.16 14.14 14.10 14.07 14.02 13.91 13.79 13.79 13.67 13.70 13.65 13.68 13.69 13.47 Working Capital Loans 6

13.20 13.13 12.81 12.76 12.66 12.59 12.54 12.74 12.82 12.79 12.79 12.74 12.49 12.50 12.52 Investment Loans 7

14.23 14.23 14.25 14.25 14.24 14.22 14.17 14.14 14.31 14.34 14.32 14.22 14.22 14.21 14.29 Consumer Loans 8

- - - - - - - - - - - - - - - Private National Banks 9

15.15 15.07 14.89 14.67 14.56 14.38 14.09 14.95 14.88 13.98 13.84 13.71 13.55 13.57 13.52 Working Capital Loans 10

14.33 14.14 13.94 13.80 13.70 13.62 13.51 14.58 14.54 13.38 13.34 13.30 13.60 13.49 13.26 Investment Loans 11

16.66 16.77 16.71 16.82 16.62 16.58 16.22 16.58 16.56 14.91 14.91 14.68 14.45 14.37 14.18 Consumer Loans 12

- - - - - - - - - - - - - - - Foreign Banks and Joint Banks 13

13.27 12.90 12.57 12.34 12.20 12.17 11.73 11.34 11.04 11.02 10.82 10.67 10.52 10.56 10.55 Working Capital Loans 14

13.53 12.74 12.58 12.27 12.51 12.34 12.22 12.52 12.37 12.21 12.07 12.16 11.96 11.74 11.69 Investment Loans 15

35.23 35.39 35.37 35.28 35.24 34.97 35.59 35.96 35.32 35.24 34.82 33.86 32.71 32.48 32.35 Consumer Loans 16

- - - - - - - - - - - - - - - Commercial Banks 17

14.52 14.45 14.30 14.17 14.09 13.96 13.69 13.75 13.68 13.54 13.42 13.26 13.17 13.21 13.19 Working Capital Loans 18

13.78 13.58 13.48 13.20 13.12 13.03 12.96 13.24 13.21 12.72 12.62 12.59 12.70 12.60 12.40 Investment Loans 19

16.63 16.66 16.62 16.67 16.53 16.47 16.42 16.32 16.36 15.42 15.34 15.23 14.99 14.92 14.83 Consumer Loans 20

Group of Banks and Type of Loans

Statistik Ekonomi Keuangan IndonesiaIndonesian Financial Statistics

87Bank Indonesia

Page 116: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

KeteranganLeasing dengan Bunga Beli s

Nominal Present Value (disc. Rate 14,38%) nominal

harga perolehan lease fee 621,551,760 567,236,606 nilai opsi 52,000,000 52,000,000 harga mesin WSB 4500 H 520,000,000 jumlah 673,551,760 619,236,606 520,000,000 biaya yang boleh dibiayakan:lease fee 621,551,760 567,236,606 biaya penyusutan 52,000,000 12,847,287 520,000,000 jumlah 673,551,760 580,083,893 520,000,000 pengurangan PPh karena biaya 202,065,528 174,025,168 156,000,000

Page 117: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

ecara TunaiKeterangan

Leasing dengan Bungapresent value (disc.

Rate 14,38% Nominal Present Value (disc. Rate

harga perolehan lease fee 533,162,304 486,571,196 nilai opsi 44,605,200 44,605,200

520,000,000 harga mesin IC4 4832 R520,000,000 jumlah 577,767,504 531,176,396

biaya yang boleh dibiayakan:lease fee 533,162,304

199,673,971 biaya penyusutan 44,605,200 531,176,396 199,673,971 jumlah 577,767,504 531,176,396

59,902,191 pengurangan PPh karena biaya 173,330,251 159,352,919

Page 118: Oleh: HIDAYATULLAH 106082002613 JURUSAN AKUNTANSI …

Beli secara Tunai

nominal present value (disc. Rate

446,052,000 446,052,000 446,052,000 446,052,000

446,052,000 172,157,646 446,052,000 172,157,646 133,815,600 51,647,294