Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama...

5
P Melalui P Wid Pendahuluan Desa Rumpin merupakan s pada Balai Diklat Kehutana beberapa benturan kepenti sebagian masyarakat Desa R sehingga menjadi permasal Pendekatan-pendekatan ter kepada masyarakat Desa kesepakatan antara Masy Widyaiswara bahwa untuk Pemberdayaan Masyarakat Alternatif Mata Pencahar Meningkatnya jumlah dan Rumpin berdampak pada tangga, antara lain berupa (Bahan Beracun Berbahaya Jumlah dan jenis sampah, dikonsumsi. Semakin men semakin bervariasi jumlah s Gambar 1 dan2 Jeni Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Pengolahan Sampah Organik Rumah Tang Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. dyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor salah satu Desa yang berdekatan dengan Hu an Bogor. Kedekatan dengan hutan Diklat me ingan antara masyarakat dengan pengelola Rumpin melakukan aktivitas bertani / berkeb lahan bagi pengelola Hutan Diklat. rus dilakukan oleh pengelola Hutan Dikla Rumpin khususnya masyarakat Kampung yarakat Kampung Lio dengan Pengelola k mengurangi benturan kepentingan maka t dengan tema “Pengelolaan Sampah Ruma rian Tambahan” aktivitas penduduk yang semakin cepat di K meningkatnya jumlah sampah yang dihasi sampah plastik, kertas, produk kemasan yan a), seperti pada Gambar 1 dan 2. , sangat tergantung dari gaya hidup dan je ningkat perekonomian seseorang dalam ru sampah yang dihasilkan. is Sampah Plastik dan Kertas 1 gga utan Diklat Rumpin enyebabkan adanya Hutan Diklat. Ada bun di Hutan Diklat, at cq Widyaiswara g Lio. Alhasil ada Hutan Diklat cq dilakukan kegiatan ah Tangga Sebagai Kampung Lio Desa ilkan setiap rumah ng mengandung B3 enis makanan yang umah tangga maka

Transcript of Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama...

Page 1: Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama ...bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/attachments/article/62/4.KTI PENGELOLAAN... · SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional

Pemberdayaan

Melalui Peng

Widyaiswara

Pendahuluan

Desa Rumpin merupakan salah

pada Balai Diklat Kehutanan Bogor.

beberapa benturan kepentingan

sebagian masyarakat Desa Rumpin

sehingga menjadi permasalahan

Pendekatan-pendekatan terus

kepada masyarakat Desa

kesepakatan antara Masyarakat

Widyaiswara bahwa untuk

Pemberdayaan Masyarakat

Alternatif Mata Pencaharian

Meningkatnya jumlah dan

Rumpin berdampak pada

tangga, antara lain berupa

(Bahan Beracun Berbahaya), seperti

Jumlah dan jenis sampah, sangat

dikonsumsi. Semakin meningkat

semakin bervariasi jumlah sampah yang dihasilkan.

Gambar 1 dan2 Jenis

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin

Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si.

Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor

salah satu Desa yang berdekatan dengan Hutan

Kehutanan Bogor. Kedekatan dengan hutan Diklat menyebabkan

kepentingan antara masyarakat dengan pengelola

Rumpin melakukan aktivitas bertani / berkebun di Hutan

permasalahan bagi pengelola Hutan Diklat.

terus dilakukan oleh pengelola Hutan Diklat

Rumpin khususnya masyarakat Kampung

Masyarakat Kampung Lio dengan Pengelola

untuk mengurangi benturan kepentingan maka

Masyarakat dengan tema “Pengelolaan Sampah Rumah

Pencaharian Tambahan”

aktivitas penduduk yang semakin cepat di Kampun

meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan

sampah plastik, kertas, produk kemasan yang mengandung B3

Berbahaya), seperti pada Gambar 1 dan 2.

sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis

meningkat perekonomian seseorang dalam rumah

sampah yang dihasilkan.

Jenis Sampah Plastik dan Kertas

1

Tangga

Hutan Diklat Rumpin

menyebabkan adanya

Hutan Diklat. Ada

berkebun di Hutan Diklat,

Diklat cq Widyaiswara

Kampung Lio. Alhasil ada

Hutan Diklat cq

dilakukan kegiatan

Rumah Tangga Sebagai

di Kampung Lio Desa

sampah yang dihasilkan setiap rumah

kemasan yang mengandung B3

jenis makanan yang

rumah tangga maka

Page 2: Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama ...bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/attachments/article/62/4.KTI PENGELOLAAN... · SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional

2

Selama ini sampah yang ada dibuang begitu saja di sekitar rumah dan apabila telah

menumpuk mereka bakar yang mengakibatkan polusi udara. Untuk sampah yang dibuang

pada selokan mengakibatkan mampetnya aliran air selokan dan yang dibuang di sungai

mengakibatkan polusi air.

Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang

dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan

melindungi investasi pembangunan. (SK SNI, 1992), sedangkan masyarakat

mendefenisikan sampah sebagai bahan yang dibuang dan tidak mempunyai nilai ekonomi.

Di dalam UU No. 18 / 2008 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa sampah perlu

dikelola dengan baik agar mengurangi akibat negatif yang ditimbulkan oleh sampah. Ada 3

(tiga) cara dalam pengelolaan sampah yaitu :1) Reuse 2) Reduce, dan 3) Recycle. Reuse

(menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah secara langsung,

baikuntukfungsi yang samamaupunfungsi lain. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi

segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Recycle (mendaur ulang) yaitu

memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan.

Kebiasaan Versus Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

Pengelola hutan Diklat Rumpin Cq Widyaiswara berperan sebagai fasilitator dalam

memberikan dorongan agar masyarakat mampu mengelola sampah rumah tangga untuk

dijadikan kompos sampah organik dan dapat menambah pendapatan masyarakat.

Berdasarkan observasi kelapangan ditemukan beberapa permasalahan pengelolaan Sampah

saat ini yaitu : a) Sampah sulit dimanfaatkan karena tidak dipisahkan antara sampah basah

dan kering, b) Partisipasi masyarakat masih rendah sehingga sampah menumpuk dimana-

mana, c) tidak adanya tempat pembuangan sementara (TPS) yang ada di Desa Rumpin

sehingga sampah dibuang ke sungai atau menumpuk di pinggir-pinggir jalan. d) Masih

rendahnya pemahaman masyarakat terhadap konsep 3 R yaitu reuse (memakai kembali

barang bekas yang masih bisa dipakai), reduce (berusaha mengurangi sampah) dan recycle

(mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan)

Dalam upaya meningatkan partisipasi masyarakat Kampung Lio dalam mengelola sampah

maka dilakukan kegiatan Pemberdayaan masyarakat tentang Pembuatan Kompos dari

Sampah Organik Rumah Tangga. Jika sampah organik rumah tangga dapat dibuat kompos

dan dikelola oleh kelompok kemudian dijual atau sebagian digunakan sebagai pupuk

Page 3: Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama ...bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/attachments/article/62/4.KTI PENGELOLAAN... · SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional

3

dalam usaha pertanian tentunya akan memberikan nilai ekonomi tambahan bagi

masyarakat.

Gambar 3 : Sampah yang dibakar Gambar 4 : Sampah di pinggir jalan

Beberapa keuntungan yang dapat dirasakan oleh masyarakat Kampung Lio dengan adanya

Bimtek Pengelolaan Sampah ini adalah :

a) Lingkungan menjadi bersih dan sehat karena tidak ada lagi sampah yang menunpuk

di pinggir jalan dan sekitar rumah / pemukiman penduduk

b) Adanya tambahan dari aspek ekonomi hasil penjualan kompos atau penjualan

sampah anorganik

c) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis

masyarakat

Teknik Pembuatan Kompos

A. Membuat Kompos dari Sampah Rumah Tangga bagi yang Memiliki

LahanKosong

Bagi masyarakat yang memiliki lahan kosong beberapa hal yang dilakukan antara lain

sebagai berikut:

1) Gali tanah sedalam 50-100 cm. Lubang dibuat dengan jarak minimal 10 meter dari

sumur untuk menghindari tercemarnya sumur.

2) Isi lubang dengan sampah organik yang telah ditiriskan.

3) Tutup atau taburi sampah dengan tanah secara berkala untuk mengurangi bau.

4) Jika telah penuh, tutup lubang dengan tanah.

5) Setelah 3 (tiga) bulan lubang dapat digali dan menghasilkan kompos sedangkan

lubangnya dapat digunakan untuk membuat kompos kembali.

Page 4: Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama ...bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/attachments/article/62/4.KTI PENGELOLAAN... · SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional

4

B. Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga Dengan Lahan Terbatas.

Bagi masyarakat yang rumahnya hanya memiliki sedikit lahan kosong, pembuatan

kompos tetap dapatdilakukan sebagai berikut :

1) Sediakan drum atau sejenisnya.

2) Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari sampah.

3) Tanam drum dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

4) Masukkan sampah organik ke dalam drum setiap hari.

5) Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.

6) Bila terdapat kotoran hewan (ayam, kambing, sapi) bisa ditambahkan untuk

meningkatkan kualitas kompos.

7) Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama3 (tiga) bulan.

8) Setelah 3 (tiga) bulan keluarkan isi drum dan angin-anginkan selama 2 (dua)

minggu Kompos sudah dapat digunakan.

C. Membuat Kompos Sampah Bagi Rumah Tangga yang Tidak Mempunyai Lahan.

Bagi masyarakat yang tidak memiliki tanah atau lahan kosong pembuatan kompos

dapat dilakukan dengan menggunakan ember, pot, kaleng bekas, atau sejenisnya.

Caranya adalah sebagai berikut :

1) Sediakan ember, pot, kaleng bekas, ataupun wadah lainnya.

2) Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air

dari dalamnya.

3) Masukkan sampah organik ke dalam wadah (ember, pot, kaleng dsb) setiap hari.

4) Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.

5) Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas

kompos.

6) Setelah penuh, tutup wadah dengan tanah dan diamkan selama 2 (dua) bulan.

Setelah 2 (dua) bulan kompos siap untuk digunakan.

Kesimpulan

Dengan adanya Bimtek pembuatan kompos sampah organik rumah tangga diharapkan

tingkat ketergantungan masyarakat terhadap Hutan Diklat menurun dan partisipasi

masyarakat untuk berperan aktif dalam mengelola sampahnya meningkat.

Page 5: Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama ...bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/attachments/article/62/4.KTI PENGELOLAAN... · SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional

5

Masyarakat mulai memilah sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya. Sampah

organik dikumpulkan dan diolah menjadi kompos sedangkan sampah anorganik untuk saat

ini dikumpulkan dijual ke pemulung.

Sebagai instansi pemerintah Pengelola Hutan Diklat diharapkan masih terus melakukan

pembinaan dan pemberdayaan yang konsisten dan berkelanjutan agar masyarakat pada

akhirnya tidak lagi melakukan aktivitas di dalam Hutan Diklat.

Daftar Pustaka

Artiningsih , 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeloaan Sampah Rumah Tangga.

Semarang: Universitas Diponegoro

Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Sudrajat, 2006. Mengelola Sampah Kota. Penerbit Penebar Swadaya

SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.

Departemen Pekerjaan Umum

UU-RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah