Oleh Dr. H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

40
PROBLEMATIKA YANG TIMBUL DALAM SENGKETA PAJAK DAN SOLUSINYA UNTUK PENEGAKAN HUKUM MENUJU GOOD GOVERNANCE Makalah Disajikan Dalam “Diskusi dan Bedah Kasus Putusan Pengadilan Pajak” Oleh Oleh Dr. Dr. H.M.HARY DJATMIKO H.M.HARY DJATMIKO , SH., M , SH., M S S Widyaiswara Utama Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN R. DEPARTEMEN KEUANGAN R. I I

description

PROBLEMATIKA YANG TIMBUL DALAM SENGKETA PAJAK DAN SOLUSINYA UNTUK PENEGAKAN HUKUM MENUJU GOOD GOVERNANCE Makalah Disajikan Dalam “Diskusi dan Bedah Kasus Putusan Pengadilan Pajak”. Oleh Dr. H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Oleh Dr. H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Page 1: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

PROBLEMATIKA YANG TIMBUL DALAM SENGKETA PAJAK DAN SOLUSINYA UNTUK

PENEGAKAN HUKUM MENUJU GOOD GOVERNANCE

Makalah Disajikan Dalam “Diskusi dan Bedah Kasus Putusan Pengadilan Pajak”

OlehOleh

Dr. Dr. H.M.HARY DJATMIKOH.M.HARY DJATMIKO, SH., M, SH., MSSWidyaiswara UtamaWidyaiswara Utama

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKANPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN R.DEPARTEMEN KEUANGAN R.II

Page 2: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Pernyataan Lord ActionPernyataan Lord ActionSalah satu pemikiran yang berkembang Salah satu pemikiran yang berkembang

berkaitan dengan negara dan kekuasaan berkaitan dengan negara dan kekuasaan adalah pernyataan adalah pernyataan Lord Action Lord Action yaitu, yaitu, power tend to corrupt, but absolute power tend to corrupt, but absolute power corrupts absolutely power corrupts absolutely (manusia yang (manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakannya, akan tetapi manusia yang menyalahgunakannya, akan tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan absolut sudah pasti akan mempunyai kekuasaan absolut sudah pasti akan menyalahkgunakan).menyalahkgunakan).

ACER
Pengalaman sejarah telah mengajarkan bahwa kekuasaan yang tidak diatur dan dibatasi akan membawa otoriterisme, bahkan totaliterisme. Kekuasaan yang demikian, niscaya akan mendatangkan kemudharatan dan kerusakan peradaban dan hilangnya nilai-nilai kemanusiaan.
Page 3: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Regulasi Perpajakan IdealRegulasi Perpajakan Ideal

Prinsip keadilan (Prinsip keadilan (equity),equity),

Kepastian (Kepastian (certainty), certainty),

Kecocokan (Kecocokan (convenience)convenience)

EfisiensiEfisiensi (efficiency) (efficiency)[1][1] [1][1] Musgrave, Richard A., and Musgrave, Peggy A., Musgrave, Richard A., and Musgrave, Peggy A., Public Finance Public Finance in Theory and Practice, in Theory and Practice, Third Edition, Asian Studiest Edition, Third Edition, Asian Studiest Edition, Singapore National Printer (Pte), Singapore, 1983, hal 125 – 132.Singapore National Printer (Pte), Singapore, 1983, hal 125 – 132.

Page 4: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Prinsip Uji StandarPrinsip Uji Standar

teori: teori: keadilan (keadilan (equityequity))efisiensiefisiensi (efficiency), (efficiency),

praktikal:praktikal:netralitas (netralitas (neutralityneutrality))kesederhanaan (kesederhanaan (simplicitysimplicity))kepastian (kepastian (certaintycertainty) ) likuiditas (likuiditas (liqudityliqudity). ).

Page 5: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Lapangan Hukum KetatanegaraanLapangan Hukum Ketatanegaraan

Pembuatan Undang-undang (Pembuatan Undang-undang (wetgeving)wetgeving) dilaksanankan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dilaksanankan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)(DPR)

Pemerintahan (Pemerintahan (bestuurrechts)bestuurrechts) dilaksanakan oleh dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (dhi Direktur Jenderal Pajak) Menteri Keuangan (dhi Direktur Jenderal Pajak)

Penyelesaian perselisihan atau sengketa Penyelesaian perselisihan atau sengketa ((geschilbeslichtinggeschilbeslichting) ditangani oleh Badan ) ditangani oleh Badan Peradilan Pajak yang bebas dari pengaruh dan Peradilan Pajak yang bebas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah. kekuasaan pemerintah.

Page 6: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Pemahaman HukumPemahaman Hukum

tahap pertama hukum tersebut harus tahap pertama hukum tersebut harus diketahui dan dipahami serta diterima diketahui dan dipahami serta diterima oleh masyarakat (oleh masyarakat (knowable, knowable, understandable, acceptable)understandable, acceptable)

Page 7: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Kepatuhan dan KesadaranKepatuhan dan Kesadaran Penilaian tingkat kepatuhan (Penilaian tingkat kepatuhan (compliance level) compliance level)

diukur dengan ratio antara pajak yang dibayar diukur dengan ratio antara pajak yang dibayar dengan pajak yang sesungguhnya terutang dengan pajak yang sesungguhnya terutang menurut ketentuan Undang-undang Perpajakan menurut ketentuan Undang-undang Perpajakan yang berlaku.yang berlaku.

Kesadaran dan kepatuhan adalah hal yang Kesadaran dan kepatuhan adalah hal yang sebenarnya berbeda, kepatuhan dapat terjadi sebenarnya berbeda, kepatuhan dapat terjadi karena kesadaran. Wajib Pajak yang karena kesadaran. Wajib Pajak yang mempunyai kesadaran (mempunyai kesadaran (tax consciusness)tax consciusness) diharapkan berhasrat membayar pajak (diharapkan berhasrat membayar pajak (tax tax mindness)mindness) yang akhirnya menjadi Wajib Pajak yang akhirnya menjadi Wajib Pajak yang berdisiplin untuk melaksanakan peraturan.yang berdisiplin untuk melaksanakan peraturan.

Page 8: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Penegakan HukumPenegakan Hukum

Penegakan hukum yang telah digariskan dalam Penegakan hukum yang telah digariskan dalam Konstitusi 1945 disebutkan bahwaKonstitusi 1945 disebutkan bahwa Negara Negara Indonesia adalah Negara Hukum (Indonesia adalah Negara Hukum (Rechtstaats)Rechtstaats) bukan negara Kekuasaan (bukan negara Kekuasaan (Matchstaats)Matchstaats). . Kekuasaan (Kekuasaan (power)power), Kekuatan (, Kekuatan (force), force), dan dan wewenang (wewenang (authority), authority), ketiga-tiganya adalah ketiga-tiganya adalah kekuasaan (hukum) yang berkaitan erat dan kekuasaan (hukum) yang berkaitan erat dan sukar untuk dipisahkan.sukar untuk dipisahkan.[1][1] [1][1] Gani, Abdoel., “Hukum dan Politik : Beberapa Permasalahan “ dalam Gani, Abdoel., “Hukum dan Politik : Beberapa Permasalahan “ dalam Padmo Wahyono, Masalah Ketatanegaraan Indonesia Dewasa Ini, Ghalia Padmo Wahyono, Masalah Ketatanegaraan Indonesia Dewasa Ini, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984, hal. 157.Indonesia, Jakarta, 1984, hal. 157.

Page 9: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Kekuasaan PeradilanKekuasaan Peradilan Kekuasaan Peradilan Pajak yang merupakan badan Kekuasaan Peradilan Pajak yang merupakan badan

peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung pajak yang mencari bagi Wajib Pajak atau penanggung pajak yang mencari keadilan terhadap sengketa pajak sebagaimana diatur keadilan terhadap sengketa pajak sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. Olehkarenanya Pengadilan Pajak Pengadilan Pajak. Olehkarenanya Pengadilan Pajak bertugas melaksanakan proses peradilan melalui bertugas melaksanakan proses peradilan melalui pemeriksaan sengketa pajak dengan proses yang cepat, pemeriksaan sengketa pajak dengan proses yang cepat, murah, dan sederhana untuk menegakkan keadilan dan murah, dan sederhana untuk menegakkan keadilan dan kepastian hukum dalam penyelesaian sengketa pajak kepastian hukum dalam penyelesaian sengketa pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan ketentuan lain yang terkait dengan perpajakan dan ketentuan lain yang terkait dengan sengketa pajak yang diperiksa.sengketa pajak yang diperiksa.

Page 10: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Amanat KKNAmanat KKN TAP MPR Nomor: XI/MPR/1998 tentang TAP MPR Nomor: XI/MPR/1998 tentang

Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bebas dari Kolusi, Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme dan Undang-undang Nomor 28 Korupsi dan Nepotisme dan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 serta Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang tahun 1999 serta Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah mensyaratkan di antaranya adanya pemerintahan yang mensyaratkan di antaranya adanya pemerintahan yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), transparan (terbuka), profesionalisme serta akuntabilitas transparan (terbuka), profesionalisme serta akuntabilitas berikut PerPres Nomor 5 tahun 2004 tentang berikut PerPres Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Penanganan Korupsi. Selanjutnya, asas-Percepatan Penanganan Korupsi. Selanjutnya, asas-asas umum pemerintahan yang baik pada hakekatnya asas umum pemerintahan yang baik pada hakekatnya menyangkut tindakan pemerintahan yang mensyaratkan menyangkut tindakan pemerintahan yang mensyaratkan keabsahan hukum (keabsahan hukum (rechtmatigheid)rechtmatigheid) dan ketepatgunaan dan ketepatgunaan (((doelmatigheid)(doelmatigheid), yang berlaku sebagai asas hukum , yang berlaku sebagai asas hukum modal regulatif.modal regulatif.

Page 11: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Asas-asas Pemerintahan Umum Asas-asas Pemerintahan Umum Yang BaikYang Baik

Asas kepastian hukum;Asas kepastian hukum; Asas tertib penyelenggaraan negara;Asas tertib penyelenggaraan negara; Asas kepentingan umum.Asas kepentingan umum. Asas keterbukaan.Asas keterbukaan. Asas propoporsionalitas.Asas propoporsionalitas. Asas profesionalisme danAsas profesionalisme dan Asas akuntabilitas.Asas akuntabilitas.

Page 12: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Hak dan KewajibanHak dan Kewajiban Dalam teori ilmu hukum bahwa kewajiban merupakan pasangan dari hak, di mana Dalam teori ilmu hukum bahwa kewajiban merupakan pasangan dari hak, di mana

hak itu mempunyai korelatif dan sifat hubungan satu sama lain yang dapat hak itu mempunyai korelatif dan sifat hubungan satu sama lain yang dapat digambarkan dan dikelompokkan sebagai berikut:digambarkan dan dikelompokkan sebagai berikut:[1][1]

Claim DutyClaim Duty AuthoritiesAuthorities Resposibilities Resposibilities PowerPower Liability Liability

RightsRights LigationsLigations

ImmunityImmunity Disability Disability

ExemptionsExemptions DebilitiesDebilities

PrivilegePrivilege Inability Inability

[1][1] Curzon, L. B., Curzon, L. B., JurisprudenceJurisprudence, M & E Handbook, 1979.,hal.225, M & E Handbook, 1979.,hal.225

Page 13: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Hak dan KewajibanHak dan Kewajiban Dalam ketentuan perpajakan bahwa hak-hak yang dimiliki Dalam ketentuan perpajakan bahwa hak-hak yang dimiliki

oleh wajib pajak sebagaimana disebutkan dalam ketentuan oleh wajib pajak sebagaimana disebutkan dalam ketentuan formal perpajakan (KUP), akan mencakup juga mengenai formal perpajakan (KUP), akan mencakup juga mengenai kekuasaan (kekuasaan (authoritiesauthorities) dan kebebasan atau pengecualian ) dan kebebasan atau pengecualian ((exemptionsexemptions). Kekuasaan yang saya maksudkan di sini ). Kekuasaan yang saya maksudkan di sini adalah sehubungan dengan hak yang diberikan kepada adalah sehubungan dengan hak yang diberikan kepada seseorang untuk, melalui jalur hukum dalam mewujudkan seseorang untuk, melalui jalur hukum dalam mewujudkan kemauannya untuk menetapkan dan merubah hak-hak, kemauannya untuk menetapkan dan merubah hak-hak, kewajiban-kewajiban dan pertanggungjawaban untuk diri kewajiban-kewajiban dan pertanggungjawaban untuk diri sendiri maupun orang lain. Di mana kewajiban (sendiri maupun orang lain. Di mana kewajiban (dutyduty) yang ) yang harus dilakukan oleh fiscus merupakan hak atau tuntutan harus dilakukan oleh fiscus merupakan hak atau tuntutan ((claimclaim) yang dimiliki oleh wajib pajak, kekuatan () yang dimiliki oleh wajib pajak, kekuatan (powerpower) yang ) yang dimiliki oleh wajib pajak merupakan kekurangan atau dimiliki oleh wajib pajak merupakan kekurangan atau pertanggungjawaban (pertanggungjawaban (liabilityliability), dan hubungan antara hak ), dan hubungan antara hak atau tuntutan (atau tuntutan (claimclaim) dan kekuatan () dan kekuatan (powerpower) merupakan ) merupakan kekuasaan (kekuasaan (authoritiesauthorities) yang dimiliki oleh wajib pajak, hal ) yang dimiliki oleh wajib pajak, hal yang serupa berlaku juga pada fiskus.yang serupa berlaku juga pada fiskus.

Page 14: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Hak dan KewajibanHak dan Kewajiban KebebasanKebebasan atau pengecualian ( atau pengecualian (exemptionsexemptions) yang ) yang

dimiliki oleh wajib pajak pada dasarnya merupakan dimiliki oleh wajib pajak pada dasarnya merupakan korelasi hukum sehubungan dengan kekebalan korelasi hukum sehubungan dengan kekebalan ((immunityimmunity) dan hak istimewa () dan hak istimewa (priviligeprivilige) yang dimiliki oleh ) yang dimiliki oleh wajib pajak, karena kekebalan (wajib pajak, karena kekebalan (immunityimmunity) merupakan ) merupakan tindakan dari ketidakmampuan (tindakan dari ketidakmampuan (disabilitydisability), hak istimewa ), hak istimewa ((privilegeprivilege) yang dimiliki oleh wajib pajak dapat ) yang dimiliki oleh wajib pajak dapat menimbulkan menimbulkan inabilityinability, serta hubungan secara , serta hubungan secara penggabungan atau kombinasi ketidakmampuan penggabungan atau kombinasi ketidakmampuan ((disabilitydisability) dan ) dan inabilityinability akan melahirkan akan melahirkan debilitiesdebilities yang yang sekaligus merupakan korelasi hukum dari kebebasan sekaligus merupakan korelasi hukum dari kebebasan ((exemptionsexemptions). Korelasi hukum dari pertanggungjawaban ). Korelasi hukum dari pertanggungjawaban ((responsibilitiesresponsibilities) dan ) dan debilitiesdebilities akan melahirkan akan melahirkan ligation.ligation.

Page 15: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Kewajiban Perpajakan dalam HukumKewajiban Perpajakan dalam Hukum kewajiban dimaksud dapat dikelompokkan dalam:kewajiban dimaksud dapat dikelompokkan dalam:

Kewajiban-kewajiban yang mutlak dan nisbi, dalam hukum formal perpajakan kewajiban Kewajiban-kewajiban yang mutlak dan nisbi, dalam hukum formal perpajakan kewajiban mutlak diilustrasikan kepada wajib pajak badan keharusan untuk menyelenggarakan mutlak diilustrasikan kepada wajib pajak badan keharusan untuk menyelenggarakan pembukuan pajak, kewajiban nisbi pada wajib pajak orang pribadi untuk menyelenggarakan pembukuan pajak, kewajiban nisbi pada wajib pajak orang pribadi untuk menyelenggarakan pencatatan/pembukuan dan penggunaan norma penghitungan pajak. Tegasnya kewajiban pencatatan/pembukuan dan penggunaan norma penghitungan pajak. Tegasnya kewajiban bersifat mutlak tidak memiliki pasangan dengan hak dan sebaliknya sifat nisbi memiliki bersifat mutlak tidak memiliki pasangan dengan hak dan sebaliknya sifat nisbi memiliki pasangan dengan hak yang saya ilustrasikan adanya kelebihan pembayaran pajak dan pasangan dengan hak yang saya ilustrasikan adanya kelebihan pembayaran pajak dan meminta pengembalian beserta bunganya sebesar 2% setiap bulan.meminta pengembalian beserta bunganya sebesar 2% setiap bulan.

Kewajiban-kewajiban publik dan perdata.Kewajiban-kewajiban publik dan perdata. Segala ketentuan yang diatur dalam UU KUP, sepanjang menyangkut mengenai kewajiban Segala ketentuan yang diatur dalam UU KUP, sepanjang menyangkut mengenai kewajiban

perpajakan pada hakekatnya merupakan kewajiban publik yang selalu berkorelasi dengan hak perpajakan pada hakekatnya merupakan kewajiban publik yang selalu berkorelasi dengan hak publik. Seperti yang saya ilustrasikan dalam hal wajib pajak akan memenuhi untuk melakukan publik. Seperti yang saya ilustrasikan dalam hal wajib pajak akan memenuhi untuk melakukan pembayaran pajak sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Pasal 9 UU KUP pembayaran pajak sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Pasal 9 UU KUP 1984. Sedangkan kewajiban privat, saya contohkan bagi wajib pajak yang telah berutang pajak, 1984. Sedangkan kewajiban privat, saya contohkan bagi wajib pajak yang telah berutang pajak, di mana yang bersangkutan wanprestasi dan salah satu harta kekayaan pribadinya terikat di mana yang bersangkutan wanprestasi dan salah satu harta kekayaan pribadinya terikat dengan suatu jaminan atau hak tanggungan dengan pihak ketiga. Dalam hal penagihan utang dengan suatu jaminan atau hak tanggungan dengan pihak ketiga. Dalam hal penagihan utang pajak, negara memiliki hak tagih utama dengan menyimpangi segala ketentuan yang diatur pajak, negara memiliki hak tagih utama dengan menyimpangi segala ketentuan yang diatur dalam Pasal 1139 dan 1149 KUH Perdata dan Pasal 80 dan 81 Kitab Undang-undang Hukum dalam Pasal 1139 dan 1149 KUH Perdata dan Pasal 80 dan 81 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.Dagang.

Kewajiban-kewajiban positif dan negatifKewajiban-kewajiban positif dan negatif Implementasi kewajiban positif dalam bidang perpajakan, saya contohkan dalam pembayaran Implementasi kewajiban positif dalam bidang perpajakan, saya contohkan dalam pembayaran

atas penghasilan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dimana penjual membayar pajak atas penghasilan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dimana penjual membayar pajak berikut penyerahan tanah dan/atau bangunan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP 48 Tahun berikut penyerahan tanah dan/atau bangunan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP 48 Tahun 1994 jo. 1994 jo. PP 27 Tahun 1996 serta PP 79 Tahun 1999, pelaksanaan ketentuan Pasal 16 D UU PPN PP 27 Tahun 1996 serta PP 79 Tahun 1999, pelaksanaan ketentuan Pasal 16 D UU PPN 1984. Kewajiban negatif yang menitikberatkan pada ketiadaan berbuat sesuatu yang saya 1984. Kewajiban negatif yang menitikberatkan pada ketiadaan berbuat sesuatu yang saya contohkan, pada kewajiban fiscus untuk tidak memproses keberatan yang tidak memenuhi contohkan, pada kewajiban fiscus untuk tidak memproses keberatan yang tidak memenuhi syarat formal yakni lewat waktu dan tidak melakukan pembayaran lunas atas utang pajaknya.syarat formal yakni lewat waktu dan tidak melakukan pembayaran lunas atas utang pajaknya.

Page 16: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Kewajiban Perpajakan dalam HukumKewajiban Perpajakan dalam Hukum Kewajiban-kewajiban universal, umum dan khususKewajiban-kewajiban universal, umum dan khusus

Kewajiban universal yakni kewjiban wajib pajak yang menyangkut timbul Kewajiban universal yakni kewjiban wajib pajak yang menyangkut timbul utang pajak karena undang-undang (utang pajak karena undang-undang (tatbestandtatbestand) adalah suatu bentuk dari ) adalah suatu bentuk dari perikatan hukum, kewajiban umum adalah yang ditujukan pada wajib pajak perikatan hukum, kewajiban umum adalah yang ditujukan pada wajib pajak tertentu, misalnya penentuan kategori wajib pajak luar negeri yang tinggal di tertentu, misalnya penentuan kategori wajib pajak luar negeri yang tinggal di Indonesia kurang dari 183 hari dalam satu tahun pajak. Sedang kewajiban Indonesia kurang dari 183 hari dalam satu tahun pajak. Sedang kewajiban khusus mengatur mengenai Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (khusus mengatur mengenai Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (tax tax treatytreaty) di antaranya mengatur mengenai penerapan Negara tempat ) di antaranya mengatur mengenai penerapan Negara tempat perusahaan induk berkedudukan melaksanakan pembebasan dengan perusahaan induk berkedudukan melaksanakan pembebasan dengan progresi (progresi (exemption with progressionexemption with progression) sehingga deviden yang diterima oleh ) sehingga deviden yang diterima oleh anak perusahaan ikut dihitung tetapi hanya untuk keperluan progres saja.anak perusahaan ikut dihitung tetapi hanya untuk keperluan progres saja.

Kewajiban-kewajiban primer yang memberikan sanksiKewajiban-kewajiban primer yang memberikan sanksi Kewajiban primer di sini adalah yang tidak timbul dari perbuatan yang tidak Kewajiban primer di sini adalah yang tidak timbul dari perbuatan yang tidak

melawan hukum, di mana saya memberikan contoh pada kajian Pasal 8 ayat melawan hukum, di mana saya memberikan contoh pada kajian Pasal 8 ayat (3) UU KUP yang menyebutkan ….., terhadap ketidakbenaran perbuatan (3) UU KUP yang menyebutkan ….., terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta denda administrasi sebesar dua kali yang sebenarnya terutang beserta denda administrasi sebesar dua kali jumlah pajak yang kurang dibayar. Kewajiban yang memberikan sanksi jumlah pajak yang kurang dibayar. Kewajiban yang memberikan sanksi adalah semua kewajiban Wajib Pajak yang saya sebutkan di atas, semata-adalah semua kewajiban Wajib Pajak yang saya sebutkan di atas, semata-mata timbul dari perbuatan melawan hukum yang sanksinya telah diatur mata timbul dari perbuatan melawan hukum yang sanksinya telah diatur dalam Pasal 38 dan 39 UU KUP. dalam Pasal 38 dan 39 UU KUP.

Page 17: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Hak Perpajakan dalam HukumHak Perpajakan dalam Hukum Hak-hak yang sempurna dan tidak sempurnaHak-hak yang sempurna dan tidak sempurna;;

Hak sempurna yang saya maksudkan adalah hak yang memiliki unsur paksaan, Hak sempurna yang saya maksudkan adalah hak yang memiliki unsur paksaan, dalam undang-undang perpajakan salah satunya saya contohkan pelaksanaan dalam undang-undang perpajakan salah satunya saya contohkan pelaksanaan Pasal 16 jo. Pasal 36 UU KUP mengenai peninjauan kembali, Pasal 25 mengenai Pasal 16 jo. Pasal 36 UU KUP mengenai peninjauan kembali, Pasal 25 mengenai keberatan dan Pasal 27 mengenai banding di antaranya menyangkut jangka keberatan dan Pasal 27 mengenai banding di antaranya menyangkut jangka waktu penyelesaian yang tidak diputus dalam tempo 12 bulan. Sebaliknya hak waktu penyelesaian yang tidak diputus dalam tempo 12 bulan. Sebaliknya hak tidak sempurna menyangkut daluwarsa pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 22 tidak sempurna menyangkut daluwarsa pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 22 UU KUP.UU KUP.

Hak-hak utama dan tambahanHak-hak utama dan tambahan;;Hak utama negara terhadap wajib pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 21 UU Hak utama negara terhadap wajib pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 21 UU KUP di mana menetapkan kedudukan Negara sebagai kreditur preferen atas harta KUP di mana menetapkan kedudukan Negara sebagai kreditur preferen atas harta kekayaaan milik wajib pajak, dengan mengesampingkan hak mendahului lainnya kekayaaan milik wajib pajak, dengan mengesampingkan hak mendahului lainnya terkecuali biaya perkara pelelangan dalam Pasal 1139 angka 1 KUH Perdata, terkecuali biaya perkara pelelangan dalam Pasal 1139 angka 1 KUH Perdata, biaya penyelamatan suatu barang dalam Pasal 1139 angka 4, biaya perkara biaya penyelamatan suatu barang dalam Pasal 1139 angka 4, biaya perkara karena pelelangan dan warisan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1149 karena pelelangan dan warisan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1149 angka 1 serta hak tagihan seorang komisioner sebagaimana dimaksudkan dalam angka 1 serta hak tagihan seorang komisioner sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 80 dan 81 KUH Dagang. Sedangkan hak tambahan pada dasarnya Pasal 80 dan 81 KUH Dagang. Sedangkan hak tambahan pada dasarnya merupakan pelengkap daripada hak utama, misalnya klausula penagihan dengan merupakan pelengkap daripada hak utama, misalnya klausula penagihan dengan paksa diikuti dengan tindakan pelelangan.paksa diikuti dengan tindakan pelelangan.

Page 18: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Hak Perpajakan dalam HukumHak Perpajakan dalam Hukum Hak-hak publik dan perdata;Hak-hak publik dan perdata;

Hak publik yang saya maksudkan di sini adalah yang ada pada wajib pajak Hak publik yang saya maksudkan di sini adalah yang ada pada wajib pajak sebagaimana disebutkan dalam ketentuan formal dan material Undang-undang sebagaimana disebutkan dalam ketentuan formal dan material Undang-undang Pajak. Di samping itu, hak perdata berkaitan dengan tuntutan terhadap ganti rugi Pajak. Di samping itu, hak perdata berkaitan dengan tuntutan terhadap ganti rugi terhadap kekeliruan dalam penerapan pajak saya contohkan kesenjangan dalam terhadap kekeliruan dalam penerapan pajak saya contohkan kesenjangan dalam penerapan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) kaitannya dengan pembebasan tanah, penerapan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) kaitannya dengan pembebasan tanah, sehingga akibat kekeliruan dalam penerapan wajib pajak dirugikan sehubungan sehingga akibat kekeliruan dalam penerapan wajib pajak dirugikan sehubungan dengan pembayaran akibat akuisisi pembebasan tanah.dengan pembayaran akibat akuisisi pembebasan tanah.

Hak-hak positif dan negatif;Hak-hak positif dan negatif;Hak positif dalam ketentuan formal perpajakan dimana menuntut wajib pajak untuk Hak positif dalam ketentuan formal perpajakan dimana menuntut wajib pajak untuk melakukan perbuatan-perbuatan positif, sudah barang tentu korelasinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan positif, sudah barang tentu korelasinya dengan kewajiban fiscus, atau lembaga peradilan doleansi pajak untuk berbuat sesuatu, kewajiban fiscus, atau lembaga peradilan doleansi pajak untuk berbuat sesuatu, saya ilustrasikan hak atas keberatan untuk memberikan ulasan/uraian keberatan saya ilustrasikan hak atas keberatan untuk memberikan ulasan/uraian keberatan mengenai perbedaan pandangan antara beda waktu dan beda tetap dari wajib mengenai perbedaan pandangan antara beda waktu dan beda tetap dari wajib pajak, dan hak atas banding pajak untuk hadir dalam sidang tertutup yang pajak, dan hak atas banding pajak untuk hadir dalam sidang tertutup yang diijinkan oleh Pengadilan Pajak. Demikian halnya mengenai hak negatif dalam diijinkan oleh Pengadilan Pajak. Demikian halnya mengenai hak negatif dalam perpajakan adalah ketiadaan berbuat bagi wajib pajak untuk tidak melakukan perpajakan adalah ketiadaan berbuat bagi wajib pajak untuk tidak melakukan sesuatu, sebagai contoh kelebihan membayar pajak dalam akhir tahun, di mana sesuatu, sebagai contoh kelebihan membayar pajak dalam akhir tahun, di mana dalam SPT disebutkan dikompensasikan, restitusi atau disumbangkan kepada dalam SPT disebutkan dikompensasikan, restitusi atau disumbangkan kepada Negara, yang oleh wajib pajak tidak diisi atau disebutkan dari permintaan isian Negara, yang oleh wajib pajak tidak diisi atau disebutkan dari permintaan isian dimaksud.dimaksud.

Page 19: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Hak Perpajakan dalam HukumHak Perpajakan dalam Hukum

Hak-hak milik dan pribadi.Hak-hak milik dan pribadi.

Hak milik dalam hubungannya dengan Hak milik dalam hubungannya dengan pajak bertalian dengan kedudukan suatu pajak bertalian dengan kedudukan suatu barang/benda yang menurut hukum barang/benda yang menurut hukum dapat dipindahtangankan, hak pribadi dapat dipindahtangankan, hak pribadi bertalian dengan kedudukan wajib pajak bertalian dengan kedudukan wajib pajak yang secara hukum tidak dapat yang secara hukum tidak dapat dialihkan.dialihkan.

Page 20: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Perlindungan HukumPerlindungan Hukum Dalam konsep hukum, Dalam konsep hukum, Vinculum juris Vinculum juris memuat memuat

pengakuan hak kepada pihak-pihak yang terkait dalam pengakuan hak kepada pihak-pihak yang terkait dalam hubungannya kewajiban memiliki hubungan yang sangat hubungannya kewajiban memiliki hubungan yang sangat erat, maka implementasi ketetentuan perpajakan erat, maka implementasi ketetentuan perpajakan haruslah menempatkan pengakuan akan harkat dan haruslah menempatkan pengakuan akan harkat dan martabat secara martabat secara equelbrium, equelbrium, di mana hak selalu di mana hak selalu berbarengan dengan kewajiban yang bersumber pada berbarengan dengan kewajiban yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi Negara Undang-nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi Negara Undang-undang Dasar 1945. Mengingat dalam hukum maka hak undang Dasar 1945. Mengingat dalam hukum maka hak selalu berpasangan dengan kewajiban yang memiliki selalu berpasangan dengan kewajiban yang memiliki ruang lingkup dan makna dalam arti sempit, adanya ruang lingkup dan makna dalam arti sempit, adanya kemerdekaan, kekuasaan dan imunitas serta dapat kemerdekaan, kekuasaan dan imunitas serta dapat digolongkan pada kewajiban-kewajiban yang bersifat (a) digolongkan pada kewajiban-kewajiban yang bersifat (a) mutlak dan nisbi (b) publik dan perdata, (c) postip dan mutlak dan nisbi (b) publik dan perdata, (c) postip dan negatif, (d) umum dan khusus, (e) primer yang bersifat negatif, (d) umum dan khusus, (e) primer yang bersifat memberikan sanksi. memberikan sanksi.

Page 21: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Kewenangan dalam HukumKewenangan dalam Hukum Bagi aparatur Direktorat Jenderal Pajak Bagi aparatur Direktorat Jenderal Pajak

(Pemerintah) sebagai norma pemerintahan (Pemerintah) sebagai norma pemerintahan ((bestuurnormen);bestuurnormen);

Bagi masyarakat (Wajib Pajak) sebagai alasan Bagi masyarakat (Wajib Pajak) sebagai alasan pengajuan gugatan/banding terhadap tindakan pengajuan gugatan/banding terhadap tindakan pemerintahan (pemerintahan (beroepsgronden);beroepsgronden);

Bagi Hakim (Peradilan Pajak) asas Bagi Hakim (Peradilan Pajak) asas keabsahan sebagai fungsi untuk melakukan keabsahan sebagai fungsi untuk melakukan pengujian suatu tindakan pemerintahan pengujian suatu tindakan pemerintahan ((tooetsingsgronden)-tooetsingsgronden)- yang merupakan yang merupakan Fungsi Normatif Hukum Administrasi Dalam Fungsi Normatif Hukum Administrasi Dalam Mewujudkan Pemerintahan yang bersih.Mewujudkan Pemerintahan yang bersih.

Page 22: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Good GovernanceGood Governance PertamaPertama, adanya partisipasi masyarakat (Wajib Pajak) secara aktif , adanya partisipasi masyarakat (Wajib Pajak) secara aktif

yang berkeinginan dalam menjalankan tata tertib sosial yaitu, yang berkeinginan dalam menjalankan tata tertib sosial yaitu, menempatkan nilai-nilai kesopanan dan kepatutan secara teratur menempatkan nilai-nilai kesopanan dan kepatutan secara teratur ((ajeg)ajeg) dalam memenuhi kewajiban perpajakan, yang dikenal dalam memenuhi kewajiban perpajakan, yang dikenal sebagai tata nilai atau adat istiadat. Untuk mewujudkan paradigma sebagai tata nilai atau adat istiadat. Untuk mewujudkan paradigma peradilan pajak dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk peradilan pajak dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan biaya murah, cepat dan sederhana serta masyarakat dengan biaya murah, cepat dan sederhana serta mendorong kehidupan demokratisasi pemerintahan, maka dalam mendorong kehidupan demokratisasi pemerintahan, maka dalam proses kebijakan perpajakan harus melibatkan peran serta proses kebijakan perpajakan harus melibatkan peran serta masyarakat dalam menuju suatu tertib sosial. Di era demokratisasi masyarakat dalam menuju suatu tertib sosial. Di era demokratisasi peranserta Wajib Pajak tersebut terhadap ketidakpuasan terhadap peranserta Wajib Pajak tersebut terhadap ketidakpuasan terhadap keputusan Pengadilan Pajak dapat diwujudkan penyalurannya keputusan Pengadilan Pajak dapat diwujudkan penyalurannya dalam (1) media masa (2) penggunaan struktur mediasi dalam (1) media masa (2) penggunaan struktur mediasi terakrediatasi (lembaga perwakilan sosial) dan (3) partisipasi secara terakrediatasi (lembaga perwakilan sosial) dan (3) partisipasi secara langsung yang dapat mengakses setiap informasi dan kepentingan langsung yang dapat mengakses setiap informasi dan kepentingan perpajakan dengan pemerintah.perpajakan dengan pemerintah.

Page 23: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Good GovernanceGood Governance KeduaKedua, adanya landasan dan kepasitian hukum (, adanya landasan dan kepasitian hukum (rule of law)rule of law) yakni yakni

proses pemajakan untuk memperoleh dana sumber penyediaan proses pemajakan untuk memperoleh dana sumber penyediaan barang dan jasa public serta pembangunan guna meningkatkan barang dan jasa public serta pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat harus selalu mengutamakan landasan kesejahteraan masyarakat harus selalu mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan yang jelas,pasti dan adil dengan peraturan perundang-undangan yang jelas,pasti dan adil dengan mengedapankan prinsip keseimbangan hak dan kewajiban. Dalam mengedapankan prinsip keseimbangan hak dan kewajiban. Dalam prinsip ini mengedepankan hak dan kewajiban serta sanksi juga prinsip ini mengedepankan hak dan kewajiban serta sanksi juga masalah penegakkan hukum yang kiranya harus didukung secara masalah penegakkan hukum yang kiranya harus didukung secara konstruktif oleh segenap aparat penegak hukum. Dengan konstruktif oleh segenap aparat penegak hukum. Dengan keberadaan Direktorat Intelijen dan Penyidikan pada Direktorat keberadaan Direktorat Intelijen dan Penyidikan pada Direktorat Jenderal Pajak merupakan salah jawaban sementara dari Jenderal Pajak merupakan salah jawaban sementara dari kepudulian atas pentingnya masalah penegakan hukum perpajakan, kepudulian atas pentingnya masalah penegakan hukum perpajakan, di samping fungsi Pengadilan Pajak sebagai lembaga pengayom di samping fungsi Pengadilan Pajak sebagai lembaga pengayom hukum. hukum.

Page 24: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Good GovernanceGood Governance KetigaKetiga, semangat transparansi baik dari administrasi perpajakan, baik dari , semangat transparansi baik dari administrasi perpajakan, baik dari

masyarakat pembayar pajak maupun para pihak yang tekait dalam system masyarakat pembayar pajak maupun para pihak yang tekait dalam system perpajakan. Transparansi dalam proses pemajakan diperlukan akan hal-hal perpajakan. Transparansi dalam proses pemajakan diperlukan akan hal-hal berikut : (a) ketersediaan dan dapat diaksesnya informasi, (b) kejelasan dan berikut : (a) ketersediaan dan dapat diaksesnya informasi, (b) kejelasan dan tanggungjawab di antara dan dalam lembaga terkait, (c) system dan tanggungjawab di antara dan dalam lembaga terkait, (c) system dan kapasitas serta jaminan informasi yang tersistematik, yang kesemuanya kapasitas serta jaminan informasi yang tersistematik, yang kesemuanya mencakup kebijakan, pemungutan, penggunaan uang pajak dari mencakup kebijakan, pemungutan, penggunaan uang pajak dari masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun transparansi masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun transparansi perpajakan dalam masyarakat dalam mendorong perpajakan dalam masyarakat dalam mendorong voluntary compliancevoluntary compliance yang harus dilakukan secara sistematik dengan (1) formulasi kegiatan yang harus dilakukan secara sistematik dengan (1) formulasi kegiatan ekonomi dan transaksi yang dapat menimbulkan utang pajak sesuai dengan ekonomi dan transaksi yang dapat menimbulkan utang pajak sesuai dengan Common Identity NumberCommon Identity Number, (2) Pemberlakuan , (2) Pemberlakuan Common Identity Number Common Identity Number dengan reform system kependudukan, (3) meminimalisasi transaksi tunai dengan reform system kependudukan, (3) meminimalisasi transaksi tunai ((cash transaction) cash transaction) dengan mediasi perbankan dengan melakukan dengan mediasi perbankan dengan melakukan kerjasama dengan PPATK (Pusat Penelitian dan Analisa Transaksi kerjasama dengan PPATK (Pusat Penelitian dan Analisa Transaksi Keuangan), (4) kerahasiaan data perpajakan dan (5) kebudayaan dan Keuangan), (4) kerahasiaan data perpajakan dan (5) kebudayaan dan integritas pribadi yang merupakan kunci kepercayaan public (integritas pribadi yang merupakan kunci kepercayaan public (public trust).public trust).

Page 25: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Good GovernanceGood Governance Keempat, Keempat, semangat responsif mengandung makna semangat responsif mengandung makna

bahwa perpajakan selalu peka dan fleksibel serta bahwa perpajakan selalu peka dan fleksibel serta tanggap terhadap perubahan sosial, politik, hukum, tanggap terhadap perubahan sosial, politik, hukum, ekonomi dalam menunjang kebutuhan publik. ekonomi dalam menunjang kebutuhan publik. Olehkarena itu, agar selalu aktual, maka hukum pajak Olehkarena itu, agar selalu aktual, maka hukum pajak diharapkan dan harus mampu serta dapat diharapkan dan harus mampu serta dapat menyesuaikan dengan system hukum dalam metode menyesuaikan dengan system hukum dalam metode bisnis dan dengan mengantisipasi semangat globalisasi bisnis dan dengan mengantisipasi semangat globalisasi perdagangan bebas sebagaimana yang telah disepakati perdagangan bebas sebagaimana yang telah disepakati dalam kesepakatan 124 Menteri Negara di dunia yang dalam kesepakatan 124 Menteri Negara di dunia yang membidangi dunia perdagangan yang ditetapkan di membidangi dunia perdagangan yang ditetapkan di Marrakas pada tanggal 14 April 1994. Marrakas pada tanggal 14 April 1994.

Page 26: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Good GovernanceGood Governance Kelima, Kelima, keadilan (keadilan (equity)equity) dalam system perpajakan merupakan dalam system perpajakan merupakan

transfer sumber daya dari sektor privat ke sektor public yang dapat transfer sumber daya dari sektor privat ke sektor public yang dapat mengurangi belanja dan kesejahteraan masyarakat, beban pajak mengurangi belanja dan kesejahteraan masyarakat, beban pajak harus dibayar dan dapat dibebankan serta didistrubusikan secara harus dibayar dan dapat dibebankan serta didistrubusikan secara adil dan merata baik secara horizontal maupun vertical (Musgrave adil dan merata baik secara horizontal maupun vertical (Musgrave and Musgrave : 1989) karena keadilan salah satu penggerak and Musgrave : 1989) karena keadilan salah satu penggerak voluntary compliance. voluntary compliance. Di mana untuk menegakkan keadilan(Di mana untuk menegakkan keadilan(equity equity atau atau fairness)fairness) menghendaki adanya keseimbangan apa yang menghendaki adanya keseimbangan apa yang menjadi hak dan kewajiban yang merupakan hubungan timbal menjadi hak dan kewajiban yang merupakan hubungan timbal sekaligus merupakan sekaligus merupakan follow up follow up dari penegakkan hukum( dari penegakkan hukum(law law enforcementenforcement).). Olehkarenanya perlindungan hukum terhadap Wajib Olehkarenanya perlindungan hukum terhadap Wajib Pajak perlu mendapatkan respon positip dari lembaga pengayom Pajak perlu mendapatkan respon positip dari lembaga pengayom hukum yakni Pengadilan Pajak.hukum yakni Pengadilan Pajak.

Page 27: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Good GovernanceGood Governance Keenam, Keenam, adanya visi stratejik dari perpajakan adanya visi stratejik dari perpajakan

diharapkan akan memiliki pandangan ke depan diharapkan akan memiliki pandangan ke depan yang dapat mempertimbangkan deminsi waktu yang dapat mempertimbangkan deminsi waktu kini dan akan datang, hal ini sejalan dengan kini dan akan datang, hal ini sejalan dengan semboyan “ Direktorat Jenderal Pajak Bersama semboyan “ Direktorat Jenderal Pajak Bersama Anda Membangun Bangsa”.Anda Membangun Bangsa”.

Ketujuh,Ketujuh,efektivitas dan efisiensi yakni efektivitas dan efisiensi yakni menentukan sasaran-sasaran yang ingin dicapai menentukan sasaran-sasaran yang ingin dicapai mulai dari pendataan, pengolahan serta mulai dari pendataan, pengolahan serta pemungutan secara efektif dan efisiensi. pemungutan secara efektif dan efisiensi. Sedangkan di sisi peradilan pajak melalui Sedangkan di sisi peradilan pajak melalui peradilan yang murah, cepat dan sederhana.peradilan yang murah, cepat dan sederhana.

Page 28: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

Good GovernanceGood Governance Kedelapan, Kedelapan, adanya profesionalisme dalam arti untuk menjaga adanya profesionalisme dalam arti untuk menjaga

citra (citra (image)image) administrasi perpajakan merupakan kebutuhan administrasi perpajakan merupakan kebutuhan fundamental untuk memberlakukan asas ini. Sedangkan tuntutan fundamental untuk memberlakukan asas ini. Sedangkan tuntutan dari Pengadilan Pajak akan keberadaan para Hakim yang memiliki dari Pengadilan Pajak akan keberadaan para Hakim yang memiliki kemampuan dan keahlian di bidang hukum dan perpajakan.kemampuan dan keahlian di bidang hukum dan perpajakan.

Kesembilan, Kesembilan, adanya semangat (budaya) akuntabilitas bahwa adanya semangat (budaya) akuntabilitas bahwa setiap kegiatan keharusan untuk dipertanggungjawabkan sebagai setiap kegiatan keharusan untuk dipertanggungjawabkan sebagai rakyat dan masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. rakyat dan masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Perwujudan di bidang peradilan pajak menghendaki bahwa putusan Perwujudan di bidang peradilan pajak menghendaki bahwa putusan akhir dari sengketa pajak merupakan perwujudan yang dapat akhir dari sengketa pajak merupakan perwujudan yang dapat dipetanggungjawabkan baik kepada lembaga, masyarakat dan dipetanggungjawabkan baik kepada lembaga, masyarakat dan Pemerintah maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pemerintah maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kesepuluh, Kesepuluh, supervisi dimaksudkan sebagai langkah akhir dari supervisi dimaksudkan sebagai langkah akhir dari pengukuran kinerja baik instansi pemerintah maupun lembaga pengukuran kinerja baik instansi pemerintah maupun lembaga peradilan yang dewasa ini banyak menjadi sorotan sejak timbulnya peradilan yang dewasa ini banyak menjadi sorotan sejak timbulnya iklim demokratis dalam pemerintahan.iklim demokratis dalam pemerintahan.

Page 29: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

MENGENAI SURAT PERMOHONAN MENGENAI SURAT PERMOHONAN BANDING/GUGATANBANDING/GUGATAN

Secara umum tidak memenuhi syarat Pasal 32 sampai dengan Pasal 36 Undang-Secara umum tidak memenuhi syarat Pasal 32 sampai dengan Pasal 36 Undang-Undang No. 17 Tahun 1997 atau Pasal 35 sd 39 UU No. 14 Tahun 2002.Undang No. 17 Tahun 1997 atau Pasal 35 sd 39 UU No. 14 Tahun 2002.Yaitu misalnya :Yaitu misalnya :

Surat Banding diajukan melebihi jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima Surat Banding diajukan melebihi jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima keputusan yang dibanding (dihitung dari tanggal cap pos pengiriman).keputusan yang dibanding (dihitung dari tanggal cap pos pengiriman).

Surat Banding diajukan terhadap beberapa keputusan keberatan.Surat Banding diajukan terhadap beberapa keputusan keberatan. Surat Banding tidak disertai alasan-alasan yang jelas terhadap koreksi Surat Banding tidak disertai alasan-alasan yang jelas terhadap koreksi

Terbanding.Terbanding. Surat tidak mencantumkan tanggal terima surat keputusan yang dibanding.Surat tidak mencantumkan tanggal terima surat keputusan yang dibanding. Surat Banding diajukan tanpa membayar terlebih dahulu pajak yang terutang / Surat Banding diajukan tanpa membayar terlebih dahulu pajak yang terutang /

tidak melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bea dan Cukai tidak melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bea dan Cukai (SSBC), Pemindahbukuan (Pbk), atau pajak yang terutang dibayar tetapi telah (SSBC), Pemindahbukuan (Pbk), atau pajak yang terutang dibayar tetapi telah melebihi jangka waktu 3 bulan pengajuan banding.melebihi jangka waktu 3 bulan pengajuan banding.

Surat Banding tidak dilampiri keputusan keberatan.Surat Banding tidak dilampiri keputusan keberatan. Tidak memanfaatkan jangka waktu 3 bulan pengajuan banding untuk Tidak memanfaatkan jangka waktu 3 bulan pengajuan banding untuk

melengkapi Surat Banding.melengkapi Surat Banding. Gugatan diajukan melebihi jangka waktu 14 hari sejak tanggal diterima Gugatan diajukan melebihi jangka waktu 14 hari sejak tanggal diterima

keputusan yang digugat.keputusan yang digugat. Tidak melunasi biaya pendaftaran sebesar satu juta rupiah atau biaya Tidak melunasi biaya pendaftaran sebesar satu juta rupiah atau biaya

pendaftaran dibayar tetapi melebihi jangka waktu 14 hari pengajuan gugatan.pendaftaran dibayar tetapi melebihi jangka waktu 14 hari pengajuan gugatan.

Page 30: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

MENGENAI SURAT PERMOHONAN MENGENAI SURAT PERMOHONAN BANDING/GUGATANBANDING/GUGATAN

Substansi yang dibanding di luar keputusan Substansi yang dibanding di luar keputusan yang dibanding atau menambah pokok yang dibanding atau menambah pokok sengketa yang dibanding dan tanpa alasan sengketa yang dibanding dan tanpa alasan yang jelas.yang jelas.

Ditandatangani oleh bukan yang berhak Ditandatangani oleh bukan yang berhak (pengurus) atau tanpa Surat Kuasa Khusus.(pengurus) atau tanpa Surat Kuasa Khusus.

Surat Kuasa Khusus tidak bermaterai atau Surat Kuasa Khusus tidak bermaterai atau tanggalnya setelah tanggal Surat Bandingtanggalnya setelah tanggal Surat Banding

Page 31: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

SURAT URAIAN BANDING/SURAT URAIAN BANDING/SURAT SURAT URAIAN GUGATANURAIAN GUGATAN

Tidak diserahkan sesuai waktu yang Tidak diserahkan sesuai waktu yang ditentukan.ditentukan.

Tidak membantah hal-hal yang substansial Tidak membantah hal-hal yang substansial sebagaimana yang tercantum dalam Surat sebagaimana yang tercantum dalam Surat Uraian Banding.Uraian Banding.

Tidak tegas menerima atas banding Pemohon Tidak tegas menerima atas banding Pemohon Banmding terhadap koreksi yang dilakukan.Banmding terhadap koreksi yang dilakukan.

Tidak dilampiri bukti/data pendukung yang Tidak dilampiri bukti/data pendukung yang berkaitan dengan pokok sengketa.berkaitan dengan pokok sengketa.

Page 32: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

SURAT BANTAHANSURAT BANTAHAN

Tidak diserahkan sesuai waktu yang Tidak diserahkan sesuai waktu yang ditentukan.ditentukan.

Tidak membantah hal-hal yang substansial Tidak membantah hal-hal yang substansial sebagaimana yang tercantum dalam Surat sebagaimana yang tercantum dalam Surat Uraian Banding.Uraian Banding.

Tidak memberikan argumentasi tambahan Tidak memberikan argumentasi tambahan atau bukti tambahan.atau bukti tambahan.

Menambah pokok sengketa.Menambah pokok sengketa. Tidak tegas bahwa koreksi Terbanding adalah Tidak tegas bahwa koreksi Terbanding adalah

benar.benar.

Page 33: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

WAKIL PEMOHON BANDING / PENGGUGAT YANG WAKIL PEMOHON BANDING / PENGGUGAT YANG HADIR DALAM PERSIDANGANHADIR DALAM PERSIDANGAN

Pengurus hadir tetapi tidak dibuktikan dengan akte Pengurus hadir tetapi tidak dibuktikan dengan akte pendirian.pendirian.

Yang hadir bukan karyawan dan belum memiliki izin Yang hadir bukan karyawan dan belum memiliki izin kuasa hukum.kuasa hukum.

Yang hadir karyawan tetapi tidak membawa Surat Yang hadir karyawan tetapi tidak membawa Surat Kuasa dari pengurus dan / atau tidak dibuktikan Kuasa dari pengurus dan / atau tidak dibuktikan dengan pemotongan PPh Pasal 21.dengan pemotongan PPh Pasal 21.

Kuasa hukum menguasakan ke orang lain tetapi dalam Kuasa hukum menguasakan ke orang lain tetapi dalam surat kuasa tidak ada kuasa subsitusi atau orang surat kuasa tidak ada kuasa subsitusi atau orang tersebut tidak memiliki izin kuasa hukum.tersebut tidak memiliki izin kuasa hukum.

Surat Kuasa tidak ditandatangani oleh pengurus atau Surat Kuasa tidak ditandatangani oleh pengurus atau direksi.direksi.

Surat Kuasa untuk beberapa keputusan Terbanding.Surat Kuasa untuk beberapa keputusan Terbanding.

Page 34: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

PERSIAPAN WAKIL PEMOHON BANDING / PERSIAPAN WAKIL PEMOHON BANDING / PENGGUGAT DALAM PERSIDANGANPENGGUGAT DALAM PERSIDANGAN

Tidak hadir pada jadwal sidang yang telah ditetapkan Tidak hadir pada jadwal sidang yang telah ditetapkan apabila Majelis memerlukan keterangan dari Pemohon apabila Majelis memerlukan keterangan dari Pemohon Banding atau tidak hadir tepat waktu.Banding atau tidak hadir tepat waktu.

Kuasa yang hadir tanpa Surat kuasa atau tanpa izin Kuasa yang hadir tanpa Surat kuasa atau tanpa izin Kuasa Hukum tidak dapat memberikan keteranganKuasa Hukum tidak dapat memberikan keterangan

Tidak membawa akte pendirian perusahaan untuk Tidak membawa akte pendirian perusahaan untuk membuktikan berhak atau tidak berhak membuktikan berhak atau tidak berhak penandatangan Surat Banding atau pemberi kuasa.penandatangan Surat Banding atau pemberi kuasa.

Tidak memiliki persiapan sebelumnya untuk Tidak memiliki persiapan sebelumnya untuk memberikan keterangan atau argumentasi mengenai memberikan keterangan atau argumentasi mengenai pokok permasalahan yang disengketakan baik untuk pokok permasalahan yang disengketakan baik untuk sengketa bersifat formal maupun materil.sengketa bersifat formal maupun materil.

Tidak memiliki persiapan untuk membantu Tidak memiliki persiapan untuk membantu menjelaskan masalah-masalah yang disengketakan.menjelaskan masalah-masalah yang disengketakan.

Page 35: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

PERSIAPAN WAKIL PEMOHON BANDING / PERSIAPAN WAKIL PEMOHON BANDING / PENGGUGAT DALAM PERSIDANGANPENGGUGAT DALAM PERSIDANGAN

Tidak membawa pembukuan dan bukti tidak lengkap sehubungan Tidak membawa pembukuan dan bukti tidak lengkap sehubungan dengan koreksi Terbanding.dengan koreksi Terbanding.

Tidak membawa pembukuan bukti asli sehubungan dengan Tidak membawa pembukuan bukti asli sehubungan dengan pembayaran pajak yang terutang.pembayaran pajak yang terutang.

Tidak membawa bukti-bukti atau bukti tidak lengkap sehubungan Tidak membawa bukti-bukti atau bukti tidak lengkap sehubungan dengan koreksi Terbanding.dengan koreksi Terbanding.

Tidak membawa bukti untuk pemenuhan ketentuan formal seperti Tidak membawa bukti untuk pemenuhan ketentuan formal seperti bukti penyampaian dokumen dalam proses pemeriksaan pajak, bukti penyampaian dokumen dalam proses pemeriksaan pajak, pada saat keberatan, tangal diterima keputusan keberatan serupa pada saat keberatan, tangal diterima keputusan keberatan serupa amplop pengiriman keputusan keberatan, keterangan mengenai amplop pengiriman keputusan keberatan, keterangan mengenai pengajuan surat banding terlambat karena force mayeur.pengajuan surat banding terlambat karena force mayeur.

Alat-alat bukti belum termaterai.Alat-alat bukti belum termaterai. Bukti palsu termasuk pembukuan dan data pendukung yang Bukti palsu termasuk pembukuan dan data pendukung yang

dibuat kemudian/baru.dibuat kemudian/baru. Pengakuan / penyataan yang tidak konsisten atau tidak benar.Pengakuan / penyataan yang tidak konsisten atau tidak benar. Tidak memanfaatkan saksi atau saksi ahli.Tidak memanfaatkan saksi atau saksi ahli.

Page 36: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

PERSIAPAN WAKIL TERBANDING / TERGUGAT PERSIAPAN WAKIL TERBANDING / TERGUGAT DALAM PERSIDANGANDALAM PERSIDANGAN

Tidak hadir pada jadwal sidang yang telah ditetapkan Tidak hadir pada jadwal sidang yang telah ditetapkan atau tidak hadir tepat waktu.atau tidak hadir tepat waktu.

Tidak membawa Surat tugas atau identitas Tidak membawa Surat tugas atau identitas Terbanding.Terbanding.

Tidak memberikan pengembalian pajak.Tidak memberikan pengembalian pajak. Tidak melaksanakan putusan BPSP/PP.Tidak melaksanakan putusan BPSP/PP. Tidak membawa ketentuan peraturan perundangan Tidak membawa ketentuan peraturan perundangan

perpajakan yang menjadi alasan yuridis koreksi.perpajakan yang menjadi alasan yuridis koreksi. Tidak menguasai permasalahan pokok sengketa atau Tidak menguasai permasalahan pokok sengketa atau

yang hadir bukan pejabat yang menguasai yang hadir bukan pejabat yang menguasai permasalahan.permasalahan.

Page 37: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

PUTUSAN BPSP/PP DAN PELAKSANAANNYAPUTUSAN BPSP/PP DAN PELAKSANAANNYA

KPP/DJP terlambat melaksanakan Putusan KPP/DJP terlambat melaksanakan Putusan BPSP/PP(>30 hari).BPSP/PP(>30 hari).

Tidak memberikan imbalan bunga.Tidak memberikan imbalan bunga. Tidak memberikan pengembalian pajak.Tidak memberikan pengembalian pajak. Tidak melaksanakan Putusan BPSP/PP.Tidak melaksanakan Putusan BPSP/PP. Putusan BPSP/PP diajukan gugatan ke PTTUN oleh Putusan BPSP/PP diajukan gugatan ke PTTUN oleh

KPP/DJP.KPP/DJP. KPP terkait atau pemohon banding terlambat atau KPP terkait atau pemohon banding terlambat atau

tidak menerima Putusan BPSP/PP (dalam waktu 30 tidak menerima Putusan BPSP/PP (dalam waktu 30 hari sejak pengucapan putusan) karena kembali hari sejak pengucapan putusan) karena kembali pos/alamat tidak jelas.pos/alamat tidak jelas.

Putusan BPSP/PP minta dikirim ke alamat Kuasa Putusan BPSP/PP minta dikirim ke alamat Kuasa Hukum, sedangkan alamat di Surat Banding adalah Hukum, sedangkan alamat di Surat Banding adalah alamat Pemohon Banding.alamat Pemohon Banding.

Page 38: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

UNDANG- UNDANG PENGADILAN UNDANG- UNDANG PENGADILAN PAJAKPAJAK

Pasal 35 yang memberikan persyaratan pengajuan banding Pasal 35 yang memberikan persyaratan pengajuan banding harus membayar pajak terutang terlebih dahulu atau pembayaran harus membayar pajak terutang terlebih dahulu atau pembayaran harus dalam jangka waktu 3 bulan pengajuan banding sangat harus dalam jangka waktu 3 bulan pengajuan banding sangat memberatkan Wajib Pajak yang mencari keadilan.memberatkan Wajib Pajak yang mencari keadilan.

Jangka waktu gugatan 14 hari yang terlampau sempit.Jangka waktu gugatan 14 hari yang terlampau sempit. Putusan PENGADILAN PAJAK yang merupakan putusan akhir Putusan PENGADILAN PAJAK yang merupakan putusan akhir

dan bersifat tetap, sehingga tidak ada upaya hukum lain.dan bersifat tetap, sehingga tidak ada upaya hukum lain. Tidak dapat memeriksa keputusan keberatan atas surat tagihan Tidak dapat memeriksa keputusan keberatan atas surat tagihan

Pajak, Keputusan Peninjauan Kembali karena bukan wewenang Pajak, Keputusan Peninjauan Kembali karena bukan wewenang PP kecuali atas Bea Masuk dan Cukai.PP kecuali atas Bea Masuk dan Cukai.

Gugatan yang hanya mengatur atas pelaksanaan penagihan Gugatan yang hanya mengatur atas pelaksanaan penagihan pajak terhadap Surat Paksa, Surat Sita, dan Surat Lelang pajak terhadap Surat Paksa, Surat Sita, dan Surat Lelang sedangkan pada Pasal 23 KUP UU No. 6 Tahun 1983 stdd UU sedangkan pada Pasal 23 KUP UU No. 6 Tahun 1983 stdd UU No. 16 Tahun 2000 lebih luas.No. 16 Tahun 2000 lebih luas.

Page 39: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

LEMBAGA ATAU INSTANSI BPSPLEMBAGA ATAU INSTANSI BPSP

Sengketa pajak yang seharusnya menjadi kewenangan BPSP Sengketa pajak yang seharusnya menjadi kewenangan BPSP atau Putusan BPSP diajukan banding/gugatan ke lembaga atau Putusan BPSP diajukan banding/gugatan ke lembaga peradilan lain (PTUN, PTTUN, MA) tetapi putusannya tidak dapat peradilan lain (PTUN, PTTUN, MA) tetapi putusannya tidak dapat dieksekusi BPSP atau DJP.dieksekusi BPSP atau DJP.

Putusan BPSP merupakan putusan akhir dan bersifat tetap dan Putusan BPSP merupakan putusan akhir dan bersifat tetap dan bukan merupakan keputusan Tata Usaha Negara, tetapi bukan merupakan keputusan Tata Usaha Negara, tetapi putusannya masih ada yang diajukan ke PTTUN sampai ke MA.putusannya masih ada yang diajukan ke PTTUN sampai ke MA.

BPSP bukan badan peradilan yang berpuncak ke Mahkamah BPSP bukan badan peradilan yang berpuncak ke Mahkamah Agung berdasarkan Undang-Undang Pokok Kehakiman.Agung berdasarkan Undang-Undang Pokok Kehakiman.

Tidak upaya hukum lain atas putusan BPSP dengan putusan Tidak upaya hukum lain atas putusan BPSP dengan putusan menolak atau mengabulkan sebagian kecuali dengan Putusan menolak atau mengabulkan sebagian kecuali dengan Putusan Tidak Dapat Diterima dapat diajukan semacam peninjauan Tidak Dapat Diterima dapat diajukan semacam peninjauan kembali ke Direktur Jenderal Pajak atau ke badan peradilan yang kembali ke Direktur Jenderal Pajak atau ke badan peradilan yang berwenang dalam hal putusannya berdasarkan pertimbangan berwenang dalam hal putusannya berdasarkan pertimbangan hukum bukan merupakan wewenang BPSP.hukum bukan merupakan wewenang BPSP.

Page 40: Oleh Dr.  H.M.HARY DJATMIKO , SH., M S Widyaiswara Utama PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

LEMBAGA PERADILAN PAJAKLEMBAGA PERADILAN PAJAK

Dalam Pasal 23 KUP UU No. 6 Tahun 1983 Stdd UU Dalam Pasal 23 KUP UU No. 6 Tahun 1983 Stdd UU No. 16 Tahun 2000, sudah diatur gugatan dapat No. 16 Tahun 2000, sudah diatur gugatan dapat diajukan ke BPP terhadap:diajukan ke BPP terhadap:

Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang.Penyitaan, atau Pengumuman Lelang.

Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan (selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat 1 dan perpajakan (selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat 1 dan Pasal 26).Pasal 26).

Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 yang berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak.16 yang berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak.

Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak.berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak.