Oleh Achmad Godaibilah -...

93
67 HUTANG PIUTANG DAN APLIKASINYA PADA MASYARAKAT KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03 KELURAHAN CIPONDOH INDAH KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG Oleh Achmad Godaibilah NIM. 203046101656 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MU’AMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1430 H/2009 M

Transcript of Oleh Achmad Godaibilah -...

Page 1: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

67

HUTANG PIUTANG DAN APLIKASINYA PADA MASYARAKAT

KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03 KELURAHAN CIPONDOH

INDAH KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG

Oleh

Achmad Godaibilah

NIM. 203046101656

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MU’AMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430 H/2009 M

Page 2: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

68

HUTANG PIUTANG DAN APLIKASINYA PADA MASYARAKAT

KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03 KELURAHAN CIPONDOH

INDAH KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh

Achmad Godaibilah

NIM. 203046101656

Di Bawah Bimbingan

Dr. Euis Amalia, M.Ag

NIP. 150 289 264

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MU’AMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430 H/2009 M

Page 3: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

69

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “HUTANG PIUTANG DAN APLIKASINYA

PADA MASYARAKAT KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03 KELURAHAN CIPONDOH INDAH KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG”,

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Maret 2009. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam

(SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 2 Maret 2009

Mengesahkan

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Summa, SH, MA, MM. (…....................………)

NIP: 150 210 442

Sekretaris : Drs. Ahmad Yani, MA. (…....................………)

NIP: 150 269 678

Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M.Ag. (…....................………)

NIP. 150 289 264

Penguji I : Drs. Ahmad Yani, MA. (…....................………)

NIP: 150 269 678

Penguji II : Drs. Asmawi, M.Ag. (…....................………)

NIP: 150 282 934

Page 4: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

70

ا��� ا��� ا� ���

KATA PENGANTAR

Puja dan puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

selesainya penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi Perbankan Syari’ah di Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Topik skripsi ini penulis pilih

atas pertimbangan pentingnya memberikan pemahaman masyarakat terhadap praktek

hutang piutang menurut Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

terutama bagi para pemilik modal baik individu maupun kolektif dalam upaya

memberikan pembiayaan pada masyarakat tanpa mengharapkan imbalan yang

kemudian dikenal dengan istilah Al-Qardhul Hasan.

Penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sangatlah wajar bila penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih

yang setulus-tulusnya, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MH, MM, selaku Dekan

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta staf yang telah memberikan tugas kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

71

2. Ibu Dr. Euis Amelia, MA, selaku Pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktunya demi membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA, selaku Ketua Program Non Reguler

dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA, selaku Sekretaris Program Non Reguler

yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah

memberikan ilmu kepada penulis selama belajar di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

staf yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memanfaatkan dan

meminjam buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

6. Bapak Anwar selaku Ketua RT. 006/03 beserta staf yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah RT. 006/03.

7. Ayah dan Ibunda serta kakak dan adik-adikku tercinta yang senantiasa berusaha

dan berdo’a serta mendidik penulis dengan penuh tanggung jawab dan selalu

memberikan bantuan baik moril maupun materil. Semoga ilmu yang penulis

peroleh dapat menjadi bekal untuk membalas budi dan pengorbanan yang telah

mereka berikan.

8. Sanak famili dan handai taulan serta rekan mahasiswa Fakultas Syari’ah dan

Hukum pada Program Studi Perbankan Syari’ah dan semua pihak yang telah

memberikan bantuan dengan sukarela dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 6: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

72

9. Teman sejawat dan karib kerabat serta rekan kerja yang telah banyak memberikan

bantuan baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan.

Semoga semua yang telah mereka berikan baik berupa bimbingan dan

bantuan maupun pengorbanan dalam rangka penyusunan skripsi ini, mendapat

imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan

dan kelemahan. Oleh karenanya sumbangsih dan pemikiran, kritik dan saran yang

konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada kajian-

kajian dengan tema yang sama pada masa yang akan datang.

17 Desember 2008 M

Jakarta,

17 Dzulhijjah 1429 H

Penulis

Page 7: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

73

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 9

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 10

E. Sistematika Penyusunan ............................................................ 13

BAB II : HUTANG PIUTANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Pengertian Hutang Piutang ........................................................ 15

B. Manfaat Hutang Piutang ........................................................... 18

C. Landasan Hukum Hutang Piutang ............................................. 21

D. Rukun dan Syarat Hutang Piutang ............................................. 25

BAB III : GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KAMPUNG

GUNUNG RT. 006/03

A. Letak Geografis Kampung Gunung RT. 006/03 ......................... 30

B. Jumlah Penduduk Kampung Gunung RT. 006/03 ...................... 31

C. Peta Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 ................................................................................ 34

Page 8: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

74

D. Keadaan Pendidikan Masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 ................................................................................ 36

E. Kondisi Keberagamaan Masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 ................................................................................ 37

BAB IV : APLIKASI HUTANG PIUTANG PADA MASYARAKAT

KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03

A. Pola Hutang Piutang Pada Masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 ........................................................................................ 39

B. Bentuk Hutang Piutang Pada Masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03.................................................................................. 47

C. Mekanisme Hutang Piutang Pada Masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 .................................................................... 54

D. Implikasi Praktek Hutang Piutang Pada Masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ................................................... 58

BAB V : PENUTUP

A. ............................................................................................. Kesi

mpulan ....................................................................................... 67

B. ............................................................................................. Saran

-saran ......................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................

Page 9: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

75

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin ............................ 31

Tabel 2 : Status kewarganegaraan penduduk Kampung Gunung RT. 006/03 .. 32

Tabel 3 : Keadaan ekonomi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ......... 35

Tabel 4 : Keadaan pendidikan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ...... 37

Tabel 5 : Kondisi keberagamaan masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 ...................................................................................... 38

Tabel 6 : Jenis usaha masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 .................... 39

Tabel 7 : Aplikasi jangka waktu pinjaman ...................................................... 41

Tabel 8 : Modal awal usaha ............................................................................ 43

Tabel 9 : Besarnya pinjaman yang dibutuhkan ............................................... 44

Tabel 10 : Aplikasi pinjaman dana untuk keperluan usaha ................................ 45

Tabel 11 : Aplikasi hubungan kerja antara peminjam dengan pemilik modal .... 46

Tabel 12 : Kesesuaian hutang piutang dengan prinsip syari’ah ......................... 48

Tabel 13 : Aplikasi prinsip bagi hasil ............................................................... 49

Tabel 14 : Aplikasi prinsip usaha harus sesuai dengan prinsip syari’ah ............. 50

Tabel 15 : Aplikasi pembiayaan dengan sistem qiradh ...................................... 51

Tabel 16 : Aplikasi pengembalian pinjaman tanpa bunga ................................. 52

Page 10: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

76

Tabel 17 : Aplikasi pembiayaan dengan sistem bagi hasil melalui

penyerahan jaminan ........................................................................ 53

Tabel 18 : Prosedur pinjaman dengan menggunakan jaminan ........................... 55

Tabel 19 : Aplikasi peminjaman didasari saling percaya diri dan bertanggung

jawab ............................................................................................... 56

Tabel 20 : Aplikasi sistem administrasi yang tidak rumit .................................. 57

Tabel 21 : Pendapatan per bulan sebelum memperoleh pinjaman ..................... 59

Tabel 22 : Rata-rata pendapat masyarakat setelah memperoleh pinjaman ......... 60

Tabel 23 : Aplikasi keringanan dalam pengembalian pinjaman ......................... 61

Tabel 24 : Respon masyarakat terhadap pinjaman melalui aqad qiradh ............. 62

Tabel 25 : Aplikasi aqad qiradh dapat membantu meringankan usaha

masyarakat ...................................................................................... 63

Tabel 26 : Aplikasi pembiayaan melalui aqad gadai dianggap efektif ............... 64

Tabel 27 : Respon masyarakat terhadap pinjaman yang menggunakan

jaminan ............................................................................................ 65

Page 11: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

77

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Telah menjadi kehendak Allah SWT bahwa manusia harus hidup

bermasyarakat dan saling tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai

makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan andil dalam kehidupan orang

lain, saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kemajuan

dalam hidupnya. Untuk mencapai kemajuan dan tujuan hidup, diperlukan kerja sama

yang baik antara sesama manusia.1

Di antara sekian banyak aspek kerja sama yang paling menonjol di antara

manusia adalah aspek ekonomi. Ekonomi Islam bersifat dinamik menurut dimensi

ruang dan waktu, karena Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.2 Islam mengatur sistem

perekonomiannya dengan suatu metode yang unik.3 Islam memandang masalah

ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis dan tidak juga dari sudut pandang sosialis,

akan tetapi Islam membenarkan adanya hak individu tanpa merusak masyarakat.

Konsep ekonomi Islam meletakkan aspek moral maupun material kehidupan sebagai

basis untuk membangun kekuatan ekonomi di atas nilai-nilai moral.4

1Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam; Pola Pembinaan Hidup Dalam

Berekonomi, (Bandung: Diponegoro, 1984), h. 13 - 14 2Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2002), h. 267 3Abu A’la Al-Maududi, Usus al-Iqtishad Bain al-Islam wa al-Nuzhum al-Mu’asyirah,

(Ttp: al-Daru al-Su’udiyyah li al-Nasyar, 1971), h. 17 - 20 4Fazlur Rahman, Economic Doctrines of Islam (Doktrin Ekonomi Islam), alih bahasa

Soeroyo dan Nastangin, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), Jilid I, h. 10 – 11. Lebih lanjut Syed

Nawab Haider Naqvi, Ethics and Economic; An Islam Synthesis, (London: The Islamic Foundation,

1981), h. 71 – 81; Muhammad Hisanien al-Bathah, Al-Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam, (Ttp: Tnp,

1997), h. 127 – 147; Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam; Suatu Pengantar, (Yogyakarta:

Ekonosia, 2002), h. 69 – 100

Page 12: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

78

Dengan demikian keunikan pendekatan Islam terletak pada sistem nilai

yang mewarnai tingkah laku ekonomi atas kehidupan dan tercakupnya nilai-nilai

dasar yang bersumber dari tauhid.5 Dalam kehidupan ekonomi penekanannya

difokuskan pada dinamika vertikal dan horizontal.6 Islam menegaskan bahwa pemilik

alam beserta isinya secara mutlak adalah Allah SWT. Manusia sebagai khalifah

diberikan kemampuan yang bersifat konseptual, sehingga dapat mengolah dan

memanfaatkan alam beserta isinya untuk menciptakan kesejahteraan dan

kemakmuran bersama.7

Dalam rangka menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bersama,

manusia dituntut untuk usaha dan bekerja. Dalam masyarakat Islam, semua orang

dituntut untuk bekerja, menyebar di muka bumi dan memanfaatkan rizki, nafkah dan

tidak terus menerus berdiam diri hanya menunggu rizki yang telah dijamin, makanan

telah ditakar dan kehidupan telah dimudahkan, namun semua itu tidak akan diperoleh

tanpa ada usaha dan bekerja.8 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT sebagai

berikut :

5Muhammad Nejatullah Shiddiqi, Muslim Economic Thinking; A Survey of Contemporary

Literature (Pemikiran Ekonomi Islam; Suatu Penelitian Kepustakaan Masa Kini), alih bahasa A.M.

Sawefuddin, (Jakarta: Lembaga Islam Untuk Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LIPPM),

1986), h. xx; Yusuf Al-Qardhawi, Darul Al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtishad al-Islami (Norma dan

Etika Ekonomi Islam) alih bahasa Zainal Arifin dan Dahlian Husin, (Jakarta: Gema Insani Press,

1997), h. 31 - 32 6Dinamika vertikal ekonomi Islam adalah transendensi kepemilikan kekayaan yang

diperoleh melalui bekerja sebagai realisasi kewajiban agama, sehingga setiap kegiatan ekonomi tidak

terlepas dari dimensi moralitas dan mencari ridha Illahi, sedang dinamika horizontal merupakan makna

sosial dalam bekerja dan kemajuan kegiatan usaha. Lihat Musa Asy’ari, Islam Etos Kerja

Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1987), h. 68 7Haris Faulidi Asnawi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam, (Yogyakarta:

Magistra Insania Press, 2004), Cet. ke-1, h. 2 8Syafril Halim, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995),

h. 55

Page 13: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

79

������� ���� � ����������� �������� ���� !�" #$%&�'�� ����(�)%*��� +�, -./��� 01�� �����23���� 41�� �56��7⌧2

%*�9:�; 4� �<�=���3> )��ا��� : @A.(

Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi,

dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar

kamu beruntung” (QS. Al-Jum’ah : 10).

Dengan bekerja seseorang akan mempermudah penghasilan, laba atau

imbalan yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan pokok demi kelangsungan

hidup diri dan keluarganya. Ia dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan hasil

kerjanya sendiri tanpa harus meminta kepada orang lain atau menunggu bantuan dari

orang lain. Pengangguran bagi mereka yang mampu bekerja jelas tidak sesuai dengan

kedudukan manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Bekerja dan berusaha

merupakan salah satu cara menyelesaikan masalah kemiskinan.

Kemiskinan dengan segala dimensinya merupakan permasalahan yang

harus diatasi melalui Program Pemerintah dan partisipasi semua elemen masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengungkapkan bahwa tingkat

kemiskinan pada tahun 2005 sama dengan kondisi 15 tahun lalu. Berdasarkan data

Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004, sebesar 36,1

juta orang atau 16,6% dari seluruh penduduk Indonesia.9 Untuk itu, agar terhindar

dari belenggu kemiskinan ini, masyarakat Indonesia diwajibkan bekerja dan berusaha

untuk memperoleh imbalan yang berupa uang.

9BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta:

BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006), Cet. ke-1, h. vii

Page 14: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

80

Tidak ada suatu peradaban di dunia ini yang tidak mengenal dan

menggunakan uang. Kalau pun ada, maka perekonomian dalam peradaban tersebut

pasti stagnan dan nyaris tidak berkembang.10

Uang adalah segala-galanya, bahkan ada

pepatah yang mengatakan ada uang abang sayang tak ada uang abang ditendang.

Pepatah tersebut menunjukkan demikian hebatnya kekuatan uang untuk mengatur dan

mengendalikan kehidupan manusia. Aliran uang pada suatu negara, perusahaan dan

organisasi lainnya bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Tanpa uang

manusia akan mati. Sedemikian dahsyatnya kekuatan uang ini, sehingga manusia rela

mengorbankan segalanya demi memperoleh uang walaupun dilakukan dengan cara

hutang piutang untuk memperoleh pinjaman secara finansial.

Demikian pula dalam kehidupan suatu perusahaan, sektor finansial

merupakan jantung dari kehidupan sebuah perusahaan. Guna memperlancar

produktivitas dan untuk mengembangkan suatu perusahaan diperlukan dana yang

tidak sedikit. Walaupun dana yang dimiliki perusahaan banyak, namun suatu

perusahaan tidak mungkin terlepas dari hutang piutang, karena terkadang transaksi

yang dilakukan suatu perusahaan tidak secara chase jadi memaksa perusahaan untuk

melakukan hutang piutang.

Bagi para pengusaha besar hutang piutang tentu tidak menjadi masalah,

karena mereka mampu membayar bunga pinjaman dan memiliki usaha yang sudah

berjalan. Namun amat disayangkan, para kreditur tidak memberikan peluang

10Rimsky K. Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2002), h. 1

Page 15: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

81

pinjaman kepada para pengusaha kecil, karena tingkat kelayakan usaha yang masih

belum menentu dan belum jelas, beresiko tinggi dan terutama prosedur serta

persyaratan teknis yang belum bisa terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan finansial

dari perusahaan-perusahaan besar ini, maka lahirlah lembaga-lembaga keuangan baik

konvensional maupun syari’ah yang kedua-duanya menerapkan sistem bunga.

Islam menganggap bunga sebagai suatu kejahatan ekonomi yang

menimbulkan penderitaan masyarakat baik itu secara ekonomi, sosial maupun moral.

Oleh karena itu, kitab suci Al-Qur’an melarang kaum muslimin untuk memberi

maupun menerima bunga. Dalam surah Al-Baqarah ayat 278 – 279 Allah SWT

melarang riba dan mempertegas bahwa bunga itu melanggar hukum di dalam Islam.11

Pembayaran angsuran bunga yang berat secara terus menerus telah

merendahkan standar kehidupan masyarakat serta menghancurkan pendidikan anak-

anak mereka. Di samping itu, kecemasan terus menerus peminjam juga

mempengaruhi efisiensi kerja mereka. Hal tersebut bukan saja mempengaruhi

kehidupan pribadi dan keluarga peminjam, namun juga akan mempengaruhi

perekonomian negara.12

Salah satu ciri dari kemajuan perekonomian negara dapat

dilihat dari pendapatan masyarakat.

Kenyataan yang terjadi di masyarakat, bahwa pinjaman dana makin

mengikat dan mencekik pengusaha kecil ke bawah. Di antaranya adalah praktek bank

11Sutan Remy Syahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama, 1999), h. 6 12Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), h. 78

Page 16: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

82

keliling. Bahkan ada yang menampakkan wajahnya sebagai koperasi simpan pinjam

yang menawarkan pinjaman dengan suku bunga yang mencekik leher yang umumnya

di atas 30% per tahun. Adalah praktek yang sudah biasa, seorang pengusaha kecil yng

meminjam uang Rp. 100.000,- ia hanya menerima sebesar Rp. 90.000,- Sementara

itu, ia harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar Rp. 4.000,- per hari selama

satu bulan atau Rp. 120.000,- per bulan.13

Untuk mengantisipasi hal ini, masyarakat

membutuhkan lembaga keuangan yang tidak menerapkan sistem bunga. Salah satu

lembaga keuangan yang tidak menerapkan sistem bunga adalah Lembaga Keuangan

Syari’ah.

Lembaga Keuangan Syari’ah membantu dan membina golongan kecil atau

pemula yang membutuhkan dana pinjaman melalui bantuan hibah yang diarahkan

oleh Lembaga Keuangan Syari’ah secara produktif melalui pinjaman lunak tanpa

bunga yang dikenal dengan istilah Al-Qardhul Hasan. Pada pinjaman ini, peminjam

hanya diwajibkan mengembalikan pinjaman pokoknya pada waktu jatuh tempo tanpa

memberikan bunga pinjaman dan hanya membayar biaya administrasi.14

Namun

Lembaga Keuangan Syari’ah ini sangat sulit ditemukan pada masyarakat terpencil

seperti masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Indah

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

13Baihaqi Abdul Madjid, et.al., Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syari’ah;

Pengolahan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia, (Jakarta: PINBUK, 2000), h. 189 14Karnaen A. Purwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha

Kami, 1996), h. 67

Page 17: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

83

Sadar akan sulitnya mencari lembaga keuangan yang beroperasi secara

syari’ah, masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Indah

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ini berupaya mencari solusi terbaik dalam

melakukan praktek hutang piutang dengan cara mendatangi baik individu maupun

kelompok yang dianggap memiliki dana yang dapat dipinjamkan demi

kesinambungan usaha mereka. Adapun praktek hutang piutang ini didasarkan pada

prinsip syari’ah yang dikenal dengan istilah Al-Qardhul Hasan. Artinya pinjaman

tanpa bagi hasil, dimana penerima pembiayaan hanya diwajibkan mengembalikan

pokok pinjaman pada waktu jatuh tempo dan hanya membebani biaya administrasi.15

Berpijak pada pola pikir di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

menuangkan sebuah obsesi yang terdapat dalam diri penulis yang kemudian

diwujudkan dalam bentuk skripsi yang diberi judul : “HUTANG PIUTANG DAN

APLIKASINYA PADA MASYARAKAT KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03

KELURAHAN CIPONDOH INDAH KECAMATAN CIPONDOH KOTA

TANGERANG”. Tema ini menarik untuk dikaji, karena implikasinya sangat luas

sehingga dapat menjadi bahan pemikiran bagi pemilik modal dalam upaya

mendirikan Lembaga Keuangan Syari’ah guna menjalankan praktek hutang piutang

untuk membantu dan sekaligus membina golongan pengusaha kecil atau pemula yang

membutuhkan dana pinjaman melalui bantuan hibah pada masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang.

15Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPPAMP YPKN,

2000), h. 53

Page 18: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

84

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Praktek hutang piutang tidak hanya dilakukan oleh para pengusaha kecil

dan menengah, tetapi hutang piutang juga dipraktekkan oleh perusahaan besar yang

konon kabarnya memiliki jumlah dana yang banyak. Kontrak bisnis hutang piutang

sudah dipraktekkan sejak dahulu, namun perkembangannya setelah sistem hukum

semakin sempurna. Kontrak dan hutang piutang pun senantiasa berkembang ke arah

penyempurnaan demi terjaminnya kelancaran dalam berbisnis dari resiko penipuan

dan kecurangan yang terjadi.

Banyak hal yang dapat diangkat dalam persoalan ini seperti praktek hutang

piutang yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan konvensional misalnya

bank, pegadaian, koperasi, dan lain sebagainya. Agar dapat memberikan fokus

masalah, maka pembahasan skripsi ini dibatasi hanya pada praktek hutang piutang

yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh

Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Dalam hal ini, penulis merumuskan

permasalahannya, yaitu : Sejauh mana pengaruh aplikasi hutang piutang terhadap

kehidupan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 dengan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep praktek hutang piutang menurut masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 ?

2. Bagaimana respon masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 terhadap praktek

hutang piutang ?

Page 19: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

85

3. Apakah praktek hutang piutang yang dilakukan masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 sudah sesuai dengan ketentuan syari’ah ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, maka penelitian skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran tentang praktek hutang piutang yang dilakukan oleh

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03.

2. Mengetahui respon masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 terhadap praktek

hutang piutang.

3. Memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan hutang piutang pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 yang sesuai dengan ketentuan syari’ah.

Adapun kegunaan dari penelitian skripsi ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa buku

bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, khususnya di Fakultas Syari’ah dan Hukum pada Program Studi Ekonomi

Islam.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berarti bagi khazanah ekonomi Islam dan sekaligus dapat memberikan penjelasan

Page 20: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

86

tentang praktek hutang piutang dalam upaya membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat.

3. Masyarakat umum

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan acuan yang jelas

terutama bagi mereka yang melakukan praktek hutang piutang agar terhindar dari

sistem riba.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yakni penelitian tentang hubungan

fenomena sosial tertentu dengan menganalisa dan menginterpretasikan data-data yang

ada.16

Pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi ini adalah melalui studi

kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan maksudnya dalam pengumpulan

data-data skripsi ini, penulis banyak mengambil sumber dari buku-buku, brosur,

makalah, majalah dan surat kabar yang berhubungan erat dengan tema skripsi ini.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah jenis

penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif tertulis dengan informasi dari

orang yang terlibat dalam objek.17

Sementara itu, untuk memperoleh data yang jelas

tentang kondisi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh

16Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk pengukuran yang cermat terhadap

fenomena sosial tertentu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta. Kedua, untuk

memprediksi fenomena sosial tertentu. Lihat Masri Singarimbun, et.al., Metode Penelitian Survey,

(Jakarta: LP3ES, 1999), Cet. ke-1, h. 4 - 5 17Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998),

Cet. ke-2, h. 3

Page 21: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

87

Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, maka digunakanlah sistem populasi dan

sampel.

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu obyek yang akan

diteliti.18

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang yang

berjumlah 328 orang yang nantinya jumlah ini akan dijadikan sampel.

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 12%. Jadi dalam

penelitian ini jumlah sampel adalah 12% dari jumlah populasi yang ada, yaitu 12% x

328 = 49,56 orang yang kemudian dibulatkan menjadi 50 orang. Jumlah populasi

yang diambil sebanyak 12% berdasarkan pada pertimbangan pendapat Suharsimi

Arikunto yang mengatakan bahwa jika populasi lebih dari 100 orang, maka

banyaknya sampel yang diambil adalah 10% - 15%.19

Kemudian untuk memperoleh data lapangan, penulis mengadakan

pendekatan langsung dengan cara mendatangi obyek yang diteliti seperti gambaran

umum lokasi penelitian dan kondisi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 untuk

mendapatkan data dan keterangan-keterangan lainnya yang diperlukan dalam

penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data antara lain dapat dilakukan sebagai

berikut :

a. Observasi, penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 untuk memperoleh data yang akurat tentang gejala,

peristiwa dan kondisi aktual yang terjadi pada masa sekarang.

18Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 35 19Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), h. 246

Page 22: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

88

b. Wawancara, penulis melakukan tanya jawab dengan Ketua RT. 006/03 untuk

memperoleh data yang dibutuhkan dan dianggap akurat.

c. Questioner, yaitu dengan menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan

yang ditujukan kepada responden.

Dari hasil pengumpulan data ini, kemudian data tersebut dianalisa. Dalam

penelitian ini, analisis data yang dilakukan adalah analisis kualitatif, yaitu data yang

telah dihimpun diklasifikasikan dan kemudian dihubungkan antara satu dengan yang

lainnya, lalu dianalisa serta diambil hasil dari analisis tersebut yang kemudian

dideskripsikan sebagai suatu hasil bahan pemikiran.

Selanjutnya data yang telah diperoleh kemudian dianalisa melalui

perhitungan frekuensi dengan rumus :

F

P = X 100

N

Keterangan : P = Prosentase jawaban

F = Frekuensi

N = Jumlah responden

100 = Bilangan tetap

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta” yang

diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2007 akan mewarnai seluruh bentuk penulisan skripsi ini.

Page 23: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

89

E. Sistematika Penyusunan

Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini secara keseluruhan, maka

diperlukan suatu sistematika penyusunan. Adapun sistematika penyusunan yang

dimaksud adalah seperti yang akan diuraikan di bawah ini.

Bab I menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang tertuang pada

pembahasan skripsi ini yang terdiri atas latar belakang masalah yang tujuannya untuk

memberikan alasan yang jelas tentang pemilihan judul, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian yang dipergunakan

dalam rangka memudahkan penulisan dan sistematika penyusunan dipergunakan

untuk memberikan penjelasan secara garis besar mengenai pembahasan yang akan

diuraikan dalam skripsi ini.

Bab II berisikan tentang hutang piutang perspektif hukum Islam yang

pembahasannya meliputi pengertian hutang piutang, manfaat hutang piutang,

landasan hukum hutang piutang dan rukun serta syarat hutang piutang.

Bab III menguraikan tentang gambaran umum masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 yang pembahasannya meliputi letak geografis Kampung Gunung

RT. 006/03, jumlah penduduk Kampung Gunung RT. 006/03, peta sosial ekonomi

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03, keadaan pendidikan masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 dan kondisi keberagaman masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03.

Bab IV membahas inti persoalan yang diperbincangkan dalam skripsi ini,

yaitu aplikasi hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 yang

Page 24: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

90

pembahasannya meliputi pola hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03, bentuk hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03,

mekanisme hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 dan

implikasi praktek hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03.

Bab V merupakan bab penutup dari skripsi ini yang di dalamnya memuat

beberapa kesimpulan dan saran-saran yang merupakan kristalisasi dari uraian bab-bab

terdahulu yang kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.

Page 25: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

91

BAB II

HUTANG PIUTANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Pengertian Hutang Piutang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hutang piutang adalah uang yang

dipinjam dari orang lain dan yang dipinjamkan kepada orang lain.20

Dalam Islam,

hutang piutang dikenal dengan istilah Al-Qardh. Secara etimologis, kata Al-Qardh

berarti Al-Qath’u yang bermakna potongan.21

Dengan demikian, Al-Qardh dapat

dipahami sebagai harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang, sebab harta

yang diserahkan merupakan satu potongan dari harta orang yang memberikan

hutang.22

Sedangkan dalam Kamus Istilah Fiqh, Al-Qardh diartikan sebagai pinjaman

atau hutang.23

Adapun kata hasan dapat diartikan dengan baik, bagus dan indah.

Dengan demikian Al-Qardhul Hasan adalah pinjaman yang diberikan kepada

seseorang untuk kebutuhan yang mendesak dan jangka pendek tanpa mengharapkan

imbalan.

Ditinjau dari aspek terminologis, ada beberapa pendapat tentang definisi Al-

Qardhul Hasan. Menurut Imam Hanafi, Al-Qardh adalah pemberian harta oleh

seseorang kepada orang lain supaya ia membayarnya. Kontrak yang khusus mengenai

20Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), Cet. ke-1, h. 689 21Kamaluddin A. Marzuki, Fiqih Sunnah, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1998), Jilid XII, h. 129 22Syed Ahmad Husein, et.al., Fiqih dan Perundang-undangan Islam, (Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 1995), h. 726 23M. Abdul Mudjieb, Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 72

Page 26: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

92

penyerahan harta kepada seseorang agar orang itu mengembalikan harta yang sama

sepertinya.24

Sementara itu, Imam Malik menyatakan bahwa Al-Qardh merupakan

pinjaman atas benda yang bermanfaat yang diberikan hanya karena belas kasihan dan

bukan merupakan bantuan atau pemberian, tetapi harus dikembalikan seperti bentuk

yang dipinjamkan.25

Sedangkan menurut Imam Hambali, Al-Qardh adalah perpindahan harta

milik secara mutlak, sehingga penggantinya harus sama nilainya.26

Adapun

pengertian Al-Qardh menurut Imam Syafi’i adalah pinjaman yang berarti baik yang

bersumberkan kepada Al-Qur’an bahwa barang siapa yang memberikan pinjaman

yang baik kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan melipatgandakan kebaikan

kepadanya.27

Dari beberapa uraian di atas, dapat dipahami bahwa Al-Qardh adalah

pinjaman atau hutang yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk

dikembalikan lagi kepada orang yang telah meminjamkan harta, karena pinjaman

tersebut merupakan potongan dari harta yang memberikan pinjaman atau hutang.

Dengan kata lain, Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat

ditagih atau diminta kembali atau dalam istilah lain meminjam tanpa mengharapkan

imbalan. Dalam literatur fiqh klasik, Al-Qardh dikategorikan dalam aqad tathawwu’i

atau aqad saling membantu dan bukan transaksi komersial.28

Untuk itu dapat

24M. Abdul Mudjieb, Kamus Istilah Fiqh 25M. Muslichuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 8 26M. Muslichuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam 27M. Muslichuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam 28M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), h. 131

Page 27: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

93

dikatakan bahwa seseorang yang berniat ikhlas untuk menolong orang lain dengan

cara meminjamkan hutang tanpa mengharapkan imbalan disebut sebagai Al-Qardhul

Hasan.

Al-Qardhul Hasan adalah suatu perjanjian antara bank sebagai pemberi

pinjaman dengan nasabah sebagai penerima baik berupa uang maupun barang tanpa

persyaratan adanya tambahan biaya apapun. Peminjam atau nasabah berkewajiban

mengembalikan uang atau barang yang dipinjam pada waktu yang telah disepakati

bersama dengan pokok pinjaman.29

Karnaen Purwaatmadja mengatakan bahwa Al-

Qardhul Hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban

semata di mana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali

modal pinjaman.30

Menurut Umar, Al-Qardhul Hasan adalah perjanjian pinjaman baru kepada

pihak kedua dan pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama yakni

sebesar yang dipinjam. Pengembalian ditentukan dalam jangka waktu tertentu yang

sesuai dengan kesepakatan bersama dalam pembayaran dilakukan secara angsuran

maupun tunai.31

Ia menambahkan bahwa Al-Qardhul Hasan merupakan pinjaman

yang harus dikembalikan pada akhir suatu waktu yang telah disepakati tanpa

keharusan membayar bunga ataupun pembagian untung rugi dalam bisnis.32

29Warkum Sumitro, Azas-Azas Perbankan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1997), h. 97 30Karnaen Purwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha

Kami, 1996), h. 33 31M. Umar Capra, Al-Qur’an Menurut Sistem Moneter Yang Adil, (Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Primayasa, 1997), h. 40 32M. Umar Capra, Al-Qur’an Menurut Sistem Moneter Yang Adil

Page 28: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

94

Sedangkan menurut Toto Abdul Fatah, Al-Qardhul Hasan adalah suatu pinjaman

yang diberikan seseorang kepada orang lain tanpa dituntut untuk mengembalikan apa-

apa bagi peminjam, kecuali pengembalian modal pinjaman tersebut.33

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Al-

Qardhul Hasan merupakan suatu jenis pinjaman produk pembiayaan dari pemilik

modal baik individu maupun kelompok yang pengembalian pinjaman uangnya tidak

disertai dengan bunga, namun pihak peminjam berkewajiban untuk membayar biaya

administrasi.

B. Manfaat Hutang Piutang

Seperti telah diutarakan di atas, bahwa hutang piutang dalam Islam dikenal

dengan istilah Al-Qardh. Menurut Merza Gamal salah seorang pengamat masalah

ekonomi dan praktisi perbankan syari’ah bahwa aqad Al-Qardh dapat diterapkan

untuk membantu umat dalam mengembangkan usahanya. Al-Qardh merupakan

produk pembiayaan yang diperuntukkan bagi pengusaha kecil menengah ke bawah.

Dengan sistem pembayaran ini, dapat terbentuk sebuah semangat wirausaha dalam

sektor industri kecil atau mikro yang nantinya diharapkan dapat memacu

pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis syari’ah.

Sifat Al-Qardh tidak memberikan keuntungan finansial bagi pihak yang

meminjamkan. Rasulullah SAW melarang mereka yang melakukan Al-Qardh dengan

mensyaratkan manfaat. Misalnya seseorang meminjamkan sejumlah uang kepada

33Toto Abdul Fatah, Bank Tidak Identik Dengan Riba, (Jawa Barat: MUI, tth), h. 42

Page 29: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

95

koleganya dengan syarat ia dinikahkan dengan anaknya. Lain halnya bila inisiatif ini

lahir dari pihak peminjam, maka hal itu dianggap sebagai hadiah. Transaksi Al-Qardh

ini dapat dikombinasikan dengan dana zakat.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa pemberian dana zakat yang

termasuk di dalamnya dana infaq dan shadaqah harus dapat memberikan referensi

yang memungkinkan orang miskin dapat berdikari. Dengan demikian, zakat dapat

menjadi suplemen pendapatan permanen hanya bagi mereka yang tidak dapat

menghindari dirinya sendiri secara cukup lewat usahanya sendiri. Penggunaan dana

zakat, infaq dan shadaqah secara profesional melalui sistem Al-Qardhul Hasan akan

memungkinkan orang miskin dapat mandiri dalam sebuah lingkungan sosial ekonomi

yang mengembangkan industri kecil dan hal ini akan berdampak pada pengurangan

kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi.

Dengan demikian, adanya sistem pembiayaan Al-Qardhul Hasan akan

sangat membantu para pengusaha kecil, di samping dapat meningkatkan semangat

wirausaha dan tumbuhnya ekonomi yang berbasis syari’ah. Adapun manfaat dari

pembiayaan Al-Qardhul Hasan antara lain adalah bersifat mendidik. Peminjam wajib

mengembalikan dana, sehingga dana tersebut terus bergulir untuk nasabah lainnya

yang makin hari makin bertambah. Setelah usahanya berhasil, peminjam diharapkan

dapat mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah atas hasil usahanya itu. Dana zakat,

infaq dan shadaqah ini merupakan dana sosial yang terus dimanfaatkan bagi

peminjam berikutnya. Oleh sebab itu, peminjam diwajibkan untuk mengembalikan

dana pinjamannya dan membayar biaya administrasi. Jika kesepakatan ini dapat

diwujudkan, maka hal ini baru dinamakan Al-Qardh.

Page 30: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

96

Produk Al-Qardh ini akan meningkatkan citra baik dan loyalist masyarakat

terhadap ekonomi syari’ah serta kesadaran masyarakat untuk membayarkan zakatnya

melalui lembaga yang telah disediakan, sehingga dana tersebut tidak hanya menjadi

dana bantuan yang sifatnya sementara dan digunakan untuk kebutuhan konsumtif

semata. Dengan demikian percepatan pembangunan ekonomi kerakyatan yang

berbasis syari’ah dapat diwujudkan menjadi kenyataan. Dalam rangka mewujudkan

ekonomi kerakyatan yang berbasis syari’ah, maka produk Al-Qardh ini harus benar-

benar dimanfaatkan.

Menurut Syafi’i Antonio, pada dasarnya manfaat Al-Qardh itu banyak

sekali, salah satu di antaranya adalah memungkinkan nasabah yang sedang dalam

kesulitan mendesak untuk mendapatkan dana pinjaman jangka pendek/panjang yang

sesuai dengan aqad. Al-Qardhul Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda

antara bank syari’ah dengan bank konvensional yang di dalamnya terkandung misi

sosial, di samping misi komersial. Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan

meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syari’ah dan syari’ah itu sendiri.

Manfaat lainnya adalah berupa santunan kebajikan yang diberikan untuk membantu

meringankan beban ekonomi para mustahiq.34

Resiko dalam Al-Qardhul Hasan tergolong tinggi, karena itu dianggap

pembiayaan yang tidak ditutup dengan jaminan.35

Di samping itu, semua manfaat Al-

Qardhul Hasan juga dapat dijadikan sebagai produk untuk pembiayaan sosial

34M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, h. 134 35M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek

Page 31: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

97

kemasyarakatan seperti pengusaha kecil yang kekurangan dana, tetapi memiliki

prospek bisnis yang sangat baik.

C. Landasan Hukum Hutang Piutang

Dalam Islam hutang piutang yang tidak mengharapkan imbalan bagi

pemilik modal dikenal dengan istilah Al-Qardhul Hasan. Al-Qardhul Hasan adalah

pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Al-

Qardhul Hasan disyaratkan sebagai bentuk atau cara pendekatan manusia kepada

Allah SWT, karena Al-Qardh berarti lemah lembut kepada manusia, mengasihi

mereka dan memberikan kemudahan dalam urusan mereka. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT sebagai berikut :

... ��� ��; �� !�� �C6D�3��� 9E�3FG)���� � HI� ��� ��; �

!�� DJ3J�K�� -<L�/M 3���� � ���NFO��� 41�� � O<�F 41��

=MP�M⌧4 DQ��F� ).R : ا�����ة( ���3

Artinya : “… Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan

taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-

Nya” (QS. Al-Maidah : 2).

Transaksi Al-Qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan Al-Qur’an

dan hadits Rasulullah SAW serta Ijma’ Ulama. Sungguh pun demikian, Allah SWT

mengajarkan kepada hamba-Nya agar meminjamkan sesuatu bagi agama Allah

Page 32: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

98

SWT.36

Landasan hukum dari pemberian pinjaman tunai kebaijikan Al-Qardhul

Hasan adalah firman Allah SWT sebagai berikut :

SO, ��� E��41�� T$U�3FP 41�� �W%��� �X5YZ;[ \[⌧>� ]H�^�� \[�� >\_�1� ⌦�/a�_ �JPU� ).@@ : ا���ی�( 2⌧

Artinya : “Barang siapa yang meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik,

maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya, dan ia

akan memperoleh pahala yang banyak” (QS. Al-Hadid : 11)

Adapun yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah bahwa seorang

hamba diserukan untuk meminjam kepada Allah SWT, yaitu dengan cara

membelanjakan harta di jalan Allah SWT. Selaras dengan meminjam kepada Allah

SWT, seorang hamba diseru untuk meminjam kepada manusia sebagai bagian dari

kehidupan masyarakat.37

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut :

+O, ��� E��41�� T$U�3FP 41�� �W%��� �X5YZ;[ \[⌧>� ]H��� >\_�1 �b��; /W�_ 5�6��7HR �

c1��� de�f3F�P �gh�%f�P� �[3���F� ij� ;a%� )ة ).R�k : ا���

Artinya : “Barang siapakah yang memberi pinjaman kepada Allah, sesuatu pinjaman

yang baik, maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya

dengan kelipatan yang banyak. dan Allah akan menyempitkan dan

melapangkan rizki, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al-

Baqarah : 245)

Ayat lainnya yang membicarakan tentang masalah Al-Qardhul Hasan

adalah firman Allah SWT sebagai berikut :

...���d���3����� ��, 6lm� [5�, � ���o���_� �����������

36M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, h. 132 37M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek

Page 33: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

99

��� ��� ����⌧2OE��� ���NWU�3��_� 41�� �W%���

�X5YZ;[ �... )� ).20 : ا���مArtinya : “… Maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an dan dirikanlah

sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah

pinjaman yang baik …” (QS. Al-Muzamil : 20).

Pada ayat selanjutnya yang membicarakan masalah Al-Qardhul Hasan

adalah firman Allah SWT sebagai berikut :

�;pqP�r:]�P ist��41�� ��u�5�,�� ����F v�w5�P�;M�

x"3t;M�* �!�y�F �.;a�_ &IoYZq, ��z�{R���� � .) ...ة ).R|R : ا���

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu melakukan praktek hutang

piutang tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, maka hendaklah

kamu mencatatnya …” (Al-Baqarah : 282).

Al-Qardhul Hasan tidak hanya diabadikan dalam Al-Qur’an, tetapi juga

terdapat dalam hadits Rasulullah SAW sebagai berikut :

3 ��.�م ض�ی �.�م ��مم : �ل3 �.(سو 0�." ا� /.- ,�ا�+( ن(ا د&��م ��ا �"7� 38).��ن ��وا م�ج� ا�� روا; (ة(م 3���-آ �نآ 9(ا ��8(م

Artinya : “Dari Ibnu Mas’ud bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, Bukan

seorang muslim yang meminjam kepada muslim lainnya dua kali,

melainkan salah satunya adalah setara dengan shadaqah” (HR. Ibnu

Majah dan Ibnu Hibban).

Selain Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW yang menjadi landasan

hukum Al-Qardhul Hasan, masih terdapat landasan hukum yang menjadi dasar

diperbolehkannya transaksi Al-Qardhul Hasan yaitu ijma’ ulama yang diambil dari

hadits Rasulullah SAW sebagai berikut :

38Abu Ishaq Al-Syaerazi, Al-Muhadzab, (Mesir: Al-Babi Al-Halabi, tth), h. 302

Page 34: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

100

نA@ م� : وس.(� ".�0 ا� -./ ا� رس&ل �3ل �3ل، 0+" ا� ,7ر ةیه /�ا �"�(ی وم� ا����م�، ی&م آب م� آ�� "+0 ا� نA(@ ا��Dن�� آب م� آ�� م�.� "� ��نا��F/ D ا� Iس ��.�م Iس �مو ،ةGHاو ��نا��F/ D 0�." ا��(ی ��م /."ج (H�0أ ن&" /F ���ا� �ن�آم ���ا� ن&" /F ا�و ،ةGHاوH39).م�.� 0أ

Artinya : “Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah SAW : Barang siapa

melepaskan seorang muslim dari suatu kesusahan dunia, niscaya Allah

akan melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat, dan barang

siapa yang memberi kelonggaran pada seseorang yang ditimpa kesusahan,

niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan akhirat,

dan barang siapa yang menutupi keburukan seorang muslim, niscaya Allah

akan menutupi keburukannya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa

menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya” (HR.

Muslim).

Pada ulama sepakat bahwa Al-Qardhul Hasan boleh dilakukan.

Kesepakatan ulama ini didasari atas naluri manusia yang tidak dapat hidup tanpa

pertolongan dan bantuan saudaranya, tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan

pertolongan. Oleh sebab itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian kehidupan

di dunia, Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebutuhan umatnya.40

Contoh dalam perdagangan, seseorang memiliki modal tetapi tidak pandai berdagang

atau tidak memiliki kesempatan untuk berdagang, sedangkan orang lain pandai dan

cakap serta memiliki waktu yang cukup untuk berdagang, tetapi tidak memiliki

modal.41

Dari ketiga landasan tersebut yaitu Al-Qur’an, hadits Rasulullah SAW dan

ijma’ ulama secara jelas membolehkan pelaksanaan Al-Qardhul Hasan, tetapi

kebolehan tersebut belum bersentuhan dengan harta yang dapat dipinjamkan. Para

39Abu Ishaq Al-Syaerazi, Al-Muhadzab 40M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, h. 132 - 133 41Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), Cet. ke-38, h. 299

Page 35: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

101

ulama sepakat bahwa boleh meminjamkan harta yang bisa ditakar, ditimbang ataupun

makanan. Imam Syafi’i berpendapat bahwa boleh meminjamkan segala sesuatu

kecuali manusia. Sementara itu, Imam Hanafi berpendapat bahwa tidak boleh

meminjamkan sesuatu yang tidak bisa ditakar dan ditimbang.42

Menurut Imam Hanafi seperti dikutip oleh Wahbah Zuhaeli, sah memberi

pinjaman barang-barang mistly, yaitu barang-barang yang memiliki unit yang serupa

di pasar atau barang-barang yang tidak memiliki perbedaan yang mencolok bila

ditinjau dari aspek harga. Adapun yang termasuk barang mistly adalah barang yang

dapat ditakar dan ditimbang karena bentuknya sama seperti buah kelapa, telor dan

dapat diukur dengan sesuatu ukuran panjang seperti kain.43

Sedangkan Imam Malik, Syafi’i dan Hambali seperti dikemukakan oleh

Wahbah Zuhaeli, mengatakan bahwa boleh memberikan pinjaman pada setiap harta

yang sah untuk dijual baik itu barang yang dapat ditakar atau ditimbang seperti emas,

perak dan makanan atau barang-barang tersebut adalah barang qimiy, yaitu barang-

barang yang tidak mempunyai unit yang serupa di pasar seperti barang perniagaan

dan hewan.44

D. Rukun dan Syarat Hutang Piutang

Ajaran Islam telah menerapkan beberapa rukun dan syarat yang harus

dipenuhi dalam transaksi Al-Qardhul Hasan. Jika salah satu syarat dan rukunnya

42Hasan Ayyub, Fiqh Al-Mu’amalah fi Al-Islam, (Beirut: Daar Al-Tauhid, 1998), h. 174 43Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

Pustaka, 1995), h. 729 44Wahbah Zuhaeli, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu, h. 730

Page 36: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

102

tidak terpenuhi, maka aqad Al-Qardhul Hasan ini menjadi tidak sah. Adapun rukun

Al-Qardh adalah peminjam (muqtaridh), pemberi pinjaman (muqridh), dana (Al-

Qardh), ijab dan qabul.45

Menurut Imam Syafi’i seperti yang dikutip oleh Chatibul Umam, rukun Al-

Qardh sama dengan rukun jual beli.46

Rukun Al-Qardh terdiri atas muqridh (pihak

yang menghutangi), muqtaridh (pihak yang berhutang), ijab dan qabul serta barang

yang dapat dipinjamkan. Adapun syarat-syarat pinjaman terdiri atas besarnya

pinjaman harus diketahui dengan takaran, timbangan atau jumlahnya. Sifat pinjaman

dan usianya harus diketahui jika dalam bentuk hewan dan pinjaman berasal dari

orang yang layak dimintai pinjaman.

Sedangkan syarat-syarat hutang piutang terdiri dari muqridh (kreditur) dan

muqtaridh (debitur). Syarat-syarat bagi kreditur dan debitur adalah berakal, atas

kehendak sendiri dan tidak mubazir, sehingga pinjaman tersebut dapat dimanfaatkan

sesuai dengan kebutuhan, dan syarat yang terakhir bagi kedua belah pihak adalah

baligh (dewasa, sudah cukup umur).47

Menurut Imam Hanafi, memberikan hutang

kepada anak kecil atau orang yang berada dalam perwalian tidak dibolehkan.48

Syarat Al-Qardhul Hasan yang kedua adalah ijab qabul. Ijab dan qabul

merupakan syarat yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan aqad qard.

Kontrak ini tidak sah dilakukan kecuali dengan ijab dan qabul, sebab Al-Qardh

45

Petunjuk Pelaksanaan Pembukuan Bank Syari’ah, (Jakarta: Bank Indonesia, 1999), h. 8 46Chatibul Umam, et.al., Fiqih Empat Mazhab, (Jakarta: Daar Al-Ulim Press, 2001), Cet.

ke-1, Jilid V, h. 290 47Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, h. 279 48Chatibul Umam, et.al., Fiqih Empat Mazhab

Page 37: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

103

merupakan kontrak pemberian milik kepada seseorang. Lafadz yang sah digunakan

ialah lafadz Al-Qardh dan Al-Salaf, sebab syara’ menyebutkan keduanya.

Syarat Al-Qardhul Hasan yang ketiga adalah adanya barang yang

dipinjamkan. Imam Syafi’i, Maliki dan Hambali sama-sama berpendapat bahwa

barang yang dipinjamkan adalah sesuatu yang dihutangkan merupakan sesuatu yang

sah dalam aqad Qardh seperti barang yang ditakar, ditimbang, diukur, dihitung, dan

lain sebagainya.49

Meskipun Al-Qardh bersifat tolong menolong, tetapi ada suatu hal yang

perlu diperhatikan dalam melakukan aqad Qardh. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam aqad Qardh di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Jika pihak debitur menghadiahkan sesuatu kepada pihak kreditur, maka hal itu

boleh diterima dan disukai oleh pihak debitur, agar membayar dengan yang lebih

baik.

2. Menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Ahmad, pihak kreditur tidak boleh

mengambil manfaat dengan sesuatu dari pihak debitur,50

karena aqad Qardh

bertujuan untuk berlemah lembut antar sesama manusia, menolong urusan

kehidupan dan memudahkan sarana hidup mereka, bukan bermaksud memperoleh

keuntungan. Demikian pula menurut Imam Hanafi, Syafi’i dan Hambali bahwa

pihak kreditur tidak boleh mengharapkan tambahan dari sesuatu yang

dihutangkan. Misalnya pihak kreditur meminjamkan uang kepada pihak debitur

49Chatibul Umam, et.al., Fiqih Empat Mazhab, h. 291 - 295 50M. Hasbi Al-Shiddiqi, Hukum Fiqih Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet.

ke-1, h. 364

Page 38: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

104

dengan syarat pihak debitur harus mengembalikan pinjamannya dalam jumlah

yang lebih banyak. Begitu juga dengan hadiah yang diberikan oleh pihak debitur

kepada pihak kreditur jika disyaratkan oleh kedua belah pihak pada saat

melakukan aqad, maka hal itu tidak dibolehkan.51

Aqad tersebut akan batal bila

pihak kreditur mengambil manfaat tambahan yaitu dengan cara meminta ganti

yang lebih banyak atau yang lebih bagus, seperti hutang gandum yang tadinya

tidak bersih dengan syarat diganti dengan gandum yang lebih bagus dan bersih.52

Manfaatnya hanya untuk pihak debitur dan hadiah yang diberikan kepada kreditur

bukan karena ia berhutang kepada debitur tersebut.53

3. Pihak kreditur tidak dibolehkan memaksa pihak debitur untuk mempercepat

pembayaran sebelum jatuh tempo. Terlebih lagi pihak debitur dalam kondisi

kesusahan, maka sebaiknya tagihan tersebut ditangguhkan. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT sebagai berikut :

<�F� ij�⌧2 � � }�6/m ~����N�X�� �!�y�F }�6;m��, � <�_�

��� �mMY�� 6%�;� (JNf4� � <�F

(J�5�2 ij�=☺�� � ) ة ).280: ا���Artinya : “Dan jika orang yang berhutang itu dalam kondisi kesulitan, maka berilah

kesempatan sampai ia memiliki kelapangan rizki dan mensyadaqahkan

sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”

(QS. Al-Baqarah : 280).

Namun sebaliknya, bagi pihak debitur tidak boleh menunda-nunda

pembayaran hutang jika ia sudah mampu untuk membayarnya, karena hal ini

51Syed Ahmad Husein, et.al., Fiqih dan Perundang-undangan Islam, h. 731 52Chatibul Umam, et.al., Fiqih Empat Mazhab, h. 293 53Syed Ahmad Husein, et.al., Fiqih dan Perundang-undangan Islam, h. 733

Page 39: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

105

merupakan suatu kezaliman, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW

sebagai berikut :

�Lم : �.(س و0�. "/ ا�. - ا�ل&س ر�ل، �3ل 03+ " ا�,7 رةیه /� أ�" M�ا/+N .�8�ا اذا وQا ء./ م. "�آ�/F .�I�Q) �.54).روا; م�

Artinya : “Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah SAW : Penundaan

pembayaran hutang oleh orang kaya adalah perbuatan dzalim. Jika salah

seorang di antara kalian dialihkan kepada orang kaya, maka hendaklah ia

menerima hiwalah tersebut”. (HR. Muslim).

Demikian beberapa rukun dan syarat Al-Qardhul yang dikemukakan oleh

para ulama sebagai pedoman dalam melakukan praktek hutang piutang yang berlaku

di masyarakat sepanjang zaman. Pedoman ini menjadi landasan bagi masyarakat

untuk melakukan aplikasi hutang piutang agar sesuai dengan prinsip syari’ah.

54Imam Muslim, Shahih Muslim bi al-Syarhi Al-Nawawi, (Kairo: Daar Al-Hadits, 1994),

Juz V, h. 493

Page 40: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

106

BAB III

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03

A. Letak Geografis Kampung Gunung RT. 006/03

Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang yang menjadi obyek penelitian ini terletak di sebelah

Timur kota Tangerang dengan luas wilayah kurang lebih 1 hektar atau setara dengan

10.000 m2. Letak ketinggian dari permukaan laut sekitar 14 km dengan curah hujan

rata-rata per bulan 2400 mm.

Wilayah Kampung Gunung terdiri dari 7 rukun warga (RW) dan 10 rukun

tetangga (RT). Jarak dari Ibukota Tangerang sekitar 13 km yang dihubungkan dengan

batas-batas wilayah Rukun Tetangga sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah RT. 005/03

• Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah RT. 004/03

• Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah RT. 003/03

• Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah RT. 002/03

Letak geografis yang sangat strategis ini pada dasarnya amat

menguntungkan bagi kota Tangerang dalam pengembangan ekonomi, khususnya

pengembangan ekonomi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan

Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Page 41: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

107

B. Jumlah Penduduk Kampung Gunung RT. 006/03

Kampung Gunung RT. 006/03 memiliki kepadatan penduduk hingga tahun

2008 berjumlah 328 jiwa yang terdiri dari 153 laki-laki dan 175 perempuan yang

terhimpun dalam 205 Kepala Keluarga. Namun tidak seluruhnya jumlah penduduk

tersebut adalah pribumi, karena ada sekitar 45 orang pendatang yang mendiami

wilayah Kampung Gunung RT. 006/03. Mengenai klasifikasi penduduk berdasarkan

kelompok usia ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1

Jumlah penduduk menurut golongan usia dan jenis kelamin

Jenis Kelamin No. Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0 – 5 tahun 15 25 40

2 5 – 10 tahun 10 15 25

3 11 – 17 tahun 30 35 65

4 18 – 20 tahun 17 20 37

5 21 – 25 tahun 15 25 40

6 26 – 30 tahun 11 13 24

7 31 – 35 tahun 10 15 25

8 36 – 40 tahun 9 11 20

9 41 – 45 tahun 18 21 39

10 46 – 50 tahun 12 15 27

11 51 – 55 tahun 14 16 30

12 56 – 60 tahun 8 12 20

13 61 – 65 tahun 7 10 17

14 65 ke atas 5 7 12

Jumlah 153 175 328

Sumber : Arsip RT. 006/03 Tahun 2008

Page 42: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

108

Berdasarkan kelompok usia, ternyata jumlah penduduk terbanyak adalah

jumlah penduduk yang berusia antara 11 – 17 tahun, dan jumlah penduduk yang

paling sedikit adalah kelompok umur 65 tahun ke atas. Masyarakat yang tinggal di

wilayah RT. 006/03 tidak semuanya penduduk asli dan bahkan ada warga negara

Indonesia keturunan serta warga negara asing. Untuk itu perlu adanya catatan tentang

status kewarganegaraan.

Status kewarganegaraan berfungsi untuk membedakan antara penduduk asli

Indonesia atau penduduk atau dan atau penduduk yang menetap di Indonesia. Untuk

mengetahui status kewarganegaraan di wilayah Kampung Gunung RT. 006/03

Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ini untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2

Status kewarganegaraan penduduk Kampung Gunung RT. 006/03

Jenis Kelamin No. Kewarganegaraan

Laki-laki Perempuan

Jumlah

1 WNI asli 134 148 292

2 WNI keturunan :

a. Cina

b. Arab

c. Pakistan

d. Belanda

15

-

-

-

20

-

-

-

25

-

-

-

Page 43: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

109

e. Francis

f. Jepang

g. Taiwan

h. India

-

-

-

3

-

-

-

5

-

-

-

8

3 WNA :

a. Cina

b. Arab

c. Pakistan

d. Belanda

e. Francis

f. Jepang

g. Taiwan

h. Lain-lain

1

-

-

-

-

-

-

-

2

-

-

-

-

-

-

-

3

-

-

-

-

-

-

-

Jumlah 153 175 328

Sumber : Arsip RT. 006/03 Tahun 2008

Pengklasifikasian penduduk Kampung Gunung RT. 006/03 menurut data

kewarganegaraan yaitu penduduk pribumi berjumlah 292 jiwa, WNI keturunan dari

Cina berjumlah 60 jiwa dan WNI keturunan dari India berjumlah 8 jiwa. Kampung

Gunung RT. 006/03 merupakan wilayah strategis yang dapat mengundang penduduk

untuk datang dan pergi sesuai dengan kepentingan masing-masing. Untuk

mengantisipasi hal ini, maka perlu adanya ketegasan dari pengurus RT. 006/03 untuk

membuat peraturan tentang adanya mutasi penduduk.

Page 44: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

110

Selama bulan Desember tahun 2008 ini telah terjadi mutasi penduduk yang

datang dan mendiami wilayah RT. 006/03 sebanyak 35 jiwa. Sementara itu yang lahir

sebanyak 15 jiwa yang kemudian dijumlahkan menjadi 50 jiwa. Sedangkan yang

pindah dari Kampung Gunung RT. 006/03 berjumlah 10 jiwa dan penduduk

Kampung Gunung RT. 006/03 yang meninggal sebanyak 8 jiwa yang kemudian

dijumlahkan menjadi 18 jiwa.

C. Peta Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

Pada dasarnya jumlah penduduk di suatu daerah merupakan aset dari

potensi pembangunan yang besar ketika penduduk tersebut memiliki kualitas.

Sebaliknya dengan jumlah pertumbuhan penduduk yang pesat, tetapi tidak memiliki

kualitas, sudah barang tentu akan menjadi beban besar bagi proses pembangunan,

khususnya pembangunan di wilayah Kampung Gunung RT. 006/03.

Jumlah penduduk Kampung Gunung RT. 006/03 pada tahun 2008 tercatat

328 jiwa. Selain itu, sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota

negara, Kampung Gunung RT. 006/03 mau tidak mau harus menampung penduduk

yang kesehariannya beraktivitas di wilayah DKI Jakarta. Hal ini jelas merupakan

problem bagi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03.

Dari jumlah penduduk Kampung Gunung RT. 006/03 sebanyak 328 jiwa

ini, terdapat 150 orang yang memiliki lapangan pekerjaan. Pada umumnya

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 adalah karyawan swasta atau buruh

industri, pedagang, wiraswasta dan ada pula yang bekerja sebagai Pegawai Negeri

Page 45: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

111

Sipil, petani, dan lain-lain. Sebagian masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 juga

ada yang menjadi tukang ojek dan tukang bangunan. Hal ini menunjukkan betapa

majemuknya pekerjaan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 memiliki penghasilan yang cukup walaupun tidak berlebihan, tetapi

mereka juga tidak kekurangan. Mengenai kondisi ekonomi masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai

berikut :

Tabel 3

Keadaan ekonomi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

No. Pekerjaan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Petani

Pedagang

Industri rakyat

Buruh industri

Pertukangan

Pegawai Negeri Sipil

TNI POLRI

Pensiunan

Purnawirawan

Perangkat kelurahan

90 orang

75 orang

15 orang

95 orang

20 orang

35 orang

10 orang

7 orang

5 orang

17 orang

Jumlah 328 orang

Sumber : Arsip RT. 006/03 Tahun 2008

Page 46: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

112

Peta sosial ekonomi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 dilihat dari

aspek lapangan kerja didominasi oleh pekerja yang berpenghasilan kecil seperti buruh

industri berjumlah 95 orang, pedagang berjumlah 75 orang dan petani berjumlah 90

orang. Dari peta sosial ekonomi dapat diketahui bahwa masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 merupakan masyarakat yang memiliki penghasilan cukup meskipun tidak

berlebihan, akan tetapi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 juga tidak

kekurangan.

D. Keadaan Pendidikan Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

Pendidikan merupakan suatu arena studi yang tidak pernah kering, karena

masalah pokok dalam pendidikan adalah manusia yang meliputi eksistensi, peranan,

agama dan keyakinan serta kebudayaannya. Tingkat kemajuan suatu negara dapat

diukur dari eksistensi, peranan, agama dan keyakinan serta kebudayaan yang saling

berinteraksi dengan lingkungannya. Demikian pula halnya dengan kondisi pendidikan

yang terdapat pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh

Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Mayoritas pendidikan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 adalah

lulusan Sekolah Dasar, tetapi tidak sedikit yang melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi seperti Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi. Mengenai

keadaan pendidikan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :

Page 47: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

113

Tabel 4

Keadaan pendidikan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

No. Pendidikan terakhir Jumlah

1

2

3

4

SD/MI

SMP/MTs.

SMU/MA

Sarjana

211 orang

75 orang

30 orang

12 orang

Jumlah 328 orang

Sumber : Arsip RT. 006/03 Tahun 2008

E. Kondisi Keberagamaan Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

Penduduk Kampung Gunung RT. 006/03 mayoritas adalah masyarakat

Betawi yang menempatkan agama di atas segala-galanya. Keberagamaan masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 sangat kuat pengaruhnya, mengingat ibadah kepada

Allah SWT merupakan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah SWT dan menjadi

pilar keberagamaan atau ke-Islaman seseorang. Pada dasarnya ibadah adalah proses

latihan yang agung dalam membangun dan meluruskan akhlak. Pedoman inilah yang

membuat masyarakat memegang teguh prinsip keberagamaannya, tak terkecuali

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03.

Di wilayah Kampung Gunung RT. 006/03 terdapat 1 buah masjid dan 3

buah mushalla dalam kondisi baik. Fasilitas lainnya yaitu 1 buah Majelis Taklim dan

Page 48: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

114

2 buah TPA. Pada umumnya masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 sangat kuat

dalam beragama. Hal ini terlihat jelas dari aktivitas Majelis Taklim yang selalu penuh

diisi oleh ibu-ibu, belum lagi para orang tua yang mendaftarkan putra dan putrinya

sejak dini ke TPA dan selalu penuhnya masjid pada setiap pelaksanaan hari besar

umat Islam.

Ditambah pula dengan adanya tokoh-tokoh masyarakat yang agamis yang

menjadi panutan bagi masyarakat sekitar, sehingga dapat terlihat dengan jelas

aktivitas keagamaan yang berjalan. Mengenai kondisi keagamaan masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5

sebagai berikut :

Tabel 5

Kondisi keberagamaan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

No. Agama yang dianut Jumlah

1

2

3

4

Islam

Kristen

Budha

Hindu

300 orang

15 orang

5 orang

8 orang

Jumlah 328 orang

Sumber : Arsip RT. 006/03 Tahun 2008

Page 49: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

115

BAB IV

APLIKASI HUTANG PIUTANG PADA MASYARAKAT

KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03

A. Pola Hutang Piutang Pada Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

Dari perspektif sosiologis, ada sejumlah partisipan yang secara langsung

maupun tidak langsung terlibat dalam kontruksi sosial realitas hutang piutang. Para

pemilik modal dan nasabahnya adalah pihak yang secara langsung terlibat dalam

hutang piutang. Pihak yang secara tidak langsung terlibat dalam hutang piutang,

tetapi memainkan peran penting dalam konstruksi realita adalah penduduk lokal yang

memiliki sejumlah pengetahuan tentang praktek hutang piutang. Sedangkan secara

historis, aktivitas hutang piutang tidak bisa dipisahkan dari perdagangan, karena

kedua aktivitas tersebut sering dilakukan masyarakat yang aktivitas sehari-harinya

adalah berdagang. Untuk mengetahui jenis usaha masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6

Jenis usaha masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

Variabel Jawaban F %

Petani

Konveksi

Pedagang

Layanan jasa

Lain-lain

10

12

20

5

3

20

24

40

10

6

Jumlah 50 100

Page 50: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

116

Dari tabel 6 di atas dapat diperoleh keterangan bahwa jenis usaha yang

dilakukan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 adalah petani sebanyak 20%,

konveksi berjumlah 24%, pedagang sebanyak 40%, layanan jasa 10% dan lain-lain

berjumlah 6%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jenis usaha yang banyak

dilakukan oleh masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Indah

Kecamatan Cipondoh Kotamadya Tangerang adalah berdagang.

Kelompok terbesar di antara para nasabah yang mengaplikasikan hutang

piutang adalah pedagang. Pedagang merupakan kelompok yang paling membutuhkan

kredit untuk memuaskan hidup sehari-hari mereka dan untuk meneruskan aktivitas

ekonomi. Figur-figur tersebut menunjukkan bahwa program-program pemerintah

yang menawarkan kredit-kredit murah bagi para pedagang belum berjalan secara

sukses. Untuk mengantisipasi persoalan ini, maka timbul suatu gagasan dari

pemerintah untuk mendirikan sebuah badan usaha yang sesuai dengan prinsip

syari’ah yang salah satunya adalah perbankan syari’ah.

Salah satu pola perbankan syari’ah adalah apa yang dikenal Al-Qardhul

Hasan. Dalam perbankan syari’ah, Al-Qardh merupakan pinjaman tanpa bunga. Al-

Qardh juga dipinjamkan kepada nasabah yang mengelola usaha kecil. Jika nasabah

mengalami musibah dan nasabah tidak dapat mengembalikannya, maka bank dapat

membebaskannya dari tuntutan hutang piutang. Al-Qardh terutama diberikan kepada

nasabah yang memiliki kebutuhan mendesak seperti dana talangan dengan kriteria

tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman

ditentukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama dan

Page 51: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

117

pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran atau dapat pula dibayar secara

kontan. Mengenai aplikasi jangka waktu pinjaman ini untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7

Aplikasi jangka waktu pinjaman

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

10

12

15

10

3

20

24

30

20

6

Jumlah 50 100

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa jangka waktu pinjaman harus

diperpanjang dengan prosentase jawaban yaitu sangat setuju 20%, setuju 24%, ragu-

ragu 30%, tidak setuju 20% dan sangat tidak setuju 6%. Dari data tersebut dapat

dipahami bahwa masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh

Indah Kecamatan Cipondoh Kotamadya Tangerang ini jelas berada dalam kondisi

ragu-ragu terhadap jangka waktu pinjaman dengan perolehan nilai sebesar 30%.

Pada dunia perbankan syari’ah, Al-Qardh biasanya diterapkan sebagai

produk pelengkap bagi nasabah yang telah terbukti loyalitasnya dan bonafiditasnya

Page 52: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

118

yang memberikan dana talangan segera untuk masa relatif pendek, nasabah tersebut

akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjam. Al-Qardh juga

biasanya diterapkan sebagai fasilitas yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak

bisa menarik dananya karena tersimpan dalam bentuk deposito misalnya, maka Al-

Qardh adalah pinjaman untuk menutupi kekurangan dalam melakukan transaksi

sebagai dana talangan. Selain itu, Al-Qardh juga dapat diterapkan sebagai produk

untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial dalam

rangka meningkatkan usaha kecil semua masyarakat, tak terkecuali masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03.

Namun yang menjadi masalah adalah bahwa tidak adanya lembaga

keuangan yang resmi pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan

Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang untuk dijadikan praktek

hutang piutang pada masyarakat tersebut. Sadar akan sulitnya mencari lembaga

keuangan syari’ah yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan hutang

piutang, maka masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 mencari solusi terbaik

dengan mendatangi pemilik modal baik individu maupun kelompok untuk melakukan

transaksi hutang piutang.

Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03, menggunakan beberapa pola

dalam praktek hutang piutang. Asumsi mereka bahwa untuk melakukan usaha perlu

modal awal dalam menjalankan usaha tersebut. Modal awal ini merupakan modal

yang harus dimiliki pada saat akan melakukan suatu usaha. Untuk mengetahui kisaran

Page 53: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

119

modal yang dibutuhkan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8

Modal awal usaha

Variabel Jawaban F %

Rp. 50.000 – Rp. 100.000

Rp. 100.000 – Rp. 250.000

Rp. 250.000 – Rp. 500.000

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

2

5

14

29

4

10

28

58

Jumlah 50 100

Dari tabel 8 di atas diperoleh keterangan bahwa modal awal yang

dibutuhkan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 untuk memulai usaha

berjumlah Rp. 50.000 – Rp. 100.000 sebanyak 4%, Rp. 100.000 – Rp. 250.000

berjumlah 10%, Rp. 250.000 – Rp. 500.000 sebanyak 28% dan Rp. 500.000 – Rp.

1.000.000 berjumlah 58%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 membutuhkan modal awal untuk usaha

sebanyak 58% atau setara dengan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000,-

Pola selanjutnya adalah besarnya pinjaman. Pinjaman merupakan salah satu

alternatif untuk memperoleh modal awal dalam melakukan suatu usaha. Namun

besarnya pinjaman perlu ditentukan agar pinjaman dapat dikembalikan yang

Page 54: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

120

diperoleh dari hasil keuntungan usaha. Untuk mengetahui besarnya pinjaman pada

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 9 sebagai berikut :

Tabel 9

Besarnya pinjaman yang dibutuhkan

Variabel Jawaban F %

Rp. 50.000 – Rp. 100.000

Rp. 100.000 – Rp. 250.000

Rp. 250.000 – Rp. 500.000

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

2

5

14

29

4

10

28

58

Jumlah 50 100

Dari tabel 10 di atas, diperoleh keterangan bahwa besarnya pinjaman yang

dibutuhkan responden yang berjumlah Rp. 50.000 – Rp. 100.000 sebanyak 4%, Rp.

100.000 – Rp. 250.000 berjumlah 10%, Rp. 250.000 – Rp. 500.000 sebanyak 28%

dan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 berjumlah 58%. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa pinjaman yang dibutuhkan masyarakat RT. 006/03 adalah sebesar Rp. 500.000

– Rp. 1.000.000,-

Pola lainnya dalam aplikasi hutang piutang pada masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 adalah berupa pinjaman dana untuk keperluan usaha. Mengenai

dana yang dipinjam untuk keperluan usaha ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 10 sebagai berikut :

Page 55: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

121

Tabel 10

Aplikasi pinjaman dana untuk keperluan usaha

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

20

15

10

4

1

40

30

20

8

2

Jumlah 50 100

Dari tabel 10 di atas diperoleh keterangan bahwa pinjaman dana untuk

keperluan usaha dan untuk menambah modal mayoritas responden menjawab sangat

setuju sebanyak 40%, setuju 30%, ragu-ragu 20%, tidak setuju 8% dan sangat tidak

setuju berjumlah 2%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 meminjam dana untuk keperluan usaha dengan perolehan nilai

40%.

Pola selanjutnya dalam praktek hutang piutang adalah terjadinya hubungan

kerja antara peminjam dengan pemilik modal. Antara peminjam dan pemilik modal

seharusnya memang memiliki hubungan kerja antara keduanya. Mengenai adanya

hubungan kerja antara peminjam dengan pemilik modal yang terjadi pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11

sebagai berikut :

Page 56: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

122

Tabel 11

Aplikasi hubungan kerja antara peminjam dengan pemilik modal

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

11

20

10

16

3

22

40

20

32

6

Jumlah 50 100

Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa hubungan kerja antara peminjam dan

pemilik modal harus terjalin dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden yaitu sangat setuju 22%, setuju 40%, ragu-ragu 20%, tidak setuju 32% dan

sangat tidak setuju sebanyak 6%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden

setuju tentang hubungan kerja antara peminjam dengan pemilik modal dengan

perolehan poin sebesar 40%.

Dari beberapa uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa pola aplikasi hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 terdiri atas jenis usaha masyarakat, aplikasi jangka waktu pinjaman,

modal awal usaha, besarnya pinjaman yang dibutuhkan, aplikasi pinjaman dana untuk

keperluan usaha dan aplikasi hubungan kerja antara peminjam dengan pemilik modal.

Page 57: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

123

B. Bentuk Hutang Piutang Pada Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

Pada dasarnya praktek hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang ini tidak jauh berbeda dengan praktek hutang piutang yang terdapat pada

lembaga keuangan syari’ah bahkan prosesnya lebih mudah ketimbang lembaga

keuangan syari’ah, karena pada umumnya pemilik modal adalah asli pribumi

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03. Pada umumnya, pemilik modal dalam

memberikan pinjaman kepada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 tidak

meminta jaminan apapun, hanya kepercayaan yang diberikan nasabah kepada pemilik

modal tersebut. Hal ini dapat disadari, karena orang yang diberi pinjaman adalah

masyarakat sendiri dan kehidupan kesehariannya dapat dikontrol oleh pemilik modal.

Jika di kemudian hari nasabah belum dapat mengembalikan pinjamannya, maka

pemilik modal senantiasa memberikan kelonggaran waktu untuk menyelesaikan

hutang piutangnya.

Dengan demikian, praktek hutang piutang yang terjadi pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 sudah sangat sesuai dengan prinsip syari’ah yang

dalam Islam dikenal dengan istilah Al-Qardhul Hasan. Untuk mengetahui praktek

hutang piutang yang sudah sangat sesuai dengan prinsip syari’ah dapat dilihat pada

tabel 12 sebagai berikut :

Page 58: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

124

Tabel 12

Kesesuaian hutang piutang dengan prinsip syari’ah

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

37

7

4

2

0

74

14

8

4

0

Jumlah 50 100

Dari tabel 12 di atas diperoleh keterangan bahwa proses hutang piutang

pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 adalah sesuai dengan prinsip syari’ah

dengan prosentase jawaban sangat setuju 37%, setuju 14%, ragu-ragu 8%, tidak

setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

praktek hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 telah sesuai

dengan prinsip syari’ah.

Salah satu bentuk dari praktek hutang piutang yang berlaku pada

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 adalah adanya prinsip bagi hasil.

Mengenai keuntungan dari peminjaman agar hasilnya dibagi dengan orang yang telah

meminjamkan dana ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 13 sebagai

berikut :

Page 59: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

125

Tabel 13

Aplikasi prinsip bagi hasil

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

1

10

5

30

4

2

20

10

60

8

Jumlah 50 100

Dari tabel 13 di atas diperoleh keterangan bahwa keuntungan dari hasil

pinjaman agar dibagi hasil dengan orang yang meminjamkan adalah cukup baik

dengan prosentase jawaban sangat setuju 2%, setuju 20%, ragu-ragu 10%, tidak

setuju 60% dan sangat tidak setuju sebanyak 8%. Dari data tersebut dapat dipahami

bahwa prinsip bagi hasil ini tidak disetujui oleh masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03. Hal ini dapat dibuktikan dengan prosentase jawaban sangat tidak setuju

berjumlah 60%.

Bentuk lain dari praktek hutang piutang yang berlaku pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 adalah adanya aplikasi prinsip usaha yang harus sesuai

dengan prinsip syari’ah. Mengenai usaha yang dijalankan harus sesuai dengan prinsip

syari’ah ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut :

Page 60: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

126

Tabel 14

Aplikasi prinsip usaha harus sesuai dengan syari’ah

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

30

10

5

3

2

60

20

10

6

4

Jumlah 50 100

Dari tabel 14 di atas diperoleh keterangan bahwa usaha yang dijanlankan

oleh masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 harus sesuai dengan prinsip syari’ah

dengan variabel jawaban sangat setuju 60%, setuju 20%, ragu-ragu10%, tidak setuju

6% dan sangat tidak setuju sebanyak 4%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

usaha yang dijalankan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 harus sesuai dengan

prinsip syari’ah dengan perolehan poin sebesar 60%.

Selanjutnya bentuk dari praktek hutang piutang yang berlaku pada

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 adalah adanya aplikasi pembiayaan

dengan sistem qiradh. Mengenai sistem qiradh ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 15 sebagai berikut :

Page 61: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

127

Tabel 15

Aplikasi pembiayaan dengan sistem qiradh

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

10

15

3

20

2

20

30

6

40

4

Jumlah 50 100

Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa aqad qiradh merupakan pembiayaan

dengan sistem bagi hasil dengan prosentase jawaban sangat setuju 20%, setuju 30%,

ragu-ragu 6%, tidak setuju 40% dan sangat tidak setuju 4%. Dari data tersebut dapat

dipahami bahwa mayoritas masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 menjawab

tidak setuju dengan pembiayaan melalui aqad qiradh dengan perolehan nilai

mencapai 40%.

Bentuk selanjutnya adalah berupa praktek hutang piutang dengan

menggunakan sistem bunga pada saat pengembaliannya. Namun kali ini tidak ada

bunga dalam pengembalian pinjaman. Mengenai pengembalian pinjaman tanpa bunga

yang diaplikasikan pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 16 sebagai berikut :

Page 62: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

128

Tabel 16

Aplikasi Pengembalian pinjaman tanpa bunga

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

40

10

0

0

0

80

20

0

0

0

Jumlah 50 100

Dari tabel 16 di atas diperoleh keterangan bahwa pengembalian pinjaman

tanpa bunga dengan prosentase jawaban yaitu sangat setuju 80%, setuju 20%, ragu-

ragu 0%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Dari data tersebut dapat

dipahami bahwa masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 sangat setuju dengan

pengembalian pinjaman tanpa bunga dengan perolehan poin mencapai 80%.

Bentuk lainnya dari praktek hutang piutang yang berlaku pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 adalah peran dan fungsi jaminan sebagai salah satu

syarat dalam memperoleh pinjaman. Mengenai pembiayaan dengan sistem bagi hasil

melalui penyerahan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17 sebagai

berikut :

Page 63: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

129

Tabel 17

Aplikasi pembiayaan dengan sistem bagi hasil melalui penyerahan jaminan

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

8

10

5

25

2

16

20

10

50

4

Jumlah 50 100

Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa pembiayaan dengan sistem bagi hasil

melalui penyerahan jaminan jelas kurang disukai masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kotamadya Tangerang

dengan variabel jawaban yaitu sangat setuju 16%, setuju 20%, ragu-ragu 10%, tidak

setuju 50% dan sangat tidak setuju 4%. Dari data tersebut dapat dipahami bahwa

masyarakat tidak setuju dengan sistem bagi hasil melalui penyerahan jaminan dengan

perolehan nilai 50%.

Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa bentuk hutang piutang yang terjadi pada masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 terdiri atas kesesuaian hutang piutang dengan prinsip syari’ah,

aplikasi prinsip bagi hasil, aplikasi prinsip usaha harus sesuai dengan syari’ah,

Page 64: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

130

aplikasi pembiayaan dengan sistem qiradh, aplikasi pengembalian pinjaman tanpa

bunga dan aplikasi pembiayaan dengan sistem bagi hasil melalui penyerahan jaminan.

C. Mekanisme Hutang Piutang Pada Masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03

Praktek hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

jelas sesuai dengan praktek hutang piutang yang ada dalam Islam seperti Al-Qardhul

Hasan. Hal ini terlihat dari praktek hutang piutang, terutama pemilik modal yang

tidak pernah menanyakan kepada nasabah tentang pengembalian pinjaman, karena ia

sadar bahwa seorang nasabah tidak akan pernah meminjam kecuali ia berada dalam

kondisi kesulitan. Oleh sebab itu, prinsip ini sangat sesuai dengan praktek hutang

piutang yang diajarkan Islam yaitu Al-Qardhul Hasan yang berarti suatu pinjaman

tanpa mengharapkan imbalan. Namun yang perlu diketahui oleh masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 salah satunya adalah tentang mekanisme hutang

piutang.

Mekanisme aplikasi hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 adalah dengan cara melakukan beberapa proses seperti prosedur

peminjaman dengan menggunakan jaminan. Mengenai mekanisme aplikasi hutang

piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 dengan menggunakan

jaminan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 18 sebagai berikut :

Page 65: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

131

Tabel 18

Prosedur peminjaman dengan menggunakan jaminan

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

10

8

5

12

15

20

16

10

24

30

Jumlah 50 100

Dari tabel 18 di atas diperoleh keterangan bahwa tata cara peminjaman

dengan menggunakan barang jaminan pada masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 adalah dengan prosentase jawaban sangat setuju sebanyak 20%, setuju 16%,

ragu-ragu 10%, tidak setuju 24% dan sangat tidak setuju sebanyak 30%. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa peminjaman dengan menggunakan jaminan adalah

sangat tidak disukai oleh masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 dengan

perolehan nilai sebanyak 30%.

Mekanisme lainnya dari praktek hutang piutang pada masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 harus didasari saling percaya diri dan bertanggung jawab.

Mengenai proses peminjaman yang didasari saling percaya dan bertanggung jawab

ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 19 sebagai berikut :

Page 66: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

132

Tabel 19

Aplikasi peminjaman didasari saling percaya diri dan bertanggung jawab

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

25

15

3

5

2

50

30

6

10

4

Jumlah 50 100

Dari tabel 19 di atas diperoleh keterangan bahwa proses pinjam meminjam

harus didasari saling percaya dan bertanggung jawab dengan prosentase jawaban

yaitu sangat setuju 50%, setuju 30%, ragu-ragu 6%, tidak setuju 10% dan sangat tidak

setuju 4%. Dari data tersebut dapat dipahami bahwa proses pinjam meminjam

memang harus didasari rasa saling percaya dan bertanggung jawab sebanyak 50%.

Selanjutnya mekanisme aplikasi hutang piutang pada masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 adalah penggunaan sistem administrasi. Mengenai sistem

administrasi yang tidak rumit yang terdapat pada masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 20 sebagai berikut :

Page 67: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

133

Tabel 20

Aplikasi sistem administrasi tidak rumit

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

30

20

0

0

0

60

40

0

0

0

Jumlah 50 100

Tabel 20 di atas menunjukkan bahwa proses peminjaman administrasi

dalam melakukan hutang piutang diharapkan tidak sulit dengan prosentase jawaban

yaitu sangat setuju 60%, setuju 40%, ragu-ragu 0%, tidak setuju 0% dan sangat tidak

setuju 0%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat sangat

mengharapkan agar praktek hutang piutang tidak sulit, karena adanya sistem

administrasi.

Dari uraian-uraian yang dikemukakan di atas, dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa mekanisme aplikasi hutang piutang pada masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 terdiri dari prosedur peminjaman dengan menggunakan jaminan,

aplikasi peminjaman yang didasari rasa saling percaya dan bertanggung jawab serta

aplikasi sistem administrasi yang tidak rumit. Namun demikian, mekanisme aplikasi

Page 68: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

134

Al-Qardhul Hasan yang terjadi pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :

D. Implikasi Praktek Hutang Piutang Terhadap Masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03

Aplikasi hutang piutang telah memberikan dampak positif terhadap

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03. Praktek Al-Qardhul Hasan tidak lagi

didasarkan kepada keuntungan semata, tetapi lebih bersifat menolong para pengusaha

kecil ke bawah agar dapat melangsungkan usahanya demi menghidupi keluarganya.

Aplikasi hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 lebih

Perjanjian

Al-Qardhul Hasan

Nasabah Pemilik Modal

Kembali

Modal

100%

Tenaga Kerja Modal

100%

Jenis Usaha

Keuntungan

Page 69: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

135

ditekankan kepada prinsip persaudaraan yang dalam bahasa agama dikenal dengan

istilah Ukhuwah Islamiyah.

Prinsip persaudaraan ini mewajibkan setiap umat Islam untuk saling tolong

menolong baik dalam urusan materi maupun urusan lainnya, sehingga terbentuklah

masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. Suatu masyarakat akan

memperoleh limpahkan rizki dari Allah SWT, manakala masyarakat tersebut gemar

menjalankan aturan-aturan yang diperintahkan Allah SWT kepada para hamba-Nya

termasuk dalam praktek hutang piutang.

Praktek hutang piutang memiliki dampak positif terhadap masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03. Salah satu dampak tersebut adalah dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat yang bersangkutan. Untuk memperoleh data

tentang perolehan sebelum mendapatkan pinjaman pada masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 21 sebagai

berikut :

Tabel 21

Pendapatan per bulan sebelum memperoleh pinjaman

Variabel Jawaban F %

< Rp. 250.000

Rp. 250.000 – Rp. 500.000

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000

Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000

> Rp. 5.000.000

20

12

9

4

3

2

40

24

18

8

6

4

Jumlah 50 100

Page 70: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

136

Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa pendapatan per bulan sebelum

memperoleh pinjaman Rp. 250.000 adalah sebanyak 40%, Rp. 250.000 – Rp. 500.000

sebesar 24%, Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 berjumlah 18%, Rp. 2.500.000 – Rp.

5.000.000 sebesar 6% dan Rp. 5.000.000 berjumlah 4%. Dari data tersebut dapat

dipahami bahwa rata-rata pendapatan masyarakat Kampung RT. 006/03 per bulan

sebelum memperoleh pinjaman yaitu 40%.

Aplikasi hutang piutang tidak hanya berpengaruh pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 sebelum memperoleh pinjaman, tetapi juga berdampak

pada pendapatan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03. Untuk mengetahui

pendapatan rata-rata per bulan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 setelah

memperoleh dana pinjaman ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22

sebagai berikut :

Tabel 22

Rata-rata pendapatan masyarakat setelah memperoleh dana pinjaman

Variabel Jawaban F %

< Rp. 250.000

Rp. 250.000 – Rp. 500.000

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000

Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000

> Rp. 5.000.000

12

25

6

3

3

1

24

50

12

6

6

2

Jumlah 50 100

Page 71: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

137

Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per bulan

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 setelah memperoleh dana pinjaman

sebesar < Rp. 250.000 adalah 24%, Rp. 250.000 – Rp. 500.000 berjumlah 50%, Rp.

500.000 – Rp. 1.000.000 berjumlah 12%, Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000 sebesar 6%,

Rp. 2.500.000 –Rp. 5.000.000 berjumlah 6% dan > Rp. 5.000.000 sebesar 2%. Dari

data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan per bulan masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 setelah memperoleh dana pinjaman jelas meningkat

yaitu sebesar 50%.

Implikasi lain dari praktek hutang piutang terhadap masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 ialah memperoleh keringanan dalam pengembalian pinjaman.

Mengenai implikasi berupa keringanan dalam pengembalian pinjaman pada

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 23 sebagai berikut :

Tabel 23

Aplikasi keringanan dalam pengembalian pinjaman

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

16

11

5

10

8

32

22

10

20

16

Jumlah 50 100

Page 72: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

138

Dari tabel 23 di atas diperoleh keterangan bahwa keringanan dalam

pengembalian pinjaman dengan prosentase jawaban sangat setuju 32%, setuju 22%,

ragu-ragu 10%, tidak setuju 20% dan sangat tidak setuju 16%. Dari data tersebut

dapat dipahami bahwa responden sangat setuju soal keringanan dalam pengembalian

pinjaman dengan perolehan poin sebanyak 32%.

Implikasi lainnya dari praktek hutang piutang adalah berupa respon

masyarakat terhadap pinjaman melalui aqad qiradh. Mengenai sikap masyarakat

terhadap pemberian jaminan melalui aqad qiradh pada masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 24 sebagai berikut :

Tabel 24

Respon masyarakat terhadap pinjaman melalui aqad qiradh

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

10

20

5

25

0

20

40

10

50

0

Jumlah 50 100

Dari tabel 24 di atas diperoleh keterangan bahwa respon masyarakat

terhadap pinjaman melalui aqad qiradh cukup baik dengan prosentase jawaban yaitu

Page 73: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

139

sangat setuju 20%, setuju 40%, ragu-ragu 10%, tidak setuju 50% dan sangat tidak

setuju 0%. Dari data tersebut dapat dipahami bahwa masyarakat tidak setuju dengan

pinjaman melalui aqad qardh dengan perolehan nilai 50%.

Selanjutnya implikasi lain dari aplikasi hutang piutang melalui aqad qiradh

dapat membantu meringankan usaha masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03.

Mengenai pembiayaan melalui aqad qiradh yang dapat membantu meringankan usaha

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 25 sebagai berikut :

Tabel 25

Aplikasi aqad qiradh dapat membantu meringankan usaha masyarakat

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

10

10

25

4

1

20

20

50

8

2

Jumlah 50 100

Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa pembiayaan melalui aqad qiradh

dapat membantu meringankan usaha masyarakat dengan prosentase jawaban yaitu

sangat setuju 20%, setuju 20%, ragu-ragu 50%, tidak setuju 8% dan sangat tidak

Page 74: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

140

setuju 2%. Dari data tersebut dapat dipahami bahwa responden menjawab ragu-ragu

adanya aqad qiradh dapat membantu meringankan usaha masyarakat dengan

perolehan poin sebesar 50%.

Pengaruh lainnya adalah pembiayaan melalui barang jaminan yang

dianggap efektif. Mengenai pembiayaan melalui gadai yang dianggap efektif oleh

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 26 sebagai berikut :

Tabel 26

Aplikasi pembiayaan melalui aqad gadai dianggap efektif

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

7

12

25

4

2

14

24

50

8

4

Jumlah 50 100

Dari tabel 31 di atas diperoleh keterangan bahwa pembiayaan melalui gadai

dianggap efektif dengan prosentase jawaban yaitu sangat setuju 14%, setuju 24%,

ragu-ragu 50%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju sebesar 4%. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa pembiayaan melalui gadai dianggap tidak efektif. Hal ini dapat

dilihat dari perolehan nilai yang menjawab tidak setuju sebesar 50%.

Page 75: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

141

Adapun implikasi lainnya dari praktek hutang piutang ialah dapat berupa

respon masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 terhadap pinjaman yang

menggunakan jaminan. Mengenai sikap masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 27 sebagai berikut :

Tabel 27

Respon masyarakat terhadap pinjaman yang menggunakan jaminan

Variabel Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

5

6

10

12

16

10

12

20

24

32

Jumlah 50 100

Dari tabel 27 di atas dapat diperoleh keterangan bahwa respon masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang terhadap pinjaman yang menggunakan jaminan kurang baik dengan

prosentase jawaban yaitu sangat setuju 10%, setuju 12%, ragu-ragu 20%, tidak setuju

24% dan sangat tidak setuju 32%. Dari data tersebut dapat dipahami bahwa

masyarakat sangat tidak setuju terhadap pinjaman yang menggunakan jaminan

dengan perolehan nilai 32%.

Page 76: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

142

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa implikasi hutang piutang terhadap masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 berdampak pada pendapatan per bulan baik sebelum maupun sesudah

memperoleh pinjaman, aplikasi keringanan dalam pengembalian pinjaman, respon

masyarakat terhadap pinjaman melalui aqad qiradh, aplikasi aqad qiradh dapat

membantu meringankan usaha masyarakat, aplikasi pembiayaan melalui aqad qiradh

dianggap efektif dan respon masyarakat terhadap pinjaman yang menggunakan

jaminan.

Page 77: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

143

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian, penjelasan dan analisa di atas sebagai hasil penelitian yang

berkenaan dengan praktek hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03, maka sebagai upaya mengakhiri pembahasan skripsi ini, penulis mengambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Praktek hutang piutang yang terjadi pada masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 merupakan praktek yang telah lama dilakukan dan mereka beranggapan

bahwa konsep praktek hutang piutang dibolehkan dalam hukum Islam, walaupun

hanya sedikit dari masyarakat yang memahami konsep hutang piutang menurut

Islam.

2. Respon masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 terhadap praktek hutang

piutang cukup baik, karena hutang piutang merupakan salah satu solusi terbaik

dalam upaya menjalankan roda ekonomi yang pada dasarnya hutang piutang ini

tidak hanya dijalankan oleh masyarakat menengah ke bawah, akan tetapi

perusahaan besar pun terlibat dalam praktek hutang piutang.

3. Praktek hutang piutang yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 telah sesuai dengan ketentuan syari’ah meskipun masih

terdapat sebagian kecil dari masyarakat tersebut yang melakukan praktek hutang

Page 78: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

144

piutang dengan cara memberlakukan sistem bunga yang hampir mencapai 30%.

Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemilik modal baik individu maupun

kelompok yang secara ikhlas meminjamkan modalnya kepada masyarakat yang

membutuhkan pinjaman tanpa mengharapkan imbalan yang kemudian dalam

Islam dikenal dengan istilah Al-Qardhul Hasan. Dengan demikian, praktek

hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 benar-benar telah

sesuai dengan hukum Islam.

B. Saran-saran

Dari hasil studi dan pengkajian tentang observasi yang tertuang dalam

skripsi ini, kiranya tidak berlebihan jika penulis mengemukakan saran-saran sebagai

berikut :

1. Secara umum masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 belum memahami

konsep praktek hutang piutang yang sesuai dengan prinsip syari’ah. Untuk itu,

para tokoh agama masyarakat tersebut hendaknya memberikan penjelasan tentang

praktek hutang piutang yang sesuai dengan syari’ah Islam.

2. Kenyataan yang terjadi pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 dalam

melakukan praktek hutang piutang memberlakukan sistem bunga yang hampir

mencapai 30%. Oleh sebab itu, pemilik modal hendaknya tidak memberlakukan

hutang piutang ini sebagai komoditi penghasilan yang mencari keuntungan

melalui praktek riba, dan riba diharamkan oleh Allah SWT.

Page 79: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

145

3. Salah satu penyebab masyarakat melakukan praktek hutang piutang ini adalah

faktor kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini Kelurahan

Cipondoh Indah hendaknya memberikan solusi terbaik agar tersebut dapat

terhindar dari masalah kemiskinan.

4. Saat ini masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 merasa kesulitan mencari

lembaga keuangan yang beroperasi secara syari’ah. Untuk itu, pemilik modal

hendaknya mendirikan lembaga keuangan yang beroperasi secara syari’ah seperti

BMT, Pegadaian Syari’ah, Bank Mu’amalat, dan lain-lain yang senantiasa

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan praktek hutang

piutang secara syari’ah tanpa mengharapkan imbalan yang kemudian dalam

syari’ah Islam dikenal dengan istilah Al-Qardhul Hasan.

5. Pada dasarnya masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 menyadari bahwa

hutang bukan hanya merupakan beban lahir, tetapi juga adalah beban batin

manakala orang yang memiliki hutang itu berjumpa tanpa sengaja dengan pemilik

dana. Oleh sebab itu, masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 hendaknya

berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan praktek hutang piutang

demi untuk sebuah kehidupan yang sejahtera lahir dan batin.

Page 80: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

146

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Jakarta:

Departemen Agama RI, 1984

A. Marzuki, Kamaluddin, Fiqih Sunnah, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1998, Jilid XII

A. Purwaatmadja, Karnaen, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, Depok:

Usaha Kami, 1996

Abdul Fatah, Toto, Bank Tidak Identik Dengan Riba, Jawa Barat: MUI, tth.

Abdul Mudjieb, Baehaqi, et.al., Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem

Syari’ah; Pengolahan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia, Jakarta:

PINBUK, 2000

Abdul Mudjieb, M., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994

Ahmad Husein, Syed, et.al., Fiqih dan Perundang-undangan Islam, Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 1995

Anwar, Ketua RT. 006/03, Wawancara Pribadi, Tangerang, 25 November 2008.

Arifin, Zainal, et.al., Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press,

1997

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998

Arsip RT. 006/03 Tahun 2008.

Asy’ari, Musa, Islam Etos Kerja Pembiayaan Ekonomi Umat, Yogyakarta: Lembaga

Studi Filsafat Islam, 1987

A’la Al-Maududi, Abu, Usus Al-Iqtishad Bainal Islam wa Al-Nudzum al-Mu’asyirah,

Ttp: Daar Al-Su’udiyyah li al-Nasyr, 1971

BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen ZIS BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Jakarta:

BAZIS Propinsi DKI Jakarta, 2006, Cet. ke-1

Page 81: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

147

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1998, Cet. ke-1

Faulidi Asnawi, Haris, Transaksi E-Commerce Perspektif Islam, Yogyakarta:

Magistra Insani Press, 2004, Cet. ke-1

Halim, Syafril, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Press,

1995

Hasbi Al-Shiddiqi, M., Hukum Fiqih Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997,

Cet. ke-1

Hisanien Al-Bathah, Muhammad, Al-Nidzam Al-Iqtishad fi al-Islam, Ttp: Tnp, 1997

Ishaq Al-Syairazi, Abu, Al-Muhadzab, Mesir: Al-Babi Al-Halabi, tth.

J. Maleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998,

Cet. ke-2

K. Judisseno, Rimsky, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2002

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPPAMP YPKN,

2000

Muslim, Imam, Shahih Muslim bi al-Syarhi al-Nawawi, Kairo: Daar al-Hadits, 1994,

Juz V

Muslichuddin, M., Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

Nawab Haider Naqvi, Syed, Ethics Economic; An Islam Synthetic, London: The

Islamic Foundation, 1981

Petunjuk Pelaksanaan Pembukuan Bank Syari’ah, Jakarta: Bank Indonesia, 1999

Rasyied, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005, Cet. ke-38

Remy Syahdeni, Sutan, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama, 1999

Saefuddin, A.M., Pemikiran Ekonomi Islam; Suatu Penelitian Kepustakaan Masa

Kini, Jakarta: LIPPM, 1986

Page 82: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

148

Syafi’i Antonio, Muhammad, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema

Insani Press, 2001

Singarimbun, Masri, et.al., Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1991, Cet. ke-1

Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Yogyakarta: Ekonosia,

2002

Suhartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaaj Rosdakarya, 2000

Sumitro, Warkum, Azas-Azas Perbankan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1997

Soeroyo, et.al., Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid I

Tim Penyusun Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2002

Umam, Chatib, et.al., Fiqih Empat Mazhab, Jakarta: Daar Al-Ulim Press, 1999

Umar Capra, M., Al-Qur’an Menurut Sistem Moneter Yang Adil, Yogyakarta: PT.

Dana Bakti Primayasa, 1997

Ya’qub, Hamzah, Kode Etik Dagang Menurut Islam; Pola Pembinaan Hidup Dalam

Berekonomi, Bandung: Diponegoro, 1984

Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa

dan Pustaka, 1995

Page 83: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

149

HASIL WAWANCARA

TENTANG PRAKTEK HUTANG PIUTANG PADA MAYARAKAT

KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03

Responden : Anwar

Jabatan : Ketua RT. 006/03

Hari/Tanggal : Selasa, 25 November 2008

Tempat : Rumah Ketua RT. 006/03

Jl. Irigasi RT. 006/03 No. 26 Kampung Gunung

Cipondoh Indah – Cipondoh – Tangerang

Pertanyaan dan jawaban

Tanya : Mohon bapak jelaskan tentang letak geografis Kampung Gunung RT.

006/03 ini ?

Jawab : Kampung Gunung RT. 006/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan

Cipondoh Kotamadya Tangerang ini terletak di sebelah Timur Kota

Tangerang dengan luas wilayah kurang lebih 1 hektar atau setara

dengan 10.000 m2.

Tanya : Mohon bapak terangkan tentang batas-batas wilayah Kampung Gunung

RT. 006/03 ?

Jawab : Wilayah Kampung Gunung RT. 006/03 ini terdiri dari 7 Rukun Warga

dan 10 Rukun Tetangga, dengan batas-batas wilayah Rukun Tetangga

yaitu sebelah Utara berbatasan dengan RT. 005/03, sebelah Timur

berbatasan dengan RT. 004/03, sebelah Selatan berbatasan dengan

wilayah RT. 003/03 dan sebelah Barat berbatasan dengan wilayah RT.

002/03.

Tanya : Berapa jumlah penduduk Kampung Gunung RT. 006/03 ini ?

Jawab : Kampung Gunung RT. 006/03 ini memiliki kepadatan penduduk hingga

tahun 2008 berjumlah 328 yang terdiri dari 153 laki-laki dan 175

perempuan yang terhimpun dalam 205 Kepala Keluarga. Namun tidak

seluruhnya jumlah penduduk tersebut adalah pribumi, karena ada

sekitar 45 orang pendatang yang mendiami wilayah Kampung Gunung

RT. 006/03.

Tanya : Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 ini ?

Page 84: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

150

Jawab : Pada umumnya masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini adalah

karyawan swasta atau buruh industri, pedagang, wiraswasta dan ada

pula yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, petani, dan lain-lain.

Bahkan sebagian masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini juga ada

yang menjadi tukang ojek dan kuli bangunan.

Tanya : Bagaimana kondisi pendidikan masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 ini ?

Jawab : Mayoritas pendidikan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini

adalah lulus Sekolah Dasar, tetapi tidak sedikit yang melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti Sekolah Menengah dan

Perguruan Tinggi.

Tanya : Bagaimana kondisi keberagamaan masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 ini ?

Jawab : Pengaruh keberagamaan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini

sangat kuat. Oleh karena itu, di wilayah ini terdapat 1 buah masjid dan 3

buah mushalla dalam kondisi baik. Fasilitas lainnya yaitu 1 buah

Majelis Taklim dan 2 buah TPA.

Tanya : Mohon bapak gambarkan tentang peta kemiskinan pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ini ?

Jawab : Kemiskinan memang masalah krusial yang ada pada setiap masyarakat,

tak terkecuali masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini. Jumlah

masyarakat yang tergolong miskin yang berada di wilayah RT. 006/03

diperkirakan ada 95 orang. Jumlah ini merupakan problem tersendiri

bagi masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03.

Tanya : Apakah ada usaha untuk mengentaskan kemiskinan pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ini ?

Jawab : Banyak cara yang dilakukan masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

dalam mengentaskan kemiskinan yaitu bekerja sama dengan pemerintah

dalam hal ini Kelurahan Cipondoh Indah melalui program lokal dan

nasional. Program lokal di antaranya adalah mengelola dan

mendayagunakan dana zakat, infaq dan shadaqah. Sedangkan program

nasional di antaranya adalah melalui P2KP, PNPM dan BLT.

Tanya : Selain program tersebut, apakah ada lembaga keuangan yang bersedia

meminjamkan dananya untuk program kemiskinan ?

Jawab : Pada masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini tidak ada lembaga

keuangan baik syari’ah maupun konvensional untuk dijadikan sebagai

sarana pengentasan kemiskinan. Oleh sebab itu, saya hanya

mengusulkan agar di Kampung Gunung khususnya di RT. 006/03 ini

segera didirikan lembaga keuangan yang diutamakan adalah lembaga

keuangan yang beroperasi secara syari’ah.

Tanya : Bagaimana praktek hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 ini ?

Page 85: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

151

Jawab : Dalam melakukan praktek hutang piutang, masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 melakukan transaksi keuangan dengan cara datang

langsung kepada temannya yang memiliki dana untuk dipinjam demi

memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak.

Tanya : Bagaimana mekanisme hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ini ?

Jawab : Mekanismenya adalah mereka mencari orang yang memiliki banyak

uang yang diperkirakan dapat memberikan pinjaman kepada mereka

tanpa mengharapkan imbalan.

Tanya : Praktek hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 ini, menurut bapak apakah sudah sesuai dengan

syari’ah Islam ?

Jawab : Pada dasarnya praktek hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ini, menurut saya pribadi sudah sesuai

dengan syari’ah Islam. Hal ini dapat dilihat dari kedua belah pihak

untuk saling tolong menolong, dan tolong menolong ini merupakan

salah satu dari ajaran Islam.

Tanya : Faktor apa saja yang membuat masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 melakukan praktek hutang piutang ?

Jawab : Banyak faktor yang membuat masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 ini melakukan praktek hutang piutang. Dari sekian banyaknya

faktor salah satunya adalah faktor kemiskinan. Faktor inilah yang

merangsang mereka untuk melakukan praktek hutang piutang.

Tanya : Tujuan apa yang ingin dicapai oleh masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 dalam melakukan praktek hutang piutang ?

Jawab : Pada umumnya masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini

melakukan praktek hutang piutang untuk tujuan yang baik. Misalnya

menambah modal usaha, keperluan mendadak, keluarganya sakit, dan

lain-lain yang kesemuanya itu memang dibolehkan dalam kehidupan

masyarakat.

Tanya : Praktek hutang piutang dalam Islam dikenal dengan istilah Al-Qardh.

Menurut bapak apakah mereka memahami apa yang dimaksud dengan

istilah Al-Qardh ini ?

Jawab : Menurut keyakinan saya, masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03

tidak paham apa yang disebut dengan istilah Al-Qardh itu. Namun

demikian, ada sebagian kecil yang memahami istilah ini yaitu orang

yang kajian keagamaannya lebih mendalam dibandingkan dengan orang

biasa.

Tanya : Menurut bapak, apakah praktek hutang piutang pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 ini sudah sesuai dengan aqad qardh ?

Jawab : Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 mayoritas beragama Islam

dan sudah barang tentu segala perilakunya harus sesuai dengan tindakan

Islam termasuk masalah praktek hutang piutang. Menurut saya, praktek

Page 86: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

152

hutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 sudah sesuai dengan aqad qardh.

Tanya : Apakah usaha yang dijalankan oleh masyarakat Kampung Gunung RT.

006/03 ini sudah sesuai dengan prinsip syari’ah ?

Jawab : Masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini dalam menjalankan

usahanya senantiasa disesuaikan dengan prinsip syari’ah, karena hasil

usaha akan berpengaruh pada kehidupan dan perilaku sehari-hari.

Tanya : Menurut bapak, apakah pinjaman yang diberikan oleh pemilik modal

menggunakan sistem bunga ?

Jawab : Bunga itu diharamkan oleh Allah SWT. Jadi masyarakat Kampung

Gunung RT. 006/03 ini sangat antipati terhadap bunga. Kalau pun ada

yang memberlakukan itu, maka ia tidak akan didatangi oleh masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03.

Tanya : Bagaimana pemahaman masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini

terhadap praktek hutang piutang yang didasarkan pada hukum Islam ?

Jawab : Respon masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 ini terhadap praktek

hutang piutang yang didasarkan pada hukum Islam cukup baik, bahkan

mereka sangat bersyukur adanya hukum Islam yang mengatur tentang

praktek hutang piutang yang jauh dari praktek riba.

Tanya : Bagaimana pendapat bapak tentang Al-Qardhul Hasan ?

Jawab : Pada dasarnya pengetahuan saya dengan masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03 hampir sama, bahkan mungkin saja lebih bodoh dari

mereka. Namun saya berusaha untuk memberikan komentar tentang Al-

Qardhul Hasan. Menurut hemat saya, Al-Qardhul Hasan adalah

seseorang yang meminjamkan uang, namun ia tidak mengharapkan

imbalan.

Tangerang, 1 Desember 2008

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Achmad Godaibilah Anwar

Mahasiswa Ketua RT. 006/03

Page 87: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

153

QUESTIONER PENELITIAN

HUTANG PIUTANG DAN APLIKASINYA PADA MASYRAKAT

KAMPUNG GUNUNG RT. 006/03

A. Petunjuk Pengisian

1. Questioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data sehubungan dengan

penelitian tentang praktek hutang piutang pada masyarakat Kampung Gunung

RT. 006/03.

2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan secara seksama sebelum saudara mengisi

questioner ini !

3. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara melingkari jawaban yang

sesuai dengan pendapat saudara !

4. Terima kasih atas kerja sama dan kesediaannya untuk mengisi questioner ini.

B. Data Responden

Nama : ……………………………………………………………..

Pekerjaan : ……………………………………………………………..

Jenis Kelamin : ……………………………………………………………..

C. Daftar Pertanyaan

1. Tingkat pendidikan terakhir saudara ……………………...........

a. SD/MI d. D1, D2, dan D3

b. SMP/MTs. e. S1

c. SLTA/MA f. S2

2. Berapa modal awal saudara …………………………………….

Page 88: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

154

a. Rp. 50.000 – Rp. 100.000 c. Rp. 250.000 – Rp. 500.000

b. Rp. 100.000 – Rp. 250.000 d. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

3. Berapa besarnya modal yang dipinjam saudara ……………………….

a. Rp. 50.000 – Rp. 100.000 c. Rp. 250.000 – Rp. 500.000

b. Rp. 100.000 – Rp. 250.000 d. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

4. Berapa rata-rata pendapatan saudara per bulan sebelum memperoleh

pinjaman……………..

a. <Rp. 250.000 d. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000

b. Rp. 250.000 – Rp. 500.000 e. Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000

c. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 f. >Rp. 5.000.000

5. Berapa rata-rata pendapatan saudara per bulan sesudah memperoleh

pinjaman……………….

a. <Rp. 250.000 d. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000

b. Rp. 250.000 – Rp. 500.000 e. Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000

c. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 f. >Rp. 5.000.000

6. Jenis usaha apa yang saudara jalankan ……………………………….

a. Petani d. Layanan jasa

b. Konveksi e. Lain-lain

c. Pedagang

7. Bagaimana pendapat saudara tentang praktek hutang piutang yang dilakukan

oleh masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 sesuai dengan prinsip

syari’ah…………………………………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

8. Menurut saudara, deskripsi praktek hutang piutang pada masyarakat

Kampung Gunung RT. 006/03 sesuai dengan aqad qardh ……………………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

Page 89: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

155

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

9. Bagaimana pendapat saudara tentang dana yang dipinjam untuk keperluan

dan menambah modal usaha ……………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

10. Bagaimana pendapat saudara tentang tata cara peminjaman barang yang

dijaminkan berbentuk barang ……………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

11. Bagaimana pendapat saudara tentang aqad qardh dan gadai telah dikenal oleh

masyarakat Kampung Gunung RT. 006/03 …………………………..

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

12. Bagaimana pendapat saudara tentang keuntungan dari pinjaman agar dibagi

hasil dengan orang yang meminjamkan …………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

13. Bagaimana pendapat saudara tentang usaha yang dilakukan harus sesuai

dengan prinsip syari’ah …………………………………………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

14. Bagaimana pendapat saudara tentang proses peminjaman harus didasari rasa

saling percaya dan bertanggung jawab …………………………….

Page 90: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

156

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

15. Bagaimana pendapat saudara tentang masyarakat yang tidak memahami

istilah mudharabah ……………………………………………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

16. Bagaimana pendapat saudara tentang pembiayaan melalui aqad qiradh ………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

17. Bagaimana pendapat saudara tentang tidak adanya bunga pada saat

pengembalian pinjaman ………………………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

18. Bagaimana pendapat saudara tentang sistem mudharabah dapat meringankan

pengembalian pinjaman …………………………………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

19. Bagaimana pendapat saudara tentang sistem administrasi tidak rumit ……….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

20. Bagaimana pendapat saudara tentang waktu yang diberikan dalam pinjaman

cukup efektif …………………………………………..

Page 91: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

157

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

21. Bagaimana pendapat saudara tentang respon masyarakat terhadap pemberian

pinjaman melalui aqad qardh …………………………………………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

22. Bagaimana pendapat saudara tentang hubungan kerja antara peminjam dengan

pemilik modal ………………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

23. Bagaimana pendapat saudara tentang gadai merupakan pembiayaan dengan

sistem bagi hasil …………………………………

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

24. Bagaimana pendapat saudara tentang pembiayaan melalui gadai sangat

efektif…………………………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

25. Bagaimana pendapat saudara tentang tidak adanya bunga dalam pengembalian

pinjaman …………………………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

Page 92: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

158

26. Bagaimana pendapat saudara tentang sistem bagi hasil yang diberikan dapat

meringankan beban pengembalian pinjaman ……………………………..

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

27. Bagaimana pendapat saudara tentang penggunaan sistem administrasi yang

tidak rumit …………………………………………..

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

28. Bagaimana pendapat saudara tentang waktu yang diberikan dalam pinjaman

cukup efektif …………………………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

29. Bagaimana pendapat saudara tentang sikap masyarakat terhadap pemberian

pinjaman dengan menggunakan gadai …………………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

30. Bagaimana pendapat saudara tentang adanya hubungan kerja antara

peminjam dengan pemilik modal ……………………………………….

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

Page 93: Oleh Achmad Godaibilah - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7283/1/ACHMAD... · hutang piutang dan aplikasinya pada masyarakat kampung gunung

159