Oleh : 1. Zaelanni Fathkul Islam (201410050311128 ) 2 ...pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAP...

43
1 LAPORAN AKHIR MAGANG RISET UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG DALAM MENGAWASI ANGKUTAN KOTA MELALUI KARTU PENGAWASAN DAN UJI KELAYAKAN KENDARAAN UNTUK MEWUJUDKAN PELAYANAN YANG OPTIMAL Oleh : 1. Zaelanni Fathkul Islam (201410050311128) 2. Siti Nurul Wahida (201410050311133) 3. Dicky Wahyu Chandra (201410050311142) 4. Vivien Savira Widiastini (201410050311154) PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

Transcript of Oleh : 1. Zaelanni Fathkul Islam (201410050311128 ) 2 ...pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAP...

1

LAPORAN AKHIR MAGANG RISET

UPAYA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG DALAM MENGAWASI

ANGKUTAN KOTA MELALUI KARTU PENGAWASAN DAN UJI KELAYAKAN

KENDARAAN UNTUK MEWUJUDKAN PELAYANAN YANG OPTIMAL

Oleh :

1. Zaelanni Fathkul Islam (201410050311128)

2. Siti Nurul Wahida (201410050311133)

3. Dicky Wahyu Chandra (201410050311142)

4. Vivien Savira Widiastini (201410050311154)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

SISTEM PENILAIAN MAHASISWA MAGANG OLEH INSTANSI

18

19

20

21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transportasi sangat diperlukan perannya dalam pembangunan suatu Negara

bukan hanya melancarkan arus barang dan mobilitas secara baik tetapi juga melalui

pembangunan jangka panjang peranan transportasi dapat memberi pelayanan yang baik

untuk kegiatan manusia seperti memudahkan dalam menghubungkan daerah satu

dengan daerah yang lain agar menghemat durasi. Sektor transportasi harus

dilaksanakan secara multidimensional, dimana harus memperhatikan tidak hanya

situasi dan kondisi transportasi tetapi juga harus dapat memperhatikan lingkungan yang

dipengaruhinya termasuk sarana dan prasarana.

Seiring perkembangan kota maka kebutuhan transportasi diperkotaan

meningkat pula, Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia menurut data Korps Lalu

Lintas Polri pada tahun 2014 mencapai 104,211 juta unit. Jumlah ini meningkat 11

persen dari tahun sebelumnya. Populasi kendaraan bermotor terbanyak masih dipegang

oleh sepeda motor dengan jumlah 85,253 juta unit atau meningkat 11 persen dari tahun

sebelumnya. Sedangkan jumlah kendaraan mobil penumpang yakni 10,54 juta unit,

meningkat 11 persen dari tahun sebelumnya.

Tidak hanya secara nasional, pertumbuhan kendaraan bermotor secara besar

juga terjadi di Kota Malang. Data Satuan Lalu Linta Polres Malang Kota pada

September 2014 mencatat, selama lima tahun terakhir pertumbuhan sepeda motor di

Malang mencapai 175.000 unit dan 25.000 unit untuk roda empat. Setidaknya, 3000

sepeda motor baru dan 500 mobil baru memasuki Kota Malang setiap bulannya. maka

dari itu, menyebabkan permasalahan transportasi menjadi sangat kompleks sehingga

diperlukan tindakan penanganan yang sesegera mungkin. Permasalahan transportasi

perkotaan tersebut antara lain berupa penentuan jenis moda angkutan umum, pola

jaringan, izin trayek angkutan, kenaikan perparkiran, dan rambu-rambu lalu lintas.

Seperti pada kasus yang sering terjadi yaitu kenaikan tarif parkiran yang membuat

masyarakat kurang setuju dan lagi pada kasus kelayakan angkutan umum yang mana

kapasitas pemumpang melebihi standart muatan. Dalam Undang – Undang Nomer 22

Tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dijelaskan bahwa keselamatan,

keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta memudahkan bagi pemakai jalan,

maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas.

22

Ditinjau dari aspek pergerakan penduduk, kecenderungan bertambahnya

penduduk perkotaan yang semakin tiggi menyebabkan semakin banyaknya jumlah

pergerakan baik didalam maupun keluar kota. Hal ini member konsekuensi logis yaitu

perlu adanya keseimbangan antara sarana dan prasarana khususnya di bidang angkutan.

Hal ini dimaksudkan untuk menunjang mobilitas penduduk dalam melaksanakan

aktivitasnya.

Salah satu cara memenuhi kebutuhan pelayanan jasa angkutan ini yaitu dengan

penyediaan pelayanan angkutan kota. Mengingat bahwa pelayanan angkutan kota

merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi terutama untuk kota – kota besar dengan

kepadatan penduduk yang tinggi. Kota Malang merupakan kota kedua terbesar di Jawa

Timur setelah Kota Surabaya. Pada tahun 2015 hingga akhir Desember penduduk

Kota Malang sebanyak 881.794 jiwa. Sedangkan hingga akhir April 2016 penduduk

Kota Malang sebanyak 887.443 jiwa. Kota Malang yang termasuk dalam kategori

besar, pada saat ini telah memiliki prasarana transportasi yang cukup memadai.

Prasarana transportasi yang memadai akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan

kualitas pergerakan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Seiring dengan

pesatnya moda transportasi dan kebutuhan akan angkutan umum menjadikan populasi

kendaraan dikota malang semakin meningkat.

Dinas Perhubungan Kota Malang mempunyai peranan penting sebagai dinas

yang menangani bidang transportasi secara umum termasuk mengatur dan menetapkan

jaringan trayek angkutan Kota Malang. Sehubungan dengan usaha-usaha untuk

meningkatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan

oleh pemerintah daerah Kota Malang adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat di bidang jasa angkutan kota. Meski banyak dari masyarakat yang

mengeluhkan tentang buruknya pelayanan angkutan kota dan efeknya terhadap lalu

lintas, Dinas Perhubungan tidak dapat melakukan banyak tindakan. Hal ini disebabkan

jangka wewenang mereka hanyalah sebatas penyedia fasilitas dan pengawas.

Dari permasalahan yang terdapat diatas, tujuan dari riset ini adalah bagaimana

cara Dinas Perhubungan Kota Malang dalam mengawasi angkutan-angkutan yang

sudah beroperasi agar dapat melayani masyarakat secara optimal, dan juga bagaimana

Dinas Perhubungan Kota Malang memperhatikan kelayakan angkutan umum yang ada

di Kota Malang.

B. RUMUSAN MASALAH

23

1. Bagaimana Peran Dinas Perhubungan Kota Malang dalam mengawasi

angkutan kota melalui kartu pengawasan (KPS) dan uji kelayakan kendaraan

untuk mewujudkan pelayanan yang optimal.

2. Hambatan apa saja yang dihadapi Dinas Perhubungan Kota Malang dalam

mengawasi angkutan kota melalui kartu pengawasan (KPS) dan uji kelayakan

kendaraan untuk mewujudkan pelayanan yang optimal.

C. TUJUAN MAGANG RISET

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam magang adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran Dinas Perhubungan Kota Malang dalam

mengawasi angkutan kota melalui kartu pengawasan (KPS) dan Uji kelayakan

kendaraan untuk mewujudkan pelayanan yang optimal.

2. Hambatan apa saja yang dihadapi Dinas Perhubungan Kota Malang dalam

mengawasi angkutan kota melalui kartu pengawasan (KPS) dan uji kelayakan

kendaraan untuk mewujudkan pelayanan yang optimal.

D. MANFAAT MAGANG RISET

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan informasi

dan fakta terkait penerapan kebijakan transportasi dalam managemen

perkotaan. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan

pengetahuan terkait penerapan kebijakan transportasi darat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Perhubungan Kota Malang penelitian ini dapat dimanfaatkan

sebagai laporan tertulis tentang fungsi dan manfaat kartu penawasan

terhadap angkutan publik. Selain itu, penelitian ini dapat dimanfaatkan

sebagai laporan tertulis tentang efektivitas penerapan uji kelayakan

angkutan publik yang ada di Kota Malang.

b. Bagi Jurusan Ilmu Pemerintahan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

fakta dari penerapan kebijakan-kebijakan yang mengatur pengoprasian

transportasi perkotaan.

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaat sebagai tambahan

data dan informasi tentang peran dinas dalam mengawasi pengoprasian

angkutan perkotaan.

E. DEFINISI KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL

24

1. Definisi Konseptual

Penjajakan konseptualisasi ditujukan untuk mempermudah proses pencarian

data yang nantinya akan dilanjutkan melalui operasionalisasi konsep. Adapun

fokus penelitian yang didefinisikan secara konseptual ialah sebagai berikut.

a. Peran Dinas Perhubungan

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan kelompok atau

individu sesuai kedudukannya dalam suatu sistem dan dipengaruhi oleh

keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil untuk

membentuk perilaku yang diharapkan dari seorang atau kelompok pada situasi

sosial tertentu. Peran yaitu aspek dinamis atau status. Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia

telah melakukan suatu peran. Artinya peran menentukan apa yang harus

diperbuat oleh seseorang sehubungan dengan posisinya dalam masyarakat.

Berdasarkan konsep pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian peran adalah sesuatu yang sudah menjadi badan yang dimana badan

ini dapat menggerakan suatu kegiatan yang ada didalam atau diluar organisasi.

Peran dari Dinas Perhubungan Kota Malang yaitu melakukan pengendalian dan

menertibkan sarana dan prasarana transportasi umum, guna meningkatkan

pelayanan yang optimal, mulai dari aspek keamanan, kenyamanan, dan

keselamatan pengguna jasa transportasi khususnya warga Kota Malang. Salah

satu contoh pengendalian dan penertiban moda transportasi yang dilakukan

ialah dengan melalui operasi gabungan dengan jajaran samping (Polisi dan

TNI) guna memeriksa administrasi dan surat kendaraan (STNK, SIM, KPS, dan

Uji Trayek) sampai dengan hal tekhnis seperti sistem pengereman, kelayakan

body dll.

b. Implementasi Pengawasan Angkutan Kota dan Uji Kelayakan

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaan dianggap sah dan menjadi kebijakan.

Implementasi juga bisa diartikan sebagai suatu proses melaksanakan kebijakan

menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan

kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program. Disini upaya Dinas

Perhubungan Kota Malang mengimplementasikan pengawasan angkutan kota

melalui kartu pengawasan juga uji kelayakan melalui uji kendaraan.

25

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Implementasi pemerintah kota malang dalam mengawasi angkutan kota dan

uji kelayakan angkutan kota

1) Peran Dinas Perhubungan adalah melakukan pengendalian dan

menertibkan sarana dan prasarana transportasi umum, guna

meningkatkan pelayanan yang optimal, mulai dari aspek keamanan,

kenyamanan, dan keselamatan pengguna jasa transportasi

khususnya warga Kota Malang

2) Sosialisasi program adalah usaha yang dilakukan oleh dinas

perhubungan untuk menguji kelayakan angkutan publik.

3) Fungsi program adalah peran dari sebuah kartu pengawasan dan uji

kelayakan yang digunakan dinas perhubungan dalam mengawasi

kelayakan dari angkutan publik.

4) Sasaran yang hendak dicapai adalah fakta peran dinas perhubungan

dalam mengawasi dan menguji kelayakan angkutan publik.

5) Sumber daya manusia atau implementator adalah potensi yang dapat

melaksanakan pengawasan dan pengujian angkutan publik.

6) Mekanisme implementasi adalah penggunaan alat bantu yang

digunakan dinas perhubungan untuk menguji kelayakan angkutan

publik.

7) Sejauh mana implementasi saat ini adalah pelaksaan pengawasan

dan uji kelayakan yang dilakukan oleh dinas perhubungan kepada

angkutan publik.

b. Hambatan Hambatan pada saat penilitian ini dilakukan adalah sulitnya

mendapatkan informasi dari supir angkutan publik. Karena, tidak semua

angkutan memenuhi persyaratan peratutan yang sudah dibuat oleh

pemerintah.

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan mengunakan pendekatan kualitatif. Tujuan

penelitian kualitatif adalah metode yang lebih menekankan aspek pemahaman

secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk

generalisasi.

2. Sumber Data

26

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung terjun lapang.

Kuncoro mengungkapakan bahwa data primer adalah data yang biasanya yang

diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode

pengumpulan dan original. Sehingga data primer akan diperoleh melalui proses

wawancara dan observasi langsung yang dilakukan peneliti selama kegiatan

penelitian ini ke Dinas Perhubungan.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan

sifatnya sebagai pelengkap. Dalam proses magang rises ini peserta magang

diharapkan mendapatkan data berupa data fisik berupa, tabel, grafik, gambar,

formula yang berisikan tentang Upaya Dinas Perhubungan Kota Malang dalam

mengawasi angkutan kota melalui kartu pengawasan (KPS) dan uji kelayakan

kendaraan guna melayani masyarakat yang optimal. Ketercapain implemtasi

program kartu pengawasan (KPS) dan uji kelayakan . selain itu peneliti juga

membutuhkan data berupa berita mengenai implementasi kartu pengawasan

(KPS) dan uji kelayakan kendaraan.

c. Teknik Pengumpulan data

Adapun cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.

Observasi dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Malang.

2) Wawancara

Wawancara ialah kegiatan tanya jawab antara penelitian dengan

narasumber guna mendapatkan informasi. Narasumber dalam wawancara

ini adalah Dinas Perhubungan Kota Malang. Wawancara yang dilakukan

tidak terikat pada pedoman pertanyaan tertentu, melainkan mengeksplorasi

gagasan-gagasan yang muncul selama proses wawancara.

3) Dokumentasi

Metode dokumenter adalah metode yang di gunakan untuk menelusuri

data historis. Data historis yang di maksud ialah data yang kegunaannya

27

bertahan lama dari waktu kewaktu Sehingga menjadi bukti akurat

penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini akan menghasilkan gambar-

gambar penting terkait topik magang riset.

4) Subjek penelitian

Subjek penelitian ini merupakan pihak yang menjadi sasaran penelitian

guna memperoleh informasi terkait topik yang di teliti. Adapun yang

menjadi subjek penelitian ialah kepala Dinas Perhubungan Kota Malang

yang memiliki kewenangan tertinggi atas implementasi kebijakan dalam

pengawasan angkutan kota dan uji kelayakan.

5) Lokasi magang riset

Magang riset ini akan dilaksanakan di Dinas Perhubungan Kota Malang

yang berlokasi di Jl. Raden Intan no.1 telp. 0341-491140. kami memilih

lokasi tersebut karena selain mencari pengalaman dengan magang, kami

juga bermaksud memperoleh data tentang Peran Dinas Perhubungan Kota

Malang dalam mengawasi angkutan kota melalui kartu pengawasan (KPS)

dan uji kelayakan kendaraan guna melayani Masyarakat yang optimal.

lokasi itu adalah lokasi yang sangat pas untuk penelitian kami.

6) Waktu pelaksanaan

Kegiatan magang riset dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni

mulai 11 September s/d 10 November 2017.

7) Analisis Data

Teknik analisa data merupakan kegiatan mengolah data yang

diperoleh selama penelitian guna menghasilkan kesimpulan. Dalam

penelitian ini, digunakan cara berfikir induktif untuk menganalisa data

dan mendapatkan kesimpulan. Metode berfikir induktif mengambil data

sebagai pijakan dalam menjelaskan fenomena sehingga dapat ditarik

kesimpulan akhir. adapun 3 (tiga) teknik analisa data antara lain:

a) Reduksi

Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

tranformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis

dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa yang

menajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

28

dan mengorganisasi data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga

kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

b) Penyajian Data

Penyajian data Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan penyajian tersebut akan dapat dipahami

apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis ataukah

tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-

penyajian tersebut.

c) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat

pemikiran kembali yang melintas dalam penganalisaan selama peneliti

menulis. Suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau

mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan

kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk

mengembangkan ‘intersubjektif’ atau temuan pada salinan dan data

yang lain. (Miles, 1992 : 15-21).

BAB II

LAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET

A. Profil Pemerintah Kota Malang

Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan

kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota malang seperti

kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan berkembang

29

setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas umum di rencanakan

sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan

diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang. Misalnya Ijen Boulevard

kawasan sekitarnya. hanya dinikmati oleh keluarga- keluarga Belanda dan

Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat

tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan

perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan

seringkali mengundang keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim

disana untuk bernostalgia.

Pada Tahun 1879, di Kota malang mulai beroperasi kereta api dan sejak

itu Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan

masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan

berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah

yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan

mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi

perumahan dan industri.Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus

berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar

kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas,

yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang

pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur

hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak

bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan,

dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak

bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit

dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan.

B. Letak Geografis Kota malang

Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter

diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada

ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06°

– 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan batas wilayah

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso

Kabupaten Malang

Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang

Kabupaten Malang

30

Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji

Kabupaten Malang

Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten

Malang

Serta dikelilingi gunung-gunung :

1. Gunung Arjuno di sebelah Utara

2. Gunung Semeru di sebelah Timur

3. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat

4. Gunung Kelud di sebelah Selatan

Kota Malang memiliki luas 110.06 Km². Kota dengan jumlah penduduk

sampai tahun 2010 sebesar 820.243 jiwa yang terdiri dari 404.553 jiwa

penduduk laki-laki, dan penduduk perempuan sebesar 415.690 jiwa.

Kepadatan penduduk kurang lebih 7.453 jiwa per kilometer persegi. Tersebar

di 5 Kecamatan (Klojen = 105.907 jiwa, Blimbing = 172.333 jiwa,

Kedungkandang = 174.447 jiwa, Sukun = 181.513 jiwa, dan Lowokwaru =

186.013 jiwa). Terdiri dari 57 Kelurahan, 536 unit RW dan 4.011 unit RT.

C. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Malang

-Visi

“Mewujudkan sistem transportasi yang handal dan terintegrasi”

-Misi

“Meningkatkan kualitas sistem transportasi aman, tertib dan nyaman”

D. Profil Dinas Perhubungan Kota Malang

Pada awalnya dinas perubungan kota malang bernaung dalam dinas

lalulintas angkutan jalan dan terminal tingkata provinsi. seiring dengan

penetapan otonmi daerah pada tahun 2000, dinas perhubungan kota malang

mulai berdiri sendiri. saat ini, kantor dinas perhubungan kota malang terletak

di ruas jalan raden ontan no 1 Malang. letak kantor dias perhubungan kota

malang sangat strategis karena dekat terminal arjosari sekaligus dapat

melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalain dan pengawasa langsung

terhadap operasional transportasi atau perhubungan darat yang terpusat di

terminal tersebut. karena itu terminal arjosari berperan sebagai pintu gerbang

31

dan cermin wajah kota malnag, karena bagaimanapun juga masyarakat yang

masuk kota malang yang menggunakan transportasi darat pasti awalnya akan

melihat terlebih dahulu, lingkungan terminal Arjosari sebelum melihat

seleuruhan wilayah kota malang lainnya.

Dinas Perhubungan Kota Malang mempunyai peranan penting sebagai

dinas yang menangani bidang transportasi secara umum, Dinas Perhubungan

Kota Malang melaksanakan tugas pokok Penyusunan dan Pelaksanaan

Kebijakan Daerah di Bidang Perhubungan. Saat ini Dishub Kota Malang

dipimpin oleh bapak KUSNADI, S.Sos dan sekretaris ibu Dra. Muji Rahayu.

Sebagai dinas yang menangani urusan transportasi secara umum tentu bukan

hal yang muda dilakukan. Agar memudahkan dan lebih efektif dan efesian

dalam mengontrol transportasi secara umum maka Dishub membagi tugas

dalam beberapa unit kerja yang antara lain Sekretariat, Bidang Lalu Lintas,

Bidang Parkiran, Bidang Angkutan, Bidang Pengendalian dan Ketertiban, dan

Unit Pelaksaan Teknik.

E. Tupoksi

Adapun Tugas Pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Malang

Sebagai Berikut :

Dinas Perhubungan melaksanakan tugas pokok penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perhubungan.

Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang

perhubungan;

Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana

Kerja di bidang perhubungan;

Penyusunan dan penetapan rencana teknis jaringan transportasi;

Pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas;

Pengoperasian dan pemeliharaan terminal;

Pemantauan dan pengawasan transportasi jalan dan

kebandarudaraan;

Pelaksanaan pengendalian dan ketertiban lalu lintas;

Pengembangan dan pengelolaan perparkiran;

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor;

Pemberian pertimbangan teknis perijinan di bidang

perhubungan;

Pemberian dan pencabutan perijinan di bidang perhubungan;

32

Pelaksanaan kegiatan bidang pemungutan retribusi;

Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,

ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah

tangga, perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan.

Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);

Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP);

Pelaksanaan fasilitasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan

secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas

layanan;

Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang perhubungan;

Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya

terkait layanan publik secara berkala melalui web site

Pemerintah Daerah;

Penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional;

Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi;

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

F. Aktivitas Magang Riset

Aktivitas peserta magang riset di Dinas Perhubungan Kota Malang pada

minggu pertama tentunya pengenalan rekan kerja dan sistem kerja yang ada

dikantor Dinas Perhubungan Kota Malang. Dalam magang riset ini, mahasiswa

magang dapat langsung berbaur dengan para pegawai kantor yang

melaksanakan aktivitas kantor seperti biasanya. Dikantor Dishub Kota Malang

mahasiswa dipecah menjadi 4 bagian ruangan karena memang kebutuhan setiap

ruangan berbeda-beda kebutuhan Sumber Daya Manusianya, antara lain:

1. Zaelanni Fathkul Islam : Bidang Angkutan Jalan.

2. Dicky Wahyu Chandra : Bidang Pengendalian & Ketertiban.

3. Siti Nurul Wahida : Bidang SubGram.

4. Vivien Savira W : Bidang Tata Usaha.

Aktivitas mahasiswa magang lebih banyak membantu administrasi

kantor disetiap bidangnya. Akan tetapi, sesekali mahasiswa magang mengikuti

pekerjaan-pekerjaan inti yang diberikan tugas dan amanat dari pegawai Dinas

Perhubungan Kota Malang agar mahasiswa tahu pekerjaan detail yang

33

dikerjakan oleh pegawai. Aktivitas yang dikerjakan mahasiswa magang antara

lain :

1. Menulis Surat Masuk & Surat Keluar bidang.

2. Mengarsipkan surat.

3. Mendata hasil operasi razia gabungan.

4. Mengirim & mendata anjab.

5. Mengawasi penumpukan penumpang yang terlantar karena demo

angkutan kota konvensional.

6. Menginput quisioner.

7. Mengurus Surat KPS.

8. Mengurus Surat Perizinan Angkutan Jalan

Dari aktivitas di atas mahasiswa magang tidak menemui kendala apapaun

karena mahasiswa dapat berbaur dan menjalani tugasnya tanpa kesulitan apapun.

Karena, sebelum diberikan tugas mahasiswa diajarkan dahulu bagaimana

mengerjakannya. Jadi, mahasiswa tidak menemui kesulitan yang berarti untuk

mengerjakan pekerjaan tersebut.

Pada minggu kedua mahasiswa sudah dapat berinterkasi secara normal karena

sudah cukup kenal sistem kerja dan rekan kerja yang ada dilingkungan Dishub Kota

Malang, mahasiswa dapat leluasa mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh

pegawai tanpa ada kendala apapun hanya saja masih butuh pengenalan tempat berkas

dan tempat data yang harus mahasiswa kerjakan.

Pada minggu-minggu selanjutnya mahasiswa sudah dapat menjalankan

tugasnya dengan baik tanpa kendala apapun, mahasiswa dapat lebih cepat berkerja

sesuai dengan kemampuan mahasiswa masing-masing. Tidak ada kendala sama sekali

yang terjadi selama magang di Dinas Perhubungan Kota Malang hanya pada saat

minggu pertama mahasiswa terkesan malu-malu untuk berbaur dengan pegawai.

Setelah mahasiswa dapat leluasa dengan pekerjaannya, mahasiswa dapat

dipercaya oleh pegawai untuk menjalankan tugas yang lebih berat dari pada tugas yang

sebelumnya diberikan. Seperti :

1. Ikut serta melaksanakan operasi razia gabungan yang dilakukan oleh bidang

pengendalian dan tata tertib.

2. Ikut serta membantu mengatur penumpukan penumpang di sejumlah titik

di Kota malang pada saat mogok massal angkutan kota.

3. Menyusun anjab dan merencanakan pekerjaan kedepan.

34

4. Mengurus KPS angkutan kota.

Setelah mendapat kepercayaan mahasiswa dapat leluasa bekerja yang

ditugaskan oleh pegawai karena mahasiswa sudah paham cara kerja yang biasana

pegawai lakukan di lapangan maupun di kantor dinas.

BAB III

ANALISA HASIL KEGIATAN

A. Pengawasan Dinas Perhubungan Terhadap angkutan Kota

Pengawasan merukapan salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin

agar pelaksanaan kerja atau kegiatan dalam sebuah organisasi dapat berjalan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan yang dilakukan pada awal

kegiatan. Selain itu pengawasan juga memiliki arti penting bagi pemerintah daerah,

karena dengan adanya pengawasan akan tetap memberikan umpan balik untuk

perbaikan dalam pengelolaan pembangunan, sehingga tidak keluar dari tujuan awal

yang sudah di tetapkan. Selain itu bagi pelaksana, pengawasan merupakan bentuk

35

aktivitas untuk memberikan suatu kontribusi dalam berjalannya suatu proses

pembangunan agar aktivitas pengelolaan bisa tercapai sesuai dengan tuuan yang

diharapkan secara efektif dan efisien.

Karena transportasi mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung

mobilitas masyarakat dan mobilitas barang. Untuk menunjang kegiatan atau aktifitas

tersebut mak diperlukan sarana untuk melakukan pergerakan atau perjalanan orang

maupun barang dalam mencapai suatu tujuan. Sarana dan pra sarana transportasi

menjadi urat nadi perekonomian di Kota Malang, sehingga menjadi prioritas dalam

rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang.

Angkutan kota merupakan salah satu tulang punggung ekonomi dari suatu kota

dimana kota yang baik dan sehat dapat dinilai dari sistem angkutan kotanya, pada

dasarnya semua manusia dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan

membutuhkan angkutan kota, dalam setiap angkutan kota ini harus memiliki izin usaha,

izin trayek, serta lolos dalam uji kelayakan karena itu merupakan persyaratan utama

dalam hal operasional angkatan darat. Apabila angkutan kota tersebut tidak meiliki izin

trayek, maka angkutan tersebut tidak dapat beroperasi.

ada dua macam cara pengawasan pemerintah yang paling menonjol dalam

mengawasi angkutan yaitu dengan cara pengecekan Kartu Pengawasan (KPS) dan Uji

Kelayakan Kendaraan. Dengan dua macam cara ini memang dampakya belum cukup

optimal, karena masih banyak angkutan kota yang melanggar peraturan yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam peraturan menteri yang mana tercantum dalam PM 133 Tahun 2015

tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor yang mana setiap angkutan kendaraan

bermotor umum harus melakukan uji kelayakan kendaraan, yang mana uji kelayakan

kendaraan itu adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian atau

komponen kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka

pemenuhan terhadap persyaratan tekhnis dan laik jalan. Ini adalah salah satu bentuk

pengawasan pemerintah terhadap moda transportasi yang ada di indonesia, melalui uji

kelayakan ini pengawasan pemerintah dapat berjalan optimal karena pemerintah dapat

melihat langsung moda tersebut sehingga dapat mengawasi alat transportasi yang

maksimal.

Uji berkala kendaraan bermotor dilaksanakan dengan tujuan untuk :

1. Memberikan jaminan keselamatan secara tekhnis terhadap penggunaan

kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dijalan

36

2. Mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dai kemungkinan pencemaran

yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor, kereta gandengan dan

tempelan dijalan.

3. Memberikan layanan umum dijalan.

Setiap kendaraan bermotor yang digunakan dijalan untuk kepentingan hal umum harus

memnuhi syarat tekhnis sebagai berikut :

a. Susunan.

b. Perlengkapan.

c. Ukuran.

d. Karoseri.

e. Rancangan teknis Kendaraan sesuai dengan peruntukannya.

f. Pemuatan.

g. Penggunaan.

h. Penggandengan Kendaraan Bermotor.

i. Penempelan Kendaraan Bermotor.

Dari syarat diatas sebagai kendaraan yang laik jalan haruslah sesuai dengan ketentuan

yang sudah ditetapkan oleh pemerintah itu sendiri. Pengujian berkala kendaraan

bermotor harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Unit pelaksana uji berkala kendaraan bermotor wajib dilengkapi dengan

fasilitas dan peralatan pengujian.

b. Pemilihan jenis, tipe, kapasitas, jumlah dan tekhnologi fasilitas dan maupun

peralatan pengujian harus dilakukan sesuai kebutuhan.

c. Pengujian kendaraan kendaraan bermotor dilakukan oleh tenaga penguji yang

memiliki kompentensi dibidang pengujian kendaraan bermotor.

d. Pengujian Uji Berkala Kendaraan Bermotor harus sesuai prosedur dan tata cara

pengujian berkala kendaraan bermotor.

e. Lokasi Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor harus sesuai dengan

persyaratan yang diatur dalam peraturan yang telah ditentukan.

f. Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor harus melaksanakan

pengujian berkala sesuai dengan akreditasi yang diberikan.

g. Hasil uji berkala kendaraan bermotor harus akurat dan dapat dipertanggung

jawabkan.

h. Fasilitas dan peralatan pengujian harus dipelihara/dirawat dengan baik secara

periodik, sehingga semua fasilitas dan peralatan pengujian selalu dalam kondisi

yang layak pakai.

37

Dalam hal ini sebagaimana yang dimaksud kendaraan yang harus melalui uji

berkala sebuah kendaraan yaitu mobil penumpang umum, mobl bus, mobil barang,

kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan dijalan harus melakukan

uji berkala sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat dalam PM 133 Tahun 2015.

Uji berkala terdiri dari 3 sebagaimana yang dimaksud yaitu pendaftaran kendaraan

wajib uji berkala, uji berkala pertama, dan uji berkala perpanjangan masa berlaku.

Pendaftaran kendaraan wajib uji berkala dilakukan pada Unit Pelaksana Uji

Berkala Kendaraan Bermotor sesuai dengan domisili pemilik kendaraan paling lama

14 hari setelah diterbitkannya Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNKB)

yang pertama kali saat kendaraan dalam kondisi baru. Sedangkan, untuk kereta

gandengan dan kereta tempelan dilakukan pada Unit Pelaksana Uji Kendaraan

Bermotor sesua dengan domisili pemilik kendaraa paling lama 14 hari setelah

terbitnya surat SRUT.

Uji berkala dilakukan oleh pemilik kendaraan pertama kali paling lama 1 tahun

terhitung sejak diterbitkannya STNK yang pertama kali dan kereta gandengan juga

dilakukan oleh pemilik kendaraan 1 tahun terhitung sejak diterbitkannya SRUT. Uji

berkala juga harus melakukan perpanjangan, perpanjangan uji berkala dilakuakan

setiap 6 bulan.

Pendaftaran kendaraan wajib uji berkala meliputi kegiatan pengajuan

permohonan pendaftaran, pencatatan identitas pemilik dan spesifikasi tekhnis

kendaraan wajib uji, pemberian nomor uji kendaraan bermotor dan pembuatan kartu

induk uji kendaraan bermotor. Sedangkan kendaraan bermotor asing yang wajib uji

berkala dan digunakan diindonesia wajib mengikuti ketentuan dalam peraturan

menteri ini. Pengjuian berkala kendaraan bermotor meliputi kegiatan :

a. Pemeriksaan persyaratan tekhnis kendaraan bermotor.

b. Pengujian laik jalan kendaraan bermotor.

c. Pemberian tanda lulus uji berkala kendaraan bermotor.

Pemeriksaan persyaratan tekhnis kendaraan bermotor merupakan kegiatan

pemeriksaan kendaraan bermotor dengan atau tanpa peralatan uji dalam rangka

pemenuhan terhadap ketentuan mengenai persyaratan tekhnis kendaraan bermotor.

Tata cara pemeriksaan persyaratan tekhnis dilakukan sesuai dengan tata urutan

pemeriksaan untuk mencapai hasil yang optimal. Pengujian laik jalan kendaraan

bermotor merupakan kegitaan pengukuran kinerja minimal kendaraan bermotor

berdasarkan ambang batas laik jalan.

38

Uji berkala kendaraan bermotor harus dilakuakan oleh tenaga penguji yang

memiliki kompetensi dibidang pengujian kendaraan bermotor secara berjenjang

yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi dan tanda kualifikasi teknis penguji.

Sertifikat kompentensi dan tanda kualifikasi teknis diberikan setelah mengikuti

pendidikan dan pelatihan dibidang pengujian kendaraan bermotor serta lulus uji

kompetensi penguji kendaraan bermotor. Setiap tenaga penguji dalam menjalankan

tugas harus mengenakan tanda kualifikasi teknis penguji secara benar dan

melakukan pengujian sesuai dengan kompetensinya.

Pengawasan terhadap angkutan kota bukan hanya difokuskan terhadap sistem

tekhnis kelayakan kendaraannya saja, akan tetapi aspek non tekhnis juga tidak luput

menjadi pengawasan dari pemerintah terkait. Kartu Pengawasan (KPS) adalah kartu

yang dibuat oleh pemerintah yang bertujuan untuk dapat mengawasi izin trayek dari

angkutan kota yang dimaksud.

Pengawasan merukapan salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin

agar pelaksanaan kerja atau kegiatan dalam sebuah organisasi dapat berjalan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan yang dilakukan pada awal

kegiatan. Selain itu pengawasan juga memiliki arti penting bagi pemerintah daerah,

karena dengan adanya pengawasan akan tetap memberikan umpan balik untuk

perbaikan dalam pengelolaan pembangunan, sehingga tidak keluar dari tujuan awal

yang sudah di tetapkan. Selain itu bagi pelaksana, pengawasan merupakan bentuk

aktivitas untuk memberikan suatu kontribusi dalam berjalannya suatu proses

pembangunan agar aktivitas pengelolaan bisa tercapai sesuai dengan tuuan yang

diharapkan secara efektif dan efisien.

B. Target yang dicapai

Dalam kegiatan magang riset ini, target yang kelompok ini harapkan adalah:

i. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk pengerjaan laporan kegiatan.

Dalam penyusunan laporan magang riset data merupakan satu hal utama yang

harus diperoleh karena data merupakan bukti nyata dari laporan yang akan kita

sajikan tanpah data yang ada suatu laporan bisa dikatakan kurang jelas atau

hanya sekedar manipulasi. maka dari itu selama kurang lebih dua bulan kami

melakukan magang riset di dinas perhubungan kota malang kami berusaha

untuk memperoleh data yang kami butukan baik dengan cara bertanya,

diskusi,wawancara ataupun hal lain.

ii. Memperoleh tentang wawasan sistem kerja yang ada disusunan pemerintahan.

39

Selama melakukan magang di dinas perhubungan kota malang kami juga

memperoleh wawasan sistem kerja yang berada dalam lingkup susunan

pemerintahan, sebagai mahasiswa ilmu pemerintahan tentu hal ini tentu

menjadi nilai tambah bagi kami baik dapat kami gunakan dalam lingkup

perkuliahan ataupun lingkup kerja nanti. Pada saat kami lulus dari bangku

perkuliahan dan mendapatkan perkejaan diharapkan wawasan yang kami dapat

tentang sistem kerja dalam susunan pemerintahan ini menjadi hal yang dapat

membantu.

iii. Mencari pengalaman kerja.

Sebagai mahasiwa yang belum berpengalam dalam bidang perkejaaan atau

dalam lingkup pekerjaan sama sekali tentu pengalaman magang riset ini

menjadi hal yang baru bagi kami dalam mencari Pengalaman kerja. jadi selain

melakukan magang yang diamanatkan oleh kampus kami juga dapat mencari

mengalaman kerja, dengan begitu setelah kami selesai menempuh pendidikan

di bangku perkulian nanti setidaknya sudah ada sedikit pengalaman kerja yang

kami dapatkan dalam dinas perhubungan ini.

iv. Ikut serta melakukan kegiatan kerja para pegawai.

Seperti yang telah dijelaskan dalam poin tuga yaitu mencari pengalaman kerja,

hal ini berarti didalamnya kami ikut terlibat dalam kegiatan kerja dari para

pengawai-pengawai yang berada di dinas perhubungan kota malang ini, kami

ikut melakukan kegiatan kerja yang diberikan dan yang mampu kami lakukan

baik itu dalam pengetikan, pengimputan data, penerimaan surat masuk dan

keluar, ataupun ikut serta dalam patroli dan hal lainya.

Dari ke-empat target diatas yang kelompok ini harapkan semua tercapai dengan

baik. Bahkan, kelompok ini banyak mendapatkan ilmu lain yang tidak sesuai target

yang dicari.

40

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengawasan merupakan salah satu fungsi di manajemen untuk menjamin agar

pelaksanaan kerja dan kegiatan dalam sebuah organisasi dapat berjalan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan yang dilakukan di awal kegiatan. bagi

pemerintah daerah pengawasan memiliki arti penting karena dengan adanya

pengawasan akan memberikan umpan balik untuk perbaikan dalam pengelolaan

pembangunan sehingga tidak keluar dari tujuan awal yang sudah ditetapkan. Salah

satunya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu pengawasan dalam

lingkup transportasi salah satunya angkutan kota yang mempunyai peran strategis

dalam mendukung mobilitas masyarakat dan mobilitas barang, dimana angkutan kota

41

merupakan salah satu tulang pungung ekonomi dari suatu kota, kota yang baik dan

sehat dapat dilihat dari sistem angkutan kotanya, pada dasarnya segalah macam

kegiatan atau aktivitas manusia sebagian besar membutuhkan angkutan kota, maka dari

ini pengawasan terhadap angkutan kota agar segalah aktifitas keseharian masyarakat

tidak terganggu menjadi hal yang harus diutamakan . ada 2 (dua) macam cara

pengawasan pemerintah yang paling menonjol dalam angkutan yaitu dengan cara

mengecekan kartu pengawasan (KPS) dan uji kelayakan kendaraan. walaupun kedua

cara ini belum sepenuhnya optimal dalam pengawasan angkuata n kota.

B.SARAN

Saran dari kelompok kami yaitu agar pihak Dinas Perhubungan Kota Malang

sendiri lebih meningkatkan lagi pengawasan pada pengecekan kartu pengawasan

(KPS) dan uji kelayakan kendaraan atau paling tidak mencari solusi yang tepat dalam

mengawasan kendaraan karena mengingat kedua cara tersebut dapat dikatakan kurang

optimal dalam pengawasan.

DAFTAR PUSTAKA

Andrinsyah, 2015, Manajemen Transportasi dalam kajian dan teori. jakarata:Fakultas

ilmu sosial dan Ilmu politik Universitas Beragama.

Bungin, MB.2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Grup.

Nazir, Moh.,1999.Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Republik Indonesia.2009. Undang-Undang Nomer 22 Tahun 2009, tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan.

Resty, Yustika,2009. Proposal penelitian Bab III.

http://tuturtika.blogspot.co.id/2009/03/proposal-penelitian-bab-iii.html.

Diakses Pada 27 Maret 2009

42

Syarifudin, 2015. Contoh Proposal Magang.

http://www.kompasiana.com/www.syarif.com/contoh-proposal-

magang_5580e71b137f61c6123e7e68 diakses pada 17 Juni 2015

LAMPIRAN

43