Oksidasi KMnO4

19
Oksidasi KMnO4 n o Langkah percobaan Hasil percobaan 1 1ml KMnO4 1% +1tetes formaldehid Terbentuk endapan coklat 2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton Tidak terbentuk endapan 3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid Terbentuk endapan coklat 2. Uji Tollens n o Langkah percobaan Hasil percobaan 1 Tollens A+tollensB+NH3+formaldehi d Terbentuk endapan putih keruh 2 Tollens A+tollensB+NH3+aseton Endapannya berkurang 3 Tollens A+tollensB+NH3+benzaldehi d Terbentuk endapan perak 3. Uji benedict n o Langkah percobaan Hasil percobaan 1 Formaldehid + benedict Larutan berubah warna menjadi biru 2 Aseton + benedict Larutan berubah warna menjadi biru 3 Benzaldehid + benedict Terbentuk 2 fasa 4 Glukosa + benedict Larutan berubah warna menjadi biru tua 4. Uji Fehling n o Langkah percobaan Hasil percobaan 1 fehlingA+fehlingB+formalde hid Tidak terjadi perubahan 2 FehlingA+fehlingB+aseton Tidak terjadi perubahan 3 FehlingA+fehlingB+benzalde hid Terdapat serat lemak 4 fehlingA+fehlingB+glukosa Berubah warna menjadi coklat kehijauan

description

reaksi reaksi aldehid dan keton

Transcript of Oksidasi KMnO4

Page 1: Oksidasi KMnO4

Oksidasi KMnO4no

Langkah percobaan Hasil percobaan

1 1ml KMnO4 1% +1tetes formaldehid

Terbentuk endapan coklat

2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton

Tidak terbentuk endapan

3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid

Terbentuk endapan coklat

2.      Uji Tollensno

Langkah percobaan Hasil percobaan

1 Tollens A+tollensB+NH3+formaldehid

Terbentuk endapan putih keruh

2 Tollens A+tollensB+NH3+aseton

Endapannya berkurang

3 Tollens A+tollensB+NH3+benzaldehid

Terbentuk endapan perak

3.      Uji benedictno

Langkah percobaan Hasil percobaan

1 Formaldehid + benedict Larutan berubah warna menjadi biru

2 Aseton + benedict Larutan berubah warna menjadi biru

3 Benzaldehid + benedict Terbentuk 2 fasa4 Glukosa + benedict Larutan berubah warna

menjadi biru tua4.      Uji Fehling

no

Langkah percobaan Hasil percobaan

1 fehlingA+fehlingB+formaldehid

Tidak terjadi perubahan

2 FehlingA+fehlingB+aseton Tidak terjadi perubahan3 FehlingA+fehlingB+benzaldehi

dTerdapat serat lemak

4 fehlingA+fehlingB+glukosa Berubah warna menjadi coklat kehijauan

5.       Uji Iodoformno

Langkah percobaan Hasil percobaan

1 NaOH+iodine+formaldehid Larutan bening2 NaOH+iodine+aseton Larutan bening3 NaOH+iodine+benzaldehid Terbentuk endapan kuning

Page 2: Oksidasi KMnO4

VI. PEMBAHASAN            Pada  percobaan kali ini dilakukan percobaan tentang Aldehid dan Keton. Aldehid dan Keton adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsur –unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primer dan keton dari alkohol sekunder. Aldehid dapat dioksidasi sedangkan keton tidak.

Untuk uji pertama yaitu oksidasi dengan KMnO4 .Pada uji ini akan memberikan hasil positif apabila reaksi dengan KMnO4. ini menghasilkan endapan coklat. Pada formaldehidahasilnya positif direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan endapan coklat MnO2.Hasil oksidasi aldehid dengan KMnO4 ini merubah aldehid menjadi asam karboksilat. Pada benzaldehida hasilnya positif direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan endapan coklatMnO2. Sedangkan pada aseton menghasilkan hasil yang negaif, karena aseton  bukan termasuk kedalam senyawa aldehid, tetapi ia senyawa keton. Begitu pula dengan asetofenon hasilnyanegatif karena ia termasuk ke dalam senyawa keton.

      Uji tollen dilakukan untuk membedakan antara aldehid dan keton. Karena aldehid dengan pereaksi tollen akan teroksidasi membentuk endapan Ag yang akan melekat pada tabung reaksii membentuk cermin perak. Cara kerjanya yaitu dengan cara mencampurkan pereaksi tollen ke dalam sampel. Untuk itu, praktikan diharuskan untuk membuat perlarut tollen terlebih dahulu. Namun pada praktikum kali ini, pereaksi tollen sudah tersedia sehingga praktikan hanya membuat sampel.Sampel yang digunakan kali ini adalah glukosa, benzaldehid, aseton, dan formaldehid.            Pada uji tollens setelah diamati didapat bahwa glukosa, benzalhid, dan formaldehid  dapat bereaksi dengan tollens  yang ditandai dengan terbentuknya endapan perak ditabung reaksi. Hal ini juga menunjukan bahwa sampel-sampel tersebut tergolong aldehid.            Sementara pada saat tollens direaksikan dengan aseton. Tidak terjadi perubahan apa-apa. Artinya aseton tidak dapat bereaksi dengan pereaksi tollens. Hal tersebut menunjukkan bahwa aseton termasuk ke dalam keton. Memang, keton tidak dapat dioksidasi.Sedangkan fungsi dari pemanasan itu sendiri adalah untuk mempercepat reaksi.                Pada uji benedict tidak terdapat hasil yang positif terhadap formaldehid,benzaldehid, aseton,dan glukosa.karena semuanya tak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena tak mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom C yang mengikat pada atom O.

      Uji fehling dilakukan untuk mengetahui kekuatan suatu aldehida dan keton teroksidasi. L Larutan fehling kemudian ditambahkan dengan sampel formaldehida, aseton,benzalhida, dan glukosa. Pada formaldehid dan aseton menghasilkan warna biru tua. Hal ini terjadi karena Cu2+ terdapat dalam ion kompleks. Pada benzaldehid terdapat serat lemak sedangkan pada glukosa berubah coklat kehijauan.            Uji dengan iodin hanya bertujuan untuk mengujiadanya aldehid dan keton pada senyawa. Larutan iodin dimasukkan ke dalam sedikit aldehid atau keton, diikuti dengan larutan natrium hidroksidasecukupnya untuk menghilangkan warna iodin. Jika tidak ada yang terjadi pada suhu biasa, mungkin diperlukan untuk memanaskan campuran dengansangat perlahan.Hasil positif ditunjukkan oleh adanya endapan kuning pucat-pasi dari triiodometana (yang dulunyadisebut iodoform) dan ini terbentuk pada benzaldehid.Selain dapat dikenali dari warnanya, triiodometana juga dapat dikenali dari aromanya yang miriparoma "obat". Senyawa ini digunakan sebagai sebuah antiseptik pada berbagai plaster tempel,misalnya untuk luka-luka kecil.VII. KESIMPULANTes oksidasi dengan KMnO4 positif untuk senyawa aldehid, baik aldehid alifatik maupun aldehid aromatik.

Page 3: Oksidasi KMnO4

Adehida dioksidasi dengan KMnO4 menjadi asam karboksilat.Tes benedict positif hanya untuk senyawa aldehid alifatik.

Tes Fehling juga positif hanya untuk senyawa aldehid alifatik.Tes iodoform spesifik untuk menguji keton

Hart, Harold, dkk. 2003.Kimia Organik. Jakara : ErlanggaRiyadhi, Adi dkk. 2010.Petunjuk Praktikum Kimia Organik 1.Jakarta : UIN Syarif HidayullahFessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina

Aksara. Jakarta.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta.Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB. Bandung.Annisafushie. (2009). Aldehi dan Keton. [Online]. Tersedia :

http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/aldehid-dan-keton/[9 Juli 2013 / 22:00]

Oksidasi aldehid

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5 ml KMnO4 ke dalam

tabung reaksi dan menambahkan 2 tetes H2SO4 pekat. Kemudian dikocok agar larutan

homogen. Menambahkan 0,5 ml sampel asetaldehid lalu dipanaskan dalam penangas air,

pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan

perubahan yang terjadi adalah larutan terasa panas, mengalami perubahan warna dari

ungu menjadi cokelat, muncul gelembung, dan bau menyengat. Percobaan di atas

menunjukkan adanya reaksi positif dari sampel asetaldehid karena terbentuknya asam

karboksilat yang dibuktikan dengan bau yang menyengat. Reaksi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

OKSIDASI KMnO4

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 2 tetes KMnO4. Kemudian dipanaskan dalam penangas selama 2 menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan utnuk sampel asam format warna cokelat, kemudian warna larutan menjadi bening setelah ditambah sampel, setelah dipanaskan tidak ada endapan. Sampel asam asetat didapatkan warna ungu, setelah dipanaskan ada endapan merah bata. Sampel asam propionat didapatkan warna merah kekuningan, setelah dipanaskan ada endapan cokelat tua. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam asetat dan asam propionat lebih reaktif dari pada asam format dalam reaksi Oksidasi dengan KMnO4. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

FEHLING

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A dan B. Kemudian dipanaskan dalam penangas selama 2 menit pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Pada sampel asam format larutan terdiri atas dua bagian, lapisan atas berwarna biru tua dan lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan. Pada asam asetat,

Page 4: Oksidasi KMnO4

setelah dilakukan pemanasan pada larutan, tidak terjadi perubahan secara fisik pada larutan, yakni larutan tetap berwarna biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa asam asetat tidak bisa dioksidasi oleh reagen fehling disebabkan karena asam asetat tergolong asam lemah, sehingga memiliki daya oksidasi yang lemah pula dan tidak dapat mereduksi larutan fehling. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:

  Data Hasil Pengamatan

No. Reaksi Hasil

1.

a.    1 ml acetaldehyde + 4 tetes perak amonikal

+ pemanasan 

Terdapat larutan bening dengan

bayangan yang terbalik.

b.    1 ml acetaldehyde + 2 tetes lar fehling +

pemanasan

Terdapat larutan berwarba hijau

dan endapan yang berwarna

coklat

c.    1 ml acetakdehyde + 1 ml NaOH +

pemanasan

Larutan kuning keruh

2.1 ml aceton + 0,5 ml NaHSO4 pekat +

pemanasan lalu dinginkan

Larutan berwarna bening tapi

memiliki bau  seperti karet.

G.      Pembahasan

Pada percobaan terhadap asetaldehid ditambahkan dengan pereaksi tollens, lalu

larutan ini dipanaskan, dan terjadi perubahan yaitu warna larutan agak keruh abu-abu dan

timbal cermin perak pada dinding tabung. Warna larutan berubah menjadi gelap. Dengan

munculnya cermin perak pada dinding tabung reaksi pada percobaan kali ini maka dapat

dinyatakan bahwa asetaldehid merupakan salah satu contoh dari senyawa aldehid.

Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan bersifat

basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat

yang sesuai. Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak

adalah sebagai berikut:

Ag(NH3)2+ + e-                  Ag + 2NH3

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi sebuah

aldehid pada kondisi basa, yakni

RCHO + 3OH-                  RCOO- + 2H2O + 2e-

akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap:

2Ag(NH3)2+ + RCHO + 3OH-                          2Ag + RCOO- + 4NH3 + 2H2O

Page 5: Oksidasi KMnO4

Pada percobaan Asetaldehid yang direksikan dengan fehling, kemudian dipanaskan

dalam penangas selama 2 menit pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang

berlangsung . setelah dilakukan pemanasan didapatkan larutan  dengan warna hijau dan

endapan coklat. Hal tersebut menunjukan teroksidasinya asetaldehid oleh pereaksi fehling,

karena asetaldehid termasuk ke dalam asam kuat yang mampu mereduksi larutan fehling.

Aldehid mereduksi ion tembaga(II) menjadi tembaga(I) oksida. Karena larutan bersifat basa,

maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat

yang sesuai. Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari

keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur.

Persamaan setengah-reaksi untuk larutan Fehling dan larutan Benedict bisa dituliskan

sebagai:

            2Cu2+(dalam kompleks) + 2OH- + 2e-                                    Cu2O + H2O

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi untuk oksidasi 

aldehid pada kondisi basa yakni :

     RCHO + 3OH-                                     RCOO- + 2H2O + 2e-

akan menghasilkan persamaan lengkap:

RCHO + 2Cu2+ (dalam kompleks) + 5OH-                             RCOO- + Cu2O + 3H2O

Percobaan menggunakan acetaldehyde yang direaksikan dengan NaOH lalu dilakukan

pemanasan menghasilkan warna larutan kuning keruh, hal ini dipengaruhi oleh larutan NaOH

yang bersifat elektrolit bereaksi dengan larutan asetaldehid yaitu Senyawa yang dibuat

melalui oksidasi etilena dengan bantuan katalis paladium-tembaga, dan setengah dari

asetaldehid yang diproduksi dapat dioksidasi menjadi asam asetat.

Pada percobaan aseton yang direaksikan dengan NaHSO4 serta dilakukanya

pemanasan, hal ini dilakukan untuk mempercepat reaksi. Di dapatkan warna larutan bening

serta terciumnya bau  karet. Hal ini menunjukan adanya pembentukan ester dari aseton. 

H.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat berdasarkan data hasil pengamatan dan

pembahasan, diantaranya yaitu :

1.         Aldehid dan keton adalah atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh

ikatan ganda (dua gugus karbonil)

2.         Aldehid adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada

oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen.

Rumus umum aldehid adalah CnH2nO. Keton adalah senyawa organik yang karbon –

karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain.

Page 6: Oksidasi KMnO4

3.         Suatu sampel dapat dikatakan sebagai aldehid apabila direaksikan dengan pereaksi tollens

kemudian dipanaskan akan terbentuk cermin perak pada dinding tabung reaksinya.

Aldehid dan keton merupakan isomer gugus fungsi, keduanya mempunyai gugus yang sama,yaitu gugus karbonil,( CO ), perbedaannya, pada aldehida bila tangan aton karbon gugus karbonil yang satu mengikat gugus alkil dan tangan lain mengikat atom hydrogen. Sedangkan pada keton, kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil.Formaldehida merupakan aldehida yang paling banyak di produksi dan mempunyai banyak kegunaan, salah satu kegunaannya yaitu untuk membuat formalin, yang digunakan untuk pengawetan, tapi tidak untuk mengawetkan makanan.Keton yang paling banyak penggunaanya adalah propanon, yang dalam dunia perdagangan dan kehidupan sehari-hari di sebut aseton. Kegunaan utama aseton adaah sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non polar. Dan juga biasanya di gunakan untuk pembersih pewarna kuku.Pada praktikum kali ini kita akan melihat kelarutan aldehid, yang mana pada praktikum ini di gunakan formaldehid dan keton, atau aseton pada air, reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4, pereaksi tollens, dan pereaksi fehling.Formaldehid larut dalam air,warnanya tetap, tidak terjadi perubahan sebelum dan setelah di larutkan dalam air, menimbulkan bau yang menyengat. Aseton juga larut dalam air, berwarna bening sebelum di larut dalam air, setelah di larutkan dalam air berubah menjadi putih, menimbulkan bau yang seperti bau alcohol.Formaldehid jika di reaksikan dengan KMnO4 akan menimbulkan perubahan warna, yang sebelumnya berwarna putih, berubah menjadi endapan coklat tua. Begitupun dengan aseton, yang awalnya berwarna putih, berubah menjadi warna merah anggur (Ungu).Formaldehid jika di reaksikan dengan pereaksi tollens (AgNO3 dan NH4OH) menghasikan warna perak, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton jika di reaksikan dengan pereaksi tollens menghasilkan warna putih kecoklatan. Yang jika di panaskan tidak terjadi perubahan.Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi fehling akan menghasilkan warna biru tua, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan merah bata. Sedangkan aseton jika direaksikan dengan pereaksi fehling juga akan menghasilkan warna biru tua yang jika dipanaskan tidak terjadi perubahan.

Page 7: Oksidasi KMnO4

KMnO4 digunakan dalam praktikum ini karena KMnO4 merupakan oksidator yang kuat. Pereaksi Tollens digunakan dalam praktikum ini untuk melihat perubahan yang terjadi pada hasil reaksi dengan formaldehid yang menghasilkan cermin perak pada dinding tabung, sedangkan pada reaksi dengan aseton tidak menghasilkan cermin perak pada dinding tabung. Sehingga percobaan pereaksi tollens biasa disebut dengan reaksi cermin perak. Aseton tidak dapat membentuk cermin perak Karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan. Pada Formaldehid oksidasi terjadi dengan mudah karena ketiganya lebih reaktif.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari praktikum di atas dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:1. Formaldehid dan aseton sama-sama larut dalam air, yang berbeda hanya bau yang di hasilkan dan perubahan warnanya2. jika direaksikan dengan KMnO4 ,Formaldehid mengalami perubahan yaitu dari putih menjadi endapan coklat tua. Dan aseton dari warna putih berubah menjadi merah anggur (Ungu)3. jika direaksikan dengan pereaksi tollens, formaldehid berubah warna menjadi warna perak yang jika di panaskan akan membentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton juga mengalami perubahan warna menjadi putih kecoklatan yang jika di panaskan tidak mengalami perubahan.4. Jika direaksikan dengan pereaksi fehling, formaldehid mengalami perubahan warna menjadi biru tua, yang jika dipanaskan membentuk endapan merah bata bandingkan aseton juga mengalami perubahan warna menjadi biru tua, tapi jika di panaskan tidak mengalami perubahan.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. Penuntun Praktikum KIMIA ANALISIS FARMASI. Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Erlangga : JakartaPetrucci, Ralph. 1989. Kimia Dasar. Erlangga : JakartaStaley, Dennis. 1992. Penuntun Belajar untuk Kimia Organik. Hayati : Bandung

Sudarmo, Unggul. 2006. Analisis Kimia : Phibeta : JakartaFessenden. 1997. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga : Jakarta

Page 8: Oksidasi KMnO4

 Pada  percobaan kali ini dilakukan percobaan tentang Aldehid dan Keton. Aldehid dan

Keton adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsur –unsur karbon, hidrogen, dan

oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primer

dan keton dari alkohol sekunder. Aldehid dapat dioksidasi sedangkan keton

tidak. Untuk mengetahui perbedaan antara aldehid dan keton dapat dilakukan uji

fehling dan uji tollens. Namun pada praktikum kali ini kami gunakan uji tollens dengan

cara direaksikan dengan pereaksi tollens dan ditandai dengan terbentuknya kristal

kaca/ warna perak.

Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran

dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi Tollens adalah  Ag2O

yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan

menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Oleh karena itu

Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak.

Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+.Ion ini dibuat

dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan natrium

hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan

perak(I) oksida, dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer secukupnya untuk

melarutkan ulang endapan tersebut.Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens,

beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang baru

dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama

beberapa menit.

Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan

bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari

asam karboksilat yang sesuai.Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion

diamminperak(I) menjadi perak adalah sebagai berikut:

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi

sebuah aldehid pada kondisi basa, yakni :

akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap:

Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu

kemampuan kedua senyawa ini apabila dioksidasi. Aldehid

Page 9: Oksidasi KMnO4

adalah  larutan yang mudah sekali dioksidasi dengan

menggunaknan Uji Tollens. Sedangkan Keton tidak

memberikan reaksi positif terhadap uji Tollens. Sifat inilah

yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan

Keton. Apabila suatu sampel direaksikan dengan pereaksi

tollens kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin

perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa

sampel itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid.

Metode dari percobaan uji tollens pertama direaksikan

AgNO3  dan Na4OH untuk mendapatkan tollens. kemudian

tollens direaksikan dengan sampel(glukosa, fruktosa, aseton,

formaldehid) yang dibantu dengan pemanasan untuk

mempercepat apabila larutan terbentuk kristal kaca di tabung

reaksi, maka larutan tersebut termasuk aldehid sedangkan

apabila tidak sampel termasuk keton.

Pada glukosa terbentuk endapan Ag, perubahan warna perak, dan setelah

dipanaskan Perubahan warna menjadi cokelat pekat, terbentuk endapan Ag berwarna

abu-abu, pada fruktosa terbentuk endapan Ag, perubahan warna perak dan setelah

dipanaskan Perubahan warna menjadi cokelat kemerah-merahan, terbentuk endapan

Ag berwarna emas, pada aseton tidak terbentuk endapan Ag, perubahan warna

menjadi putih keruh dan setelah dipanaskan Terjadi perubahan warna menjadi abu-

abu, tidak terjadi endapan Ag, lalu pada formaldehid terbentuk endapan Ag,

perubahan warna namun peraknya pecah dan setelah dipanaskan Terjadi perubahan

warna menjadi warna putih bening dan terbentuk endapan Ag berwarna abu abu.

Pada uji tollens setelah diamati didapat glukosa, fruktosa, formaldehid dapat

bereaksi dengan tollens  yang ditandai dengan terbentuknya kristal kaca ditabung

reaksi. Hal ini juga menunjukan bahwa sampel-sampel tersebut tergolong

aldehid sedangkan aseton tidak dapat bereaksi dengan tollens yang menunjukan bahwa

aseton adalah keton.

.

Page 10: Oksidasi KMnO4

Senyawa aldehida dan keton yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom

oksigen oleh ikatan ganda dua (gugus karbonil), atau dengan kata lain aldehid dan keton

merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting di dalam

kimia organik, yaitu gugus karbonil, C=O. Gugus karbonil adalah gugus yang paling

menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika

terdapat kemiripan sifat-sifat dari senyawa golongan aldehid dan keton.  Aldehida adalah

senyawa organik yang karbon – karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu

berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik

yang karbon- karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Keberadaan atom

hidrogen tersebut menjadikan aldehid sangat mudah teroksidasi, atau dengan kata lain,

aldehid adalah agen pereduksi yang kuat. Karena keton tidak memiliki atom hidrogen

istimewa ini, maka keton sangat sulit teroksidasi dengan senyawa lain. Jadi dengan

penjelasan tersebut maka perbedaan antara sebuah aldehid dengan sebuah keton dapat

diketahui. Aldehid dapat dioksidasi dengan mudah menggunakan semua jenis agen

pengoksidasi, sedangkan keton tidak.

Aldehid lebih reaktif terhadap reaksi adisi nukleofilik dibandingkan dengan keton

karena dua alasan yaitu, alasan pertama mengenai sterik (hal ihwal ruangan). Atom karbon

karbonil pada keton mempunyai ruangan yang lebih sempit (dua gugus R) dibanding aldehid

(satu gugus R dan satu H). Pada adisi nukleofilik, kedua gugus ini merapat (hibridisasi

berubah dari sp2 menjadi sp3 dan sudut ikatannya menyempit dari 1200 menjadi 109,50),

sehingga kesterikan yang ditimbulkan pada adisi terhadap aldehid lebih kecil dibanding

terhadap keton. Alasan kedua mengenai elektronik. Gugus R basa (alkil) biasanya bersifat

pemberi elektron dibanding dengan hidrogen. Karena itu ia cenderung menetralkan muatan

positif parsial pada karbon karbonil, dan menurunkan reaktifitasnya terhadap nukleofil. Jika

R bersifat penarik elektron (misalnya halogen), pengaruhnya berlawanan sehingga menaikkan

reaktifitas terhadap nukleofil.

Aldehid lebih stabil dibandingkan dengan keton. Reaktivitas relatif aldehida dan keton

dalam reaksi adisi sebagian dapat disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon

karbonilnya, makin besar muatan itu akan makin reaktif. Bila muatan positif parsial ini

tersebar ke seluruh molekul, maka senyawaan karbonil itu kurang reaktif dan lebih stabil.

Gugus karbonil distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya yang bersifat melepaskan elektron.

Page 11: Oksidasi KMnO4

Suatu keton dengan gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehid yang hanya memiliki

satu gugus R.

Praktikum kali ini dilakukan untuk mempelajari dan memperkenalkan salah satu

metode identifikasi senyawa berdasarkan gugus fungsi dan memberi pemahaman identifikasi

secara kimia senyawa golongan aldehid dan keton. Pada percobaan ini, dilakukan uji pereaksi

Fehling, Benedict dan Schiff pada beberapa senyawa yaitu formalin, glukosa dan aseton.

Aldehid yang paling sederhana, yakni formalin yang mempunyai kecenderungan untuk

berpolimerisasi. Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan sebagai bahan dasar

dalam industri polimer dan di laboratorium sebagai bahan pengawet untuk contoh binatang.

Glukosa termasuk senyawa aldehid, hal ini dibuktikan dari strukturnya yang mengandung

gugus karbonil dan salah satunya gugusnya terikat hidrogen. Keton biasanya kurang reaktif

dibandingkan aldehid. Keton yang paling sederhana adalah aseton, suatu cairan yang berbau

sedap yang digunakan terutama sebagai pelarut untuk senyawa organik dan pembersih cat

kuku.

Pada pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan perekasi Fehling,

Benedict dan Schiff diperoleh hasil untuk membedakan antara senyawa aldehid dan

koton. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan yaitu Fehling A yang  terdiri dari larutan

CuSO4dan Fehling B yang terdiri dari Kalium natrium nitrat dan Natrium hidroksida. Bila

Fehling A dan Fehling B dicampur dengan volume yang sama maka dihasilkan larutan biru

tua. Bila dipanaskan dengan menambah aldehid maka terjadi endapan Cu2O yang berwarna

merah bata.Uji Fehling digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi dan aldehid dalam

larutan. Perekasi Benedict merupakan uji kimia untuk mendeteksi gula pereduksi dalam

larutan yang dirancang oleh kimiawan Amerika, yaitu S.R. Benedict. Reaksi ini terdiri atas

larutan tembaga sulfat (CuSO4), Natrium karbonat (Na2SO3), dan Natrium sitrat. Jika benedict

dipanaskan bersama larutan aldehid akan terjadi oksidasi menjadi asam karboksilat. Benedict

akan mengalami reduksi menjadi Cu2O yang mengendap pada bagian bawah tabung.

Pereaksi Fehling sangat identik dengan pereaksi Benedict. Pereaksi Fehling dan

Benedict terdiri dari kompleks Cu2+ dengan ion tartrat untuk pereaksi Fehling atau ion sitrat

dengan pereaksi Benedict, keduanya adalah larutan basa. Untuk Pengamatan pada uji

pereaksi Fehling, aseton tidak mengalami reaksi dengan pereaksi ini karena senyawa ini tidak

dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling. Sedangkan untuk senyawa glukosa terjadi reaksi,

dimana senyawa ini akan dioksidasi menjadi senyawa asam karboksilat. Sedangkan ion

tembaga (II) dalam larutan akan tereduksi membentuk endapan merah bata Cu2O. Larutan

tembaga berwarna biru tua, setelah bereaksi dengan glukosa, larutan akan berubah warna

menjadi merah bata. Dan pada formalin secara teori akan terjadi reaksi sehingga larutan akan

Page 12: Oksidasi KMnO4

berwarna merah bata setelah terjadi pemanasan tetapi pada hasil pengamatan yang didapatkan

pada formalin dengan menggunakan pereaksi Fehling terjadi endapan merah bata sedangkan

pada pereaksi Benedict tidak terjadi endapan merah bata. Hal ini mungkin saja disebabkan

oleh beberapa faktor seperti rusaknya bahan yang digunakan atau percobaan yang dilakukan

oleh praktikan tidak sesuai dengan prosedur kerja.

Adapun senyawa keton yang dilibatkan dalam reaksi–reaksi pengujian ini adalah

aseton. Aseton merupakan senyawa keton yang paling sederhana. Namun dalam setiap

langkah percobaan yang telah dilakukan, senyawa aseton tidak menunjukkan reaksi apapun

baik dalam uji fehling, benedict maupun Schiff. Hal ini disebabkan oleh senyawa keton yang

tidak mempunyai atom hidrogen yang menempel pada gugus atom karbonilnya, sehingga

keton tidak dapat teroksidasi atau bereaksi dengan pereaksi-pereaksi tersebut.

Untuk mengidentifikasi senyawa aldehid dan keton dapat digunakan pereaksi fehling, benedict

dan Schiff. Dimana senyawa aldehid pada pereaksi Fehling dan Benedict dengan

menggunakan glukosa membentuk endapan merah bata yang mudah diidentifikasi.

Sedangkan uji pereaksi Fehling dan Benedict dengan menggunakan formalin akan

menghasilkan Larutan berwarna abu-abu dan biru. Pada Senyawa keton tidak bereaksi

dengan ketiga  pereaksi berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.

2.      Sifat kimia dari senyawa aldehid dan keton dapat perbedaan berdasarkan gugus karbonil

yang dimilikinya. Dimana aldehid pada gugus karbonilnya mengikat satu atom hydrogen

sedangkan pada keton tidak mengikat atom hidrogen.

Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton. Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat.

Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi Tollens adalah  Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak.

Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+. Ion ini dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan natrium hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan perak(I) oksida, dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer secukupnya untuk melarutkan ulang endapan tersebut. Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit.

Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat

Page 13: Oksidasi KMnO4

yang sesuai. Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah sebagai berikut :

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi sebuah aldehid pada kondisi basa, yakni :

akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap :

Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua senyawa

ini apabila dioksidasi. Aldehid adalah larutan yang mudah sekali dioksidasi dengan

menggunaknan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk

dapat membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila statu sampel direaksikan dengan

pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada dinding

tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel itu merupakan salah satu dari

senyawa aldehid.

Pada praktikum kali ini menggunakan empat jenis sampel yang diuji apakah

termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut

antara lain formaldehid, aseton, glukosa, dan fruktosa.

Pada percobaan terhadap glukosa. Telah diketahui bahwa glukosa merupakan

salah satu karbohidrat monosakarida yang merupakan sumber energi bagi makhluk

hidup. Glukosa pada praktikum kali ini ditambahkan dengan pereaksi tollens, terjadi

perubahan yaitu pada warna menjadi perak ada endapan Ag. Kemudian larutan ini

dipanaskan dan warna berubah menjadi cokelat kemerahan terdapat sedikit endapan

berwarna emas. Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa glukosa merupakan

salah satu dari senyawa aldehid.

Sama dengan glukosa, fruktosa juga merupakan salah satu jenis karbohidrat

monosakarida. Saat fruktosa ditambahkan dengan pereaksi tollens maka warna berubah

menjadi perak ada endapan Ag. Kemudian larutan ini dipanaskan maka terjadi

perubahan warna menjadi cokelat kemerahan, endapan berwarna emas. Jadi sama

seperti glukosa, fruktosa juga merupakan salah satu senyawa aldehid. Pereaksi Tollens

sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia

berlebihan. Dalam oksidasi aldehida mempunyai atom hydrogen pada karbon yang telah

dioksidasi dari gugusan karbonil, maka dia takluk pada oksidasi langsung, sedangkan

keton tidak. Kedua senyawa ini dapat dibedakan dengan uji jenis zat oksidasi yang

khusus untuk aldehida. Salah satunya adalah larutan perak nitrat dalam

amoniumhidroksida yang mengandung ion kompleks (NH3)+. Aldehid dioksidasi menjadi

asam yang membentuk garam ammonium dan ion logam kompleks direduksi menjadi

perak yang mengendap pada dinding tabung percobaan sebagai lapisan tipis berupa

cermin.

Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila tereduksi akan

menghasilakan endapan perak. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak

pada dinding dalam tabung reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah

ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi

keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi

Page 14: Oksidasi KMnO4

Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen yang

menempel pada atom karbon karbonil. Keton hanya dapat dioksidasi dengan keadaan

reaksi yang lebih keras dibandingkan dengan aldehid.

Sampel berikutnya, aseton ditambahkan pereaksi tollens, perubahan warna

menjadi bening keruh. Kemudian larutan ini dipanaskan, warna larutan menjadi abu-abu

tidak terdapat endapan. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton bukan

merupakan salah satu senyawa aldehid, tetapi aseton merupakan senyawa keton.  

Sampel yang terakhir formaldehid ditambahkan dengan pereaksi tollens, terjadi

perubahan yaitu pada warna menjadi perak pecah ada endapan Ag. Kemudian larutan ini

dipanaskan dan warna berubah menjadi bening terdapat endapan berwarna perak

pecah. Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa formaldehid merupakan salah

satu dari senyawa aldehid.

Dari keempat sampel yang digunakan, yang bukan senyawa aldehid melainkan keton adalah aseton. Ketiga larutan yaitu glukosa, fruktosa, dan formaldehid termasuk ke dalam senyawa aldehid. Aseton tidak dapat membentuk cermin perak karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi Tollens dan dipanaskan.

Page 15: Oksidasi KMnO4

V.                KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KesimpulanDengan menggunakan uji tollens ternyata mudah untuk membedakan mana

senyawa aldehid dan keton. Suatu sampel dapat dikatakan sebagai aldehid apabila

direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan akan terbentuk cermin perak

pada dinding tabung reaksinya. Sedangkan sampel dapat dikatakan bahwa ia merupakan

senyawa keton apabila terjadi reaksi negatif pada saat ditambah pereaksi tollens dan

dipanaskan, sampel ini tidak akan menunjukkan adanya cerminperak pada dinding

tabung. Dari hasil percobaan, yang merupakan senyawa aldehid adalah glukosa, fruktosa

dan formaldehid. Sedangkan yang merupakan senyawa keton adalah aseton.