oke ppt

24
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III Askep Gangguan Sistem Persyarafan ( MENINGITIS ) DISUSUN OLEH : KELOMPOK : I (SATU) TINGKAT : II Akbar Rosamy Sasmita ( PO.71.20.3.13.002 ) Amalia Suci Awanda ( PO.71.20.3.13.003 ) Agus Indrianto ( PO.71.20.3.13.001 ) Berly Harminas ( PO.71.20.3.13.007 ) Dita Permana Sari ( PO.71.20.3.11.015 ) Ratna sari ( PO.71.20.3.13.066 ) Soffa Muzdalifa ( PO.71.20.3.13.071 ) Ranti Novita Sari ( PO.71.20.3.13.064 )

description

poltekkes kemenkes palembang prodi keperawatan lubuklinggau

Transcript of oke ppt

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III Askep Gangguan Sistem Persyarafan ( MENINGITIS )

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IIIAskep Gangguan Sistem Persyarafan( MENINGITIS )

DISUSUN OLEH : KELOMPOK : I (SATU) TINGKAT : IIAkbar Rosamy Sasmita ( PO.71.20.3.13.002 )Amalia Suci Awanda ( PO.71.20.3.13.003 )Agus Indrianto ( PO.71.20.3.13.001 )Berly Harminas ( PO.71.20.3.13.007 )Dita Permana Sari ( PO.71.20.3.11.015 )Ratna sari ( PO.71.20.3.13.066 )Soffa Muzdalifa ( PO.71.20.3.13.071 )Ranti Novita Sari ( PO.71.20.3.13.064 )

DefinisiMeningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001)ETIOLOGI1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persyarafan

3 KLASIFIKASI

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :

1. Meningitis serosa

2. Meningitis purulenta

PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.

PATHWAY MENINGITIS

MANIFESTASI KLINISGejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :

1.Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)2.Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.3.Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda 4.Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata5.Dll

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :a. Meningitis bakterial b. Meningitis virus 2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )5. Elektrolit darah : Abnormal 6. ESR/LED : meningkat pada meningitis 7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

PENATALAKSANAAN MEDISPenatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis.

KOMPLIKASI1.Hidrosefalus obstruktif2.MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )3.Sindrome water-friderichen (septiksyok, DIC, perdarahan adrenal bilateral)4.SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )5.Efusi subdural6.Kejang7.Edema dan herniasi serebral8.Cerebral palsy9.Gangguan mental10.Attention deficit disorder

A.PENGKAJIAN1.Biodata klien2.Riwayat kesehatan yang lalua.Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?b.Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?c.Pernahkah operasi daerah kepala ?

Data bio-psiko-sosiala.AktivitasGejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.b.SirkulasiGejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.c.EliminasiTanda : Inkontinensi dan atau retensi.d.Makan Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.e.HigieneTanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

f.NeurosensoriGejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.g.Nyeri/keamananGejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.h.PernafasanGejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata hematogen dari pathogen2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan edema serebral, hipovolemia.3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.4. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan 6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematianINTERVENSI KEPERAWATANa.Resiko Tinggi Terhadap Penyebaran Infeksi Berhubungan Dengan Diseminata Hematogen Dari Patogen.MandiriBeri tindakan isolasi sebagai pencegahan Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.Pantau suhu secara teraturKaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerusAuskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalamCacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )KolaborasiBerikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

b.Resiko Tinggi Terhadap Perubahan Cerebral Dan Perfusi Jaringan Berhubungan Dengan Edema Serebral, Hipovolemia.Mandiri Tirah baring dengan posisi kepala datar.Pantau status neurologis.Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejangPantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.KolaborasiTinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).Pantau BGA.Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen

C.Resiko Tinggi Terhadap Trauma Berhubungan Dengan Kejang Umum/Vokal, Kelemahan Umum Vertigo.

MandiriPantau adanya kejang Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

d.Nyeri (Akut ) Berhubungan Dengan Proses Infeksi, Toksin Dalam Sirkulasi.MandiriLetakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggulKolaborasiBerikan anal getik, asetaminofen, codein

e.Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Kerusakan Neuromuskuler.Kaji derajat imobilisasi pasien. Bantu latihan rentang gerak.Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

f.Ansietas Berhubungan Dengan Krisis Situasi, Ancaman Kematian.Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.

EVALUASIHasil yang diharapkanMencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

THANKS YOU