of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta...

8

Click here to load reader

Transcript of of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta...

Page 1: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 1 of 8

Bali, 22 November 2013

Yang kami banggakan,

Bapak dan Ibu Jajaran Pengurus serta Anggota Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia serta Undangan yang berbahagia,

Selamat Malam dan Salam Sejahtera bagi kita semua,

Perkenankan Saya mengajak kita semua memanjatkan puji dan syukur ke

hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat-Nya kita

dapat berkumpul dalam keadaan sehat dan suasana yang baik di

Jimbaran, Bali, dalam rangka 2nd Executive Annual Gathering Asosiasi

Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Saya menyambut gembira Forum tahunan ini, atau yang kedua sejak

berdiri pada tahun 2010. Forum ini tentunya memegang peranan penting

dalam penyelarasan arah strategi pengembangan sistem pembayaran

Indonesia oleh para pelaku industri.

Mendekati penghujung 2013, Saya juga berharap agar pertemuan ini

menjadi momen yang tepat untuk menengok perjalanan dan

perkembangan sistem pembayaran dalam setahun terakhir, sekaligus

sebagai ajang evaluasi, introspeksi dan pembelajaran bagi kita semua.

Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian,

Tiga tahun sejak peresmian ASPI bukanlah periode singkat dan

seharusnya banyak yang dapat kita lakukan untuk membenahi organisasi

ASPI selaku Self Regulatory Organization (SRO). Namun kita juga

menyadari bahwa peran ASPI untuk mendorong pengembangan sistem

pembayaran di Indonesia bukanlah hal mudah dan membutuhkan banyak

langkah serta pekerjaan besar yang sudah sangat memerlukan

penanganan dari kita sesuai dengan fungsi dan kewenangan kita masing-

masing.

Dalam kaitan itu, kami berharap forum ini dapat menjadi momentum yang

tepat untuk mengaitkan kembali benang merah diantara kita,

merumuskan kembali kesamaan pandang dalam membaca kondisi

ekonomi, mengantisipasi tantangan ke depan, dan menyepakati langkah

bersama untuk sistem pembayaran Indonesia yang lebih baik.

Page 2: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 2 of 8

Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian,

Kita merasakan gejolak ketidakpastian pada setengah dasawarsa terakhir

sangatlah kental mewarnai kondisi ekonomi global. Kondisi inilah yang

kemudian memunculkan adagium “New Normal”, yaitu periode ketika

lanskap ekonomi mengalami pergeseran yang cukup ekstrim hingga

menyentuh titik ekuilibrium baru yang lebih stabil.

Perubahan drastis struktur ekonomi dunia itu terus menciptakan bandul

ketidakpastian baru, sehingga fase ”New Normal” yang terjadi pada

akhirnya dianggap semu. Beberapa tahun silam, fase tersebut ditandai

dengan two-speed world recovery, yaitu divergensi percepatan pemulihan

ekonomi antara advanced dan emerging economies. Namun kini,

meredupnya kinerja negara emerging serta mulai menggeliatnya ekonomi

AS dan Eropa memunculkan fenomena Three-speed world recovery.

Perubahan di tatanan ekonomi global tersebut berdampak pada ruang

gerak dan visi berbagai entitas, baik di lembaga keuangan maupun non-

keuangan global maupun lokal. Pemerintah dan Bank Indonesia sebagai

bank sentral juga tidak luput dari perubahan tersebut.

Hal ini semakin nyata seiring penyesuaian kondisi ekonomi global yang

terus mempengaruhi denyut jantung ekonomi domestik. Tahun 2013

bukanlah tahun yang mudah buat kita semua. Aktivitas ekonomi nasional

menunjukkan perlambatan dengan pertumbuhan yang lebih rendah dari

prakiraan sebelumnya. Di sisi eksternal, tekanan pada perekonomian

nasional meningkat terutama didorong oleh defisit Transaksi Berjalan. Nilai

tukar rupiah mengalami penyesuaian yang cukup tajam, sementara inflasi

telah melewati sasarannya di 4,5+1% akibat pengurangan subsidi bahan

bakar dan kenaikan tajam kelompok bahan makanan (volatile food).

Ditengah turbulensi ekonomi dunia yang terus berevolusi, kita patut

bersyukur ekonomi kita mampu bertahan pada level yang cukup tinggi

dengan pertumbuhan sebesar 5,7%, jauh diatas rata-rata pertumbuhan

peer countries yang diperkirakan hanya sekitar 3,6%.

Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian,

Berbagai tantangan tersebut perlu kita cermati seiring makin dekatnya

komitmen ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015. AEC

merupakan perwujudan strategi komunal ASEAN untuk menjadi key player

di dalam global production chain. Integrasi yang lebih dalam di kawasan

ASEAN akan mengkonsolidasikan ASEAN centrality sehingga dapat

menggeser gravity aktivitas ekonomi dunia ke ASEAN1.

1 Plummer dan Yue (2009)

Page 3: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 3 of 8

Pada satu sisi komitmen AEC akan membuka peluang pasar dengan aliran

barang, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal yang lebih bebas. Namun

di sisi lain, hal ini juga memberikan konsekuensi semakin tingginya

persaingan di pasar domestik masing-masing negara.

Dengan potensi pasar yang massive, saya melihat substansi yang paling

mendasar dari komitmen AEC tersebut adalah kemampuan kita

menciptakan daya saing yang kompetitif. Mampukah kita memanfaatkan

AEC sebagai pelaku utama dari rantai produksi global, atau kita hanya

akan menjadi target pasar dan terpinggirkan? Dalam pandangan saya,

pada titik inilah kapabilitas kita untuk membaca dan mengantisipasi

gerakan ekonomi ke depan semakin teruji. Survivors aren't always the

strongest; they're the smartest.

Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian,

Berkaitan dengan pertumbuhan sistem pembayaran, kita harus menyadari

bahwa potensi pengembangan sistem pembayaran di Indonesia semakin

besar. Ada beberapa hal yang saya rasa sangat berpengaruh terhadap

perkembangan sistem pembayaran di Indonesia.

Pertama, kekayaan sumber daya alam Indonesia dengan populasi

terbesar di Asia Tenggara hingga 240 juta jiwa. Data GDP berdasarkan

purchasing power parity (PPP) IMF juga menunjukkan bahwa pada tahun

ini GDP Indonesia sudah mencapai USD 1,2 triliun, dan diperkirakan pada

tahun 2016 akan menyalip beberapa negara besar seperti Australia dan

Kanada. Dengan magnitude ekonomi yang massive tersebut, laju

pertumbuhan ekonomi kita dalam beberapa tahun terakhir bahkan jauh

meninggalkan rata-rata pertumbuhan ekonomi peer countries.

Kedua, margin keuntungan struktur pasar industri keuangan Indonesia

yang cukup lebar sangat menarik bagi investor asing dari seluruh dunia.

Goldman Sachs Asset Management yang dulu mempopulerkan akronim

BRIC kini memunculkan akronim baru, MIST, yakni Meksiko, Indonesia,

South Korea, Turki, sebagai negara anggota kelompok elite G-20 yang

menjadi primadona baru investor internasional.

Ketiga, middle class society yang diperkirakan terus tumbuh menjadi 150

juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

pasar potensial bagi sistem pembayaran. Pada tahun 2020 mendatang,

jumlah konsumen kelas menengah di Indonesia tersebut diperkirakan

akan bertambah dua kali lipat dari saat ini3.

2 Nomura, World Bank, CEIC 2012

3 Proyeksi BCG, Maret 2013

Page 4: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 4 of 8

Keempat, saat ini porsi terbesar penduduk kita berusia 0–24 tahun

sehingga dalam jangka waktu 20–25 tahun akan berada di usia produktif.

Demographic dividend tersebut semakin terasa ditengah fase aging

society negara lain seperti Jepang dan negara-negara Eropa. Ekspansi

kelas menengah Indonesia dalam satu dekade ke depan masih akan terus

berlanjut dan pasar domestik kita akan terus membesar.

Boom cycle dari kalangan menengah tersebut akan meningkatkan daya

beli masyarakat sehingga tren konsumsi juga mengalami pergerakan,

yaitu dari produk untuk memenuhi kebutuhan dasar ke produk yang

menawarkan kemudahan dan kenyamanan seperti barang kebutuhan

rumah tangga yang tahan lama, hingga jasa keuangan. Jika kita

perhatikan, mereka adalah pengguna terbesar sektor jasa, dengan

karakteristik cara berbelanja yang cenderung cashless dan menuntut

setelmen pembayaran yang cepat namun aman dan efisien.

Fakta-fakta tersebut di atas harusnya kita jadikan peluang dan tantangan

dalam mendorong laju pertumbuhan sistem pembayaran di Indonesia.

Bank Indonesia bersama-sama dengan industri dan seluruh pelaku sistem

pembayaran harus berkomitmen untuk mewujudkan sistem pembayaran

yang aman dan efisien.

Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian,

Kondisi tersebut tentunya membutuhkan respon proaktif kita semua, baik

pelaku usaha, forum asosiasi, Pemerintah dan Bank Indonesia sebagai

regulator. Kita memerlukan sebuah strategi nasional yang didukung oleh

segenap pemangku kepentingan.

Kita semua perlu menyadari pentingnya peranan sistem pembayaran yang

aman, efisien, dan lancar dalam bauran kebijakan stabilitas moneter dan

stabilitas sistem keuangan untuk mendukung kesinambungan

pertumbuhan ekonomi nasional.

Koordinasi dan konsolidasi antara otoritas kebijakan dengan pelaku usaha

semakin kritikal, ditengah perubahan kebutuhan bisnis yang semakin luas,

perkembangan teknologi dan inovasi produk yang sangat cepat, hingga

bermunculan metoda dan alat pembayaran yang semakin kompleks.

Dalam kaitan ini, Bank Indonesia sebagai Otoritas Sistem Pembayaran

dituntut untuk mengarahkan industri agar mampu bergerak efisien;

mendorong iklim yang kondusif bagi sistem pembayaran dan penyelesaian

transaksi keuangan; serta memperkuat perlindungan konsumen, dengan

tetap berprinsip kepada kepentingan nasional baik bagi pelaku sistem

Page 5: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 5 of 8

pembayaran maupun bagi konsumen dengan penyediaan akses yang

lebih luas dan terjangkau kepada seluruh masyarakat.

Pengembangan industri sistem pembayaran nasional akan dilakukan

melalui penyempurnaan arsitektur sistem pembayaran yang meliputi:

Pertama, penguatan struktur industri domestik, yaitu melalui

pengembangan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). GPN merupakan

keharusan agar kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal ini sudah

terlalu lama hanya berupa wacana dan langkah-langkah konkrit perlu

segera diambil untuk mewujudkannya.

Kedua, standardisasi teknis dan mekanisme untuk meningkatkan efisiensi.

Strategi ini akan ditempuh dengan membangun aspek standardisasi dalam

industri sistem pembayaran nasional. Strategi ini akan mewujudkan sistem

yang aman, lancar, dan terjaganya kompetisi yang sehat dan

menghilangkan rente ekonomi.

Terkait standardisasi ini, saya berharap agar dapat segera tercapai

kesepakatan ASPI, Forum Prinsipal, dan Pelaku Sistem Pembayaran

terhadap standard Nasional dan bagaimana pengelolaannya. ASPI juga

saya harapkan dapat segera menyusun road map dan langkah menuju 1

Januari 2016 untuk menjadi komitmen bersama. Bank Indonesia akan

mendorong dan memfasilitasi agar standardisasi industri tersebut dapat

diimplementasikan dalam waktu dekat sesuai target waktu selambatnya 1

Januari 2016. Kita besama telah memulai hal itu dan merupakan

kewajiban kita bersama untuk menyelesaikannya. Saya sadar apabila

sesuatu yang original yang kita mulai mungkin masih terdapat

kekurangan-kekurangan, namun merupakan tugas kita bersama untuk

menutup kekurangan-kekurangan terebut.

Ketiga, Perluasan akses layanan pembayaran. Strategi ini dilakukan

sebagai bagian integral dari kebijakan keuangan inklusif yang didukung

program edukasi dan perlindungan konsumen, dengan pemanfaatan

teknologi informasi yang optimal agar lebih efektif. Bagian masyarakat kita

yang belum menikmati layanan sistem pembayaran masih sangat besar

dan kita harus dapat menjawab tantangan ini dengan memberikan

layanan tersebut kepada mereka secara aman dan efisien.

Saudara-saudara sekalian,

Perkembangan SP meningkat secara cepat. Berbagai jenis transaksi non-

tunai berkembang dengan cepat terutama yang dilakukan secara mobile.

Untuk mewujudkan efisiensi secara holistik, saya meyakini sistem yang

kita bangun harus mampu mengantisipasi dan mengakomodasi hal

Page 6: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 6 of 8

tersebut melalui perluasan akses untuk instrumen dan infrastruktur

konektivitas baik dalam arti digital maupun fisik.

Instrumen sistem pembayaran harus user friendly, sehingga masyarakat

semakin mau dan terbiasa menggunakannya. Di sisi lain, infrastruktur juga

harus diperluas atau diperbanyak, terutama interkonektivitas operator

jaringan sehingga masyarakat yang telah memiliki instrumennya akan

dapat dengan mudah menggunakannya dimana dan kapan saja.

Perspektif kita terhadap customer juga harus berubah. Kita harus mampu

beradaptasi dengan perubahan dan menciptakan inovasi yang dapat

merebut hati pelanggan. Sepuluh tahun yang lalu, tidak ada yang dapat

memprediksi bahwa 90% transaksi harian kita akan bersifat elektronis,

internet banking akan memberikan revenue lebih tinggi daripada kantor

cabang, media sosial (facebook, twitter, blog) bahkan menjadi tempat

transaksi on-line terbesar di dunia. Dan mobile phone akan mengganti

peran dompet uang fisik kita.

Untuk itu, pemanfaatan teknologi pembayaran akan dioptimalkan untuk

melayani masyarakat baik pada daerah perkotaan maupun untuk

menjangkau masyarakat di remote area yang berpotensi dipacu

perkembangannya. Pengembangan ini perlu dilaksanakan dengan

perencanaan yang matang agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

yang telah memperhatikan semua risiko.

Pengembangan SP dapat menjadi faktor utama pendorong program inklusi

keuangan pada tahap awal pengembangannya. Namun program inklusi

akan diberlakukan secara selektif dan belum mencakup semua komponen

seperti infrastruktur. Pengembangan teknologi pembayaran dan kegiatan

remittance merupakan kegiatan sebagai dukungan terhadap program

inklusi keuangan.

SP juga dapat menjadi sarana yang sangat penting untuk dapat

menyalurkan hasil kerja tenaga kita di luar negeri sehingga dapat

disalurkan untuk menggiatkan kegiatan perekonomian Indonesia,

terutama di daerah-daerah asal para pekerja tersebut, melalui penyediaan

layanan remitansi yang prima. Untuk itu, BI akan selalu berusaha

berusaha memperluas akses masyarakat pada layanan SP, sambil tetap

menjaga keamanan dan kemudahan masyarakat dalam bertransaksi. Pada

area remmitance kebijakan pengembangan akan dilakukan dengan

mengoptimalkan peran dari existing player domestik termasuk perbankan

yang telah memiliki kemampuan dan menyediakan layanan remitansi.

BI menyadari tidak akan dapat mewujudkan pengembangan tersebut

sendiri, namun harus secara kolaborasi bersama-sama dengan para

Page 7: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 7 of 8

pelaku dalam industri sistem pembayaran. Bidang pengembangan ini akan

memperluas stakeholders utama BI sehingga tidak saja mencakup

perbankan dan lembaga keuangan bukan bank tetapi juga para pelaku

industri telekomunikasi dan teknologi informasi.

Kita semua harus mengakui dan mengejar ketertinggalan dalam bidang

SP, khususnya sistem pembayaran retail, dengan memperkuat regulasi,

kelembagaan, perijinan dan pengawasan SP. Menyadari tingginya animo

masyarakat dalam penggunaan transaksi pembayaran yang semakin

kompleks, saya berharap ASPI bersam BI sebagai regulator dapat

mendorong terciptanya iklim yang kondusif dengan kesadaran pelaku

pasar di industri terhadap perijinan dan pengawasan sistem pembayaran.

Di bidang uang elektronik, langkah awal yang sudah dilakukan melalui

interoperabilitas/interkoneksi terbatas di perbankan dan antar sesama

penerbit telekomunikasi merupakan momentum pertumbuhan uang

elektronik di Indonesia. Hemat saya, pertumbuhan uang elektronik dapat

menekan kebutuhan uang pecahan kecil terutama uang logam. Mudah-

mudahan dalam waktu segera sudah ada model bisnis yang disepakati

bersama dengan target waktu yang jelas.

Sekali lagi, melihat perkembangan teknologi, membuat kita harus berpikir

bahwa business is not usual, saya berharap inovasi instrumen dengan

mengedepankan aman dan efisiensi terus bermunculan dengan juga

memperhatikan aspek perlindungan konsumen.

Saudara-saudara sekalian.

Di bidang Sistem Pembayaran tunai, BI juga menghadapi tantangan yang

sangat berat, tidak saja dalam menyediakan uang dalam kondisi yang

baik, tetapi juga dalam menjangkau seluruh pelosok Nusantara.

kita semua menyadari bahwa biaya cash handling yang dilakukan

perbankan tidak murah, sehingga pengelolaan uang mulai dari distribusi

sampai sortasi serta pencetakan uang di bank sentral menimbulkan biaya

dan waktu yang tidak sedikit.

Kerjasama seluruh pihak dalam hal ini menjadi faktor krusial, yaitu peran

perbankan sebagai pemain utama dalam mengedarkan uang kepada

masyarakat, Pemerintah Daerah, hingga aparat keamanan yang

membantu keamanan distribusi uang. Kekuatan yang dimiliki perbankan

dalam bentuk jaringan kantor yang telah tersebar di seluruh wilayah

Indonesia harus dapat kita optimalkan.

Page 8: of - Bank Sentral Republik · PDF filestrongest; they're the smartest. Bapak dan Ibu, serta hadirin sekalian, ... juta jiwa pada 20142, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah

Page 8 of 8

BI sendiri akan memperbaiki pola distribusi distribusi uang antara lain

dengan membangun sentra pengelolaan uang dan mengembangkan pola

kerja sama dengan berbagai pihak.

Tahun 2014 sendiri akan tercatat sebagai tahun penting dalam

pengelolaan uang Republik Indonesia karena sesuai dengan UU no 7

tahun 2011, pada tanggal 17 Agustus 2014 akan diterbitkan Uang

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditandatangani Gubernur

BI dan Menteri keuangan RI. Di samping itu, program penyederhanaan

bilangan uang Rupiah dengan menghilangkan tiga angka nol atau

REDENOMINASI masih terus kita siapkan sambil menunggu waktu yang

tepat dari segi ekonomi, politik, dan keamanan untuk kembali digulirkan.

Saudara-saudara sekalian.

Di akhir sambutan saya pagi ini, saya mengingatkan kita semua untuk

moving forward secara strategis dan bersama-sama berusaha menjadi

yang terbaik di kawasan. Kita harus mampu untuk menjadi market shaper

dan bukan market follower khususnya untuk pasar Asia.

Kedua, mengenai laju pertumbuhan transaksi non tunai, Saya

mengharapkan bahwa pada 2014 nilainya menjadi 2 kali GDP. Untuk

mencapai hal tersebut, mengubah paradigma masyarakat untuk

menggunakan non tunai dengan alasan lebih efisien, lebih cepat, lebih

aman menjadi prasyarat mendasar. Tanggung jawab kita bersamalah

untuk mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan penggunaan

transaksi dengan menggunakan alat pembayaran non tunai.

Akhirnya, saya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya gathering

ini, yang diharapkan akan dapat melahirkan gagasan segar yang dapat

menjadi terobosan kongkrit dalam menciptakan sistem pembayaran

nasional yang lebih baik. “Small minds discuss people, average minds

discuss events, Great minds discuss ideas4.”

Saya juga menunggu penyampaian beberapa pekerjaan rumah ASPI

terutama mengenai NSICCS, agar kita dapat mewujudkan sistem

pembayaran yang aman dan efisien dengan global challenges-local

solutions yang telah diupayakan selama ini. Masa depan Indonesia

tergantung kita semua.

Sekian dan Terima Kasih.

Deputi Gubernur Bank Indonesia

Ronald Waas

4 Eleanor Roosevelt