Obstructive Jaundice Radiology

download Obstructive Jaundice Radiology

of 49

Transcript of Obstructive Jaundice Radiology

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    1/49

    Dr Pembimbing: dr. Armen H. Rangkuti, Sp Rad

    Departemen Radiologi

    RSUP Haji Adam Malik Medan

    2013

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    2/49

    PENDAHULUAN

    Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau

    jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi

    kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat

    konsentrasinya dalam sirkulasi darah

    Kadar normal bilirubin dalam serum berkisar antara 0,3

    1,0 mg/dl

    Bila kadar bilirubin sudah mencapai 2 2,5 mg/dl maka

    sudah telihat warna kuning pada sklera dan mukosa

    sedangkan bila sudah mencapai > 5 mg/dl maka kulit

    tampak berwarna kuning

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    3/49

    Ikterus obstruksi adalah ikterus yang disebabkan oleh

    gangguan aliran empedu antara hati dan duodenum yangterjadi akibat adanya sumbatan (obstruksi) pada saluran

    empedu.

    Ikterus obstruksi disebut juga ikterus kolestasis dimana terjadistasis sebagian atau seluruh cairan empedu dan bilirubin ke

    dalam duodenum.

    Pada ikterus obstruktif, kecepatan pembentukan bilirubin

    adalah normal, tapi bilirubin yang dibentuk tidak dapat lewatdari sistem bilier ke dalam usus akibat adanya suatu obstruksi.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    4/49

    Etiologi Ikterus Obstruktif

    Ekstrahepatik Intrahepatik

    Choledcolithiasis

    Kanker kaput pankreas

    Kolangitis akutPseudokista pankreas

    Kolangitis sklerosing primer

    Striktur ec operasi

    Atresia bilierTumor lain

    Hepatitis

    alcoholic liver disease

    Kehamilansirhosis bilier primer

    gangguan infiltratif (TB,

    limfoma, sarkoidosis,

    amiloidosis)

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    5/49

    Manifestasi Klinis

    Mata dan kulit berwarna kuning

    Urin berwarna gelap

    Feses yang pucat (steatorrhea).

    Gatal-gatal pada kulit (pruritus)

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    6/49

    Skematik pemeriksaan radiologik ikterus

    obstruktif

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    7/49

    Choledocholithiasis

    EXTRAHEPATIC ETIOLOGY

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    8/49

    Definisi

    Adanya batu di common bile ductyang terjadi akibat dari

    pembentukan batu secara insituatau batu yang berasal

    dari gallbladder melewati cystic ductlalu ke CBD.1

    15% pasien yang mengalami gallstones berkembang

    menjadi choledocholithiasis

    Choledocholithiasis relatif sering terutama pada pasien

    yang pernah menjalani cholecystectomy ( 6-12 %).1

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    9/49

    Radiologic Features

    Ultrasound

    CT

    Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography (ERCP)

    Magnetic Resonance

    Cholangiopancreatography (MRCP)

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    10/49

    Ultrasound

    USG merupakan tes non invasif dalam proses

    menegakkan diagnosa choledocholithiasis.

    Evaluasi pertama (first line imaging tool) pada pasien

    dengan suspek biliary disease. Mempunyai sensitivitas

    55-91% untuk mendeteksi batu empedu di dalam

    saluran empedu.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    11/49

    Temuan meliputi:

    Visualisasi batu

    Echogenic rounded focus

    Ukuran berkisar antara 2 sampai > 20mm

    Shadowing mungkin lebih sulit untuk didapatdibandingkan dengan batu empedu dalam kandung

    empedu

    Dilatasi saluran empedu

    6mm + 1mm per dekade di atas 60 tahun 10mm pasca kolesistektomi

    Dilatasi intrahepatik biliary tree

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    12/49

    Ultrasound shows echogenic lesion (arrow) in

    common bile duct (CBD), which casts acoustic

    shadow, and there is CBD dilatation.9

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    13/49

    Ultrasound represented dilated CBD (arrow)4

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    14/49

    EUS

    Endoskopi Ultrasonografi (EUS) juga telah

    digunakan dengan sensitivitas dan spesifisitas

    yang sangat tinggi.

    Meskipun EUS adalah non-invasif, cepat dan

    murah tetapi sangat tergantung operator dan

    pasien (operator and patient dependant).

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    15/49

    Common bile duct is slightly dilated and there are two hyperechoicfoci with shadowing. These findings are consistent with commonbile duct stones. Endoscopic ultrasound is very sensitive for thedetection of common bile duct stones.2

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    16/49

    CT

    Rutin contrast enhanced CTsensitif terhadapcholedocholithiasisdengan sensitivitas 65-88%, tetapimembutuhkan perhatian sejumlah temuan yangberpotensi halus yaitu 9,10:

    Target sign Central rounded density stone

    Surrounding lower attenuating bileor mucosa

    Rim sign- batu digariskan oleh kepadatan kulit yang tipis

    Crescent sign- bile eccentrically outlines luminal stone,

    creating a low attenuation crescent Kalsifikasi batu

    Dilatasi bilier

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    17/49

    Common bile duct stone exhibiting target sign. On contrast-enhanced helical CT scan, choledocholithiasis is represented ascentral density (arrowhead) surrounded by hypoattenuatingampulla of Vater (arrow). In this particular scan, stone is seen as

    heterogeneous with center showing lower.8

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    18/49

    74-year-old woman with abdominal pain. Axial contrast-enhanced CT image reveals soft-tissue attenuating commonbile duct (CBD) stone (black arrow). Also noted are

    dependently layering gallstones (white arrow).8

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    19/49

    Illustration of stones in common bile duct as seen on contrast-enhanced CT;appearance of stone can vary depending on slice of examination. On left,

    dotted lines passing through common bile duct represent scan obtained ateach level, and images on right show CT appearance of stones. Slice 1 showsfluid attenuation in lumen of bile duct without stone. Slice 2 shows targetsign. Crescentand rim signs are shown at slices 3 and 4, respectively. Slice 5shows stone completely filling duct. (Baron R. Computed tomography of thebile ducts. Semin Roentgen 1997; 32:172 187).8

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    20/49

    Endoscopic Retrograde Cholangio-

    Pancreatography (ERCP)

    ERCP merupakan gold standardsaat ini untukmenegakkan diagnosis obstruksi bilier.

    ERCP mempunyai sensitivitas > 90% untuk mendeteksicholedocholithiasis dan memiliki potensi intervensi

    terapeutik. Tingkat komplikasi diagnostik 5-6% dan mortalitas

    berkisar dari 0,01% hingga 0,89%.

    Kemungkinan komplikasi dari ERCP termasukpankreatitis(cukup atau saluran empedu, perdarahan,infeksi dan efek samping dari obat penenang.seringtetapi biasanya ringan), perforasi esofagus, lambung,duodenum

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    21/49

    ERCP: gallstones within the common bile

    duct.

    9

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    22/49

    Representation of bile duct stones

    (choledocholithiasis) on ERCP.9

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    23/49

    Magnetic Resonance

    Cholangiopancreatography (MRCP)

    MRCP adalah alternatif ERCP dalam diagnostik untukpencitraan biliary treedan obstruksi bilier.

    Memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sama dengan

    ERCP dalam mendiagnosa choledocholithiasis. Kekurangan dari MRCP adalah tidak bisa digunakan

    sebagai prosedur terapi, sedangkan pada ERCP kontrasdigunakan untuk diagnosis dan pengobatan.

    MRCP tidak memiliki morbiditas dan mortalitas terkaitdengan ERCP. Penggunaan MRCP dalam mendiagnosischoledocholithiasisdapat menghindari penggunaanprosedur invasif yang tidak perlu seperti ERCP.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    24/49

    5 year old female with pain abdomen and jaundice underwentMRCP revealed calculus in the distal common bile duct obstructingthe lumen resulting in mild to moderate upstream dilatation ofthe intra hepatic biliary radicals.11

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    25/49

    MRCP confirmed the diagnosis ofcholedocholithiasis and also demonstrated diffusestranding around the pancreas (yellow arrow)

    with a dilated common bile duct (blue arrow).4

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    26/49

    Karsinoma Kaput Pankreas

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    27/49

    Definisi

    Kanker pankreas merupakan tumor ganas pada

    pankreas.

    Lokasi timbulnya

    kaput pankreas, yaitu 75 %

    kaudal 15 %

    Ampula 10%

    Faktor resiko :

    merokok, obesitas, kronik pancreatitis, dan mutasigen.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    28/49

    Pemeriksaan dan gambaran radiologik

    Untuk mendiagnosis kanker kaput pankreas, teknik

    pencitraan yang digunakan termasuk ultrasonografi

    transabdominal (US), computed tomography (CT) dan

    endoskopi ultrasonografi (EUS) dan lain-lain lagi.

    Sensitivitas

    - EUS akurasinya 94,7% (36/38).

    - CT akurasi 93,1%(178/189).

    - US akurasinya 82,0% (155/189).

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    29/49

    USG

    Gambar 1:

    USG Abdomen dari Karsinoma Kaput Pankreas:

    terlihat massa hypoechoic

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    30/49

    USG Abdomen dilakukan sebagai inisitial screening test

    dalam evaluasi adanya ikterus obstruktif (sensitivitas>

    90%) .

    Modalitas ini membantu mengetahui apakah terjadi

    dilatasi duktus biliaris intrahepatik atau ekstrahepatik

    yang sangat menyokong keberadaan tumor pankreas.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    31/49

    CTScan

    Gambar 2. Contrast-enhanced pancreatic parenchymal

    phase CT scan:

    hypoattenuating lesion (arrow) pada caput pancreas.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    32/49

    CT Scan dapat memberikan visualisasi duktus

    intrahepatik yang disebabkan oleh oklusi ekstrahepatik

    dan duktus koledokus akibat kolelitiasis atau tumor

    pankreas.

    Jika penyebab obstruksi saluran empedu distal tidak

    dapat dideteksi dengan USG abdomen dan ada

    kecurigaan adanya tumor pankreas, tes diagnostik

    berikutnya adalah CT scan.

    ERCP (atau MRCP) dilakukan berikutnya ketika ada

    kecurigaan tinggi batu saluran empedu. CT harus

    dilakukan sebelum ERCP karena pankreatitis pasca

    ERCP dapat menghambat akurasi diagnostik CT.

    E d i R t d Ch l i t h

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    33/49

    Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography

    (ERCP)

    Gambar 3. Gambaran ERCP karsinoma kaput pankreas:

    tampak dilatasi duktus pankreatik

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    34/49

    ERCP dilakukan dengan bantuan endoskopi yang dimasukkan

    sampai duodenum kemudian dimasukkan kontras dan dilakukan

    foto X-ray.

    Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas tinggi untuk mendeteksi

    karsinoma pankreas.

    Komplikasi

    pankreatitis, infeksi, perdarahan dan perforasi duodenum .

    Meskipun ERCP memiliki sensitivitas tinggi untuk mendeteksi

    tumor kepala pankreas, tetapi saat ini tidak lagi digunakan karena

    diagnosis biasanya dapat dibuat dengan tes non-invasif.

    ERCP juga tidak dapat menentukan staging tumor kepala

    pancreas.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    35/49

    Endoscopic Ultrasound(EUS)

    Gambar 5 :

    menunjukkan

    tumor caput

    pancreas telahmenyebar pada

    vena portal.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    36/49

    Endoscopic ultrasound secara umum diterima sebagai

    tes pencitraan yang paling sensitif untuk mendeteksi

    tumor kepala pankreas kecil, terutama ketika lebih kecil

    dari 2 cm.

    Tumor caput pancreas yang kecil bisa tidak terdeteksiwalaupun menggunakan pencitraan canggih CT Scan.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    37/49

    Atresia bilier

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    38/49

    Definisi

    Atresia Bilier adalah suatu defek kongenital yang

    merupakan hasil dari tidak adanya atau obstruksi satu

    atau lebih saluran empedu pada ekstrahepatik atau

    intrahepatik.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    39/49

    (a)Normal gallbladder (arrow) in 5-week-old infant without BA has normal

    shape and regular wall. Calipers and dotted line indicate gallbladder length

    measurement. Bowel (arrowhead) is seen posterior to the gallbladder.

    Ultrasonography

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    40/49

    b)Small, abnormal gallbladder (arrow) in 8-week-old infant with BA

    has irregular wall and abnormal shape.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    41/49

    Triangular Cord (TC) sign. Transverse sonogram shows TC sign

    (arrow) in 7-week-old infant with BA. Area of increased echogenicity

    (as indicated by calipers) is seen anterior to bifurcation of portal vein

    (arrowheads).

    MRC

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    42/49

    MRC

    Magnetic

    Resonance

    Cholangiography

    Fig 2. (A) Magnetic resonance

    cholangiography obtained in a

    69-day-old girl with neonatal

    hepatitis shows gallbladder

    (GB), cystic duct (CD),

    common bile duct (CBD),common hepatic duct (CHD),

    bifurcation of intrahepatic

    ducts (BHD), right and left

    intrahepatic ducts

    (arrowheads) and second

    branch of left intrahepatic

    duct (2nd). (B) Magneticresonance cholangiography

    obtained in a 64-day-old boy

    with biliary atresia does not

    show any extrahepatic bile

    ducts except gallbladder

    (GB).

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    43/49

    Hepatitis Kronis

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    44/49

    Hepatitis Kronis

    Hepatitis kronis adalah hepatitis yang berlangsung

    dalam masa lebih dari 6 bulan.

    Penyebab utama hepatitis kronik adalah hepatitis B dan

    virus C, mekanisme autoimun (hepatitis autoimun), dan

    obat-obatan

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    45/49

    Very slight coarsening of the parenchymal echo pattern and increased

    sonodensity with faint acoustic shadowing.(right subcostal scan)

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    46/49

    Gambar 2.22 Tiny echogenic foci throughout the liver. These are within the portal

    triads and do not represent gas bubbles (as per the CT scan). Appearances are

    non-specific but most commonly associated with hepatitis

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    47/49

    KESIMPULAN

    Ikterus obstruktif adalah ikterus yang disebabkan oleh gangguan

    aliran empedu antara hati dan duodenum yang terjadi akibat adanya

    sumbatan (obstruksi) pada saluran empedu. Ikterus obstruksi

    disebut juga ikterus kolestasis.

    USG abdomen adalah tes radiologi pertama dalam ikterus obstruktif

    kerana sensitif dan non-invasif dan tersedia.

    CT scan merupakan pelengkap USG dan memberikan informasi

    mengenai parenkim hati, kantong empedu patologi, empedu dilatasi

    duktus dan penyakit pankreas.

    MRCP dapat menunjukkan pohon empedu di atas dan di bawah

    obstruksi penuh.

    ERCP merupakan pemeriksaan baku emas untuk pencitraan sistem

    bilier, tetapi MRCP lebih baik dilakukan jika tidak ada keperluan

    intervensi endoskopi.

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    48/49

    Sekian

    Terima Kasih

  • 8/13/2019 Obstructive Jaundice Radiology

    49/49