Obor edisi 2

32

description

 

Transcript of Obor edisi 2

Page 1: Obor edisi 2
Page 2: Obor edisi 2

SALAM REDAKSI02

ALHAMDULILLAH, edisi per-tama tabloid mini Obor Rahmatan Lil’alamin ini --sampai minggu, 30/6

lalu-- telah cetak dua juta eksem-plar. Dicetak di empat tempat. Yaitu di Surabaya, Cirebon, Padang dan Pekanbaru. Sayangnya --maaf-- ukurannya masih berbeda-beda, menyesuaikan setting mesin ma sing-masing. Tapi tetap tabloid. Yang bisa benar-benar mini tabloid --sebagaimana diniatkan untuk jadi pelopor tabloid mini-- adalah percetakan Surabaya. Cetak satu juta dalam tiga hari. Lalu, mini, tapi agak kotak adalah yang dicetak di Padang dan Pekanbaru. Sedangkan yang dicetak di Cirebon masih seperti tabloid biasa, hanya lebih kecil sedikit. Permintaan mencetak dari berbagai daerah masih terus mengalir. Entah berapa banyak akhirnya edisi perdana itu dicetak. Surabaya dan Cirebon saja naik cetak masing-masing sampai tiga kali.

Rekan-rekan di pracetak kewala-han melayani permintaan pengiri-man materi untuk penggandaan. Belum lagi di pemasaran. Dengan harga promo Rp. 1000, menyebab-kan banyak orang merasa beroleh bacaan murah diukur dari manfaat yang diberikan oleh isi tabloid ini. Rata-rata yang membeli dalam jumlah besar adalah mereka yang merasa perlu membela Capres Jokowi karena merasa perlu mem-bela lelaki sederhana, apa adanya, jujur dan berniat mengabdikan diri untuk bangsa dan negara itu, yang difitnah, disudutkan dan didzolimi secara keji.

“Edisi pertama itu bisa menjelaskan dengan baik tanpa menghujat siapapun. Juga tidak berlebihan,” kata seorang pembeli dari Semarang, yang membeli 10 ribu eksemplar untuk dibagikan supaya orang yang terhasut bisa kembali lurus dalam kebenaran.

Kesibukan yang tidak kalah

hebohnya datang dari para pengecer di lapangan dan lampu merah. Mereka tidak saja sibuk bolak-balik ke induk agennya untuk mengambil kembali dagangan yang habis, tapi juga disibukkan oleh repotnya menyebut nama tabloid ini, yang memang cukup panjang. Di lapangan, tabloid ini hanya disebut; Obor Rahmat, atau paling panjang Obor Rahmatan. Repotnya kalau hanya disebut Obor saja, bisa salah, karena nama depan tabloid yang menggunakan nama Obor tidak hanya Obor Rahmatan Lil’alamin ini.

Di tengah kerepotan itu, salah satu inisiator lahirnya tabloid ini, Dahlan Iskan, nyeletuk; “Sebut Obor Hijau saja. Kan warna logo-nya hijau?” Iya juga sih. Enak dan gampang menyebut; Obor Hijau! Biarkan ada Obor Hitam atau Obor apa saja, tapi Obor Rahmatan Lil’alamin adalah Obor Hijau. Oleh karena itu, mulai edisi ini, Obor Rahmatan Lil’alamin boleh disebut Obor Hijau! Dengan hijau --yang memang dipilih secara sadar; “hijau luar hijau dalam”-- Tabloid ini beruaha terus menyampai-kan informasi yang sejuk, dan damai. Dan Insya Allah tidak akan memelintir informasi.

Tentang hijau, terdapat empat ayat di dalam Alquran; Ar-Rahman ayat 64 dan 76, Al-Insan ayat 21 dan Al-Kahfi ayat 31. Semuanya mengurai keteduhan, kebaikan dan keindahan. Oleh sebab itu Rasulullah menyukai warna hijau, sebagaimana diriwayatkan sahabat Anas bin Malik. Pada masa Tabi’in pun, ulama Ibnu Hajar Asqolani, mengatakan, “Pada hari raya kami disuruh pakaian warna hijau karena lebih utama.” Begitulah. Maka Obor Rahmatan Lil’alamin ini dengan senang hati disebut Obor Hijau. Dan mulai sekarang sebut saja: OBOR HIJAU! Bukan Obor Hitam......... ❖ IM

Sebut Saja;OBOR HIJAU

KANTOR: Jl. Hangtuah Raya 59

JakartaJl. Ketintang Baru III/91

SurabayaJl.Perjuangan No.9

Cirebon

Cover:Nanang AB

PENERBIT:PADEPOKAN DEMI INDONESIA

PENANGGUNGJAWAB:Amal Alghozali

PEMIMPIN UMUM:Wahyu Sakti Trenggono

PENGARAH:Rida K.Liamsi, Yanto Purwogiyono

PEMIMPIN REDAKSI:Imawan Mashuri,

REDAKTUR PELAKSANA:Hasan Aspahani, M. Khozin

DEWAN REDAKSI:Auri Jaya, Sukriansyah, Imawan

Mashuri, M. Khozin, Hasan Aspahani, Yanto Purwogiyono, Amal Alghozali,

Nur Cahya Hadi, Ami HaritsahKOORDINATOR LIPUTAN:

M. KhozinREDAKTUR:

Nur Cahya Hadi, M. Khozin,Ami Haritsah, Ayatullah Antoni, Abdul

Malik, Dadan Alisundana,Toto Suwarto, Yunan Muzaki

STAF REDAKSI:Abdusyukur, Yessy Artada,Muhammad Arman KS,

Gora, Bagus, M Fatra Nazrul,Bejan Syahidan, Ahmad Shofa

FOTOGRAFER:A. Nizar Fatih,

Rossy Wulandari, AsharPEMASARAN:Imam Buchori

ARTISTIK:Nanang AB, DionCOPY EDITOR:

Isya, IrmaKEUANGAN:

Komar Muwalid

Page 3: Obor edisi 2

MUKADIMAH 03

RASULULLAH mengajarkan, ketika berjalan dengan tiga orang saja, hendak-nya dipilih satu untuk

menjadi pemimpin (Hadist Imam Abu Daud). Apalagi untuk negara. Memilih, diajarkan caranya. Alquran pun memandunya. Yaitu, pilih yang tidak meminta jabatan, yang adil, jujur dan sabar. Sebab, kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah SWT, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar de ngan menghalalkan segala cara. Karena kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang diperlukan untuk memudahkan dalam mengatur. Maka memilih pemimpin tidak boleh salah. Supaya tidak menyelewengkan kewenangannya. Agama telah menyodorkan kriterianya.

TIDAK MINTA JABATANDalam Islam, seseorang dila-

rang meminta jabatan. Rasulullah memberi contoh. Ketika sahabat-nya, yaitu Abu Dzarr, meminta suatu jabatan, Nabi SAW ber-

sabda: “Kamu lemah, dan ini adalah amanah sekaligus dapat menjadi sebab kenistaan dan penyesalan di kemudian hari (bila disia-siakan)”.(HR. Muslim). Sikap yang sama juga ditunjukkan ketika sese orang meminta jabatan kepada nya, dengan berkata: “Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu. Rasulullah SAW menjawab: “Demi Allah Kami tidak mengangkat sese-orang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan (ambisi) pada jabatan itu”.(H.R. Bukhari Muslim).

Nah, kalau dipersonifikasikan kepada calon pemimpin negeri, Jokowi merupakan salah satu calon presiden yang tidak memin-ta dan mengajukan namanya untuk menjadi calon presiden. Yang mencalonkan dia justru partai, setelah menampung dan mendengar aspirasi dari sebagian besar rakyat.

ADILKepemimpinan juga menun-

tut kemampuan berbuat adil. Keadilan adalah lawan dari penga-ni ayaan, penindasan dan pilih kasih. Keadilan harus dirasakan oleh semua pihak dan golong-an. Di antara bentuknya adalah dengan mengambil keputusan yang tidak memihak antara dua pihak yang berselisih, mengu-rus dan melayani semua lapisan masyarakat tanpa memandang agama, etnis, budaya, dan latar belakang. Dalam alquran Surat Shad (38) ayat 22 Allah berfirman: “Wahai Daud, Kami telah menjadi-kan kamu khalifah di bumi, maka berilah putusan antara manusia dengan hak (adil) dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu”.

Kriteria pemimpin yang adil yang mengayomi semua umat ini juga bisa dirasakan pada pada diri Jokowi. Bagaimana dia menga-yomi minoritas dan mengangkat sese orang untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan kemampuan. Telah banyak cara yang dilakukan-nya untuk itu. Dan banyak pula langkah konkret yang dibuat yang berkeadilan. Di antara yang fenomenal adalah ketika dia harus memindahkan pedagang kaki lima ketika menjadi Walikota Solo, yang membuat semua pihak senang itu.

MERAKYATSelain itu, pemimpin harus

merakyat. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah dalam Alquran Surat An-Nisaa ayat 5: “Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu”. Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa ulil amri, umara atau penguasa adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus uru-san orang lain. Dengan kata lain, pemimpin itu adalah orang yang mendapat amanah untuk men-gurus urusan rakyat. Pemimpin harus pro rakyat dan merakyat. Jika ada pemimpin yang tidak mau mengurus dan melayani kepentingan rakyat, maka ia

Kenapa Kita Wajib Memilih Pemimpin?

Page 4: Obor edisi 2

MUKADIMAH04

bukanlah pemimpin yang sesung-guhnya. Pemimpin yang merakyat ini juga sudah tampak pada diri Jokowi sejak dia menjadi Walikota Solo itu. Kegiatan blusukan yang menyapa aktifitas rakyat secara langsung membuat dia menge-tahui semua problematika yang dihadapi rakyatnya.

SABARDi dalam Alquran juga dijumpai

beberapa ayat yang berhubung-an dengan sifat-sifat pokok yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, di antaranya sabar. “Kami jadikan mereka pemimpin ketika mereka sabar/tabah”. (QS. As-Sajdah (32) ayat: 24. Kesabaran dan ketabahan dijadikan per-timbangan dalam mengangkat seorang pemimpin. Sifat ini meru-pakan syarat pokok yang harus ada dalam diri seorang pemimpin. Sedangkan yang lain adalah sifat-sifat yang lahir kemudian akibat adanya sifat (kesabaran) tersebut. Saat ini, Jokowi merupakan salah satu capres yang paling banyak mendapat fitnah dan kapamnye hitam. Sudah terlihat bagaimana dia dengan sabar dan tabahnya menghadapi semua itu. Dia hanya menjawab bahwa semua itu tidak benar dan bisa dibuktikan bahwa semuanya hanya fitnah.

BENARKAH HARUS JOKOWI-JK?Meski sekilas bisa dirasakan

bahwa Jokowi memenuhi krite-ria sebagaimana terutang dalam Quran dan Hadist, benarkah harus dia yang kita pilih? Bagaimana kalau yang lain juga memenuhi kriteria itu? Jawabannya adalah, cari yang paling sedikit potensi mudharatnya. Hadist dari Imam Muslim menguak, siapa yang harus kita pilih, adalah; siapa yang jika kita rasakan lebih mudah kita mintai pertanggungjawaban, atau siapa yang paling bertanggung jawab dengan kepercayaan yang

kita berikan? Masih ragu? Shalat istikharah!

Allah yang akan menjawab kera-guan, dan meyakinkan kita. Itulah yang diajarkan Rasulullah.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Jabir: Rasulullah mengajarkan kami ber-istikharah dalam selu-ruh perkara sebagaimana beliau menga jar kami surat Alquran. Beliau bersabda, “Apabila kalian bermaksud sesuatu, maka shalat-lah dua raka’at sunnah kemudian berdoalah...”

Pada edisi kali ini, Obor Rahmatan Lil’alamin telah mene-mui dan mewawancari sejumlah kiai kampung yang telah melaku-kan skhalat istikharah, melakukan kajian dan telaah untuk menen-tukan pilihan. Dan mereka, atau sebagian dari mere ka, bisa disim-pulkan, menganjurkan kita untuk memilih Jokowi-JK. Demi umat.

Para kiai kampungyang biasa melayani kepentingan umat di kampungnya masing-masing ini menyatukan tekad, demi umat memilih Jokowi-JK. Beberapa kiai kampung yang mantap memilih Jokowi-JK setelah melakukan istikharah adalah KH. Abd. Hamid Mannan, Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Pamekasan, KH. Kholilurrahman, Pengasuh Ponpes Matsaratul Huda, Pamekasan serta KH Marzuki Mustamar, dari Ponpes Sabilur Rosyad, Malang. (halaman 9-11)

Tidak ketinggalan para kiai kampung dari Jawa barat juga mengaku kagum dengan akhlak Jokowi sehingga mereka sepakat memberikan dukungan kepada Jokowi JK. Beberapa diantara

kiai kampung yang mendukung itu adalah KH Luthfi El-Hakim, pengasuh Ponpes Buntet Cirebon, KH Hasan Bisri Syafei, pimpinan ponpes At-Tarbiyyah Ciwulan, Telagasari dan KH Moch Endin Sholehudin, pimpinan yayasan ponpes Nashirul Huda, Nagarakembang, Cingambul, Majalengka. (halaman 14)

Di halaman fatwa juga ditam-pilkan kesaksian dari KH. Azis Mansyur, Pengasuh Ponpes Tarbiyatunnasyi’in, Pacul Gowang Diwek Jombang yang mengatakan bahwa selain merakyat ternyata Jokowi juga ahli tahlil. (halaman 6-7)

Di halaman wawancara ada dialog dengan Jokowi yang meren-canakan umrah pada 6 Juli 2014. Doa apa yang akan dipanjatkan saat umrah? (halaman 20)

Di halaman kontroversi, meng-hadirkan wawancara dengan Buya Syafi’I Ma’arif yang mengatakan bahwa Jokowi sosok yang seder-hana dan tidak sombong. Juga ada Nusron Wahid yang memilih Jokowi karena bersih dan tidak punya masalah, tidak ada keterkai-tan dengan masa lalu dan diyakini bisa membawa perubahan. (hala-man 24-25)

Kesan yang sama juga ter-ungkap dari kalangan ibu-ibu. Hasil survei yang dilakukan lem-baga survei Indonesia (LSI), meny-impulkan bahwa ibu-ibu jatuh hati pada Jokowi karena faktor jujur, sederhana dan mengayomi. (hala-man 30-31)

Dan dalam rangkaian proses pemilihan presiden 9 Juli nanti, Cak Nun memungkasi dengan tulisannya yang menggelitik ber-judul. “Ya Tuhan, gimana mosok saya nggak nyoblos, saya kan warga negara. Saya pilih lah yang kira-kira paling bagus. Cuma kan saya ndak bisa mengontrol dia, Tuhan. Jadi, tolong dong, ini saya pilih salah satu. Setelah saya pilih dan coblos, saya serahkan kepada-Mu.….Nanti kalau dia khianat, dia sakit kudis.”. ❖

Page 5: Obor edisi 2

KH Umar Shihab, Ketua MUI

Jokowi-JKReligius

Menurut Umar, dari segi pengala-man JK punya keunggulan positif. Di

matanya, kedua tokoh tersebut taat kepada agama dan memenuhi aturan

ketetapan yang ditetapkan Allah.

KETUA MUI KH Umar Shihab juga menyayangkan banyaknya terjadi

kampanye hitam. Ia berpen-dapat bahwa sesuai dengan

ajaran Islam, kampanye nega-tif ataupun kampanye hitam itu jelas-jelas dilarang. Menurutnya, seharusnya berita-berita baik yang disampaikan kepada umat, bukan malah membuat kampanye hitam. Menyebarkan perbuatan baik dengan berkampanye visi dan misi yang mampu mengu-bah Indonesia menjadi lebih baik dianjurkan dalam Islam. “Harusnya yang baik-baik bisa disampaikan, bukan berita buruk tanpa fakta, hingga menjadi fitnah,” ungkap Kiai Umar kepada Obor.

Kiai Umar mengajak masyar-akat Indonesia untuk menentu-kan pilihannya berdasarkan hati nurani. Dia juga menilai, sosok Jokowi-JK bukanlah seperti infor-masi yang ada dimedia sosial. Jokowi-JK jika melihat keseharian-nya, ke duanya sosok yang religius. “Kalau hubungannya dengan Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui. Kalau kesehariannya, beliau sosok yang religius,” tegas dia.

Umar Shibab secara blak-blakan menyampaikan dukungannya ke duet capres cawapres Jokowi–

Jusuf Kalla (JK). Umar menyat-akan dukungannya kubu Jokowi karena alasan kedekatan dengan JK. “Kalau lihat hubungan keke-luargaan dan persaudaraan, saya dengan JK satu saudara, mulai dari orang tua. Orang tua saya dan orang tua Pak JK itu adalah sau-dara,” kata Umar.

Menurut Umar, dari segi pe ngalaman JK punya keunggulan positif. Di matanya, kedua tokoh tersebut taat kepada agama dan memenuhi aturan ketetapan yang ditetapkan Allah.

“(JK) Dia beberapa kali jadi menteri dan wapres tidak pernah ada ketersinggungan dengan korupsi. Jadi orang yang beriman itu harus ditandai dengan keju-juran, dan kita harus memilih orang yang beriman,” ujarnya.

Umar menambahkan, tak perlu diragukan lagi bahwa dia akan memberikan suaranya kepada kubu Jokowi. Bahkan, ketua Bidang Ukhuwah Islamiyah MUI itu menyatakan dia bersedia menye-barkan kebaikan Jokowi–JK dan mengajak kalangan MUI untuk memilih keduanya.

“Berita yang baik itu boleh disampaikan kepada siapapun. Mengajak berbuat baik itu peri-ntah agama,” jelasnya. ❖ nch/bag

KH Umar Shihab

FATWA 05

Page 6: Obor edisi 2

06 FATWA

Di tengah banyaknya fitnah yang mera-gukan ke-Islam-an Joko Widodo, Kiai

Abdul Azis Mansyur justru membuktikan

bahwa Capres nomor 2 ini adalah sosok NU

(Nahdlatul Ulama) tulen. Tak hanya lancar mengaji, Jokowi juga fasih membaca kitab kuning. Karena itu-

lah, Pengasuh Ponpes Tarbiyatunnasyi’in

Jombang ini me ngaku mantap mendu-

kung Jokowi sebagai Presiden RI.

Salah satu kiai yang menyatakan dengan tegas mendukung Jokowi adalah Abdul Aziz Mansyur. Kiai

Aziz yang juga menjabat seba-gai Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara terbuka mendukung pasangan Jokowi-JK.

“(Mulanya) Ini keputusan (pri-badi). (Lalu) Saya minta Cak Imin (Ketum PKB Muhaimin Iskandar-Red.), supaya PKB diajak mendu-kung Jokowi,” kata Kiai Aziz saat memberikan sambutan di acara silaturahim Nasional Alim Ulama PKB di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (3/6).

MERAKYAT & AHLI TAHLILPengasuh Pondok Pesantren

Tarbiyatunnasyi`in, Pacul Gowang, Jombang, ini mengatakan bahwa ada empat alasan yang membuat-nya mantap mendukung Jokowi. Menurut Kiai Aziz, semua berawal ketika Jokowi menyambangi diri-

nya di pesantren.“Pertama waktu dia datang ke

pesantren. Saya suruh dia duduk sila, duduk lesehan. Ternyata luwes, berarti ahli tahlil,” kata Kiai Aziz yang disambut tepuk tangan undangan.

Bagi Kiai Aziz, Jokowi tak hanya sosok yang ramah, merakyat, dan mau menerima nasihat orang lain. “Jokowi orang yang merakyat, saya beri wejangan kepada beliau, dan beliau selalu menerima. Beliau selalu menerima tidak ada bantahan, kok ngene kok ngene

itu enggak ada,” lanjut Kiai Aziz.

MEMBACA KITAB KUNINGDalam sebuah pertemuan di

pesantren tersebut, Jokowi sem-pat diminta untuk membaca kitab kuning oleh Kiai Aziz.

“Pak Jokowi membaca Jam’ul Jawami’ fi Ushulil Fiqh menjadi sumber pada fiqih syariat orang Islam yang dicantumkan dalam kitab yang saya sajikan kepada pak

KH. Abdul Aziz Mansyur,Pengasuh Ponpes Tarbiyatunnasyi’in, Pacul Gowang, Jombang

“Jokowi Merakyat &Ahli Tahlil”

KH. Abdul Azis Mansyur bersama Jokowi

Page 7: Obor edisi 2

07FATWA

Jokowi,” tuturnya.Menurut Kiai Aziz, Jokowi

cukup lancar ketika membaca kitab yang biasa dipelajari di pesantren tersebut. Itulah, yang mejadi alasan kedua bagi Kiai Aziz untuk mantap memilih Jokowi. Alasan ketiga, Kiai Aziz meni-lai Jokowi memiliki tata krama seorang santri.

“Saat di rumah saya, waktu jalan akan naik ke rumah lan-tai dua, saya minta dia dulu. Dia malah nyuruh saya duluan. Toto kromo ini wataknya sopo (wataknya siapa,red)? NU. Itu satu landasannya,” kata dia usai menerima Jokowi di Jakarta, Selasa (3/6).

Terakhir, Kiai Aziz mengaku mantap memilih Jokowi setelah menyaksikan langsung gubernur DKI Jakarta tersebut membaca muqaddimah ala NU.

“Dia baca shalawat pakai ‘sayy-

idina.’ Salah satu keistimewaan Nahdlatul Ulama diberikan ‘sayyi-dina’ saat mengucapkan salawat. Dengan ucapan ‘sayyidina’, saya sudah mantap. Kalau bukan Islam, salawatnya pasti keliru,” ucap Aziz.

PENYELAMAT AQIDAH UMATDukungan Kiai Aziz kepada

Jokowi tak main-main. Buktinya di berbagai kesempatan, dia me ngatakan bahwa Jokowi layak menjadi seorang pemimpin ne ge-ri ini. Bahkan dengan tegas Kiai

sepuh ini juga pernah menga-takan bahwa Jokowi adalah

sosok yang bisa menyelamat-kan aqidah umat. Pernyataan KH.Abdul Aziz Mansyur itu

disampaikan Selasa pagi (3/6), saat berlangsung

pertemuan ulama PKB.

Pernyataan Kiai Aziz ini sebelumnya pernah dinilai kon-troversi oleh pihak lain, teru-tama bagi mereka

yang tidak pro-Jokowi.

Namun, pernyataan

ini justru dinilai sebagai sebuah kekuatan bagi kalangan PKB. Bagaimanapun, Kiai Mansyur dianggap kiai sepuh yang bisa sebagai rujukan untuk memilih seorang pemimpin.

“Saya sudah diberitahu Ketua Umum PKB (Muhaimin Iskandar) bahwa keputusan PKB seluruhnya berada di tangan Pak Kiai. Berarti kalau saya keliru, saya nanggung seluruh rakyat Indonesia,” kata Aziz yang juga ia sampaikan dalam sambutan di acara Silaturahmi Nasional Alim Ulama PKB tersebut.

PESAN UNTUK JOKOWIKarena sudah bertekad untuk

mendukung Jokowi-JK, Kiai Aziz pun berpesan kepada capres nomor urut 2 tersebut. Kepada Jokowi, Kiai Aziz memberikan nasi-hat bahwa kepemimpinan harus dijaga supaya negara kesa tuan kita betul-betul tegak dan sampai seterusnya.

Dia juga mendoakan kalau menjadi presiden, Jokowi senan-tiasa mendapat petunjuk Tuhan untuk memimpin dengan adil. Dia pun mengatakan, Jika akhirnya, PKB mendukung Pak Jokowi. Yang saya lakukan adalah untuk menyela matkan aqidah ahlus sun-nah wal jamaah,” tandasnya.

❖aimKH. Abdul Aziz Mansyur.

KH. Azis Manshur bersama Jokowi

Page 8: Obor edisi 2

08 FATWA

Pilpres sudah di depan

mata, apa fatwa ustad?

Sebenarnya pemilu tahun ini lebih baik dari pemilu sebe-lumnya (10 tahun yang lalu). Masing- masing calon sudah baik keislamannya. Nah sekarang untuk memilih yang terbaik ses-uai de ngan hati nurani, maka kita perlu istikharah.

Mengapa bisa demikian?

Jika memilih berdasarkan emosi, kita pasti ada kecenderung-an memihak salah satu capres. Makanya karena dua calon ini sama baiknya, maka harus melibat-kan Allah dengan cara shalat istikharah. Hasil dari istikharah itu-lah merupakan suara Tuhan.

Apa maknanya itu Ustad?

Saya punya pengalaman de ngan hasil istikharah dalam pemilu sebelum Soeharto lengser 1998. Saat itu saya memilih partai islam (PPP) karena hasil istikharah menunjukkan demikian. Nah, saat penghitungan, terbukti suara PPP kalah dan Soeharto kembali jadi presiden.

Namun di sinilah peran istikharah, terbukti tak lama setelah itu Soeharto dilengser-kan. Hasil istikharah itu belum tentu yang harus menang, tetapi pasti itu yang terbaik bagi rakyat Indonesia saat ini.

Bagaimana menangkap hasil

istikharah itu?

Hasil istikharah itu sama de ngan wahyu atau ilham. Ia datang dengan bukan berupa suara, bukan berbentuk huruf, tetapi masuk ke dalam batin berben tuk ketetapan hati.

Bisa dicontohkan Ustad?

Ilham itu datangnya persis keti-ka kita jatuh cinta terhadap sese-orang. Bagi seorang pria, kenapa

kita jatuh cinta terhadap satu wanita yang kita sayangi, padahal di luar sana banyak wanita cantik lainnya. Itulah ilham yang datang-nya dari Allah, bukan berupa suara maupun huruf, tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Begitu pula dengan ilham atau hasil istikharah itu. Istikharah itu akan menghasilkan Rukyah Shodiqoh atau pandangan kebenaran yang memantapkan hati.

Hasil istikharah itu masuk ke dalam batin, tanpa berpikir tetapi dengan niat minta pemimpin yang benar.

Apakah ada syarat khusus

dalam melakukan istikharah?

Syaratnya, saat melakukan istikharah harus melepaskan segala keterikatan duniawi, ja ngan hanya melakukannya dengan iseng. Tetapi harus bersung-guh-sungguh, dengan niat yang kuat meraih petunjuk Allah SWT menetukan pemimpin bangsa ini.

Apakah ustad sendiri

sudah mendapatkan hasil dari

istikharah itu?

Sudah ada hasil istikharah, namun biarlah ini jadi pilihan saya, tidak perlu disebarkan. Siapapun pemimpinnya, semoga akan bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Apa fatwa ustad kepada

umat Islam Indonesia?

Apapun hasilnya, saya berha-rap pemilu ini berlangsung de ngan damai. Selam ini kita terlalu capek melihat kehancuran bangsa ini. Mumpung di bulan Ramadan, marilah kita melakukan istikharah memilih pemimpin.

❖ zin/yun

Ustad Abu Sangkan, Pimpinan Shalat Center Pusat:

Istikharah, baru Memilih,Jangan dengan Emosi

Agar tidak salah memilih pemimpin, sebaiknya istikharah dulu. Sebab hasil istikharah itu merupa-kan suara Tuhan. Suara Tuhan itu pasti akan men-

jadi yang terbaik. Itu pesan ustad Abu Sangkan, Pimpinan Shalat Center Pusat kepada Obor

Rahmatan Lilalamin, Senin (30/06). Berikut petikan wawancaranya.

Ustad Abu Sangkan

Page 9: Obor edisi 2

09FATWA

“JOKOWI memang sangat merakyat dan disukai rakyat. Hasil

istikharah saya, Jokowi selalu lebih bagus.

Sehingga saya meman-tapkan pada dia.”

Itulah pesan KH. Abd. Hamid Mannan Monif,

Pengasuh Ponpes Nasyrul Ulum, Teja Timur, Pamekasan

sekaligus mantan ketua PCNU Pamekasan dua

periode.

Apa komentar Anda ten-

tang pemilihan presi-

den dan wakil presiden

2014 ini?

Sebelum menjawab itu, saya ingin mengucapkan selamat atas terbitnya tabloid “Obor Rahmatan Lil’alamin” ini. Sebab dengan terbitnya media ini, paling tidak diharapkan bisa memberikan gambaran kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya. Untuk pemilihan capres dan cawa-pres 2014 ini saya sendiri selalu memberikan respon positif dan tetap optimis terhadap presiden yang akan datang untuk kemajuan bangsa.

Bagaimana untuk menentu-

kan pilihan yang tepat dalam

pemilu nanti?

Setidaknya kita memilih calon presiden dan wakilnya yang memiliki sifat-sifat kenabian. Sifat-sifat kenabian itu adalah siddiq, amanah, tabligh, fathanah. Semua itu harus melekat pada seorang pemimpin. Namun diakui atau tidak, untuk mencari orang yang benar-benar memiliki sifat kena-bian 100 persen saat ini rasanya sulit. Karena itu, paling tidak kita memilih orang yang mendekati 100 persen itu.

Biar umat tidak bingung

dalam memilih, apa perlu

istikharah pak Kiai?

Tentu perlu, karena ini soal pemimpin negara. Berdasarkan hasil istikharah saya, Jokowi selalu lebih bagus, sehingga saya memantabkan pada dia (JOKOWI, red). Saya lebih banyak mengenal Jokowi, ya mungkin karena dia juga sering tampil di media. Namun secara umum saya me nyimpulkan Jokowi adalah orang yang sangat merakyat sehingga banyak disukai rakyat. Nama Joko Widodo itu kalau saya membahasa Arab-kan, “Jaa a

qowiyyun”, arti nya telah datang orang yang kuat, atau orang terpercaya. Kuat artinya mampu mengemban tugas.

Harapan

pak Kiai

kepada

ke duanya?

Saya sangat berharap, siapa-pun di antara

keduanya yang akan jadi presiden nanti, mereka benar-benar bisa membawa bangsa ini lebih maju, masyarakatnya lebih makmur dan sejahtera. Karena itu, mereka harus benar-benar berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara, mewujudkan cita-cita pendiri bangsa sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, menjaga NKRI, melindung i pen-duduk Indonesia, tidak membiar-kan masalah, dan tetap memeli-hara kemajemukan.

Apa yang Anda kagumi dari

sosok Jokowi?

Yang sangat tampak dalam diri Jokowi itu adalah kesederhanaan. Bagi seorang pamimpin, keseder-hanaan itu memang seharusnya ditanamkan dalam dirinya, tidak hidup berfoya-foya, dan sebagai-nya. Namun sifat kesederhanaan yang ada pada diri Jokowi itu tidak bisa diremehkan. Justru de ngan kesederhanaan itulah banyak orang mampu melakukan tugasnya dengan baik dan luar biasa. Makanya ada istilah, “Air

yang tenang mengha-nyutkan”. Buktinya, selain sangat merak yat, Jokowi juga selalu datang saat dirinya dibu-tuhkan, tidak

menunggu.❖ zin/

kur

KH. Abd. Hamid Mannan,Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Pamekasan

Hasil Istikharah,Jokowi Lebih Baik

KH. Abd. Hamid Mannan

Page 10: Obor edisi 2

FATWA10

Menjelang pemilu

presiden dan wakil

presiden ini, apa

harapan Anda?

Pertama saya sangat berharap pemilihan presiden dan wakil pres-iden nanti berjalan aman, tertib, jujur dan adil. Kedua saya berharap semua masyarakat yang memiliki hak pilih, hendaknya menggu-nakan hak pilihnya de ngan ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) untuk menentukan pilihannya. Ketiga, saya berharap masyarakat bisa memilih sesuai hati nuraninya.

Dari dua calon yang ada,

siapa yang Anda harapkan jadi

presiden?

Saya ingin yang menang Jokowi-JK. Demi umat! Pilih Jokowi-JK. Sebab saya sudah ba nyak mendapatkan informasi tentang Jokowi apalagi Jusuf Kalla, yang pada intinya mereka adalah sosok yang sangat tepat untuk jadi presiden dan wakil presiden Indonesia yang akan datang.

Adakah petunjuk khusus

untuk memilih JOKOWI-JK pak

Kiai?

Tentu tidak sembarangan mengambil keputusan untuk men-dukung Jokowi-JK. Istikharah saya hasilnya, Jokowi insya Allah pre-siden. Tentu saja hal tersebut saya padukan dengan mencari informa-si dari banyak kiai, dan hasilnya Jokowi lebih layak jadi presiden.

Saya sangat optimis untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK. Selain karena saya adalah kader PKB bahkan ketua tanfidz DPC PKB yang secara tegas mendu-kung Jokowi-JK, saya juga telah menelusuri sosok Jokowi itu dari informasi yang saya terima, yang pada intinya, pasangan Jokowi-JK memang sangat pas dan layak untuk memimpin negeri ini.

Seperti apa informasi ten-

tang sosok Jokowi yang Anda

terima itu?

Di antara informasi yang saya dapat dari sahabat itu, pertama adalah dari Mas Abdul Adzim yang biasa dipanggil Mas Abduh. Suatu ketika beliau mencari tahu ten-tang Jokowi yang sebenarnya den-gan bertanya kepada dua orang santri Sidogiri yang berasal dari Solo. Dalam hal ini, tentu santri tidak akan berani berbohong kepada gurunya. Keduanya men-gatakan bahwa Jokowi itu adalah orang muslim yang taat dan ber-asal dari keluarga muslim. Kedua,

saya juga dapat informasi dari Rois Syuriah PCNU Solo, namanya KH. Shofwan bahwa yang memerin-tahkan Jokowi pertama kali untuk maju menjadi wali kota Solo ketika itu adalah KH. Shofwan sendiri, karena melihat kemampuan yang ada pada diri Jokowi. Ternyata ia bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Alasan lain?

Lebih membanggakan lagi bagi kami, Jokowi telah menandatanga-ni sebuah pernyataan komitmen yang menyatakan bahwa tanggal 1 Muharam atau tahun baru Hijriah akan ditetapkan sebagai hari santri. Hal ini sangat jelas menun-jukkan kepeduliannya terhadap pesantren dan umat Islam.

Lalu bagaimana dengan

Jusuf Kalla, apa yang tampak

dalam diri dia?

Saya perhatikan, Jusuf Kalla juga memiliki banyak kelebihan yang bisa saling melengkapi den-gan Jokowi. Keduanya sama-sama pengusaha dan memiliki pengala-man yang banyak dalam dunia pemerintahan. Semoga saja, nanti kedua pasangan itu menang dalam pemilu nanti.

Apa yang telah Anda lakukan

untuk kemenangan Jokowi-JK

khususnya di Madura?

Saya telah melakukan berba-gai upaya untuk pemenangan ini de ngan sosialisasi. Target saya, Jokowi menang. Saya juga sudah membentuk tim khusus untuk sosialisasi itu, di mana mereka bisa masuk ke pelosok-pelosok untuk sosialisasi ke masyarakat luas. Di samping itu, saya juga sudah koor-dinasi dengan kader-kader PKB untuk konsolidasi dan menyusun kekuatan untuk pemenangan di pemilu nanti. Artinya, saya sudah maksimal. ❖ zin/kur

KAMPANYE hitam yang berakhir dengan kenyataan

terbalik; bahwa ternyata Jokowi sangat kuat beribadah dan keislamannya, semakin meneguhkan para kiai untuk

me ndukungnya. Sebagian di antaranya bahkan merasa

dapat petunjuk dari istikharah bahwa Jokowi-lah yang harus

dipilih untuk jadi Presiden. Salah satu kiai tersebut adalah Kholilurrahman,

pengasuh Ponpes Matsaratul Huda, Pamekasan, Madura. “Apalagi Jokowi punya ide dan komitmen, akan men-

jadikan tanggal 1 Muharam Sebagai Hari Santri.”

Katanya. Berikut wawan-caranya.

KH. Kholilurrahman, Ponpes Matsaratul Huda, Pamekasan:

KH. Kholilurrahman

Demi Umat! Pilih Jokowi-JK

Page 11: Obor edisi 2

11FATWA

Tiga pimpinan Pondok Pesantren di Malang

menyatakan mendukung Jokowi-JK karena seder-

hana, santai, santun, dan merakyat. Kerjanya sudah jelas, dan itulah

yang diharapkan rakyat. Mereka semakin yakin memi lih Jokowi setelah

mendapat petunjuk melalui istikharah.

Seperti yang disampaikan KH Marzuki Mustamar, dari Ponpes Sabilur Rosyad, Malang, Kabupaten

Malang. “Kita warga NU harus memilih dan mendukung Pilpres karena wakil kita di sana, Pak Jusuf Kalla sebagai Mustasyar NU. Setelah beristikharah yang sedikit mudha ratnya manakala menjadi pemimpin ialah Jokowi-JK,” ung-kap KH Marzuki Mustamar yang juga Ketua PCNU Kota Malang dalam deklarasi dukungan Forum Silaturahmi Kiai dan Ulama se-Jawa Timur di Ponpes An Nur 2 Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (11/6).

Pasangan Jokowi-JK, menurut Marzuki, mampu melindungi NKRI dari rongrongan asing. NU pun bersedia untuk berada di garda depan untuk membentengi bang-sa ini.

“NU selalu menghormati non-Muslim. NU juga menghormati keberagaman. Tidak usah meng-kafirkan orang. Termasuk ke Jokowi. Karena siapa yang meng-kafirkan orang, maka dia sendiri sebenarnya yang kafir. Begitu kan kata hadits nabi. Gitu aja kok repot,’’ ujar Kiai Marzuki.

SANTAI & SANTUNPernyataan yang sama disam-

paikan Dr. HM. Ismail MH.M.Si, Pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyyah , Lawang Malang.

Menurutnya, melihat kedua calon presiden sekarang, calon nomor dua memiliki sifat yang amat santai. Masyarakat harus bisa lebih peka. Ismail menjelaskan bahwa pribadi Jokowi yang santai berupaya untuk menarik empati rakyat. “Semasa menjadi Walikota Solo, Jokowi selalu berusaha memperhatikan rakyat dengan berupaya memperhatian pasar tradisional dan pasar modern. Ia lebih mempresentasikan ekonomi kerakyatan dengan membangun pasar tradisional, sehingga dapat menguntungkan pemerintahan akibatnya pemasukan daerahnya akan lebih tinggi,” paparnya.

Sikapnya yang santai dan santun terlihat jika menghadapi berbagai masalah. Jokowi lebih lembut, dan tidak mudah ter-provokasi, terpancing dengan situasi. “Semua ini bukan masalah ketegasan melainkan keseriusan,” tegasnya.

Ismail menambahkan, meski-pun banyak yang mengatakan bahwa performa Jokowi yang kurang menyakinkan untuk men-jadi seorang presiden, namun aplikasinya di lapangan Jokowi lebih menguntungkan masyarakat kecil dengan pengembangan eko-nomi kerakyatan yang dilakukan-nya.

“Dengan ciri khas blusukan yang Jokowi lakukan sangat men-guntungkan, sebab akan banyak

mengenal dan dikenal masyarakat kecil. Kalaupun dirinya menjadi presiden, program blusukan terse-but harus tetap dilakukan, bukan untuk dirinya melainkan pejabat daerah yang harus lebih bisa menge nal masyarakat. Karena blu-sukan yang ia lakukan itulah maka banyak masyarakat yang empati kepadanya,” ujarnya.

SOSOK SEDERHANALain lagi dengan yang disam-

paikan Ustad Zulaiman, Pengurus Pondok Pesantren Tsamrotul Ulum, di Jl. Tutut, Arjowinangun Kec. Kedung Kandang, Malang. Melihat sosok Jokowi, Zulaiman mengatakan Jokowi merupakan sosok manusia yang sederhana dan santun. Sosok yang selalu baik dan ramah di hadapan masyara-kat. Banyak hal yang menampakan kejujuran dalam diri Jokowi.

“Melihat kinerja Jokowi selama ini saya rasa sudah dapat mewakili apa yang masyarakat inginkan,” ucapnya.

Untuk itu, dukungan tetap bisa diberikan kepada siapa saja, kare-na masyarakat juga sudah dapat menilai dan melihat sendiri dari apa yang sudah kedua kandidat calon presiden berikan kepada masyarakat. “Masyarakat sudah bisa menilai, siapa yang akan dipi-lih nanti,” tandasnya. ❖ nch/nis

Melalui Istikharah,Kami Pilih Jokowi

Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla

Page 12: Obor edisi 2

FATWA12

“Kami para kiai yang datang dari selu-ruh penjuru Riau mengimbau seluruh

masyarakat Riau kalau kampanye hitam, Islam mengatakan jangan mudah percaya. Mudah-muda-han Allah memudahkan langkah kemenangan Jokowi-JK,” kata Salahudin di atas mimbar di hada-pan para santri.

Pernyataan Kiai Salahudin Al Ayubi tersebut diucapkan dalam acara Forum Silaturahim Kiai Kampung di Pondok Pesantren Pekanbaru Riau (7/6/) lalu. “Dengan mengucapkan bismillah, sepenuh hati kami mendukung Jokowi-JK. Ajakan yang kami sampaikan ini

bukan sembarang ajakan, tetapi karena kami rindu dengan sosok pemimpin yang baik,” ujar Kiai Salahudin mantap.

Pada Forum Silaturahim terse-but dihadiri oleh Cawapres Jusuf Kalla yang juga mengakhiri safari kampanyenya di Riau. Kedatangan JK di ponpes tersebut disambut ha ngat dan dibanjiri dukungan da ri para Kiai. Menanggapi du ku-ng an tersebut di depan ratusan pendukung yang terdiri dari para santri, JK berjanji akan menjadi pemimpin yang baik dan amanah untuk bangsa.

“Kami berdua mempunyai niat yang baik. Apabila niat kita lurus maka negara akan lurus. InsyaAllah

saya dan Pak Jokowi akan ikhlas untuk memajukan bangsa,” terang JK dengan penuh semangat.

KOMITMEN ATASI BENCANASebelum memasuki mimbar

acara silaturahim, pasangan cap-res dari Joko Widodo ini sempat bertemu secara tertutup selama sepuluh menit dengan Kiai H Maksudi Jamsari yang juga pen-gasuh sepuh Ponpes Nurul Huda. Didampingi politisi PKB Abdul Kardin Karding dan politisi Hanura Yudi Chrisnandi, mereka berbin-cang seputar masalah negara. “Ya, jadi Indonesia ini begitu luas,” ucap JK kepada Kiai Maksudi.

Selain itu JK juga menyoroti kebakaran hutan yang hingga saat ini masih menjadi masalah ling-kungan yang belum dapat tera-tasi dengan baik di Riau. Untuk itu, Jusuf Kalla (JK) berjanji akan menyumbangkan satu helikopter untuk membantu pengawasan hutan.

“Saya sendiri dari PMI akan mengirimkan satu helikopter un tuk pengawasan. Tanpa peng-a wasan bagaimana bisa menge-tahui. Jangan menunggu ada masalah dulu. Kita harus bertin-dak,” terang JK.

Ketua Umum PMI ini juga berkeinginan mewujudkan jalan lintas Sumatera. Oleh karenanya, subsidi lebih baik digunakan untuk hal yang produktif seperti pembangunan jalan. “Untuk bikin jalan lintas Sumatera, kita butuh Rp 100 triliun. Subsidi BBM Rp 470 triliun lebig baik dialihkan untuk program produktif seperti mem-bangun jalan,” lanjutnya.

Jusuf Kalla yang punya repu-tasi mengatasi bencana ini, yakin dapat membantu mengu-rangi kebakaran hutan yang kerap meresahkan warga Riau. “Saya punya pengalaman yang cukup banyak soal bencana. InsyaAllah bisa,” katanya. ❖ aim

Kiai Salahudin Al Ayubi, Ponpes Nurul Huda Pekanbaru, Riau

“Bismillah, Kami Dukung Jokowi-JK”Dukungan kalangan kiai kepada pasangan capres nomor 2, Jokowi-JK, tak terbendung. Tak hanya

mereka yang dari Pulau Jawa, dukung an dari Sumatera pun menguat. Seperti Kiai Salahudin Al Ayubi dari Pondok Pesantren Nurul Huda,

Pekanbaru, Riau. Dengan mantap beliau me ngatakan, “Bismillah, sepenuh hati kami

dukung Jokowi-JK”.

Silaturahim Jusuf Kalla di Ponpes Nurul Huda Pekanbaru Riau.

Page 13: Obor edisi 2

FATWA 13

Satu-satunya tokoh NU yang bersaing di pemili-

han presiden 2014 adalah pendamping capres Jokowi, yaitu

cawapres Jusuf Kalla. Para kiai pun yakin,

sosok JK mampu men-jaga tradisi NU.

Tarik-menarik kekuatan politik di pilpres 2014 ini sangat luar biasa. Kedua pasangan calon mengaku

mendapat dukungan penuh dari para kiai, ormas dan para ulama.

Begitu pula dengan calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Khusus untuk Jusuf Kalla (JK), secara khusus mendapatkan respon yang sangat baik dari para kiai dan pesantren di berbagai daerah. Salah satu tokoh yang mengapresiasi sosok JK adalah KH. Ahmad Basyir AS, pengasuh Pondok Pesantren An-Nuqayah, Guluk-Guluk, Semenep, Madura.

KH. Ahmad Basyir AS berharap, siapapun presiden yang akan memimpin bangsa ini, jangan sampai melunturkan tradisi NU. Bagaimanapun juga, tradisi NU harus diperhatikan dan dipertah-ankan sepanjang masa. Ia mengu-raikan, tahun 2014 akan menjadi penentuan bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih maju dan makmur atau sebaliknya.

“Sebab di tahun ini kita akan memilih presiden baru, presiden yang ketujuh, sejak berdirinya

negeri ini. Karena itu, jangan sam-pai pada momentum ini kita salah pilih, karena pilihan itu sangat menentukan bangsa ini ke depan,” katanya pada OBOR RAHMATAN LIL’ALAMIN.

DEKAT DENGAN JK Ketika ditanya soal dukungan

secara resmi, ulama kharismatik ini mengaku belum bisa mengu-mumkan ke masyarakat. Baginya, menentukan pilihan pemimpin Negara sebesar Indonesia itu tidak-lah mudah.

“Tentu harus istikharah dulu,” jelasnya.

Tapi, hingga ia menyatakan memiliki kedekatan yang sangat kuat dengan Jusuf Kalla, sebagai salah seorang tokoh NU. Artinya, meski belum bisa memberikan kepastikan kepada kedua pasang-an itu, namun secara pribadi, sela-ma ini ia mengaku dekat dengan Jusuf Kalla.

“Pak Jusuf Kalla itu orangnya suka bersilaturrahmi,” sambung-nya.

Tokoh nasional yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden periode 2004-2009 itu, lanjut Kiai Basyir, sudah berkali-kali datang bersilaturrahim ke rumahnya.

“Ia sering sekali datang bersila-turrahim kesini beserta rombong-annya,” imbuhnya.

TRADISI NUKiai Basyir juga mengatakan

cukup mengapresiasi atas banyak-nya dukungan para ulama dan kiai untuk menjadikan pasangan

Joko Widodo dan Jusuf Kalla seba gai calon presiden dan wakil presiden, lebih-lebih karena Jusuf Kalla adalah satu-satunya tokoh NU yang ikut bersaing dalam pemili-han umum nanti.

“Saya hanya berharap kepada mereka, nanti kalau sukses menja-di presiden dan wakil presiden, jangan sampai traidisi NU, seperti tahlilan itu luntur,” terang Kiai Basyir.

Sebab bagi Kiai Basyir, sampai kapan pun, tradisi NU yang telah berjalan selama ini harus diperta-hankan sepanjang masa. Karena itu, Ia berharap agar pemerintah yang akan datang betul-betul memiliki perhatian khusus terha-dap NU dan juga kemajuan bangsa Indonesia secara umum.

Ia melanjutkan, bahwa selama ini masalah tradisi seringkali dijadi kan alat untuk kepentingan politik, seperti dengan tudingan bid’ah dan sebagainya. Padahal tudingan tersebut semata-mata karena mereka tidak menge-tahui bagaimana tradisi itu sebenarnya.“Karena itu, ketika ada orang yang mengatakan bid’ah atas tradisi yang dijalankan NU, saya malah balik bertanya, yang bid’ah itu sebenarnya siapa? Bukannya pernyataan itu ter-balik?” imbuhnya. ❖ zin/kur

KH. Ahmad Basyir AS, Pengasuh Ponpes An-Nuqayah, Guluk-Guluk, Semenep Tentang JK:

Mampu Menjaga Tradisi NU

KH. Ahmad Basyir AS,

Page 14: Obor edisi 2

FATWA14

Sederhana, jujur, merak-yat dan dekat rakyat. Itulah alasan-alasan

ratusan kiai kampung di Jawa Barat mendu-kung Jokowi-JK. Bagi meraka, pasangan itu

memiliki moralitas yang sejalan dengan

warga NU.

Pencalonan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) se bagai presiden dan wakil presiden di pilpres

9 Juli mendatang mendatang sambutan yang luar biasa dari para kiai kampung di Jawa Barat. Buktinya, meski harus menempuh perjalanan jauh dari pesantren-nya masing-masing, mereka terlihat antusias memenuhi GOR Ma’arif Kampus Hijau Kaplongan, Kabupaten Indramayu, Selasa (17/6) malam.

“Kami sama sekali tidak per-caya dengan isu miring tentang Jokowi. Jokowi selalu menger-jakan salat dan bacaan salatnya juga sangat fasih. Bahkan dalam beberapa kesempatan saat kun-jungan, Jokowi sering menjadi imam dengan makmum para kiai,” ujar H Dedi Wahidi, Dewan Pembina Yayasan Darul Ma’arif Kaplongan saat deklarasi berlang-sung.

Bukti lain masifnya dukungan itu dibuktikan dengan keha-diran KH Luthfi El-Hakim, penga-suh Ponpes Buntet Cirebon. Menurutnya, Jokowi merupakan sosok yang sangat Islami. Bahkan Jokowi juga memiliki moralitas yang sejalan dengan warga NU.

“Saya benar-benar kagum dengan akhlak Pak Jokowi, yang

sangat menghormati para kiai,” ujarnya.

Santri dan AlumniBegitu pula KH Hasan Bisri

Syafei. Tokoh NU Karawang sekaligus pimpinan ponpes At-Tar biyyah Ciwulan, Telagasari itu memastikan bahwa keluarga besar pesantrennya bulat mendukung-nya. Mereka bersama ribuan santri dan alumninya siap memperjuang-kan pemenangan Jokowi-JK.

“Kami sudah bulat mendukung Jokowi-JK,” katanya.

Tak berbeda pula yang disam-paikan KH Moch Endin Sholehudin, pimpinan yayasan ponpes Nashirul Huda, Nagarakembang, Cingambul, Majalengka. Ia men-gaku sangat mengagumi kepriba-dian dan kepemimpinan Jokowi. Selain merakyat, sejak menjadi Wali Kota Solo, Jokowi sangat suka blusukan untuk bertemu langsung dengan rakyatnya.

“Saya merasa kagum dan bang-ga melihat sosok Pak Jokowi yang selalu tampil sederhana,” ungkap KH Endin.

Pernytaan dukungan pun mengalir dari KH Junaedi, pimpi-nan ponpes Al Baghdadi, Aman Sari, Rengasdengklok. Ia berdoa agar Jokowi memberi warna dan mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, bila nanti terpilih menjadi presiden.

“Walaupun beliau dengan jad-wal yang padat, tapi bisa menyem-patkan dirinya ke Ponpes Al Baghdadi. Saya juga kenal Jokowi bukan di saat menjadi capres, tapi berlangsung lama,” ujarnya.

Fasih MengajiDukungan terbuka untuk

Jokowi pun disampaikan KH Dodo Murtado Sidiq Sag, pimpinan Ponpes Miftahul Jannah Desa Cilaja Kecamatan Kramatmulya. “Saya melihat dari ketokohan beliau

(Jokowi, red) yang merupakan sosok sederhana dan merakyat,” ujarnya.

Soal keislaman Jokowi, Dodo mengemukakan hasil pertemuan PW NU Jabar belum lama ini, semua fitnah yang ditujukan kepa-da Jokowi lewat sebuah tabloid sudah dijawab.

“Ketika sambutan pun Jokowi membacakan surat al fatihah dengan fasih. Kalau bukan muslim saya kira tidak akan sefasih itu,” tandasnya.

Begitupun KH Aipudin, pimpi-nan Ponpes Mathlabul Hudam, Cigandeng, Menes, Banten. Baginya Jokowi adalah sosok pemimpin yang dirindukan rakyat. Orangnya merakyat dan sederhana.

“Yang penting bagi rakyat bukanlah pemimpin sekadar janji saja namun Jokowi mampu merea-lisasikan apa yang memang men-jadi kehendak rakyat,” katanya.

KH Aom Muhtadi, pimpinan Ponpes Al-Muhtadin di Kampung Dukuh, Rangkasbitung Timur, Rangkasbitung, Lebak, Banten pun siap mensukseskan pasang-an Jokowi-JK. Bagnya, Jokowi adalah figur pemimpin yang tidak berjarak dengan rakyat, sangat menghormati para kiai, tegas, sederhana serta jujur. “Keduanya telah terbukti berbuat untuk kes-ejahteraan rakyat,” katanya. ❖ zin

Kiai-kiai Kampung Memilih

Sejalan dengan Moralitas NU

Page 15: Obor edisi 2

15FATWA

Bagaimana komentar

Anda dengan pencalo-

nan Jokowi-JK sebagai

capres-cawapres?

Untuk Joko Widodo, saya rasa semua orang sudah tahu semua bahwa ia adalah orang yang suka blusukan dan sebagainya. Jadi, tanpa saya menjelaskan mereka sudah paham semua. Sementara untuk Jusuf Kalla (JK), dia juga tentu tidak asing karena pernah menjabat sebagai wakil presiden masa Susilo Bambang Yudhoyono (Sby). Di samping itu, di struktur PBNU, dia juga menjadi musta-syar PBNU. Artinya, Jusuf Kalla itu adalah orang NU.

Lalu apa yang tampak bagi

Anda dari keduanya?

Tentunya kedua pasangan itu sudah punya pengalaman dalam

pemerintahan. Namun dalam hal ini saya lebih banyak mengetahui kiprah Jusuf Kalla. Sebab de ngan Jokowi saya belum pernah ketemu langsung. Tapi yang jelas, dari informasi selama ini, semua orang pun sudah bisa mengetahui siapa Jokowi itu. Selain sederhana, orangnya juga selalu blusukan, dengan turun langsung untuk mengetahui masalah-masalah di lapangan.

Bagaimana respon masyara-

kat Madura?

Respon masyarakat di Madura saya rasa bagus, sekalipun mereka terbagi. Meski ada yang condong ke calon lain, saya rasa itu adalah biasa. Mudah-mudahan saja mere-ka, Jokowi-JK mampu mengem-ban tugas nanti dan bisa mem-bawa negara ini lebih maju dari segala aspek.

Harapan Anda untuk pasan-

gan Jokowi-JK?

Saya berharap, karena Jusuf Kalla adalah dari NU, maka nanti-nya harus ada orang-orang NU yang mengisi setingkat mente-ri, khususnya menteri agama, menteri pendidikan, kemudian menteri pertanian, dan menteri kehutanan dan kelautan. Saya rasa keempat menteri tersebut perlu dipegang oleh orang NU, mengingat NU tidak hanya fokus di masalah-masalah keagamaan,

melainkan juga pendidikan serta pengembangan pertanian di desa-desa dan sebagainya.

Lalu apa yang perlu dilaku-

kan Jokowi-JK ketika sukses di

pilpres nanti?

Yang terpenting bagi saya adalah bagaimana keduanya bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, sehingga keduanya mampu membawa Indonesia lebih maju. Sebab mere-ka sudah mendapatkan keperca-ya an dari masyarakat untuk memimpin negeri ini. Mudah-mudahan saja usaha dan perjuang-an keduanya nanti berhasil dan sukses.

❖ zin/kur

KH. Muh. Unais Ali Hisyam, Sumenep:

Dipilih karena JK NUKelebihan Jokowi-JK tak perlu diragukan lagi.

Apalagi Jusuf Kalla (JK), di struktur PBNU jadi mustasyarnya. Artinya, JK itu adalah orang NU.

Itulah alasan dia dipilih. Demikian KH. Muh. Unais Ali Hisyam, Pengasuh Pondok Pesantren

Ahlussunnah Wal Jama’ah, Ambunten, Sumenep, Madura. Berikut petikan wawancaranya.

KH. Muh. Unais Ali Hisyam

Jusuf Kalla

Page 16: Obor edisi 2

16 FATWA

RAIS Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar F Mas’udi menaruh hara-

pan besar pada pilpres 9 Juli menda tang. Ia menyatakan, rakyat Indonesia memimpikan agar calon presiden yang terpilih nanti adalah presiden yang bisa memaju kan bangsa Indonesia. Tak hanya itu saja, calon presiden yang terpilih nanti diharapkan bisa mengatasi permasalahan-per-masalahan di Indonesia. “Rakyat Indonesia butuh pemimpin yang bisa me ngatasi masalah dan memahami rakyatnya,” tutur Kiai Masdar, Sabtu (28/6).

MEMBAWA RAHMATDikatakan bahwa rakyat ber-

harap besar kepada kedua pasang-an Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan di Indonesia. Menurut pengamatan Kiai Masdar, masyarakat yang berharap adalah mereka yang sebenarnya berdoa agar capres yang terpilih nantinya merupakan sosok yang seperti diharapkan. Yakni sosok presiden yang bisa membawa rahmat

bagi seluruh rakyat Indonesia. Kiai Masdar juga mengaminkan adanya keinginan masyarakat yang menyebut calon presiden Joko Widodo sebagai Rahmatan Lil alamin. “Kita aminkan saja. Karena kita memang berharap ada rah-mat dari Tuhan yang melalui sese-orang, itu sangat luar biasa,” ujar Kiai Masdar.

Kiai Masdar sendiri juga me ngungkapkan bahwa dirinya sangat berharap dan berdoa agar pasangan Jokowi-JK memang akan membawa rahmatan bagi alam dan rakyat Indonesia khususnya.

Disebutkan, sosok Rahmatan Lil ‘alamin merupakan sosok seseorang yang benar-benar mendengar suara rakyat. Sosok yang bisa memberikan dan melayani rakyat Indonesia. Sosok yang bisa menjadikan Indonesia menuju kemakmuran. Maka rakyat Indonesia berharap bahwa capres nomor urut dua itu merupakan presiden rahmatan lil ‘alamin untuk seluruh rakyat Indonesia.

“Jadi rahmat ini untuk segenap bangsa dan penghuni Indonesia ini, melalui pemimpin kita nanti-

KH Masdar Farid Mas’udi, Rais Syuriah PBNU Tentang Jokowi:

Sosok yang Melayani,bukan Menguasai

KH Masdar F Mas’udi berpendapat bahwa Jokowi adalah presiden yang ikhlas mela yani

rakyat, bukan presiden yang menguasai rakyat. Itulah wujud sosok yang menjadi Rahmatan

Lil ‘alamin. Demikian pernyataan KH Masdar Farid Mas’udi ketika ditemui wartawan Obor

Rahmatal Lil Alamin Jakarta, Agil Bagus Prakoso.

KH Masdar Farid Mas’udi,

KH Masdar Farid Mas’udi, saat menjadi narasumber/pembi-cara pada sebuah acara

Page 17: Obor edisi 2

17FATWA

nya,” jelas dia.Dikatakannya, kemasalaha-

tan yang bisa berdampak bagi Indonesia jika capres Jokowi memimpin, maka kemakmuran yang bisa dirasakan oleh bangsa Indonesia. Menjadi pemimpin yang mau mendengar aspirasi rakyat, akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera. “Di pilpres ini kita semua berharap bisa melahirkan pemimpin yang bisa mengerti rakyatnya. Presiden kita nanti bisa memahami aspirasi rakyatnya, apa yang diinginkan rakyatnya, dengan begitu ia segera menyele-saikan permasalahan-permasalah-an yang tengah dihadapi,” terang Kiai Masdar.

Lebih dari itu, lanjut Kiai Masdar, presiden yang terpilih nantinya diharapkan akan bisa mengikhtiarkan dan mewujud-kan impian-impian rakyat yang sejati nya sudah lama dijanjikan tapi pada kenyataanya sampai sekarang masih juga belum bisa dirasakan.

“Kita sudah merdeka lebih dari 60 tahun dan menunggu lama tapi masih begitu banyak hal yang belum diselesaikan. Atau sudah diselesaikan, namun yang sudah diselesaikan satu, lima masalah lain baru terus bermunculan. Ya itulah harapan kita itu setiap pilpres. Kita memang berharap ada seorang pemimpin yang bisa membawa rahmat bagi seluruh rakyat Indonesia,” harapnya.

Kiai Masdar menilai, antara kedua calon presiden saat ini, keduanya adalah pemimpin yang terpilih dari rakyat. Melihat kondi-si bangsa Indonesia saat ini, Kiai Masdar merasa bahwa pemimpin yang sangat dibutuhkan rakyat Indonesia adalah seorang presi-den yang benar-benar ikhlas mau melayani rakyatnya. “Yang dibu-tuhkan itu presiden yang mau melayani rakyat, bukan presiden yang menguasai,” ungkap dia.

MENDUKUNG PENUHKiai Masdar juga mendukung

penuh atas pernyataan dari ca pres nomor urut dua Jokowi-Jk terkait dukungannya terhadap Palestina. Menurut dia, adanya dukungan yang dilakukan untuk membela Palestina merupakan sebuah bentuk penegakan dari undang-undang dasar. Pernyataan yang dilontarkan capres Jokowi tersebut ditanggapi positif Kiai Masdar. Hal itu menurutnya adalah obsesi dan cita-cita serta agenda dari politik umat Islam.

Kiai Masdar mengatakan bahwa isu perang di Palestina saat ini sedang melemah di Internasional. Karena itulah, adanya pernyataan capres Jokowi-JK yang mendu-kung penuh terhadap Palestina merupakan langkah yang baik. dukungan tersebut dinilai Kiai Masdar sangat pen ting lantaran hal tersebut adalah simbol komitmen dunia Islam di Indonesia terhadap suatu kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Selain itu, dukungan terhadap Palestina

juga merupakan suatu ben-tuk pengama lan kemerdekaan Indonesia serta undang-undang dasar Republik Indonesia. Oleh karena itu, apa yang ditegaskan oleh Jokowi-JK untuk Palestina adalah hal sangat positif. Seluruh bangsa harus mendapat kemerdekaan.

“Maka yang belum merdeka jadi harus kita bela. Apakah itu pembelaannya secara moral, poli-tik, konferensi sampai pada kekua-tan ekonomi dan kemampuan masing-masing,” tegas dia.

Hingga saat ini, Kiai Masdar berpendapat bahwa Indonesia baru terbatas memberikan dukung an politik kepada Palestina. Hal tersebut memang harus terus dilakukan supaya isu tersebut bisa membesar kembali. Paling tidak, seminimal mung-kin, dukungan moral dan politik harus terus dijalankan. “Kita kan memang bisa membantu secara

politik,” tandas dia.❖ nch/bag

KH Masdar Farid Mas’udi

Page 18: Obor edisi 2

18 FATWA

KETUA PP Muhammadiyah Dr

Anwar Abbas berpen-dapat bahwa calon

presiden mendatang harus sosok yang

memiliki komitmen tinggi untuk memper-

juangkan aspirasi umat Islam.

“Sosok kedua capres cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jk, ini semuanya baik.

Namun yang menjadi masalah nantinya, adalah kelompok pendu-kungnya,” ujar Anwar.

Karena Indonesia merupa-kan mayoritas penduduknya beragama Islam, maka suatu keha-rusan bahwa aspirasi umat Islam ini harus didengar.

Jika dilihat dari perspektif kepentingan umat, urai Anwar, kedua capres-cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, memiliki komitmen tinggi terhadap umat Islam Indonesia. “Jadi kedua capres ini sama-sama memiliki komitmen untuk umat Islam. Yang menjadi pertanyaannya adalah ketika salah satu capres tersebut menang, maka capres tidak bisa melepaskan hubungan dengan pendukung-pendukungnya itu,” tutur Anwar, Sabtu (28/6).

EKONOMI YANG ADILDikatakannya, masyarakat saat

ini bisa menilai mana capres-cawa-pres yang paling bisa memerjuang-kan aspirasi umat Islam. Hal tersebut bisa dilihat dari dari kendala-kendalanya saat ini, kemu-dian juga dari sejarah perpolitikan Indonesia.

“Adanya penolakan undang-undang yang memerjuangkan aspirasi umat Islam, menjadi salah satu bukti, agar masyarakat tidak salah memilih presiden nantinya,” tambah dia.

Anwar juga melihat bahwa kedua capres antara Parabowo dan Jokowi merupakan sosok yang rahmatan lil alamin. Rahmatan lil ‘alamin memang diharapkan masyarakat dari kedua capres saat ini. Masyarakat memang menaruh harapan agar salah satunya itu bisa membawa

rahmat bagi rakyat Indonesia.“Saya melihat kedua capres

ini adalah rahmatan lil ‘alamin. Tidak ada cacat bagi keduanya. Keduanya sama-sama berpikir untuk menerapkan ayat Rahmatan Lil ‘alamin. Jadi tidak ada masalah sedikitpun bagi kedua sosok ini,” lanjut Anwar.

Setelah melihat pemaparan visi dan misi dari kedua capres cawa-pres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, Anwar menilai bahwa kedua pasangan calon memiliki plus minus masing-masing. Malahan, Anwar berpendapat yang paling cocok yakni keduanya digabung-kan. Pasalnya, di antara mereka akan bisa saling melengkapi. “Jadi sebenarnya lebih bagus antara Jokowi dan Prabowo itu disatu-kan. Jadi sangat bagus sekali itu,”

Dr Anwar Abbas, Pengurus PP Muhammadiyah:

Pak JK KomitmenMembela Ekonomi Rakyat

Dr Anwar Abbas

Page 19: Obor edisi 2

19FATWA

ungkap Anwar.Mengenai dampak kemaslaha-

tan bagi Indonesia ketika salah satu capres menang, Anwar menuturkan, kembali lagi bahwa umat Indonesia sekitar 88 persen mayoritas Islam. Tapi masalah ekonomi bukan di tangan umat. Seperti halnya 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu orang Islam yakni Chairul Tanjung. Sementara di Indonesia ini yang mayoritas umat Islam malah terbalik. Di bidang ekonomi, yang 90 persen bukan Islam menguasai. Dari hal itu, Anwar mengamati bahwa ada tanda-tanda yang salah. Inilah yang nantinya menjadi tugas presi-den mendatang dengan mencipta-kan kehidupan ekonomi yang berkeadilan.

“Keuangan ini kan berkutat hanya di segilintir orang, peran ekonomi bukan di kalangan

umat Islam. inilah kendalanya. Inilah yang menjadi pertanyaan, kepada siapa kira-kira harapan ini bisa digantungkan? Jelas bisa digantung kan kepada kedua cap-res ini. Tetapi ketika ini sudah digantungkan, apakah hanya kedua orang ini yang akan menye-le saikannya? Tentu tidak. Pasti ada faktor eksternalnya. Ketika bicara seperti ini, maka kembali lagi kepada masyarakat untuk bisa memilih yang mana,” beber Ketua MUI Pusat Bidang Ekonomi ini.

DEKAT CAWAPRESAnwar menaruh harapan besar

bagi kedua capres Prabowo mau-pun capres Jokowi. Ia mengingin-kan agar keadaan umat Islam semakin baik, kondisi bangsa Indonesia semakin baik pula.

Lebih dari iatu, ia berharap agar keadaan ekonomi tidak hanya berkutat pada segelintir orang. Sehingga kekayaan bangsa yang sejatinya untuk rakyat Indonesia juga tidak seluruhnya dinikmati oleh asing.

“Kekayaan bangsa ini kan sung-guh luar biasa, maka dari itu, de ngan kekayaan ini diharapkan presi den nantinya bisa meng-gunakan kekayaaan rakyat untuk memakmurkan rakyatnya,” jelas dia.

Anwar juga mengaku jika diri-nya sangat dekat dengan Hatta Rajasa maupun Jusuf Kalla. Namun demikian, ia harus memilih di antara keduanya. Menurut dia, kedua cawapres ini juga menye-barkan rahmatan lil ‘alamin. Di mata Anwar, sosok kedua cawa-pres ini sangat baik. ia sendiri tidak mampu utuk mengukur kebaikan keduanya. Kedekatan Anwar dengan JK karena bidang ekonomi. Karena masalah-masalah ekonomi itulah, Anwar dan JK sa ngat dekat.

“Setiap saya undang, jauh sebelum pilpres ini, mereka selalu menyempatkan waktu untuk hadir. Jadi saya sendiri bingung mengukurnya. Keduanya sangat baik bagi saya. Saya juga pernah me nyetop Pak JK untuk bicara dengan Pak Din Samsyuddin menge nai instruksi agar tidak bicara politik terus menerus, melainkan bicara masalah eko-nomi. Jadi menurut saya, Pak JK ini memiliki komitmen membela ekonomi rakyat, demikian juga

Pak Hatta. Kedua-duanya sa ngat baik. Kalau Pak

Hatta itu orangnya rapi dalam administrasi.

Jadi bisa dikatakan ahli manajemen. Kalau Pak JK ini mampu mengge-brak dan menyelesaikan masalah,” tegas dia.

❖ nch/bagDr Anwar Abbas

Page 20: Obor edisi 2

WAWANCARA20

Seorang Jokowi ternya-ta mendalami betul aja-

ran Alquran. Bahkan dia memfavoritkan surat Al Humazah.

“Surat ini mengingat-kan bahwa tidak baik

menjadi dengki dan iri hati,”ujar Jokowi

kepada Ayatollah Antoni dari Obor

Rahmatal Lil Alamin: Berikut petikan wawan-

caranya.

Semakin

mendekati pil-

pres, serang-

an yang

menyudutkan pak

Jokowi seolah

semakin kencang.

Apa yang Pak

Jokowi lakukan?

Kampanye hitam ya lawan dengan kebaikan. Lawan saja dengan kesabaran.

Ada doa khusus?

Nggak ada he he he.

Dengar kabar akan umroh

pada pada tanggal 6 Juli hingga

sebelum pilpres besok. Ada doa

khusus di sana?

Doa saya nanti semoga pilpres lancar, masyarakat diberi ketenan-gan berpikir dan hati bersih untuk

menentukan pemimpin yang akan datang.

Sebenarnya hikmah apa

yang ditangkap Pak Jokowi

dengan menjadi capres ini?

Hikmahnya bahwa memimpin negara ini perlu dukungan penuh masyarakat. Memimpin negara sebesar ini perlu persiapan men-tal, butuh persiapan fisik dan

pikiran-pikiran besar untuk membawa

masyarakat menjadi lebih baik.

Beberapa waktu lalu san-

gat rutin ke kalangan ulama.

Seberapa besar dukungan

ulama ke Jokowi-JK?

Saya tak mau mengklaim, tapi silakan tanyakan ke para ulama-nya. Mendukung Jokowi atau tidak. Kenapa mendukung Jokowi-JK, pasti mereka punya alasan-ala-

san kuat.

Dengan Pak JK memang ada

chemistry?

Sangat cocok. Sama-sama, cengkok (gaya) juga sama. Sama-sama cepat dalam memutuskan, kecepatan bertindak. Mirip-mirip lah

Ada surat di Alquran yang

jadi favorit?

Surat Alhumazah. Ini mengingat kan bahwa tidak

baik menjadi dengki, tidak baik yang namanya iri dan tidak baik menum-puk kekayaan. Itu sangat baik untuk mengingatkan. Itu pedoman hidup saya. Hidup juga harus selalu berserah diri, selalu tawakal. Itu justru yang memberi kesejukan dan mengenakkan hati.

Anda optimistis

bakal memenang pilpres

nanti?

Keyakinan harus ada. Sepanjang kita melangkah dengan niat baik, keyakinan untuk berhasil harus terus kita pegang.

Apakah saat umroh

nanti juga akan bermunajat

agar memenangi pilpres?

Ha ha ha...doa saya agar masyarakat diberi kekuatan, ketenangan untuk memilih pemimpin yang tepat.

Berarti sudah yakin

menang?

Ha ha ha... Bismillah saja. ❖ nch

Jokowi Umrah Menjelang Pilpres

Surat Al HumazahPedoman Hidup Saya

Jokowi dan Istri saat melakukan ibadah Umrah.

Page 21: Obor edisi 2

KONTROVERSI & SAKSI 21

BAKDA ISYA, Masjid Ali Akbar, di kompleks Ponpes Annajiyah, Sidosermo Surabaya,

Sabtu malam lalu, sedikit lebih ramai dari hari biasa. Tapi tidak berbeda dibanding tahun lalu, saat pertama tarawih menyosong-song Ramadhan. Padahal, hari itu, 28/6, Capres populer Joko Widodo ikut berjamaah di situ. Kehadirannya yang diam-diam, dengan berbaju koko putih, sarung warna gelap dan berkopi-ah hitam, Jokowi –panggilan akrab pria sederhana itu— hanya santri biasa, penduduk biasa yang tarawih menempati shaf ketiga di belakang imam.

Polisi pengawal dan mobil rombongan yang berhenti di jalan raya agak jauh dari masjid terse-but, menyebabkan tidak banyak yang mengira bahwa Jokowi, hari itu benar-benar bisa ikut terawih berjamaah di masjid Ali Akbar tersebut. Kesederhanaannya yang menolak menempati shaf depan karena shaf tersebut sebelum-nya sudah penuh, menyebabkan

jamaah lain, yang ingin melihat di mana Jokowi, tidak bisa gampang mengetahui. Ketika wartawan menemukan posisinya, maka ditunggunya Jakowi menoleh untuk dipotret. “Bener, itu Pak Jokowi,’’ kata Yunan Muzakki, santri yang baru bergabung ikut tarawih setelah Jokowi menoleh.

Rakaat demi rakaat dilewatinya secara khusyuk. Bersama sekitar 300 jamaah yang memadati masjid tersebut, Jokowi tampak sese-kali wirit dan bershalawat di sela salam.

Tak ada pengawalan di sisi kiri kanannya, tidak ada ajudan ataupun orang-orang partai. Tidak juga pendukung yang biasanya menyesaki jalan ketika Jokowi melangkah di suatu acara.

Di kanan kirinya hanyalah jamaah salat dari warga dan santri setempat.

AKSI FOTOGRAFERYang bikin heboh justru foto-

grafer dan wartawan. Karena sempitnya ruang gerak mereka,

terpaksa harus nyanggong. Shalat tarawih terus saja berlangsung. Tapi fotografer tetap sibuk cari sudut pemotretan yang pas. Berebut karena tak mungkin mene robos atau menyelinap di balik para jamaah lainnya saat sedang salat. Maka sisi kiri dan kanan jamaah shaf ketiga itu yang jadi rebutan.

Akhirnya, begitu imam salam tanda berakhirnya salat, dan Jokowi pun turut salam dengan menolehkan kepala ke kanan, di situlah, jepret-jepret-jepret….,jepretan kamera tertuju pada dirinya. Demikian juga saat salam selanjutnya dengan menoleh ke kiri, mata lensa terus membi-diknya. Hanya itulah yang bisa dilakukan para jurnalis sampai rangkaian salat tarawih selesai.

Sebenarnya tidak sedikit dari santri dan warga sempat pesimis bahwa Jokowi bisa menyele-saikan salat tarawih malam itu. Penyebabnya, masjid tersebut dikenal masyarakat sebagai masjid paling lama salat tarawihnya. Salat tarawih di masjid tersebut digelar

Di Masjid Tertua Surabaya: Seperti di Masjidilharam

Jokowi Tarawih 23 Rakaat dan 1 Juz Albaqarah

Jokowi, melakukan salat tarawih pembuka di masjid Ali Akbar, komplek pesantren Annajiyah, Sidosermo, Surabaya

Page 22: Obor edisi 2

KONTROVERSI & SAKSI22

sebanyak 20 rakaat ditambah tiga rakaat witir. Dalam pelaksanaan salat tarawih malam itu, imam telah tuntas membaca satu juz Alquran. Karena itulah beberapa masyarakat menyebut pelaksa-naan tarawih di masjid itu rasanya seperti tarawih di masjidilharam, Arab Saudi.

“Saya tidak tahu apakah nanti pak Jokowi bisa sampai sele-sai tarawihnya, karena di sini memang lama sekali, biasanya sih selesai pukul 21.00 wib,” ujar Sholihah, warga di sekitar masjid.

Namun keraguan Sholihah terbantah saat Jokowi mengikuti rangkaian salat tarawih itu sampai tuntas. Wanita yang rumahnya di sekitar masjid itu pun mengaku kagum.

Jam menunjukkan pukul 21.30 wib, dan ibadah salat tarawih pun berakhir. Jokowi bersalaman dengan imam dan makmum lain-nya. Seperti biasanya, jamaah salat langsung berburu berjabat tangan hingga langkah Jokowi keluar

masjid tersendat.

DOA UNTUK JOKOWIRatusan harapan dan doa pun

keluar dari mulut santri dan warga yang ditujukan kepada Jokowi.

“Semoga nanti menang, Pak, jadi presiden, jangan lupa per-hatikan para santri, Pak,” ujar Rohman, salah satu santri.

“Benar, Pak Jokowi, masyara-kat kecil juga diperhatikan ya,” celetuk warga yang lain menaruh harapan. “Cara berbaur Bapak menyenangkan. Bapak tidak minta diuatamakan. Bapak hanya mau diperlakukan seperti rakyat umumnya. Jangan berubah ya Pak?” Kata Fatkhurahman, santri senior di situ.

Jokowi pun tersenyum dan mengamini harapan-harapan itu. Ia dengan sabar melayani permintaan jabat tangan dan rela berdesak-desakan. Di pela-taran masjid, sudah menunggu

ratusan santri, ibu-ibu dan anak-anak. Tanpa dikomando, mereka kompak meneriakkan namanya: “Jokowi….! Jokowi…!”

Melewati gang kecil, Jokowi kini lebih sulit berjalan karena antusias warga yang kian tinggi. Suara yel yel pun kian kencang hingga awak media kesulitan mewawancarainya. Di sela-sela menyalami warga, kepada wartawan Obor Rahmatan Lil ‘Alamin ini, Jokowi mengekspre-sikan kebahagiaannya. Ia senang dapat melaksanakan salat tarawih pembuka di Ramadan tahun ini di pesantren tertua di surabaya tersebut, bersama para santri dan warga.

“Saya senang, bahagia tarawih bersama santri dan warga, bacaan Alquran imamnya tadi panjang, tapi enak, seperti salat tarawih di Masjidilharam. Baca suratnya Albaqarah, satu juz,” ujarnya terse-nyum.

❖ zin/yun

Jokowi, saat tiba di Masjid Ali Akbar, di kompleks Ponpes Annajiyah, Sidosermo Surabaya

Khusyuk menjalankan ibadah.

Khusyuk menjalankan ibadah.

Jokowi, meninggalkan masjid Ali Akbar.

Page 23: Obor edisi 2

KONTROVERSI & SAKSI 23

KH. Maimoen Zubair, pengasuh Pondok

Pesantren al-Anwar Rembang, dalam

wa wancara de ngan Obor Rahmatan

Lil’alamin Kamis (19/6), tegas menga-takan bahwa diri nya

cenderung kepada Jusuf Kalla (JK) karena

JK orang NU walau-pun di GOLKAR.

Berikut transkripnya yang diambil dari

hasil rekaman. Tanpa dikurangi dan dilebih-

kan.

Bagaimana Pandangan

Mbah Maimun tentang

Pilpres kali ini?

Pelaksanaan pilpres kali ini, calon ada dua. Semuanya ada kesimbungan dengan saya. Sebab Pak Jokowi juga ke sini. Prabowo juga ke sini. Sama sama ke sini. Saya juga gembira atas kedatangan pak Jokowi ke sini bergandengan dengan JK. Saya sendiri ada kecenderungan yaitu dengan bapak JK. JK itu orang NU walau di Golkar. Paham ya. Oleh karena itu, ya nanti siapa yang jadi harus kita akui sebagai presiden Republik Indonesia.

Kami juga telah lama seper-juangan dengan Bu Mega sejak jaman Orba. Sedangkan Prabowo, saya sudah tahu kiprahnya sejak dulu. Hal yang membuat saya terke san dengan kontribusinya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Saat menetap di Yordania, dia banyak membantu

pembangunan negeri itu, menjadi penasihat raja dan bahkan mem-bantu membangun masjid nabi Syuaib di sana.

Tentang himbauan agar

tidak menyebarkan kampanye

hitam?

Itu jangan. Jangan menyebar-kan apa yang dikatakan kampanye hitam. Kampanye biasa-biasa saja. Supaya saling menonjolkan renca-na atau program apa yang akan dijalankan kalau jadi presiden. Itu juga menjadi penilaian para pemilih. Jadi apa yang diangan-angan akan menjadi kenyataan. Kampanye yang baik, jangan sam-pai saling menjatuhkan. Itu nggak boleh. Termasuk black campaign

Mengapa NU sekarang ini

menjadi lahan rebutan para

capres?

Itu sudah sejak dulu, sebab NU itu besar tapi NU itu di mana-mana dengan keberagamannya. Dalam hal politik, ulama NU bera-gam pendapat dalam hal dukun-

gan. Seorang Kiai NU mendukung salah satu calon, kiai NU lainnya mendukung calon lain. Keragaman itulah yang membuat para capres-cawapres berebut dukungan dari NU. Itu wajar saja, bahkan saat ini ada pada pilpres kali ini, sejumlah unsur dari beberapa partai sedang mengalami perpecahan.

Apa harapan Mbah Maimoen

untuk Pilpres Mendatang?

Siapapun yang jadi presiden, saya harap ada kesinambungan dengan pemerintah sebelumnya. Apa yang baik dipertahankan, dan apa yang menjadi kekurangan dibenahi. Saya lihat kekurangan negara ini adalah kesinambun-gan tersebut. Dengan adanya kesinambungan (program kerja) de ngan presiden-presiden sebel-umnya, diharapkan NKRI bisa men-jadi lebih maju menjadi negara yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Negara yang gemah ripah loh jinawi mendapat-kan ampunan dan nikmat dari Allah SWT.❖

KH. Maimoen Zubair Pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar, Rembang

Cenderung ke JK karena Orang NU

KH. Maimoen Zubair

Page 24: Obor edisi 2

24 KONTROVERSI & SAKSI

“Jokowi tidak punya masalah. Tampak jelas kejujurannya,” itulah alasan Nusron Wahid mendukung pasangan Jokowi-JK. Padahal, partai Golkar tempat-nya bernaung mendu-kung capres Prabowo-

Hatta.

Nama ketua Umum GP Ansor, yang sekaligus Ketua DPP Golkar itu santer dibicarakan.

Itu tak lepas dari keputusannya mendukung pasangan capres-cawapres Jokowi-JK. Keputusan itu tentu berseberangan dengan kebijakan partainya yang mendu-kung pasangan Prabowo-Hatta. Apa alasannya? Berikut petikan wawancara wartawan Obor Rahmatan Lilalamin, M Fathra Nazrul dengan Nusron di Jakarta, Selasa (1/7) malam:

Mengapa Anda mendukung

pasangan Jokowi-JK?

Pertama, karena pilihannya cuma dua, Jokowi dan Prabowo. Kalau diminta memilih, orang yang masih punya masalah, dalam konteks sejarah saya tidak bisa terima, ya saya pilih capres yang tidak punya masalah.

Kedua, karena saya ingin ada perubahan suasana di Indonesia. Perubahan suasana itu saya ingin menampilkan sosok Jokowi yang lain mo delnya dengan kepemimpinan peja-

bat yang ada di Indonesia saat ini.

Artinya kalau selain Jokowi

akan sama saja?

Akan sama saja.

Perbedaan apa sih yang

Abang lihat dari Jokowi diban-

ding yang lain?

Pertama, Jokowi penampilan-nya sederhana, Jokowi itu tampak jelas kejujurannya. Kedua, Jokowi tampak sebagai representasi pemimpin Indonesia yang sebenar-nya, gak kebarat-baratan, gak nggaya.

Memberikan dukungan pada

Jokowi-JK atas keinginan pri-

badi?

Kalau bukan pribadi apa lagi. Jadi itu salah satu yang buat Jokowi lain dari yang lain.

Banyak yang bilang Jokowi

hanya pencitraan?

Kalau ada pencitraan, kenapa yang lain tidak bisa mencitrakan seperti itu. Orang itu dicitrakan seperti itu harus punya basis. Kalau memang basis dari awal jujur, dici-

trakan jujur apa salah? Orang baik dicitrakan baik apa salah? Yang salah itu, kalau orang jahat diicitra-kan baik. Kalau begitu, yang lain coba saja pencitraan seperti itu, gak ada salahnya.

Apa ada yang menga-

jak Anda untuk mendukung

Jokowi-JK?

Gak ada yang ngajak, saya apa namanya, secara pribadi ingin ada perubahan di Indonesia yang lebih baik dari hari ini. Supaya Indonesia bisa menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya, karena itu saya pilih dia.

Apa dengan dukungan

Abang, otomatis GP Ansor dike-

rahkan ke Jokowi-JK?

Kalau saya mendukung orang, saya yakini orang itu baik, saya akan ajak semua orang. Kalau ada hal baik saya kabarkan kebaikan orang itu, saya kabarkan kepada semua orang, keluarga, teman, saya sadarkan mereka. Termasuk di GP Ansor saya sadarkan.

Perkembangan sanksi peme-

catan dari Golkar seperti apa

Bang?

Saya belum ikuti per kem bang-an nya. Sekarang saya hanya kon-sentrasi masalah pemenangan Jokowi-JK. Tidak ngurusi peme-catan saya.

Suara abang kan terbesar

di Jateng, apa ini juga akan

dihibahkan ke Jokowi-JK?

Iya, seperti saya katakan tadi. Dikerahkan untuk

pemenangan Jokowi-JK. ❖

Nusron Wahid, Ketua DPP Golkar:

Jokowi itu Tampak JelasKejujurannya

Nusron Wahid

Page 25: Obor edisi 2

25KONTROVERSI & SAKSI

“Saya mendukung pen-capresan Jokowi karena

dia sosok yang sederhana dan tidak sombong,”

demikian ungkapan Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif, mantan Ketua Umum

Muhammadiyah, tentang kemantapannya memi-lih Jokowi. Menjelang pemilu presiden, Buya dan Jokowi sudah lima

kali bertemu.

TOKOH Muhammadiyah Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif mendukung calon presiden dari PDIP Joko

Widodo. Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif juga meminta agar keluar-ga PDIP berdarah Soekarno untuk kompak mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden pada 9 Juli. Berikut petikan wawancar-anya:

Apa kesan Anda terhadap

sosok Jokowi?

Dia sosok yang sederhana dan tidak sombong. Dia pem-impin yang bicara apa adanya. Jokowi tidak peduli citra-citra. Tampilannya begitu saja, pakai baju murah, sepatu murah. Masyarakat memerlukan pem-impin seperti itu.

Artinya, Anda mendukung

pencapresan Jokowi?

Kalau saya sudah lima kali ber-temu dengan Jokowi, tafsirkan saja apa itu artinya. Artinya sudah ada isyarat, ada tanda-tanda.

Apakah hal ini akan ber-

dampak terhadap dukungan

Muhammadiyah?

Orang Muhammadiyah itu mer-deka. Sebagai warga negara pili-hannya ada pada mereka, terse-rah mereka. Saya bukan dalam struktur lagi.

Dalam pertemuan dengan

Jokowi, apa yang Anda sam-

paikan?

Saya berharap, Jokowi bisa berpegang kepada Tri Sakti Soekarno yang dicetuskan pada 22 Juni 1966. Itu cita-cita kemer-dekaan. Jangan disia-siakan dan jangan diterlantarkan.

Saat ini, siapa yang kua-sai perbankan? Pertanian? Pertambangan? Itu hampir semua dikuasai asing atau agen-agen dalam negerinya yang saya

katakan londo ireng. Ini tidak ses-uai dengan Trisakti Bung Karno.

Di masa depan, Indonesia harus bebas dan berdaulat dalam politik, berkepribadian dalam berbudaya dan berdikari dalam ekonomi. Sekarang, seluruh-nya terlantar. Harus kita benahi. Ini bukan hanya cita-cita Bung Karno, tapi dengan alasan ini kita ciptakan kemerdekaan.

Soal JK sebagai cawapres

Jokowi?

Menurut saya, Jokowi perlu didampingi orang yang berpen-galaman dan bisa bekerja sama. Umur nggak penting, militer, sipil, laki-laki dan perempuan, nggak penting. Yang penting, bisa mem-benahi permasalahan bangsa.

❖ nch

MASYARAKAT PERLUPEMIMPIN SEPERTI DIA

Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif: Jokowi itu Bicara Apa Adanya

Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif dan Joko Widodo.

Page 26: Obor edisi 2

26 KONTROVERSI & SAKSI

Pemilu Presiden adalah memilih figur. Lebih per-sonal dibanding pemilu legislatif. Tak heran,

meski berada dalam satu perahu partai politik, bisa saja kader ber-beda pilihan soal siapa yang layak mereka dukung. Itu yang terlihat saat ini.

Seperti sikap yang ditun-jukkan politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) Wanda Hamidah. Meski partainya mendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden, dan Ketua Umumnya menjadi pasangan calon wakil Presiden, Wanda tidak mendu-kungnya.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta itu punya pilihan lain. Yakni, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan koalisinya. Wanda terang-terangan mengambil sikap berseberangan. Dan dia yakin, PAN akan mema-hami sikapnya itu. Wanda bahkan tidak takut jika ada sanksi yang dijatuhkan PAN.

“Mungkin saya dianggap melakukan kesalahan di mata partai, tapi saya juga mengang-gap partai melakukan kekeliruan dalam koalisi,” ujar ibu dari lima anak ini.

Artis yang juga aktivis perem-puan ini mengatakan, jika pilihan-nya untuk mendukung Jokowi-JK mendapat reaksi keras dari partai

seperti ancaman pemecatan, ia tidak khawatir.

“Kalau mau dipecat, saya ini bukan pengurus partai, jadi apanya mau dipecat. Lagipula, ini dinamika,” ujar perempuan kela-hiran Jakarta, 21 September 1977.

Agar lebih detail tentang ala-san Wanda Hamidah mendukung Jokowi, berikut petikan wawan-caranya:

PAN berkoalisi dengan

Gerindra dan mengusung

Prabowo-Hatta, bagaimana

sikap Anda?

Jujur, saya merasa sangat kecewa, sedih dan terluka dengan keputusan PAN. Bahkan, ketika ketua umum saya melakukan koali-si, ini menjadi luka yang harus saya telan dalam-dalam. Saya tetap tidak bisa menerima. Di mana pun para aktivis 98 berada, idealisme itu tetap akan mereka bawa. Karena sejak awal saya ter-jun ke politik, salah satunya untuk mendesak penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu.

“JUJUR, saya merasa sangat kecewa, sedih dan terluka dengan keputusan Induk Partai Saya,” demikian ungkapan Wanda Hamidah, Politisi Perempuan yang memilih mendukung capres Jokowi, dan berseberangan dengan partainya.

Wanda Hamidah, Politisi PAN:

Jokowi Jujur & Membawa Perubahan bagi Rakyat

Wanda Hamidah

Wanda Hamidah

Page 27: Obor edisi 2

KONTROVERSI & SAKSI 27

Alasan Anda mendukung

Jokowi?

Saya rasa partai mengerti me ngapa saya tidak sepaham dengan arah koalisi karena partai politik saya mendukung Prabowo. Saya mendukung Jokowi-JK, bukan tanpa alasan. Sewaktu orde baru lalu, saya benar-benar mera-sakan tindakan represif aparat saat mahasiswa dan demonstran menggulingkan rezim Orde Baru. Saya berada di TKP saat itu. Saya termasuk satu dari ratusan ribu mahasiswa yang turun ke jalan. Dalam kejadian itu pula, beberapa mahasiswa tewas tertembak.

Anda melihat Jokowi pantas

menjadi Presiden?

Meskipun baru menjabat sebagai gubernur DKI selama kurang lebih 1,5 tahun, Jokowi telah melakukan banyak kebija-kan signifikan bersama wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama. Saya menilai mereka berdua cukup ber-hasil membangun “Jakarta Baru” meski dus permasalahan utama Jakarta, seperti macet dan banjir belum terselesaikan. Tapi, banyak kebijakan yang telah terealisasi.

Misalnya, transparansi birokra-si, jaminan kesehatan melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS), jaminan pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP), penertiban pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang dan komunikasi dengan para demon-stran yang melakukan aksi ke

Balaikota Jakarta.Bahkan, saat ini kinerja kepala

dinas selalu merasa terawasi. Kalau pada era sebelumnya, PNS DKI seperti terlalu dimanja dan dilin-dungi. Lain dengan era Jokowi, jam 8 pagi sudah blusukan dan sidak. Blusukannya pun tidak basa-basi.

Apa yang Anda lakukan

untuk memenangkan Jokowi?

Saya bersama sejumlah artis membuat wadah bernama Gerak Cepat untuk menyuarakan dukung-an terhadap Jokowi-JK. Gerak Cepat itu merupakan gabungan individu muda.

Selain itu, gerakan ini juga diharapkan bisa menyatukan rela-wan-relawan muda pendukung Jokowi-JK yang tersebar di ber-bagai daerah dan selama ini berjalan sendiri-sendiri. Intinya, gerakan ini merupakan tempat berkumpulnya anak-anak muda dengan inisiatif baik yang ber-sedia mendukung berbagai per-baikan bagi Indonesia.

Kami yang tergabung dalam gerakan ini merasa yakin atas pili-han kami dan bukan sekadar ikut-ikutan. Kami berharap perubahan menuju Indonesia Jaya dapat ter-wujud ditangan Jokowi-JK. Kami juga optimis pemerintahan akan bisa berjalan maksimal di tangan keduanya.

Apa harapan Anda, jika

Jokowi-JK memenangkan

Pilpres?

Saya optimis pemerintahan akan bisa berjalan dengan mak-simal di tangan Jokowi-JK yang sederhana, merakyat dan ramah dengan rakyat serta terkenal pa ling netral. Selain itu, Jokowi-JK juga harus mampu menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu. Saya akan meminta Jokowi-JK untuk berkomitmen menuntaskan kasus-kasus dugaan pelanggaran HAM yang terjadi selama ini.

Meski begitu, siapapun pemim-pin yang terpilih nanti, jangan jadikan kasus pelanggaran HAM ini sebagai komoditas politik. Meski, saya dukung Jokowi-JK, nanti saya akan tagih, komitmen presiden terpilih atas kasus Mei 1998 ini seperti apa. Saya menginginkan semua pihak atau aparat pene-gak hukum yang diduga terlibat dalam kasus tersebut, baik itu dari kalangan TNI maupun Polri, haruslah mempertanggungjawab-kan perbuatannya di depan pen-gadilan. ❖ nch

Wanda Hamidah, politisi Perempuan yang memilih mendukung capres Jokowi

Wanda Hamidah

Page 28: Obor edisi 2

INTERMESO28

Sederhana serta tampil apa adanya adalah kesan yang muncul dari sosok Capres no urut 2, Joko

Widodo. Karakter itu juga yang membawa Gubernur DKI non aktif ini kepada cerita-cerita menggelitik selama dirinya jadi pemimpin, baik di Surakarta maupun Jakarta. Berikut kisah-kisahnya.

Terinjak Tali Sepatu Sendiri

Jadwal yang padat membuat Joko Widodo melupakan hal-hal kecil, seperti mengikat tali sepa-tunya sendiri. Dia baru menyada-ri setelah kesandung tali sepa-

tunya tersebut. Ceritanya, dari Balaikota Jakarta, suatu malam, Jokowi bersiap pergi untuk menemui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, membicarakan crea-tive public space.

Sehabis berbincang dengan wartawan, dia menuju mobil Kijang Innova hitam yang akan mengantarnya. Saat itulah Jokowi nyaris jatuh kesandung tali sepatunya. Wartawan yang melihat itu pun refleks teriak. “Hati-hati, Pak,” ujar wartawan kompak. “Ini nih, lihat nih, saya enggak sempet pakai sepatu,” kata Jokowi sambil tetap tersenyum.❖

Terinjak Tali SepatuHingga Dikira Ajudan

CERITA UNIK KETIKA BLUSUKAN

Joko Widodo memang sosok yang merakyat. Tak heran di awal karirnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia langsung mengge-brak dengan tradisi blusukannya. Pagi, siang, dan malam, ia tak henti menyambangi berbagai tempat, dari sungai, rumah susun, taman hingga pintu air. Tanpa lelah, tanpa protokoler, tidak ada sekat, Jokowi bebas berbicara dengan warga. Di saat Jokowi keliling, ada beberapa penggal kisah lucu dan unik.

Istri ketinggalanPernah suatu ketika, Jokowi

mengajak sang istri, iriana untuk ikut blusukan. Jokowi memang selalu bergerak cepat saat

meninjau di lapangan. Jokowi berpindah dari satu tempat ke tempat lain hanya dalam hitung-an menit. Istri Jokowi, Iryana Widodo, yang diajak meninjau rumah susun pun ketinggalan. Jokowi dan istri memang beda mobil.

“Istri saya saja tadi keting-galan,” kata Jokowi melukiskan kegesitannya saat sidak.

Kebetulan ketika itu, moment Idul Adha, usai salat, Jokowi mengunjungi sejumlah tempat. Dia melakukan inspeksi di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. “Habis ini ke rumah dinas dulu. Habis itu Salat Jumat, habis itu yang kemarin saya kunjungi Marunda, mungkin Bukit Duri dan mungkin ke Manggarai,” kata Jokowi. ❖

Kecoh Petugas Dishub

Suatu waktu pada awal menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi blusukan ke Jakarta Barat. Dua pe ng-a wal bermotor dari Dinas Perhubungan pun melakukan pengawalan kendaraan dinas-nya. Namun, pengawalan terse-but dianggap Jokowi terlalu berlebihan karena berjalan zigzag. “Sudah bunyi nguing nguing, jalannya gini-gini (zig-zag). Saya paling enggak suka itu dikawal dengan cara seperti itu. Ganggu orang,” ujarnya.

Jokowi pun memiliki ide menjahili sang pengawal, yakni dengan menyuruh sopirnya untuk belok ke kiri. “Jadi, motor nya lurus terus saya belok kiri. Dia nengok spion, lah Gubernur saya mana,” ujarnya.

Kisah ini terjadi pada masa kampanye pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Solo ta hun 2005. Saat itu, FX Hadi Rudyatmo yang saat itu Cawali, dijadwalkan kampanye bersa-ma Jokowi di gaerah Kadipiro dengan mengendarai sepeda motor. Rudy di depan semen-tara Jokowi membonceng.

Rudy yang merasa tandem-nya sudah naik langsung tancap gas menuju lokasi. Namun di tengah jalan seorang anggota tim sukses menyusul dan mem-beri tahu bahwa Jokowi ter-tinggal di belakang. Saat Rudy menoleh ke boncengan, Jokowi memang tidak ada.

“Saya kira sudah membon-ceng, jadi ya langsung berang-kat. Ternyata Pak Jokowi ter-tinggal 500 meter di belakang!” kata Rudy. ❖

Ketinggalan Di Jalan

Page 29: Obor edisi 2

29INTERMESO

Pantofel Tak Bermerek

CANDA narsis Jokowi juga terlontar saat bicara soal produk-produk dalam negeri. Dia men-gaku suka kaos bermerek, namun bukan merek luar negeri, tapi kaos KW 2. “Wong saya kalau punya kaos mereknya bagus itu beli di Bandung, di factory outlet itu lho KW 2,” ujar Jokowi sambil ter-tawa.

Soal sepatu, Jokowi juga mengo leksi sepatu lokal. Dia mempunyai sepatu buatan Bali dan Bandung yang dibeli sangat terjangkau. “Satu sepatu kanvas beli di Bandung Rp 160 ribu dan satu lagi beli di Bali Rp340 ribu dapat diskon 50 persen. Hitung sendiri bayarnya berapa. Dua Sepatu pantofel beli di Bandung

nggak ada mereknya,” kata Jokowi.

Tentang urusan cukur ram-but, Jokowi juga punya

kebiasaan tersendiri. Jokowi ternyata men-cukur rambut bukan di salon ternama melain-kan memanggil tukang

cukur ke rumahnya. “Kalau di Solo, panggil

orang Solo sana. Kalau di sini panggil orang Klender, dari

mana gitu,” kata Jokowi yang ter-balut seragam dinas warna coke-lat itu. Bayarnya berapa, Pak? “Ta’ kasih Rp 50 ribu kan potongnya gini-gini saja,” jawab Jokowi.

Dikira AjudanAwal mula terjun ke dunia

politik, yakni menjadi Wali Kota Surakarta, Jokowi wajib dikawal oleh ajudan. Namun, Jokowi kerap kalah pamor dari ajudan-nya yang berwajah ganteng serta badan tinggi tegap. Tamu yang

belum mengenal Jokowi kala itu malah kerap menyalami ajudan-nya.

“Dikira yang wali kota itu aju-dan saya, dia yang disalami. Awal-awal saya tahan, tapi tiga bulan, saya langsung minta ganti ajudan saja,” ujarnya.

Ogah dikira ajudan untuk kesekian kalinya oleh para tamu, Jokowi pun menyeleksi ajudan hanya berdasar pada tingkat kecerdasannya, bukan dari fisik. Alhasil, dari delapan ajudan yang menjadi nominasi, ia memilih Pradista atau yang akrab disapa Dista untuk menjadi ajudan.

“Dia doang yang paling pin-tar, maka saya pilih dia,” ujar Jokowi sambil menunjuk sang ajudan yang berperawakan kurus, berambut cepak, berkulit hitam, dan memiliki senyum lebar itu. ❖

Saya Ini SpartanSELAMA setengah bulan per-

tama bekerja sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi tak pernah libur. Dia tetap blusukan ke kampung dan menghadiri ber-bagai acara, meski itu hari libur. Ditanya wartawan soal rahasia-nya agar tetap bugar dan bisa bekerja, Jokowi pun menjawab santai dengan nada canda.

“Saya itu spartan. Nggak siang, nggak malam, nggak pagi terus saja nggak berhenti,” kata Jokowi.

Istilah spartan berasal dari orang kota Sparta kuno Yunani. Budaya Spartan ialah semua tentang perang dan pelatihan militer untuk pria seumur hidup mereka. Mereka memiliki pepa-tah: “datang kembali dengan perisai atau lebih da ri itu” yang berarti jangan kembali kecuali Anda menang. Film soal bangsa ini dikenal den-gan judul ‘300’. ❖

Kejar PelariDemi Medali

Kisah ini terjadi dalam lomba lari Mandiri Jakarta Marathon 2013. Kisahnya saat Jokowi

sebagai Gubernur DKI akan mem-berikan medali kepada pelari asal Kenya, Stephen Tum. Karena tidak mengetahui akan dikalungi medali kemenangan, Stephen

pun terus berlari. Sementara di belakangnya

Jokowi tergopoh-gopoh menge-jar sambil membawa medali yang akan dikalungkan. Peristiwa lucu tersebut terekam dalam sebuah foto dan sempat men-jadi perbincangan ramai di twit-ter. Ada-ada aja pak Jokowi… ❖

Page 30: Obor edisi 2

PEREMPUAN30

Dari hasil survey LSI (Lingkaran Survei

Indonesia), ternyata Joko widodo banyak

disukai pemilih perem-puan. Hal ini didasar-kan atas kerpibadian

Jokowi yang dianggap sebagai calon presiden paling jujur dan peduli

terhadap rakyat.

Beberapa waktu lalu, lem-baga survey Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA meril-

is hasil survei terbaru capres/cawa-pres 2014. Hasilnya, Joko Widodo (Jokowi) disukai pemilih perem-puan, Prabowo disukai pemilih laki-laki. Rilis hasil survei itu dipa-parkan Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari, di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (26/6/2014).

Fitri menyebut Jokowi disu-kai pemilih perempuan 48,1 persen karena kepribadiannya yang sederhana. “Kenapa Jokowi lebih disukai pemilih perem-puan dibanding pemilih laki-laki? Karena jika dibreakdown ke dalam kepriba dian calon presiden, Jokowi sederhana, peduli rakyat kecil dan sering blusukan. Karakter ini lebih dilihat, lebih disukai kaum prempuan dan ibu rumah tangga,” ucap Fitri.

Berbeda dengan Jokowi, Fitri menyebut Prabowo lebih disukai pemilih laki-laki seba-nyak 43,2 persen. Sang mantan Danjen Kopassus itu dinilai punya kepribadian tegas dan berwibawa. “Prabowo lebih disukai pemilih laki-laki yang didominasi kepala keluarga karena kepribadian yang

tegas, pintar, berani, berwibawa, dan maskulin,” sebut Fitri.

Survei LSI Denny JA dige-lar pada 1-9 Juni 2014 dengan metode multistage random sam-pling. Responden survei ini ber-jumlah 2.400 orang yang diwawan-cara secara tatap muka. Margin error survei ini kurang lebih 2 persen.

SEDERHANA & MERAKYATSelain dari hasil survey LSI,

kepribadian Jokowi yang seder-hana dan peduli rakyat juga diung-kapkan oleh berbagai komunitas dan elemen perempuan yang lain. Salah satunya adalah dari perem-puan Alumni KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

Forum Eksponen Perempuan Alumni KAMMI yang dikomandoi Endang mengaku siap memenang-kan pasangan capres nomor urut 2 Joko Widodo-Jususf Kalla (Jokowi-JK). “Secara bulat kita semua sepakat untuk memenang-

kan pasangan Jokowi-JK,” terang Ukhti.

Dia menilai, Jokowi-JK adalah pasangan yang pas sebagai calon pemimpin Indonesia ke depan. Jokowi sosok yang sederhana dan merakyat, sedangkan JK sudah teruji kepemimpinannya di tingkat nasional. “Kita juga menilai Jokowi-JK memiliki kesamaan visi misi dengan kita. Terutama terkait optimalisasi peran perempuan untuk bangsa ini,” beber Ukhti yang pernah menjabat Ketua Perempuan KAMMI Jawa Timur.

Senada disampaikan Perempuan KAMMI Jakarta, Arum yang menilai Jokowi-JK meru-pakan pasangan capres paling pro perempuan. Untuk itu, mereka akan memastikan perempuan alumni KAMMI seluruh Indonesia bergerak memenangkan pasan-gan Jokowi-JK. “Ada tiga ribu pos pember dayaan perempuan di seluruh Indonesia yang selama ini kita bina secara intensif. Dan, semuanya siap kita gerakkan,” tegas Arum.

Dukungan Perempuan Alumni KAMMI ini berbeda dengan sikap beberapa alumni KAMMI. Baru-baru ini, beberapa alumni organ-isasi ini mendeklarasikan diri men-dukung pasangan Prabowo-Hatta. KAMMI disebut-sebut sayap PKS di kelompok mahasiswa kendati

Alasan Perempuan Memilih Jokowi

Paling Jujur & Mengayomi

Ibu-ibu, Salam dua jari

Kaum perempuan, dalam Rapat Koordinasi Nasional.

Page 31: Obor edisi 2

31PEREMPUAN

kedu anya tidak resmi berhubun-gan secara organisasi. Dalam pemilihan capres-cawapres 2014, PKS mendukung Prabowo-Hatta.

TEGAS & PEKERJA CEPATSelain perempuan Alumni

KAMMI, yang juga memberikan dukungan adalah relawan perem-puan yang tergabung dalam Seknas Perempuan Pendukung Jokowi. Dalam sebuah acara Konsolidasi dan Pembekalan Relawan Perempuan Pendukung Jokowi-JK beberapa waktu lalu,

Seknas Perempuan Pendukung Jokowi-JK meminta bersikap tegas terhadap praktek KKN, dan mencegah penyalahgunaan keku-

asaan untuk kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Pasalnya, praktek-praktek kekuasan yang model seperti inilah yang merugi-kan rakyat.

Menurut Irine Shanti (47) salah satu peserta deklarasi, ia mengung-kapkan kecintaannya akan sosok Jokowi yang tegas dan pro rakyat. “Kita membaca Jokowi di media dan kita melihat kinerjanya, dia mau menyentuh rakyat, bertemu rakyat, dan membagi tempat kepada Ahok untuk menjadi wakilnya,” paparnya.

Menurut Irine, pihak Seknas Perempuan Pendukung Jokowi hanya meminta ingin Indonesia berubah. Karenanya, keduanya bisa bersinergi dengan tepat. “Saya berharap Jusuf Kalla dapat mengimbangi kinerja Jokowi yang cepat, karena memang Jokowi butuh partner,” ucap Irine.

Saat ini, Seknas percaya bahwa Jusuf Kalla akan bersikap bijak dalam bermitra dengan JK. “Saya yakin duet Jokowi-JK tidak akan seperti itu. Dulu Jusuf Kalla melanggar karena yang satu ini agak lambat sehingga ditrabas

oleh Jusuf Kalla. Sementara Jokowi ini juga pekerja cepat,” jelasnya.

SUKSES PIMPIN KELUARGAAlasan lain para perempuan

memilih Jokowi juga diungkapkan oleh Sekretaris Umum DPP PPKB Chusninia Chalim. “Kami terus bergerilya ke daerah-daerah guna menyadarkan masyarakat agar memilih Jokowi-JK. Sebab pasang-an ini yang kami yakini mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi Indonesia,” kata Chusninia Chalim beberapa waktu lalu.

Chusnunia mengatakan, “Insyallah pasangan Jokowi-JK akan mulus jadi pemimpin negeri ini. Sebab, dari sisi manapun, pasang-an ini jauh lebih baik dari pasang-an lainnya,” imbuhnya.

Dalam konteks keluarga, pa sangan nomor urut dua ini lan-jut Chusnunia terbukti bisa men-jaga keluarga harmonis. Jokowi-JK juga sudah berpengalaman dan memiliki pencapaian dalam kiner-janya sebagai pejabat publik.

❖aim

‘Diincar’ Ibu-Ibu saat Blusukan

JOKOWI memang sudah men-jadi ‘magnet’ bagi perempuan, khususnya para ibu. Ini terlihat ketika Jokowi melakukan blu-sukan ke Jawa Timur beberapa waktu lalu. Dihadapan media, Joko Widodo (Jokowi) mengaku heran bila bertemu ibu-ibu sepa-njang perjalanan kampanye, ter-utama saat alumnus UGM terse-but kampanye di Banyuwangi, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, Jombang dan Surabaya.

“Kalau ketemu ibu-ibu itu kenapa nyalaminya kayak gereg-etan, itu kenapa?” tanyanya heran mengapa para ibu-ibu kerap meremas tangannya den-gan erat saat bersalaman.

Kebiasaan tersebut, paparn-

ya, tidak jarang membuat luka kecil di tangan, termasuk di seputaran pergelangan. Bahkan, jempol tangan kirinya terkilir karena ditarik-tarik saat sejumlah orang gagal menyalami tangan kanannya. “Katanya wajah saya ndeso,” ujarnya dengan nada bercanda disambut tawa para hadirin. Menurutnya, ekspresi itu sebenarnya ekspresi rasa sayang, tapi tetap saja membuatnya heran. “Gemes ya gemes, tapi kalau terlalu saya yang sakit,” ujarnya sambil tersenyum. ❖

Jokowi-JK

Base: 50%

Perempuan: 48,1%

Laki-Laki: 42,7%

Rahasia/belum menentukan/ TT/TJ: 14,1%

Prabowo-Hatta

Base: 50%

Perempuan: 33,8%

Laki-laki: 43,2%

Rahasia/belum menentukan/ TT/TJ: 18,1%

KEPRIBADIAN CALON PRESIDEN

Jokowi

Jujur: 76,5%

Pintar: 81,1%

Kemampuan menyelesaikan masalah: 72,5%

Mampu mengambil keputusan dengan tegas: 69,7%

Peduli terhadap rakyat kecil: 84,6%

Prabowo

Jujur: 61,3%

Pintar: 85,2 %

Kemampuan menyelesaikan masalah: 70%

Mampu mengambil keputusan dengan tegas: 78%

Peduli Rakyat kecil: 64,2%

HASIL SURVEI LSI

Page 32: Obor edisi 2

WAWANCARA32

Kalau kita makan, kita punya kekuasaan terhadap yang kita makan. Kalau kita memilih makan nasi

uduk, itu kita perhitungkan kita membelinya di suatu warung yang kita mampu mengontrolnya. Kalau nasinya ada krikilnya kita protes, dan kita punya pengetahuan apa-kah nasi ini beracun atau tidak, basi atau tidak.

Setiap pilihan resikonya adalah harus disertai kesanggupan untuk mengontrol sesuatu yang kita pilih. Di situlah kelemahan kita sebagai bangsa Indonesia. Kita harus memilih pemimpin tanpa sedikit pun ada kesanggupan untuk mengontrol pemimpin yang kita pilih itu.

Bahkan lebih dari itu, bukan hanya tidak sanggup mengontrol, kita bahkan tidak punya penge-tahuan yang mencukupi sama sekali mengenai sesuatu yang kita pilih. Kita tidak tahu sebenarnya caleg ini kualitasnya bagaimana, hidupnya bagaimana, istrinya berapa, akhlaknya bagaimana, kita tidak tahu sama sekali. Bahkan tokoh-tokoh terkenal pun rakyat tidak tahu. Bapak ini, Gus itu, orang nggak tahu sebenarnya. Dan kalau pun mereka tahu, mereka tak punya daya kontrol terhadap yang dipilihnya ini, tapi mau tak mau harus memilih. Ini saya kira dilema kita bersama se-Indonesia.

Jadi, sederhana saja sebenar-nya. Kalau anakmu naik kapal merantau ke luar pulau, maka sela-ma naik kapal akan ada kemungki-nan ada badai, ada kemungkinan dibunuh orang, ada kemungkinan dia bertengkar dengan orang, ada kemungkinan dia di ancam bahaya. Kepada siapakah engkau menye rahkan anakmu yang eng-kau tak bisa mengontrolnya di perjalanan, kepada siapa? Kamu titipkan pak Camat? Kamu titip-

kan nahkoda? Tidak ada jalan lain kecuali engkau titipkan pada Allah SWT. Kalau yang kau pilih di pemi-lu nanti kau tidak tahu siapa dia, kamu tidak bisa mengontrol dia, kenapa tidak kau serahkan pada Tuhan? Jadi serahkan pada Tuhan.

Kalau dalam Islam sederhana. Kalau misal Anda tidak memilih, kalau nanti Anda berdoa supaya bangsa kita sejahtera, nanti Tuhan mengejek juga “Lha kamu nggak milih aja kok minta bangsamu sejahtera”. Tapi kalau memi lih bingung juga mau memilih yang mana, sedangkan kalau memilih tidak bisa mengontrol juga. Ya kalau begitu serahkan pada Tuhan.

Kalau dalam Islam caranya jelas. Jadi malamnya shalat dulu kek, kalau nggak sempat ya dalam hati saja berdoa, “Ya Tuhan, gimana mosok saya nggak nyoblos, saya kan warga negara. Saya pilih lah yang kira-kira paling bagus. Cuma kan saya ndak bisa mengontrol dia, Tuhan. Jadi, tolong dong, ini saya pilih salah satu. Setelah saya pilih dan coblos, saya serahkan kepada-Mu. Kalau dia pemimpin yang baik, panjangkan umurnya. Beri dia kekuatan, dan bantulah urusan-urusannya. Tapi kalau yang aku pilih ini ternyata peng khi a nat, penjilat, pen-indas rakyat dan sama sekali tidak punya cinta kepada kami-kami yang di bawah ini, mbok dilaknat dengan cepat, mbok cepat-cepat diberi tindakan, Tuhan. Terlalu lama lho kami rakyat Indonesia kayak gini terus bingung nggak habis-habis. Terus kepada siapa dong aku mengeluh? Kepada siapa dong rakyat Indonesia mengeluh?

Kepada DPR? Wong mereka itu yang justru kami keluhkan kepada-Mu ya Allah. Jadi tolong, Tuhan….”

Bisa juga ditambahi ayat-ayat. Sebelum masuk kotak atau bilik bilang di dalam hati, begitu mau mencoblos baca “Wa makaruu wa makarallah wa-llahu khoirul maa-kirin”. Kalau mereka makar pada nilai-nilai Allah dan nilai rakyat, maka Allah akan makar pada mere-ka. Dan yang paling jagoan untuk makar adalah Allah. Kalau mere-ka khianat pada rakyat, berarti mere ka khianat pada Tuhan. Maka Tuhan juga akan makar pada mere-ka. Wa-llahu khoirul maakirin. Jejak bumi tiga kali, baru dicoblos. Nanti kalau dia khianat, dia sakit kudis. ❖

Emha Ainun Nadjib

“Ya Tuhan, Gimana Mosok Saya Gak Nyoblos…”

Budayawan Emha Ainun Nadjib Tentang Memilih Presiden

Emha Ainun Nadjib