Objek pendidikan

12
OBJEK PENDIDIKAN Makalah Disusun guna memenuhi tugas Matakuliah :Tafsir Tarbawi I Dosen Pengampu :Mohammad Hasan Bisyri, M.Ag Oleh Isna Fitrotin 2021113281 JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2014

Transcript of Objek pendidikan

OBJEK PENDIDIKANMakalah

Disusun guna memenuhi tugasMatakuliah:Tafsir Tarbawi IDosen Pengampu:Mohammad Hasan Bisyri, M.Ag

Oleh Isna Fitrotin 2021113281

JURUSAN TARBIYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) PEKALONGAN2014

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia merupakan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai penduduk utama dalam pembangunan. Untuk memahami sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting, hal ini sesuai dengan uu no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk katakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Berbicara masalah pendidikan, tentunya tidak lepas dari ilmu pengetahuan, adanya tujuan pendidikan, subjek pendidikan, metode pengajaran, dan tentunya terdapat objek pendidikan pula. Di dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan masalah-masalah pendidikan tersebut.Dalam makalah ini akan sedikit membahas terkait dengan objek pendidikan berdasarkan al-Quran yang terkandung dalam QS.At-Tahrim ayat 6, QS.Asy-Syuara ayat 214. Objek pendidikan yang terkandung disini adalah keluarga,kemudian masyarakat pada umumnya. Sehingga dalam kajian ini objek pendidikan yang dimaksud bisa dikatakankan sebagai sarana untuk mengembangkan atau mendidik karakteristik bangsa.. B. Rumusan Masalah Pembahasan tentang objek pendidikan dalam makalah ini mencakup beberapa hal yang terangkum dalam rumusan masalah berikut: 1. Siapakah obyek pendidikan berdasarkan QS. At-Tahrim ayat 6 ?2. Siapakah obyek pendidikan berdasarkan QS. Asy-Syuara ayat 214 ?3. Bagaimana kandungan surat At Tahrim ayat 6?4. Bagaimana kandungan surat As Syuara ayat 214?

BAB IIPEMBAHASANA. Surat At- Tahrim Ayat 61. Bunyi Surat At- Tahrim ayat 6Surat At- Tahrim ayat 6 berbunyi sebagai berikut: 2. Terjemah Surat At- Tahrim ayat 6Terjemah Surat At- Tahrim ayat 6: 6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.[footnoteRef:2] [2: Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil-Quran, Jilid XI, (Jakarta, Gema Insani), 2004, hlm.338]

3. Asbabun Nuzul Surat At- Tahrim ayat 6Ayat 6 Surat At-Tahrim ini memiliki hubungan yang erat dengan ayat-ayat sebelumnya. Dalam hubungan ini al-Maraghi mengatakan bahwa setelah Allah memerintahkan sebagian istri Rasulullah untuk bertaubat dari segala kesalahan yang terlanjur dilakukan, dan menjelaskan kepadanya bahwa Allahlah akan menjaga dan menolong Rasul-Nya hingga kerja sama mereka untuk menyakitinya tidak akan membahayakannya, kemudian memperingatkan mereka agar tidak berkepanjangan dalam menentangnya karena khawati akan ditalakdan jatuh kedudukannya sebagai ibuibu kaum mukminin.[footnoteRef:3] Maka selanjutnya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman pada umumnya, agar memelihara diri dan keluarganya dari siksaan api neraka yang kayu bakarnya terdiri dari bebatuan berhala dan manusia (kafir). Dengan demikian, permasalahan yang menimpa pada keluarga Nabi yang dapat menimbulkan azab agar dijadikan juga peringatan bagi kaum muslimin pada umumnya, mengingat Rasulullah adalah sebagai panutan muslim.[footnoteRef:4] [3: Ahmad musthafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, Juz XXVII, (Semarang, CV Toha Putra), 1993, hlm.260] [4: Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada), 2009, hlm. 199]

4. Makna Mufradat Surat At- Tahrim ayat 6 : Jadilah dirimu itu pelindung dari api neraka dengan meninggalkan maksiat : Membawa keluargamu kepada hal itu dengan nasehat dan pelajaran :Kayu bakar : Berhala-berhala yang disembah : Para penjaga neraka yang sembilan belas malaikat : Kesal hati dan tidak mau mengasihi apabla dimintai belas kasihan :Kuat badan[footnoteRef:5] [5: Ahmad musthafa al-Maraghi, Op.Cit., hlm.259]

: Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya

: dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan[footnoteRef:6] [6: Imam Jalaluddin al-Mahalli, Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul, Jilid 2, (Bandung, Sinar Baru Algensindo), 2010, hlm. 1119]

5. Tafsir Surat At- Tahrim ayat 6Pada ayat tersebut terdapat kata Quu anfusakum yang berarti buatlah sesuatu yang dapat menjadi suatu penghalang datangnya siksaan api neraka dengan cara menjauhkan perbuatan maksiat, memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah.Wa ahlikum, maksudnya adalah keluargamu yang terdiri atas istri, anak, pembantu dan budak, dan diperintahkan kepada mereka agar menjaganya dengan cara memberikan bimbingan, nasehat dan pendidikan kepada mereka. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibn al-Munzir, al-Hakim, dan oleh riwayat lain dari Ali r.a. ketika menjelaskan ayat tersebut, maksudnya adalah berikanlah pendidikan dan pengetahuan mengenai kebaikan dirimu dan keluargamu. Kemudian al-Waqud, adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalakan api.[footnoteRef:7] [7: Abuddin Nata, Op.Cit., hlm.198]

Al-hijarah dalam ayat ini ada yang mengatakan sebagai patung-patung yang mereka disembah. Ibnu Masud dan yang lain mengatakan, batu belerang. Dan ditambahkan oleh Mujahid, batu yang baunya lebih busuk dari bangkai. Demikianlah diriwayatkan dari Abi Hatim. Penjaganya malaikat yang kasar yaitu tabiatnya kasar. Allah mencabut dari hati-hati mereka kasih sayang terhadap orang-orang kafir. [footnoteRef:8] Yakni juru kunci neraka itu malaikat-malaikat yang jmlahnya sembilan belas. [8: Muhammad Nasib Ar-Rifai, Ringkasan tafsir Ibnu Katsir, (Depok: Gema Insani),2006, hlm.752]

Ghiladzun (yang kasar) lafadz ini diambil dari asal kata ghiladzul qalbi, yakni kasar hatinya. Syidaadun (yang keras) sangat keras hantamannya.[footnoteRef:9] Susunan tubuh mereka sangat keras, tebal,dan penampilannya mengerikan. Wajah-wajah mereka hitam dan taring-taring mereka menakutkan. [9: Imam Jalaluddin al-Mahalli, Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Op.Cit.,hlm.1119]

Allah berfirman, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Yaitu, mereka tidak menangguhkan bila datang perintah Allah walaupun sekejap mata,padahal mereka bisa saja melakukan hal itu dan mereka tidak mengenal lelah.mereka itulah para malaikat Zabaniahkita berlindung kepada Allah dari mereka.[footnoteRef:10] [10: Muhammad Nasib Ar-Rifai, Op.Cit., hlm.752]

6. Kandungan Aspek Tarbawi Surat At- Tahrim ayat 6Surat at-Tahrim ayat 6, memiliki beberapa pokok kandungan aspek tarbawi sebagai berikut: 1. Ayat tersebut berisi perintah atau kewajiban kepada keluarga agar mendidik hukum-hukum agama kepada mereka. Pengertian tentang pentingnya membina keluarga agar terhindar dari siksaan api neraka ini tidak hanya semata-mata diartikan api neraka nanti, melainkan termasuk pula berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merugikan, dan merusak citra pribadi seseorang, dan merugikan orang lain.[footnoteRef:11] [11: Abuddin Nata, Op.Cit., hlm. 199-200]

2. Al-quran mewanti-wanti orang yang beriman agar menunaikan kewajiban mereka di dalam rumah tangga mereka baik menyangkut pendidikan, pengarahan, maupun peringatan. Sehingga mereka dapat menyelamatkan diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Kemudian ia mengajak NabiSAW untuk berjihad melawan orang-orang kafir dan munafik.3. Sesungguhnya beban tanggung jawab seorang mukmin dalam dirinya dan keluarganya merupakan beban yang sangat berat dan menakutkan. Sebab, neraka telah menantinya disana, dan dia besarta keluarganya terancam dengannya.[footnoteRef:12] [12: Sayyid Qutb, Op.Cit., hlm. 338-339]

Maka jelas bahwa tugas manusia tidak hanya menjaga dirinya sendiri, namun juga keluarganya dari siksa neraka. Untuk dapat melaksanakan taat kepada Allah SWT, tentunya harus dengan menjalankan segala perintah-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya.Dansemua itu tak akan bisa terjadi tanpa adanya pendidikan syariat. Maka disimpulkan bahwa keluarga adalah merupakan objek pendidikan yang utama. Karena keberhasilan menciptakan pendidikan yang abik dalam keluarga akan memberikan pengaruh baikpula bagi kehidupan bermasyarakat bernegara. B. Surat As-Syuaraa ayat 2141. Bunyi Surat As-Syuaraa Ayat 214Surat As-Syuaraa ayat 214: 2. Terjemah Surat As-Syuaraa Ayat 214Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat[footnoteRef:13] [13: M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol 10, (Jakarta, Lentera Hati), 2002, hlm. 159]

3. Asbabun Nuzul Surat As-Syuaraa Ayat 214Dikemukakan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Juraij yang berkata: Ketika diturunknnya ayat Wa andzir asyiiratakal aqrabiina (Juz 19, Asy-Syuaraa ayat 214), Nabi memulai dakwahnya kepada keluarga serumah, kemudian keluarga terdekat. Sikap beliau itu memberatkan hati kaum muslimin (karena merasa diabaikan). Maka Allah menurunkan ayat wakhfidl janaahaka limanittabaaka minal muminiina (Juz 19, Asy-Syuaraa ayat 215), yang menerangkan perintah agar beliau juga memperhatikan kaum muslimin pada secara umum.[footnoteRef:14] [14: Jalaluddin As-Suyuthi, Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul, (Rembang:Darul Ihya), hlm. 426]

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits riwayat Abu Hurairah, dia berkata, ketika surat As-Syuaraa ayat 214 ini turun, Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat, Rasulullah SAW mengundang seluruh orang-orang Quraisy, dan mereka pun berdatangan memenuhi undangannya dan Rasulullah SAW pun menyeru mereka secara umum maupun personal. Rasulullah bersabda yang artinya: Wahai bani Kaab bin Luai, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai bani Murah bin Kaab, selamatkanlah diri kalian dari api neraka.Wahai bani Abdus Syams, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai bani Abdul Muthalib, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Fathimah, selamatkanlah dirimu dari api neraka. Sesungguhya aku tidak berkuasa atas kalian sedikitpun dari kekuasaan Allah SWT kepada kalian, kecuali rasa kasih sayangku kepada kalian yang akan aku limpahkan kepada kalian semua. [footnoteRef:15] [15: Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam), 2009, hlm.360 ]

Hadis ini menerangkan bagaimana Rasulullah menyambut seruan itu, dan bagaimana Rasulullah berusaha menyampaikannya kepada kerabatnya yang terdekat. Beliau tidak dapat berbuat apaapa dalam pembelaa terhadap urusan mereka, dan hanya dapat menyandarkan kepada Allah seluru urusan akhirat mereka. Rasulullah menjelaskan bahwa hubungan kerabat tidak bermanfaat sama sekali bila tidak diikuti dengan ikut serta dalam amal shaleh.[footnoteRef:16] [16: Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil-Quran, Jilid VIII, (Jakarta, Gema Insani), 2004, hlm. 372]

4. Makna Mufrodat Surat As-Syuaraa Ayat 214 : dan berilah peringatan : anggota keluarga/ suku :yang terdekat 5. Tafsir Surat As-Syuaraa Ayat 214Kata () asyirah berarti anggota suku yang terdekat.ia terambil dari kata ) ) asyara yang berarti saling bergaul, karena anggota suku yang terdekat atau keluarga adalah orang-orang yang sehari-hari bergaul. Kata () al-aqrabiin yang menyifati kata asyiirah merupakan penekanan sekaligus guna mengambil hati mereka sebagai orang-orang yang dekat dari mereka yang terdekat.[footnoteRef:17] [17: M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 150]

Setelah memerintahkan Nabi Muhammad SAW menghindari kemusyrikan, yang tujuan utamanya adalah semua yang berpotensi disentuh oleh kemusyrikan, kini ayat 214 berpesan lagi kepada beliau bahwa: Hindarilah segala hal yang dapat mengundang murka Allah, dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat tanpa pilih kasih, dan rendahkanlah dirimu yakni berlaku lemah lembut dan rendah hatilah terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin, baik kerabatmu atau bukan. Bagi Ibn Asyur ayat ini tertuju kepada Nabi Muhammad SAW.[footnoteRef:18] [18: M. Quraish Shihab, Loc.Cit]

Pertama, Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Kerabat-kerabat dekat Rasulullah SAW mendapat perhatian pertama dan utama untuk mendapat peringatan, untuk mencegah sikap mereka dan orang-orang diluar mereka dalam memusuhi Rasulullah karena perbuatan syirik mereka. Kedua, pada hadits dan ayat ini terdapat dalil bahwa kekerabatan dan keturunan tidak berkaitan dengan sebab-sebab seorang menjadi seorang hamba. Mereka (para kerabat) tidak memiliki hak berlebih atas kekerabatan Rasul, karena semua adalah hamba Allah, tidak ada perbedaan antara keluarga atau orang lain. Itu artinya, Nabi dan kerabat tidak kebal hukum, tidak juga terbebaskan dari kewajiban.[footnoteRef:19] Dan terdapat dalil yang menunjukkan bolehnya menjalin hubungan dengan non-muslim serta memberinya pengajaran dan nasihat. Dasarnya adalah sabda Nabi: Rasa kasih sayangku kepada kalian yang akan aku limpahkan kepada kalian semua.dan firman Nya: Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama.[footnoteRef:20] [19: M. Quraish Shihab, Op.Cit.,hlm. 152] [20: Al Qurthubi, Op.Cit., hlm 359-361]

6. Kandungan Aspek Tarbawi Surat As-Syuaraa Ayat 214Surat As-Syuaraa ayat 214 dilihat dari perspektif pendidikan dapat disederhanakan dalam beberapa poin penting diantaranya:a. jika ayat yang pertama diatas direlasikan dengan yang sebelumnya yaitu : 213. Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang di'azab. (As-Syuaraa ayat 213)Pada hakekatnya, seruan tersebut adalah untuk ummat Muhammad. Karena salah satu sikap etis al-Quran jika ingin menyampaikan pesan kepada ummat, khitabnya terlebih dahulu ditunjukkan kepada pemimpinnya. b. gaya retorik tersebut memberikan isyarat bahwa dalam pandangan alquran bahwa tanggung jawab pendidikan bukan terbatas pada wilayah kekuasaan, baik formal maupun non formal, tetapi juga termasuk konsistensi apa yang disampaikan dengan kondisi perilaku yang menyampaikan. Oleh karena itu, segala sesuatunya pendidik harus terlebih dahulu memberikan teladan yang baik bagi peserta didiknya.c. Sesuai dengan kondisi psikologis manusia, maka dalam pendidikan konsep tabsyir (reward) lebih didahulukan daripada konsep indzar (ancaman).d. Kata indzar dalam ayat tersebut disebutkan secara mandiri, bukan berarti mengabaikan aspek psikologis, tetapi lebih pada penekanan urgensi masalah yang akan disampaikan.e. Kata indzar yang direlasikan dengan kata asyiir dan aqrab, menunjukkan bahwa hubungan kedekatan, kekeluargaan serta nasab dalam pendidikan jangan sampai disalahgunakan sebagai faktor peningkatan kualitas peserta didik yang menafikan proses dan hukum sebab akibat.f. Dalam pendidikan, keseriusan dalam menyampaikan suatu masalah tidaklah menghalangi untuk bersikap ramah dan lemah lembut, serta senantiasa menghindari sikap emosional.g. Ayat 214 menunjukkan bahwa dalam pendidikan harus bersikap adil, dimana setiap peserta didik mempunyai hak yang sama dari pendidik. h. Dalam menyampaikan sebuah pesan kepada peserta didik, jika segala upaya dan cara telah ditempuh, ternyata belum menghasilkan apa yang diharapkan oleh pendidik, maka pendidik harus sadar bahwa hasil tersebut bukan hak veto manusia, melainkan hak prerogatif Allah.[footnoteRef:21] [21: Ahmad Munir, Op.Cit., hlm.135-136]

BAB IIIKESIMPULANDari pembahasan makalah diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Surat At-Tahrim ayat 6 memiliki makna peringatan kepada orang mukmin untuk menjaga dan memelihara keluarganya dari api neraka, dari segala keburukan yang menimpa di dunia. Dengan cara memberikan pengetahuan, bimbingan, nasehat kepada keluarga tentang agama. Hal ini menjadi kewajiban yang sangat urgen mengingat keluarga adalah satuan terkecil kehidupan masyarakat yang dapat menentukan baik tidaknya suatu kaum. Dari keluargalah seseorang tumbuh dan dididik. Oleh karena itu, keluarga merupakan objek pendidikan yang penting.2. Surat As-Syuaraa ayat 214 juga masih berbicara tentang objek pendidikan, yaitu kerabat terdekat. Allah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa menyerukan agama islam, dimulai dari kerabat terdekat, kemudian barulah kepada masyarakat sekitar kita. Hal ini karena kerabat adalahorang terdekat yang hidup bersama kita, dan yang dapat dipercaya. Kewajiban mendidik amar makruf nahi munkar ini harus senantiasa kita laksanakan untuk manjaga agama kita tercinta.

DAFTAR PUSTAKA

Qutb, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zhilalil-Quran, Jilid XI . Jakarta: Gema InsaniAl-Maraghi, Ahmad Musthafa.1993. Terjemah Tafsir al-Maraghi, Juz XXVII. Semarang: CV Toha PutraNata,Abuddin. 2009. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo PersadaAl-Mahalli,Imam Jalaluddin, Imam Jalaluddin as-Suyuthi. 2010. Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul, Jilid 2. Bandung: Sinar Baru AlgensindoAr-Rifai, Muhammad Nasib.2006. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Depok: Gema InsaniShihab,M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Vol 10. Jakarta:Lentera HatiAs-Suyuthi, Jalaluddin.1986. Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul. Rembang:Darul IhyaAl-Qurthubi, Syaikh Imam.2009. Tafsir al-Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam Qutb, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zhilalil-Quran, Jilid VII . Jakarta: Gema Insani