Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

30
Obat pada Perempuan Hamil dan Janinnya Harus dipikirkan efeknya terhadap ibu dan janin. Keberadaan obat pada ibu hamil dapat ditinjau dari 3 kompartemen: ibu, plasenta, dan fetal. Hormon plasenta mempengaruhi fungsi traktus digestivus dan motilitas usus, filtrasi glomerulus, resorbsi inhalasi alveoli paru. Resorbsi obat pada usus ibu hamil lebih lama, eliminasi obat lewat ginjal lebih cepat, dan resorbsi obat inhalasi pada alveoli paru bertambah. Pada awal trimester dua dan tiga, terjadi hidraemia sehingga kadar obat relatif turun. Kadar albumin relatif menurun sehingga pengikat obat bebas berkurang. Maka obat bebas dalam darah ibu meningkat. Pada unit fetoplasental terjadi pula filtrasi obat. Plasenta dapat mengurangi atau mengubah obat pada sawar plasenta. Jika obat masuk ke sirkulasi fetal, kadar/dosis obat dapat berpengaruh baik ataupun jelek pada organ-organ vital janin. Jenis obat tertentu, dosis yang tinggi, dan lama paparnya akan berpengaruh teratogenik pada janin, terutama pada trimester satu. Hal ini dapat meningkatkan kelainan organ atau pertumbuhan janin intrauterin. Farmakokinetik Obat Fetomaternal Perubahan pada traktus urinarius Motilitas usus berkurang, pengosongan lambung lebih lambat sekitar 50% memperlama obat di traktus digestivus.

description

Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Transcript of Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Page 1: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Obat pada Perempuan Hamil dan Janinnya

Harus dipikirkan efeknya terhadap ibu dan janin. Keberadaan obat pada ibu hamil dapat

ditinjau dari 3 kompartemen: ibu, plasenta, dan fetal. Hormon plasenta mempengaruhi fungsi

traktus digestivus dan motilitas usus, filtrasi glomerulus, resorbsi inhalasi alveoli paru. Resorbsi

obat pada usus ibu hamil lebih lama, eliminasi obat lewat ginjal lebih cepat, dan resorbsi obat

inhalasi pada alveoli paru bertambah.

Pada awal trimester dua dan tiga, terjadi hidraemia sehingga kadar obat relatif turun.

Kadar albumin relatif menurun sehingga pengikat obat bebas berkurang. Maka obat bebas dalam

darah ibu meningkat. Pada unit fetoplasental terjadi pula filtrasi obat. Plasenta dapat mengurangi

atau mengubah obat pada sawar plasenta.

Jika obat masuk ke sirkulasi fetal, kadar/dosis obat dapat berpengaruh baik ataupun jelek

pada organ-organ vital janin. Jenis obat tertentu, dosis yang tinggi, dan lama paparnya akan

berpengaruh teratogenik pada janin, terutama pada trimester satu. Hal ini dapat meningkatkan

kelainan organ atau pertumbuhan janin intrauterin.

Farmakokinetik Obat Fetomaternal

Perubahan pada traktus urinarius

Motilitas usus berkurang, pengosongan lambung lebih lambat sekitar 50% memperlama

obat di traktus digestivus.

Peningkatan sekresi mukosa, pH gaster meningkat (sekitar 40% lebih tinggi daripada

perempuan tidak hamil) terganggunya bufer asam basa. Resorbsi makanan dan obat

menurun, efek teraropoetik obat berkurang.

Mual/muntah akan mempengaruhi dosis obat yang masuk traktus digestivus makanan dan

minuman yang masuk ke usus berkurang bahkan tidak ada obat yang masuk sangat sulit

apalagi bila formula obat menambah pH gaster. Komposisi makanan yang merangsang akan

menambah cairan gaster dimuntahkan. Oleh karena itu, akan terkondisi suatu keadaan

alkalosis pada darah ibu. Bila tidak ada makanan yang masuk, dan absorbsi sulit atau

berkurang, maka akan diikuti metabolisme lemak dan protein yang menyebabkan asidosis

darah ibu.

Page 2: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Pengaruh pada paru

Hormon plasenta terutama progesteron terjadi vasodilatasi kapilar alveoli volume

plasma bertambah curah jantung bertambah sirkulasi pulmonal bertambah maka

absorbsi di alveoli akan bertambah pemberian obat-obat inhalasi jangan sampai berlebihan

dosisnya.

Distribusi obat

Mulai trimester dua, plasma darah di sirkulasi ibu akan bertambah 50-60% atau sampai

sekitar 8.000 cc. curah jantung meningkat filtrasi glomerulus ginjal meningkat;

tambahan darah di plasenta, janin dan amnion (sekitar 60%) dan dalam darah ibu 40%

kadar obat dalam sirkulasi ibu distribusinya dalam organ relatif tidak sama.

Perubahan kadar protein darah

Pada kehamilan, produksi albumin dan protein lain pada hepar sedikit bertambah, volume

plasma meningkat (hidraemia) kadar albumin menurun (hipo albuminemia fisiologis).

Sebagian protein akan berikatan dengan progesteron hanya sedikit yang mengikat obat

peningkatan kadar obat pada ibu hamil penurunan kadar obat oleh karena hidraemia dan

peningkatan kadar obat dalam plasma kadar obat relatif tidak berkurang.

Detoksikasi/eliminasi obat

Hepar

Hormon plasenta fungsi hati terganggu pembentukan protein menurun terutama

albumin enzim-enzim hepar, protein pasma, dan imunoglobin produksinya

berkurang detoksikasi obat akan berkurang, kecuali ada obat tertentu yang

meningkatkan aktivitas metabolisme sel hepar akibat rangsangan enzim mikrosom

oleh hormon progesteron. Beberapa jenis obat akan lebih menurunkan fungsi hepar

akibat kompetitif inhibisi dari enzim oksidase serta mikrosom akibat pengaruh hormon

plasenta terutama progesteron dan estrogen.

Page 3: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Ginjal

Hormon progesteron vasodilatasi volume plasma dararh meningkat aliran

darah glomerulus meningkat sampai 50% GFR meningkat beberapa jenis obat

lebih cepat diekskresikan (penisilin dan derivatnya, digoksin, dan golongan makrolid).

Kompartemen Plasenta

Plasenta merupakan unit yang berfungsi menyalurkan nutrien dari ibu ke janin. Bila dalam

plasma darah ibu terdapat pula obat, maka obat ini akan melalui mekanisme transfer plasenta

(sawar plasenta), membran bioaktif sitoplasmik lipoprotein trofoblas, endotel kapilar vili

korialis, dan jaringan pengikat interstisial vili. Bila dalam plasma darah ibu mengandung obat,

maka obat ini akan melalui sawar plasenta dengan cara berikut:

Difusi pasif/aktif

Transportasi aktif dan fasilitatif fagositik, semi permiabel membran sel trofoblas, dan

mekanisme gradien elektro kimiawi.

Kadar obat yang telah ditransfer dapat sama atau lebih sedikit.

Kompartemen Janin

Periode pertumbuhan janin yang dapat berisiko dalam pemberian zat atau obat pada

pertumbuhannya adalah sebagai berikut:

Periode embrio 2 minggu pertama sejak konsepsi

Pada periode ini embrio belum terpengaruh oleh efek obat penyebab teratogenik

Peroide organogenesis yaitu sejak 17 hari sampai sekitar 70 hari pascakonsepsi sangat

rentan terhadap efek obat, terutama obat-obat tertentu yang memberi efek negatif atau

cacat bawaan pada pertumbuhan embrio atau janin.

Setelah 70 hari pasca konsepsi dimana organogenesis masih berlangsung walau belum

sempurna, jenis obat yang berpengaruh tidak terlalu banyak bahkan ada yang mengatakan

tidak berpengaruh.

Namun, periode trimester 2 awal sampai trimester 3 masih ada obat-obat tertentu yang

dapat mempengaruhi fungsi organ-organ atau retardasi organ-organ vital. Contoh ACE inhibitor

pada trimester 2 dan 3 dapat menimbulkan disfungsi renal janin, juga obat-obat yang lain atau

Page 4: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

zat-zat tertentu berpengaruh pada proses maturasi sistem saraf pusat karena mielinisasi sistem

saraf berlangsung lama bahkan sampai periode neonatal. Dengan demikian, obat-obat tertentu

dapat menimbulkan adanya serebral palsi, kemunduran pendengaran, dan keterlambatan mental.

Obat-obat yang bisa melewati sawar plasenta dan masuk dalam sirkulasi janin akan berakibat

baik atau jelek. Hal ini terkait dengan metabolisme di dalam janin sendiri terhadap obat yang

masuk. Kemampuan janin di dalam memetabolisasi obat sangat terbatas. Protein mengikat obat

pada plasm janin lebih rendah bila dibandingkan dengan protein plasma ibu hamil. Albumin

janin belum cukup mengikat obat, maka akan terjadi keseimbangan: kadar obat di dalam janin

lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar obat di dalam plasma ibu. Dalam periode setelah 17

hari pascakonsepsi organ yang telah terbentuk dapat mengadakan detoksikasi atau

memetabolisme obat walau belum sempurna dan masih minimal. Dengan demikian, obat yang

masuk ke dalam janin dapat tersimpan lama di dalam sirkulasi janin. Bilamana organ-organ

sudah cukup berfungsi, hasil metabolisme dapat diekskresikan di dalam amnion. Sebagian obat

dalam sirkulasi janin dapat pula kembali ke plasenta dan mengalami detoksikasi pada plasenta.

Bila kadar obat cukup tinggi di dalam sirkulasi janin, obat akan masuk ke jaringan janin.

Bilamana jaringan organ masih belum sempurna, janin akan terpengaruh pertumbuhannya. Oleh

karena itu, keseimbangan obat dalam plasma ibu dan plasma janin sangat penting diketahui.

Transfer obat yang melewati sawar plasenta digolongkan sebagai berikut:

Tipe 1

Obat yang seimbang antara kadar di dalam plasma ibu dan di dalam plasma janin. Berarti

terjadi transfer lewat sawar plasenta secara lengkap sehingga efek terapi tercapai pada ibu

dan janin. Dalam hal ini masuknya obat dan eksresi obat pada janin sama.

Tipe 2

Obat yang kadar pada plasma janin lebih tinggi daripada di dalam plasma ibu, artinya

terjadi transfer yang baik lewat plasenta, tetapi ekskresi pada janin sangat sedikit.

Tipe 3

Obat yang kadar di dalam plasma janin lebih rendah daripada kadar yang di dalam

plasma ibu, artinya transfer lewat sawar plasenta tidak lengkap.

Pernah terjadi musibah bayi Talidomid pada tahun 1993, bayi-bayi itu mengalami

kelainan cacat bawaan tanpa ekstremitas akibat ibu mengkonsumsi talidomid. Untuk

Page 5: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

menghindari hal ini, dibuat daftar kategori obat oleh Badan Pengawas Obat Amerika (USFDA—

united state Food and Drug Administration).

Tabel 1. Kategori obat pada ibu hamil berdasarkan risiko janin

Kategori Keterangan

A Penelitian yang memadai dengan menggunakan pembanding tidak menunjukkan

peningkatan risiko abnormalitas terhadap janin

B Penelitian pada hewan tidak menunjukkan bukti bahwa obat berbahaya terhadap

janin, tetapi belum ada penelitian yang memadai dengan menggunakan pembanding

pada ibu hamil. Atau penelitian pada hewan menunjukkan efek yang tidak

dikehendaki, tetapi penelitian yang memadai dengan menggunakan pembanding pada

ibu hamil tidak menunjukkan risiko terhadap janin

C Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek yang tidak dikehendaki terhadap

janin, tetapi belum ada penelitian yang memadai dengan menggunakan pembanding

pada ibu hamil. Atau belum dilakukan penelitian pada hewan dan tidak ada penelitian

yang memadai dengan menggunakan pembanding pada ibu hamil

D Terdapat penelitian yang memadai dengan menggunakan pembanding pada ibu hamil

atau pengamatan menunjukkan risiko bagi janin. Namun harus dipertimbangkan

manfaat pemberian obat dibandingkan risiko yang dapat ditimbulkan

X Penelitian yang memadai pada ibu hamil dengan menggunakan pembanding hewan,

telah menunjukkan bukti positif terjadinya abnormalitas janin. Penggunakan obat

dengan kategori risiko ini dikontraindikasikan pada ibu yang sedang hamil atau akan

hamil

Tabel 2. Contoh Kategori Risiko Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan (FDA)

Nama obat Pada kehamilan

Parasetamol B

Asetosal C (D jika dosis penuh diberikan pada trimester 3)

Bismut C (D pada trimester 3)

Kafein B

CTM B

Page 6: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

KondroDitin sulfat-

glukosamin

Tidak ada data

Kotrimazol B (tropika), C (troches)

Kodein C (D jika digunakan pada waktu lama atau pada dosis tinggi)

Dimenhidrinat B

Difenhidramin B

Efedrin C

Famotidin B

Dokusate sodium C

Sumber: Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM, 2006

Farmakoterapi pada janin

Pada suatu saat bila diberikan pengobatan kepada janin dengan sengaja obat diberikan

melalui ibunya. Misalnya antibiotika, antiaritmia, vitamin K, deksametason, dan betametason

dapat melalui sawar plasenta dan masuk dalam sirkulasi janin dengan baik oleh karena

detoksikasi dan metabolisme pada plasenta hanya sedikit. Kedua obat deksametason dan

betametason sering digunakan sebagai perangsang pematangan pada janin. Ada beberapa obat

yang masuk di dalam sirkulasi janin yang seimbang dengan obat dalam sirkulasi ibu dan

diekskresikan dengan baik oleh janin dan masuk ke dalam amnion, misalnya flekainid.

Teratogenesis

Penggunaan obat yang dijual bebas selama kehamilan perlu dipertimbangkan dan

diberikan saran yang bersifat retrospektif dimana penggunaannya dapat memberikan efek negatif

dan obat mana yang perlu diberikan secara hati-hati serta kapan pemberian obat yang paling

aman pada usia janin yang tepat. Teratogenesis adalah defek anatomi, pertumbuhan pada janin

yang dapat meliputi:

Defek struktur major dan minor organ janin

Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)

Kematian janin (IUFD)

Kegagalan implantasi dan pertumbuhan embrio

Page 7: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Pengaruh neonatal seperti gangguan neurologik akibat obat-obat yang mempengaruhi

pertumbuhan mielinisasi jaringan saraf atau pemberian obat-obat yang mempunyai efek

karsinogenesis pada neonatal dan anak.

Tabel 3. Obat yang terbukti kuat menimbulkan efek teratogenik

No

.

Obat Efek teratogenik

1 Aminopterin, metotreksat Malformasi SSP dan anggota gerak

2 ACE-i

Gagal ginjal berkepanjangan, penurunan

osifikasi tempurung kepala, disgenesis

tubulus renalis

3 Obat-obat antikolinergik Ileus mekomium neonatus

4 Obat-obat antitiroid

(propiltiourasil dan

metimazol

Gondok pada janin dan bayi

hipotiroidismus, dan aplasia kutis

(metimazol)

5 Karbamazepin Defek neural tube

6 Siklofosfamid Malformasi SSP

7 Danazol dan obat

androgenik lainnya

Maskulinisasi pada janin perempuan

8 Dietilstilbestrol Ca vagina dan defek sistem urogenital

9 Obat hipoglikemik Hipoglikemia neonatal

10 Litium Ebstein’s anomali

11 Misoprostol Moebius sekuens

12 NSAIDs Kontraksi duktus arteriosus, enterokolitis

nekrotikans

13 Parametadion Defek wajah dan SSP

14 Fenitoin (SSP)

15 Obat-obat psikoaktif

(barbiturat, opioid, dan

benzodiazepine)

Gangguan pertumbuhan dan defisit SSP

neonatal. Withdrawal syndrome jika obat

diminum pada akhir periode kehamilan

16 Retinoid sistemik Defek SSP, kardiovaskular, dan

Page 8: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

(isotretinoin dan

atretinat)

kraniofasial

17 Tetrasiklin Anomali pada gigi dan tulang

18 Talidomid Fokomedia dan defek organ internal

19 Trimetadion Defek pada wajah dan SSP

20 Asam valproat (valproic

acid)

Defek neural tube

21 Warfarin Defek skeletal dan SSP, Dandy-Walker

syndrome

Konseling dan pemilihan obat pada ibu hamil

Tujuannya adalah menghindari atau mengurangi abnormalitas pada janin.

Hindari pemberian obat pada periode pertama pascakonsepsi.

Hindari makanan minuman dan zat yang tidak diperlukan oleh janin dalam

pertumbuhannya: merokok, alkohol, obat sedatif, OAD, atau jamu-jamu tradisional yang

belum diuji.

Hindari pemberian obat polifarmaka, terutama bila pemberian dalam waktu yang lama

Berikan obat yang telah jelas aman dan mempertimbangkna keperluan pengobatan

primernya

Pergunakan pedoman penggunaan obat resmi dan daftar obat-obat yang aman, demikian

pula pemberian obat-obat terbatas atau yang tidak diperbolehkan pada ibu hamil.

Penggunaan obat yang sering pada ibu hamil : antibiotik

Golongan ß – laktam = dapat melalui plasenta

gol. penisilin (amoksisilin, ampisilin, sulbenisilin, dll); kadar rendah di cairan amnion,

aman pd kehamilan; eliminasinya lebih cepat pada kehamilan, barangkali dosis perlu

disesuaikan; belum ada bukti sifat teratogenik .

gol. sefalosporin (sefadroksil, sefaleksin, sefazolin,sefaklor, seftriaxon, sefotaxim );

mencapai kadar terapeutik di cairan amnion dan jaringan fetus; eliminasi juga lebih

cepat, dosis bila perlu disesuaikan .

Page 9: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

o sefuroxim; laporan perkembangan fisik dan mental anak dari ibu dengan injeksi

sefuroksim belum ada dan tidak ada studi kontrol , pada hewan tidak teratogenik,

bila benar-benar diperlukan dapat diberikan.

o Sefepim belum ada data, pada hewan coba diberikan dosis 1–4 x dosis manusia,

tidak teratogenik

o sefalopsorin umumnya aman pada kehamilan, kecuali, sefpirom sefpodoksim

o Beberapa laporan : keamanan pada kehamilan belum dapat ditentukan , sebaiknya

dihindari, kecuali bila benar-benar keuntungan untuk ibu dan fetus jauh lebih

banyak daripada bahaya yang mungkin timbul .

Monobaktam

o Aztreonam à monobaktam pertama yang digunakan di klinik; struktur intinya ß–

laktam monosiklik; aktif terhadap bakteri gram negatif, aerob, tanpa efek

nefrotoksik; parenteral à plasentaà sirkulasi fetus; pada hewan coba : 15 x dosis

manusia, hasilnya tidak teratogenik; studi terkontrol belum cukup, diberikan

hanya bila benar-benar diperlukan dan pertimbangkan benefit untuk ibu dan anak.

Karbapenem

o Imipenem; efektif untuk berbagai bakteri gram negatif, gram positif, dan aerob;

parenteral; pada hewan uji : 1– 8 x dosis manusia, hasilnya tidak ditemukan efek

negatif pada fetus.

o Namun data pada ibu hamil masih kurang, sehingga lagi-lagi gunakan bila benar-

benar dibutuhkan dan pertimbangkan keuntungan dan kerugian yang mungkin

akan timbul.

Gol. inhibitor ß–laktamase

amoksisilin yang dikombinasikan dengan asam klavulanat dan ampisilin yang

dikombinasikan dengan sulbaktam : tidak embriotoksik; masuk melalui plasenta

dan kadarnya tinggi di fetus; eliminasinya lebih cepat.

Gol. makrolid

eritromisin sudah lama dikenal; yang relatif baru: azitromisin, klaritromisin dan

roksitromisin, masa paruhnya panjang dan insidens ESO GI tract lebih rendah;

Page 10: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

masuk melalui plasenta, kadar dalam plasma fetus rendah; absorpsi pada

trimester ke–3 lambat; eritromisin aman & efektif pada ibu hamil.

o Azitromisin, pada hewan coba hasilnya aman, studi terkontrol untuk

manusia belum ada, bila benar-benar dibutuhakan dapat digunakan untuk

ibu hamil

o Klaritromisin tidak dianjurkan , kecuali tidak ada pilihan antibiotik lain.

Pada hewan,klaritromisin menimbulkan efek samping pada fetus. Bila

pasien hamil sedang menggunakan AB ini sebaiknya diberitahu

kemungkinan efek negatif dari penggunaannya

o Linkomisin; tidak teratogenik, dapat lewat melalui plasenta, dalam darah

umbilikus 25 % dari serum ibu, tidak mempengaruhi perkembangan fetus.

Spiramisin

masih obat pilihan untuk ibu hamil dng toksoplasmosis, cukup aman , tidak

mempengaruhi pertumbuhan fetus

klindamisin, masuk lewat plasenta, darah umbilikus 50% dari serum ibu; di dalam

sirkulasi fetus dapat mencapai kadar terapeutik (efektif u/ bakteri patogen) ;

untuk profilaksis operasi seksio.

survey Michigan Medicaid :diantara bayi-bayi dari ibu yang mendapat terapi

klindamisin pada trimester I, beberapa mengalami kelainan , tetapi data tidak

cukup untuk menghubungkan kelainan dengan antibiotik.

Meski demikian , pemakaian hanya dianjurkan bila terapi dengan dg. gol

penisilin, sefalosporin dan eritromisin tidak berhasil.

Gol. Tetrasiklin

kelainan gigi & perkembangan tulang fetus à hindari pd kehamilan

mulai hamil minggu ke 16 à tetra terikat erat Ca++ di struktur gigi dan tulang

yang sedang bertumbuh à perubahan warna / kecoklatan desidua gigi dan

hambatan pertumbuhan tulang

Garbis : ESO timbul terutama bila digunakan sesudah minggu ke–15 kehamilan

pd trimester–1 obat pilihan kedua (anjuran doksisiklin)

Page 11: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

tetapi sebaiknya dihindari pada kehamilan

Isoniazid . etambutol , rifampisin

Dari golongan anti – tbc à rifampisin dilaporkan dapat menyebabkan perdarahan

neonatus , bila memang benar-benar dibutuhkan mungkin harus ditambahkan

suplementasi vitamin K.

Sulfonamida & trimetoprim

Sulfonamida

o cukup lama dikenal , hambat metabolisme kuman

o melalui sawar plasenta , kadar dalam plasma fetus 50–90% dari kadar di

plasma maternal

o berkompetisi dg bilirubin pd ikatan dgn albumin

o tidak pernah dihubungkan dg meningkatnya insiden malformasi

o memobilisasi bilirubin à peningkatan risiko hiperbilirubinemia neonatus

bila diberikan saat akan partus

o sulfasalazin àperubahan jumlah dan morfologi sperma. à infertilitas

pria

Trimetoprim

o sulfasalazin àperubahan jumlah dan morfologi sperma. à infertilitas

pria

o jika dikombinasikan dengan sulfametoksazol à efektif untuk infeksi

bakteri gram positif dan gram negatif, meski sudah banyak yg resisten

o antagonis asam folat

o dosis biasa trimetoprim / kotrimoksazol àESO hematologik jarang

o kadar trimet & sulfametok tidak dipengaruhi kehamilan

o percobaan pada hewan, diberikan trimetoprim dosis tinggi à cleft palate

o sebaiknya tidak digunakan untuk ibu hamil

Page 12: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Isoniazid . etambutol , rifampisin

o sebaiknya tidak digunakan untuk ibu hamil

o hanya rifampisin dilaporkan à perdarahan neonatus

o bila benar–benar dibutuhkan kemungkinan harus ditambahkan

suplementasi vit K.

Tabel 4. Antibiotika yg sebaiknya dihindari pada kehamilan

Aminoglikosida ototoksisitas, kerusakan saraf V

Kloramfenikol Gray baby syndrome

Ko-trimoxazol kernikterus, antagonis folat,

teratogenik

Kuinolon hewan: artropatia

Rifampisin kemungkinan teratogenik,

perdarahan neonatus

Sulfonamida kernikterus

Tetrasiklin gigi tengguli, gangg pertumbuhan

tulang

Metronidazol data tidak cukup , bila perlu berikan

dosis kecil

INH, rifampisin resiko hepatitis

Kesimpulan

- tidak mudah menentukan efek teratogenik obat, ada faktor etis dan banyak faktor yang

mempengaruhi

- golongan penisilin, sefalosporin, eritromisin, INH, etambutol à aman untuk ibu hamil

- rifampisin à hemoragi neonatus , bila perlu berikan vit. K

- beberapa AB jelas tidak dianjurkan untuk ibu hamil (tabel 4)

- beberapa pertimbangan benefit / risk dan jangan lupa memberitahu pasien tentang ESO

yang mungkin terjadi.

Page 13: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Tentir Pleno 1

Panjang siklus haid wanita: hari pertama mengalami menstruasi sampai hari pertama

menstruasi berikutnya. Siklus tersebut biasanya terjadi 21 – 35 hari.

Untuk menentukan periode 1 siklus, jangan cuma pakai patokan 1 siklus saja, tapi 2-3

siklus. Pada wanita, tahapan siklus yang dapat diukur waktunya bukanlah masa subur,

namun masa sekresi (sekresi ovum à ovulasi).

Masa sekresi: 12 – 14 hari dari sebelum hari pertama menstruasi berikutnya.

Jadi misalnya seseorang selama mengamati panjang siklus haidnya: 35 hari.

Misalnya dia menstruasi 1 Januari, berarti dia menstruasi berikutnya tanggal 5 Februari.

Berarti masa sekresinya adalah 12 -15 hari sebelum tanggal 5 februari (ambil nilai umum: 14

hari), sehingga mungkin masa sekresi 22 Januari (atau 20 – 23 Januari).

Lama sperma di saluran genitalia wanita

Bisakah fertilisasi terjadi apabila sperma dimasukkan sebelum masa ovulasi?

Bisa, karena sperma bisa disimpan dalam saluran genital wanita. Secara matematis, waktu

yang diperlukan sperma untuk mencapai ovum adalah 1 ½ - 2 jam ( sesuai dengan data à

panjang saluran dari serviks: 30 cm dan kec. Sperma: 0,05 cm/s). Tapi, untuk mencapai

ovum, jalannya tidak seperti jalan tol, jadi ada faktor lain yang menghambat sperma

mencapai ovum, misalnya sekresi mucus, dll.

Jadi apakah benar rumor yang mengatakan: “Jika sehabis berhubungan, wanita yang tidak

ingin hamil harus lompat supaya spermanya turun”?

Ketika berhubungan, sperma dimasukkan bersama semen, dan segera setelah itu, sperma

langsung bergerak menuju saluran lebih dalam. Meski ketika lompat-lompat sehabis

berhubungan cairan semen akan turun, tapi kemungkinan sperma sudah berjalan ke dalam.

Faktor yang mempengaruhi peregangan tulang-tulang pubis dan sekitarnya: relaksin dan

progesterone.

Lendir serviks dipengaruhi beberapa faktor.

Page 14: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Saluran reproduksi wanita mengalami beberapa perubahan seiring dengan perubahan steroid

dari ovarium, termasuk: perubahan fungsi dan histology oviduk dan endometrium, komposisi

mukus serviks, dan sitologi vagina. Ketika ovulasi, terjadi juga peningkatan suhu tubuh oleh

progesteron.

Perubahan komposisi mukus serviks berperan dalam ketahanan dan transpor sperma dalam

vagina.

o Fase folikular à ↑ estrogen à ↑ jumlah, alkalinitas, kekentalan, elastisitas mukus. Otot

serviks relaksasi dan epitel menjadi sekretorik akibat pengaruh estrogen.

o Fase ovulasi à↑ elastisitas mukus (spinnbarkeit) à sperma siap menembus estrogen-

dominated mucus.

o Post ovulasi, kehamilan à progesteron rendah, atau pada kadar progesteron rendah à

↓jumlah dan kualitas mukus. Mukus menjadi lebih kental (spinnbarkeit rendah) dan tidak

menghasilkan pola daun pakis pada slide mikroskop. Pada kondisi ini, mukus

menghasilkan perlindungan lebih baik terhadap infeksi dan sperma tidak mudah

menembusnya.

Pada diagnosis atau pemeriksaan, folikel graaf dapat dilihat dengan USG, namun ovumnya

sendiri tidak terlihat. Ovum dapat terlihat mata dan digunakan dalam prinsip ICSI (Intra

Cytoplasmic Sperm Injection).

Penyempitan saluran genital

Kasus oviduk yang buntu merupakan 1/3 penyebab kasus infertilitas. Oviduk buntu dapat

disebabkan oleh: tumor, infeksi (Chlamydia, Gonorrhhoe), mioma, endometriosis, dll.

Untuk melihat oviduk dapat digunakan HSG (Histerosalphingography, histero= uterus,

salphingo = tuba falopii).

Penyempitan duktus ejakulatoris jarang terjadi dan menyebabkan infertilitas. Bagaimana cara

mengecek apakah terjadi penyempitan di d.ejakulatorius atau tidak?

Vesika seminalis menghasilkan fruktosa. Bila semen berkurang:

o Fruktosa - à penyempitan duktus ejakulatorius

o Fruktosa + à penyempitan proksimal d.ejakulatorius (misalnya: epididimis)

Page 15: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Testosteron berfungsi dalam pembentukan protein. Hormon ini diubah menjadi DHT oleh 5-

a-reduktase.

Ketika spermatogenesis tahap meiosis pertama tahap pembentukan spermatosit primer,

terbentuklah jembatan sitoplasma antara sel. Hal ini terjadi karena kromosom Y tidak dapat

langsung dipisah dengan kromosom X karena Y terlalu kecil.

Testosteron dan hormon sex

FSH akan merangsang sel sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein).

Testosteron akan dapat berikatan dengan spermatogonium bila tetosteron diikat ABP yang

dihasilkan di testis.

Adanya ABP ini yang membuat konsentrasi testosteron lebih tinggi di testis daripada di

darah.

Inhibin berfungsi meng-feedback hipofisis anterior dalam menghasilkan FSH.

Testosteron berfungsi meng-feedback negatif GnRH dan terutama LH. Namun karena

GnRH dihambat, otomatis LH dan FSH terhambat, sehingga testosteron juga menghambat

FSH (sedikit).

Apakah sexual intercourse setiap hari baik?

Hubungan seks memang meningkatkan kadar testosteron yang dihasilkan à rangsangan

membentuk sperma lebih banyak

Namun hubungan seks setiap hari tidak memberikan waktu yang cukup bagi pematangan

sperma dengan jumlah ideal per ejakulasinya. Hubungan yang dianjurkan adalah 2-3 x/

minggu.

NSSA (non spesific sperm aglutinin) à dalam keadaan tereduksi akan mengcoat sperma à

sperma dalam keadaan licin.

Apabila ada ROS (Reactive Oxigent Species): menghambat reduksi NSSA à sperma

tergumpal-gumpal.

Enzim yang dihasilkan oleh akrosom à hialuronidase, CPE (corona penetrating enzyme),

akrosin

Mengapa sperma begitu banyak dan ovum hanya 1?

Page 16: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Karena diibaratkan seseorang mencari kelereng di lapangan bola dibandingkan dengan 1000

orang mencari kelereng di lapangan bola, begitu pula dengan ovum seperti kelereng yang

dicari jutaan sperma. Oviduk, terutama bagian ampula, terdiri dari lapisan mukosa yang rumit

dan diibaratkan seperti maze.

Berkemih dan ejakulasi

Orang yang berkemih tidak mungkin sekalian ejakulasi, karena ketika berkemih karena ada

pengaturan katup pintu keluar sperma atau urin.

Namun pada orang DM, terjadi kelemahan saraf S2 dan S4 sehingga katup saluran kemih

atau dari epididimisnya tidak baik à retrograde urine.

Pada pria ada sindrom Y chromosom deletion:

o Tipe A dan B à tidak ditemukan spermatid di testis. Jadi pada tipe ini, tidak bisa

dilakukan teknologi IVF (In Vitro Fertilization) atau bayi tabung.

o Tipe C à terjadi delesi kromosom yang dapat diturunkan ke anaknya.

Kadar prolaktin yang meningkat pada pria menyebabkan kekacauan spermatogenesis dan

biasanya diperiksa CT kepada karena dicurigai gangguan di hipofisis anterior.

Pada pria yang infertil, pada tahap awal jangan diberi testosteron. Adanya testosteron eksogen

tersebut akan menurunkan kadar GnRH, sehingga infertilitas bahkan tidak membaik.

Bagaimana pengaruh makanan terhadap fertilitas? Secara biokimia, bahan-bahan makanan

dapat mempengaruhi sel-sel gonad. Namun secara evidence-based, pemberian makanan

tersebut belum bisa dipastikan.

Ada cara hubungan seks yang dianjurkan:

Spread the wealth: pada wanita yang tidak tahu kapan ovulasi, oleh karena itu hubungan

seks dilakukan 3-4 kali/minggu.

Ready, aim, fire: pada wanita yang tahu kapan ovulasi. Pada masa suburnya, ia melakukan

hubungan seks tiap hari.

Mengapa penis mengeras ketika ereksi (àada di tentir faal ya..)

Pada ereksi, stimulus meningkatkan kadar NO (Nitrit Oxyde) à vasodilatasi arteri à

pembesaran arteri menekan vena (pembuluh balik), sehingga aliran darah tidak lancar à

kongesti darah selama ereksi.

Page 17: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Perhatikan ada obat-obatan yang dapat memberikan efek pada fisiologi fertilitas, misalnya

simetidin (obat maag kronik), dapat meningkatkan kadar estrogen.

Pada orang dengan gangguan ereksi, kerusakan bisa diketahui dengan PF rectal toucher atau

periksa dalam. Dengan RT à bila spinkter ani baik, maka gangguan ereksi bukan disebabkan

kerusakan S2 dan S4.

Umpan balik Pleno:

Pemeriksaan kondisi anatomis dan fungsi saluran reproduksi perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah proses kehamilan memungkinkan untuk terjadi. Jika terjadi gangguan,

misalnya pada fungsi cilia tuba uterina, maka proses fertilisasi akan terhambat.

Jaringan tubuh yang paling banyak memiliki persarafan adalah glans penis (pada pria) dan

klitoris (pada wanita).

Sistem Reproduksi Pria

Duktus ejakulatorius terletak di prostat.

Sumber yang sinyal saraf sensoris paling utama untuk menginisasi male sexual act adalah

glans penis. Bagian tubuh ini mengandung sistem sensori sensitif yang mentransmisikan

sensasi seksual ke sistem saraf pusat. Stimulasi pada sensory end-organ ini pada saat

intercourse akan diteruskan sebagai sinyal seksual melewati saraf pudenda, kemudian

melalui pleksus sakralis (dalam pleno dikatakan pleksus hipogastrikus inferior) menuju

bagian sakral medula spinalis, dan akhirnya mencapai otak. Kemudian otak akan

memerintahkan saraf parasimpatis untuk menimbulkan impuls agar dapat terjadi ereksi.

Stimulus untuk male sexual act tidak hanya rangsang taktil pada glans penis, tetapi juga

dapat berupa rangsang psikis, seperti membayangkan perilaku seksual atau bermimpi

mengenai intercourse. Emisi nokturnal saat bermimpi dapat terjadi pada pria, terutama

selama remaja.

Walaupun faktor psikis biasanya berperan penting dalam male sexual act dan dapat

menginisiasi ataupun mencegahnya, fungsi otak terkadang tidak terlalu penting karena

stimulasi genital yang cukup dapat menyebabkan ejakulasi pada sebagian hewan dan

manusia setelah medulla spinalis dipotong di atas regio lumbal.

Page 18: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Ejakulasi terdiri dari dua fase, emisi dan ekspulsi. Pada fase emisi, buli-buli menutup,

sehingga urin tidak bercampur dengan semen.

Ereksi terjadi atas sebab peningkatan serotonin pada sistem saraf pusat dan vein oclusive

mechanism di perifer. Pada corpus cavernosus dan corpus spongiosum terdapat arteri

helisina yang berfungsi pada ereksi.

Arousal adalah penerimaan rangsang seksual yang dipengaruhi olehh testosteron, dengan

stimulus berupa taktil, mekanik, suara, dan visual. Pada gay, kemampuan untuk arousal

berkurang karena gay lebih tertarik pada pria dibandingkan wanita.

Nikotin menurunkan elastisitas arteri di penis, sehingga ereksi penis dan volume penis

berkurang.

Sildenafil (viagra) adalah obat yang memperbaiki pembuluh darah, termasuk di penis.

Obat ini menghambat kerja fosfodiesterase, sehingga cAMP tidak diubah menjadi AMP.

cAMP pun meningkat, menyebabkan Ca2+ darah turunà relaksasi otot pembuluh darah.

Vitamin E juga mencegah destruksi cAMPàcAMP meningkatà Ca2+ darah turunà

relaksasi otot pembuluh darah. Obat-obat yang bekerja pada pembuluh darah

menghasilkan peningkatan fungsi ereksi.

Berdasarkan penelitian, Ca Prostat dipengaruhi oleh diet, yakni daging merah.

Sistem Reproduksi Wanita

Tuba falopii/tuba uterina terdiri atas beberapa bagian:infundibulum, ampula, dan isthmus.

Ovum yang dominan pada siklus ovarium muncul, karena adanya perbedaan jumlah

reseptor FSH pada ovum. FSH dibutuhkan dalam perkembangan folikel. Di antara ovum-

ovum yang berkembang dalam satu siklus, terdapat satu ovum dengan reseptor FSH yang

lebih banyak, sehingga ovum tersebut dapat tumbuh lebih cepat. Dalam

perkembangannya, sel-sel folikular menghasilkan inhibin yang lebih cenderung

menghambat FSH. Kenaikan level estrogen yang moderat juga menghasilkan umpan balik

negatif terhadap sel pensekresi FSH. Penurunan level sekresi FSH yang dihasilkan

menyebabkan atresia dari seluruh ovum yang sedang berkembang pada siklus ini, kecuali

ovum yang paling matang diantara semuanya. Ovum inilah yang disebut dengan ovum

dominan. Pada kasus-kasus tertentu, dapat terjadi pematangan lebih dari satu ovum,

sehingga 2 atau lebih ovum tersebut disebut kodominan.

Page 19: Obat Pada Perempuan Hamil Dan Janinnya

Beberapa hari sebelum perdarahan dari uterus yang terjadi karena ovum tidak dibuahi

(menstruasi), lapisan fungsionalis endometrium menjadi kekurangan darah karena arteri

spiral/helikal di lapisan tersebut mengalami konstriksi intermiten. Setelah 2 hari atau

lebih, arteri spiral ini mengalami konstriksi permanen, mengurangi oksigen ke lapisan

fungsional. Hal ini mengakibatkan penghentian kerja kelenjar, invasi oleh leukosit,

iskemia, dan nekrosis lapisan fungsionalis. Tidak lama setelahnya, arteri spiral di lapisan

ini berdilatasi kembali.Akan tetapi, karena arteri spiral ini telah melemah akibat kejadian-

kejadian sebelumnya, maka pembuluh tersebut ruptur. Darah yang dikeluarkan membawa

serta bagian-bagian dari lapisan fungsionalis untuk dikeluarkan sebagai hemmoragic

discharge (mens).

Sekret pada wanita yang muncul saat arousal disebabkan oleh vasodilatasi besar-besaran

di vagina, yang menyebabkan terjadinya eksudasi. Selain itu, terjadi pula sekresi dari

kelenjar Bartholini.

G-Spot adalah tempat perangsangan yang baik untuk wanita. Diduga letaknya adalah 5 cm

dari introitus vagina, di mana terdapat banyak ujung-ujung saraf.

Sumber: Pleno, Fisiologi Guyton (11th ed), Fisiologi Sherwood (6th ed), Anatomi-Fisiologi

Tortora, Histologi Gartner (3rd ed).

-SELAMAT BELAJAR-

SIEPEND TENTIR DENGAN TERBUKA MENERIMA SARAN DAN KRITIK

MENGENAI PENYUSUNAN DAN ISI TENTIR MODUL REPRODUKSI.

BERHUBUNG KAMI MASIH BANYAK BELAJAR KARENA PERUBAHAN

SISTEM MODUL, SARAN DAN BANTUAN TEMAN-TEMAN SANGAT KAMI

BUTUHKAN.

KIRIM SARAN TEMAN-TEMAN KE [email protected] atau sms ke

085697885725.