OBAT KUMUR

4
OBAT KUMUR Obat Kumur Antiseptik Obat kumur antiseptik merupakan obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan sepsis. Antiseptik merupakan zat yang digunakan untuk membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup (Theodorus, 1992; Ganiswara, 1995). Menurut Cannel (dalam Hadi, 1986), obat kumur berfungsi sebagai; (a) pengobatan atau profilaksis infeksi ringan permukaan rongga mulut, (b) bahan penolong lokal pengobatan antibiotika dari kelainan rongga mulut berupa keradangan oleh mikroorganisme, (c) profilaksis selama tindakan operasi di dalam rongga mulut, (d) menghambat pembentukan plak, (e) menjaga kesehatan rongga mulut secara umum, dan (f) sebagai penyegar rongga mulut. Menurut Cochran et al, (1994) beberapa jenis obat kumur yang digunakan dibedakan menurut agen antibakteri yang terkandung dalam obat kumur. Penggunaan agen-agen kimia ini ditujukan untuk dua kegunaan yang berbeda yaitu untuk melawan perkembangan plak supragingiva dan melawan bakteri subgingiva. Untuk plak supragingiva dikenal obat kumur dengan kandungan antiseptik bisbiguanid, antiseptik ammonium kuarteneri , antiseptik fenolik, antiseptik lain seperti heksetidin, 4

Transcript of OBAT KUMUR

Page 1: OBAT KUMUR

OBAT KUMUR

Obat Kumur Antiseptik

Obat kumur antiseptik merupakan obat yang dapat meniadakan atau mencegah

keadaan sepsis. Antiseptik merupakan zat yang digunakan untuk membunuh bakteri atau

mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya merupakan sediaan yang digunakan

pada jaringan hidup (Theodorus, 1992; Ganiswara, 1995).

Menurut Cannel (dalam Hadi, 1986), obat kumur berfungsi sebagai; (a)

pengobatan atau profilaksis infeksi ringan permukaan rongga mulut, (b) bahan penolong

lokal pengobatan antibiotika dari kelainan rongga mulut berupa keradangan oleh

mikroorganisme, (c) profilaksis selama tindakan operasi di dalam rongga mulut, (d)

menghambat pembentukan plak, (e) menjaga kesehatan rongga mulut secara umum, dan

(f) sebagai penyegar rongga mulut.

Menurut Cochran et al, (1994) beberapa jenis obat kumur yang digunakan

dibedakan menurut agen antibakteri yang terkandung dalam obat kumur. Penggunaan

agen-agen kimia ini ditujukan untuk dua kegunaan yang berbeda yaitu untuk melawan

perkembangan plak supragingiva dan melawan bakteri subgingiva. Untuk plak

supragingiva dikenal obat kumur dengan kandungan antiseptik bisbiguanid, antiseptik

ammonium kuarteneri , antiseptik fenolik, antiseptik lain seperti heksetidin, obat kumur

yang mengandung agen oksigenasi, ion metal, dan produk-produk alamiah.

Obat Kumur Povidone Iodine

Povidone iodine merupakan suatu komplek iodine dengan polivinil pirolidone, yang

akan melepaskan iodine secara perlahan-lahan. Larutan povidone iodine 10%

mengandung 1% iodine aktif. Preparat yang tersedia dalam bentuk larutan 10%. Salep

10%, shampo dan obat kumur 1% (Nugroho & Herwana, 1984). Povidone iodine adalah

suatu iodofor komplek iodin dengan polivinil pirolidon. Obat ini digunakan sebagai

pengganti merkurokrom dan yodium tinctur yang iritatif (Ganiswara, 1995).

Populasi bakteri di kulit dapat diturunkan sebesar 85% dengan menggunakan

povidon iodin 10%. Efek yang terbaik berlangsung 1 jam dan setelah 6-8 jam populasi

bakteri kembali normal. Jika dibandingkan dengan larutan klorheksidin, povidon iodin lebih

efektif terhadap kuman gram negatif, akan tetapi masa kerjanya lebih singkat. Penggunaan

topikal untuk mengobati luka bakar, persiapan daerah yang akan dioperasi dan sebagai

desinfektan (Nugroho & Herwana, 1984).

Polivinil pirolidon tidak mempunyai efek antibakteri tetapi hanya berfungsi sebagai

pelarut, sedangkan iodin adalah suatu zat yang bersifat bakteriostatik non selektif, juga

4

Page 2: OBAT KUMUR

5

dapat dipakai sebagagi fungisid dan mengobati luka lecet. Iodin yang dilepas bekerja

sebagai antiseptik berspektrum luas (Arif dan Udin dalam Ganiswarna, 1995). Sedang

menurut Nugroho & Herwana (1984), iodin dalam bentuk larutan 1% dapat membunuh

bakteri (bersifak bakterisid) dengan cara merusak zat organik bakteri. Bahan ini akan

merubah tegangan permukaan (surface-active agent) membran sel bakteri sehingga

keutuhan membran sel akan rusak (Suherman dalam bagian Farmakologi UI, 1995).

Sesuai dengan pendapat Wilson dan Gusvold (dalam Erdiyawati, 2000) bahwa

antiseptik dengan bahan aktif povidon iodin yang berpelarut air mempunyai keuntungan

sebagai berikut : (1) Memberikan antiseptik nontoksik; (2) tidak mudah menguap; dan (3)

Tidak bernoda. Selain yang telah disebutkan diatas, povidon iodin yang larut dalam air

melepas iodin secara perlahan-lahan sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang

(Siswandono & Soekarjo, 1995).

Referensi :

Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Theodorus. 1992. Antiseptik-Desinfektan: Farmakologi Laboratorium UNSRI. Jakarta: EGC.

Hadi, P. 1986. “Uji Banding Efek Bakteriologis terhadap bakteri-Bakteri Rongga Mulut antara Obat Kumur Hexitidine dengan Obat Kumur Larutan Garam Hipertonik dengan da Tanpa Peradangan Gingiva”. Tesis. Surabaya: UNAIR.

Cochran, D.L., Kalkwarf, K., & Brunsfold, M.A. 1994. Plaque and Calculus Removal: Concideratoions for Professionals. Hongkong: Quintessence Publishing Co, Inc.

Siswandono & Soekarjo, B. 1995. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press.Nugroho D. & Herwana, E. 1984. Atiseptik Topikal dalam Kedokteran Gigi. Majalah

Kedokteran Gigi. 4 (11). Jakarta.

Erdiyawati, N. 2000. “Pengaruh Antiseptik Betadin Kumur dan Listerin terhadap Bakteri Rongga Mulut sebagai Pengganti Air pada Pencampuran Alginat”. Skripsi. Jember: FKG UNEJ.