OBAT JAMURm

28
OBAT JAMUR

description

nvdhgdhg

Transcript of OBAT JAMURm

Page 1: OBAT JAMURm

OBAT JAMUR

Page 2: OBAT JAMURm

• INFEKSI SISTEMIK– INFEKSI DALAM(internal) : aspergilosis,

blastomikosis,koksidiodomikosis, kriptokokosis, histooplasmikosis, kandidiasis.

– INFEKSI SUBKUTAN : kromomikosis, misetoma, dan sporotrikosis

• INFEKSI DERMATOFIT– Trichophyton, epidermophyton dan microsporum

• INFEKSI MUKOKUTAN– Kandida, menyerang mukosa dan daerah lipatan

kulit dalam keadaan kronis. Umumnya mengenai mukosa kulit dan kuku

Page 3: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIKAMFOTERISIN B• Asal dan kimia

– Hasil fermentasi streptomyces nodosus– Kristal jarum atau prisma kuning jingga, tidak berbau dan tidak

berasa, bersifat basa lemah, tidak larut dalam air, tidak stabil,tidak tahan suhu >37 c

• Aktivitas antijamur– Sel tumbuh dan sel matang (ph 6-7,5) Dengan kadar 0,3-1,0

µg/mL antibiotik ini dapat menghambat aktivitas Histoplasma capsulaium, Cryptococcus neoformans, Coccidioides immitis, dan beberapa spesies Candida, Tondopsis glabrata, Rhodotorula, Blastomyces dermatitidis, Paracoccidioides braziliensis,beberapa spesies Aspergillus

– Sinergis dengan rifampisin atau minosiklin• Mekanisme kerja

– Berikatan dengan ergosterol(gugus sterol) pada membran sel jamur. Ikatan menyebabkan membran bocor dan merusak sel.

Page 4: OBAT JAMURm

• Farmakokinetik– Sedikit sekali diserap saluran cerna cerna– Injeksi 1,5mg/hari lalu ditingkatkan 0,4-0,6mg/kgbb/hari akan memberikan

kadar puncak.– Waktu paruh 24-48 jam– Didistribusikan luas ke seluruh jaringan, 95% obat beredar dalam plasma

terikat pada lipoprotein– Dalam cairan pleura,peritoneal,sinovial, dan akuosa hanya 2/3 dar kadar

terendah dalam plasma– Menembus sawar urin, css, humor vitreus,amnion.– Eksresi obat melalui ginjal lambat (3%) selama 24 jam

• Efek samping– Kulit panas, keringatan,sakit kepala,demam(50% IV,hidrokortison 25-50mg),

menggigil ,lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis(heparin), kejang, fungsi ginjal berkurang(80%,flusitosin), asidosis tubuler dan hipokalemia(kalium). Anemia normositik normokrom.

• Indikasi– Spektrum luas bersifat fungisidal. Korneal dan keratitis mikotik(tetes).

Dirawat!• Sediaan dan posologi

– Vial 50mg bubuk liofilik, 0,5mg + 5ml cairan spinal(meningitis,coccidiodies)– 0,3-0,5mg/kgbb cukup efektif– Krim, losio, salep 3%

Page 5: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIKFLUSITOSIN• Asal dan kimia

– antijamur sintetik yang berasal dari fluorinasi pirimidin, dan mempunyai persamaan struktur dengan fluorourasil dan floksuridin. Obat ini berbentuk kristal putih tidak berbau, sedikit larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol.

• Aktivitas antijamur– Spektrum antijamur flusitosin agak sempit. Obat ini efektif untuk pengobatan kriptokokosis,

kandidiasis, kromomikosis, torulopsis dan aspergilosis.– Cryptococcus dan Candida dapat menjadi resisten selama pengobatan dengan flusitosin. 40 –

50% Candida sudah resisten sejak semula pada kadar100 µg/mL flusitosin. Infeksi saluran kemih bagian bawah oleh Candida yang sensitif dapat diobati dengan flusitosin saja karena kadar obat ini dalam urin sangat tinggi. Invitro pemberian flusitosin bersama amfoterisin B akan menghasilkan efek supraaditif terhadap C. neoformans, C. tropicalis dan C. albicans yang sensitif.

• Mekanisme kerja– Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma

akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil dan fosforilasi. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan Iangsung sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil. Keadaan initidak terjadi pada sel mamalia karena dalam tubuh mamalia flusitosin tidak diubah menjadi fluorourasi

Page 6: OBAT JAMURm

• Farmakokinetik– Diserap baik oleh saluran cerna. Bersama makanan

memperlambat tapi jumlah tetap– Kadar puncak setelah 1-2 jam pemberian 37,5mg/kgbb– Kadar dalam cairan otak 60-90% kadar dalam plasma – Masa paruh eliminasi obat 3-6jam, 90% dikeluarkan

• Efek samping– Kurang toksik dibandingkan amfoterisin B– Anemia, leikopenia, trombositopenia, mual, muntah, sgot sgpt

meningkat(5%),hepatomegali. – Tidak bersifat nefrotoksik– Hamil jangan!!!

• Indikasi– Diberikan peroral tapi cepat resisten– Criptokokus neoformans,candida dan kromoblastomikosis– Kombinasi dapat dengan amfoterisin B dan itrakonazol

• posologi– Kapsul 250 dan 500mg, dosis dianjurkan 50-150mg/hari dlm 4x

Page 7: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIKIMIDAZOL & TRIAZOL• KETOKONAZOL

– Imidazol sintetik, bersifat liofilik dan larut dalam air pada ph asam– Ketokonazol aktif sebagai antijamur baik sistemik maupun nonsistemik efektif terhadap Candida, 

Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H. capsulatum, B. dermatitidis, Aspergillusdan Sporothrix spp.

– penyerapan saluran cerna berkurang pada pasien dengan ph lambung tinggi, antasida atau antagonis H2. makanan tidak berpengaruh

– 84% berikatan dengan protein plasma(albumin), 15% dengan eritrosit, 1% dalam bentuk bebas.– Eksresi bersama cairan empedu ke lumen usus, sedikit ke urin. Ginjal dan hati tidak

mempengaruhi kadar dalam plasma– Efek toksik ringan daripada amfoterisin B. Lebih baik bersama makanan, mnegurangi mual dan

muntah– Hepatotoksik, ginekomastia pada pria, haid tidak teratur. Wanita hamil dan menyusui JANGAN!!– Ketokonazol murah, histoplasmosis paru,sendi, tulang, jaringan lemak.– Rifampizin, isoniazid, fenitoin menurunkan kadar ketokonazol– Siklosporin,warfarin,midazolam, indinavir meningkatkan kadar obat – Penggunaan bersama terfenadin, astemizol/ sisaprid dpt menyebabkan aritmia ventrikel jantung– Tab 200mg, krim 2%, shampo 2%. Dosis dewasa 1 x 200-400mg, anak 3,3-6,6mg/kgbb/hari

Page 8: OBAT JAMURm

IMIDAZOL & TRIAZOL• ITRAKONAZOL– IV atau Oral– Spektrum lebih luas dan efek samping lebih kecil

dibandingkan ketokonazol– Diserap lebih sempurna bersama makanan– Rifampizin mengurangi kadar plasma itrakonazol– Kapsul 100mg, dosis dianjurkan 200mg perhari.

Suspensi 10mg/ml dan larutan iv 10mg/ml– Mual, muntah, kemerahan, pruritus, lesu, pusing,

edem kaki– Indikasi pada blastomikosis, koksidiodomikosis,

sariawan pada mulut dan tenggorokan, tinea versikolor

Page 9: OBAT JAMURm

IMIDAZOL & TRIAZOL• FLUKONAZOL– Diserap sempurna pada saluran cerna tanpa pengaruh

makanan atau ph lambung– Tersebar rata pada plasma cairan tubuh, saliva , sputum.– Waktu paruh eliminasi 25jam. Ekskresi 90% meallui ginjal.– Dosis disarankan 100-400mg perhari, sediaan oral kapus

50,100,150,200mg.– Gangguan saluran cema merupakan efek samping yang

paling banyak ditemukan. Pada pasien AIDS ditemukan urtikaria, eosinofilia, sindrome Stevens-Johnson, gangguan fungsi hati yang tersembunyi dan trombositopenia.

– Flukonazol berguna untuk mencegah relaps meningitis yang disebabkan oleh Cryptococcus pada pasien AIDS setelah pengobatan dengan amfoterisin B. Juga efektif untuk pengobatan kandidiasis mulut dan tenggorokan pada pasien AIDS.

Page 10: OBAT JAMURm

IMIDAZOL & TRIAZOL• VORIKONAZOL

– Obat ini adalah antijamur baru golongan triazol yang diindikasika, untuk aspergiiosis sistemik dan Infeksi jamur berat yang disebabkan oleh Scedosporium apiosperrnun dan Fusarium sp. Obat ini juga mempunyai efektivitas yang baik terhadap Candida sp,Cryptococcus sp dan Dermatophyte sp, termasuk untuk infeksi kandida yang resisten terhadap flukonazol

– Pengobatan yang dimulai dengan pemberian IV ini, secepatnya harus dialihkan ke pemberian oral.

– Dosis muat oral untuk pasien dengan berat badan > 40 kg ialah 400mg dan untuk pasien yang beratnya < 40 kg diberikan 200 mg. Dosis muat oral juga diberikan hanya 2 kali dengan interval 12 jam. Pengobatan lalu dilanjutkandengan pemberian oral 200 mg tiap 12 jam bagi pasien dengan berat badan > 40 kg.Untuk pasien dengan berat badan kurang dari 40 kg diberikan dosis pemeliharaan 2 kali 100 mg sehari

– Paling aman dan diharuskan berupa pemberian oral– Efeksamping berupa fotofobia dan penglihatan kabur(30%)– Tidak dibolehkan diberikan bersama rifampisin, karbamazepin, kuinidin,

sirolimus– Pemberian bersama rifabutin,ranitidin,omeprazol,fenitoin,benzodiazepin,

golongan statin diperlukan penyesuaian dosis– Tab 50 dan 200mg, suspensi oral 40mg/ml

Page 11: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIKKASPOFUNGIN• Kaspofungin adalah antijamur sistemik dari suatu kelas baru yang disebut

ekinokandin. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis beta (1,3)-Dglukan, suatu komponen esensial yang membentuk dinding sel jamur.

• Dalam darah 97% obat terikat protein dan masa paruh eliminasinya 9-11 jam.Obat ini dimetabolisme secara lambat dengan cara hidrolisis dan asetilasi.Ekskresinya melalui urin hanya sedikit sekali.

• Kaspofungin diindikasikan untuk infeksi jamur sebagai berikut:• Kandidiasis invasif, termasuk kandidemia pada pasien neutropenia atau non-

neutropenia. • Kandidiasis esofagus. • Kandidiasis orofarings.• Aspergilosis invasif yang sudah refrakter terhadap antijamur lainnya.

• Pengobatan umumnya diberikan selama 14 hari. Keamanan obat ini belum diketahui pada wanita hamil dan anak berumur kurang dari 18 tahun.

• Pemberian bersama dexa, efaviren, nevirapin, fenitoin, rifampisin mengurangi kadar kaspo

• Dosis dewasa 70mg iv, dilanjutkan single dose 50mg sehari.dpt ditingkatkan hingga 70mg bila kurang responsif

Page 12: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIKTERBINAFIN• Asal dan kimia

– Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengans truktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis. Namun, pada pengobatan kandidiasis kutaneus dan tinea versikolor,terbinafin biasanya dikombinasikan dengan golongan imidazol atau triazol karena penggunaannya sebagai monoterapi kurang efektif

• Farmakokinetik– Terbinafin diserap baik melalui saluran cerna, tetapi bioavailabilitasnya

menurun hingga 40% karena mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Obat ini terikat dengan protein plasma lebih dari 99% dan terakumulasi di kulit, kuku dan jaringan lemak.

– Waktu paruh awalnya adalah sekitar 12 jam dan berkisar antara 200 sampai 400 jam bila telah mencapai kadar mantap. Obat ini masih dapat ditemukan dalam plasma hingga 4-8 minggu setelah pengobatan yang lama.

– Terbinafin dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang tidak aktif dan diekskresikan di urin. Terbinafin tidak di indikasikan untuk pasien azotemia atau gagal hati karena dapat terjadi peningkatan kadar terbinafin yang sulit diperkirakan.

Page 13: OBAT JAMURm

• Aktivitas antijamur– Bersifat keratofilik dan fungisidal– Mempengaruhi biosintesis ergosterol dinding sel

jamur

• Efek samping– Rash, sakit kepala, gangguan saluran cerna– Hepatotoksisitas, netropenia berat, SSJ atau

nekrolisis epidermal toksik– Jangan pada ibu mengandung dan menyususi

• posologi– Tab oral 250mg

Page 14: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIKInfeksi oleh jamur patogen yang terinhalasi dapat

sembuh spontan. Histoplasmosis, koksidioidomikosis, blastomikosis dan kriptokokosis pada paru yang sehat tidak membutuhkan pengobatan. Kemoterapi baru dibutuhkan bila ditemukan pneumonia yang berat, infeksi cenderung menjadi kronis, atau bila disangsikan terjadi penyebaran atau adanya risiko penyakit akan menjadi lebih parah. Pasien AIDS atau pasien penyakit imunosupresi lain biasanya membutuhkan kemoterapi untuk mengatasi pneumonia karena jamur atau oleh sebab lain.

Page 15: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIK• Aspergilosis

– Invasi aspergilosis paru sering terjadi pada pasien penyakit imunosupresi yang berat dan tidak memberi respons yang memuaskan terhadap pengobatan dengan antijamur. Obat pilihan adalah amfoterisin B IV dengan dosis 0,5-1,0 mg/kgBB setiap hari dalam infus lambat. Untuk infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan sampai dua kalinya. Bila penyakit progresif, dosis obat dapat ditingkatkan.

• Blastomikosis– Obat terpilih untuk kasus ini adalah ketokonazol per oral 400 mg

sehari selama 6 – 12 bulan. Itrakonazol juga efektif dengan dosis 200 – 400 mg sekali sehari pada beberapa kasus. Amfoterisin B dicadangkan untuk pasien yang tidak dapat menerima ketokonazol, infeksinya sangat progresif atau infeksi menyerang SSP. Dosis yang dianjurkan 0,4 mg/kgBB/hari selama 10 minggu. Kadangkala dibutuhkan tindakan operatif untuk mengalirkan nanah dari sekitar lesi.

Page 16: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIK• Kandidiasis

– Kateterisasi ataupun manipulasi instrument lain dapat memperburuk kandidiasis. Bila invasi tidak mengenai parenkim ginjal pengobatan cukup dengan amfoterisin B 50 µg/mL dalam air steril selama 5 – 7 hari. Bila ada kelainan parenkim ginjal, pasien harus diobati dengan amfoterisin B IV seperti mengobati kandidiasisberat pada organ lain.

• Koksidiodomikosis– Ditemukannya kavitas tunggal di paru atau adanya

infiltrasifibrokavitas yang tidak responsif terkadap kemoterapi merupakan ciri yang khas dari penyakit kronis koksidioidomikosis; yang membutuhkan tindakan reseksi. Bila terdapat penyebaran ekstrapulmonar, amfoterisin B IV bermanfaat untuk penyakit berat ini, juga pada pasien dengan penyakit imunosupresi dan AIDS.

– Ketokonazol diberikan untuk terapi supresi jangka panjang terhadap lesi kulit, tulang dan jaringan lunak pada pasien dengan fungsi imunologik normal. Hasil serupa juga dapat dicapai dengan pemberian itrakonazol 200-400 mg sekali sehari. Untuk meningitis yang disebabkan oleh Coccidioides obat terpilih ialah amfoterisin B yang diberikan secara intratekal.

Page 17: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIK• Kriptokokosis– Obat terpilih adalah amfoterisin B IV dengan dosis

0,4-0,5mg/kgBB/hari. Pengobatan dilanjutkan sampai hasil pemeriksaan kultur negatif. Penambahan flusitosin dapat mengurangi pemakaian amfoterisin B menjadi 0,3mg/kgBB/hari.

– Di samping penyebarannya yang lebih baik ke dalam jaringan sakit,flusitosin diduga bekerja aditif terhadap amfoterisin sehingga dosis amfoterisin B dapat dikurangi dan dapat mengurangi terjadinya resistensi terhadap flusitosin. Flukonazol banyak digunakan untuk terapi supresi pada pasien AIDS.

Page 18: OBAT JAMURm

INFEKSI SISTEMIK• Histoplasmosis

– Pasien dengan histoplasmosis paru kronis sebagian besar dapat diobati dengan ketokonazol 400 mg per hari selama 6-12 bulan. Itrakonazol 200-400mg sekali sehari juga cukup efektif. Amfoterisin B IV juga dapat diberikan selama 10 minggu. Untuk mencegah kekambuhan penyebaran histoplasmosis pada pasien AIDS yang sudah diobati dengan ketokonazol dapat ditambahkan pemberian amfoterisin B IVsekali seminggu.

• Mukormikosis– Amfoterisin B merupakan obat pilihan untuk mukormikosis paru

kronis. Mukormikosis kraniofasial juga diberikan amfoterisin B IV di samping melakukan debri dement dan kontrol diabetes melitus yang sering menyertainya.

• Parakoksidiodomikosis– Ketokonazol 400 mg per hari merupakan obat pilihan yang

diberikan selama 6-12 bulan. Pada keadaan yang berat dapat ditambahkan amfoterisin B.

Page 19: OBAT JAMURm

INFEKSI DERMATOFIT & MUKOKUTANGRISEOFULVIN• Asal dan kimia

– Griseofulvin diisolasi dari Penicillium griseovulyum dierckx• Aktivitas antijamur

– Griseofulvin in vitro efektif terhadap berbagai jenis jamur dermatofit seperti Trichophyton, Epidermophyton dan Microsporum. Terhadap sel muda yang sedang berkembang griseofulvin bersifat fungisidal. Obat ini tidak efektif terhadap bakteri, jamur lain dan ragi,  Actinomyces dan Nocardia.

• Farmakokinetik– Kurang baik penyerapan pada saluran cerna atas karena tidak larut dalam air. Absorpsi

meningkat diberikan bersaam dengan makanan berlemak– Waktu paruh 24jam. 50% dosis oral dikeluarkan selama 5hari bersama urin. Ditemukan 4-

8jam dalam lapisan tanduk setelah pemberian• Efek samping

– Sakit kepala, leukopenia, artalgia, demam, pandangan kabur, pusing, mual muntah, diare,dll• Indikasi

– Jamur di kulit,kuku dan rambut, penyembuhan lama– Kandidiasis / tinea versikolor tidak dapat– Dosis tinggi bersifat karsinogenik dan teratogenik

• Posologi– Tab 125mg dan 500mg. Tab ultramikro 330mg– Dosis anak 5-15mg/kgbb/hari– Dewasa 500-1000mg/kgbb/hari

Page 20: OBAT JAMURm

INFEKSI DERMATOFIT & MUKOKUTANIMIDAZOL & TRIAZOL(spektrum luas)• MIKONAZOL

– ASAL DAN KIMIA. Mikonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif stabil, mempunyai spektrum antijamur yang lebar terhadap jamur dermatofit. Obat ini berbentuk kristal putih, tidak bewama dan tidak berbau, sebagian kecil larut dalam air tapi lebih larut dalam pelarut organik.

– AKTIVITAS ANTIJAMUR. Mikonazol menghambat aktivitas jamur Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum, Candida dan Malassezia furfur.Mikonazol in vitro efektif terhadap beberapa kuman Gram positif.

– Mekanisme kerja obat ini belum diketahui sepenuhnya. Mikonazol masuk kedalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan dinding sel sehingga permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat. Mungkin pula terjadi gangguan sintesis asam nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur yang akan menyebabkan kerusakan. Obat yang sudah menembus ke dalam lapisan tanduk kulit akan menetap di sana sampai 4 hari.

– Mikonazol topikal diindikasikan untuk dermatofitosis, tinea versikolor dan kandidiasis mukokutan. Untuk dermatofitosis sedang atau berat yang mengenai kulit kepala, telapak dan kuku sebaiknya dipakai griseofulvin.

– Efek samping berupa iritasi,rasa terbakar,kehamilan trimester pertama dihindari!

– Sediaan bentuk krim 2%, gel 2% kandidiasis oral, dan bedak tabur. Tidak boleh dibubuhkan pada mata!

Page 21: OBAT JAMURm

INFEKSI DERMATOFIT & MUKOKUTANIMIDAZOL & TRIAZOL(spektrum luas)• KLOTRIMAZOL

– Klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwarna yang praktis tidak larut dalamair, larut dalam alkohol dan kloroform, sedikit larut dalam eter.

– Klotrimazol mempunyai efek antijamur dan antibakteri dengan mekanisme kerja mirip mikonazol dan secara topikal digunakan untuk pengobatan tinea pedis, kruris dan korporis yang disebabkan olehT. rubrum, T. mentagrophytes, E.floccosum dan M. canis dan untuk tinea versikolor. Juga untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang disebabkan oleh C. albicans.

TOLNAFTAT & TOLSIKLAT• TOLNAFTAT. Tolnaftat adalah suatu tiokarbamat yang efektif untuk

pengobatan sebagian besar dermatofitosis tapi tidak efektif terhadap kandida.

• TOLSIKLAT. Tolsiklat merupakan antijamur topikal yang diturunkan dari tiokarbamat. Namun karena spektrumnya yang sempit, antijamur ini tidak banyak digunakan lagi.

Page 22: OBAT JAMURm

INFEKSI DERMATOFIT & MUKOKUTANNISTATIN• Asal dan kimia– Nistatin merupakan suatu antibiotik polien yang dihasilkan

oleh Streptomyces noursei. Obat yang berupa bubuk wama kuning kemerahan ini bersifat higroskopis, berbau khas, sukar larut dalam kloroform dan eter. Larutannya mudah terurai dalam air atau plasma.

– Sekalipun nistatin mempunyai struktur kimia dan mekanisme kerja mirip dengan amfoterisin B, nistatin lebih toksik sehingga tidak digunakan sebagai obat sistemik. Nistatin tidak diserap melalui saluran cema, kulit maupun vagina.

• Aktivitas antijamur– Nistatin menghambat pertumbuhan berbagai jamur dan

ragi tetapi tidak aktif terhadap bakteri, protozoa dan virus.

Page 23: OBAT JAMURm

INFEKSI DERMATOFIT & MUKOKUTAN• Mekanisme kerja

– Nistatin hanya akan diikat oleh jamur atau ragi yang sensitif. Aktivitas antijamur tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran sel jamur atau ragi terutama sekali ergosterol. Akibat terbentuknya ikatan antara sterol dengan antibiotik ini akan terjadi perubahan permeabilitas membran sel sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil.

– Candida albicanshampir tidak memperlihatkan resistensti terhadap nistatin, tetapi C. tropicalis,. C. guillermondi dan C. stellatiodes mulai resisten

• Indikasi– Infeksi kandida di kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.– Paronikia, vaginitis, dan kandidiasis oral cukup secara topikal

• Efek samping– Jarang ditemukan mual muntah dan diare. Tidak superinfeksi

• Posologi– Krim, bubuk, salep, suspensi dan obat tetes. Dosis 500ribu-1juta unit.

3 x atau 4 x sehari

Page 24: OBAT JAMURm

ANTI JAMUR TOPIKAL LAINAsam benzoat dan asam salisilat• Kombinasi asam benzoat dan asam salisilat dalam perbandingannya

2 : 1(biasanya 6% dan 3%) ini dikenal sebagai salepWhitfield. • Asam benzoat memberikan efek fungistatik sedangkan asam

Salisilat memberikan efek keratolitik. Karena asam benzoat hanya bersifat fungistatik maka penyembuhan baru tercapai setelah lapisan tanduk yang menderita infeksi terkelupas seluruhnya, sehingga pemakaian obat ini membutuhkan waktu beberapa minggu sampai bulanan.

• Salep ini banyak digunakan untuk pengobatan tinea pedis dan kadang-kadang juga untuk tinea kapitis. Dapat terjadi iritasi ringan pada tempat pemakaian, juga ada keluhan kurang menyenangkan dari para pemakainya karena salep ini berlemak.

Page 25: OBAT JAMURm

ANTI JAMUR TOPIKAL LAIN

Asam undesilenat• Asam undesilenat merupakan cairan kuning

dengan bau khas yang tajam. Dosis biasa dari asam ini hanya menimbulkan efek fungistatik tetapi dalam dosis tinggi dan pemakaian yang lama dapat memberikan efek fungisidal. Dalam hal ini seng berperan untuk menekan luasnya peradangan.

• Obat ini dapat menghambat pertumbuhan jamur pada tinea pedis, tetapi efektivitasnya tidak sebaik mikonazol, haloprogin atau tolnaftat.

Page 26: OBAT JAMURm

ANTI JAMUR TOPIKAL LAINHaloprogin• Haloprogin merupakan suatu antijamur sintetik, berbentuk

kristal putih kekuningan, sukar larut dalam air tetapi larut dalam alkohol. Obat ini bersifat fungisidal terhadap Epidermophyton, Trichophyton, Miciosporum dan Malassezia furfur. Haloprogin sedikit sekali diserap melalui kulit, dalam tubuh akan terurai menjadi triklorofenol.

• Selama pemakaian obat ini dapat timbul iritasi lokal, rasa terbakar, vesikel, meluasnya maserasi dan sensitisasi. Sensitisasi mungkin merupakan pertanda cepatnya respons pengobatan sebab toksin yang dilepaskan kadang-kadang memperburuk lesi. Di samping itu obat ini juga digunakan untuk tinea versikolor.

Page 27: OBAT JAMURm

ANTI JAMUR TOPIKAL LAIN• Siklopiroks olamin

– Obat ini merupakan antijamur topikal berspektrum luas. Penggunaan kliniknya ialah untuk dermatofitosis, kandidiasis dan tinea versikolor. Siklopiroksolamin tersedia dalam bentuk krim 1% yang dioleskan pada lesi 2 kali sehari. Reaksi iritatif dapat terjadi walaupun jarang.

• Terbinafin– Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan

struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis; dan juga digunakan secara topikal untuk dermatofitosis. Terbinafin topikal tersedia dalam bentuk krim 1 % dan gel 1%. Terbinafin topikal digunakan untuk pengobatan tinea kruris dan korporis yang diberikan 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu.

Page 28: OBAT JAMURm

PEMILIHAN PREPARAT

• Dermatofitosis : tolnaftat / asam undesilenat• Lesi hiperkeratosis : asam salisilat• Infeksi pada kepala, telapak, dan kuku

biasanya griseofulvin• Tinea versikolor selenium sulfida, natrium

tiosulfat 25% dengan asam salisilat 1%• Kandidiasis : topikal nistatin, amfoterisin B,

mikonazol dan imidazol. Bila tidak memuaskan ketokonazol oral