Obat Ginjal

27
Kelompok 3 Nama : 1. SERLI MARLINDA NIM: 2014.C.05b.0073 2. SUPRIYANTO NIM: 2014.C.05b.0074 3. YUSIANA WULANDARI .S NIM: 2014.C.05b.0075 OBAT GINJAL Disusun Oleh :

description

Obat Ginjal

Transcript of Obat Ginjal

Slide 1

Kelompok 3Nama : 1.SERLI MARLINDANIM: 2014.C.05b.00732.SUPRIYANTONIM: 2014.C.05b.00743.YUSIANA WULANDARI .SNIM: 2014.C.05b.0075

OBAT GINJAL

Disusun Oleh :

Ginjal merupakan organ yang sangat luar biasa, mengandung sekitar 1,3 juta nefron yang tersusun dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus sebagai unit filtrasi menerima sekitar25% darah yang dicurahkan jantung dengan laju filtrasi 100-120 ml/menit. Tubulus sebagai unit reabsorpsi mampu menyerap sekitar 99% filtrat glomerulus dan hanya 1% yang diekskresikan sebagai urin.OBAT DIUERIK

Obat diuretik adalah sekelompok obat yang dapat meningkatkan laju pembentukan urin. Ada 5 jenis obat diuretik yang dibahas di sini yaitu diuretik osmotik, inhibitor karbonik anhidrase, loop diuretik (diuretik kuat), tiazid dan diuretik hemat kalium (potassium sparing diuretik). 1. DIURETIK OSMOTIKDiuretik osmotik itu mengacu pada zat non elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal serta menarik air. Ada empat syarat suatu zat dikatakan diuretik osmotik, yaitu:- Difiltrasi secara bebeas oleh glomerulus- Tidak/sedikit direabsorpsi oleh tubulus- Bersifat inert (sukar bereaksi)- Tidak dimetabolisme

Contohnya adalah mannitol (paling umum), urea, gliserin, dan isosorbid.

Cara kerja obat diuretik osmotik adalah denganmeningkatkan tekanan osmotik dalam lumen tubular (makanya namanya diuretik osmotik). Hal ini menyebabkan ekskresi air dan elektrolit meningkat. Elektrolit tersebut yaitu Na, K, Ca, Mg, HCO3 dan fosfat.

Pemberian manitol dan urea adalah secara intravena, sedangkan gliserin dan isosorbid dapat diberikan per oral. Gliserin paling banyak dimetabolisme yaitu sebesar 80% dan manitol 20%. Urea dan isosorbid tidak dimetabolisme. Semua obat ini diekresi melalui ginjal.Indikasi PemberianGaukoma dan edema otak (sering dipakai)Sindroma disekuilibrium ( waktu dialisis kan bisa terjadi penarikan air yang berlebihan sehingga timbul hipovolemia, orangnya jadi hipotensi, sakit kepala, kejang dan depresi)Profilaksis pada penyakit nekrosis tubular akut (ATN) akibat bedah, trauma atau pemberian media kontras pada pemeriksaan radiologi ginjal.

Efek SampingResiko pada penyakit gagal jantung dan edema paru karena peningkatan volume plasma pada awal pemberianHiponatremia dan hipovolemiaReaksi hipersensitivitasTrombosis vena, hiperglikemia dan glikosuria (pemberian gliserin)Kontraindikasi (keadaan-keadaan dimana obat ini tidak boleh diberikan):

- Gagal ginjal dengan anuria-Edema paru dan dehidrasi- Perdarahan intrakranial karena obat ini menarik air dari cairan otak

2. INHIBITOR KARBONIK ANHIDRASEKarbonik anhidrase adalah enzim yang bekerja pada reaksi CO2 + H2O menjadi H2CO3 dan sebaliknya. Inhibitor karbonik anhidrase (untuk selanjutnya disingkat IKA) bekerja pada beberapa tempat. Di ginjal, IKA menghambat reabsorpsi bikarbonat (HCO3-) dan mengurangi pertukaran Na-H sehingga NaHCO3 dieksresi bersama air. Di dalam sel tubuli ginjal, IKA menghambat perubahan CO2 + H2O menjadi H2CO3 sehingga pembentukan H+ dan HCO3- di tubuli juga berkurang. Jumlah H+ untuk diekskresi dan ditukar dengan Na akan berkurang sehingga ekskresi Na+ akan meningkat (untuk mereabsorpsi Na, maka H+ harus dieksresi). Pada akhirnya, akan terjadi peningkatan ekskresi air. HCO3- juga akan diekskresi sehingga darah cenderung menjadi asam (asidosis) sementara urin menjadi alkalis. Ekskresi kalium juga akhirnya meningkat.

Efek SampingAsidosis metabolik akibat peningkatan ekskresi HCO3-batu ginjal (batu fosfat dan kalsium)peningkatan sekresi NaHCO3 meningkatkan eksresi Kparestesia, disorientasiObat ini tidak boleh diberikan pada penderita sirosis hati karena dapat menghambat konversi NH3 menjadi NH4+, akibatnya NH3 menumpuk di darah (hiperammominemia).

Inilah yang menyebabkan disorientasi karena amonia merupakan toksik pada CNS. IKA diindikasikan pada :Pasien glaukoma, epilepsiParalisis periodik familialAlkalosis metabolik (inget aja kerja IKA adalah mengurangi reabsorpsi HCO3 sehingga kadar HCO3 di darah akan menurun)Acute mountain sickness (gejala mual, muntah, pusing, dan insomnia yang biasanya dialami para pendaki gunung saat berada di ketinggian lebih dari 3000 m)Alkalinisasi urin (dengan banyaknya HCO3 di urin, maka pembentukan batu sistin dan urat dapat dicegah. Batu ini terbentuk pada suasana asam)3.THIAZIDETermasuk kelompok obat ini adalah hidroklorotiazid (HCT), klorotiazid, bendroflumetiazid, klotalidone, metolazone dan indapamideThiazide disekresi oleh tubulus proksimal namun baru bekerja di tubulus kontortus distal. Ia bekerja dengan menghambat simporter Na dan Cl dari lumen ke tubular. Pada keadaan normal, simporter ini berfungsi membawa Na dan Cl dari lumen ke sel epitel tubulus. Akibatnya, ekskresi Na dan Cl akan meningkat.

Selain meningkatkan ekskresi Na dan Cl, thiazide juga meningkatkan ekskresi kalium. Ia juga menghambat sekresi asam urat sehingga dapat menyebabkan hiperurisemia dan gout. Melalui mekanisme yang belum diketahui, obat ini juga dapat mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Karena ekskresi kalsium kurang, maka kalsium akan meningkat kadarnya di darah sehingga obat ini mampu menghambat progresifitas osteoporosis.Efek Samping Hipokalemia, menyebabkan peningkatan resiko toksisitas digitalis (obat anti aritmia)Hiponatremia dan hipomagnesemia (kekurangan magnesium)Hiperurisemiahiperglikemia dan hiperkolesterolemia, sehingga tidak dianjurkan untuk penderita DM dan dislipidemiaDisfungsi seksual

Tiazide berinteraksi dengan digitalis dan menyebabkan resiko aritmia menjadi meningkat. Obat ini juga mengurangi efikasi antikoagulan, anti diabetik dan dan urikosurik. NSAID juga berinteraksi dengan obat ini.Thiazide diindikasikan pada hipertensi, gagal jantung ringan hingga sedang, edema, diabetes insipidus nefrogenik (nefrogenik artinya ADH nya normal, namun reseptor ginjal gagal merespon ADH), mencegah kehilangan kalsium pada penderita osteoporosis dan nefrolitiasis kalsium.4. LOOP DIURETIK (DIURETIK KUAT)Termasuk dalam kelompok loop diuretik adalah furosemide, torasemide, bumetanide dan asam etanikrat.Sesuai dengan namanya, loop diuretik bekerja pada ansa Henle yaitu pada segmen tebal pars asendens. Kerjanya dengan menghambat reabsorpsi elektrolit Na, K dan Cl sehingga ion-ion ini akan diekskresikan bersama dengan air. Kalsium dan magnesium pun ditingkatkan eksresinya. Makanya namanya diuretik kuat karena meningkatkan ekskresi sebagian besar elektrolit.Karena berinteraksi dengan aminoglikosida (golongan antibiotik), maka penggunaan mereka secara bersama-sama akan meningkatkan resiko nefrotoksisitas dan ototoksisitas (tuli, baik sementara maupun permanen.Efek SampingDiduga karena obat ini mempengaruhi komposisi cairan endolimf di telinga). NSAID juga mengurangi efek diuretik, sama dengan probenesid yang juga memiliki efek yang sama dengan menghambat sekresi loop diuretik dari tubulus ke lumen.Loop diuretik diindikasikan pada gagal jantung kongestif, edema paru akut, edema akibat gagal ginjal, sindroma nefrotik atau asites, hiperkalsemia, hipertensi dan dapat memicu diuresis (berkemih) untuk mengeluarkan racun. Tentu saja racun yang eksresinya melalui ginjal.5. DIURETIK HEMAT KALIUM (POTASSIUM SPARING DIURETIK)Termasuk dalam kelompok obat ini adalah (1) Inhibitor kanal Na (amiloride dan triamteren) serta (2) Antagonis aldosteron (spironolactone, eplerenone).Pada mekanisme inhibitor kanal Na, obat ini dapat menghambat reabsorpsi Na sekaligus mengurangi sekresi K. Pada mekanisme antagonisme aldosteron, obat diuretik hemat kalium (DHK) mem-blok reseptor aldosteron sehingga mengurangi reabsorpsi Na dan K pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes. Dengan demikian, ekskresi K juga berkurang.

Karena efeknya yang relatif lemah, DHK biasanya dikombinasikan dengan diuretik lain. Selain itu, dengan dikombinasikan bersama obat lain resiko hipokalemia dapat dihindari. Penggunaan jangka panjang DHK ternyata memberikan efek kardioprotektif dengan mencegah hipertrofi dan fibrosis miokard.Efek SampingEfek samping obat ini termasuk hiperkalemia, efek anti androgenik, dan anemi megaloblastik (jenis obat triamteren) karena obat ini adalah antagonis folat (kalau di buku farmakologi dan terapi disebutkan bahwa obat ini menghambat kerja enzim dihidrofolat reduktase). Folate sebagaimana yang kita tahu berfungsi dalam pematangan inti sel darah merah.DHK diindikasikan pada pasien hipertensi, namun biasanya pemakaiannya dikombinasikan dengan antihipertensi lain untuk memperkuat efek dan mencegah hipokalemia. Hati-hati pemberian triamteren pada kondisi hiperkalemia atau kondisi yang rentan untuk terjadinya hiperkalemia (seperti gagal ginjal atau sedang dalam pengobatan dengan ACE inhibitor, ARB, NSAID dan suplemen kalium. ACE inhibitor dan ARB akan menurunkan sekresi aldosteron sehingga bahaya hiperkalemia semakin besar).REFERENSIhttp://indahhusada.blogspot.com/p/obat-diuretika.html

http://pharmacystore.blogspot.com/2011/12/obat-diuretik.html

http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id