NY Paijem Revisi

download NY Paijem Revisi

of 49

Transcript of NY Paijem Revisi

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    1/49

    LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

    PASIEN GASTROENTERITIS AKUT

    A.KONSEP DASAR PENYAKIT

    1. Definisi Pengertian

    Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus

    maupun bakteri pada traktus intestinal (Guyton & Hall, 2006).

    Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau

    tanpa lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan

    berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat

    (Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicaksono, 2011). Diare akut timbul secara mendadak dan

    berlangsung terus secara beberapa hari (WHO, 1992 dalam Wicaksono, 2011).

    Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal > 3 kali/hari, serta

    perubahan isi / volume (>200 gr/hari) dan konsistensi feses cair. (Brunner dan Suddarsih,

    2002).

    2. Penyebab/Faktor Predisposisi

    Ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini

    dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

    a. Diare Sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh:

    1) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen:

    a) Infeksi bakteri misalnyaEscherichia coli, Shigella dysentriae.

    b) Infeksi virus misalnya Rotavirus, Norwalk.

    c) Infeksi Parasit misalnyaEntamoeba hystolitica, Giardiosis lambia.

    2) Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia,

    makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin,

    alergi.

    b. Diare Osmotik(Osmotic diarrhoea), disebabkan oleh :

    1) Malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral).

    2) KKP (Kekurangan Kalori Protein).

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    2/49

    3) BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir. (Suharyono

    dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011)

    3. Patofisiologi Penyakit

    Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus

    enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia

    coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa

    mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi

    enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada

    Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita

    ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan

    minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah

    gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

    osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

    kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu

    menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan

    elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang

    mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah

    kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa

    (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),

    hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    3/49

    Mikro Organisme

    Radang Usus

    Membentuk Toksin

    Mengganggu absorbs usus

    Menimbulkan sekresi berlebihan dari air dan elektrolit

    Kurang pengetahuan

    Sanitasikurang

    Perilaku tak

    higienis

    Psikis

    Cemas orang tua

    DIARE

    Muntah

    Jumlah

    berlebihan

    Keracunan

    Basi

    Alergi

    Intoleransi:laktosa,

    protein, lemak

    Hospitalisasi PK : Syok Syok Hipertensi

    Takut Suplai cairan/ darah (O2) kurang Resusitasi cairan

    Paru Jantung Ginjal Otak JaringanCairan

    Hiperventilasi Penurunan Cardiac Output ARF Hipoksia Gg. Perfusi jaringan

    Pola nafas tidak efektif Gagal jantung Gagal ginjal Kesadaran Brain death

    Gagal nafas Intoleransi aktivitas Brain death

    M

    AK

    A

    N

    A

    N

    Deficit volume cairan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    4/49

    4. Klasifikasi

    Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    1) Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:

    a) Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan

    Enterotolitis nektrotikans.

    b) Diare non spesifik : diare dietetis.

    2) Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :

    a) Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh

    bakteri, virus dan parasit.

    b) Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya: diare

    karena bronkhitis.

    3 ) Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:a) Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak,

    berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai

    30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15%

    yang berakhir dalam 14 hari.

    b) Diare kronik, dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi

    Gastroenterologi Anak Indonesia (PIB BK GAI) ke 1 di Palembang, disetujui

    bahwa definisi diare kronik dalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih

    (Sunoto, 1990).

    5. Manifestasi Klinis

    1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

    2. Kram perut

    3. Demam

    4. Mual

    5. Muntah

    6. Kembung

    7. Anoreksia

    8. Lemah

    9. Pucat

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    5/49

    10. Urin out put menurun (oliguria,anuria)

    11. Turgor kulit munurun sampai jelek

    12. Ubun-ubun / fontanela cekung

    13. Kelopak mata cekung

    14. Membran mukosa kering

    (suriadi, 2001)

    Yang dinilaiA

    (Tanpa dehidrasi)B

    (dehidrasi tak berat)C

    (Dehidrasi berat)

    Riwayat

    Diare

    Muntah

    Rasa haus

    Air kemih

    10 x / hari cair sangatsering tidak dapatminum

    Tidak ada dalam 6 jam

    Periksa

    Keadaan umum

    Air mata

    Mata

    Mulut / lidah

    Nafas

    Sehat ,aktif

    AdaNormalBasah

    Normal

    Tampak sakit,mengantuk, lesu, rewel,gelisahTidak adaCekung *Kering **

    Agak cepat

    Sangat mengantuk,lemah, letargi, tidaksadar/komaTidak adaKering, sangat cekungSangat keringCepat dan dalam

    Raba

    Kulit (dicubit)

    Denyut nadi

    Ubun-ubun

    Kembali cepatNormalNormal

    kembali lambat ***agak cepatcekung

    Kembali sangat lambatSangat cepat, lemahtidak teraba

    Sangat cekungKehilanganBerat badanCairan

    < 40 g/KgBB< 5% BB

    40-100 g/KgBB5-10% BB

    > 100 g/KgBB> 10% BB

    Keterangan :

    * Pada beberapa anak mata normalnya agak cekung : perlu dikonfirmasikan dengan orang

    tua

    **Kekeringan mulut dan lidah tidak dapat diraba dengan jari bersih dan kering, mulut

    selalu kering pada anak yang biasa bernafas dengan mulut, mulut anak dehidrasi dapat

    basah karena habis minum

    ***Cubitan kulit kurang berguna pada anak dengan marasmus, kwashiorkor atau anak

    gemuk (sangat lambat jika kembali > 2 detik)

    A = Tidak/tanpa dehidrasi

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    6/49

    B = Dehidrasi tidak berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah*

    C = Dehidrasi berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *

    6. PENATALAKSANAAN

    1) Keperawatan

    a) Mengganti cairan dan elektrolit yang hialng : mengelola plan A, B, C

    b) Memonitor tanda dehidrasi, syok

    c) Memnuhi kebutuhan nutrisi : anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan

    sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 kali sehari), rendah serat, buah-buahan

    diberikan terutama pisang

    d) Mengontrol dan mengatasi demam

    e) Perawatan perinela

    f) Penyuluhan kesehatan :

    i. Upayakan ASI tetap diberikan

    ii. Kebersihan perorangan : cuci tangan sebelum makan

    iii. Kebersihan lingkungan : buang air besar di jamban

    iv. Imunisasi campak

    v. Memberikan makanan penyapihan yang benar

    vi. Penyediaan air minum yang bersih

    vii. Selalu memasak makanan

    viii. Selalu merebus dot/botol susu sebelum digunakan

    ix. Tidak jajan di sembarang tempat

    2) Medis

    a) Resusitasi cairan dan elektrolit

    i. Rencana pengobatan A, digunakan untuk :

    - Mengatasi diare tanpa dehidrasi

    - Meneruskan terapi diare di rumah

    - Memberikan terapi awal bila anak diare lagi

    Obat-obat anti diare meliputi antimotilitas (loperamid, difenoksilat, kodein, opium),

    adsorben (norit, kaolin, smekta).

    a. Obat anti muntah : prometazin, domperidon, klorpromazin

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    7/49

    b. Antibiotic hanya diberikan untuk disentri dan tersangka kolera : Metronidazol 50

    mg/kgBB/hari

    c. Hiponatremia (Na > 155 mEq/L), dikoreksi dengan D1/3S. penurunan kadar Na

    tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema otak.

    d. Hiponatremia (Na < 130 mEq/L), dikoreksi dengan RL ata NaCl

    e. Hiperkalemia (K > 5 mEq/L), dikoreksi dengan kalsium glukonas perlahan-lahan

    5-10 menit sambil memantau detak jantung

    f. Hipokalemia (K < 3,5 mEq/L) dikoreksi dengan KCl.

    (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

    7. Pemeriksaan diagnostic/penunjang

    1. Pemeriksaan laboratorium.

    a. Pemeriksaan tinja.

    b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila memungkinkan

    dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.

    c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.

    2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau

    parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

    3. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak

    membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.

    8. ASUHAN KEPERAWATAN

    - Pengkajian

    1) Identitas : umur, alamat

    2) Riwayat kesehatan

    a) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : muntah,

    diare, kembung, demam

    b) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat

    masuk rumah sakit)

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    8/49

    c) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakt yang sama atau penyakit

    lain yang pernah diderita oleh pasien) : diare, alergi makanan, intoleransi,

    riwayat operasi

    d) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit

    lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat

    genetic atau tidak)

    e) Riwayat imunisasi : imunisasi campak

    f) Riwayat tumbuh kembang

    3) Pemeriksaan fisik

    Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (BB, PB, Usia)

    Pemeriksaan per system :

    a) System persepsi sensori :

    i. Penglihatan : air mata ada/tidak, cekung/normal

    ii. Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab/kering

    b) System persyarafan : kesadaran, kejang

    c) System pernafasan : kusmaul, sianosis, cuping hidung

    d) System kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat/tak teraba,

    kapilary refill lambat, akral hangat/dingin, sianosis perifer

    e) System gastrointestinal :

    i. Mulut : membrane mukosa lembab/kering, bibir lembab/kering

    ii. Perut : turgor, kembung/meteorismus, distensi, peristaltic meningkat, nyeri

    iii. Informasi tentang tinja : waqrna, volume, bau, konsistensi, lender, darah,

    sisa makanan

    f) System integument : kulit kering/lembab, ubun-ubun cekung/tidak, turgor,

    bibir kering/tidak, diaper rash/iritasi di daerah perineal, ada lipatan

    kulit/keriput

    g) System perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria

    - Diagnosis/Kriteria Diagnosis

    1) Diare berhubungan dengan factor psikologis (tingkat stress dan cemas tinggi),

    factor situasional (keracunan, penyalahgunaan laksatif, pemberian makanan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    9/49

    melalui selang efek samping obat, kontaminasi, traveling), factor fisiologis

    (inflamasi, malabsorbsi, proses infeksi, iritasi, parasit)

    2) Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit atau

    jaringan

    3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan

    aktif, kegagalan dalam mekanisme pengaturan

    4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    penurunan intake makanan

    5) PK : Syok hipovolemik b.d dehidrasi

    6) Cemas orang tua b.d proses penyakit anaknya

    7) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi/BAB sering

    10. Terapi/Tindakan Penanganan

    Panduan pengobatan menurut WHO diare akut dapat dilaksanakan secara sederhana yaitu

    dengan terapi cairan dan elektrolit per-oral dan melanjutkan pemberian makanan,

    sedangkan terapi non spesifik dengan anti diare tidak direkomendasikan dan terapi

    antibiotika hanya diberikan bila ada indikasi. Pemberian cairan dan elektrolit secara

    parenteral hanya untuk kasus dehidrasi berat (Soebagyo, 2008 dalam Wicaksono, 2011).

    Dalam garis besar pengobatan diare dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu :

    a. Pengobatan Cairan

    Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare, harus

    diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan

    1) jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL (Previous

    Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin dan

    pernafasan NWL (Normal Water Losses).

    2) cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung CWL

    (Concomitant water losses) (Suharyono dkk., 1994 dalam Wicaksono, 2011)

    Ada 2 jenis cairan yaitu:

    1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1

    liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    10/49

    Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80

    mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa cairan rehidrasi oral:

    a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal

    dengan nama oralit.

    b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen di atas

    misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain,

    disebut CRO tidak lengkap.

    2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi

    parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan

    evaluasi:

    a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah

    b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam Wicaksana, 2011).

    b. Antibiotik

    Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena

    40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik.

    Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi

    seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan

    kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada

    pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare

    Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3

    hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole

    250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).

    c. Obat anti diare

    - Kelompok antisekresi selektif

    Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril

    yang bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin

    dapat bekerja kembali secara normal. Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari

    elektrolit sehingga keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal.

    - Kelompok opiat

    Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat

    dan atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    11/49

    4 mg/ 3 4x sehari dan lomotil 5mg 3 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi

    penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki

    konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare.Bila diberikan dengan cara yang benar

    obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare

    akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.

    - Kelompok absorbent

    Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau smektit diberikan

    atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin.

    Melalui efek tersebut maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat

    yang dapat merangsang sekresi elektrolit.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    12/49

    - Zat HidrofilikEkstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta, Psyllium,

    Karaya (Strerculia),Ispraghulla, Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan

    cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi

    tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit. Pemakaiannya adalah 5-10 cc/

    2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet.

    - Probiotik

    Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau

    Saccharomyces boulardii, bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan

    memiliki efek yang positif karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna.

    Syarat penggunaan dan keberhasilan mengurangi/menghilangkan diare harus diberikan

    dalam jumlah yang adekuat.

    11. Komplikasi

    a. Dehidrasi

    b. Renjatan hipovolemik

    c. Kejang

    d. Bakterimia

    e. Malnutrisi

    f. Hipoglikemia

    g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

    Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    a. Dehidrasi ringan

    Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang

    elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

    b. Dehidrasi Sedang

    Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit buruk,

    suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.

    c. Dehidrasi Berat

    Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    13/49

    dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot

    kaku sampai sianosis.

    3. Rencana Asuhan Keperawatan

    a. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi atau malabsorpsi usus.

    Tujuan: melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal.

    Intervensi Rasional

    - Observasi dan catat frekuensi defekasi,

    karakteristik, jumlah dan factor

    pencetus.

    - Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat

    didekat pasien- Buang feses dengan cepat, berikan

    pengharum ruangan.

    - Identifikasi makanan dan cairan yang

    mencetus diare, misal: sayuran segar dan

    buah, sereal, bumbu, minuman karbonat,

    produk susu.

    - Berikan makan kembali secara bertahap

    - Membantu membedakan penyakit

    individu dan mengkaji beratnya

    episodic

    - Istirahat menurunkan motilitas usus

    juga menurunkan laju metabolism- Menurunkan bau tak sedap untuk

    menurunkan rasa malu klien

    - Memberikan istirahat kolon dengan

    menghilangkan atau menurunkan

    rangsang cairan/ makanan

    - mencegah kram dan diare berulang

    namun cairan dingin dapat

    meningkatkan motilitas usus

    b. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit atau jaringan.

    Tujuan:

    - Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol

    - Tampak rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan tepat

    Intervensi Rasional- Catat karakteristik nyeri, catat laporan

    verbal, petunjuk nonverbal dan respon

    hemodinamik

    - Ambil gambaran lenkap terhadap nyeri

    dari pasien termasuk lokasi, intensitas

    - Variasi penampilan dan perilaku pasien

    karena nyeri terjadi sebagai temuan

    kajian.

    - Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan

    harus digambarkan oleh pasien. Bantu

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    14/49

    (0-10), lamanya, kualitas (dangkal atau

    menyebar) dan penyebaran

    - Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri

    dengan segera

    - Bantu klien untuk melakukan teknik

    relaksasi

    - Periksa tanda vital sebelum atau

    sesudah penggunaan obat narkotik

    - Berikan obat analgesik sesuai indikasi

    pasien untuk menilai nyeri dengan

    membandingkannya dengan pengalaman

    nyeri.

    - Penundaan laporan nyeri menghambat

    peredaran nyeri.

    - Membantu dalam penurunan respon

    nyeri, memberikan kontrol

    situasi,meningkatkan perilaku positif.

    - Hipotensi/ dapat terjadi sebagai akibat

    pemberian narkotik.

    - Membantu depresi pernafasan proses

    penyembuhan pasien.

    c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

    banyak cairan melalui rute normal, diare berat, muntah.

    Tujuan:

    - Mempertahankan volume cairan adekuat

    - Membran mukosa lembab

    - Turgor kulit baik

    - Pengisian kapiler baik

    - Tanda-tanda vital stabil

    - Keseimbangan masukan

    - Haluaran urine normal dalam konsentrasi dan jumlah

    Intervensi Rasional

    - Monitor intake dan output cairan.

    - Kontrol BAB klien bila perlu

    - Observasi turgor kulit secara teratur

    - Libatkan keluarga dalam pemenuhan

    - Mengidentifikasi keseimbangan cairan

    klien secara adekuat dan teratur.

    - Penimbangan berat badan setiap harisecara tepat dapat mendeteksi dini

    kehilangan cairan.

    - Memonitor keseimbangan cairann klien.

    - Mempermudah klien dalam memenuhi

    kebutuhan nutrisinya.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    15/49

    kebutuhan cairan

    - Anjurkan klien minum 2-3 ltr/24 jam

    - Jelaskan tujuan meningkatkan jumlah

    cairan yang masuk untuk mencegah

    dehidrasi.

    - Observasi tanda dehidrasi turgor kulit

    jelek, membran mukosa mulut kering,

    rasa haus, nadi lemah cepat, BB turun

    kg/hari

    - Keseimbangan volume cairan terjaga

    - Memotivasi klien untuk memenuhi

    kebutuhan cairan tubuh

    - Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

    klien

    d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    penurunan intake makantujuan :

    1. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu

    2. Peningkatan status nutrisi

    Intervensi Rasional

    - Tingkatkan intake makanan.

    - Jaga kebersihan mulut klien

    - Bantu klien makan jika tidak mampu

    - Sajikan makanan yang mudah dicerna,

    dalam keadaaan hangat, tertutup dan

    berikan sedikit-sedikit tapi sering.

    - Selingi makan dengan minum

    - Hindari makanan yang banyak

    mengandung gas- Ukur intake makanan dan timbang

    berat badan

    - Kaji tanda vital, sensori, bising usus

    - Atur posisi semifowler saat

    memberikan makanan

    - Cara khusus untuk meningkatkan

    makanan

    - Mulut yang bersih meningkatkan nafsu

    makan

    - Membantu klien makan

    - Meningkatkan selera makan dan intake

    makan

    - Memudahkan makanan masuk

    - Mengurangi rasa nyaman

    - Observasi kebutuhan nutrisi

    - Membantu mengkaji keadaan klien

    - Mengurangi regurtasi

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    16/49

    4. Evaluasi

    DIAGNOSIS KEPERAWATAN EVALUASI

    Diare berhubungan dengan kontaminan

    ditandai dengan nyeri abdomen,

    sedikitnya tiga kali buang air besar cair

    per hari, ada dorongan.

    S : pasien tidak mengeluh nyeri

    abdomen berlebihan saat eliminasi dan

    dorongan berkurang

    O : karakteristik feses berbentuk dan

    tidak cair, tidak terdapat nanah/darah,

    berwarna kuning kecoklatan.

    A : terapi hidrasi dilanjutkan sampai

    keadaan umum pasien baik.

    P : anjurkan pasien untuk menjaga pola

    makan pasca kesembuhan.

    Nyeri akut berhubungan dengan agen

    cedera kimia ditandai dengan perubahan

    selera makan, mengekspresikan

    perilaku, perilaku berjaga-jaga atau

    melindungi area nyeri, melaporkan

    nyeri secara verbal

    S : pasien tidak mengeluh nyeri dan

    tidak mengeluh gangguan tidur.

    O : pasien tidak meringis, dan tidak

    memegangi daerah yang nyeri.

    A : terapi farmakologi dihentikan,

    terapi nonfarmakologi dilanjutkan.

    P : ajarkan keluarga pasien terapi

    nonfarmakologi.

    Hipertermia berhubungan dengan

    peningkatan laju metabolism ditandai

    dengan peningkatan suhu tubuh di atas

    kisaran normal, kulit terasa hangat.

    S : pasien tidak gelisah dan tidak

    merasa demam.

    O : suhu tubuh saat dikaji dalam

    rentang normal.

    A : antipiretik dihentikan. Berikan

    kompres terlebih dahulu, apabila

    demam kembali muncul.

    P : edukasikan pasien untuk tidak

    mandi atau kontak dengan air terlalu

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    17/49

    sering.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dochterman, Bulecheck. 2004. Nursing Intervention Classification. United States of America :

    Mosby.

    Guyton & Hall. 2006.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Jakarta:EGC

    Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursing Outcomes Classification. United

    States of America : Mosby

    North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2010. Diagnosis Keperawatan

    2009-2011. Jakarta : EGC.

    Nurmasari, Mega. 2010. Pola Pemilihan Obat dan Outcome Terapi Gastroenteritis Akut (GEA)

    Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    18/49

    Surakarta Januari - Juni Tahun 2008. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah.

    (Diakses 12 Desember 2011 : http://etd.eprints.ums.ac.id/7681/)

    T55V

    Ratnawati, Dwi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Gastroenteritis di Bangsal

    Anggrek RSUD Sukoharjo. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    (Diakses 12 Desember 2011 : etd.eprints.ums.ac.id/2886/1/J200050055.pdf)

    Wicaksono, Arridho D. 2011. Pemilihan Obat dan Outcome Terapi Gastroenteritis Akut Pada

    Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun

    2009. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Diakses 12 Desember

    2011 : etd.eprints.ums.ac.id/12642/1/COVER%2B_BAB_1.pdf).

    Winarsih, Biyanti D. 2011. Efektivitas Mutu Berbasis Praktek, Intervensi Peningkatan

    Multimodal Untuk Gastroenteritis Pada Anak. Jakarta. Universitas Indonesia. (Diakses

    12 Desember 2011 : www.fik.ui.ac.id/pkko/files/Tugas%20SIM%20UTS.pdf).

    Zein, Umar., Sagala, Khalid H., Ginting, Josia. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Sumatra

    Utara. Universitas Sumatra Utara. . (Diakses 12 Desember 2011 :

    repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../penydalam-umar5.pdf).

    KATA PENGANTAR

    http://etd.eprints.ums.ac.id/7681/http://etd.eprints.ums.ac.id/7681/
  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    19/49

    Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

    laporan asuhan keperawatan .

    Laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal

    Bedah II yang diberikan kepada kami. Pembuatan laporan ini tidak akan terlaksana

    tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai

    pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih

    kepada :

    1. Ns. Umi Istianah.M. Kep, Sp.MB selaku coordinator praktik lanoratorium klinik

    Keperawatan Medikal Bedah II

    2. Surantono, M.Kes selaku Pembimbing Akademik Keperawatan Medial Bedah II,

    3. Markus Wiyanto, Skep.SPd selaku kepala ruang Bangsal Bakung RSUD

    Panembahan Senopati Bantul

    4. Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

    Kami percaya dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangan, untuk itu

    kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah

    ini.

    Demikian laporan ini kami susun, apabila banyak kesalahan kami mohon maaf dan

    semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

    Yogyakarta, 14 Januari 2013

    Praktikan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    20/49

    BAB II

    TINJAUAN KASUS

    A. Pengkajian

    Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2013

    Jam : 09.30 WIB

    Oleh : Indah Laily Fadlilah

    Metode : Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi

    dokumen

    Sumber : Klien, keluarga klien, buku status klien dan tim kesehatan

    1. Identitas

    a. Pasien

    Nama : Ny. P

    Tempat, tanggal lahir : Gunung Kidul, 12 September 1943

    Umur : 70 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Status perkawinan : Kawin

    Pendidikan : SD

    Pekerjaan : Petani

    Suku : Jawa

    Alamat : Karang Nongko, Ngloro, Saptosari, Gunung Kidul

    Dx Medis : GEA

    No. CM : 48.96.76

    Tanggal masuk : 13 Januari 2013

    b. Keluarga/ Penanggung jawab

    Nama : Tn. SUmur : 30 tahun

    Pendidikan : SMP

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Alamat : Karang Nongko, Ngloro, Saptosari, Gunung Kidul

    Hubungan : Anak

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    21/49

    2. Riwayat kesehatan

    a. Kesehatan pasien

    1) Keluhan utama

    Klien mengeluh sakit perut, diare sejak 10 hari yang lalu dengan darah dan

    lendir. Klien juga mengatakan sesak nafas dan kaki bengkak.

    2) Riwayat kesehatan sekarang

    Klien didiagnosa menderita gastroenteritis akut. Klien mengatakan bahwa

    perut masih terasa nyeri, sudah tidak mengalami sesak nafas, feces klien

    lembek,tidak ada darah dan lendir pada feces .

    3) Riwayat kesehatan yang lalu

    Klien mengatakan tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Klien

    mengatakan jika klien sakit klien hanya sakit influenza dan batuk.

    b. Kesehatan keluarga

    1) Genogram

    Keterangan:

    : Laki-laki

    : Perempuan

    : Klien

    : Perempuan meninggal

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    22/49

    : laki laki meninggal

    _ _ _ _ _: Keluarga yang tinggal serumah

    2) Riwayat Kesehatan Keluarga

    Klien mengatakan bahwa keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit

    serupa. Hanya klien yang menderita penyakit tersebut. Tidak ada juga yang

    menderita penyakit degenerative seperti DM dan Hipertensi.

    3. Pola kebiasaan pasien

    a. Aspek fisik biologis

    1) Pola nutrisi

    (a) Sebelum sakit

    Klien mengatakan bahwa klien makan tiga kali sehari yaitu pagi, siang

    dan malam hari. Klien mengatakan bahwa tidak memiliki makanan

    pantangan. Klien mengatakan bahwa dalam sehari klien minum 6-8

    gelas. Klien mengatakan terkadang di pagi hari klien minum teh tetapi

    klien lebih sering minum air putih.

    (b) Selama sakit

    Klien mengatakan saat ini nafsu makannya menurun. Klien mengatakan

    jika akan makan klien merasa mual sehingga klien tidak mau makan.

    Klien mengatakan bahwa klien hanya minum sekitar 4-5 gelas air putih

    dan hanya makan buah saja.

    2) Pola eliminasi

    (a) Sebelum sakit

    Klien mengatakan bahwa buang air kecil dan buang air besar klien

    lancar. Klien buang air besar 2 hari 1 kali dengan konsistensi lunak,warna dan bau khas feses. Klien mengatakan buang air kecil kurang lebih

    5 kali sehari (1000 cc), warna urine kuning jernih dan bau khas urine.

    (b) Selama sakit

    Klien mengatakan bahwa ada masalah dalam buang air besar. Klien

    mengatakan buang air besar sekitar 15 kali dengan konsistensi encer

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    23/49

    disertai lendir dan darah. Klien menyatakan bahwa saat akan buang air

    kecil sedikit sakit. Klien mengatakan buang air kecil kurang lebih 5 kali

    sehari dengan warna urine kuning jernih dan bau khas urine.

    3) Pola aktivitas-istirahat

    (a) Sebelum sakit

    (1) Keadaan aktivitas sehari- hari

    Kegiatan sehari-hari klien adalah bekerja sebagai petani. Setiap pagi

    klien selalu berangkat ke sawah dengan berjalan kaki. Klien tidak

    menggunakan alat bantu untuk aktivitas sehari-hari dan melakukan

    kegiatan sehari-hari secara mandiri.

    (2) Keadaan pernapasan

    Sebelumnya sakit, pernapasan klien tidak ada masalah. Klien tidak

    memakai obat-obatan untuk melancarkan pernapasan. Klien tidak

    memiliki riwayat alergi terhadap asap, debu atau hawa dingin.

    (3) Keadaan kardiovaskuler

    Klien tidak merasa cepat lelah. Klien tidak sering terkejut dan tidak

    berdebar-debar.

    (4) Kebutuhan tidur

    Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur. Klien mengatakan

    baru bisa tidur sekitar pukul 20.00 sampai 04.00. Klien jarang

    terbangun di malam hari. Klien terkadang tidur siang jika klien merasa

    kelelahan sepulang dari sawah. Klien tidak pernah mengkonsumsi

    obat tidur.

    (b) Selama sakit

    (1) Keadaan aktivitas

    Klien mengatakan selama sakit tidak bisa menjalankan aktifitas

    sehari-hari seperti biasanya.

    (2) Keadaan pernapasanKlien mengatakan mengalami sedikit sesak nafas.

    (3) Keadaan kardiovaskuler

    Saat ini klien tidak mengalami pusing, rasa berat di dada dan tidak

    mengalami nyeri dada

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    24/49

    (4) Kebutuhan tidur

    Klien mengatakan semalaman tidak bisa tidur dengan nyenyak

    karena menahan nyeri di perut.

    4) Kebersihan diri

    (a) Kebersihan diri

    Klien menyatakan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi.

    Kilen biasa mandi pada pagi dan sore hari. Klien mandi menggunakan air

    dingin, jarang menggunakan air hangat.

    (b) Rambut

    Klien menyatakan mencuci rambut seminggu dua kali menggunakan

    shampo. Klien menyisir rambut setiap hari.

    (c) Telinga

    Klien menyatakan biasanya membersihkan telinga satu kali dalam

    seminggu.

    (d) Mata

    Klien menyatakan tidak menggunakan alat bantu untuk melihat dan tidak

    mengalami gangguan pada mata.

    (e)Mulut

    Klien menyatakan menggosok gigi menggunakan pasta gigi 2 kali sehari

    setelah mandi.

    (f) Kuku/kaki

    Klien menyatakan memotong kuku dua minggu sekali menggunakan

    pemotong kuku. Klien menyatakan tidak pernah mengalami gangguan

    pada kuku.

    b. Aspek mental-intelektual-sosial-spiritual

    1) Konsep diri

    (a) Gambaran diriKlien menyadari bahwa dirinya sedang menjalani pengobatan karena

    sakit. Klien menerima kondisi yang telah terjadi pada dirinya dan

    merupakan ujian dari Allah SWT yang harus diterima dengan ikhlas.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    25/49

    (b) Identitas diri

    Klien mengatakan bahwa dirinya seorang istri yang mempunyai 3 orang

    anak .

    (c) Harga diri

    Klien mengatakan keluarganya sangat menghargai dirinya.

    (d) Peran diri

    Klien menyatakan merasa sedih karena selama sakit telah mengganggu

    aktivitasnya sehari-hari dan klien sudah merasa bosan di RS.

    (e) Ideal diri

    Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan bisa

    beraktivitas seperti sediakala.

    2) Intelektual

    Keluarga klien menyatakan mengetahui tentang penyakit yang diderita klien,

    tetapi tidak tahu penyebabnya.

    3) Hubungan interpersonal

    (a) Sebelum sakit

    Klien mengatakan hubungan interpersonal klien dengan lingkungannya

    baik.

    (b) Selama sakit

    Klien mengatakan hubungan klien dengan anggota keluarganya baik.

    Hubungan klien dengan tim kesehatan di bangsal juga baik. Klien taat

    menjalankan terapi yang dianjurkan.

    4) Mekanisme koping

    Klien mengatakan selalu berusaha dan berdoa untuk mengatasi masalah

    yang dialaminya.

    5) Support sistem

    Klien mengatakan mendapat support penuh dari keluarganya untuk sembuh.

    Klien selalu ditemani oleh anak-anaknya.

    c. Aspek mental- emosional

    Klien berkonsentrasi saat ditanya. Klien dapat berbicara dengan baik dan

    menjawab pertanyaan dengan baik.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    26/49

    1) Hubungan sosial

    (a) Hubungan komunikasi

    Klien mampu untuk berbicara dengan baik tetapi klien tampak lemas.

    (b) Tingkat ketergantungan

    Klien masih tergantung dengan anaknya jika ingin melakukan aktifitas

    seperti makan dan minum.

    4. Pemeriksaan Fisik

    a. Keadaan Umum

    1) Kesadaran : Composmentis

    2) Status gizi

    TB : 153 cm

    BB : 45 kg

    IMT : 19,2

    3) Nyeri

    P : Klien mengatakan nyeri bertambah jika klien bergerak.

    Q : Klien mengatakan rasa nyeri seperti terbakar.

    R : Klien mengatakan rasa nyeri menetap.

    S : Klien mengatakan skala nyeri 7

    T : Klien mengatakan nyeri berlangsung lama.

    4) Tanda-tanda vital

    Tekanan darah : 120/70 mmHg

    Nadi : 92 x per menit

    Respirasi : 24 x per menit

    Suhu : 37 oC

    b. Pemeriksaan secara sistematik

    1) Kepala

    Inspeksi : Bentuk kepala klien lonjong, kulit kepala kering, tidak ada luka.

    2) RambutInspeksi : Hitam beruban, lurus, tidak rapi dan agak tidak bersih.

    3) Muka

    Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pigmentasi

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    27/49

    4) Mata

    Inspeksi : Konjungtiva anemis, mata simetris, tidak ada udem palpebral,

    terdapat descap.

    5) Hidung dan sinus

    Inspeksi : Pernapasan 24x per menit, tidak ada pernapasan cuping hidung,

    bentuk hidung simetris, tidak ada secret yang keluar dari hidung, fungsi

    pembauan baik.

    6) Bibir

    Inspeksi : Tampak kering, tidak sianosis

    7) Mulut

    Inspeksi : Bersih tidak ada kotoran di sekitar mulut.

    8) Leher

    Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembearan kelenjar thyroid.

    9) Kulit

    Inspeksi : Kulit klien tampak kering, warna kulit sawo matang.

    Palpasi : Hangat, turgor kulit tidak elastis.

    10)Jari dan kuku

    Inspeksi : Tidak ada sianosis, tidak ada clubbing finger, warna kuku

    kekuingan.

    11)Thoraks

    Inspeksi : Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris, tidak ada kelainan

    bentuk dada, ada penggunaan otot-otot pernapasan tambahan, frekuensi

    pernapasan pendek.

    Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa maupun peradangan

    Perkusi :

    Suara resonan pada interkosta 1-3 dada kiri

    Suara dullness pada interkosta 4-6 dada kiri

    Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler.

    12)AbdomenInspeksi : Perut membesar dan tidak simetris, warna kulit sawo matang,

    tidak ada kelainan kulit.

    Auskultasi : Peristaltik usus terdengar 17x/menit

    Perkusi : Terdengar suara hypertympani pada empat kuadran.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    28/49

    13) Ekstremitas atas

    Inspeksi : Terpasang jarum infus di tagan kiri klien, anggota gerak lengkap,

    tidak ada sianosis.

    Palpasi : Tidak ada edema pada ekstremitas atas, turgor kulit ekstremitas

    tidak elastis.

    14) Ekstremitas bawah

    Inspeksi : Anggota gerak lengkap, terdapat edema pada telapak kaki

    kanan dan kiri.

    Palpasi : Terdapat edema pada kedua kaki.

    5. Pengobatan yang didapat saat ini

    a. Transfusi PRC 4 kolf

    b. Injeksi ceftriaxone 1g/ 12 jam

    c. Injeksi rattan 1A/ 12 jam

    d. Injeksi metoclopromid 1A/ 8 jam

    e. Infus NaCl 20 TPM

    6. Pemeriksaan Penunjang

    a. Pemeriksaan darah lengkap 13 Januari 2013

    Darah

    Lengkap

    Otomatis

    Hasil Satuan Normal

    HB 5,6 gr% L : 13-17 P : 12-16AL (Angka

    Leukosit)

    16,8 ribu/ul Dewasa : 4-10 Anak : 9-

    12

    AE ( Angka

    Eritrosit)

    2,04 juta/ul L : 4,5-5,5 P : 4,0-5,0

    AT (Angka

    Trombosit)

    84 ribu/ul 150-450

    HMT 16,0 % L : 42-52 P : 36-46

    Hitung Jenis

    LeukositEosinofil 0 % 2-4Basofil 0 % 0-1

    Batang 0 % 2-5Segmen 51 % 51-67

    Lymposit 29 % 20-35

    Monosit 10 % 4-8

    Glukose 107 mg/dl < 200

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    29/49

    sewaktu

    Ureum Darah 51 mg/dl 17-43Kreatin

    Darah

    0,80 mg/dl L: 0,9-1,3 P: 0,6-1,1

    SGOT 76 U/I L: < 37 P: < 31

    SGPT 50 U/I L: < 41 P: < 31

    Analisa data

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    30/49

    No Data Masalah PenyebabSenin, 14 Januari 2013

    Jam 11.00 WIB

    Senin, 14 Januari 2013

    Jam 11.00 WIB

    Senin, 14 Januari 2013

    Jam 11.00 WIB

    1 DO

    a. Wajah klien tampak

    menahan nyeri.

    DS

    a. Klien mengatakan

    nyeri bertambah jika

    klien bergerak.

    b. Klien mengatakan

    rasa nyeri seperti

    terbakar.

    c. Klien mengatakan

    rasa nyeri menetap.

    d. Klien mengatakan

    skala nyeri 7

    e. Klien mengatakan

    nyeri berlangsung

    lama.

    Nyeri akut Agens cidera biologis

    DO

    a. Turgor kulit tidak

    elastis

    b. Mukosa kering

    c. Klien tampak lemas

    d. Tekanan darah:

    120/70 mmHg

    e. Nadi : 92 x per

    menit

    f. Respirasi : 24 x per

    menit

    g. Suhu : 37 oC

    DS

    a. Klien mengatakan

    Resiko kekurangan volume

    cairan Kehilangan berlebihan

    mealui rute normal

    (diare)

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    31/49

    buang air besar

    sekitar 15 kali dengan

    konsistensi encer

    disertai lendir dan

    darah

    2. DO

    a. Konjungtiva anemis

    b. Hb 5,6 gr%

    c. IMT 19,2

    DS

    a. Klien mengatakansaat ini nafsu

    makannya menurun.

    b. Klien mengatakan

    jika akan makan klien

    merasa mual

    sehingga klien tidak

    mau makan.

    c. Klien mengatakanbahwa klien hanya

    minum sekitar 4-5

    gelas air putih dan

    hanya makan buah

    saja.

    Resiko ketidakseimbangan

    nutrisi:kurang dari

    kebutuhan tubuh

    Faktor biologis

    B. Diagnosa Keperawatan

    1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis yang ditandai

    dengan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    32/49

    DO

    a. Wajah klien tampak menahan nyeri.

    DS

    a. Klien mengatakan nyeri bertambah jika klien bergerak.

    b. Klien mengatakan rasa nyeri seperti terbakar.

    c. Klien mengatakan rasa nyeri menetap.

    d. Klien mengatakan skala nyeri 7

    e. Klien mengatakan nyeri berlangsung lama.

    2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

    berlebihan mealui rute normal (diare)ditandai dengan :

    DO

    a. Turgor kulit tidak elastis

    b. Mukosa kering

    c. Klien tampak lemas

    d. Tekanan darah: 120/70 mmHg

    e. Nadi : 92 x per menit

    f. Respirasi: 24 x per menit

    g. Suhu : 37 oC

    DS

    a. Klien mengatakan buang air besar sekitar 15 kali dengan konsistensi

    encer disertai lendir dan darah

    3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan factor biologis ditandai dengan:

    DO

    a. Konjungtiva anemis

    b. Hb 5,6gr%

    c. IMT 19,2

    DSa. Klien mengatakan saat ini nafsu makannya menurun.

    b. Klien mengatakan jika akan makan klien merasa mual sehingga klien tidak

    mau makan.

    c. Klien mengatakan bahwa klien hanya minum sekitar 4-5 gelas air putih dan

    hanya makan buah saja.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    33/49

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    34/49

    C. Perencanaan

    Nama : Ny. P Diagnosa medis : GEA

    Umur : 70 tahun Tempat : Bangsal Bakung

    No.RM: 48.96.76 Tanggal pengkajian : 14 Januari 2013

    No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

    1 Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    Nyeri akut berhubungan dengan

    agens cidera biologis yang

    ditandai dengan

    DO

    a. Wajah klien tampak menahan

    nyeri.

    DS

    a. Klien mengatakan nyeri

    bertambah jika klien

    bergerak.b. Klien mengatakan rasa nyeri

    seperti terbakar.

    c. Klien mengatakan rasa nyeri

    menetap.

    d. Klien mengatakan skala nyeri

    7

    e. Klien mengatakan nyeri

    berlangsung lama.

    Setelah dilakukan asuhan

    keperawatan selama 3x24

    jam nyeri berkurang dengan

    kriteria :

    a. Skala nyeri berkurang 0

    3

    b. Ekspresi wajah klien

    tenang.

    c. Klien dapat beristirahat

    dan tidur normal sesuai

    dengan usianya

    Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    a. Catat karakteristik nyeri, catat

    laporan verbal, petunjuk nonverbal

    dan respon hemodinamik

    b. Ambil gambaran lengkap terhadap

    nyeri dari pasien termasuk lokasi,

    intensitas (0-10), lamanya, kualitas

    (dangkal atau menyebar) dan

    penyebaran.

    c. Bantu klien untuk melakukan teknik

    relaksasi, misalnya dengan nafas

    dalam,bimbingan imajinasi,

    visualisasi

    d. Berikan kompres hangat atau

    Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    a. Variasi penampilan dan

    perilaku pasien karena ny

    terjadi sebagai temuan ka

    b. Nyeri sebagai pengalama

    subjektif dan harus

    digambarkan oleh pasien

    Bantu pasien untuk menil

    nyeri dengan

    membandingkannya dengpengalaman nyeri.

    c. Membantu dalam penurun

    respon nyeri, memberikan

    kontrol situasi.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    35/49

    dingin. Berikan masase atau

    sentuhan sesuai toleransi pasien

    secara individual.

    e. Kolaborasi dengan tenaga

    kesehatan lain tentang pemberian

    obat analgesic sesuai kebutuhan.

    Indah

    d. Membantu pasien

    mendapatkan control

    perasaan tidak nyaman

    secara konstan dan

    menurunkan kekakuan at

    nyeri pada otot.

    e. Bergua untuk menghilang

    rasa nyeri ketika metide la

    yang telah dicoba tidak

    memberikan hasil yang

    memuaskan.

    In

    2 Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    Resiko kekurangan volume

    cairan berhubungan dengan

    kehilangan berlebihan mealui

    rute normal (diare)ditandai

    dengan :

    DO

    a. Turgor kulit tidak elastis

    b. Mukosa kering

    c. Klien tampak lemas

    d. Tekanan darah: 120/70

    Setelah dilakukan asuhan

    keperawatan selama 3x24jam, kekurangan volume

    cairan dapat teratasi

    dengan kriteria:

    a. Frekuensi BAB 1kali

    sehari dengan

    konsistensi lunak.

    b. Membran mukosa

    lembab.

    Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    a. Monitor intake dan output cairan.

    b. Kontrol BAB klien bila perlu

    c. Observasi turgor kulit secara teratur

    Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    a. Mengidentifikasi

    keseimbangan cairan klien

    secara adekuat dan teratu

    b. Penimbangan berat badan

    setiap hari secara tepat da

    mendeteksi dini kehilanga

    cairan.

    c. Memonitor keseimbangan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    36/49

    mmHg

    e. Nadi : 92 x per menit

    f. Respirasi : 24 x per menit

    g. Suhu : 37 oC

    DS

    a. Klien mengatakan buang air

    besar sekitar 15 kali dengan

    konsistensi encer disertai

    lendir dan darah

    c. Elastisitas turgor kulit

    baik

    d. Tekanan darah,

    nadi,dan suhu tubuh

    dalam batas normal.

    d. Libatkan keluarga dalam

    pemenuhan kebutuhan cairan

    e. Anjurkan klien minum 2-3 ltr/24 jam

    f. Jelaskan tujuan meningkatkan

    jumlah cairan yang masuk untuk

    mencegah dehidrasi.

    g. Observasi tanda dehidrasi turgor

    kulit jelek, membran mukosa mulut

    kering, rasa haus, nadi lemah cepat.

    h. Kelola pemberian cairan parenteral

    dan transfuse sesuai indikasi.

    Indah

    cairan klien.

    d. Mempermudah klien dala

    memenuhi kebutuhan

    nutrisinya.

    e. Keseimbangan volume ca

    terjaga

    f. Memotivasi klien untuk

    memenuhi kebutuhan caira

    tubuh

    g. Mengidentifikasi kebutuha

    nutrisi klien

    h. Mempertahankan istirahat

    usus akan memerlukan

    penggantian cairan untuk

    memperbaiki kehilangan a

    anemia

    In

    3

    Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

    Senin, 14 Januari 2013

    Pukul 13.00 WIB

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    37/49

    Resiko ketidakseimbangan

    nutrisi:kurang dari kebutuhan

    tubuh berhubungan dengan

    factor biologis, ditandai dengan:

    DO

    a. Konjungtiva anemis

    b. Hb 5,6 gr%

    c. IMT 19,2

    DS

    a. Klien mengatakan saat ini

    nafsu makannya menurun.

    b. Klien mengatakan jika akan

    makan klien merasa mual

    sehingga klien tidak mau

    makan.

    c. Klien mengatakan bahwa

    klien hanya minum sekitar 4-

    5 gelas air putih dan hanya

    makan buah saja.

    Setelah diberi asuhan

    keperawatan selama 3x24

    jam, nutrisi tubuh adekuat

    dengan kriteria:

    a. Konjungtiva tidak

    anemis

    b. HB : 13-17 %

    c. Nafsu makan meningkat

    d. Tidak mengalami mual

    dan muntah

    a. Kaji ulang status nutrisi ;

    perubahan berat badan, hasil

    laboratorium ureum, kreatinin.

    b. Identifikasi factor yang

    menimbulkan mual/muntah.

    Misalnya sputum banyak, dyspnea

    berat, nyeri.

    c. Auskultasi bunyi usus.

    d. Berikan makan porsi kecil dan

    sering termasuk makanan kering

    (roti) dan atau makanan yang

    menarik untuk pasien.

    e. Evaluasi status nutrisi umum

    a. Menyediakan data d

    untuk memantau peruba

    dan mengevaluasi interv

    b. Pilihan intervensi tergan

    dari penyebab masalah.

    c. Bunyi usus mun

    menurun/tidak ada

    proses infeksi memanjan

    d. Dapat meningka

    masukan meskipun n

    makan mungkin la

    untuk kembali.

    e. Adanya kondisi kronis

    keterbatasan keua

    dapat menyeba

    malnutrisi, renda

    tahanan terhadap infeks

    atau lambatnya re

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    38/49

    Indah

    terhadap terapi.

    In

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    39/49

    D. Implementasi dan Evalusi

    No

    diagnosa

    Tanggal Jam

    (WIB)

    Tindakan Tanda

    tangan

    Evaluasi

    1. 14-01-13

    10.00

    10.15

    10.25

    1. mencatatkarakteristik

    nyeri,laporan

    verbal dan

    petunjuk

    nonverbal.

    2. mengambil

    gambaranlengkap

    terhadap nyeri

    dari pasien

    termasuk lokasi,

    intensitas (0-10),

    lamanya,

    kualitas

    (dangkal ataumenyebar) dan

    penyebaran.

    3. memberikan

    kompres hangat

    atau dingin.

    memberikan

    masase atausentuhan sesuai

    toleransi pasien

    secara

    individual.

    Indah

    Indah

    Indah

    S :Keluarga Pasienmengatakan bahwa

    keadaan klien lebih

    baik dari sebelumnya

    O:

    a. Wajah klien sudah

    lebih sedikit tenang.

    b. Nyeri bertambah jika

    klien bergerak.c. Rasa nyeri masih

    seperti terbakar.

    d. Rasa nyeri menetap

    tidak menyebar.

    e. Skala nyeri 6

    f. Nyeri berlangsung

    lama.

    g. Obat yang diberikanketerolak 1 A

    A : Nyeri Akut

    berhubungan dengan

    agen injuri biologis

    Tujuan tercapai sebagian

    P: Lanjutkan intervensi

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    40/49

    13.00

    4. Memberikan

    injeksi obat

    ranitidine 1 A

    dan injeksi obat

    ceftriaxone 1

    gram

    Indah

    15-01-13 09.00

    09.10

    09.20

    1. mencatat

    karakteristik

    nyeri,laporan

    verbal dan

    petunjuk

    nonverbal.

    2. mengambil

    gambaran

    lengkap

    terhadap nyeri

    dari pasien

    termasuk lokasi,

    intensitas (0-10),

    lamanya,

    kualitas

    (dangkal atau

    menyebar) dan

    penyebaran.

    3. membantu klien

    untuk

    melakukan

    teknik relaksasi,

    misalnya

    dengan nafas

    dalam

    Indah

    Indah

    Indah

    S : Klien mengatakan

    nyeri pada perut klien

    masih terasa namun

    sudah berkurang dan

    sekarang terasa lebih

    baik.O:

    a. Wajah klien sudah

    lebih tenang.

    b. Nyeri bertambah jika

    klien bergerak.

    c. Rasa nyeri masih

    seperti terbakar.

    d. Rasa nyeri menetap

    tidak menyebar.

    e. Skala nyeri 5

    f. Nyeri berlangsung

    lama.

    g. Obat yang diberikan

    keterolak 1 A

    A : Nyeri Akut

    berhubungan dengan

    agen injuri biologis

    Tujuan tercapai sebagian

    P: Lanjutkan intervensi

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    41/49

    09.30

    13.00

    4. memberikan

    kompres hangat

    atau dingin.

    memberikan

    masase atau

    sentuhan sesuai

    toleransi pasien

    secara

    individual.

    5. Memberikan

    injeksi obat

    ranitidine 1 A

    dan injeksi obat

    ceftriaxone 1

    gram

    Indah

    Indah

    16-01-13

    09.30

    09.40

    1. mencatat

    karakteristik

    nyeri,laporan

    verbal dan

    petunjuk

    nonverbal.

    2. mengambil

    gambaran

    lengkap

    terhadap nyeri

    dari pasien

    termasuk lokasi,

    intensitas (0-10),

    lamanya,

    kualitas

    Indah

    Indah

    S : Klien mengatakan

    bahwa masih

    merasakan nyeri

    namun sudah banyak

    berkurang

    O:

    a. Wajah klien sudah

    lebih sedikit tenang.

    b. Nyeri bertambah jika

    klien bergerak.

    c. Rasa nyeri masih

    seperti terbakar.

    d. Rasa nyeri menetap

    tidak menyebar.

    e. Skala nyeri 5

    f. Nyeri berlangsung

    lama.

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    42/49

    09.50

    10.00

    13.00

    (dangkal atau

    menyebar) dan

    penyebaran.

    3. membantu klien

    untuk

    melakukan

    teknik relaksasi,

    misalnya

    dengan nafas

    dalam

    4. memberikan

    kompres hangat

    atau dingin.

    memberikan

    masase atau

    sentuhan sesuai

    toleransi pasien

    secara

    individual.

    5. Memberikan

    injeksi obat

    ranitidine 1 A

    dan injeksi obat

    ceftriaxone 1

    gram

    Indah

    Indah

    Praktikan

    g. Obat yang diberikan

    keterolak 1 A

    A : Nyeri Akut

    berhubungan dengan

    agen injuri biologis

    Tujuan tidak tercapai

    P: berikan intervensi

    yang lain, kolaborasi

    dengan ahli

    kesehatan lain.

    2 14-01-13

    09.10

    1. Memonitor

    intake dan

    output cairan.

    Perawat S: Klien mengatakan

    frekuensi untuk b.a.b.

    menurun, klien b.a.b 10

    kali. Kien mengatakan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    43/49

    09.15

    09.20

    09.30

    09.45

    11.00

    2. Mengontrol BAB

    klien

    3. Melibatkan

    keluarga dalam

    pemenuhan

    kebutuhan

    cairan

    4. menganjurkan

    klien untuk

    minum 2-3 ltr/24

    jam

    5. Menjelaskan

    tujuan

    meningkatkan

    jumlah cairan

    yang masuk

    untuk mencegah

    dehidrasi.

    6. Mengobservasi

    tanda dehidrasi

    turgor kulit jelek,

    membran

    mukosa mulut

    kering, rasa

    haus, nadi

    lemah cepat.

    7. Memberikan

    Indah

    Indah

    Indah

    Indah

    Indah

    b.a.k sudah 5 kali @

    200cc

    O:

    a. edema pada kedua

    kaki klien sudah

    berkurang.

    b. Warna urine kuning

    kecoklatan

    c. Wajah kien terlihat

    lebih segar

    d. Tugor kulit sudah

    baik.

    A: Resiko kekurangan

    volume cairan

    berhubungan dengan

    kehilangan berlebihan

    mealui rute normal

    (diare)

    Tujuan tercapai

    sebagian

    P: Lanjutkan intervensi

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    44/49

    11.30 transfuse darah

    PRC 1 kolf

    Perawat

    15-01-13 09.00

    09.20

    09.25

    09.30

    11.00

    12.30

    1. Memonitor

    intake danoutput cairan.

    2. Mengontrol BAB

    klien

    3. Melibatkan

    keluarga dalam

    pemenuhankebutuhan

    cairan

    4. menganjurkan

    klien untuk

    minum 2-3 ltr/24

    jam

    5. Mengobservasi

    tanda dehidrasi

    turgor kulit jelek,

    membran

    mukosa mulut

    kering, rasa

    haus, nadi

    lemah cepat.

    6. Memberikan

    transfuse darah

    PRC 1 kolf

    Indah

    Indah

    Indah

    Indah

    Indah

    Perawat

    S: Klien mengatakan

    sudah b.a.b 9 kalidengan konsistensi

    lunak dan warna feses

    hijau. Klien menatkan

    sudah b.a.k 5 kali @

    20cc.

    O:

    a. edema sudah mulai

    berkurangb. perut klien masih

    asites

    c. Warna urine kuning

    kecoklatan 1000 cc

    d. Wajah klien tampak

    lebih segar

    e. Pemeriksaan hb

    terakhir 6,8

    A: Resiko kekurangan

    volume cairan

    berhubungan dengan

    kehilangan berlebihan

    mealui rute normal

    (diare)

    Tujuan tercapai

    sebagian

    P: Lanjutkan intervensi

    16-01-13 09.00 1. Memonitor Indah S: Klien mengatakan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    45/49

    09.20

    09.25

    09.30

    11.00

    06.00

    intake dan

    output cairan.

    2. Mengontrol BAB

    klien

    3. Melibatkan

    keluarga dalam

    pemenuhan

    kebutuhan

    cairan

    4. menganjurkan

    klien untuk

    minum 2-3 ltr/24

    jam

    5. Mengobservasi

    tanda dehidrasi

    turgor kulit jelek,

    membran

    mukosa mulut

    kering, rasa

    haus, nadi

    lemah cepat.

    6. Memberikan

    transfuse darah

    PRC 1 kolf

    Indah

    Indah

    Indah

    Indah

    Perawat

    sudah b.a.b 5 kali

    dengan konsistensi

    lunak. Klien mengatakan

    b.a.k 5 kali @ 200 cc.

    O:

    a. edema sudah tidak

    ada/kempes pada

    kedua kaki.

    b. Perut klien masih

    asites.

    c. Wajah klien terlihat

    sedilkit lebih segar

    d. Tugor kulit baik

    e. Kapileri refiil < 2

    detik

    A: Resiko kekurangan

    volume cairan

    berhubungan dengan

    kehilangan berlebihan

    mealui rute normal

    (diare)

    Tujuan tercapai

    P: -

    3. 14-1-13 09.00 a. mengkaji ulang Indah S: Pasien mengeluh

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    46/49

    09.20

    09.25

    09.30

    11.00

    status nutrisi ;

    perubahan berat

    badan, hasil

    laboratorium

    ureum, kreatinin.

    b. Mengidentifikasi

    factor yang

    menimbulkan

    mual/muntah.

    Misalnya, nyeri.

    c. mengauskultasi

    bunyi usus klien.

    d. memberikan

    makan porsi

    kecil dan sering

    termasuk

    makanan kering

    (roti) dan atau

    makanan yang

    menarik untuk

    pasien.

    e. mengevaluasi

    status nutrisi

    umum

    Indah

    perawat

    Indah

    Indah

    mual saat mau makan.

    O:

    a. Wajah pasien tampak

    pucat

    b. HB 5,8 %

    c. Pasien hanya makan

    3 sendok sehari .

    d. Peristatik usus

    17x/menit

    e. BB: 45 kg

    A: Resiko

    ketidakseimbangan

    nutrisi:kurang dari

    kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan

    mual dan muntah

    Tujuan tercapai

    sebagian

    P: Lanjutkan intervensi

    15-1-13 09.00 1. Mengkaji ulang Indah S : Klien mengatakan

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    47/49

    09.20

    09.25

    09.30

    13.00

    status nutrisi ;

    perubahan

    berat badan

    2. Mengidentifikasi

    factor yang

    menimbulkan

    mual/muntah.

    Misalnya, nyeri.

    3. Mendengarkan

    bunyi usus..

    4. Memberikan

    makan porsi

    kecil dan sering

    termasuk

    makanan kering

    (roti) dan atau

    makanan yang

    menarik untuk

    pasien.

    5. Mengevaluasi

    status nutrisi

    umum, ukur

    berat badan

    dasar.

    Indah

    Indah

    Indah

    Indah

    rasa mual sudah mulai

    berkurang

    O:

    a. Klien menghabiskan

    makanan sayur-

    sayuran porsi yang

    disediakan RS dan

    tidak memakan

    nasinya.

    b. Wajah klien masih

    agak pucat

    c. HB : 5,8 %

    d. Peristaltik usus 15 x /

    menit

    e. BB 45 kg

    A: Resiko ketidak

    seimbangan nutrisi:

    kurang dari kebutuhan

    tubuh berhubungan

    dengan mual dan

    muntah

    Tujuan tercapai

    sebagian

    P: Lanjutkan inervensi

    16/01/2013 09.00 1. mengkaji ulang

    status nutrisi ;

    perubahan berat

    badan, hasil

    laboratorium

    Indah S: Klien mengatakan

    nafsu makan sudah

    meningkat dan rasa

    mual sudah tidak ada

    O:

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    48/49

    09.20

    09.25

    11.00

    13.30

    ureum, kreatinin.

    2. Mengidentifikasi

    factor yang

    menimbulkan

    mual/muntah.

    Misalnya, nyeri.

    3. mengauskultasi

    bunyi usus klien.

    4. memberikan

    makan porsi

    kecil dan sering

    termasuk

    makanan kering

    (roti) dan atau

    makanan yang

    menarik untuk

    pasien.

    5. mengevaluasi

    status nutrisi

    umum

    Indah

    Indah

    Ahli Gizi

    Perawat

    a. Klien menghabiskan

    makanan porsi dan

    menghabiskan semua

    sayuran yang

    disediakan RS.

    b. Wajah klien masih

    sedikit pucat

    c. HB : 5,8 %

    d. Peristaltik usus 10 x /

    menit

    A: Resiko ketidak

    seimbangan nutrisi:

    kurang dari kebutuhan

    tubuh berhubungan

    dengan mual dan

    muntah

    Tujuan tercapai

    sebagian

    P: lanjutkan intervensi

    BAB III

    PENUTUP

  • 7/29/2019 NY Paijem Revisi

    49/49

    Pada bab ini kami menarik kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan

    asuhan keperawatan pada Ny. P dengan GEA di Bangsal Bakung RSUD

    Penembahan Senopati Bantul pada bab yang sudah kami jelaskan sebelumnya.

    A. Kesimpulan

    Pada tahap diagnose keperawatan diperoleh tiga diagnose. Berdasarkan

    prioritas yaitu :

    1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis

    Diagnosa ini belum dapat terselesaikan karena daya tahan tubuh klien lemah

    ditandai dengan pemeriksaan laboratorium klien tidak ada peningkatan.

    2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan

    mealui rute normal (diare)

    Diagnosa ini sudah teratasi dengan hilangnya edema pada kedua kaki klien dan

    frekuensi BAB berkurang.

    3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan factor biologis

    Diagnosa ini belum dapat terselesaikan karena klien masih tidak mau makan.

    B. Saran

    1. Bagi Rumah Sakit, untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

    terutama dalam menerapkan asuhan keperawatan Gastroeneritis Akut

    (GEA)

    2. Bagi klien, untuk lebih meningkatkan status kesehatan dengan cara

    memeriksakan diri ditempat-tempat pelayanan kesehatan dan

    menggunakan tempat pelayanan kesehatan terdekat.

    3. Bagi mahasiswa-mahasiswi akper, kiranya lebih meningkatkan

    kompetensi dan wawasan tentang perkembangan teori-teori terbaru

    dalam dunia kesehatan terutama dalam penerapan asuhan keperawatan

    Gastroeneritis Akut (GEA)