nutrisi-no 8-13+ikga

26
1. Peran merokok dan alkohol pada status nutrisi a. Merokok Berbagai penelitian mengindikasikan bahwa perokok cenderung memiliki berat badan tubuh lebih rendah dibanding bukan perokok, baik karena berkurangnya nafsu makan atau peningkatan penggunaan energi. Penggunaan energi yang meningkat melalui proses oksidasi lemak dan/atau peningkatan heart rate, peningkatan laju metabolisme, menurunkan efisiensi metabolisme, dan penurunan absorpsi kalori. Biasanya, ketika tubuh berada dalam keseimbangan energi yang negatif, tubuh akan berusaha mengompensasi dengan menstimulasi sinyal nafsu makan. Merokok akan merusak keseimbangan internal tubuh dan menyebabkan peningkatan abnormal penggunaan lemak dan penggunaan energi keseluruhan. Penurunan konsumsi energi dan peningkatan penggunaan energi menyebabkan adanya nutrient inadequacies. Asap rokok mengandung oksidan dan pro-oksidan yang merusak membran sel dari hasil produksi radikal bebas. Peningkatan level radikal bebas dan stres oksidatif dalam tubuh berkaitan dengan peningkatan resiko kanker dan perubahan degeneratif pada retina mata. Stres ini menyebabkan peningkatan kebutuhan sistem antioksidan tubuh, terutama vitamin C dan E. Namun faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok cenderung memiliki level vitamin C yang rendah dibanding bukan perokok, karena merokok akan menghambat pertahanan dengan antioksidan dalam tubuh. Akibatnya, perokok direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin C dalam jumlah yang lebih banyak dibanding bukan perokok, yakni 125 mg/hari untuk pria dan 110 mg/hari bagi wanita. Merokok mempengaruhi distribusi lemak tubuh dan berkaitan dengan adiposa viseral yang merupaan penanda/marker

description

nutrisi

Transcript of nutrisi-no 8-13+ikga

1. Peran merokok dan alkohol pada status nutrisia. MerokokBerbagai penelitian mengindikasikan bahwa perokok cenderung memiliki berat badan tubuh lebih rendah dibanding bukan perokok, baik karena berkurangnya nafsu makan atau peningkatan penggunaan energi. Penggunaan energi yang meningkat melalui proses oksidasi lemak dan/atau peningkatan heart rate, peningkatan laju metabolisme, menurunkan efisiensi metabolisme, dan penurunan absorpsi kalori. Biasanya, ketika tubuh berada dalam keseimbangan energi yang negatif, tubuh akan berusaha mengompensasi dengan menstimulasi sinyal nafsu makan. Merokok akan merusak keseimbangan internal tubuh dan menyebabkan peningkatan abnormal penggunaan lemak dan penggunaan energi keseluruhan. Penurunan konsumsi energi dan peningkatan penggunaan energi menyebabkan adanya nutrient inadequacies. Asap rokok mengandung oksidan dan pro-oksidan yang merusak membran sel dari hasil produksi radikal bebas. Peningkatan level radikal bebas dan stres oksidatif dalam tubuh berkaitan dengan peningkatan resiko kanker dan perubahan degeneratif pada retina mata. Stres ini menyebabkan peningkatan kebutuhan sistem antioksidan tubuh, terutama vitamin C dan E. Namun faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok cenderung memiliki level vitamin C yang rendah dibanding bukan perokok, karena merokok akan menghambat pertahanan dengan antioksidan dalam tubuh. Akibatnya, perokok direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin C dalam jumlah yang lebih banyak dibanding bukan perokok, yakni 125 mg/hari untuk pria dan 110 mg/hari bagi wanita.Merokok mempengaruhi distribusi lemak tubuh dan berkaitan dengan adiposa viseral yang merupaan penanda/marker hiperglikemia dan dyslipidemia. Inhalasi asap rokok secara konsisten dapat menyebabkan peptic ulcer, penyakit hati, Crohns disease, dan heart burn yang mempengaruhi absorpsi nutrien pada perokok yang meningkatkan resiko diet inadekuat yang berujung pada penurunan status nutrisi perokok. b. Alkohol Minuman beralkohol utamanya terdiri dari air, alkohol murni (etanol), dan gula dalam berbagai jumlah (termasuk karbohidrat); serta konten nutrien lainnya seperti protein, vitamin maupun mineral sangat sedikit dan dapat dianggap tidak ada. Karena hampir tidak ada nutriennya, minuman beralkohol dianggap sebagai empty calories. Observasi umum menunjukkan bahwa peminum alkohol tidak mengonsumsi diet yang seimbang. Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu proses absorpsi nutrien yang dikonsumsi seseorang dan menganggantikan nutrien tersebut. Oleh karena itu, banyak peminum alkohol yang mengalami malnutrisi primer maupun sekunder. Malnutrisi primer terjadi ketika alkohol menggantikan nutrien lain dalam diet seseorang, sehingga terjadi penurunan intake nutrien tersebut. Malnutrisi sekunder terjadi ketika peminum mengonsumsi nutrien yang adekuat namun alkohol mengganggu absorpsi nutrien tersebut dari usus sehingga nutrien tersebut tidak tersedia bagi tubuh. Malnutrisi yang paling parah, yang biasanya disertai dengan reduksi massa otot yang signifikan, umumnya ditemukan pada peminum alkohol yang masuk rumah sakit karena adanya komplikasi medis akibat alcoholism (misal: penyakit liver yang berkaitan dengan konsumsi alkohol atau kerusakan organ lainnya). Jika pasien ini tetap minum alkohol, mereka akan kehilangan berat badan lebih lanjut, namun hal ini bersifat reversibel: jika mereka berhenti minum alkohol maka berat badannya bisa naik kembali. Pola ini berlaku pada pasien dengan atau tanpa penyakit hati. Sebaliknya, peminum alkohol berat yang tidak perlu masuk rumah sakit karena masalah kesehatan yang berkaitan dengan alkohol biasanya tidak mengalami malnutrisi atau malnutrisinya lebih ringan. Pada orang-orang ini, terutama jika disertai dengan kebiasaan diet tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik, dapat menyebabkan obesitas. Malnutrisi dapat menyebabkan terjadinya kerusakan liver dan gangguan fungsi liver. Secara keseluruhan, berbagai status nutrisi pada peminum alkohol merefleksikan proporsi kalori total yang dikonsumsi dalam bentuk alkohol. Intake alkohol moderate yaitu ketika 16% dari total kalori yang dikonsumsi seseorang merupakan alkohol berkaitan dengan sedikit peningkatan total intake energi. Pada konsumsi alkohol tingkat ini, atau pada tingkat yang sedikit lebih tinggi, peminum biasanya menggantikan karbohidrat dalam dietnya dengan konsumsi alkohol. Pada peminum yang mengonsumsi lebih dari 30% alkohol dari total intake kalorinya, tidak adanya penurunan intake karbohidrat, melainkan juga protein dan lemak. Pada orang-orang ini, konsumsi vitamin A, C, dan thiamin (B1) juga dapat menurun hingga di bawah jumlah yang direkomendasikan.

2. Kebutuhan nutrisi Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah banyaknya zat-zat minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, kondisi khusus (hamil dan menyusui) dan aktivitas fisik.Angka kecukupan zat gizi individu dapat diperoleh dari perbandingan antara asupan zat gizi dengan standar angka kecukupan gizi seseorang.

Selanjutnya pencapaian AKG (Tingkat Konsumsi Energi/Protein) untuk individu :

Klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut of points masing-masing sebagai berikut :a. Baik : 100% AKG b. Sedang : 80-90% AKG c. Kurang : 70-80% AKG d. Defisit : < 70% AKG

3. Manifestasi oral terkait undernutritionPerubahan yang terjadi pada rongga mulut apabila terjadinya undernutrisi adalah: a. Perubahan pada Epitel mukosa mulut Epitel yang berfungsi sebagai barrier dalam mencegah penetrasi berbagai mikroorganisme atau substansi mikroorganisme (enzim, toksin, dll). Apabila terjadi defisiensi nutrisi (malnutrisi) maka akan mengakibatkan respon imun akan ikut menurun. Misalnya, pada jamur Candida albican yang jumlahnya meningkat sehingga menyebabkan kandidiasis. Kemudian malnutrisi protein akan menyebabkan meningkatnya pelepasan kortikosteroid dari korteks adrenal yang akan mengakibatkan terjadinya gangguan respon peradangan pada jaringan periodonsium.b. Menurunnya aktivitas mitosis epitel mukosa mulut menyebabkan meningkatnya kerentanan timbulnya penyakit mulut. c. Gangguan pertahanan epitel terhadap invasi pathogen meningkatkan resiko terjadinya penyakit infeksi

Kesehatan rongga mulut dan nutrisi memiliki hubungan dua arah yang sinergis. Penyakit infeksius rongga mulut ataupun penyakit dengan manifestasi oral dapat memengaruhi kemampuan fungsional seseorang untuk makan sehingga memengaruhi diet dan status nutrisi seseorang. Sebaliknya, nutrisi dan diet dapat memengaruhi perkembangan dan integritas rongga mulut dan juga progres penyakit rongga mulut.

Dari ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa penurunan sekresi saliva mengakibatkan nyeri gingiva dan lidah dan dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi seperti candida. Nyeri dental dan oral kemudian dapat mengeksaserbasi ketidaknyamanan dan menyebabkan kesulitan mastikasi dan menelan membatasi intake diet nutrisi buruk. Intake makanan yang berkurang menyebabkan seseorang beralih ke diet makanan lunak seringkali nutrisinya tidak adekuat kelenjar saliva menjadi kurang aktif penurunan aliran saliva.

PEM (Protein-energy malnutrition)Merupakan kondisi defisiensi protein, energi dari makan, atau keduanya. PEM bersifat kronis dan kondisi utamanya adalah defisiensi protein; PEM yang parah dapat bersifat akut, dan disebabkan defisiensi protein dan energi. Beberapa Manifestasi oral pada kondisi undernutrition adalah sebagai berikut: a. Gigi yang sedang dalam fase pra-erupsi dipengaruhi oleh status nutrisi tubuh. Defisiensi vitamin D, C, B, dan A serta adanya protein energy malnutrition (PEM) dikaitkan dengan kelainan pada struktur oral. Hipoplasia enamel merupakan lesi yang dikarakteristikkan dengan adanya groovedan/atau pit hipoplastik pada edamel yang seringkali berbentuk linear atau horizontal. Hipoplasia dan adanya pit pada permukaan enamel sering berkaitan dengan adanya kondisi defisiensi vitamin A. Bentuk hipoplasiaenamel yang lebih diffuse dikaitkan dengan defisiensi vitamin D. b. Aphthous stomatitis rekuren, athropic glossitis, atau painful burning tongue yang dikarakteristikkan dengan adanya inflamasi dan defoliation lidah, kemungkinan disebabkan defisiensi nutrisi seperti vitamin B dan zat besi.

c. Kelenjar saliva yang berfungsi normal sangat diperlukan dan penting untuk mempertahankan kesehatan rongga mulut. Kelenjar saliva yang mengalami hypofunction dilaporkan terjadi pada orang-orang dengan PEM, hal ini kemudian dapat menurunkan laju alir saliva, menurunkan kapasitas buffer saliva, dan menurunkan unsur-unsur pokok saliva terutama protein. PEM dan defisiensi vitamin A berkaitan dengan atrofi kelenjar saliva yang dapat menurunkan kemampuan pertahanan rongga mulut terhadap infeksi & kemampuan buffering untuk melawan asam plak. Malnutrisi moderate, terutama defisiensi protein dan mikronutrien lainnya seperti vitamin, zinc, dan besi, dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi saliva membatasi efek protektif saliva.d. PEM dapat dihubungkan dengan faktor host yang berkaitan dengan perkembangan karies, terutama defek pada gigi dan sistem saliva. Defek gigi yang dimaksud adalah defek struktur eksternal (hipoplasia) yang dapat mendukung berkembangnya lingkungan niche kariogenik enamel tidak protektif; dan hipomineralisasi.PEM menurunkan laju rekresi saliva, menurunkan kapasitas buffer saliva, menurunkan level kalsium saliva, menurunkan sekresi protein pada saliva terstimulasi dan menurunkan agglutinating defense factors di nonstimulated saliva. e. Penyakit periodontal lebih mudah berkembang pada populasi yang kurang nutrisi (undernutrition). Malnutrisi dan OH buruk menrupakan dua faktor predisposisi penting necrotizing gingivitis.Kalsium penting untuk meningkatkan densitas tulang alveolar yang mendukung gigi.Vitamin C penting untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan jaringan ikat, disertai dengan adanya sifat antioksidan pada vitamin ini kekurangan vitamin C: kondisi scurvy, yaitu adanya defek pada pembentukan kolagen karena gangguan pada sintesis kolagen manifestasi oral: gusi berdarah dan gingivitis. f. Vitamin B2 (riboflavin) utamanya diperlukan untuk memecah lemak, badan keton, karbohidrat dan protein. Defisiensi riboflavin menyebabkan ariboflavinosis yang bermanifestasi sebagai bibir pecah-pecah, inflamasi lidah dan sensasi kering & terbakar di rongga mulut. g. Individu dengan anoreksi berisiko mengalami xerostomia sebagai akibat dari medikasi yang dikonsumsinya baik dari resep dokter (antidepresan) maupun yang dibeli sendiri (diuretik) manifestasi oral.

4. Suplemen dietFood suplement atau dietary suplement adalah produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat yang dikemas dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk atau cairan yang berfungsi sebagai pelengkap kekurangan zat gizi dalam tubuhSecara umum manfaat food suplemen adalah sebagai berikut : 1. Mencegah terjadinya penurunan kualitas nutrisi bagi tubuh 2. Mencegah penurunan kualitas gaya hidup 3. Memenuhi kebutuhan tubuh akan komponen utama nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak, asam lemak esensial, protein, asam amino, air, vitamin, mineral, enzim, antioksidan, karotenoid, flavonoid, alkaloid, dan fitoestrogen 4. Menghindarkan kekurangan gizi akibat pola makan tidak teratur dan tida sehat 5. Membantu mengembalikan vitalitas tubuhPenggolongan suplemen makanan berdaasarkan fungsinya terdiri dari: Obat metabolit untuk menghambat nafsu makan (anoreksigenikum)Anoreksigenikum ememiliki fungsi untuk mengahambat nafsu makan sehingga sering diklaim dapat menurunkan berat badan seseorang Obat untuk menurunkan lemak dan kolesterol (antilipidemikum)Antilipidemum berfungsi untuk menurunkan lemak dan kolesterol, suplemen makanan ini sering digunakan untuk mencegah penyakit-penyakit yang timbul akibat tingginya kadar lemak dan kolesterol didalam tubuh Obat untuk memperbaiki status gizi (dietikum)Dietekum memiliki fungsi memperbaiki status gizi, suplemen makanan dietikum sering digunakan untuk menambah berat badan ataupun untuk meningkatkan nafsu makan Pembangkit tenaga dan semangatSuplemen amkaan pembangkit tenaga dan semangat pada umumnya mengandung vitamin, mineral dan sari-sari tumbuhan (herbal) seperti ginseng dan jahe. Obat untuk memperbaiki sistem metabolik organ tertentuSuplemen makanan yang berfungsi untuk memeprbaiki sistem metabolik organ tetentu antara lain seperti membantu metabolik karbohidrat, lemak, pembentukan struktur kolagen dan lain-lain. Pada umumnya suplemen makanan mengandung iodium, tembaga, mangan, zinc, dll.

Suplemen makanan menurut kandungannya dapat dibedakan menjadi: 1. Vitamin Vitamin berfungsi membantu metabolisme tubuh dan produksi energi. Vitamin terdiri dari vitamin larut lemak ( A, D, E, K ) dan vitamin tidak larut lemak ( B, C, asam folat, Biotin ).Tabel berikut akan menjelaskan mengenai fungsi vitamin, sumbernya, serta akibat kekurangan dan kelebihan setiap vitamin:

Tabel 1: Vitamin VitaminFungsiSumberAkibat kekuranganAkibat kelebihan

AUntuk penglihatan dan diferensiasi sel, reproduksi dan kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembanganMentega, kuning telur, hati, margarin, susu, sayuran berwarna hijau, buah-buahan berwarna kuning-jinggaButa senja, infeksi, perubahan di kulit, gangguan pertumbuhanPusing, rambut rontok dan kulit mngering

DPembentukan dan pemeliharaan tulangSinar matahari, kuning telur, hati, krim, mentega, minyak ikanRiketsia, osteomalasia dan osteoporosisHiperkalsimia, kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh

EAntioksidan, memelihara integritas membran sel, kekebalan tubuh, sintesis DNAMinyak nabati, kecambah, sayuran hijau, buahHemolisis, eritrosit dan sindroma neurologikKeracunan dan gg saluran cerna

KPembekuan darahHati, kacang buncis, kacang polong, sayuran daun hijau, kol, brokoliDarah tidak menggumpalKerusakan pada otak, sakit kuning dan hemolisis SDM

CAntioksidan, koenzim dan kofaktorSayuran, buah yang asam seperti tomat dan jerukSkorbutHiperoksaluria dan risiko batu ginjal

B1Koenzim dalam metabolisme energiDaging, kacang-kacangan, kuning telur, ikan, sayuranBeri-beriBelum diketahui

B2Bierperan dalam metabolisme energi,pernapasan jaringan dan pemindahanSusu, keju, daging, hati dan sayuranCheilosis dan angular stomatitisBelum diketahui

Niasin (asam nikotinat)Membantu sintesis dan koenzim asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasiSusu, telur, ginjal, ikan, ayam, hati, dan kacang tanahKelemahan otot, anoreksiav gg pencernaan dan kulit memerahBelum diketahui

Biotin Membantu sintesis dan koenzim asam lemak, koenzim reaksi karbondioksidaHati, kuning telur, kacang tanah, keledai, sayuran, buahKurang nafsu makan, rasa lelah, enek, muntah, otot sakit, kulit kering dan berisisikBelum diketahui

Asam pantotenat Metabolisme energi, karbohidrat dan lemakKuning telur, hati, ginjal, daging, ikan, unggasKesemutan, rasa lelah, susah tidur, diare, dan gg saluran cernaBelum diketahui

B6Prekursor hem dan HbGandum, hati, ginjal, kacang-kacangan, kentang, pisangLemah, susah tidur, mudah tersinggung, gg pertumbuhan dan motorikKerusakan syaraf

Asam folatSintesis DNA dan RNA, pematangan SDM dan SDPSayuran hijau, hati, daging, kacang-kacanganGg metabolisme DNAKeracunan

B12 (kobalamin)Mengubah folat menjadi bentuk aktif, metabolisme aktifGinjal, telur, ikan, daging, susu dan hatiGg perkembangan sel dan saraf, anemia

2. Mineral Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk proses metabolisme. Mineral dibagi dalam 2 kelompok yaitu mineral mikro (boron, kromium, kobalt, copper, flourida, iodin, besi, mangan, molybdenum, selenium, silikon, vanadium, seng) dan mineral makro (kalsium, fosfor, kalium, natrium klorida, magnesium, sulfur).Tabel berikut akan menjelaskan mengenai jenis, fungsi, sumber, serta akibat kekurangan dan kelebihan setiap mineral:

Tabel 2: Mineral MineralFungsiSumberAkibat kekuranganAkibat kelebihan

Natrium Sbg kation utama dalam cairan ekstraselulerGaram dapur, kecapApatis, kejang dan kehilangan nafsu makanKeracunan, edema dan hipertensi

ChlorAnion utama dalam cairan ekstraseluler, keseimbangan cairan dan elektrolitSayuran dan buah-buahanJarang terjadi, kematian pada bayiTidak diketahui

Kalium Memelihara keseimbangan asam dan basa serta cairan elektrolitKacang-kacangan, Sayuran dan buah-buahan Tubuh lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan Hiperkalemia dan gagal jantung

Kalsium Pembentukan tulang dan gigiSusu dan olahannya (ex:keju)Tulang rapuh, osteoporosisBatu ginjal, konstipasi

Fosfor Kalsifikasi tulang dan gigi, mengatur pengalihan energi, absorpsi dan transportasi zat giziSusu, telur, daging, ayam, kacang-kacanganLelah, kurang nafsu makan dan kejangKerusakan tulang

Magnesium Memegang peranan penting dalam sistem enzim tubuhSayuran hijau, biji-bijian, daging, susu dan kcang-kacanganKejang, gg SSP, gagal jantung, kurang nafsu makan, gg pertumbuhanBelum diketahui

Besi Metabolisme energi, kemampuan belajar dan sistem kekbalanDaging, ayam, ikanPucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan tubuh Muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala

Seng (Zn)Pembentukan kulit, metabolisme jar ikat, penyembuhan luka, kekebalanSumber protein hewani, seperti daging, hati, telur, dan kerangGg pertumbuhan dan kematangan sesksual, gg pencernaan dan fungsi kekebalanKeracunan

Iodium (I)Mengatur pertumbuhan dan perkembangan, sintesis kolesterol darahMakanan laut seperti ikan, udang dan kerangGondok, kretinisme dan IQ rendahPembesaran kelenjar tiroid dan sesak napas

Tembaga (Cu)Bagian dari enzim, mencegah anemia, pigmen rambut dan kulitTiram, hati, ginjal, kerang, kacang-kacangan, biji-bijianGg pertumbuhan dan metabolisme dan demineralisasi tulangNekrosis hati, gagal ginjal

Mangan (Cu)Membantu metabolismeMakanan nabatiBelum pernah terjadi di manusiaKelaiana otak

Selenium (Se)Antioksidan, melindungi membran selMakanan laut, hati dan ginjalLemah dan sakit ototMuntah, daire, rambut rontok

Fluor (F)Mineralisasi tulang dan pengerasan email gigiTanah, air, tumbuh-tumbuhan dan hewanKerusakan gigi dan tulang keropos pd orang tuaKeracunan

3. Enzim Enzim berperan dalam proses metabolisme tubuh. Enzim banyak terdapat dalam makanan segar karena enzim sangat sensitif terhadap panas dan akan rusak dalam proses pemasakan dan pasteurisasi.enzim adalah biokatalisator spesifik yang bergabung dengan koenzim ( vitamin dan mineral ) yang menjalankan roda kehidupan melalui metabolisme agar tubuh dapat berfungsi dengan baik4. Asam amino Asam amino dapat didefinisikan sebagai kumpulan besar satuan organik, yang mewakili produk akhir dari mata rantai protein. Pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi semuanya bergantung pada protein, dan protein sangat bergantung pada tersedianya asam amino. Asam amino terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu asam amino esensial (asam amino yang tidak bisa disintesa oleh tubuh) dan asam amino non esensial (asam amino yang dapat disintesa olah tubuh)5. Hormon Hormon adalah suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara spesifik dan berperan mengatur berbagai proses fisiologis tubuh yang menentukan siapa kita, dimulai dari pertumbuhan, reproduksi metabolisme yang membuat kita tetap hidup. Hormon juga membedakan jeni kelamin kita. Hormon dikelompokkan dalam 3 kategori besar yaitu : (1) hormon seks (termasuk hormon pertumbuhan dan penuaan), (2) hormon metabolisme (yang mengatur perubahan makanan menjadi bahan bakar) dan (3) hormon stres (yang mengendalikan respon tubuh terhadap rangsangan yang kita terima)6. Herba Pengobatan herba adalah cara pengobatan yang aman dan efektif dengan menggunakan bahan bahan dari tanaman. Pengobatan herba merupakan sistem pengobatan holistik yang mengarah pada usaha mengembalikan mekanisme tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri7. Antioksidan Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar rendah secara bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi (proses dimana terjadi pengurangan atau pemindahan jumlah elektron dalam reaksi kimia). Jenis antioksidan yang beredar di pasaran adalah vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, N-asetilsistein (NAC), dan beta karoten8. Probiotik Probiotik membantu proses pencernaan dengan cara memecah makanan menjadi komponen komponen individualnya seperti lemak, asam amino, karbohidrat, vitamin, mineral agar bisa diserap oleh tubuh. Probiotik juga meningkatkan penyerapan mineral, mensintesa mikrontrien terutama vitamin B2, B6, B12, K, Biotin, dan Asam folat. Probiotik mengaktifkan sistem kekebalan umum dan yang penting berperan dalam mencegah dan membatasi pertumbuhan bakteri patogen yang jahat

5. Skrining nutrisiTujuan skrining nutrisi adalah untuk menilai status gizi pada orang yang beresiko, baik secara individual maupun berkelompok, sebagai upaya preventif untuk: a. Mencegah terjadinya masalah gizi atau kesehatanb. Menghindari komplikasi lebih lanjutc. Menjaga agar komplikasi tidak bertambah parah

Penilaian status nutrisi dapat dilakukan dengan metode ABCD, yaitu: A Antrophometric measurements B Biochemical data (kadar albumin, BUN, kreatinin, glukosa, Hb, Fe, keseimbangan nitogen C manifestasi klinis D Dietary history (24-hour food recall)AntropometriAntropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat asupan gizi seseorang. Dimensi tubuh yang diukur meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, dan lipatan temak.

Tabel 3: Antropometri PengukuranKomponenJaringan Tubuh yang Diukur

Tinggi badanKepala, tulang belakang, tulang panggul, dan kakiTulang

Berat badanSeluruh tubuhSeluruh jaringan, khususnya lemak, otot, tulang, dan air

Lingkar lenganLemak bawah kulitLemak

Otot, tulangOtot

Lipatan lemakLemak bawah kulit, kulitLemak

Sumber: Jellife DB & Jellife EFP. 1989. Community Nutritional Assesment. Oxford University Press dalam Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Perubahan berat badan yang tidak disengaja merupakan tanda potensial terjadinya defisiensi nutrisi atau adanya penyakit sistemik. Perubahan berat badan umumnya berkaitan dengan kebiasaan makan atau adanya penyakit sistemik/oral yang mempengaruhi nafsu makan pasien dan menghambat kemampuan fungsional untuk makan. Perubahan berat bedan lebih dari 10 lbs (=1 size pakaian) dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan merupakan faktor risiko signifikan terjadinya gangguan nutrisi. Penurunan berat badan (weight loss) ditandai dengan berkurangnya timbunan lemak tubuh sehingga tampak massa tubuh yang kurus. Pada pertemuan pertama, pasien harus ditimbang dan hasil timbangannya dicatat. Pertemuan selanjutnya, pasien tetap rutin ditimbang, dan hasil pengukuran berat badan di setiap pertemuan tersebut harus dibandingkan dengan berat badan pada pertemuan pertama amati apakah kondisi memburuk atau terjadi peningkatan intake nutrisi.

Metode Pengukuran Antropometri:

Pengukuran antropomentri yang banyak digunakan di Indonesia adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Cara mengukur IMT adalah:

Kategori batas ambang IMT merujuk pada ketentuan yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Indonesia dan FAO/WHO perbedaannya terletak pada kategori overweight/pre obese dan obese (lihat tabel)

Tabel 4. Kategori Batas Ambang IMT Indonesia KategoriIMT (kg/m2)

KurusKekurangan berat badan tingkat berat< 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan17,1-18,4

Normal18,5-25,0

GemukKelebihan berat badan tingkat ringan25,1-27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat 27,0

Sumber: Depkes, 2003

Tabel 5. Kategori IMT menurut WHOKategoriIMT (kg/m2)

UnderweightSevere thinnessModerate thinnessMild thinness< 18,5030,00

Obese Class 130,00-34,99

Obese Class 235,00-39,99

Obese Class 340,00

Sumber : WHO, 2004

6. Peran drg dalam menjaga kesehatan rongga mulut terkait nutrisiDokter gigi dalam praktik klinisnya, diharapakan agara dapat menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter dan ahli gizi, guna meningkatkan kesehatan rongga mulut dan kesehatan holistik, serta status nutrisi pasien. Status nutrisi, kebiasaan diet, dan gaya hidup sangat penting untuk dievaluasi dalam perawatan kedokteran gigi karena berkaitan dengan evaluasi fisik pasien, kaitannya dengan rencana perawatan yang akan dilakukan, progress perjalanan penyakit, penyembuhan luka, dan pemulihan pasca operasi.Accreditation Standards for Dental Hygiene Education Programs menyatakan bahwa modul nutrisi sebaiknya diintegrasikan ke dalam model kurikulum pre dan post-graduate kedokteran gigi. Keahlian utama yang sebaiknya dikuasai mahasiswa/i pregraduate/predoctoral adalah skrining nutrisi/diet, intervensi, prosedur rujukan, perumusan aturan diet, dan strategi edukasi terkait kebiasaan diet pasien. Begitupun sebaliknya, modul anatomi rongga mulut dan leher serta penyakit mulut juga dipelajari oleh mahasiswa/i jurusan gizi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, kemampuan kolaborasi, dan keahlian praktisi kesehatan dalam memberikan perawatan komprehensif terbaik bagi pasien.Adapun peran dental profesional dalam setiap bidang dapat dilihat melalui keterangan berikut:a. Bidang Klinis Integrasi skrining nutrisi ke dalam pemeriksaan lengkap pasien (fisik, EO, dan IO). Mengenali manifestasi oral akibat gangguan nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi untuk penanganannya. Penanganan kasus rujukan mengenai penyakit infeksi atau kelainan rongga mulut dan kontrol fungsi mastikasi. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam memberikan terapi medis nutrisi (medical nutritional therapy) dan perawatan kesehatan rongga mulut jangka panjang Konsultasi dan merujuk pasien kepada ahli gizi terkait manajemen risiko nutrisi yang disebabkan oleh kelainan/penyakit rongga mulut (contoh: karies, penyakit imunosupresi, xerostomia, diabetes, bedah mulut, kanker rongga mulut). Konsultasi dengan ahli gizi terkait rencana perawatan dental yang akan diberikan pada pasien malnutrisi. Edukasi pasien terkait kebiasaan diet, status nutrisi, dan hubungannya dengan penyakit mulut/sistemik yang diderita. Memberikan panduan diet dan intake nutrisi yang baik dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.b. Bidang Komunitas Memberikan penyuluhan kepada masyarakat (berkolaborasi dengan ahli gizi) di suatu komunitas/organisasi kesehatan, tempat praktik, sekolah, kantor/tempat kerja, atau ibu-ibu PKK, terkait nutrisi dan kesehatan rongga mulut. Mengadakan pemeriksaan/skrining nutrisi gratis untuk masyarakat. Menyebarluaskan pesan dalam bentuk iklan, media brosur atau poster mengenai kesehatan rongga mulut dan kaitannya dengan nutrisi, kebiasaan, dan pola makan. Mencanangkan program peduli nutrisi dan kesehatan rongga mulut sebagai bagian dari program kerja komunitas kesehatan/ kurikulum sekolah.c. Bidang Penelitian Menginisiasi atau mempromosikan penelitian kolaboratif mengenai kesehatan rongga mulut dan nutrisi. Mendesain kerangka mengenai komponen kesehatan rongga mulut pada penelitian mengenai nutrisi. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pelaksanaan seminar kesehatan, presentasi kasus, pertemuan multidisiplin, konferensi, publikasi artikel/jurnal, dll.

7. Alat bantu nutrisi untuk anak dengan kelainan pada bibir dan palatumBayi dengan celah bibir dan/atau celah palatum mengalami kesulitan untuk makan karena lidah dan palatum tidak adekuat untuk memberikan tekanan negative untuk menghisap. Dibutuhkan nipple dan botol susu khusus. Sebaiknya menggunakan nipple berukuran besar dengan ruang reservoir dan botol yang dapat ditekan untuk mengatur flow cairan

Jumlah dan frekuensi pemberian makanan Bayi baru lahir membutuhkan waktu untuk bottle fed 40 menit Bayi diberi makan tiap 3-4 jam atau 6-8 kali dalam 24 jam Semakin besar bayi maka waktu makan akan lebih pendek sekitar 30 menit dengan frekuensi 4-5 kali sehari Bayi berusia 3 bulan mengkonsumsi 5-6 ons susu setiap makan Berat badan bayi normalnya mengalami penambahan 1-2 pound per bulan

Teknik pemberian makananDapat dilakukan dengan bottle-fed dan breast-fed. Bayi harus dapat menutup dasar nipple/areola dengan bibirnya dan menekan reservoir susu. Lidah menekan nipple kearah langit-langit, menghasilkan gaya crosscut pada rubber nipple sehingga terbuka dan susu mengalir secara stream-line.Bayi dengan cleft tidak dapat menghisap susu dengan baik karena tidak adekuatnya palatum yang memberikan tekanan negative pada nipple. Posisi feeding yang baik yaitu membentuk sudut 35-40 deraajt untuk stimulasi gravitasi dan reflex menelan. Bayi dengan cleft kemungkinan lebih banyak menelan udara, susu kemungkinan dapat masuk ke palatal cleft dan lubang hidung sehingga dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru. Saat diberikan susu bayi ditepuk tiap 4-5 menit untuk mengeluarkan udara yang terhisap, karena dapat menyebabkan sakit perut.Alat bantu yang digunakan adalah sebagai berikut:a. ObturatorObturator merupakan plat plastic yang dipakai untuk menutup ruang cleft saat bayi makan. Alat ini perlu dimodifikasi sesuai dengan pertumbuhan palatumb. Bottle FeedingGunakan nipple dengan lubang crosscut , berbentuk flap (NUK). Botol plastic yang dapat ditekan(contoh : Playtex) agar dapat mengntrol aliran susu

Posisi : peluk bayi dalam posisi 35-45 derajat terhadap lantai

Jika bayi terbatuk dan tempatkan kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya dan hisap hidung dan mulut menggunakan nasal aspirator atau ear aspirator.

Bila susu mengalir terlalu cepat, gantikan dengan nipple yang lubangnya lebih kecil.

c. Gavage (tube) feedingDigunakan untuk periode yang sebentar, setelah pembedahan bibir untuk mencegah stress pada jahitan bibir

d. Breast-FeedingDibutuhkan kesabaran dan modifikasi dalam teknik feeding. Waktu yang dibutuhkan lebih lama daripada bottle feeding. Posisi kurang lebih sama dengan bottle-feeding.

Referensi: Touger-Decker R, Sirois DA, Mobley CC. Nutrition and Oral Medicine. New Jersey: Humana Press; 2013. Touger-Decker R, Mobley CC. Position of the academy of nutrition and dietics: oral health and nutrition. Journal of the academy of nutrition and dietics. 2013; 113 (5) 693-701