nurol idealisme

31
Rasionalisme idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme. Relativisme pragmatisme Falsifikanisme realism Idealisme adalah: o Orang yang menerima standar estetik, moral, dan religious. (kaum perdamaian, pemenang nobel). o Orang yang memiliki kemampuan untuk memfisionisasikan (menggambarkan) serta memperhatikan rencana dan program yang belum ada. Landasan berfikir/dasar ada 6: 1. Menekankan aspek rohani/morl 2. Bersifat metafisis: konsep diri/ide/rohani/pemikiran adalah merupakan dunia yang 3. Rohani yang realistis: berbeda dengan materialistis (1) materi adalah hasil pemikiran (materi adalah nyata); (2) berfikir mengikuti nyata. Contohnya: ada kursi karena ada orang yang berfikir kebutuhan akan kursi. 4. Adanya harmoni antara dunia (alam) dan manusia, maksudnya selama dunia dapat menyesuaikan adanya manusia begitupun sebaliknya. Contoh: manusia menciptakan jas hujan ketika musim hujan, sehingga terjadi harmoni. 5. Manusia merupakan bagian integral dari kehidupan alam semesta, artinya pada posisi yang

description

seni budaya

Transcript of nurol idealisme

Page 1: nurol idealisme

Rasionalisme idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan

rasionalisme.

Relativisme pragmatisme

Falsifikanisme realism

Idealisme adalah:

o Orang yang menerima standar estetik, moral, dan religious. (kaum perdamaian,

pemenang nobel).

o Orang yang memiliki kemampuan untuk memfisionisasikan (menggambarkan)

serta memperhatikan rencana dan program yang belum ada.

Landasan berfikir/dasar ada 6:

1. Menekankan aspek rohani/morl

2. Bersifat metafisis: konsep diri/ide/rohani/pemikiran adalah merupakan dunia yang

3. Rohani yang realistis: berbeda dengan materialistis (1) materi adalah hasil pemikiran (materi

adalah nyata); (2) berfikir mengikuti nyata.

Contohnya: ada kursi karena ada orang yang berfikir kebutuhan akan kursi.

4. Adanya harmoni antara dunia (alam) dan manusia, maksudnya selama dunia dapat

menyesuaikan adanya manusia begitupun sebaliknya.

Contoh: manusia menciptakan jas hujan ketika musim hujan, sehingga terjadi harmoni.

5. Manusia merupakan bagian integral dari kehidupan alam semesta, artinya pada posisi yang

tinggi akan memposisikan dirinya sendiri dalam kondisi alam sehingga manusia membentuk

struktur tersendiri.

Contoh: manusia dapat menyesuaikan dirinya dalam alam.

Prosesnya tergantung kemampuan berfikir manusia. Orang yang berfikirnya cepat pasti akan

lebih tanggap dalam menemukan masalah.

6. Kesatuan organik; manusia memperhatikan tentang kesatuan organic dalam kesatuan

manusia yang utuh dari dunia, artinya suatu proses adalah suatu kegiatan.

Kaum idealisme dibedakan menjadi 4 kelompok

Page 2: nurol idealisme

1. Idealisme subyektif; artinya pikiran manusia

2. Idealisme obyektif

3. Idealisme personal

4. Idealisme physisi

1. (a) Idealisme subyektif disebut fenomentalisme: karena menekankan pada aspek

mental. Menurut kaum ini apa yang ada di sekitar kita itu adalah

pikiran/ide/akal/konsep, artinya apa yang ada sebetulnya tidak ada. (b) bahwa objek

pengalaman bukan materi tetapi merupakan suatu persepsi. (c) bahwa mereka tidak

menolak apa yang ada tetapi mempersepsikan apa yang ada.2. Idealisme Obyektif: apa yang dipikirkan itu yang kemudian ada. (Plato) bahwa dunia

pada dasarnya mempunyai suatu organisasi yang terstruktur dan ada bentuknya.

Pengetahuan ditentukan oleh organisasi bentuk yang ada di alam semesta. Pikiran

meneruskan apa yang ada di sekitar kita secara sistematis dan rasional sehingga menjadi

nilai.

Contoh: apa yang ada itu yng kita pikirkan. Misalnya; kita melihat kursi kemudian kita

dapat menggambarkan bentuk kursi tersebut.

Dapat disimpulkan juga apa yang ada di pikiran itu adalah tiruan kita dapat menirukan.

3. Idealisme personal: pentingnya ketertiban objektif dalam alam semesta, manusia akan

selalu menyesuaikan apa yang ada di sekitarnya sehingga terjadi ketertiban.

Contoh: orang berlalulintas tiba-tiba lampu merah, tanpa ad yang memberitahu dia

berhenti.

4. Idealisme pranphysis: theology; bahwa manusia menghendaki sesuatu ketertiban yang

sempurna di dalam kesempurnaan itulah yang diharapkan manusia, ada juga yang

mengatakan bahwa Tuhan mendekati kesempurnaan.

4 argumentasi idealism

1. Mereka menganalisis apa yang ada dengan konsep pikirannya.

2. Sangat memperhatikan hakekat ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

manusia.

Page 3: nurol idealisme

3. Bahwa manusia lebih menekankan aspek struktur dalam kehidupan, artinya manusia

yang tertib strukturnya bagus.

4. Manusia lebih menekankan pada moral manusia yang dominan walaupun suatu system

sangat bagus, tetapi jika orangnya jelek maka system yang ada tidak bias berjalan

dengan baik.

Pragmatisme selalu mengkritik pandangan yang lain. Pragmatism lebih mengembangkan di

ilmu pengetahuan alam (biologi & ips). Pragmatisme pengalaman sebagai dasar filsafat.

Instrumentalisme dan eksperimentalisme (William james, John Dewey, Arthur Balfeur,

Hans Valhinger, Emanuel Kant, Charles R Peirce).

Penggunaan metode ilmiah modern dengan pengalaman sebagai dasar filsafatnya, tujuan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan spirit ilmiah dalam mengatasi berbagai masalah

manusia, etika, religi.

Menganggap pragmatism adalah aturan yang berdasar pengalaman untuk…

Contoh: banyak orang berkerumun tiba-tiba ada orang melihat ke arah kita, dan kita merasa

tidak enak hati.

(pendapat dari Emanuel Kant)Charles R Pierce, pertimbangan bagaimana metafisis bisa dipecahkan, dan jika seseorang

memberikan perhatian pada konsekuensi yang praktis, jika tidak bisa dibuktikan secara

empiris maka itu tidak bisa disebut kebenaran.

Ilmu pengetahuan empiris dan perubahan dunia beserta permasalahannya yang ada pada

semesta sebagai kenyataan “all inclusive” IPA (biologi & ips).

Pada awalnya melihat benda; prinsip, kategori, keperluan, keadaan akhir, fakta,

keuntungan, konsekwensi.

Pragmatisme adalah: suatu sikap, metode dan filsafat yang menggunakan ide dan keyakinan

praktis sebagai standar untuk menentukan kebenaran beserta nilainya.

Emmanuel Kant: aturan/standar untuk membedakan pemikiran yang berbeda di balik

pengalaman.

- Mendekati hakekat moral dan minat untuk menetapkan keyakinan.

Page 4: nurol idealisme

Contoh: misalnya pada saat wisudaada yang tertawa-tawa karena gembira, tetapi ada

juga yang menangis karena terharu.

Charles S Pierce;

- Masalah metafisis bisa dipecahkan jika memberikan perhatian pada konsekwensi ide

yang praktis.

- Ide dapat ditemukan dengan cara memasukkan gagasan ke dalam tes eksperimental

serta mengobservasi hasilnya.

- Sesuatu yang benar dapat dikatakan benar jika sudah dapat dibuktikan secara empiris.

Ada 2 konsep

1. Pragmatisme idealistis

2. Pragmatism optimistis

Dia menganggap kaum empiris adalah kaum yang kaku, yang mencintai fakta dan bersifat

pesimis karena menganut paham….

Bisa bersifat rasionalisme dan empiris.

Menurut William James pragmatism ada 4 prinsip

1. Empirisme yang radikal

Maksudnya pragmatisme sebagai sikap yang memandang prinsip dan fakta untuk

mengganti prinsip dan kategori yang sudah ada realitas bisa berubah.

Contoh: dahulu cacing dianggap binatang yang menjijikan, tapi dari fakta dan

pengalaman yang sudah ada sekarang cacing dapat dikonsumsi sebagai obat, sehingga

berubahnya konsep pemikiran manusia.2. Kebenaran adalah apa yang dikerjakan.

Kebenaran bersifat statis dan pasti tetapi James menolak kebenaran adalah relative

artinya sesuatu yang dikerjakan/memuaskan karena kebenaran adalah sesuatu yang

bermanfaat dalam pemikiran kita.

Contoh: kita menulis adalah suatu kebenaran karena kita kerjakan.

Menurut James teori bukan kebenaran melainkan instrument, karena teori buatan

manusia untuk memenuhi suatu kebutuhan, manusia suatu teori dikatakan benar

Page 5: nurol idealisme

manakala memberikan hasil yang bermanfaat.

3. Adanya kebebasan dan meliorisme

James orang yang sangat gigih mempertahankan kebebasan moral, karena dia

berpendapat bahwa moralitas tumbuh dalam situasi kehidupan dengan didasari

kebaikan sebagai bentuk kepuasan dan dosa sebagai pemusnah.

Determinasi adalah pemalsuan pengalaman yang intelektualisme maksudnya kita

memandang suatu teori itu adalah benar, tetapi diimplementasikan belum tentu benar,

tetapi secara empiris itu adalah benar.

Contoh: ketika ada orang yang menagis, kita menganggap dia sedang menderita itu

secara logika, tetapi ketika kita bertanya sedang bahagia.

4. Adanya kemauan untuk percaya

James menaruh perhatian kepada kaum religi, manusia sering dihadapkan pada

masalah yang frusial sehingga mengembalikan kepada yang ghaib.

Konsep John Dewey (instrumentalisme)

Ada 2 cara untuk menghindari bahaya:

1. Menenangkan alam/menyesuaikan diri dengan kekuasaan yang ada disekitarnya.

2. Bahwa menciptakan alat untuk mengontrol kekuatan alam.

Tujuan filsafat

Mengorganisir kehidupan untuk aktivitas manusia yang lebih baik.Pandangan John Dewey

1. Pengalaman adalah kunci bagi instrumentalisme, karena itu pengalaman adalah drama

manusia. John Dewey menolak pengalaman. Pengalaman adalah rahasia manusia untuk

menembus rahasia alam, dan apa yang Nampak adalah pengalaman. Menurutnya dunia

selalu berubah dan bergerak secara konstan kearah kemajuan, sehingga kehidupan

manusia tidak pernah berakhir selama ada temporalisme. Temporalisme adalah gerak

dan perubahan yang nyata dalam waktu.

Contoh: dahulu kita menjadi mahasiwa, kemudian kita bekerja dan menjadi pejabat,

kemudian kita kuliah lagi sehingga menjadi mahasiswa lagi.

Page 6: nurol idealisme

2. Futurism: kecenderungan manusia untuk melihat ke masa yang akan dating, karena

masa depan bukan merupakan pengulangan masa lalu melainkan masa yang baru.

Meliorisme adalah: dunia dapat diperbaiki dengan upaya nyata, sesuatu tidak berubah

apabila tidak berbuat.

Instrumental: berfikir adalah suatu kegiatan biologis, sehingga berfikir konsep dokrit,

logika, dan filsafat bagian manusia untuk melindungi keberadaan. Berfikir reflektif

muncul manakala ada permasalahan yang menghambat kebiasaan.

a. Intelegensi adalah alat untuk mencapai tujuan, tindakan yang

berkesinambungan.

b. Ide adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

Teori ilmiah dibuat sesuai dengan minat dan tujuan

*) tujuan berfikir mengolah kembali realitas yang telah dialami melalui ekperimen.

3. Alam diinterpretasikan sesuatu yang diperuntukan manusia, karena itu alam tidak

rasional dan tidak irasional tetapi dapat difikirkan, dipahami dan dapat dikontrol.

Manusia tidak bisa hidup di luar kondisi alam sehingga harus menyesuaikan dengan

alam.

4. Nilai kehidupan dapat diversifikasi dengan metode dan fakta tertentu.

Contoh: dahulu anak yang pendiam dianggap anak yang tidak mempunyai kemauan.

5. Operasionalisme

a. Konsep hendaknya praktis dan empiris (brigh man), mengapa? Agar ada

kejelasan dalam Konsep hendaknya praktis dan empiris (brigh man), mengapa?

Agar ada kejelasan dalam ide

b. Presisi dalam makna

Page 7: nurol idealisme

BAB III

FILSAFAT IDEALISME DAN REALISME

(Bahan Pertemuan Ke-4)

Idealisme dan realisme adalah dua faham filsafat yang saling bertentangan.

Idealisme telah dianut oleh tokoh-tokoh pemikir, baik dari Barat atau Timur

selama lebih dari dua ribu tahun. Selama pertengahan kedua dari abad ke-19,

idealisme merupakan filsafat Barat yang dominan. Di lain pihak, realisme, dengan

asumsinya bahwa itu berdiri sendiri di luar pikiran manusia, telah diterima orang

sepanjang sejarah.

Realisme tidak pernah dipersoalkan oleh pemikir-pemikir Barat sampai

abad ke-17. Kebanyakan orang mengira diri mereka itu ada, di tengah-tengah

dunia benda-benda yang tidak ada hubungannya dengan mereka. Akal manusia

dan alam di luarnya saling mempengaruhi, tetapi interaksi ini tidak mempengaruhi

watak dasar dari alam. Alam sudah ada sebelum fikiran manusia sadar akan

adanya dan akan tetap ada setelah akal tidak lagi menyadari akan adanya.

A. Idealisme

1. Definisi Idealisme

Kata idealis dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari

artinya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis berarti: (1) seorang

yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta

menghayatinya; (2) orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu

rencana atau program yang belum ada. Tiap pembaharu sosial adalah seorang

idealis dalam arti kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada.

Mereka yang berusaha mencapai perdamaian yang abadi atau memusnahkan

kemiskinan juga dapat dinamakan idealis dalam arti ini. Kata idealis dapat dipakai

sebagai pujian atau olok-olok. Seorang yang memperjuangkan tujuan-tujuan yang

dipandang orang lain tidak mungkin dicapai, atau seorang yang menganggap sepi

Page 8: nurol idealisme

fakta-fakta dan kondisi-kondisi suatu situasi, sering dinamakan idealis.

Arti falsafi dari kata idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti biasa dari

kata ide daripada kata ideal. W.F. Hocking, seorang idealis mengatakan bahwa

kata-kata idea-isme adalah lebih tepat dari pada idealisme. Dengan ringkas

idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, fikiran-fikiran,

akal (mind) atau jiwa (selves) dan bukan benda material dan kekuatan.

Idealisme menekankan mind seagai hal yang lebih dahulu daripada materi.

Jika materialisme mengatakan bahwa materi adalah riil dan akal (mind)

adalah fenomena yang menyertainya, maka idealisme mengatakan bahwa akal

itulah yang riil dan materi adalah produk sampingan. Dengan begitu maka 19

idealisme mengandung pengingkaran bahwa dunia ini pada dasarnya adalah

sebuah mesin besar dan harus ditafsirkan sebagai materi, mekanisme atau

kekuatan saja.

Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang

mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya

dengan ide, fikiran atau jiwa. Dunia mempunyai arti yang berlainan dari apa

yang tampak pada permukannya. Dunia difahami dan ditafsirkan oleh

penyelidikan tentang hukum-hukum fikiran dan kesadaran, dan tidak hanya oleh

metoda ilmu obyektif semata-mata.

Oleh karena alam mempunyai arti dan maksud, yang di antara aspekaspeknya adalah perkembangan manusia, maka seorang idealis bependapat bahwa

terdapat suatu harmoni yang dalam antara manusia dan alam. Apa yang tertinggi

dalam jiwa juga merupakan yang terdalam dalam alam. Manusia merasa

berada di rumahnya dalam alam; ia bukan orang asing atau makhluk ciptaan

nasib, oleh karena alam ini adalah suatu sistem yang logis dan spiritual, dan hal

itu tercermin dalam usaha manusia untuk mencari kehidupan yang baik. Jiwa

(self) bukannya satuan yang terasing atau tidak riil, ia adalah bagian yang

sebenarnya dari proses alam. Proses ini dalam tingkat yang tinggi menunjukkan

Page 9: nurol idealisme

dirinya sebagai aktivitas, akal, jiwa atau perorangan. Manusia sebagai suatu

bagian dari alam menunjukkan struktur alam dalam kehidupannya sendiri.

Natur atau alam yang obyektif adalah riil dalam arti bahwa ada dan

menuntut perhatian dari dan penyesuaian diri dari manusia. Meskipun begitu,

alam tidak dapat berdiri sendiri, karena alam yang obyektif bergantung, sampai

batas tertentu, kepada mind (jiwa, akal). Kaum idealis percaya bahwa manifestasi

alam yang lebih kemudian dan lebih tinggi adalah lebih penting dalam

menunjukkan sifat-sifat prosesnya daripada menifestasi yang lebih dahulu dan

lebih rendah.

Kaum idealis dapat mengizinkan ahli-ahli sains dan fisika untuk

mengatakan apakah materi itu, dengan syarat mereka tidak berusaha menciutkan

segala yang ada dalam alam ini kepada kategori tersebut. Mereka juga bersedia

mendengarkan ahli-ahli biologi untuk melukiskan kehidupan dan prosesprosesnya, dengan syarat bahwa mereka tidak menciutkan tingkat-tingkat (level)

lainnya kepada tingkat biologi atau sosiologi.

Kaum idealis menekankan kesatuan organik dari proses dunia.

Keseluruhan dan bagian-bagiannya tidak dapat dipisahkan kecuali dengan

menggunakan abstraksi yang membahayakan, yakni yang memusatkan perhatian

terhadap aspek-aspek tertentu dari benda dengan mengesampingkan aspek-aspek

lain yang sama pentingnya. Menurut sebagian dari kelompok idealis, terdapat

kesatuan yang dalam, suatu rangkaian tingkatan yang mengungkapkan, dari

materi, melalui bentuk tumbuh-tumbuhan kemudian melalui binatang-binatang

hingga sampai kepada manusia, akal dan jiwa. Dengan begitu maka prinsip

idealisme yang pokok adalah kesatuan organik. Kaum idealis condong untuk

menekankan teori koherensi atau konsistensi dari percobaan kebenaran,

Page 10: nurol idealisme

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latarbelakang

Melalui pemikiran filsafat, manusia dimungkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu 

di antara kebenaran-kebenaran yang lain. Hal ini memungkinkan ia mencoba mengambil segala

kemungkinan informasi (alternatif), di antara alternatif kebenaran yang ada ketika itu. Dalam filsafat

umum ini dapat kita kembangkan apa pengertian, macam-macam idealisme beserta rasionalisme

secara luas.

Rumusan masalah

1. Apa pengertian idealisme ?

2. Sebutkan macam-macam idealisme ?

3. Apa pengertian rasionalisme ?

Page 11: nurol idealisme

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian idealisme

Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami

dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari “idea”, yaitu

sesuatu yang hadir dalam jiwa. [1]

Idealisme adalah para penganut paham naturalisme dan materialisme mengatakan bahwa

istilah-istilah yang mereka sarankan (materi, alam, dan sebagainya ) sudah cukup untuk memberikan

keterangan mengenai segenap kenyataan.  Namun kiranya ada banyak orang benar-benar dapat

merasakan bahwa ada hal-hal serta gejala-gejala yang tidak dapat semata-mata diterangkan

berdasarkan pengertian alam.

Menurut G. Watts Cunningham, salah seorang di antara kaum idealisme yang terkemuka di

Amerika Serikat, bahwa idealisme adalah suatu ajaran kefilsafatan yang berusaha menunjukkan agar

kita dapat memahami materi atau tatanan kejadian-kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu

sampai pada hakekatnya yang terdalam, maka ditinjau dari segi logika kita harus membayangkan

adanya jiwa atau roh yang menyertainya dan yang dalam hubungan tertentu bersifat mendasari hal-

hal tersebut.

Menurut Reese (1980) meringkaskan berbagai tipe filsafat idealisme sebagai berikut:[2]

1.      Schelling menamakan idealisme Fichte adalah idealisme subjektif karena bagi Fichte dunia adalah

suatu tempat memahami subjek. Solipsisme, suatu pandangan metafisika yang mengatakan bahwa

yang dapat dipahami hanyalah diri sendiri, dapat digolongkan kedalam idealisme subjektif. Fichte,

tokoh yang berpendapat bahwa kemauan moral (moral will) sebagai yang utama di dalam idealisme,

dianggap sebagai pendiri idealisme Jerman.

Page 12: nurol idealisme

2.      Schelling menyebut filsafatnya pada masa pertengahan perkembangan pemikirannya idealisme

objektif karena menurut  pendapatnya, alam adalah sekadar “inteligensi yang dapat dilihat”. Kalau

begitu, maka seluruh filosof yang berusaha mengidentifikasi realitas dengan idea, rasio, atau spirit,

seperti Berkeley dan seluruh filosof panpsikisme, dapat digolongkan kedalam jalur idealisme objektif.

3.      Howison menyebut filsafatnya idealisme personal

4.      Ward menyebut posisinya idealisme teistis

5.      Paulsen menyebut filsafatnya idealisme monistis

6.      Sorley menamakan sistemnya idealisme etis

a.       Alam sebagai sesuatu yang bersifat rohani

Secara umum dapat dikatakan dua macam kaum idealis: kaum spiritual dan kaum dualisme.

Para penganut paham spiritualisme berpendirian bahwa segenap tatanan alam dapat dikembalikan

kepada atau berasal dari sekumpulan roh yang beraneka ragam dan berbeda-beda derajatnya.

b.      Tingkat-tingkat alam

Pendirian bahwa alam semesta  dapat dipulangkan kepada atau berasal dari roh ditolak oleh

kaum idealisme macam kedua, yaitu menganut paham dualisme. Kaum idealis yang dualistis

menyatakan bahwa yang terdalam ialah jiwa semesta, tetapi mereka pun menyatakan pendapat

umum bahwa alam merupakan tatanan yang mempunyai tingkat-tingkat yang berbeda-beda.

c.       Penalaran yang didasarkan atas makna

Menurut Wilbur M. Urban, seorang penganut idealisme yang lain dewasa ini, berpendirian,

semua penganut paham idealisme tentu bersepakat bahwa dunia kita ini mengandung makna. Tetapi

apa yang dinamakan makna senantiasa terdapat di dalam suatu sistem yang merupakan kebulatan.

Karenanya kalau memang dunia kita ini mengandung makna, maka dunia tersebut harus merupakan

suatu sistem, suatu kebulatan logis (spiritual).

Suatu makna jika hendak dikatakan makna harus diketahui terlebih dahulu; suatu nilai jika

hendak dikatakan nilai harus mendapat penghargaan. Kiranya dapat di simpulkan bahwa karena di

dunia terdapat makna dan nilai, maka yag sedalam-dalamnya ialah sejenis jiwa yang dapat

mengetahui makna-makna tadi dan yang dapat memberikan penghargaan kepada nilai-nilai sesuatu

yang sedalam-dalamnya dari alam semesta, meskipun bukan merupakan substansi yang terdalam.

d.      Jiwa dan Nilai

Menurut Urban jiwa dan roh bukanlah di lihat dari alat-alat indrawi kita karena jiwa dan roh

merupakan hal yang terdalam dan tidak berasal dati hal yang mana pun juga. Sedangkan menurut

William E. Hocking, jiwa adalah sesuatu yang bersifat yang sungguh ada dan yang mungkin ada.

Setiap hal yang bersifat fisik senantiasa termasuk dalam salah satu segi dari pasangan-pasangan di

atas, dan tidak sekaligus termasuk dalam kedua macam segi (jiwa dan roh); setiap hal semacam ini

senantiasa merupakan fakta yang sungguh ada pada masa kini. Maka yang membedakan jiwa dari

setiap objek alam ini adalah bahwa jiwa selain merupakn sebagai sandaran yang mungkin adanya

nilai-nilai di masa depan. Kegiatan kakikinya ialah mempertautkan niali-nilai yang mungkin terdapat di

masa depan dengan fakta yang sugguh ada di masa kini dan menurut hemat saya hanya jiwalah

Page 13: nurol idealisme

yang dapat melakukan semua itu. Jiwa itulah yang merupakan satu-satunya alat yang dapat

mewujudkan kemungkinan-kemungkinan di masa depan .

B. Pengertian Rasionalisme

Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting dalam

memperoleh pengetahuan dan pengetes pengetahuan. Menurut aliran rasionalis, suatu pengetahuan

diperoleh dengan cara berfikir. [3]

Para tokoh aliran rasionalisme, di antaranya adalah Descartes (1596-1650 M), Spinoza (1632-

1677 M), dan Leibniz (1646-1716 M).

Rasionalisme ada dua macam: dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang

agama rasionalisme adalah lawan otoritas, dalam filsafat rasioanalisme adalah lawan empirisme.

Rasional dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama. sedang rasional

filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Hanya saja, empirisme mengatakan bahwa

pengetahuan diperoleh dengan jalan mengetahui objek empirisme, sedangkan rasionalisme

mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir, pengetahuan dari empirisme

dianggap sering menyesat. Adapun alat berfikir adalah kaidah-kaidah yang logis.[4]

a. pemikiran Rene Descartes

1.      Metode Filsafat Rene Descartes    

Segala sesuatu perlu dipelajari, tetapi diperlukan metode yang tepat untuk mempelajari. Ia

mengatakan bahwa mempelajari filsafat membutuhkan metode tersendiri agar hasilnya benar-benar

logis. Ia mendapatkan metode yang dicarinya itu, yaitu dengan menerapkan metode keragu-raguan,

artinya keragu-raguan ini harus meliputi seluruh pengetahuan yang dimiliki, termasuk juga kebenaran-

kebenaran yang sampai kini dianggapnya sudah final dan pasti.

Dalam karya Descartes, ia menjelaskan pencarian keberanan melalui metode keragu-raguan.

Karyanya yang berjudul A Discourse on Methode  mengemukakan perlunya memerhatikan empat hal

sebagai berikut:

1.      Kebenaran baru dinyatakan shaheh jika telah benar-benar indrawi dan realitasnya telah jelas dan

tegas, sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkan.

2.      Pecahkanlah setiap kesulitan itu sampai sebanyak mungkin, sehingga tidak ada suatu keraguan

apa pun yang mampu merobohkannya.

3.      Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah diketahui,

kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.

4.      Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat perhitungan-

perhitungan yang sempurna serta pertimbangan –pertimbangan yang menyeluruh, sehingga

diperoleh keyakinan bahwa tidak ada satu pun yang mengabagaikan dalam penjajahan itu .

2. Ide-ide Bawaan

Yang paling fundamental dalam mencari kebenaran adalah senantiasa merujuk kepada

prinsip Cogito ergo sum. Hal tersebut disebabkan oleh keyakinan bahwa dalam diri sendiri,

Page 14: nurol idealisme

kebenaran lebih terjamin dan terjaga. Dalam diri sendiri terdapat tiga ide bawaan saya sejak lahir

yaitu: 1. Pemikiran, 2. Allah, 3. Keluasan.

1.      Pemikiran. Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berpikir, harus diterima juga

bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.

2.      Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna. Karena saya mempunyai ide sempurna, mesti

ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud

yang sempurna itu tidak lain dari pada Allah

3.       Keluasan. Materi sebagai keluasan atau ekstensi, sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari

oleh ahli-ahli ilmu ukur.

3. Substansi

Descartes menyimpulkan bahwa selain Allah, ada dua substansi: pertama, jiwa yang

hakikatnya adalah pemikiran.Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan.

                        4. Manusia

Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua substansi:

jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan.

            b. Pemikiran De Spinoza

De Spinoza memiliki cara berfikir yang sama dengan Rene Descartes, ia mengatakan bahwa

kebenaran itu berpusat pada pemikiran dan keluasan. Pemikiran adalah jiwa, sedangkan keluasan

adalah tubuh, yang eksistensinya bersamaan.

            c. Leibniz

Menurutnya  substansi ialah prinsip akal yang mencukupi, yang secara sederhana dapat

dirumuskan, “sesuatu harus mempunyai alasan”. 

  

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami

dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari “idea”, yaitu

sesuatu yang hadir dalam jiwa.

Page 15: nurol idealisme

Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting dalam

memperoleh pengetahuan dan pengetes pengetahuan. Menurut aliran rasionalis, suatu pengetahuan

diperoleh dengan cara berfikir.

PENDAHULUAN      Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa

pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah manifestasi dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering disebut sebagai lawan dari aliran realisme. Tetapi, aliran ini justru muncul atas feed back realisme yang menganggap realitas sebagai kebenaran tertinggi.

Secara logika, antara idealisme dan realisme tidak bisa dipertentangkan. Sebab, pencetus idealisme (Plato) adalah murid dari pencetus realisme (Socrates). Jika demikian, apakah mungkin Plato seorang idealis yang juga realis? Dengan pertanyaan lain, apakah Sokrates yang realis juga seorang idealis? Apa sesungguhnya hakekat ide dan riil atau materi itu?

Idealisme menganggap, bahwa yang konkret hanyalah bayang-bayang, yang terdapat dalam akal pikiran manusia. Kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide atau gagasan. Seorang realisme tidak menyetujui pandangan tersebut. Kaum realisme berpendapat bahwa yang ada itu adalah yang nyata, riil, empiris, bisa dipegang, bisa diamati dan lain-lain. Dengan kata lain sesuatu yang nyata adalah sesuatu yang bisa diindrakan (bisa diterima oleh panca indra).

Dalam konteks pendidikan, paham ini mencita-citakan pemikiran atau ide tertinggi. Secara kelembagaan institusional, maka pendidikan akan didominasi oleh fakultas atau jurusan filsafat dan pemikiran pendidikan. Di ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh konsep-konsep dan pengertian-pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Tetapi, menurut psikologi perkembangan peserta didik terdapat tahap-tahap perkembangan pemikiran siswa.

Metode yang digunakan oleh aliran idealisme adalah metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog, dan lain-lain. Kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.

Evaluasi yang digunakan dalam aliran idealisme adalah dengan evaluasi esay. Dimana evaluasi esay ini sangat efektif dalam proses belajar mengajar dan dalam meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengerjakan soal.

Idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia. Sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia. Dalam pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Hal

Page 16: nurol idealisme

tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum yang digunakan. Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.  Dalam makalah ini, penulis akan mencoba menguraikan lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan aliran filsafat idealisme.

Berdasarkan problematika di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:1)      Apa paradigma idealisme dalam menentukan kebenaran dan apa ide

tertinggi itu?2)      Bagaimana implikasi idealisme dalam pendidikan, khususnya jika ditinjau

dari tujuan, kurikulum, metode dan evaluasi?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikansebelumnya, maka makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui paradigma berfikir aliran filsafat idealisme dalam menentukan kebenaran dan maksud dari ide tertinggi tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui implikasi idealisme terhadap pendidikan, jika ditinjau dari tujuan pendidikan, kurikulum, metode pembelajaran dan evaluasi pendidikan secara umum.

PEMBAHASAN1. Hakekat Aliran IdealismeA. Latar Belakang (Sejarah) Aliran Idealisme

Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Plato menyatakan bahwa alam cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanya berupa bayangan saja dari alam ide.

Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai suatu tenaga yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa paham idealisme sepanjang masa tidak pernah hilang sama sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.

Pada jaman Aufklarung para filosof yang mengakui aliran serba dua (dualisme) seperti Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang bersifat kerohanian dan kebendaan, maupun keduanya mengakui bahwa unsur kerohanian lebih penting daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan kepada penganut idealisme yang paling setia sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam. Puncak jaman idealisme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika periode idealisme.

Secara historis, idealisme diformulasikan dengan jelas pada abad IV sebelum masehi oleh Plato (427-347 SM).Semasa Plato hidup kota Athena adalah kota yang berada dalam kondisi transisi (peralihan). Peperangan bangsa Persia telah mendorong Athena memasuki era baru. Seiring dengan adanya peperangan-peperangan tersebut, perdagangan dan perniagaan tumbuh subur dan orang-orang asing tinggal diberbagai penginapan Athena dalam jumlah besar untuk meraih keuntungan mendapatkan kekayaan yang melimpah. Dengan adanya hal itu, muncul berbagai gagasan-gagasan baru ke dalam lini budaya bangsa Athena. Gagasan-gagasan baru tersebut dapat mengarahkan warga Athena untuk mengkritisi pengetahuan & nilai-nilai tradisional. Saat itu pula muncul kelompok baru dari kalangan pengajar (para Shopis. Ajarannya memfokuskan pada individualisme, karena mereka berupaya menyiapkan warga untuk menghadapi peluang baru terbentuknya masyarakat niaga. Penekanannya terletak pada individualisme, hal itu disebabkan karena adanya pergeseran dari budaya komunal masa lalu menuju relativisme dalam bidang kepercayaan dan nilai.

Page 17: nurol idealisme

Aliran filsafat Plato dapat dilihat sebagai suatu reaksi terhadap kondisi perubahan terus-menerus yang telah meruntuhkan budaya Athena lama. Ia merumuskan kebenaran sebagai sesuatu yang sempurna dan abadi(eternal). Dan sudah terbukti, bahwa dunia eksistensi keseharian senantiasa mengalami perubahan. Dengan demikian, kebenaran tidak bisa ditemukan dalam dunia materi yang tidak sempurna dan berubah. Plato percaya bahwa disana terdapat kebenaran yang universal dan dapat disetujui oleh semua orang. Contohnya dapat ditemukan pada matematika, bahwa 5 + 7 = 12 adalah selalu benar (merupakan kebenaran apriori), contoh tersebut sekarang benar, dan bahkan di waktu yang akan datang pasti akan tetap benar.

Idealisme dengan penekanannya  pada kebenaran yang tidak berubah, berpengaruh pada pemikiran kefilsafatan. Selain itu, idealisme ditumbuh kembangkan dalam dunia pemikiran modern. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-1650), George Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant (1724-1804) dan George W. F. Hegel (1770-1831). Seorang idealis dalam pemikiran pendidikan yang paling berpengaruh di Amerika adalah William T. Harris (1835-1909) yang menggagas Journal of Speculative Philosophy. Ada dua penganut idealis abad XX yang telah berjuang menerapkan idealisme dalam bidang pendidikan modern, antara lain: J. Donald Butler dan Herman H. Horne. Sepanjang sejarah, idealisme juga terkait dengan agama, karena keduanya sama-sama memfokuskan pada aspek spiritual dan keduniawian lain dari realitas.

Tokoh-tokoh Idealisme :1).    Plato (477 -347 Sb.M)

Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.2).    Immanuel Kant (1724 -1804)

Ia menyebut filsafatnya idealis transendental atau idealis kritis dimana paham ini menyatakan bahwa isi pengalaman langsung yang kita peroleh tidak dianggap sebagai miliknya sendiri melainkan ruang dan waktu adalah forum intuisi kita. Dapat disimpulkan bahwa filsafat idealis transendental menitik beratkan pada pemahaman tentang sesuatu itu datang dari akal murni dan yang tidak bergantung pada sebuah pengalaman.3).    Pascal (1623-1662)

Kesimpulan dari pemikiran filsafat Pascal antara lain :a)    Pengetahuan diperoleh melalaui dua jalan, pertama menggunakan akal

dan kedua menggunakan hati.b)        Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal yang tidak mampu

dijangkau olehpikiran manusia yaitu pikiran manusia itu sendiri. Menurut Pascal manusia adalah makhluk yang rumit dan kaya akan variasi serta mudah berubah. Untuk itu matematika, pikiran dan logika tidak akan mampu dijadikan alat untuk memahami manusia. Menurutnya alat-alat tersebut hanya mampu digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat bebas kontradiksi, yaitu yang bersifat konsisten. Karena ketidak mampuan filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk memahami manusia, maka satu-satunya jalan memahami manusia adalah dengan agama. Karena dengan agama, manusia akan lebih mampu menjangkau pikirannya sendiri, yaitu dengan berusaha mencari kebenaran, walaupun bersifat abstrak.

c)        Filsafat bisa melakukan apa saja, namun hasilnya tidak akan pernah sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada iman. Filsafat bisa

Page 18: nurol idealisme

menjangkau segala hal, tetapi tidak bisa secara sempurna. Karena setiap ilmu itu pasti ada kekurangannya, tidak terkecuali filsafat.4).    J. G. Fichte (1762-1914 M.)

Ia adalah seorang filsuf jerman. Ia belajar teologi di Jena (1780-1788 M). Pada tahun 1810-1812 M, ia menjadi rektor Universitas Berlin.   Filsafatnya disebut“Wissenschaftslehre” (ajaran ilmu pengetahuan). Secara sederhana pemikiran Fichte: manusia memandang objek benda-benda dengan inderanya. Dalam mengindra objek tersebut, manusia berusaha mengetahui yang dihadapinya. Maka berjalanlah proses intelektualnya untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu menjadi pengertian seperti yang dipikirkannya.5).    F. W. S. Schelling (1775-1854 M.)

Schelling telah matang menjadi seorang filsuf disaat dia masih amat muda. Pada tahun 1798 M, dalam usia 23 tahun, ia telah menjadi guru besar di Universitas Jena. Dia adalah filsuf Idealis Jerman yang telah meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi perkembangan idealisme Hegel.

Inti dari filsafat Schelling: yang mutlak atau rasio mutlak adalah sebagai identitas murni atau indiferensi, dalam arti tidak mengenal perbedaan antara yang subyektif dengan yang obyektif. Yang mutlak menjelmakan diri dalam 2 potensi yaitu yang nyata (alam sebagai objek) dan ideal (gambaran alam yang subyektif dari subyek). Yang mutlak sebagai identitas mutlak menjadi sumber roh (subyek) dan alam (obyek) yang subyektif dan obyektif, yang sadar dan tidak sadar. Tetapi yang mutlak itu sendiri bukanlah roh dan bukan pula alam, bukan yang obyektif dan bukan pula yang subyektif, sebab yang mutlak adalah identitas mutlak atau indiferensi mutlak.

Maksud dari filsafat Schelling adalah, yang pasti dan bisa diterima akal adalah sebagai identitas murni atau indiferensi, yaitu antara yang subjektif dan objektif sama atau tidak ada perbedaan. Alam sebagai objek dan jiwa (roh atau ide) sebagai subjek, keduanya saling berkaitan. Dengan demikian yang mutlak itu tidak bisa dikatakan hanya alam saja atau jiwa saja, melainkan antara keduanya.6).    G. W. F. Hegel (1770-1031 M.)

Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan pada tahun 1791 memperoleh gelar Doktor. Inti dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh atau spirit), suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Ia berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh atau jiwa, menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia akan dirinya. Roh itu dalam intinya ide (berpikir).

B.       Esensi Aliran IdealismeIdealisme termasuk aliran filsafat pada abad modern. Idealisme berasal dari bahasa

Inggris yaituIdealism dan kadang juga dipakai istilahnya mentalismatau imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibnez pada mula awal abad ke-18. Leibniz memakai dan menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, secara bertolak belakang dengan materialisme Epikuros. Idealisme ini merupakan kunci masuk hakekat realitas.

Idealisme diambil dari kata ide yakni sesuatu yang hadir dalam jiwa. Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Menurut paham ini, objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas dari spirit.

Ada pendapat lain yang mengatakan, idealisme berasal dari bahasa latin idea, yaitu gagasan, ide. Sesuai asal katanya menekankan gagasan, ide, isi pikiran, dan buah mental. Terdapat aliran filsafat yang beranggapan, yang ada yang sesungguhnya adalah yang ada dalam budi, yang hadir dalam mental. Karena hanya yang berbeda secara  demikian yang sempurna, utuh, tetap, tidak berubah dan jelas. Itu semua adalah idealisme.

Page 19: nurol idealisme

William E. Hocking, seorang penganut idealisme modern, mengungkapkan bahwa, sebutan ”ide-isme”kiranya lebih baik dibandingkan dengan idealisme. Hal itu benar, karena idealisme lebih berkaitan dengan konsep-konsep “abadi” (ideas), seperti kebenaran, keindahan, & kemuliaan daripada berkaitan dengan usaha serius dengan orientasi keunggulan yang bisa dimaksudkan ketika kita berucap, “Dia sangat idealistik”.

Idealisme mempunyai pendirian bahwa kenyataan itu terdiri dari atau tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide-ide. Alam fisik ini tergantung dari jiwa universal atau Tuhan, yang berarti pula bahwa alam adalah ekspresi dari jiwa tersebut.

Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide-gagasan, pemikiran, akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek & daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir (mind) sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi, & bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal-pikir atau jiwa (mind). Hal itu sangat berlawanan dengan materialisme yang berpendapat bahwa materi adalah nyata ada,  sedangkan akal-pikir (mind) adalah sebuah fenomena pengiring.Konsep filsafat menurut aliran idealisme adalah :

a)      metafisika-idealisme: secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi kenyataan rohaniah yang lebih berperan.

b)     humanologi-idealisme: jiwa dikaruniai kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih.

c)     epistimologi-idealisme: pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang.

d)    aksiologi-idealisme: kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.

Demikian kemanusiaan merupakan bagian dari ide mutlak, Tuhan sendiri. Idea yang berpikir sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Gerak ini menimbulkan tesis yang dengan sendirinya menimbulkan gerak yang bertentangan, anti tesis. Adanya tesis dan anti tesisnya itu menimbulkan sintesis dan ini merupakan tesis baru yang dengan sendirinya menimbulkan anti tesisnya dan munculnya sintesis baru pula.

      Demikian proses roh atau ide yang disebut Hegel dialektika. Proses itulah yang menjadi keterangan untuk segala kejadian. Proses itu berlaku menurut hukum akal.Jadi semua yang riil bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat riil. Maksudnya luasnya rasio sama dengan luasnya realitas, sedangkan realitas menurut Hegel adalah proses pemikiran (ide).

Prinsip-prisip Idealisme :a)    Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana

gagasan-gagasan atau ide (spirit). Menurut penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagianya harus dipandang sebagai suatu sistem yang masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual.

b)     Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia.

c)     Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia.

Page 20: nurol idealisme

Roh pada dasarnya dianggap sebagai suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Demikian pula terhadap alam adalah ekspresi dari jiwa.

d)    Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theo sentris (berpusat kepada Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak. Oleh karena nilai-nilai idealisme bercorak spiritual, maka kebanyaakan kaum idealisme mempercayai adanya Tuhan sebagai ide tertinggi atau Prima Causa dari kejadian alam semesta ini.

C.  Idealisme Dalam PendidikanAliran idealisme terbukti cukup banyak  berpengaruh dalam dunia pendidikan.

William T. Harris adalah salah satu tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Idealisme terpusat tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.

       Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

Guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme berfungsi sebagai:1)     Guru adalah personifikasi dari kenyataan anak didik. Artinya, guru

merupakan wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan anak didik dalam mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas pembelajaran.

2)     Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa. Artinya, seorang guru itu harus mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada anak didik.

3)     Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi pedagogik yaitu kemampuan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang lainnya.

4)     Guru haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan yang berbeda dengan guru yang lain.

5)     Guru menjadi teman dari para muridnya. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan dalam hal berinteraksi dengan anak didik.

Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar pengetahuan dan pengalamannya aktual. Sedangkan implikasi Aliran Idealisme dalam Pendidikan yaitu :

1)        Tujuan, untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.

2)        Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.

Page 21: nurol idealisme

3)        Metode, diutamakan metode dialektika(saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.

4)        Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.

5)        Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.Implementasi Idealisme dalam Pendidikan:

1)     Pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan yaitu dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.

2)     Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk memahami realita, nilai-nilai, kebenaran, maupun sebagai warisan sosial.

3)      Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan kultural, sosial dan spiritual.Memperkenalkan suatu spirit intelektual guna membangun masyarakat yang ideal.

4)     Pendidikan idealisme berusaha agar seseorang dapat mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang diperlukan oleh semua manusia secara bersama-sama.

5)     Tujuan pendidikan idealisme adalah ketepatan mutlak. Untuk itu, kurikulum seyogyanya bersifat tetap dan tidak menerima perkembangan.

6)     Peranan pendidik menurut aliran ini adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-hakekat dan pengetahuan yang tepat.

PENUTUPA.   Kesimpulan

Berdasarkan paparan penulis di atas, dapat disimpulkan bahwa Idealisme merupakan salah satu aliran filsafat yang mempunyai paham bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Tokoh –tokoh dalam idealisme diantaranya yaitu: Rene Descartes (1596-1650), George Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant (1724-1804), F. W. S. Schelling (1775-1854), dan George W. F. Hegel (1770-1831). Seorang idealis dalam pemikiran pendidikan yang paling berpengaruh di Amerika adalah William T. Haris yang menggagasjournal of speculative philosophy.

Implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan adalah sebagai tujuan untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan. Metode, diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan. Peserta didik bebasuntuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya. Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.

Daftar PustakaBarnadib, Imam. (1988). Filsafat Pendidikan.Yogyakarta: IKIP.Ihsan , A. Fuad. (2010).  Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.Knight, George R. (2007). Filsafat Pendidikan.Yogyakarta: Gama Media.

Laili. (2012). Idealisme (http://laili-masruroh.blogspot.com/2012/12/filsafat-pendidikan-aliran-idealisme.html diunduh pada tanggal 14 Desember 2013)

Tafsir, Ahmad. (2000). Filsafat Umum. Bandung:Rosdakarya.

Page 22: nurol idealisme

DAFTAR PUSTAKA

Louis O. Kattsoff., Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: 1992) Tiara Wacana

Ahmad Tafsir,. Filsafat Umum , Bandung: 2010, PT. Remaja Rosdakarya

Hendi Suhendi., Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofilosofi , Bandung: 2008, Pustaka Setia