Nurcholish madjid
-
Upload
lancenk-keramat -
Category
Documents
-
view
360 -
download
6
Transcript of Nurcholish madjid
Nurcholish Madjid lahir pada tanggal 17 maret 1939 diJombang, Jawa Timur, dari kalangan keluarga pesantrenyang taat menjalankan agama.
Ayahnya adalah KH Abdul Madjid, yang dikenal sebagaipendukung Masyumi. Setelah Nurcholish Madjid melewatipendidikan di berbagai pesantren, termasukGontor, Ponorogo, serta menempuh studi kesarjanaan IAINJakarta, tokoh HMI ini menjalani studi doktornya diUniversitas Chicago, Amerika Serikat, dengan disertasitentang filsafat dan kalam Ibnu Taimiyah.
Nurcholish Madjid populer dipanggil Cak Nur. Beliaumerupakan ikon pembaruan pemikiran dan gerakan Islam diIndonesia. Dan Ia juga seorang cendekiawan muslim milikbangsa.
Khazanah Intelektual Islam (Jakarta, Bulan Bintang, 1984)
Islam Kebudayaan Dan Keindonesiaan(Bandung, Mizan, 1994)
Islam Agama Peradaban, Membangun Makna danRelevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah (Jakarta, YayasanWakaf Paramadina, 1995)
Pintu-Pintu Menuju Tuhan (Jakarta, YayasanWakaf Paramadina, 1995)
Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah(Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina, 1995)
Tradisi Islam Peran Dan Fungsinya Dalam PembangunanDi Indonesia (Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina, 1997)
Masyarakat Religius (Jakarta, Yayasan
Wakaf Paramadina, 1997)
Kaki Langit Peradaban Islam (Jakarta, Yayasan
Wakaf Paramadina, 1997)
Dan banyak karya-karya beliau yang telah memotivasi
kaum intelektual muslim untuk terus
berkarya, meskipun pemikiran dan teori Nurcholish
Madjid tidak tertulis secara teoritik namun tidak bisa
dipungkiri bahwa beliau merupakan salah satu
cendekiawan muslim yang memberikan corak baru
dalam pendidikan Islam di Indonesia.
Ada tiga pemikiran Nurcholish
Madjid yang secara global, yaitu:
1. Konsep Negara Islam
2. Pluralisme
3. Pemikiran Bidang Pendidikan Islam
Ide-ide Nurcholish Madjid tentang konsep negara Islamyang dikatakannya bahwa al-Quran tidak memberikanpengertian dan muatan operasional tentang mendirikansuatu negara berasaskan Islam dan itu terlihat dalamperkembangan sejarah kenegaraan dalam Islam.
Nurcholish Madjid nampaknya lebih memihak kepadanilai filosofis substansial dari negara Islam dari padanilai eksistensialnya.
Bagi Nurcholish Madjid, “negara Islam” itu eksklusif.Karena munculnya gagasan “negara Islam” atau “Islamsebagai negara” selama ini berasal dari sikap apologetiskalangan umat Islam.
Walaupun Nurcholish Madjid tidak menolak tentang “Islamjuga menyangkut persoalan pengurusan atassosial, ekonomi, dan politik bernegara.”
Namun ia memberikan tekanan lebih dalam, bahwa Islammerupakan muatan khas sebagai al-Dien yangmenitikberatkan aspek spiritual, sedangkan masalah negaraadalah masalah material. Aspek spiritual lebih bersifat khasdan pribadi , sedangkan negara bersifat duniawi.
Itulah pandangan Nurcholish Madjid tentang, tidak perlunyanegara Islam dalam konsep sosiologis menata kehidupanumat Islam. Cukuplah kalau Islam dijadikan way of lifesecara individu dan mengedepankan nilai-nilai kolektif Islamuniversal yang mencuat ke permukaan tanpa harus terikatdalam dimensi verbal ideologi bernegara
Pluralisme dalam pandangan Cak Nur lebih pada konseptoleransi antar agama, saling menghargai dan salingmenghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpamengorbankan prinsip sendiri, Sebagaimana telahdicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dalam kehidupan-Nya diantara pemeluk-pemeluk agama lain.
Bahwa agama adalah jalan yang berbeda-beda menujukepada tujuan akhir yang sama. Dalam pandangan JohnHigh, “Sang wujud” yang merupakan “tujuan akhir” adalahkonsep universal. Sehingga timbul anggapan, bahwa semuaagama itu benar, dan semua ingin mensejahterakan hiduppemeluknya. Kemudian para penganut paham pluralisme diIndonesia, seperti Cak Nur dan aschabnya, mencobamencarikan justifikasi ajaran tersebut dari nas Alqur’an.
Menurut mereka, setidaknya ada empat tema pokoktentang pluralisme agama didalam Alqur’an, yaitu:
1. Pengakuan Alqur’an dalam surat Albaqoroh ayat 62terhadap eksistensi agama-agama lain.“Orang-orangyang beriman, yahudi, nasrani dan shobi’in yangpercaya kepada Allah dan hari kiamat sertamenjalankan amal kebajikan akan memperolehpahala dari tuhan mereka”. Menurut Cak Nur, titiktekan ayat ini ada pada aktivitaskonkrit, artinya, masing-masing agama ditantanguntuk berlomba-lomba menjalankan kebaikan.
2. Manusia diberikan kebebasan didalammempertimbangkan dan memilih agama untukdirinya sendiri, sebab “tidak ada paksaan dalamberagama”.
3. Kesatuan kenabian. Sebagaimana dijelaskan dalamAlqur’an surat As-syura ayat 13, “Dia telahmensyariatkan bagi kamu agama sebagaimana yangdiwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telahkami wahyukan kepadamu dan apa yang telah akuwasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitutegakkan agama dan jangan kamu berpecah belahdidalamnya”.
4. Kesatuan pesan ketuhanan. Berpijak pada suratAnnisa’ ayat 131 “Dan kepunyaan Allah lah apayang ada dilangit dan dibumi. Dan sesungguhnyakami telah mmerintahkan orang-orang yang diberikitab sebelum kamu dan kepada kamu untukbertaqwa kepada Allah”.
Ayat-ayat Alqur’an tersebut telah memvonis kafir
orang-orang yahudi dan nasrani, karena mereka tidak
mau mempercayai Alqur’an dan tidak mau mengikuti
ajaran yang telah dibawah oleh Nabi Muhammad saw.
Artinya, Alqur’an mengakui adanya agama-agama lain
selain islam. Tetapi tidak membenarkan anggapan
paham pluralisme, bahwa semua agama itu benar.
Karena hanya Islam-lah agama yang paling benar dan
diridloi oleh Allah swt.
Nurchalish Majid beranggapan bahwa perlu adanya
peningkatan kualitas intelektual di kalangan muslim
termasuk kaum remaja, pelajar atau santri. Tidak hanya
menguasai ilmu agama saja, melainkan ikut bersaing
dalam dunia modern, sebagaimana yang pernah dicapai
kaum muslimin abad pertengahan yang menguasai
banyak ilmu pengetahuan dan unggul dalam banyak
bidang.
Gagasan tentang pembaruan pesantren adalah bagiandari cita-cita modernisasinya.
Perspektif historis menempatkan pesantren pada posisiyang cukup istimewah dalam khazanah perkembangansosial-budaya dan agama masyarakat Indonesia.
Tidak berlebihan apabila pesantren diposisikan sebagaisatu elemen determinan dalam struktur piramida sosialmasyarakat indonesia.
Adanya posisi penting yang disandang pesantrenmenuntutnya untuk mejaminkan peran penting dalamsetiap proses pembangunan sosial baik melalui potensipendidikan maupun pengembangan masyarakat.
Hal ini kiranya yang membuat Nurcholish Madjidbegitu bersemangat mengembangkan gagasanyatentang pembaruan pesantren.
Nurcholish Madjid berpendapat bahwa pesanten
berhak, lebih baik dan lebih berguna mempertahankan
fungsi pokoknya semula, yaitu sebagai tempat
menyelenggarakan pendidikan agama.
Namun, mungkin diperlukan suatu tinjauan
kembali, sehingga ajaran-ajaran agama yang diberikan
kepada setiap pribadi menjadi jawaban yang
komprehensif atas persoalan hidup, selain itu tentu saja
disertai pengetahuan seperlunya tentang kewajiban-
kewajiban praktik seorang muslim sehari-hari.
Pelajaran - pelajaran ini kemungkinan dapat diberikan
melalui beberapa cara, diantaranya:
1. Mempelajari Al Quran dengan cara yang sngguh-
sungguh daripada yang umumnya dilakukan orang
sekarang, yaitu dengan menitik beratkan pada
pemahaman makna dan ajaran-ajaran yang terkandung
di dalamnya.
2. Melalui pertolongan sebuah bahan bacaan atau buku
pegangan.
3. Selain itu, baik sekali memanfaatkan mata pelajaran
lain untuk disisipi pandangan-pandangan keagamaan
lain.
Menurut Nurcholish Madjid ilmu pengetahuan atauscience adalah prasarat untuk mewujudkan salah satudiciptakan alam ini, yaitu untuk manfaat manusia.Tetapi, ilmu pengetahuan itu diberikan oleh Allahmelalui kegiatan manusia itu sendiri dalam usahamemahami alam raya ini.
Maksud Nurcholish Madjid ini adalah bahwa disekeliling manusia banyak hal yang bisa di fikirkan diluar agama, jadi munafik kiranya kita sebagai manusiajika tidak mempelajari hal-hal tersebut, termasuk jugatemuan iptek orang Barat atau mungkin non-muslim.Karena yang kita bicarakan bukan pada koridor agamamelainkan ilmu. Maka tidak salah jika ilmu umum atauscience masuk dalam kurikulum pesantren.
Thank’s you