Novia Kartika 1414111054

9
SILASE IKAN A. Deskripsi Silase Ikan Telah dan sedang dikembangkan perhatian dalam proses produksi protein cair untuk makanan hewan dari ikan yang disilasekan. Diantara metode-metode pensilasean yang digunakan adalah perlakuan dengan asam mineral atau organik (sulfuric atau formiat) dan fermentasi. Produk silase umunya berwarna coklat gelap semi pasta, tidak seperti konsentrat "stick water" dalam penampilannya. Proses pengawetan ikan secara biologis/mikrobiologis disebut sistem ensiling, dengan hasil disebut silase (silage), serta sebagai jasad yang berperan adalah bakteri laktat (Suriawiria, 2004). Silase adalah produk yang berupa cairan kental hasil pemecahan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana yang dilakukan oleh enzim pada lingkungan yang terkontrol, berdasarkan proses pengontrolan tersebut, maka pembuatan silase ikan dapat dilakukan secara kimia dan biologis (Junianto, 2003). Basically, silase's makings principle fishes out is down pH that fish growth and also pembusuk terhenti's bacteria developing. With terhentinya bacteria activity, enzyme activity (well that indigenous body fishes out that own

description

mn

Transcript of Novia Kartika 1414111054

SILASE IKAN A. Deskripsi Silase Ikan Telah dan sedang dikembangkan perhatian dalam proses produksi protein cair untuk makanan hewan dari ikan yang disilasekan. Diantara metode-metode pensilasean yang digunakan adalah perlakuan dengan asam mineral atau organik (sulfuric atau formiat) dan fermentasi. Produk silase umunya berwarna coklat gelap semi pasta, tidak seperti konsentrat "stick water" dalam penampilannya. Proses pengawetan ikan secara biologis/mikrobiologis disebut sistem ensiling, dengan hasil disebut silase (silage), serta sebagai jasad yang berperan adalah bakteri laktat (Suriawiria, 2004).Silase adalah produk yang berupa cairan kental hasil pemecahan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana yang dilakukan oleh enzim pada lingkungan yang terkontrol, berdasarkan proses pengontrolan tersebut, maka pembuatan silase ikan dapat dilakukan secara kimia dan biologis (Junianto, 2003).Basically, silase's makings principle fishes out is down pH that fish growth and also pembusuk terhenti's bacteria developing. With terhentinya bacteria activity, enzyme activity (well that indigenous body fishes out that own and also of acid deliberate one to be added) worked up.( Adawyah, R. 2008 )Silase fishes out to constitute one of raw material type that is utilized to make fish weft. Silase this can come from whole fish is next to be chopped and difermentasikan with added acid or indigenous processing waste fishes out that difermentasikan. Silase this can function as material of fish meal substitution in processes weft makings fish out.( Hermana, W., W.G Piliang, L.A. Sofyan, N. Djazuli. 2011)Silase Fishes Out is Product molten that at makes from olahan's oddment usufructs liquified fishery by enzymes on fishes out by acid help (acid formiat utk crumple fat & propionat utk's acid prevent pembusuk's bacteria).( Mairizal, 2010 )

B. Proses Pembuatannya Pembuatan silase ikan baik dalam sekala kecil maupun skala besar, dapat dilakukan dengan mudah dan murah. Adapun proses pembuatannya sangat sederhana, yaitu dengan mencairkan daging ikan dengan bantuan kerja enzim, baik yang terdapat di dalam tubuh ikan itu sendiri maupun yang dihasilkan oleh mikro organisme tertentu, dan asam yang sengaja ditambahkan. Penambahn asam ini dimaksudkan untuk membantu meciptakan kondisi lingkungan yang memenuhi syaratdan terkontrol sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk maupun mikro organisme lain serta dapat mempercepat proses pencairan daging ikan. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, pembuatan silase ikan dapt dilakukan dengan dua cara yaitu :1. bahan baku berupa ikan mentah langkah pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan silase ikan adalah mencuci daging ikan yang digunakan sebagai bahan baku. Pencucian ini dimaksudkan untuk membersihkan daging ikan dari kotoran maupun benda keras yang mungkin terdapat pada daging ikan, terutama bila bahan baku ikan diperoleh dari limbah pabrik pengalengan ikan. Pencucian sebaiknya dilakukan dengan air bersih mengalir. Setelah dicuci bersih, daging ikan dicincang sampai halus (kurang lebih 1-2 cm atau lebih halus lagi) setelah dicincang sesuai dengan ukuran yang diharapkan daging ikan, digiling dengan alat penggilingan daging hingga benar-benar lumat. Ikan yang telah digiling halus dimaksudkan kedalam sebuah wadah yang bersih untuk dibuhbuhi asam. Untuk menghindar kerusakan karena korosi oleh asam, sebaiknya digubakan wadah yang terbuat dari bahan plastik atau tanah. Tambahkan asam formiat berkadar 85 % kedalam wadah tersebut sebanyak 2-3 % dari berat total ikan yang akan diproses (jadi sekitar 3 liter untuk setiap 100 kg ikan). Tujuan utama pemberian asam formiat adalah untuk menurunkan pH lingkungan di dalam wadah hingga mencapai 4,5 atau lebih rendah lagi. Selanjutnya ke dalam wadah tersebut ditambahkan pula asam propionat sebanyak 1 % (1 liter untuk 100 kg pakan). Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya awet dari silase yang akan dihasilkan. Bahan baku daging ikan yang telah dibubuhi asam formiat dan propionat harus selalu diaduk agar keduanya benar-benar tercampur secara merata. Proses pengadukan tersebut sebaiknya dilakukan 3 4 kali sehari, selama 4 hari pertama. Sedangkan hari-hari selanjutnya cukup dilakukan pengadukan secara berkala. Bila semua langkah pengerjaannya dilakukan dengan benar, pada hari kelima telah tampak cairan yang berasal dari tubuh ikan. Dengan demikian silase sudah dapat diberikan sebagai makanan ikan atau ternak. Bersamaan dengan timbulnya cairan yang berasal dari tubuh ikan, biasanya akan timbul pula cairan lemak. Sebaiknya cairan lemak yang ada segera dibuang karena jika dikonsumsi oleh ikan atau ternak dapat menimbulkan pengaruh kurang baik. Untuk mendapatkan silase dalam bentuk kering, sebaiknya dilakukan penambahan karbohidrat (dedak, tepung kanji, tepung terigu dan lain-lain). Setelah dilakukan penambahan karbohidrat, silase dijemur hingga benar-benar kering. Produk silase yang telah dikeringkan disimpan dalam wadah yang bersih dan kering untuk kemudian digunakan sedikit demi sedikit sebagai makanan ikan atau ternak.

2. Bahan baku berupa ikan yang telah dimasak. Proses pembuatan silase dengan bahan baku ini sama seperti pada pembuatan silase dengan bahan baku ikan mentah. Pertama-tama ikan yang akan diolah dicuci dahulu dengan air bersih, kemudian dipotong kecil-kecil dan dicincang sampai halus. Hasil cincangan selanjutnya digiling hingga lumat. Gilingan daging ikan dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang bersih, kemudian direbus. Tambahkan sedikit air kedalam wadah tersebut agar ikan tidak menjadi hangus, terutama ikan di dasar wadah. Jumlah air yang ditambahkan tidak perlu terlalu banyak, cukup setinggi 0,5 1 cm dari dasar wadah. Setelah direbus, tambahkan asam formiat dan asam propionat, berturut-turut sebanyak 2 3 % dan 1 % dari berat total ikan yang akan diolah. Langkah pengerjaan selanjutnya sama seperti pada pembuatan silase dengan bahan baku ikan mentah.

C. Kelebihan Dan KekurangannyaKelebihan dari produk silase adalah teknik pengerjaan mudah dan murah, tidak tergantung pada kuantitas atau kualits bahan baku yang digunakan, dapat dilakukan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang tidak digunakan, dan pengolahan ikan menjadi silase tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Sedangkan kelemahan produk silase adalah masalah penyimpanan. Silase berbentuk cairan membutuhkan ruang penyimpaan yang besar.D. Manfaat Pengguanaan Silase

1. Silase ikan dapat dimanfaatkan sebagai salh satu unsur yang dicampurkan kedalam makanan ikan atau makanan ternak lainnya. Penggunaan silase ikan dalam makanan umumnya dimasudkan untuk menggantikan seluruh atau sebagian tepung ikan didalamnya.2. bahwa penggunaan starter bakteri pada teknologi silase limbah pengolahan ikan dapat menunjang budidaya ikan nila dan lele secara bikultur.3. Metode fermentasi telah mampu diberikan kepada jeroan/isi perut ikan, limbah hasil sembelihan rumah tangga dan limbah unggas, sebagai sumber protein tinggi bagi pakan ternak dan telah ditemukan bahwa manfaatnya tidak hanya untuk pengawetan, tetapi juga sebagai kontrol pencewmaran lingkungan dan bahaya atau resiko DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi aksara. Jakarta.Afrianto, E dan E, Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.Hermana, W., W.G Piliang, L.A. Sofyan, N. Djazuli. 2011. Pengaruh Penggunaan Tepung Silase Ikan Dalam Ransum Terhadap Penampilan Ayam Pedaging Strain Aksas. Med. Pet. Vol. 24 No 3.Mairizal, 2010. Pengaruh Penggantian Tepung Ikan dengan Tepung Silase Limbah Udang dalam Ransum Ayam Pedaging terhadap Retensi Bahan Kering dan Protein Kasar. Jurnal Peternakan Vol 7 No 1 Februari 2010 Hal. (35-41).Suriawiria, U. 2004. Silase Untuk Pakan Ternak. www.pikiran _rakyat.com. 23 Maret 2007 pukul 06.00 WIB

MAKALAH OCEONOGRAFITIDAL ANALYSIS

Disusun Oleh :Novia Kartika1414111054

Jurusan budidaya perairan Fakultas pertanian Universitas lampung 2014