NOMOR 6 TAHUN 1997 PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN …jdih.badungkab.go.id/uploads/PERDA_6_1997.pdf ·...

26
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 6 TAHUN 1997 TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG Menimbang : a. bahwa berdasarkan dengan adanya penyerahan sebagian urusan Pemerintahan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat II Badung antara lain penunjukan lokasi pengelolaan dan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor; b. bahwa untuk menjamin keselamatam umum penumpang, barang dan kendaraan bermotor yang melalui jalan umum perlu meningkatkan penertiban lalu lintas dan angkutan jalan, melalui pengujian kendaraan bermotor; c. bahwa berhubungan dengan hal tersebut diatas dan dalam rangka pembinaan,pengawasan serta pelayanan pengujiaan kendaraan bermotor maka perlu penetapan Peraturan Daerah tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1288); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah- daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

Transcript of NOMOR 6 TAHUN 1997 PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN …jdih.badungkab.go.id/uploads/PERDA_6_1997.pdf ·...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

NOMOR 6 TAHUN 1997

TENTANG

PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG

Menimbang : a. bahwa berdasarkan dengan adanya penyerahan sebagian urusan Pemerintahan

di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat II Badung

antara lain penunjukan lokasi pengelolaan dan pelaksanaan pengujian

kendaraan bermotor;

b. bahwa untuk menjamin keselamatam umum penumpang, barang dan kendaraan

bermotor yang melalui jalan umum perlu meningkatkan penertiban lalu lintas

dan angkutan jalan, melalui pengujian kendaraan bermotor;

c. bahwa berhubungan dengan hal tersebut diatas dan dalam rangka

pembinaan,pengawasan serta pelayanan pengujiaan kendaraan bermotor maka

perlu penetapan Peraturan Daerah tentang Pengujian Berkala Kendaraan

Bermotor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957

Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1288);

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa

Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1655);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah

di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor

38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3486);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan

Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3373);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 Penyerahan Sebagian

Urusan Pemerintahan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada

Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3410);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan

Otonomi Daerah dengan Titik berat pada Daerah Tingkat II (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 77, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3487);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3528);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasana dan Lalu

Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993

Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3529);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3530);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan

Sebagian Urusan Pemerintah kepada 26 ( dua puluh enam ) Daerah

Tingkat II Percontohan;

13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 92 Tahun 1990 tentang

Penyesuaian Tarif Pengujiaan Kendaraan Bermotor;

14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 63 Tahun 1993 tentang

Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta

Gandengan, Kereta Tempelan Karoseri dan Bak Muatan serta komponen

- komponennya;

15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 67 Tahun 1993 tentang

Tata Cara Pemeriksaan Persyaratan Teknik dan Laik Jalan Kendaraan

Bermotor di Jalan;

16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 71 Tahun 1993 tentang

Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;

17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 72 Tahun 1993 tentang

Perlengkapan Kendaraan Bermotor;

18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 77 Tahun 1997 tentang

Kode Wilayah Pendaftaran Tanda Nomor Kendaraan Bermotor;

19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk

Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan;

20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 105 Tahun 1994 tentang

Proyek Percontohan Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat II;

21. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 8 Tahun 1993

tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;

22. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995

tentang Penyerahan Sebagian Usaha Pemerintah Propinsi Daerah

Tingkat I Bali di Bidang lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pekerjaan

Umum, Pariwisata, Pertambangan, Tenaga kerja dan Kehutanan kepada

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung ( Lembaran Daerah Propinsi

Daerah Tingkat i Bali Tahun 1995 Nomor 114 Seri D Nomor 113 );

23. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 19

Tahun 1995 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II

Badung Tahun 1995 Nomor 92 Seri D Nomor 89.

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat

II Badung.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR.

BAB I

KETENTUAN UMUM;

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah

Tingkat II Badung ;

b. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II

Badung;

c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Tingkat II Badung;

d. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Dinas Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II

Badung;

e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung;

f. Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan

menguji dan atau memeriksa bagian-bagian kendaraan

bermotor, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam

rangka pemenuhan persyaratan Teknis dan laik jalan;

g. Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor yang selanjutnya

disebut Uji Berkala adalah pengujian kendaraan bermotor, yang

dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor,

Kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus;

h. Tanda Uji adalah tanda yang dipasang pada bagian tertentu

pada sebuah kendaraan sebagai tanda bukti bahwa kendaraan

yang bersangkutan telah dinyatakan lulus ujuan berkala;

i. Bukti Uji Berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala

berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian

setiap kendaraan bermotor kereta gandengan, kereta tempelan

atau kendaraan khusus sebagai tanda bahwa kendaraan yang

berangkutan telah lulus uji;

j. Masa Uji adalah kurun waktu tertentu yang di tetapkan bahwa

suatu kendaraan telah memenuhi persyaratan teknis dan laik

jalan ;

k. Tempat Pengujian adalah Unit Pengujian Kendaraan Bemotor

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah

Tingkat II Badung;

l. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh

peralatan teknis yang berada pada kendaraan itu;

m. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang

disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut

bayaran;

n. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang

dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 ( delapan ) tempat duduk

tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dengan maupun

tanpa pengangkutan bagasi;

o. Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi

lebih dari 8 ( delapan ) tempat duduk dan tidak termasuk

tempat duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa

pengangkutan bagasi;

p. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain sepeda

motor, mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus;

q. Kerta Gandengan adalah suatu alat yang di pergunakan untuk

mengangkut barang yang seluruhnya dan dirancang untuk

ditarik oleh kendaraan bermotor;

r. Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk

mengangkut barang yang di rancang untuk ditarik dan

sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor

penariknya;

s. Traktor adalah kendaraan bermotor yang menurut sifatnya

digunakan untuk menarik kereta lainnya ( Kereta tempelan );

t. Kendaraan khusus adalah antara lain, mobil jenasah,

ambulance dan lain-lainnya;

u. Perusahaan bengkel umum kendaraan bermotor adalah suatu

perusahaan yang menyelenggaraakan pekerjaan pembetulan,

perbaikan, perawatan kendaraan bermotor untuk umum

dengan pembayaran;

v. Muatan Sumbu adalah jumlah tekanan roda-roda suatu sumbu

yang menekan jalan;

w. Bengkel Umum Kendaraan Bermotor berfungsi untuk

membetulkan, memperbaiki dan merawat kendaraan bermotor

agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor maksud dan

tujuannya adalah :

a. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap

penggunaan kendaraan bermotor di jalan;

b. Melestarikan lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang

diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor di jalan.

BAB III

KENDARAAN BERMOTOR WAJIB UJI

Pasal 3

Setiap kendaraan bermotor jenis kendaraan umum, mobil bus,

mobil barang, kereta gandengan, kereta tempelan, kendaraan

khusus dan kendaraan lainnya yang beroperasi di jalan wajib di

uji.

Pasal 4

Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan

Daerah ini maka kendaraan bermotor yang tidak dikenakan

kewajiban pengujian adalah :

a. Kendaraan bermotor milik Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia;

b. Kendaraan bermotor yang ada dalam persediaan pedagang atau

untuk pameran;

c. Kendaraan bermotor yang menggunakan tanda nomor Corp

Diplomatik (CC.CD);

d. Kendaraan bermotor yang tidak dipergunakan karena

disegel/disita oleh negara;

e. Kendaraan bermotor alat-alat berat tertentu jenisnya

ditentukan oleh Bupati Kepala Daerah;

f. Kendaraan yang berada dibengkel-bengkel perikanan.

BAB IV

PENGELOLAAN , PELAKSANAAN DAN LOKASI

TEMPAT PENGUJIAN

Bagian Pertama

Pengelolaan

Pasal 5

Pengelolaan dan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan

bermotor dilaksanakan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat

yang di tunjuk untk itu.

Bagian Kedua

Lokasi tempat Pengujian

Pasal 6

Pengaturan seperti tersebut pada pasal 5 meliputi :

a. Menetapkan waktu-waktu pelaksanaan pengujian berkala

kendaraan bermotor;

b. Menetapkan petunjuk pelaksanaan tambahan lainnya yang

menyangkut pengelolaan dan pelaksanaan pengujian berkala

kendaraan bermotor.

Pasal 7

(1) Bupati Kepala Daerah mengangkat Kepala Unit Pelaksana

Teknis Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor atas usul

Kepala Dinas.

(2) Dalam pelaksanaan tugas pengujian berkala kendaraan

bermotor Kepala Unit Pelaksana Tenis penguji Berkala

Kendaraan Bermotor berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas.

Pasal 8

(1) Penguji Kendaraan Bermotor diangkat oleh Bupati Kepala

Daerah setelah memenuhi syarat-syarat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku atas usulan

Kepala Dinas.

(2) Dalam pelaksanaan tugasnya penguji kendaraan bermotor

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit

Pelaksana Teknis Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.

(3) Kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor yang

dilaksanakan di Unit Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor

diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas.

Pasal 9

Penunjukan dan Penetapan lokasi tempat pelaksanaan uji berkala

ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah

Bagian Ketiga

Pelaksanaan Pengujian

Paragraf 1

Jenis Pengujian

Pasal 10

(1) Pengujian Berkala Kendaraan bermotor sebagaimana

dimaksud pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini meliputi

Pengujian Berkala Pertama dan Pengujian Berkala.

(2) Kendaraan bermotor yang diuji dan telah memenuhi

persyaratan teknis serta laik jalan dnyatakan lulus uji berupa

Buku Uji dan Tanda Uji yang berlaku sesuai ketentuan yang

berlaku.

(3) Masa uji berkala sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini

berlaku selama 6 (enam) bulan.

(4) Pemilik atau pemegang kendaraan dapat melakukan uji

berkala diluar wilayah pengujian yang bersangkutan.

Pelaksanaan pengujian didalam wilayah maupun diluar

wilayah pengujian yang bersangkutan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 2

Tata Cara Pengujian

Pasal 11

(1) Pengujian berkala kendaraan bermotor dilakukan atas

permohonan pemilik/pemegang kendaraan bermotor atau

kuasanya yang diajukan secara tertulis kepada Dinas LLAJ

dengan mengisi formulir permitaan pengujian yang disediakan

ditempat-tempat pengujian;

(2) Syarat-syarat permohonan sebagaimana dimaksud ayat(1)

pasal ini diseratai lampiran surat-surat kendaraan bermotor

yang ditentukan lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah;

(3) Waktu dan tempat pengujian diberitahukan secara tertulis

kepada pemohon.

Pasal 12

(1) Kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan

kendaraan khusus yang telah memperoleh sertifikasi uji type,

sertifikat registrasi uji type dan tanda lulus uji type dibebaskan

dari kewajiban uji berkala untuk pertama kali selama 6 (enam)

bulan terhitung sejak diterbitkan surat tanda kendaraan

bermotor untuk pertama kali.

(2) Kendaraan yang dibebaskan dari kewajiban uji berkala

sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini harus didaftakan

kepada Dinas LLAJ selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

sebelum masa pembebasan uji berkala berakhir.

(3) Kendaraan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini wajib

dilakukan uji berkala setelah masa pembebasan uji berkala

berakhir.

(4) Rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor kereta

gandengan, kereta tempelan, kendaraan khusus, karoseri, bak

muatan terbuka, bak muatan tertutup dan modifikasi yang

type kendaraan dalam keadaan lengkap tidak memiliki

sertifikat uji type harus memperoleh pengesahan rancang

bangun dan rekayasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (4) berlaku untuk

rancang bangun dan rekayasa kendaraan yang jumlahnya

tidak melebihi 10 (sepuluh ) unit.

Pasal 13

(1) Bagi kendaraan bermotor yang diuji berkala untuk pertama

kali, perubahan bentuk/modifikasi, perubahan sifat dan

fungsi, penggantian mesin, numpang uji dan lain-lain harus

memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

(2) Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk dan

atu penggantian mesin wajib dilakukan pengujian kembali

yang permohonannya diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari sejak perubahan dan penggantian tersebut

dilakukan.

(3) Pengujian seperti dimaksud ayat (2) pasal ini adalah pengujian

berkala.

(4) Pengaturan pengujian berkala sebagaimana dimaksud ayat (2)

lebih lanjut ditetapkan dengan Keputusan Bupati Kepala

Daerah.

BAB V

FASILITAS DAN PERALATAN PENGUJIAN

Pasal 14

(1) Semua fasilitas dan peralatan pengujian kendaraan bermotor

yang ada, dikuasasi oleh Pemerintah Daerah yang

pengoperasian dan pemanfaatannya sepenuhnya untuk

pengujian kendaraan bermotor.

(2) Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana

pengujian berkala kendaraan bermotor menjadi tanggung

jawab Pemerintah Daerah.

(3) Syarat-syarat bangunan dan persyaratan alat-alat pengujian

disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

BAB VI

BIAYA UJI DAN RETRIBUSI

Pasal 15

Terhadap kendaraan bermotor yang diuji sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2, dikenakan biaya sebagai berikut :

a. Biaya administrasi untuk formulir permohonan pengujian

sebesar Rp. 1.000,00( seribu rupiah ).

b. Biaya pengujian kendaraan bermotor untuk setiap kali uji,

besarnya ditetapkan sebagai berikut :

1. Mobil Bus, mobil barang, traktor tanpa kereta gandengan

atau tempelan sebesar Rp. 3.000,00 ( tiga ribu rupiah ).

2. Mobil penumpang kereta gandengan, kereta tempelan

sebesar Rp. 2.000,00 ( dua ribu rupiah ).

c. Biaya kelengkapan alat uji :

1. Tanda uji sebesar Rp. 2.500,00 ( dua ribu lima ratus

rupiah ).

2. Buku uji kendaraan sebesar Rp. 3.500,00 ( tiga ribu lima

rupiah ).

3. Pengganti plat uji yang hilang sebesar Rp. 2.500,00 ( dua

ribu lima ratus rupiah ).

4. Pengganti buku uji yang hilang sebesar Rp. 3.500,00 ( tiga

ribu lima ratus rupiah ).

5. Tanda samping sebesar Rp. 3.500,00 ( tiga ribu lima ratus

rupiah ).

d. Retribusi tempat pengujian kendaraan bermotor, kendaraan

dengan masa berlaku uji 6 (enam) bulan dikenakan retribusi

sebagai berikut :

1. Kendaraan dengan JBB (Jumlah berat yang

diperbolehankan ) s/d 2.500 kg besarnya retribusi Rp.

5.000,00 ( lima ribu rupiah ).

2. Kendaraan dengan JBB (Jumlah berat yang

diperbolehankan lebih dari ) 2.500 kg besarnya retribusi Rp.

10.000,00 ( sepuluh ribu rupiah ).

3. Kendaraan dengan JBB ( jumlah berat yang diperbolehkan )

lebih dari 7.500 kg atau kendaraan traktor dengan kereta

gandengan atau tempelan dengan KBB 1.000 kg keatas

dikenakan retribusi sebesar Rp. 15.000,0 ( lima belas ribu

rupiah ).

e. Setiap kelambatan melakukan pengujian berkala kendaraan

bermotor untuk kedua kali dan seterusnya dikenakan denda

sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah) setiap bulan atau

kalipatannya kecuali dengan alasan yang dapat diterima

dengan menunjukan bukti-bukti yang sah.

Pasal 16

Tata Cara pelaksanaan pungutan akan diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Bupati Kepala Daerah.

Pasal 17

(1) Semua pungutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15

disetor ke kas Pemerintah Daerah.

(2) Untuk pelaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam

pasal 16 kepada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

diberikan upah pungut sebesar 5% dari biaya pengujian

kendaraan bermotor yang diterima dan atau pendapatan lain

sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 18

Keikutsertaan swasta dalam melaksanakan pengujian berkala

kendaraan bermotor untuk melengkapi persyaratan teknis dan laik

jalan kendaraan bermotor diatur dengan Keputusan Bupati Kepala

Daerah sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

BAB VII

PENGAWASAN

Pasal 19

Pengawasan atas pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Daerah

ini dilaksanakan oleh Bupati Kepala Daerah atau pejabat yang

ditunjuk.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 20

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana kurungan

selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-

banyaknya Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalan ayat(10 adalah

pelanggaran.

BAB IX

PENYIDIKAN

Pasal 21

(1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak

pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) dilingkungan Pemerintah

Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para penyidik

sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berwenang :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang

adanya tindak pidana;

b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat

kejadian dan melakukan pemeriksaan;

c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa

tanda pengenal diri tersangka;

d. melakukan penyitaan benda dan atau surat;

e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;

g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam

pemeriksaan perkara;

h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari

penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau

peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan

selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal

tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau

keluarganya;

i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka setiap kendaraan

bermotor yang telah memiliki tanda bukti uji berdasarkan

Peraturan Perundang-undangan yang telah ada sebelumnya

dinyatakan tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya

uji kendaraan yang bersangkutan.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang

menyangkut pelaksanaannya di tetapkan oleh Bupati Kepala

Daerah.

Pasal 24

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II BadungNomor 7 Tahun 1984 tentang

Retribusi Tempat Pengujian Kendaraan Bermotor serta ketentuan

lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan

tidak berlaku lagi.

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah

Tingkat II Badung.

Di tetapkan di : Denpasar

Pada Tanggal : 19 Maret 1997

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH

KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TINGKAT II BADUNG

BADUNG

K E T U A, ttd.

ttd. I G.B. ALIT PUTRA

I KETUT GARGA

Disahkan Oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali

dengan Keputusan

Tanggal 4 – 8 – 1997 Nomor 474 Tahun 1997

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung

Nomor : 62 Tanggal : 25 – 9 – 1997

Seri : B Nomor : 2

Sekretaris Wilayah / Daerah Tingkat II Badung

ttd.

Drs. Ida Bagus Yudara Pidada

Pembina Utama Muda

NIP. 010045843

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

NOMOR 6 TAHUN 1997

TENTANG

PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

I. UMUM

Bahwa dalam melaksanakan pembangunan di daerah maka dibidang

transportasi memiliki posisi yang sangat penting dan strategis dalam

pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan.

Kemudian transportasi merupakan pula sarana sangat penting dalam

mempelancar roda perekonomian yang dapat mempengaruhi aspek kesejahteraan

bermasyarakat.

Oleh karena itu maka pengaturan lalu lintas dan angkutan jalan dalan suatu

sistem transportasi sangat diperlukan.

Penyelanggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang mempergunakan

kendaraan bermotor, harus mampu memperhatikan keselamatan umum,

kelestarian lingkungan serta terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat

dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

Untuk itu, kendaraan bermotor yang akan digunakan dijalan, diupayakan agar

selalu memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, termasuk persyaratan ambang

batas emisi gas buang dan kebisingan.

Dalam Peraturan Daerah ini diatur mengenai pengujian berkala kendaraan

bermotor yang pelaksanaannya lebih bersipat pelayanan umum dan lebih

mengutamakan pertimbangan pada aspek keselamatan masyaralat dan tidak

semata-mata untuk mencari keuntungan materiil.

Disamping itu maka keamanan lalu lintas dan angkutan jalan serta

prasarana jalan dan jembatan sangat perlu dipertimbangkan dengan

memperhitungkan daya angkut dan muatan sumbu terberat.

Dalam Peraturan Daerah ini, diatur hal-hal yang bersifat pokok dan hal-hal

yang bersifat operasional akan diatur dalam Peraturan pelaksanaan lainnya.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Cukup Jelas

Pasal 2 : Cukup Jelas

Pasal 3 : Cukup Jelas

Pasal 4 : huruf a : Cukup Jelas

huruf b : Termasuk dalam pengertian mobil kendaraan

bermotor yang dirancang khusus sebagai

kendaraan bermotor penarik ( Traktor head ) .

huruf c : Cukup Jelas

huruf d : Cukup Jelas

huruf e : Cukup Jelas

huruf f : Yang dimaksud dengan kendaraan yang

berada di bengkel-bengkel perbaikan adalah

kendaraan yang dalam keadaan rusak dan

sedang dalam perbaikan dinyatakan dengan

surat keterangan dari bengkel-bengkel resmi.

Pasal 5 : Cukup Jelas

Pasal 6 : Cukup Jelas

Pasal 7 : Cukup Jelas

Pasal 8 : Cukup Jelas

Pasal 9 : Cukup Jelas

Pasal 10 ayat (1) : Pengujian berkala pertama adalah pengujian

yang dilakukan untuk pertama kali setelah

kendaraan tersebut diterbitkan STNK ( Surat

Tanda Nomor Kendaraan ) nya.

Ayat (2) : Cukup Jelas

Ayat (3) : Cukup Jelas

Ayat (4) : Cukup Jelas

Pasal 11 : Cukup Jelas

Pasal 12 : Cukup Jelas

Pasal 13 : Cukup Jelas

Pasal 14 : Cukup Jelas

Pasal 15 : Biaya uji besarnya sesuai dengan keputusan Menteri.

Pasal 16 : Cukup Jelas

Pasal 17 : Cukup Jelas

Pasal 18 : Peran serta pihak swasta dalam turut melaksanakan

pengujian berkala kendaraan bermotor diatur berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan

keikutsertaan swasta untuk melakukan perawatan

kendaraan bermotor dalam rangka upaya pemenuhan

persyaratan teknik dan laik jalan diatur dengan keputusan

Bupati Kepala Daerah ( diantaranya bengkel perawaatan

bagi kendaraan bermesin diesel untuk memenuhi ambang

batas ketebalan asap gas buang/kadar CO gas buang ).

Pasal 19 : Cukup Jelas

Pasal 20 : Cukup Jelas

Pasal 21 : Cukup Jelas

Pasal 22 : Cukup Jelas

Pasal 23 : Cukup Jelas

Pasal 24 : Cukup Jelas

Pasal 25 : Cukup Jelas