NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG...

125
QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2012-2032 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar wilayah, dan antar pelaku dalam pemanfaatan ruang di Kabupaten Aceh Barat, diperlukan pengaturan penataan ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdayaguna, berhasilguna, berbudaya dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan; b. bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang, memerlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif dan partisipatif, agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan; c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) dan Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka perlu disusun rencana tata ruang wilayah kabupaten; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Qanun Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Barat; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 4. Undang-Undang . . . SALINAN

Transcript of NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG...

Page 1: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT

NOMOR 1 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2012-2032

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH BARAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar wilayah, dan antar pelaku dalam pemanfaatan ruang di Kabupaten Aceh Barat, diperlukan pengaturan penataan ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdayaguna, berhasilguna, berbudaya dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan;

b. bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang, memerlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif dan partisipatif, agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan;

c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka perlu disusun rencana tata ruang wilayah kabupaten;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Qanun Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Barat;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

4. Undang-Undang . . .

SALINAN

Page 2: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 2 -

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah dirubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4633);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembahan Negara Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Republik Indonesia Nomer 22 tahun 2012 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5280);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

12. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Aceh Tahun 2011 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Aceh Nomor 38);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH BARAT

dan

BUPATI ACEH BARAT

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : QANUN TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2012–2032.

BAB I . . .

Page 3: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 3 -

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Qanun ini, yang dimaksud dengan: 1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,

dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.

2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

3. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

4. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

5. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

6. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

7. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

8. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

9. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

10. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Barat adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Daerah.

11. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

12. Wilayah kabupaten adalah seluruh wilayah Kabupaten Aceh Barat yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.

14. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan serta nilai sejarah dan budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

15. Kawasan hutan . . .

Page 4: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 4 -

15. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

16. Kawasan Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

17. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan yang mewakili ekosistem khas yang merupakan habitat alami yang memberikan perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam.

18. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi dan sebagai tempat serta ruang di sekitar situs purbakala dan kawasan yang memiliki bentukan geologi alami yang khas.

19. Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan dengan kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis dan geografis pada satu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

20. Kawasan sekitar danau/waduk adalah kawasan sekeliling danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk.

21. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.

22. Kawasan Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.

23. Kawasan peruntukan pertanian adalah kawasan yang dialokasikan dan memenuhi kriteria untuk budidaya tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan.

24. Kawasan peruntukan perkebunan adalah kawasan yang memiliki sumber daya lahan yang didapat dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan rakyat dan perkebunan besar.

25. Kawasan peruntukan industri adalah kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri kecil, sedang, dan besar.

26. Kawasan peruntukan perikanan adalah kawasan yang memiliki sumber daya lahan perairan air tawar, air laut, dan air payau yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan dan perikanan tangkap.

27. Kawasan Pesisir adalah wilayah pesisir tertentu yang ditunjukkan dan atau ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kriteria tertentu, seperti karakter fisik, biologi, sosial dan ekonomi untuk dipertahankan keberadaannya.

28. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau didirikan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

29. Kawasan Peruntukan . . .

Page 5: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 5 -

29. Kawasan Peruntukan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

30. Kawasan Permukiman Perkotaan adalah kawasan dengan kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

31. Kawasan Permukiman Perdesaan adalah kawasan dengan kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam dengan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

32. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KKP) adalah wilayah yang memiliki potensi sumber daya bahan tambang dan merupakan tempat dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan, baik di wilayah daratan maupun perairan.

33. Wilayah Pertambangan yang selanjutnya disebut WP adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional.

34. Wilayah Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut WUP adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi.

35. Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut WIUP, adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.

36. Wilayah Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disebut WPR, adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.

37. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

38. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.

39. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

40. Kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk kepentingan kegiatan pertahanan dan keamanan, yang terdiri dari kawasan latihan militer, Kawasan Pangkalan TNI Angkatan

Udara, . . .

Page 6: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 6 -

Udara, Kawasan Pangkalan TNI Angkatan Laut dan kawasan militer lainnya.

41. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan keamanan negara, ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

42. Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disebut KSP adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara regional dalam aspek pertahanan keamanan negara, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan/atau pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi.

43. Kawasan Strategis Kabupaten yang selanjutnya disingkat KSK adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting bagi Kabupaten Aceh Barat dalam aspek pertahanan keamanan negara, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan/atau pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi.

44. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disingkat PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

45. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disingkat PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/ kota.

46. Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan yang selanjutnya disingkat PKL Perkotaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/ kota atau beberapa Kecamatan.

47. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disingkat PPK adalah kota Kecamatan yang mempunyai potensi untuk berfungsi sebagai pusat jasa, pusat koleksi dan distribusi, dan simpul transportasi dengan skala pelayanan desa-desa dalam satu Kecamatan yang merupakan kota kecil/ibukota Kecamatan.

48. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disingkat PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

49. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan-nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

50. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling mendukung dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hirarki.

51. Jalan arteri primer (1) adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional.

52. Jalan arteri . . .

Page 7: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 7 -

52. Jalan arteri primer (2) adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.

53. Jalan kolektor (1) adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan wilayah.

54. Jalan kolektor (2) adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

55. Jalan lokal primer (1) adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan lokal.

56. Jalan lokal primer (2) adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan lokal dengan pusat pelayanan kawasan.

57. Terminal bus adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

58. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.

59. Prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan.

60. Jaringan jalur kereta api adalah seluruh jalur kereta api yang terkait satu dengan yang lain yang menghubungkan berbagai tempat sehingga merupakan satu sistem.

61. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

62. Tatanan Kepelabuhanan adalah sistem kepelabuhanan yang memuat peran, fungsi, jenis, hirarki pelabuhan, rencana induk pelabuhan dan lokasi pelabuhan serta keterpaduan intra dan antar moda serta keterpaduan dengan sektor lain.

63. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.

64. Terminal khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat

untuk melayani . . .

Page 8: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 8 -

untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

65. Wilayah Sungai yang selanjutnya disingkat WS adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

66. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

67. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

68. Air Baku (untuk air minum rumah tangga) adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

69. Wilayah Pelayanan Air Bersih adalah wilayah yang layak medapatkan suplai air minum dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan, dikelola oleh suatu badan tertentu, dan cakupan palayanan sesuai dengan periode perencanaan.

70. Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah Suatu kesatuan bangunan-bangunan yang berfungsi mengolah air baku meniadi air bersih/minum.

71. Drainase Perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan hidup manusia.

72. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

73. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

74. Peraturan Zonasi adalah pedoman yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam perencanaan rinci tata ruang.

75. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

76. Insentif . . .

Page 9: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 9 -

76. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan rangsangan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.

77. Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi pelaksanaan kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

78. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.

79. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

80. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat BKPRD adalah badan bersifat adhoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi dan Kabupaten/Kota dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam koordinasi penataan ruang di kabupaten.

81. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Barat yang merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Bupati.

82. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

83. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

84. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara pemerintahan kabupaten yang terdiri atas Bupati dan perangkat daerah Kabupaten Aceh Barat.

85. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten yang selanjutnya disingkat DPRK adalah unsur penyelenggara pemerintahan Kabupaten Aceh Barat yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

86. Bupati adalah Kepala Pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

BAB II . . .

Page 10: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 10 -

BAB II AZAS PENATAAN RUANG KABUPATEN

Pasal 2

RTRW Kabupaten didasarkan atas 4 (empat) azas, yaitu: (1) Manfaat, yaitu menjadikan wilayah kabupaten melalui

pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin pola pemanfaatan ruang.

(2) Keseimbangan dan Keserasian yaitu menciptakan keseimbangan dan keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang.

(3) Kelestarian yaitu menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungan yang tercermin dari pola intensitas pemanfaatan ruang.

(4) Keterbukaan yaitu bahwa setiap orang/pihak dapat memperoleh keterangan mengenai produk perencanaan tata ruang guna berperan serta dalam proses penataan ruang.

BAB III PERAN DAN FUNGSI RTRW KABUPATEN

Pasal 3

(1) Peran RTRW Kabupaten adalah: a. sebagai dasar pertimbangan dalam menyusun Rencana

Program Jangka Panjang Nasional, Provinsi dan Kabupaten; penyelaras bagi kebijakan Rencana Tata Ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten; dan pedoman bagi pelaksanaan perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Aceh Barat sampai pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten;

b. sebagai dasar pertimbangan dalam menyusunan Peraturan Zonasi Kawasan, Rencana Tata Ruang Kota (RTRK)/Kawasan Strategis, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan dan Masterplan Kawasan; dan

c. sebagai dasar pertimbangan dalam penyelarasan penataan ruang antar wilayah lain yang berbatasan; dan kebijakan pemanfaatan ruang kabupaten, lintas Kecamatan, dan lintas ekosistem serta Kawasan Strategis Kabupaten Aceh Barat.

(2) RTRW Kabupaten berfungsi sebagai arahan struktur dan pola ruang, pemanfaatan sumber daya, dan pembangunan daerah serta penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. RTRW Kabupaten juga berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten dan pedoman penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten.

BAB IV . . .

Page 11: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 11 -

BAB IV LINGKUP PENATAAN RUANG KABUPATEN

Pasal 4

(1) Lingkup wilayah perencanaan Kabupaten Aceh Barat, dengan batas yang ditentukan berdasarkan aspek administrasi mencakup wilayah daratan seluas 2.764,08 km2, yang terdiri dari 12 Kecamatan, 32 mukim dan 322 gampong, wilayah laut kewenangan sejauh 4 mil sejauh garis pangkal seluas 37,18 km2, wilayah udara di atas daratan dan laut kewenangan, serta termasuk ruang di dalam bumi di bawah wilayah daratan dan laut kewenangan.

(2) Batas-batas wilayah kabupaten Aceh Barat, meliputi: a. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Aceh

Tengah, dan Kabupaten Nagan Raya; b. Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudera

Indonesia; c. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Aceh

jaya, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Aceh Tengah; dan

d. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Samudera Indonesia.

(3) Lingkup wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan Ibukota Meulaboh; b. Kecamatan Samatiga Ibukota Suak Timah; c. Kecamatan Bubon Ibukota Banda Layung; d. Kecamatan Arongan Lambalek Ibukota Drien Rampak; e. Kecamatan Woyla Ibukota Kuala Bhee; f. Kecamatan Woyla Barat Ibukota Pasi Mali; g. Kecamatan Woyla Timur Ibukota Tangkeh; h. Kecamatan Kaway XVI Ibukota Keude Aron; i. Kecamatan Meureubo Ibukota Meureubo; j. Kecamatan Pante Ceureumen Ibukota Pante Ceureumen; k. Kecamatan Sungai Mas Ibukota Kajeung; dan l. Kecamatan Panton Reu Ibukota Meutulang.

Pasal 5

RTRW Kabupaten Aceh Barat yang diatur dalam Qanun ini substansinya memuat tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 6

Lingkup materi perencanaan tata ruang Kabupaten Aceh Barat terdiri atas: 1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten; 2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten;

3. Rencana . . .

Page 12: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 12 -

3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten; 4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten; 5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten; 6. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten; dan 7. Peran Serta Masyarakat dalam Kegiatan Penataan Ruang

Wilayah Kabupaten.

BAB V TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu Tujuan

Pasal 7

Penataan ruang Kabupaten Aceh Barat bertujuan untuk “mewujudkan wilayah Kabupaten Aceh Barat sebagai daerah termaju di koridor pantai barat selatan Aceh yang didukung bidang pendidikan dan kegiatan perdagangan berbasis pertanian, perkebunan, dan perikanan dengan memperhatikan mitigasi kebencanaan”.

Bagian Kedua Kebijakan

Pasal 8

(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ditetapkan kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten.

(2) Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pengembangan infrastruktur pendukung bersinergis

dengan pusat kegiatan permukiman, agrobisnis, perdagangan dan pendidikan yang berdaya saing eksternal skala pantai Barat Selatan Aceh;

b. pengelolaan kawasan lindung; c. pengelolaan kawasan budidaya kehutanan; d. pengembangan lahan pertanian tananam pangan; e. pengembangan lahan perkebunan; f. pengembangan pemanfaatan potensi perikanan dan

kelautan sesuai potensi lestari; g. pengembangan sektor industri; h. pengembangan sektor perdagangan berdaya saing koridor

pantai barat selatan Aceh; i. pengembangan wisata potensial yang ramah lingkungan

dan ramah budaya; j. pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan; k. pengembangan kawasan pendidikan yang melayani

wilayah pantai barat selatan Aceh;

l. pengendalian . . .

Page 13: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 13 -

l. pengendalian perkembangan kawasan dengan memperhatikan daya dukung, daya tampung dan kebencanaan;

m. peningkatan perkembangan kawasan; dan n. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan

keamanan negara.

Bagian Ketiga Strategi

Pasal 9

(1) Untuk melaksanakan kebijakan penataan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) ditetapkan strategi penataan ruang wilayah kabupaten.

(2) Strategi untuk kebijakan pengembangan infrastruktur pendukung bersinergis dengan pusat kegiatan permukiman, agrobisnis, perdagangan dan pendidikan yang berdaya saing eksternal skala pantai Barat Selatan Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a meliputi: a. mendorong terwujudnya sistem pusat kegiatan dengan

melengkapi fasilitas pelayanan sesuai hirarki kota;

b. meningkatkan aksesibilitas antar pusat kegiatan secara eksternal dan internal;

c. mengembangkan simpul-simpul transportasi selaras hirarki kota;

d. mengembangkan energi dan telekomunikasi; e. mengembangkan jaringan prasarana sumber daya air; f. menyediakan sarana prasarana persampahan dan

meningkatkan sistem pengelolaan ramah lingkungan; g. mengembangkan dan menyediakan air bersih sesuai

potensi air baku; h. menyediakan sistem pengolahan air limbah ramah

lingkungan; dan i. mengembangkan infrastruktur pengendali banjir.

(3) Strategi untuk kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b meliputi: a. menjaga, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

kawasan lindung; b. mewujudkan partisipasi masyarakat pada kegiatan

konservasi dan pemeliharaan lingkungan; dan c. Pemanfaatan jasa lingkungan.

(4) Strategi untuk kebijakan pengelolaan kawasan budidaya kehutanan baik di hutan produksi maupun yang berada di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c meliputi: a. mengembangkan tanaman unggulan rakyat untuk

memenuhi kebutuhan pangan berbasis kehutanan; b. memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan; dan

c. meningkatkan . . .

Page 14: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 14 -

c. meningkatkan peran serta masyarakat lokal sekitar kawasan hutan dalam pengelolaan hutan secara lestari.

(5) Strategi untuk kebijakan pengembangan lahan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf d, meliputi: a. mengembangkan kawasan agropolitan; b. menetapkan fungsi lahan pertanian berkelanjutan; c. mengembangkan pertanian lahan basah dengan

ekstensifikasi dan intensifikasi; dan d. mengembangkan pertanian lahan kering secara terpadu

dengan kegiatan budidaya lainnya yang sesuai.

(6) Strategi untuk kebijakan pengembangan lahan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf e meliputi: a. mengintensifkan, ekstensifikasi dan diversifikasi

komoditas hasil perkebunan; dan b. mengembangkan secara terpadu antara perkebunan besar

dan rakyat.

(7) Strategi untuk kebijakan pengembangan pemanfaatan potensi perikanan sesuai potensi lestari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf f meliputi: a. mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap, budi

daya laut, air payau, dan tawar; b. memantapkan pembangunan sarana dan prasarana

perikanan; dan c. mengembangkan Kawasan Minapolitan.

(8) Strategi untuk kebijakan pengembangan sektor industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf g meliputi: a. mengembangkan industri; dan b. mengembangkan agroindustri ramah lingkungan.

(9) Strategi untuk kebijakan pengembangan sektor perdagangan berdaya saing koridor pantai Barat Selatan Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf h, meliputi: a. merevitalisasi dan mengembangkan prasarana

perdagangan dan pasar modern; b. memantapkan peran dan meningkatkan kegiatan

perdagangan tradisional; dan c. menyelaraskan kegiatan perdagangan tradisional dan

modern.

(10) Strategi untuk kebijakan pengembangan wisata potensial yang ramah lingkungan dan ramah budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf i, meliputi: a. mengembangkan ekowisata, dan wisata budaya; dan b. mengembangkan sistem informasi, promosi, akomodasi,

dan infrastruktur.

(11) Strategi untuk kebijakan pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf j meliputi:

a. memanfaatkan . . .

Page 15: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 15 -

a. memanfaatkan dan mengelola sumber daya mineral ramah lingkungan;

b. memanfaatkan potensi tambang; c. merehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya

alam; dan d. melakukan gerakan penanaman pohon dan penghijauan

lingkungan.

(12) Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan pendidikan yang melayani wilayah pantai barat selatan Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf k meliputi: a. mengembangkan kampus perguruan tinggi; b. mengembangkan sarana pendidikan lainnya; c. menyediakan akses transportasi di kawasan pendidikan;

dan d. menyediakan lahan pendukung kegiatan pendidikan yaitu

lahan kampus, permukiman sekitar kampus, dan perdagangan dan jasa.

(13) Strategi untuk kebijakan pengendalian perkembangan kawasan dengan memperhatikan daya dukung, daya tampung, dan kebencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf l meliputi: a. mengendalikan perkembangan kawasan cepat tumbuh di

koridor kawasan pesisir dan kota-kota pantai; b. mengendalikan kegiatan budidaya secara ketat di kawasan

lindung; c. membatasi perkembangan permukiman sesuai daya

dukung dan daya tampung; d. mengembangkan kegiatan budidaya terbatas pada

kawasan rawan bencana; dan e. mengembangkan sistem mitigasi bencana pada setiap

kawasan rawan bencana.

(14) Strategi untuk kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf n meliputi: a. mendukung fungsi untuk pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di

dalam dan di sekitar kawasan fungsi untuk pertahanan dan keamanan; dan

c. menjaga dan memelihara aset pertahanan dan keamanan.

BAB VI RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 10

(1) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten, terdiri atas: a. sistem pusat kegiatan; dan b. sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.

(2) Rencana . . .

Page 16: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 16 -

(2) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini.

Bagian Kedua

Sistem Pusat Kegiatan

Pasal 11

(1) Penetapan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a meliputi: a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp); c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

(2) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu Meulaboh, meliputi Kecamatan Johan Pahlawan dan Kecamatan Meureubo sebagai ibukota Kabupaten Aceh Barat berfungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan, jasa, pendidikan dan kesehatan untuk beberapa kabupaten yang berada di koridor pantai Barat - Selatan Aceh.

(3) Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yaitu Meutulang di Kecamatan Panton Reu, berfungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa untuk beberapa Kecamatan sekitar meliputi, Kecamatan Pante Ceureumen dan Sungai Mas.

(4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) sebagai pusat pelayanan skala Kecamatan untuk perdagangan, jasa, pemerintahan, kesehatan, olah raga dan umum, meliputi: a. PPK Keude Aron di Kecamatan Kaway XVI; b. PPK Drien Rampak di Kecamatan Arongan Lambalek; c. PPK Kuala Bhee di Kecamatan Woyla; d. PPK Pasi Mali di Kecamatan Woyla Barat; e. PPK Pante Ceureumen di Kecamatan Pante Ceureumen; f. PPK Kajeung di Kecamatan Sungai Mas; g. PPK Tangkeh di Kecamatan Woyla Timur; h. PPK Banda Layung di Kecamatan Bubon; dan i. PPK Suak Timah di Kecamatan Samatiga.

(5) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) berfungsi sebagai pusat pelayanan skala antar gampong untuk pemerintahan, kesehatan, dan umum, meliputi: a. PPL Pasi Jeumpa berada di Kecamatan Kaway XVI; b. PPL Ranto Panyang berada di Kecamatan Meureubo; c. PPL Kuta Padang berada di Kecamatan Bubon; d. PPL Cot Murong berada di Kecamatan Woyla; e. PPL Woyla Tunong berada di Kecamatan Woyla Timur; f. PPL Lhok Bubon berada di Kecamatan Samatiga; g. PPL Lambalek berada di Kecamatan Arongan Lambalek; h. PPL Manjeng berada di Kecamatan Pante Ceureumen; i. PPL Lhok Male berada di Kecamatan Woyla Barat; dan j. PPL Tungkop berada di Kecamatan Sungai Mas.

Bagian Ketiga . . .

Page 17: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 17 -

Bagian Ketiga Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten

Pasal 12

(1) Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b meliputi: a. sistem jaringan prasarana utama; dan b. sistem jaringan prasarana lainnya.

(2) Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perndang-undangan.

Paragraf 1

Sistem Jaringan Prasarana Utama

Pasal 13

Rencana sistem prasarana utama di wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, meliputi: a. sistem jaringan transportasi darat; dan b. sistem jaringan transportasi laut.

Pasal 14

(1) Sistem Jaringan Transportasi Darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a terdiri atas: a. jaringan jalan dan jembatan. b. jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; c. jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan; d. jaringan perkeretaapian; dan e. jaringan transportasi penyeberangan.

(2) Jaringan jalan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. Jaringan jalan nasional yang berada di Kabupaten Aceh

Barat dengan panjang total ruas jalan 150,29 km meliputi: 1. jaringan jalan arteri primer (K1) dengan panjang total

ruas jalan 53,56 km terdiri atas: a) ruas jalan Batas Kota Meulaboh - Batas Aceh Jaya

dengan panjang ruas jalan 42,05 km; b) ruas jalan Batas Kota Meulaboh – Batas Nagan

Raya dengan panjang ruas jalan 8,06 km; c) ruas jalan Iskandar Muda (Meulaboh), dengan

panjang ruas jalan 1,27 km; d) ruas jalan Nasional (Meulaboh), dengan panjang

ruas jalan 1,08 km; dan e) ruas jalan Simpang Empat Rundeng – Batas Kota

Meulaboh 1,10 km (arah ke Tapak Tuan). 2. jaringan jalan kolektor primer 1 (K2) dengan status

jalan strategis nasional meliputi ruas jalan batas Pidie - Meulaboh sepanjang 96,73 km.

b. jaringan . . .

Page 18: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 18 -

b. jaringan jalan provinsi yang ada di Kabupaten Aceh Barat dengan panjang total ruas jalan 47,03 km berupa jalan kolektor primer 2 (K3) terdiri atas: 1. ruas jalan Peuribu – Kuala Bhee – Simpang Suak

Timah dengan panjang ruas jalan 41,96 km; dan 2. ruas jalan Kuala Bubon – Pinem dengan panjang ruas

jalan 5,07 km; c. jaringan jalan kabupaten yang ada di kabupaten Aceh

Barat, dengan total panjang ruas jalan 524,38 km: 1. ruas Jalan Teuku Umar (0,78 km) – jalan Merdeka

(0,75 km) dengan total panjang ruas jalan 1,53 km; 2. ruas jalan Gang Seunagan, dengan panjang ruas

jalan 0,08 km; 3. ruas jalan R.A Kartini, dengan panjang ruas jalan

0,15 km; 4. ruas jalan H.Daud Dariah I, dengan panjang ruas

jalan 0,16 km; 5. ruas jalan Musi, dengan panjang ruas jalan 0,95 km; 6. ruas jalan Yos Sudarso dengan panjang ruas jalan

0,82 km; 7. ruas jalan Pocut Baren, dengan panjang ruas jalan

0,58 km; 8. ruas jalan Masjid, dengan panjang ruas jalan 0,10

km; 9. ruas jalan Pekan, dengan panjang ruas jalan 0,15 km; 10. ruas jalan Samudera I, dengan panjang ruas jalan

1,29 km; 11. ruas jalan Samudera II (0,74 km) – jalan Diponegoro

(0,97 km) – jalan M. Husni Thamrin (0,27 km), dengan total panjang ruas jalan 1,98 km;

12. ruas jalan Blang Pulo I, dengan panjang ruas jalan 0,37 km;

13. ruas jalan Blang Pulo II, dengan panjang ruas jalan 0,83 km;

14. ruas jalan Blang Pulo III, dengan panjang ruas jalan 0,27 km;

15. ruas jalan H.Daud Dariah II, dengan panjang ruas jalan 0,58 km;

16. ruas jalan Tgk. Chik Ali Akbar, dengan panjang ruas jalan 0,30 km;

17. ruas jalan Panda, dengan panjang ruas jalan 0,24 km;

18. ruas jalan T. Nyak Arief, dengan panjang ruas jalan 0,30 km;

19. ruas jalan Asrama TNI, dengan panjang ruas jalan 0,53 km;

20. ruas jalan Cut Mutia, dengan panjang ruas jalan 0,77 km;

21. ruas jalan Bungong Jaroe, dengan panjang ruas jalan 1,23 km;

22. ruas jalan . . .

Page 19: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 19 -

22. ruas jalan Syiah kuala, dengan panjang ruas jalan 2,54 km;

23. ruas jalan Malem Dewa, dengan panjang ruas jalan 0,76 km;

24. ruas jalan Jurong Teungoh, dengan panjang ruas jalan 0,40 km;

25. ruas jalan Punti, dengan panjang ruas jalan 0,72 km; 26. ruas jalan Punti I – Punti II, dengan panjang ruas

jalan 0,30 km; 27. ruas jalan Manek Roo - Bakti KORPRI, dengan

panjang ruas jalan 1,56 km; 28. ruas jalan Kuini, dengan panjang ruas jalan 0,76 km; 29. ruas jalan Geurutee, dengan panjang ruas jalan 0,77

km; 30. ruas jalan Geureute II, dengan panjang ruas jalan

0,64 km; 31. ruas jalan Seulawah, dengan panjang ruas jalan 0,33

km; 32. ruas jalan Singah Mata I (0,80 km) – jalan Singah

Mata II (2,02 km) dengan total panjang ruas jalan 2,85 km;

33. ruas jalan Swadaya (0,74 km) – jalan Cendrawasih (0,57 km), dengan total panjang ruas jalan 1,31 km;

34. ruas jalan Abadi, dengan panjang ruas jalan 0,31 km; 35. ruas jalan Garuda, dengan panjang ruas jalan 0,39

km; 36. ruas jalan Bakti Pemuda I (0,73 km) – jalan Bakti

Pemuda II (1,19 km), dengan total panjang ruas jalan 1,92 km;

37. ruas jalan Beringin Jaya, dengan panjang ruas jalan 0,63 km;

38. ruas jalan Lueng Aneuk Ayee – Beringin Jaya, dengan panjang ruas jalan 1,68 km;

39. ruas jalan Sentosa, dengan panjang ruas jalan 0,77 km;

40. ruas jalan Industri, dengan panjang ruas jalan 0,35 km;

41. ruas jalan Purnama (0,50 km) – jalan Drien Datok Seuneubok (0,17 km), dengan total panjang ruas jalan 0,67 km;

42. ruas jalan Beruang – Purnama, dengan panjang ruas jalan 0,15 km;

43. ruas jalan Kesehatan – Cot Lawang, dengan panjang ruas jalan 0,44 km;

44. ruas jalan Cot Lawang – Gampong Darat, dengan panjang ruas jalan 1,34 km;

45. ruas jalan Bijaksana, dengan panjang ruas jalan 1,45 km;

46. ruas jalan Tgk. Dirundeng (0,82 km) – jalan Terendam (0,82 km), dengan total panjang ruas jalan 1,64 km;

47. ruas jalan . . .

Page 20: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 20 -

47. ruas jalan Inspeksi Krueng Cangkoi, dengan panjang ruas jalan 1,80 km;

48. ruas jalan Taman Makam Pahlawan (0,60 km) – jalan Pertamina (0,81 km), dengan total panjang ruas jalan 1,41 km;

49. ruas jalan Letnan Mubin, dengan panjang ruas jalan 2,70 km;

50. ruas jalan Jembatan Besi – Gampong Gampa, dengan panjang ruas jalan 1,10 km;

51. ruas jalan Beringin Maju, dengan panjang ruas jalan 1,72 km;

52. ruas jalan Othman, dengan panjang ruas jalan 1,04 km;

53. ruas jalan Ujong Kalak, dengan panjang ruas jalan 0,48 km;

54. ruas jalan Sutomo, dengan panjang ruas jalan 0,29 km;

55. ruas jalan Cut Nyak Dhien (0,60 km) – jalan Tgk. Chik Di Tiro (0,24 km), dengan total panjang ruas jalan 0,84 km;

56. ruas jalan Jendral Sudirman (0,46 km) – jalan Perdagangan (0,19 km), dengan panjang ruas jalan 0,65 km;

57. ruas jalan K.H. Ahmad Dahlan, dengan panjang ruas jalan 0,34 km;

58. ruas jalan Daftaruddin, dengan panjang ruas jalan 0,16 km;

59. ruas jalan Kuta Asan – Samudera II, dengan panjang ruas jalan 0,40 km;

60. ruas jalan Abdullah PK – jalan Generasi, dengan panjang ruas jalan 2,04 km;

61. ruas jalan Masjid Gampa, dengan panjang ruas jalan 1,65 km;

62. ruas jalan SD Gampa, dengan panjang ruas jalan 0,81 km;

63. ruas jalan Disbun – jalan Generasi, dengan panjang ruas jalan 1,75 km;

64. ruas jalan Seuneubok Arona, dengan panjang ruas jalan 1,61 km;

65. ruas jalan Kiblat – Generasi, dengan panjang ruas jalan 1,71 km;

66. ruas jalan Generasi – Lapang, dengan panjang ruas jalan 2,78 km;

67. ruas jalan Diklat SKB dengan panjang ruas jalan 0,39 km;

68. ruas jalan Cot Kandeh – Kompi C Lapang dengan panjang ruas jalan 1,62 km;

69. ruas jalan Cot Nibong – SMA Unggul, dengan panjang ruas jalan 3,03 km;

70. ruas jalan Lapang – Ujong Beurasok – Kayu Putih, dengan panjang ruas jalan 4,73 km;

71. ruas jalan . . .

Page 21: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 21 -

71. ruas jalan Ujong Beurasok – Cot Seumeureung, dengan panjang ruas jalan 6,33 km;

72. ruas jalan Putro Ijo – Paya Lumpat, dengan panjang ruas jalan 9,88 km;

73. ruas jalan SMK – Suak Raya, dengan panjang ruas jalan 1,75 km;

74. ruas jalan Kuta Paya – Bungong Jaroe, dengan panjang ruas jalan 1,50 km;

75. ruas jalan Suak Sigadeng – Seuneubok, dengan panjang ruas jalan 1,75 km;

76. ruas jalan Suak Sigadeng – Suak Raya, dengan panjang ruas jalan 2,40 km;

77. ruas jalan Masjid Suak Sigadeng, dengan panjang ruas jalan 0,65 km;

78. ruas jalan Suak Raya (jalan Beco) - Seuneubok, dengan panjang ruas jalan 1,49 km;

79. ruas jalan Blang Beurandang – Paya Lumpat, dengan panjang ruas jalan 10,36 km;

80. ruas jalan Beureugang – Keude Aron, dengan panjang ruas jalan 1,60 km;

81. ruas jalan Keude Aron – Gampong Mesjid, dengan panjang ruas jalan 0,90 km;

82. ruas jalan Gampong Mesjid – Keude Aron, dengan panjang ruas jalan 1,29 km;

83. ruas jalan Kuala Bhee – Bakat, dengan panjang ruas jalan 0,87 km;

84. ruas jalan Makam Teuku Umar, dengan panjang ruas jalan 1,97 km;

85. ruas jalan Mugoe – Sibintang, dengan panjang ruas jalan 4,99 km;

86. ruas jalan Beurawang – Rambong, dengan panjang ruas jalan 2,13 km;

87. ruas jalan Layueng – Gunong Meuh, dengan panjang ruas jalan 12,43 km;

88. ruas jalan Gunong Panah – Kuala Plieng, dengan panjang ruas jalan 2,64 km;

89. ruas jalan Ranto Panyang – Gunong Kleng, dengan panjang ruas 8,15 km;

90. ruas jalan Padang Mancang – Peunia, dengan panjang ruas jalan 2,01 km;

91. ruas jalan Gampong Mesjid – Simpang Peunia, dengan panjang ruas jalan 1,73 km;

92. ruas jalan Peunia – Simpang, dengan panjang ruas jalan 1,73 km;

93. ruas jalan Peunia – Geunang Geudong, dengan panjang ruas jalan 4,14 km;

94. ruas jalan Tumpok Ladang – Balee, dengan panjang ruas jalan 7,86 km;

95. ruas jalan Meunasah Rayeuk – Paya Baro – Reudeup dengan panjang ruas jalan 9,84 km;

96. ruas jalan . . .

Page 22: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 22 -

96. ruas jalan Gampong Cot – Lhok Bubon, dengan panjang ruas jalan 3,31 km;

97. ruas jalan Suak Pandan – Lhok Bubon, dengan panjang ruas jalan 0,92 km;

98. ruas jalan Reusak – Masjid Baro, dengan panjang ruas jalan 0,87 km;

99. ruas jalan Reusak – Cot Amun, dengan panjang ruas jalan 0,92 km;

100. ruas jalan Ujong Nga – Pinem, dengan panjang ruas jalan 1,70 km;

101. ruas jalan Mesjid Baro – Leukeun, dengan panjang ruas jalan 1,06 km;

102. ruas jalan Blang Mee – Seuradeuk, dengan panjang ruas jalan 23,26 km;

103. ruas jalan Tangkeh – Blang Luah, dengan panjang ruas jalan 2,90 km;

104. ruas jalan Semulieng – Cot Murong, dengan panjang ruas jalan 5,94 km;

105. ruas jalan Suak Trieng – Padang Sikabu, dengan panjang ruas jalan 4,09 km;

106. ruas jalan Cot Trueng – Pasi Jeumpa, dengan panjang ruas jalan 4,22 km;

107. ruas jalan PIR Gampong I – PIR Gampong II, dengan panjang ruas jalan 18,02 km;

108. ruas jalan Cot Lada – Pelanteu, dengan panjang ruas jalan 3,87 km;

109. jalan Peulanteu LB – Cot Gajah Matee, dengan panjang ruas jalan 4,09 km;

110. ruas jalan Simpang IV – Ujong Simpang – Peulanteu, dengan panjang ruas jalan 5,11 km;

111. ruas jalan Sp. Arongan – Drien Rampak, dengan panjang ruas jalan 3,83 km;

112. ruas jalan Cot Trueng – Perumahan Sosial, dengan panjang ruas jalan 2,48 km;

113. ruas jalan Lingkar Suak Timah, dengan panjang ruas jalan 0,95 km;

114. ruas jalan Tgk. Bubon, dengan panjang ruas jalan 0,30 km;

115. ruas jalan Pungki – Meunuang Tanjong, dengan panjang ruas jalan 3,01 km;

116. ruas jalan Pungki – Peulanteu dengan panjang ruas jalan 5,91 km;

117. ruas jalan Pante Ceureumen – Keutambang, dengan panjang ruas jalan 5,47 km;

118. ruas jalan Liceh – Suak Pangkat, dengan panjang ruas jalan 3,61 km;

119. ruas jalan Kuta Padang – Alue Lhok, dengan panjang ruas jalan 3,10 km;

120. ruas jalan Seuneubok – Rimba Langgeh, dengan panjang ruas jalan 4,30 km;

121. ruas jalan . . .

Page 23: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 23 -

121. ruas jalan Paya Dua – Paya Luah, dengan panjang ruas jalan 3,90 km;

122. ruas jalan Leukeun – Keureseng, dengan panjang ruas jalan 3,84 km;

123. ruas jalan Suak Geudebang – Suak Seumaseh, dengan panjang ruas jalan 1,10 km;

124. ruas jalan Delima, dengan panjang ruas jalan 0,51 km;

125. ruas jalan Suak Seukee – Cot Seulamat, dengan panjang ruas jalan 6,50 km;

126. ruas jalan Cot Manggi, dengan panjang ruas jalan 0,42 km;

127. ruas jalan Arongan – Cot Kumbang, dengan panjang ruas jalan 3,48 km;

128. ruas jalan Pasi Meugat – Sp. III Trans, dengan panjang ruas jalan 8,90 km;

129. ruas jalan Palimbungan – Blang Geunang, dengan ruas jalan 3,73 km;

130. ruas jalan Alue Bagok – Alue Batee, dengan panjang ruas jalan 5,94 km;

131. ruas jalan Tungkop – Tanoh Mirah, dengan panjang ruas jalan 6,29 km;

132. ruas jalan Tanoh Mirah – Pungki, dengan panjang ruas jalan 11,71 km

133. ruas jalan Pungki – Tutut, dengan panjang ruas jalan 18,50 km;

134. ruas jalan Makam Pocut Baren, dengan panjang ruas jalan 2,89 km;

135. ruas jalan Padat Karya, dengan panjang ruas jalan 0,77 km;

136. ruas jalan Lingkar Kuala Bhee, dengan panjang ruas jalan 1,65 km;

137. ruas jalan Marek – Pasi Jambu, dengan panjang ruas jalan 3,42 km;

138. ruas jalan Pasi Leuhan – Marek, dengan panjang ruas jalan 1,75 km;

139. ruas jalan Pasi Mesjid – Pasi Leuhan, dengan panjang ruas jalan 3,25 km;

140. ruas jalan Duson Raja Aceh – Pasi Leuhan, dengan panjang ruas jalan 1,32 km;

141. ruas jalan Padang Jawa – Ranto Panyang, dengan panjang ruas jalan 2,22 km;

142. ruas jalan Peunaga Pasi – Peunaga Rayeuk, dengan panjang ruas jalan 1,28 km;

143. ruas jalan Peunaga Pasi – Gunong Kleng, dengan panjang ruas jalan 1,39 km;

144. ruas jalan Pondok Gelombang – Gunong Kleng, dengan panjang ruas jalan 0,89 km;

145. ruas jalan Paya Peunaga – Alue Peunyareng, dengan panjang ruas jalan 4,70 km;

146. ruas jalan . . .

Page 24: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 24 -

146. ruas jalan Ujong Drien – Pasi Pinang, dengan panjang ruas jalan 1,95 km;

147. ruas jalan Ujong Drien – Ujong Tanjong, dengan panjang ruas jalan 1,17 km;

148. ruas jalan Peunaga Cut Ujong – Makorem – Alue Peunyareng, dengan panjang ruas jalan 6,75 km;

149. ruas jalan Alue Peunyareng – SP.I dengan panjang ruas jalan 6,40 km;

150. ruas jalan Alue Peunyareng – Bukit Jaya (SP. I), dengan panjang ruas jalan 9,05 km;

151. ruas jalan Langung – Peunaga Rayeuk, dengan panjang ruas jalan 2,12 km;

152. ruas jalan Gampong Paya Peunaga – Darul Aitami – Ujong Tanjong, dengan panjang ruas jalan 3,44 km;

153. ruas jalan Paya Perumnas – Alue Peunyareng, dengan panjang ruas jalan 2,43 km;

154. ruas jalan Suak Puntong – Alue Peunyareng, dengan panjang ruas jalan 4,60 km;

155. ruas jalan Cot Darat – Cot Seumeureung, dengan panjang ruas jalan 3,57 km;

156. ruas jalan Cot Pluh – Cot Selamat, dengan panjang ruas jalan 2,30 km;

157. ruas jalan Cot Jambee, dengan panjang ruas jalan 0,80 km;

158. ruas jalan Lubok – Krueng Tinggai, dengan panjang ruas jalan 2,44 km;

159. ruas jalan Tanjong Bungong – Geunang Geudong, dengan panjang ruas jalan 1,51 km;

160. ruas jalan Lancong, dengan panjang ruas jalan 2,16 km;

161. ruas jalan Pasi Janeng – Paya Baro , dengan panjang ruas jalan 11,28 km;

162. ruas jalan Pasi Aceh – SMP Woyla, dengan panjang ruas jalan 3,12 km;

163. ruas jalan Pasi Ara – Kubu Capang, dengan panjang ruas jalan 1,38 km;

164. ruas jalan Kp. Baro – Woyla Tunong, dengan panjang ruas jalan 5,40 km;

165. ruas jalan Lubok – Pasi Ara, dengan panjang ruas jalan 4,70 km;

166. ruas jalan Abu Madinah, dengan panjang ruas jalan 1,09 km;

167. ruas jalan Suak Bidok – Lambalek, dengan panjang ruas jalan 2,70 km;

168. ruas jalan Alue Lhee – Teladan, dengan panjang ruas jalan 3,37 km;

169. ruas jalan Gampong Teungoh – Gampong Cot, dengan panjang ruas jalan 1,74 km;

170. ruas jalan Ujong Nga – Rangkileh, dengan panjang ruas jalan 1,62 km;

171. ruas jalan . . .

Page 25: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 25 -

171. ruas jalan Pasi Mali – Cot Lagan, dengan panjang ruas jalan 4,20 km;

172. ruas jalan Blang Geunang – Babah Krueng Meulaboh, dengan panjang ruas jalan 7,15 km;

173. ruas jalan Bakat – Teumarom – Jawie, dengan panjang ruas jalan 13,30 km;

174. ruas jalan Orde Baru – Peulanteu, dengan panjang ruas jalan 1,60 km;

175. ruas jalan Lambaro Simpang – Pulo, dengan panjang ruas jalan 1,50 km;

176. ruas jalan Simpang IV – Alue Bagok, dengan panjang ruas jalan 4,13 km;

177. ruas jalan gampong Simpang – Leukeun, dengan panjang ruas jalan 10,60 km;

178. ruas jalan Seurambi Meukah – Gampong Simpang, dengan panjang ruas jalan 5,01 km;

179. ruas jalan Alue Tampak - Ujong Blang Beurandang (Jalan Serikat) dengan panjang ruas jalan 2,88 km.

d. pengembangan ruas jalan strategis Kabupaten sepanjang 196,89 km meliputi: 1. ruas jalan Elak Kota Meulaboh, Ujong Beurasok-

Jembatan Pasi Mesjid (Krueng Meureubo) dengan panjang jalan 8,00 km;

2. ruas jalan Meureubo – Ranto Panyang, dengan panjang ruas jalan 4,27 km;

3. ruas jalan Ranto panyang – Tumpok Ladang, dengan panjang ruas jalan 6,49 km;

4. ruas jalan Meunasah Rayeuk – Sawang Teubee, dengan panjang ruas jalan 15,80 km;

5. ruas jalan Tanjong Meulaboh – Pante Ceureumen, dengan panjang ruas jalan 20,26 km;

6. ruas jalan Meutulang – Pante Ceureumen, dengan panjang ruas jalan 8,03 km;

7. ruas jalan Sarah Perlak – Kajeung – Tanoh Mirah, dengan panjang ruas jalan 6,28 km;

8. ruas jalan Tanoh Mirah – Sipot, dengan panjang ruas jalan 17,21 km;

9. ruas jalan Jawie – Sipot, dengan panjang ruas jalan 6,56 km;

10. ruas jalan Bakat – Ie Sayang, dengan panjang ruas jalan 4,86 km;

11. ruas jalan Seuneubok – Alue Kuyun, dengan panjang ruas jalan 16,66 km;

12. ruas jalan Meureubo – Reudeup (RGM) dengan panjang ruas jalan 9,08 km;

13. ruas jalan Balee – Trans Sp.I – Buloh, dengan panjang ruas jalan 6,73 km;

14. ruas jalan Keutambang – Sikundo, dengan panjang ruas jalan 5,98 km;

15. ruas jalan Peuribu – Karak, dengan panjang ruas jalan 10,03 km;

16. ruas jalan . . .

Page 26: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 26 -

16. ruas jalan Peuribu - Cot Keumuneng – Karang Hampa (batas kabupaten Aceh Jaya) dengan panjang ruas jalan 32,40 km;

17. ruas jalan Suak Nie – Peulanteu dengan panjang ruas jalan, 14,80 km;

18. ruas jalan Simp. IV Buloh – Sumber Batu, dengan panjang ruas jalan 3,45 km;

e. jaringan jalan khusus sepanjang 346,35 km. f. jembatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

berupa jembatan dengan ukuran lebih dari 20 meter pada setiap simpul pertemuan antara jaringan jalan dan jaringan sungai di wilayah kabupaten Aceh Barat, meliputi: 1. jembatan Suak Raya dengan panjang 20,00 m dan

lebar 6,00 m di Kecamatan Johan Pahlawan; 2. Jembatan Mesjid Baro – Leukeun dengan panjang

20,00 m dan lebar 4,00 m di Kecamatan Samatiga; 3. jembatan Rangka Baja Krueng Bajikan dengan

panjang 100,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Pante Ceureumen;

4. jembatan Keude Aron dengan panjang 120,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Kaway XVI;

5. jembatan Rangka Baja Syiah Kuala dengan panjang 50,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Johan Pahlawan;

6. jembatan Padang Seurahet dengan panjang 20,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Johan Pahlawan;

7. jembatan Pertamina dengan panjang 20,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Johan Pahlawan;

8. jembatan Rangkileh dengan panjang 30,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

9. jembatan Cot Amun dengan panjang 32,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

10. jembatan Reusak - Mesjid Baro dengan panjang 32,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

11. jembatan Gantung Mesjid Baro dengan panjang 32,00 m dan lebar 1.50 m di Kecamatan Samatiga;

12. jembatan Cot Pluh - Cot Seulamat I dengan panjang 35,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

13. jembatan Krueng Tujoh dengan panjang 34,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Meureubo;

14. jembatan Pasi Mesjid dengan panjang 12,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Johan Pahlawan;

15. jembatan Gantung Gampong Lango dengan panjang 120,00 m dan lebar 1.75 m di Kecamatan Pante Ceureumen;

16. jembatan Gantung Kuala Manyeu dengan panjang 120,00 m dan lebar 1.75 m di Kecamatan Panton Reu;

17. jembatan Gantung Ujong Raja - Paya Baro Muko dengan panjang 120,00 m dan lebar 1.75 m Di Kecamatan Panton Reu;

18. jembatan. . .

Page 27: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 27 -

18. jembatan Gantung Pasi Jeumpa – Palimbungan dengan panjang 120,00 m dan lebar 2.50 m di Kecamatan Kaway XVI;

19. jembatan Gantung Tanjong Meulaboh dengan panjang 120,00 m dan lebar 1.75 m di Kecamatan Kaway XVI;

20. jembatan Ulee Raket dengan panjang 120 m dan lebar 7 m di Kecamatan Kaway XVI;

21. jembatan Gantung Babah Krueng Teplep dengan panjang 120,00 m dan lebar 1.75 m di Kecamatan Pante Ceureumen;

22. jembatan Gantung Meunasah Buloh dengan panjang 120,00 m dan lebar 2,00 m di Kecamatan Kaway XVI;

23. jembatan Gantung Blang Teungoh – Sibintang dengan panjang 80,00 m dan lebar 2.50 m di Kecamatan Panton Reu;

24. jembatan Gantung Meunuang Kinco - Alue Keumang dengan panjang 120,00 m di Kecamatan Pante Ceureumen;

25. jembatan Rangka Baja Pasi Mali - Ranto Panyang dengan panjang 120,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Woyla Barat;

26. jembatan Gantung Lhok Malee - Cot Lagan dengan panjang 120,00 m di Kecamatan Woyla Barat;

27. jembatan Gantung Pasi Lunak - Kuala Bhee dengan panjang 120,00 m di Kecamatan Woyla;

28. jembatan Gantung Blang Balee dengan panjang 34,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

29. jembatan Gantung Mugo Cut dengan panjang 80,00 m dan lebar 1.70 m di Kecamatan Panton Reu;

30. jembatan Kuala Manyeu dengan panjang 100,00 m dan lebar 1.70 m di Kecamatan Panton Reu;

31. jembatan Gantung Kp. Baro – Tamping dengan panjang 120,00 m di Kecamatan Kaway XVI;

32. jembatan Gantung Lawet – Keutambang dengan panjang 100,00 m di Kecamatan Pante Ceureumen;

33. Jembatan Gantung Cot Punti – Panton dengan panjang 120,00 m di Kecamatan Woyla dan Woyla Timur;

34. jembatan Tanoh Mirah – Sakuy dengan panjang 150,00 m di Kecamatan Sungai Mas;

35. jembatan Rangka Baja Krueng Sakuy - Gleng dengan panjang 100,00 m di Kecamatan Sungai Mas;

36. jembatan Gantung Paya Baro - Leubok Beutong dengan panjang 120,00 m di Kecamatan Woyla Timur;

37. jembatan Rangka Baja Krueng Gaseu dengan panjang 30,00 m di Kecamatan Sungai Mas;

38. jembatan Beurawang – Rambong dengan panjang 30,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Bubon;

39. jembatan Keureuseng I dengan panjang 34,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

40. jembatan Kuta Padang - Layung dengan panjang 24,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Bubon;

41. jembatan . . .

Page 28: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 28 -

41. jembatan Alue Lhok dengan panjang 50,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Bubon;

42. jembatan Leukeun dengan panjang 20,00 m dan lebar 4,00 m di Kecamatan Samatiga;

43. jembatan Leukeun – Keureuseng dengan panjang 18,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

44. jembatan Layung II dengan panjang 30,00 m di Kecamatan Bubon;

45. jembatan Alue Bakong - Gunong Panah dengan panjang 60,00 m dan lebar 4,00 m di Kecamatan Bubon;

46. jembatan Liceh dengan panjang 50,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Bubon;

47. jembatan Liceh II dengan panjang 47,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Bubon;

48. jembatan Cot Lada - Suak Pangkat dengan panjang 14,00 m dan lebar 4,00 m di Kecamatan Bubon;

49. jembatan Peulanteu dengan panjang 20,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Bubon;

50. jembatan Gantung Ujong Simpang dengan panjang 80,00 m dan lebar 2.50 m di Kecamatan Arongan Lambalek;

51. jembatan Gantung Rimba Langgeh - Leubok Teungoh dengan panjang 70,00 m dan lebar 2.50 m di Kecamatan Arongan Lambalek;

52. jembatan Peulanteu - Cot Gajah Mate dengan panjang 20,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Arongan Lambalek;

53. jembatan Gantung Krueng Lancong dengan panjang 60,00 m di Kecamatan Sungai Mas;

54. jembatan Gantung Canggai dengan panjang 120,00 m di Kecamatan Pante Ceureumen;

55. jembatan Lanaga dengan panjang 30,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Meureubo;

56. jembatan Suak Sigadeng (Cut Nyak Meureudom) dengan panjang 80,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Johan Pahlawan;

57. jembatan Pange I dengan panjang 8,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

58. jembatan Pange II dengan panjang 30,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Samatiga;

59. jembatan Teupin Panah (kayu) dengan panjang 27,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Kaway XVI;

60. jembatan Babah Krueng Meulaboh dengan panjang 24,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Kaway XVI;

61. jembatan Drien Caleu dengan panjang 24,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Kaway XVI;

62. jembatan Alue Lhee dengan panjang 22,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Kaway XVI;

63. jembatan Seuneubok dengan panjang 35,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Woyla; dan

64. jembatan . . .

Page 29: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 29 -

64. jembatan Teumarom dengan panjang 30,00 m dan lebar 7,00 m di Kecamatan Woyla.

(3) Jaringan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Terminal, terdiri dari:

Terminal angkutan penumpang; Terminal Angkutan Barang; dan Halte.

b. Unit pengujian kendaraan bermotor. (4) Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a

meliputi: a. Terminal Penumpang tipe A berada di Gampong Ujong

Tanjong Kecamatan Meureubo; b. Terminal Penumpang tipe C meliputi:

1. Terminal Meulaboh berada di gampong Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan;

2. Terminal Meutulang berada di Gampong Meutulang Kecamatan Panton Reu;

3. Terminal Kuala Bhee berada di Gampong Kuala Bhee Kecamatan Woyla; dan

4. Terminal Drien Rampak berada di Gampong Drien Rampak Kecamatan Arongan Lambalek.

c. Halte, meliputi: 1. Gampong Suak Timah Kecamatan Samatiga; 2. Gampong Banda Layung Kecamatan Bubon; 3. Gampong Pasi Mali Kecamatan Woyla Barat; 4. Gampong Tangkeh Kecamatan Woyla Timur; 5. Gampong Keudee Aron Kecamatan Kaway XVI; 6. Gampong Pante Ceureumen Kecamatan Pante

Ceureumen; 7. Gampong Tutut Kecamatan Sungai Mas; dan 8. Gampong Ujong Tanoh Darat/ Univ. Teuku Umar

Kecamatan Meureubo. d. Terminal Barang berada di Gampong Meureubo

Kecamatan Meureubo.

(5) Unit pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b berupa rencana pembangunan di Gampong Suak Raya Kecamatan Johan Pahlawan.

(6) Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, meliputi:

a. jaringan trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), yaitu Meulaboh – Blangpidie - Tapaktuan – Sidikalang – Kaban Jahe – Medan;

b. jaringan trayek Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), meliputi: 1. Meulaboh – Jeuram; 2. Meulaboh – Jeuram – Takengon; 3. Meulaboh – Blangpidie; 4. Meulaboh – Blangpidie – Kota Fajar – Bakongan;

5. Meulaboh . . .

Page 30: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 30 -

5. Meulaboh – Tapaktuan; 6. Meulaboh – Blangpidie – Tapaktuan – Kota Fajar –

Subulussalam; 7. Meulaboh – Blangpidie – Tapaktuan – Kota Fajar –

Subulussalam – Singkil; 8. Meulaboh – Calang; dan 9. Meulaboh – Banda Aceh.

c. pengembangan rute trayek angkutan perdesaan, meliputi: 1. Meulaboh – Meureubo; 2. Meulaboh – Keude Aron - Meutulang – Kajeung; 3. Meutulang – Pante Ceureumen; 4. Meulaboh – Suak Timah – Banda Layung – Kuala

Bhee; 5. Meutulang – Tangkeh – Kuala Bhee; 6. Drien Rampak – Pasi Mali – Kuala Bhee; 7. Drien rampak – Suak Timah; dan 8. Meutulang – Banda Layung.

d. Trayek angkutan barang, meliputi: 1. Meulaboh – Medan; 2. Meulaboh – Banda Aceh; dan 3. Meulaboh – seluruh Kecamatan dalam Kabupaten

Aceh Barat. e. ketentuan lalu lintas moda angkutan barang, dibuat

dalam peraturan tersendiri.

(7) Jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas: a. pengembangan prasarana kereta api; b. pengembangan sarana kereta api; dan c. peningkatan pelayanan kereta api.

(8) Perwujudan pengembangan prasarana kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a, meliputi: a. rencana pengembangan jalur kereta api, berupa jalur

kereta api Banda Aceh – Meulaboh - Subulussalam; b. pembangunan Stasiun kereta api di Meulaboh; dan c. pembangunan fasilitas pengoperasian kereta api.

(9) Pengembangan sarana kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf b, meliputi: a. lokomotif; b. kereta; c. gerbong; dan d. peralatan khusus.

(10) Peningkatan pelayanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf c meliputi: a. peningkatan akses terhadap layanan kereta api; b. jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpang; dan c. pengembangan sistem keamanan dan keselamatan

perlintasan kereta api.

(11) jaringan . . .

Page 31: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 31 -

(11) jaringan transportasi penyeberangan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e meliputi: a. optimalisasi pelabuhan penyeberangan Kuala Bubon di

Gampong Kuala Bubon Kecamatan Samatiga; dan b. jalur penyeberangan untuk tujuan lintas penyeberangan

pengumpan meliputi Kuala Bubon – Sibigo.

Paragraf 2 Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pasal 15

(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, meliputi: a. rencana pengembangan pelabuhan laut; dan b. rencana pengembangan alur pelayaran.

(2) Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. peningkatan pelabuhan nasional Meulaboh di Kecamatan

Johan Pahlawan; b. peningkatan pelabuhan laut di Gampong Kuala Bubon

Kecamatan Samatiga; c. pembangunan terminal khusus di Gampong Kuala Bubon

Kecamatan Samatiga; dan d. pembangunan terminal khusus di Gampong Peunaga Cut

Ujong Kecamatan Meureubo.

(3) Rencana Pengembangan Alur Pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa rute pelayaran meliputi: a. rencana alur pelayaran internasional. b. rencana alur pelayaran nasional, meliputi:

1. Tanjung Priok (Jakarta) – Teluk Bayur (Padang) – Belawan (Medan) – Meulaboh; dan

2. Meulaboh – Belawan (Medan). c. rencana alur pelayaran regional, meliputi:

1. Meulaboh – Ulee Lheue (Banda Aceh); dan 2. Meulaboh – Labuhan Haji (Aceh Selatan).

d. rute pelayaran perintis.

Bagian Keempat

Sistem Jaringan prasarana lainnya

Pasal 16

Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimasud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b terdiri atas: a. sistem jaringan energi; b. sistem jaringan telekomunikasi; c. sistem jaringan sumber daya air; dan d. sistem jaringan prasarana wilayah lainnya.

Paragraf 1 . . .

Page 32: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 32 -

Paragraf 1 Sistem Jaringan Energi

Pasal 17

(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a terdiri atas: a. pembangkit tenaga listrik; dan b. jaringan prasarana energi.

(2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. pengembangan energi listrik terbarukan meliputi:

1. energi air, pengembangan PLTA Krueng Meureubo kapasitas 2 x 30 MW di Gampong Sikundo Kecamatan Pante Ceureumen; pengembangan PLTA Krueng Woyla di Kecamatan Sungai Mas; serta pengembangan dan pemeliharaan PLTMH Gaseu di Gampong Gaseu Kecamatan Sungai Mas dengan kapasitas 50 KW; dan

2. energi tenaga surya, rencana pengembangan di semua Kecamatan.

b. pengembangan energi listrik tak terbarukan meliputi: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan kapasitas

10 MW di Gampong Seuneubok Kecamatan Johan Pahlawan; dan

2. Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap kapasitas 2 x 200 MW di Kabupaten Aceh Barat.

(3) Pengembangan jaringan listrik meliputi: a. jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Menengah (20 KV)

menghubungkan seluruh Kecamatan; b. jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (275

KV), melalui: 1. Kecamatan Meureubo meliputi Gampong Peunaga Cut

Ujong, Gunong Kleng, Peunaga Rayeuk, Paya Peunaga, Langung, Meureubo, Ujong Tanjong, Ranto Panyang Timur, Ranto Panyang Barat, dan Gampong Pasi Mesjid;

2. Kecamatan Johan Pahlawan meliputi Gampong Gampa, Leuhan, dan Gampong Blang Beurandang;

3. Kecamatan Kaway XVI meliputi Gampong Marek, Pasi Jambu, Pasi Teungoh, Alue Tampak, Meunasah Buloh, Tumpok Ladang, Meunasah Ara, Meunasah Rayeuk, Keude Aron, Beureugang, Tanjong Bunga, Putim, Meunasah Rambot, Alue On, Puuk, Meunasah Gantung, Pucok Pungkie, Pasi Ara, Pasi Kumbang, Sawang Teubee, Alue Lhok, dan Gampong Padang Sikabu;

4. Kecamatan Panton Reu meliputi Gampong Gunong Mata Ie, Lek Lek, Dan Gampong Baro;

5. Kecamatan Woyla meliputi Gampong Glee Siblah dan Gampong Paya Luah;

6. Kecamatan . . .

Page 33: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 33 -

6. Kecamatan Woyla Timur meliputi Gampong Blang Makmur dan Gampong Teumiket Ranom; dan

7. Kecamatan Sungai Mas meliputi Gampong Geudong, Tungkop, dan Gampong Drien Sibak.

c. pengembangan jaringan listrik di seluruh Kecamatan; dan d. pengembangan Gardu Induk Seuneubok di Gampong

Seuneubok Kecamatan Johan Pahlawan dan Gardu Induk Kuta Padang di Gampong Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan.

(4) Jaringan prasarana energi lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b meliputi: a. Depo Pertamina di Gampong Rundeng Kecamatan Johan

Pahlawan b. SPBU/E Pertamina meliputi:

1. SPBU Kuta Padang di Gampong Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan;

2. SPBU Blang Beurandang di Gampong Blang Beurandang Kecamatan Johan Pahlawan;

3. SPBU Suak Nie di Gampong Suak Nie Kecamatan Johan Pahlawan;

4. SPBU Drien Rampak di Gampong Drien Rampak Kecamatan Johan Pahlawan;

5. SPBU Pasi Pinang di Gampong Pasi Pinang Kecamatan Meureubo;

6. SPBU Sawang Teube di Gampong Sawang Teube Kecamatan Kaway XVI; dan

7. SPBE Paya Peunaga di Gampong Paya Peunaga Kecamatan Meureubo.

Paragraf 2

Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 18

(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b terdiri atas: a. jaringan terrestrial atau kabel; dan b. jaringan nirkabel.

(2) Jaringan terrestrial atau kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa pengembangan jaringan kabel di wilayah dalam Kecamatan Aceh Barat.

(3) Jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. lokasi dan pemakaian menara telekomunikasi bersama

antar operator telepon seluler yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

b. penggunaan gelombang untuk komunikasi dan penyiaran diatur tata laksananya sesuai ketentuan peraturan perundangan; dan

c. pengembangan prasarana teknologi informasi kawasan perkotaan melalui SID – SITAC, sistem komunikasi

dengan . . .

Page 34: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 34 -

dengan dasar BWA (Broadband Wireless Acces) dan VSAT (Very Small Aperture Terminal).

d. Sistem jaringan seluler atau tanpa kabel dengan didukung pengembangan menara BTS (Base Transciever Station) meliputi: 1. Kecamatan Johan Pahlawan sebanyak 16 tower,

meliputi Gampong Gampa, Kuta Padang, Drien Rampak, Ujong Kalak, Ujong Baroh, Seunebok, Lapang, Kp. Belakang, Blang Beurandang, dan Gampong Leuhan;

2. Kecamatan Meureubo 8 tower, meliputi Gampong Meureubo, Gunong Kleng, Peunaga Cut Ujong, Ujong Tanoh, Langung, dan Gampong Pulo Teungoh;

3. Kecamatan Kaway XVI 7 tower, meliputi Gampong Alue Lhok, Keude Aron, Gampong Mesjid, Pangkie dan Gampong Padang Sikabu;

4. Kecamatan Samatiga 4 tower, meliputi Gampong Reusak, Cot Darat dan Gampong Pinem;

5. Kecamatan Arongan Lambalek 2 tower, meliputi Gampong Drien Rampak dan Gampong Seunebok Teungoh;

6. Kecamatan Bubon, sebanyak 2 tower terletak di Gampong Layung;

7. Kecamatan Woyla 4 tower, meliputi Gampong Kuala Bhee, Aron Tunong, dan Gampong Paya Dua;

8. Kecamatan Woyla Timur 2 tower, meliputi Gampong Pasi janeng, dan Gampong Blang;

9. Kecamatan Woyla Barat 2 tower, meliputi Gampong Pasi Mali, Gampong Simpang Teumarom;

10. Kecamatan Sungai Mas, sebanyak 1 tower terletak di Gampong Lancong;

11. Kecamatan Panton Reu, sebanyak 1 tower terletak di Gampong Manggie; dan

12. Kecamatan Pante Ceureumen, sebanyak 1 tower terletak di Gampong Pante Ceureumen.

Paragraf 3

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 19

(1) Pengembangan sistem jaringan sumber daya air berbasis wilayah sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c terdiri atas: a. Wilayah Sungai; b. Cekungan Air Tanah (CAT); c. Aset Sumber Daya Air; d. Jaringan Irigasi; e. Jaringan air baku untuk air bersih; f. Sistem pengendali banjir; dan g. Sistem pengamanan pantai.

(2) Rencana . . .

Page 35: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 35 -

(2) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air secara terpadu (integrated) dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.

(3) Wilayah Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan wilayah sungai (WS) lintas kabupaten yang meliputi: a. DAS Krueng Meureubo seluas 94.942,73 Ha meliputi

Kecamatan Johan Pahlawan, Kaway XVI, Meureubo, Pante Ceureumen, Panton Reu, dan Kecamatan Woyla Timur;

b. DAS Krueng Woyla seluas 142.955,23 Ha meliputi Kecamatan Arongan Lambalek, Kaway XVI, Samatiga, Sungai Mas, Woyla, Woyla Barat, dan Kecamatan Woyla Timur;

c. DAS Krueng Bubon seluas 32.001,58 Ha meliputi Kecamatan Bubon, Johan Pahlawan, Samatiga, dan Kecamatan woyla.

(4) Cekungan Air Tanah (CAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah CAT Meulaboh seluas 167.095,46 Ha meliputi Kecamatan Arongan Lambalek, Woyla Barat, Woyla Timur, Pante Ceureumen, Panton Reu, Bubon, Samatiga, Johan Pahlawan, Meureubo, Kaway XVI.

(5) Aset Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu berupa Geunang yang meliputi: a. Geunang Geudong seluas 70,32 Ha, di Gampong Putim

Kecamatan Kaway XVI untuk objek wisata, perikanan, dan irigasi;

b. Geunang Peunia seluas 13,87 Ha, di Gampong Peunia Kecamatan Kaway XVI untuk objek wisata, perikanan, dan irigasi;

c. Geunang Krueng Unyat seluas 17,42 Ha, di Gampong Meutulang Kecamatan Panton Reu untuk objek wisata, perikanan, dan irigasi;

d. Geunang Pulong seluas 9,28 Ha, di Gampong Babah Lueng Kecamatan Pante Ceureumen untuk objek wisata, perikanan, dan irigasi;

e. Geunang Laot Blang seluas 8,46 Ha, di Gampong Ie Sayang Kecamatan Woyla Barat untuk objek wisata, perikanan, dan irigasi; dan

f. Geunang Pucok Laot seluas 1,72 Ha, di Kecamatan Meureubo untuk objek wisata, perikanan, dan irigasi.

(6) Daerah Irigasi kewenangan Nasional berupa D.I. Lhok Guci seluas kurang lebih 18.542,00 Ha meliputi: 1. Kecamatan Pante Ceureumen;

2. Kecamatan Panton Reu;

3. Kecamatan Kaway XVI;

4. Kecamatan Bubon;

5. Kecamatan Samatiga;

6. Kecamatan . . .

Page 36: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 36 -

6. Kecamatan Johan Pahlawan; dan

7. Kecamatan Meureubo.

a. DI Kewenangan Kabupaten, seluas kurang lebih 10.762,00 Ha meliputi: 1. D.I. Alue Diam seluas kurang lebih 200,00 Ha di

Gampong Pasi janeng Kecamatan Woyla Timur; 2. D.I. Alue Lhok seluas kurang lebih 700,00 Ha di

Gampong Alue Lhok Kecamatan Kaway XVI; 3. D.I. Alue Reusak seluas kurang lebih 150,00 Ha di

Gampong Reusak Kecamatan Samatiga; 4. D.I. Balee seluas kurang lebih 100,00 Ha di

Gampong Balee Kecamatan Meureubo; 5. D.I. Blang Geunang seluas kurang lebih 100,00 Ha

di Gampong Blang Geunang Kecamatan Kaway XVI; 6. D.I. Blang Teungoh seluas kurang lebih 200,00 Ha di

Gampong Blang Teungoh Kecamatan Panton Reu; 7. D.I. Canggai seluas kurang lebih 100,00 Ha di

Gampong Canggai Kecamatan Pante Ceureumen; 8. D.I. Drien Caleu seluas kurang lebih 150,00 Ha di

Gampong Drien Calue Kecamatan Kaway XVI; 9. D.I. Gaseu seluas kurang lebih 150,00 Ha di

Gampong Gaseu Kecamatan Sungai Mas; 10. D.I. Geunang Geudong seluas kurang lebih 250,00

Ha di Gampong Putim Kecamatan Kaway XVI; 11. D.I. Muko seluas kurang lebih 100,00 Ha di

Gampong Muko Kecamatan Kaway XVI; 12. D.I. Geunang Pulong seluas kurang lebih 75,00 Ha

di Gampong Pante Ceureumen Kecamatan Pante Ceureumen;

13. D.I. Jambak seluas kurang lebih 80,00 Ha di Gampong Jambak Kecamatan Pante Ceureumen;

14. D.I. Kinco seluas kurang lebih 180,00 Ha di Gampong Alue Keumang Kecamatan Pante Ceureumen;

15. D.I. Krueng Tinggai seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Krueng Tinggai Kecamatan Samatiga;

16. D.I. Krueng Tujoh seluas kurang lebih 120,00 Ha di Gampong Ranub Dong Kecamatan Meureubo;

17. D.I. Keutambang Tunong seluas kurang lebih 70,00 Ha di Gampong Keutambang Kecamatan Pante Ceureumen;

18. D.I. Lawet seluas kurang lebih 104,00 Ha di Gampong Lawet Kecamatan Pante Ceureumen;

19. D.I. Lhok Seuredam seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Leklek Kecamatan Panton Reu;

20. D.I. Meunuang seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Meunuang Kecamatan Pante Ceureumen;

21. D.I. Meunasah Rayeuk seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kaway XVI;

22. D.I. Mon Pasong . . .

Page 37: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 37 -

22. D.I. Mon Pasong seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Mon Pasung Kecamatan Woyla Barat;

23. D.I. Pasi Teungoh seluas kurang lebih 170,00 Ha di Gampong Pasi Tengoh Kecamatan Meureubo;

24. D.I. Paya Baro seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Paya Baro Kecamatan Woyla Timur;

25. D.I. Paya Lhok seluas kurang lebih 300,00 Ha di Gampong Mugo Rayeuk Kecamatan Panton Reu;

26. D.I. Paya Peunaga seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Paya Peunaga Kecamatan Meureubo;

27. D.I. Peunaga Cut seluas kurang lebih 175,00 Ha di Gampong Peunaga Cut Ujong Kecamatan Meureubo;

28. D.I. Peunia seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Peunia Kecamatan Kaway XVI;

29. D.I. Pucok Laot seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Alue Peunyareng Kecamatan Meureubo;

30. D.I. Pucok Pancu seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Leuhan Kecamatan Johan Pahlawan;

31. D.I. Pungki seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Pungki Kecamatan Woyla Timur;

32. D.I. Reudeup seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Reudeup Kecamatan Meureubo;

33. D.I. Sangkaden seluas kurang lebih 175,00 Ha di Gampong Pulo Tengoh Kecamatan Pante Ceureumen;

34. D.I. Seklemen seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Paya Baro RP Kecamatan Meureubo;

35. D.I. Simpang seluas kurang lebih 125,00 Ha di Gampong Simpang Kecamatan Kaway XVI;

36. D.I. Suak Lango seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Lango Kecamatan Pante Ceureumen;

37. D.I. Tamping seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Tamping Kecamatan Panton Reu;

38. D.I. Tanjong Seumantok seluas kurang lebih 400,00 Ha di Gampong Seumantok Kecamatan Pante Ceureumen;

39. D.I. Tumpok Ladang seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Tumpok Ladang Kecamatan Kaway XVI;

40. D.I. Gunong Unyat seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Meutulang Kecamatan Panton Reu;

41. D.I. Geunang Meugo Cut seluas kurang lebih 50,00 Ha di Gampong Meugo Cut Kecamatan Panton Reu;

42. D.I. Geunang Kuala Manyeu seluas kurang lebih 115,00 Ha di Gampong Kuala Manyeu Kecamatan Panton Reu;

43. D.I. Cot Manggi seluas kurang lebih 250,00 Ha di Gampong Cot Manggi Kecamatan Panton Reu;

44. D.I. Baro Paya seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Mugo Rayeuk Kecamatan Panton Reu;

45. D.I. Geunang Lhok Seureudam seluas kurang lebih 48,00 Ha di Gampong Leklek Kecamatan Panton Reu;

46. D.I. Alue Tambo . . .

Page 38: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 38 -

46. D.I. Alue Tambo seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Beureugang Kecamatan Kaway XVI;

47. D.I. Alue Lhee seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Alue Lhee Kecamatan Kaway XVI;

48. D.I. Teupin Panah seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Teupin Panah Kecamatan Kaway XVI;

49. D.I. Alue Peudeung seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Alue Peudeung Kecamatan Kaway XVI;

50. D.I. Meunasah Ara seluas kurang lebih 130,00 Ha di Gampong Meunasah Ara Kecamatan Kaway XVI;

51. D.I. Alue Tampak seluas kurang lebih 65,00 Ha di Gampong Alue Tampak Kecamatan Kaway XVI;

52. D.I. Geunang Pasi Jambu D.I. Alue Tampak seluas kurang lebih 45,00 Ha di Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI;

53. D.I. Geunang Pucok Pungki seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Pucok Pungki Kecamatan Kaway XVI;

54. D.I. Anoe Puteh seluas kurang lebih 75,00 Ha di Gampong Gampong Masjid Kecamatan Kaway XVI;

55. D.I. Geunang Paya Lhok seluas kurang lebih 275,00 Ha di Gampong Tanjong Meulaboh Kecamatan Kaway XVI;

56. D.I. Keutambang seluas kurang lebih 110,00 Ha di Gampong Keutambang Kecamatan Pante Ceureumen;

57. D.I. Keuleumbah seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Keuleumbah Kecamatan Woyla;

58. D.I. Ie Sayang seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Ie Sayang Kecamatan Woyla Barat;

59. D.I. Karak seluas kurang lebih 250,00 Ha di Gampong Karak Kecamatan Woyla Barat;

60. D.I. Geunang Meurapet seluas kurang lebih 250,00 Ha di Gampong Karang Hampa Kecamatan Arongan Lambalek;

61. D.I. Rambong seluas kurang lebih 50,00 Ha di Gampong Rambong Kecamatan Woyla Barat;

62. D.I. Tangkeh seluas kurang lebih 150,00 Ha di Gampong Tangkeh Kecamatan Woyla Timur;

63. D.I. Tuwi Eumpeuk seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Tuwi Eumpeuk Kecamatan Woyla Timur;

64. D.I. Leuhan seluas kurang lebih 50,00 Ha di Gampong Leuhan Kecamatan Johan Pahlawan;

65. D.I. Lueng Kanto seluas kurang lebih 165,00 Ha di Gampong Suak Panteu Breuh Kecamatan Samatiga;

66. D.I. Paya Lumpat seluas kurang lebih 50,00 Ha di Gampong Paya Lumpat Kecamatan Samatiga;

67. D.I. Pinem seluas kurang lebih 50,00 Ha di Gampong Pinem Kecamatan Samatiga;

68. D.I. Cot Lampise seluas kurang lebih 35,00 Ha di Gampong Cot Seulamat Kecamatan Samatiga;

D.I. Tanoh Mirah . . .

Page 39: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 39 -

69. D.I. Tanoh Mirah seluas kurang lebih 75,00 Ha di Gampong Tanoh Mirah Kecamatan Sungai Mas;

70. D.I. Ramiti seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Ramiti Kecamatan Sungai Mas;

71. D.I. Tuwi Saya seluas kurang lebih 200,00 Ha di Gampong Tuwi Saya Kecamatan Sungai Mas;

72. D.I. Sakuy seluas kurang lebih 50,00 Ha di Gampong Sakuy Kecamatan Sungai Mas; dan

73. D.I. Alue Raya seluas kurang lebih 100,00 Ha di Gampong Alue Raya Kecamatan Samatiga;

b. Rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi dalam Kabupaten Aceh Barat.

(7) Jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi: a. Sumber air baku dari sungai, terdiri atas:

1. Krueng Meureubo dengan potensi debit aliran 250,00 liter/detik; dan

2. Krueng Woyla dengan potensi debit aliran 250,00 liter/detik;

3. Krueng Bubon dengan potensi debit aliran 80,00 liter/detik;

b. Sumber air baku dari Aset Sumber Daya Air: 1. Geunang Geudong dengan potensi 351,61 m3; 2. Geunang Peunia dengan potensi 69,34 m3; 3. Geunang Krueng Unyat dengan potensi 87,10 m3; 4. Geunang Laot Blang dengan potensi 42,32 m3; dan 5. Geunang Pucok Laot dengan potensi 8,60 m3.

(8) Sistem pengendali banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, meliputi: a. normalisasi dan rehabilitasi sungai:

1. Krueng Meureubo sepanjang 34,75 km melalui Gampong Kp Darat, Gampa, Pasi Mesjid, Leuhan, Blang Beurandang Kecamatan Johan Pahlawan; Gampong Pasi Pinang, Ujong Drien, Meureubo, Langung, Ujong Tanjong, Ranto Panyang Barat, Mesjid Tuha, Pasi Aceh Baroh, Pasi Aceh Tunong, Ranub Dong, Ujong Tanoh Darat Kecamtan Meureubo; Gampong Marek dan Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI; Gampong Manjeng, Lango, Pante Ceureumen, Lawet, dan Gampong Keutambang Baroh Kecamatan Pante Ceureumen;

2. Krueng Woyla sepanjang 21,15 km melalui Gampong Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga; gampong Peuribu, Keub Kecamatan Arongan; Gampong Alue Leuhob, Blang Luah, Cot Rambong, Lhok Male, Pasi Male, Napai, Blang Cot Mameh, Bakat, Cot Keumudee, Keuleumbah, Jawa, Pulo Ie, dan Gampong Seumantok Kecamatan Woyla

3. Krueng Bubon sepanjang 16,15 km melalui Gampong Krueng Tinggai, Keureuseng, Pange Kecamatan Samatiga; Gampong Rambong,

Beurawang . . .

Page 40: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 40 -

Beurawang, Kuta Padang, Layung, Kuala Plieng, Liceh, Suak Pangkat, Peulanteu Kecamatan Bubon;

b. Pembangunan serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengendali banjir di seluruh sungai rawan banjir

c. Rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan sempadan sungai melalui embungnisasi; dan

d. Pengendalian dan pembatasan kegiatan budidaya pada kawasan sempadan sungai.

(9) Sistem pengamanan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, dilakukan dengan pembangunan tanggul pemecah ombak untuk mengurangi daya rusak air akibat abrasi pantai, meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan sepanjang 1,54 km di

Gampong Suak Indrapuri, Gampong Pasir sepanjang 2,52 km, Gampong Ujong Kalak sepanjang 3,23 km dan Gampong Suak Ribee sepanjang 3,04 km;

b. Kecamatan Meureubo sepanjang 2,15 km di Gampong Meureubo;

c. Kecamatan Samatiga sepanjang 2,33 km di Gampong Kuala Bubon dan sepanjang 2,36 km di Gampong Suak Timah; dan

d. Kecamatan Arongan Lambalek sepanjang 2,20 km di Gampong Peuribu.

Paragraf 4

Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

Pasal 20

(1) Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf d terdiri atas: a. sistem jaringan persampahan; b. sistem jaringan air minum; c. sistem pengolahan air limbah; d. sistem jaringan drainase. e. rencana jalur dan ruang evakuasi bencana.

f. sistem jaringan prasarana kabupaten

(2) Sistem jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. pengembangan teknologi komposing sampah organik dan

sistem reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang) atau 3R lainnya sesuai kawasan permukiman;

b. penyediaan Tempat Penampungan Sampah sementara (TPS) pada pusat kegiatan masyarakat antara lain: pasar, permukiman, perkantoran; dan fasilitas sosial lainnya, dengan lokasi tersebar di wilayah Kabupaten Aceh Barat;

c. penyediaan Lokasi Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah di Gunong Mata Ie perbatasan Kecamatan Kaway XVI - Meureubo, dengan luas 20,17 Ha;

d. pengembangan . . .

Page 41: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 41 -

d. pengembangan prasarana pengelolaan persampahan dengan pola Sanitary Landfill di Kecamatan Kaway XVI; dan

e. pengembangan penyediaan sarana dan prasarana pengolahan sampah.

(3) Sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. pengembangan pengolahan air baku untuk air minum

dan peningkatan sistem jaringan perpipaan kawasan perkotaan, meliputi: 1. instalasi pengolahan air (WTP) Beureugang

Kecamatan Kaway XVI bersumber dari Krueng Meureubo kapasitas 80 liter/dtk, dengan cakupan layanan meliputi wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dan Kecamatan Kaway XVI;

2. instalasi pengolahan air (WTP) Lapang Kecamatan Johan Pahlawan bersumber dari Krueng Meureubo kapasitas 30 liter/dtk, dengan cakupan layanan meliputi wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dan Samatiga;

3. instalasi pengolahan air (WTP) Ranto Panyang Kecamatan Meureubo bersumber dari Krueng Meureubo kapasitas 20 liter/dtk, dengan cakupan layanan meliputi wilayah Kecamatan Meureubo;

4. instalasi pengolahan air bak penampung Kecamatan Sungai Mas bersumber dari air terjun kapasitas 5 liter/dtk, dengan cakupan layanan meliputi wilayah Kecamatan Sungai Mas; dan

5. rencana instalasi pengolahan air (WTP) di Kecamatan Woyla Timur bersumber dari Krueng Woyla kapasitas 40 liter/dtk, dengan cakupan layanan meliputi wilayah Kecamatan Woyla Timur, Woyla Barat, Woyla, dan Arongan Lambalek.

b. pengembangan jaringan air minum perpipaan kawasan perkotaan;

c. pengembangan sistem air minum berupa: 1. peningkatan jaringan distribusi. 2. pemanfatan air tanah dangkal dan artesis secara

terkendali; 3. pengembangan sistem perpipaan perdesaan

menggunakan sumber air dari air tanah atau mata air;

4. penyediaan sistem air bersih perdesaan memanfaatkan potensi air hujan; dan

5. pemanfaatan sumber air baku untuk air bersih secara proporsional dan terpadu untuk pemenuhan kebutuhan pertanian dan kebutuhan lainnya.

(4) Sistem pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. penyediaan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di

Gunong Mata Ie perbatasan Kecamatan Kaway XVI - Meureubo

b. pemenuhan . . .

Page 42: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 42 -

b. pemenuhan prasarana septik tank untuk setiap rumah pada kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan;

c. pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat, kumuh dan fasilitas umum; dan

d. penyediaan sarana prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, limbah berbahaya beracun (B3) secara mandiri pada fasilitas tertentu maupun secara terpadu;

e. penyediaan sistem pengelolaan limbah domestik yang bukan tinja; dan

f. penyediaan prasarana pengelolaan limbah industri pada kawasan industri.

(5) Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, merupakan pengembangan dan peningkatan drainase yang meliputi: a. saluran drainase tersier pada kawasan permukiman pada

sepanjang sisi jalan raya; b. saluran drainase sekunder tersendiri pada kawasan

permukiman perkotaan dan kawasan terbangun lainnya; c. mewajibkan penghijauan, pembuatan sumur resapan dan

bio pori pada kawasan terbangun; d. koordinasi pengelolaan saluran drainase di kawasan

perkotaan; dan e. pembagian blok drainase permukiman perkotaan

Kecamatan Johan Pahlawan, dibagi menjadi: 1. blok drainase Lueng Aneuk Ayee; 2. blok drainase Lueng Kuta Padang; dan 3. blok drainase Lueng Gampa.

(6) Rencana jalur dan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi: a. penyediaan jalur evakuasi; b. penyediaan ruang evakuasi bencana; dan c. pengembangan prasarana mitigasi bencana tsunami.

(7) Penyediaan jalur evakuasi sebagaimana pada ayat (6) huruf a, yaitu: a. jalur evakuasi bencana banjir meliputi:

1. Arah evakuasi di jalan Imam Bonjol untuk Kecamatan Johan Pahlawan;

2. Arah evakuasi di jalan Nasional untuk Kecamatan Meureubo;

3. Arah evakuasi di jalan Meulaboh – Tutut untuk Kecamatan Kaway XVI dan Johan Pahlawan;

4. Arah evakuasi di jalan Suak Timah – Kuala Bhee – Peuribu untuk Kecamatan Samatiga, Bubon, Woyla, dan Woyla Barat; dan

5. Arah evakuasi di jalan Peuribu – Karak untuk Kecamatan Arongan Lambalek dan Woyla Barat.

b. jalur evakuasi bencana tsunami, meliputi: 1. Arah Evakuasi (AE-I) jalan Meureubo - Ranto

Panyang, Kecamatan Meureubo;

2. Arah . . .

Page 43: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 43 -

2. Arah Evakuasi (AE-II) jalan RGM, Kecamatan Meureubo;

3. Arah Evakuasi (AE-III) jalan Alue Peunyareng (Alpen), Kecamatan Meureubo;

4. Arah Evakuasi (AE-IV) jalan Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo;

5. Arah Evakuasi (AE-V) jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Johan Pahlawan;

6. Arah Evakuasi (AE-VI) jalan Generasi, Gampong Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan;

7. Arah Evakuasi (AE-VII) jalan Kaye Puteh, Kecamatan Johan Pahlawan;

8. Arah Evakuasi (AE-VIII) jalan Kuala Bubon – Pinem, Kecamatan Samatiga;

9. Arah Evakuasi (AE-IX) jalan Suak Timah – Kuala Bhee, Kecamatan Samatiga; dan

10. Arah Evakuasi (AE-X) jalan Peuribu – Kuala Bhee Kecamatan Arongan Lambalek.

c. jalur evakuasi kebakaran, meliputi: 1. Arah evakuasi di jalan Imam Bonjol dan

Sisingamangaraja untuk Kecamatan Johan Pahlawan; 2. Arah evakuasi di jalan Meureubo – Reudeup dan jalan

Ranto Panyang – Gunong Kleng untuk Kecamatan Meureubo;

3. Arah evakuasi di jalan batas Pidie – Meulaboh dan jalan Tumpok Ladang – Balee untuk Kecamatan Kaway XVI;

4. Arah evakuasi di jalan Layung – Gunong Meuh untuk Kecamatan Bubon;

5. Arah evakuasi di jalan Suak Timah – Kuala Bhee – Peuribu dan jalan Bakat – Teumarom – Jawi untuk Kecamatan Woyla;

6. Arah evakuasi di jalan PIR I – PIR II dan jalan Bakat – Teumarom – Jawi untuk Kecamatan Woyla Barat;

7. Arah evakuasi di jalan Blang Mee – Seuradeuk dan jalan Seuneubok – Alue Kuyun untuk Kecamaatan Woyla Timur;

8. Arah evakuasi di jalan batas Pidie – Meulaboh untuk Kecamatan Panton Reu; dan

9. Arah evakuasi di jalan Sawang Teubee – Pante Ceureumen untuk Kecamatan Pante Ceureumen.

(8) Penyediaan ruang evakuasi sebagaimana pada ayat (6) huruf b, meliputi: a. lapangan olahraga atau lapangan terbuka; b. jalan raya; c. fasilitas umum, sosial, gedung penyelamatan, meliputi:

1. gedung sekolah; 2. rumah sakit atau gedung kesehatan lainnya; 3. kantor pemerintah; 4. menara telekomunikasi; 5. escape building, Kecamatan Johan Pahlawan;

6. komplek . . .

Page 44: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 44 -

6. komplek pertokoan Cardi – NR, Kecamatan Johan Pahlawan;

7. komplek pertokoan CRS Kecamatan Johan Pahlawan; dan

8. komplek Universitas Teuku Umar (UTU), Kecamatan Meureubo.

(9) Pengembangan prasarana mitigasi bencana tsunami sebagaimana pada ayat (6) huruf c, meliputi: a. penyediaan pemecah gelombang sejajar pantai; b. penyediaan tempat-tempat perlindungan (shelter) pada

daerah perkampungan nelayan atau tempat-tempat prasarana kelautan dan perikanan kawasan pesisir; dan

c. menerapkan konstruksi bangunan ramah bencana Tsunami atau relokasi permukiman pada kawasan rawan Tsunami Tinggi.

(10) Sistem jaringan prasarana kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, meliputi: a. pengembangan prasarana pemerintahan, terdiri atas:

1. sarana pemerintahan dan pelayanan umum tingkat kabupaten berada di kawasan perkotaan Meulaboh;

2. sarana pemerintahan dan pelayanan umum tingkat Kecamatan berada di kawasan perkotaan tiap Kecamatan;

3. sarana pemerintahan dan pelayanan umum tingkat kemukiman berada di seluruh Kecamatan sesuai jumlah kemukiman; dan

4. sarana pemerintahan dan pelayanan umum tingkat gampong berada di seluruh Kecamatan sesuai gampong.

b. pengembangan prasarana pendidikan, terdiri atas: 1. Sarana pendidikan pasca Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas (SLTA) meliputi: a) Perguruan Tinggi Swasta Universitas Teuku Umar

(UTU) di Alue Peunyareng Kecamatan Meureubo; b) Perguruan Tinggi Swasta Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) di Alue Peunyareng Kecamatan Meureubo; dan

c) Beberapa Perguruan Tinggi lainnya yang berada di kawasan perkotaan Meulaboh.

2. Sarana pendidikan se-tingkat SLTA berada di kawasan perkotaan dan perdesaan;

3. Sarana pendidikan se-tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) berada di kawasan perkotaan dan perdesaan;

4. Sarana pendidikan se-tingkat Sekolah Dasar (SD) berada di kawasan perkotaan dan perdesaan;

5. Sarana pendidikan se-tingkat Taman Kanak-kanak (TK) berada di kawasan perkotaan dan perdesaan; dan

6. Sarana pendidikan keagamaan (Pesantren, Dayah, dan TPA) tersebar di seluruh Kecamatan.

c. pengembangan . . .

Page 45: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 45 -

c. pengembangan prasarana kesehatan, terdiri atas: 1. Peningkatan Rumah Sakit Umum tipe B berada di

kawasan perkotaan Meulaboh; 2. Puskesmas Rawat Inap meliputi:

a) Kawasan perkotaan Meulaboh; b) Kawasan Meutulang; c) Kawasan Kuala Bhee; d) Kawasan Arongan Lambalek; dan e) Kawasan Kaway XVI.

3. Puskesmas berada di kawasan perkotaan tiap Kecamatan;

4. Puskesmas Pembantu berada di tiap PPL; dan 5. Polindes dan Poskesdes skala pelayanan gampong

berada di seluruh gampong. d. pengembangan prasarana peribadatan terdiri atas:

1. mesjid kabupaten berada di kawasan perkotaan Meulaboh;

2. mesjid Kecamatan berada di kawasan Perkotaan tiap Kecamatan;

3. mesjid tingkat lingkungan berada dikawasan perkotaan dan perdesaan; dan

4. sarana peribadatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

e. pengembangan prasarana perdagangan terdiri atas: 1. sarana perdagangan skala kabupaten berada di

Kawasan perkotaan Meulaboh; 2. sarana perdagangan skala wilayah berada di kawasan

perkotaan: a) kawasan perkotaan Meutulang di Kecamatan

Panton Reu; b) kawasan perkotaan Drien Rampak di Kecamatan

Arongan Lambalek; dan c) kawasan perkotaan Kuala Bhee di Kecamatan

Woyla. f. pengembangan prasarana ruang terbuka, taman, dan

lapangan olah raga atau rekreasi, terdiri atas: 1. tingkat Kabupaten berada di kawasan perkotaan

Meulaboh; 2. tingkat Wilayah, meliputi:

a) kawasan perkotaan Meutulang; b) kawasan perkotaan Kuala Bhee; dan c) kawasan perkotaan Drien Rampak.

3. tingkat Kecamatan di kawasan perkotaan Kecamatan; dan

4. tingkat lingkungan disebar ke kawasan perkotaan dan perdesaan.

g. penyediaan dan pengembangan prasarana perikanan, meliputi: 1. pelabuhan perikanan berada di Kecamatan Johan

Pahlawan, dan Kecamatan Samatiga;

2. PPI . . .

Page 46: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 46 -

2. PPI di Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan;

3. PPI di gampong Ujong Drien Kecamatan Meureubo; 4. TPI di gampong Panggong Kecamatan Johan

Pahlawan; 5. TPI di gampong Peuribu Kecamatan Arongan

Lambalek; 6. TPI di Kecamatan Samatiga meliputi Gampong

Peuribu, Kuala Bubon, Lhok Bubon, Suak Seumaseh, Suak Timah, dan di Gampong Pucok Lhueng;

7. balai benih ikan di gampong Meunuang Kecamatan Pante Ceureumen;

8. unit pembenihan rakyat di gampong Meunasah rayeuk, Reudeup, Buloh dan Gampong Suak Pandan; dan

9. desa perikanan tangkap di gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan; Gampong Pasi Pinang Kecamatan Meureubo; Gampong Drien Rampak Kecamatan Arongan Lambalek; serta Gampong Kuala Bubon, Suak Seumaseh, Lhok Bubon dan Gampong Teungoh di Kecamatan Samatiga.

BAB VII RENCANA POLA RUANG

Bagian Kesatu Umum

Pasal 21

(1) Rencana Pola Ruang wilayah Kabupaten, terdiri atas: a. kawasan lindung; b. kawasan budidaya; dan c. pola ruang laut.

(2) Rencana Pola Ruang wilayah Kabupaten digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini.

Bagian Kedua

Kawasan Lindung

Pasal 22

Kawasan lindung Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf a meliputi: a. kawasan hutan lindung; b. kawasan perlindungan setempat; c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; d. kawasan rawan bencana alam; dan e. kawasan lindung geologi.

Paragraf 1 . . .

Page 47: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 47 -

Paragraf 1 Kawasan Hutan Lindung

Pasal 23

Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 huruf a seluas 102.558,47 Ha, meliputi: a. Kecamatan Sungai Mas seluas 67.738,10 Ha; dan b. Kecamatan Pante Ceureumen seluas 34.820,37 Ha.

Paragraf 2

Kawasan perlindungan setempat

Pasal 24

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud pasal 22 huruf b terdiri atas: a. sempadan pantai; b. sempadan sungai; c. kawasan sekitar geunang dan embung; dan d. ruang terbuka hijau perkotaan.

(2) Sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah 100 m dari garis pantai seluas kurang lebih 390,92 Ha berupa daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan meliputi Gampong Suak

Indrapuri, Gampong Pasir, Gampong Ujong Kalak dan Gampong Suak Ribee;

b. Kecamatan Meureubo meliputi Gampong Meureubo; c. Kecamatan Samatiga meliputi Gampong Kuala Bubon

dan Gampong Suak Timah; dan d. Kecamatan Arongan Lambalek meliputi Gampong

Gampong Peuribu.

(3) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah 50 m kanan-kiri sungai seluas 1.508,03 Ha, meliputi: a. krueng Meureubo meliputi Kecamatan Pante Ceureumen,

Kecamatan Meureubo, Kaway XVI, dan Kecamatan Johan Pahlawan;

b. krueng Woyla meliputi Kecamatan Sungai Mas, Pante Ceureumen, Woyla Barat, Woyla Timur, Woyla dan Kecamatan Arongan Lambalek; dan

c. krueng Bubon meliputi Kecamatan Bubon dan Kecamatan Samatiga.

(4) Kawasan sekitar Geunang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c rata-rata 100 m dari batas keluar adalah seluas kurang lebih 245,68 Ha, meliputi: a. kawasan sekitar Geunang Geudong seluas 85,51 Ha di

Gampong Putim Kecamatan Kaway XVI; b. kawasan sekitar Geunang Peunia seluas 18,94 Ha di

Gampong Peunia Kecamatan Kaway XVI;

c. kawasan . . .

Page 48: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 48 -

c. kawasan sekitar Geunang Krueng Unyat seluas 56,77 Ha di Gampong Meutulang Kecamatan Panton Reu;

d. kawasan sekitar Geunang Pulong seluas 53,71 Ha di Gampong Babah Lueng Kecamatan Pante Ceureumen;

e. kawasan sekitar Geunang Laot Blang seluas 21,88 Ha di Gampong Ie Sayang Kecamatan Woyla Barat; dan

f. kawasan sekitar Geunang Pucok Laot seluas 8,87 Ha di Gampong Peunaga Cut Ujong Kecamatan Meureubo.

(5) Ruang Terbuka Hijau kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d sebesar minimal 30 persen dari luasan kawasan perkotaan.

Paragraf 3

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Pasal 25

Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c berupa kawasan pantai berhutan bakau/mangrove seluas kurang lebih 372,96 Ha meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan dengan luas 5,52 Ha di

Gampong Padang Seurahet; b. Kecamatan Meureubo dengan luas 14,75 Ha di Gampong

Langung, Meureubo, Pasi Pinang, Ujong Drien, dan Gampong Peunaga Rayeuk;

c. Kecamatan Arongan Lambalek dengan luas 4,56 Ha di Gampong Arongan dan Suak Keumudee; dan

d. Kecamatan Samatiga dengan luas 348,13 Ha di Gampong Pucok Lueng, Cot Darat, Cot Pluh, Cot Seulamat dan Gampong Alue Raya.

Paragraf 4

Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 26

(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf d, terdiri atas: a. kawasan rawan tanah longsor; b. kawasan rawan banjir; dan c. kawasan rawan kebakaran.

(2) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. Kecamatan Sungai Mas; dan b. Kecamatan Pante Ceureumen.

(3) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terbagi: a. potensi tinggi, diantaranya:

1. Kecamatan Johan Pahlawan; Gampong Blang Beurandang, Leuhan, Lapang, Gampa, Kp Darat, Seuneubok, Drien Rampak, Rundeng, Ujong Baroh, Kuta Padang, dan Gampong Suak Ribee;

2. Kemude . . .

Page 49: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 49 -

2. Kecamatan Meureubo; Pasi Aceh Tunong, Pasi Aceh Baroh, Pulo Teungoh Ranto, Ranub Dong, Masjid Tuha, Pasi Mesjid, Ranto Panyang Timur, Ranto Panyang Barat, Ujong Tanjong, Pasi Pinang, Ujong Drien, Meureubo, Langung, Paya Peunaga, Gunong Kleng, dan Gampong Ujong Tanoh Darat;

3. Kecamatan Kaway XVI; Gampong Alue Tampak, Pasi Jambu, Marek, Pasi Teungoh, Pasi Aceh Baro, dan Gampong Pasi Aceh Tunong;

4. Kecamatan Samatiga; Gampong Rangkileh, Cot Amun, Mesjid Baro, Pange, Keureuseng, Krueng Tinggai;

5. Kecamatan Arongan Lambalek; Gampong Seuneubok Tengoh, Karang Hampa, Peulanteu, Gunong Pulo dan Gampong Pante Meutia;

6. Kecamatan Woyla; Gampong Cot Murong, Cot Lagan, Pasi Ara, dan Gampong Ie Itam Baroh; dan

7. Kecamatan Woyla Timur; Gampong Blang Dalam, Gunong Panyang, Rambong Pinto, Tuwi Eumpeuk, Alue Meuganda, Gampong Baro, Bukit Meugajah, Alue Kuyun, Alue Seuralen, dan Gampong Teumiket Ranom.

b. potensi sedang, meliputi: 1. Kecamatan Arongan Lambalek; Gampong Ujong

Simpang, Rimba Langgeh, Suak Bidok, Suak Ie Beusou, Simpang Peut, Alue Batee, Panton Makmur, Cot Jurumudi, Panton Bahagia, Alue Bagok, Alue Sundak, Drien Rampak, Cot Buloh, Seuneubok Lueng, Teupin Peuraho, Suak Keumudee, Kubu, Arongan, Cot Kumbang, Peuribu, dan Gampong Keub;

2. Kecamatan Samatiga; Gampong Deuah, Suak Seukee, Suak Panteu Breuh, Suak Geudeubang, dan Gampong Suak Seumaseh;

3. Kecamatan Bubon; Gampong Rambong, Beurawang, Kuta Padang, Layung;

4. Kecamatan Woyla; Gampong Seumantok, Pulo Ie, Alue Panyang, Jawa, Keuleumbah, Cot Keumudee, Gampong Bakat, Suak Trieng, Paya Luah, Lhung Teungku Yah, Gunong Hampa, Alue Sikaya, Pasi Mirah, dan Gampong Panton;

5. Kecamatan Woyla Barat di Gampong Mon Pasong, Alue Leuhob, Blang Luah LM, Cot Rambong, Lhok Male, Pasi Male, dan Gampong Napai; dan

6. Kecamatan Woyla Timur; Gampong Blang Makmur, Alue Eumpeuk, dan Gampong Kubu Capang.

c. potensi rendah, meliputi: 1. Kecamatan Bubon; Gampong Kuala Pling, Ulee Blang,

Liceh, Cot Keumuneng, Seuneubok Trap, Suak Pangkat, Cot Lada, Peulanteu SP, Blang Sibeutong, Alue Bakong dan Gampong Seumuleng;

2. Kecamatan Kaway XVI; Gampong Alue Lhee, Drien Calee, dan Gampong Teupin Panah; dan

3. Kecamatan . . .

Page 50: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 50 -

3. Kecamatan Pante Ceureumen di Gampong Canggai, Lawet, Lango, Babah Lueng, Meunuang Kinco, Berdikari, dan Gampong Krueng Beukah.

(4) Kawasan rawan kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan di Gampong Suak Nie, Suak

Raya, Seuneubok, Lapang, Leuhan dan Gampong Blang Beurandang

b. Kecamatan Meureubo di Gampong Paya Baro Ranto Panjang, Pasi Aceh Tunong, Pasi Aceh Baroh, Balee, Reudeup, Pucok Reudeup, Sumber Batu, Buloh, dan Gampong Bukit Jaya;

c. Kecamatan Kaway XVI di Gampong Sawang Teubee, Pasi Kumbang, Pasi Ara, Pucok Pungkie, Meunasah Gantung, Puuk, Alue On, Meunasah Rambot, Putim, Tanjong Bunga, Peunia, Gampong Mesjid, Keude Aron, Beureugang, Tumpok Ladang, Meunasah Ara, Meunasah Rayeuk, Muko, Blang Geunang, Batu Jaya, Palimbungan, Pasi Meugat, Babah Meulaboh, Tanjong Meulaboh, Blang Dalam, Alue Peudeung, dan Gampong Teuladan;

d. Kecamatan Bubon di Gampong Seumuleng, Liceh, Cot Keumuneng, Cot Lada, dan Gampong Blang Sibeutong;

e. Kecamatan Woyla di Gampong Jawi, Teumarom, Alue Sundak, Panton, Pasi Birah, Cot Situah, Seumantok, Drien Mangko, Pasi Ara Kb, Gunong Hampa, Alue Sikaya, Blang Mee, Alue Blang, Cot Keumudee, Lueng Tanoh Tho, Lueng Jawa, Lhung Teungku Yah, Lueng Buloh, Gunong Rambong, Tingkeum Panyang, Kuala Bhee, Pasi Lunak, Pasi Aceh, Aron Tunong, Aron Baroh, Padang Jawa, Ie Itam Tunong, Ie Itam Baroh, Ranto Panyang, Gempa Raya, Pasi Pandan, Paya Dua, Paya Luah, Glee Siblah, dan Gampong Suak Trieng;

f. Kecamatan Woyla Barat di Gampong Simpang Teumarom, Lueng Baro, Cot Lagan LM, Lhok Male, Pasi Male, Kulam Kaju, Alue Perman, Peuluekung, Blang Cot Mameh, Pasi Jeut, Pasi Mali, Karak, Napai, Blang Cot Mameh, dan Gampong Blang Cot Rubek;

g. Kecamatan Woyla Timur di Gampong Paya Meugeundrang, Seuneubok Dalam, Tangkeh, Gunong Panyang, Pasi Janeng, Cot Punti, Rambong, Alue Eumpeuk, Gampong Baro Wt, Kubu Capang, dan Gampong Paya Baro;

h. Kecamatan Panton Reu di Gampong, Gunong Mata Ie, Lek Lek, Gampong Baro dan Gampong Manggie; dan

i. Kecamatan Pante Ceureumen di Gampong, Tegal Sari, Krueng Beukah, Suak Awe, Sawang Rambot, Berdikari, Keude Suwak Awe, Meunuang Kinco, dan Gampong Seumara.

Paragraf 5 . . .

Page 51: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 51 -

Paragraf 5 Kawasan Lindung Geologi

Pasal 27

(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 22 huruf e, berupa kawasan rawan bencana alam geologi, meliputi: a. kawasan rawan tsunami; dan b. kawasan rawan gempa.

(2) Kawasan rawan tsunami sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a, meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan di Gampong Suak Indrapuri,

Kp Pasir, Kp belakang, Pasar Aceh, Panggong, Ujong Kalak, Kuta Padang, Suak Ribee, Suak Sigadeng, Suak Raya, Suak Nie, Ujong Baroh, Padang Seurahet, Rundeng, Drien Rampak, Kp Darat, dan Gampong Gampa;

b. Kecamatan Meureubo di Gampong Peunaga Cut Ujong, Gunong Kleng, Peunaga Pasi, Peunaga Rayeuk, Langung, Meureubo, Ujong Drien, Pasi Pinang, Ujong Tanjong, Ranto Panyang timur, dan Gampong Ranto Panyang Barat;

c. Kecamatan Samatiga di Gampong Suak Timah, Cot Darat, Cot Seulamat, Alue Raya, Pucok Lueng, Kuala Bubon, Gp Teungoh, Gp Cot, Lhok Bubon, Suak Pandan, Suak Seukee, Suak Panteu Breuh, Suak Geudeubang, Gampong Suak Seumaseh; dan

d. Kecamatan Arongan Lambalek di Gampong Pante Mutia, Seuneubok Teungoh, Suak Bidok, Sp Peut, Rimba Langgeh, Suak Ie Beusou, Suak Keumudee, Cot Kumbang, Kubu, Ujong Beusa, Cot Buloh, Drien Rampak, Teupin Peuraho, Seuneubok Lueng, Keub, dan Gampong Peuribu.

(3) Kawasan rawan gempa sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b, meliputi seluruh Kecamatan dengan klasifikasi sebagai berikut: a. potensi rendah: sebagian Kecamatan Panton Reu,

sebagian Kecamatan Woyla Timur, sebagian Kecamatan Pante Ceureumen, dan sebagian Kecamatan Sungai Mas; dan

b. potensi sedang: Kecamatan Johan Pahlawan, Meureubo, Kaway XVI, Samatiga, Bubon, Arongan lambalek, Woyla, Woyla Barat, sebagian Kecamatan Panton Reu, sebagian Kecamatan Woyla Timur, sebagian Kecamatan Pante Ceureumen, dan sebagian Kecamatan Sungai Mas.

Bagian Ketiga

Rencana Kawasan Budidaya

Pasal 28

Kawasan budidaya Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf b, terdiri atas:

a. kawasan . . .

Page 52: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 52 -

a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perikanan; d. kawasan peruntukan pertambangan; e. kawasan peruntukan industri; f. kawasan peruntukan pariwisata; g. kawasan peruntukan permukiman; dan h. kawasan peruntukan lainnya.

Paragraf 1

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 29

Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a berupa hutan produksi tetap seluas kurang lebih 4.586,97 Ha berada di Kecamatan Pante Ceureumen meliputi Gampong Lawet, Jambak, Pulo Teungoh Manyeng, Seumantok, Semara dan Gampong Sikundo.

Paragraf 2

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 30

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b, terdiri atas: a. kawasan pangan; b. kawasan holtikultura; c. kawasan perkebunan; dan d. kawasan peternakan.

(2) Kawasan pertanian pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. pertanian lahan basah yang terdiri dari sawah beririgasi

dan tadah hujan; dan b. pertanian lahan kering.

(3) Pertanian lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a seluas kurang lebih 21.563,95 Ha, meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan seluas 458,73 Ha; b. Kecamatan Kaway XVI seluas 3.316,61 Ha; c. Kecamatan Panton Reu seluas 1.572,22 Ha; d. Kecamatan Meureubo seluas 834,95 Ha; e. Kecamatan Pante Ceureumen seluas 2.920,41 Ha; f. Kecamatan Samatiga seluas 2.444,38 Ha; g. Kecamatan Bubon seluas 1.163,50 Ha; h. Kecamatan Arongan Lambalek seluas 3.255,46 Ha; i. Kecamatan Woyla seluas 2.047,48 Ha; j. Kecamatan Woyla Barat seluas 1.578,91 Ha; k. Kecamatan Woyla Timur seluas 1.785,19 Ha; dan l. Kecamatan Sungai Mas seluas 186,12 Ha.

(4) Pertanian . . .

Page 53: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 53 -

(4) Pertanian lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebagai lahan tanaman pangan berkelanjutan pada sawah beririgasi teknis.

(5) Pertanian lahan kering sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b seluas kurang lebih 12.713,87 Ha, meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan seluas 36,72 Ha; b. Kecamatan Kaway XVI seluas 573,32 Ha; c. Kecamatan Panton Reu seluas 1.753,56 Ha; d. Kecamatan Meureubo seluas 603,45 Ha; e. Kecamatan Pante Ceureumen seluas 2.186,13 Ha; f. Kecamatan Samatiga seluas 150,99 Ha; g. Kecamatan Bubon seluas 247,92 Ha; h. Kecamatan Arongan Lambalek seluas 453,08 Ha; i. Kecamatan Woyla seluas 892,31 Ha; j. Kecamatan Woyla Barat seluas 53,56 Ha; k. Kecamatan Woyla Timur seluas 2.090,10 Ha; dan l. Kecamatan Sungai Mas seluas 3.672,73 Ha.

(6) Holtikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tersebar di seluruh Kecamatan.

(7) Perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. perkebunan besar; dan b. perkebunan rakyat.

(8) Peruntukan perkebunan besar dimaksud pada ayat (6) huruf a seluas kurang lebih 52.421,35 Ha, meliputi:

a. Kecamatan Kaway XVI seluas 3.459,22 Ha;

b. Kecamatan Panton Reu seluas 6.048,31 Ha;

c. Kecamatan Pante Ceureumen seluas 6.216,96 Ha;

d. Kecamatan Samatiga seluas 2.432,69 Ha;

e. Kecamatan Bubon seluas 553,92 Ha;

f. Kecamatan Arongan Lambalek seluas 1.075,18 Ha;

g. Kecamatan Woyla seluas 7.114,66 Ha;

h. Kecamatan Woyla Barat seluas 12.885,09 Ha;

i. Kecamatan Woyla Timur seluas 6.672,11 Ha; dan

j. Kecamatan Sungai Mas seluas 5.963,21 Ha.

(9) Peruntukan perkebunan rakyat dimaksud pada ayat (6) huruf b seluas kurang lebih 64.269,20 Ha meliputi:

a. Kecamatan Johan Pahlawan seluas 2.671,72 Ha;

b. Kecamatan Kaway XVI seluas 10.647,78 Ha;

c. Kecamatan Panton Reu seluas 2.735,58 Ha;

d. Kecamatan Meureubo seluas 7.239,56 Ha;

e. Kecamatan Pante Ceureumen seluas 5.882,64 Ha;

f. Kecamatan Samatiga seluas 6.075,95 Ha;

g. Kecamatan Bubon seluas 3.856,96 Ha;

h. Kecamatan . . .

Page 54: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 54 -

h. Kecamatan Arongan Lambalek seluas 4.885,17 Ha;

i. Kecamatan Woyla seluas 4.645,50 Ha;

j. Kecamatan Woyla Barat seluas 4.119,81 Ha;

k. Kecamatan Woyla Timur seluas 2.322,29 Ha; dan

l. Kecamatan Sungai Mas seluas 7.701,69 Ha.

(10) Peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi: a. pengembangan sentra peternakan ternak besar tersebar

di seluruh Kecamatan; b. pengembangan sentra peternakan ternak kecil tersebar

di seluruh Kecamatan; dan c. pengembangan sentra peternakan unggas tersebar di

seluruh Kecamatan.

Paragraf 3 Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 31

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c, meliputi: a. peruntukan kawasan perikanan tangkap; dan b. peruntukan kawasan perikanan budidaya.

(2) Peruntukan kawasan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. perairan laut dengan daerah penangkapan ikan seluas

kurang lebih 33.000,00 Ha, meliputi: 1. Kecamatan Arongan Lambalek; 2. Kecamatan Samatiga; 3. Kecamatan Johan Pahlawan; dan 4. Kecamatan Meureubo.

b. perairan umum danau, meliputi: 1. Kecamatan Kaway XVI di Gampong Putim, dan

Peunia; 2. Kecamatan Panton Reu di Gampong Meutulang; dan 3. Kecamatan Meureubo di Gampong Peunaga Cut

Ujong.

(3) Kawasan peruntukan perikanan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. perikanan budidaya air tawar; dan b. perikanan budidaya air payau.

(4) Perikanan budidaya air tawar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berupa mina padi di kawasan pertanian lahan basah.

(5) Perikanan budidaya air payau atau tambak dan rawa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b seluas kurang lebih 388,81 Ha, meliputi: a. Kecamatan Arongan Lambalek; b. Kecamatan Samatiga;

c. Kecamatan . . .

Page 55: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 55 -

c. Kecamatan Johan Pahlawan; dan d. Kecamatan Meureubo.

Paragraf 4

Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pasal 32

(1) Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf d terdiri atas: a. kawasan peruntukan pertambangan mineral logam; b. kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan

logam; c. kawasan peruntukan pertambangan batuan; dan d. kawasan peruntukan batubara.

(2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Kecamatan Sungai Mas meliputi Gampong Tanoh Mirah,

Lueng Baro, Sipot, Gleng, Gaseu, Sakuy, Gunong Buloh, Leubok Beutong, dan Gampong Ramiti;

b. Kecamatan Woyla meliputi Gampong Teumarom, Jawi, dan Gampong Rambong;

c. Kecamatan Woyla Timur meliputi Gampong Seuradeuk, Leubok Panyang, Kubu Capang, Pasi Ara WT, Baro WT, dan Gampong Rambong;

d. Kecamatan Woyla Barat di Gampong Lueng Baro; dan e. Kecamatan Pante Ceureumen di Gampong Sikundo.

(3) Kawasan peruntukan pertambangan batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, tersebar di: a. Krueng Meureubo meliputi Kecamatan Meureubo, Kaway

XVI, Pante Ceureumen, dan Kecamatan Panton Reu; dan b. Krueng Woyla meliputi Kecamatan Woyla Barat, Woyla

dan Kecamatan Sungai Mas.

(4) Kawasan peruntukan pertambangan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi: a. Kecamatan Kaway XVI meliputi Gampong Alue Peudeung,

Tanjong Meulaboh, Blang Dalam, Teupin Panah, Babah Meulaboh, Pasi Meugat, Pasi Jambu, Meunasah Rayeuk, Beureugang, Muko, Palimbungan, Blang Geunang, dan Gampong Batu Jaya;

b. Kecamatan Meureubo meliputi Gampong Pasi Aceh, Paya baro, Reudeup, Pucok Reudeup, Balee, Buloh, Bukit Jaya, dan Gampong Sumber Batu;

c. Kecamatan Sungai Mas di Gampong Lancong; d. Kecamatan Pante Ceureumen meliputi Gampong Keude

Suak Awe, Babah Iseung, Menuang Kinco, Seumara, Alue Keumang, Seumantok, Babah Lueng, Manjeng, Pante Ceureumen, Lango, Pulo Teungoh Manyeng, Keutambang, dan Gampong Lawet; dan

e. Kecamatan Panton Reu meliputi Kuala Manyeu, Tuwi Buya, dan Gampong Paya Baro Meuko.

Paragraf 5 . . .

Page 56: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 56 -

Paragraf 5 Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 33

(1) Kawasan peruntukan industri seluas 177,64 Ha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf e terdiri atas: a. peruntukan kegiatan industri besar; b. peruntukan industri menengah; c. peruntukan industri rumah tangga; dan d. peruntukan industri pengolahan ikan.

(2) Peruntukan industri besar sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a berada di Kecamatan Kaway XVI, Sungai Mas, Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur, Meureubo dan Pante Ceureumen.

(3) Kawasan peruntukan industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berada di Kecamatan Johan Pahlawan, Meureubo, Samatiga dan Kaway XVI.

(4) Kawasan peruntukan industri rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi seluruh Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat.

(5) Kawasan peruntukan industri pengolahan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa pengembangan industri pengolahan ikan meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan; b. Kecamatan Meureubo; c. Kecamatan Samatiga; dan d. Kecamatan Arongan Lambalek.

Paragraf 6

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 34

(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf f terdiri atas: a. Obyek Wisata Alam; dan b. Obyek Wisata Budaya.

(2) Objek wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. Kecamatan Johan Pahlawan berupa:

1. Pantai Suak Ribee; 2. Pantai Ujong Karang; dan 3. Pantai Batee Puteh;

b. Kecamatan Meureubo berupa Pantai Lanaga; c. Kecamatan Samatiga berupa Pantai Suak Geudeubang;

dan d. Kecamatan Kaway XVI berupa Geunang Geudong.

(3) Objek wisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

a. Kecamatan . . .

Page 57: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 57 -

a. Kecamatan Panton Reu berupa: 1. Makam Teuku Umar; dan 2. Quran Wangi.

b. Kecamatan Sungai Mas berupa: 1. Makam Pocut Baren; dan 2. Makam Aneuk Manyak;

c. Kecamatan Johan Pahlawan berupa Mesjid Agung Baitul Makmur dan Tugu Kupiah Meukeutop Meulaboh.

Paragraf 7

Kawasan Peruntukan Permukiman

Pasal 35

(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf g terdiri atas: a. kawasan permukiman perkotaan; dan b. kawasan permukiman perdesaan.

(2) Kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas kurang lebih 5.885,98 Ha meliputi:

a. permukiman perkotaan Meulaboh meliputi: 1. Kecamatan Johan Pahlawan; dan 2. Kecamatan Meureubo;

b. permukiman perkotaan Meutulang di Ibukota Kecamatan Panton Reu;

c. permukiman perkotaan Kuala Bhee di ibukota Kecamatan Woyla;

d. permukiman perkotaan Keude Aron di ibukota Kecamatan Kaway XVI;

e. permukiman perkotaan Drien Rampak di ibukota Kecamatan Arongan Lambalek;

f. permukiman perkotaan Kajeung di ibukota Kecamatan Sungai Mas;

g. permukiman perkotaan Tangkeh di ibukota Kecamatan Woyla Timur;

h. permukiman perkotaan Pasi Mali di ibukota Kecamatan Woyla Barat;

i. permukiman perkotaan Suak Timah di ibukota Kecamatan Samatiga;

j. permukiman perkotaan Banda Layung di ibukota Kecamatan Bubon; dan

k. permukiman perkotaan Pante Ceureumen di ibukota Kecamatan Pante Ceureumen.

(3) Kawasan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b seluas kurang lebih 4.117,41 Ha yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Aceh Barat.

Paragraf 8 . . .

Page 58: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 58 -

Paragraf 8 Kawasan Peruntukan Lainnya

Pasal 36

(1) Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf h, meliputi: a. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; dan b. kawasan peruntukan transmigrasi.

(2) Kawasan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf g, berupa: a. Kawasan Tentara Nasional Indonesia, meliputi:

1. Korem 012 Teuku Umar di Gampong Ujong Tanoh Darat (Alue Peunyareng) Kecamatan Meureubo seluas 20 Ha;

2. Kodim 0105 di Gampong Seuneubok Kecamatan Johan Pahlawan;

3. Koramil, meliputi: a) Koramil 01 berada di Gampong Sarah Perlak

Kecamatan Sungai Mas; b) Koramil 02 berada di Gampong Kuala Bhee

Kecamatan Woyla; c) Koramil 03 berada di Gampong Beureugang

Kecamatan Kaway XVI; d) Koramil 04 berada di Gampong Paya Peunaga

Kecamatan Meureubo; e) Koramil 05 berada di Gampong Meunuang

Kecamatan Pante Ceureumen; f) Koramil 06 berada di Gampong Beurawang

Kecamatan Bubon; g) Koramil 07 berada di Gampong Rundeng

Kecamatan Johan Pahlawan; h) Koramil 08 berada di Gampong Drien Rampak

Kecamatan Arongan Lambalek; i) Koramil 09 berada di Gampong Pinem Kecamatan

Samatiga; j) Koramil 10 berada di Gampong Pasi Mali

Kecamatan Woyla Barat; k) Koramil 11 berada di Gampong Pasi Janeng

Kecamatan Woyla Timur; dan l) Koramil 12 berada di Gampong Gampong Baro

Kecamatan Panton Reu. 4. Kompi C di Gampong Lapang Kecamatan Johan

Pahlawan; 5. Polisi Militer di Gampong Suak Indrapuri Kecamatan

Johan Pahlawan; dan 6. Pos Kamla berada di Gampong Rundeng Kecamatan

Johan Pahlawan. b. Kawasan Kepolisian Republik Indonesia, meliputi :

1. Kepolisian Resor (POLRES) berada di Gampong Drien Rampak Kecamatan Johan Pahlawan;

2. Kepolisian . . .

Page 59: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 59 -

2. Kepolisian Sektor (POLSEK), meliputi: a) Kecamatan Johan Pahlawan berada di Gampong

Suak Indrapuri; b) Kecamatan Kaway XVI berada di Gampong Keude

Aron; c) Kecamatan Samatiga berada di Gampong Pinem; d) Kecamatan Woyla berada di Gampong Kuala Bhee; e) Kecamatan Sungai Mas berada di Gampong Sarah

Peureulak; f) Kecamatan Meureubo berada di Gampong

Meureubo; g) Kecamatan Pante Ceureumen berada di Gampong

Pante Ceureumen; h) Kecamatan Bubon berada di Gampong Banda

Layung; i) Kecamatan Arongan Lambalek berada di Gampong

Drien Rampak; j) Kecamatan Woyla Timur berada di Gampong

Tangkeh; k) Kecamatan Woyla Barat berada di Gampong Pasi

Mali; dan l) Kecamatan Panton Reu berada di Gampong

Meutulang. 3. Pos Polisi Air di Gampong Suak Indrapuri Kecamatan

Johan Pahlawan.

(3) Kawasan peruntukan transmigrasi, meliputi: a. UPT IV SP VI Alue Peunyareng di Kecamatan Meureubo; b. Gampong Simpang Teumarom di Kecamatan Woyla

Barat; dan c. Gampong Lango di Kecamatan Pante Ceureumen.

Bagian Keempat Pola Ruang Laut

Pasal 37

Kawasan Pola Ruang Laut Kabupaten Aceh Barat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf c yaitu zona konservasi perairan yang masuk dalam 4 mil seluas kurang lebih 904,23 Ha di Kecamatan Meureubo.

BAB VIII PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KABUPATEN

Pasal 38

(1) Penetapan kawasan strategis yang ada di Kabupaten, meliputi: a. Kawasan Strategis Nasional (KSN); b. Kawasan Strategis Provinsi (KSP); dan c. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

(2) Kawasan . . .

Page 60: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 60 -

(2) Kawasan Strategis Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa KSN: a. fungsi dan daya dukung lingkungan meliputi Kawasan

Ekosistem Leuser; dan b. wilayah sungai meliputi WS Woyla-Seunagan.

(3) Kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa kawasan pusat perdagangan dan distribusi Aceh atau ATDC (Aceh Trade and Distribution Centre) Zona Barat meliputi Kabupaten Aceh Jaya dengan lokasi pusat agroindustri di Kabupaten Aceh Barat.

(4) Kawasan strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan

daya dukung lingkungan hidup; b. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya;

dan c. kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi.

(5) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a berupa KSK Geunang Geudong di Gampong Putim Kecamatan Kaway XVI.

(6) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b meliputi: a. KSK Wisata Budaya Makam Teuku Umar di Gampong

Mugo Rayeuk Kecamatan Panton Reu; b. KSP Kawasan Pendidikan Alue Peunyareng di Gampong

Ujong Tanoh Darat Kecamatan Meureubo; dan c. KSK Komunitas Adat Terpencil Sikundo di Gampong

Sikundo Kecamatan Pante Ceureumen.

(7) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, meliputi: a. KSK Kawasan PKLp Meutulang; b. KSK Kota Terpadu Mandiri Kecamatan Panton Reu dan

Kecamatan Kaway XVI; c. KSK Kawasan Cepat Tumbuh Woyla; dan d. KSK Agropolitan Sawang Teubee Kecamatan Kaway XVI.

(8) Rencana tata ruang kawasan strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur lebih lanjut dengan Rencana Rinci Kawasan Strategis Kabupaten ditetapkan dengan Qanun tersendiri.

(9) Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini.

BAB IX ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

Pasal 39

(1) Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk:

a. perwujudan . . .

Page 61: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 61 -

a. perwujudan struktur ruang; b. perwujudan pola ruang; dan c. perwujudan kawasan strategis Kabupaten.

(2) Indikasi program utama memuat uraian yang meliputi: a. program; b. kegiatan; c. sumber pendanaan; d. instansi pelaksana; dan e. waktu dalam tahapan pelaksanaan RTRW.

(3) Pelaksanaan RTRW Kabupaten terbagi dalam 4 (empat) tahapan, meliputi: a. tahap I (Tahun 2012 - 2017); b. tahap II (Tahun 2017 - 2022); c. tahap III (Tahun 2022 - 2027); dan d. tahap IV (Tahun 2027 - 2032).

(4) Matrik indikasi program utama sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Qanun ini.

BAB X ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 40

(1) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat menjadi acuan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten.

(2) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. ketentuan umum peraturan zonasi; b. ketentuan perizinan; c. ketentuan pemberian Intensif dan disintensif; dan d. arahan Sanksi.

(3) Setiap kegiatan yang memanfaatkan ruang harus didasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Bagian Kedua Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten

Pasal 41

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf (a) memuat ketentuan mengenai: a. jenis kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan

syarat, dan tidak diperbolehkan;

b. intensitas . . .

Page 62: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 62 -

b. intensitas pemanfaatan ruang; c. prasarana dan sarana minimum; dan d. ketentuan lain yang dibutuhkan.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten merupakan penjabaran dari ketentuan umum peraturan zonasi yang ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten ditetapkan dengan qanun kabupaten.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten merupakan dasar dalam pemberian izin, pemberian insentif dan disinsentif, dan pengenaan sanksi di tingkat kabupaten.

Pasal 42

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten memuat zonasi pada setiap zona peruntukan.

(2) Zona peruntukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan suatu bagian wilayah atau kawasan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang untuk mengemban suatu fungsi tertentu sesuai dengan karakteristik zonanya.

(3) Ketentuan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang yang

diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan yang tidak diperbolehkan;

b. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang c. ketentuan prasarana dan sarana minimum sebagai

kelengkapan dasar fisik lingkungan yang mendukung berfungsinya zona secara optimal; dan

d. ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana, kawasan keselamatan operasi penerbangan, dan kawasan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 43

(1) Zona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) secara hierarki meliputi: a. zona peruntukan yang dibagi ke dalam sub-sub zona

peruntukan; dan b. sub zona peruntukan yang dibagi ke dalam blok-blok

peruntukan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi zona, sub zona, dan blok peruntukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 44

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem nasional dan/atau arahan peraturan zonasi sistem provinsi dimuat dalam peraturan zonasi kabupaten.

(2) Ketentuan . . .

Page 63: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 63 -

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem nasional dan/atau arahan peraturan zonasi sistem provinsi yang dimuat dalam peraturan zonasi kabupaten merupakan peraturan zonasi sistem nasional dan/atau peraturan zonasi sistem provinsi yang berlaku di kabupaten yang bersangkutan.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten disusun berdasarkan: a. rencana rinci tata ruang kabupaten; dan b. arahan peraturan zonasi pada zona ruang sistem

nasional dan arahan peraturan zonasi pada zona ruang sistem provinsi, yang berlaku di kabupaten yang bersangkutan.

(4) Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten dan/atau rencana detail tata ruang.

Pasal 45

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten meliputi teks zonasi dan peta zonasi yang memuat ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3).

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian minimal 1: 5.000.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten disusun sebagai kelengkapan dari rencana tata ruang wilayah kabupaten.

(4) Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten tidak memerlukan rencana rinci tata ruang, peraturan zonasi kabupaten disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten.

(5) Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten memerlukan rencana rinci, disusun rencana rinci tata ruang yang dilengkapi dengan peraturan zonasi.

(6) Dalam hal rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berbentuk rencana detail tata ruang yang tidak memuat peraturan zonasi, peraturan zonasi ditetapkan dalam peraturan daerah kabupaten tersendiri.

(7) Peraturan daerah kabupaten tentang peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun sejak penetapan peraturan daerah kabupaten tentang rencana rinci tata ruang kabupaten.

(8) Ketentuan mengenai teknis dan tata cara penyusunan peraturan zonasi kabupaten diatur dengan peraturan Menteri.

Pasal 46

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada pasal 45 ayat (2) meliputi:

a. ketentuan . . .

Page 64: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 64 -

a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur ruang; dan

b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk pola ruang.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas: a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pusat

kegiatan; b. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan

prasarana kabupaten; dan c. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Sistem

jaringan prasarana kabupaten lainnya.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk pola ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas: a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan

lindung; b. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan

budidaya; dan c. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Pola Ruang

Laut.

Pasal 47

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (2) huruf a, meliputi: a. peraturan zonasi untuk PKW dan PKLp disusun dengan

ketentuan: 1. diperbolehkan dilakukan pengembangan secara

terbatas pada zona yang tidak termasuk dalam klasifikasi intensitas tinggi dengan syarat maksimum pengembangan 25 persen;

2. tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya;

3. pembatasan terhadap kegiatan bukan perkotaan yang dapat mengurangi fungsi sebagai kawasan perkotaan; dan

4. diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan.

b. peraturan zonasi untuk PPK disusun dengan ketentuan: 1. diperbolehkan dilakukan pengembangan secara

terbatas pada zona yang tidak termasuk dalam klasifikasi intensitas tinggi dengan syarat maksimum pengembangan 25 persen;

2. tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya;

3. pembatasan terhadap kegiatan bukan perkotaan yang dapat mengurangi fungsi sebagai kawasan perkotaan; dan

4. diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan.

c. peraturan . . .

Page 65: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 65 -

c. peraturan zonasi untuk PPL disusun dengan ketentuan: 1. diperbolehkan dilakukan pengembangan secara

terbatas pada zona yang tidak termasuk dalam klasifikasi intensitas tinggi dengan syarat maksimum pengembangan 25 persen;

2. tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya;

3. tidak boleh dilakukan penambahan fungsi tertentu yang bertentangan; dan

4. diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai skala kegiatan.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan prasarana kabupaten lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (2) huruf b, meliputi: a. indikasi arahan peraturan zonasi jaringan jalan; b. indikasi arahan peraturan zonasi jaringan transportasi

darat lainnya; c. indikasi arahan peraturan zonasi jaringan transportasi

kereta api; d. indikasi arahan peraturan zonasi jaringan transportasi

laut; e. indikasi arahan peraturan zonasi jaringan energi; f. indikasi arahan peraturan zonasi jaringan

telekomunikasi; dan g. indikasi arahan peraturan zonasi jaringan sumber daya

air.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi: a. penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan yang

memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan; b. pada ruas-ruas jalan utama menyediakan fasilitas yang

menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan baik yang menggunakan kendaraan maupun pejalan kaki sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. pengguna prasarana transportasi wajib mentaati ketentuan batas maksimal jenis dan beban kendaraan yang diizinkan pada ruas jalan yang dilalui;

d. pemanfaatan ruas-ruas jalan utama sebagai tempat parkir hanya pada lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan oleh instansi yang berwenang dengan tetap menjaga kelancaran arus lalu lintas;

e. pemanfaatan ruas jalan selain prasarana transportasi yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas tidak diizinkan;

f. dilarang alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalan;

g. dilarang membuat jalan masuk atau keluar, serta interchange jalan bebas hambatan, kecuali dengan izin pemerintah;

h. dilarang . . .

Page 66: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 66 -

h. dilarang seluruh pemanfaatan pada rumaja kecuali untuk pergerakan orang atau barang dan kendaraan; dan

i. dilarang aktivitas pemanfaatan budidaya sampai batas ruwasja sesuai dengan kelas dan hirarki jalan.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi jaringan transportsi darat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi: a. pemanfaatan ruang untuk terminal berada pada kawasan

yang dilewati jaringan jalan primer; b. pemanfaatan ruang untuk terminal diarahkan untuk

dapat mendukung pergerakan orang dan barang; c. pembatasan pemanfaatan ruang yang peka terhadap

dampak lingkungan akibat aktivitas terminal; d. pelarangan pemanfaatan ruang yang dapat mengganggu

fungsi terminal sebagai sarana fasilitas umum; dan e. ketentuan moda angkutan barang untuk kendaraan

besar/truk melalui jaringan jalan sistem primer, sedangkan untuk angkutan kendaraan kecil/pick up diperbolehkan melalui jaringan jalan sistem sekunder.

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi jaringan transportsi kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, meliputi: a. pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta

api dilakukan dengan tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

b. ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang pengawasan jalur kereta api yang dapat mengganggu kepentingan operasi dan keselamatan transportasi perkeretaapian;

c. pembatasan pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampak lingkungan akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api;

d. pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api dan jalan; dan

e. penetapan garis sempadan bangunan di sisi jaringan jalur kereta api dengan memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan pengembangan jaringan jalur kereta api.

(6) Ketentuan umum peraturan zonasi Jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, meliputi: a. keselamatan dan keamanan pelayaran; b. pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional dan

pengembangan kawasan pelabuhan perikanan dan pendaratan ikan dengan tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

c. pelarangan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang kawasan sempadan pantai;

d. pelarangan untuk membuang limbah dan limbah B3 pada media lingkungan hidup lautan; dan

e. pelarangan kegiatan yang dapat mengganggu fungsi lindung sebagai sarana fasilitas umum.

(7) Ketentuan . . .

Page 67: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 67 -

(7) Ketentuan umum peraturan zonasi jaringan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e, meliputi: a. pemanfaatan ruang di sekitar gardu induk listrik harus

memperhatikan jarak aman dari kegiatan lain; b. pemanfaatan ruang di sepanjang jaringan Saluran Udara

Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) diarahkan sebagai ruang terbuka hijau;

c. pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. lapangan terbuka pada kawasan luar kota sekurang-kurangnya 7,5 meter dari SUTT;

e. lapangan olah raga sekurang-kurangnya 13,5 meter dari SUTT;

f. jalan raya sekurang-kurangnya 9 meter dari SUTT; g. pohon/tanaman sekurang-kurangnya 4,5 meter dari

SUTT; h. bangunan tidak tahan api sekurang-kurangnya 13,5

meter dari SUTT; i. bangunan perumahan, perdagangan jasa, perkantoran,

pendidikan dan lainnya sekurang-kurangnya 4,5 meter dari SUTT;

j. SUTT lainnya, penghantar udara tegangan rendah dan jaringan telekomunikasi sekurang-kurangnya 4,5 meter dari SUTT;

k. jembatan besi, rangka besi penghantar listrik dan lainnya sekurang-kurangnya 4 meter dari SUTT;

l. pompa bensin/tangki bensin sekurang-kurangnya 20 meter dari SUTT dengan proyeksi penghantar paling luar pada bidang datar yang melewati kaki tiang; dan

m. tempat penimbunan bahan bakar sekurang-kurangnva 50 meter dari SUTT dengan proyeksi penghantar paling luar pada bidang datar yang melewati kaki tiang.

(8) Ketentuan umum peraturan zonasi Jaringan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, meliputi: a. menetapkan sempadan menara telekomunikasi; b. diizinkan pembuatan jaringan kabel yang melintasi tanah

milik atau dikuasai pemerintah; c. mengarahkan penggunaan menara telekomunikasi

bersama; d. menerapkan untuk memanfaatkan secara bersama pada

satu tower BTS untuk beberapa operator telepon seluler dengan pengelolaan secara bersama sesuai Peraturan Perundang-Undangan;

e. pengembangan jaringan baru atau penggantian jaringan lama pada pusat sistem pusat pelayanan dan ruas-ruas jalan utama diarahkan dengan sistem jaringan bawah tanah atau jaringan tanpa kabel. Pembangunan jaringan telekomunikasi harus mengacu pada rencana pola ruang dan arah perkembangan pembangunan;

f. penempatan . . .

Page 68: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 68 -

f. penempatan menara telekomunikasi/tower wajib memperhatikan keamanan, keselamatan umum dan estetika lingkungan serta diarahkan memanfaatkan tower secara terpadu pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan;

g. jarak antar tiang telepon pada jaringan umum tidak melebihi 40 meter; dan

h. dilarang mendirikan bangunan di sekitar menara telekomunikasi/tower dalam radius bahaya keamanan dan keselamatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(9) Ketentuan umum peraturan zonasi Jaringan Sumberdaya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g, meliputi: a. pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah

sungai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung sungai;

b. bangunan yang bisa didirikan di sempadan sungai adalah bangunan pemeliharaan jaringan sungai;

c. pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai lintas provinsi dan lintas kabupaten yang selaras dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di provinsi dan kabupaten yang berbatasan;

d. pemanfaatan ruang di sekitar sungai dan jaringan irigasi sebagai ruang terbuka hijau;

e. pembatasan pembangunan bangunan yang menganggu sistem lindung sempadan sungai; dan

f. pelarangan pemanfaatan ruang yang dapat merusak ekosistem dan fungsi lindung sungai, dan jaringan irigasi.

(10) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan prasarana kabupaten lainnya sebagaimana dimaksud pada pasal 45 ayat (2) huruf c, meliputi: a. indikasi arahan peraturan zonasi sumber air minum

kabupaten; b. indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan

persampahan; c. indikasi arahan peraturan zonasi sistem pengolahan

limbah; d. indikasi arahan peraturan zonasi sistem pengembangan

dan peningkatan drainase; e. indikasi arahan peraturan zonasi jalur evakuasi bencana; f. indikasi arahan peraturan zonasi pengembangan

prasarana pemerintahan dan pelayanan umum; g. indikasi arahan peraturan zonasi pengembangan

prasarana pendidikan; h. indikasi arahan peraturan zonasi pengembangan

prasarana kesehatan; i. indikasi arahan peraturan zonasi pengembangan

prasarana peribadatan; dan j. indikasi arahan peraturan zonasi pengembangan

prasarana perdagangan.

(11) Ketentuan . . .

Page 69: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 69 -

(11) Ketentuan umum peraturan zonasi sumber air minum kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf a, meliputi: a. mengendalikan pertumbuhan kegiatan terbangun

disekitar kawasan sumber air minum; b. dilarang mendirikan bangunan diatas jaringan air

minum; c. mengendalikan tingkat kebocoran jaringan air minum; d. diperbolehkan mendirikan bangunan mendukung

jaringan sumber air minum; e. pembangunan dan pemasangan jaringan primer,

sekunder dan sambungan rumah (SR) yang melintasi tanah milik perorangan wajib dilengkapi pernyataan tidak keberatan dari pemilik tanah;

f. pembangunan fasilitas pendukung pengolahan air minum yang diizinkan meliputi kantor pengelola, bak penampungan/reservoir, tower air, bak pengolahan air dan bangunan untuk sumber energi listrik dengan:

g. sempadan bangunan sekurang-kurangnya sama dengan lebar jalan atau sesuai dengan SK Gubernur dan/atau SK Bupati pada jalur-jalur jalan tertentu. pembangunan dan pemasangan jaringan primer, sekunder dan sambungan rumah (SR) yang memanfaatkan bahu jalan wajib dilengkapi izin galian yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang; dan

h. pembangunan instalasi pengolahan air minum tidak diizinkan dibangun langsung pada sumber air baku.

(12) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf b, meliputi: a. pemanfaatan ruang yang diperbolehkan di kawasan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) meliputi kegiatan bongkar muat sampah;

b. pelarangan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan disekitar prasarana sistem jaringan persampahan;

c. pembatasan terhadap pemanfaatan ruang di sekitar prasarana sistem persampahan;

d. pemanfaatan ruang yang tidak diperbolehkan di sekitar kawasan TPA dan TPST adalah permukiman;

e. pelarangan kegiatan yang menimbulkan pencemaran lingkungan di kawasan TPA dan TPST;

f. dilarang mendirikan bangunan diatas jaringan air limbah;

g. penetapan batas kawasan pengelolaan limbah dengan kawasan permukiman; dan

h. diperbolehkan membangun fasilitas untuk pengolahan dan pemanfaatan energi limbah.

(13) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf c, meliputi:

a. dilarang . . .

Page 70: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 70 -

a. dilarang mendirikan bangunan diatas jaringan air limbah;

b. penetapan batas kawasan pengelolaan limbah dengan kawasan permukiman;

c. diperbolehkan membangun fasilitas untuk pengolahan dan pemanfaatan energi limbah.

d. kegiatan yang diperbolehkan berupa bangunan yang menunjang sistem drainase;

e. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat berupa bangunan yang berdiri diatas atau di sekitar drainase; dan

f. kegiatan yang tidak diperbolehkan berupa kegiatan yang mengganggu fungsi sistem drainase.

(14) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem pengembangan dan peningkatan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf d, meliputi: a. diizinkan bangunan yang mendukung fungsi drainase; b. dilarang mendirikan bangunan diatas jaringan drainase; c. pembuatan jalan inspeksi disepanjang jalur drainase; d. pengembangan kawasan terbangun yang didalamnya

terdapat jaringan drainase wajib dipertahankan secara fisik maupun fungsional dengan ketentuan tidak mengurangi dimensi saluran serta tidak menutup sebagian atau keseluruhan ruas saluran yang ada;

e. setiap pembangunan wajib menyediakan jaringan drainase lingkungan dan/atau sumur resapan yang terintegrasi dengan sistem drainase sekitarnya sesuai ketentuan teknis yang berlaku;

f. tidak memanfaatkan saluran drainase pembuangan sampah, air limbah atau material padat lainnya yang dapat mengurangi kapasitas dan fungsi saluran;

g. tidak diizinkan membangun pada kawasan resapan air dan tangkapan air hujan;

h. kegiatan yang diperbolehkan berupa kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jaringan; dan

i. kegiatan yang tidak diperbolehkan berupa kegiatan yang menimbulkan pencemaran saluran dan kegiatan yang menutup dan merusak jaringan drainase.

(15) Ketentuan umum peraturan zonasi jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf e, meliputi: a. penetapan rute evakuasi; b. dilarang melakukan pemanfaatan badan jalan jalur

evakuasi yang dapat mengganggu kelancaran evakuasi; c. pembangunan fasilitas umum yang ditetapkan sebagai

ruang evakuasi wajib mempertimbangkan kebutuhan kehidupan pengungsi; dan

d. taman dan bangunan fasilitas umum yang ditetapkan sebagai ruang evakuasi dapat difungsikan untuk fungsi lainnya.

(16) Ketentuan umum peraturan zonasi pengembangan prasarana pemerintahan dan pelayanan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf f, meliputi:

a. kantor . . .

Page 71: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 71 -

a. kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah (provinsi, kabupaten, Kecamatan dan gampong);

b. kantor atau instalasi hankam termasuk tempat latihan baik pada tingkatan Nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil, Polsek, dan sebagainya;

c. untuk pemerintah tingkat pusat, provinsi dan kota aksesibilitas minimum adalah jalan kolektor; dan

d. untuk pemerintah tingkat Kecamatan dan dibawahnya aksesibilitas minimum adalah jalan lingkungan utama.

(17) Ketentuan umum peraturan zonasi pengembangan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf g, meliputi: a. penempatan sarana pendidikan dasar dan sarana

pendidikan menengah disesuaikan dengan ketentuan jarak jangkau maksimum dari permukiman serta menjadi orientasi pelayanan lingkungan untuk sarana pendidikan dasar dan menengah;

b. jumlah sarana pendidikan dasar dan menengah dalam satu wilayah disesuaikan dengan jumlah penduduk minimum yang terlayani;

c. sarana pendidikan tinggi pada lingkungan padat minimum dengan aksesibilitas jalan kolektor dan dikembangkan secara vertikal, perletakan tidak boleh berbatasan langsung dengan perumahan;

d. sarana pendidikan formal meliputi sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah umum dan pendidikan tinggi serta akademi; dan

e. sarana pendidikan informal meliputi kursus pendidikan dan perpustakaan tingkat kelurahan, perpustakaan sub-wilayah dan perpustakaan wilayah dikembangkan sesuai dengan jumlah penduduk minimum penduduk terlayani.

(18) Ketentuan umum peraturan zonasi pengembangan prasarana kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf h, meliputi: a. penempatan penyediaan fasilitas kesehatan akan

mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu;

b. sarana kesehatan yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri adalah sarana kesehatan dengan skala pelayanan tingkat Kecamatan atau lebih yang meliputi rumah bersalin, laboratorium kesehatan, puskesmas Kecamatan, rumah sakit pembantu tipe C, RS wilayah tipe B, dan RS tipe A;

c. sarana kesehatan berupa pos kesehatan, apotik, klinik, praktek dokter tidak dikembangkan dalam satu zona terpisah dan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan zonasi;

d. Rumah Sakit dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan kolektor, perletakan tidak boleh berbatasan langsung dengan perumahan; dan

e. Puskesmas dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan lingkungan utama mengacu pada ketentuan-

ketentuan . . .

Page 72: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 72 -

ketentuan lain yang berlaku dalam pengembangan sarana kesehatan.

(19) Ketentuan umum peraturan zonasi pengembangan prasarana peribadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf i, meliputi: a. memperkirakan populasi dan jenis agama serta

kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan relijius;

b. mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada;

c. penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani area tertentu;

d. sarana ibadat yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri meliputi sarana ibadat tingkat pelayanan Kecamatan atau lebih besar;

e. sarana ibadat dengan skala pelayanan lebih rendah dari tingkat Kecamatan tidak dikembangkan dalam satu zona tersendiri namun merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian dari fasilitas perumahan) dan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan zonasi;

f. fasilitas peribadatan dengan skala pelayanan lebih besar atau sama dengan tingkat Kecamatan dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan kolektor; dan

g. mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam pengembangan sarana peribadatan.

(20) Ketentuan umum peraturan zonasi pengembangan prasarana perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf j, meliputi: a. lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi, sedang, dan

rendah dan akan diatur lebih lanjut di dalam peraturan zonasi;

b. lingkungan yang diarahkan untuk membentuk karakter ruang kota melalui pengembangan bangunan bangunan tunggal;

c. skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah tingkat nasional, regional, dan kota; dan

d. jalan akses minimum adalah jalan kolektor tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk.

Pasal 48

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk peruntukan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada pasal 46 ayat (3) huruf a, meliputi: a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan

lindung; b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan

perlindungan setempat;

c. ketentuan . . .

Page 73: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 73 -

c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan suaka alam; dan

d. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana alam.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata

alam terbatas dengan syarat tidak boleh merubah bentang alam;

b. kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;

c. pemanfaatan ruang diperbolehkan untuk kegiatan wisata alam;

d. pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan, flora dan fauna endemik dan tutupan vegetasi;

e. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budi daya hanya diperbolehkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat;

f. pencegahan kegiatan budi daya baru dan budi daya yang telah ada di kawasan lindung yang dapat mengganggu fungsi lindung dan kelestarian lingkungan hidup; dan

g. pemanfaatan lahan untuk lokasi evakuasi bencana.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. ketentuan umum peraturan zonasi sempadan sungai

meliputi: 1. dilarang mendirikan bangunan pada kawasan

sempadan sungai; 2. dilarang melakukan kegiatan yang mengancam

kerusakan dan menurunkan kualitas sungai; 3. dibolehkan aktivitas wisata alam dengan syarat tidak

mengganggu kualitas air sungai; 4. diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka

hijau; 5. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang

fungsi pengelolaan sungai dan taman rekreasi; 6. penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; 7. diizinkan kegiatan pemasangan papan reklame,

papan penyuluhan dan peringatan, rambu-rambu pengamanan;

8. diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air minum;

9. sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan meliputi: a) pada sungai besar berupa sungai yang

mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 kilometer;

b) persegi . . .

Page 74: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 74 -

b) persegi atau lebih dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang bersangkutan;

c) pada sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan

d) pada sungai kecil ditetapkan sekurang-kurangnya 50 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

10. sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan meliputi: a) pada sungai yang mempunyai kedalaman tidak

lebih dari 3 meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan;

b) pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 meter sampai dengan 20 meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 meter dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan

c) pada sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu yang ditetapkan.

11. garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah mengikuti ketentuan garis sempadan bangunan, dengan ketentuan konstruksi dan penggunaan jalan harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan sungai serta bangunan sungai;

12. kepemilikan lahan yang berbatasan dengan sungai diwajibkan menyediakan ruang terbuka publik minimal 3 meter sepanjang sungai untuk jalan inspeksi dan/atau taman; dan

13. dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan menurunkan kualitas sungai.

b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan pantai, meliputi: 1. pemanfaatan ruang yang diperbolehkan meliputi;

ruang terbuka hijau, pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah bencana pesisir, penelitian dan pendidikan, kepentingan adat dan kearifan lokal yang mencakup upacara adat, upacara keagamaan, hak dan kewajiban masyarakat adat, serta tradisi dan kebiasaan, pertahanan dan keamanan, perhubungan; dan komunikasi;

2. di kawasan sempadan pantai, pemanfaatan ruang yang diperbolehkan dengan syarat tertentu meliputi kegiatan rekreasi, wisata bahari, dan eko wisata, dengan syarat tidak termasuk untuk pendirian bangunan permanen dan/atau hotel;

3. kegiatan yang dibatasi pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai dengan tidak merusak fungsi lindung sempadan pantai; dan

4. kegiatan . . .

Page 75: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 75 -

4. kegiatan yang dilarang adalah pendirian bangunan pada kawasan sempadan pantai dan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika pantai.

c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan sekitar danau/embung, meliputi: 1. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; 2. pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan

yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan atau pemanfaatan air;

3. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi rekreasi dan ekologi;

4. penetapan lebar garis sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

5. Pembatasan secara tegas dalam pemanfaatan lahan di kawasan sempadan sungai kawasan sekitar waduk, embung, telaga dan laguna yang dilakukan masyarakat untuk kegiatan budi daya, kecuali untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti: a) kegiatan budi daya pertanian, dengan jenis

tanaman yang diizinkan; b) pemasangan papan reklame, papan penyuluhan

dan peringatan serta rambu-rambu pekerjaan; c) pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon

dan pipa air minum; d) pemancangan tiang atau pondasi jalan/jembatan; e) penyelenggaraan kegiatan yang bersifat sosial dan

kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai; dan

f) pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya berupa kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi: a. pemanfaatan ruang untuk kegiatan wisata alam; b. pembatasan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam; c. pelarangan pemanfaatan biota yang dilindungi; d. pelarangan kegiatan yang dapat mengurangi daya

dukung dan daya tampung lingkungan; e. pelarangan kegiatan yang dapat mengubah bentang alam

dan ekosistem; f. diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk penelitian,

pendidikan, dan wisata alam; g. diperbolehkan pendirian bangunan dibatasi hanya untuk

menunjang kegiatan; dan h. pelarangan terhadap penanaman flora dan pelepasan

satwa yang bukan flora dan satwa endemik kawasan.

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi:

a. ketentuan . . .

Page 76: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 76 -

a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan tanah longsor, meliputi: 1. untuk kawasan di luar kawasan permukiman yang

telah ada tidak boleh dibangun dan mutlak harus dilindungi;

2. untuk kawasan yang terletak pada permukiman yang telah ada perlu dilakukan upaya-upaya perkuatan kestabilan lereng sesuai dengan daya dukung tanah;

3. pembatasan jenis kegiatan yang diizinkan dengan persyaratan yang ketat, kegiatan pariwisata alam secara terbatas dan kegiatan perkebunan tanaman keras;

4. penerapan sistem drainase lereng dan sistem perkuatan lereng yang tepat;

5. rencana jaringan transportasi mengikuti kontur dan tidak mengganggu kestabilan lereng; dan

6. penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk.

7. diizinkan pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis dan ancaman bencana;

8. diizinkan pemasangan pengumuman lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan

9. diizinkan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana.

10. dilarang aktivitas permukiman dan pembangunan prasarana utama di kawasan rawan tanah longsor secara geologis;

11. diizinkan aktivitas budidaya dengan syarat teknis rekayasa teknologi yang sesuai dengan karakteristik;

12. pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum; dan

13. penentuan lokasi dan jalur mitigasi atau evakuasi, sistem informasi bencana, sistem peringatan dini.

b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan gelombang pasang, tsunami dan abrasi, meliputi: 1. pemanfaatan ruang kawasan rawan gelombang

pasang mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana;

2. pemanfaatan ruang kawasan rawan gelombang pasang secara terbatas dan/atau bersyarat untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, dan hutan, dengan jenis vegetasi yang sesuai, teknologi pengolahan tanah yang sesuai, dan dukungan struktur alam dan/atau struktur buatan penahan gelombang pasang;

3. pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum;

4. pelarangan pendirian bangunan penting seperti industri atau pabrik, fasilitas umum, dan bangunan lainnya;

5. pemanfaatan . . .

Page 77: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 77 -

5. pemanfaatan ruang kawasan rawan tsunami mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana tsunami;

6. pemanfaatan ruang kawasan rawan tsunami secara terbatas dan/atau bersyarat untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, dan hutan, dengan jenis vegetasi yang sesuai, teknologi pengolahan tanah yang sesuai, dan dukungan struktur alam dan/atau struktur buatan penahan gelombang tsunami;

7. pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum; dan

8. pelarangan pendirian bangunan penting seperti industri atau pabrik, fasilitas umum, dan bangunan lainnya.

c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan banjir, meliputi: 1. penetapan batas dataran banjir; pemanfaatan

dataran banjir untuk ruang terbuka hijau dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah; dan

2. pelarangan pemanfaatan ruang untuk kegiatan permukiman, fasilitas umum, dan bangunan penting lainnya.

(6) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk peruntukan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada pasal 46 ayat (3) huruf b, meliputi: a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan

produksi; b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan kebun

rakyat; c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian; d. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perkebunan; e. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perternakan; f. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perikanan; g. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan

pertambangan; h. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan industri; i. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pariwisata; j. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan

permukiman; dan k. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan

lainnya.

(7) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a, meliputi: a. diizinkan aktivitas pengembangan hutan tanaman rakyat; b. diizinkan secara terbatas pemanfaatan hasil hutan untuk

menjaga kestabilan neraca sumber daya kehutanan; c. diizinkan secara terbatas pendirian bangunan hanya

untuk menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan;

d. pengembangan . . .

Page 78: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 78 -

d. pengembangan kegiatan diarahkan pada lahan-lahan yang memiliki kesesuaian lahan;

e. peningkatan produktifitas hutan produksi dan hutan rakyat dengan prioritas arahan pengembangan per jenis komoditi berdasarkan produktifitas lahan, akumulasi produksi, dan kondisi penggunaan lahan;

f. diizinkan aktivitas pengembangan hutan secara berkelanjutan;

g. diizinkan secara terbatas pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan;

h. dilarang aktivitas pengembangan budidaya lainnya yang mengurangi luas hutan; dan

i. ketentuan alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk pembangunan bagi kepentingan umum dengan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

(8) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan kebun rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b, meliputi: a. pengaturan pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga

kestabilan neraca sumber daya kebun rakyat; b. kegiatan yang diizinkan adalah pertanian tumpang sari;

dan c. kegiatan yang dilarang adalah jual beli kayu tanpa

dilengkapi dokumen SKHH dan surat-surat legalitas yang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(9) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf c, meliputi: a. indikasi arahan peraturan zonasi kawasan pertanian

sawah irigasi meliputi: 1. diarahkan untuk budidaya tanaman pangan; 2. diizinkan aktivitas pendukung pertanian; 3. dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi luas

kawasan sawah beririgasi; 4. dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau

merusak fungsi lahan dan kualitas tanah; dan 5. dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sawah

beririgasi;

b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sawah bukan irigasi meliputi: 1. diarahkan untuk budidaya tanaman pangan; dan 2. diizinkan mendirikan rumah tunggal dengan syarat

sesuai dengan rencana rinci tata ruang.

c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian lahan kering dan holtikultura meliputi: 1. diarahkan untuk tanaman yang menghasilkan daun,

buah, dan batang; 2. pada kawasan yang memiliki kelerengan di atas 25

persen diarahkan untuk budidaya tanaman tahunan; 3. diizinkan mendirikan rumah tunggal dengan syarat

sesuai dengan rencana rinci tata ruang; dan 4. diizinkan pemanfaatan ruang untuk permukiman

petani.

(10) Ketentuan . . .

Page 79: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 79 -

(10) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf d, meliputi: a. diizinkan pengembangan budidaya lainnya seperti

tanaman pangan, peternakan dan perikanan; b. dilarang melakukan peremajaan secara bersamaan untuk

mengurangi erosi lapisan atas tanah; c. pemanfaatan ruang untuk permukiman masyarakat

setempat dengan kepadatan rendah diperbolehkan pada lahan dengan kelerengan kurang dari 25 persen dan pada hamparan yang menyatu dengan permukiman yang telah ada;

d. pembangunan sarana dan prasarana pendukung perkebunan termasuk agrowisata hanya diperbolehkan pada lahan dengan kelerengan kurang dari 25 persen;

e. budidaya perkebunan diarahkan pada jenis tanaman tahunan produktif dengan memperhatikan aspek konservasi lingkungan; dan

f. ketentuan pelarangan alih fungsi lahan perkebunan menjadi lahan budidaya non pertanian harus mengacu Peraturan Perundang-Undangan.

(11) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf e, meliputi: a. peternakan dapat dikembangkan terpadu dengan

pertanian tanaman pangan tadah hujan, holtikultura, dan perkebunan dengan memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan;

b. perlu adanya pengelolaan limbah dan jalur hijau di sekeliling kawasan peternakan skala besar;

c. diizinkan pengembangan budidaya tumpang sari dengan peternakan dan perikanan;

d. dilarang melakukan melakukan peremajaan secara bersamaan untuk mengurangi erosi lapisan atas tanah;

e. jarak antara kawasan peternakan skala besar dengan kawasan permukiman, pariwisata, dan perkotaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati;

f. kegiatan peternakan tidak boleh dilakukan di daerah dekat sungai dan di daerah permukiman kegiatan peternakan diarahkan pada daerah padang rumput; dan

g. khusus peternakan yang diharamkan oleh agama tidak akan diberikan izin perternakannya.

(12) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf f, meliputi: a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi budidaya

perikanan, perikanan organik, perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, penelitian dan wisata; dan

b. pelarangan kegiatan perusakan lingkungan hidup dalam budidaya perikanan yang tidak ramah lingkungan.

(13) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf g, meliputi: a. menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) sesuai

ketentuan perundang-undangan;

b. mengarahkan . . .

Page 80: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 80 -

b. mengarahkan dan mengendalikan kegiatan penambangan melalui perizinan;

c. mengatur rehabilitasi kawasan bekas penambangan sesuai dengan kaidah lingkungan; pengawasan secara ketat terhadap kegiatan penambangan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan;

d. wajib melaksanakan reklamasi pada lahan-lahan bekas galian/penambangan;

e. pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan tambang, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan;

f. pengelolaan kawasan bekas penambangan harus direhabilitasi sesuai dengan zona peruntukan yang ditetapkan;

g. kewajiban melakukan pengelolaan lingkungan selama dan setelah berakhirnya kegiatan penambangan;

h. tidak diperbolehkan menambang batuan di perbukitan yang di bawahnya terdapat mata air penting atau pemukiman;

i. tidak diperbolehkan menambang bongkah-bongkah batu dari dalam sungai yang terletak di bagian hulu dan di dekat jembatan;

j. percampuran kegiatan penambangan dengan fungsi kawasan lain diperbolehkan sejauh mendukung atau tidak merubah fungsi utama kawasan;

k. Penambangan pasir atau sirtu di dalam badan sungai hanya diperbolehkan pada ruas-ruas jalan tertentu yang dianggap tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan; dan

l. mengarahkan kegiatan usaha pertambangan untuk menyimpan dan mengamankan tanah atas (top soil) guna keperluan rehabilitasi lahan bekas penambangan.

(14) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf h, meliputi: a. diizinkan mengembangkan aktivitas pendukung kegiatan

industri; b. diizinkan penyediaan ruang untuk zona penyangga

berupa sabuk hijau (green belt) dan RTH; c. diizinkan mengembangkan perumahan karyawan, fasum

skala lokal sebagai pendukung kegiatan industri; d. diizinkan mengembangkan IPAL; e. dilarang mengembangkan kegiatan yang tidak

mendukung fungsi industri; f. pengelolaan limbah B3 di kawasan industri; g. larangan melakukan kegiatan dan/atau usaha yang

menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. h. kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa serta

fasilitas umum diperbolehkan berkembang di sekitar dan pada kawasan peruntukan industri dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

i. permukiman . . .

Page 81: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 81 -

i. permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum yang dikembangkan adalah permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan para pekerja dan kebutuhan industri yang dibatasi pengembangannya; dan

j. kegiatan industri wajib melakukan pengelolaan sampah, limbah dan limbah bahan berbahaya dan beracun.

(15) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf i, meliputi: a. diizinkan mengembangkan aktivitas komersial sesuai

dengan skala daya tarik pariwisatanya; b. diizinkan secara terbatas pengembangan aktivitas

perumahan dan permukiman dengan syarat di luar zona utama pariwisata dan tidak mengganggu bentang alam daya tarik pariwisata;

c. diizinkan terbatas pendirian bangunan untuk menunjang pariwisata;

d. pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;

e. perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;

f. kegiatan yang diperbolehkan meliputi permukiman, perdagangan dan jasa, pertanian, pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;

g. pembatasan pendirian bangunan yang tidak menunjang kegiatan pariwisata; dan

h. pelarangan kegiatan eksploitasi yang dapat merusak situs dan obyek wisata.

(16) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf j, meliputi: a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan Permukiman

Perkotaan, meliputi: 1. penetapan amplop bangunan, tema arsitektur

bangunan, kelengkapan bangunan dan lingkungan, dan penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan;

2. kegiatan yang diperbolehkan adalah perumahan, perdagangan dan jasa, sarana olahrga, sarana pendidikan, dan industri rumah tangga;

3. penetapan penggunaan lahan untuk bangunan pada pengembangan perumahan baru sebesar 40 persen sampai dengan 60 persen dari luas lahan yang ada; penetapan kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan perumahan baru tidak bersusun dengan jumlah bangunan paling banyak 50 unit rumah per hektar;

4. pengembangan kawasan perumahan baru harus dilengkapi dengan utilitas umum yang memadai meliputi sistem pembuangan air limbah, sistem pembuangan air hujan, sistem prasarana air bersih, dan sistem pembuangan sampah;

5. setiap . . .

Page 82: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 82 -

5. setiap permukiman perkotaan diarahkan pada kepadatan penduduk sedang hingga tinggi sedangkan permukiman perdesaan diarahkan pada kepadatan rendah hingga sedang;

6. setiap kawasan permukiman harus tersedia ruang terbuka yang terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau;

7. pada kawasan permukiman perkotaan ditetapkan luas ruang terbuka hijau sebesar paling sedikit 30 persen dari luas kawasan perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau publik sebesar 20 persen dan ruang terbuka hijau privat 10 persen;

8. pada kawasan permukiman perkotaan yang telah memiliki luasan ruang terbuka hijau lebih besar dari 30 persen tetap dipertahankan;

9. diarahkan intensitas bangunan berkepadatan sedang – tinggi dan bangunan vertikal;

10. diperbolehkan mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

11. diizinkan mengembangkan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai dengan skalanya;

12. pengembangan pada lahan yang sesuai dengan kriteria fisik meliputi: kemiringan lereng, ketersediaan dan mutu sumber air bersih, dan bebas dari potensi banjir/genangan;

13. penetapan ketentuan teknis bangunan; 14. penetapan tema arsitektur bangunan; 15. penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; 16. penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan

yang diizinkan. 17. prioritas pengembangan pada permukiman hirarki

rendah dengan peningkatan pelayanan fasilitas permukiman; dan

18. pengembangan permukiman ditunjang dengan pengembangan fasilitas pendukung unit permukiman seperti: fasilitas perdagangan dan jasa, hiburan, pemerintahan, pelayanan sosial.

b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman perdesaan, meliputi: 1. diarahkan intensitas bangunan berkepadatan rendah

– sedang; 2. diizinkan mengembangkan perdagangan dan jasa

dengan syarat sesuai dengan skalanya; 3. pembatasan perkembangan kawasan terbangun yang

berada atau berbatasan dengan kawasan lindung diizinkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya;

4. penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan

5. penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.

(17) Ketentuan . . .

Page 83: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 83 -

(17) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan lainnya berupa kawasan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf k, meliputi: a. memperhatikan kebijakan sistem pertahanan dan

keamanan nasional; b. memperhatikan kebijakan pemerintah yang menunjang

pusat hankam nasional; c. memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan

kebutuhan bidang hankam beserta prasarana dan sarana penunjangnya;

d. aksesibilitas yang menghubungkan zona hankam adalah jalan kolektor; dan

e. tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan dan komersial.

(18) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk peruntukan kawasan pola ruang laut sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (3) huruf c, meliputi: a. pemanfaatan ruang untuk menjamin ketersediaan

sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan;

b. pemanfaatan ruang ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun untuk pelestarian, penelitian, pendidikan, peningkatan kesadaran konservasi, wisata alam, sumber plasma nutfah, budidaya dan jasa lingkungan;

c. pemanfaatan ruang berdasarkan sistem zonasi; d. pemanfaatan secara terbatas sumber daya alam hayati

untuk kebutuhan masyarakat tradisional di bawah izin dan pengawasan yang ketat sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan;

e. pemanfaatan ruang untuk kepentingan pembangunan strategis untuk publik berdasarkan izin Pemerintah Aceh setelah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan rekomendasi Lembaga Wali Nanggroe;

f. peraturan ruang wilayah kelola adat laot; g. pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan

pencemaran air dan yang mempunyai potensi merusak ekosistem; dan

h. pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf e.

Bagian Ketiga

Ketentuan Perizinan

Pasal 49

(1) Jenis-jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf b, meliputi: a. Izin Prinsip; b. Izin Lokasi; c. Izin Pemanfaatan Ruang;

d. Izin . . .

Page 84: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 84 -

d. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT); e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan f. Izin lain berdasarkan peraturan perundang-undangan; g. pengaturan keterlibatan masing-masing instansi

perangkat daerah terkait dalam setiap perizinan yang diterbitkan;

h. teknis prosedural dalam pengajuan izin pemanfaatan ruang maupun forum pengambilan keputusan atas izin yang akan dikeluarkan; dan

i. pengambilan keputusan perizinan yang dimohonkan oleh masyarakat, individual maupun organisasi.

(2) Izin Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. sebagai dasar dari pemberian izin lokasi; dan b. sebagai dasar rekomendasi untuk beroperasi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. sebagai dasar untuk pembebasan lahan dalam rangka

pemanfaatan ruang; dan b. sebagai dasar izin penggunaan pemanfaatan tanah.

(4) Izin Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. Izin Pemanfaatan Ruang yang menjadi kewenangan

Pemerintah dan pemerintah daerah provinsi diberikan kepada calon pengguna ruang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. Izin Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan pemanfaatan sumber daya alam diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi: a. diberikan kepada untuk kegiatan pemanfaatan ruang

pada lahan yang sudah dikuasai; b. berlaku selama lokasi tersebut digunakan sesuai dengan

peruntukannya dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum; dan

c. sebagai dasar Izin Mendirikan Bangunan;

(6) Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e sebagai dasar mendirikan bangunan.

(7) ketentuan dan tata cara perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

(8) pengaturan keterlibatan masing-masing instansi perangkat daerah terkait dalam setiap perizinan yang diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g disesuaikan dengan Qanun RTRW Kabupaten Aceh Barat.

(9) teknis prosedural dalam pengajuan izin pemanfaatan ruang maupun forum pengambilan keputusan atas izin yang akan dikeluarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h disesuaikan dengan Qanun RTRW Kabupaten Aceh Barat.

(10) Pengambilan . . .

Page 85: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 85 -

(10) Pengambilan keputusan perizinan yang dimohonkan oleh masyarakat, individual maupun organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i disesuaikan dengan Qanun RTRW Kabupaten Aceh Barat.

Pasal 50

(1) Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten.

(2) Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar dan atau tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten, dibatalkan oleh pemerintah menurut kewenangan masing-masing sesuai ketentuan perundang-undangan.

(3) Izin pemanfaatan ruang yang telah diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten, termasuk akibat adanya perubahan RTRW Kabupaten, dapat dibatalkan dan dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin.

Bagian Keempat Ketentuan Pemberian Insentif dan Disinsentif

Paragaraf 1 Ketentuan Pemberian Insentif

Pasal 51

(1) Ketentuan Pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf c, meliputi: a. bentuk pemberian insentif dan disinsentif; b. bentuk dan tata cara pemberian insentif; dan c. bentuk dan tata cara pemberian disinsentif.

(2) Bentuk pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud pada huruf a, dalam penataan ruang diselenggarakan untuk: a. meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang

dalam rangka mewujudkan tata ruang seuai dengan rencana tata ruang;

b. memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana tata ruang; dan

c. meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang.

Paragraf 2 Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif

Pasal 52

(1) Insentif dapat diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang didorong pengembangannya.

(2) Insentif . . .

Page 86: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 86 -

(2) Insentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat berupa: a. insentif fiskal dapat berupa:

1. pemberian keringanan pajak; dan/atau 2. pengurangan retribusi.

b. insentif non fiskal dapat berupa: 1. pemberian kompensasi; 2. subsidi silang; 3. kemudahan perizinan; 4. imbalan; 5. sewa ruang; 6. urun saham; 7. penyediaan prasarana dan sarana; 8. penghargaan; dan/atau 9. publikasi atau promosi.

(4) Pemberian insentif fiskal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian insentif non fiskal diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait dengan bidang insentif yang diberikan;

(6) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), terbagi atas: a. insentif dari pemerintah kepada pemerintah daerah,

meliputi: 1. subsidi silang; 2. kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan

ruang yang diberikan oleh Pemerintah; 3. penyediaan prasarana dan sarana di daerah; 4. pemberian kompensasi; 5. penghargaan dan fasilitasi; dan/atau 6. publikasi atau promosi daerah.

b. insentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya, meliputi: 1. pemberian kompensasi dari pemerintah daerah

penerima manfaat kepada daerah pemberi manfaat atas manfaat yang diterima oleh daerah penerima manfaat;

2. kompensasi pemberian penyediaan sarana dan prasarana;

3. kemudahaan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah penerima manfaat kepada investor yang berasal dari daerah pemberi manfaat; dan/atau

4. publikasi atau promosi daerah. c. insentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah

kepada masyarakat, meliputi: 1. pemberian keringanan pajak;

2. pemberian . . .

Page 87: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 87 -

2. pemberian kompensasi; 3. pengurangan retribusi; 4. imbalan; 5. sewa ruang; 6. urun saham; 7. penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau 8. kemudahan perizinan.

(7) Mekanisme pemberian insentif yang berasal dari pemerintah daerah kabupaten diatur dengan peraturan bupati.

(8) Mekanisme pemberian insentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya diatur berdasarkan kesepakatan bersama antar pemerintah daerah yang bersangkutan.

(9) Pengaturan mekanisme pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dan ayat (7) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3

Bentuk dan Tata Cara Pemberian Disinsentif

Pasal 53

(1) Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi pengembangannya.

(2) Disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat berupa: a. disinsentif fiskal berupa pengenaan pajak yang tinggi;

dan b. disinsentif non fiskal dapat berupa:

1. kewajiban memberi kompensasi; 2. pensyaratan khusus dalam perizinan; 3. kewajiban memberi imbalan; dan/atau 4. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.

c. pemberian disinsentif fiskal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan; dan

d. ketentuan lebih lanjut mengenai disinsentif non fiskal diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait dengan bidang disinsentif yang diberikan.

(4) Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), terbagi atas: a. disinsentif dari pemerintah kepada pemerintah daerah,

meliputi: 1. persyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan

pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah; 2. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di

daerah; dan/atau 3. pemberian status tertentu dari pemerintah.

b. disinsentif . . .

Page 88: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 88 -

b. disinsentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya, meliputi: 1. pengajuan pemberian kompensasi dari pemerintah

daerah pemberi manfaat kepada daerah penerima manfaat;

2. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana; dan/atau

3. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah pemberi manfaat kepada investor yang berasal dari daerah penerima manfaat.

c. disinsentif dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat, meliputi: 1. kewajiban memberi kompensasi; 2. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan

pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;

3. kewajiban memberi imbalan; 4. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana;

dan/atau 5. pensyaratan khusus dalam perizinan.

(5) Mekanisme pemberian disinsentif yang berasal dari pemerintah daerah kabupaten diatur dengan Peraturan Bupati.

(6) Mekanisme pemberian disinsentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya diatur berdasarkan kesepakatan bersama antarpemerintah daerah yang bersangkutan.

(7) Pengaturan mekanisme pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dan ayat (6) berpedoman pada ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

Bagian Kelima Arahan Sanksi

Paragraf 1 Umum

Pasal 54

(1) Arahan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf d, meliputi: a. setiap orang yang melakukan pelanggaran di bidang

penataan ruang dikenakan sanksi administratif; b. pelanggaran di bidang penataan ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi: 1. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana

tata ruang; 2. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin

pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat berwenang;

3. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang; dan/atau

4. menghalangi . . .

Page 89: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 89 -

4. menghalangi akses terhadap kawasan yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan sebagai milik umum.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara kegiatan; c. penghentian sementara pelayanan umum; d. penutupan lokasi; e. pencabutan izin; f. pembatalan izin; g. pembongkaran bangunan; h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau i. denda administratif.

(3) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 1, meliputi: a. memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang di

lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukkannya; b. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di

lokasi yang sesuai peruntukannya; dan/atau c. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di

lokasi yang tidak sesuai peruntukannya.

(4) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2, meliputi: a. tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang yang telah

dikeluarkan; dan/atau b. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang

yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang.

(5) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 3, meliputi: a. melanggar batas sempadan yang telah ditentukan; b. melanggar ketentuan koefisien lantai bangunan yang

telah ditentukan; c. melanggar ketentuan koefisien dasar bangunan dan

koefisien dasar hijau; d. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi

bangunan; e. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi

lahan; dan/atau f. tidak menyediakan fasilitas sosial atau fasilitas umum

sesuai dengan persyaratan dalam izin pemanfaatan ruang.

(6) Menghalangi akses terhadap kawasan yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan sebagai milik umum

sebagaimana . . .

Page 90: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 90 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 4, meliputi:

a. menutup akses ke pesisir pantai, sungai, danau, situ, dan sumber daya alam serta prasarana publik;

b. menutup akses terhadap sumber air; c. menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka hijau; d. menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki; e. menutup akses terhadap lokasi dan f. jalur evakuasi bencana; dan/atau g. menutup akses terhadap jalan umum tanpa izin pejabat

yang berwenang.

Paragraf 2

Kriteria dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

Pasal 55

(1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) terhadap pelanggaran penataan ruang dikenakan berdasarkan kriteria: a. besar atau kecilnya dampak yang ditimbulkan akibat

pelanggaran penataan ruang; b. nilai manfaat pemberian sanksi yang diberikan terhadap

pelanggaran penataan ruang; dan/atau c. kerugian publik yang ditimbulkan akibat pelanggaran

penataan ruang.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf a, dilakukan melalui penerbitan surat peringatan tertulis dari pejabat yang berwenang yang memuat: a. rincian pelanggaran dalam penataan ruang; b. kewajiban untuk menyesuaikan kegiatan pemanfaatan

ruang dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang; dan

c. tindakan pengenaan sanksi yang akan diberikan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan;

(3) Surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali.

(4) Apabila surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud ayat (3) diabaikan, pejabat yang berwenang melakukan tindakan berupa pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) huruf b sampai dengan huruf i sesuai dengan kewenangannya.

(5) Penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) huruf b dilakukan melalui tahapan: a. pejabat yang berwenang menerbitkan surat peringatan

tertulis sesuai ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4);

b. apabila peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a diabaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan

surat . . .

Page 91: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 91 -

surat keputusan penghentian sementara kegiatan pemanfaatan ruang;

c. berdasarkan surat keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf b, pejabat yang berwenang melakukan penghentian sementara kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa; dan

d. setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan tidak beroperasi kembali sampai dengan terpenuhinya kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.

(6) Penghentian sementara pelayanan umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) huruf c dilakukan melalui tahapan: a. pejabat yang berwenang menerbitkan surat peringatan

tertulis sesuai ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4);

b. apabila surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a diabaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan penghentian sementara pelayanan umum dengan memuat penjelasan dan rincian jenis pelayanan umum yang akan dihentikan sementara;

c. berdasarkan surat keputusan penghentian sementara pelayanan umum sebagaimana dimaksud pada huruf b, pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan sementara pelayanan kepada orang yang melakukan pelanggaran; dan

d. setelah pelayanan umum dihentikan kepada orang yang melakukan pelanggaran, pejabat yang berwenang melakukan pengawasan untuk memastikan tidak terdapat pelayanan umum kepada orang yang melakukan pelanggaran tersebut sampai dengan terpenuhinya kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.

(7) Penutupan lokasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) huruf d dilakukan melalui tahapan: a. pejabat yang berwenang menerbitkan surat peringatan

tertulis sesuai ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4);

b. apabila peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a diabaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan penutupan lokasi;

c. berdasarkan surat keputusan penutupan lokasi sebagaimana dimaksud pada huruf b, pejabat yang berwenang melakukan penutupan lokasi dengan bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara paksa; dan

d. setelah dilakukan penutupan lokasi, pejabat yang berwenang melakukan pengawasan untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan orang yang melakukan pelanggaran memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.

(8) Pencabutan . . .

Page 92: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 92 -

(8) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) huruf e dilakukan melalui tahapan: a. pejabat yang berwenang menerbitkan surat peringatan

tertulis sesuai ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4);

b. apabila surat peringatan tertulis sebagamana dimaksud pada huruf a diabaikan, pejabat yang berwenang mencabut izin menerbitkan surat keputusan pencabutan izin;

c. berdasarkan surat keputusan pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada huruf b, pejabat yang berwenang memberitahukan kepada orang yang melakukan pelanggaran mengenai status izin yang telah dicabut sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah dicabut izinnya; dan

d. apabila perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada huruf c diabaikan, pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(9) Pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) huruf f dilakukan melalui tahapan:

a. pejabat yang berwenang menerbitkan surat peringatan tertulis sesuai ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4);

b. apabila surat peringatan sebagaimana dimaksud pada huruf a diabaikan, pejabat yang berwenang melakukan pembatalan izin, menerbitkan surat keputusan pembatalan izin;

c. berdasarkan surat keputusan pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada huruf b, pejabat yang berwenang memberitahukan kepada orang yang melakukan pelanggaran mengenai status izin yang telah dibatalkan sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah dibatalkan izinnya; dan

d. apabila perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada huruf c diabaikan, pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(10) Pembongkaran bangunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) huruf g dilakukan melalui tahapan: a. pejabat yang berwenang menerbitkan surat peringatan

tertulis sesuai ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4);

b. apabila surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a diabaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pembongkaran bangunan; dan

c. berdasarkan surat keputusan pembongkaran bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf b, pejabat yang

berwenang . . .

Page 93: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 93 -

berwenang melakukan penertiban sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(11) Pemulihan fungsi ruang sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat (2) huruf h dilakukan melalui tahapan: a. pejabat yang berwenang menerbitkan surat peringatan

tertulis sesuai ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4);

b. apabila surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a diabaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat perintah pemulihan fungsi ruang;

c. berdasarkan surat perintah sebagaimana dimaksud pada huruf b, pejabat yang berwenang memberitahukan kepada orang yang melakukan pelanggaran mengenai ketentuan pemulihan fungsi ruang dan cara pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu;

d. pejabat yang berwenang melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang; dan

e. apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf d tidak dapat dipenuhi orang yang melakukan pelanggaran, pejabat yang berwenang melakukan tindakan pemulihan fungsi ruang secara paksa.

(12) Apabila orang yang melakukan pelanggaran dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf c, Pemerintah/pemerintah daerah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh Pemerintah/pemerintah daerah atas beban orang yang melakukan pelanggaran tersebut di kemudian hari.

(13) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada Pasal 53 ayat (2) huruf i dapat dikenakan secara tersendiri atau bersamasama dengan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud Pada ayat ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) sampai dengan ayat (12).

Pasal 56

(1) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

(2) Sanksi Perdata adalah tindakan pidana yang menimbulkan kerugian secara perdata akibat pelanggaran yang ada dan menimbulkan masalah pada perorangan atau masyarakat secara umum dan diterapkan sesuai Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku.

BAB XI

KELEMBAGAAN

Pasal 57

(1) Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang di wilayah Kabupaten, yang meliputi koordinasi dalam pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang, dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD.

(2) Tugas, . . .

Page 94: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 94 -

(2) Tugas, susunan organisasi dan tata kerja BKPRD sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelembagaan penataan ruang mengacu pada peraturan perundang-undangan.

BAB XII

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

Bagian Kesatu Umum

Pasal 58

Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan berbagai unsur seperti masyarakat, pihak swasta, dunia usaha, kelompok profesi, LSM yang selanjutnya disebut peran masyarakat, memiliki hak dan kewajiban dalam penataan ruang, baik pada tahap penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, maupun tahap pengendalian pemanfaatan ruang.

Bagian Kedua

Hak Masyarakat

Pasal 59

(1) Dalam penataan ruang wilayah, setiap masyarakat berhak: a. mengetahui rencana tata ruang wilayah Kabupaten Aceh

Barat dan rencana rincinya berupa rencana detail tata ruang kawasan dan rencana pengembangan sektoral;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang; dan

c. mengajukan keberatan, gugatan dan tuntutan pembatalan izin, serta memperoleh penggantian yang layak atas kegiatan pembangunan terkait pelaksanaan RTRW Kabupaten.

(2) Untuk mengetahui RTRW Kabupaten dan rencana rincinya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a masyarakat dapat memperoleh melalui: a. Lembaran Kabupaten; b. papan pengumuman di tempat-tempat umum; c. penyebarluasan informasi melalui brosur; d. instansi yang menangani penataan ruang; dan atau e. Sistem Informasi Tata Ruang Wilayah (SITRW)

Kabupaten;

(3) Untuk menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b didasarkan pada hak atas dasar pemilikan, penguasaan atau pemberian hak tertentu yang dimiliki masyarakat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, atau pun atas hukum adat dan kebiasaaan atas ruang pada masyarakat setempat;

(4) Dalam . . .

Page 95: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 95 -

(4) Dalam hal pengajuan keberatan, gugatan dan tuntutan pembatalan izin, serta hak memperoleh penggantian atas kegiatan pembangunan terkait pelaksanaan RTRW Kabupaten, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, adalah hak masyarakat untuk: a. mengajukan keberatan, tuntutan pembatalan izin dan

penghentian kegiatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten dan rencana rincinya;

b. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten menimbulkan kerugian;

c. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten kepada penjabat yang berwenang; dan

d. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RTRW Kabupaten dan rencana rincinya;

Bagian Ketiga

Kewajiban Masyarakat

Pasal 60

(1) Dalam pemanfaatan ruang setiap orang dalam penataan ruang wajib: a. menaati RTRW Kabupaten Aceh Barat yang telah

ditetapkan; b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan

ruang dari pejabat yang berwenang; c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan

izin pemanfaatan ruang; dan d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh

ketentuan Peraturan Perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

(2) Pemberian akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah untuk kawasan milik umum, yang aksesibilitasnya memenuhi syarat: a. untuk kepentingan masyarakat umum; dan b. tidak ada akses lain menuju kawasan dimaksud.

(3) Kawasan milik umum tersebut, diantaranya adalah sumber air, ruang terbuka publik dan fasilitas umum lainnya sesuai ketentuan dan Perundang-Undangan.

Bagian Keempat

Peran Masyarakat

Pasal 61

Peran masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang diakomodasi pemerintah daerah dalam proses:

a. penyusunan . . .

Page 96: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 96 -

a. penyusunan rencana tata ruang; b. pemanfaatan ruang; dan c. pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 62

Dalam penyusunan rencana tata ruang, peran masyarakat dapat berbentuk: a. bantuan masukan dalam identifikasi potensi dan masalah,

memperjelas hak atas ruang, dan penentuan arah pengembangan wilayah;

b. pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam penyusunan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah;

c. pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana tata ruang;

d. kerja sama dalam penelitian dan pengembangan; e. bantuan tenaga ahli; dan/atau f. bantuan dana.

Pasal 63

Dalam pemanfaatan ruang, peran masyarakat dapat berbentuk: a. penyelenggaraan kegiatan pembangunan prasarana dan

pengembangan kegiatan yang sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten;

b. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang agar sesuai dengan arahan dalam RTRW Kabupaten;

c. bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan mewujudkan struktur dan pola pemanfaatan ruang, dan masukan dalam proses penetapan lokasi kegiatan pada suatu kawasan; dan

d. konsolidasi dalam pemanfaatan tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas, serta menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian lingkungan hidup.

Pasal 64

Dalam pengendalian pemanfaatan ruang, peran masyarakat dapat berupa: a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah melalui

penyampaian laporan dan/atau pengaduan adanya penyimpangan pemanfaatan ruang, secara lisan atau tertulis kepada pejabat yang berwenang, BKPRD dan atau Bupati; dan

b. bantuan pemikiran atau pertimbangan dalam rangka penertiban kegiatan pemanfaatan ruang yang menyimpang dari arahan RTRW Kabupaten.

BAB XIII . . .

Page 97: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 97 -

BAB XIII KEWAJIBAN PEMERINTAH KABUPATEN

Pasal 65

(1) Pemerintah Kabupaten Aceh Barat berkewajiban untuk mewujudkan sistem informasi untuk mempublikasikan secara terbuka rencana tata ruang Kabupaten Aceh Barat kepada masyarakat sebagai informasi publik.

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mudah diakses oleh masyarakat.

(3) Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dan instansi terkait berkewajiban memberikan informasi atau sosialisasi kepada masyarakat tentang perlunya penyelenggaraan penataan ruang baik dari aspek yuridis formal maupun dari sudut pandangan Islam.

(4) Kegiatan sosialisasi penyelenggaraan tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan sarana dan prasarana formal dan informal.

BAB XIV

PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 66

(1) Penyelesaian sengketa penataan ruang pada tahap pertama diupayakan berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat.

(2) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperoleh kesepakatan, para pihak dapat menempuh upaya penyelesaian sengketa melalui pengadilan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 67

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Qanun ini dikenakan sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVI KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 68

(1) Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah 20 tahun, yaitu tahun 2012 - 2032 dan dapat ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun.

(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial provinsi yang ditetapkan dengan Peraturan

Perundang-Undangan . . .

Page 98: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 98 -

Perundang-Undangan, RTRW Kabupaten dapat ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun.

(3) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dilakukan apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten dan/atau dinamika internal Kabupaten.

(4) Qanun tentang RTRW Kabupaten dilengkapi dengan Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan album peta yg merupakan bagian yg terpisah dari peraturan daerah ini

(5) Dalam hal terdapat penetapan kawasan hutan oleh menteri kehutanan terhadap bagian wilayah Kabupaten yang kawasan hutannya belum disepakati pada saat Qanun ini ditetapkan, rencana dan album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disesuaikan dengan peruntukan kawasan hutan berdasarkan hasil kesepakatan menteri kehutanan.

(6) Untuk operasionalisasi RTRW kabupaten disusun Rencana Rinci Kawasan Strategis Kabupaten meliputi: a. RDTR Kota Meulaboh; b. RDTR KSK Wisata Budaya Makam Teuku Umar; c. RDTR KSK Kawasan Pendidikan Alue Penyaring; d. RDTR KSK Danau Geunang Gedong; e. RDTR KSK PKLp Meutulang; f. RDTR KSK Kota Terpadu Mandiri Panton Reu; g. RDTR KSK Kawasan Cepat Tumbuh Woyla; h. RDTR Kawasan Agropolitan Sawang Teubee; dan i. RDTR KSK Komunitas adat terpencil Sikundo

BAB XVII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 69

(1) Dengan berlakunya Qanun ini, maka semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang daerah yang telah ada dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Qanun ini.

(2) Dengan berlakunya Qanun ini, maka: a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah

sesuai dengan ketentuan Qanun ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Qanun ini berlaku ketentuan: 1. Untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya,

izin tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Qanun ini;

2. Untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, dilakukan penyesuaian dengan masa transisi berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan

3. Untuk . . .

Page 99: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 99 -

3. Untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Qanun ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin telah dapat diberikan penggantian yang layak.

c. pemanfaatan ruang di daerah yang diselenggarakan tanpa izin dan bertentangan dengan ketentuan Qanun ini, akan ditertibkan dan disesuaikan dengan Qanun ini; dan

d. pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketentuan Qanun ini, agar dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 70

Dengan berlakunya Qanun ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Barat Nomor 5 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun 1994 – 2004 (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Barat Tahun 1994 Nomor 5) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 71

Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Kabupaten Aceh Barat.

Ditetapkan di Meulaboh pada tanggal 17 J u l i 2013 M

8 Ramadhan 1434 H

BUPATI ACEH BARAT,

ttd.

T. ALAIDINSYAH

Diundangkan di Meulaboh pada tanggal 22 J u l i 2013 M

13 Ramadhan 1434 H

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT,

ttd.

BUKHARI

LEMBARAN KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013 NOMOR 1

Page 100: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 100 -

PENJELASAN

ATAS

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT

NOMOR 1 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH BARAT

TAHUN 2012-2032

I. UMUM Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan acuan operasionalisasi

kegiatan pembangunan daerah yang dituangkan dalam bentuk struktur dan pola ruang. Rencana ini disusun secara hirarkis dari rencana tata ruang wilayah tingkat Nasional (RTRWN), Propinsi (RTRWP), hingga Kabupaten/Kota (RTRW Kabupaten/Kota), serta memadukan kegiatan pembangunan sektoral dengan pembangunan wilayah. Keterpaduan ini perlu dilakukan sedemikian rupa dengan cara menyelaraskan antara rencana tata ruang yang satu dengan yang lain dan dengan berbagai dinamika.

Berbagai dinamika dan perubahan yang terjadi di masyarakat memberikan konsekuensi adanya perkembangan kebutuhan masyarakat dalam menunjang kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangan kegiatan, baik karena permasalahan internal maupun pengaruh eksternal wilayah memberikan dampak adanya berbagai perubahan dalam struktur kehidupan masyarakat. Sejalan dengan perkembangan tersebut bila tidak diimbangi dengan laju pembangunan wilayah disegala bidang, maka akan menimbulkan dampak kerugian di masyarakat.

Adapun dinamika internal adalah perubahan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya yang berasal dari dalam wilayah tersebut seperti potensi perubahan wilayah, potensi perubahan kekuasaan ditingkat lokal, permasalahan dan isu pembangunan ekonomi dan sosial serta tantangan pembangunan lainnya yang sifatnya lokal.

Sedangkan dinamika eksternal adalah perubahan yang terjadi karena adanya pengaruh dari luar baik itu pada tataran global, nasional, propinsi maupun hal-hal yang berkembang dan akan berpengaruh terhadap kabupaten lainnya yang memiliki hubungan baik secara administrasi maupun kerjasama dengan Kabupaten Aceh Barat. Dinamika eksternal ini, juga dipengaruhi oleh tuntutan sistem kepemerintahan yang baik (good governance), tuntutan pasar dunia (global market forces) dan tuntutan masyarakat pada umumnya.

Dalam rangka mengantisipasi berbagai dinamika tersebut diatas, perlu disusun RTRW Kabupaten Aceh Barat sebagai alat penuntun dan pedoman pembangunan di Kabupaten Aceh Barat yang mempertimbangkan beberapa hal pokok sebagai berikut:

Adanya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 dan pencabutan Undang–Undang lama tentang Penataan Ruang, yaitu Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 sebagai landasan penyusunan RTRW Kabupaten Aceh Barat.

Page 101: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 101 -

Terbitnya Peraturan Pemerintah yang baru, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang tentunya harus menjadi acuan bagi RTRW Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Adanya revisi RTRW Propinsi Aceh, yang tentunya akan mempengaruhi kedudukan Kabupaten Aceh Barat dalam konstelasi wilayah Propinsi Aceh.

Adanya potensi bencana di Kabupaten Aceh Barat yang harus dipertimbangkan dalam menyusun struktur dan pola ruang.

Adanya paradigma baru dalam konsep pembangunan global antara lain munculnya isu global warming dalam pengelolaan lingkungan hidup, millenium development goals, dan lain sebagainya.

Penyusunan RTRW Kabupaten Aceh Barat diperlukan mengingat fungsi dan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat adalah sebagai berikut:

Matra keruangan dari pembangunan daerah; Dasar kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten; Alat untuk mewujudkan keseimbangan perkembangan wilayah kabupaten dan

antar kawasan serta keserasian antar sektor; Alat untuk mengalokasikan investasi yang dilakukan pemerintah, swasta dan

masyarakat; Pedoman untuk penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan; Dasar pemanfaatan dan pengendalian ruang; dan Dasar pemberian ijin/rekomendasi peruntukan penggunaan lahan.

Tanpa adanya pranata yang mampu mengarahkan dan mengendalikan tatanan fisik wilayah, perkembangan fisik wilayah yang cepat akan menyebabkan wilayah berkembang tanpa memperhatikan kaidah-kaidah penataan ruang yang baik , aman dan nyaman sehingga akan menimbulkan tatanan fisik wilayah yang kacau dan tidak berkarakter.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Istilah yang dirumuskan dalam pasal ini dimaksudkan agar terdapat keseragaman pengertian dalam Qanun ini.

Pasal 2 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 3 Ayat (1)

Cukup Jelas

-2-

Page 102: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 102 -

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 4 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 5 Cukup Jelas

Pasal 6 Cukup Jelas

Pasal 7 Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat adalah tujuan yang ditetapkan Kabupaten Aceh Barat yang merupakan arahan perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang Kabupaten Aceh Barat pada aspek keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat merupakan arahan perwujudan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun).

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat dirumuskan berdasarkan:

visi dan misi pembangunan wilayah Kabupaten Aceh Barat; karakteristik wilayah Kabupaten Aceh Barat; isu strategis; kondisi objektif yang diinginkan; tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Aceh

dan nasional; jelas dan diupayakan tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8 Ayat (1)

Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat.

Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat dirumuskan berdasarkan:

-3-

Page 103: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 103 -

tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat; karakteristik wilayah Kabupaten Aceh Barat; kapasitas sumber daya wilayah Kabupaten Aceh Barat dalam

mewujudkan tujuan penataan ruangnya; dan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 9 Ayat (1)

Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan: kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat; kapasitas sumber daya wilayah Kabupaten Aceh Barat dalam

melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Ayat (10)

Cukup Jelas

Ayat (11)

-4-

Page 104: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 104 -

Cukup Jelas

Ayat (12)

Cukup Jelas

Ayat (13)

Cukup Jelas

Ayat (14)

Cukup Jelas

Pasal 10 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 11 Ayat (1)

Rencana sistem pusat kegiatan adalah suatu kerangka tata ruang wilayah yang dibangun oleh konstelasi pusat-pusat kegiatan (perkotaan) yang satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan transportasi sebagai perwujudan Strategi Penataan Ruang. Penentuan hirarki kota-kota di Kabupaten Aceh Barat mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut: Kebijaksanaan RTRWN dan RTRWP Propinsi Aceh. Jumlah penduduk, aksesibilitas dan fasilitas pelayanan yang ada

dan pengembangannya. Pola pergerakan penduduk dalam pemenuhan fasilitas pelayanan.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 12 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

-5-

Page 105: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 105 -

Pasal 13 Cukup jelas

Pasal 14 Ayat (1)

Penetapan klasifikasi fungsi jaringan jalan sebagai prasarana transportasi di Kabupaten Aceh Barat didasarkan kepada: a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 b. Keterkaitan dan keterpaduan dengan sebaran hirarki kota- kota

yang dituju sebagai berikut: Menciptakan keamanan dan kenyamanan sistem jaringan arteri

primer sebagai penghubung antar PKN dan antara PKN dan PKW.

Menciptakan keamanan dan kenyamanan jalan kolektor primer sebagai penghubung antar PKW dan antara PKW dan PKL.

Menciptakan keamanan dan kenyamanan jalan lokal primer sebagai penghubung antar PKL dan antara PKL dan PPK.

Mengembangkan jalan lingkungan primer yang menghubungkan antar PPK dan antara PPK dengan PPL

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Terminal penumpang menurut wilayah pelayanannya dibedakan menjadi:

Terminal Tipe A, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.

Terminal Tipe B, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan perdesaan.

Terminal Tipe C, melayani angkutan dalam perkotaan dan angkutan pedesaan.

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

-6-

Page 106: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 106 -

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 16 Cukup Jelas

Pasal 17 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 18 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 19 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

-7-

Page 107: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 107 -

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Pasal 20 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Ayat (10)

Cukup Jelas

Pasal 21 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

-8-

Page 108: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 108 -

Pasal 22 Cukup Jelas

Pasal 23 Cukup Jelas

Pasal 24 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai. Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Ayat (3)

Perlindungan terhadap sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria Penetapan: Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan

sekurang- kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang- kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan dihitung dari tepi sungai pada sungai besar sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter.

Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan dihitung dari tepi sungai pada sungai kecil sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter.

Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai.

Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua Puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai.

Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan sungai ditetapkan sekurang- kurangnya 30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai.

Garis sempadan sungai yang terpengaruh pasang surut air laut ditetapkan sekurang- kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai.

Garis sempadan sungai 10-15 meter yang dibangun jalan insepeksi.

-9-

Page 109: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 109 -

Ayat (4)

Perlindungan terhadap kawasan sekitar danau/waduk untuk melindungi danau/waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danau/waduk. Kriteria kawasan sekitar danau/waduk adalah daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi danau/waduk antara 50 - 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 25 Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya biota laut disamping sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut serta pelindung usaha budidaya di belakangnya. Kriteria kawasan pantai berhutan bakau adalah minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat.

Pasal 26 Ayat(1)

Yang dimaksud dalam kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi berpotensi tinggi mengalami bencana alam, antara lain berupa tanah longsor, rawan banjir dan rawan kebakaran. Ayat (2)

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Banjir merupakan salah satu masalah yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat. Kriteria kawasan rawan banjir secara umum adalah:

Daerah sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 25 meter di atas permukaan laut;

Daerah dengan kemiringan dibawah 5%; Daerah yang dialiri sungai dengan sedimentasi tinggi di atas 20.000

m³/tahun. Terjadi banjir secara berkala

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 27 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

-10-

Page 110: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 110 -

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 28 Cukup Jelas

Pasal 29 Kawasan peruntukan hutan produksi tetap ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor paling besar 124 (seratus dua puluh empat) diluar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konsversi lainnya.

Pasal 30 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Fisiografi lahan yang datar, merupakan potensi dasar untuk pengembangan kawasan pertanian lahan basah. Kondisi ini memungkinkan dukungan sarana dan prasarana penunjangnya terhadap aktivitas pertanian seperti jaringan jalan, irigasi dan lain-lain. Kawasan dengan peruntukan pertanian lahan basah ini potensial untuk pengembangan kegiatan pertanian tanaman pangan.

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Kabupaten Aceh Barat dengan kondisi tinggi tempat yang bervariasi dari dataran rendah sampai dataran tinggi sangat berpotensi dalam pengembangan kegiatan pertanian lahan kering.

Pengembangan pertanian tanaman pangan lahan kering lebih ditekankan pada upaya diversifikasi pada areal-areal pengembangan pertanian padi sawah. Mengenai luasan per unit wilayah kecamatan tergantung pada tingkat kecocokan tanahnya dan pilihan petani/masyarakat usaha tani dalam membudidayakan TPLK.

Ayat (6)

Cukup Jelas

-11-

Page 111: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 111 -

Ayat (7)

Kawasan yang diperuntukkan bagi perkebunan baik perkebunan yang dikelola oleh rakyat maupun badan usaha. Pemanfatan kawasan di maksud mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Ayat (10)

Cukup Jelas

Pasal 31

Ayat (1)

Kawasan peruntukan perikanan ditetapkan dengan kriteria: - Penangkapan, budidaya dan industri pengolahan hasil perikanan,

dan/atau - Tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup. - Faktor Kelerengan < 8% - Persediaan air cukup. Rencana pengembangan ruang untuk perikanan di wilayah Kabupaten Aceh Barat berdasarkan potensi lestari.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 32

Ayat (1)

Rencana pengembangan kawasan pertambangan dilakukan untuk memanfaatkan potensi sumber daya mineral dan bahan galian yang dimiliki Kabupaten Aceh Barat untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) dan tetap

-12-

Page 112: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 112 -

memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan (environmental friendly).

Untuk memanfaatkan potensi tersebut harus memenuhi Kriteria kawasan peruntukan pertambangan sebagai berikut: - Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan

kegiatan pertambangan berkelanjutan. - Merupakan bagian proses upaya mengubah kekuatan ekonomi

potensil menjadi ekonomi riil. - Tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya. - Tidak terletak di daerah resapan dan daerah yang terdapat mata air. - Tidak terletak di daerah banjir dan rawa. - Tidak terletak di daerah rawan bencana alam (longsong, gempa

bumi dan lain-lain). - Tidak terletak di daerah yang sungainya rapat. - Pengaturan pendirian bangunan yang tidak mengganggu fungsi

pelayaran. - Memperhatikan keseimbangan biaya dan manfaat serta

keseimbangan risiko dan manfaat. - Pengaturan bangunan di sekitar instalasi dan peralatan kegiatan

pertambangan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan memperhatikan kepentingan daerah.

- Kegiatan penambangan di dalam kawasan lindung di lakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

- Lokasi pertambangan tidak terlalu dekat dengan permukiman, dan tidak terletak di daerah tadah untuk menjaga kelestarian sumber air.

- Lokasi penggalian pada lereng curam >40% tidak mengakibatkan bahaya erosi dan longsor.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 33

Ayat (1)

Kriteria kawasan peruntukan industri: - Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri. - Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup. - Tidak mengubah lingkungan hidup. - Tidak boleh terletak di kawasan lindung. - Tidak boleh terletak di kawasan budidaya yang terdiri dari kawasan

pertanian khususnya sawah yang memperoleh pengairan dan jaringan irigasi.

- Tidak boleh terletak di kawasan budidaya yang memiliki lahan berpotensi untuk pembangunan jaringan irigasi yaitu lahan yang di cadangkan untuk lahan usaha tani dengan fasilitas irigasi.

-13-

Page 113: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 113 -

- Tidak boleh terletak di kawasan hutan produksi terbatas dan kawasan hutan produksi tetap.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 34

Ayat (1)

Rencana pengembangan kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Aceh Barat dilakukan untuk memanfaatkan potensi wisata guna mendorong perkembangan pariwisata dengan memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan lingkungan alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Selain itu arahan pengembangan kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Aceh Barat secara ruang untuk dapat memberikan manfaat sebagai berikut: meningkatkan devisa dari sektor pariwisata dan meningkatkan

investasi di daerah; mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya; meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan kontribusi pada pendapatan daerah dan nasional; meningkatkan kesempatan kerja; melestarikan budaya lokal; meningkatkan perkembangan masyarakat.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 35

Ayat (1)

Rencana pengembangan kawasan permukiman dilakukan untuk menyediakan tempat bermukim yang sehat dan aman dari bencana

-14-

Page 114: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 114 -

alam serta dapat memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Lokasi lingkungan permukiman harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa

lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area bandara, daerah di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;

Kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;

Kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia);

Kriteria keindahan / keserasian / keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/situ/sungai/kali dan sebagainya;

Kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana;

Kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan;

Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional / lokal setempat.

Guna mewujudkan kelestarian lingkungan, kenyamanan, keserasian dan keamanan, diperlukan adanya pengaturan kepadatan, ketinggian dan garis sempadan bangunan.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 36 Ayat (1)

Cukup Jelas

-15-

Page 115: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 115 -

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 37 Cukup jelas

Pasal 38 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5) Penetapan kawasan strategis aspek fungsi dan daya dukung lingkungan diambil dari kriteria: a. Merupakan aset berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi

perlindungan ekosistem; b. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air; c. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; dan d. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Penetapan kawasan strategis aspek ekonomi diambil dari kriteria :

a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; dan atau b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan

ekonomi; dan atau c. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan

ekonomi atau yang pengembangan infrastrukturnya mudah dilakukan; dan atau

d. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; dan

e. Diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Ayat (8)

Cukup Jelas

-16-

Page 116: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 116 -

Ayat (9)

Cukup Jelas

Pasal 39 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 40 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 41 Ayat (1)

Arahan peraturan zonasi digunakan sebagai pedoman dalam hal peraturan terkait kepentingan perizinan.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4) - Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan

imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.

- Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

Pasal 42 Ayat (1)

Cukup Jelas

-17-

Page 117: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 117 -

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 43 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 44 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 45 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

-18-

Page 118: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 118 -

Cukup Jelas

Pasal 46 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 47 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Ayat (10)

Cukup Jelas

Ayat (11)

Cukup Jelas

Ayat (12)

Cukup Jelas

Ayat (13)

-19-

Page 119: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 119 -

Cukup Jelas

Ayat (14)

Cukup Jelas

Ayat (15)

Cukup Jelas

Ayat (16)

Cukup Jelas

Ayat (17)

Cukup Jelas

Ayat (18)

Cukup Jelas

Ayat (19)

Cukup Jelas

Ayat (20)

Cukup Jelas

Pasal 48 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

-20-

Page 120: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 120 -

Ayat (10)

Cukup Jelas

Ayat (11)

Cukup Jelas

Ayat (12)

Cukup Jelas

Ayat (13)

Cukup Jelas

Ayat (14)

Cukup Jelas

Ayat (15)

Cukup Jelas

Ayat (16)

Cukup Jelas

Ayat (17)

Cukup Jelas

Ayat (18)

Cukup Jelas

Pasal 49 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

-21-

Page 121: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 121 -

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Ayat (10)

Cukup Jelas

Pasal 50 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 51 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 52 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

-22-

Page 122: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 122 -

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Pasal 53 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Pasal 54 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

-23-

Page 123: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 123 -

Pasal 55 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Ayat (7)

Cukup Jelas

Ayat (8)

Cukup Jelas

Ayat (9)

Cukup Jelas

Ayat (10)

Cukup Jelas

Ayat (11)

Cukup Jelas

Ayat (12)

Cukup Jelas

Ayat (13)

Cukup Jelas

Pasal 56 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 57 Ayat (1)

-24-

Page 124: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 124 -

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 58 Cukup jelas

Pasal 59 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 60 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 61

Peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan hak masyarakat sehingga Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan pembinaan agar kegiatan peran serta masyarakat dapat terselenggara dengan baik.

Pasal 62 Cukup jelas

Pasal 63 Cukup jelas

Pasal 64 Cukup jelas

Pasal 65 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

-25-

Page 125: NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG …tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_aceh-barat... · Kabupaten Aceh Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ...

- 125 -

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 66 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 67 Cukup jelas

Pasal 68 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Pasal 69 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 70 Cukup jelas

Pasal 71 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR 144

-26-