NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

70
NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan 1 Ilmu yang mempelajari respon beberapa inti dalam kimia organik, terhadap pengaruh medan magnet pancaran gelombang radio sehingga merupakan alat penting untuk determinasi struktur kimia. Biasnya untuk menguji kedudukan beberapa inti dalam senyawa organik 1 H dalam semester ini hanya atom H 13 C 15 N 19 F 31 P =>

description

NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan. Ilmu yang mempelajari respon beberapa inti dalam kimia organik , terhadap pengaruh medan magnet pancaran gelombang radio sehingga merupakan alat penting untuk determinasi struktur kimia . - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Page 1: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI)

NUCLEUS MAGNETIC RESONANCEI.Pendahuluan

1

Ilmu yang mempelajari respon beberapa inti dalam kimia organik, terhadap pengaruh medan magnet pancaran gelombang radio sehingga merupakan alat penting untuk determinasi struktur kimia.

Biasnya untuk menguji kedudukan beberapa inti dalam senyawa organik1H dalam semester ini hanya atom H13C15N19F31P

=>

Page 2: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

1.Nuclear Spin

2

Inti dengan nomer ato ganjil atau bilangan massanya ganjil mengalami perputaran (spin).

Putaran dari inti bermuatan dapat menimbulkan medan magnit .

=>

Page 3: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

2.Pengaruh medan magnet

3

Bila inti diletakkan dalam medan magnet luar (putaran inti) akan besifat sebagai batangan magnet) .

=>

Page 4: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

a.Kedudukan senyawa thd medan magnet

4

S

A spinning nucleus with it's magnetic field aligned with the magnetic field of a magnet

- spin state,favorable,lower energy

N

S

N

N

S - spin state,unfavorable,higher energy

A spinning nucleus with it's magnetic field aligned against the magnetic field of a magnet

S

N

Page 5: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

b.Harga E Dan Kekuatan Medan Magnet

Chapter 135

Rumus yang didapat: h B0E = h = ———— (1)

2 = Rasio Gyromagnetik yang tetap untuk proton

/tiap inti (26,753 s-1gauss-1untuk H).Bila harganya medan 14,092 gauss , setara

dengan 60 MHz untuk menggerakkan proton Tenaga ini sangat rendah atau dinamakan

radiofrekuensi Bila medan magnet diaplikasikan pada proton yang yang mengalami preses, pada frekuensi . Maka harga yang proposional pada kekuatan medan yang teraplikasikan adalah:

Page 6: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

6

Page 7: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Tabel frekuensi presesi (MHz) dengan kenaikkan medan magnet

7

Contoh

Kekuatan dari signal tergantung kepekaan NMR, untuk masing-masing unsur inti.

BBo o (tesla)(tesla) 1.41.4 2.12.1 2.32.3 5.15.1 5,85,8 7.17.1

11HH22HH1313CC1414NN1919FF3131PP

ElektronElektron

BebasBebas

6060

9,29,2

15.115.1

4.34.3

56.556.5

24.324.3

3.9 x3.9 x

101044

9090

13.813.8

22.622.6

6.56.5

84.784.7

36.436.4

100100

15.315.3

25.225.2

7.27.2

93.093.0

40.540.5

220220

33.733.7

55.055.0

15.815.8

206.5206.5

89.289.2

220220

38.438.4

62.962.9

17.917.9

203.4203.4

101.5101.5

300300

46.046.0

75.575.5

21.521.5

282.0282.0

121.5121.5

Page 8: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

8

Tuluen mempunyai inti benzin, yang terdiri dari lima (5) atom C yang masing-masing mengikat satu atom H (yang setara), dan kemudian mengikat satu atom C dengan 3 atom H..sebagai metil

Page 9: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

9

E.Contoh struktur kimia (Senyawa sepaleksin dalam D2O

Page 10: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Keterangan

10

Slide 8 dan 9 memberi gambaran bahwa, dua kelompok atom pada aromatik dan metil mempunyai kondisi yang berbeda, sehingga pengaruh medan magnit akan direspon dalam keadaan yang berbeda.

Besar kecilnya respon tergantung pada masing-masing atom H, bila atom mempunyai sifat sama maka tidak saling berpengaruh sehingga responya komulatif.

Berbeda dengan H-7, H-6, dan H-2 pada sefaleksin, atom H walaupun berdekatan tetapi kedudukan berbeda aksial dan ekuatorial pada H-2, dan H-7 dan H-6 dekat dengan NH, sehingga responnya terpengaruh.

Page 11: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

3.Penggunaan Dalam analisis

11

Kepekaan spektrum NMR terhadap struktur molekule, sangat bagus untuk analisis dalam kimia farmasi.

Pertama: Alat ini juga dapat digunakan untuk analisis kimia kuantitatif,dan dalam operasinya tidak perlu menggunakan senyawa pemban ding sebagai lazimnya analisis instrumental.

Ke dua, Spektrumnya menghasilkan sangat spesifik dan hanya memerlukan sampel yang sangat kecil.

Ke tiga, NMR dapat digunkan untuk analisis berbagai bentuk senyawa organik maupun anorganik.

Page 12: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Kekurangan dan kelebihan

12

Alat NMR memggunakan biaya tinggi yang kadang-kadang dapat mengurangi kepekaan karena digunakan sampai 10 mg sampel.

Bila medan magnit yang digunakan sangat kuat akan dapat mengurangi jumlah sampel yang digunakan sampai hanya 10g.

Banyak hasil analisis kimia kuantitatif dengan NMR telah dipublikasi, sehingga akan dapat memacu perbaikkannya bila sangat banyak yang menggunakan.

Kemungkinan masih dapat dikembangkan, dalam penggunaan maupun dalam teorinya

Page 13: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

4.Rumusan dan satuan NMR

13

Rumus ini penting dalam NMR, sebagai contoh bila medan magnet luar sebesar

1,4 14.000 gauses, akan memberikan presesi sebesar atau 60 ribu perdetik, → 60 MHz,

Untuk Bo = 2.3,maka 100 MHz 4,1 maka 220 MHz. adalah kerapatan arus dari medan

magnet bukan intensitasnyabukan intensitasnya

Page 14: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Gambar pengaruh medan magnet

14

Contoh

Page 15: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

5.Energi transisi

15

Bila Proton dalam keadaan pressesing dalam medan magnet internal, yang searah maka ia akan menyerab energi medan magnet yang kemudian menjadi keadaan yang berlawanan.

Bila proton kembali kekeadaan searah (semula) dan melepaskan energi terjadilah relaksasi.

Bila proton yang mengalami presesing yang teirradiasi energi frekuensi radio, dengan frekuensi yang sesuai, maka proton yang dalam keadaan energi rendah akan mengabsorpsi energi radiofrekuensi tersebut, menjadi proton yang berenergi lebih tinggi. Dan kemudian terjadi relaksasi

Page 16: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Tingkat energi spin/presesi Tingkat energi spin/presesi protonproton

16 Bo

+1/2

-1/2

In a strong magnetic field (Bo) the two spin states differ in energy.

Energi dasar

Energi tinggi

N

S

Page 17: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

17

Bila radiasi frekuensi radio yang diserab oleh proton sama dengan radiasi frekuensi radio yang datang kemudian maka akan terjadi resonansi, karena itu dinamakan Nuclear Magnetic Resonance. Atau disingkan NMR (PMR).

Berdasar penelitian bila proton dalam molekul senyawa organik diekspose terhadap medan magnet yang kuat maka proton akan mengalami preses, walaupun semuanya tidak terjadi, atau waktunya tidak bersamaan.

Hasil radiasi yang sesuai frekuensinya tersebut akan menyebabkan promosi proton dari energi rendah ke energi yang tinggi , dan bila hasil absorbsi tersebut direkam akan menghasilkan spektrum tertentu seperti pada tuluen dalam slide 8

Page 18: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

18

Proton pada inti benzin akan lebih lamban sehingga memerlukan tenaga lebih banyak dari pada energi yang diperlukan oleh –CH3

Atom H dalam inti terdapat 5 atom sedangkan pada metil 3 atom maka secara komulatif tinggi spektrogramnya 5 : 3,

Spektrum yang terjadi pada tuluen masih sederhana karena masing-masing atom tidak saling mempengaruhi.

Pada gambar slide 9, kedudukan atom H berbeda- beda lingkungannya, sehingga puncak atom H sangat spesifik, bahkan ada yang terpecah menjadi dua (splitzing).

Page 19: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

6.Momen magnetik

19

Inti (proton) dengan I tidak =0, nol akan mempunyai vektor sudut momen yang sejajar sehingga pengamatan pada komponen sudut momen dan momen magnet dapat dirumus kan: = (hI), (2)

dan adalah rasio gyro magnetik dari inti. Maka bila momen inti = dapat dirumuskan

pula: momen = m/I (3)m adalah jumlah kuantum magnetik, yang

harganya: 1,1 – 1, 1- 2,...... , -1. Harga 2 I +1 adalah sudut momentum dari suatu inti. Bila tak ada medan elektomagnetik maka semua 2 I+1 akan mempunyai energi yang sama.

Page 20: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

20

Bila medan magnit diaplikasikan pada proton yang yang mengalami preses, pada frekuensi . Maka harga yang proposional pada kekuatan medan yang teraplikasikan adalah:

µNBo =———— (4) hI Bo = Kekuatan medan magnet yang diberikan I = jumlah kuantum dari spin h = tetapan Plank (6,626 x 10-34 Joul) µ = momen magnetik dari inti (tertentu) N= tetapan magnetik inti.Harga yang mendekati sesungguhnya sbb:

Page 21: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Tabel frekuensi presesi (MHz) dengan kenaikkan medan magnet

21

Contoh

Kekuatan dari signal tergantung kepekaan NMR, untuk masing-masing unsur inti.

BBo o (tesla)(tesla) 1.41.4 2.12.1 2.32.3 5.15.1 5,85,8 7.17.1

11HH22HH1313CC1414NN1919FF3131PP

ElektronElektron

BebasBebas

6060

9,29,2

15.115.1

4.34.3

56.556.5

24.324.3

3.9 x3.9 x

101044

9090

13.813.8

22.622.6

6.56.5

84.784.7

36.436.4

100100

15.315.3

25.225.2

7.27.2

93.093.0

40.540.5

220220

33.733.7

55.055.0

15.815.8

206.5206.5

89.289.2

220220

38.438.4

62.962.9

17.917.9

203.4203.4

101.5101.5

300300

46.046.0

75.575.5

21.521.5

282.0282.0

121.5121.5

Page 22: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

22

Dari data diatas elektron hampir 700 x kuat dibanding 1H, 1H dan 19 F adalah paling luas, dan lebih sensitif dari yang lain.Penggunan medan magnet 7,1 ,maka E =h (perbedaan energi sangat kecil) sampai 300 MHz.

Karena perbedaan sangat kecil (10—4 Kj mol-1, maka populasi proton dalam keadaan kedua state tersebut hampir sama. Maka akan terjadi perubahan bila diberi medan magnet yang cock frekuensinya.

Setiap proton yang berada pada keadaan energi tinggi akan selalu kembali pada keadaan energi yang lebih rendah, secara tetap.

Page 23: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

7.Transisi energi dari tinggi ke energi rendah

23

Energi E, dapat diemisikan kembali sebesar 60 MHz, yang dapat direkam dengan sustu detektor frekuensi radio sebagai kejadian resonansi.

Yang terpenting terjadi perubahan energi dari energi tinggi menjadi rendah, (radiationless) sebagai energi yang hilang walaupun dapat direkam.

Dapat juga dinyatakan sebagai relaksasi dengan cara mengubah E menjadi vektor Elektro magnetik kedalam lingkungan disekitarnya.

Sebagai contoh molekul yang didalam larutan akan mengalami perubahan vibarsi dan rotasi, yang berkaitan dengan perubahan medan elektromagnetik untuk mengabsorbsi E.

Page 24: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Lanjut

24

Bila proton atau inti, dalam larutan akan dikelilingi oleh atom-atom, atau proton lain baik oleh larutan maupun dalam molekulnya sendiri, maka proses relaksasi akan mengalami gangguan karena berada dalam kedaan lattice dinamakan spin- lattice relaxation.(SLR)

Relaksasi yang lain (kedua) adalah proses tranfer E kepada inti tetangga yang dinama kan spin-spin lattice relaxation, inti yang pertama kehilangan energi tetapi inti yang lain mendapat imbas energi.

Kecepatan relaksasi dengan proses tersebut terjadi dalam spin-lacttice relaxation, telah terpantau pada pemberian tenaga yang diabsorsi sebesar 60 MHz.

Page 25: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

8.Waktu paro spin-lattice relaxation

25

Waktu paro Waktu paro spin-lattice relaxation spin-lattice relaxation (SLR). (SLR). Ditandai dengan TDitandai dengan T1 1 dan dan spin-spin lattice spin-spin lattice relaxatirelaxatioon (SSLR)n (SSLR) dinamakan T dinamakan T2. 2. Bila TBila T11 dan T dan T22 kecil, maka waktu eksitasi inti akan pendek, dan kecil, maka waktu eksitasi inti akan pendek, dan ditemukan juga terjadi pelebaran puncak ditemukan juga terjadi pelebaran puncak absorbsi.absorbsi.

Bila T1 dan T2. Lebar maka terjadi order 1 detik sehingga terjadi spektrum absorbsi yang tajam. Relaksasi yang terjadi T1dan T2 dalam larutan yang viskus akan tidak efisien sehingga didapat spektrunm yang melebar.

Karena pengamatan selalu dilakukanKarena pengamatan selalu dilakukan dalam dalam larutan yang tidak viskus untuk mendapatkan larutan yang tidak viskus untuk mendapatkan spektrum NMR yang tajamspektrum NMR yang tajam.

Page 26: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

26

Hubungan antara waktu relaksasi dengan Hubungan antara waktu relaksasi dengan pelebaran garis spektrum dapat dipelajari pelebaran garis spektrum dapat dipelajari secara kualitatif dengan menggunakan secara kualitatif dengan menggunakan prinsip:prinsip:

E - E - t t h/2 h/2 66))atau E = hatau E = h ( (77))E E t t 1/2 1/2 ( (88)) E E dandan t adalah tetap, Bila t adalah tetap, Bila t lebar, t lebar,

maka life time) atau waktu relaksasi maka life time) atau waktu relaksasi panjangpanjang kemukemu dian dian

akan kecil, artinya pengukuran akan kecil, artinya pengukuran frekuensi akan kecil pula.garis spektrum frekuensi akan kecil pula.garis spektrum akan sempit.akan sempit.

..

Page 27: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

10.Penghambatan kimia dan cara pengukuran

27

Dengan medan 1.4 menghasilkan frekuensi presesional 60 Mhz. Harga frekuensi prese sional yang diapplikasikan medan magnet yang sama masing-masing inti tidak sama, sangat tergantung berberapa faktor.

Contoh Etanol CH3 –CH2-OH, mempunyai proton dengan tiga karakter. Hal itu penting untuk mempelajari kimia organik.maka NMR digunakan untuk analisis ahli kimia organik.

Penghambatan dalam frekuensi tergantung pada lingkungan unsur lain.Seperti yang terjadi pada tuluen (slide 8).

Page 28: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

1H-NMR of ethyl alcohol, CH3CH2OH

CH3

CH2

OH

Three types of protons

28

Page 29: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

29

Untuk mengukur frekuensi presesional gugus dari inti (proton) sebagai bilangan yang absolut sangat sukar, maka digunakan pembanding seperti:

TMS dipilih sebagai referen yang baik karena spektranya tajam walaupun dengan kadar kecil, dan mempunyai 12 proton. Dia merupakan senyawa inert, mempunyai titik didih yang rendah, dapat mudah diuapkan agar tidak mengotori sampel.

Mudah larut dalam pelarut organik, digunakan larutan 1% sebagai standar internal.

8.Pengukuran Penghambatan kimia dengan Internal std

Page 30: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

30

Bila digunakan pelarut air(H2O) atau D2O, TMS tak mudah larut sehingga digunakan Na-3-(trimetilsilil)-propanesulfonat.

Untuk analisis 13C dan 19F, MS kurang baik, tetapi akhirnya TMS diterima sebagai standar untuk 13C, sedangkan untuk 19F digunakan CFCl3.

Penggunaan D2O, karena H2O, mempunyai 2 proton yang mungkin mengganggu, penampilan spektrum.

Senyawa dengan rantai karbon akan lebih baik diuji dengan Carbon C-13 proton magnetic resonance.

Page 31: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

II.PENGUKURAN PENGHAMBATAN KIMIA PADA SPEKTRUM NMR

31

Alat spektrometer NMR mempunyai perleng kapan dasar untuk merekam spektrum NMR, antara lain magnet, sumber frekuensi radio, dan sistem detektor.

Sistem detektor harus dapat mengkonversi energi radiasi frekuensi radio yang diberikan kepada inti (slide 27).

Larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi (gelas), dengan diameter 5 mm. Yang diletakkan diantara permukaan magnet dengan kekuatan tertentu (1,4 ). Kemudian sumber frekuensi radio sebagai sumber energi diberikan

Page 32: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Bagan alat NMR

32

Page 33: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Keterangan

33

Bila inti dalam sampel tidak diberi sumber resonansi dari sumber radio frequency, (RF) maka signal yang diterima detektor radiofrequency akan lemah.

Signal pada detektor akan mentransfer energi dari sumber RF, lewat inti atau proton. Kemu dian output dari detektor diberikan kepada cathode ray-oscillocope atau kertas bergasis yang sudah ada angka kedudukan proton setelah melalui amplifikasi.

Karena terjadinya chemical –shift (penghalang an kedudukan struktur kimia) maka tidak semua proton akan menerima resonansi tepat 60 MHz. Dalam medan yang diberikan sebesar 1.4

Page 34: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Lanjut

34

Dengan cara yang praktis dan mudah, bila RF diberikan dalam harga tetap 60 MHz dan meng ubah –ubah Bo, maka dapat menaikkan atau menurunkan frekuensi prosesing kepada semua inti (nuclei), sampai masing-masing mencapai 60 Mhz.

Instrumen seperti itu, dengan mengganti magnet permanent dengan maknet elektris (atau menam bah elektro magnet, yang dapat diatur beasr kecilnya.

Design dari alat tersebut disebut dalam opera sinya adalah field sweep, dan kebanyakan instrumen NMR menggunakan mode ini, dengan nama variable electromagnet coils atau Sweep coils.

Page 35: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Hasil spektrum

35

Proton yang mendapat perlakuan Proton yang mendapat perlakuan resonansi, akan menghasilkan puncak resonansi, akan menghasilkan puncak spektrum pada oscilator dan kertas (spektrum pada oscilator dan kertas ( chart chart ), yang bila diplotkan pada absis akan ), yang bila diplotkan pada absis akan mendapatkan gambaran kekuatan yang mendapatkan gambaran kekuatan yang berbedaberbeda.

Page 36: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Pengukuran Chemical Shift

36

Spektrum NMR fenil alkohol, (PhCH2OH), dalam slide 30, dari kiri kekanan, pertama adalah inti bensin dengan 5 proton, yang mempunyai harga 2,4 ppm down field dibanding TMS, tetapi freku-

ensi resonansi tinggi ialah 7,3 , Sebaliknya proton untuk CH2 =4,6, dan OH =2,4

(). Unit ini tidak mempunyai satuan, yang kedu dukannya sangat tergantung akan kekutan medan. Sedangkan harga (tau) dirumuskan:

= 10 - (7) maka harga benzil 2,7 untuk aromatiknya, 5,4

untuk CH2 dan 7,6 untuk proton OH, yang dengan referen TMS = 10 . Berdasar persetu juan intern asional antara dan , ditentukan menggunakan satuan .

Page 37: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Chapter 1337

Tipe proton dan harga delta

=>

Page 38: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Faktor yang mempengaruhi Chemical Shift

38

1.Elektronegativitas- Shielding dan deshielding

Berikut ini contoh beberapa chemical-Shieft untuk proton CH2, yang berhubungan dengan inti lain.

Tabel chemical shieft proton pada CH2 dng gg lainSenyawaSenyawa

CHCH33-Si--Si-

CHCH22II

CHCH22BrBr

CHCH22ClCl

CHCH22FF

0.00.0

2.162.16

2.652.65

3.103.10

4.264.26

10.010.0

7.847.84

7.357.35

6.906.90

5.745.74

Page 39: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Keterangan

39

Proton CHProton CH22F mempunyai resonansi lebih F mempunyai resonansi lebih rendah dari proton dari CHrendah dari proton dari CH22Cl, karena inti Cl, karena inti hidro gen dikelilingi oleh muatan elektronik hidro gen dikelilingi oleh muatan elektronik dari F dan klor yang menjadi penghalang dari F dan klor yang menjadi penghalang (shielding), bila diberi pengaruh B(shielding), bila diberi pengaruh BO.O.

Arus magnetik harus menembus Arus magnetik harus menembus shielding shielding effecteffect yang dibangun oleh Cl lebih rapat yang dibangun oleh Cl lebih rapat diban ding F.Medan magnet dan elektron diban ding F.Medan magnet dan elektron disekitar proton mengimbas putaran, maka disekitar proton mengimbas putaran, maka medan mag net yang mempengaruhi pada medan mag net yang mempengaruhi pada proton pada CHproton pada CH22F jadi lebih lecil.F jadi lebih lecil.

Lingkaran elektronik tersebut seolah Lingkaran elektronik tersebut seolah sebagai berlawanan dengan medan magnet sebagai berlawanan dengan medan magnet tersebut sehingga dinamakan tersebut sehingga dinamakan diamagnetikdiamagnetik, , Maka makin rapat elektro diamagnetik Maka makin rapat elektro diamagnetik tersebut akan makin kuat sifat tersebut akan makin kuat sifat diamagnetiknya.diamagnetiknya.

Page 40: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

40

Gugus elektronegativitas seperti flourin dalam seperti flourin dalam CHCH33F, menyebabkan efek induktif, sebaliknya F, menyebabkan efek induktif, sebaliknya bila F tidak ada maka tak ada efek induktif bila F tidak ada maka tak ada efek induktif sehingga dinamakan sehingga dinamakan deshielding effectdeshielding effect..

Flourin adalah lebih elektronegatif dari pada Cl, Flourin adalah lebih elektronegatif dari pada Cl, maka proton dari CHmaka proton dari CH22F, muncul lebih tinggi dari F, muncul lebih tinggi dari harga harga proton dari CH proton dari CH22Cl.Cl.

Silicon (Si) mempunyai sifat Silicon (Si) mempunyai sifat elektropositif elektropositif sehingga dalam operasinya berlawan dengan sehingga dalam operasinya berlawan dengan kejadian diatas, silicon mendorong elektron –kejadian diatas, silicon mendorong elektron –CHCH3 3 dari TMS (a+I), yang akan terjadi pada up dari TMS (a+I), yang akan terjadi pada up fieldfield, , dan ini merupakan dan ini merupakan shielding effect shielding effect yang kuatyang kuat sehingga metil TMS muncul di 10 sehingga metil TMS muncul di 10 ..

Page 41: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

41

2. Pengaruh Ikatan Van Der Waals. Pengaruh van Der Waals ini sangat

sedikit, karena proton menduduki tempat yang terse bunyi,sehingga awan elektron gugus yang tersebunyi akan menahan secatra elektrostatitik dan akibatnya terjdi deshielding yang muncul pada angka yang lebih tinggi, tetapi hanya sedikit

Kejadian tersebut dapat muncul pada senyawa steroid dan alkaloid yang banyak terjadi substitusi, karena dalam memperhitungkan harus hati-hati.

3. Pengaruh anisotropi. Chemical Shift dari posisi pada

proton yang berhubungan gugus C = C, lebih besar dari pengaruh elektronegativitas.

Page 42: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Contoh senyawa yang berikatan rangkap

42

Daftar senyawa

Struktur KimiaStruktur Kimia Harga chemical Harga chemical shift shift

HH

-C =O-C =O

C = C C = C

- C - C C- C-

9.5 – 10.09.5 – 10.0

5 – 65 – 6

7 – 87 – 8

1.5- 3.51.5- 3.5

Page 43: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

43

Keterangan. Ternyata elektron pada ikatan rangkap

elek tron sirkulasinya juga dipengaruhi oleh medan magnet dari luar. Efek dari pengaruh dapat menyebabkan down field shift (paramagnetic shift) atau up field shift atau (diamagnetic shift).

Efek yang berupa paramagnetik yang berpengaruh pada atom karbon dan diamagnetik dengan arah yang lain berpengaruh pada proton.

Diamagnetik pengaruh yang menuju ke elektron

, sedang para magnetik yang meninggalkan elektron . Dua jenis efek diamagnetik dan paramagnetik tersebut disebut anisotropic (lihat gambar berikut).

Page 44: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

44

Bila alken suatu gugus senyawa kimia yang terletak 900 terhadap medan magnet (slide 38), mempengaruhi elektron, maka akan timbul medan kedua yang dinamakan diamagnetik disekitar atom karbon, tetapi paramagnetik pengaruh Bo

pada protonnya.Bila arah induksi tersebut searah dengan

datangnya medan magnet Bo maka jaringan medan akan lebih tinggi dari Bo. Sehingga terjadinya resonasi daerah rendah tetap tinggi terhadap .

Karena itu ikatan rangkan akan menyebabkan shielding effect bila medan berlawanan dengan arah BO.

Page 45: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Senyawa alfa pinene

45

Page 46: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Perbedaan Karbonil dan alkena

46

Page 47: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Senyawa alkyn dan benzin

47

Page 48: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Keterangan

48

Senyawa alkyn, protonya akan muncul pada daerah antara 1,5-3,5 Elektron pada ikatan rangkap tiga seperti hanya proton dari alkyn mengalami diamagnetik shielding effect.

Beberapa hasil percobaan, menunjukkan puncak pada daerah delta( ) yang rendah karena itu diperlukan harga BO yang tinggi.

Senyawa aromatik, umumnya elektron me ngalami delokalisasi secara siklik, medan yang mempengaruhi adalah diamagnetik, ketika relaksasi mengalami paramagnetik. Karena itu proton akan muncul pada daerah delta () yang tinggi. (lihat slide 36).

Page 49: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

49

Proton dari metil pada tuluen akan muncul pada resonansi 2.34 , sedangkan metil yang terkunjungasi pada asiklik alken muncul hasil resonansil pada 1.96 .

Maka pada senyawa aromati mempunyai deloka lisasi (4n +2) elektron , peristiwa ini telah dicobakan pada senyawa anulene yang mempunyai 18 proton 12 (8,9 )yang di tepi adalah deshielded sedang yang enam (6) dalam struktur mengalami shielded –1,8 diatas TMS

Page 50: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Contoh lain

50

Anulen (18 proton)

Page 51: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Data yang perlu diingat dalam analisis proton

51

Data

Gambar posisi proton dari setiap bentuk gugusContoh 1. prediksi chemical shift CH3COOCH3 CH3 yang menenpel –COOR, 2,0 CH3 yang mempel pada –OCOR 3,6 Kemudian percobaan metil asetat ester dalam

analisis NMR terdapat du signal 2,0 dan 3.6 .Ester asam asetat menunjukkan signal pada

2,0 dan 3,6 . Tetapi metil ester dari aromatik 3,9

Page 52: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

52

Contoh 2.Chemical shift dari CH2=CHCOOCH2CH3

Ternyata proton gugus alkil 4,1 , sedangkan CH3 sebagai terminal muncul pada 0,9 . menurut tabel pada percobaan muncul pada 1,3 .

Etilester chemical shift terjadai CH2=4,1 dan CH3 pada 1,3 .

Contoh 3.

Proton CH3O- para nitro benzen, muncul pada 3,7 . Proton sendiri pada benzen menurut daptar muncul pada 7,27, tetapi adanya nitro bergeser menjadi 8,27, bila nitro pada orto jadi 7,07 sehingga mengalami up fild 0,2 .

Hasil proton a 8,2 dan proton b 7.1 dan 7.4

Page 53: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

53

Alkena dan Proton dalam senyawa ini

keduduk annya berbeda karen apengaruh shielding ikatan rangkap dan Karbonil Contoh 4.Senyawa feniletoksi asetat, PhOCH2COOCH3

Ternyata proton pada aromatik mengalami pergeseran 0,2 Up fild,(-0.2 untuk OR). sedangkan proton pada fenil menjadi 7.07 .

Menurut percobaan ini –OCH2- basisnya 1,2 ditambah 2,3 , Sedangakan untuk COOCH3=

ditambah 0,7 = 4,2

Page 54: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Pengaruh Rotasi ketat.

54

Gambar senyawa

Dalam gambar ini terlihat dua signal metil yang sedikit berbeda, (diuji alam suhu ruangan). Bila dianalisis pada suhu tinggi ( 130oC), hanya terlihat satu signal, peristiwa ini karena putaran (rotasi) ikatan C – N, sehingga metil dapat teresonansi di satu tempat tanpa jarak.

Juga pada BrCH2CH2Br (1,2-dibromoetan), mempunyai 4 proton yang dalam rekaman tak dapat dibedakan (secara magnetik) sama kedudukannya. Tetapi pada suhu rendah tampak dua signal berbeda.

Page 55: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

55

Bila dalam suhu kamar putarannya cepat, pada suhu rendah ikatan C- C membeku.

Page 56: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Penggunaan Pelarut untuk NMR

56

Untuk menghidari pengaruh pelarut terhadap proton maka pelatut yang digunakan protonnya diganti deuterium

Rumus KimiaRumus Kimia Nama kimiaNama kimia

CClCCl44

CSCS22

CDClCDCl33

CC66DD66

DD22OO

(CD(CD33))22SOSO

(CD(CD33))22COCO

(CCl(CCl33))22COCO

KarbontetrakloridaKarbontetraklorida

KarbondisulfidaKarbondisulfida

DeuterioloformDeuterioloform

HeksadeuteriobenzenHeksadeuteriobenzen

Deuteriooksida (air beratDeuteriooksida (air berat

HeksadeuteriometilsulfoksidaHeksadeuteriometilsulfoksida

HeksadeuterioacetonHeksadeuterioaceton

HeksakloasetonHeksakloaseton

Page 57: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

57

Kemurnian pelarut sangat penting, misalnya CHCl3 akan mendaptkan puncak pada 7.3 , Bila kadar 99 % tak ada kesulitan.

Hambatan pelarut (Efek Kadar dan Suhu).

Signal proton dalam pelarut yang polar akan berbeda dengan pelarut yang non polar, perubahan pergeseran sangat kecil, kecuali terjadi ikatan interaksi dipol-dipol.

Bila CHCl3 dilarutkan dengan siklo heksan akan muncul signal proton pada 7,3 . Tetapi bila dila rutkan dalam benzin akan bergeser (shift) sebe sar 1,56, sehingga signal terletak pada 6,74

Page 58: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

58

Sebaliknya NH dan SH, terutama OH signal proton pada NMR akan bergeser karena perubahan polaritas yang disebabkan oleh ikatan hidrogen.

Bila ikatan hidrogen kuat maka terjadi deshiel ding lebar, tetapi bila ikatan hidrogen lemah deshielding akan kecil.

Dalam kadar tinggi terjadi deshielding kuat dan dalam keadan encer deshielding nya melemah.

``

Page 59: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

59

Asam slisilat yang mengami khelat dengan ikatan hidrogen intermolekuler proton pada OH terjadi resonansi pada 10 –12 , enol resonansinya lebih tinggi 11- 16 .

Pada dikarboksilat yang mengalami dimer yang trpengaruh suh dan kadar [roton OH muncul pada 10 dan 13 , tetapi umumnya pada 13 .

Peristiwa dimerisasi dapat terjadi pada senyawa alifatik maupun aromatik yang mempunyai gugus karboksilat.

Sedangkan asam salilat intramolekuler nanti akan lain dengan asam benzoat yang dapat membentuk dimer.`

Page 60: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Integrasi, Spin Coupling, Spin-spin Splitting

60

Luas atau puncak hasil rekaman NMR sesuai dengan jumlah proton.seperti terlihat pada slid 3.Tuluen dengan perbandingan 5 : 3 (proton).

Integrasi menyatakan luas puncak dari proton yang terdeteksi pada NMR. Dalam percobaan hanya menunjukkan kadar relatif yang direkam. Sehingga secara proporsional terjadi rasio intergral dari puncak proton.

Acurasi (ketepatan) Hasil ketepatan sangat tergantung jenis atau produk instrumenntnya, namun dapat mencapai ketelitiam sampai 98 %.

Harus diingat bahwa tenaga absorbsi dari radiofrekuensi, sangat tergantung dari waktu relaksasi. Dan tidak semua proton mempunyai waktu relaksasi yang sama.

Page 61: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Contoh spektrum NMR

61

Gambar

Page 62: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Keterangan

62

Bila dilihat rsio intregasinya terdapat angka 6,1: 4,2 :4,2 : 6,1 = 3:2:2:3. Yang terletak pada 4 puncak.

Delta () terletak paling jauh sehingga metil yang terisolasi, Sedangkan sisa adalah 2,2 dan 3 merupakan gugus propil.

Tiga kelompok proton mengalami pemecahan atau splitting. Proton pada 0,9 mengalmi splitting jadi 3 puncak (triplet), karena dipengarugi oleh proton yang disebelahnya (–CH2-),

Demikian pula proton pada 2,2 menjadi triplet dipengaruhi oleh –CH2- disebelahnya. Sedang- kan proton pada 1.7 menjadi 4 x3 =12 puncak (walaupun tak tergambar jelas), karena dipenga- ruhi oleh proton dari metil –CH3 dan dari –CH2-

Page 63: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Contoh gambar splitting

63

Page 64: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Contoh lain

64

Page 65: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Keterangan

65

Trans Asam pada slide 59, proton dari aromatik pada 7,4 , sedangkan proton dari karboksilat pada 13.0 .proton Hx muncul dua garis dublet pada 6,5 dan duplet pada 7.8 .

Begutu yang dialami oleh proton-proton dari 1,1,2-triklormetan (slid 60), muncul sebagai dublet dari -CH2 (4.0 ), dan –CH triplet pada 5,8 . Karena rumus splitting menganut kaidah (n +1).

Splitting itu karena terjadi interaksi kopling (Coupling interaction), dari proton tetangga peristiwa ini juga dinamakan spin-spin splitting atau spin coupling. Peristiwa itu dapat diterangkan sebagai berikut:

Page 66: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

66

HA HX

- C – C –

Proton A dan proton X saling berlawanan orientasinya, maka proton A dapat terjadi dua puncak karena pengaruh 2 medan magnet dari proton X dan sebaliknya terjadi hal yang sama.

Kejadian itu karena pengaruh melewati elektron dari ikatan bukan dari medan lain, spin inti A berkople dengan elektron dari ikatan C-H A

Page 67: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

67

Yang kemudian berkople dengan elektron ikatan C-C dan kemudian terjadi kople elektron C-C dengan elektron C-HX, Interaksi kople ini lebih di ikatan tunggal dan doble, tetapi akan berkurang pada ikatan tiga, atau empat

Proton A Kemungkinan spin yang terjadi:

Page 68: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Lanjut

68

Kemungkinan orientasi antar X dan X1

Page 69: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Contoh I

69

Page 70: NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI) NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE I.Pendahuluan

Contoh 2

70

Etilbromida