NKTT

download NKTT

of 6

Transcript of NKTT

NYERI KEPALA TIPE TEGANG I. PENDAHULUAN

Nyeri kepala tipe tegang biasanya menyebabkan nyeri yang memancar seperti pita bilateral dari dahi ke tengkuk. Nyeri sering menjalar ke otot-otot leher dan digambarkan sebagai sesak, tekanan, atau rasa nyeri. Gejala-gejala migraine seperti unilateral, berdenyut nyeri, mual dan fotofobia tidak ada. Neuroimaging tidak diperlukan pada pasien yang tidak memiliki temuan mengkhawatirkan pada pemeriksaan. Pengobatan nyeri kepala tipe tegang biasanya menggunakan over-the-counter analgesik. Antihistamin atau antiemetik dapat menghilangkan rasa sakit yang standar. Analgesik dikombinasikan dengan Butalbital atau opiat sering berguna untuk tipe tegang tetapi memiliki peningkatan risiko menyebabkan sakit kepala kronis. Amitriptyline adalah agen profilaksis yang paling banyak diteliti untuk sakit kepala. Di antara modalitas umum digunakan adalah biofeedback, pelatihan relaksasi, self-hypnosis, dan terapi kognitif. 1,2 II. DEFINISI

Nyeri kepala tipe tegang adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing-masing individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda-beda dalam hal intensitas nyeri kepalanya.3 III. EPIDEMIOLOGI

Nyeri kepala tipe tegang merupakan sakit kepala yang sering terjadi dengan prevalensi 69% pada pria dan 88% pada wanita. Dapat menyerang pada semua usia, onsetnya terutama pada usia remaja dan dewasa muda. 40% penderita memiliki riwayat keluarga yang menderita nyeri kepala tipe tegang. Umumnya sakit kepala berkurang dengan meningkatnya usia. IV. ETIOLOGI

Terdapat banyak penyebab yang dapat mengakibatkan sakit kepala tension. Berikut ini adalah penyebab-penyebab umum dari sakit kepala tension.41

Stres Kurang tidur Berada dalam posisi yang tidak nyaman untuk waktu yang lama Rasa lapar Dehidrasi Mata yang lelah Dokter juga memperkirakan bahwa kontraksi otot wajah, leher dan kepala sebagai

penyebab nyeri kepala tipe tegang. Situasi yang mengundang stres dapat menyebabkan kontraksi berlebih pada otot. Terdapat juga teori yang menyatakan bahwa orang yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit lebih rentan terkena sakit kepala tension. V. PATOFISIOLOGI

Pada penderita Tension type headache didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar kekepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya.2,5 TTH adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing2 individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda bedaa dalam hal intensitas nyeri kepalanya. Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan alat palporneter (yang diketernukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan skor nyeritekan terhadap otot tersebut. Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen) telah menernukan metode palpasi manual untuk penelitian nyeri kepala dengan cara palpasi secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke2 dan ke 3 ke otot yang diperiksa, nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring system. Yaitu suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi antara reaksi behaviour dengan reaksi verbal dari penderita. Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik. Belum diketahui secara jelas apakah nyeri2

tekan otot tersebut mendahului atau sebab akibat daripada nyeri kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru timbul nyeri tekan otot. Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur fascia dan tendonnya.5 Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang bermyelin (A dan AB) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan/ tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut Aa dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache.2,5 VI. DIAGNOSIS

Pada penderita Tension type headache didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar kekepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya. Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan alat palporneter (yang ditemukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan skor nyeri tekan terhadap otot tersebut. Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache. Akan tetapi pada akhirakhir ini pada beberapa penelitian yang menggunakan EMG( elektromiografi) pada penderita tension type headache ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala. Pemeriksaan Fisik Meliputi pemeriksaan umum berupa pencatatan fungsi vital tekanan darah, frekuensi nadi, pernapasan, suhu tubuh untuk menyingkirkan penyakit-penyakit sistemik; funduskopi penting untuk mendeteksi adanya papiledema dan/atau tanda-tanda hipertensi. Palpasi daerah kepala dan leher dilakukan untuk mendeteksi kelainan lokal.2,63

Rasa nyeri di daerah kepala, sinus dan/atau gigi geligi bias menyertai serangan migren dan beberapa saat sesudahnya; otot- otot juga bisa terasa nyeri, baik pada migren maupun pada nyeri kepala tipe tegang; kadang-kadang nyeri ditimbulkan saat menyisir rambut. Rasa nyeri ini perlu dibedakan dengan yang disebabkan oleh miositis. 2 Pada tumor atau hematoma subdural, kadang-kadang nyeri dapat dibangkitkan o!eh perkusi di daerah yang terkena. Nyeri fokal dapat dijumpai di daerah bekas luka kepala. Penekanan daerah arteri seperti di daerah temporal, supraorbital atau oksipital dapat mengurangi nyeri kepala migren atau yang berkaitan dengan hipertensi. Nyeri kepala tipe tegang dapat dikurangi dengan massage dan/atau kompres hangat di daerah otot-otot kepala/leher, sebaliknya memberat bila otot/ daerah tersebut dimanipulasi terlalu keras. Pemeriksaan neurologik, selain funduskopi, meliputi pemeriksaan tanda rangsang meningeal (Kernig, Brudzinsky, kaku kuduk), fungsi saraf otak (pupil, gerak bola mata, sensibilitas wajah), kekuatan motorik dan refleks, fungsi sensorik/sensibilitas dan fungsi mental terutama perubahan tingkah laku dan kebiasaan. 2,6 Ptosis dapat menyertai serangan migren (oftalmoplegik), tetapi harus diwaspadai kemungkinan disebabkan oleh tumor, aneurisma, terutama bila disertai midriasis dan refleks cahaya melambat. Nyeri kepala tipe kiaster kadang-kadang dapat menyebabkan sindrom Homer (miosis, ptosis, enoftalmus), sedangkan foto fobia dapat disertai injeksi sklera/konjungtiva pada meningitis, kelainan sinus/mata, tumor, migren atau nyeri kepala tipe tegang. Papil edema merupakan tanda adanya massa intracranial (tumor, hematom), kadang-kadang ditemukan pada ensefalopati nipertensif.2 Kriteria Diagnostik Ketegangan-Type, Jenis Ketegangan-kronis, dan Sakit kepala kronis2,6 Tension-type headache Kepala tipe tegang 2,6 1. Setidaknya 10 episode sakit kepala sebelumnya memenuhi kriteria B melalui D; jumlah hari dengan sakit kepala seperti: kurang dari 180 per tahun atau 15 per bulan 2. Sakit kepala yang berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari 3. Setidaknya dua dari karakteristik nyeri berikut: 1. Menekan atau pengetatan (nonpulsating) kualitas 2. Intensitas ringan sampai sedang (nonprohibitive) 3. Bilateral lokasi4

4. Tidak ada kejengkelan dari tangga berjalan atau kegiatan rutin yang serupa 4. Kedua berikut: 1. Tidak ada mual atau muntah2. Fotofobia dan phonophobia tidak ada, atau hanya satu gejala.

Kronis ketegangan-jenis sakit kepala Sama seperti kepala tipe tegang, kecuali jumlah hari dengan sakit kepala seperti: setidaknya 15 hari per bulan, untuk setidaknya enam bulan Sakit kepala kronis harian Fitur kepala tipe tegang Terjadi setidaknya 6 hari per minggu Deferensial Diagnosis Sakit kepala migrain Sakit kepala kelompok (cluster headache)

Gambar 1. Perbedaan lokasi sakit kepala (Dikutip dari kepustakaan 7)

VII. -

PENGOBATAN

Terapi non farmakologi :7 Melakukan latihan pereganan leher atau otot bahu sedikitnya 20 samapai 30 menit Perubahan posisi tidur5

-

Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasa otot yang lain Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah : Pencahayaan yang tapat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer atau saat menonton televise, hindari eksposure terus-menerus pada suara keras dan bising

-

Hinder suhu rendah pada saat tidur pada malam hari Terapi farmakologi Menggunakan analgesic atau analgesic plus ajuvan sesuai tingkat nyeri Contoh ; obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesic Untuk sakit kepala kronis, perlu assessment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi, pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesic secara kronis.

6