NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

23
 NKRI SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN PANCASILA Wawasan Filosofis Ideologis dan Konstitusional (Pembudayaan dan Tantangan) * I. LAT AR BEL AKANG DAN DAS AR PIKIRAN Bangsa Indonesia melalui BPUPKI-PPKI (sebagai pendiri negara) dengan mufakat menyiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menegakkan NKRI  berdasarkan Pancasila – UUD 1945 . Kemufakatan ini dimantapkan dan disahkan PPKI 18 Agustus 1945 sebagaimana dimaksud di dalam  Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 (beserta Penjelasannya). Berdasarkan ketentuan konstitusional ini NKRI dinamakan dengan  predikat sebagai sistem kenegaraan Pancasila ---analog, dan bandingkan dengan sistem kenegaraan: liberalisme-kapitalisme USA dan marxisme-komunisme , Unie Soviet, dan sekutu-sekutunya---. Tegasnya, semua sistem kenegaraan dinamakan berdasarkan nilai filsafat dan atau ideologi yang melandasinya. Karena, sesungguhnya sistem filsafat dan atau ideologi ini menjadi sumber nilai dan cita nasional , landasan dan pedoman ketatanegaraan seutuhnya dalam mengelola kedaulatan demi cita-cita nasional. Artinya, semua bidang kehidupan: ipoleksosbudhankamnas dijiwai, dilandasi dan dipandu nilai filsafat dan atau ideologi nasionalnya; dinamakan: sistem…………. (= nama filsafat/ideologi nasionalnya). Dengan kearifan, kepemimpinan-kenegarawanan para pendekar bangsa (the founding fathers), terutama yang terhimpun dalam PPKI dengan hikmat kebijaksanaan mufakat menetapkan sistem filsafat Pancasila dan UUD 1945 ; karenanya dapat dinamakan sebagai sistem kenegaraan Pancasila . Rakyat Indonesia sebagai bangsa bersyukur mewarisi nusantara yang amat luas, strategis, kaya sumber daya alam dan subur menjadi lengkap dengan warisan sistem kenegaraan Pancasila yang secara filosofis-ideologis- konstitusional juga memiliki potensi keunggulan. Artinya, dengan sistem kenegaraan demikian insya Allah bangsa Indonesia senantiasa akan menikmati negara yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur dalam limpahan rahmat dan berkat Allah Yang Maha Kuasa. * Makalah disajikan dalam Sarasehan PEPABRI, Jakarta 30 November 2006. Laboratorium Pancasila UM (MNS) 1

Transcript of NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

Page 1: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 1/23

 

NKRI SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN PANCASILA

Wawasan Filosofis Ideologis dan Konstitusional

(Pembudayaan dan Tantangan)*

I. LATAR BELAKANG DAN DASAR PIKIRAN

Bangsa Indonesia melalui BPUPKI-PPKI (sebagai pendiri negara) dengan

mufakat menyiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menegakkan NKRI

 berdasarkan Pancasila – UUD 1945. Kemufakatan ini dimantapkan dan

disahkan PPKI 18 Agustus 1945 sebagaimana dimaksud di dalam Pembukaan

dan Batang Tubuh UUD 1945 (beserta Penjelasannya).

Berdasarkan ketentuan konstitusional ini NKRI dinamakan dengan

 predikat sebagai sistem kenegaraan Pancasila ---analog, dan bandingkan dengan

sistem kenegaraan: liberalisme-kapitalisme USA dan marxisme-komunisme,

Unie Soviet, dan sekutu-sekutunya---. Tegasnya, semua sistem kenegaraan

dinamakan berdasarkan nilai filsafat dan atau ideologi yang melandasinya.

Karena, sesungguhnya sistem filsafat dan atau ideologi ini menjadi sumber nilai 

dan cita nasional , landasan dan pedoman ketatanegaraan seutuhnya dalam

mengelola kedaulatan demi cita-cita nasional. Artinya, semua bidang kehidupan:

ipoleksosbudhankamnas dijiwai, dilandasi dan dipandu nilai filsafat dan atau

ideologi nasionalnya; dinamakan: sistem…………. (= nama filsafat/ideologi

nasionalnya).

Dengan kearifan, kepemimpinan-kenegarawanan para pendekar bangsa

(the founding fathers), terutama yang terhimpun dalam PPKI dengan hikmat 

kebijaksanaan mufakat menetapkan sistem filsafat Pancasila dan UUD 1945;

karenanya dapat dinamakan sebagai sistem kenegaraan Pancasila .

Rakyat Indonesia sebagai bangsa bersyukur mewarisi nusantara yang

amat luas, strategis, kaya sumber daya alam dan subur menjadi lengkap dengan

warisan sistem kenegaraan Pancasila yang secara filosofis-ideologis-

konstitusional juga memiliki potensi keunggulan. Artinya, dengan sistem

kenegaraan demikian insya Allah bangsa Indonesia senantiasa akan menikmati

negara yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur dalam limpahan

rahmat dan berkat Allah Yang Maha Kuasa.

* Makalah disajikan dalam Sarasehan PEPABRI, Jakarta 30 November 2006.

Laboratorium Pancasila UM (MNS)1

Page 2: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 2/23

 

Untuk mewujudkan cita nasional dimaksud bangsa Indonesia menghadapi

tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal : bagaimana integritas

manusia Indonesia dalam menegakkan (= melaksanakan dan membudayakan)

dasar negara Pancasila dan UUD Proklamasi 1945  seutuhnya. Tantangan

eksternal, bagaimana potensi bangsa menghadapi dinamika globalisasi, neo-

liberalisme dan neo-imperialisme yang merebut supremasi atau hegemoni dalam

kehidupan internasional; lebih-lebih dalam era postmodernisme (yang

menggoda dan melanda) sebagai nampak dalam praktek neo-liberalisme dalam

semua bidang kehidupan (cermati dan hayati praktek politik Indonesia dalam era

reformasi!).

II. SISTEM FILSAFAT PANCASILA

Bagi bangsa Indonesia sistem filsafat Pancasila adalah bagian dari sistem

filsafat Timur yang memancarkan nilai keunggulannya, sebagai   sistem filsafat 

theisme-religious (monotheisme-religious). Pokok-pokok ajaran filsafat

Pancasila dan alasan dasar diakui sebagai sistem filsafat , dapat dicermati uraian

ringkas berikut:

 A. Rasional (Alasan) bahwa Pancasila adalah Sistem Filsafat 

1. Secara material-substansial dan intrinsik nilai Pancasila adalah filosofis; misal

hakikat Kemanusiaan yang adil dan beradab, apalagi Ketuhanan Yang Maha

Esa adalah metafisis/filosofis.

2. Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-

kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai   filsafat hidup atau  pandangan

hidup bangsa; perwujudan jiwa bangsa dan jatidiri nasional….yangdipraktekkan ---karena teruji keunggulannya---.

3. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui  filsafat Pancasila

sebagai dasar negara (filsafat negara) RI, sebagai termaktub dalam

Pembukaan UUD 45.

4. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan

  bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia

sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem

Laboratorium Pancasila UM (MNS)2

Page 3: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 3/23

 

filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam

sosio-budaya Indonesia, sebagai identitas dan integritas Indonesia.

5. Secara  potensial ,   sistem filsafat Pancasila akan berkembang bersama

dinamika budaya; berkembang secara konsepsional , kaya nilai jabarannya

dan kepustakaan kuantitatif kualitatif. Sistem filsafat Pancasila merupakan

 bagian dari khasanah filsafat yang ada dalam peradaban modern.

 B. Sistem Filsafat Pancasila (Pokok-pokok Ajarannya)

Sistem filsafat Pancasila adalah bagian dari  sistem filsafat Timur  yang

memiliki identitas dan integritas keunggulan universal sebagai  sistem filsafat 

theisme-religious. Sistem filsafat demikian memancarkan keunggulan karena

sesuai dengan  potensi kodrati martabat kepribadian manusia yang dianugerahi

integritas-kerokhanian berupa akal  dan budinurani  sebagai terpancar dalam

integritas nilai fundamental di dalam  sistematikanya: ontologis, epistemologis,

dan aksiologis. Juga bagaimana ajarannya tentang potensi, kedudukan, martabat,

hak dan kewajiban asasi manusia sebagai  subyek budaya dan   subyek moral .

Manusia sebagai subyek di dalam NKRI untuk menegakkan sistem kenegaraan

 Pancasila sekaligus potensial mengembangkan budaya dan peradaban dunia

modern.

T

SK 

AS P SB

 

SM

Skema 1

 Penjelasan ringkas:

1. T = Abstraksi makna dan nilai Tuhan Yang Maha Esa, yang kita yakini

sebagai Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Berdaulat, dan Maha

Laboratorium Pancasila UM (MNS)3

Page 4: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 4/23

 

Pengayom semesta dalam kodrat kekuasaan Maha Pencipta.

Kesemestaan berkembang dalam harmoni dan kesejahteraan berkat

  pengayoman abadi Yang Maha Berdaulat melalui ikatan fungsional-

integral-universal (imperatif , mutlak) dalam tatanan hukum:

a. hukum alam yang bersifat obyektif, fisis, kausalitas, mutlak, abadi,

dan universal;

 b. hukum moral  yang bersifat obyektif-subyektif, psiko-fisis,

sosial-subyektif, mutlak, teleologis, abadi dan universal

---tercermin dalam budinurani dan kesadaran keagamaan---.

2.  AS =   Alam Semesta, sebagai bagian Kerajaan dan Kedaulatan Maha

Pencipta yang meliputi realitas eksistensial-fenomenal dan tidak 

terbatas dalam keberadaan ruang dan waktu sebagai prakondisi dan

wahana kehidupan semua makhluk (flora, fauna, manusia dsb);

misalnya: cahaya dan energi matahari, udara, air, tanah (untuk 

 pemukiman dan cocok-tanam), tambang (berbagai zat tambang dalam

 bumi: mineral, gas, logam, permata), flora dan fauna. Semua potensi

dan realitas kesemestaan menentukan keberadaan semua yang ada dan

hidup di dalam alam semesta, sebagai prawahana kehidupan (yang

dikembangkan manusia menjadi wujud budaya dan peradaban, termasuk 

ipteks). AS berkembang dan bernilai bagi kehidupan semesta, termasuk 

sebagai “maha sumber” ipteks yang terpadu dalam hukum alam,

integral-fungsional-universal.

3.  SM =  Subyek Manusia sebagai umat manusia keseluruhan dalam alam

semesta. Subyek manusia dengan potensi, harkat-martabatnya

mengemban amanat Ketuhanan (keberagamaan), kebudayaan dan  peradaban berwujud kesadaran hak asasi manusia (HAM) dan

kewajiban asasi manusia (KAM). Penghayatan dan pengamalan

manusia atas HAM secara normatif berlangsung dalam asas

keseimbangan HAM dan KAM dalam antar hubungan sesama, dengan

negara, budaya, dengan alam semesta dan kehadapan Tuhan Maha

Pencipta. Potensi kepribadian manusia berkembang dalam asas

teleologis (motivasi luhur, cita-karsa) untuk menegakkan cinta-kasih dan

kebajikan. Pribadi manusia berkembang (berketurunan, berkarya,

Laboratorium Pancasila UM (MNS)4

Page 5: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 5/23

 

  berkebajikan) sebagai pancaran keunggulan dan kemuliaan martabat

kepribadian manusia.

4.   SB =  Sistem Budaya, sebagai prestasi cipta-karya manusia, wahana

komunikasi, perwujudan potensi dan martabat kepribadian manusia,

 berpuncak sebagai peradaban dan moral!

Sistem budaya warisan sosio-budaya: lokal, nasional dan universal

menjadi bahan/isi pembinaan (kependidikan) manusia masa depan

melalui kependididikan dan ipteks.

Sistem budaya merupakan wujud cita dan citra martabat manusia;

sekaligus menampilkan kualitas kesejahteraan umat manusia. Sistem

 budaya memberikan fasilitas dan kemudahan baik dalam komunikasi 

(mulai: bahasa, sampai transportasi, komunikasi, informasi) maupun

ipteks yang supra canggih, pancaran keunggulan dan kemuliaan

martabat kepribadian manusia .

5.  SK =  Sistem Kenegaraan sebagai perwujudan dan prestasi perjuangan

dan cita nasional; wujud kemerdekaan dan kedaulatan bangsa;  pusat 

kesetiaan dan kebanggaan nasional warganegara.

Sistem kenegaraan sebagai pusat dan puncak kelembagaan dan

kepemimpinan nasional, pusat kesetiaan dan pengabdian warga negara.

SK sebagai pengelola kesejahteraan rakyat warga negara; penegak 

kedaulatan dan keadilan; dan pusat kelembagaan kepemimpinan

nasional dalam fungsi pengayom rakyat warga negara. SK berkembang

dalam kejayaan berkat integritas manusia waganegara dengan

menegakkan kemerdekaan, kedaulatan, keadilan demi kesejahteraan dan

 perdamaian antar bangsa.6.  P =   Pribadi , subyek manusia mandiri  yang keberadaan dan

  perkembangannya di dalam dan untuk antarhubungan

kondisional-fungsional  semua komponen horizontal  (cermati garis

diagonal : antar AS – SM – SB – SK) antar semua eksistensi sebagai

nampak dalam antarhubungan P…..   garis diagonal horizontal, dan

vertikal . Pribadi sebagai   subyek mandiri berkembang (berketurunan,

  berkarya, berkebajikan) dengan asas teleologis (vertikal), menuju

ideal-self  (cita-pribadi) dengan motivasi cita-karsa keseimbangan hak 

Laboratorium Pancasila UM (MNS)5

Page 6: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 6/23

 

asasi  dan kewajiban asasi  demi cinta-kasih, keadilan dan kebajikan;

sebagai pancaran nilai dan martabat kerokhanian manusia yang unggul,

agung dan mulia. Pribadi manusia berkembang berkat cinta dalam

(wujud) keluarga dan berketurunan; berkarya dan berbakti kepada

sesama (pengabdian kepada bangsa negara): sosial kultural dan moral. . .

yang dijiwai kesadaran theisme-religious.

Sebagai integritas kepribadian manusia P berkembang secara kualitatif 

dalam makna integritas martabat kepribadiannya dengan khidmat

mengabdi  dan menuju (asas teleologis) Maha Pencipta, Maha

Pengayom demi tanggungjawab moral manusia sebagai penunaian

amanat kewajiban asasi manusia (KAM).

Pribadi dengan harkat-martabat kepribadiannya memelihara

antarhubungan harmonis dengan semua eksistensi horizontal  berdasarkan

wawasan vertikal  (theisme- religious). Artinya, antarhubungan pribadi manusia

dengan alam, sesama, budaya dan dengan kenegaraan dijiwai kesadaran tanggung

 jawab dan kewajiban moral Ketuhanan-keagamaan. Asas demikian mengandung

makna bahwa filsafat Pancasila memancarkan identitas dan integritas moral 

theisme-religious (sila I). (MNS 2000: 123 - 130).

Sistem (nilai) filsafat Pancasila sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi

1945 ditegakkan dan dikembangkan dalam NKRI sebagai   sistem kenegaraan

 Pancasila; secara normatif struktural fungsional , terlukis dalam skema 2.

Perwujudan dan Sistem NKRI Berdasarkan Pancasila - UUD 45

(MNS, 1985)

skema 2

III ASAS NORMATIF FILOSOFIS IDEOLOGIS DAN KONSTITUSIONAL

Laboratorium Pancasila UM (MNS)6

T A P M P R 

P A N C A S I L A

 U U D 45

Page 7: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 7/23

 

Identitas dan integritas NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila – 

UUD 45 secara filosofis-ideologis dan konstitusional ditegakkan berdasarkan

ajaran sistem filsafat Pancasila, sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi 1945

seutuhnya. Ajaran sistem filsafat Pancasila secara fundamental meliputi:

 A. Ajaran HAM berdasarkan Filsafat Pancasila

Ajaran HAM berdasarkan filsafat Pancasila terkandung secara

fundamental dalam integritas sistem filsafat Pancasila, dan terjabar secara

konstitusional dalam UUD 45 seutuhnya.

Filsafat Pancasila mengandung ajaran HAM berdasarkan asas dan

wawasan mendasar berikut:

1. Pengakuan manusia dan bangsa Indonesia atas adanya Tuhan Yang Maha Esa

sebagai Maha Pencipta semesta yang mengikat dan mengatur semesta dengan

hukum alam dan hukum moral . Nilai kerokhanian yang fundamental sebagai

fungsi integritas martabat manusia dirumuskan sebagai sila I (Ketuhanan

Yang Maha Esa).

2. Asas fundamental sila I mengandung ajaran tentang hak asasi manusia

( HAM ) sebagai anugerah sekaligus amanat Maha Pencipta kepada manusia

sebagai subyek budaya dan subyek moral . Sebagai amanat maka subyek 

manusia mengemban amanat kewajiban asasi manusia ( KAM ). Karenanya,

martabat kepribadian manusia Pancasila menegakkan (menunaikan) asas

keseimbangan HAM dan KAM.

3. Berdasarkan asas-asas fundamental Pancasila ini ditegakkan dan

dikembangkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya secara

melembaga (dalam sistem kenegaraan), yang memancarkan identitas danintegritas sistem kenegaraan:

a. Sistem negara bangsa (nation state);

 b. Sistem negara berkedaulatan rakyat (demokrasi);

c. Sistem negara hukum (Rechtsstaat); dan

d.  Asas kekeluargaan.

Asas-asas normatif filosofis-ideologis sebagai identitas dan integritas sistem

dimaksud secara sinergis melandasi dan bertujuan untuk menjamin potensi

dan martabat manusia Indonesia.

Laboratorium Pancasila UM (MNS)7

Page 8: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 8/23

 

Sebagai klarifikasi dan perbandingan ajaran HAM berdasarkan filsafat

hukum alam (Natural Law) dengan ajaran HAM menurut Hegel (yang

dimodifikasi dan dijiplak oleh Karl Marx) Cermati skema 3, + Bagian IV A.

Laboratorium Pancasila UM (MNS)8

Page 9: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 9/23

 

HAM BERDASARKAN FILSAFAT PANCASILA

(Asas Keseimbangan HAM dan KAM) 

(MNS, 2000: 85 – 98)

skema 3

 B. Nilai-nilai Normatif Filsafat Pancasila dalam Asas Kenegaraan

 Nilai filsafat Pancasila dijabarkan pula dalam tatanan kebangsaan dan

kenegaraan, dengan asas dan wawasan berikut:

1. Bangsa Indonesia mewarisi nilai sosio-kultural yang luhur beradab, berwujud pandangan hidup bangsa ---yang terkenal sebagai filsafat

Laboratorium Pancasila UM (MNS)9

1. Hak Hidup = Life

2. Hak Kemerdekaan = Liberty

3. Hak Milik = Property

+1. Hak Pribadi (Personal rights) = hak 

hidup, beragama, berkeluarga (cinta).

2. Hak Ekonomi (Economical rights) =

hak memiliki, bekerja dan usaha, hidup-

sejahtera, kontrak kerja.

3. Hak Hukum (Legal rights) = hak 

mendapat kewarganegaraan, hak 

mendapat keadilan, hak membela diri,

 praduga tak bersalah.

4. Hak Politik (Political rights) = hak 

 berserikat-berkumpul, menyatakan

 pendapat lisan & tertulis, hak memilih &

dipilih, hak suaka politik.

5. Hak Sosial-budaya (Social-cultural

rights) = hak mendapat & memilih

 pendidikan, hak menikmati seni, hak 

cipta (HAKI), hak menikmati mode.

ManusiaHak Asasi Manusia (HAM) Kewajiban Asasi Manusia (KAM)

HAM berdasarkan filsafat Pancasila 

(1 - 7) dilandasi asas KAM:

1. Kewajiban mengakui dan menerima

 bahwa Allah Yang Maha Esa adalahMaha dan Sumber alam semesta,

termasuk manusia.

2. Kewajiban mengakui dan menerima

Kedaulatan Allah Yang Maha

Berdaulat (Kuasa) atas semesta,

termasuk nasib manusia.

3. Kewajiban berkhidmat (berterima

kasih/bersyukur) kepada Allah Yang

Maha Rahman (dan mencintai Allah

dan agama yang diamanatkan-Nya).

4. Kewajiban setia dan bangga kepada bangsa negaranya; kewajiban setiaideologi dan konstitusi.

5. Kewajiban bela negara (termasuk 

membayar pajak).

 HAM berdasarkan filsafat Pancasila

(meliputi asas fundamental 1 - 7) dijiwai 

dan dilandasi asas keseimbangan HAM dan

 KAM sebagai asas moral sistem filsafat 

 Pancasila yang beridentitas theisme-religious.

 Asas HAM dan Substansi HAM di atas,

adalah pokok-pokok ajaran HAM 

berdasarkan teori Hukum Alam

(Natural theory) yang dianut negara

 Barat (liberalisme-kapitalisme)

Page 10: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 10/23

 

Pancasila---. Nilai fundamental ini diakui sebagai jiwa bangsa dan jatidiri

nasional. Identitas dan integritas nilai fundamental ini dituangkan dan

dirumuskan dalam Pembukaan UUD Proklamasi.

2. Nilai-nilai fundamental dalam Pembukaan UUD 45 merupakan asas

kerokhanian negara, jiwa UUD Negara, sumber cita nasional dan sumber 

dari segala sumber hukum. Pembukaan UUD 45 adalah kaidah negara

 yang fundamental sekaligus sebagai norma dasar (Grundnorms)

Indonesia.

3. Nilai-nilai fundamental dalam Pembukaan UUD 45 terjabar dalam

Batang Tubuh (pasal-pasal) UUD dan dimantapkan/klarifikasi dalam

 Penjelasan UUD 45, sebagai tatanan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia

(ditegakkan dengan kelembagaan dan kepemimpinan nasional).

4. Nilai-nilai fundamental berwujud pandangan hidup bangsa, dasar 

negara Pancasila dan wawasan kebangsaan serta asas kekeluargaan

dijelmakan dalam sistem negara berkedaulatan rakyat dan negara hukum

(Rechtsstaat). Asas normatif demikian seutuhnya ditegakkan dalam budaya

dan moral politik Indonesia.

5.  Amanat filosofis-ideologis dan konstitusional ini ditegakkan oleh

 subyek manusia (rakyat dan warga negara) Indonesia; sebagai pribadi dan

sebagai bangsa demi tegaknya integritas sistem kenegaraan Pancasila dan

terwujudnya cita-cita nasional. Subyek manusia demikian hanyalah SDM 

 Pancasilais sebagai bhayangkari NKRI, SDM unggul-terpercaya!

 Asas-asas normatif filosofis-ideologis dan konstitusional ini secara

imperatif (mengikat, memaksa) semua rakyat warga negara, kelembagaan dan

kepemimpinan negara; bahkan juga produk hukum perundangannya. Artinya,semua komponen-komponen dimaksud dijiwai, dilandasi, dipandu dan

memancarkan nilai-nilai filsafat negara Pancasila sebagaimana terjabar dalam

UUD Proklamasi 1945. Bagaimana identitas, integritas dan struktur nilai dalam

sistem kenegaraan Pancasila berdasarkan UUD 45, dapat dicermati skema 4.

Laboratorium Pancasila UM (MNS)10

Page 11: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 11/23

 

Struktur Nilai dalam Sistem Kenegaraan RI

skema 4

C. Ajaran Filsafat Pancasila ditegakkan dan dibudayakan dalam Sistem

 Kenegaraan (berdasarkan) Filsafat Pancasila

Ajaran filsafat Pancasila memancarkan keunggulan sistem filsafat dan

kultural NKRI; melengkapi keunggulan natural dan (potensial) SDM Indonesia.

Integritas keunggulan ini ditegakkan dalam  sistem kenegaraan Pancasila secara

konstitusional  berdasarkan UUD Proklamasi  (yang juga memancarkan

keunggulan konstitusional ); sebagai terpancar dari nilai fundamental:

1. NKRI sebagai negara kesatuan berbentuk republik;

2. NKRI menegakkan sistem kedaulatan rakyat (demokrasi);

3. NKRI menegakkan sistem negara hukum (Rechtsstaat);

4. NKRI adalah negara bangsa (nation state: sebagai jabaran wawasan

nasional dan wawasan nusantara); dan

5. NKRI menegakkan asas kekeluargaan (yang menjiwai dan melandasi:

wawasan nasional, dan wawasan nusantara)…. yang ditegakkan dalam  N-

 sistem nasional .

Laboratorium Pancasila UM (MNS)

T A P M P R - R I

PASAL – PASAL

BATANG TUBUH

PEMBUKAAN UUD 1945

PANCASILA

SOSIO – BUDAYA; FILSAFAT HIDUP

BANGSA INDONESIA = SDM

ALH – SDA = NUSANTARA

P

E

 NJ

E

L

A

S

A

 N

U

U

D

1

9

4

5

11

Page 12: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 12/23

 

*) = N = sejumlah sistem nasional, terutama:

1. Sistem filsafat Pancasila2. Sistem ideologi Pancasila

3. Sistem Pendidikan Nasional (berdasarkan) Pancasila

4. Sistem hukum (berdasarkan) Pancasila

5. Sistem ekonomi Pancasila

6. Sistem politik Pancasila (= demokrasi Pancasila)

7. Sistem budaya Pancasila

8. Sistem Hankamnas, Hankamrata

(MNS, 1988)

skema 5

Sistem kenegaraan NKRI demikian mengalami degradasi  filosofis-

ideologis dan konstitusional mulai era reformasi; karena visi-misi reformasi

cenderung mempraktekkan: demokrasi liberal, neo-liberalisme: ekonomi liberal,

 politik liberal ……. (sampai neo-komunisme juga bangkit ); bermuara kepada

  praktek negara federal, bahkan anarchisme…yang mengancam (mengikis)

wawasan nasional dan integritas NKRI !.

Keprihatinan demikian terus mengupayakan pelurusan reformasi, supaya

 bangsa dan NKRI tidak terjerumus ke dalam kebangkrutan dan cengkeraman neo-

imperialisme yang terus meningkat dalam era postmodernisme.

Tantangan internal : mulai krisis multidimensional (+ mental-moral), neo-

liberalisme dan neo-komunisme.

Laboratorium Pancasila UM (MNS)

N-SISTEM NASIONAL

SOSIO-BUDAYA & FILSAFAT HIDUP

SISTEM EKONOMISISTEM POLITIK 

SISTEM HUKUM NASIONAL

FILSAFAT HUKUM

FILSAFAT NEGARA

 

N E G A R A H U K U M

 NUSANTARA (ALH-SDA) & BANGSA (SDM) INDONESIA

12

Page 13: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 13/23

 

IV. SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI

DIANTARA SISTEM IDEOLOGI MODERN

Tokoh-tokoh negarawan Indonesia dalam PPKI dengan visi-misi pejuang

dan pemikir, sebagai pemimpin dengan kearifan – kenegarawanan musyawarah

mufakat menetapkan sistem kenegaraan Pancasila sebagai terjabar dalam NKRI

 berdasarkan Pancasila – UUD 45. Mereka dengan amat bijaksana menetapkan

sistem kenegaraan ini; dan bukan mengikuti (meniru, menjiplak) berbagai sistem

negara berdasarkan ideologi modern yang dipropagandakan "keunggulannya".

Secara ringkas, diuraikan pokok-pokok berikut:

 A. Sistem Filsafat dan Ideologi-Ideologi Modern

Dalam sejarah politik kenegaraan modern, diakui berbagai sistem filsafat 

yang berkembang menjadi induk ideologi modern yang berkompetisi merebut

 supremasi dan otoritas politik dunia, terutama kapitalisme-liberalisme,

marxisme-komunisme, zionisme, theokratisme, sosialisme, fundamentalisme,

dsb.

Fenomena sosial politik dunia modern berkembang dalam dinamika dan

tantangan antar dua sistem filsafat dan ideologi yang dipelopori oleh 2 blok 

(Barat dan Timur) masing-masing dipimpin: negara adidaya Amerika Serikat dan

Unie Soviet (sekarang Rusia, dan RRC).

 Negara blok Barat penganut sistem filsafat dan ideologi kapitalisme-

liberalisme bersumber dari ajaran filsafat Natural Law yang melahirkan ajaran

HAM sebagaimana dikembangkan dalam negara-negara liberal ……………….

Dipelopori oleh negara adidaya Amerika Serikat dengan penguasaan

ipteks canggih dan ekonomi supra-kapitalisme, dengan arrogansi super power memamerkan otoritas ideologi politiknya sebagai supremasi (keunggulan) masa

depan! (Globalisasi, postmodernisme!)

 Negara blok Timur , terkenal sebagai blok negara komunis bersumber 

dari ajaran filsafat marxisme-komunisme-atheisme. Sesungguhnya ideologi

marxisme-komunisme adalah pemikiran Karl Marx (1818 – 1883) yang

"mengembangkannya" dari sistem filsafat Idealisme Hegel. Karl Marx adalah

murid filosof besar Georg Wilhelm Friderich Hegel (1770 – 1831) yang

mengajarkan filsafat idealisme murni . Ajaran Hegel menyatakan bahwa alam

Laboratorium Pancasila UM (MNS)13

Page 14: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 14/23

 

semesta sebagai ciptaan Tuhan, berkembang dalam proses dialektika (thesis x

antithese; melahirkan sinthese…. yang kemudian melahirkan antithese baru……

 begitu selanjutnya). Proses dialektika ini terus berkembang…. menuju

kesempurnaan (sinthesa)…..berpuncak dengan Yang Maha Sempurna (Tuhan

Yang Maha Kuasa).

Hegel sebagai tokoh filsafat idealisme mengajarkan bahwa HAM

 bersumber dari Tuhan Yang Maha Kuasa, bukan untuk individu, melainkan demi

umat manusia secara kolektif (masyarakat, negara). Individu manusia bermakna

dan berfungsi hanya di dalam kebersamaan (masyarakat, negara); yakni fungsi

sosial, fungsi kerja. Individu "lebur" di dalam totalitas kebersamaan. Filsafat

Hegel melahirkan teori kedaulatan negara; bahkan pemujaan kepada negara.

Filsafat Hegel yang dijiplak  Karl Marx bersama F. Engels dengan karyanya das

 Kapital dan Manifesto Komunis merupakan ajaran dan doktrin ideologi

marxisme-komunisme yang dikembangkan dan dipraktekkan dalam ideologi

modern (komunisme-atheisme) dengan menegakkan kedaulatan negara

(etatisme), totalitarianisme dan authoritarianisme (otoriter) ---sebagaimana

ditegakkan dalam sistem negara marxisme-komunisme-atheisme--- melalui

 berbagai revolusi.

Demikian secara ringkas proses adopsi (baca: penjiplakan) filsafat

idealisme Hegel menjadi ideologi materialisme-komunisme (Marxisme-

komunisme).

Karl Marx, sebagai murid yang cerdas kemudian "mengembangkannya"

menjadi teori dialektika-historis-materialisme. Inti ajarannya ialah bahwa semua

kehidupan adalah hasil proses dialektika materialisme: = struggle for life; ……

 survival of the fittest . Maknanya, secara sosial, ekonomi dan politik maka yang berjaya ialah yang kuat dan menang!

Kekuatan dan kejayaan itu berkat kesatuan (kolektivisme) manusia….

melawan mereka yang menguasai prasyarat kehidupan (= ekonomi dan politik).

Karl Marx juga mengajarkan kesatuan manusia terhimpun dalam satu partai

(politik) dibawah kepemimpinan tunggal (sang pemimpin). Inilah teori

kedaulatan negara yang di dalam praktek ditegakkan oleh kedaulatan partai 

(partai komunis sebagai partai negara) di bawah komando ketua partai

(merangkap kepala negara). Semua warga negara adalah warga partai; demi

Laboratorium Pancasila UM (MNS)14

Page 15: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 15/23

 

kesetiaan tunggal kepada partai dan negara mereka secara dogmatis membela dan

memperjuangkan ideologi komunisme bagi bangsa-bangsa (Commintern Pact )

dengan these merebut kekuasaan yang selama ini dimiliki dan dikuasai oleh

kaum kapitalis (kaum modal, borjuis, feodal) yang dengan kapital itu mereka

menindas kaum buruh (rakyat, proletar) akibat penguasaan (penjajahan,

imperialisme).

Asas dan doktrine komunisme: tujuan menghalalkan cara. Metode

 perjuangan ialah menerapkan asas thesis x antithesis, dalam praktek politik 

 polarisasi dan dialektis; yakni pertentangan kelas (kelas rakyat…… x kelas

kapitalis, kaya, elite, ningrat). Wawasan nasional digusur menjadi wawasan

internasional .

Jadi, teori dan praktek marxisme-komunisme samasekali tidak 

mengormati dan menjamin HAM individu manusia; hanya menegakkan

kedaulatan negara melalui praktek totalitarianisme. Maka, fenomena sosial

 politik di negara-negara komunis……mulai menegakkan asas "normatif"

atheisme dan tujuan menghalalkan cara…..negara ---melalui sang diktator---

menindas rakyatnya demi kekuasaan…..! (pemujaan e t a t i s m e ).

Fenomena demikianlah yang telah meruntuhkan negara adidaya tirai besi 

Unie Soviet ---menjadi berbagai negara kecil, kembali kepada ethnocentris

 primordial prarevolusi 17 Oktober 1917---; diikuti dengan runtuhnya tembok 

Berlin ---dan menyatukan German Timur dan Barat---.

Hanya dogmatisme, irrasionalisme dan fanatisme sebagian manusia di

dunia modern ini, yang tidak mendapat hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa akan

tetap membela marxisme-komunisme-atheisme…..yang justru tidak mengakui

HAM! Perhatikan dan hayati bagaimana sejarah revolusi komunisme di dunia,khususnya dalam NKRI ( pemberontakan PKI 18 September 1948 dan

G30.S/PKI 30 September 1965). Demi integritas sistem kenegaraan Pancasila – 

UUD 45, bangsa Indonesia dan elite reformasi berkewajiban meningkatkan

kewaspadaan nasional !

 B. Filsafat Pancasila Sebagai Ideologi Nasional (Indonesia)

Ditempa perjuangan melawan kolonialisme-imperialisme, the founding

fathers (istimewa PPKI) dengan kearifan – kepemimpinan – kenegarawanan

Laboratorium Pancasila UM (MNS)15

Page 16: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 16/23

 

mereka dengan musyawarah mufakat menetapkan sistem kenegaraan Pancasila

sebagai jabaran fungsional filsafat Pancasila. Kenegarawanan pendiri negara

terbukti dengan keunggulan sistem kenegaraan (sistem ideologi Pacasila) sebagai

terjabar dalam UUD Proklamasi 1945 dengan berbagai keunggulannya, terutama:

1. Keunggulan mental-moral Pancasila, sebagai terpancar dari identitas-

integritas martabatnya sebagai sistem filsafat theisme-religious (=

monotheisme-religious). Keunggulan ini inherent dengan kodrat potensi

martabat kerokhanian manusia; karenanya nilai fundamental ini sepanjang

sejarah kemanusiaan yang beradab dan bermartabat akan senantiasa tegak 

sebagai kekuatan mental-moral nasional .……lebih-lebih berkat

 pengayoman Allah Yang Maha Berdaulat, Ar Rahman-Ar Rahim.

2. Keunggulan kultural konstitusional, mulai nilai-nilai budaya luhur bangsa

(rukun, kekeluargaan, gotong royong, tepa selira/toleransi) ditegakkan dalam

sistem NKRI (negara bangsa, nation state), wawasan nasional dan wawasan

nusantara…….sebagai:

a. negara berkedaulatan rakyat (= demokrasi berdasarkan budaya

dan moral Pancasila); bukan demokrasi liberal, bukan demokrasi

rakyat…..

 b. negara hukum (Rechtsstaat) dengan menegakkan asas supremasi

hukum demi keadilan (= keadilan yang dijiwai sila I demi sila II, IV dan

V) oleh semua untuk semua (= oleh bangsa Indonesia, demi rakyat

Indonesia dan kemanusiaan yang adil dan beradab).

c.  Keadilan sosial sebagai asas ekonomi kerakyatan (= demokrasi

ekonomi), yang dikembangkan melalui UUD 45 pasal 33 (baik koperasi,

maupun BUMN)........

Tegasnya, sistem kenegaraan Pancasila tegak dan dikembangkan

 berdasarkan asas-asas fundamental filosofis-ideologis dan konstitusional 

 Indonesia.

Sejarah merekam, PPKI tanpa studi banding , kemudian menjiplak 

 beberapa komponen keunggulan sistem filsafat bangsa negara lain, sebagai NKRI

 berdasarkan UUD 45 ---yang sekarang oleh reformasi dianggapout of date

---.

Sebaliknya, reformasi dengan keyakinan makin modern, melalui berbagai studi

Laboratorium Pancasila UM (MNS)16

Page 17: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 17/23

 

 banding atas negara dan ideologi modern, kemudian mengakomodasi di dalam

amandemen UUD 45 ternyata amat memprihatinkan! Mengapa?

Perlu dievaluasi dan direnungkan: adopsi berbagai sistem kenegaraan

modern tersebut samasekali belum menjamin keunggulannya! Karena, sosio-

 psikologis, sosio-kultural, sosio-politik dan asas fundamental filosofis-ideologis

Pancasila sungguh-sungguh berbeda dan u n i k ! Identitas, integritas dan hakikat

 bangsa dan SDM Indonesia dengan semua tatanan nilai yang diwarisinya rupanya

samasekali tidak dihayati ---tidak disyukuri dan dibanggakan--- oleh generasi

reformasi ini……. Semoga, kita semua tidak arrogan, tidak takabbur; dan semoga

tidak kuwalat dengan pendahulu kita……..lebih-lebih tidak dihukum oleh Allah

Yang Maha Kuasa (karena kita menyimpang; menerima neo-liberalisme,

anarchisme, sekularisme, individualisme-materialisme bahkan atheisme)!

------------------------------------- --------------------------

C. Fenomena Dalam Reformasi (NKRI Pasca Amandemen UUD 45)

Motivasi reformasi patut diragukan sebagai perjuangan pengabdian demi

terwujudnya cita-cita Proklamasi sebagai cita-cita nasional ---ternyata banyak 

elite reformasi "berjuang" merebut posisi RI-1---.

Mulai krisis multidimensional yang tak kunjung teratasi, ditambah

 berbagai bencana alam; dilengkapi dengan konflik horisontal dan

anarchisme…..berpuncak dengan "buah" praktek demokrasi liberal ---pilkada

menghasilkan anarchisme--- sampai amandemen UUD 45 yang amat 

kontroversial .

Beberapa fakta berikut kiranya menjadi renungan evaluasi nasional,evaluasi diri (mawas diri) bagi kita semua……..sampai hujatan adanya

 pelanggaran HAM berat yang memberikan justifikasi berkembangnya gerakan

neo-komunisme……….! (Semoga Allah Yang Maha Rahman senantiasa

mengayomi bangsa dan NKRI berdasarkan Pancasila – UUD 45). Amien.

1. Amandemen UUD 45………sebagai pengakuan dan sikap menganggap UUD

Proklamasi 1945 tidak sesuai dengan zaman modern…….perlu diadakan

 perubahan!

Laboratorium Pancasila UM (MNS)17

Page 18: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 18/23

 

Ternyata, perubahan bukan menjadi lebih baik………melainkan amburadul,

 penuh kontroversial antar kelembagaan tinggi negara: DPR x DPD; MA x

KY; bahkan sekarang MA x KY x MK………

2. Pemujaan HAM dan kebebasan………..praktek demokrasi liberal…….

Fenomena: anarchisme dalam masyarakat………korupsi makin meningkat

dan merata.

3. Kebebasan yang bermuara kepada disintegrasi bangsa……..sampai

melupakan dasar negara Pancasila sebagai ideologi nasional

Pancasila……….sehingga berbagai ideologi berkembang; semuanya

mengancam eksistensi dan integritas NKRI………. Pendukung "ideologi"

non-ideologi Pancasila berjuang demi cita-cita mereka. Tindakan demikian

menunjukkan tidak ada kesetiaan untuk membela ideologi nasional; bermakna

tidak membela sistem kenegaraan Pancasila (NKRI); karenanya dapat

dianggap separatisme ideologi  ---praktek separatisme!---. Jadi, sesungguhnya

mendirikan negara di dalam negara Proklamasi (NKRI).

Memorandum A

Untuk menegakkan amanat asas imperatif konstitusional UUD 1945 mulai nilai 

 filosofis-ideologis dan UUD 45 seutuhnya, semua warga negara berkewajiban

menyatakan sumpah kesetiaan nasional kepada:

1.  Dasar negara Pancasila (= filsafat negara, ideologi nasional);

2. UUD Negara 1945 (= konstitusi Proklamasi).

Kesetiaan nasional ini dapat teruji dan terukur secara normatif nasional dalam

 berbagai orsospolbud dan perjuangannya, terutama:a. Sudahkah tiap manusia warga negara RI s e t i a (loyal, memiliki komitmen

nasional) terpercaya kepada dasar negara Pancasila seutuhnya sebagai

SDM manusia warga negara Indonesia, bhayangkari ideologi Pancasila.

 b. Sudahkah setiap warga negara Indonesia setia menegakkan asas

konstitusional dalam UUD 45, khususnya sila I dalam pasal 29 (1) dan (2).

Laboratorium Pancasila UM (MNS)18

Page 19: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 19/23

 

Praktek sosial politik mereka senantiasa dapat dipertanggungjawabkan

secara melembaga kepada negara (kelembagaan yang akan ditetapkan oleh

negara).

Memorandum B 

Semua komponen bangsa berkewajiban waspada terhadap tantangan neo-

liberalisme, neo-komunisme yang makin dinamis dalam era postmodernisme

dengan meningkatkan kewaspadaan nasional.

Berbagai slogan politik: demi kebebasan, demokrasi dan HAM dalam

globalisasi, liberalisasi dan postmodernisme ---yang menggoda dan melanda---

dapat dihadapi secara normatif, rasional dan fungsional berdasarkan kaidah

fundamental NKRI (ideologi Pancasila dan UUD Proklamasi).

Politik neo-liberalisme bermuara neo-supraimperialisme (yang

berwatak : kebebasan, individualisme, materialisme, sekularisme) s a m a

 berbahayanya dengan neo-komunisme (yang berwatak : internasionalisme/

commintern pact, materialisme, etatisme, totalitarianisme dan atheisme)!

Tegasnya, mereka langsung atau tidak langsung mengancam integritas sistem

kenegaraan NKRI berdasarkan Pancasila – UUD 45; sekaligus mengancam

integritas mental-moral kepribadian manusia (SDM) Indonesia sebagai

bhayangkari Pancasila dan SDM Pancasilais.

Slogan politik demi kebebasan dan demokrasi sebagai propaganda politik 

untuk kepentingan mereka. NKRI berdasarkan Pancasila – UUD 45 dengan

sistem kenegaraan Pancasila senantiasa menegakkan kedaulatan rakyat, negarahukum dan HAM berdasarkan filsafat Pancasila. Jadi, rakyat Indonesia

hendaknya tidak usah tergoda dan terlanda dengan propaganda dan provokasi

hampa mereka! ( Ingat : tujuan akhir mereka………. apa sesungguhnya).

Semoga tokoh-tokoh reformasi merenungkan kembali ………..apakah

 pengabdiannya melalui reformasi ini dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat

dan bangsa Indonesia; dan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

V. MEMORANDUM NASIONAL

Laboratorium Pancasila UM (MNS)19

Page 20: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 20/23

 

Menghayati analisis filosofis-ideologis dan konstitusional, serta

menyaksikan fenomena era reformasi ---sekaligus dinamika globalisasi-

liberalisasi-neoliberalisme-postmodernisme…… yang bermuara neo dan

 supraimperialisme, kita berkewajiban memantapkan tekad nasional untuk tetap

setia menegakkan sistem kenegaraan Pancasila sebagai integritas negara

 Proklamasi NKRI berdasarkan Pancasila – UUD 45. Memorandum Nasional

mengingatkan semua komponen bangsa untuk meningkatkan kewaspadaan

nasional atas tantangan eksternal dan internal, yang dapat meruntuhkan NKRI!

Memperhatikan masalah fundamental dan tantangan nasional dalam

 Memorandum A dan Memorandum B sebagai penegak  sistem kenegaraan

 Pancasila (= membudayakan filsafat Pancasila sebagai ideologi nasional ) kita

 berkewajiban menggalang kesatuan nasional , terutama melalui gerakan

nasional untuk meningkatkan ketahanan (mental) nasional dan kewaspadaan

nasional dengan menghimpun potensi dan antar komponen bangsa, untuk secara

 sinergis menegakkan sistem kenegaraan Pancasila sebagaimana mestinya.

Tekad nasional ini dipelopori dan ditegakkan oleh komponen-komponen:

1. Pemimpin-pemimpin nasional (Ketua-ketua Lembaga Tinggi 

 Negara)

2. Para pakar hukum dan politik.

3. Para cendekiawan, terutama cendekiawan muslim.

4. Para budayawan dan agamawan.

5. Para ulama, terutama organisasi Islam terbesar: NU dan

 Muhammadiyah bersama organisasi keagamaan lain.

Untuk secara melembaga membudayakan:  Dasar Negara Pancasila sebagai

 sistem filsafat dan sistem ideologi nasional yang dijiwai sila I (theisme-religious); menegakkan asas kerokhanian bangsa dengan menegakkan asas

konstitusional UUD 45 pasal 29, sebagai kubu dan benteng terpercaya sistem

kenegaraan Pancasila ---sistem filsafat dan ideologi Pancasila---.

 Nilai-nilai dalam Memorandum Nasional  ini dilaksanakan secara

melembaga lintas kelembagaan, yang berfungsi sinergis, meliputi:

1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI;

2. Lemhannas;

3. Komnas HAM;

Laboratorium Pancasila UM (MNS)20

Page 21: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 21/23

 

4. LIPI;

5. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga;

6. Departemen Agama;

7. Menteri Negara Komunikasi dan Informasi.

Lintas kelembagaan negara demikian diharapkan pembudayaan filsafat Pancasila

dan ideologi nasional Pancasila dapat terjamin.

 A. Memorandum Perlunya dan Syarat KKR

Fenomena sosial politik dan ekonomi NKRI era reformasi amat sangat

memprihatinkan, karena cukup menyimpang dengan mempraktekkan ideologi

neo-liberalisme……….mulai multi partai………sampai mulai berkembangnya

 paham sekularisme, materialisme, dan atheisme. Sadarkah kita dalam kebebasan

yang kita "puja" pada akhirnya dapat meruntuhkan kebebasan nasional bangsa

Indonesia. Ungkapan: democracy never let any ideology…..to kill democracy (di

USA juga komunisme tidak dibebaskan untuk membunuh demokrasi!)

Secara khusus kami juga menghimbau kepada lembaga-lembaga tinggi

negara untuk merenungkan kebenaran dan urgensi UU No. 27 tahun 2004 tentang

 Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi , demi integritas sistem filsafat dan ideologi

nasional Pancasila dan sistem kenegaraan Pancasila.

Sesungguhnya, kebenaran dalam NKRI hanya valid dalam integritas

kebenaran agama, kebenaran Pancasila dan UUD 45 seutuhnya. Golongan

apapun dalam NKRI yang bertentangan dengan asas kebenaran dimaksud, secara

a priori telah melanggar kebenaran dan atau tidak memiliki asas dan kaidah

kebenaran.

UUD 45 Amandemen Pasal 1 (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar 1945.

Makna normatif konstitusional dimaksud maka MPR bukanlah lembaga

negara tertinggi; melainkan "hanya" lembaga tinggi negara ---sejajar dengan

 berbagai lembaga tinggi negara lainnya---. Berdasarkan makna konstitusional ini,

maka MPR RI berdasarkan UUD Amandemen tidak memiliki wewenang dan

otoritas untuk mencabut Tap MPRS/MPR RI --karena kedudukannya demikian--.

Artinya, hanya MPR RI berdasarkan UUD 45 pasal 1 (pra-amandemen) yang

memiliki otoritas sebagai lembaga tertinggi negara. Jadi, Tap MPRS No.

Laboratorium Pancasila UM (MNS)21

Page 22: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 22/23

 

XXV/MPRS/1966 tidak mungkin lagi dicabut ! Sebab, memberi kebebasan

 berkembangnya marxisme-komunisme-atheisme adalah memberi legalitas:

separatisme ideologi dan atau tindakan makar : mendirikan negara (berdasarkan

ideologi……….) di dalam negara (NKRI sebagai negara Pancasila).

 B. Membina Subyek SDM Pancasilais

Kebijaksanaan, strategi dan program nasional pembudayaan dasar negara

Pancasila dan ideologi nasional, dipercayakan kepada antar kelembagaan

dimaksud (setelah ditetapkan melalui Undang Undang atau Keppres) demi

terbinanya manusia unggul-terpercaya subyek SDM Pancasilais.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa mengayomi sistem

kenegaraan Pancasila, NKRI berdasarkan Pancasila – UUD 45, dan memberkati

SDM Pancasilais unggul-terpercaya sebagai bhayangkari filsafat dan ideologi

Pancasila. Amien.

Malang, 17 September 2006

Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (UM)

Ketua,

Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH

 NIP 130220550

BACAAN

Bodenheimer, Edgar 1962:  Jurisprudence the Philosophy and Methode of the

 Law , Massachusetts, Harvard University Press.

Kartohadiprodjo, Soediman, 1983:   Beberapa Pikiran sekitar Pancasila,

(Cetakan ke-4), Bandung, Penerbit Alumni.

Kelsen Hans, 1973: General Theory of Law and State, New York, Russel &

Russel.

McCoubrey & Nigel D White 1996: Textbook on Jurisprudence (second

edition), Glasgow, Bell & Bain Ltd.

Mohammad Noor Syam 2000:   Penjabaran Fislafat Pancasila dalam Filsafat 

 Hukum (  sebagai Landasan Pembinaan Sistem Hukum Nasional ),disertasi edisi II, Malang, Laboratotium Pancasila.

Laboratorium Pancasila UM (MNS)22

Page 23: NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006

5/13/2018 NKRI.sebagai.sistem.kenegaraan PEPABRI Jkt 11 2006 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nkrisebagaisistemkenegaraan-pepabri-jkt-11-2006 23/23

 

----------------------- 2000:   Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia

(Wawasan Sosio-Kultural, Filosofis dan Konstitusional), edisi II,

Malang Laboratorium Pancasila.

 Notonagoro, 1984: Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta, PT Bina Aksara.Soejadi, 1999:   Pancasila Sebagai Sumber Tertib Hukum Indonesia,

Yogyakarta, Lukman Offset.

UUD Proklamasi 1945 (dan UUD 45 Amandemen).

Laboratorium Pancasila UM (MNS)23